bab ii landasan teori tentang peran guru sebagai …

31
14 BAB II LANDASAN TEORI TENTANG PERAN GURU SEBAGAI EDUCATOR, MANAGER, ADMINISTRATOR, SUPERVISOR, LEADER, INOVATOR, MOTIVATOR, DINAMISATOR, EVALUATOR, DAN FASILITATOR. A. Teori Peran Guru 1. Peran Pengertian peran menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah pemain, tingkah yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan di masyarakat (KBBI, 1996 : 751). Sedangkan menurut Oemar Hamalik (2012 : 33), peran ialah pola tingkah laku tertentu yang merupakan ciri-ciri khas semua petugas dari pekerjaan atau jabatan tertentu. 2. Guru Pengertian guru menurut Undang-Undang RI No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen, Pasal 1, ayat 1: menyebutkan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan peserta didik usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah (Husein, 2017 : 76). Ayat-ayat dalam Al-Qur’an dan Hadits yang merupakan sumber utama ilmu pendidikan Islam, terdapat sejumlah istilah yang mengacu kepada pengertian pendidik atau guru. Istilah tersebut antara lain al-murabbi, al-

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI TENTANG PERAN GURU SEBAGAI …

14

BAB II

LANDASAN TEORI TENTANG PERAN GURU SEBAGAI EDUCATOR,

MANAGER, ADMINISTRATOR, SUPERVISOR, LEADER, INOVATOR,

MOTIVATOR, DINAMISATOR, EVALUATOR, DAN FASILITATOR.

A. Teori Peran Guru

1. Peran

Pengertian peran menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah

pemain, tingkah yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan di

masyarakat (KBBI, 1996 : 751).

Sedangkan menurut Oemar Hamalik (2012 : 33), peran ialah pola

tingkah laku tertentu yang merupakan ciri-ciri khas semua petugas dari

pekerjaan atau jabatan tertentu.

2. Guru

Pengertian guru menurut Undang-Undang RI No. 14 tahun 2005

tentang guru dan dosen, Pasal 1, ayat 1: menyebutkan bahwa guru adalah

pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,

mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada

pendidikan peserta didik usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar,

dan pendidikan menengah (Husein, 2017 : 76).

Ayat-ayat dalam Al-Qur’an dan Hadits yang merupakan sumber utama

ilmu pendidikan Islam, terdapat sejumlah istilah yang mengacu kepada

pengertian pendidik atau guru. Istilah tersebut antara lain al-murabbi, al-

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI TENTANG PERAN GURU SEBAGAI …

15

mu’allim, al-muzakki,al-‘ulamâ, al-râsikhûn fi al-‘ilm, ahl-al-dzikr, al-

muaddib, al-mursyid, ulul al-bâb, al-faqîh, al-muwa’idz.

Al-murabbi berarti pendidik. Al-mu’allim berarti pengajar yang

memberikan informasi tentang kebenaran dan ilmu pengetahuan. Istilah al-

mu’allim ini termasuk yang banyak digunakan di desa-desa di Indonesia,

dengan pengertian sebagai orang yang menjadi guru agama dan pemimpin

spiritual di masyarakat.

Al-muzakki mempunyai arti orang yang melakukan pembinaan mental

dan karakter yang mulia, dengan cara membersihkan si anak dari pengaruh

akhlak yang buruk, terampil dalam mengendalikan hawa nafsu.

Al-‘ulamâ mempunyai arti sebagai orang yang paling takut (takwa)

kepada Allah dan mendalami ilmu agama, juga sebagai seorang peneliti

(researcher) dan scientist, yakni sebagai seorang peneliti yang menghasilkan

berbagai temuan dalam bidang ilmu agama. Namun demikian, pengertian

yang umum digunakan mengenai al-‘ulamâ ini yaitu sesorang yang luas dan

mendalami ilmu agama, memiliki karisma, akhlak mulia, dan kepribadian

yang saleh.

Al-râsikhûn fi al-‘ilm mempunyai arti orang yang tidak hanya dapat

memahami sesuatu yang besifat empiris atau eksplisit, melainkan juga

memahami makna, pesan ajaran, spirit, jiwa, kandungan, hakikat, substansi,

inti, dan esensi dari segala sesuatu.

Ahl al-dzikr mempunyai arti sebagai orang yang menguasai ilmu

pengetahuan atau ahli penasihat, yaitu orang yang pandai mengingatkan. Ia

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI TENTANG PERAN GURU SEBAGAI …

16

adalah orang yang memiliki pengetahuan dan keahlian yang benar-benar

diakui para ahli lainnya, sehingga ia pantas disebut sebagai pakar, dan

pendapat-pendapatnya layak untuk dijadikan rujukan.

Al-muaddib mempunyai arti sebagai orang yang memiliki akhlak dan

sopan santun, seseorang yang terdidik dan berbudaya, sehingga ia memiliki

hak moral dan daya dorong untuk memperbaiki masyarakat. Di dalam sejarah

istilah al-muaddib digunakan untuk jabatan guru yang mengajar para calon

raja atau putra mahkota di istana-istana raja. Al-muaddib adalah guru istana

dengan tugas menyiapkan calon pemimpin bangsa. Pendidikan yang

diberikan oleh al-muaddib kepada para putra mahkota atau pangeran itu,

antara lain sastra, keterampilan berpidato, sejarah orang-orang yang sukses

dan teladan, akhlak mulia, dan berbagai keterampilan fisik lainnya seperti

berenang, memanah, dan mengendarai kuda.

Al-mursyid adalah orang yang yarsyudûn, yakni selalu berdoa kepada

Allah SWT, dan senantiasa melaksanakan dan memenuhi panggilan-Nya.

Selain itu, ia juga senantiasa mengutamakan dan menjunjung moralitas dan

patuh kepada Tuhan. Ia juga sebagai orang yang cerdas serta mampu

memanfaatkan kecerdasannya itu untuk tujuan-tujuan yang mulia. Dalam

sejarah istilah mursyid digunakan untuk istilah guru pada pendidikan yang

diselenggarakan di pusat-pusat pendidikan calon sufi, yang dikenal dengan

nama lembaga pendidikan al-ribath.

Ulul al-bâb diartikan bukan hanya orang yang memiliki daya pikir dan

daya nalar, melainkan juga daya zikir dan spiritual. Kedua daya ini digunakan

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI TENTANG PERAN GURU SEBAGAI …

17

secara optimal dan saling melengkapi sehingga menggambarkan

keseimbangan antara kekuatan penguasaan ilmu pengetahuan (sains) dan

penguasaan terhadap ajaran-ajaran agama dan nilai-nilai spiritualitas, seperti

keimanan, ketakwaan, ketulusan, kesabaran, dan ketawakalan.

