bab ii pegertian dan perlindungan hukumterhadap anak ... ii.pdf1.1 pengertian anak berbicaran...

24
BAB II PEGERTIAN DAN PERLINDUNGAN HUKUMTERHADAP ANAK SEBAGAI KORBAN KEKERASAN 1.1 Pengertian Anak Berbicaran tentang anak dan perlindungan tidak akanpernah berhenti sepanjang sejarah kehidupan, karena anak adalah generasi penerus bangsa dan penerus pembangunan, yaitu generasi yang di persiapkan sebagai subjek pelaksana pembangunan yang berkelanjutan dan pemegang ke adilan masa depan suatu negara, tidak kecuali di Indonesia. Perlindungan anak di Indonesia berarti melindungi potensi sumber daya insani dan membangun manusia Indonesia seutuhnya, menuju masyarakat yang adil dan makmur, materil spiritual berdasarkan pancasila dan UUD 1945. Upaya-upaya perlindungan anak harus telah dimulai sedini mungkin, agar kelak dapat berpastisipasi secara optimal bagi pembangunan bangsa dan negara. Dalam Pasal 2 (3) dan (4) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak, di tentukan bahwa: “Anak berhak atas pemeliharaan dan perlindungan baik semasa kandungan maupun sesudah di lahirkan. Anak berhak atas perlindungan-perlindungan hidup yang dapat membahayakan atau menghambat pertumbuhan dan perkembangan dengan wajar. Kedua ayat tersebut memberikan dasar pemikiran bahwa perlindungan anak dimaksudkan mengupayakan perlakuan yang benar dan adil, untuk mencapai kesejahteraan anak. 18

Upload: trantu

Post on 12-Aug-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II PEGERTIAN DAN PERLINDUNGAN HUKUMTERHADAP ANAK ... II.pdf1.1 Pengertian Anak Berbicaran tentang anak dan perlindungan tidak akanpernah berhenti sepanjang sejarah kehidupan, karena

BAB II

PEGERTIAN DAN PERLINDUNGAN HUKUMTERHADAP ANAK

SEBAGAI KORBAN KEKERASAN

1.1 Pengertian Anak

Berbicaran tentang anak dan perlindungan tidak akanpernah berhenti

sepanjang sejarah kehidupan, karena anak adalah generasi penerus bangsa dan

penerus pembangunan, yaitu generasi yang di persiapkan sebagai subjek

pelaksana pembangunan yang berkelanjutan dan pemegang ke adilan masa depan

suatu negara, tidak kecuali di Indonesia. Perlindungan anak di Indonesia berarti

melindungi potensi sumber daya insani dan membangun manusia Indonesia

seutuhnya, menuju masyarakat yang adil dan makmur, materil spiritual

berdasarkan pancasila dan UUD 1945.

Upaya-upaya perlindungan anak harus telah dimulai sedini mungkin, agar

kelak dapat berpastisipasi secara optimal bagi pembangunan bangsa dan negara.

Dalam Pasal 2 (3) dan (4) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun

1979 tentang Kesejahteraan Anak, di tentukan bahwa: “Anak berhak atas

pemeliharaan dan perlindungan baik semasa kandungan maupun sesudah di

lahirkan. Anak berhak atas perlindungan-perlindungan hidup yang dapat

membahayakan atau menghambat pertumbuhan dan perkembangan dengan

wajar”. Kedua ayat tersebut memberikan dasar pemikiran bahwa perlindungan

anak dimaksudkan mengupayakan perlakuan yang benar dan adil, untuk mencapai

kesejahteraan anak.

18

Page 2: BAB II PEGERTIAN DAN PERLINDUNGAN HUKUMTERHADAP ANAK ... II.pdf1.1 Pengertian Anak Berbicaran tentang anak dan perlindungan tidak akanpernah berhenti sepanjang sejarah kehidupan, karena

Perlu diketahui bahwa sebenarnya citra dan pengertian tentang manusia

dan kemanusian merupakan faktor yang dominan dalam menghadapi dan

penyelesaian permasalahan perlindungan terhadap anak yang merupakan

permasalahan kehidupan manusia juga. Disini yang manjadi objek dan subjek

pelayan dan kegiatan perlindungan anak sama-sama mempunyai hak-hak dan

kewajiban ; motivasi sesorang untuk ikut serta secara tekun dan gigih dalam setiap

kegiatan perlindungan anak; pandangan bahwa setiap anak itu wajar dan berhak

mendapatkan perlindungan mental, fisik, dan sosial dari orang tua, anggota

masyarakat dan Negara.1

Perlindungan terhadap anak pada suatu masyarakat bangsa,merupakan

tolak ukur peradaban bangsa tersebut, kegiatan perlindungan hukum merupakan

suatu tindakan hukum yang berkaitan dengan hukum oleh karena itu di perlukan

adanya jaminan hukum bagi kegiatan tentang perlindungan anak.2 Kepastian

hukum perlu diusahakan demi kegiatan kelangsungan perlindungan anak dan

mencegah terjadinya penyelewengan yang membawa akibat negatip anak. Untuk

itu kegiatan perlindungan anak setidaknya memiliki dua aspek. Aspek pertama

berkaitan dengan kebijakan dan peraturan perundang-undangan yang mengatur

mengenai perlidungan hak-hak anak. Aspek kedua menyangkut pelaksanaan

kebijakan dan peraturan tersebut.

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), anak adalah

keturunan kedua. Dalam konsideran UU No. 23 Tahun 2002 sudah dirubah

dengan UU No. 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak, dikatakan bahwa

1Nashriana, 2011, Perlindungan Hukum Pidana Bagi Anak Di Indonesia, Rajawali Peres,

Jakarta,h. 2. 2Ibid,h. 3.

Page 3: BAB II PEGERTIAN DAN PERLINDUNGAN HUKUMTERHADAP ANAK ... II.pdf1.1 Pengertian Anak Berbicaran tentang anak dan perlindungan tidak akanpernah berhenti sepanjang sejarah kehidupan, karena

anak adalah amanah dari karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang dalam dirinya

melekat harkat dan martabat sebagai manusia seutuhnya. Lebih lanjut dikatakan

bahwa anak adalah tunas potensi, dan generasi muda penerus cita-cita perjuangan

bangsa memiliki peran strategis dan mempunyai ciri dan sifat khusus yang

menjamin kelangsungan eksistensi bangsa dan Negara pada masa depan. Oleh

karena itu agar setiap anak kelak mampu memikul tanggung jawab tersebut, maka

ia perlu mendapatkan kesempatan seluas-luasnya untuk tumbuh secara optimal,

baik fisik ataupun mental maupun sosial, maupun perlu dilakukan upaya

perlindungan serta untuk menunjukan kesejahteraan anak dengan memberikan

jaminan terhadap pemenuhan hak-haknya serta adanya perlakuan tanpa

diskriminasi.

Dari penjelasan tersebut, dapat diketahui bahwa pembuat undang-undang

(DPR dan Pemerintah) memiliki politik hukum yang responsif terhadap

perlindungan anak. Anak ditempatkan pada posisi yang mulai sebagai amanah

Tuhan Yang Maha Esa yang memiliki peran strategis dalam menjamin

kelangsungan eksistensi Negara ini. Melalui UU No. 23 Tahun 2002 sudah

dirubah menjadi UU No. 35 Tahun 2014 tersebut, jaminan hak anak

dilindungi,bahkan dibentuk Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) yang

memiliki tanggung jawab untuk meningkatkan efektivitas perlindungan anak.

