bab ii latar belakang ujks -...

23
10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Latar Belakang UJKS Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) adalah unit koperasi yang kegiatan usahanya bergerak di bidang pembiayaan, investasi, dan simpanan sesuai dengan pola bagi hasil (syariah). Unit Jasa Keuangan Syariah (UJKS) adalah unit koperasi yang bergerak di bidang usaha pembiayaan, investasi, simpanan dengan pola bagi hasil (syariah) sebagai bagian dari kegiatan koperasi yang bersangkutan. 11 Keluarnya Keputusan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor 91/Kep/IV/KUKM/IX/2004 tentang Petunjuk Pelaksanaaan Kegiatan Usaha Koperasi Jasa Keuangan Syariah merupakan realisasi atas keperdulian pemerintah untuk berperan memberikan payung hukum atas kenyataan yang tumbuh subur dalam masyarakat ekonomi Indonesia terutama dalam lingkungan Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah. Berdasarkan ketentuan yang disebut Koperasi Jasa Keuangan Syari’ah (KJKS) adalah koperasi yang kegiatan usahanya bergerak dibidang pembiayaan, investasi dan simpanan sesuai pola bagi hasil (Syari’ah). Dengan demikian semua BMT yang ada di Indonesia dapat digolongkan dalam KJKS, mempunyai payung Hukum dan legal kegiatan operasionalnya asal saja memenuhi ketentuan perundang-undangan yang berlaku. 12 11 http://esharianomics.com/esharianomics/koperasi/koperasi-syariah/kjks-dan- ujks/dipos- kan oleh KPRI KIPAS di 07:33 12 Ibid,http://esharianomics.com/esharianomics/koperasi/koperasi-syariah/kjks-dan- ujks/

Upload: nguyenkhue

Post on 16-Aug-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II Latar Belakang UJKS - eprints.walisongo.ac.ideprints.walisongo.ac.id/1038/3/082411032_Bab2.pdf10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Latar Belakang UJKS Koperasi Jasa Keuangan Syariah

10

BAB II

LANDASAN TEORI 2.1 Latar Belakang UJKS

Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) adalah unit koperasi yang

kegiatan usahanya bergerak di bidang pembiayaan, investasi, dan simpanan

sesuai dengan pola bagi hasil (syariah). Unit Jasa Keuangan Syariah (UJKS)

adalah unit koperasi yang bergerak di bidang usaha pembiayaan, investasi,

simpanan dengan pola bagi hasil (syariah) sebagai bagian dari kegiatan

koperasi yang bersangkutan.11

Keluarnya Keputusan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan

Menengah Republik Indonesia Nomor 91/Kep/IV/KUKM/IX/2004 tentang

Petunjuk Pelaksanaaan Kegiatan Usaha Koperasi Jasa Keuangan Syariah

merupakan realisasi atas keperdulian pemerintah untuk berperan memberikan

payung hukum atas kenyataan yang tumbuh subur dalam masyarakat

ekonomi Indonesia terutama dalam lingkungan Koperasi dan Usaha Kecil dan

Menengah. Berdasarkan ketentuan yang disebut Koperasi Jasa Keuangan

Syari’ah (KJKS) adalah koperasi yang kegiatan usahanya bergerak dibidang

pembiayaan, investasi dan simpanan sesuai pola bagi hasil (Syari’ah).

Dengan demikian semua BMT yang ada di Indonesia dapat digolongkan

dalam KJKS, mempunyai payung Hukum dan legal kegiatan operasionalnya

asal saja memenuhi ketentuan perundang-undangan yang berlaku.12

11http://esharianomics.com/esharianomics/koperasi/koperasi-syariah/kjks-dan-

ujks/dipos- kan oleh KPRI KIPAS di 07:33 12Ibid,http://esharianomics.com/esharianomics/koperasi/koperasi-syariah/kjks-dan-

ujks/

Page 2: BAB II Latar Belakang UJKS - eprints.walisongo.ac.ideprints.walisongo.ac.id/1038/3/082411032_Bab2.pdf10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Latar Belakang UJKS Koperasi Jasa Keuangan Syariah

11

2.2 Kerangka Teori 2.2.1 Kepemimpinan

Kegagalan dan keberhasilan suatu organisasi maupun perusahaan

ditentukan oleh kepemimpinan di dalam perusahaan tersebut. Dimana

kepemimpinan mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap

keberhasilan organisasi dalam menghadapi suatu tantangan. sehingga

kepemimpinan merupakan salah satu kunci utama dalam perkembangan

suatu perusahaan.

Dalam kamus besar bahasa Indonesia, kepemimpinan berasal dari

kata pimpin yang artinya dibimbing dan dituntun.13 Menurut Kamus

Bahasa Arab Pemimpin (AL Qaid) artinya yang menuntun.14 Sedangkan

secara etimologis Pemimpin adalah orang yang berada di depan sebagai

penunjuk kebaikan dan pembimbing ke arah keselamatan bagi

pengikutnya.15

Kepemimpinan merupakan ilmu terapan dari ilmu-ilmu sosial,

dimana prinsip-prinsip dan rumusannya diharapkan memberikan

manfaat bagi umat manusia. Kepemimpinan merupakan pangkal utama

dan pertama penyebab daripada kegiatan, proses atau kesediaan untuk

merubah pandangan atau sikap (mental, fisik) daripada kelompok

13 Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga, Jakarta: Balai Pustaka, 2001, hlm

874. 14 Ali Mutahar, Kamus Arab- Indonesia, Jakarta : Penerbit Hikmah, 2005 15 www.boyhadiconsist.wordpress.com. Diakses pada 11 Februari 2010.

