bab ii landasan teoritis 2.1 sumber daya...

16
10 BAB II LANDASAN TEORITIS 2.1 Sumber daya air Sumber daya air adalah kemampuan dan kapasitas potensi air yang dapat dimanfaatkan oleh kegaitan manusia untuk kegiatan sosial ekonomi. Terdapat berbagai jenis sumber air yang umumnya dimanfaatkan oleh masyarakat, seperti air laut, air hujan, air tanah dan air permukaan. Air permukaan adalah sumber air yang paling banyak digunakan oleh masyarakat. Air permukaan juga menjadi perhatian utama saat ini karena ketersediaan air permukaan semakin terbatas/langka. Air dengan segala pemanfaatannya bagi kehidupan mulai dari tingkat molekular hingga ekosistem global, terlalu rendah jika hanya mendapatkan instrumental value. Air adalah kehidupan dan sumber kehidupan, dimana setiap kehidupan memiliki instrinsic value sehingga air tidak dapat dinilai apalagi dikelola sebatas ‘barang’. Air lebih dari sekedar sebagai nilai sosial, ekonomi, religius, kultural dan lingkungan. (Sanim, 2011:6) Penilaian air akan menjadi kompleks jika cara pandang pemanfaatan sumber daya air didasarkan atas filosofis yang melingkupinya. Basis cara pandang anthropocentrisme menganggap bahwa manusia adalah pemilik semua yang ada di bumi ini sehingga setiap pilihan/keputusan/kegiatan ekonomi harus mengedepankan kepentingan manusia diatas kepentingan elemen alam lainnya. Sistem nilai ekonomi muncul dari kelangkaan yang berorientasi pada pemenuhan kebutuhan manusia semata, sehingga dalam memperlakukan sumberdaya alam cenderung exploitativ bahkan kadang- kadang destrucutive. Menurut mahzab ini, sebagai pendorong utama dalam pemanfaatan sumberdaya alam adalah kesejahteraan hidup manusia yang terpenuhi melalui pemenuhan kebutuhan konsumsi. Manusia berperan sebagai producer and consumers dalam ekosistem, sehingga decision on the

Upload: buidang

Post on 27-Apr-2019

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II LANDASAN TEORITIS 2.1 Sumber daya airrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14728/2/T1_352013020_BAB II... · sebagai producer and consumers dalam ekosistem, sehingga decision

10

BAB II

LANDASAN TEORITIS

2.1 Sumber daya air

Sumber daya air adalah kemampuan dan kapasitas potensi air yang

dapat dimanfaatkan oleh kegaitan manusia untuk kegiatan sosial ekonomi.

Terdapat berbagai jenis sumber air yang umumnya dimanfaatkan oleh

masyarakat, seperti air laut, air hujan, air tanah dan air permukaan. Air

permukaan adalah sumber air yang paling banyak digunakan oleh

masyarakat. Air permukaan juga menjadi perhatian utama saat ini karena

ketersediaan air permukaan semakin terbatas/langka. Air dengan segala

pemanfaatannya bagi kehidupan mulai dari tingkat molekular hingga

ekosistem global, terlalu rendah jika hanya mendapatkan instrumental value.

Air adalah kehidupan dan sumber kehidupan, dimana setiap kehidupan

memiliki instrinsic value sehingga air tidak dapat dinilai apalagi dikelola

sebatas ‘barang’. Air lebih dari sekedar sebagai nilai sosial, ekonomi, religius,

kultural dan lingkungan. (Sanim, 2011:6)

Penilaian air akan menjadi kompleks jika cara pandang pemanfaatan

sumber daya air didasarkan atas filosofis yang melingkupinya. Basis cara

pandang anthropocentrisme menganggap bahwa manusia adalah pemilik

semua yang ada di bumi ini sehingga setiap pilihan/keputusan/kegiatan

ekonomi harus mengedepankan kepentingan manusia diatas kepentingan

elemen alam lainnya. Sistem nilai ekonomi muncul dari kelangkaan yang

berorientasi pada pemenuhan kebutuhan manusia semata, sehingga dalam

memperlakukan sumberdaya alam cenderung exploitativ bahkan kadang-

kadang destrucutive. Menurut mahzab ini, sebagai pendorong utama dalam

pemanfaatan sumberdaya alam adalah kesejahteraan hidup manusia yang

terpenuhi melalui pemenuhan kebutuhan konsumsi. Manusia berperan

sebagai producer and consumers dalam ekosistem, sehingga decision on the

Page 2: BAB II LANDASAN TEORITIS 2.1 Sumber daya airrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14728/2/T1_352013020_BAB II... · sebagai producer and consumers dalam ekosistem, sehingga decision

11

allocation of resource are the best made in markets (Dharmawan 2003,

disarikan dari Diesendorf and Hamilton 1997).

