bab ii logistik nilai a super fix

62
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Sistem Kesehatan Nasional adalah suatu tatanan yang mencerminkan upaya bangsa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan mencapai derajat kesehatan yang optimal sebagai perwujudan kesejahteraan umum seperti yang dimaksud dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN) 2009, Dimana disebutkan pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Menurut Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan (RPJP-K) 2005-2025, pembangunan kesehatan diselenggarakan guna menjamin tersedianya upaya kesehatan, baik upaya kesehatan masyarakat maupun upaya kesehatan perorangan yang bermutu, merata, dan terjangkau oleh masyarakat. Upaya kesehatan diselenggarakan dengan pengutamaan pada upaya pencegahan (preventif), dan peningkatan kesehatan (promotif) bagi segenap warga negara Indonesia, tanpa mengabaikan upaya penyembuhan penyakit (kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif). Penyediaan dan pengelolaan logistik termasuk masalah yang cukup unik dan kompleks karena merupakan salah satu 1

Upload: rianasarii

Post on 01-Jan-2016

188 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab II Logistik Nilai a Super Fix

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sistem Kesehatan Nasional adalah suatu tatanan yang mencerminkan

upaya bangsa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan mencapai derajat

kesehatan yang optimal sebagai perwujudan kesejahteraan umum seperti

yang dimaksud dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Dalam

Sistem Kesehatan Nasional (SKN) 2009, Dimana disebutkan pembangunan

kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa

yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan

hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat

yang setinggi-tingginya dapat terwujud.

Menurut Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan

(RPJP-K) 2005-2025, pembangunan kesehatan diselenggarakan guna

menjamin tersedianya upaya kesehatan, baik upaya kesehatan masyarakat

maupun upaya kesehatan perorangan yang bermutu, merata, dan terjangkau

oleh masyarakat. Upaya kesehatan diselenggarakan dengan pengutamaan

pada upaya pencegahan (preventif), dan peningkatan kesehatan (promotif)

bagi segenap warga negara Indonesia, tanpa mengabaikan upaya

penyembuhan penyakit (kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif).

Penyediaan dan pengelolaan logistik termasuk masalah yang cukup unik

dan kompleks karena merupakan salah satu aktivitas perusahaan yang sudah

cukup lama dijalankan, bahkan mungkin semenjak perusahaan mulai berdiri.

Karena masalah logistik berkaitan dengan efektifitas dan efisiensi pengelolaan

perusahaan, maka pengelolaannya harus dilakukan secara profesional oleh

SDM yang memiliki kompetensi di bidang perencanaan logistik.

Demikian halnya pada industri Rumah Sakit, keberhasilan penyediaan

dan pengelolaan logistik rumah sakit tergantung pada kompetensi dari

manajer logistik rumah sakit. Manajer berfungsi untuk mengelola logistik

melalui fungsi antara lain mengidentifikasi, merencanakan pengadaan,

pendistribusian alat hingga mengembangkan sistem pengelolaan logistik yang

1

Page 2: Bab II Logistik Nilai a Super Fix

efektif dan efisien. Pengadaan alat yang tepat dan berfungsi dengan baik akan

memperlancar kegiatan pelayanan pasien sehingga berdampak bagi

peningkatan mutu pelayanan secara umum. Dimana semakin canggihnya alat-

alat, hal tersebut akan menunjang untuk meningkatnya kualitas sebuah

Rumah Sakit dan kualitas pelayanan yang diberikan. Pengadaan alat-alat

logistik pun harus ditunjang dengan kemampuan pelayan kesehatan yang

dapat menggunakan ala-alat tersebut dengan baik dan benar sesuai fungsi

masing-masing.

Oleh karena pengelolaan logistik merupakan aspek penting dalam

mendukung kesuksesan operasional Rumah Sakit, maka diperlukan filling

sistem yang tepat. Pemanfaatan teknologi informasi untuk pengelolaan data

logistik menjadi kebutuhan terutama dalam pembuatan database. Dengan

demikian akan dapat mengontrol lalu lintas barang serta membuat

perencanaan pengadaan barang.

B. Rumusan Masalah

Makalah ini memiliki pokok-pokok permasalahan yang berada dalam

rumusan masalah yaitu:

1. Apa yang dimaksud dengan logistik, aktifitas logistik dan

manajemen logistik?

2. Apa saja tujuan, misi dan biaya logistik ?

3. Apa yang dimaksud dengan sistem logistik dan konsep sistem

logistik?

4. Bagaimana hubungan-hubungan dalam sistem logistik ?

5. Apa saja komponen dalam sistem logistik

6. Apa yang dimaksud logistik terpadu, operasi logistik dan

koordinasi logistik?

7. Bagaimana manajemen obat dan perbekalan kesehatan ?

C. Tujuan

Makalah ini memiliki tujuan yaitu:

1. Untuk mengetahui definisi logistik, aktifitas logistik dan manajemen

logistik.

2. Untuk mengetahui tujuan, misi dan biaya logistik.

2

Page 3: Bab II Logistik Nilai a Super Fix

3. Untuk mengetahui definisi sistem logistik dan konsep sistem logistik.

4. Untuk mengetahui hubungan-hubungan dalam sistem logistik

5. Untuk mengetahui komponen dalam sistem logistik.

6. Untuk mengetahui definisi logistik terpadu, operasi logistik dan koordinasi

logistik.

7. Untuk mengetahui manajemen obat dan perbekalan kesehatan.

D. Manfaat

Manfaat dengan adanya makalah sistem logistik kesehatan adalah agar

mahasiswa mengetahui tentang hal-hal yang berada di suatu sistem logistik

kesehatan, dari definisi nya hingga cara memanajemen obat dan perbekalan

kesehatan.

3

Page 4: Bab II Logistik Nilai a Super Fix

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian logistik

Logistik beraa dari bahasa Yunani Kuno yaitu ‘Logistikos’ yang berarti

“terdidik/ pandai” dalam memperkirakan /berhitung. Logistik merupakan seni

dan ilmu yang mengatur dan mengontrol arus barang, energi, informasi, dan

sumber daya lainnya seperti produk , jasa, dan manusia dari sumber produksi

ke pasar dengan tujuan mengoptimalkan penggunaan modal.

Berikut ini merupakan pengertian logistik menurut para ahli :

Donald J.Bowersok (2000) ; Logistik didefinisikan sebagai Proses

pengelolaan yang strategis terhadap pemindahaan dan penyimpanan

barang, suku cadang dan barang jadi dari supplier, di antara fasilitas-

fasilitas perusahaan dan kepada para langganan.

Lukas Dwiantara dan Rumsari Hadi (2004) ; Manajemen logistik merupakan

serangkaian kegiatan perencanaan, pengorganisasian, dan pengawasan

terhadap kegiatan pengadaan pencatatan, pendistribusian, penyimpanan,

pemeliharaan dan penghapusan logistik guna mendukung efektivitas dan

efisiensi dalam upaya pencapaian tujuan organisasi.

Indriyi G dan Agus Mulyono (1998) ; Kegiatan logistik adalah

mengembangkan operasi yang terpadu dari kegiatan pengadaan atau

pengumpulan bahan, pengangkutan atau transportasi, penyimpanan,

pembungkusan maupun pengepakan pendistribusian, dan pengaturan

terhadap kegiatan tersebut’.

B. Definisi Manajemen Logistik

a. Definisi Manajemen dan Manejemen Logistik

Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan ,

dan pengawasan usaha-usaha par angoota organisasi dan pengguanan

sumber daya – sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan

organisasi yang telah ditetapkan. Menurut  AhliDonald J.Bowersok (2000),

Logistik didefinisikan sebagai ’Proses pengelolaan yang strategis terhadap

pemindahaan dan penyimpanan barang, suku cadang dan barang jadi dari

4

Page 5: Bab II Logistik Nilai a Super Fix

supplier, di antara fasilitas-fasilitas perusahaan dan kepada para

langganan.

H. Subagya, MS (1996) ’Logistik merupakan salah satu kegiatan yang

bersangkutan dengan segi-segi: Perencanaan dan pengembangan,

pengadaan, penyimpanan, pemindahan, penyaluran, pemeliharaan,

pengungsian dan penghapusan alat-alat perlengkapan pemindahan,

pengungsian dan peralatan personil pengadaan atau pembuatan,

penyelengaraan pemeliharaan dan penghapusan fasilitas-fasilitas

pengusaha atau pemberian pelayanan / bantuan-bantuan.

Lukas Dwiantara dan Rumsari Hadi (2004) ’ Manajemen logistik

merupakan serangkaian kegiatan perencanaan, pengorganisasian, dan

pengawasan terhadap kegiatan pengadaan pencatatan, pendistribusian,

penyimpanan, pemeliharaan dan penghapusan logistik guna mendukung

efektivitas dan efidiensi dalam upaya pencapaian tujuan organisasi’.

Indriyi G dan Agus Mulyono (1998) ’Kegiatan logistik adalah

mengembangkan operasi yang terpadu dari kegiatan pengadaan atau

pengumpulan bahan, pengangkutan atau transportasi, penyimpanan,

pembungkusan maupun pengepakan pendistribusian, dan pengaturan

terhadap kegiatan tersebut.

Siagian (1992) menyatakan manajemen adalah seni memperoleh hasil

melalui berbagai kegiatan yang dilakukan oleh orang lain, sedangkan

logistik adalah bahan untuk kegiatan operasional yang sifatnya habis

pakai. Manajemen logistik adalah suatu ilmu pengetahuan dan atau seni

serta proses mengenai perencanaan dan penentuan kebutuhan

pengadaan, penyimpanan, penyaluran dan pemeliharaan serta

penghapusan material/alat-alat.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa Manajemen logistik merupakan bagian dari

proses supply chain yang berfungsi untuk merencanakan, melaksanakan,

dan mengendalikan keefisienan dan keefektifan penyimpanan dan aliran

barang, pelayanan dan informasi terkait dari titik permulaan (point of

origin) hingga titik konsumsi (point of consumption) dalam tujuannya untuk

memenuhi kebutuhan para pelanggan.

5

Page 6: Bab II Logistik Nilai a Super Fix

b. Maksud dan Tujuan Manajemen Logistik

Pada dasarnya tujuan manajemen logistik adalah menyampaikan barang

jadi dan bermacam- macam material dalam jumlah yang tepat pada waktu

yang dibutuhkan, dalm keadaan yang dapat dipakai, ke lokasi di mana ia

dibutuhkan, dan dengan total biaya yang terendah.