Page 3: BAB II Latar Belakang UJKS - eprints.walisongo.ac.ideprints.walisongo.ac.id/1038/3/082411032_Bab2.pdf10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Latar Belakang UJKS Koperasi Jasa Keuangan Syariah

12

orang-orang, baik dalam hubungan organisasi formal maupun

informal.16

Kepemimpinan pada dasarnya berarti kemampuan atau kecerdasan

dalam mempengaruhi pikiran, perasaan dan tingkah laku orang lain,

agar bersedia berbuat sesuatu sesuai derngan keinginan pemimpin.17

Selain itu kepemimpinan adalah hubungan dimana di dalamnya

antara orang dan pemimpin saling mempengaruhi agar mau bekerja

sama membagi tugas untuk mencapai keinginan sang pemimpin.18

Ada banyak definisi kepemimpinan yang dikemukakan oleh pakar

menurut sudut pandang masing-masing. Banyaknya definisi

kepemimpinan hampir sama jumlahnya dengan mereka yang

mendefinisikannya, walaupun tidak dapat dipungkiri bahwa ada

kesamaan di dalam definisi tersebut.

Pengertian kepemimpinan dapat dilihat dari berbagai sisi

kepemimpinan itu sendiri. Seperti kepemimpinan yang diuraikan oleh

Mumford dimana dia mengutarakan bahwa kepemimpinan sebagai

keunggulan seseorang atau beberapa individu dalam kelompok, dalam

proses mengontrol gejala-gejala sosial.19Lalu ada kepemimpinan

sebagai penggunaan pengaruh,seperti yang disampaikan oleh Bass yaitu

16 Imam Munawir, Asas-Asas Kepemimpinan Islam, Surabaya : Usaha Nasional,

1982, hlm 1. 17 Hadari Nawawi, Kepemimpinan Menurut Islam, Yogyakarta : Gadjah Mada

University press, 2001, hlm 32. 18 Soehardi Sigit, Teori Kepemimpinan Dalam Manajemen, Yogyakarta: Penerbit

Armurrita, 1983,hlm15. 19 Imam Moedjiono, Kepemimpinan dan Keorganisasian, Yogyakarta : UII

Press,2002, hlm 2-4.

Page 4: BAB II Latar Belakang UJKS - eprints.walisongo.ac.ideprints.walisongo.ac.id/1038/3/082411032_Bab2.pdf10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Latar Belakang UJKS Koperasi Jasa Keuangan Syariah

13

usaha individu untuk mengubah tingkah laku orang lain, bila orang lain

benar-benar berubah maka bentuk perubahan tersebut merupakan

kepemimpinan yang berhasil.20

2.2.2 Gaya Kepemimpinan Islam

Dalam sejarah kehidupan manusia, telah muncul konsepsi tentang

kepemimpinan. Bagaimana Nabi Adam memimpin Hawa dan

keturunannya di dunia setelah diusir dari surga. Begitu juga sejak awal

kemunculan Islam, Nabi Muhammad selain sebagai seorang utusan

Rasul yang menyampaikan ajaran-ajaran agama tetapi juga seorang

kepala Negara dan kepala rumah tangga. Paling tidak dalam catatan-

catatan sejarah kenabian yang terdokumentasikan dalam hadits-hadits

yang tetap terjaga dan masih bisa dikonsumsi sampai saat ini.21

Mengenai kepemimpinan, Rasul SAW bersabda:

إ����� ���� ��� �� ��� هللا � د� ر �� ��� ���

� هللا �� ا � ��� ر�� هللا #"! هللا )� أن ر�%ل هللا

�م �"�+ و�"0 �7%ل 3"01 راع و3"01 �/.%ل �� ر��,+ ا*

:� راع 9� أھ"+ وھ% �/.%ل راع و�/.%ل �� ر��,+ وا��

�< زو:) و�/.%�> �� �� ر��,+ وا���أة را�� �9 <

ر��,) واA�دم راع 9� �ل ���ه و�/.%ل �� ر��,+ و3"01

راع و�/.%ل �� ر��,+

20 Ibid, hlm 5-6 21http://nazhroul.wordpress.com/2010/05/21/beberapa-hadits-tentang-

kepemimpinan-dalam-kitab-riyadhus-shalihin/

Page 5: BAB II Latar Belakang UJKS - eprints.walisongo.ac.ideprints.walisongo.ac.id/1038/3/082411032_Bab2.pdf10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Latar Belakang UJKS Koperasi Jasa Keuangan Syariah

14

Artinya : Telah menceritakan kepadaku Ismail,malikat dari Abdullah bin dinar, Dari Ibn Umar r.a. Sesungguhnya Rasulullah Saw. Berkata :”Kalian adalah pemimpin, yang akan dimintai pertanggungjawaban. Penguasa adalah pemimpin, dan akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Suami adalah pemimpin keluarganya, dan akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Istri adalah pemimpin dirumah suaminya, dan akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Pelayan adalah pemimpin dalam mengelolaharta tuannya, dan akan dimintai pertanggungjawaban tentang kepemimpinannya. Oleh karena itu kalian sebagai pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya.“ (HR. Bukhari)22

Hal yang paling mendasar yang dapat diambil dari hadits di atas

adalah bahwa dalam level apapun, manusia adalah pemimpin termasuk

bagi dirinya sendiri. Setiap perbuatan dan tindakan memiliki resiko

yang harus dipertanggungjawabkan. Setiap orang adalah pemimpin

meskipun pada saat yang sama setiap orang membutuhkan pemimpin

ketika ia harus berhadapan untuk menciptakan solusi hidup di mana

kemampuan, keahlian, dan kekuatannya dibatasi oleh sekat yang ia

ciptakan sendiri dalam posisinya sebagai bagian dari komunitas.

