bab ii metode pembelajaran kooperatif learning)...

26
22 BAB II METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF (COOPERATIVE LEARNING) MODEL WORD SQUARE UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS-SEJARAH A. Metode Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) 1. Metode Pembelajaran Metode secara harfiah berarti cara. Dalam pemakaian yang umum, metode diartikan sebagai cara melakukan suatu kegiatan atau cara melakukan pekerjaan dengan menggunakan fakta dan konsep-konsep secara sistematis. Dalam dunia psikologi, metode berarti prosedur sistematis (tata cara berurutan) yang biasa digunakan untuk menyelidiki fenomena (gejala-gejala) kejiwaan. Maka metode pembelajaran artinya cara yang berisi prosedur baku untuk melaksanakan kegiatan kependidikan, khususnya kegiatan penyajian materi pelajaran kepada siswa. Metode dapat diartikan sebagai suatu cara kerja yang sistematis dan umum yang berfungsi sebagai alat untuk mencapai suatu tujuan. Senada dengan pendapat tersebut Surachmad (1980) mengemukakan bahwa metode adalah cara di dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai suatu tujuan. Pendapat di atas senada dengan apa yang diungkapkan oleh Soeparman yang mengatakan bahwa “metode pembelajaran berfungsi sebagai cara dalam menyajikan, menguraikan, memberi contoh dan memberi latihan isi pembelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan tertentu”.

Upload: vandien

Post on 16-Mar-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF LEARNING) …a-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_054060_chapterii.pdf · psikologi, metode berarti ... (2007:31) harus diterapkan lima unsur

22

BAB II

METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF (COOPERATIVE

LEARNING) MODEL WORD SQUARE UNTUK MENINGKATKAN

PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS-SEJARAH

A. Metode Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)

1. Metode Pembelajaran

Metode secara harfiah berarti cara. Dalam pemakaian yang umum, metode

diartikan sebagai cara melakukan suatu kegiatan atau cara melakukan pekerjaan

dengan menggunakan fakta dan konsep-konsep secara sistematis. Dalam dunia

psikologi, metode berarti prosedur sistematis (tata cara berurutan) yang biasa

digunakan untuk menyelidiki fenomena (gejala-gejala) kejiwaan. Maka metode

pembelajaran artinya cara yang berisi prosedur baku untuk melaksanakan kegiatan

kependidikan, khususnya kegiatan penyajian materi pelajaran kepada siswa.

Metode dapat diartikan sebagai suatu cara kerja yang sistematis dan umum

yang berfungsi sebagai alat untuk mencapai suatu tujuan. Senada dengan pendapat

tersebut Surachmad (1980) mengemukakan bahwa metode adalah cara di dalam

fungsinya merupakan alat untuk mencapai suatu tujuan.

Pendapat di atas senada dengan apa yang diungkapkan oleh Soeparman

yang mengatakan bahwa “metode pembelajaran berfungsi sebagai cara dalam

menyajikan, menguraikan, memberi contoh dan memberi latihan isi pembelajaran

kepada siswa untuk mencapai tujuan tertentu”.

Page 2: BAB II METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF LEARNING) …a-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_054060_chapterii.pdf · psikologi, metode berarti ... (2007:31) harus diterapkan lima unsur

23

Jadi, metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan

untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan

nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Menurut Joice dan Weil dalam Aris “banyaknya variasi metode

pembelajaran yang ada yang juga mempunyai kelebihan dan kekeurangan masing-

masing. Maka, diperlukanlah suatu ketepatan dalam memilih suatu metode

pembelajaran karena metode pembelajaran tersebut memainkan peran utama

dalam meningkatkan prestasi atau hasil belajar siswa”

Dari pendapat diatas, dapat terlihat bahwa prestasi belajar siswa sangat

ditentukan dari pemilihan metode pembelajaran yang tepat dalam melaksanakan

suatu proses pembelajaran dan salah satu metode yang dianggap tepat adalah

metode Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) yang divariasikan

dengan model Word Square.

2. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)

Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu pembelajaran yang

dikembangkan dari teori kontruktivisme karena mengembangkan struktur kognitif

untuk membangun pengetahuan sendiri melalui berpikir rasional (Rustaman 2003:

206).

Pendapat senada menyebutkan bahwa pembelajaran kooperatif dapat

digunakan untuk mengajarkan materi yang agak kompleks, membantu mencapai

tujuan pembelajaran yang berdimensi sosial, dan hubungan antara manusia.

Page 3: BAB II METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF LEARNING) …a-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_054060_chapterii.pdf · psikologi, metode berarti ... (2007:31) harus diterapkan lima unsur

24

Belajar secara kooperatif dikembangkan berdasarkan teori belajar

kognitif-konstruktivis dan teori belajar sosial (Kardi dan Nur, 2000:15).

Eggen dan Kauchak (1993: 319) mendefinisikan pembelajaran kooperatif

sebagai sekumpulan strategi mengajar yang digunakan guru agar siswa saling

membantu dalam mempelajari sesuatu. Oleh karena itu belajar kooperatif ini juga

dinamakan “belajar teman sebaya”. Senada dengan pendapar di atas, Slavin

(2008), menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif, merupakan metode

pembelajaran dengan siswa bekerja dalam kelompok yang memiliki kemampuan

heterogen. Slavin juga menyatakan bahwa, pembelajaran kooperatif adalah

pembelajaran yang dilakukan secara berkelompok, siswa dalam satu kelas

dijadikan kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4 sampai 5 orang untuk

memahami konsep yang difasilitasi oleh guru.

