bab ii landasan teori - repository.bsi.ac.id · menurut susanto dalam sormin (2017:17), sistem...
TRANSCRIPT
6
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Konsep Dasar Sistem
Dalam bab ini diperlukan teori-teori yang dapat mendukung kemudahan dalam
mempelajari serta merancang sistem aplikasi yang diharapkan dapat digunakan
seoptimal mungkin. Dengan demikian akan sangat membantu untuk mempermudah
proses inventory packaging pada PT Santos Jaya Abadi.
2.1.1. Sistem
A. Pengertian Sistem
Secara sederhana sistem dapat diartikan sebagai suatu kumpulan atau
himpunan dari unsur, komponen, atau variabel-variabel yang terorganisasi, saling
berinteraksi, saling tergantung satu sama lain dan terpadu. Terdapat dua kelompok
pendekatan di dalam pendefinisian sistem, yaitu kelompok yang menekankan pada
prosedur dan kelompok yang menekankan pada elemen atau komponennya.
Menurut Susanto (2016:18), “Sistem adalah kumpulan/group dari sub
sistem/bagian/komponen apapun baik fisik ataupun non fisik yang saling berhubungan
satu sama lain dan bekerja sama secara harmonis untuk mencapai satu tujuan tertentu”.
Dari pendapat yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa sistem
adalah suatu kumpulan atau kelompok dari elemen atau komponen yang saling
berhubungan atau saling berinteraksi dan saling bergantung satu sama lain untuk
mencapai tujuan tertentu.
7
B. Karakteristik Sistem
Sistem memiliki ciri-ciri atau karakterisitik tertentu agar sistem tersebut dapat
dikategorikan sebagai sistem yang baik. Menurut Hutahaean dalam Rianti (2018:9),
suatu sistem mempunyai karakteristik yaitu sebagai berikut:
1. Komponen
Komponen-komponen sistem tersebut dapat berupa suatu bentuk subsistem.
Setiap subsistem memiliki sifat dari sistem yang menjalankan suatu fungsi
tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan.
2. Batasan sistem
Ruang lingkup sistem merupakan daerah yang membatasi antara sistem dengan
sistem yang lain atau sistem dengan lingkungan luarnya. Batasan sistem ini
memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan.
3. Lingkungan luar sistem
Bentuk apapun yang ada diluar ruang lingkup atau batasan sistem yang
mempengaruhi operasi sistem tersebut disebut lingkungan luar sistem.
Lingkungan luar sistem ini dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga bersifat
merugikan sistem tersebut.
4. Penghubung sistem
Media yang menghubungkan sistem dengan subsistem yang lain disebut
penghubung sistem atau interface. Penghubung ini memungkinkan sumber-
sumber daya mengalir dari satu sub sistem ke sub sistem lain. Bentuk keluaran
dari satu sub sistem akan menjadi masukan untuk sub sitem lain melalui
8
penghubung tersebut. Dengan demikian, dapat terjadi suatu integrasi sistem yang
membentuk satu kesatuan.
5. Masukan sistem
Energi yang dimasukkan ke dalam sistem disebut dengan masukkan sistem, yang
dapat berupa pemeliharaan (maintenance input) dan sinyal (signal input).
6. Pengolah sistem
Suatu sistem dapat mempunyai suatu proses yang akan mengubah masukkan
menjadi keluaran.
7. Keluaran sistem
Hasil energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna.
Keluaran ini dapat menjadi masukan bagi subsistem yang lain seperti sistem
informasi. Keluaran yang dihasilkan adalah informasi. Informasi ini dapat
digunakan sebagai masukan untuk pengambilan keputusan atau hal-hal lain yang
menjadi input bagi subsistem lain.
8. Sasaran sistem
Suatu sistem mempunyai tujuan dari sasaran yang pastidan bersifat deterministic.
Kalau suatu sistem tidak memiliki sasaran maka operasi sistem tidak ada gunanya.
Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuan yang telah
direncanakan.
C. Klasifikasi Sistem
Menurut Susanto dalam Sormin (2017:17), sistem dapat di klasifikasikan dari
beberapa sudut pandang:
9
1. Sistem Terbuka dan Tertutup
a. Sistem terbuka bila aktifitas didalam sistem tersebut dipengaruhi oleh
lingkungannya.
b. Sistem tertutup bila aktifitas didalam sistem tersebut tidak terpengaruh oleh
perubahan yang terjadi dilingkungannya
2. Sistem Buatan Manusia dan Tuhan (Allah)
Suatu sistem bila diklasifikasikan berdasarkan asalnya, sistem tersebut bias
diklasifikasikan sebagai sistem yang ada secara alamiah (buatan Tuhan) atau buatan
manusia. Kita adalah sistem yang ada secara alamiah demikain pula dengan pohon-
pohon yang ada disekitar kita, sedangkan mobil merupakan sistem buatan manusia.
Organisasi perusahaan dan perguruan tinggi merupakan contoh lain dari sistem buatan
manusia.