Istilah kepemimpinan secara etimologi (asal kata) menurut Kamus

Besar Bahasa Indonesia, berasal dari kata dasar “pimpin”. Dengan

mendapat awalan me menjadi “memimpin” yang berarti menuntun,

menunjukkan jalan dan membimbing. Perkataan memimpin bermakna

sebagai kegiatan, sedangkan yang melaksanakannya disebut pemimpin.

Bertolak dari kata pemimpin berkembang pula kata kepemimpinan

22 Imam Bukhari, Shahih Bukhari, Semarang: Toha Putra, Juz 1, hlm 215

Page 6: BAB II Latar Belakang UJKS - eprints.walisongo.ac.ideprints.walisongo.ac.id/1038/3/082411032_Bab2.pdf10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Latar Belakang UJKS Koperasi Jasa Keuangan Syariah

15

yang menunjukkan semua perihal dalam memimpin, termasuk juga

kegiatannya.23

Dari sisi lain secara empiris terlihat bahwa kepemimpinan

merupakan proses mempengaruhi orang lain untuk berbuat, guna

mewujudkan tujuan-tujuan yang telah ditentukan.24 Rangkaian kegiatan

itu berwujud kemampuan mempengaruhi dan mengarahkan perasaan

dan pikiran orang lain, agar bersedia melakukan sesuatu yang

diinginkan pemimpin dan terarah pada tujuan yang telah disepakati

bersama.25

Kepemimpinan juga dapat diartikan sebagai usaha mengarahkan,

membimbing, dan mempengaruhi orang lain, agar pikiran dan

kegiatannya tidak menyimpang dari tugas pokok bidangnya masing-

masing.26 Menurut Achmad Suyuti, yang dimaksud dengan

kepemimpinan adalah proses mengarahkan, membimbing, dan

mempengaruhi pikiran, perasaan, tindakan dan tingkah laku orang lain

untuk digerakkan ke arah tujuan tertentu. Sedangkan menurut Asmara,

kepemimpinan adalah tingkah laku untuk mempengaruhi orang lain

23 Hadari Nawawi, Kepemimpinan Menurut Islam, Yogyakarta: Gajah Mada

University Press, 1993, hlm. 28. 24 M. Manullang dan Marihot Manullang, Manajemen Sumber Daya Manusia,

Yogyakarta: BPFE, 2001, hlm. 141. 25 Hadari Nawawi, op. cit, hlm. 29. 26 Hadari Nawawi dan M. Martini Hadari, Kepemimpinan yang Efektif, Yogyakarta:

Gajahmada University Press, 2006, hlm. 11-12

Page 7: BAB II Latar Belakang UJKS - eprints.walisongo.ac.ideprints.walisongo.ac.id/1038/3/082411032_Bab2.pdf10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Latar Belakang UJKS Koperasi Jasa Keuangan Syariah

16

agar mereka memberikan kerjasamanya dalam mencapai tujuan yang

menurut pertimbangan mereka adalah perlu dan bermanfaat.27

Kepemimpinan adalah proses hubungan antar pribadi yang di

dalamnya seseorang mempengaruhi sikap, kepercayaan, dan perilaku

orang lain. Soehardi Sigit dalam bukunya Teori Kepemimpinan dalam

Manajemen, mengatakan bahwa kepemimpinan adalah hubungan di

mana di dalamnya antara orang dan pemimpin saling mempengaruhi

agar mau bekerjasama berbagi tugas untuk mencapai keinginan sang

pemimpin.28

Yang dimaksud kepemimpinan dalam konteks ini adalah

kepemimpinan yang Islami yaitu kegiatan menuntun, membimbing,

memandu dan menunjukkan jalan yang diridhoi Allah SWT. Jadi

orientasi utama dalam kepemimpinan Islam adalah keridhaan Allah.29

Penulis sependapat dengan teori kepemimpinan yang dikemukakan oleh

Hadari Nawawi yang dikutip di dalam bukunya Ainur Rahim Fakih dan

Iip Wijayanto karena lebih sederhana dan kompleks.

Al-Qur’an sebagai pedoman utama bagi umat Islam memberikan

kriteria-kriteria tertentu sebagai landasan akhlak bagi seorang

pemimpin.30 Adapun kriteria tersebut antara lain:

27 Agus Asrofi,(2006) Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Komunikasi Intern

Terhadap Efektivitas Kerja Pegawai di Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Semarang, Jurnal Skripsi, hlm. 10.

28 Ainur Rahim Fakih dan Iip Wijayanto, Kepemimpinan Islam, Yogyakarta: UI Press, 2001, hlm.3.

29 Hadari Nawawi, op. cit. hlm. 28. 30 Ainur Rahim Fakih dan Iip Wijayanto,op. cit, .hlm.39.

Page 8: BAB II Latar Belakang UJKS - eprints.walisongo.ac.ideprints.walisongo.ac.id/1038/3/082411032_Bab2.pdf10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Latar Belakang UJKS Koperasi Jasa Keuangan Syariah

17

a. Mencintai Kebenaran

Seorang pemimpin yang beriman wajib berpegang teguh pada

kebenaran yang telah diturunkan Allah SWT. tanpa mengenal

kompromi apapun. Sebagai penegasan, Allah SWT. telah

berfirman:

������� � � ���� � �⌧�� ��������� �� �� �� !☺#☺����

$%'( Artinya: “Kebenaran itu adalah dari Tuhanmu.. sebab itu

janganlah kamu termasuk orang-orang yang ragu”31 (Q.S. Al-Baqoroh: 147)

