aljabar max-plus dan aplikasinya pada suatu rute bus...
TRANSCRIPT
-
i
ALJABAR MAX-PLUS DAN
APLIKASINYA PADA SUATU RUTE BUS TRANSJOGJA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Matematika
Program Studi Matematika
Disusun Oleh:
Johny Decky Sasambe
113114005
PROGRAM STUDI MATEMATIKA
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
ii
MAX-PLUS ALGEBRA AND
ITS APPLICATION ON A TRANSJOGJA BUS ROUTE
PAPER
Presented as Partial Fulfillment of the Requirements
to Obtain the Degree of Sarjana Matematika
in Mathematics Study Program
By:
Johny Decky Sasambe
113114005
MATEMATICS STUDY PROGRAM
DEPARTEMEN OF MATEMATICS
FACULTY OF SAINS AND TECHNOLOGY
SANATA DHARMA UNIVERSITY
YOGYAKARTA
2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
iii
SKRIPSI
ALJABAR MAX-PLUS DAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Non Scholae Sed Vitae Discimus
Tugas Akhir ini kupersembahkan untuk:
Tarekat MSC Provinsi Indonesia,
Ibu dan kakak-kakakku yang tercinta,
Para seminaris di SMA Seminari Xaverius Kakaskasen Tomohon,
Rekan-rekan mahasiswa Matematika Universitas Sanata Dharma,
Para pecinta Matematika.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
viii
ABSTRAK
Aljabar max-plus adalah semilapangan idempoten. Aljabar max-plus,
dengan operasi maksimum dan penjumlahan sebagai operasi dasarnya
mempelajari tentang matriks, graf, serta nilai eigen dan vektor eigen. Beberapa
topik yang dapat disebutkan adalah konsep matriks iredusibel, graf preseden,
nilai eigen dan vektor eigen dari matriks persegi yang iredusibel. Suatu matriks
persegi disebut iredusibel jika graf presedennya terhubung kuat. Oleh karena itu
jika diberikan suatu graf maka dapat dibentuk suatu matriks persegi, dan dapat
ditentukan nilai eigen dan vektor eigen dari matriks tersebut.
Dalam aplikasinya pada suatu rute bus Transjogja, teori nilai eigen dan
vektor eigen matriks persegi yang iredusibel di aljabar max-plus digunakan
sebagai alat untuk menganalisa apakah dapat disusun jadwal keberangkatan bus
yang periodik pada rute pilihan. Artinya, jika dipilih suatu rute, dibuat graf
preseden dari rute pilihan dan disusun sinkronisasi berdasarkan data di lapangan,
dapat dibangun suatu model matematika yang menghasilkan suatu matriks serta
nilai eigen dan vektor eigennya. Dengan mengintepretasikan nilai eigen sebagai
periodisasi keberangkatan setiap bus dan vektor eigen sebagai waktu awal
keberangkatan bus pada setiap halte, dapat disusun suatu jadwal bus yang
periodik pada rute pilihan tersebut.
Hasil pemodelan menunjukkan bahwa belum dapat disusun suatu jadwal
periodik untuk rute pilihan. Hal ini sebabkan karena matriks yang dihasilkan
adalah matriks tak iredusibel. Akibatnya dari matriks tersebut, diperoleh vektor
eigen yang memuat elemen tak real. Konsekuensinya adalah waktu awal
keberangkatan bus tidak bisa ditentukan dan hal ini berpengaruh juga pada
penentuan waktu keberangkatan sesudahnya. Akibatnya jadwal periodik untuk
rute pilihan belum bisa dibuat.
Kata Kunci: nilai eigen, vektor eigen, graf preseden, matriks irudisibel.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
ix
ABSTRACT
Max-plus algebra is an idempotent semilfield. Max-plus algebra, with
maximum and addition operation on real numbers as its basic operations,
explores matrices, graphs, eigenvalues and eigenvectors. Some of the topics that
may be mentioned are the concept of irreducible matrices, precedence graph,
eigenvalues and eigenvectors of a irreducible square matrix. A square matrix is
called irreducible if its precedence graph is strongly connected. Therefore, if
given a graph, a square matrix can be formed and eigenvalues and eigenvectors of
the matrix can be determined.
In its application on one bus route Transjogja, the theory of eigenvalues
and eigenvectors of a irreducible square matrix in max-plus algebra is used as a
tool to analyze whether periodic bus departure timetable on a selected route can
be made. That is, if a route is selected, precedence graphs of the selected route,
and synchronization according to the data obtained are made, it can be
constructed a mathematical model that results in a matrix and its eigenvalues and
eigenvectors. By interpreting eigenvalues as departure periodization of each bus
and eigenvectors as first time of departure of buses at every bus stop, it can be
constructed a periodic bus schedule on the selected route.
Modelling results show that a periodic schedule for the selected route still
can not be made. This is because the resulting matrix is not a irreducible matrix.
As a result, the eigenvector of the matrix contains elements which are not real
numbers. Thus first time of departure of buses can not be determined and this
influences the determination of the else following departure time. Consequently,
periodic schedule for the selected route still can not be made.
Keywords: eigenvalues, eigenvectors, precedence graph, irreducible matrix.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan yang telah memberikan rahmat dan
berkatNya kepada penulis, sehingga tugas akhir ini dapat diselesaikan dengan
baik. Banyak pergumulan dan tantangan yang dialami selama proses
penyelesaian tugas akhir ini, namun berkat bantuan dan dukungan dari berbagai
pihak, akhirnya tugas akhir ini dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu,
pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih banyak atas
dukungan dan bimbingannya kepada:
1. Bapak Dr. Marcellinus Andy Rudhito, S.Pd. selaku dosen pembimbing Tugas
Akhir.
2. Bapak Y.G. Hartono, Ph.D. selaku Ketua Program Studi Matematika
Universitas Sanata Dharma.
3. Ibu Paulina Heruningsih Prima Rosa, S.Si., M.Sc. selaku Dekan Fakultas
Sains dan Teknologi Universitas Sanata Dharma.
4. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Matematika Universitas Sanata Dharma.
5. Tarekat MSC Propinsi Indonesia dan para konfraterku yang tercinta.
6. Teman-teman sekomunitas GRIYA CHEVALIER Palagan – Yogyakarta.
7. Keluargaku: ibu yang tercinta dan kakak-kakakku yang selalu mendoakan dan
mendukung saya.
8. Teman-teman matematika 2011 Universitas Sanata Dharma, Bayu, Herry,
Ensi dan Indra.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xi
9. Kakak-kakak angkatan 2008, 2009, 2010 dan adik-adik angkatan 2012, 2013
dan 2014 yang pernah menjadi teman selama masa-masa perkuliahan.
10. Semua pihak yang tak dapat disebutkan satu persatu, atas segala bantuan dan
dukungannya.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam tugas akhir
ini. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat
membangun dan menyempurnakan tugas akhir ini. Akhirnya, penulis berharap
agar tugas akhir ini dapat memberikan wawasan dan pengetahuan baru bagi para
pembaca.
Yogyakarta 26 Juni 2015
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL DALAM BAHASA INDONESIA ....................................... i
HALAMAN JUDUL DALAM BAHASA INGGRIS ............................................ ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING…………………………………iii
HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………………iv
HALAMAN PERSEMBAHAN…………………………………………………..v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA…………………………………………vi
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH………………….vii
ABSTRAK .......................................................................................................... viii
ABSTRACT .......................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ............................................................................................ x
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................ 1
B. Perumusan Masalah .................................................................................... 5
C. Pembatasan Masalah .................................................................................. 5
D. Tujuan Penulisan ........................................................................................ 6
E. Manfaat Penulisan ...................................................................................... 6
F. Metode Penulisan ....................................................................................... 7
G. Sistematika Penulisan ................................................................................. 7
BAB II. LANDASAN TEORI ............................................................................... 9
A. Himpunan dan Operasi Biner ..................................................................... 9
1. Himpunan ............................................................................................... 9
2. Operasi Biner ........................................................................................ 11
B. Grupoid, Semigrup dan Monoid ............................................................... 16
C. Semigelanggang ....................................................................................... 19
D. Semilapangan ........................................................................................... 25
E. Vektor dan Matriks Pada Himpunan Bilangan Real ................................ 26
BAB III ALJABAR MAX-PLUS ........................................................................ 30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xiii
A. Definisi Aljabar Max-Plus ........................................................................ 30
B. Notasi di ℝ𝑚𝑎𝑥 ........................................................................................ 35
C. Sifat Operasi di ℝ𝑚𝑎𝑥 ............................................................................. 38
D. Vektor dan Matriks di ℝ𝑚𝑎𝑥 ................................................................... 40
1. Vektor di ℝ𝑚𝑎𝑥 ................................................................................... 40
2. Matriks di ℝ𝑚𝑎𝑥 .................................................................................. 41
E. Matriks dan Graf di ℝ𝑚𝑎𝑥 ....................................................................... 52
1. Konsep Dasar Graf ............................................................................... 52
2. Matriks dan Graf di ℝ𝑚𝑎𝑥 ................................................................... 62
F. Nilai Eigen dan Vektor Eigen Matriks di ℝ𝑚𝑎𝑥 ..................................... 70
BAB IV APLIKASI ALJABAR MAX-PLUS
PADA SUATU RUTE BUS TRANSJOGJA ........................................................ 78
A. Gambaran Singkat Rute Bus Transjogja .................................................. 78
B. Rute Pilihan .............................................................................................. 83
C. Graf Rute Pilihan ...................................................................................... 84
D. Sinkronisasi .............................................................................................. 90
E. Model Matematika dari Rute Pilihan ....................................................... 93
F. Menghitung Nilai Eigen dan Vektor Eigen .............................................. 96
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 99
A. Kesimpulan ............................................................................................... 99
B. Saran ....................................................................................................... 100
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
Pada bab ini dijelaskan tentang latar belakang penulisan, perumusan
masalah, pembatasan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode
penulisan dan sistimatika penulisan.
A. Latar Belakang
Struktur aljabar adalah suatu himpunan tak kosong yang dilengkapi
dengan satu atau lebih operasi biner. Struktur aljabar ini secara berurutan
dinotasikan dengan ,*S atau ,,S . Contoh struktur aljabar adalah grup,
gelanggang dan lapangan. Akan tetapi selain grup, gelanggang dan lapangan
yang telah dijelaskan pada saat perkuliahan, terdapat struktur aljabar yang lebih
sederhana yaitu, grupoid, semigrup, monoid, semigelanggang dan semilapangan.
Grupoid merupakan struktur aljabar yang paling sederhana. Grupoid
adalah himpunan tak kosong yang dilengkapi dengan satu operasi biner.
Semigrup adalah grupoid yang memenuhi sifat asosiatif terhadap operasi biner
yang terdefinisi pada himpunan yang dimaksud. Dalam semigrup jika operasi
binernya bersifat komutatif, semigrup dikatakan semigrup komutatif. Sedangkan
Monoid adalah semigrup yang memiliki elemen identitas.
Semigelanggang dan semilapangan mempunyai struktur yang berbeda
dengan grupoid, semigrup dan monoid. Semigelanggang adalah struktur aljabar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
2
yang dilengkapi dengan dua operasi biner yaitu + dan dan memenuhi syarat-
syarat berikut: terhadap operasi pertama, semigrupnya adalah semigrup komutatif
dan memiliki elemen identitas; terhadap operasi kedua, semigrupnya adalah
monoid dan mempunyai elemen penyerap; dan operasi kedua bersifat distributif
kiri dan distributif kanan terhadap operasi pertama. Dalam semigelanggang sifat
operasi biner menentukan sifat semigelanggangnya. Oleh karena itu jika suatu
semigelanggang (𝑆, +, ) terhadap operasi biner berlaku ∀𝑎, 𝑏 ∈ 𝑆, 𝑎𝑏 =
𝑏𝑎 maka semigelanggangnya disebut semigelanggang komutatif. Sedangkan,
jika suatu semigelanggang (𝑆, +, ) terhadap operasi pertamanya berlaku ∀𝑎 ∈ 𝑆
maka 𝑎 + 𝑎 = 𝑎, semigelanggangnya disebut semigelanggang idempoten.
Konsep tentang semigelanggang di atas menjadi dasar penjelasan bagi
struktur aljabar lain, yaitu semilapangan. Suatu semigelanggang disebut
semilapangan jika semigelanggang tersebut adalah semigelanggang komutatif
dengan setiap elemen yang bukan elemen identitas terhadap operasi pertama
mempunyai invers terhadap operasi kedua; atau dengan kata lain suatu
semigelanggang komutatif (𝑆, +, ) adalah semilapangan jika ∀𝑥 ∈ 𝑆\{0}
mempunyai invers terhadap operasi yaitu (∀𝑥 ∈ 𝑆\{0} )(∃𝑥−1 ∈ 𝑆), 𝑥 𝑥−1 =
𝑥−1 𝑥. Dengan demikian semilapangan adalah semigelanggang komutatif yang
mendapat syarat tambahan, yaitu invers terhadap operasi kedua untuk setiap
elemen yang bukan elemen identitas terhadap operasi pertama. Suatu
semilapangan adalah semilapangan idempoten jika operasi biner pertama bersifat
idempoten.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
3
Salah satu contoh semilapangan adalah aljabar max-plus. Aljabar max-
plus adalah salah satu contoh semilapangan idempoten. Aljabar max-plus, dengan
operasi maksimum dan penjumlahan sebagai operasi dasarnya mempelajari
tentang matriks, graf, serta nilai eigen dan vektor eigen dan lain sebagainya.