3. Sistem Berjalan dan Konseptual
Suatu sistem yang belum diterapkan disebut sebagai sistem konseptual. Bila
kita merancang suatu sistem dan sistem tersebut belum diterapkan maka sistem
tersebut hanyalah merupakan angan-angan atau masih berbentuk harapan yang
mungkin secara akai sehat (konsep) penyusunnya sistem itu sudah benar dibuat
berdasarkan kebutuhan dan situasi kondisi yang ada. Suatu sistem konseptual yang
dapat diterima oleh pemakai sistem sehingga pemakai sistem tersebut
menggunakannya untuk menunjang operasi sehari-hari maka sistem tersebut berubah
menjadi sistem berjalan. Sistem berjalan adalah sistem yang digunakan saat ini.
Sering timbul pertanyaan sistem mana yang benar. Sistem yang benar adalah
sistem yang tepat guna atau sistem yang dapat digunakan oleh pemakai sistem sistem
untuk meningkatkan pengendalian, efisiensi dan kecepatan.
4. Sistem Sederhana dan Komplek
10
Dilihat dari tingkat kesulitannya, sebuah sistem dapat merupakan sebuah
sistem yang sederhana atau sistem yang komplek. Sebuah sistem yang sederhana
merupakan sebuah sistem yang terbentuk dari sedikit tingkatan dan komponen atau
sub sistem serta hubungan antara mereka sangat sederhana, misalnya sistem yang
digunakan oleh pengantar koran.
Dalam bentuknya yang paling mendasar, sistem ini terdiri dari satu orang yang
membawa setumpuk koran dari penerbit dan mendistribusikan koran-koran tersebut
dari pintu ke pintu. (Kontrol balik dilaksanakan ketika pelanggan koran mengeluh
bahwa mereka tidak menerima koran). Sebuah sistem yang komplek jelas tediri dari
banyak komponen dan tingkatan yang dihubungkan dalam berbagai cara yang berbeda,
seperti dalam organisasi perusahaan besar.
5. Kinerjanya Bisa yang Dapat dan Tidak Dapat dipastikan
Suatu sistem dapat pula diklasifikasikan berdasarkan kepada kinerja yang
dihasilkannya. Sebuah sistem yang dapat dipastikan kinerjanya misalkan sistem listrik
ditempat dimana kita tinggal yang dipenuhi oleh arus listrik yang tetap dan dapat
diukur. Dilain pihak, sebuah sistem mungkin tidak dapat dipastikan kinerjanya.
Organisasi perusahaan misalnya merupakan sistem yang tidak dapat dipastikan
kinerjanya
6. Sementara atau Selamanya
Suatu sistem mungkin diguankan untuk selamanya mungkin juga digunakan
untuk periode waktu tertentu. Sistem pemilu misalnya digunakan untuk periode waktu
tertentu. Sistem pembagian jatah sembako digunakan hanya pada saat terjadi krisis
pangan. Sistem lalulintas dilain pihak (terlepas dari baik atau buruk) digunakan
selamanya. Istilah selamanya disini dimaksudkan untuk menunjukan bahwa sistem
11
lalu lintas itu tetap digunakan untuk waktu yang sangat lama terlepas dari apakah
sudah berubah atau belum karena mengalami evolusi.
2.1.2. Data dan informasi
Menurut Susanto (2016:40) menjelaskan bahwa “data adalah fakta atau apapun
yang dapat digunakan sebagai input data menghasilkan informasi”.
Menurut Susanto (2016:40) menjelaskan bahwa “informasi merupakan hasil
dari pengolahan data, akan tetapi tidak semua hasil dari pengolahan tersebut bisa
menjadi informasi, hasil pengolahan data yang tidak memberikan makna atau arti serta
tidak bermanfaat bagi seseorang bukanlah merupakan informasi bagi orang tersebut”.
Dari uraian tentang informasi ini ada tiga hal penting yang harus diperhatikan disini
yaitu :
1. Informasi merupakan hasil pengolahan data
2. Memberikan makna atau arti
3. Berguna atau bermanfaat dalam meningkatkan kepastian
Sedangkan Mc Leod mengatakan suatu informasi yang berkualitas harus
memiliki ciri-ciri :
1. Akurat artinya informasi harus mencerminkan keadaan yang sebenarnya .
2. Tepat Waktu artinya informasi itu harus tersedia atau ada pada saat informasi
tersebut diperlukan, tidak besok atau tidak beberapa jam lagi.
3. Relevan artinya informasi yang diberikan harus sesuai dengan yang dibutuhkan.
4. Lengkap artinya informasi harus diberikan secara lengkap. Misalnya informasi
tentang penjualan tidak ada bulannya atau tidak ada data fakturnya.
12
Gelinas selanjutnya mengusulkan ciri-ciri suatu informasi yang lain
yang lebih detail dibandingkan dengan apa yang diusulkan oleh Mc.Leod, ciri-ciri
tersebut adalah :
1. Efektifitas artinya informasi harus sesuai dengan kebutuhan pemakai dalam
mendukung suatu proses bisnis, termasuk di dalamnya informasi tersebut harus
disajikan dalam waktu yang tepat, format yang tepat sehingga dapat di pahami,
konsisten dengan format sebelumnya, isinya sesuai dengan kebutuhan saat ini
dan lengkap atau sesuai dengan kebutuhan dan ketentuan.