Al-faqîh diartikan sebagai orang yang memiliki pengetahuan agama

yang mendalam. Istilah ini lazim digunakan untuk orang-orang yang

mendalami ilmu agama di berbagai pondok pesantren.

Al-muwa’idz diartikan sebagai pemberi pelajaran yang bersifat nasihat

spiritual kepada manusia, agar manusia tersebut tidak menyekutukan Tuhan,

karena selain dianggap sebagai perbuatan zalim dan sangat tidak layak

dilakukan terhadap Tuhan, juga karena menyekutukan Tuhan itu akan

merugikan manusia, merampas hak-haknya, dan menjadikannya sebagai

budak aau jajahan, serta menjatuhkan harkat dan martabat manusia, dengan

segala deritanya.

Adanya berbagai istilah sebagaimana tersebut di atas menunjukkan

bahwa seorang pendidik dalam ajaran Islam memiliki peran dan fungsi yang

sangat luas (Nata, 2017 : 139-144).

Di Jawa terdapat istilah soko guru. Soko berarti tiang dan guru berarti

utama. Jadi, soko guru berarti tiang utama, yaitu tiang yang menyangga beban

terberat dari sebuah bangunan rumah. Oleh karena itu, soko guru pada

umumnya tiang besar dan kuat serta berada di tengah bangunan. Selaras

dengan itu, guru mempunyai tugas menyangga beban berat (mulia).

Karenanya, ungkapan guru pantas dan layak digugu dan ditiru cukup

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI TENTANG PERAN GURU SEBAGAI …

18

mewarnai kehidupan masyarakat Jawa. Itulah sebabnya, guru sering menjadi

tumpuan pertanyaan, pengaduan, dan sumber segala aktivitas kehidupan

masyarakat, lebih-lebih masyarakat di pedesaan. Tidak jarang, guru

mendapatkan jabatan yang berkenaan dengan kehidupan bermasyarakat,

seperti ketua RT atau ketua RW dan ketua panitia kegiatan yang lain (Aqib,

2010 : 1-2).

Di negara-negara Timur sejak dahulu kala guru dihormati oleh

masyarakat. Orang India dahulu, menganggap guru itu sebagai orang suci

atau sakti. Di Jepang, guru disebut sensei, artinya “yang lebih dahulu lahir”,

“yang lebih tua”. Di Inggris, guru dikatakan “teacher”dan di Jerman ”der

lehrer”, keduanya berarti “pengajar”. Akan tetapi kata guru sebenarnya

bukan saja mengandung arti “pengajar”, melainkan juga “pendidik”, baik di

dalam maupun di luar sekolah. Ia harus menjadi penyuluh masyarakat

(Daradjat 2016 : 39-40).

3. Peranan Guru

Peranan guru adalah terciptanya serangkaian tingkah laku yang saling

berkaitan yang dilakukan dalam suatu situasi tertentu serta berhubungan

dengan kemajuan tingkah laku dan perkembangan siswa yang menjadi

tujuannya. Perkembangan baru terhadap pandangan belajar mengajar

membawa konsekuensi kepada guru untuk meningkatkan peranan dan

kompetensinnya karena proses belajar mengajar dan hasil belajar siswa

sebagian besar ditentukan oleh peranan dan kompetensi guru.

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI TENTANG PERAN GURU SEBAGAI …

19

Guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan

belajar yang efektif dan akan lebih mampu mengelola kelasnya sehingga hasil

belajar siswa berada pada tingkat optimal. Peranan dan kompetensi guru

dalam proses belajar mengajar meliputi banyak hal sebagaimana yang telah

dikemukakan oleh Adam & Decey dalam Basic Principles of Student

Teaching, antara lain guru sebagai pengajar, pemimpin kelas, pembimbing,

pengatur lingkungan, partisipan, ekspeditor, perencana, supervisor, motivator,

dan konselor (Uzer, 1997 : 7).

Menurut Undang-Undang RI No. 14 tahun 2005 tentang guru dan

dosen, Pasal 6: menyebutkan bahwa kedudukan guru dan dosen sebagai

tenaga profesional bertujuan untuk melaksanakan sistem pendidikan nasional

dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yaitu berkembangnya potensi

peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,

mandiri, serta menjadi warga negara yang demokratis (Husein, 2017 : 70).

B. Guru sebagai Educator, Manager, Administrator, Supervisor, Leader,

Inovator, Motivator, Dinamisator, Evaluator, dan Fasilitator.

1. Educator

Educator dalam Kamus Bahasa Inggris, mempunyai arti ahli dalam

ilmu dasar-dasar pendidikan dan pengajaran (Ali, 2003 : 274).

Menurut Zainal Aqib (2015:37) peran guru sebagai educator mempunyai

fungsi:

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI TENTANG PERAN GURU SEBAGAI …

20

a. Mengembangkan kepribadian

b. Membimbing

c. Membina budi pekerti

d. Memberikan pengarahan

Guru adalah pendidik profesional, karenanya secara implisit ia telah

merelakan dirinya menerima dan memikul sebagian tanggung jawab

pendidikan yang terpikul di pundak orang tua. Mereka ini, tatkala

menyerahkan anaknya ke sekolah sekaligus berarti pelimpahan sebagian

tanggung jawab pendidikan anaknya kepada guru. Hal itupun menunjukkan

pula bahwa orang tua tidak mungkin menyerahkan anaknya kepada

sembarang guru/sekolah karena tidak sembarang orang dapat menjabat guru

(Daradjat, 2016 : 39).

Guru adalah pendidik, yang menjadi tokoh, panutan, dan identifikasi

bagi para peserta didik, dan lingkungannya. Oleh karena itu, guru harus

memiliki standar kualitas pribadi tertentu, yang mencakup tanggung jawab,

wibawa, mandiri, dan disiplin.

Berkaitan dengan tanggung jawab; guru harus memiliki kelebihan

dalam merealisasikan nilai spiritual, emosional moral, sosial, serta berusaha

berperilaku dan berbuat sesuai dengan nilai dan norma tersebut. Guru juga

harus bertanggung jawab terhadap segala tindakannya dalam pembelajaran di

sekolah, dan dalam kehidupan bermasyarakat.

Berkenaan dengan wibawa; guru harus memiliki kelebihan dalam

merealisasikan nilai spiritual, emosional, moral, sosial, dan intelektual dalam

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI TENTANG PERAN GURU SEBAGAI …

21

pribadinya, serta memiliki kelebihan dalam pemahaman ilmu pengetahuan,

teknologi, dan seni seuai dengan bidang yang dikembangkan.