Nur dan Wikandari (2000:25), menyatakan pendapat senada bahwa

pembelajaran kooperatif atau cooperative learning mengacu pada metode

pengajaran, siswa bekerja bersama dalam kelompok kecil yang terdiri atas empat

sampai lima orang yang saling membantu dalam belajar

Pembelajaran kooperatif di sini diartikan sebagai model pembelajaran

dengan setting kelompok-kelompok kecil yang biasanya terdiri dari empat sampai

lima orang siswa dengan memperhatikan keberagaman anggota kelompok sebagai

wadah siswa untuk bekerjasama dan memecahkan suatu masalah melalui interaksi

sosial dengan teman sebayanya, serta memberikan kesempatan pada peserta didik

untuk mempelajari sesuatu dengan baik pada waktu yang bersamaan dan ia

menjadi narasumber bagi teman yang lain.

Page 4: BAB II METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF LEARNING) …a-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_054060_chapterii.pdf · psikologi, metode berarti ... (2007:31) harus diterapkan lima unsur

25

Sistem pembelajaran gotong royong atau cooperative learning merupakan

sistem pengajaran yang memberi kesempatan kepada anak didik untuk bekerja

sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang terstruktur. Pembelajaran

kooperatif dikenal dengan pembelajaran secara berkelompok. Hal ini senada

dengan apa yang di ungkapkan oleh Sugandi (2002:14):

Pembelajaran kooperatif lebih dari sekedar belajar kelompok atau kerja kelompok karena dalam belajar kooperatif ada struktur dorongan atau tugas yang bersifat kooperatif sehingga memungkinkan terjadinya interaksi secara terbuka dan hubungan yang bersifat interdepedensi efektif diantara anggota kelompok.

Hubungan timbal-balik yang seperti itu memungkinkan timbulnya persepsi

yang positif tentang apa yang dapat dilakukan siswa untuk mencapai keberhasilan

belajar berdasarkan kemampuan dirinya secara individu dan andil dari anggota

kelompok lain selama belajar bersama dalam kelompok.

Untuk mencapai prestasi yang maksimal, menurut Roger dan Johnson

dalam Lie (2007:31) harus diterapkan lima unsur model pembelajaran gotong

royong yang diharapkan dapat memaksimalkan prestasi belajar siswa, yaitu:

a. Saling ketergantungan positif.

b. Tanggung jawab perseorangan.

c. Tatap muka.

d. Komunikasi antar anggota.

e. Evaluasi proses kelompok

Metode pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai tujuan

pembelajaran setidak-tidaknya tiga tujuan penting pembelajaran, yaitu hasil

belajar akademik, penerimaan terhadap keragaman, dan pengembangan

Page 5: BAB II METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF LEARNING) …a-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_054060_chapterii.pdf · psikologi, metode berarti ... (2007:31) harus diterapkan lima unsur

26

keterampilan sosial (Ibrahim, dkk, 2000:7), sehingga dua atau lebih individu

saling tergantung satu sama lain untuk mencapai suatu tujuan bersama. Yang pada

akhirnya siswa yakin bahwa tujuan mereka akan tercapai jika dan hanya jika

siswa lainnya juga mencapai tujuan tersebut. Untuk itu setiap anggota

berkelompok bertanggung jawab atas keberhasilan kelompoknya. Siswa yang

bekerja dalam situasi pembelajaran kooperatif didorong untuk bekerjasama pada

suatu tugas bersama dan mereka harus mengkoordinasikan usahanya untuk

menyelesaikan tugasnya.

Jadi Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang

mengutamakan kerjasama diantara siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Adapun ciri dari pembelajaran kooperatif memiliki, diantaranya:

a. untuk menuntaskan materi belajarnya, siswa belajar dalam kelompok

secara kooperatif.

b. kelompok dibentuk dari siswa-siswa yang memiliki kemampuan tinggi,

sedang dan rendah.

c. jika dalam kelas terdapat siswa-siswa yang terdiri dari beberapa ras, suku,

budaya jenis kelamin yang berbeda, maka diupayakan agar dalam tiap

kelompok terdiri dari ras, suku, budaya, jenis kelamin yang berbeda pula,

dan

d. penghargaan lebih diutamakan pada kerja kelompok dari pada

perorangan.

Page 6: BAB II METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF LEARNING) …a-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_054060_chapterii.pdf · psikologi, metode berarti ... (2007:31) harus diterapkan lima unsur

27

Dalam pembelajaran kooperatif ini pula ditandai ditandai dengan adanya

struktur tugas, struktur tujuan, dan struktur penghargaan seperti yang diungkapkan

oleh Arends (1997: 110-111), yaitu:

a. Struktur tugas mengacu pada cara pengaturan pembelajaran dan jenis kegiatan

siswa dalam kelas.

b. Struktur tujuan, yaitu sejumlah kebutuhan yang ingin dicapai oleh siswa dan

guru pada akhir pembelajaran atau saat siswa menyelesaikan pekerjaannya.

Ada tiga macam struktur tujuan, yaitu:

1). struktur tujuan individualistik, yaitu tujuan yang dicapai oleh seorang siswa

secara individual tidak memiliki konsekuensi terhadap pencapaian tujuan

siswa lainnya.

2). struktur tujuan kompetitif, yaitu seorang siswa dapat mencapai tujuan

sedangkan siswa lain tidak mencapai tujuan tersebut, dan

3). struktur tujuan kooperatif, yaitu siswa secara bersama-sama mencapai

tujuan, setiap individu mempunyai andil dalam pencapaian tujuan.

c. Struktur penghargaan kooperatif, yaitu penghargaan yang diberikan pada

kelompok jika keberhasilan kelompok sebagai akibat keberhasilan bersama

anggota kelompok.