2. Efisiensi artinya informasi dihasilkan melalui penggunaan sumber daya yang
optimal.
3. Confidensial artinya memperhatikan proteksi atau perlindungan terhadap
informasi sensitif dari pihak yang tidak berwenang
4. Integritas artinya informasi yang dihasilkan harus merupakan hasil pengolahan
data yang terpadu berdasarkan aturan-aturan yang berlaku.
5. Ketersediaan artinya informasi yang diperlukan harus selalu tersedia kapanpun
saat diperlukan.
6. Kepatuhan artinya informasi yang dihasilkan harus patuh terhadap undang –
undang atau peraturan pemerintah serta memiliki tanggung jawab baik
terhadap pihak internal maupun pihak eksternal organisasi perusahaan.
7. Kebenaran artinya informasi telah disajikan oleh sistem informasi dengan
benar dan dapat dipercaya sehingga dapat digunakan oleh manajemen untuk
mengoperasikan perusahaan.
13
2.1.3. Sistem Persediaan
A. Pegertian Persediaan
Meurut Sunarto dalam Hermawa (2017:17) merumuskan persediaan
dirumuskan sebagai aset yang akan diperdagangkan dan dijual agar dapat memenuhi
tingkat pengembalian yang diinginkan. Adapun tujuan pengelolaan persediaan adalah
sebagai berikut:
Untuk dapat memenuhi kebutuhan atau permintaan konsumen dengan cepat
(memuaskan konsumen)
1. Untuk menjaga kontinuitas atau menjaga agar perusahaan tidak mengalami
kehabisan persediaan yang mengakibatkan terhentinya proses, hal ini dikarenakan
alasan:
a. Kemungkinan barang menjadi langka sehingga sulit untuk diperoleh
b. Kemungkinan supplier terlambat mengirimkan barang yang dipesan
2. Untuk mempertahankan dan bila mungkin meningkatkan penjualan dan laba
perusahaan.
3. Menjaga agar pembelian secara kecil-kecilan dapat dihindari, karena dapat
mengakibatkan ongkos pesan menjadi besar.
4. Menjaga supaya penyimpanan dalam emplacement tidak besar-besaran, karena
akan mengakibatkan biaya menjadi besar.
B. Sistem Berorientasi Objek
Menurut Sukamto dan M. Shalahuddin dalam Anggraeni (2017:15)
mengemukakan “Metodologi berorientasi objek adalah suatu straegi pembangunan
perangkat lunak yang mengordinasikan perangkat lunak sebagai kumpulan objek yang
berisi data dan operasi yang diberlakukan terhadapnya.
14
Metodologi berorientasi objek merupakan cara bagaimana sistem perangkat
lunak dibangun melalui pendekatan objek secara sistematis (Sukamto dan M.
Shalahuddin, 2018:100).
Keuntungan menggunakan metodologi berorientasi objek ini menurut
Sukamto dan M. Shalahuddin (2018:100) adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan produktivitas
Karena kelas dan objek yang ditemukan dalam suatu masalah masih dapat dipakai
ulang untuk masalah lainnya yang melibatkan objek tersebut (reusable).
2. Kecepatan pengembangan
Karena sistem yang dibangun dengan baik dan benar pada saat analisis dan
perancangan akan menyebabkan berkurangnya kesalahan pada saat pengkodean.
3. Kemudahan pemeliharaan
Karena dengan model objek, pola-pola yang cenderung tetap dan stabil dapat
dipisahkan dan pola-pola yang mungkin sering berubah-ubah.
4. Adanya konsistensi
Karena sifat pewarisan dan penggunaan notasi yang sama pada saat analisis,
perancangan maupun pengkodean.
5. Meningkatkan kualitas perangkat lunak
Karena pendekatan pengembangan lebih dekat dengan dunia nyata dan adanya
konsistensi pada saat pengembangannya, perangkat lunak yang dihasilkan akan
mampu memenuhi kebutuhan pemakai serta mempunyai sedikit kesalahan.
15
2.1.4. Program
A. Konsep Dasar program
Menurut Munir dalam Rahmawan (2017:4) mengemukakan bahwa, “bahasa
pemrograman adalah bahasa komputer yang digunakan dalam menulis program”.
Untuk itu, bahasa pemrograman dibagi menjadi 4 (empat) tingkatan yaitu:
1. Bahasa Mesin (Machine Language)
Bahasa pemrograman yang hanya dapat dimengerti oleh mesin komputer yang
didalamnya terdapat Central Processsing Unit (CPU) yang hanya mengenal dua
keadaan yang berlawanan, yaitu:
a. Bila terjadi kontak atau ada arus bernilai 1
b. Bila tidak terjadi kontak atau arus bernilai 0
2. Bahasa Tingkat Rendah (Low Level Language)
Karena banyak keterbatasan yang dimiliki bahasa mesin maka dibuatlah simbol
yang mudah diingat yang disebut dengan mnemonic (pembantu untuk mengingat).