Dalam UU No.7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air, dinyatakan

bahwa Sumber daya air adalah air, sumber air, dan daya air yang terkandung di

dalamnya. Air adalah semua air yang terdapat pada, di atas, ataupun di bawah

permukaan tanah, termasuk dalam pengertian ini air permukaan, air tanah, air

hujan, dan air laut yang berada di darat. Air permukaan adalah semua air yang

terdapat pada permukaan tanah. Air tanah adalah air yang terdapat dalam

lapisan tanah atau batuan di bawah permukaan tanah. Sumber air adalah tempat

atau wadah air alami dan/atau buatan yang terdapat pada, di atas, ataupun di

bawah permukaan tanah. Daya air adalah potensi yang terkandung dalam air

dan/atau pada sumber air yang dapat memberikan manfaat ataupun kerugian

bagi kehidupan dan penghidupan manusia serta lingkungannya.

Dalam penelitian ini sumber daya air yang dimaksud adalah Sumber

Mata Air Senjoyo yang dimanfaatkan sebagai pemenuhan kebutuhan akan air

oleh masyarakat umum maupun instansi-instansi yang mengelolanya.

2.2 Pengelolaan Air

Pengelolaan sama dengan manajemen. Manajemen merupakan

terjemahan dari kata management dalam Bahasa Inggris dan didefinisikan

sebagai suatu aktifitas, seni, cara, gaya, pengorganisasian, kepemimpinan,

pengendalian, dalam mengelola, mengendalikan kegiatan (New Webster

Dictionary, 1997; Echols dan Shadily, 1988; Webster’s New World

Dictionary, 1983; Collins Cobuild, 1998). Aktifitas dimulai dari perencanaan,

pelaksanaan, pengawasan, operasi dan pemeliharaan serta evaluasi dan

monitoring. Oleh karena itu pengelolaan dapat dilihat dari berbagai aspek

antara lain dapat berupa ilmu pengetahuan, berupa profesi atau keahlian,

berupa sistem, pengaturan, proses, metode, seni, sekelompok orang atau

beberapa grup dengan tujuan tertentu. (Kodoatie, 2008:205)

Page 3: BAB II LANDASAN TEORITIS 2.1 Sumber daya airrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14728/2/T1_352013020_BAB II... · sebagai producer and consumers dalam ekosistem, sehingga decision

12

Menurut Grigg (1996), pengelolaan sumber daya air didefinisikan

sebagai aplikasi dari cara struktural dan non struktural untuk mengendalikan

sistem sumber daya air alam dan buatan manusia untuk kepentingan manusia

dan tujuan-tujuan lingkungan. Tindakan struktur untuk pengelolaan air adalah

fasilitas-fasilitas terbangun yang digunakan untuk mengendalikan aliran dan

kualitas air. Tindakan-tindakan non-struktur untuk pengelolaan air adalah

program-progam atau aktifitas-aktifitas yang tidak membutuhkan fasilitas-

fasilitas terbangun (Kodoatie, 2008:202). Global Water Partnershio,

menawarkan suatu konsep keterpaduan yang menarik untuk Pengelolaan

Sumber Daya Air Terpadu. Menurut GWP, elemen-elemen penting dalam

pengelolaan Sumber Daya Air terpadu dapat dikelompokkan dalam 3 elemen

utama yaitu:

• The Enabling Environtmental adalah kerangka umum dari

kebijakan nasional, legislasi, regulasi, finansial untuk

pengelolaan SDA oleh aktor. Fungsinya merangkai dan

membuat kebijakan, peraturan serta finansialnya. Sehingga

dapat disebut sebagai rules of the games.

• Peran-peran institusi (Institutional roles) merupakan fungsi

dari berbagai tingkatan administrasi dan aktor. Perannya

mendefinisikan para pelaku.

• Alat-alat manajemen (management instruments) merupakan

instrumen operasional untuk regulasi yang efektif, monitoring

dan penegakan hukum yang memungkinkan pengambilan

keputusan untuk membuat pilihan yang informatif diantara

aksi-aksi alternatif. Pilihan-pilihan ini harus berdasarkan

kebijakan yang telah disetujui, sumberdaya yang tersedia,

dampak lingkungan dan konsekuensi sosial dan budaya.