Hadist Rasulallah:

ر بن حرب وعثمان بن أبي شيبة وإسحق بن ثـنا زهيـ حدثـنا جرير عن رنا و قال اآلخران حد إبـراهيم قال إسحق أخبـ

قال رسول الله صلى : ال منصور عن أبي وائل عن عبد الله ق الله عليه وسلم إن الصدق يـهدي إلى البر وإن البر يـهدي يقا وإن ى يكتب صدجل ليصدق حتالر ة وإنإلى الجن

ر يـهدي إلى النار وإن الكذب يـهدي إلى الفجور وإن الفجو ابا ى يكتب كذجل ليكذب حتالر

Artinya : Telah menceritakan kepadaku Zhuhair bin Harb,Usman

bin Abi Syaiba,Ishaq bin Ibrahim, Ishaq berkata : telah menceritakan kepadaku Jarir dari Mansur, abi Wail, Abdullah Rasullah bersabda : Sesungguhnya kejujuran itu menghantarkan kearah kebaikkan ban kebaikan itu

31 Al-Jumanatul Ali, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Bandung: CV. J-Art, 2005, hlm.

24

Page 9: BAB II Latar Belakang UJKS - eprints.walisongo.ac.ideprints.walisongo.ac.id/1038/3/082411032_Bab2.pdf10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Latar Belakang UJKS Koperasi Jasa Keuangan Syariah

18

menghantar menuju kesurga. Dan sesungguhnya orang yang bener-bener jujur akan di catat sebagai orang yang jujur pula. Sesungguhnya pembohong menghantarkan pada kerusakan dan kerusakan akan menghantar jalan menuju ke neraka. Sesungguhnya orang yang bener-bener berbohong nantinya akan di catat sebagai pembohong pula.(HR.Sahih Muslim) 32

Akhlak seorang pemimpin yang senantiasa istiqomah berpijak

di atas kebenaran ajaran Islam akan membuatnya dihormati dan

dipatuhi di samping pada akhiratnya dia akan memetik

kebahagiaan. Oleh kerena itu, akhlak mencintai kebenaran tersebut

sangat penting. Karena dari sinilah akan membias begitu banyak

sikap kepemimpinan yang positif, diantaranya adalah keadilan dan

kejujuran. Adapun antara keadilan dan kejujuran itu sendiri telah

diperintahkan oleh Allah sebagai tindakan yang paling utama, yang

wajib dilaksanakan oleh setiap pemimpin dalam memimipin

kaumnya.33

b. Dapat Menjaga Amanah dan Kepercayaan Orang lain

Jabatan (sebagai seorang pemimpin) adalah sebuah amanah

yang sangat besar dan harus dipertanggungjawabkan, tidak saja di

hadapan manusia yang memberikan amanah tersebut tetapi juga di

hadapan Allah SWT. Untuk itu seorang pemimpin harus benar-

benar menjaga amanah yang telah diberikan kepadanya, serta tidak

menyelewengkannya untuk kepentingan sendiri lainnya. Amanah

menjadi misi hidup seorang Muslim karena seorang Muslim hanya

32 Imam Muslim, Shohih Muslim, Bandung : Al- Ma’arif, Juz 2, hlm 2 33 Ainur Rahim Fakih dan Iip Wijayanto,op. cit, .hlm.41

Page 10: BAB II Latar Belakang UJKS - eprints.walisongo.ac.ideprints.walisongo.ac.id/1038/3/082411032_Bab2.pdf10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Latar Belakang UJKS Koperasi Jasa Keuangan Syariah

19

dapat menjumpai Sang Maha Benar dalam keadaan ridho dan

diridhoi, yaitu bisa menepati amanat yang telah dipikulkan

kepadanya.34

Allah SWT. berfirman:

��*+��,- ./01 ./ 234564��78 ./19!2�,- �;�<,�

$=( Artinya: “Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat

(yang dipikulnya) dan janjinya”35( Q.S. Al Mukminuun : 8)

Maka tanggung jawab moral seorang pemimpin haruslah terus

menerus terjaga sebagai modal dasar dan kontrol pribadi terhadap

kepemimpinannya. Dan akan berpengaruh terhadap nuraninya

selama masa-masa kepemimpinannya maupun telah berlalu masa-

masa kepemimpinannya.36

c. Ikhlas dan Memiliki Semangat Pengabdian

Dalam menjalankan roda kepemimpinannya, hendaknya

seorang pemimpin mendasarinya denga rasa yang benar-benar

ikhlas. Jika memulai sebuah fase kepemimpinan dengan perasaan

yang tidak ikhlas, serta selalu mengharapkan tendensi-tendensi

tertentu, maka terjadilah kepemimpinan-kepemimpinan yang

korup. Untuk itu, kepemimpinan sebagai sebuah proses harus

34 Akhmad Mujahidin, Ekonomi Islam, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007,

hlm. 17 35 Al-Jumanatul Ali, op.cit, hlm. 342 36 Ainur Rahim Fakih dan Iip Wijayanto,op. cit, .hlm.43

Page 11: BAB II Latar Belakang UJKS - eprints.walisongo.ac.ideprints.walisongo.ac.id/1038/3/082411032_Bab2.pdf10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Latar Belakang UJKS Koperasi Jasa Keuangan Syariah

20

dijalani dengan sepenuh hati dan mengembalikan imbalannya

kepada Allah SWT37.