Contoh: Bahasa Assembler, yang dapat menerjemahkan mnemonic.
3. Bahasa Tingkat Menengah (Middle Level Language)
Bahasa pemrograman yang menggunakan aturan-aturan gramatikal, dalam
penulisan pernyataannya, mudah untuk dipahami dan memiliki instruksi-instruksi
tertentu yang dapat langsung diakses oleh komputer.
4. Bahasa Tingkat Tinggi (High Level Language)
Bahasa pemrograman yang dalam penulisan pernyataannya mudah dipahami secara
langsung., diantaranya:
a. Bahasa Berorientasi pada Prosedur (Procedure Oriented Language)
Contoh: Algoritma, Fortran, Pascal, Basic dan Cobol.
16
b. Bahasa Berorientasi pada Masalah (Problem Oriented Language)Contoh:
Report Program Generator (RPG).
B. Netbeans IDE
Menurut Nofriadi (2015:4) mengemukakan bahwa, “NetBeans merupakan
sebuah aplikasi Integrated Development Environment (IDE) yang menggunakan
bahasa pemograman Java dari SUN Microsystems yang berjalan diatas swing”,
sedangkan menurut laman netbeans.org pada tahun 2017 menerangkan bahwa
“NetBeans IDE adalah sebuah lingkungan pengembangan sebuah kakas untuk
pemograman menulis, mengompilasi, mencari kesalahan dan menyebarkan program.
NetBeans IDE ditulis dalam bahasa pemograman Java, namun dapat mendukung
bahasa pemograman lain”.
Dari kedua pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa NetBeans adalah suatu
aplikasi untuk membuat suatu program yang dimana bahasa pemograman yang dipakai
adalah Java, maupun bahasa pemograman yang lain dengan mudahnya penggunaan
aplikasi NetBeans ini maka programmer seringkali menggunakan aplikasi ini sebagai
wadah untuk membuat berbagai macam program yang dimana NetBeans IDE ini
bersifat Open Source.
C. Model Pembelajaran Berbasis Desktop
Menurut Stefano (2014:15) berpendapat bahwa, “aplikasi desktop adalah suatu
aplikasi yang mampu beroperasi secara offline, tetapi kita harus menginstalnya sendiri
pada laptop atau komputer”. Salah satu perbedaan yang mendasar dari web based dan
desktop based adalah bahasa pemrogramannya kalau pada desktop based didukung
oleh beberapa macam program seperti Microsoft Office, Borland Delphi, dan lain lain.
17
Sedangkan untuk web based menggunakan bahasa pemrograman HTML, PHP, CSS,
Java Script, dan lain lain. Fungsionalitas dari aplikasi berbasis desktop tersebut yaitu
aplikasi berbasis desktop dapat berjalan secara mandiri dan umumnya tidak
menggunakan jaringan intenet untuk menggunakannya. Aplikasi jenis ini juga
umumnya telah ditentukan penggunaannya pada sistem operasi tertentu.
Dari pengertain diatas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran berbasis
desktop adalah model pembelajaran aplikasi program dikomputer yang dapat
beroperasi secara offline dengan menginstalnya terlebih dahulu.
Berikut adalah kelebihan dari Aplikasi Berbasis Desktop:
1. Dapat berjalan dengan independen, tanpa perlu menggunakan browser.
Tidak perlu koneksi internet, karena semua file yang diperlukan untuk
menjalankan aplikasinya sudah terinstal sebelumnya.
2. Dapat dengan mudah memodifikasi settingannya.
3. Prosesnya lebih cepat.
Adapun kekurangan dari Aplikasi Berbasis Desktop, diantaranya:
1. Apabila akan menjalankan aplikasi, harus diinstal terlebih dahulu dikomputer.
2. Bermasalah dengan lisensi. Hal ini membutuhkan lisensi yang banyak pada
setiap komputer.
3. Apabila tidak dapat dibuka dikomputer lain, jika belum diinstal.
4. Biasanya memerlukan hardaware dengan spesifikasi tinggi.
18
2.1.5. Basis Data
A.Pengertian Basis Data
Menurut Yanto dalam Rianti (2018:16), basis data merupakan “kumpulan data
yang saling berhubungan yang disimpan secara bersama sedemikian rupa dan tanpa
pengulangan (redudansi), untuk memenuhi berbagai kebutuhan”. Sedangkan menurut
Lubis dalam Rianti (2018:16), basis data adalah “tempat berkumpulnya data yang
saling berhubungan dalam suatu wadah (organisasi/perusahaan) bertujuan agar dapat
mempermudah dan mempercepat untuk pemanggilan atau pemanfaatan kembali data
tersebut”.