Dalam UU No.7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air menyebutkan

bahwa pengelolaan sumber daya air perlu diarahkan untuk mewujudkan sinergi

dan keterpaduan yang harmonis antarwilayah, antarsektor, dan antargenerasi.

Page 4: BAB II LANDASAN TEORITIS 2.1 Sumber daya airrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14728/2/T1_352013020_BAB II... · sebagai producer and consumers dalam ekosistem, sehingga decision

13

Pengelolaan sumber daya air adalah upaya merencanakan, melaksanakan,

memantau, dan mengevaluasi penyelenggaraan konservasi sumber daya air,

pendayagunaan sumber daya air, dan pengendalian daya rusak air. Pola

pengelolaan sumber daya air adalah kerangka dasar dalam merencanakan,

melaksanakan, memantau, dan mengevaluasi kegiatan konservasi sumber daya

air, pendayagunaan sumber daya air, dan pengendalian daya rusak air. Rencana

pengelolaan sumber daya air adalah hasil perencanaan secara menyeluruh dan

terpadu yang diperlukan untuk menyelenggarakan pengelolaan sumber daya air.

Perencanaan adalah suatu proses kegiatan untuk menentukan tindakan yang

akan dilakukan secara terkoordinasi dan terarah dalam rangka mencapai tujuan

pengelolaan sumber daya air.

2.3 Jejaring Aktor

Dalam Actor Network Theory oleh Bruno Latour pada umumnya

mengembangkan konsep mengenai jaringan, aktor, translasi, dan

intermediari. Konsep jaringan tidak hanya berfokus pada relasi sosial aktor

manusia, tetapi mencakup aktor-aktor nonmanusia yaitu sebuah jaringan

heterogen (beragam). Aktor didefinisikan sebagai sesuatu yang ikut beraksi,

yang bukan hanya manusia, melainkan juga merupakan obyek teknis.

Translasi berarti penjajakan dan penyesuaian aksi-aksi yang berlangsung

antara aktor-aktor sampai tercapai suatu relasi yang stabil sehingga obyek

teknis dapat terus berfungsi. Sedangkan intermediari adalah aktor yang

”bersirkulasi” di antara aktor-aktor dan yang memelihara relasi di antara

mereka. Sebagai contoh dari ANT ini, misalnya Newton sebagai salah satu

aktor tidak benar-benar bertindak sendiri dalam menciptakan teori gravitasi,

sebab ia membutuhkan aktor lain yang (data pengamatan dari beberapa

temannya), Astronomer Royal dan John Flamsteed, sebagai pelaku ilmu

astronomi, membutuhkan aktor lain (dukungan publikasi dari Royal Society

dan anggotanya), Edmund Halley, membutuhkan geometri Euclid, astronomi

dari Kepler, Galileo bukan itu saja ada aktor lain seperti ilmu mekanika,

ruangan, laboratorium, makanan. Trinity College, seorang asisten untuk

Page 5: BAB II LANDASAN TEORITIS 2.1 Sumber daya airrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14728/2/T1_352013020_BAB II... · sebagai producer and consumers dalam ekosistem, sehingga decision

14

bekerja di laboratorium, ide mistikmistik (yang akan disanggah) dan lebih

banyak. (Latour, 2005 : 39).

Aktan sama dengan aktor pengendali dalam teori jaringan (ANT) telah

mengembangkan suatu kosa kata yang tidak mengambil perbedaan antara

subyek dan obyek, subjektif dan objektif, ke dalam pertimbangan sebagai

aktor. Aktor mungkin terdaftar sebagai sekutu untuk memberi kekuatan untuk

suatu posisi. Sebuah aktor ada yang berdaya dan ada yang tidak berdaya

dalam mengendalikan sistem jaringan. Dalam teori ini disebutkan terdapat

aktor dan jaringan. Aktor adalah semua elemen yang terhubung dalam sistem

yang nantinya akan membentuk jaringan secara alamiah. Aktor yang mampu

mengontrol aktor lain disebut sebagai aktan. Aktan memiliki kemampuan

untuk bergerak masuk dan keluar suatu jaringan berdasarkan kemauan dan

kepentingannya. Saat aktan memasuki suatu jaringan, maka jaringan tersebut

akan memberi nama atau julukan, aktifitas, perhatian, serta peranan dalam

jaringan tersebut. Dengan kata lain, aktan inilah elemen utama dan menjadi

penggerak dalam jaringan. ANT tidak menjelaskan kenapa ada Jaringan tetapi

lebih tertarik pada infrastukturnya, bagaimana dia terbentuk dan rusak dan

lain sebagainya. ANT memakai Principle of Generated Symmetry, dimana

manusia dan non-manusia digabungkan dalam sebuah framework konseptual

yang sama. (Latour, 2005 : 39)