Istilah aljabar max-plus diambil dari nama operasinya, yaitu operasi penjumlahan
yang dinotasikan dengan ⊕ dan operasi perkalian yang dinotasikan dengan ⊗.
Dalam aljabar max-plus operasi ⊕ didefinisikan sebagai maksimum, dan operasi
⊗ didefinisikan sebagai operasi penjumlahan biasa untuk bilangan real.
Munculnya teori aljabar max-plus dilatarbelakangi oleh berkembangnya
bidang riset operasi pada tahun 1950 yang menekankan pencarian solusi optimal.
Oleh karena itu, aljabar max-plus dengan operasi maximum, membawa harapan
baru dalam dunia riset operasi untuk mencapai solusi optimal (Andersen, 2002).
Dalam perkembangannya aljabar max-plus sebagai sarana riset operasi untuk
mencapai solusi yang optimal telah digunakan dengan baik untuk memodelkan
dan menganalisis secara aljabar masalah-masalah jaringan, misalnya jaringan
transportasi, sistem manufaktur, dan lain sebagainya. Contoh penggunaan model
max-plus dalam masalah jaringan dapat dilihat pada Modeling Bus Bounching
with Petri Nets and Max-Plus Algebra (Newcomb, 2014), Penentuan Waktu
Produksi Tercepat pada Mesin Produksi Jamu (Kharisma, 2013), Optimisasi
Jadwal Pemesanan Bakpia Patok Jaya “25” (Arifin, 2012) dan lain sebagainya.
Dalam karya tulis ini, aljabar max-plus digunakan untuk memodelkan
suatu rute transportasi bus Transjogja. Salah satu masalah yang ditemukan adalah
keluhan para pengguna mengenai ketidakpastian kedatangan bus di setiap halte,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
4
terkadang cepat, terkadang cukup lama bahkan saat tiba di halte, bus telah penuh
dengan penumpang. Dengan sistem yang ada saat ini, para pengguna jasa bus
Transjogja seringkali harus menunggu bus dengan ketidakpastian.
Berdasarkan informasi tersebut, pada bagian akhir karya tulis ini akan
dikaji model aljabar max-plus untuk mendesain jadwal bus Transjogja yang
periodik sebagai solusi atas masalah yang dihadapi masyarakat. Proses
pemodelan ini dimulai dengan mengambil sampel sederhana yaitu memodelkan
salah satu rute bus Transjogja. Pemilihan rute ini dilakukan secara acak, yaitu
dengan menentukan empat halte utama yang menjadi halte awal dan halte akhir
dari suatu rute. Selanjutnya berdasarkan data lapangan akan dibangun lintasan-
lintasan yang menghubungkan keempat halte utama dan membentuk sebuah graf
dari rute pilihan. Berdasarkan graf dari rute pilihan, selanjutnya dibuat
sinkronisasi yang menjadi landasan untuk menyusun model matematika. Dari
model matematika tersebut dapat dibentuk suatu matriks yang merupakan
representasi dari graf rute pilihan. Matriks yang diperoleh akan dianalisa dengan
menggunakan nilai eigen dan vektor eigen. Nilai eigen dan vektor eigen yang
diperoleh adalah output yang diharapkan.
Berdasarkan uraian di atas, yang diharapkan dari karya tulis ini adalah
penguasaan konsep aljabar max-plus dan aplikasinya untuk membuat model
matematika bagi masalah yang ditemukan dalam rute pilihan. Pemodelan
matematika tersebut diarahkan untuk menghasilkan suatu analisa pada suatu rute
bus Transjogja dan mengambil kesimpulan berdasarkan hasil analisa yaitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
5
apakah dimungkinkan dibuat suatu jadwal bus Transjogja yang periodik untuk
rute pilihan.
B. Perumusan Masalah
Dalam karya tulis ini, penulis akan memfokuskan perhatian pada konsep
dasar aljabar max-plus, sifat-sifatnya dan aplikasinya. Inti tulisan tersebut dapat
dituangkan dalam empat pertanyaan berikut:
1. Apa itu aljabar max-plus?
2. Apa yang dimaksud dengan nilai eigen dan vektor eigen dari suatu
matriks iredusibel dalam aljabar max-plus?
3. Bagaimana membuat model matematika untuk suatu rute pilihan bus
Transjogja berdasarkan teori aljabar max-plus?
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah di atas, fokus utama karya tulis ini adalah
penjelasan tentang konsep dasar aljabar max-plus dan aplikasinya pada suatu rute
bus Transjogja. Oleh karena itu, pertama-tama akan diuraikan secara teoretis
landasan-landasan teori yang menjadi dasar pembahasan tentang aljabar max-
plus. Teori-teori tersebut mencakup konsep tentang himpunan, operasi biner dan
sifat-sifatnya, semigrup, semigelanggang, semilapangan serta konsep dasar
tentang vektor dan matriks pada himpunan semua bilangan real. Selanjutnya akan
dijelaskan konsep aljabar max-plus dan sifat-sifatnya yang mencakup definisi
aljabar max-plus, operasi dan sifat operasi aljabar max-plus, matriks dalam
aljabar max-plus, graf dalam aljabar max-plus, nilai eigen dan vektor eigen dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
6
aljabar max-plus. Pada bagian akhir akan diperkenalkan aplikasi aljabar max-plus
pada suatu rute bus Transjogja.
D. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari karya tulis ini adalah
pertama, mempelajari, mendalami dan menuliskan kembali konsep tentang
aljabar max-plus; kedua menyusun model matematika untuk suatu rute bus
Transjogja berdasarkan teori aljabar max-plus.
E. Manfaat Penulisan
Hasil karya tulis diharapkan dapat bermanfaat bagi:
1. Penulis
Menambah dan memperdalam konsep pengetahuan dan keilmuan tentang
aljabar max-plus dan aplikasinya.
2. Lembaga
Sebagai tambahan pustaka untuk rujukan penelitian dan bahan perkuliahan
tentang aljabar max-plus.
3. Pembaca/Masyarakat
a. Sebagai bahan pembelajaran dan pengetahuan mengenai aljabar max-plus,
dan diharapkan dapat menjadi rujukan untuk penelitian yang akan datang.
b. Diperoleh analisis suatu rute bus Transjogja dengan tujuan peningkatan
kualitas pelayanan pada masyarakat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
7
F. Metode Penulisan
Dalam proses penyelesaian karya tulis ini, penulis menggunakan dua
metode penulisan, yaitu studi literatur dan penelitian lapangan. Studi literatur
digunakan untuk menjelaskan landasan teori pada Bab II, konsep tentang aljabar
max-plus pada Bab III dan penyusunan model matematika pada Bab IV.
Sedangkan penelitian lapangan digunakan untuk mengumpulkan data yang
digunakan ketika menyusun model matematika pada Bab IV.
G. Sistematika Penulisan
Secara garis besar, karya tulis ini terdiri atas lima bagian, yaitu:
1. Bab I Pendahuluan
Pada bagian ini diuraikan tentang latar belakang, perumusan masalah,
pembatasan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan dan
sistimatika penulisan.
2. Bab II Landasan Teori
Pada bagian ini dijelaskan teori-teori yang digunakan sebagai dasar
penjelasan aljabar max-plus. Teori-teori tersebut mencakup himpunan, operasi
biner dan sifat-sifatnya, semigrup, semigelanggang, semilapangan serta konsep
tentang vektor dan matriks pada himpunan semua bilangan real.
3. Bab III Pembahasan
Pada bagian ini dijelaskan konsep dasar aljabar max-plus yang mencakup
definisi aljabar max-plus, operasi dan sifat operasi aljabar maxplus, vektor dan
matriks dalam aljabar max-plus, graf dalam aljabar max-plus serta konsep nilai
eigen dan vektor eigen suatu matriks dalam aljabar max-plus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
8
4. Bab IV Aplikasi
Pada bagian ini dijelaskan tentang aplikasi aljabar max-plus pada suatu
rute bus Transjogja. Oleh karena itu, pada bagian ini dibuat model matematika
untuk suatu rute bus Transjogja berdasarkan teori aljabar max-plus. Pemodelan
matematika tersebut mencakup penentuan rute pilihan, pembuatan graf rute
pilihan, penyusunan sikronisasi berdasarkan graf rute pilihan, penyusunan model
matematika berdasarkan sinkronisasi yang buat, penentuan matriks yang
direpresentasikan oleh graf rute pilihan berdasarkan model matematika yang
diperoleh; penghitungan nilai eigen dan vektor eigen serta penarikan kesimpulan
berdasarkan nilai eigen dan vektor eigen yang diperoleh.
5. Bab V Penutup
Bagian ini berisi kesimpulan karya tulis ini serta saran untuk penulisan
lebih lanjut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
9
BAB II
LANDASAN TEORI
Pada bab ini dijelaskan teori-teori yang digunakan sebagai dasar untuk
menjelaskan teori aljabar max-plus pada Bab III. Penjelasan pada bab ini
mencakup gambaran singkat tentang himpunan, definisi dan sifat-sifat operasi
biner, definisi elemen identitas dan elemen invers himpunan, grupoid, semigrup,
monoid, semigelanggang dan semilapangan. Pada bagian akhir akan dijelaskan
secara singkat juga vektor dan matriks serta nilai eigen dan vektor eigen pada
himpunan semua bilangan real.
A. Himpunan dan Operasi Biner
Pada bagian ini dijelaskan tentang himpunan dan operasi biner.
Penjelasan tentang himpunan mencakup definisi himpunan, keanggotaan
himpunan serta definisi dan contoh operasi gabungan dua himpunan. Sedangkan
penjelasan tentang operasi biner mencakup definisi operasi biner dan sifat-
sifatnya. Penjelasan tentang himpunan dan operasi biner dirangkum dari Fraleigh
(2003); Durbin (2009), Whitelaw (1995), dan Hungerford (2002).
1. Himpunan
Himpunan adalah sekumpulan objek yang mempunyai syarat tertentu dan
jelas. Objek ini selanjutnya dinamakan anggota atau elemen dari himpunan itu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
10
Syarat tertentu dan jelas dalam menentukan anggota suatu himpunan ini sangat
penting agar himpunan tersebut terdefinisi dengan baik (well-defined set).
Berikut ini diberikan beberapa contoh himpunan.
Contoh 2.1
1. Himpunan semua mahasiswa program studi matematika angkatan 2011.
2. Himpunan lima huruf pertama dalam abjad
3. Himpunan empat bilangan asli yang pertama.
Nama suatu himpunan biasanya dinyatakan dengan huruf besar 𝐴, 𝐵, 𝐶
dan sebagainya. Sedangkan untuk melambangkan anggota himpunan digunakan
huruf kecil 𝑎, 𝑏, 𝑐, 𝑥 dan sebagainya. Untuk menyatakan himpunan digunakan
simbol "{… }". Dengan demikian himpunan pada Contoh 2.1 di atas dapat ditulis
sebagai berikut:
Contoh 2.2
1. 𝐴 = {𝐼𝑛𝑑𝑟𝑎, 𝐽𝑜ℎ𝑛𝑦, 𝐵𝑎𝑦𝑢, 𝐸𝑛𝑠𝑖}
2. 𝐵 = {𝑎, 𝑏, 𝑐, 𝑑, 𝑒}
3. 𝐶 = {1, 2, 3, 4}
Selanjutnya, notasi untuk keanggotaan suatu himpunan dapat dinyatakan
sebagai berikut:
Misalkan 𝐴, adalah suatu himpunan.
a. Jika 𝑎 adalah objek pada himpunan 𝐴 maka 𝑎 dikatakan sebagai anggota 𝐴
dan ditulis 𝑎 ∈ 𝐴.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
11
b. Jika 𝐴 tidak mempunyai anggota maka 𝐴 disebut himpunan kosong, dan
dinotasikan dengan 𝐴 = { }
c. Jika 𝐴 mempunyai sekurang-kurangnya satu anggota maka 𝐴 disebut
himpunan tak kosong.
Selanjutnya, akan dijelaskan operasi gabungan dua himpunan. Gabungan
himpunan 𝐴 dan 𝐵 adalah himpunan yang memuat himpunan 𝐴 atau 𝐵 yang
dinotasikan 𝐴 ∪ 𝐵 = {𝑎|𝑎 ∈ 𝐴 ⋁ 𝑎 ∈ 𝐵}. Berikut ini diberikan contoh operasi
gabungan dua himpunan.
Contoh 2.3 Misalkan terdapat 𝐴 = {2, 4, 6, 8, 10} dan 𝐵 = {1, 2, 3, 4, 5} maka
𝐴 ∪ 𝐵 = {1, 2, 3, 4, 5, 8, 10}.
2. Operasi Biner
Pada bagian ini dijelaskan operasi biner dan sifat-sifatnya. Penjelasan
pada bagian ini mencakup definisi operasi biner dan sifat-sifatnya, yakni sifat
tertutup, komutatif, asosiatif, distributif, idempoten – definisi elemen identitas
dan elemen invers.
Penjelasan pada bagian ini dimulai dengan memberikan definisi hasil kali
silang.