Berdasarkan pendapat para ahli diatas , penulis menyimpulkan bahwa basis
data merupakan suatu wadah yang menampung data-data yang saling berhubungan,
dapat digunakan kembali, memanipulasi, tanpa pengulangan untuk memenuhi
berbagai kebutuhan penggunaan data.
1. Komponen Sistem Basis Data
Komponen dasar sistem basis data digunakan untuk membantu kelancaran dari
pembuatan dan manajemen basis data. Adapun komponen dasar basis data menurut
Lubis dalam Rianti (2018:17) tediri dari 4 kelompok pokok, yaitu:
a. Data
Data pada sistem data mempunyai dua (2) ciri, yaitu data yang tersimpan secara
terintegrasi (integrated) dan data dapat dipakai bersama-sama (shared).
1) Integrated yaitu kumpulan dari berbagai macam file dari aplikasi-aplikasi yang
berbeda yang disusun dengan cara menghilangkan bagian-bagian yang rangkap
(redundant).
2) Shared yaitu masing-masing bagian dari database dapat di akses oleh pemakai
dalam waktu yang bersamaan, untuk aplikasi yang berbeda.
19
b. Perangkat Keras
Perangkat keras ini terdiri dari semua peralatan perangkat keras komputeryang
digunakan untuk pengelolaan sistem database, antara lain:
1) Peralatan untuk menyimpan, disk, drum, dan lain lain.
2) Peralatan input dan ouput.
3) Peralatan komunikasi data.
c. Perangkat Lunak
Perangkat lunak berfungsi sebagai perantara (interface) antara pemakai dengan data
fisik database, dapat berupa database management system (DBMS) atau program-
program aplikasi dan prosedur-prosedur.
d. Pemakai
Pemakai ini terbagi menjadi dua (2) bagian, yaitu:
1) Programmer, orang/team yang membuat program aplikasi yang mengakses
database dengan menggunakan bahasa pemrograman.
2) End user, orang yang mengakses database melalui terminal dengan
menggunakan query language atau program aplikasi yang dibuat oleh
programmer.
2. Keuntungan Penggunaan Basis Data
Menurut Lubis dalam Rianti (2018:18), penggunaan basis data ini memiliki
beberapa keuntungan, diantaranya:
a. Terkontrolnya kerangkapan data dan inkonsistensi.
b. Terpeliharanya keselarasan data.
c. Data dapat dipakai secara bersama-sama.
d. Memudahkan penerapan standarisasi.
e. Memudahkan penerapan batasan-batasan penggunaan.
20
f. Terpeliharanya integritas data.
g. Terpeliharanya keseimbangan atas perbedaan kebutuhan data dari setiap aplikasi.
h. Program/data independent.
3. Kerugian Penggunaan Basis Data
Adapun kerugian penggunaan basis data menurut Lubis dalam Rianti
(2018:19), diantaranya:
a. Mahal dalam implementasinya.
b. Rumit/kompleks.
c. Penanganan proses recovery & back up sulit.
d. Kerusakan pada sistem basis data dapat mempengaruhi departemen terkait.
2.1.6. Model Pengembangan Perangkat Lunak
Metode pengembangan perangkat lunak dijadikan sebagai disiplin ilmu untuk
mengembangkan/merancang sebuah sistem. Model air terjun (waterfall) merupakan
salah satu model dari metode pengembangan perangkat lunak.
Menurut Sukamto dan M. Shalahuddin (2018:28) metode waterfall adalah
“model air terjun yang menyediakan pendekatan alur hidup perangkat lunak secara
sekuensial atau terurut dimulai dari analisis, desain, pengodean, pengujian, dan tahap
pendukung (support). Sedangkan menurut Muharto dan Ambarita dalam Rianti
(2018:14), metode waterfall merupakan “metode ini melakukan pendekatan secara
sistematis dan urut mulai dari level kebutuhan sistem lalu menuju ke tahap analisis,
desain, coding, testing/verification, dan maintenance”.
Berikut adalah gambar model waterfall:
21
Sistem/Rekayasa Informasi
Analisis Desain PengujianPengkodean
Sumber: Sukamto dan M. Shalahuddin (2018:29)
Gambar II.1. Metode Waterfall
Adapun penjelasan tahapan model waterfall (Sukamto dan M. Shalahuddin,
2018:29), yaitu:
1. Analisa kebutuhan perangkat lunak
Proses pengumpulan kebutuhan dilakukan secara intensif untuk menspesifikasikan
kebutuhan perangkat lunak agar dapat dipahami perangkat lunak seperti apa yang
dibutuhkan oleh user. Spesifikasi kebutuhan perangkat lunak pada tahap ini perlu
untuk didokumentasikan.
2. Desain
Desain perangkat lunak adalah proses multi langkah yang focus pada desain
pembuatan program perangkat lunak, representasi antarmuka, dan prosedur
pengodean. Tahap ini mentranslasi kebutuhan perangkat lunak dari tahap analisis
kebutuhan ke representasi desain agar dapat diimplementasikan menjadi program
pada tahap selanjutnya. Desain perangkat lunak yang dihasilkan pada tahap ini juga
perlu didokumentasikan.