Bruno Latour menjelaskan adanya actor atau subyek yang memulai

untuk membuat sebuah realita. Kemudian, karena aktor ini memiliki

hubungan sosial dalam kehidupan sosial, maka pemahaman si aktor terhadap

realita sosial menjadi pemahaman bersama di dalam kehidupan sosial. Aktor

dalam Sumber Mata Air Senjoyo yaitu para pengelola meliputi PDAM Kota

Salatiga, PDAM Kabupaten Semarang, PT.Damatex, Yonif 411 dan beberapa

aktor pendukung lainnya seperti LSM, perangkat Desa Tegalwaton,

masyarakat setempat. Banyaknya aktor-aktor yang ada didalam pengelolaan

Sumber Mata Air Senjoyo dapat dianalisis bagaimana jejaring maupun aktan

didalam jaringan tersebut.

Page 6: BAB II LANDASAN TEORITIS 2.1 Sumber daya airrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14728/2/T1_352013020_BAB II... · sebagai producer and consumers dalam ekosistem, sehingga decision

15

2.4 Penelitian Sebelumnya

Tabel 2.1

Penelitian Sebelumnya

No Judul Hasil Penelitian

1 Rahmawati, 2007,

Pemanfaatan

Kawasan Sumber

Mata Air Senjoyo

Dalam

Pengembangan

Wilayah Di

Kecamatan

Tengaran, Kabupaten

Semarang.

Universitas

Diponegoro

1. Kawasan Senjoyo yang difungsikan

sebagai kawasan lindung resapan air

dan sekitar mata air, dijadikan tempat

rekreasi dan ritual kungkum, kondisi

fisik dan lingkungan sudah

mengalami penurunan terlihat

dengan banyaknya sampah,

penurunan debit air dan sedimentasi

di embung Senjoyo. Belum ada

pemeliharaan dari Pemerintah

Kabupaten Semarang selaku pemilik

aset. Kemudian ada rencana

pengembangan Kawasan Senjoyo

menjadi obyek wisata oleh

pemerintah.

2. Kawasan Senjoyo sebagai kawasan

lindung resapan air dan sekitar mata

air.

• Sebagai kawasan lindung

resapan air, Kawasan Senjoyo dan

sekitarnya mempunyai kemampuan

meresapkan air dalam jumlah besar

apabila terjadi hujan, hal ini juga

Page 7: BAB II LANDASAN TEORITIS 2.1 Sumber daya airrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14728/2/T1_352013020_BAB II... · sebagai producer and consumers dalam ekosistem, sehingga decision

16

didukung dengan masih banyak

pohon-pohon besar di kawasan ini

maupun dilereng Gunung Merbabu

yang juga berfungsi sebagai daerah

tangkapan air dari mata air Senjoyo,

disamping penggunaan lahan yang

masih banyak untuk sawah dan

kebun daripada untuk area terbangun.

• Kemudian sebagai kawasan

lindung sekitar mata air, Kawasan

Senjoyo ini mempunyai mata air

dengan debit yang besar dan

cenderung tidak terpengaruh musim.

Tidak ada bangunan dalam jarak 200

meter dari sumber mata air dan

kualitas airnya masih tetap bagus,

hanya ada bangunan untuk

pengambilan air milik pengguna air.

3. Sebagai tempat rekreasi dan ritual

kungkum.

• Kawasan Senjoyo sebagai

tempat rekreasi mempunyai

pemandangan yang indah dengan

udara yang sejuk, ada sumber mata

air melimpah, kolam renang dan

fasilitas bumi perkemahan.

• Kawasan Senjoyo sebagai

tempat ritual kungkum, sering

dikunjungi orang yang percaya akan

Page 8: BAB II LANDASAN TEORITIS 2.1 Sumber daya airrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14728/2/T1_352013020_BAB II... · sebagai producer and consumers dalam ekosistem, sehingga decision

17

nilai berkah mata air Senjoyo untuk

melakukan ritual kungkum di

Sendang Senjoyo yang terdapat di

kawasan ini.