1) Tujuan umum.

a. Tujuan operasional adalah agar tersedia barang atau bahan

dalam jumlah yang tepat dan mutu yang memadai.

b. Tujuan keuangan adalah agar operasional dapat terlaksana

dengan biaya yang serendah rendah nya.

c. Tujuan pengamanan adalah agar persediaan tidak terganggu dari

kerusakan, pemborosan, pencurian dan penyusutan yang tidak

wajar.

2) Tujuan khusus.

Mendukung efektifitas dan efesiensi dalam setiap upaya pencapaian

tujuan organisasi.

c. Manajemen Logistik Dalam Sistem Administrasi

Di dalam manajemen kita kenal ada 5 unsur, yaitu :

1. Man

2. Money

3. Material

4. Machine

5. Method

Untuk dapat terselenggaranya manajemen yang baik, unsur-unsur tersebut

diprosesmelalui fungsi-fungsi manajemen, yaitu:

1. Planning

2. Organizing

3. Actuating

4. Controlling

Prinsip-prinsip manajemen tersebut merupakan pegangan umum untuk

dapat terselenggaranya fungsi-fungsi logistik dengan baik.

d. Fungsi-fungsi Manajemen Logistik

Fungsi logistik dapat disusun dalam bentuk skema siklus kegiatan logistik

sebagai berikut (Mustiksari: 2007) :

6

Page 7: Bab II Logistik Nilai a Super Fix

Pengendalian(control)

Pengadaan

Masing-masing fungsi logistik tersebut saling berhubungan satu dengan yang

lain. Untuk itu kita bahas satu persatu fungsi logistik tersebut.

1. Fungsi Perencanaan

Pengertian umum adalah proses untuk merumuskan sasaran dan

menentukan langkah-langkah yang harus dilaksanakan untuk mencapai

tujuan yang telah ditentukan. Sedangkan secara khusus perencanan

logistik adalah merencanakan kebutuhan logistik yang pelaksanaannya

dilakukan oleh semua calon pemakai (user) kemudian diajukan sesuai

dengan alur yang berlaku di masing- masing organisasi( Mustikasari:

2007). Subagya menyatakan perencanaan adalah hasil rangkuman dari

kaitan tugas pokok, gagasan, pengetahuan, pengalaman dan keadaan

atau lingkungan yang merupakan cara terencana dalam memuat

keinginan dan usaha merumuskan dasar dan pedoman tindakan

Pengelolaan logistik cenderung semakin kompleks dalam

pelaksanannya sehingga akan sangat sulit dalam pengendalian apabila

tidak didasari oleh perencanaan yang baik. Perencanaan yang baik

menuntut adanya sistem monitoring, evaluasi dan reporting yang

7

Perencanaan

Penghapusan Penganggaran

Penyimpanan

Pendistribusian

Page 8: Bab II Logistik Nilai a Super Fix

memadai dan berfungsi sebagai umpan balik untuk tindakan

pengandalian terhadap devisi-devisi yang terjadi.

Suatu rencana harus di dukung oleh semua pihak, rencana yang

dipaksakan akan sulit mendapatkan dukungan bahkan sebaliknya akan

berakibat tidak lancar alam pelaksanaannya. Di bawah ini akan dilukiskan

bagan kerjasama antara pimpinan, perencana, pelaksana dan pengawas

(Subagya: 1994).

Dalam suatu kegiatan dari tahap persiapan, pelaksanaan sampai

dengan pencapaian tujuan ( Sasaran ) di perlukan kerjasama yang terus

menerus antara pimpinan / staf, perencana, pelaksana dan pengawas

dengan masing-masing kegiatan yang dilakukan sesuai dengan uraian

tugas masing-masing. Seluruh kegiatan diarahkan pada pencapaian

tujuan (untuk mencapai sasaran) organisasi.

Perencanaan dapat dibagi ke dalam periode-periode sebagai berikut:

a. Rencana jangka panjang (Long range)

b. Rencana jangka menengah (Mid range)

c. Rencana jangka pendek (Short range)

Dalam tahapan perencanaan logistik pada umumnya dapat

menjawab dan menyimpulkan pernyataan sebagai berikut:

a. Apakah yang di butuhkan (what) untuk menentukan jenis barang yang

tepat

b. Berapa yang di butuhkan (how much, how many) untuk menentukan

jumlah yang tepat

c. Bilamana dibutuhkan (when) untuk menentukan waktu yang tepat

d. Di mana dibutuhkan (where) untuk menentukan tempat yang tepat

e. Siapa yang mengurus atau siapa yang menggunakan (who) untuk

menentukan orang atau unit yang tepat

f. Bagaimana diselenggarakan (how) untuk menentukan proses yang

tepat

g. Mengapa di butuhkan (why) untuk mengecek apakah keputusan yang

di ambil benar-benar tepat

8

Page 9: Bab II Logistik Nilai a Super Fix

2. Fungsi Penganggaran

Penganggaran (budgetting), adalah semua kegiatan dan usaha

untuk merumuskan perincian penentu kebutuhan dalam suatu skala

tertentu/skala standar yaitu skala mata uang dan jumlah biaya (Subagya

& Mustikasari)

Dalam fungsi penganggaran, semua rencana-rencana dari fungsi

perencanaan dan penentu kebutuhan dikaji lebih lanjut untuk disesuaikan

dengan besarnya biaya dari dana-dana yang tersedia. Dengan

mengetahui hambatan-hambatan dan keterbatasan yang dikaji secara

seksama maka anggaran tersebut merupakan anggaran yang reliable.

Apabila semua perencanaan dan penentu kebutuhan telah dicek

berulang kali dan diketahui untung ruginya serta telah diolah dalam

rencana biaya keseluruhan, maka penyediaan dana tersebut tidak boleh

diganggu lagi, kecuali dalam keadaan terpaksa.

Pengaturan keuangan yang jelas, sederhana dan tidak rumit akan

sangat membantu kegiatan.

Dalam menyususn anggaran terdapat beberapa hal yang harus di

perhatikan antara lain adalah:

a. Peraturan–peraturan terkait

b. Pertimbangan politik, sosial, ekonomi dan tehnologi

c. Hal-hal yang berhubungan dengan anggaran

d. Pengaturan anggaran seperti: sumber biaya pendapatan sampai

dengan pegaturan logistik

3. Fungsi Pengadaan

Pengadaan adalah semua kegiataan dan usaha untuk menambah

dan memenuhi kebutuhan barang dan jasa berdasarkan peraturan yang

berlaku dengan menciptakan sesuatu yang tadinya belum ada menjadi

ada. Kegiatan ini termasuk dalam usaha untuk tetap mempertahankan

sesuatu yang telah ada dalam batas-batas efisiensi. (Subagya: 1994).

Sedangkan Mustikasari berpendapat fungsi pengadaan merupakan

9

Page 10: Bab II Logistik Nilai a Super Fix

kegiatan untuk merealisasi atau mewujudkan kebutuhan yang telah

direncanakan atau telah disetujui sebelumnya.

Pengadaan tidak selalu harus dilaksanakan dengan pembelian

tetapi didasarkan dengan pilihan berbagai alternatif yang paling tepat dan

efisien untuk kepentingan organisasi. Cara–cara yang dapat dilakukan

untuk menjalankan fungsi pengadaan adalah:

a. Pembelian

b. Penyewaan

c. Peminjaman

d. Pemberian ( hibah )

e. Penukaran

f. Pembuatan

g. Perbaikan

Mengingat fungsi pengadaan adalah fungsi tehnis yang

menyangkut pihak luar maka pengendalian fungsi pengadaan perlu

mendapatkan perhatian. Pengendalian dilaksanakan dari awal kegiatan

sampai dengan pemeliharaan. Kebijakan pemerintah yang mengatur

tentang pengadaan barang adalah Keppres No. 80 tahun 2003.

Beberapa hal yang harus diperhatikan pada fungsi pengadaan

antara lain:

a. Kode etik pengadaan

Kode etik pengadaan yang dikemukakan oleh George W. Aljian, antara

lain:

Hubungan pribadi dengan para pedagang sangat perlu, namun

seorang pembeli harus tetap tidak berpihak dalam semua tahap

perdagangan

Tidak boleh ada keterangan orang dalam, kepada siapapun.

Memberi batas kepada seorang rekanan adalah melanggar etika

10

Page 11: Bab II Logistik Nilai a Super Fix

b. Pelelangan pengadaan barang

Setiap mengadakan pelelangan dan pengadaan barang harus

dibentuk panitia pengadaan dan pelangan milik negara yang

ditentukan sebagai berikut:

Keanggotaan panitia sekurang-kurangnya 5 orang terdiri dari

unsur: Perencana, pemikir pekerjaan yang bersangkutan,

penaggung jawab keuangan, penanggung jawab perlengkapan,

penanggung jawab tehnis.

Dilarang duduk sebagai anggota panitia adalah: Kepala

kantor/satuan pekerja/pemimpin proyek, pegawai pada inspektorat

jenderal atau unit-unit yang berfungsi sebagai pemeriksa.

Panitia pelelangan dibentuk oleh kepala kantor/satuan

pekerja/pemimpin proyek

Masa kerja panitia berakhir sesuai dengan tugasnya setelah

pemenang pelelangan ditunjuk (Subagya:1994)

4. Fungsi Penyimpanan

Penyimpanan merupakan suatu kegiatan dan usaha untuk

melakukan pngelolaan barang persediaan di tempat penyimpanan.

(Mustikasari: 2007) Penyimpanan berfungsi untuk menjamin penjadwalan

yang telah ditetapkan dalam fungsi-fungsi sebelumya dengan pemenuhan

setepat-tepatnya dan biaya serendah-rendahnya. Fungsi ini mencakup

semua kegiatan mengenai pengurusan, pengelolaan dan penyimpanan

barang. Fungsi yang lain adalah: Kualitas barang dapat dipertahankan,

barang terhindar dari kerusakan, pencarian barang yang lebih mudah dan

barang yang aman dari pencuri.

5. Fungsi Penyaluran (Distribusi)

Penyaluran atau distribusi merupakan kegiatan atau usaha untuk

mengelola pemindahan barang dari satu tempat ke tempat lainnya

(Subagya: 1994).

Ketelitian dan disiplin yang ketat dalam menangani masalah

penyaluran merupakan unsur yang sangat penting untuk mencapai tujuan

yang diharapkan.