3. Pembuatan kode program
22
Desain harus ditranslasikan ke dalam program perangkat lunak. Hasil daritahap ini
adalah program computer sesuai dengan desain yang telah dibuat pada tahap desain.
4. Pengujian
Pengujian focus pada perangkat lunak secara dari segi lojik dan fungsional dan
memastikan bahwa untuk meminimalisir kesalahan (error) dan memastikan
keluaran yang dihasilkan sesuai dengan yang diinginkan.
2.1.7. Jurnal Terkait
Berikut adalah jurnal atau penelitian terkait yang dilakukan oleh peneliti
terdahulu terkait dengan penelitian yang dilakukan saat ini.
1. Penelitian yang dilakukan oleh Renny Oktapiani dan Triani Dwi Juliani pada tahun
2018 yang berjudul Penerapan Metode First-In First-Out (FIFO) Persediaan Barang
pada CV Pagar Alam Lestari Bandung. Permasalahan yang diangkat pada penelitian
ini adalah tentang pendataan penerimaan dan pengeluaran barang masih secara
sederhana sehingga banyak arsip yang hilang, rusak dan tulisan tidak terbaca. Hal
tersebut disebabkan karena belum menggunakan sistem yang terkomputerisasi.
Dengan menggunakan metode waterfall yang memiliki tiga langkah utama seperti
studi dan pendalaman pustaka, analisa kebutuhan sistem dan perancangan sistem.
Metode tersebut tentulah sangat cocok untuk mengatasi permasalahan yang terjadi
didalam kasus persediaan barang yang akan memberikan solusi yang baik jika
digabungkan dengan sistem yang sudah terkomputerisasi guna menghindari masalah
keterlambatan pencarian data persediaan barang dan juga membuat database yang
dapat membantu bagian gudang melakukan tugasnya secara efektif dan efisien dalam
menguangi kesalahan data.
23
2. Penelitian yang dilakukan oleh Panji Ananca pada tahun 2017 yang melakukan
analisa tentang sistem inventory di perusahaan rokok kretek, yaitu PR.PD Tobacco
menggunakan metode EOQ. Penelitian ini mengambil judul Rancang Bangun
Aplikasi Inventori Bahan Baku Menggunakan Metode EOQ di PR.PD Tobacco.
Dengan membahas sistem inventory yang dikira masih perlu diperbaiki terutama
yang berhubungan dengan pendataan bahan-bahan baku pembuat rokok digudang.
Hal tersebut dilatarbelakangi oleh sistem yang kurang efektif dan efisisen karena
belum terkomputerisasi. Metode EOQ adalah metode yang digunakan sebagai
perhitungan perkiraan pembelian bahan baku yang ekonomis agar perusahaan tidak
mengeluarkan biaya lebih. Berdasarkan masalah yang ada pada perusahaan PR.PD
Tobacco, maka perlu dibuatnya suatu sistem pengelolaan informasi yang diharapkan
dapat meminimalisir kesalahan saat pencatatan dan dapat membantu perusahaan
dalam memperkirakan jumlah bahan yang akan dibeli dengan sistem yang
menerapkan metode EOQ.
Dari penelitian terkait diatas dapat disimpulkan bahwa penelitian mengenai
sistem inventory pernah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya. Maka peneliti
harus mempelajari penelitian terkait sebelumnya untuk dijadikan acuan dalam
melakukan penelitian ini.
2.2. Teori Pendukung
Merupakan teori yang digunakan untuk menggambarkan bentuk logika model
dari suatu sistem dengan menggunakan simbol-simbol, lambang-lambang, diagram-
diagram yang menunjukan secara tepat arti dan fungsinya. Adapun teori pendukung
yang dijelaskan sebagai model sistem yang akan dirancang adalah sebagai berikut :
24
2.2.1. ERD (Entity Relationship Diagram)
Menurut Sukamto dan M. Shalahuddin (2018:53) mengungkapkan bahwa, “ERD
adalah bentuk paling awal dalam melakukan perancangan basis data relasional”. Pemodelan
awal basis data yang paling banyak digunakan adalah menggunakan Entity Relationship
Diagram (ERD). ERD dikembangkan berdasarkan teori himpunan dalam bidang matematika.
ERD digunakan untuk pemodelan basis data relasional. Sehingga jika penyimpanan basis data
menggunakan OODBMS maka perancangan basis data tidak perlu menggunakan ERD.
Jadi dapat disimpulkan bahwa ERD adalah diagram awal dalam melakukan
perancangan basis data yang terdapat keterkaitan antar tabel beserta dengan field-
fieldnya.
Dibawah ini adalah contoh diagram ERD:
Sumber: Rosidin (2017 : 177)
Gambar II.2. Diagram ERD
25
2.2.2. LRS (Logical Record Structure)
Menurut Iskandar dan Rangkuti dalam Anggraeni (2017:18) mengungkapkan
bahwa, “LRS terdiri dari link-link diantara tipe record. Link ini menunjukkan arah dari
suatu tipe record lainnya. Banyak link dari LRS yang diberi tanda field-field yang
kelihatan pada kedua link tipe record. Penggambaran LRS dimulai dengan
menggunakan model yang dimengerti”. Dari pengertian dari para ahli diatas dapat
disimpulkan bahwa LRS adalah representasi dari struktur record-record pada tabel-
tabel yang terbentuk dari hasil himpunan antar entitas.