4. Air dari mata air Senjoyo

dimanfaatkan sebagai sumber air

bersih oleh PDAM Kabupaten

Semarang untuk melayani wilayah

desa Tegalwaton Kecamatan

Tengaran dan Tingkir Tengah

wilayah Kota Salatiga, oleh PDAM

Kota Salatiga untuk melayani

sebagian besar wilayah Salatiga dan

sebagian kecil wilayah Kecamatan

Tuntang, oleh PT Damatex untuk

keperluan industrinya dan kebutuhan

air bersih oleh Batalyon Infanteri 411

Salatiga. Selanjutnya sebagai air

irigasi bersama sungai Senjoyo

dimanfaatkan untuk mengaliri sawah

di desa Bener dan Tegalwaton

Kecamatan Tengaran dan sebagian

besar mengaliri sawah di wilayah

Kecamatan Suruh, Pabelan, Bringin

dan Bancak Kabupaten Semarang

serta sebagian kecil wilayah Salatiga.

Selain itu dimanfaatkan untuk

kegiatan mencuci, rekreasi berenang

dan ritual kungkum.

5. Kerja sama pemanfaatan air sudah

Page 9: BAB II LANDASAN TEORITIS 2.1 Sumber daya airrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14728/2/T1_352013020_BAB II... · sebagai producer and consumers dalam ekosistem, sehingga decision

18

ada antara Pemerintah Kabupaten

Semarang dengan PT Damatex, kerja

sama dengan Kota Salatiga baru

dalam taraf keputusan bersama antara

PDAM Kabupaten Semarang dan

PDAM Kota Salatiga yang belum

mempunyai payung hukum yang

kuat. Sedangkan kerjasama dengan

pengguna air lainnya (Yonif 411

Salatiga) belum dirintis sama sekali.

6. Melihat kondisi eksisting Kawasan

Senjoyo saat ini baik potensi maupun

masalah, Kawasan Senjoyo tepat

apabila tetap dimanfaatkan sebagai

kawasan lindung resapan air dan

sekitar mata air sekaligus tepat

apabila dimanfaatkan sebagai tempat

rekreasi dan tempat ritual kungkum.

Berawal kegiatan rekreasi dan ritual

kungkum selanjutnya dapat

dikembangkan sebagai obyek wisata

alam dan budaya. Tetapi

pemanfaatan utama adalah sebagai

kawasan lindung mengingat terdapat

sumber mata air dengan debit besar

yang harus dilindungi karena

mempunyai fungsi penting bagi

wilayah Kabupaten Semarang dan

Kota Salatiga. Pemanfaatan untuk

pengembangan pariwisata dapat

dilaksanakan setelah fungsi

Page 10: BAB II LANDASAN TEORITIS 2.1 Sumber daya airrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14728/2/T1_352013020_BAB II... · sebagai producer and consumers dalam ekosistem, sehingga decision

19

lindungnya terpenuhi.

7. Sebagai kawasan lindung dalam

pengembangan wilayah di

Kecamatan Tengaran, Kawasan

Senjoyo cenderung tetap menjadikan

Kecamatan Tengaran sebagai daerah

pedesaan disebabkan pembatasan

pembangunan demi menjaga

keberlanjutan sumber mata air.

Karena pemanfaatan sumber mata air

Senjoyo sebagai sumber air bersih

lebih banyak dinikmati oleh wilayah

Kota Salatiga maka Kota Salatiga

menjadi lebih berkembang dengan

dukungan pasokan air bersih dari

mata air Senjoyo.

8. Kawasan Senjoyo yang dijadikan

tempat rekreasi dan ritual kungkum,

berpotensi untuk dikembangkan

sebagai obyek wisata. Dengan

harapan Kawasan Senjoyo dapat

menjadi titik pertumbuhan bagi

wilayah Tengaran dan sekitarnya

karena adanya aktifitas pariwisata

yang berimbas pada kenaikan

aktifitas perekonomian dan

pendapatan masyarakat.

Kemungkinan sama dengan

pengguna air lainnya (Yonif 411

Salatiga) belum dirintis sama sekali.