11

Page 12: Bab II Logistik Nilai a Super Fix

6. Fungsi Penghapusan

Penghapusan adalah kegiatan atau usaha pembebasan barang

dari pertanggungjawaban sesuai peraturan dan perundang-undangan

yang berlaku (Subagya: 1994). Alasan penghapusan barang antaralain:

a. Barang hilang, akibat kesalahan sendiri, kecelakaan, bencana alam,

administrasi yang salah, tercecer atau tidak ditemukan

b. Tehnis dan ekonomis: Setelah nilai barang dianggap tidak ada

manfaatnya. Keadaan tersebut disebabkan faktor-faktor: Kerusakaan

yang tidak dapat diperbaiki, obsolete (meningkatkan efisiensi atau

efektifitas), kadaluarsa yaitu suatu barang tidak boleh dipergunakan

lagi menurut ketentuan waktu yang ditetapkan, aus atau deteriorasi

yaitu barang mengurang karena susut, menguap atau hadling, Busuk

karena tidak memenuhi spesifikasi sehingga barang tidak dapat

dipergunakan lagi.

c. Surplus dan ekses

d. Tidak bertuan: Barang-barang yang tidak diurus

e. Rampasan yaitu barang-barang bukti dari suatu perkara

7. Fungsi Pengendalian

Pengendalian adalah sistem pengawasan dari hasil laporan,

penilaian, pemantauan dan pemeriksaan terhadap langkah-langkah

manajemen logistik yang sedang atau telah berlangsung (Mustikasari:

2007).

Agar pelaksanaan pengendalian dapat berjalan dengan baik

diperlukan sarana-sarana pengendalian sebagai berikut:

a. Struktur organisasi yang baik

b. Sistem informasi yang memadai

c. Klasifikasi yang selalu mengikuti perkembangan menuju

standardisasi

d. Pendidikan dan pelatihan

e. Anggaran yang cukup memadai

12

Page 13: Bab II Logistik Nilai a Super Fix

C. Aktifitas Logistik

Aktifitas logistik menjelaskan tentang tahapan-tahapan yang harus

dilaksanakan dalam menjalankan asing-masing fungsi logistik agar saling

berhubungan satu dengan yang lain.

Aktifitas logistik mencakup seperti hal-hal dibawah ini :

a. Dalam fungsi perencanaan dan penentuan kebutuhan aktifitas logistik

yang dilakukan adalah merencanakan hal-hal sebagai berikut :

a) Rencana Pembelian

b) Rencana Rehabilitasi

c) Rencana Dislokasi

d) Rencana Sewa

e) Rencana Pembuatan.

b. Dalam fungsi penganggaran, aktifitas logsitik yang dilakukan adalah :

Misalnya diambil contoh di suatu rumah sakit. Mengganggarkan sumber

anggaran di suatu rumah sakit bermacam-macam, tergantung pada

institusi yang ada apakah milik pemerintah atau swasta. Pada Rumah sakit

Pemerintah, sumber anggaran dapat berasal dari Dana Subsidi

(Bappenas, Depkes, Pemda) dan dari penerimaan rumah sakit.

Sedangkan pada rumah sakit swasta sumber anggaran berasal dari Dana

Subsidi (Yayasan dan Donatur), Penerimaan rumah sakit dan Dana dari

pihak ketiga (Mustikasari).

Alokasi anggaran logistik Rumah Sakit 40 % - 50 % dalam bentuk

obat-obatan dan bahan farmasi, alat tulis kantor, cetakan, alat rumah

tangga, bahan makanan, alat kebersihan dan suku cadang.

c. Dalam fungsi pengadaan, aktifitas logsitik yang dilakukan adalah :

Proses pengadan peralatan dan perlengkapan pada umumnya

dilaksanakan dengan tahapan sebagai berikut:

a. Perencanaan dan penentuan kebutuhan

b. Penyususnan dokumen tender

c. Pengiklanan/penyampaian uandangan lelang

13

Page 14: Bab II Logistik Nilai a Super Fix

d. Pemasukan dan pembukuan penawaran

e. Evaluasi penawaran

f. Pengusulan dan penentuan pemenang

g. Masa sanggah

h. Penunjukan pemenang

i. Pengaturan kontrak

j. Pelaksanaan kontrak

d. Dalam fungsi penyimpanan, aktifitas logsitik yang dilakukan adalah :

a. Pemilihan lokasi

Aksesibilitas, utilitas, komunikasi, bebas banjir, mampu menampung

barang yang disimpan, keamanan dan sirkulasi udara yang baik.

b. Barang (Jenis, bentuk barang atau bahan yang disimpan)

Jenis dan bentuk barang dapat digolongkan ke dalam:

Barang biasa: Kendaraan, mobil ambulance, alat-alat berat,

brankar, kursi roda dll.

Barang khusus: Obat-obatan, alat-alat medis dll.

c. Pengaturan ruang

Bentuk-bentuk tempat penyimpanan, rencana penyimpanan,

penggunaan ruang secara efisien dan pengawasan ruangan.

d. Prosedur/sistem penyimpanan

Formulir-formulir transaksi, kartu-kartu catatan, kartu-kartu pemeriksaan,

cara pengambilan barang, pengawetan dll.

e. Penggunaan alat bantu

f. Pengamanan dan keselamatan

Pencegahan terhadap api, pencurian, tindakan pencegahan terhadap

kecelakan, gangguan terhadap penyimpanan dan tindakan keamanan.

e. Dalam fungsi penyaluran, aktifitas logsitik yang dilakukan adalah :

a.Proses Administrasi

b.Proses penyampaian berita (data-data informasi)

c.Proses pengeluaran fisik barang

14

Page 15: Bab II Logistik Nilai a Super Fix

d.Proses angkutan

e.Proses pembongkaran dan pemuatan

f. Pelaksanaan rencana-rencana yang telah ditentukan

f. Dalam fungsi penghapusan , aktifitas logsitik yang dilakukan adalah :

Program penghapusan dapat ditinjau dari dua aspek antara lain:

a.Aspek yuridis, administrasi dan prosedur

Dalam aspek yuridis mencakup hal-ha: Pembentukan panitia penilai,

identifikasi dan inventarisasi peraturan-peraturan yang mengikat,

persyaratan atau ketentuan terhadap barang yang dihapus, penyelesaian

kewajiban sebelum barang dihapus.

b. Aspek rencana pelaksana tehnis

Evaluasi, rencana pemisahan dan pembuangan serta rencana

tindak lanjut. Cara-cara penghapusan yang lazim dilakukan antaralain:

Pemanfaatan langsung: Usaha merehabilitasi/merekondisi

komponen-komponen yang masih dapat digunakan kembali dan

dimasukkan sebagai barang persediaan baru.

Pemanfaatan kembali: Usaha meningkatkan nilai ekonomis dari

barang yang dihapus menjadi barang lain

Pemindahan:Mutasi kepada instansi yang memerlukan dalam

rangka pemanfaatan langsung

Hibah: Pemanfaatan langsung atau peningkatan potensi kepada

badan atau pihak di luar instansi (Pemerintah)

Penjualan/Pelelangan: Dijual baik di bawah tangan atau dilelang

Pemusnahan: Menyangkut keamanan dan keselamatan

lingkungan

g. Dalam fungsi pengendalian , aktifitas logsitik yang dilakukan adalah :

a.Merumuskan tatalaksana dalam bentuk manual, standar, kriteria, norma,

instruksi dan prosedur lain

b.Melaksanakan pengamatan (Monitoring), evaluasi dan laporan, guna

mendapatkan gambaran dan informasi tentang penyimpangan dan

jalannya pelaksanaan dari rencana

15

Page 16: Bab II Logistik Nilai a Super Fix

c.Melakukan kunjungan staf guna mengidentifikasi cara-cara pelaksanaan

dalam rangka pencapaian tujuan

d. Melakukan supervisi.

D. Tujuan Logistik

Tujuan logistik adalah menyampaikan barang jadi dan bermacam-macam

material dalam jumlah yang tepat pada waktu yang dibutuhkan, dalam

keadaan yang dapat dipakai, ke lokasi di mana ia dibutuhkan, dan dengan

total biaya yang terendah. Melalui proses logistiklah material mengalir ke

kompleks manufacturing yang sangat luas dari negara industry dan produk-

produk didistribusikan melalui saluran-saluran distribusi untuk konsumsi.

Kegiatan logistik sangat penting dalam menunjang kegiatan pengadaan

barang atau jasa dan pihak perusahaan atau organisasi tidak mampu

mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya yang dimiliki, secara umum

kegitan logistik memiliki tujuan, yaitu:

1. Tujuan operasional: agar tersedia barang serta bahan dalam jumlah

yang tepat dan mutu yang memadai.

2. Tujuan keuangan: dapat melaksanakan tujuan operasional dengan

biaya paling rendah.

3. Tujuan pengamanan: agar persediaan tidak terganggu oleh

kerusakan, pemborosan, penggunaan tanpa hak, pencurian, dan

penyusutan yang tidak wajar lainnya.

E. Misi Logistik

Misi logistik suatu perusahaan adalah mengembangkan suatu sistem yang

dapat memenuhi kebijaksanaan pelayanan dengan biaya pengeluaran yang

serendah mungkin.(Donald J)

Perencanaan sokongan logistik itu menyangkut 2 pertimbangan

kebijaksanaan yaitu :

Prestasi pelayanan

Prestasi logistik itu adalah masalah prioritas dan biaya. Apabila suatu

barang tidak tersedia pada waktu ia butuhkan oleh pabrik, maka

pabrik itu mungkin terpaksa ditutup dengan akibat kerugian biaya dan

16

Page 17: Bab II Logistik Nilai a Super Fix

kemungkinan kerugian penjualan. Akibat dari kegagalan tersebut

adalah besar. Prestasi logistik itu diukur dengan availability

(penyediaan), capability (kemampuan),dan quality (mutu).

Availability (penyediaan) itu adalah menyangkut kemampuan

perusahaan untuk secara konsisten memenuhi kebutuhan material

atau produk. capability (kemampuan adalah menyangkut jarak waktu

antara penerimaan suatu pesanan dengan pengantaran

barangnya.quality (mutu) prestasi adalah menyangkut berapa jauh

baiknya tugas logistik itu secara keseluruhan dilaksanakan, dilihat dari

besarnya kerusakan, item-item yang betul, pemecahan masalah-

masalah yang tak terduga.