Allah SWT. berfirman:

☺�� �;⌧> ���?@�A ,�+��B� CD E�,� .F☺0,H�I�� J⌧,K� �☯� I4MN �O,- Q �!RT

5U���0 �

VCD E�,� �☺9�E-W $%%X(

Artinya:“..Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya"38 (QS. Al-Kahfi: 110)

Hadist Rasulallah :

���� ن ا� �� أ���� ر� ��� �ن ا����

و��م &�ل: �%ول ������: ا�ن ادم, إن ��رت وا����ت

.� د �� ا/�, �م أرض �ك ,وا�� إ*) ا�(�) ��د ا��)Artinya : Dari sahabat Abu Umamah ra. Dari Nabi SAW. Beliau

bersabda: Allah SWT berfirman: Hai anak Adam, jika kamu sabar, dan kamu ikhlas ketika goncangan pertama (digoncang musibah) aku tiadak rela member balasan untukmu, kecuali surge. (HR. Hadist Qudsi)39

Firman Allah di atas sebagai petunjuk bagi orang-orang beriman

dalam berbagai sektor kegiatan termasuk jabatan sebagai pemimpin

bahwa yang dilakukannya tidak akan sia-sia. Allah sendiri yang

nantinya akan membalas segala kebaikan yang dilakukan sesuai

dengan kadar yang telah ditentukan-Nya.

37 Ibid, hlm. 45 38 Al-Jumanatul Ali, op.cit, hlm. 304 39 Al-Iman Abi Al-Hasan Nuruddin Ali Bin Sulthan Muhammad Al-Qori, Al-

Ahaditsu Al-Qudsiyyah Ash-Shahihah, Bandung : Gema Risalah Press, Penerjemah M. Thalib

Page 12: BAB II Latar Belakang UJKS - eprints.walisongo.ac.ideprints.walisongo.ac.id/1038/3/082411032_Bab2.pdf10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Latar Belakang UJKS Koperasi Jasa Keuangan Syariah

21

d. Baik dalam Pergaulan Masyarakat

Mengenai hal ini Allah SWT berfirman:

�☺YZ B �;�[��#☺���� \5,�� B ���#� I!N-]��

��^�� .���A,��-W _ ���`B����,- *+��

���aI0�� �;�b⌧�.@0� $%X(

Artinya: “Sesungguhnya orang-orang mu’min itu bersaudara kerena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah SWT supaya kamu mendapat rahmat.”40 (Al-Hujurat : 10)

Hadist Rasulallah :

ثـنا أ ثـنا وأ�وبو بكر بن أبي شيبة حد قاال حد عامر األشعريثـنا محمد بن العالء ه بن إدريس وأبو أسامة ح و حدعبد الل

ثـنا ابن المبارك وابن إدريس وأبو أسامة كله م أبو كريب حدقال رسول الله عن بـريد عن أبي بـردة عن أبي موسى قال

يان يشد بـعضه صلى الله عليه وسلم المؤمن للمؤمن كالبـنـ بـعضا

Artinya: Abu Bakar bin Syaibah dan Abu Amir Al-Asyari keduanya berkata : telah menentukan kepada kami Abdullah bin Idris dan Abu Usman dan telah menentukan kepada kami Muhammad bin Alai Abu Kuraib, telah menentukan kami ibnu Mubarok dan ibnu Idris dan aku Usamal kesemuanya dari Buraid dari abi Musa beliau berkata : Rosullah bersabda : orang mukmin hidup melalui yang lain laksana bagunan yang saling memperkokoh satu dengan yang lainnya. (HR. Sahih Muslim) 41

40 Ibid, hlm. 516 41 Imam Muslim, op. cit, hlm 6

Page 13: BAB II Latar Belakang UJKS - eprints.walisongo.ac.ideprints.walisongo.ac.id/1038/3/082411032_Bab2.pdf10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Latar Belakang UJKS Koperasi Jasa Keuangan Syariah

22

Islam sangat mengutamakan persahabatan sebagai kegiatan

mu’amalah yang sangat dianjurkan, karena dengan terjalinnya

ikatan silaturahmi akan memeperkokoh bangunan sosial

kemasyarakatan. Bentuk ideal ini tentu saja akan sangat sulit

direalisasikan jika pemimpin setempat tidak cukup akomodatif.

Untuk itu hubungan silaturahim, saling bahu membahu dalam

kebaikan, tolong menolong dalam seluruh sektor kehidupan harus

dimulai oleh pemimpin terlebih dahulu karena ide-ide yang

bereasal dari seorang pemimpin sangat mudah ditangkap oleh

masyarakatnya untuk menjadi bahan renungan bersama.42

e. Bijaksana

Kebijaksanaan adalah pantulan dari akhlak yang kaya akan

iman dan diperlukan untuk menempatkan segala persoalan secara

tepat dan proporsional. Terlebih dalam memimpin masyarakat yang

majemuk, kebijaksanaan akan mampu memberikan rasa tentram

bagi berbagai kepentingan untuk disatukan dibawah satu visi

bersama. Keadilan merupakan sikap kebijaksanaan yang wajib

dimiliki oleh seorang pemimpin. Karena Islam dalam menegakkan

hukum-hukumnya didasarkan atas landasan keadilan di antara

manusia.43 Allah SWT. telah memerintahkan untuk berbuat adil

dalam banyak ayat di dalam Al-Qur’an, di antaranya,

42 Ainur Rahim Fakih dan Iip Wijayanto,op. cit, hlm.47 43Abdullah Abdul Husain At-Tariqi, Ekonomi Islam, Prinsip, Dasar dan Tujuan,

Yogyakarta: Magistra Insania Press, 2004, hlm. 308.