9. Melihat kondisi eksisting Kawasan

Page 11: BAB II LANDASAN TEORITIS 2.1 Sumber daya airrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14728/2/T1_352013020_BAB II... · sebagai producer and consumers dalam ekosistem, sehingga decision

20

Senjoyo saat ini baik potensi maupun

masalah, Kawasan Senjoyo tepat

apabila tetap dimanfaatkan sebagai

kawasan lindung resapan air dan

sekitar mata air sekaligus tepat

apabila dimanfaatkan sebagai tempat

rekreasi dan tempat ritual kungkum.

Berawal kegiatan rekreasi dan ritual

kungkum selanjutnya dapat

dikembangkan sebagai obyek wisata

alam dan budaya. Tetapi

pemanfaatan utama adalah sebagai

kawasan lindung mengingat terdapat

sumber mata air dengan debit besar

yang harus dilindungi karena

mempunyai fungsi penting bagi

wilayah Kabupaten Semarang dan

Kota Salatiga. Pemanfaatan untuk

pengembangan pariwisata dapat

dilaksanakan setelah fungsi

lindungnya terpenuhi. Sebagai

kawasan lindung dalam

pengembangan wilayah di

Kecamatan Tengaran, Kawasan

Senjoyo cenderung tetap menjadikan

Kecamatan Tengaran sebagai daerah

pedesaan disebabkan pembatasan

pembangunan demi menjaga

keberlanjutan sumber mata air.

Karena pemanfaatan sumber mata air

Senjoyo sebagai sumber air bersih

Page 12: BAB II LANDASAN TEORITIS 2.1 Sumber daya airrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14728/2/T1_352013020_BAB II... · sebagai producer and consumers dalam ekosistem, sehingga decision

21

lebih banyak dinikmati oleh wilayah

Kota Salatiga maka Kota Salatiga

menjadi lebih berkembang dengan

dukungan pasokan air bersih dari

mata air Senjoyo.Kawasan Senjoyo

yang dijadikan tempat rekreasi dan

ritual kungkum, berpotensi untuk

dikembangkan sebagai obyek wisata.

Dengan harapan Kawasan Senjoyo

dapat menjadi titik pertumbuhan bagi

wilayah Tengaran dan sekitarnya

karena adanya aktifitas pariwisata

yang berimbas pada kenaikan

aktifitas perekonomian dan

pendapatan masyarakat.

Kemungkinan

2 Rachmawati, Laksmi.

et.al. tahun tidak

diketahui.

Pengelolaan Air

Berbasis

Masyarakat:

Pembelajaran dari

Kota Semarang.

Pusat Penelitian

Kependudukan, LIPI

• Dalam banyak kasus pengelolaan

sumber daya alam, partisipasi

masyarakat berperan penting bagi

keberhasilan sistem tersebut.

Partisipasi masyarakat dapat

dilakukan secara langsung atau pun

lewat aktor kunci yang dapat

menyuarakan aspirasi mereka.

Menurut Schewald dan Reijekerk

(2009) keterlibatan aktor kunci

penting dalam sebuah proses

pengelolaan dengan tujuan untuk

mendiskusikan kepentingan dari

Page 13: BAB II LANDASAN TEORITIS 2.1 Sumber daya airrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14728/2/T1_352013020_BAB II... · sebagai producer and consumers dalam ekosistem, sehingga decision

22

semua yang terlibat, termasuk

menyelesaikan masalah-masalah yang

muncul dalam pengelolaan. Dalam

hal ini, pengelolaan air di Sukorejo

dan Tugurejo memperlihatkan

bagaimana peran aktor dalam upaya

pengelolaan sumber air telah mencoba

untuk membuat strategi pengelolaan

yang bertujuan untuk memecahkan

persoalan pemenuhan kebutuhan air

bersih di lokasi dengan adil, baik

secara kuantitas maupun secara

ekonomis. Sebagai sebuah sistem

penyediaan air bersih yang berskala

kecil, penduduk relatif sangat

tergantung pada sumber air dan sistem

pengelolaan. Hal ini berpengaruh

secara positif pada rasa memiliki

sumber air dan sistem pengelolaan

tersebut.

• Sistem pengelolaan air di Sukorejo

dan Tugurejo memperlihatkan

efektivitas dalam skala mikro.

Masyarakat dapat terlibat secara

langsung dalam proses pengelolaan,

termasuk memberikan masukan

ataupun keluhan terkait dengan air.