Total pengeluaran biaya yang memberikan hasil tercapainya

pengembalian yang dikehendaki atas investasi atau sasaran-sasaran

tertentu lainnya dari perusahaan. Keseimbangan ini adalah

kebijaksanaan logistik yang selanjutnya akan memberikan mandate

manajerial untuk menuntun desain sistem. Biasanya perusahaan akan

mendapatkan bahwa hubungan yang terbaik antara prestasi logistik

dengan biaya itu adalah hubungan yang bimbang antara prestasi

yang layak dengan pengeluaran biaya yang realistis.

F. Biaya logistik

Biaya logistik sangat penting bagi perusahaan maupun konsumen. Biaya-

biaya ini bervariasi dari satu perusahaa ke perusahaan lainnya, dari

perspektif pemasaran makro, dan dari satu negara ke negara lainnya. Bagi

beberapa produk, sebuah perusahaan dapat manghabiskan separuh atau

lebih dari total biaya pemasarannya pada aktivitas distribusi fisik. Jumlah

yang terlibat acap kali sedemikian besar sehingga bahkan kemajuan kecil

dalam area ini dapat berpengaruh besar terhadap seluruh sistem pemasaran

makro dan kualitas hidup konsumen.

17

Page 18: Bab II Logistik Nilai a Super Fix

G. Sistem Logistik

Untuk menyelesaikan proses logistik diperlukan fungsi penyesuaian

(adjustment), transfer, penyimpanan, penanganan (handling), dan

komunikasi. Berkaitan dengan hal tersebut, maka proses logistik

membutuhkan usaha yang terkoordinir. Konsep yang sangat erat kaitannya

dengan segala bentuk kegiatan yang terorganisir dan terkoordinir adalah

pendekatan sistem. Pendekatan sistem adalah esensial bagi analisis yang

lengkap terhadap kebutuhan logistik suatu organisasi.

Secara etimologi, kata sistem sebenarnya berasal dari Bahasa Yunani

yaitu Sistema, yang dalam Bahasa Inggris dikenal dengan Sistem, yang

mempunyai satu pengertian yaitu sehimpunan bagian atau komponen yang

saling berhubungan secara teratur dan merupakan satu keseluruhan yang

tidak terpisahkan. Menurut filsuf Stoa, sistem terdiri dari unsur-unsur yang

bekerja sama membentuk suatu keseluruhan dan apabila salah satu unsur

tersebut hilang atau tidak berfungsi, maka gabungan keseluruhan tersebut

tidak dapat lagi kita sebut suatu sistem.

Menurut Buckley, sistem adalah suatu kebulatan atau totalitas yang

berfungsi secara utuh, disebabkan adanya saling ketergantungan diantara

bagian-bagiannya. Lebih lanjut, H. Kerzner mendefinisikan sistem sebagai

sekelompok komponen yang terdiri dari manusia dan/atau bukan manusia

(non-human) yang diorganisir dan diatur sedemikian rupa sehingga

komponen-komponen tersebut dapat bertindak sebagai satu kesatuan dalam

mencapai tujuan, sasaran bersama atau hasil akhir. Pengertian ini,

mengandung arti penting aspek pengaturan dan pengorganisasian komponen

dari suatu sistem untuk mencapai sasaran bersama, karena bila tidak ada

sinkronisasi dan koordinasi yang tepat, maka kegiatan masing-masing

komponen, sub-sistem, atau bidang dalam suatu organisasi akan kurang

saling mendukung.

Sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri dari 2 data atau lebih

komponen atau sub sistem yang beorientasi untuk mencapai suatu tujuan

(Jogianto, 1990). Suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat

tertentu yaitu komponen (component), batas sistem (boundary), lingkungan

18

Page 19: Bab II Logistik Nilai a Super Fix

luar biasa (environtment), penghubung (interface), masukan (input), proses

(process), keluaran (output), sasaran (objectivity), tujuan (goals). Sistem yang

baik adalah sistem yang didalam pelaksanaannya dapat berjalan secara

efisien dan efektif.

Sistem logistik adalah pengelolaan yang strategis terhadap

pemindahan dan penyimpangan barang, suku cadang dan barang jadi dari

supplier, diantara fasilitas-fasilitas perusahaan dan kepada para langganan

yang bertujuan untuk menyampaikan barang jadi dan bermacam-macam

material dalam jumlah yang tepat pada waktu dibutuhkan dalam keadaan

yang dapat dipakai ke lokasi dimana ia butuhkan dan dengan total kegunaan

(utility) waktu dan tempat, kegunaan tersebut merupakan aspek penting dari

operasi perusahaan dan juga pemerintah. .

Sistem logistik mempunyai 2 karakteristik yang sama, pertama,

didesain untuk mendorong arus persediaan yang maksimum, yang kedua,

sistem itu hendaklah didesain dalam teknologi yang ada dari perkembangan

komponen-komponen sistem logistik.

Sistem logistik yang lazim adalah sebagai berikut:

1. Sistem eselon

Istilah estelon ini mengandung arti bahwa arus produk atau material

itu berlangsung melalui serangkaian lokasi yang berurutan sejak ia

bergerak dari tempat awal samapi ketujuan akhir. Arus tersebut

menyangkut pula penumpukkan persediaan di gudang-gudang.Jadi

cirri-ciri esensia; dari sistem eselon adalah bahwa persediaan

ditumpuk pada satu atau lebih tempat sebelum sampai ditujuan

akhirnya.

2. Sistem Langsung

Bertolak belakang dengan pola eselon adalah sistem beroperasi

langsung dari salah satu sejumlah pusat penumpukkan

persediaan.Perusahaan yang menjalankan distribusi langsung ini

mendapatkan bahwa usaha pemasaran mereka paling baik ditunjang

oleh suatu persediaan sentral darimana pesanan-pesanan nasabah

19

Page 20: Bab II Logistik Nilai a Super Fix

dapat dipenuhi.Sistem distribusi langsung ini pengolah data elektronik

untuk mengatasi jauhnya jarak dengan nasabah.

3. Sistem Fleksibel

Sistem logistik yang paling lazim adalah sistem yang

mengkombinasikan prinsip-prinsip sistem eselon dengan prinsip-

prinsip sistem langsung menjadi satu pola operasi yang fleksibel,

sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya, selektivitas persediaan

di dorong adanya dalam desain sistem logistik.Sebagian produk atau

mineral dapat ditahan digudang-gudang, sedangkan yang lainnya

dapat langsung didistribusikan. Dalam banyak hal, sifat, komposisi

atau besarnya pesanan akan menentukan lokasi dari mana seorang

nasabah akan dilayani.

Untuk memudahkan usaha logistik, maka sangat perlu dikoordininr struktur

fasilitas, transportasi, pengadaan persediaan komunikasi dan penanganan

(handling) dan penyimpanan. Koordinasi itu mempunyai level kepentingan,

yaitu:

1. Di dalam logistik itu secara keseluruhan

2. Di dalam perusahaan dilihat dari usaha yang seimbang antara pemasaran

manufacturing dan keuangan.

3. Dalam lingkungan kompetitif, yang dihadapi oleh perusahaan itu.

H. Hubungan Sistem manajemen logistik

Fasilitas pelayanan kesehatan membutuhkan obat dan perbekalan

kesehatan dalam mendukung pelayanan pasien.Obat dan alat medis habis

pakai merupakan logistik yang harus ada dalam fasilitas kesehatan.Beberapa

fasilitas kesehatan besar seperti rumah sakit dan klinik rawat inap, mungikin

juga membutuhkan bahan pemeriksaaan penunjang seperti film, reagen

laboratorium, sampai perlengkapan perlengkapan gedung seperti lampu

cadangan, kabel listrik dan lain-lain.Informasi logistik ini sangat diperlukan

bagi fasilitas kesehatan untuk memastikan ketersediaannya dalam melayani

pasien secara komprehensif.Kompleksitas jumlah dan variasi logistik di

fasilitas kesehatan, menuntut pengelola fasilitas kesehatan untuk

menggunakan sistem informasi logistik berbasis elektronik.

20

Page 21: Bab II Logistik Nilai a Super Fix

Sistem manajemen logistik kesehatan atau di beberapa tempat

diistilahkan dengan e-logistik, sistem apotik, sistem gudang farmasi

diperlukan dalam mengelola data dan informasi obat dan perbekalan

kesehatan. Sistem ini dirancang untuk mengakomodasi siklus manajemen

obat dan alat kesehatan.Apa saja yang yang perlu diakomodasi dalam setiap

siklusnya menjadi satu tantangan bagi pengembangan sistem informasi klinik

yang mengakomodasi fungsi manajemen logistik.

a. Perencanaan dilakukan untuk menetapkan jenis dan jumlah obat dan

perbekalan kesehatan yang tepat sesuai dengan kebutuhan pelayanan

kesehatan dasar. Dalam merencanakan pengadaan obat diawali dengan

kompilasi data yang disampaikan Puskesmas kemudian oleh instalasi

farmasi kabupaten/kota diolah menjadi rencana kebutuhan obat dengan

menggunakan teknik-teknik tertentu. Tahap-tahap yang dilalui dalam

proses perencanaan obat adalah :

1. tahap pemilihan obat, dimana pemilihan obat didasarkan pada

Obat Generik terutama yang tercantum dalam Daftar Obat

Esensial Nasional (DOEN), dengan harga berpedoman pada

penetapan Menteri.

2. Tahap kompilasi pemakaian obat4, untuk memperoleh

informasi :

a) pemakaian tiap jenis obat pada masing-masing unit

pelayanan kesehatan/puskesmas pertahun.

b) persentase pemakaian tiap jenis obat terhadap total

pemakaian setahun seluruh unit pelayanan

kesehatan/puskesmas.

c) pemakaian rata-rata untuk setiap jenis obat untuk tingkat

Kab/Kota secara periodik.

d) Tahap perhitungan kebutuhan obat, dilakukan dengan:

Metode konsumsi adalah metode yang didasarkan atas analisa data

konsumsi obat tahun sebelumnya. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah

pengumpulan dan pengolahan data5, analisa data untuk informasi dan

evaluasi, perhitungan perkiraan kebutuhan obat-obatan dan penyesuaian

jumlah kebutuhan obat dengan alokasi dana.

21

Page 22: Bab II Logistik Nilai a Super Fix

Pembelian obat.Fasilitas pemerintah dan fasilitas swasta memiliki

karakteristik yang berbeda dalam melakukan pembelian obat. Proses

lelang diperlukan pada fasilitas pemerintah, sehingga mempengaruhi

perencanaan pembelian obat. Lelang membutuhkan proses yang lama,

dan tidak dapat dilaksanakan secara cepat. Praktis perencanaan obat

dalam jangka waktu lama (>12 bulan) harus dilakukan sebelum

pembelian obat.Untuk fasilitas swasta dapat melakukan pembelian obat

untuk perencanaan < 1 tahun. Aspek penting lainnya pada pembelian

obat adalah pemasukan obat yang akan memerlukan informasi jumlah

obat yang masuk, tanggal kadaluarsa dan informasi supplier obat.