Betapa pentingnya posisi anak bagi bangsa ini, menjadikan kita harus

bersikap responsif dan progresif dalam menata peraturan perundang-undangan

yang berlaku. Apabila kita melihat difinisi anak sebagaimana diungkapkan di atas,

kita dapat bernafas lega karena dipahami secara komprehensif. Namun, untuk

Page 4: BAB II PEGERTIAN DAN PERLINDUNGAN HUKUMTERHADAP ANAK ... II.pdf1.1 Pengertian Anak Berbicaran tentang anak dan perlindungan tidak akanpernah berhenti sepanjang sejarah kehidupan, karena

menentukan batas usia dalam hubungannya adalah difinisi anak, maka kita akan

mendapatkan berbagai macam batasan usia anak misalnya :

1. Undang-undang No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan. Berdasarkan

ketentuan Pasal 47 ayat (1) dan Pasal 50 ayat (1) UU No. 1Tahun 1974, maka

batasan untuk tersebut anak adalah belum mencapai 18 (delapan belas) tahun

atau belum pernah melangsungkan perkawinan.

2. Undang-undang No. 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak. Menurut

ketentuan Pasal 1 ayat (2) UU No. 4 Tahun 1979, maka anak adalah seseorang

yang belum mencapai 21 tahun dan belum pernah kawin.

3. Udang-undang No. 3 Tahun tentang Pengadilan Anak mendefinisikan anak

adalah orang yang dalam perkara anak nakal telah berusia delapan tahun,

tetapi belum mencapai 18 tahun dan belum pernah kawin.

4. Undang-undang No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia. Dalam Pasal

1 sub 5 menyebutkan bahwa anak adalah seseorang yang belum berusia 18

tahun dan belum pernah menikah, termasuk anak yang masih dalam

kandungan apabila hal tersebut demi kepentingannya.

5. Undang-undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan membolehkan

usia bekerja 15 tahun.

6. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasiolal

memberlakukan Wajib belajar 9 Tahun, yang dikonotasikan menjadi anak

berusia 7 sampai 15 tahun.

Berbagai macam definisi tersebut, menunjukkan adanya disharmonisasi

perundang-undangan yang ada. Sehingga, pada peraktiknya di lapangan akan

bayak kendala yang terjadi akibat dari perbedaan tersebut. Sementara itu,

Page 5: BAB II PEGERTIAN DAN PERLINDUNGAN HUKUMTERHADAP ANAK ... II.pdf1.1 Pengertian Anak Berbicaran tentang anak dan perlindungan tidak akanpernah berhenti sepanjang sejarah kehidupan, karena

mengacu pada Konvensi PBB tentang Hak Anak (Convention no the Right of the

Child), maka definisi “Anak berati setiap manusia di bawah umur 18

tahun,kecuali menurut undang-undang yang berlaku pada anak, kedewasaan di

capai lebih awal”. Untuk itu, UU No. 23 Tahun 2002 sudah dirubah menjadi UU

No. 35 Tahun 2014 tentang Perlidungan Anak memberikan definisi anak adalah

seorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih

dalam kandungan.

Hadi Supeno mengungkapkan bahwa semestinya setelah lahir UU

Perlindungan Anak yang dalam hukum dikatagorikan sebagai lek

specialist, semua ketentuan lainnya tentang definisi anak harus

disesuaikan, termasuk kebijakan yang dilahirkan serta berkaitan dengan

pemenuhan hak anak. Hal tersebut, karena memang sudah seharusnya

peraturan perundang-undangan yang ada memiliki satu definisi sehingga

tidak akan menimbulkan tumpang tindih peraturan perundang-undang.

Untuk itu, UU Perlindungan Anak memang menjadi penentuan kebijakan

yang berhubungan dalam pemenuhan hak anak.3

Pengertian Anak menurut hukum secara umum dikatakan anak adalah

seorang yang dilahirkan dari perkawinan antara seseorang perempuan dengan

seorang laki-laki. Anak juga merupakan cikal bakal lahirnya suatu generasi baru

yang merupakan penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber daya manusia

bagi pembangunan nasional. Anak adalah asset bangsa. Semakin baik

keperibadian anak sekarang maka semakin baik pula kehidupan masa depan

bangsa. Begitu pula sebaliknya, Apabila keperibadian anak tersebut buruk maka

akan buruk pula kehidupan bangsa yang akan datang. Pada umumnya orang

berpendapat bahwa masa kanak-kanak merupakan masa yang panjang dalam

rentang kehidupan. Bagi kehidupan anak, masa kanak-kanak seringkali dianggap

3Hadi Supeno, 2010, Kriminalisasi Anak Tawaran Gagasan Radikal Peradilan Anak

Tanpa Pemidanaan, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, h. 41.

Page 6: BAB II PEGERTIAN DAN PERLINDUNGAN HUKUMTERHADAP ANAK ... II.pdf1.1 Pengertian Anak Berbicaran tentang anak dan perlindungan tidak akanpernah berhenti sepanjang sejarah kehidupan, karena

tidak ada akhirnya, sehingga mereka tidak sabar menunggu saat yang didambakan

yaitu pengakuan dari masyarakat bahwa mereka bukan lagi anak-anak tapi orang

dewasa.4

Dalam pemaknaan yang umum mendapat perhatian tidak saja dalam

bidang ilmu pengetahuan (the body of knowledge) tetapi dari sisi pandang

kehidupan. Misalnya agama, hukum dan sosiologi menjadikan pengertian anak

semakin rasional dan aktual dalam lingkungan sosial. Untuk meletakan anak

kedalam ruang lingkup untuk menggolongkan status anak tersebut. Unsur-unsur

tersebut adalah sebagai berikut: Unsur internal pada diri anak. Subjek Hukum:

sebagai manusia anak juga digolongkan sebagai yang terkait dalam ketentuan

peraturan perundang-undangan. Ketentuan dimaksud diletakkan pada anak dalam

golongan orang yang belum dewasa, seseorang yang berada dalam perwalian,

orang yang tidak mampu melakukan perbuatan hukum. Ketentuan hukum atau

persamaan kedudukan dalam hukum (equality before the low) dapat memberikan

legalitas formal terhadap anak sebagai seorang yang tidak mampu untuk berbuat

peristiwa hukum yang ditentukan oleh ketentuan peraturan-peraturan hukum itu

sendiri, atau meletakan ketentuan hukum yang memuat perincian tentang

klasifikasi kemampuan dan kewenangan berbuat. Hak-hak yang diberikan Negara

atau pemerintah yang timbul dari UUD dan peraturan perundang-undangan.

Untuk dapat memahami pengertian tentang anak itu sendiri sehingga mendekati

makna yang benar, diperlukan suatu pengelompokan yang dapat dilihat dari

berbagai aspek kehidupan, yaitu aspek agam, ekonomi, sosiologis dan hukum.