Hal ini merupakan kapasitas yang

penting dalam keberlanjutan

pengelolaan air. Pada awal

Page 14: BAB II LANDASAN TEORITIS 2.1 Sumber daya airrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14728/2/T1_352013020_BAB II... · sebagai producer and consumers dalam ekosistem, sehingga decision

23

terbentuknya pengelolaan penyediaan

air, sistem ini membutuhkan

kontribusi dari pihak luar (Yayasan

Soegijapranata- Sukorejo dan sponsor

perusahaan-Tugurejo). Selanjutnya,

aktor kunci yang terlibat dalam

pengurusan penyediaan air

membangun sistem pengelolaan

secara mandiri. Aturan main distribusi

air, pengurus, maupun hak dan

kewajiban masyarakat sebagai

pelanggan ditetapkan melalui

kesepakatan bersama. Walaupun

demikian, pengurus masih memberi

ruang apabila kesepakatan tersebut

tidak dapat dilaksanakan karena

keterbatasan ekonomi pelanggan.

Selain itu, pengurus tidak segan untuk

menyesuaikan sistem pengelolaan

sesuai dengan kondisi dan perubahan

masyarakat. Penerapan konsep

“learning by doing” merupakan salah

satu kunci keberlanjutan sistem

pengelolaan air yang bersifat adaptif

bagi penduduk miskin perkotaan.

Perubahan kondisi lingkungan dan

perubahan iklim merupakan tantangan

utama bagi sistem pengelolaan air ini.

Oleh karena itu untuk menghadapi

tantangan tersebut dibutuhkan

kerjasama dari aktor kunci dan

Page 15: BAB II LANDASAN TEORITIS 2.1 Sumber daya airrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14728/2/T1_352013020_BAB II... · sebagai producer and consumers dalam ekosistem, sehingga decision

24

melibatkan pemerintah daerah.

3 Yuliar. 2006.

Governance

Teknologi di

Masyarakat : Sebuah

Pendekatan Jejaring-

Aktor. Jurnal

Sosioteknologi Edisi

7 Tahun 5, April

2006:1-12

Analisis dengan menggunakan ANT yang

dipaparkan di atas memperlihatkan sumber

persoalan terletak pada: (i) bagaimana pelaku-

pelaku, dokumen- dokumen dan acuan-acuan

yang terlibat dalam pelaksanaan sensus

terdahulu (yakni Sensus Penduduk tahun 1990)

dihubungkan ke mesin scanner ICR, program

aplikasi dan lembar angket khusus yang terkait,

dan aktor-aktor sosial yang baru, dan (ii)

bagaimana intermediary objects disirkulasikan

untuk memberikan durability dan spatial

extention dari jejaring relasi-relasi heterogen

yang dibangun dalam poin (i). Dengan

perkataan lain, studi empiris yang dilakukan

menyarankan bahwa perbedaan kinerja scanner

ICR di DIY dan di Propinsi Jabar berkenaan

bukan dengan faktor teknis ataupun faktor

sosial, tetapi faktor sosioteknis. Untuk

meningkatkan kapasitas governance teknologi

scanner untuk tujuan peningkatan kinerja BPS,

para pelaku sensus di tingkat lokal, para tokoh

masyarakat lokal, dan dokumen-dokumen acuan

lokal perlu dilibatkan dalam perencanaan

implementasi teknologi scanner. Hal ini dapat

membantu ketertelusuran di antara dokumen-

dokumen acuan (antara pusat-daerah-lokal;

antara catatan manual dan dictionary), dan

memberikan tingkat legitimasi yang lebih tinggi

di tahap-tahap totalisasi hasil sensus. Riset lebih

jauh diperlukan untuk mempelajari pola-pola di

Page 16: BAB II LANDASAN TEORITIS 2.1 Sumber daya airrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14728/2/T1_352013020_BAB II... · sebagai producer and consumers dalam ekosistem, sehingga decision

25

mana jejaring-jejaring bertemu, mengalami

superposisi, dan membentuk “jejaring dari

jejaring-jejaring”. Kasus-kasus empiris perlu

diperkaya dan dikembangkan untuk

meningkatkan “generalitas” dari model ko-

evolusi untuk tujuan memahami governance

dalam jejaring-jejaring. Selain ini, akan menarik

untuk bisa mengembangkan sarana untuk

mengukur kekuatan jejaring/translasi, sehingga

membantu dalam penggunaan praktis dari

model jejaring-aktor.

2.5 Kerangka Pemikiran Penelitian

Gambar 1

Kerangka Pemikiran Penelitian