Guru juga harus mampu mengambil keputusan secara mandiri

(independent), terutama dalam berbagai hal yang berkaitan dengan

pembelajaran dan pembentukan kompetensi, serta bertindak sesuai dengan

kondisi peserta didik, dan lingkungan. Guru harus mampu bertindak dan

mengambil keputusan secara cepat, tepat waktu, dan tepat sasaran, terutama,

berkaitan dengan masalah pembelajaran dan pesera didik, tidak menunggu

perintah atasan atau kepala sekolah.

Sedangkan disiplin; dimaksudkan bahwa guru harus mematuhi berbagai

peraturan dan tata tertib secara konsisten, atas kesadaran profesioanl, karena

mereka bertugas untuk mendisiplinkan para peserta didik di sekolah, terutama

dalam pembelajaran. Oleh karena itu, dalam menanamkan disiplin guru harus

memulai dari dirinya sendiri, dalam berbagai tindakan dan perilakunya

(Mulyasa, 2007 : 38).

Pendidik dalam perspektif Islam, sebagai pemegang amanah mendidik

dan mengajar, yang memiliki dua peran sekaligus, yaitu peran transfer of

knowledge dan transfer of value. Misi ilmu pengetahuan meniscayakan

pendidik untuk menyampaikan ilmu sesuai dengan perkembangan dan

tuntutan masa depan (aspek IQ) shingga sebagai generasi yang hidup pada

hari ini dan untuk esok dari mata rantai yang ada dan terkait dengan hari

kemarin, peserta didik tidak terputus dari mata rantai yang ada dan terasing

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI TENTANG PERAN GURU SEBAGAI …

22

dari dunianya, tetapi justru dapat mengambil inisiatif dan peran di tengah-

tengah masyarakat.

Misi pewarisan nilai mengharuskan seorang pendidik untuk

memberikan bekal mental, moral serta spiritual kepada peserta didik (aspek

EQ dan SQ) secara bersama-sama. Kemampuan untuk mengambil apa yang

baik dari masa lalu dan menimbang apa yang baik pada masa kini merupakan

suatu keterampilan analisis dan sintetis secara bersama-sama yang harus

dimiliki oleh seorang guru.

Profesionalisme seorang pendidik, baik secara intelektual, moral, dan

spiritual sangat memegag peranan penting ketika pendidikan Islam ingin maju

dan berkembang. Indikator profesionalitas seorang pendidik menurut HAR

Tilaar sebagaimana dikuti Agus Maimun (2011 : 29-30), setidaknya dapat

dilihat dari dua hal berikut:

a. Dasar ilmu yang kuat. Seorang pendidik yang profesional haruslah

memiliki dasar ilmu yang kukuh sesuai dengan bidangnya sekaligus

memilikiwawasan keilmuan lintas disiplin.

b. Penguasaan strategi profesi berdasarkan pada riset di lapangan. Hendaknya

seorang pendidik di samping memiliki pengetahuan secara teoritis terhadap

berbagai hal keilmuan, juga harus diimbangi dengan pengetahuan dan

kemampuan praktsi di lapangan (Salim, Kurniawan, 2012 : 161-163).

2. Manager

Manager dalam Kamus Bahasa Inggris, mempunyai arti pengelola,

pengatur, direktur, manajer (Ali, 2003 : 506).

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI TENTANG PERAN GURU SEBAGAI …

23

Peran guru sebagai learning manager atau pengelola kelas adalah

mampu mengelola kelas sebagai lingkungan sekolah yang perlu diorganisasi.

Sementara itu pengelolaan kelas sendiri dapat diartikan sebagai keterampilan

guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan

mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar.

Dengan kata lain kegiatan untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi

yang optimal bagi terjadinya proses belajar mengajar. Yang termasuk ke

dalam hal ini misalnya penghentian tingkah laku yang menyelewengkan

perhatian kelas, pemberian ganjaran bagi ketepatan waktu penyelesaian tugas

oleh siswa, atau penetapan norma kelompok yang produktif (Uzer, 1997 : 14).

Ahmad Rohani menyebutkan bahwa pengelolaan kelas dan pengelolaan

pengajaran adalah dua kegiatan yang sangat erat hubungannya, namun dapat

dan harus dibedakan satu sama lain karena tujuannya berbeda. Kalau

pengajaran (instruction) mencakup semua kegiatan yang secara langsung

dimaksudkan untuk mencapai tujuan-tujuan khusus pengajaran (menentukan

entry behavior peserta didik, menyusun rencana pelajaran, memberi

informasi, bertanya, menilai dan sebagainya), maka pengelolaan kelas

menunjuk kepada kegiatan-kegiatan yang menciptakan dan mempertahankan

kondisi yang optimal bagi terjadinya proses pembelajaran (pembinaan

“raport”, penghentian tingkah laku peserta didik yang menyelewengkan

perhatian kelas, pemberian ganjaran bagi ketepatan waktu penyelesaian tugas

oleh penetapan norma kelompok yang produktif, dan sebagainya).

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI TENTANG PERAN GURU SEBAGAI …

24

Dengan kata lain, di dalam proses belajar mengajar di sekolah dapat

dibedakan adanya dua kelompok masalah, yaitu masalah pengajaran dan

masaah pengelolaan kelas. Masalah pengelolaan yang harus ditanggulangi

dengan tindakan korektif pengelolaan, sedangkan masalah pengajaran harus

ditanggulangi dengan tindakan kokretif instruksional. Pengelolaan kelas yang

efektif merupakan prasyarat mutlak terjadinya proses belajar mengajar yang

efektif (Rohani, 2010 : 143-144).

Jika melihat dalam lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

Nomor 41 tahun 2007 tanggal 23 Novmber 2007 tentang Standar Proses

untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah disebutkan mengenai tatacara

pengelolaan kelas. Adapun pengelolaan kelas tersebut adalah

a. Guru mengatur tempat duduk peserta didik sesuai dengan karakteristik

mereka serta aktivitas pembelajaran yang dilakukan.

b. Volume dan intonasi suara guru dalam kegiatan pembelajaran harus dapat

didengar dengan baik oleh peserta didik.

c. Tutur kata guru santun dan dapat dimengerti oleh peserta didik.

d. Guru menyesuaikan materi pembelajaran dengan kecepatan dan

kemampuan belajar peserta didik.

e. Guru menciptakan ketertiban, kedisiplinan, kenyamanan, keselamatan, dan

keputusan pada peraturan dalam penyelenggaraan kegiatan pembelajaran.

f. Guru memberikan penguatan dan umpan balik terhadap respons dan hasil

belajar peserta didik selama kegiatan pembelajaran berlangsung.