4

www. andibooks. wordpress. com. Definisi-anak. Selasa,15 Mei 2012. 08:23:01

Page 7: BAB II PEGERTIAN DAN PERLINDUNGAN HUKUMTERHADAP ANAK ... II.pdf1.1 Pengertian Anak Berbicaran tentang anak dan perlindungan tidak akanpernah berhenti sepanjang sejarah kehidupan, karena

1.2 Hak-Hak Anak

Anak adalah generasi penerus yang akan datang. Baik buruknya masa

depan bangsa tergantung pula padabaik buruknya kondisi anak pada sat ini.

Berkaitan dengan hal tersebut, maka perlakuan terhadap anak dengan cara yang

baik adalah kewajiban kita bersama, agar ia bisa tumbuh berkembang dengan baik

dan dapat menjadi pengembang peradapan bangsa ini. Berkaitan dengan

perlakuan terhadap anak tersebut, maka penting bagai kita mengetahui hak-hak

anak.

Anak tetaplah anak, dengan segala ketidak mandiriaan yang ada mereka

sangat membutuhkan perlinsungan dan kasih sayang dari orang dewasa di

sekitarnya. Anak mempuyai berbagai hak yang harus diimplementasaikan dalam

kehidupan dan penghidupan mereka. Maka sebagaimana telah disebutkan, upaya

perlindungan hak-hak anak di Indonesia telah diatur dalam UUD 1945 Pasal 28B

ayat (2). 5 Sebagaimana telah di sebutkan di atas, juga dalam UU No. 39 Tahun

1999 tentang HAM, dan UU No. 23 Tahun 2002 sudah dirubah menjadi UU No.

35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak. Berdasarkan Konvensi hak-hak Anak,

hak-hak anak secara umum dan dapat dikelompokan dalam 4 (empat) katagori

hak-hak anak antara lain6:

A. Hak untuk kelangsungan hidup (The Righ To Survival) yaitu hak untuk

melestaraikan dan mempertahankan hidup (The Righ of live) dan hak untuk

memperoleh setandar kesehatan tertinggi dan perawatan yang sebaik-baiknya.

Hak ini antara lain :

5Pasal 28B ayat (2) UUD 1945.

6Mohammad Joni dan Zulchaina Z Tanamas, 1999, Aspek Hukum Perlindungan Anak

dalam Perspektif Konvensi Hak Anak, Bandung: Citra Aditya Bakti,op. cit. h. 35.

Page 8: BAB II PEGERTIAN DAN PERLINDUNGAN HUKUMTERHADAP ANAK ... II.pdf1.1 Pengertian Anak Berbicaran tentang anak dan perlindungan tidak akanpernah berhenti sepanjang sejarah kehidupan, karena

1. Hak anak untuk mendapat nama dan kewarganegaraan sejak dilahirkan.

2. Hak utuk hidup bersama orang tuanya, kecuali kalau hal ini dianggap tidak

sesuai dengan kepentingan terbaiknya.

3. Kewajiban Negara untuk melindungi anak-anak dari segala bentuk salah

perlakuan (absuse).

4. Hak anak-anak penyandang cacat (disabled) untuk memperoleh,

pendidikan, dan latihan khusus.

5. Hak anak untuk menikmati standar kehidupan yang memadai, dan

tanggung jawab utama orang tua, kewajiban Negara untuk memenuhinya.

6. Hak anak atas pendidikan dan kewajiban Negara untuk menjamin agar

pendidikan dasar disejiakan secara cuma-cuma dan berlaku wajib.

7. Hak anak atas perlindungan dari peyalahgunaan obat-obatan bius dan

narkotika.

8. Hak anak atas perlindungan eksplotasi dan penganiayaan seksual,

termasuk prostitusi dan keterlibatan dalam pornogrfi.

9. Kewajiban Negara untuk upaya guna mencegah penjualan,

penyelundupan, dan penculikan anak. 7

B. Hak terhadap perlindungan (Protection Rights) yaitu hak-hak dalam konvensi

hak anak yang meliputi hak perlindungan dari diskriminasi, tidak kekerasan

dan keterlantaran bagi anak yang tidak mempunyai keluarga bagi anak-anak

pengungsi. Hak ini terdiri atas dua katagori, antara lain:

1. Adanya larangan diskriminasi anak, yaitu nondiskriminasi terhadap hak-

hak anak, hak mendapat nama dan kewarganegaraan, dan hak anak

penyandang cacat.

2. Larangan eksploistasi anak, misalnya hak berkumpul dengan keluarganya,

kewajiban Negara untuk melindungi anak dari segala bentuk salah pelaku

oleh orangtua atau orang tua lain, Perlindungan anak yatim, kewajiban

Negara untuk melindungi anak-anak dari keterlibatan dalam pekerjaan

yang mengancam kesehatan, pendidikan dan untuk perkrmbangan anak,

larangan penyiksaan, perlakuan atau hukuman yang kejam, pidana mati,

seumur hidup,dan penahanan semena-mene. 8

C. Hak untuk tumbuh kembang (Development Rights) yaitu hak-hak anak dalam

konvensi Hak-Hak Anak yang meliputi segala bentuk pendidikan (formal dan

nonformal) dan hak untuk mencapai standar untuk kehidupan layak bagi

7Ibid. h. 36

8Ibid. h. 37

Page 9: BAB II PEGERTIAN DAN PERLINDUNGAN HUKUMTERHADAP ANAK ... II.pdf1.1 Pengertian Anak Berbicaran tentang anak dan perlindungan tidak akanpernah berhenti sepanjang sejarah kehidupan, karena

perkembangan fisik, mental, spiritual, normal dan sosial anak (the rights of

standart of living). Beberapa hak-hak untuk tumbuh kembang ini yaitu :

1. Hak untuk memperoleh informasi (the rights to information)

2. Hak memperoleh pendidikan (the rights to education)

3. Hak bermain dan rekreasi (the rights to play and recreation)

4. Hak berpastisipasai dalam kegiatan budaya (the rights to participation in

cultural activities)

5. Hak untuk kebebasan berpikir (conscience), dan beragama (the rights to

thought and religion)

6. Hak untuk pengembangan keperibadian (the rights to personality

development).

7. Hak untuk memproleh ideentitas(the rights to identity)

8. Hak memproleh kesehatan dan fisik (the rights to health and physical

development)

9. Hak untuk didengar pendapatnya (the rights to be heard)

10. Hak untuk/atas keluarga (the rights to family)9

D. Hak untuk berpartisipasi (Participation Rights), yaitu hak-hak nak yang

meliputi hak untuk menyatakan pendapat dalam segala hal yanag

mempengaruhi anak (the rights of a child to express her/his views freely in all

matters affecting the child). Hak untuk berpastisipasi juga merupakan hak

anak mengenai identitas budaya mendasar bagai anak, masa kanak-kanak dan

pengembangan keterlibatan di dalam masyarakat luas. Hak ini memberi

makna bahwa anak-anak ikut memberikan sumbanagan peran, antara lain:

1. Hak anak untuk berpendapat dan memperoleh pertimbangan atas

pendapatnya.

2. Hak anak untuk mendapatkan dam mengetahui informasi serta untuk

berekspresi.