Menurut (Ibrahim, dkk, 2000:7), pembelajaran kooperatif memiliki

dampak yang positif untuk siswa yang prestasi belajarnya rendah sehingga

mampu memberikan peningkatan hasil belajar yang signifikan. Adapun

keuntungan metode pembelajaran kooperatif, antara lain:

Page 7: BAB II METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF LEARNING) …a-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_054060_chapterii.pdf · psikologi, metode berarti ... (2007:31) harus diterapkan lima unsur

28

a. siswa mempunyai tanggung jawab dan terlibat secara aktif dalam

pembelajaran.

b. siswa dapat mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi.

c. meningkatkan ingatan siswa, dan

d. meningkatkan kepuasan siswa terhadap materi pembelajaran.

3. Teknik Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)

Teknik pembelajaran kooperatif menurut Lie (2007:55), diantaranya:

a. Mencari pasangan

Teknik belajar mencari pasangan (make a match) dikembangkan

oleh Lorna Curran (1994). Salah satu keunggulan teknik ini adalah siswa

mencari pasangan sambil belajar melalui suatu konsep atau topik dalam

suasana yang menyenangkan. Adapun langkah-langkah dalam teknik

mencari pasangan ini adalah:

1). guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep.

2). setiap siswa mendapat satu buah kartu.

3). setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok

dengan kartunya.

b. Bertukar pasangan

Teknik belajar bertukar pasangan ini memberi siswa kesempatan

untuk bekerja sama dengan orang lain. Adapun langkah-langkah dalam

teknik bertukar pasangan ini adalah:

1). setiap siswa mendapatkan satu pasangan.

Page 8: BAB II METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF LEARNING) …a-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_054060_chapterii.pdf · psikologi, metode berarti ... (2007:31) harus diterapkan lima unsur

29

2). guru memberikan tugas dan siswa mengerjakan tugas dengan

pasangannya

3). setelah selesai, setiap pasangan bergabung dengan pasangan lain.

4). kedua pasangan tersebut bertukar pasangan kemudian saling

menanyakan dan mengukuhkan jawaban.

5). temuan baru yang diperoleh dari pertukaran pasangan kemudian

dibagikan kepada pasangan semula.

c. Berpikir Berpasangan Berempat

Teknik ini dikembangkan oleh Frank Lyman (Think-phir-share)

dan Spencer Kagan (Think-pair-square) sebagai struktur kegiatan

pembelajaran cooperative learning. Adapun langkah-langkah dalam teknik

berpikir berpasangan berempat ini adalah:

1). guru membagi siswa dalam kelompok berempat dan memberikan

tugas kepada semua kelompok.

2). setiap siswa memikirkan dan mengerjakan tugas tersebut sendiri.

3). siswa berpasangan dengan salah satu rekan dalam kelompok dan

berdiskusi dengan pasangannya.

4). kedua pasangan bertemu kembali dalam kelompok berempat. Siswa

mempunyai kesempatan untuk membagikan hasil kerjanya kepada

kelompok berempat.

d. Berkirim salam dan soal

Teknik belajar ini memberi kesempatan siswa untuk melatih

pengetahuan dan keterampilan mereka. Siswa membuat pertanyaan sendiri

Page 9: BAB II METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF LEARNING) …a-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_054060_chapterii.pdf · psikologi, metode berarti ... (2007:31) harus diterapkan lima unsur

30

sehingga akan merasa lebih terdorong untuk belajar dan menjawab

pertanyaan yang dibuat oleh teman-teman sekelasnya. Adapun langkah-

langkah dalam teknik salam dan soal ini adalah:

1). guru membagi siswa dalam kelompok berempat dan setiap kelompok

ditugaskan untuk menuliskan beberapa pertanyaan yang akan dikirim

untuk kelompok lain.

2). kemudian, masing-masing kelompok mengirimkan satu utusan yang

akan menyampaikan salam dan soal dari kelompoknya

3). setiap kelompok mengerjakan soal kiriman dari kelompok lain

4). setelah selesai, jawaban masing-masing kelompok dicocokan dengan

jawaban kelompok yang membuat soal.

e. Kepala bernomor

Teknik belajar kepala bernomor atau Numbered Head Together

dikembangkan oleh Spencer Kagan (1992), merupakan teknik yang

memberikan kesempatan pada siswa untuk saling memberikan ide-ide dan

mempertimbangkan jawaban yang tepat dan juga mendorong semangat

kebersamaan mereka. Adapun langkah-langkah dalam teknik kepala

bernomor ini adalah:

1). siswa dibagi dalam kelompok dan setiap siswa dalam setiap kelompok

mendapat nomor.

2). guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok

mengerjakannya.

Page 10: BAB II METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF LEARNING) …a-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_054060_chapterii.pdf · psikologi, metode berarti ... (2007:31) harus diterapkan lima unsur

31

3). kelompok memutuskan jawaban yang dianggap paling benar dan

memastikan setiap anggota kelompok mengetahui jawaban ini.

4). guru memanggil salah satu nomor. Siswa dengan nomor yang

dipanggil melaporkan hasil kerja sama mereka.

f. Kepala bernomor terstruktur

Teknik belajar Kepala bernomor terstruktur ini merupakan

modifikasi kepala bernomor yang dipakai oleh Spencer Kagan dengan

tujuan untuk mempermudah pembagian tugas. Sehingga siswa belajar

melaksanakan tanggung jawab pribadinya dalam keterkaitannya dengan

kelompoknya.

g. Dua tinggal dua tamu (Two Stay Two Stray)

Two Stay Two Stray merupakan teknik belajar yang dikembangkan

oleh spencer Kagan (1992) yang bisa digunakan bersamaan dengan teknik

Kepala bernomor. Struktur Dua tinggal dua tamu (Two Stay Two Stray)

memberi kesempatan kepada kelompok untuk membagikan hasil informasi

denagn kelompok lainnya. Adapun langkah-langkah dalam teknik dua

tinggal dua tamu ini adalah:

1). siswa dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil yang terdiri atas

empat orang

2). dua dari masing-masing kelompok akan meninggalkan kelompoknya

dan masing-masing bertamu kedua kelompok lain.