Penting bagi pengelola fasilitas kesehatan untuk mengetahui kapan obat

masuk dan dengan siapa transaksi pembelian dilakukan untuk jaminan

retur obat.

b. Pengadaan alat kesehatan dan obat-obatan mendasarkan pada

Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pedoman

Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana telah

diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 95 Tahun 2007, yang

pada saat ini Pemerintah sedang mempertimbangkan untuk mengubah

penunjukan langsung dalam pengadaan obat, alat kesehatan dan

distribusi bahan obat di Departemen Kesehatan karena dasar penunjukan

langsung menutup kompetensi dan efisiensi pengadaan barang dan jasa

Pemerintah.

Menteri Kesehatan telah menetapkan Keputusan Menteri

Kesehatan RI Nomor:1121/MENKES/SK/XII/2008 tentang Pedoman

Teknis PengadaanObat Publik Dan Perbekalan Kesehatan, dan untuk

mengatur penunjukan atau penugasan tersebut Pemerintah telah

mengeluarkan Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 tentang

Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 95

Tahun 2007.

Dalam ketentuan ini dikenal adanya metoda pemilihan penyedia

barang/jasa pemborongan/jasa lainnya yaitu : metoda pelelangan umum;

metoda pelelangan terbatas; metoda pemilihan langsung; dan metoda

22

Page 23: Bab II Logistik Nilai a Super Fix

penunjukan langsung. Dan pekerjaan pengadaan dan distribusi bahan

obat, obat dan alat kesehatan dalam rangka menjamin ketersediaan obat

merupakan salah satu jenis kegiatan pengadaan barang/jasa khusus

sehingga memenuhi kriteria untuk dilaksanakan dengan menggunakan

metoda penunjukan langsung.

Adapun tahapan-tahapan pelaksanaan kegiatan pengadaan barang/jasa

khusus dengan metoda penunjukan langsung adalah :

undangan kepada peserta terpilih dilampiri dokumen prakualifikasi

dan dokumen pengadaan.

pemasukan dokumen prakualifikasi.

penilaian kualifikasi dan penjelasan.

pemasukan penawaran.

evaluasi penawaran.

negosiasi baik teknis maupun harga penetapan/penunjukan penyedia

barang/jasa.

penandatanganan kontrak.

c. Penggunaan obat dalam hal ini adalah mekanisme monitoring dan evaluasi

terhadap pengeluaran obat. Aspek monitoring dan evaluasi ditekankan pada

standar laporan kefarmasian seperti laporan penggunaan obat generik,

laporan ketersediaan obat, laporan expired obat, laporan obat rusak, polsa

peresepan obat dan sebagainya. Dengan demikian, sistem informasi

pelayanan kesehatan merupakan suatu sistem yang kompleks tidak hanya

sebatas pada pencatatan administrasi dan klinis, tetapi juga aspek-aspek

manajemen seperti logistik.

23

Page 24: Bab II Logistik Nilai a Super Fix

Contoh:

PT Sisfomedika telah mengidentifikasi beberapa kebutuhan logistik obat dan

perbekalan kesehatan dalam tiap-tiap produk sistem informasinya.Standar

database obat menjadi kunci penting pengelolaan logistik secara elektronik.

Fungsi perencanaan akan sangat tergantung dari kebutuhan pelayanan

pasien di fasilitas kesehatan. Beberapa referensi menunjukkan pentingnya

penghitungan kebutuhan obat dan perbekalan kesehatan dengan metode

konsumsi atau metode morbiditas.Metode konsumsi menekankan pada

aspek penggunaan obat rata-rata, sedangkan medote morbiditas menilai

beban pelayanan kesehatan berdasarkan tipe penyakit dan kunjungan

pasien.Keduanya tentu memiliki kelebihan dan keunggulan.Yang termudah

adalah metode konsumsi, dimana perencanaan kebutuhan obat didasarkan

pada pola penggunaan obat yang telah dilakukan.

I. Komponen Logistik

Ada 5 komponen yang bergabung untuk membentuk sistem logistik, yaitu :

struktur lokasi fasilitas, transportasi, persediaan (inventory), komunikasi dan

penanganan (handling) dan penyimpanan (storage).

1. Struktur lokasi fasilitas

Jaringan fasilitas yang dipilih oleh suatu perusahaan adalah

fundamental bagi hasil-hasil akhir logistiknya.Jumlah, besar dan

pengaturan geografis dari fasilitas-fasilitas yang dioperasikan atau

digunakan itu mempunyai hubungan langsung dengan kemampuan

pelayanan terhadap nasabah perusahaan dan terhadap biaya logistiknya.

24

Sistem manajemen logistik Fasilitas pelayanan kesehatan

Perencanaan obat

Pengadaan obat dan alat kesehatan

Penggunaan obat dan alat kesehatan

Page 25: Bab II Logistik Nilai a Super Fix

Jaringan fasilitas suatu perusahaan merupakan serangkaian lokasi

kemana dan melalui mana material dan produk-produk diangkut. Untuk

tujuan perencanaan, fasilitas-fasilitas tersebut melalui pabrik, gudang-

gudang dan took pengecer. Seleksi serangkaian lokasi yang unggul

(superior) dapat memberikan banyak keuntungan yang kompetitif.Tingkat

efisisensi logistik yang dapat dicapai itu berhubunngan langsung dengan

dan dibatasi oleh jaringan fasilitas.

Jaringan fasilitas (serangkaian lokasi ke mana dan melalui mana

material dan produk diangkut) yang dipilih oleh suatu organisasi adalah

fundamental bagi hasil akhir logistiknya.Jumlah, besar dan pengaturan

geografis dari fasilitas-fasilitas yang dioperasikan atau digunakan

mempunyai hubungan langsung dengan kemampuan pelayanan terhadap

pelanggan dan biaya logistiknya. Untuk tujuan perencanaan, fasilitas-

fasilitas tersebut meliputi gudang , penyalur , dan sebagainya.

2. Transportasi

Dalam sistem logistik, transportasi berperan dalam perencanaan,

penjadwalan, dan pengendalian aktivitas yang berkaitan dengan moda,

vendor, dan pemindahan persediaan masuk dan keluar suatu organisasi.

Pemilihan moda merupakan permasalahan yang penting.Pemilihan moda

dilakukan dengan mempertimbangkan beberapa hal, seperti kondisi

geografis, kapasitas, frekuensi, biaya (tarif), kapasitas, availabilitas, kualitas

pelayanan dan reliabilitas (waktu pengiriman, variabilitas, reputasi, dll.).

Secara umum, moda transportasi dibedakan atas kereta api, truk,

transportasi air, transportasi udara, dan pipa.

Hal lain yang perlu diperhatikan dalam transportasi adalah mengenai local

pickup and delivery serta long-haul movements. Perusahaan terkait

biasanya memperhatikan perbedaan karakteristik jangkauan atau jarak ini

dengan strategi transportasi yang berbeda.Untuk local pickup and delivery,

perusahaan biasanya menggunakan armada sendiri.Untuk long-haul

movements, biasanya menggunakan outsourcing kepada penyedia jasa

logistik (third-party logistiks provider).

Dalam transportasi, pertimbangan ekonomis mencakup jarak, volume

berat, kepadatan (density), dan bentuk (stowability). Pertambahan jarak,

misalnya, akan berakibat bertambahnya biaya. Namun, pertambahan jarak

25

Page 26: Bab II Logistik Nilai a Super Fix

tidak berbanding lurus dengan pertambahan biaya. Pertambahan biaya ini

cenderung akan berkurang ketika jarak terus bertambah.

Volume berat barang atau produk akan mempengaruhi ekonomisasi

transportasi, yaitu biaya per satuan berat barang. Semakin berat barang,

maka biaya per satuan berat barang akan cenderung semakin murah.

Tingkat kepadatan dan kemudahan bentuk barang atau produk untuk

disusun dalam moda transportasi juga akan mempengaruhi ekonomisasi

transportasi. Semakin mudah penyusunan barang atau produk tersebut

berarti transportasi semakin ekonomis, karena barang atau produk tersebut

akan semakin memaksimalkan penggunaan kapasitas moda.

Pada umumnya, suatu perusahaan mempunyai tiga alternative untuk

menetapkan kemampuan transportasinya.Pertama, armada peralatan

swasta dapat dibeli atau disewa.Kedua, kontrak khusus dapat diatur

dengan spesialisasi transport untuk mendapatkan kontak jasa-jasa

pengangkutan. Ketiga, suatu perusahaan dapat memperoleh jasa-jasa dari

suatu perusahaan transport berijin (legally authorized) yang menawarkan

pengangkutan dari suatu tempat ke tempat lain dengan biaya tertentu.

Ketiga bentuk transport ini dikenal sebagai private (swasta), contact

(kontak) dan common carriage (angkutan umum). Dilihat dari sudut

pandang sistem logistik, terdapat 3 (tiga) faktor yang memegang peranan

utama dalam menentukan kemampuan pelayanan transport, yaitu : (1)

Biaya, (2) Kecepatan dan (3) Konsistensi.

Dalam merancang suatu sistem logistik, hendaknya dimantapkan suatu

keseimbangan yang teliti antara biaya transportasi dengan mutu

pelayanannya.Mendapatkan keseimbangan transportasi yang tepat

merupakan salah satu tujuan utama dari analisa sistem logistik.

Ada 3 (tiga) aspek transportasi yang harus diperhatikan karena

berhubungan dengan sistem logistik.Pertama, seleksi fasilitas mentapkan

suatu struktur atau jaringan yang membatasi ruang lingkup alternative-

alternatif transport dan menentukan sifat dari usaha pengangkutan yang

hendak diselesaikan.Kedua, biaya dari pengangkutan fisik itu menyangkut

lebih daripada ongkos pengankutan saja diantara 2 lokasi. Ketiga, seluruh

usaha untuk mengintegrasikan kemampuan transport ke dalam suatu

26

Page 27: Bab II Logistik Nilai a Super Fix

sistem yang terpadu mungkin akan sia-sia saja jika pelayanan tidak teratur

(sporadic) dan tidak konsisten.