3. Hak anak untuk berserikat dan menjalin hubungan untuk bergabung.

4. Hak anak untuk memperoleh akses informasi yang layak dan terlindung

dari informasi yang tidak sehat. 10

Dalam hukum positif Indonessia, perlindungan hukum perhadap hak-hak

anak dapat di temui di berbagai peraturan perundang-undangan seperti yang

9Ibid. h. 38

10

Ibid. h. 39

Page 10: BAB II PEGERTIAN DAN PERLINDUNGAN HUKUMTERHADAP ANAK ... II.pdf1.1 Pengertian Anak Berbicaran tentang anak dan perlindungan tidak akanpernah berhenti sepanjang sejarah kehidupan, karena

tertuang dalam. Undang-undang No. 23 tahun 2002 sudah dirubah dengan UU No.

35 Tahun 2014 tentang perlindungan anak dalam Pasal 4 – Pasal 18. Secara

rincian dapat dilihat pada yang berikut ini:

1. Setiap anak berhak untuk tumbuh dan berkembang dan berpasti sepasi

secara wajar sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta

mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.

2. Setiap anak berhak atas suatu nama sebagai indentitas diri dan setatus

kewarganegaraan.

3. Setiap anak berhak untuk beribadah menurut agamanya, berpikir dan

berekspresi sesuai dengan tingkat kecerdasan dan usianya,dalam

bimbingan orang tua.

4. Setiap anak berhak untuk mengetahui orang tuanya,di besarkan, dan

diasuh oleh orang tuanya sendiri.

5. Dalam hal karena suatu sebab orang tuanya tidak dapat menjamin

tumbuh kembang anak, atau anak dalam keadaan terlantar, maka anak

tersebut berhak diasuh atau diangkat sebagai anak asuh atau anak

angkat oleh orang tua lain sesuai dengan peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

6. Setiap anak berhak memperoleh pelayanan kesehatan dan jaminan

sosial sesuai dengan kebutuhan fisik, mental, spiritual, dan sosial.

7. Setiap anak berhak untuk mendapatkan pendidikan dan pengajaran

dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya

sesuai minat dan bakat.

8. Khususnya bagai anak menyadang cacat, juga berhak mendapatkan

pendidikan luar biasa sedangkan anak yang memiliki keunggulan juga

berhak mendapatkan pendidikan khusus.

9. Setiap anak berhak menyatakan dan didengar pendapatnya, menerima,

mencari, dan memberi informasi sesusi dengan kecerdasan dan usianya

demi pengembangan dirinya sendiri dengan nilai-nilai kesusilaan dan

kepatutan.

10. Setiap anak berhak untuk beristirahat dan memanfaatkan waktuluang

bergaul dengan anak yang sebab, bermain, berekereasi, dan berekereasi

sesuai dengan minat, bakat, dan tingkat kecerdasannya demi

pengembangan diri.

11. Setiap anak yang menyandang cacat berhak memperolah rehabilitas,

bantuan sosial, dan pemelihara taraf kesejahteraan sosial.

12. Setiap anak selama dalam pengasuhan orang tua, wali,atau pihak lain

mana puan yang bertanggung jawab atas pengasuhan, berhak

mendapat perlindungan dariperlakuan diskriminsi; eksploitasi, baik

ekonomi maupun seksul; penelantaran ; kekejaman, kekerasan, dan

penganiayaan, ketidak adilan dan perlakuan salah lainnya.

13. Setiap anak berhak untuk diasuh oleh orang tuanya sendiri ke cuali ada

alasan dan/atau aturan hukum yang sah menunjukan bahwa pemisahan

Page 11: BAB II PEGERTIAN DAN PERLINDUNGAN HUKUMTERHADAP ANAK ... II.pdf1.1 Pengertian Anak Berbicaran tentang anak dan perlindungan tidak akanpernah berhenti sepanjang sejarah kehidupan, karena

itu adalah demi kepentingan terbaik bagi anak-anaknya dan merupakan

pertimbangan terakrir.

14. Setiap anak berhak untuk memperoleh perlindungan dari

penyalahgunaan dalam kegiatan polotik pelibatan dalam sengketa

bersenjata; pelibatan dalam kerusuhan sosial; pelibatan dalam

peristiwa yang mengandung unsur kekerasan; dan pelibatan dalam

peperangan.

15. Setiap anak berhak memperoleh perlindungan dari sesuai

penganiayaan, penyiksaan, atau penjatuhan hukum yang tidak

manusiawi.

16. Setiap anak berhak untuk memperoleh kebebasan sesuai dengan

hukum.

17. Penangkapan, penahanan, atau tindak pidana penjara anak hanya

dilakukan apabila sesuai dengan hukum yang berlaku dan hanya di

lakukan sebagai upaya terakhir.

18. Setiap anak yang dirampas kebebasannya berhak; mendapatkan

perlakuan secara manusiawi dan penempatanny dipisahkan dari orang

dewasa; memproleh bantuan hukum atau bantuan lainnya secara

efektif dalam setiap tahapan upaya hukum yang berlaku dan membela

diri dan memperoleh keadilan di depan pengadilan anak yang objektif

dan tidak memihak dalam sidang tertutup untuk umum.

2.3 Pengertian Kekerasan

Kekerasan merupakan tindakan agresif dan pelanggaran (penyiksaan,

pemukulan, pemerkosaandan lain-lain) yang menyebabkan atau dimaksudkan

untuk menyebabkan penderitaan atau menyakiti orang lain,hingga batas tertentu

tindakan menyakiti binatang dapat dianggap sebagai kekerasan, tergantung pada

situasi dan nilai-nilai sosial. Istilah “kekerasan” juga mengandung kecenderungan

agresif untuk melakukan perilaku yang merusak. Kerusakan harta benda biasanya

dianggap masalah kecil dibandingkan dengan kekerasan terhadap orang.

Kekerasan pada dasarnya tergolong ke dalam dua bentuk kekerasan

sembarang, yang mencakup kekerasan dalam skala kecil atau yang tidak

terencanakan. Perilaku kekerasan semakin hari semakin nampak, sungguh sangat

mengganggu ketentraman hidup kita. Jika hal ini dibiarkan, tidak ada upaya

Page 12: BAB II PEGERTIAN DAN PERLINDUNGAN HUKUMTERHADAP ANAK ... II.pdf1.1 Pengertian Anak Berbicaran tentang anak dan perlindungan tidak akanpernah berhenti sepanjang sejarah kehidupan, karena

sistematik untuk mencegahnya, tidak mustahil kita sebagai bangsa akan menderita

rugi oleh karena kekerasan tersebut. Kita akan menuai akibat buruk dari maraknya

perilaku kekerasan di masyarakat baik dilihat dari kacamata nasional maupun

internasional.