Definisi 2.1 Misalkan 𝐴1, 𝐴2, … , 𝐴𝑛 adalah himpunan tak kosong. Himpunan
semua 𝑛 tupel terurut pada himpunan 𝐴1, 𝐴2, … , 𝐴𝑛 disebut hasil kali silang dan
dinotasikan dengan 𝐴1 × 𝐴2 × … × 𝐴𝑛 = {(𝑎1, 𝑎2, … , 𝑎𝑛)|𝑎𝑖 ∈ 𝐴𝑖, 𝑖 = 1,… , 𝑛}.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
12
Setelah didefinisikan hasil kali silang, selanjutnya akan didefinisikan
operasi biner.
Definisi 2.2 Misalkan 𝑆 adalah himpunan tidak kosong. Operasi biner ∗ pada
himpunan 𝑆 adalah pemetaan 𝑆 × 𝑆 pada 𝑆.
Menurut Definisi 2.2 terdapat dua sifat dasar operasi biner; pertama
terdefinisi dengan baik (well-defined) yaitu untuk setiap pasangan terurut
(𝑎, 𝑏) ∈ 𝑆 × 𝑆 dipasangkan tepat satu dengan elemen di 𝑆. Kedua, sifat tertutup
yaitu untuk setiap 𝑎, 𝑏 ∈ 𝑆, (𝑎 ∗ 𝑏) ∈ 𝑆. Berikut ini diberikan contoh sifat operasi
biner pada suatu himpunan.
Contoh 2.4 Misalkan ℤ adalah himpunan semua bilangan bulat yang dilengkapi
dengan operasi penjumlahan dan perkalian.
Akan ditunjukkan bahwa operasi penjumlahan dan perkalian adalah operasi biner
di ℤ. Berdasarkan Definisi 2.2 maka ∀(𝑎, 𝑏) ∈ ℤ, (𝑎 + 𝑏) dapat dipasangkan
tepat satu anggota ℤ . Selanjutnya ∀(𝑎, 𝑏) ∈ ℤ, 𝑎 + 𝑏 ∈ ℤ. Jadi ℤ tertutup
terhadap operasi penjumlahan. Selanjutnya ba, ℤ, ba juga well-difined
dan ba, ℤ , ba ℤ. Jadi ℤ tertutup terhadap operasi perkalian. Jadi,
operasi penjumlahan dan perkalian adalah operasi biner di ℤ.
Contoh 2.5 Misalkan ℕ adalah himpunan semua bilangan bulat positif. Pada ℕ
didefinisikan operasi ∗ dengan ketentuan 𝑎 ∗ 𝑏 = 𝑎 − 𝑏. Karena 3 dan 5 ada di
ℕ dan 3 − 5 = −2 ∈ ℕ maka ℕ tidak tertutup terhadap operasi biner ∗ . Jadi
operasi ∗ bukan operasi biner pada ℕ
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
13
Selanjutnya akan dijelaskan dan diberikan contoh sifat-sifat operasi biner
pada suatu himpunan.
Definisi 2.3 (Sifat Komutatif Operasi Biner)
Operasi biner ∗ pada suatu himpunan tak kosong S bersifat komutatif, jika dan
hanya jika (∀𝑎, 𝑏 ∈ 𝑆), 𝑎 ∗ 𝑏 = 𝑏 ∗ 𝑎.
Contoh 2.6 Misalkan ℝ adalah himpunan semua bilangan real. Akan
ditunjukkan bahwa operasi penjumlahan dan perkalian pada ℝ adalah komutatif.
Berdasarkan sifat operasi penjumlahan bilangan real jika diambil sebarang
𝑎, 𝑏 ∈ ℝ , berlaku 𝑎 + 𝑏 = 𝑏 + 𝑎.
Selanjutnya berdasarkan sifat operasi perkalian bilangan real jika diambil
sebarang 𝑎, 𝑏 ∈ ℝ , maka 𝑎 × 𝑏 = 𝑏 × 𝑎.
Jadi berdasarkan Definisi 2.3 operasi penjumlahan dan perkalian di ℝ komutatif.
Definisi 2.4 (Sifat Asosiatif Operasi Biner)
Suatu operasi biner ∗ pada suatu himpunan tak kosong S bersifat asosiatif jika
dan hanya jika (∀𝑎, 𝑏, 𝑐 ∈ 𝑆), (𝑎 ∗ 𝑏) ∗ 𝑐 = 𝑏 ∗ (𝑎 ∗ 𝑐).
Contoh 2.7 Misalkan ℝ adalah himpunan semua bilangan real. Akan
ditunjukkan bahwa operasi penjumlahan dan perkalian di ℝ asosiatif.
Berdasarkan sifat operasi penjumlahan bilangan real jika diambil sebarang
𝑎, 𝑏, 𝑐 ∈ ℝ, berlaku (𝑎 + 𝑏) + 𝑐 = 𝑏 + (𝑎 + 𝑐).
Selanjutnya berdasarkan sifat operasi perkalian bilangan real jika diambil
sebarang 𝑎, 𝑏, 𝑐 ∈ ℝ, berlaku (𝑎 × 𝑏) × 𝑐 = 𝑏 × (𝑎 × 𝑐).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
14
Jadi berdasarkan Definisi 2.4 operasi penjumlahan dan perkalian pada ℝ bersifat
asosiatif.
Definisi 2.5 (Sifat Distributif Operasi Biner)
Misalkan operasi biner dan ∗ terdefinisi pada himpunan S .
1. Jika (∀𝑎, 𝑏, 𝑐 ∈ 𝑆), 𝑎 ∘ (𝑏 ∗ 𝑐) = (𝑎 ∘ 𝑏) ∗ (𝑎 ∘ 𝑐), maka di 𝑆 berlaku sifat
distributif kiri operasi ∘ terhadap operasi ∗
2. Jika (∀𝑎, 𝑏, 𝑐 ∈ 𝑆), (𝑎 ∗ 𝑏) ∘ 𝑐 = (𝑎 ∘ 𝑐) ∗ (𝑏 ∘ 𝑐), maka di 𝑆 berlaku sifat
distributif kanan operasi ∘ terhadap operasi ∗.
Contoh 2.8 Misalkan ℝ adalah himpunan semua bilangan real.
Berdasarkan sifat operasi pada bilangan real jika diambil sebarang 𝑎, 𝑏, 𝑐 ∈ ℝ,
berlaku 𝑎 × (𝑏 + 𝑐) = (𝑎 × 𝑏) + (𝑎 × 𝑐) dan (𝑎 + 𝑏) × 𝑐 = (𝑎 × 𝑐) + (𝑏 × 𝑐).
Jadi berdasarkan Definisi 2.5 operasi perkalian terhadap penjumlahan di ℝ
bersifat distributif kiri dan distributif kanan.
Definisi 2.6 (Sifat Idempoten Operasi Biner)
Suatu operasi biner ∗ pada himpunan 𝑆 bersifat idempotent jika dan hanya jika
(∀𝑎 ∈ 𝑆), 𝑎 ∗ 𝑎 = 𝑎.
Contoh 2.9 Misalkan ℕ adalah himpunan semua bilangan asli. Untuk setiap
𝑎 ∈ ℕ didefinisikan operasi biner ∗ sehingga 𝑎 ∗ 𝑏 = elemen yang lebih kecil
atau sama dengan 𝑎 atau 𝑏, berlaku 𝑎 ∗ 𝑎 = 𝑎 dan 𝑏 ∗ 𝑏 = 𝑏. Jadi berdasarkan
Definisi 2.6 ℕ idempoten.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
15
Setelah didefinisikan operasi biner dan sifat-sifatnya, selanjutnya akan
didefinisikan elemen identitas dan elemen invers pada suatu himpunan tak
kosong .S
Definisi 2.7 Suatu himpunan tak kosong 𝑆 dikatakan mempunyai elemen
identitas terhadap operasi biner ∗ jika ada elemen 𝑒 ∈ 𝑆 sedemikian sehingga
(∀𝑎 ∈ 𝑆), 𝑎 ∗ 𝑒 = 𝑒 ∗ 𝑎 = 𝑎.
Contoh 2.10 Misalkan ℝ adalah himpunan semua bilangan real. Akan
ditunjukkan bahwa ℝ mempunyai elemen identitas terhadap operasi penjumlahan
dan perkalian.
Ambil sebarang 𝑎 ∈ ℝ, 𝑎 + 𝑒 = 𝑎 ⟺ 𝑎 + 𝑒 − 𝑎 = 𝑎 − 𝑎 ⟺ 𝑒 = 0 ∈ ℝ
Ambil sebarang (𝑎 ∈ ℝ), (𝑎 ≠ 0) maka berlaku
𝑎 × 𝑒 = 𝑎 ⇔ 𝑎 × 𝑒 ×1
𝑎= 𝑎 ×
1
𝑎⇔ 𝑒 = 1 ∈ ℝ.
Untuk 𝑎 = 0, ∃1 ∈ ℝ maka berlaku 𝑎 × 1 = 0 × 1 = 1 × 0 = 0.
Jadi berdasarkan Definisi 2.7 dapat disimpulkan bahwa 0 adalah elemen identitas
terhadap operasi penjumlahan di ℝ; dan 1 adalah elemen identitas terhadap
operasi perkalian di ℝ.
Definisi 2.8 Misalkan himpunan tak kosong 𝑆 terhadap operasi biner ∗
mempunyai elemen identitas, yaitu 𝑒. Suatu elemen 𝑏 ∈ 𝑆 dikatakan invers dari
𝑎 ∈ 𝑆 terhadap operasi biner ∗ jika dan hanya jika 𝑎 ∗ 𝑏 = 𝑏 ∗ 𝑎 = 𝑒
Contoh 2.11 Misalkan ℝ adalah himpunan semua bilangan real. Akan
ditunjukkan bahwa ℝ mempunyai elemen invers terhadap operasi penjumlahan
dan ℝ\{0} mempunyai elemen invers terhadap operasi perkalian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
16
Ambil sebarang 𝑎 ∈ ℝ, 𝑎 + (−𝑎) = 0. Jadi −𝑎 adalah elemen invers terhadap
operasi penjumlahan di ℝ.
Ambil sebarang 𝑏 ∈ ℝ\{0}, 𝑏 ≠ 0 sehingga berlaku bahwa 𝑏 × 1𝑏= 1 ∈ ℝ\{0}.
Jadi 1
𝑏 adalah elemen invers terhadap operasi perkalian di ℝ\{0}.
Setelah dijelaskan konsep himpunan dan operasi biner, selanjutnya
dijelaskan tentang struktur aljabar sebagai suatu himpunan yang tak kosong yang
dilengkapi satu atau dua operasi biner.
B. Grupoid, Semigrup dan Monoid
Struktur aljabar adalah suatu himpunan tak kosong S yang dilengkapi
dengan satu atau lebih operasi biner. Struktur aljabar di atas berturut-turut
dinotasikan dengan (𝑆,∗) dan (𝑆, +, ). Struktur aljabar yang paling sederhana
adalah grupoid, semigrup, dan monoid. Grupoid adalah himpunan tak kosong
yang dilengkapi dengan satu operasi biner. Semigrup adalah himpunan tak
kosong yang dilengkapi dengan satu operasi biner dan operasi binernya bersifat
asosiatif. Monoid adalah semigrup yang mempunyai elemen identitas. Berikut ini
diberikan contoh struktur aljabar grupoid, semigrup dan monoid.
Contoh 2.12 Misalkan ℕ adalah himpunan semua bilangan asli terhadap operasi
penjumlahan. Berdasarkan sifat operasi penjumlahan bilangan asli diketahui
bahwa ℕ tertutup dan well-defined terhadap operasi penjumlahan. Jadi ℕ adalah
grupoid terhadap operasi penjumlahan.
Contoh 2.13 Akan ditunjukkan bahwa (ℕ,+) adalah semigrup. Pada Contoh
2.12 telah ditunjukkan bahwa (ℕ,+) well-defined dan tertutup. Hal ini berarti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
17
cukup diselidiki apakah operasi penjumlahan di ℕ asosiatif; dan diketahui bahwa
operasi penjumlahan bilangan asli bersifat asosiatif.
Jadi (ℕ,+) adalah semigrup.
Contoh 2.14 Misalkan ℤ adalah himpunan semua bilangan bulat. Akan
ditunjukkan bahwa (ℤ,+) adalah monoid.
Untuk menunjukkan (ℤ,+) adalah monoid harus ditunjukkan bahwa (ℤ,+)
adalah semigrup dan (ℤ,+) mempunyai elemen identitas terhadap operasi
penjumlahan. Diketahui bahwa di ℤ operasi penjumlahan bersifat tertutup dan
asosiatif. Jadi ℤ adalah semigrup. Sekarang akan ditunjukkan bahwa ℤ punya
elemen identitas terhadap operasi penjumlahan.
Ambil sebarang 𝑎 ∈ ℤ, berdasarkan Definisi 2.7 bahwa 𝑎 + 𝑒 = 𝑎 ⟺ 𝑎 + 𝑒 −
𝑎 = 𝑎 − 𝑎 ⟺ 𝑒 = 0. Jadi terbukti bahwa ℤ mempunyai elemen identitas
terhadap operasi penjumlahan, yaitu 0. Jadi (ℤ,+) adalah monoid.
Selanjutnya penjelasan dilanjutkan dengan memberi fokus pada semigrup.
Penjelasan dimulai dengan mendefinisikan suatu grupoid sebagai semigrup.
Definisi 2.9 Suatu grupoid S adalah semigrup jika operasi binernya bersifat
asosiatif .
Definisi 2.9 menjelaskan bahwa tidak semua grupoid adalah semigrup.