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI TENTANG PERAN GURU SEBAGAI …

25

g. Guru menghargai peserta didik tanpa memandang latar belakang agama,

suku, jenis kelamin, dan status sosial.

h. Guru menghargai pendapat peserta didik.

i. Guru memakai pakaian yang sopan, bersih, dan rapi.

j. Pada setiap awal semester, guru menyampaikan silabus mata pelajaran

yang diampunya.

k. Guru memulai dan mengakhiri kegiatan pembelajaran sesuai dengan waktu

yang dijadwalkan (Aqib, 2010 : 125).

3. Administrator

Administrator dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, mempunyai arti

direktur perusahaan, pengurus; penata usaha; penguasa atau pembesar

setempat; orang yang mempunyai kemampuan memerintah yang sangat baik;

pemimpin dibidang pelaksanaan peraturan, prosedur dan kebijakan (KBBI,

1996 : 8).

Sementara pengertian administrasi sendiri menurut para ahli adalah

sebagai berikut:

a. Menurut Munawardi Reksohadiprawiro, administrasi dalam arti sempit

berarti tata usaha yang mencakup setiap pengaturan yang rapi dan

sistematis serta penentuan fakta-fakta secara tertulis, dengan tujuan

memperoleh pandangan yang menyeluruh serta hubungan timbal balik

antara satu fakta dengan fakta lainnya.

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI TENTANG PERAN GURU SEBAGAI …

26

b. Menurut G. Kartasapoetra, administrasi adalah: Suatu alat yang dapat

dipakai menjamin kelancaran dan keberesan bagi setiap manusia untuk

melalukan perhubungan, persetujuan dan perjanjian atau lain sebagainya

antara sesama manusia dan/atau badan hukum yang dilakukan secara

tertulis.

c. Menurut Haris Muda, administrasi adalah: Suatu pekerjaan yang sifatnya:

mengatur segala sesuatu pekerjaan yang berhubungan dengan tulis-

menulis, surat menyurat dan mencatat (membukukan) setiap

perubahan/kejadian yang terjadi di dalam organisasi itu (Karyana, et al,

2014 : 8).

Slamet Wijadi Atmosudarmo eperti yang dikutip oleh Saiful Sagala,

(2008 : 22) mengemukakan bahwa pengertian administrasi dapat ditinjau dari

sudut:

a. Institusional, yaitu administrasi adalah keseluruhan orang atau kelompok

orang-orang sebagai suatu kesatuan menjalankan proses kegiatan untuk

mencapai tujuan bersama;

b. Fungsional, yaitu segala kegiatan dan tindakan yang dilakukan untuk

mencapai tujuan termasuk tindakan untuk menentukan tujuan itu sendiri,

tindakan tersebut bersifat melihat ke depan; dan (3) administrasi sebagai

suatu proses yang berupa kegiatan-kegiatan pemikiran-pemikiran,

pengaturan-pengaturan sejak dari penentuan tujuan sampai

penyelenggaraan sehingga tercapai tujuan tersebut

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI TENTANG PERAN GURU SEBAGAI …

27

Menurut Zainal Aqib (2015 : 38) peran guru sebagai administrator

mempunyai fungsi:

a. Membuat daftar presentasi

b. Membuat daftar penilaian

c. Melaksanakan teknis administrasi sekolah.

Hubunganya dengan kegiatan pengadministrasian, seorang pendidik

dapat berperan, sebagai berikut:

a. Sebagai pengambil inisiatif, pengarah, dan penilai kegiatan-kegiatan

pendidikan. Hal ini berarti pendidik turut serta memikirkan kegiatan-

kegiatan pendidikan yang direncanakan serta nilainya.

b. Sebagai wakil masyarakat, yang berarti dalam lingkungan sekolah

pendidik menjadi anggota suatu masyarakat, pendidik harus

mencerminkan suasana dan kemauan masyarakat dalam arti yang baik.

c. Sebagai orang yang ahli dalam mata pelajaran, pendidik bertanggung

jawab mewariskan kebudayaan kepada generasi muda yang berupa

pengetahuan.

d. Sebagai penegak disiplin, pendidik harus menjaga agar tercapai suatu

disiplin.

e. Sebagai pelaksana adminstrasi pendidikan. Di samping sebagai pengajar,

pendidik pun bertanggung jawab akan kelancaran jalannya pendidikan dan

ia harus mampu melaksanakan kegiatan-kegiatan administrasi.

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI TENTANG PERAN GURU SEBAGAI …

28

f. Sebagai pemimpin generasi muda. Masa depan peserta didik terletak di

tangan pendidik. Pendidik berperan sebagai pemimpin mereka dalam

mempersiapkan diri untuk menjadi anggota masyarakat yang dewasa.

g. Sebagai penerjemah kepada masyarakat, artinya pendidik berperan untuk

menyampaikan segala perkembangan kemajuan dunia sekitar kepada

masyarakat, khusunya masalah-masalah pendidikan (Salim, Kurniawan,

2012 : 158-159).

4. Supervisor

Supervisor dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, mempunyai arti

pengawas utama; pengontrol; utama; penyelia (KBBI, 1996 : 978).

Menurut Nur Aedi (2014 : 12), supervisor adalah istilah bagi orang

yang melakukan supervisi, seseorang yang profesional ketika menjalankan

tugasnya. Ia bertindak atas dasar kaidah-kaidah ilmiah untuk meningkatkan

mutu pendidikan. Sementara supervisi sendiri mempunyai arti pandangan dari

orang yang lebih ahli kepada orang yang memiliki keahlian di bawahnya.

Menurut Zainal Aqib (2015 : 38), fungsi guru sebagai supervisor adalah

a. Memantau

b. Menilai

c. Memberikan bimbingan teknis

Supervisi dalam kegiatan pendidikan dan pembelajaran di sekolah tidak

terjadi begitu saja. Setiap kegiatan supervisi yang dilakukan oleh supervisor

terkandung maksud-maksud tertentu yang ingin dicapai. Maksud yang ingin

dicapai itu tentu saja berkaitan dengan tujuan supervisi yang berkaitan erat

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI TENTANG PERAN GURU SEBAGAI …

29

dengan tujuan pendidikan di sekolah. Sebab supervisi pada dasarnnya

dilaksanakan dalam rangka membantu pihak sekolah (guru-guru) agar dapat

melaksanakan tugasnya secara lebih baik dan berkualitas, sehingga tujuan

(pembelajaran) yang diharapkan bisa dicapai secara optimal (Muslim, 2010).

Sementara itu supervisi sendiri mempunyai pengertian suatu aktivitas

pembinaan yang direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai

sekolah lainnya dalam melakukan pekerjaan mereka secara efektif (Purwanto,

2009 : 76).