Tindakan kekerasan terhadap anak tidaklah asing lagai untuk kita dengar,

banyak kita lihat dalam media masa maupu televisi tindakan kekerasan ini sangat

meningkat kuhususnya kekerasan taerhadap anak-anak, dimana anak sebagai

mahluk yang masih lemah, sebagai generasi penerus bangsa hendaknnya

mendapatkan perlindung hukum secara kuhusus. Dilihat dari kamus besar bahasa

Indonesia “kekerasan diartikan dengan yang bersifat, keras perbuatan seseorang

yang menyebabkan atau matinya orang lain sehingga meyebabkan kerusakan fisik

atau barang orang lain atau paksaan.11

Menurut penjelasan ini, kekerasan

merupakan wujud perilaku yang tidak menyenangkan terhadap orang lain atau

anak, atau perbuatan lebih bersifat fisik yang mengakibatkan orang lain luka-luka,

cacat, atau penderitaan berkepanjanggan pada orang lain. Yaitu salah satu unsur

yang perlu di perhatikan adalah perbuatan paksa atau ketidak relaan adanya

persetujuan pihak lain yang di lukai12

(istilah) kekerasan memiliki ciri-ciri tertentu

antara lain:

1. Dikehendaki atau diniati oleh pelaku.

2. Dapat berupa fisik maupun non fisik

3. Ada akibat atau kemungkinan akibat yang merugikan para korban atau

yang tidak di kehendaki oleh korban.

4. Dapat dilakukan dengan cara aktif maupun pasif (Tidak berbuat)13

11

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembang Bahasa, h. 425. 12

Abdul Wahid, Muhammad Irfan, 2010, Perlindungan Terhadap Korban Kekerasan

seksual, Refika Aditama, ha. 30

13

Tapi Omas Ihromi etal, 2000,Penghapusan Diskriminasi Terhadap Wanita, Alumni,

Bandung, h. 267

Page 13: BAB II PEGERTIAN DAN PERLINDUNGAN HUKUMTERHADAP ANAK ... II.pdf1.1 Pengertian Anak Berbicaran tentang anak dan perlindungan tidak akanpernah berhenti sepanjang sejarah kehidupan, karena

Dapat di rumuskan bahwa kekerasan adalah tindakan atau sikap dilakukan

dengan tujuan tertentu sengingga dapat merugikan korban psikis maupun fisik.

Sedangkan dalam KUHP Pasal 89, yang berbunyi : “Yang dimaksud dengan

kekerasan, yaitu membuat orang lain pinsan atau tidak berdaya lagi. Di lihat dari

perngertian tersebut kekerasan di atas dimaksudkan dengan membuat orang lain

menjadi pinsan atau tidak berdaya. pinsan berati hilang ingatan atau tidak sadar

akan dirinya. Sedangkan tidak berdaya berate tidak mempunyai kekuatan atau

tidak mempunyai kekuatan sama sekali, sehingga tidak mampu mengadakan

perlawanan sedikitpun, meskipun dia tidak berdaya tetapi orang tersebut masih

dapat mengetahui apa yang terjadi atas dirinya tersebut.14

Masalah kekerasan terhadap anak-anak, sebgai berikut yaitu: Sebagai

pelaku pisik, mental atau seksual. Kekerasan ini umumnya dilakukan oleh orang-

orang yang mempunyai tanggung jawab besar terhadap kesejahteraan anak yang

mana itu diindikasikan dengan kerugian dan ancaman terhadap kesejahteraan

anak. 15

Contoh jelas dari tindak kekerasan yang dialami anak-anak tersebut seperti

penyerangan atau pemukulan secara fisik berkali-kali sampik terjadi luka-luka

atau bentakan yang dapat mempengaruhi perkembangan jiwa dan mental seorang

anak. Dalam UU No. 23 tahun 2002 sudah dirubah dengan UU No. 35 Tahun

2014 tentang Perlindungan Anak, pengertian tentang kekerasan tidak disebutkan

dengan jelas, hanya dikemukaan secara contohnya saja. Mengenai perlakuan

14

R Sugandi, 1980, KUHP dan Penjelasannya, Usaha Nasional, Surabaya,h. 107. 15

Bagong Suyanto dan Sri Sanituti Hariadi, 2002, Krisis dan Child Abuse,Kajian

Sosiologis Tentang Kasus Pelanggaran Hak Anak dan Anak-anak Yang Membutuhkan

Perlindungan Khusus(Cildren in Need Special Protection), Airlangga University

Press,Surabaya,h. 115.

Page 14: BAB II PEGERTIAN DAN PERLINDUNGAN HUKUMTERHADAP ANAK ... II.pdf1.1 Pengertian Anak Berbicaran tentang anak dan perlindungan tidak akanpernah berhenti sepanjang sejarah kehidupan, karena

kekerasan dan penganiayaan seperti yang dituangan kedalam Pasal 13 huruf d

yang menyetakan” perlakuan kekerasan dan penganiayaan misalnya perbuatan

melukai atau mencederai anak yang tidak semata-mata fisik tetapi juga mentaldan

sosial. DidalamBAbIII Pasal5 dan pengertiannya dijelaskan pada Pasal 6,7 dan 8

yang menyebutkan bahwa : setiap orang dilarang melakukan kekerasan terhadap

orang dalam lingkungan rumah tangga, dengan cara :

a. Kekerasan psikis yaitu perbuatan yang mengakibatkan ketakutan, hilangnya

rasa percaya diri, hilangnya kemampuan untuk bertindak, rasa tidak berdaya,

atau penderitaan psikis berat terhadap seseorang

b. Kekerasan fisik yaitu perbuatan yang mengakibatkn rasa sakit,jatuh sakit,atau

luka berat

c. Kekerasan seksual yang meliputi :

- Pemaksa hubungan seksual yang dilakukan terhadap orang yang menetap

dalam lingkup rumah tangga tersebut

- Pemaksaan hubungan seksual terhadap salah seorang dalam lingkup rumah

tangganya dengan orang lain untuk tujuan kormesial dan atau tujuan

tertentu

Jadi bahwa pengertian dari tindakan kekerasan terhadap anak tersebut dan

dapat dilihat dari kekerasan tidak haya menyebaban terjadinya luka-luka maupun

fisik saja tetapi dapat terjadinya luka secara psikologis yang sangat sulit dan akan

terlihat ketika sudah terjadi tekenan terhadap anak tersebut sehingga berdampak

pada kehidupan si anak tersebut. Sangatlah penting kita mengetahui pengertian

tentang seorang anak. Pengertian anak sangat beragam sehingga terdapat kreteria

Page 15: BAB II PEGERTIAN DAN PERLINDUNGAN HUKUMTERHADAP ANAK ... II.pdf1.1 Pengertian Anak Berbicaran tentang anak dan perlindungan tidak akanpernah berhenti sepanjang sejarah kehidupan, karena

tentang anak hal ini di sebabkan tiap-tiap peraturan perundang-undangan yang

mengatur secara tersendiri mengenai keteria tentang anak.

Berdasarkan Konvensi Hak Anak yanag kemudian diadopsi dalam UU No.