Pada Contoh 2.13 di atas telah ditunjukkan bahwa suatu grupoid (ℕ,+) adalah
semigrup. Berikut ini akan diberikan contoh yang menjelaskan bahwa tidak
semua grupoid adalah semigrup.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
18
Contoh 2.15 Misalkan (𝐺,∗) adalah grupoid. Operasi biner dari himpunan 𝐺
terdefinisi seperti dalam tabel berikut:
Tebel 2.1 Tabel Operasi Biner Himpunan 𝐺
(𝐺,∗) a B C d
A b C D a
B d A B c
C a B C d
D c D A b
Akan ditunjukkan bahwa (𝐺,∗) bukan semigrup. Hal itu berarti bahwa terdapat
elemen di 𝐺 jika dioperasikan dengan operasi yang terdefinisi pada 𝐺 tidak
asosiatif. Ambil sebarang 𝑎, 𝑎, 𝑎 ∈ 𝐺 maka
(𝑎 ∗ 𝑎) ∗ 𝑎 = 𝑎 ∗ (𝑎 ∗ 𝑎).
𝑏 ∗ 𝑎 = 𝑎 ∗ 𝑏
𝑑 ≠ 𝑐
Berdasarkan hasil operasi di atas, G bukan semigrup.
Selanjutnya akan dijelaskan dan diberikan contoh semigrup komutatif.
Definisi 2.10 Semigrup (𝑆,∗) adalah semigrup komutatif jika operasi biner ∗
bersifat komutatif.
Contoh 2.16 Misalkan ℕ adalah himpunan semua bilangan asli. Pada Contoh
2.13 telah dibuktikan bahwa (ℕ,+) adalah semigrup terhadap operasi
penjumlahan. Sekarang akan ditunjukkan bahwa (ℕ,+) adalah semigrup
komutatif. Diketahui bahwa operasi penjumlahan pada bilangan asli komutatif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
19
Maka berdasarkan Definisi 2.10 dapat disimpulkan bahwa (ℕ,+) adalah
semigrup komutatif.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa semigrup adalah
himpunan tak kosong yang dilengkapi dengan satu operasi biner yang bersifat
tertutup, terdefinisi dengan baik dan bersifat asosiatif. Suatu semigrup adalah
komutatif jika operasinya komutatif.
Penjelasan tentang semigrup dirangkum dari Howie (1995), Harju (1996)
dan Kandasamy (2002).
C. Semigelanggang
Pada Bagian B telah dijelaskan struktur aljabar dengan satu operasi biner.
Pada bagian ini akan dijelaskan struktur aljabar dengan dua operasi biner yang
dinotasikan dengan (𝑆, +, ) . Salah satu contoh struktur aljabar dengan dua
operasi biner adalah semigelanggang. Penjelasan selanjutnya tentang
semigelanggang dirangkum dari Howie (1995), Harju (1996), dan Heidergott,
dkk (2005).
Penjelasan pada bagian ini dimulai dengan menjelaskan elemen penyerap
pada grupoid dan definisi semigelanggang.
Definisi 2.11. Suatu elemen 𝑎 dalam suatu grupoid (𝑆,∗) disebut elemen
penyerap terhadap operasi biner ∗ jika ∀𝑥 ∈ 𝑆 berlaku 𝑎 ∗ 𝑥 = 𝑥 ∗ 𝑎 = 𝑎.
Definisi 2.12 Suatu semigelanggang adalah suatu himpunan tak kosong 𝑆
yang dilengkapi dengan dua operasi biner, yaitu + dan yang memenuhi
aksioma-aksioma berikut:
,,S
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
20
1. (𝑆, +) adalah monoid komutatif dengan elemen identitasnya θ
2. (𝑆, ) adalah monoid dengan elemen identitasnya 𝑒
3. Elemen identitas 𝜃 adalah elemen penyerap terhadap operasi biner .
4. Operasi biner bersifat distributif kiri dan distributif kanan terhadap operasi
biner +.
Selanjutnya akan dijelaskan contoh himpunan tak kosong dengan dua
operasi dan merupakan semigelanggang.
Contoh 2.17 Misalkan ℝ adalah himpunan semua bilangan real yang dilengkapi
dengan operasi penjumlahan dan perkalian. Akan ditunjukkan bahwa (ℝ,+,×)
adalah semigelanggang.
Berdasarkan Definisi 2.12 akan ditunjukkan bahwa:
1. (ℝ,+) adalah monoid komutatif
Diketahui ℝ adalah himpunan bilangan real. Ada empat sifat yang harus
diselidiki untuk menunjukkan bahwa (ℝ,+) adalah monoid komutatif yaitu
sifat tertutup, sifat asosiatif, sifat komutatif dan keberadaan elemen identitas.
Ambil sebarang 𝑎, 𝑏 ∈ ℝ, maka berlaku bahwa 𝑎 + 𝑏 ∈ ℝ . Jadi ℝ tertutup
terhadap operasi biner +. Selanjutnya pada Contoh 2.7 telah ditunjukkan
bahwa operasi penjumlahan di ℝ asosiatif. Selanjutnya pada Contoh 2.6 telah
ditunjukkan juga bahwa operasi penjumlahan di ℝ komutatif. Akhirnya pada
Contoh 2.10 telah ditunjukkan bahwa ℝ terhadap operasi penjumlahan
mempunyai elemen identitas, yaitu 0. Jadi (ℝ,+) adalah semigrup komutatif
dengan elemen identitasnya 0.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
21
2. (ℝ,×) adalah monoid
Diketahui ℝ adalah himpunan bilangan real. Ada tiga sifat yang harus
ditunjukkan untuk membuktikan bahwa (ℝ,×) adalah monoid yaitu sifat
tertutup, sifat asosiatif, dan keberadaan elemen identitas. Ambil sebarang
∀𝑎, 𝑏 ∈ ℝ, berlaku bahwa 𝑎 × 𝑏 ∈ ℝ . Jadi ℝ tertutup terhadap operasi
perkalian. Selanjutnya pada Contoh 2.7 telah ditunjukkan bahwa operasi
perkalian di ℝ asosiatif. Akhirnya pada Contoh 2.10 telah ditunjukkan bahwa
ℝ terhadap operasi perkalian mempunyai elemen identitas, yaitu 1. Jadi
terbukti (ℝ,×) adalah monoid.
3. Akan ditunjukkan bahwa elemen 0 adalah elemen penyerap terhadap operasi
perkalian. Diketahui bahwa 0 ∈ ℝ dan 0 adalah elemen identitas terhadap
operasi + di ℝ. Ambil sebarang a ℝ maka 0 × 𝑎 = 𝑎 × 0 = 0 . Jadi 0
adalah elemen penyerap terhadap operasi × di ℝ.
4. Akan ditunjukkan operasi perkalian di (ℝ,+,×) bersifat distributif kiri dan
distirbutif kanan terhadap operasi penjumlahan. Pada Contoh 2.8 telah
ditunjukkan bahwa operasi perkalian di (ℝ,+,×) bersifat distributif kiri dan
distirbutif kanan terhadap operasi penjumlahan.
Jadi berdasarkan 1, 2, 3 dan 4 (ℝ, , ) adalah semigelanggang.
Selanjutnya dijelaskan dua semigelanggang yang memiliki sifat khusus,
yaitu semigelanggang komutatif dan semigelanggang idempoten.
Definisi 2.13 Suatu semigelanggang (𝑆, +, ) adalah semigelanggang komutatif
jika operasi biner bersifat komutatif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
22
Contoh 2.18 Akan ditunjukkan bahwa (ℝ, , ) adalah semigelanggang
komutatif. Pada Contoh 2.17 telah ditunjukkan bahwa (ℝ, , ) adalah
semigelanggang. Jadi cukup ditunjukkan bahwa di ℝ berlaku sifat komutatif
terhadap operasi perkalian. Pada Contoh 2.6 telah ditunjukkan bahwa operasi
perkalian di ℝ komutatif. Karena (ℝ, , ) adalah semigelanggang dan terhadap
operasi perkalian ℝ komutatif maka (ℝ, , ) adalah semigelanggang komutatif.
Definisi 2.14 Suatu semigelanggang (𝑆, +, ) disebut semigelanggang idempoten
jika operasi biner + bersifat idempoten.
Contoh 2.19 Misalkan ℝ+ adalah himpunan semua bilangan real tak negatif.
Pada ℝ+didefinisikan operasi minimum yang dinotasikan dengan ⊖ dan operasi
perkalian bilangan real yang dinotasikan dengan ⊙, sehingga ∀𝑎, 𝑏, 𝑐 ∈ ℝ+
berlaku 𝑎 ⊖ 𝑏 = min(𝑎, 𝑏) dan 𝑎 ⊙ 𝑏 = 𝑎 × 𝑏. Akan ditunjukkan bahwa
(ℝ+,⊖,⨀) adalah semigelanggang idempoten. Pertama harus ditunjukkan bahwa
(ℝ+,⊖,⨀) adalah semigelanggang. Untuk menunjukkan bahwa (ℝ+,⊖,⨀)
adalah semigelanggang, harus ditunjukkan bahwa:
1. (ℝ+,⊖) adalah monoid komutatif.
Ambil sebarang 𝑎, 𝑏, 𝑐 ∈ ℝ+ maka berlaku
a. 𝑎 ⊝ 𝑏 = min(𝑎, 𝑏) ∈ℝ+. Jadi ℝ+ tertutup.
b. (𝑎 ⊖ 𝑏)⊝ 𝑐 = min(min(𝑎, 𝑏), 𝑐) = min(𝑎, 𝑏, 𝑐)
= min(𝑎,min(𝑏, 𝑐)) = 𝑎 ⊝ (𝑏 ⊝ 𝑐)
Jadi ℝ+ asosiatif terhadap operasi ⊝.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
23
c. 𝑎 ⊖ 𝑏 = min(𝑎, 𝑏) = min(𝑏, 𝑎) = 𝑏 ⊝ 𝑎 . Jadi ℝ+ bersifat komutatif
terhadap operasi ⊝.
d. Misalkan (ℝ+,⊖) mempunyai elemen identitas, yaitu 𝑒. Berdasarkan
Definisi 2.7 maka
(𝑎 ⊖ 𝑏) + 𝑒 = 𝑎 ⊖ 𝑏
min(𝑎, 𝑏) + 𝑒 = min(𝑎, 𝑏)
min(𝑎, 𝑏) + 𝑒 −min(𝑎, 𝑏) = min(𝑎, 𝑏) − min(𝑎, 𝑏)
00 e
.0e Jadi 0 adalah elemen identitas di (ℝ+,⊖)
Jadi berdasarkan a, b, c dan d terbukti bahwa (ℝ+,⊖) adalah monoid
komutatif dengan elemen identitas 0.
2. (ℝ+, ⨀) adalah monoid.
Ambil sebarang 𝑎, 𝑏, 𝑐 ∈ ℝ+ maka berlaku
a. 𝑎 ⊙ 𝑏 = 𝑎 × 𝑏 ∈ ℝ+. Jadi ℝ+ tertutup terhadap operasi ⊙.
b. (𝑎 ⊙ 𝑏)⨀𝑐 = (𝑎 × 𝑏) × 𝑐 = 𝑎 × 𝑏 × 𝑐
= 𝑎 × (𝑏 × 𝑐) = 𝑎 ⊙ (𝑏 ⊙ 𝑐)
Jadi ℝ+ asosiatif terhadap operasi ⊙.
c. Ambil sebarang a adalah elemen identitas di (ℝ+, ⨀).
Berdasarkan Definisi 2.7 maka untuk 𝑎 ≠ 0 berlaku
𝑎 ⊙ 𝑒 = 𝑎 ⟺ 𝑎 × 𝑒 = 𝑎 ⟺ 𝑎 × 𝑒 × 1𝑎= 𝑎 × 1
𝑎⟺ 𝑒 = 1
Untuk 𝑎 = 0. Diketahui 1 ∈ ℝ+, maka 0 × 1 = 1 × 0 = 0.
Jadi 1 adalah identitas di (ℝ+, ⨀).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
24
Berdasarkan a, b dan c, dapat disimpulkan bahwa (ℝ+, ⨀) adalah
monoid dengan elemen identitas adalah 1.
3. Diketahui bahwa 0 ∈ ℝ+ dan 0 adalah elemen identitas terhadap operasi ⊖ di
ℝ+. Ambil sebarang a ℝ+, maka berlaku 0⊙ 𝑎 = 𝑎⊙ 0 = 0 . Jadi 0
adalah elemen penyerap terhadap operasi ⊙ di ℝ+.
4. Operasi biner ⨀ di (ℝ+,⊖,⨀) bersifat distributif kiri dan distributif kanan
terhadap operasi biner ⊖. Ambil sebarang 𝑎, 𝑏, 𝑐 ∈ ℝ+ maka berlaku:
1) (𝑎 ⊖ 𝑏)⊙ 𝑐 = min(𝑎, 𝑏) × 𝑐 = min(𝑎 × 𝑐, 𝑏 × 𝑐)
= (𝑎 ⊙ 𝑐)⊖ (𝑏 ⊙ 𝑐)
2) 𝑎 ⊙ (𝑏 ⊝ 𝑐) = 𝑎 × min(𝑏, 𝑐) = min(𝑎 × 𝑏, 𝑎 × 𝑐)
= (𝑎 ⊙ 𝑏)⊝ (𝑎 ⊙ 𝑐)
Berdasarkan a, b maka disimpulkan bahwa operasi ⨀ bersifat distributif
kiri dan distributif kanan terhadap ⊖ di (ℝ+,⊖,⨀).