3). dua orang yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan hasil

kerja dan informasi mereka kepada tamu mereka.

Page 11: BAB II METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF LEARNING) …a-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_054060_chapterii.pdf · psikologi, metode berarti ... (2007:31) harus diterapkan lima unsur

32

4). tamu mohon diri dan kembali ke kelompoknya masing-masing dan

melaporkan hasil temuan mereka.

5). kelompok mencocokan dan membahas hasil kerja mereka.

h. Keliling kelompok

Dalam kegiatan keliling kelompok, masing-masing anggota

kelompok mendapatkan kesempatan untuk memberikan kontribusi mereka

dan mendengarkan pandangan dan pemikiran anggota yang lain. Adapun

langkah-langkah dalam teknik keliling kelompok ini adalah:

1). guru menyipkan satu kotak kecil berisi kancing-kancing.

2). setiap siswa dalam kelompok mendapatkan dua atau tiga buah

kancing.

3). setiap kali seorang siswa berbicara, dia harus menyerahkan salah satu

kancingnya.

4). jika kancingnya sudah habis, dia tidak boleh berbicara lagi sampai

kancing semua rekannya habis.

4. Karakteristik Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)

Karakteristik pembelajaran kooperatif diantaranya:

a. Siswa bekerja dalam kelompok kooperatif untuk menguasai materi

akademis.

b. Anggota-anggota dalam kelompok diatur terdiri dari siswa yang

berkemampuan rendah, sedang, dan tinggi.

Page 12: BAB II METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF LEARNING) …a-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_054060_chapterii.pdf · psikologi, metode berarti ... (2007:31) harus diterapkan lima unsur

33

c. Jika memungkinkan, masing-masing anggota kelompok kooperatif

berbeda suku, budaya, dan jenis kelamin.

d. Sistem penghargaan yang berorientasi kepada kelompok daripada individu.

Selain itu, terdapat empat tahapan keterampilan kooperatif yang harus ada

dalam model pembelajaran kooperatif yaitu:

a. Forming (pembentukan) yaitu keterampilan yang dibutuhkan untuk

membentuk kelompok dan membentuk sikap yang sesuai dengan norma.

b. Functioning (pengaturan) yaitu keterampilan yang dibutuhkan untuk

mengatur aktivitas kelompok dalam menyelesaikan tugas dan membina

hubungan kerja sama diantara anggota kelompok.

c. Formating (perumusan) yaitu keterampilan yang dibutuhkan untuk

pembentukan pemahaman yang lebih dalam terhadap bahan-bahan yang

dipelajari, merangsang penggunaan tingkat berpikir yang lebih tinggi, dan

menekankan penguasaan serta pemahaman dari materi yang diberikan.

d. Fermenting (penyerapan) yaitu keterampilan yang dibutuhkan untuk

merangsang pemahaman konsep sebelum pembelajaran, konflik kognitif,

mencari lebih banyak informasi, dan mengkomunikasikan pemikiran untuk

memperoleh kesimpulan.

Cooperative learning merupakan pembelajaran yang cukup berhasil pada

kelompok-kelompok kecil, di mana pada tiap kelompok tersebut terdiri dari siswa-

siswa dari berbagai tingkat kemampuan, melakukan berbagai kegiatan belajar

untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang materi pelajaran yang sedang

dipelajari. Setiap anggota kelompok bertanggung jawab untuk tidak hanya belajar

Page 13: BAB II METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF LEARNING) …a-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_054060_chapterii.pdf · psikologi, metode berarti ... (2007:31) harus diterapkan lima unsur

34

apa yang diajarkan tetapi juga untuk membantu rekan rekan belajar, sehingga

bersama-sama mencapai keberhasilan. Semua siswa berusaha sampai semua

anggota kelompok berhasil memahami dan melengkapinya.

5. Unsur Dasar Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)

Menurut Ibrahim (2007), unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif

sebagai berikut:

a. siswa dalam kelompok haruslah beranggapan bahwa mereka sehidup

sepenanggungan bersama.

b. siswa bertanggung jawab atas segala sesuatu didalam kelompoknya,

c. siswa haruslah melihat bahwa semua anggota didalam kelompoknya

memiliki tujuan yang sama.

d. siswa haruslah membagi tugas dan tanggung jawab yang sama di antara

anggota kelompoknya.

e. siswa akan dikenakan evaluasi atau diberikan penghargaan yang juga akan

dikenakan untuk semua anggota kelompok.

f. siswa berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhkan keterampilan

untuk belajar bersama selama proses belajarnya, dan

g. siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi

yang ditangani dalam kelompok kooperatif.

Berdasarkan pendapat diatas, dapat diartikan bahwa dalam pembelajaran

kooperatif perlukannya unsur-unsur dasar pembelajaran di atas sehingga suatu

Page 14: BAB II METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF LEARNING) …a-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_054060_chapterii.pdf · psikologi, metode berarti ... (2007:31) harus diterapkan lima unsur

35

pembelajaran dapat dikatakan sebagai pembelajaran kooperatif apabila setidak-

tidaknya sudah mencakup unsur-unsur di atas.

B. Word Square

Menurut Laurence Urdang (1968) Word Square is a set of words such that

when arranged one beneath another in the form of a Square the read a like

horizontally, artinya Word Square adalah sejumlah kata yang disusun satu di

bawah yang lain dalam bentuk bujur sangkar dan dibaca secara mendatar dan

menurun. Word Square menurut Hornby (1994) adalah sejumlah kata yang

disusun sehingga kata-kata tersebut dapat dibaca ke depan dan ke belakang.