Dibawah ini adalah contoh diagram LRS :
Sumber: Rosidin (2017 : 178)
Gambar II.3. Diagram LRS
26
2.2.3. UML (Unified Modelling Language)
Menurut Sukamto dan M. Shalahuddin (2018:137) “UML merupakan bahasa
visual untuk pemodelan dan komunikasi mengenai sebuah sistem dengan
menggunakan diagram dan teks-teks pendukung”. UML muncul karena adanya
kebutuhan pemodelan visual untuk menspesifikasikan, menggambarkan, membangun
dan dokumentasi dari sistem perangkat lunak. UML hanya berfungsi untuk melakukan
pemodelan. Jadi penggunaan UML tidak terbatas pada metodologi tertentu, meskipun
pada kenyataannya UML paling banyak digunakan pada metodologi berorientasi
objek. Begitu juga dengan perkembangan penggunaan UML bergantung pada level
abstraksi penggunaannya. Jadi belum tentu pandangan yang berbeda dalam
penggunaan UML adalah suatu yang salah., tapi perlu ditelaah dimanakah UML
digunakan dan hal apa yang ingin divisualkan. Secara analogi jika dengan bahasa yang
kita gunakan sehari-hari, belum tentu penyampaian bahasa dengan puisi adalah hal
yang salah. Secara fisik, UML adalah sekumpulan spesifikasi yang dikeluarkan oleh
OMG. UML terbaru adalah UML 2.3 ang terdiri dari 4 macam spesifikasi, yaitu
Diagram Interchange Specification, UML Infrastructure, UML Superstructure, dan
Object Constaint Language (OCL).
Dari teori diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa UML adalah bahasa
visual dalam sebuah sistem program yang menggunakan diagram-diagram dan teks-
teks pendukung untuk komunikasi dan pemodelannya.
Pembagian kategori dan macam-macam diagram tersebut dapat dilihat pada gambar
dibawah ini:
27
UML 2.3 Diagram
Structure Diagrams Behaviour Diagrams Intraction Diagrams
Class Diagram
Object Diagram
Component Diagram
Composite Structure
Diagram
Package Diagram
Deployment Diagram
Usecase Diagram
Activity Diagram
State Machine Diagram
Sequence Diagram
Communication
Diagram
Timing Diagram
Interaction Overview
Diagram
Sumber : Sukamto dan M.Shalahuddin (2018:140)
Gambar II.4. Diagram UML
28
Berikut ini penjelasan singkat dari pembagian kategori tersebut.
a. Structure diagrams yaitu kumpulan diagram yang digunakan untuk
menggambarkan suatu struktur statis dari sistem yang dimodelkan..
b. Behavior diagrams yaitu kumpulan diagram yang digunakan untuk
menggambarkan kelakukan sistem atau rangkaian perubahan yang terjadi pada
sebuah sistem.
c. Interaction diagrams yaitu kumpulan diagram yang digunakan untuk
menggambarkan interaksi sistem dengan sistem lain maupun interaksi antar
subsistem pada suatu sistem.
1. Diagram Aktivitas (Activity Diagram)
Menurut Sukamto dan M. Shalahuddin (2018:161), “diagram aktivitas atau
activity diagram menggambarkan workflow (aliran kerja) atau aktivitas dari sebuah
sistem yaitu proses bisnis atau menu yang ada pada perangkat lunak”. Yang perlu
diperhatikan disini adalah bahwa diagram aktivitas menggambarkan aktivitas sistem
bukan apa yang dilakukan actor, jadi aktivitas yang dapat dilakukan oleh sistem.
Diagram aktivitas juga banyak digunakan untuk mendefinisikan hal-hal berikut:
a. Rancangan proses bisnis dimana setiap urutan aktivitas yang digambarkan
merupakan proses bisnis sistem yang didefinisikan
b. Urutan atau pengelompokkan tampilan dari sistem/user interface dimana setiap
aktivitas dianggap memiliki sebuah rancangan antarmuka tampilan
c. Rancangan pengujian dimana setiap aktivitas dianggap memerlukan sebuah
pengujian yang perlu didefinisikan kasus ujinya
d. Rancangan menu yang ditampilkan pada perangkat lunak
29
Berikut ini adalah contoh gambar diagram aktivitas:
Sumber: Ananca (2017:04)
Gambar II.5. Diagram Aktivitas
2. Diagram Use Case (Use Case Diagram)
Menurut Sukamto dan M. Shalahuddin (2018:155), “diagram use case atau use
case diagram merupakan pemodelan untuk kelakukan (behavior) sistem informasi
yang akan dibuat”. Use case mendeskripsikan sebuah interaksi antara satu atau lebih
aktor dengan sistem informasi yang akan dibuat. Secara kasar, use case digunakan
30
untuk mengetahui fungsi apa saja yang ada di dalam sebuah sistem informasi dan siapa
saja yang berhak menggunakan fungsi-fungsi itu.