Menurut Feter F. Olivia seperti yang dikutip oleh Sri Banun Muslim

(2010 : 47). tujuan supervisi adalah membantu guru dalam mengembangkan

proses kegiatan belajar mengajar, membantu guru dalam menterjemahkan dan

mengembangkan kurikulum dalam proses belajar mengajar, dan membantu

sekolah (guru) dalam mengembangkan staf.

Agar proses pengawasan atau supervisi, guru perlu memperhatikan

prinsip-prinsip supervisi seperti yang disebutkan oleh Depdiknas. Prinsip-

prinsip seperti itu adalah

a. Supervisi hendaknya mulai dari hal-hal yang positif.

b. Hubungan antara pembina (supervisor) dan guru hendaknya didasarkan

atas hubungan kerabat kerja.

c. Supervisi hendaknya didasarkan atas pandangan yang objektif.

d. Supervisi hendaknya didasarkan pada tindakan yang manusiawi dan

menghargai hak-hak asasi manusia.

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI TENTANG PERAN GURU SEBAGAI …

30

e. Supervisi hendaknya mendorong pengembangan potensi, inisiatif dan

kreativitas guru.

f. Supervisi yang dilakukan hendaknya sesuai dengan kebutuhan masing-

masing guru.

g. Supervisi hendaknya dilakukan secara terus-menerus dan

berkesinambungan serta tidak mengganggu jam belajar efektif.

5. Leader

Leader dalam Kamus Bahasa Inggris, mempunyai arti komandan,

pimpinan, kepala, artikel utama/editorial (Ali, 2003 : 481).

Tipe kepemimpinan seseorang (guru) akan mewarnai suasana

organisasi/kelas yang dipimpinnya. Menurut Raka Joni (1985) tipe

kepemimpinan guru yang lebih berat pada otoriter akan menghasilkan sikap

siswa yang yang submisive atau apatis. Tapi dipihak lain akan menumbuhkan

sikap agresif. Para guru di sekolah dalam melaksanakan tugasnya di kelas

sebaiknya cenderung menggunakan tipe kepemimpinan yang demokratis, hal

ini terlihat dari perilaku guru yang tampak penuh persahabatan, saling

mempercayai, dalam memecahkan permasalahan kesulitan belajar. Dalam

pemecahan masalah kepemimpinan ini senantiasa melibatkan siswa,

menghargai pendapat siswa, kemudian siswa diperlakukan sebagai individu

yang bertanggung jawab, berharga dan mampu mengatasi persoalan yang

dihadapinya di kelas.

Bila dalam proses belajar mengajar, guru-guru menggunakan metode

diskusi, juga dalam menetapkan suatu kegiatan tampak peran guru

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI TENTANG PERAN GURU SEBAGAI …

31

menunjukkan perubahan, ia bukan hanya sebagai pihak pelaksana, tetapi yag

lebih utama guru dan siswa mempunyai kesempatan mengemukakan segala

yang dirasakan secara terbuka.

Tipe kepemimpinan yang dilakukan para guru tidak saja hanya

menggunakan tipe kepemimpinan demokratis, tetapi juga bila diperlukan

digunakan pendekatan otoriter. Tipe ini digunakan apabila siswa sudah tidak

bisa diajak musyawarah atau bersifat apatis. Dengan demikian tipe

kepemimpinan yang digunakan bervariasi sesuai dengan tuntutan atau

kebutuhan sehingga apa yang dilakukan oleh guru benar-benar mampu

membangkitkan motivasi, semangat para siswa dalam melakukan kegiatan

belajar (Sagala, 2008 : 87-88).

Menurut Zainal Aqib (2015 : 38), sebagai seorang leader, seorang guru

mengawal pelaksanaan tugas dan fungsi tanpa harus mengikuti secara kaku

ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku.

6. Inovator

Inovator dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, mempunyai arti orang

yang memperkenalkan gagasan, metode yang baru (KBBI, 1996 : 381).

Guru menerjemahkan pengalaman yang telah lalu ke dalam kehidupan

yang bermakna bagi peserta didik. Dalam hal ini, terdapat jurang yang dalam

dan luas antara generasi yang satu dengan yang lain, demikian halnya

pengalaman orang tua memiliki arti lebih banyak daripada nenek kita.

Seorang peserta didik yang belajar sekarang, secara psikologis berada jauh

dari pengalaman manusia yang harus dipahami, dicerna dan diwujudkan

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI TENTANG PERAN GURU SEBAGAI …

32

dalam pendidikan. Guru harus menjembatani jurang ini bagi peserta didik,

jika tidak maka hal ini dapat mengambil bagian dalam proses belajar yan

berakibat tidak menggunakan potensi yang dimilikinya.

Unsur yang hebat dari manusia adalah kemampuannya untuk belajar

dari pengalaman orang lain. Kita menyadari bahwa manusia normal dapat

menerima pendidikan, dengan memiliki kesempatan yang cukup, ia dapat

mengambil bagian dari pengalaman yang bertahun-tahun, proses belajar serta

proses prestasi manusia dan mewujudkan yang terbaik dalam suatu

kepribadian yang unik dalam jangka waktu tertentu (Mulyasa, 2007 : 44-45).

Peran guru sebagai inovator mempunyai fungsi:

a. Melakukan kegiatan kreatif

b. Menemui strategi, metode, cara-cara, atau konsep yang baru dalam

pengajaran (Aqib, 2015 : 38).

7. Motivator

Motivator dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, mempunyai arti orang

(perangsang) yang menyebabkan timbulmya motivasi pada orang lain untuk

melaksanakan sesuatu; pendorong; penggerak (KBBI, 1996 : 666).

Istilah motivasi menunjuk kepada semua gejala yang terkandung dalam

stimulasi tindakan ke arah tujuan tertentu di mana sebelumnya tidak ada

gerakan menuju ke arah tujuan tersebut.

Guru merupakan penggerak kegiatan belajar para siswanya. Ia harus

menyusun suatu tentang cara-cara melakukan tindakan serta mengumpulkan

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI TENTANG PERAN GURU SEBAGAI …

33

bahan-bahan yang dapat membangkitkan serta menolong para siswa agar

mereka terus melakukan usaha-usaha yang efektif untuk mencapai tujuan-

tujuan belajar. Sebagian dari siswa yang masuk sekolah dan meiliki tujuan-

tujuan belajar dalam pikirannya. Bagi mereka ini mungkin hanya diperlukan

sedikit bantuan untuk sekolah tanpa memiliki tujuan apa-apa. Kepada mereka

ini perlu diberikan banyak bantun agar mereka melihat tujuan-tujuan belajar

yang bermakna bagi mereka.