Word Square adalah salah satu alat bantu pembelajaran berupa kotak-kotak kata

yang berisi kumpulan huruf. Pada kumpulan huruf tersebut terkandung konsep-

konsep yang harus ditemukan oleh siswa sesuai dengan pertanyaan yang

berorientasi pada tujuan pembelajaran. Metode pembelajaran kooperatif yang

divariasikan dengan Word Square berarti suatu cara mengajarkan materi

pelajaran dengan mengajak siswa mengisi Word Square.

Model Word Square dalam penelitian ini divariasikan ke dalam

pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) dimana siswa di bagi ke dalam

kelompok-kelompok kecil yang terdiri atas empat sampai lima orang yang

diharuskan untuk mengisi Word Square, yang merupakan kumpulan huruf yang

mengandung konsep-konsep yang harus ditemukan oleh siswa sesuai dengan

pertanyaan yang berorientasi pada tujuan pembelajaran.

Pendapat ini merujuk pada pendapat Roger dan David Johnson dalam (Lie

2007:31) yang mengkategorikan bahwa pembelajaran kooperatif itu terdiri atas 5

Page 15: BAB II METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF LEARNING) …a-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_054060_chapterii.pdf · psikologi, metode berarti ... (2007:31) harus diterapkan lima unsur

36

unsur model pembelajaran gorong-royong yang dapat divariasiakan dengan

pembelajaran kooperatif adapun unsur-unsut tersebut, yaitu:

a. Saling ketergantungan pasif

b. Tanggungjawab perseorangan

c. Tatap muka

d. Komunikasi antar anggota,dan

e. Evaluasi proses kelompok

Adapun langkah operasional yang akan diterapkan dalam pembelajaran

kooperatif melalui metode Word Square adalah sebagai berikut:

Siswa diberikan lembar kegiatan kemudian menjawab soal dan mengarsir huruf

dalam kotak sesuai jawaban.

Langkah-langkah:

a. Guru menyampaikan materi sesuai kompetensi.

b. Guru membagikan lembar kegiatan sesuai contoh.

c. Siswa disuruh menjawab soal kemudian mengarsir huruf dalam kotak sesuai

jawaban.

d. Berikan poin setiap jawaban dalam kotak.

Jadi, model Word Square disini dapat dikatakan sebagai model

pembelajaran yang mempergunakan kotak-kotak sebagai media yang didalamnya

terdapat kata-kata baik itu vertikal, horizontal maupun diagonal yang merupakan

jawaban dari pertanyaan yang di kemukakan.

Page 16: BAB II METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF LEARNING) …a-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_054060_chapterii.pdf · psikologi, metode berarti ... (2007:31) harus diterapkan lima unsur

37

C. Prestasi Belajar

1. Belajar

Belajar merupakan aktivitas yang dilakukan antara guru dan siswa. Dalam

proses pembelajaran, guru mengharapkan adanya perubahan yang didapat oleh

siswa. Perubahan yang dimaksudkan di sini adalah perubahan perilaku dan juga

kecakapan siswa. Pernyataan ini senada dengan pendapat yang dikutip oleh Aris.

T dari Soemadi (1984 : 253) yang mengatakan bahwa :

a. belajar itu membawa perubahan (perubahan perilaku, baik aktual maupun

potensial),

b. perubahan pada pokoknya adalah didapatkannya kecakapan baru,

c. perubahan itu terjadi karena usaha (dengan sengaja).

Jadi di sini, setelah siswa mengalami proses pembelajaran di dalam kelas,

siswa diharapkan mengalami perubahan dalam kepribadian maupun tingkah laku

baru yang mungkin berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, kemampuan,

pemahaman konsep, dan meningkatnya prestasi belajar.

2. Prestasi Belajar

Prestasi belajar berasal dari dua kata yaitu ”prestasi “ dan “belajar”. Kata

prestasi berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie, kemudian dalam bahasa

Indonesia menjadi prestasi yang berarti hasil usaha (Zaenal Arifin, 1988:2).

Menurut Widodo (2002:594), prestasi adalah hasil yang telah dicapai, sedangkan

menurut Muchtar Bukhari (1984:154), prestasi adalah hasil yang telah dicapai

atau hasil yang sebenar-benarnya dicapai.

Page 17: BAB II METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF LEARNING) …a-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_054060_chapterii.pdf · psikologi, metode berarti ... (2007:31) harus diterapkan lima unsur

38

Para ahli yang merumuskan definisi prestasi belajar dari sudut pandang

yang berbeda. Prayitno (1973:35) mengartikan prestasi belajar sama dengan hasil

belajar yaitu sebagai sesuatu yang diperoleh, dikuasai atau merupakan hasil dari

adanya proses belajar. Menurut Sudjana (1990:22) prestasi belajar merupakan

kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman

belajar.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas, prestasi belajar dapat diartikan

merupakan kemampuan yang dimiliki siswa setelah melalui pengalaman. Istilah

prestasi belajar menunjukkan kepada gambaran keberhasilan seseorang dalam

upaya mengoptimalkan kemampuan yang dimilikinya melalui suatu kegiatan

pembelajaran.

Prestasi belajar adalah, penilaian usaha kegiatan belajar yang dinyatakan

dalam bentuk angka, huruf atau simbol yang dapat mencerminkan hasil yang

dicapai oleh siswa dalam periode tertentu. (tersedia di

http://one.indoskripsi.com/judul-skripsi/psikologi/hubungan-antara-kecerdasan-

emosional-dengan-prestasi-belajar-pada-siswa-kelas-ii-smu-lab-school-jakar).