Page 14: BAB II Latar Belakang UJKS - eprints.walisongo.ac.ideprints.walisongo.ac.id/1038/3/082411032_Bab2.pdf10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Latar Belakang UJKS Koperasi Jasa Keuangan Syariah

23

�; B *+�� @��]�A Xc!90���� � $4Md!Def��,- $g+��hA B,-

ij _kEl.@`B���� _��m[�A,- $�

�+��n�⌧V���� p@⌧q6#☺����,- s�.������,- _ ./��t`0�A

./`qYI0�� v-@*>⌧H�� $wX( Artinya: “Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil

dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran”44( Q.S. An-Nahl: 90)

Hadist Rasulallah :

أخبرنا عبد اهللا بن موسى عن عثمان بن األسود عن عطاء قال : قال موسى يا رب أي عبادك أحكم قال الذي يحكم للناس كما يحكم لنفسه قال يا رب أي عبادك أغنى قال أرضاهم بما قسمت له قال يا رب أي عبادك أخشى لك قال أعلمهم

: إسناده صحيح إلى عطاء وهو قال حسين سليم أسد بي منقطع

Artinya: Abdullah bin Musa tidak menceritakan kepada kami, yang diriwayatkan dari Usman Aswad, dari Athok beliau berkata: bahwa Musa pernah bertanya : ya tuhanku, manakah hambaMu yang paling bijaksana ? Allah menjawab : Dialah orang yang bisa berlaku bijaksana kepada orang lain sebagaimana Dia berbuat bijak terhadap dirinya sendiri. Beliau bertanya: ya tuhan manakah hambaMu yang paling kaya? Allah menjawab merikalah yang Ridho atas sesuatu yang telah saya berikan (bagikan) beliau bertanya : manakah hambaMu yang paling takut tuhanMu? Allah

44 Al-Jumanatul Ali, op.cit, hlm. 278

Page 15: BAB II Latar Belakang UJKS - eprints.walisongo.ac.ideprints.walisongo.ac.id/1038/3/082411032_Bab2.pdf10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Latar Belakang UJKS Koperasi Jasa Keuangan Syariah

24

menjawab : manakah yang mengetahui saya. (HR. Sunan Addarimi)45

Dengan bermodalkan kebijaksanaan dan hidayah dari Allah

dalam menganalisis dinamika kemasyarakatan yang ada, maka

diharapkan kepemimpinan yang ada dapat bergulir sesuai dengan

yang diinginkan tanpa harus merugikan kelompok-kelompok

tertentu untuk memberi keuntungan kepada kelompok yang lain.

2.2.3 Komunikasi Organisasi

Istilah organisasi berasal dari bahasa Latin organizare, yang secara

harafiah berarti paduan dari bagian-bagian yang satu sama lainnya

saling bergantung. Di antara para ahli ada yang menyebut paduan itu

sistem, ada juga yang menamakannya sarana.

Everet M. Rogers dalam bukunya Communication in Organization,

mendefinisikan organisasi sebagai suatu sistem yang mapan dari

mereka yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, melalui

jenjang kepangkatan, dan pembagian tugas. Robert Bonnington dalam

buku Modern Business: A Systems Approach, mendefinisikan

organisasi sebagai sarana dimana manajemen mengoordinasikan

sumber bahan dan sumber daya manusia melalui pola struktur formal

dari tugas-tugas dan wewenang.

Korelasi antara Ilmu komunikasi dengan organisasi terletak pada

peninjauannya yang terfokus kepada manusia-manusia yang terlibat

45 Imam Addarimi, Sunan Addarimi, Darul Ihya’ Assunah Annabaiyah, Juz 1, hlm

102

Page 16: BAB II Latar Belakang UJKS - eprints.walisongo.ac.ideprints.walisongo.ac.id/1038/3/082411032_Bab2.pdf10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Latar Belakang UJKS Koperasi Jasa Keuangan Syariah

25

dalam mencapai tujuan organisasi itu. Ilmu komunikasi

mempertanyakan bentuk komunikasi apa yang berlangsung dalam

organisasi, metode dan teknik apa yang dipergunakan, media apa yang

dipakai, bagaimana prosesnya, faktor-faktor apa yang menjadi

penghambat, dan sebagainya. Jawaban-jawaban bagi pertanyaan-

pertanyaan tersebut adalah untuk bahan telaah untuk selanjutnya

menyajikan suatu konsepsi komunikasi bagi suatu organisasi tertentu

berdasarkan jenis organisasi, sifat organisasi, dan lingkup organisasi

dengan memperhitungkan situasi tertentu pada saat komunikasi

dilancarkan.

Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai

pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu

organisasi (Wiryanto, 2005). Komunikasi formal adalah komunikasi

yang disetujui oleh organisasi itu sendiri dan sifatnya berorientasi

kepentingan organisasi. Isinya berupa cara kerja di dalam organisasi,

produktivitas, dan berbagai pekerjaan yang harus dilakukan dalam

organisasi. Misalnya: memo, kebijakan, pernyataan, jumpa pers, dan

surat-surat resmi. Adapun komunikasi informal adalah komunikasi

yang disetujui secara sosial. Orientasinya bukan pada organisasi, tetapi

lebih kepada anggotanya secara individual.46

46 Onong Effendy, Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek, Bandung: Remaja

Rosdakarya,1994

Page 17: BAB II Latar Belakang UJKS - eprints.walisongo.ac.ideprints.walisongo.ac.id/1038/3/082411032_Bab2.pdf10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Latar Belakang UJKS Koperasi Jasa Keuangan Syariah

26

Conrad (dalam Tubbs dan Moss, 2005) mengidentifikasikan tiga

komunikasi organisasi sebagai berikut: fungsi perintah; fungsi

relasional; fungsi manajemen ambigu.