Tiap guru berusaha memotivasi semua anak dengan teknik yang sama

sehingga mungkin sebagian akan tertolong, tetapi sebagian lagi tidak. Oleh

karena itu, guru perlu terus belajar mengenai cara-cara membangkitkan motif

ini. Suatu teori menyatakan bahwa pemberian motivasi yang berhasil harus

berasal dari pemenuhan kebutuhan dasar para siswa itu.

Oemar Hamalik (2012 : 184-186) menyebutkan ada beberapa teknik

memotivasi berdasarkan teori kebutuhan, yaitu

a. Pemberian penghargaan atau ganjaran

Teknik ini di anggap berhasil bila menumbuh kembangkan minat

siswa. Minat adalah perasaan seseorang bahwa apa yang di pelajari atau di

lakukannya bermakna bagi dirinya. Pemberian penghargaan dapat

membangkitkan minat anak untuk mempelajari atau mengerjakan sesuatu.

b. Pemberian angka atau grade

Apabila pemberian angka atau grade didasarkan atas perbandingan

interpersonal dalam prestasi akademis, hal ini akan menimbulkan dua hal:

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI TENTANG PERAN GURU SEBAGAI …

34

anak yang mendapat angka baik dan anak yang mendapat angka jelek.

Pada anak yang mendapat angka jelek mungkin akan berkembang rasa

rendah diri dan tak ada semangat terhadap pekerjaan-pekerjaan sekolah.

c. Keberhasilan dan tingkat aspirasi

Istilah “tingkat aspirasi” menunjuk kepada tingkat pekerjaan yang

diharapkan pada masa depan berdasarkan keberhasilan atau kegagalan

dalam tugas-tugas yang mendahulinya. Konsep ini berkaitan erat dengan

konsep seseorang tentang dirinya dan kekuatan-kekuatannya. Dalam

hubungan ini guru dapat menggunakan prinsip bahwa tujuan-tujuan harus

dapat dicapai dan para siswa merasa bahwa mereka akan mampu

mencapainya.

d. Pemberian pujian

Teknik lain untuk memberikan motivasi adalah pujian. Namun, harus

diingat bahwa efek pujian itu bergantung pada siapa yang memberi pujian

dan siapa yang menerima pujian itu.

e. Kompetisi dan kooperasi

Persaingan merupakan insentif pada kondisi-kondisi tertentu, tetapi

dapat merusak pada kondisi yang lain. Dalam kompetisi harus terdapat

kesepakatan yang sama untuk menang. Kompetisi harus mengandung

tingkat kesamaan dalam sifat-sifat para peserta.

f. Pemberian harapan

Harapan selalu mengacu ke depan. Artinya, jika seseorang berhasil

melaksanakan tugasnya atau berhasil dalam kegiatan belajarnya, dia dapat

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI TENTANG PERAN GURU SEBAGAI …

35

memperoleh dan mencapai harapan-harapan yang telah diberikan

kepadanya sebelumnya. Harapan itu dapat merupakan hadiah, kedudukan,

nama baik, atau sejenisnya.

8. Dinamisator

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, dinamisator mempunyai arti

sesuatu yang menimbulkan (menjadikan) dinamika; hal yang atau benda yang

menyebabkan timbulnya tenaga untuk selalu bergerak (KBBI, 1996 : 234).

Peran guru sebagai dinamisator mempunyai fungsi memberikan

dorongan kepada siswa dengan cara menciptakan suasana lingkungan

pembelajaran yang kondusif (Aqib, 2015: 38).

Menurut Warsono dan Hariyanto (2012 : 24), membangun

pembelajaran yang kondusif bagi terselenggaranya pembelajaran aktif yang

baik erat kaitannya dengan peran guru sebagai fasilitator. Harrison (1998)

dalam Tylee (2000) menghadirkan model SPACE bagi terciptanya kondisi

pembelajaran yang optimal.

Pada prinsipnya model yang harus dibangun guru tersebut adalah

membuat para siswanya mampu memanifestasikan hal-hal sebagai berikut.

a. Self-affirmation, yaitu peserta didik harus memandang dirinya sendiri

sebagai peserta didik yang efektif, sedangkan tugas guru adalah

memberikan masukan-masukan yang mampu memperkuat pandangan

siswa tersebut.

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI TENTANG PERAN GURU SEBAGAI …

36

b. Personal meaning, yaitu siswa yang mampu menemukan makna

pembelajaran, artinya pembelajaran relevan dengan kebutuhan dirinya.

c. Active learning, yaitu siswa aktif selama kegiatan pembelajaran, dapat

berupa secara fisik melakukan sesuatu atau secara intelektual melakukan

sesuatu (sebagai abstraksi dari peserta didik yang bersifat reflektif).

d. Colaborative, yaitu siswa mampu berkolaborasi satu sama lain dalam

proses pembelajaran dan tidak berpandangan bahwa belajar itu merupakan

pengalaman terisolasi.

e. Empowering, yaitu siswa membentuk proses belajar, mengontrol apa yang

sudah dipelajarinya dan mampu mengontrol arah pembelajaran.

9. Evaluator

Evaluator merupakan orang yang melakuakan evaluasi. Sementara

evaluasi sendiri mempunyai arti, secara etimologi kata evaluasi berasal dari

bahasa Inggris evaluation, akar katanya value yang berarti nilai atau marga.

Nilai dalam bahasa arab di sebut al-qimah atau al-taqdir. Dengan demikian

secara harfiah evaluasi pendidikan al- taqdiir al-tarbawiy dapat di artikan

sebagai penilaian dalam bidang pendidikan mengenai hal-hal yang berkaitan

dengan kegiatan pendidikan. Sedangkan secara terminologi evaluasi

merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan sesuatu objek

dengan menggunakan intrument dan hasilnya dibandingkan dengan tolak

ukur memperoleh kesimpulan.

Peran guru sebagai evaluator mempunyai fungsi:

a. Menyusun instrumen penilaian

Page 24: BAB II LANDASAN TEORI TENTANG PERAN GURU SEBAGAI …

37

b. Melaksanakan penilaian dalam bebagai bentuk dan jenis penilaian

c. Menilai pekerjaan siswa (Aqib, 2015 : 38).

Dalam proses belajar mengajar, hendaknya pendidik menjadi seorang

evaluator yang baik. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah

tujuan yang telah dirumuskan itu tercapai atau belum, dan apakah materi yang

diajarkan sudah cukup tepat atau belum. Maka dengan penilaian, pendidik

dapat mengetahui keberhasilan pencapaian tujuan, penguasaan peserta didik

terhadap pelajaran, serta ketepatan atau keefektifan metode mengajar.