Berdasarkan 1, 2, 3 dan 4 terbukti bahwa (ℝ+,⊖,⨀) adalah semigelanggang.
Selanjutnya akan ditunjukkan bahwa operasi ⊖ idempoten. Ambil sebarang
𝑎 ∈ ℝ+ maka berlaku 𝑎 ⊖ 𝑎 = 𝑚𝑖𝑛(𝑎, 𝑎) = 𝑎.
Jadi operasi ⊖ idempoten. Karena (ℝ+,⊖,⨀) adalah semigelanggang dan
operasi ⊖ idempoten, (ℝ+,⊖,⨀) adalah semigelanggang idempoten.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa semigelanggang adalah
struktur aljabar yang dilengkapi dengan dua operasi biner dan memenuhi
aksioma: terhadap operasi pertama membentuk monoid komutatif; terhadap
operasi kedua membentuk monoid; elemen identitas terhadap operasi pertama
merupakan elemen penyerap terhadap operasi kedua dan operasi kedua bersifat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
25
distributif kiri dan distributif kanan terhadap operasi pertama. Suatu
semigelanggang adalah komutatif, jika operasi keduanya komutatif; dan
semigelanggang adalah idempoten jika operasi pertama idempoten.
D. Semilapangan
Struktur aljabar terakhir yang akan dijelaskan adalah semilapangan.
Semilapangan adalah semigelanggang komutatif yang mendapat tambahan sifat
khusus, yaitu untuk setiap elemen yang bukan elemen identitas terhadap operasi
pertama mempunyai elemen invers terhadap operasi kedua. Definisi formal
semilapangan dijelaskan oleh dua definisi berikut:
Definisi 2.15 Suatu semigelanggang komutatif (𝑆, +, ) disebut semilapangan
jika setiap elemen di 𝑆 yang bukan elemen identitas 𝜃 mempunyai invers
terhadap operasi biner yaitu ∀𝑎 ∈ 𝑆\{𝜃}, ∃𝑎−1 sehingga 𝑎 𝑎−1 = 𝑒, dengan 𝑒
adalah elemen identitas terhadap operasi .
Definisi 2.16 Suatu semilapangan (𝑆, +, ) adalah semilapangan idempoten jika
operasi bersifat idempoten.
Selanjutnya diberikan contoh semigelanggang komutatif yang merupakan
semilapangan idempoten.
Contoh 2.20 Misalkan Himpunan ℝ ∪ 𝜀 dengan ℝ adalah himpunan semua
bilangan real; Misalkan juga di ℝ ∪ 𝜀 didefinisikan 𝑒 = 0 dan 𝜀 = −∞ serta dua
operasi biner yang belaku di himpunan ℝ ∪ 𝜀, operasi dan dan operasi yang
didefinisikan sebagai berikut:
∀𝑎, 𝑏 ∈ ℝ ∪ 𝜀, 𝑎 ⊕ 𝑏 = max(𝑎, 𝑏) dan 𝑎 ⊗ 𝑏 = 𝑎 + 𝑏.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
26
Himpunan ℝ ∪ 𝜀 yang dilengkapi dengan operasi biner dan adalah
semilapangan idempotent. Himpunan ini kemudian dikenal dengan sebutan
aljabar max-plus. Bukti lengkap Contoh 2.20 ini akan dijelaskan pada Bab III.
E. Vektor dan Matriks Pada Himpunan Bilangan Real
Pada bagian ini dijelaskan definisi tentang vektor dan matriks pada
himpunan bilangan real serta nilai eigen dan vektor eigen dari matriks real.
Pembahasan dimulai dengan memberikan definisi tentang lapangan dan ruang
vektor.
Definisi 2.17 Lapangan adalah semilapangan yang mempunyai elemen invers
terhadap operasi pertama.
Definisi 2.18 Misalkan 𝐹 adalah lapangan. Himpunan 𝐹 adalah ruang vektor jika
untuk setiap 𝑎, 𝑏 ∈ 𝐹 dan sebarang skalar 𝑘 ∈ ℝ berlaku 𝑎 + 𝑏 ∈ 𝐹 dan hasil kali
𝑘𝑎 ∈ 𝐹.
Salah satu contoh lapangan adalah himpunan bilangan real ℝ dengan
operasi penjumlahan dan operasi perkalian dan disebut lapangan real ℝ .
Menurut Definisi 2.17 dan Definisi 2.18 jika
ℝ𝑛 = ℝ × ℝ× …×ℝ = {𝒂 = (𝑎1, 𝑎2, … , 𝑎𝑛)|𝑎𝑖 ∈ ℝ, 𝑖 = 1,… , 𝑛}
dan pada ℝ𝑛 didefinisikan operasi:
Penjumlahan: 𝒂 + 𝒃 = (𝑎1, 𝑎2, … , 𝑎𝑛) + (𝑏1, 𝑏2, … , 𝑏𝑛)
= (𝑎1 + 𝑏1, 𝑎2 + 𝑏2, … , 𝑎𝑛 + 𝑏𝑛)
Perkalian dengan skalar 𝛼 di ℝ
𝛼 × 𝒂 = 𝛼 × (𝑎1, 𝑎2, … , 𝑎3)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
27
= (𝛼 × 𝑎1, 𝛼 × 𝑎2, … , 𝛼 × 𝑎3)
maka ℝ𝑛 merupakan ruang vektor atas lapangan real ℝ , 𝒂 = (𝑎1, 𝑎2, … , 𝑎𝑛)
disebut vektor real (Anton, 2005).
Setelah dijelaskan vektor real di ℝ𝑛, selanjutnya akan dijelaskan konsep
matriks pada himpunan bilangan real, nilai eigen dan vektor eigen pada matriks
real. Penjelasan dimulai dengan memberikan definisi tentang matriks.
Definisi 2.19 Matriks adalah susunan bilangan berbentuk segiempat. Bilangan-
bilangan dalam susunan itu disebut elemen-elemen dari matriks tersebut (Anton,
2005).
Definisi 2.20 Ordo atau ukuran matriks adalah banyaknya baris 𝑖 banyaknya
kolom 𝑗 dalam matriks itu (Kolman, 2001).
Selanjutnya jika 𝐴 adalah matriks berukuran 𝑚× 𝑛 maka elemen yang
terletak pada baris ke- 𝑖 dalam kolom ke- 𝑗 matriks 𝐴 dinotasikan dengan 𝑎𝑖𝑗 atau
[𝐴]𝑖𝑗 dengan 𝑖 = 1,… ,𝑚 dan 𝑗 = 1,… , 𝑛. Bentuk umum matriks 𝐴 berukuran
𝑚 × 𝑛 dituliskan sebagai berikut:
mnmm
n
n
aaa
aaa
aaa
A
21
22212
11211
Untuk penjelasan selanjutnya matriks yang dijelaskan adalah matriks
yang elemen-elemennya adalah himpunan semua bilangan real. Himpunan
matriks real berukuran 𝑚 × 𝑛 dinotasikan dengan ℝ𝑚𝑥𝑛. Berikut ini beberapa
tipe matriks, yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
28
1. Jika semua elemen matriks 𝐴 bernilai nol maka matriks 𝐴 disebut matriks nol.
2. Matriks dengan banyaknya baris dan banyaknya kolom sama disebut matriks
persegi. Matriks persegi dengan baris dan kolom sebanyak 𝑛 disebut matriks
persegi berukuran 𝑛 × 𝑛. Jika matriks 𝐴 = [𝑎𝑖𝑗] adalah matriks persegi
berukuran 𝑛 × 𝑛 maka elemen-elemen 𝑎11, 𝑎22,… , 𝑎𝑛𝑛 disebut elemen
diagonal utama matriks 𝐴.
3. Suatu matriks persegi berukuran 𝑛 × 𝑛 disebut matriks identitas jika elemen
diagonal utamanya 1 dan elemen lainnya 0. Matriks identitas berukuran
𝑛 × 𝑛 dinotasikan dengan 𝐼𝑛.
Setelah dijelaskan konsep tentang matriks, selanjutnya akan dijelaskan
definisi operasi-operasi pada matriks.
Definisi 2.21
1. Untuk 𝐴, 𝐵 ∈ ℝ𝑚𝑥𝑛 maka 𝐴 + 𝐵 = [𝑎𝑖𝑗 + 𝑏𝑖𝑗], dengan 𝐴 + 𝐵 ∈ ℝ𝑚𝑥𝑛.
2. Untuk 𝐴 ∈ ℝ𝑚𝑥𝑝 dan 𝐵 ∈ ℝ𝑝𝑥𝑛 maka 𝐴 × 𝐵 = 𝐶 dengan 𝐶 ∈ ℝ𝑚𝑥𝑛 dan
p
k kjikijbac
1untuk 𝑖 = 1,… ,𝑚 dan 𝑗 = 1,… , 𝑛.
3. Untuk sebarang matriks 𝐴 ∈ ℝ𝑚𝑥𝑛 dan sebarang skalar 𝑠 ∈ ℝ maka
𝑠 × 𝐴 = [𝑠 × 𝑎𝑖𝑗] dengan 𝑠 × 𝐴 ∈ ℝ𝑚𝑥𝑛.
Setelah didefinisikan tiga operasi pada matriks di atas, berikut ini akan
didefinisikan operasi pangkat pada matriks.
Definisi 2.22 Misalkan A adalah matriks persegi berordo 𝑛 dan 𝑝 adalah bilangan
bulat positif maka operasi pangkat pada matriks didefinisikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
29
𝐴𝑝 = 𝐴 × 𝐴 ×…× 𝐴⏟ 𝑝
Berdasarkan Definisi 2.21, 𝐴𝑝dapat ditulis juga sebagai berikut
𝐴𝑝 = 𝐴 × 𝐴 × 𝐴 × …× 𝐴⏟ 𝑝−1
= 𝐴 × 𝐴𝑝−1
Untuk 0p maka .0
nIA
Selanjutnya akan dijelaskan definisi nilai eigen dam vektor eigen matriks.
Definisi 2.23 Misalkan 𝐴 adalah suatu matriks berordo 𝑛 × 𝑛, suatu vektor 𝒙 ≠ 𝟎
di ℝ𝑛 disebut vektor eigen dari matriks 𝐴 jika 𝐴𝒙 = 𝜆𝒙 untuk suatu skalar 𝜆.
Skalar 𝜆 disebut nilai eigen (Anton, 2005).
Setelah menjelaskan konsep himpunan, operasi biner, semigrup,
semigelanggang, semilapangan, vektor dan matriks pada himpunan bilangan real,
selanjutnya konsep-konsep tersebut akan digunakan sebagai landasan untuk
menjelaskan teori aljabar max-plus yang akan dijelaskan pada bab selanjutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
30
BAB III
ALJABAR MAX-PLUS
Pada bab ini dijelaskan tentang konsep dasar aljabar max-plus yang
mencakup definisi aljabar max-plus, operasi dalam aljabar max-plus dan sifat-
sifatnya, vektor dan matriks dalam aljabar max-plus, graf dalam aljabar max-plus,
nilai eigen dan vektor eigen dalam aljabar max-plus. Penjelasan tentang topik-
topik di atas dijelaskan dalam definisi-definisi dan teorema serta dilengkapi
dengan contoh-contoh penjelas tentang topik-topik yang bersangkutan.
A. Definisi Aljabar Max-Plus
Secara singkat aljabar max-plus dapat didefinisikan sebagai himpunan
ℝ ∪ {𝜀} dengan ℝ adalah himpunan semua bilangan real yang dilengkapi dengan
operasi maksimum dan operasi penjumlahan dan membentuk semilapangan.
Secara matematika, definisi tentang aljabar max-plus dijelaskan lebih lanjut
dalam definisi dan teorema-teorema berikut ini.
Definisi 3.1 Notasi ℝℰ menunjuk pada himpunan ℝ ∪ {𝜀} dengan ℝ adalah
himpunan semua bilangan real (Bacelli, 2001).
Definisi 3.2 Didefinisikan 𝜀 = −∞ dan 𝑒 = 0 maka ∀𝑎, 𝑏 ∈ ℝℰ , operasi ⊕ dan
operasi ⊗ didefinisikan sebagai berikut:
𝑎 ⊕ 𝑏 = max(𝑎, 𝑏) dan 𝑎 ⊗ 𝑏 = 𝑎 + 𝑏
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
31
Didefinisikan juga bahwa max(𝑎, 𝜀) = max(𝜀, 𝑎) = 𝑎 dan 𝑎 + 𝜀 = 𝜀 + 𝑎 = 𝜀
sehingga untuk setiap 𝑎 ∈ ℝℰ , dapat dituliskan
𝑎 ⊕ 𝜀 = 𝜀 ⊕ 𝑎 = 𝑎 dan 𝑎 ⊗ 𝜀 = 𝜀 ⊗ 𝑎 = 𝜀.
Dalam Heidergott, cs, 2006 himpunan ℝℰ yang dilengkapi operasi ⊕ dan
⊗ disebut aljabar max-plus dan dinotasikan dengan ℝ𝑚𝑎𝑥 = (ℝ𝜀 ,⊕,⊗). Pada
penjelasan selanjutnya sebutan dan notasi ini digunakan dalam karya tulis ini
untuk menyederhanakan penyebutan aljabar max-plus.
Selanjutnya akan diberikan beberapa contoh penggunaan operasi ⊕ dan
⊗ dalam perhitungan .