Dalam suatu jaringan fasilitas, transportasi merupakan suatu mata rantai

penghubung. Pada umumnya, suatu organisasi mempunyai 3 (tiga)

alternatif untuk menetapkan kemampuan transportasinya, yaitu :

1. armada peralatan swasta dapat dibeli atau disewa;

2. kontrak khusus dapat diatur dengan spesialis transport untuk

mendapatkan kontrak jasa-jasa pengangkutan;

3. suatu organisasi dapat memperoleh jasa-jasa dari suatu

organisasi transport berijin yang menawarkan pengangkutan dari

suatu tempat ke tempat lain dengan biaya tertentu

Ketiga bentuk transport ini dikenal sebagai private (swasta), contract

(kontrak), dan common carriage (angkutan umum). Dilihat dari sudut

pandang sistem logistik, terdapat 3 (tiga) faktor yang memegang peranan

utama dalam menentukan kemampuan pelayanan transport, yaitu biaya,

kecepatan dan konsistensi. Biaya transport terdiri dari pembayaran

sesungguhnya untuk pengangkutan diantara 2 (dua) tempat. Kecepatan

pelayanan transport adalah waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaiakn

suatu pengangkutan diantara dua lokasi. Sedangkan konsistensi pelayanan

transport menunjukkan prestasi waktu yang teratur dari sejumlah

pengangkutan diantara dua lokasi. Dalam merancang suatu sistem logistik ,

hendaklah dimantapkan suatu keseimbangan yang teliti antara biaya

transportasi dengan mutu pelayanan. Mendapatkan keseimbangan

transportasi yang tepat merupakan salah satu tujuan utama dari analisis

sistem logistik. Ada tiga aspek transportasi yang harus diperhatikan dalam

konteks sistem logistik, yaitu : pertama, seleksi fasilitas menetapkan suatu

struktur atau jaringan yang membatasi ruang lingkup alternatif transport

dan menentukan sifat dari usaha pengangkutan yang hendak diselesaikan;

kedua, biaya dari pengangkutan fisik itu menyangkut lebih daripada ongkos

pengangkutan saja diantara dua lokasi; ketiga, seluruh usaha untuk

mengintegrasikan kemampuan transport ke dalam suatu sistem yang

terpadu mungkin akan sia-sia jika pelayanan tidak teratur dan tidak

konsisten.

27

Page 28: Bab II Logistik Nilai a Super Fix

Kebutuhan akan transport diantara berbagai fasilitas didasarkan

atas kebijakan persediaan yang dilaksanakan oleh suatu organisasi.

Secara teoritis, suatu organisasi dapat saja mengadakan persediaan setiap

barang yang ada dalam persediaannya pada setiap fasilitas dalam jumlah

yang sama. Tujuan dari integrasi persediaan ke dalam sistem logistik

adalah untuk mempertahankan jumlah item yang serendah mungkin yang

sesuai dengan sasaran pelayanan untuk pelanggan.Dengan kata lain,

program logistik hendaklah diadakan dengan tujuan mengingatkan

sesedikit mungkin aktiva pada pengadaan persediaan. Program persediaan

yang sehat, terlihat dari penyebaran yang selektif diantara 4 (empat) faktor

berikut, yaitu: mutu pelanggan, mutu produk, integrasi transport, dan

kegiatan saingan.

3. Pengadaan persediaan

Persediaan (inventory) adalah stok atau item-item yang digunakan untuk

mendukung produksi (bahan baku dan barang setengah jadi), kegiatan-

kegiatan (perawatan, perbaikan, dan operating supplies), dan pelayanan

pelanggan (barang jadi dan suku cadang). Dalam theory of contraints, item-

item tersebut dibeli untuk dijual kembali, mencakup barang jadi, barang

setengah jadi, dan bahan baku (APICS Dictionary, 10th ed.)

Keberadaan persediaan berdampak terhadap biaya yang harus

dikeluarkan. Namun demikian, persediaan harus diadakan dengan

beberapa alasan, yaitu: (1) economies of scale, yaitu pengadaan akan

bersifat ekonomis jika mencapai jumlah tertentu, (2) keseimbangan jumlah

pasokan dan permintaan, (3) spesialisasi, (4) melindungi dari

ketidakpastian, dan (5) sebagai penyangga (buffer) sepanjang rantai pasok.

Persediaan dapat dibedakan atas beberapa jenis atau tipe, yaitu:

persediaan siklus (cycle stock), persediaan in-transit, persediaan

pengaman atau penyangga (safety atau buffer stock), persediaan spekulatif

(speculative stock), persediaan musiman (seasonal stock), dan dead stock.

Konsekuensi dari adanya persediaan adalah munculnya biaya-biaya yang

harus dikeluarkan. Biaya utama persediaan dapat dibedakan atas:

28

Page 29: Bab II Logistik Nilai a Super Fix

inventory carrying costs, order/setup costs, expected stock-out costs, dan

in-transit inventory carrying costs. Inventory carrying costs mencakup: biaya

modal (capital cost), biaya ruang penyimpanan (storage space cost), biaya

pelayanan persediaan (inventory service cost), dan biaya risiko persediaan

(inventory risk cost).

Jumlah persediaan harus dikelola pada suatu tingkat yang optimal.

Jumlah persediaan yang terlalu tinggi atau terlalu rendah akan berdampak

terhadap biaya atau risiko tertentu. Jumlah atau tingkat persediaan yang

tinggi memang memberikan beberapa keuntungan, seperti jaminan

terpenuhinya pasokan untuk kegiatan produksi atau pemenuhan

permintaan pelanggan.Namun, konsekuensi dari tingkat persediaan yang

tinggi adalah biaya besar yang harus ditanggung, baik biaya modal maupun

biaya risiko persediaan. Risiko persediaan mencakup risiko-risiko:

kehilangan, kerusakan, dan keusangan (obsolescence).

Dengan jumlah atau tingkat persediaan yang rendah, berarti biaya modal

yang dikeluarkan juga rendah.Namun, jumlah atau tingkat persediaan yang

rendah berdampak terhadap jaminan pasokan yang rendah untuk produksi

dan pemenuhan permintaan pelanggan. Apabila produksi dan pemenuhan

permintaan pelanggan terganggu, maka terjadi kehilangan peluang

penjualan (lost of sales) hingga kehilangan pelanggan (lost of customers).

Kebutuhan akan transport di antara berbagai fasilitas itu didasarkan atas

kebijaksanaan persediaan yang dilaksanakan oleh suatu perusahaan.

Secara teoritis, suatu perusahaan dapat saja mengadakan persediaan

setiap barang yang ada dalam persediaannya pada setiap fasilitas dalam

jumlah yang sama. Tujuan dari integrasi persediaan ke dalam sistem

logistik adalah untuk mempertahankan jumlah item yang serendah mungkin

yang sesuai dengan sasaran pelayanan untuk nasabah.

4. Komunikasi

Komunikasi adalah kegiatan yang seringkali diabaikan dalam sistem

logistik.Di jaman lampau mengabaikan ini sebagian disebabkan oleh

kurangnya peralatan pengolahan data dan peralatan penyampaian data

yang dapat menangani arus informasi yang diperlukan.Akan tetapi, sebab

29

Page 30: Bab II Logistik Nilai a Super Fix

yang lebih penting adalah kurangnya pemahaman terhadap dampak dari

komunikasi yang cepat dan akurat terhadap prestasi logistik.

Kekurangan dalam mutu informasi dapat menimbulkan banyak sekali

masalah.Kekurangan tersebut dapat digolongkan ke dalam 2 (dua) kategori

besar.Pertama, informasi yang diterima mungkin tidak betul (incorrect)

dalam hal penilaian trend dan peristiwa. Oleh karena banyak sekali arus

logistik itu merupakan antisipasi bagi transaksi di masa depan, maka

penilaian yang akurat dapat menyebabkan kekurangan persediaan atau

komitmen yang berlebihan. Kedua, informasi mungkin kurang akurat dalam

hal kebutuhan suatu nasabah tertentu.

Informasi yang tidak betul dapat menimbulkan gangguan terhadap

prestasi sistem, dan keterlambatan dalam arus komunikasi dapat

memperbesar kesalahan itu sehingga menyebabkan serangkaian

kegoncangan dalam sistem tersebut karena koreksi yang berlebihan dan

koreksi yang kurang.Komunikasi membuat dinamisnya suatu sistem

logistik.Mutu dan informasi yang tepat-waktu merupakan faktor penentu

yang utama dari kestabilan sistem.

Komunikasi dalam sistem logistik berkaitan dengan pengolahan,

penyampaian, dan penanganan arus informasi yang

diperlukan.Kekurangan dalam mutu informasi dapat menimbulkan banyak

masalah. Kekurangan tersebut dapat digolongkan ke dalam 2 (dua)

kategori besar, yaitu: pertama, informasi yang diterima mungkin tidak betul

dalam hal penilaian trend dan peristiwa. Penilaian yang tidak akurat dapat

menyebabkan kekurangan persediaan atau komitmen yang

berlebihan.Kedua, informasi mungkin kurang akurat dalam hal kebutuhan

suatu pelanggan tertentu.

Ada 2 (dua) tugas manajerial yang berhubungan langsung dengan

komunikasi logistik, yaitu:

1) Pengolahan pesanan pelanggan. Pesanan adalah suatu arus

komunikasi yang kritis yang merupakan masukan utama bagi sistem

logistik.

2) Pengawasan pesanan : pengelolaan suatu pesanan sampai pesanan itu

diterima dengan betul oleh pelanggan dalam keadaan utuh. Pengiriman

pesanan pada waktunya dan dapat diterima baik mutunya maupun

30

Page 31: Bab II Logistik Nilai a Super Fix

kuantitasnya sebagaimana yang dijanjikan merupakan suatu prestasi

logistik

Makin efisien disain sistem logistik suatu organisasi, maka semakin

peka terhadap gangguan dalam arus informasi. Komunikasi membuat suatu

sistem logistik menjadi dinamis.Mutu dan informasi yang tepat waktu

merupakan faktor penentu utama dari kestabilan sistem.

5. Penanganan dan penyimpanan

Gudang merupakan fasilitas penting dalam sistem logistik yang

mempunyai fungsi utama sebagai tempat penyimpanan barang atau

produk.Barang atau produk disimpan sementara waktu sebelum digunakan

atau dikirimkan ke tempat yang membutuhkan.

Dalam sistem pergudangan terdapat tiga kegiatan utama penanganan

barang, yaitu di bagian penerimaan, di dalam gudang, dan di bagian

pengiriman.Penanganan barang tersebut membutuhkan berbagai metode

dan peralatan.