Tujuan lain dari penilaian ini diantaranya untuk mengetahui kedudukan

peserta didik di dalam kelas atau kelompoknya, dengan menelaah pencapaian

tujuan pengajaran, pendidik dapat mengetahui apakah proses belajar mengajar

yang dilakukan cukup efektif memberikan hasil yang baik daan memuaskan

atau sebaliknya. Jadi, jelaslah bahwa pendidik hendaknya mampu dan

terampil melaksanakan penilaian, karena dengan penilaian, pendidik dapat

mengetahui prestasi yang dicapai oleh peserta didik setelah ia melaksanakan

proses belajar-mengajar.

Dalam fungsinya sebagai penilai hasil belajar peserta didik, pendidik

hendaknya terus menerus mengikuti hasil belajar yang telah dicapai oleh

peserta didik dari waktu ke waktu. Informasi yang telah diperoleh melalui

evaluasi inimerupakan umpan balik (feedback) terhadap proses belajar-

mengajar. Umpan balik ini akan dijadikan titik tolak untuk memperbaiki dan

meningkatkan proses blajar mengajar selanjutnya. Dengan demikian, proses

Page 25: BAB II LANDASAN TEORI TENTANG PERAN GURU SEBAGAI …

38

belajar mengajar akan terus menerus ditingkatkan untuk memperoleh hasil

yang optimal (Salim, Kurniawan, 2012 : 157-158).

Pada prinsipnya, pengungkapan hasil belajar ideal meliputi segenap

ranah psikologis yang yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses

belajar siswa. Menetapkan batas minimum keberhasilan belajar siswa selalu

berkaitan dengan upaya pengungkapan hasil belajar.

Menetapkan batas minimum keberhasilan belajar siswa selalu berkaitan

dengan upaya pengungkapan hasil belajar. ada beberapa alternatif norma

pengukuran tingkat keberhasilan siswa setelah mengikuti proses belajar

mengajar. Diantara norma-norma pengukuran tersebut ialah:

a. Norma skala angka 0 sampai 10.

b. Norma skala angka dari 0-100.

Angka terendah yang menyatakan kelulusan/ keberhasilan belajar

(passing grade) skala 0-10 adalah 5,5 atau 6, sedangkan untuk skala 0-100

adalah 55 atau 60. Alhasil pada prinsipnya jika seorang siswa dapat

menyelesaikan lebih dari separuh tugas atau dapat menjawab lebih dari

setngah instrumen evaluasi dengan benar, ia dianggap memenuhi target

minimal keberhasilan belajar. namun demikian, kiranya perlu

dipertimbangkan oleh para guru sekolah penetapan passing grade yang lebih

tinggi (mislanya 65 atau 70) untuk pelajaran-pelajaran inti seperti bahasa dan

matematika.

Selanjutnya, selain norma-norma tersebut, ada pula norma lain yang di

negara kita baru berlaku di perguruan tinggi, yaitu norma prestasi belajar

Page 26: BAB II LANDASAN TEORI TENTANG PERAN GURU SEBAGAI …

39

denngan menggunakan simbol huruf-huruf A, B, C, D, dan E. Simbol-simbol

huruf ini dapat dipandanng sebagai terjemahan dari simbol angka-angka

sebagaimana dapat dilihat pada tabel di bawah.

Tabel 2.1

Perbandingan Nilai Angka dan Huruf

Simbol-Simbol Nilai Angka dan Huruf Predikat

Angka Huruf

8-10 = 80-100 = 3,1-4

7-7,9 = 70-79 = 2,1-4

6-6,9 = 60-69 =1,1-2

5-5,9 = 50-59 = 1

0-4,9 = 0-49 = 0

A

B

C

D

E

Sangat Baik

Baik

Cukup

Kurang

Gagal

(Syah, 2010 : 148)

Perlu ditambahkan bahwa simbol nilai angka yang berskala antara 0 sampai 4

seperti yang tanpak pada tabel di atas lazim dipakai di perguruan tinggi.

Kunci pokok untuk memperoleh ukuran dan data hasil belajar siswa

adalah mengetahui garis-garis besar indikator (penunjuk adanya prestasi

tertentu) dikaitkan dengan jenis prestasi yang hendak diungkap atau diukur.

Selanjutnya agar pemahaman lebih mendalam mengenai kunci pokok tadi dan

untuk memudahkan dalam menggunakan alat dan kiat evaluasi yang

dipandang tepat, reliable, dan valid.

Page 27: BAB II LANDASAN TEORI TENTANG PERAN GURU SEBAGAI …

40

Di bawah ini disajikan sebuah tabel panjang.

Tabel 2.2

Jenis, Indikator, dan Cara Evaluasi Prestasi

Ranah/Jenis Prestasi Indikator Cara EvaluasiA. Ranah Cipta (Kognitif)1. Pengamatan

2. Ingatan

3. Pemahaman

4. Penerapan

5. Analisis (Pemeriksaan danpemilhan secar teliti)

6. Sintesis (membuatpandauan paduan baru danutuh)

B. Ranah Rasa (Afektif)1. Penerimaan

2. Sambutan

3. Apresiasi (sikapmenghargai)

4. Internalisasi(pendalaman)

5. Karakterisasi(penghayatan)

C. Ranah Karsa (Psikomotor)1. Keterampilan

bergerak danbertindak

2. Kecakapan eksprsiverbal dan non verbal

Dapat menunjukan/membandingkan/menghubungkan.Dapat menyebutkan/ menunjukkankembali.Dapat menjelaskan/mendefinisikandengan lisan sendiri.Dapat memberikancontoh/menggunakan secara tepat.Dapat menguraikan/mengklasifikasikan.Dapatmenghubunngkan/menyimpulkan/mengeneralisasikan

Menunjukkan sikap menerima/menolak.

Kesediaan berpartisipasi/memanfaatkan

Menganggap penting danbermanfaat/indah danharmonis/mengagumi.

Mengakui danmeyakini/Mengingkari.

Melembagakan atau meniadakan/Menjelmakan dalam pribadi danperilaku sehari-hari

Mengkoordinasikan gerak mata,tangan, kaki, dan anggota tubuhlainnya.