Senada dengan pendapat tersebut, Tu’u (2004:75) mengemukakan bahwa

prestasi merupakan hasil yang dicapai seseorang ketika mengerjakan tugas atau

kegiatan tertentu. Prestasi akademik adalah hasil belajar yang diperoleh dari

kegiatan pembelajaran di sekolah atau di perguruan tinggi yang bersifat kognitif

dan biasanya ditentukan melalui pengukuran dan penilaian. Sementara prestasi

belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan

Page 18: BAB II METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF LEARNING) …a-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_054060_chapterii.pdf · psikologi, metode berarti ... (2007:31) harus diterapkan lima unsur

39

oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka yang

diberikan oleh guru.

Prestasi belajar adalah hasil yang didapatkan oleh siswa berdasarkan

kemampuannya dalam menguasai materi pelajaran yang diberikan oleh guru di

dalam kelas. Dalam arti yang lain, prestasi belajar merupakan suatu tingkat atau

keberhasilan siswa dalam menyelesaikan proses pembelajaran. Ru’yatul Hilal

yang mengutip pendapat Best (1983 : 193) menyatakan bahwa prestasi belajar

adalah nilai yang diberikan oleh guru terhadap hal-hal yang harus dikuasai oleh

siswa, dalam hal ini kondisi penguasaan materi pelajaran yang diajukan kepada

siswa. Dari pendapat Best ini, dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar

merupakan nilai/hasil akhir yang diperoleh siswa berdasarkan evaluasi yang

diberikan oleh guru di dalam kelas.

Dalam hal memberikan sebuah penilaian, guru tentunya merupakan pihak

yang memegang kendali utama dalam menentukan prestasi yang dicapai siswa

berdasarkan beragam evaluasi yang dilakukannya. Berkaitan dengan hal ini,

Usman Uzer (1999 : 74-103) mengutip pendapat Turney, mengungkapkan 8

keterampilan dasar mengajar yang harus dikuasai oleh guru pengajar. 8

keterampilan mengajar tersebut di antaranya :

a. Keterampilan bertanya (questioning skills),

b. Keterampilan memberi penguatan (reinforcement skills),

c. Keterampilan mengadakan variasi (variations skills),

d. Keterampilan menjelaskan (explaining skills),

Page 19: BAB II METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF LEARNING) …a-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_054060_chapterii.pdf · psikologi, metode berarti ... (2007:31) harus diterapkan lima unsur

40

e. Keterampilan membuka dan menutup pelajaran (set induction and

closure),

f. Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil,

g. Keterampilan mengelola kelas, dan

h. Keterampilan mengajar perseorangan.

Keterampilan-keterampilan ini harus dapat dikuasai oleh seorang guru

agar pembelajaran di dalam kelas dapat berjalan dengan baik dan efektif.

Beberapa keterampilan di atas, di antaranya keterampilan membimbing diskusi

kelompok kecil, dan juga keterampilan mengajar perseorangan amat berguna

ketika sedang diterapkan di dalam pembelajaran. Lewat keterampilan ini, guru

akan mampu menggali potensi yang dimiliki oleh siswa sehingga diharapkan

prestasi siswa tersebut dapat ikut terangkat.

a. Fungsi Prestasi Belajar

Adapun fungsi utama prestasi belajar menurut Ahmad Tafsir

(1999:40) adalah untuk mengetahui sejauhmana hasil pendidikan dapat

direalisasikan dan untuk mnengetahui kemampuan siswa dalam menguasai

bahan pengajaran yang telah diberikan. Menurut Nana Sudjana (2004:111)

bahwa fungsi prestasi belajar adalah untuk mengetahui tercapai tidaknya

tujuan pengajaran dan untuk mengetahui keefektifan proses belajar mengajar

yang telah diberikan oleh guru.

Senada dengan hal tersebut Eddy Soewardi Kartawidjaja (1987:6)

mengemukakan bahwa fungsi prestasi belajar adalah:

1). mengetahui taraf kesiapan siswa dalam menempuh pendidikan tertentu.

Page 20: BAB II METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF LEARNING) …a-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_054060_chapterii.pdf · psikologi, metode berarti ... (2007:31) harus diterapkan lima unsur

41

2). mengetahui seberapa jauh hasil yang telah dicapai dalam proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan.

3). untuk mengetahui penugasan bahan pelajaran oleh siswa dan untuk mengetahui taraf efisiensi metode mengajar yang dipergunakan dikelas.

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa fungsi

prestasi belajar bagi siswa adalah untuk mengetahui sejauhmana kemajuan

siswa setelah menyelesaikan aktivitas belajar dan sebagai alat untuk

memotivasi siswa agar lebih giat dalam belajar yang biasanya dalam bentuk

skor ataupun angka.

Dari beberapa ahli diatas juga dapat diasumsikan bahwa prestasi

belajar adalah suatu perubahan baik yang bersifat kognitif, afektif atau

psikomotorik yang dialami oleh siswa. Indikasi dari semua perubahan yang

dialami siswa dan memperoleh suatu kemampuan dalam belajar disebut

dengan prestasi belajar. Dengan terciptanya suatu prestasi belajar yang baik

seorang siswa mampu untuk mencapai tujuannya dalam belajar.

b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Secara umum, faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

siswa dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu: faktor internal dan faktor

eksternal (Ngalim Purwanto, 1990:107). Sedangkan Muhibbin Syah

(2002:132-139) berpendapat bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi

prestasi belajar, yaitu: faktor internal, faktor eksternal dan faktor pendekatan

belajar. Selain itu Abin Syamsudin Makmun (2004:165) menyatakan bahwa

faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yaitu: hasil belajar yang

Page 21: BAB II METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF LEARNING) …a-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_054060_chapterii.pdf · psikologi, metode berarti ... (2007:31) harus diterapkan lima unsur

42

diharapkan (the expected out put, karakter siswa (raw input), sarana

(instrumental) dan lingkungan (environmental out put).