Contoh 3.1 Perhatikan contoh operasi ⊕ dan ⊗ yang digunakan pada masalah
berikut:
5⊕ 2 = max(5,2) = 5
5⊕ 𝜀 = max(5, 𝜀) = 5
5⊗ 𝜀 = 5 + (−∞) = −∞
𝑒 ⊕ 2 = max(0,2) = 2
3⊗ 𝑒 = 3 + 0 = 3
4⊗ 8 = 4 + 8 = 12
Setelah dijelaskan definisi tentang ℝ𝑚𝑎𝑥, berikut ini akan dijelaskan dua
teorema yang menjelaskan sifat dasar ℝ𝑚𝑎𝑥 .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
32
Teorema 3.3 ℝ𝑚𝑎𝑥 adalah semigelanggang komutatif dan idempoten (Bacelli,
2001).
Bukti
Akan dibuktikan bahwa ℝ𝑚𝑎𝑥 adalah semigelanggang komutatif dan idempoten.
Untuk membuktikan ℝ𝑚𝑎𝑥 adalah semigelanggang komutatif dan idempoten
maka dibuktikan bahwa
1. ℝmax adalah semigelanggang.
Untuk membuktikan bahwa (ℝ𝑚𝑎𝑥,⊕,⊗) adalah semigelanggang ditempuh
langkah-langkah berikut:
a. Akan dibuktikan (ℝ𝑚𝑎𝑥,⊕) adalah monoid komutatif. Oleh karena itu
∀𝑎, 𝑏, 𝑐 ∈ ℝ𝑚𝑎𝑥 berlaku:
i. Operasi ⊕ di ℝ𝑚𝑎𝑥 asosiatif, yaitu:
(𝑎 ⊕ 𝑏)⊕ 𝑐 = max(max(𝑎, 𝑏), 𝑐) = max(𝑎, 𝑏, 𝑐)
= max(𝑎,max(𝑏, 𝑐)) = 𝑎 ⊕ (𝑏⊕ 𝑐)
ii. Operasi ⊕ di ℝ𝑚𝑎𝑥 komutatif, yaitu:
𝑎 ⊕ 𝑏 = max(𝑎, 𝑏) = max(𝑏, 𝑎) = 𝑏 ⊕ 𝑎
iii. Terdapat elemen 𝜀 = −∞ ∈ ℝ𝑚𝑎𝑥 , sedemikian hingga
𝑎 ⊕ 𝜀 = max(𝑎,−∞) = max(−∞, 𝑎) = 𝑎.
Jadi berdasarkan Definisi 2.7 terbukti bahwa 𝜀 = −∞ adalah elemen
identitas dari (ℝ𝑚𝑎𝑥 ,⊕).
Berdasarkan i, ii, dan iii terbukti bahwa (ℝ𝑚𝑎𝑥 ,⊕) adalah monoid komutatif
dengan elemen identitas, yaitu 𝜀 = −∞
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
33
b. Akan dibuktikan bahwa (ℝ𝑚𝑎𝑥 ,⊗) adalah monoid.
Oleh karena itu ∀𝑎, 𝑏, 𝑐 ∈ ℝ𝑚𝑎𝑥 , berlaku:
i. Operasi ⊗ di ℝ𝑚𝑎𝑥 asosiatif, yaitu:
(𝑎 ⊗ 𝑏)⊗ 𝑐 = 𝑎 + 𝑏 + 𝑐 = 𝑎 + 𝑏 + 𝑐 = 𝑎 ⊗ (𝑏 ⊗ 𝑐)
ii. Terdapat elemen 0e di ℝ𝑚𝑎𝑥 sehingga
𝑎 ⊗ 𝑒 = 𝑎 + 0 = 0 + 𝑎 = 𝑎. Jadi berdasarkan Definisi 2.7 terbukti
bahwa 0e adalah elemen identitas dari (ℝ𝑚𝑎𝑥,⊗).
Jadi, berdasarkan i dan ii terbukti bahwa (ℝ𝑚𝑎𝑥,⊗) adalah monoid
dengan elemen identitas .0e
c. Akan dibuktikan di ℝ𝑚𝑎𝑥 terdapat elemen penyerap terhadap operasi ⊗
Diketahui bahwa −∞ ∈ ℝ𝑚𝑎𝑥 dan −∞ adalah elemen identitas terhadap
operasi ⊕ di ∈ ℝ𝑚𝑎𝑥. Ambil sebarang 𝑎 ∈ ℝ𝑚𝑎𝑥 , berdasarkan Definisi 2.11
berlaku 𝑎 ⊗ −∞ = −∞⊗ 𝑎 = −∞ . Jadi adalah elemen penyerap
terhadap operasi ⊗ di ℝ𝑚𝑎𝑥 .
d. Operasi ⊗ bersifat distributif terhadap ⊕, cba ,, ℝ𝑚𝑎𝑥 berlaku:
i. Sifat distributif kanan, yaitu:
(𝑎 ⊕ 𝑏) ⊗ 𝑐 = max(𝑎, 𝑏) + 𝑐 = max(𝑎 + 𝑐, 𝑏 + 𝑐)
= (𝑎 ⊗ 𝑐) ⊕ (𝑏 ⊗ 𝑐)
ii. Sifat distributif kiri, yaitu:
𝑎 ⊗ (𝑏 ⊕ 𝑐) = 𝑎 +𝑚𝑎𝑥 (𝑏, 𝑐) = 𝑚𝑎𝑥 (𝑎 + 𝑏, 𝑎 + 𝑐)
= (𝑎 ⊗ 𝑏) ⊕ (𝑎 ⊗ 𝑐)
Kesimpulan: berdasarkan a, b, c dan d terbukti bahwa ℝ𝑚𝑎𝑥 adalah
semigelanggang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
34
2. Selanjutnya akan ditunjukkan bahwa ℝ𝑚𝑎𝑥 adalah semigelanggang
komutatif.
Berdasarkan Definisi 2.13 untuk membuktikan ℝ𝑚𝑎𝑥 adalah semigelanggang
komutatif harus ditunjukkan bahwa ℝ𝑚𝑎𝑥 adalah semigelanggang dan operasi
kedua pada ℝ𝑚𝑎𝑥 komutatif. Pada bagian (1) telah ditunjukkan bahwa ℝ𝑚𝑎𝑥
adalah semigelanggang. Selanjutnya akan ditunjukkan bahwa operasi kedua di
ℝ𝑚𝑎𝑥 komutatif.
Ambil sebarang 𝑎, 𝑏 ∈ ℝ𝑚𝑎𝑥 , 𝑎 ⊗ 𝑏 = 𝑎 + 𝑏 = 𝑏 + 𝑎 = 𝑏 ⊗ 𝑎. Jadi, untuk
sebarang 𝑎, 𝑏 ∈ ℝ𝑚𝑎𝑥 operasi ⊗ komutatif.
Berdasarkan bagian (1) dan (2) terbukti bahwa ℝ𝑚𝑎𝑥 adalah semigelanggang
komutatif.
3. Yang terakhir akan dibuktikan bahwa ℝ𝑚𝑎𝑥 adalah semigelanggang
idempoten.
Berdasarkan Definisi 2.14 untuk membuktikan ℝ𝑚𝑎𝑥 adalah semigelanggang
idempoten, harus ditunjukkan ℝ𝑚𝑎𝑥 adalah semigelanggang dan operasi pertama
pada ℝ𝑚𝑎𝑥 idempoten. Pada bagian (1) telah ditunjukkan bahwa ℝ𝑚𝑎𝑥 adalah
semigelanggang. Selanjutnya akan ditunjukkan bahwa operasi ⊕ pada ℝ𝑚𝑎𝑥
idempoten. Ambil sebarang 𝑎 ∈ ℝ𝑚𝑎𝑥 , 𝑎 ⊕ 𝑎 = max(𝑎, 𝑎) = 𝑎.
Jadi untuk sebarang 𝑎 ∈ ℝ𝑚𝑎𝑥 , operasi ⊕ idempoten. Terbukti bahwa ℝ𝑚𝑎𝑥
adalah semigelanggang idempoten.
Kesimpulan: Berdasarkan 1, 2, dan 3 terbukti bahwa ℝ𝑚𝑎𝑥 adalah
semigelanggang komutatif dan idempoten. ∎
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
35
Selanjutnya akan dijelaskan juga teorema yang menjelaskan bahwa ℝ𝑚𝑎𝑥
adalah suatu semilapangan.
Teorema 3.4 ℝ𝑚𝑎𝑥 adalah suatu semilapangan (Bacelli, 2001).
Bukti
Akan ditunjukkan bahwa ℝ𝑚𝑎𝑥 adalah suatu semilapangan.
Berdasarkan Teorema 3.3 telah dibuktikan bahwa ℝ𝑚𝑎𝑥 adalah suatu
semigelanggang komutatif. Oleh karena itu, untuk membuktikan ℝ𝑚𝑎𝑥 adalah
semilapangan, cukup dibuktikan bahwa di ℝ𝑚𝑎𝑥 untuk setiap elemen yang bukan
elemen identitas −∞ mempunyai invers terhadap operasi ⊗.
Ambil sebarang 𝑎 ∈ ℝ𝑚𝑎𝑥\{−∞}, ∃𝑎−1 = −𝑎 ∈ ℝ𝑚𝑎𝑥
maka berlaku 𝑎 ⊗ 𝑎−1 = 𝑒 atau 𝑎 + (−𝑎) = 0. Jadi terbukti bahwa ℝ𝑚𝑎𝑥 adalah
semilapangan. ∎
Berdasarkan Teorema 3.3 dan Teorema 3.4 dapat disimpulkan bahwa ℝ𝑚𝑎𝑥
adalah himpunan ℝ𝜀 yang dilengkapi dengan operasi ⊕ dan ⊗ serta membentuk
semilapangan idempoten.
B. Notasi di ℝ𝒎𝒂𝒙
Dalam rangka memahami operasi biner dalam ℝ𝑚𝑎𝑥 maka perlu
diperkenalkan notasi yang berlaku dalam ℝ𝑚𝑎𝑥 . Pada Definisi 3.2 di atas, telah
diperkenalkan dua operasi yang dinotasikan dengan ⊕ dan ⊗. Dalam Definisi
3.2 juga telah dijelaskan bahwa operasi ⊕ dan ⊗ dalam aljabar biasa
didefinisikan sebagai operasi maksimum untuk operasi ⊕; dan penjumlahan
untuk operasi ⊗. Dengan demikian cara sederhana untuk memahami sifat-sifat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
36
operasi dalam ℝ𝑚𝑎𝑥 adalah menganalogikannya dengan operasi yang berlaku
dalam aljabar biasa. Misalkan, dalam ℝ𝑚𝑎𝑥 terdapat operasi biner “ ” (baca: O
bagi) sebagai invers dari operasi ⊗. Dengan menganalogikannya pada aljabar
biasa, operasi biner sebagai invers dari operasi ⊗ dapat dianalogikan dengan
invers dari operasi penjumlahan dalam aljabar biasa, yaitu pengurangan. Oleh
karena itu operasi 𝑎 𝑏 dalam ℝ𝑚𝑎𝑥 dapat diselesaikan dengan menggunakan
aljabar biasa, yaitu 𝑎 − 𝑏. Notasi untuk operasi lainnya di ℝ𝑚𝑎𝑥 diberikan dalam
tabel analogi notasi operasi berikut:
Tabel. 3.1 Analogi Notasi ℝ𝑚𝑎𝑥
Notasi ℝ𝒎𝒂𝒙 Notasi Aljabar Biasa
⊕ max( )
⊗ +
−
√ /
𝑒 0
𝜀 −∞
Selanjutnya pada tabel berikut diberikan beberapa contoh penggunaan
notasi dalam ℝ𝑚𝑎𝑥 dan cara pengoperasiaannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
37
Tabel 3.2 Contoh Penggunaan Notasi Operasi dalam ℝ𝑚𝑎𝑥
ℝ𝒎𝒂𝒙 Aljabar Biasa =
4⊕ 7 max(4,7) 7
1⊕ 2⊕ 3⊕ 4⊕ 5 max(1, 2, 3, 4, 5) 5
4⊗ 5 4 + 5 9
4⊕ 𝜀 max(4, 𝜀) 4
𝜀 ⊗ 4 𝜀 + 4
−5⊗ 2 −5 + 2 −3
𝑒 ⊗ 5 50 5
3⊗2 = 3⊗ 3 3+3 6
𝑒⊗2 = 2⊗0 2 × 0 = 0 × 2 0
(4 ⊗ 7) (4⊕ 7) 4 + 7 −max(4,7) 4
(2⊕ 3)⊗3 = 2⊗3⊕3⊗3
3 ×max(2,3) atau
max(3 × 2, 3 × 3) 9
8 𝑒 8 − 0 8
𝑒 5 0 − 5 −5
√142
14
2⁄ 7
√255
25
5⁄ 5
Pembahasan pada Bagian B di atas dirangkum dari Bacelli (2001) dan
Heidergott, dkk (2006).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
38
C. Sifat Operasi di ℝ𝒎𝒂𝒙
Definisi 3.2, Teorema 3.3 dan Teorema 3.4 telah menjelaskan sifat-sifat
operasi biner dalam ℝ𝑚𝑎𝑥. Kemudian pada Bagian B juga telah dijelaskan notasi
operasi dalam ℝ𝑚𝑎𝑥 dan cara pengoperasiannya. Oleh karena itu, pada bagian ini
akan dijelaskan sifat-sifat operasi yang belum dijelaskan pada Bagian A dan
Bagian B.