Mengucapkan/Membuat mimik dangerakan jasmani

Tes lisan/tertulis/ObservasiTes lisan/tertulis

Tes lisan/ tertulis

Tes tertulis/resitasTes tertulis/lisan

Tes tertulis/resitas

Tes Tertulis/skalasikap/Observasi.Pemberiantugas/Tes skalasikap/ObservasiTes skalasikap/resitasekspresif (yangmenyatakan sikap)3.Observasi

Pemberian tugasekspresif danproyektif/ObservasiObservasi/Testindakan

Teslisan.Observasi/Tes tindakan

(Syah, 2010 : 149)

Page 28: BAB II LANDASAN TEORI TENTANG PERAN GURU SEBAGAI …

41

Konsep sistem evaluasi dalam pembelajaran Islam tersebut harus

menyeluruh, baik dalam hubungan manusia dengan Allah sebagai pencipta,

hubungan manusia dengan manusia lainnya,hubungan manusia dengan alam

sekitarnya dan hubungan manusia dengan dirinya sendiri. Spektrum kajian

evaluasi dalam pembelajaran Islam, tidak hanya berkonsentrasi pada aspek

kognitif, tetapi justru di butuhkan keseimbangan yang terpadu antara

penilaian iman, ilmu dan amal (Syah, 2010 : 148-151).

10. Fasilitator

Fasilitator dalam Kamus Bahasa Indonesia, mempunyai arti orang yang

menyediakan fasilitas; penyedia. Sementara fasilitas sendiri mempunyai arti

sarana untuk melancarkan pelaksanaan fungsi; kemudahan (KBBI, 1996 :

148-151).

Fasilitator adalah seseorang yang membantu peserta didik utuk belajar

dan memiliki keterampilan-keterampilan yang diperlukan dalam mencapai

tujuan pembelajaran. Sebagai fasilitator, guru menyediakan fasilitas

pedagogis, psikologis, dan akademik bagi pengembangan dan pembangunan

struktur kognitif siswanya, dengan kata lain, guru wajib dan harus menguasai

teori pendidikan dan metode pembelajaran serta mumpuni (mastery) dalam

penguasaan bahan ajar agar pembelajaran aktif bergulir dengan lancar. Itulah

kewajiban guru abad XXI.

Fasilitas dalam pembelajaran menggambarkan suatu proses dalam

membawa seluruh anggota kelompok untuk berartispasi dalam pembelajaran.

Page 29: BAB II LANDASAN TEORI TENTANG PERAN GURU SEBAGAI …

42

Pendekatan ini berasumsi bahwa setiap peserta didik memiliki sifat unik yang

bernilai untuk saling dipertukarkan. Prinsip yang harus dipegang di sini

adalah “tanpa kontribusi dan kemauan berbagai pengetahuan dari setiap

anggota kelompok, derajat pemahaman dan kemampuan merespons

kelompok terhadap masalah akan berkurang.

Tylee (2000) menyatakan tugas pokok seseorang fasilitator atau peran

guru pada saat tatap muka di kelas terutama adalah:

a. Menilai para siswa.

b. Merencanakan pembelajaran.

c. Mengimplementasikan rancanangan pembelajaran.

d. Melaksanakan evaluasi proses pembelajaran.

Clare (2005) menyatakan bahwa fasilitator yang baik (good facilitator)

harus memiliki karakteristik pribadi tertentu yang mampu mendorong

anggota kelompok untuk berpartisipasi. Karakteristik pribdi itu termasuk

sikap rendah hati, murah hati, dan kesabaran, yang digabungkan dengan

pemahaman, kesedian menerima dan menyetujui (afirmasi) (Warsono,

Hariyanto, 2012 : 44).

Sementara itu peran guru sebagai fasilitator menurut Zainal Aqib (2015

: 38) mempunyai fungsi memberikan bantuan teknis, arahan, atau petunjuk

kepada peserta didik.

Sebagai fasilitator, pendidik hendaknya membantu peserta didik mau

dan mampu untuk mencari, mengolah, dan memakai informasi,

Page 30: BAB II LANDASAN TEORI TENTANG PERAN GURU SEBAGAI …

43

memperbanyak mutu pemberian tugas, pekerjaan rumah, ujian, dan lain-lain

yang mampu “memaksa’ secara tidak sadar, membiasakan peserta didik untuk

mencari dan membaca berbagai referensi, menggunakan perpustakaan,

mengoptimalkan manfaat internet, menulis laporan dengan komputer, dan

mempresentasikannya (Salim, Kurniawan, 2012 : 157).

C. Penelitian Terdahulu

1. Nur Syahdah, dalam penelitiannya berjudul “Tugas Pendidik Dalam

Perspektif Al-Qur’an (Studi Terhadap Tafsir Al-Qur’an Surat Ali-Imron Ayat

79)”, menjelaskan peran guru sebagai educator atau pendidik, yang hasilnya

pembahasan Surah Ali-Imran ayat 79-80 adalah sekalipun telah menjadi

seorang pendidik seorang guru tersebut tidak hanya (tidak berhenti) belajar

sampai ia menjadi pendidik tetapi harus belajar terus menerus dan seorang

pendidik tidak boleh memaksakan sesuatu yang tidak disukai kepada peserta

didik (mengedepankan norma). Persamaan dengan peneliti adalah dalam hal

peran guru dan merujuk pada pandangan Al-Qur’an. Namun yang

membedakannya adalah, Nur Syahdah hanya membahas tentang peran guru

sebagai pendidik saja atau educator, sedangkan peneliti membahas beberapa

peran guru.

2. Abdul Qadir, dalam penelitiannya berjudul “Peran Guru sebagai Motivator

dalam Proses Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Dasar”

menyatakan bahwa perkembangan perilaku dalam kaitannya dengan motivasi

adalah pertama, perilaku muncul jika ada pihak kedua yang secara fisik

disegani/ditakuti sehingga seseorang terdorong melakukan/tidak melakukan

Page 31: BAB II LANDASAN TEORI TENTANG PERAN GURU SEBAGAI …

44

sesuatu perbuatan. Kedua, perilaku yang didasarkan akan kesadaran terhadap

norma yang harus ditaati. Ketiga, perilaku yang didasarkan pada kesadaran

tertinggi akan substansi dan hakikat suatu perilaku. Pemberian motivasi

melalui nasihat dan perilaku/teladan dalam melaksanakan ibadah merupakan

cara yang harus ditempuh guru. Karena itulah guru Pendidikan Agama Islam

harus mampu memberi rangsangan kepada anak secara umum, terutama pada

anak usia sekolah dasar (SD) dalam proses pembelajaran untuk membantu

perkembangan sikap dan perilaku anak didik. Persamaan dengan peneliti

adalah pembahasan mengenai peran guru. Perbedaannnya terletak dari jumlah

peran guru yang dibahas. Abdul Qadir hanya membahas satu peran guru yaitu

motivator dan lebih spesipik memotivasi peserta didik tingkat sekolah dasar

sedangkan peneliti membahas sepeuluh peran guru termasuk peran sebagai

motivator.