23 Tahun 2002 sudah dirubah dengan UU No. 35 Tahun 2014 tentang

Perlindunga Anak, ada empat macam perinsip-prinsip umum tentang

perlindungan anak yang menjadi dasar setiap Negara dalam meyeleng garakan

perlindungan anak, antara lain ;

1. Prinsip Nondiskeriminasi

Artinya semua hak ysng diakui dan terkandung dalam KHA harus

diberlakukan kepada setiap anak tanpa pembedaan apapun, Prinsip ini ada

dalam Pasal 2 KHA ayat (1), yang berbuyi : “Negara-negara pihak

menghormati dan menjamin hak-hak yang ditepatkan dalam konvensi ini bagi

setiap anak yang berbeda di wilayah hukum mereka tanpa diskriminasi dalam

bentuk apapun, tanpa memandang ras, warna kulit,jenis kelamin,

bahasa,agama, panadagan politik atau pandangan-pandangan lain, asal usul

kebangsaan, etnik atau sosial, status kepemilikan, cacat atau tidak, kehilangan

atau status lainnya baik dari sianak sendiri atau dari orang tua wilanyah yang

sah. Ayat (2): “Negara-Negara pihak akan mengambil semua langkah yang

perlu untuk menjamin agar anak dilindungi dari semua diskriminasi atau

hukuman yang didasarkan pada status, kegiatan, pendapat yang di kemukakan

atau keyakinan dari orang tua anak, walinya yang sah atau anggota

keluarganya.16

2. Prinsip Kepentingan Terbaik bagi Anak (Best Interests of The Child)

Prinsip ini tercantum dalam Pasal 3 ayat (1) KHA : “Dalam semua

tindakan yang menyangkut anak dilakukan lembaga-leambaga kesejahteraan

sosial pemerintah maupun swasta,lembaga peradilan, lembaga pemerintah

atau badan legislatif maka kepentingan yang terbaik bagi anak harus mejadi

pertimbangan utama ”.

Prinsip ini mengingatkan kepada semua penyelenggaran perlindungan

anak bahwa pertimbangan-pertimbangan dalam pengambilan keputusan

menyangkutan masa depan anak, bukan dengan ukuran orang dewasa, apalagi

berpusat kepada kepentingan orang dewasa. Apa yang menurut ukuran orang

dewasa baik, belum tentu baik pula menurut ukuran kepentingan anak. Boleh

jadi maksud orang dewasa memberikan bantuan dan menolong, tetapi yang

sesungguhnya terjadi adalah penghancuran masa depan anak.

3. Prinsip Hak Hidup,Kelangsungan Hidup, dan Perkembangan (The Right to

life, Suvival and Development)

16

M. Nasir Djamil, Anak bukanlah Untuk Dihukum, Catatan Pembahasan UU Sistem

Peradilan Pidana Anak(UU-SPPA), Jakarta Timur, 2013,h. 29

Page 16: BAB II PEGERTIAN DAN PERLINDUNGAN HUKUMTERHADAP ANAK ... II.pdf1.1 Pengertian Anak Berbicaran tentang anak dan perlindungan tidak akanpernah berhenti sepanjang sejarah kehidupan, karena

Prinsip ini tercantum dalam Pasal 6 KHA ayat (1) : “Negara-negara

pihak mengakui bahwa setiap anak memiliki hak yang melekat atas

kehidupan. Ayat (2):” Negara-negara pihak akan menjamin sampai batas

maksimal kelangsungan hidup dan perkembangan anak.

Pesan dari prinsip ini sangat jelas bahwa Negara harus memastikan

setiap anak akan terjamin kelangsungan hidupnya karena hak hidup adalah

sesuatu yang melekat dalam dirinya, bukan pemberian dari Negara atau per

orang. Untuk menjamin hak hidup tersebut berate Negara harus menyediakan

lingkungan yang kondusif, sarana dan prasana hidup yang memadai, serta

akses setiap anak untuk memperoleh kebutuhan kebutuhan dasar. Berkaitan

dengan prinsip ini, telah juga dijabarkan dalam pembahasan sebelumnya

berkaitan dengan hak-hak anak.

4. Prinsip Penghargaan terhadap Pendapat Anak (Respect for the views of the

child)

Prinsip ini ada dalam Pasal 12 ayat (1) KHA : “Negara-negara pihak

akan menjamin anak-anak yang mempunyai pandangan sendiri memperoleh

hak menyatakan pandangan-pandangan secara bebas dalam semua hal yang

memengaruhi anak, dan pandangan tersebut akan dihargai sesuai dengan

tingkat usia dan kematangan anak.

Prinsip ini menegaskan bahwa anak memiliki otonomi kpribadian.

Oleh sebab itu, dia tidak bisa hanya dipandang dalam posisi yang lemah,

menerima, dan pasif, tetapi sesungguhnya pribadi yang memiliki pengalaman,

keinginan, imajinasi obsessi, dan apirasi yang belum tentu sama dengan orang

dewasa. Dapat ditarik suatu simpulan pengertian bahwa perspetif

Perlindungan anak adalah cara pandang terhadap semua persoalan dengan

menempatkan posisi anak sebagai yang pertama dan utama. Impelementasi

cara pandang demikian adalah ketika kita selalu menempatkan urusan anak

sebagai hal yang utama.17

2.4 Pengertian Perlindungan Hukum Terhadap Anak

Yang dimaksud perlindugan terhadap anak, iyalah tempat berlindung atau

melindungi jika dikaitkan dengan hukum, maka perlindungan hukum adalah

jaminan perlindungan pemerintah kepada warga negaranya dalam melaksanakan

fungsi, hak, kewajiban, perannya didalam penyelenggaraannya berjalan proses

hukum yang berlaku di dalam masyarakat atau Negara dengan kata lain suatu

perbuatan dalam rangka perlindungan bagi setiap orang yang dimama peraturan

undang-undang yang berlaku diwilayahnya. Sedangkan dalam Pasal 1 angka 6

17

Ibid,h. 30

Page 17: BAB II PEGERTIAN DAN PERLINDUNGAN HUKUMTERHADAP ANAK ... II.pdf1.1 Pengertian Anak Berbicaran tentang anak dan perlindungan tidak akanpernah berhenti sepanjang sejarah kehidupan, karena

UU No. 13 Tahun 2006 tentang Perlindungan Saksi dan Korban menyebutkan

Perlindungan adalah :

Segala upaya pemenuhan hak dan pemberian bantuan untuk memberikan

rasa aman kepada saksi dan korban yang wajib dilaksanakan oleh LPSK

(Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban) atau lembaga lainnya sesuai

dengan ketentuan undang-undang ini. Dalam hal ini, Undang-undang

bahwa suatu perlindungan telah di berikan kepada setiap orang baik anak-

anak maupun orang dewasa. Yang menjadi saksi atau korban dalam tidak

pidana.

Setiap perlindungan hukum yang di berikan kepada warganegara tanpa

terkecuali sesuai dengan ketentuan peraturan undang-undang yang berlaku.

sehingga dalam peroses pemberian perlindungan hukum, Negara atau pemerintah

tidak membeda-bedakan antara warganegara yang satu dengan warganegara

lainnya. Jadi setiap perlindungan yang di berikan kepada pemerintah atau Negara

kepada warganegaranya adalah Anak sebagai generasi muda meneruskan cita-cita

bangsa dimasa datang dan sebagai sumber harapan bagai generasi terdahulu,

untuk dapat kesempatan seluas-luasnya. Perlindungan hukum terhadap anak usaha

atau kegiatan seluruh lapisan masyarakat dalam berbagai kedudukan yang

menyadarai bertul pentingnya anak bagi bangsa dan negar dikemudian hari18

.