Syarat penamaan pada use case adalah nama didefinisikan sesimpel mungkin dan
dapat dipahami. Ada dua hal utama pada use case yaitu pendefinisian apa yang disebut
actor atau use case.
a. Aktor merupakan orang, proses, atau sistem lain yang berinteraksi dengan sistem
informasi yang akan dibuat itu sendiri, jadi walaupun simbol dari aktor adalah
gambar orang, tapi aktor belum tentu merupakan orang.
b. Use case merupakan fungsionalitas yang disediakan sistem sebagai unit-unit yang
saling bertukar pesan antar unit atau aktor.
Berikut ini adalah contoh gambar diagram use case:
Sumber: Ananca (2017:03)
Gambar II.6. Diagram Use Case
31
3. Diagram Kelas (Class Diagram)
Menurut Sukamto dan M. Shalahuddin (2018:141), “diagram kelas atau class
diagram menggambarkan sruktur sistem dari segi pendefinisian kelas-kelas yang akan
dibuat untuk membangun sistem”. Kelas memiliki apa yang disebut atribut dan metode
atau operasi.
a. Atribut merupakan variabel-variabel yang dimiliki oleh suatu kelas
b. Operasi atau metode adalah fungsi-fungsi yang dimiliki oleh suatu kelas
Diagram kelas dibuat agar pembuat program atau programmer membuat kelas-
kelas sesuai rancangan didalam diagram kelas agar antara dokumentasi perancangan
dan perangkat lunak sinkron. Banyak berbagai kasus, perancangan kelas yang dibuat
tidak sesuai dengan kelas-kelas yang dibuat pada perangkat lunak, sehingga tidaklah
ada gunanya lagi sebuah perancangan karena apa yang dirancang dan hasil jadinya
tidak sesuai.
Kelas-kelas yang ada pada struktur sistem harus dapat melakukan fungsi-
fungsi sesuai dengan kebutuhan sistem sehingga pembuat perangkat lunak atau
programmer dapat membuat kelas-kelas didalam program perangkat lunak sesuai
dengan perancangan diagram kelas. Susunan struktur kealas yang baik pada diagram
kelas sebaiknya memiliki jenis-jenis kelas berikut:
a. Kelas main
Kelas yang memiliki fungsi awal dieksekusi ketika sistem dijalankan
b. Kelas yang menangani tampilan sistem (view)
Kelas yang mendefinisikan dan mengatur tampilan ke pemakai
c. Kelas yang diambil dari pendefinisian use case (controller)
32
Kelas yang menangani fungsi-fungsi yang harus ada diambil dari pendefinisian use
case, kelas ini biasanya disebut dengan kelas proses yang menangani proses bisnis
pada perangkat lunak.
d. Kelas yang diambil dari pendefinisian data (model)
e. Kelas yang digunakan untuk memegang atau membungkus data menjadi sebuah
kesatuan yang diambil maupun akan disimpan ke basis data. Semua table yang
dibuat di basis data dapat dijadikan kelas, namun untuk table yang dibuat dibasis
data dapat dijadikan kelas. Berikut ini adalah contoh gambar class diagram :
Sumber: Renny & Triani (2018:136)
Gambar II.7 Class Diagram
4. Diagram Sekuen (Sequence Diagram)
Menurut Sukamto dan M. Shalahuddin (2018:165), “Sequence diagram
menggambarkan kelakuan objek pada use case dengan mendeskripsikan waktu
33
hidupobjek dan message yang dikirimkan dan diterima antar objek”. Oleh karena itu
untuk menggambar diagram sekuen maka harus diketahui objek-objek yang terlibat
dalam sebuah use case beserta metode-metode yang dimiliki kelas yang diinstanisasi
menjadi objek itu. Membuat diagram sekuen juga dibutuhkan untuk melihat scenario
yang ada pada use case.
Banyaknya diagram sekuen yang harus digambar adalah minimal sebanyak
pendefinisian use case yang memiliki proses sendiri atau yang penting semua use case
yang telah didefinisikan interaksi jalannya pesan sudah dicakup pada diagram sekuen
sehingga semakin banyak use case yang didefinisikan maka diagram sekuen yang
harus dibuat juga semakin banyak.
Berikut ini adalah contoh gambar diagram sekuen:
Sumber: Ananca (2017:04)
Gambar II.8. Diagram Sekuen
34
Penomoran pesan berdasarkan urutan interaksi pesan. Penggambaran letak
pesan harus berurutan, pesan yang lebih atas dari lainnya adalah pesan yang berjalan
terlebih dahulu.
Semua metode didalam kelas harus ada didalam diagram kolaborasi atau
sekuen, jika tidak ada berarti perancangan metode didalam kelas itu kurang baik. Hal
ini dikarenakan ada metode yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kegunaannya.