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa, prestasi

belajar siswa dapat dipengaruhi oleh situasi dan kondisi baik dari dalam

maupun luar. Dengan demikian, faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi

belajar ini penting dan harus diperhatikan agar prestasi belajar yang hendak

dicapai akan terlaksana dengan baik.

3. Hubungan Pembelajaran Kooperatif Model Word Square dengan

Prestasi Belajar

Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, pembeajaran kooperatif

model Word Square diterapkan untuk melibatkan siswa untuk turut berpikir dan

juga merupakan sistem pengajaran yang memberi kesempatan kepada siswa untuk

bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang terstruktur dengan

menggunakan model Word Square yang merupakan salah satu pembelajaran yang

di dalamnya terdapat unsur permainan, sehingga anak tidak merasa bosan dan

dapat menarik minat dan menambah motivasi belajar siswa sehingga prestasi

belajar akan meningkat.

Penerapan pembelajaran kooperatif model Word Square di dalam kelas

dapat dilakukan melalui dua pendekatan yakni pembelajaran small group dan juga

pemberian out-of-class assignment. Lewat dua pendekatan ini, diharapkan dua

keterampilan siswa akan tergali yaitu kemampuan berkomunikasi dan juga rasa

Page 22: BAB II METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF LEARNING) …a-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_054060_chapterii.pdf · psikologi, metode berarti ... (2007:31) harus diterapkan lima unsur

43

tanggung jawab terhadap tugas kelompok. Keterampilan berkomunikasi dalam

small group akan membantu siswa dalam menyatukan pendapat dan pikiran

sehingga pembelajaran dalam kelompok dapat meningkat. Begitupun pula dalam

out-of-class assignment, siswa akan memiliki tanggung jawab dalam mengerjakan

tugas yang diberikan sehingga dengan motivasi yang tinggi tersebut, tugas yang

dihasilkannya pun akan memiliki kualitas yang baik. Berkaitan dengan hal ini,

Sardiman A. M. dalam Aris. (2007 : 29) mengungkapkan hal yang serupa bahwa :

“Motivasi kognitif (cognitive motives) menunjuk pada gejala intrinsic, menyangkut kepuasan individual. kepuasan individual yang berada dalam diri manusia dan biasanya berwujud proses dan produk mental. Jenis motif seperti ini adalah sangat primer dalam kegiatan belajar di sekolah, terutama yang berkaitan dengan pengembangan intelektual.”

Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya, belajar merupakan aktivitas

yang dilakukan antara guru dan siswa dan dalam proses pembelajaran, setelah

siswa mengalami proses pembelajaran di dalam kelas, siswa diharapkan

mengalami perubahan dalam kepribadian maupun tingkah laku baru yang

mungkin berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, kemampuan, pemahaman

konsep, dan meningkatnya prestasi belajar.

Prayitno (1973:35) mengartikan prestasi belajar sama dengan hasil belajar

yaitu sebagai sesuatu yang diperoleh, dikuasai atau merupakan hasil dari adanya

proses belajar. Senada denga hal tersebut Sudjana (1990:22) menyatakan prestasi

belajar merupakan kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah

menerima pengalaman belajar. Prestasi belajar merupakan hasil positif yang

didapat oleh peserta didik setelah melalui proses pembelajaran di sekolah.

Page 23: BAB II METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF LEARNING) …a-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_054060_chapterii.pdf · psikologi, metode berarti ... (2007:31) harus diterapkan lima unsur

44

Ru’yatul Hilal yang mengutip pendapat Best (1983 : 193)

memperkenalkan konsep ”test achievement” yaitu alat yang digunakan untuk

mengukur apa yang telah dipelajari oleh siswa, yaitu tingkat perfomance-nya yang

sekarang. Tes yang diberikan ini amat membantu untuk menentukan prestasi

belajar seseorang.

Di sinilah akan kita temukan keterkaitan antara pembelajaran kooperatif

model Word Square dengan konsep prestasi belajar. Melalui pembelajaran

kooperatif model Word Square kemampuan yang dimiliki oleh siswa akan tergali

sehingga pencapaian hasil belajar siswa akan bernilai secara maksimal yang

diharapkan pula akan meningkatkan prestasi belajar siswa.

Kegiatan belajar-mengajar dengan menggunakan pembelajaran kooperatif

model Word Square ini akan terus dipantau dan diharapkan dari satu tindakan ke

tindakan berikutnya akan terjadi peningkatan. Peningkatan kualitas belajar inilah

yang juga akan menjadikan prestasi belajar siswa akan meningkat.

D. Pembelajaran Sejarah

1. Pembelajaran

Pembelajaran sejarah terdiri dari dua konsep yang saling terpisah, yaitu

konsep ”pembelajaran” dan konsep ”sejarah”. Pembelajaran merupakan aktivitas

yang terjadi antara guru yang mengajar dan siswa yang belajar. Dalam Undang-

undang RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dikatakan

bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan

sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

Page 24: BAB II METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF LEARNING) …a-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_054060_chapterii.pdf · psikologi, metode berarti ... (2007:31) harus diterapkan lima unsur

45

Pembelajaran adalah upaya membelajarkan siswa dengan menggunakan

asas pendidikan maupun teori belajar merupakan faktor penentu utama

keberhasilan pendidikan. Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah

antara guru dan peserta didik. Konsep pembelajaran menurut Corey dalam Syaiful

Sagala (2005: 61) adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara

disengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu

dalam kondisi khusus atau menghasilkan respons terhadap situasi tertentu.