Dilihat dari Perlidungan hukum terhadap anak adalah segala usaha yang

dilakunan untuk mencapai agar setiap anak mendapatkan hak dan kewajibannya di

hadapan hukum demi pertumbuhan anak secara wajar baik fisik, mental dan

sosial. Perlindungan hukum terhadap anak merupakan adanya keadilan dalam

suatu masyarakat dengan suatu perlindungan hukum terhadap anak diusahakan

dalam berbagai kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Setiap perlindungan

18

Maidin Gulton, 2008, Perlindungan Hukum Terhadap Anak Dalam Sistem Pengadilan

Anak Di Indonesia,Cet I, PT Refika Aditama, Bandung, ha. 33

Page 18: BAB II PEGERTIAN DAN PERLINDUNGAN HUKUMTERHADAP ANAK ... II.pdf1.1 Pengertian Anak Berbicaran tentang anak dan perlindungan tidak akanpernah berhenti sepanjang sejarah kehidupan, karena

anak membawa akibat hukum,baik dalam kaitannya dengan hukum yang tertulis

maupun tidak tertulis. Perlindungan hukum terhadap anak sangat bermanfaat bagi

anak dan orang tuanyan, maka dalam kerjasama perlindungan hukum terhadap

anak perlu diadakan dalam rangka mencegah ketidak keseimbangan kegiatan

perlindungan anak secara keseluruhan. Abdul Hakim Garuda Nusantara

Mengatakan “Masalah perlindungan hukum bagai anak-anak merupakan suatu sisi

pendekatan untuk melindungi anak-anak Indonesia. Masalahnya tidak semata-

mata didekati secara yuridis, tetapi perlu pendekatkan lebih luas, yaitu : sosial,

budaya dan ekonomi.19

Menurut ketentuan Pasal 1 angka 2 UU No. 23 Tahun 2002 sudah dirubah

dengan UU No. 35 Tahun 2014 tentang perlinduungan anak menyebutkan

perlindungan hukum terhadap anak adalah “Segala kegiatan untuk menjamin serta

melindungi anak dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh,kembang dan

berpastisipasi secara optimal sesuai dengn hak-hak dan martabat serta mendapat

perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. Ketentuan tersebut dipertegas

dengan pendapat Arief Gosita:

Perlindungn anak merupakan upaya-upaya yang mendukung terlaksananya

hak dan kewajiban seorang anak yang memproleh dan mempertahankan

hak untuk tumbuh dan berkembang dalam hidup secara berimbang dan

positif berarti mendapatkan perlakuan secara adil dan terhindar dari

ancaman yang merugikan usaha-usaha perlindungan anak dapat

merupakan suatu tindakan hukum yang mempunyai akibat hukum,

sehingga menghindarkan anak dari tindakan orang tua yang sewenang-

wenang.20

Perlindungan sangat diperlukan anak sebagai suatu peroses anak yang

menjadi korban kejahatan atau pun yang melakukan tindak pidana. Pada dasarnya

19

Ibid,h. 34 20

Moh Fasial Salam,2005, Hukum Acara Peradilan Anak,Mandar Maju,Bandung. h. 1

Page 19: BAB II PEGERTIAN DAN PERLINDUNGAN HUKUMTERHADAP ANAK ... II.pdf1.1 Pengertian Anak Berbicaran tentang anak dan perlindungan tidak akanpernah berhenti sepanjang sejarah kehidupan, karena

anak korban atau sebagai pelaku tindak pidana adalah orang baik secara individu,

kelompok ataupun masyarakat yang telah menderita kerugian yang secara tidak

langsung telah terganggu jiwa, fisik maupun mentalnya akibat sebagai sasaran

kejahatan tersebut.

Mengenai perlindungan anak sebagai korban kekerasan orang tua

kandungnya sen diri ada tiga perlindungan yaitu :

a) Petugas sosial (peksah) adalah bidang keahlian yang memiliki kewenagan

untuk melaksanakan berbagai upaya guna meningkatkan kemampuan orang

dalam melaksanakan fungsi-fungsi sosialnya melalui interaksi, agar orang

dapat menyesuaikan diri dengan situasi kehidupannya secara memuaskan

b) P2TP2A adalah pusat kegiatan terpadu yang menyediakan pelayanan bagi

perempuan dan anak korban kekerasan di Kabupaten Bandung yang meliputi

Pelayanan Informasi, Konsultasi Psikologis dan Hukum, serta Pendampingan

sebagai salah satu bentuk wahana pelayanan bagi perempuan dan anak dalam

upaya pemenuhan informasi dan kebutuhan dibidang pendidikan, kesehatan,

ekonomi, politik, hokum, perlindungan dan penanggulangan tindak kekerasan

serta perdagangan terhadap perempuan dan anak.

a) Peran P2TP2A :

1. Sebagai pusat pelayanan bagi perempuan dan anak korban kekerasan

2. Sebagai pusat data dan informasi tentang kekerasan terhadap

perempuan dan anak

3. Sebagai pusat koordinasi lintas sector terkait pemberian layanan bagi

perempuan dan anak korban kekerasan

Page 20: BAB II PEGERTIAN DAN PERLINDUNGAN HUKUMTERHADAP ANAK ... II.pdf1.1 Pengertian Anak Berbicaran tentang anak dan perlindungan tidak akanpernah berhenti sepanjang sejarah kehidupan, karena

b) Pembimbing kemasyarakatan (bapas) adalah merupakan satu sistem yang

saling relevan untuk terlaksananya dan di lindunginya hak-hak anak dalam

proses peradilan anak. Nama Balai Pemasyarakatan (BAPAS) sebelumnya

adalah Balai Bimbingan Pemasyarakatan dan Pengentasan Anak (BISPA)

yang berdasarkan keputusan Menteri Kehakiman.

2.5 Pengertian Pertanggunganjawaban Pidana

Masalah pertanggungjawaban, khususnya pertanggungjawaban pidana,

maka sangat penting kita mengetahui tentang adanya suatu kesalahan atau tidak

pada si pelaku. Seseorang tidak dapat dikatakan salah atau tidak, menurut hukum

tergantung dari tiga faktor atau yang disebut juga sebagai unsur-unsur dari

keslahan, yaitu:

a. Kemampuan bertanggung jawab si pelaku

b. hubungan bathin si pelaku dengan perbuatan yang dilakukan, yang

berupa (kesengajaan) dan (kelalaian)

c. tidak adanya alasan pemaaf

Jika salah satu dari ketiga faktor diatas atau unsur tersebut tidak ada,

pelaku tidak dapat dipidana, karena tidak ada kesalahan. Kesalahan merupakan

perbuatan yang bertentangan dengan hukum seharunya dapat dihindari dan

dicela.21

Tiada pidana tanpa adanya suatu kesalahan dalam hukum pidana

lazimnya dipakai dalam arti tiada pidana tanpa ada kesalahan subyektif atau

kesalahan tanpa dapat dicela. Kesalahan merupakan unsur pertanggungjawaban

pidana, juga merupakan hal yang sangat penting dan rumit didalam mempelajari

hukum pidana.