Contoh 3.2 Perhatikan masalah dalam contoh berikut 4⊗−7⊕ 5⊗ 2.
Sebelum menyelesaikannya, masalah pada Contoh 3.2 di atas harus dipahami
sebagai (4⊗ −7)⊕ (5⊗ 2).Oleh karena itu, solusi yang tepat untuk masalah
ini adalah (4⊗−7)⊕ (5⊗ 2) = max(4 + (−7), 5 + 2) = 7.
Dalam Contoh 3.2 diperlihatkan bahwa terdapat analogi antara sifat
operasi ⊕ dan operasi ⊗ dalam ℝ𝑚𝑎𝑥 dengan sifat operasi + dan operasi −
dalam aljabar biasa, yaitu dalam hal urutan pengoperasiaan, jika tidak ada tanda
kurung operasi ⊗ mempunyai prioritas (atau lebih kuat) daripada operasi ⊕
(Heidergott dkk, 2006).
Pangkat 𝑛 ∈ ℕ ∪ {0} dengan ℕ adalah himpunan semua bilangan asli,
dari elemen 𝑎 ∈ ℝ𝑚𝑎𝑥 dinotasikan dengan 𝑎⊗𝑛. Notasi 𝑎⊗𝑛 didefinisikan
sebagai berikut: 𝑎⊗0; = 0 dan 𝑎⊗𝑛 ≔ 𝑎⊗ 𝑎𝑛−1, untuk 𝑛 = 1, 2, …
Didefinisikan juga 𝜀⊗0 ≔ 0 dan 𝜀⊗𝑛: = 𝜀, untuk 𝑛 = 1, 2, …
Diperhatikan bahwa ,...... naaaaaaaaaann
n
dengan 𝑛𝑎 adalah operasi perkalian pada bilangan real. Sifat pangkat dalam
ℝ𝑚𝑎𝑥 mempunyai prioritas tertinggi dibandingkan dengan operasi ⊕ dan ⊗.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
39
Berdasarkan operasi pangkat ℝ𝑚𝑎𝑥 dan sifat operasi akar pada aljabar
biasa, maka dapat dijelaskan cara menghitung operasi √𝑎𝑏 di ℝ𝑚𝑎𝑥 . Dalam
ℝ𝑚𝑎𝑥 operasi √𝑎𝑏 didefinisikan dengan menggunakan definisi akar pada aljabar
biasa dan kemudian menganalogikan operasi pangkat biasa dengan operasi
pangkat dalam ℝ𝑚𝑎𝑥. Maka dapat dijelaskan
√𝑎𝑏
= 𝑥 ⟺ 𝑎 = 𝑥𝑏
Dengan menganalogikan 𝑥𝑏 ke bentuk pangkat di ℝ𝑚𝑎𝑥, maka
𝑎 = 𝑥⊗𝑏 ⟺ 𝑎 = 𝑏𝑥 ⟺ 𝑥 =𝑎
𝑏
Penjelasan lebih lanjut mengenai pangkat dalam ℝ𝑚𝑎𝑥 dapat dilihat dalam
teorema berikut.
Teorema 3.5 (Farlow, 2009)
Untuk setiap 𝑚, 𝑛 ∈ ℕ; dengan ℕ adalah himpunan semua bilangan asli dan
untuk setiap 𝑎, 𝑏 ∈ ℝ𝑚𝑎𝑥, berlaku
1. 𝑎⊗𝑚⊗𝑎⊗𝑛 = 𝑎⊗(𝑚⊗𝑛)
2. (𝑎⊗𝑚)⊗𝑛
= 𝑎⊗(𝑚⊗𝑛)
3. 𝑎⊗1 = 𝑎
4. 𝑎⊗𝑚⊗𝑏⊗𝑚 = (𝑎 ⊗ 𝑏)⊗𝑚
Bukti
Ambil sebarang 𝑚, 𝑛 ∈ ℕ dan 𝑎, 𝑏 ∈ ℝ𝑚𝑎𝑥 , sedemikian sehingga
1. 𝑎⊗𝑚⊗𝑎⊗𝑛 = 𝑚𝑎 + 𝑛𝑎 = (𝑚 + 𝑛)𝑎 = 𝑎⊗(𝑚⊗𝑛)
2. (𝑎⊗𝑚)⊗𝑛
= (𝑚𝑎)⊗𝑛 = 𝑛(𝑚𝑎) = (𝑛𝑚)𝑎 = 𝑎⊗(𝑚⊗𝑛)
3. 𝑎⊗1 = 1𝑎 = 𝑎
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
40
4. 𝑎⊗𝑚⊗𝑏⊗𝑚 = 𝑚𝑎 +𝑚𝑏 = 𝑚(𝑎 + 𝑏) = (𝑎 ⊗ 𝑏)⊗𝑚 ∎
Contoh 3.3 Hitunglah operasi ℝ𝑚𝑎𝑥 berikut ini
1. 5⊗3 = 3 × 5 = 15
2. 8⊗12 =
1
2× 8 = 4
3. 2⊗3⊗2⊗2 = (3 × 2) + (2 × 2) = 6 + 4 = 10
4. (3⊗2)⊗3= 3 × 2 × 3 = 18
D. Vektor dan Matriks di ℝ𝒎𝒂𝒙
Pada bagian ini akan dijelaskan vektor dan matriks pada ℝ𝑚𝑎𝑥 yang
mencakup definisi vektor di ℝ𝑚𝑎𝑥, definisi matriks di ℝ𝑚𝑎𝑥 dan operasi matriks
di ℝ𝑚𝑎𝑥 serta sifat-sifatnya. Penjelasan pada bagian ini dirangkum dari Farlow
(2009), Bacelli (2001), Heidergott, dkk (2006), Rudhito (2003), Andersen
(2002).
1. Vektor di ℝ𝒎𝒂𝒙
Berikut ini akan didefinisikan ℝ𝑚𝑎𝑥𝑛 berdasarkan ℝ𝑚𝑎𝑥 sebagai
ℝ𝜀𝑛 = ℝ𝜀 × …× ℝ𝜀 = {𝒂 = (𝑎1, … , 𝑎𝑛)|𝑎𝑖 ∈ ℝ𝜀 , 𝑖 = 1,… , 𝑛} dan pada ℝ𝜀
𝑛
didefinisikan:
a. Operasi ⊕:𝒂⊕ 𝒃 = (𝑎1, 𝑎2, … , 𝑎𝑛) ⊕ (𝑏1, 𝑏2, … , 𝑏𝑛)
= (𝑎1⊕𝑏1, 𝑎2⊕𝑏2, … , 𝑎𝑛⊕𝑏𝑛)
b. Operasi ⊗ dengan skalar 𝛼 di ℝ𝜀
𝛼 ⊗ 𝒂 = 𝛼 ⊗ (𝑎1, 𝑎2, … , 𝑎𝑛)
= (𝛼 ⊗ 𝑎1, 𝛼 ⊗ 𝑎2, … , 𝛼 ⊗ 𝑎𝑛)
𝒂 ∈ ℝ𝑚𝑎𝑥𝑛 disebut vektor pada ℝ𝑚𝑎𝑥.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
41
Definisi 3.6 Dua vektor 𝒂 dan 𝒃 di ℝ𝑚𝑎𝑥𝑛 dikatakan sama jika elemen-elemen
yang bersesuaian sama.
Selanjutnya vektor 𝒂 di ℝ𝑚𝑎𝑥𝑛 ditulis sebagai vektor kolom, yaitu suatu
vektor yang dihasilkan dengan mentranspose vektor 𝒂.
2. Matriks di ℝ𝒎𝒂𝒙
Dalam aljabar linear, untuk ℝ adalah himpunan semua bilangan real,
dapat dibentuk suatu matriks 𝐴 berukuran 𝑚 × 𝑛 yang entri-entrinya adalah
elemen-elemen di ℝ. Demikian juga dalam ℝ𝑚𝑎𝑥 dapat dibentuk suatu matriks 𝐴
berukuran 𝑚 × 𝑛 dengan entri-entrinya adalah elemen di ℝ𝑚𝑎𝑥 . Selanjutnya
matriks yang dijelaskan adalah matriks di ℝ𝑚𝑎𝑥 .
Himpunan matriks 𝑚 × 𝑛 untuk 𝑚, 𝑛 ∈ ℕ dengan ℕ adalah himpunan
semua bilangan asli dinotasikan dengan ℝ𝑚𝑎𝑥𝑚×𝑛. Sedangkan untuk 𝑚 = 𝑛 matriks
A di atas didefinisikan sebagai matriks persegi. Himpunan matriks 𝑛 × 𝑛 untuk
n ℕ dengan ℕ adalah himpunan semua bilangan asli dinotasikan dengan ℝ𝑚𝑎𝑥𝑛×𝑛 .
Selanjutnya akan dijelaskan tentang operasi matriks. Pada Bagian A dan
Bagian B telah dijelaskan tentang operasi ⊕ dan ⊗ pada ℝ𝑚𝑎𝑥 . Kedua operasi
tersebut dapat diperluas untuk operasi matriks. Seperti pada matriks real, operasi
matriks atas ℝ𝑚𝑎𝑥 juga memiliki tiga operasi dasar. Dalam definisi berikut
dijelaskan tiga operasi matriks di ℝ𝑚𝑎𝑥.
Definisi 3.7 Diberikan ℝ𝑚𝑎𝑥𝑚×𝑛 ≔ {𝐴 = [𝑎𝑖𝑗]|𝑎𝑖𝑗 ∈ ℝ𝑚𝑎𝑥}, untuk 𝑖 = 1,… ,𝑚 dan
untuk 𝑗 = 1,… , 𝑛. Diketahui 𝛼 ∈ ℝ dan 𝐴, 𝐵 ∈ ℝ𝑚𝑎𝑥𝑚×𝑛.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
42
Secara berturut-turut didefinisikan 𝛼 ⊗ 𝐴 dan 𝐴⊕ 𝐵 adalah matriks yang unsur
ke-𝑖𝑗-nya adalah
(𝛼 ⊗ 𝐴)𝑖𝑗 = 𝛼⊗ 𝑎𝑖𝑗 dan (𝐴⊕ 𝐵)𝑖𝑗 = 𝑎𝑖𝑗⊕𝑏𝑖𝑗
untuk 𝑖 = 1,… ,𝑚 dan untuk 𝑗 = 1,… , 𝑛.
Diketahui matriks 𝐴 ∈ ℝ𝑚𝑎𝑥𝑚×𝑝
dan 𝐵 ∈ ℝ𝑚𝑎𝑥𝑝×𝑛
.
Didefinisikan 𝐴⊗ 𝐵 adalah matriks yang unsur ke-𝑖𝑗-nya adalah
(𝐴⊗ 𝐵 )𝑖𝑗 = ⊕𝑘=1𝑝 𝑎𝑖𝑘⊗𝑏𝑘𝑗
untuk 𝑖 = 1,… ,𝑚 dan untuk 𝑗 = 1,… , 𝑛.
Setelah definisi operasi matriks di atas, selanjutnya diberikan contoh cara
mengoperasikan matriks.
Contoh 3.4. Perhatikan operasi matriks berikut
4⊗ [1 𝜀2 −20.5 3
] = [4⊗ 1 4⊗ 𝜀4⊗ 2 4⊗−24⊗ 0.5 4⊗ 3
] = [4 + 1 4 + 𝜀4 + 2 4 + −24 + 0.5 4 + 3
] = [5 𝜀6 24.5 7
]
[2 0 54 1 36 𝜀 8
] ⊕ [6 3 𝜀2 0 74 7 5
] = [2⊕ 6 0⊕ 3 5⊕ 𝜀4⊕ 2 1⊕ 0 3⊕ 76⊕ 4 𝜀 ⊕ 7 8⊕ 5
]
=[max(2,6) max(0,3) max(5, 𝜀)
max(4,2) max(1,0) max(3,7)
max(6,4) max(𝜀, 7) max(8,5)]
= [6 3 54 1 76 7 8
]
[2 3 21 0 4
]⊗ [2 31 11 2
] = [2⊗ 2⊕ 3⊗ 1⊕ 2⊗ 1 2⊗ 3⊕ 3⊗ 1⊕ 2⊗ 21⊗ 2⊕ 0⊗ 1⊕ 4⊗ 1 1⊗ 3⊕ 0⊗ 1⊕ 4⊗ 2
]
= [4⊕ 4⊕ 3 5⊕ 4⊕ 43⊕ 1⊕ 5 4⊕ 1⊕ 6
]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
43
= [max(4,4,3) max(5,4,4)
max(3,1,5) max(4,1,6)]
= [4 55 6
]
Berdasarkan definisi operasi matriks di atas, selanjutnya akan dijelaskan
sifat-sifat operasi matriks.
Teorema 3.8 Pernyataan-pernyataan berikut berlaku untuk sebarang skalar
𝛼, 𝛽 ∈ ℝ, dengan ℝ adalah himpunan semua bilangan real dan sebarang matriks
𝐴, 𝐵, 𝐶 asalkan operasi yang dimaksud terdefinisi.