Senada dengan pendapat tersebut Sudidjo dan Siregar (2004: 4) mengatakan

pembelajaran adalah upaya menciptakan kondisi dengan sengaja agar tujuan

pembelajaran dapat dipermudah (facilitated) pencapaiannya. Sehingga,

pembelajaran tidak hanya ditujukan untuk mengembangkan pengetahuan, namun

juga sikap, tingkah laku, pengalaman, minat, penghormatan merupakan tujuan-

tujuan yang mesti dicapai pula.

Pembelajaran merupakan suatu proses dimana seseorang belajar mengenai

sesuatu dan mengalami perubahan setelah melakukannya. Proses pembelajaran

atau pengajaran kelas menurut Dunkin dan Biddle dalam Syaiful (2005: 63)

berada pada empat variabel interaksi yaitu (1) variabel pertanda atau pendidik (2)

variabel konteks atau peserta didik (3) variabel proses atau interaksi dan (4)

variabel produk atau perkembangan peserta didik. Pembelajaran merupakan suatu

proses interaksi dari dua variabel atau lebih sehingga menimbulkan perlakuan atau

kondisi baru. Dari pengertian ini dapat diartikan, pembelajaran adalah interaksi

yang terjadi antara guru dengan siswa di dalam kelas dengan menggunakan

sumber belajar.

Page 25: BAB II METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF LEARNING) …a-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_054060_chapterii.pdf · psikologi, metode berarti ... (2007:31) harus diterapkan lima unsur

46

2. Pembelajaran Sejarah

Banyak orang yang mengatakan dan mengartikan sejarah sebagai

pengalaman/kejadian/peristiwa yang berlangsung di masa lampau. Itu benar

adanya. Secara mikro, sejarah merupakan catatan pengalaman setiap individu.

Sedangkan secara makro, sejarah merupakan pengalaman kolektif kelompok atau

bangsa. Peristiwa merupakan bagian dari pengalaman manusia yang merupakan

produk pikirannya atau perasaannya atau juga perbuatannya yang sudah terjadi

dan dicatat atau masih teringat. Sjamsuddin (2001 : 121-122) mengemukakan

pendapatnya bahwa :

”Sejarah merupakan hasil rekonstruksi intelektual dan imajinatif sejarawan tentang apa yang telah dipikirkan, atau telah dirasakan, atau telah diperbuat oleh manusia sebagai individu maupun kelompok, berdasarkan atas rekaman-rekaman lisan, tertulis dan/atau peninggalan sebagai pertanda kehadirannya di suatu tempat tertentu pada suatu ketika tertentu”.

Berdasarkan pemaparan tersebut di atas, maka pembelajaran sejarah dapat

dikatakan sebagai sebuah proses yang bertujuan untuk mendorong siswa untuk

mendapat pengetahuan akan peristiwa di masa lampau, yang sarat akan

pengalaman, sehingga melalui pengetahuan akan pengelaman tersebut, akan

membawa perubahan tingkah laku dan mengembangkan diri secara utuh.

Pembelajaran sejarah bagi para siswa berperan untuk menumbuhkan kesadaran

sejarahnya, sehingga dapat memperkuat identitas diri melalui nilai-nilai yang

terdapat pada pengalaman di masa lampau.

Pembelajaran sejarah merupakan salah satu proses belajar yang memiliki

peran penting dalam membentuk kualitas siswa dari berbagai sisi. Pelajaran

sejarah sering diidentikkan sebagai mata pelajaran hapalan, namun hal tersebut

Page 26: BAB II METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF LEARNING) …a-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_054060_chapterii.pdf · psikologi, metode berarti ... (2007:31) harus diterapkan lima unsur

47

sebenarnya tidak perlu terjadi jika pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas

dapat bermakna serta manfaat yang berarti bagi siswa melalui penanaman nilai-

nilai sejarah. Hal ini sesuai dengan pengertian sejarah yang diungkapkan

Depdiknas (2003: 1) bahwa sejarah adalah mata pelajaran yang menanamkan

pengetahuan dan nilai-nilai mengenai proses perubahan dan perkembangan

masyarakat Indonesia dan dunia dari masa lampau hingga kini.

Dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran sejarah, maka

pelaksanaan pembelajaran sejarah di lapangan harus mengalami perubahan. Hal

ini disebabkan metode yang selama ini digunakan adalah metode ceramah

tradisional yang menjadi metode utama dalam pembelajaran sejarah di rasa sudah

tidak sesuai dengan perkembangan zaman. Selain itu metode ceramah tradisional

kurang mampu mengali potensi serta kemampuan siswa sebab hanya

menitikberatkan pada penyampaian fakta yang berkutat pada teori-teori besar

(Grand Theory) atau mengenai siapa, kapan, dan dimana (who, when, whch dan

where) saja melainkan, memaparkan bagaimana (how atau proses) dan mengapa

(why)-nya dari sebuah peristiwa sejarah. Diperlukan modifikasi yang kreatif agar

pembelajaran sejarah dapat meningkatkan kualitas peserta didik. Hal tersebut

didukung oleh pernyataan Ismaun (2001:10) berikut ini:

….pendidikan sejarah haruslah diperbaharui agar mampu menyiapkan para peserta didik mengantisipasi dan beradaptasi dengan lincah ke masa depan. Bukan saja kesadaran akan waktunya harus lebih diarahkan ke masa depan, tetapi juga sifat pengajarannya yang biasanya lebih bertumpu pada pengetahuan fakta belaka yang harus diganti dengan kegiatan belajar yang lebih menekankan aktivitas siswa dengan pendekatan keterampilan proses.