21

D. Schaffameister, N. Keijzer, E. Ph. Sutorius, Hukum Pidana, Liberty, Yokgyakarta,

2004, h. 82

Page 21: BAB II PEGERTIAN DAN PERLINDUNGAN HUKUMTERHADAP ANAK ... II.pdf1.1 Pengertian Anak Berbicaran tentang anak dan perlindungan tidak akanpernah berhenti sepanjang sejarah kehidupan, karena

Pengertian kesalahan sangat penting, karena dalam penentuan ada atau

tidaknya dan macam kesalahan yang akan menuntun pada umumnya dapat untuk

tidaknya pelaku dipidana. Dalam pengertian maupun kesalahan hal ini erat

kaitannya dengan asas yang berbunyi” tiada pidana tanpa kesalahan”. Menurut

pendapat dari Van Hamel yang mengatakan bahwa kesalahan dalam suatu delik

merupakan pengertian psycologis, berhubungan dengan keadaan jiwa si pembuat

dan perwujudan dari unsur-unsur delik sehingga perbuatannya dapat dibilang

suatu kesalahan adalah suatu pertanggungjawaban dalam hukum. Sedangkan

menurut Mr. R. Sitorus mengatakan bahwa kesalahan adalah dasar yang

mensahkan pidana. Maka untuk dapat dipidana kejahatan harus ada kesengajaan

atau sekurang-kurangnya kealpaan mutlak yang disyaratan. Jadi kesengajaan atau

kealpaan merupakan suatu keseharusan untuk menyimpulkan adanya kesalahan.

Dari penjelasan tersebut diatas, maka dapat kita simpulkan dan dapat

dikemukakan unsur-unsur dari kesalahan yaitu:

a. Unsur pertama dari kesalahan adalah kemampuan bertanggugjawab. Menurut

hukum pidana barat seseorang yang dapat dipertanngungjawabkan melakukan

perbuatan salah adalah orang yang berfikiran waras, sehingga terdapat orang

gila yang melakukan perbuatan salah tidak dapat dihukum.22

Kemampuan

bertanggungjawab dimiliki oleh orrang yang jiwanya normal dan sehat,

didasarkan pada keadaan dan kemampuan jiwanya, bukan keadaan dan

kemampuan berfikir. Karenanya yang mampu bertanggungjawab adalah orang

dapat dipertanggung jawb secara hukum pidana atas perbutannya. Namun

22

Halman Hadikusuma, Hukum Pidana Adat, Alumni, Bandung, 1984, h. 33

Page 22: BAB II PEGERTIAN DAN PERLINDUNGAN HUKUMTERHADAP ANAK ... II.pdf1.1 Pengertian Anak Berbicaran tentang anak dan perlindungan tidak akanpernah berhenti sepanjang sejarah kehidupan, karena

didalam KUHP tidak adanya rumusan tegas mengenai kemampuan

bertagungjawab pidana.

Pasal 44 (1) KUHP justru merumuskan tentang keadaan mengenai

bilamana seseorang tidak mampu bertanggungjawab agar tidak

dipidana, artinya merumuskan perihal kebalikan (secara negatif) dari

kemampuan bertanggungjawab. Sedangkan menurut D. Simons bahwa

mengenai ciri-ciri psikis yang dimiliki oleh orang yang mampu

bertanggungjawab pada umumnya adalah cirri-ciri yang dimiliki oleh

orang yang sehat rohaninya, yang mempunyai pandangan normal, yang

dapat diterima secara moral pandangan-pandangan yang dihadapi yang

dibawah pengaruh pandangan tersebut ia dapat menentukan

kehendaknya dengan cara yang normal pula.23

Pendapat para sarjana umumnya bahwa yang tidak umum bertanggung

jawab adalah mereka yang :

1. Jiwanya cacat dalam pertumbuhannya

2. Jiwanya dalam keadaan tidak sadar

3. Jiwanya terganggu oleh penyakit

Keadaan-keadaan seperti ini adalah yang menyebabkan tidak adanya

atau dihapuskan kesalahan dari pelaku, yang merupakan kesimpulan dari Pasal

44 KUHP.

b. Unsur kedua dari kesalahan terdiri dari kesengajaan atau kelalaian.

Kesengajaan adalah kehendak untuk melakukan atau tidak melakukan

perbuatan-perbuatan atau diharuskan oleh Undang-undang. Dalam

kesengajaan pelaku mempunyai hubungan kejiwaan yang lebih erat terhadap

suatu tindakan dibandingkan dengan kelalaian. Meutur penjelasan yang

dimasudkan dengan kesengajaan adalah menghendaki terjadinya suatu

23

D. Simons, Kitab Pelajaran Hukum Pidana (titiel asli: Leerbokek van Het Nederlandse

Strafrecht), Diterjemahkan oleh P. A. F Lamintang, Pioner Jaya, Bandung, 1992, h. 203

Page 23: BAB II PEGERTIAN DAN PERLINDUNGAN HUKUMTERHADAP ANAK ... II.pdf1.1 Pengertian Anak Berbicaran tentang anak dan perlindungan tidak akanpernah berhenti sepanjang sejarah kehidupan, karena

tindakan beserta akibatnya. Untuk itu didalam kesengajaan bentuk-bentuk

kesengajaan yaitu :

a. Kesengajaan sebagai maksud yang artinya maksud untuk

menimbulkan akibat tertentu.

b. Kesengajaan dengan kesadaran pasti atau keharusan yang berati akibat

yang (secara primer) tindak dikehendaki pasti terjadi.

c. Kesengajaan dengan menghindari kemungkinan yang artinya akibat

yang (secara primer) tidak dikehendaki hanpir pasti terjadi (sadar

kemungkinaan besar) atau dipandang sebagai kemungkinan yang tidak

dapat diabaikan (sadar kemungkinan) tetapi dapat diterima.24

Sedangkan dalam kelalaian atau kealpaan dalam sudut kesadaran

dikenal dalam bentuk-bentuk yaitu :

a. Kelalaian yang tidak disadari dalam artinya orang yang tidak berfikir

mekipun dia seharusnya berfikir.

b. Kelalaian yang disadari yang diartikan akibat yang tidak dikehendaki

dianggap semberono tidak akan terjadi.

Perbedaan antara kelalaian atau kealpaan yang disadari dan tidak

disadari adalah penting sebagai sarana bantu untuk menentukan sifat

perbuatannya yang dikualifikasikan sebagai alpa. Perbedaan ini penting untuk

merumuskan perbuatan dalam dakwaan

c. Unsur ketiga yaitu alasan pemaaf

Alasan pemaaf artinya alasan untuk menghapus kesalahan. Menyangkut

pribadi pembuat dalam artian orang ini tidak dapat dicela. (menurut hukum),

dengan dengan kata lain diatidak bersalah atau tidak dapat dipertanggung

jawabkan meskipun perbuatannya bersifat melawan hukum. Ada alasan yang

menghapuskan kesalahan si pembuat sehingga tidak mungkin ada pemidanaan.

24

D. Schaffmeister, N. Keijzer, E. Ph. Sutorius, op. cit. , h. 86

Page 24: BAB II PEGERTIAN DAN PERLINDUNGAN HUKUMTERHADAP ANAK ... II.pdf1.1 Pengertian Anak Berbicaran tentang anak dan perlindungan tidak akanpernah berhenti sepanjang sejarah kehidupan, karena

24