1. (𝐴⊕ 𝐵)⊕ 𝐶 = 𝐴⊕ (𝐵⊕ 𝐶)
2. 𝐴⊕𝐵 = 𝐵⊕ 𝐴
3. (𝐴⊗ 𝐵)⊗ 𝐶 = 𝐴⊗ (𝐵⊗ 𝐶)
4. 𝐴⊗ (𝐵⊕ 𝐶) = (𝐴⊗ 𝐵)⊕ (𝐴⊗ 𝐶)
5. (𝐴⊕ 𝐵)⊗ 𝐶 = (𝐴⊗ 𝐶)⊕ (𝐵 ⊗ 𝐶)
6. 𝛼 ⊗ 𝐴 = 𝐴⊗ 𝛼
7. 𝛼 ⊗ (𝛽 ⊗ 𝐴) = (𝛼 ⊗ 𝛽)⊗ 𝐴
8. 𝛼 ⊗ (𝐴⊗ 𝐵) = (𝛼 ⊗ 𝐴)⊗ 𝐵 = 𝐴⊗ (𝛼 ⊗𝐵)
9. (𝛼 ⊕ 𝛽)⊗ 𝐴 = (𝛼 ⊗ 𝐴)⊕ (𝛽 ⊗ 𝐴)
10. 𝛼 ⊗ (𝐴⊕ 𝐵) = (𝛼 ⊗ 𝐴)⊕ (𝛼 ⊗𝐵)
11. 𝐴⊕ 𝐴 = 𝐴
Bukti
Akan dibuktikan bahwa:
1. (𝐴⊕ 𝐵)⊕ 𝐶 = 𝐴⊕ (𝐵⊕ 𝐶)
Ambil sebarang matriks 𝐴, 𝐵, 𝐶 ∈ ℝ𝑚𝑎𝑥𝑚×𝑛.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
44
Untuk setiap elemen baris ke-𝑖 dan kolom ke- 𝑗 matriks (𝐴⊕ 𝐵)⊕ 𝐶 berlaku
((𝐴⊕ 𝐵)⊕ 𝐶)𝑖𝑗= (𝑎𝑖𝑗⊕𝑏𝑖𝑗) ⊕ 𝑐𝑖𝑗 = 𝑎𝑖𝑗⊕𝑏𝑖𝑗⊕ 𝑐𝑖𝑗 = 𝑎𝑖𝑗⊕ (𝑏𝑖𝑗⊕ 𝑐𝑖𝑗)
= (𝐴⊕ (𝐵⊕ 𝐶))𝑖𝑗; untuk 𝑖 ∈ 𝑚 dan 𝑗 ∈ 𝑛
Jadi terbukti bahwa (𝐴⊕ 𝐵)⊕ 𝐶 = 𝐴⊕ (𝐵⊕ 𝐶)
2. 𝐴⊕𝐵 = 𝐵⊕ 𝐴
Ambil sebarang matriks 𝐴, 𝐵 ∈ ℝ𝑚𝑎𝑥𝑚×𝑛.
Untuk setiap elemen baris ke- 𝑖 dan kolom ke- 𝑗 matriks 𝐴⊕𝐵 berlaku
( 𝐴 ⊕ 𝐵)𝑖𝑗 = 𝑎𝑖𝑗⊕𝑏𝑖𝑗 = 𝑏𝑖𝑗⊕𝑎𝑖𝑗 = (𝐵 ⊕ 𝐴)𝑖𝑗; untuk 𝑖 ∈ 𝑚 dan 𝑗 ∈ 𝑛
Jadi terbukti bahwa 𝐴⊕𝐵 = 𝐵⊕ 𝐴
3. (𝐴⊗ 𝐵)⊗ 𝐶 = 𝐴⊗ (𝐵⊗ 𝐶)
Ambil sebarang matriks 𝐴 ∈ ℝ𝑚𝑎𝑥𝑚×𝑝
, 𝐵 ∈ ℝ𝑚𝑎𝑥𝑝×𝑟
dan 𝐶 ∈ ℝ𝑚𝑎𝑥𝑟×𝑛 .
Untuk setiap elemen baris ke-𝑖 dan kolom ke-𝑗 matriks (𝐴⊗ 𝐵)⊗ 𝐶 berlaku
((𝐴⊗ 𝐵)⊗ 𝐶)𝑖𝑗= ⊕𝑘=1
𝑞 (⊕𝑙=1𝑝 𝑎𝑖𝑙⊗𝑏𝑙𝑘) ⊗ 𝑐𝑘𝑗
= ⊕𝑘=1𝑞 ⊕𝑙=1
𝑝 𝑎𝑖𝑙⊗𝑏𝑙𝑘⊗ 𝑐𝑘𝑗
= ⊕𝑙=1𝑞 𝑎𝑖𝑙⊗ (⊕𝑘=1
𝑝 ⊗𝑏𝑙𝑘⊗ 𝑐𝑘𝑗)
= (𝐴⊗ (𝐵 ⊗ 𝐶))𝑖𝑗; untuk 𝑖 ∈ 𝑚 dan 𝑗 ∈ 𝑛
Jadi terbukti bahwa (𝐴⊗ 𝐵)⊗ 𝐶 = 𝐴⊗ (𝐵⊗ 𝐶).
4. 𝐴⊗ (𝐵⊕ 𝐶) = (𝐴⊗ 𝐵)⊕ (𝐴⊗ 𝐶)
Ambil sebarang matriks 𝐴 ∈ ℝ𝑚𝑎𝑥𝑚×𝑝
dan 𝐵, 𝐶 ∈ ℝ𝑚𝑎𝑥𝑝×𝑛
.
Untuk setiap elemen baris ke-𝑖 dan kolom ke-𝑗 matriks 𝐴⊗ (𝐵 ⊕ 𝐶) berlaku
(𝐴⊗ (𝐵 ⊕ 𝐶))𝑖𝑗= ⊕𝑘=1
𝑝 𝑎𝑖𝑘⊗(𝑏𝑘𝑗⊕ 𝑐𝑘𝑗)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
45
= ⊕𝑘=1𝑝 (𝑎𝑖𝑘⊗𝑏𝑘𝑗⊕𝑎𝑖𝑘⊗𝑐𝑘𝑗)
= ( ⊕𝑘=1𝑝 𝑎𝑖𝑘⊗𝑏𝑘𝑗) ⊕ ( ⊕𝑘=1
𝑝 𝑎𝑖𝑘⊗𝑐𝑘𝑗)
= (𝐴⊗𝐵)𝑖𝑗⊕ (𝐴⊗ 𝐶)𝑖𝑗; untuk 𝑖 ∈ 𝑚 dan 𝑗 ∈ 𝑛
Jadi terbukti bahwa 𝐴⊗ (𝐵⊕ 𝐶) = (𝐴⊗ 𝐵)⊕ (𝐴⊗ 𝐶)
5. (𝐴⊕ 𝐵)⊗ 𝐶 = (𝐴⊗ 𝐶)⊕ (𝐵 ⊗ 𝐶)
Ambil sebarang matriks 𝐴, 𝐵 ∈ ℝ𝑚𝑎𝑥𝑚×𝑝
, 𝐶 ∈ ℝ𝑚𝑎𝑥𝑝×𝑛
.
Untuk setiap elemen baris ke-𝑖 dan kolom ke-𝑗 matriks (𝐴⊕ 𝐵)⊗ 𝐶 berlaku
((𝐴⊕ 𝐵)⊗ 𝐶)𝑖𝑗=⊕𝑘=1
𝑝 (𝑎𝑖𝑘⊕𝑏𝑖𝑘) ⊗ 𝑐𝑘𝑗 =⊕𝑘=1𝑝 (𝑎𝑖𝑘⊗ 𝑐𝑘𝑗⊕𝑏𝑖𝑘⊗𝑐𝑘𝑗)
= ( ⊕𝑘=1𝑝 𝑎𝑖𝑘⊗𝑐𝑘𝑗) ⊕ ( ⊕𝑘=1
𝑝 𝑏𝑖𝑘⊗ 𝑐𝑘𝑗)
= (𝐴⊗ 𝐶)𝑖𝑗⊕ (𝐵⊗ 𝐶)𝑖𝑗; untuk 𝑖 ∈ 𝑚 dan 𝑗 ∈ 𝑛
Jadi terbukti bahwa (𝐴⊕ 𝐵)⊗ 𝐶 = (𝐴⊗ 𝐶)⊕ (𝐵 ⊗ 𝐶)
6. 𝛼 ⊗ 𝐴 = 𝐴⊗ 𝛼
Ambil sebarang skalar 𝛼 ∈ ℝ dan ambil sebarang matriks 𝐴 ∈ ℝ𝑚𝑎𝑥𝑚×𝑛.
Untuk setiap elemen baris ke- 𝑖 dan kolom ke-𝑗 matriks 𝛼 ⊗ 𝐴 berlaku
(𝛼 ⊗ 𝐴)𝑖𝑗 = 𝛼⊗ 𝑎𝑖𝑗 = 𝑎𝑖𝑗⊗𝛼 = (𝐴⊗ 𝛼)𝑖𝑗; untuk 𝑖 ∈ 𝑚 dan 𝑗 ∈ 𝑛.
Jadi terbukti bahwa 𝛼 ⊗ 𝐴 = 𝐴⊗ 𝛼
7. 𝛼 ⊗ (𝛽 ⊗ 𝐴) = (𝛼 ⊗ 𝛽)⊗ 𝐴
Ambil sebarang skalar 𝛼, 𝛽 ∈ ℝ dan ambil sebarang matriks 𝐴 ∈ ℝ𝑚𝑎𝑥𝑚×𝑛.
Untuk setiap elemen baris ke-𝑖 dan kolom ke-𝑗 matriks 𝛽 ⊗ 𝐴
berlaku (𝛽 ⊗ 𝐴)𝑖𝑗 = 𝛽⊗ 𝑎𝑖𝑗 maka
𝛼 ⊗ (𝛽 ⊗ 𝐴)𝑖𝑗 = 𝛼⊗ 𝛽⊗ 𝑎𝑖𝑗 = (𝛼 ⊗ 𝛽)⊗ 𝑎𝑖𝑗 = (𝛼 ⊗ 𝛽)⊗ 𝐴; untuk 𝑖 ∈ 𝑚
dan 𝑗 ∈ 𝑛. Jadi terbukti bahwa .AA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
46
8. 𝛼 ⊗ (𝐴⊗ 𝐵) = (𝛼 ⊗ 𝐴)⊗ 𝐵 = 𝐴⊗ (𝛼 ⊗𝐵)
Ambil sebarang skalar 𝛼 ∈ ℝ dan ambil sebarang matriks 𝐴 ∈ ℝ𝑚𝑎𝑥𝑚×𝑝
dan matriks
𝐵 ∈ ℝ𝑚𝑎𝑥𝑝×𝑛
. Untuk setiap elemen baris ke- 𝑖 dan kolom ke- 𝑗 matriks 𝐴⊗𝐵
berlaku (𝐴⊗ 𝐵 )𝑖𝑗 = ⊕𝑘=1𝑝 𝑎𝑖𝑘⊗𝑏𝑘𝑗 maka
𝛼 ⊗ (𝐴⊗ 𝐵 )𝑖𝑗 = 𝛼 ⊗ (⊕𝑘=1𝑝 𝑎𝑖𝑘⊗𝑏𝑘𝑗) = ⊕𝑘=1
𝑝 (𝛼 ⊗ 𝑎𝑖𝑘⊗𝑏𝑘𝑗)
= ⊕𝑘=1𝑝 (𝛼 ⊗ 𝑎𝑖𝑘) ⊗ 𝑏𝑘𝑗 = ⊕𝑘=1
𝑝 (𝑎𝑖𝑘⊗𝛼)⊗ 𝑏𝑘𝑗
= ⊕𝑘=1𝑝 𝑎𝑖𝑘⊗(𝛼 ⊕ 𝑏𝑘𝑗); untuk 𝑖 ∈ 𝑚 dan 𝑗 ∈ 𝑛.
Jadi terbukti bahwa 𝛼 ⊗ (𝐴⊗ 𝐵) = (𝛼 ⊗ 𝐴)⊗ 𝐵 = 𝐴⊗ (𝛼 ⊗𝐵)
9. (𝛼 ⊕ 𝛽)⊗ 𝐴 = (𝛼 ⊗ 𝐴)⊕ (𝛽 ⊗ 𝐴)
Ambil sebarang skalar , ℝ dan ambil sebarang matriks A ℝ𝑚𝑎𝑥𝑚×𝑛.
Misalkan 𝛼 ⊕ 𝛽 = 𝜃, untuk setiap elemen baris ke-𝑖 dan kolom ke-𝑗 matriks
𝜃 ⊗ 𝐴 berlaku
(𝜃 ⊗ 𝐴)𝑖𝑗 = 𝜃 ⊗ 𝑎𝑖𝑗 = (𝛼 ⊕ 𝛽)⊗ 𝑎𝑖𝑗
= (𝛼 ⊗ 𝑎𝑖𝑗) ⊕ (𝛽 ⊗ 𝑎𝑖𝑗) = (𝛼 ⊗ 𝐴)𝑖𝑗⊕ (𝛽⊗ 𝐴)𝑖𝑗;
untuk 𝑖 ∈ 𝑚 dan 𝑗 ∈ 𝑛. Jadi terbukti bahwa AAA
10. 𝛼 ⊗ (𝐴⊕ 𝐵) = (𝛼 ⊗ 𝐴)⊕ (𝛼 ⊗𝐵)
Ambil sebarang skalar 𝛼 ∈ ℝ dan matriks 𝐴, 𝐵 ∈ ℝ𝑚𝑎𝑥𝑚×𝑛. Untuk setiap elemen