Fungsi gudang dapat dibedakan sebagai terminal konsolidasi, pusat

distribusi, break-bulk operation, in-transit mixing, dan cross-dock operation.

Terminal konsolidasi: gudang digunakan untuk mengumpulkan

beberapa macam barang dari masing-masing sumber untuk

selanjutnya dikirimkan ke tempat tujuan.

Pusat distribusi: gudang digunakan untuk mengumpulkan

beberapa macam barang dari masing-masing sumber untuk

selanjutnya dikirimkan ke beberapa tempat tujuan.

Break-bulk operation: gudang digunakan untuk menerima barang

atau produk dalam jumlah atau volume besar, kemudian dipecah-

pecah atau dibagi-bagi dalam jumlah atau volume yang lebih kecil

dan selanjutnya dikirimkan ke beberapa tempat tujuan.

In-transit mixing: gudang digunakan untuk menerima atau

mengumpulkan beberapa macam barang dari masing-masing

sumber, kemudian dibagi-bagi dan digabungkan atau

31

Page 32: Bab II Logistik Nilai a Super Fix

dikombinasikan dengan variasi jenis dan jumlah yang sesuai

dengan masing-masing permintaan, serta selanjutnya dikirimkan

ke beberapa tempat tujuan (asal permintaan) masing-masing

tersebut.

Cross-dock operation: gudang digunakan untuk menerima barang

atau produk dari masing-masing sumber untuk selanjutnya segera

dikirimkan ke tempat tujuan masing-masing tanpa mengalami

proses penyimpanan di gudang tersebut.

Hal penting berkaitan dengan gudang adalah penentuan jumlah,

lokasi, dan kapasitas.Jumlah gudang harus dipertimbangkan secara

optimal. Selain akan mempengaruhi biaya operasional, jumlah gudang

akan mempengaruhi pula pola, frekuensi, dan biaya transportasi. Lokasi

dipertimbangkan dengan mempertimbangkan akses, baik akses dari

tempat-tempat pasokan maupun akses ke tempat-tempat permintaan atau

tujuan. Kapasitas gudang berkaitan dengan jumlah dan dimensi barang

atau produk yang akan disimpan. Semua hal yang dipertimbangkan

tersebut akan mempengaruhi kinerja pergudangan maupun sistem logistik

secara keseluruhan.

Penanganan dan penyimpanan menembus sistem ini dan langsung

berhubungan dengan semua aspek operasi.Ia menyangkut arus persediaan

melalui dan di antara fasilitas-fasilitas dengan arus tersebut yang hanya

bergerak untuk menanggapi kebutuhan akan suatu produk atau material.

Dalam arti luas, penanganan dan penyimpanan (handling and storage) ini

meliputi pergerakan (movement), pengepakan, dan containerization

(pengemasan).Handling ini menimbulkan banyak sekali biaya logistik dilihat

dari pengeluaran untuk operasi dan pengeluaran modal. Jadi dapat

disimpulkan bahwa makin sedikit kalinya produk ditangani dalam

keseluruhan proses itu, maka makin terbatas dan makin efisien arus total

fisiknya.

Keempat komponen dasar dari suatu sistem logistik sebagaimana

telah diuraikan dapat terpengaruh oleh berbagai alternatif pengaturan

disain yang masing-masingnya mempunyai efektivitas potensial tertentu

dan keterbatasan dalam efisiensi yang dapat dicapai.Pada dasarnya,

32

Page 33: Bab II Logistik Nilai a Super Fix

keempat kegiatan tersebut memberikan suatu struktur sistem bagi arus

produk yang terpadu.Penanganan dan penyimpanan merupakan bagian

integral dari sistem logistik yang secara langsung berhubungan dengan

semua aspek operasi.

Dalam arti luas, penanganan dan penyimpanan meliputi

pergerakan, pengepakan, dan pengemasan.Jika diintegrasikan secara

efektif ke dalam operasi logistik suatu organisasi, maka penanganan dan

penyimpanan dapat mengurangi masalah yang berkaitan dengan

kecepatan dan kemudahan pengangkutan barang melalui sistem tersebut.

Banyaknya komponen logistik membuat suatu sistem operasi

menjadi suatu tugas yang kompleks.Untuk mendesain suatu sistem dengan

keseimbangan prestasi dan biaya yang dapat diterima, maka manajemen

haruslah selalu memperhatikan bahwa setiap sistem itu membutuhkan

penyesuaian (adjustment) yang terus menerus.Jadi, fleksibilitas merupakan

suatu bagian penting dari disain sistem.Apabila kita cermati berbagai

sistem logistik di seluruh dunia, maka sistem tersebut mempunyai dua

karakteristik, yaitu sistem logistik didisain untuk mendorong arus

persediaan yang maksimum dan didisain dalam keadaan teknologi yang

ada dari perkembangan komponen-komponen sistem logistik. Di samping

itu, ada 3 (tiga) pola yang menonjol yang banyak dipakai untuk operasi

logistik, yaitu : sistem eselon, sistem langsung dan sistem fleksibel

J. Logistik Terpadu

Konsep logistik terpadu itu terdiri dari 2 usaha yang berkaitan yaitu :

1. Operasi logistik

Aspek operasional logistik ini adalah mengenai manajemen pemindahan

(movement) dan penyimpanan material dan produk jadi perusahaan. Jadi

operasi logistik itu dapat dipandang sebagai berawal dari pengangkutan

pertama material atau komponen-komponen dari sumber perolehannya dan

berakhir pada penyerahan produk yang dibuat atau diolah itu kepada

langganan atau konsumen. Untuk manufaktur besar, operasi logistik ini

dapat terdiri dari ribuan pemindahan (movement = pergerakan) yang

33

Page 34: Bab II Logistik Nilai a Super Fix

berakhir pada penyerahan produk-produk itu pada industri pemakai, para

pengecer. Grosir, dealer, atau perantara pemasaran lainnya.

Untuk pembahasan, operasi logistik itu dapat dibagi ke dalam 3 kategori :

Manajemen distribusi fisik

Manajemen material

Transfer persediaan barang di dalam perusahaan

2. Koordinasi logistik

Koordinasi logistik adalah penentuan kebutuhan dan spesifikasi yang

memadukan seluruh operasi logistik. Fungsi koordinasi logistik adalah

untuk memastikan bahwa seluruh pergerakan dan penyimpanan itu ada

diselesaikan seefektif dan seefisien mungkin.

Koordinasi logistik adalah menyangkut perencanaan dan pengawasan

terhadap masalah-masalah operasional. Koordinasi dapat dibagi ke dalam

4 bidang manajerial yaitu :

Peramalan (forecasting) pasar produk

Peramalan pasar-produk merupakan usaha awal dari suatu

perusahaan untuk merujukkan (reconcile) membuat program.

Peramalan adalah masukan utama bagi perencanaan dan

pengkoordinasian operasi logistik tentang permintaan langganan

(costumer demand). Permintaan langganan ini di luar wewenang

perusahaan, dalam arti bahwa calon langganan itu bebas untuk

memilih apa yang mereka maui dan kapan mereka

menghendakinya.

Pengolahan pesanan

Pengolahan pesanan yang meliputi informasi yang up-to-date

mengenai sifat permintaan, merupakan suatu aspek yang esensial

bagi koordinasi logistik.

Pesan komunikasi adalah mekanisme picu untuk seluruh sistem

logistik. Arus informasi yang bermutu dan cepat akan memudahkan

integrasi dari komponen-komponen dasar sistem logistik.

Sebaliknya, jaringan komunikasi yang jelek yang membiarkan

hambatan-hambatan pesanan atau kesalahan informasi,

34

Page 35: Bab II Logistik Nilai a Super Fix

berlangsung tanpa diketahui, dapat menimbulkan malapetaka dalam

sistem logistik.

Perencanaan operasi

Untuk mengkoordinasi kegiatan logistik, peramalan dan

pengalaman yang diperoleh dari pengolahan pesanan itu, idealnya

haruslah dipersatukan (synthesized). Penyatuan ini dinamakan

perencanaan operasi. Rencanaan operasi itu menyatukan apa yang

sanggup dilakukan oleh perusahaan dengan apa yang diinginkan

untuk dilakukan oleh manajemen dimasa depan.

Procurement, atau perencanaan kebutuhan material.

Procurement dan penjadwalan jangka pendek pada perusahaan

pembuatan (manufacturing) biasanya membutuhkan jauh lebih

banyak koordinasi daripada procurement untuk perusahaan yang

hanya menjual kembali (resale).

K. Manajemen obat

Manajemen obat meliputi tahap-tahap perencanaan, pengadaan,

penyimpanan, pendistribusian, dan penggunaan obat yang saling terkait satu

sama lainnya, sehingga harus terkoordinasi dengan baik agar masing-masing

dapat berfungsi secara optimal. (Renny Fitriani, 2009 Skripsi Evaluasi Proses

Manajemen Obat Di Instalasi Farmasi Rsud Sanggau )

1. Perencanaan

a. Tahap Persiapan

Persiapan dalam perencanaan merupakan rangkaian awal kegiatan

pengelolaan obat yang terdiri dari Pembentukan tim perencanaan obat

terpadu. Kegiatan yang dilaksanakan adalah:

1. Mengevaluasi terhadap semua masukan, proses dari semua aspek

perencanaan dan pengadaan obat tahun sebelumnya. Evaluasi

dilakukan terhadap ketersediaan anggaran, jumlah pengadaan,

jumlah yang didistribusikan, jumlah yang digunakan di unit

pelaksana kesehatan dan sisa persediaan di kabupaten/kota.

35

Page 36: Bab II Logistik Nilai a Super Fix

2. Merencanakan kebutuhan obat kabupaten/kota yang ditetapkan

berdasarkan data yang disampaikan oleh unit pelayanan

kesehatan.

3. Menyepakati jenis dan jumlah obat yang dibutuhkan serta jumlah

kebutuhan dana untuk anggaran tahun berikutnya.

Penyusunan rencana kerja operasional kegiatan yang dilakukan

adalah:

a) Melakukan kompilasi data pemakaian obat dari seluruh

unit pelayanan kesehatan atau Puskesmas dari Lembar

Permintaan dan Lembar Pemakaian Obat.

b) Melakukan kompilasi data penyakit dari LB1.

c) Menyiapkan data pencacahan obat pada akhir tahun.

d) Menyiapkan data tentang obat yang akan diterima pada

tahun berjalan.

e) Menyiapkan daftar harga setiap jenis obat

b.Tahap Kebutuhan Obat

Dasar yang digunakan untuk merencanakan kebutuhan obat adalah

data konsumsi tahun sebelumnya.