1. Fungsi perintah berkenaan dengan angota-anggota organisasi

mempunyai hak dan kewajiban membicarakan, menerima,

menafsirkan dan bertindak atas suatu perintah. Tujuan dari fungsi

perintah adalah koordinasi diantara sejumlah anggota yang

bergantung dalam organisasi tersebut.

2. Fungsi relasional berkenaan dengan komunikasi memperbolehkan

anggota-anggota menciptakan dan mempertahankan bisnis produktif

hubungan personal dengan anggota organisasi lain. Hubungan dalam

pekerjaan mempengaruhi kenirja pekerjaan (job performance) dalam

berbagai cara. Misal: kepuasan kerja; aliran komunikasi ke bawah

maupun ke atas dalam hirarkhi organisasional, dan tingkat

pelaksanaan perintah. Pentingnya dalam hubungan antarpersona

yang baik lebih terasa dalam pekerjaan ketika anda merasa bahwa

banyak hubungan yang perlu dlakukan tidak anda pilih, tetapi

diharuskan oleh lingkungan organisasi, sehingga hubungan menjadi

kurang stabil, lebih memacu konflik, kurang ditaati, dsb.

3. Fungsi manajemen ambigu berkenaan dengan pilihan dalam situasi

organisasi sering dibuat dalam keadaan yang sangat ambigu. Misal:

motivasi berganda muncul karena pilihan yang diambil akan

mempengaruhi rekan kerja dan organisasi, demikian juga diri

Page 18: BAB II Latar Belakang UJKS - eprints.walisongo.ac.ideprints.walisongo.ac.id/1038/3/082411032_Bab2.pdf10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Latar Belakang UJKS Koperasi Jasa Keuangan Syariah

27

sendiri; tujuan organisasi tidak jelas dan konteks yang mengharuskan

adanya pilihan tersebut adanya pilihan tersebut mungkin tidak jelas.

Komunikasi adalah alat untuk mengatasi dan mengurangi

ketidakjelasan (ambiguity) yang melekat dalam organisasi. Anggota

berbicara satu dengan lainnya untuk membangun lingkungan dan

memahami situasi baru, yang membutuhkan perolehan informasi

bersama. Ada beberapa dimensi-dimensi komunikasi dalam kehidupan

organisasi di antaranya:

a) Komunikasi Internal yaitu proses penyampaian pesan antara

anggota-anggota organisasi yang terjadi untuk kepentingan

organisasi, seperti komunikasi antara pimpinan dengan bawahan,

antara sesama bawahan, dsb. Proses komunikasi internal ini bisa

berwujud komunikasi antar pribadi ataupun komunikasi kelompok.

Juga komunikasi bisa merupakan proses komunikasi primer

maupun sekunder (menggunakan media nirmassa).

b) Komunikasi eksternal. Komunikasi eksternal organisasi adalah

komunikasi antara pimpinan organisasi dengan khalayak di luar

organisasi. Pada organisasi besar, komunikasi ini lebih banyak

dilakukan oleh kepala hubungan masyarakat dari pada pimpinan

sendiri. Yang dilakukan sendiri oleh pimpinan hanyalah terbatas

pada hal-hal yang ianggap sangat penting saja.

c) Komunikasi vertikal, yaitu komunikasi dari atas ke bawah dan dari

bawah ke atas. Komunikasi dari pimpinan kepada bawahan dan

Page 19: BAB II Latar Belakang UJKS - eprints.walisongo.ac.ideprints.walisongo.ac.id/1038/3/082411032_Bab2.pdf10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Latar Belakang UJKS Koperasi Jasa Keuangan Syariah

28

dari bawahan kepada pimpinan. Dalam komunikasi vertikal,

pimpinan memberikan instruksi-instruksi, petunjuk-petunjuk,

informasi-informasi, dll kepada bawahannya. Sedangkan bawahan

memberikan laporan-laporan, saran-saran, pengaduan-pengaduan,

dsb. kepada pimpinan.

d) Komunikasi horizontal atau lateral, yaitu komunikasi antara sesama

seperti dari karyawan kepada karyawan, manajer kepada manajer.

Pesan dalam komunikasi ini bisa mengalir di bagian yang sama di

dalam organisasi atau mengalir antarbagian. Komunikasi lateral ini

memperlancar pertukaran pengetahuan, pengalaman, metode, dan

masalah. Hal ini membantu organisasi untuk menghindari beberapa

masalah dan memecahkan yang lainnya, serta membangun

semangat kerja dan kepuasan kerja.

2.2.4 Kinerja Karyawan

Istilah kinerja berasal dari kata job performance dan actual

performance yang berarti prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya

yang dicapai oleh seseorang.47 Kinerja dapat diartikan sebagai hasil

kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam

organisasi, sesuai wewenang dan tanggung jawab masing-masing,

dalam rangka mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal,

tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika.48

47 Muhammad Ismail Yusanto dan Muhammad Karebet Widjajakusuma, Menggagas

Bisnis Islami, Jakarta: Gema Insani Press, 2002, hlm. 199. 48 Suryadi Prawirosentono, Kebijakan Kinerja Karyawan, Yogyakarta: BPFE, 1999,

hlm. 1-2.