2. Pengadaan

Kegiatan manajemen obat yang kedua adalah pengadaan obat yang

meliputi estimasi kebutuhan obat untuk populasi, perencanaan pengadaan,

pemilihan cara pengadaan, pelaksanaan pembelian, penerimaan dan

pemeriksaan serta jaminan mutu obat. 

Pada sistem suplai obat terdapat tiga model pengadaan/pembelian obat

yaitu :

a. pembelian tahunan (annual purchasing) merupakan pembelian

dengan selang waktu satu tahun. Model ini biasanya digunakan

untuk obat publik

b. pembelian terjadwal (scheduled purchasing) merupakan

pembelian dengan selang waktu tertentu misal : satu minggu,

satu bulan, tiga bulan, enam bulan

c. pembelian tiap waktu (perpectual purchasing) merupakan

pembelian yang dilakukan setiap saat pada keadaan obat

mengalami kekurangan

36

Page 37: Bab II Logistik Nilai a Super Fix

3. Penyimpanan

Kegiatan manajemen obat yang ketiga adalah penyimpanan.

Penyimpanan stok ( persediaan) yang teratur dengan baik merupakan

bagian penting dari manajemen obat. Obat yang diterima dicatat dalam

buku besar persediaan atau dalam kartu persediaan.

Sebagian besar obat harus disimpan di tempat kering, sejuk, dan

dihindarkan dari cahaya. Lemari merupakan tempat yang paling baik. Bila

mungkin, tablet harus disimpan dalam wadah kedap udara dan tertutup.

Masing-masing botol atau kaleng harus diberi label yang jelas. Tanda

bintang merah atau tanda serupa harus diterpakan pada label semua botol

atau kaleng yang mempunyai batas waktu kadaluarsa pada tahun yang

sedang berjalan. Obat-obat ini harus digunakan terlebih dahulu. Obat yang

berbahaya harus disimpan dalam lemari terkunci dengn catatan

pengeluaran khusus.

4. Pendistribusian

Pendistribusian Obat Merupakan kegiatan mendistribusikan perbekalan

farmasi di RS untuk pelayanan individu dalam proses terapi bagi pasien

rawat inap dan rawat jalan sertauntuk menunjang pelayanan medis. Sistem

distribusi dirancang atas dasar kemudahan untuk di jangkau oleh pasien

dengan mempertimbangkan :

1) efisiensi dan efektifitas sumber daya yang ada

2) metode sentralisasi atau desantrilisasi

3) sistem floor stock, resep individu, dispensing dosis unit atau kombinasi

5. Penggunaan Obat Yang Saling Terkait Satu Sama Lainnya

Penggunaan obat merupakan salah satu mata rantai yang tidak dapat

dipisahkan dari kegiatan pengelolaan obat yang lain, yaitu seleksi,

pengadaan dan distribusi obat. Aspek penggunaan obat di Apotek

diletakkan dalam konteks dukungan terhadap kerasionalan peresepan,

yang meliputi hal-hal sebagai berikut :

a. Pengendalian kecukupan suplai

b. Jaminan mutu obat

c. Evaluasi konsumsi obat terhadap pola morbiditas

d. Pemberian informasi tentang obat Penggunaan obat yang rasional

37

Page 38: Bab II Logistik Nilai a Super Fix

Ketepatan penggunaan obat perlu didukung antara lain dengan

tersedianya obat yang tepat jenis dan jumlah serta dengan mutu

yang baik. Penggunaan obat dikatakan rasional jika obat yang

diberikan memenuhi kriteria di bawah ini:

a) Diagnosa yang ditegakkan sesuai standar terapi yang

ditetapkan

b) Tersedia pada saat dibutuhkan

c) Diberikan dengan dosis yang tepat

d) Cara pemberian dengan interval waktu pemberian yang tepat

e) Lama pemberian tepat

f) Harus efektif, aman dan mutu terjamin

Dari keenam kriteria tersebut, maka kriteria ketersediaan obat

(butir b) dan jaminan mutu (butir f) merupakan kontribusi eksklusif

dari aspek pengelolaan obat yang akan mendukung aspek medik

dari pemberian obat oleh penulis resep (butir a,c, d dan e). Faktor

yang mempengaruhi terjadinya penggunaan obat yang tidak

rasional Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya

penggunaan obat yang tidak rasional antara lain adalah:

a) Pemberian pengobatan belum didasarkan pada pedoman terapi.

b) Kurangnya sarana penunjang untuk membantu menegakkan

diagnosa yang tepat.

c) Informasi yang sering “bias” yang dilakukan oleh industri farmasi

akan berakibat adanya peresepan obat-obat yang tidak tepat dan

tidak sesuai dengan kebutuhan pengobatan yang diperlukan. d)

Adanya tekanan dari pasien dalam bentuk permintaan untuk

meresepkan obat-obat berdasarkan pilihan pasien sendiri.

L. Perbekalan Kesehatan

Perbekalan kesehatan adalah semua bahan dan peralatan yang

diperlukan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan. (Undang-Undang

Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan )

38

Page 39: Bab II Logistik Nilai a Super Fix

Berdasarkan Pasal 37 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36

Tahun 2009 Tentang Kesehatan :

1. Pengelolaan perbekalan kesehatan dilakukan agar kebutuhan dasar

masyarakat akan perbekalan kesehatan terpenuhi.

2. Pengelolaan perbekalan kesehatan yang berupa obat esensial dan

alatkesehatan dasar tertentu dilaksanakan dengan memperhatikan

kemanfaatan, harga, dan faktor yang berkaitan dengan pemerataan.

Berdasarkan Pasal 38 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36

Tahun 2009 Tentang Kesehatan :

1. Pemerintah mendorong dan mengarahkan pengembangan

perbekalan kesehatan dengan memanfaatkan potensi nasional yang

tersedia.

2. Pengembangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diarahkan

terutama untuk obat dan vaksin baru serta bahan alam yang

berkhasiat obat.

3. Pengembangan perbekalan kesehatan dilakukan dengan

memperhatikan kelestarian lingkungan hidup, termasuk sumber daya

alam dan sosial budaya.

39

Page 40: Bab II Logistik Nilai a Super Fix

BAB III

PENUTUP

A. Ringkasan

Logistik merupakan seni dan ilmu mengatur dan mengontrol arus

barang,energi, informasi, dan sumber daya lainnya, seperti produk, jasa,

danmanusia, dari sumber produksi ke pasar dengan tujuan mengoptimalkan

penggunaan modal.

Tujuan logistik adalah menyampaikan barang jadi dan bermacam-macam

material dalam jumlah yang tepat pada waktu yang dibutuhkan, dalam

keadaan yang dapat dipakai, ke lokasi di mana ia dibutuhkan, dan dengan

total biaya yang terendah. Melalui proses logistiklah material mengalir ke

kompleks manufacturing yang sangat luas dari negara industry dan produk-

produk didistribusikan melalui saluran-saluran distribusi untuk konsumsi.

Misi logistik suatu perusahaan adalah mengembangkan suatu sistem

yang dapat memenuhi kebijaksanaan pelayanan dengan biaya pengeluaran

yang serendah mungkin.(Donald J)

Sistem logistik adalah pengelolaan yang strategis terhadap pemindahan

dan penyimpangan barang, suku cadang dan barang jadi dari supplier,

diantara fasilitas-fasilitas perusahaan dan kepada para langganan yang

bertujuan untuk menyampaikan barang jadi dan bermacam-macam material

dalam jumlah yang tepat pada waktu dibutuhkan dalam keadaan yang dapat

dipakai ke lokasi dimana ia butuhkan dan dengan total kegunaan (utility)

waktu dan tempat, kegunaan tersebut merupakan aspek penting dari operasi

perusahaan dan juga pemerintah. .

Ada 5 komponen yang bergabung untuk membentuk sistem logistik,

yaitu : struktur lokasi fasilitas, transportasi, persediaan (inventory), komunikasi

dan penanganan (handling) dan penyimpanan (storage).

Manajemen obat meliputi tahap-tahap perencanaan, pengadaan,

penyimpanan, pendistribusian, dan penggunaan obat yang saling terkait satu

sama lainnya, sehingga harus terkoordinasi dengan baik agar masing-masing

dapat berfungsi secara optimal. (Renny Fitriani, 2009 Skripsi Evaluasi Proses

Manajemen Obat Di Instalasi Farmasi Rsud Sanggau )

40

Page 41: Bab II Logistik Nilai a Super Fix

Perbekalan kesehatan adalah semua bahan dan peralatan yang

diperlukan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan. (Undang-Undang

Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan )

41

Page 42: Bab II Logistik Nilai a Super Fix

DAFTAR PUSTAKA

George W, Aljian .1958.Purchasing Hanbook2 nd Edition.New York :Mc Graw Hill

Hani Handoko,T. 2009.Manajemen Edisi 2.Yogyakarta : BPFE-Yogyakarta

Joseph P. Cannon,William D. Perreault,Jr,E.Jerome McCarthy.2009.Pemasaran

Dasar-Pendekatan Manajemen Global.Jakarta : Salemba EMPAT

McMahon,Rosemary et al.1999.Manajamen Pelayanan Kesehatan Primer.

Jakarta : EGC.

Mustikasari.2007. Kuliah Manajemen Sumber Daya Menusia. Tidak

diPublikasikan

Subagya,M S.1994 .Manajemen Logistik.Jakarta : PT Gunung Agung

http://jdih.bpk.go.id/wp-content/uploads/2011/03/Ada_Alkes.pdf (diakses 28

september 2013)

http://www.sisfomedika.com/sistem-informasi-manajemen-logistik-pada-fasilitas-

pelayanan-kesehatan/ (diakses 29 september 2013)

http://www.slideshare.net/agung_widarman/makalah-manajemen-logistik

(diakses 30 september 2013)

http://id.shvoong.com/business-management/management/2242335-tujuan-

manajemen-logistik/#ixzz2gR2a3jxf (diakses 30 september 2013)

https://sites.google.com/site/hisfarma/Home/pengelolaan-obat (diakses pada 3

Oktober 2013 )

42

Page 43: Bab II Logistik Nilai a Super Fix

FORM PENILAIAN KELOMPOK

NO NAMA NIM

Penilaian

MakalahPenguasaan

MateriAVA

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

43