Page 20: BAB II Latar Belakang UJKS - eprints.walisongo.ac.ideprints.walisongo.ac.id/1038/3/082411032_Bab2.pdf10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Latar Belakang UJKS Koperasi Jasa Keuangan Syariah

29

Byars (1984), mengartikan kinerja sebagai hasil dari usaha

seseorang yang dicapai dengan adanya kemampuan dan perbuatan

dalam situasi tertentu. Jadi bisa dikatakan prestasi kerja merupakan

hasil keterikatan antara usaha, kemampuan dan persepsi tugas. Usaha

merupakan hasil motivasi yang menunjukkan jumlah energi (fisik atau

mental) yang digunakan oleh individu dalam menjalankan suatu tugas.49

Robbins (1996), mengatakan kinerja merupakan suatu hasil yang

dicapai oleh pekerja dalam pekerjaannya menurut kriteria tertentu yang

berlaku untuk suatu pekerjaan. Menurut Bacal (1999) mendefinisikan

dengan proses komunikasi yang berkesinambungan dan dilakukan

dalam kemitraan antara seorang karyawan dan atasan langsungnya.50

Kinerja diukur dengan instrumen yang dikembangkan dalam studi

yang tergabung dalam ukuran kinerja secara umum, kemudian

diterjemahkan ke dalam penilaian perilaku secara mendasar, meliputi:51

1. Kuantitas kerja, yaitu jumlah kerja yang dilakukan dalam suatu

periode waktu yang telah ditentukan.

2. Kualitas kerja, yaitu kualitas kerja yang dicapai berdasarkan syarat-

syarat kesesuaian dan kesiapannya

49 Ratna Kusumawati, “Analisis Pengaruh Budaya Organisasi dan Gaya

Kepemimpinan Terhadap Kepuasan Kerja Untuk Meningkatkan Kinerja Karyawan: (Studi Kasus pada RS Roemani Semarang),” Jurnal Ekonomi dan Bisnis, III (November, 2008). hlm.152.

50 Surya Dharma, Manajemen Kinerja Falsafah, Teori dan Penerapannya, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005, hlm.18.

51 Suharto dan Budhi Cahyono “Pengaruh Budaya Organisasi, Kepemimpinan, dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Sumber Daya Manusia di Sekretariat DPRD Propinsi Jawa Tengah” Jurnal Ekonomi, I (Januari, 2005), hlm. 15.

Page 21: BAB II Latar Belakang UJKS - eprints.walisongo.ac.ideprints.walisongo.ac.id/1038/3/082411032_Bab2.pdf10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Latar Belakang UJKS Koperasi Jasa Keuangan Syariah

30

3. Pengetahuan tentang pekerjaan, yaitu luasnya pengetahuan mengenai

pekerjaan dan ketrampilan.

4. Pendapat atau pernyataan yang disampaikan, yaitu keaktifan

menyampaikan pendapat di dalam rapat.

5. Perencanaan kerja, yaitu kegiatan yang dirancang sebelum

melaksanakan aktifitas pekerjaannya.

2.2.5 Penelitian Terdahulu

1. Penelitian Suharto dan Budhi Cahyono yang berjudul “Pengaruh

Budaya Organisasi, Kepemimpinan, dan Motivasi Kerja Terhadap

Kinerja Sumber Daya Manusia di Sekretariat DPRD Propinsi Jawa

Tengah” menyatakan ada pengaruh positif antara variabel

independen dengan kinerja karyawan, semuanya terbukti secara

signifikan.

2. Penelitian Ahmad Zainuri “Pengaruh Etika Kerja dan

Kepemimpinan Islam Terhadap Kinerja Karyawan” Studi Penelitian

di KJKS/UJKS Wilayah Kabupaten Pati. Menunjukkan bahwa etika

kerja tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan.

3. Penelitian Nur Faqih”Pengaruh Komunikasi Dan Etika Kerja Islam

Terhadap Kinerja Karyawan Di Bmt Fastabiq Pati”. Bahwa

menunjukan komunikasi tidak berpengaruh.

2.3 Kerangka Berpikir

Untuk mengetahui masalah yang akan dibahas, perlu adanya kerangka

pemikiran yang merupakan landasan dalam meneliti masalah yang bertujuan

Page 22: BAB II Latar Belakang UJKS - eprints.walisongo.ac.ideprints.walisongo.ac.id/1038/3/082411032_Bab2.pdf10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Latar Belakang UJKS Koperasi Jasa Keuangan Syariah

31

untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu penelitian

dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir

2.4 Hipotesis

Hipotesis merupakan kesimpulan teoritis atau sementara dalam

penelitian.52 Dengan hipotesis, penelitian menjadi jelas searah pengujiannya

dengan kata lain hipotesis membimbing penulis dalam melaksanakan

penelitian dilapangan baik sebagai objek pengujian maupun dalam

pengumpulan data.53

Adapun Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

H1.Ada pengaruh positif dan signifikan Gaya Kepemimpinan Islam terhadap

Kinerja Karyawan

H2.Ada pengaruh positif dan signifikan Komunikasi Organisasi terhadap

Kinerja Karyawan

52 Muhammad, “Metodologi Penelitian Ekonomi Islam Pendekatan Kuantitatif”.

Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2008. hlm. 76 53 H. M. Burhan Bungin, “Metodologi Penelitian Kuantitatif”, Jakarta: Prenada

Media. hlm. 75

Gaya Kepemimpinan

Islam (��)

Kinerja Karyawan

(Y) Komunikasi

Organisasi

(��)

H1

H2

H3

Page 23: BAB II Latar Belakang UJKS - eprints.walisongo.ac.ideprints.walisongo.ac.id/1038/3/082411032_Bab2.pdf10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Latar Belakang UJKS Koperasi Jasa Keuangan Syariah

32

H3.Ada pengaruh positif dan signifikan Gaya Kepemimpinan Islam dan

Komunikasi Organisasi terhadap Kinerja Karyawan.