bab ii landasan teori -...

19
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori 1. Belajar Hampir senada dengan pendapat, Winkel (Dian Nur Khayati; 2005) mendefinisikan belajar sebagai suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan sikap. Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks, sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. Menurut Walker (Dian Nur khayati; 2005) mengartikan belajar sebagai perubahan sebagai akibat dari adanya pengorbanan yang merupakan proses dimana tingkah laku individu ditimbulkan atau diubah melelui latihan dan pengalaman. Menurut Syaiful (2002: 13) mendefinisikan belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa dan raga untuk memperoleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungan yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Gerak raga yang ditunjukkan harus sejalan dengan proses jiwa untuk mendapatkan perubahan. Menurut Slameto (2003: 2) mendefinisikan belajar sebagai suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Menurut Dimyati dan Mujiono(2002: 7) mendefinisikan siswa adalah obyek terjadi proses belajar. Proses belajar terjadi berkat siswa yang memperoleh sesuatu yang ada di lingkungan sekitar. Lingkungan yang dipelajari oleh siswa berupa keadaan alam,

Upload: dangthu

Post on 11-Apr-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4917/3/T1_162009078_BAB II.pdf · jiwa dan raga untuk memperoleh perubahan tingkah laku sebagai

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Landasan Teori

1. Belajar

Hampir senada dengan pendapat, Winkel (Dian Nur Khayati; 2005)

mendefinisikan belajar sebagai suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam

interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan,

pemahaman, keterampilan, dan sikap. Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa

yang kompleks, sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri.

Menurut Walker (Dian Nur khayati; 2005) mengartikan belajar sebagai perubahan

sebagai akibat dari adanya pengorbanan yang merupakan proses dimana tingkah laku

individu ditimbulkan atau diubah melelui latihan dan pengalaman.

Menurut Syaiful (2002: 13) mendefinisikan belajar adalah serangkaian kegiatan

jiwa dan raga untuk memperoleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman

individu dalam interaksi dengan lingkungan yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan

psikomotorik. Gerak raga yang ditunjukkan harus sejalan dengan proses jiwa untuk

mendapatkan perubahan.

Menurut Slameto (2003: 2) mendefinisikan belajar sebagai suatu proses usaha

yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang secara

keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Menurut Dimyati dan Mujiono(2002: 7) mendefinisikan siswa adalah obyek

terjadi proses belajar. Proses belajar terjadi berkat siswa yang memperoleh sesuatu yang

ada di lingkungan sekitar. Lingkungan yang dipelajari oleh siswa berupa keadaan alam,

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4917/3/T1_162009078_BAB II.pdf · jiwa dan raga untuk memperoleh perubahan tingkah laku sebagai

benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, manusia, atau hal-hal yang dijadikan bahan

belajar.

Berdasarkan keterangan yang telah di jabarkan tersebut, dalam penelitian ini

belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah

laku sebagai hal dari pengalaman individu dalam interaksi ddengan lingkungannya yang

menyangkut kognitif, afektif dan psikomotorik.

2. Pengertian Hasil Belajar

2.1 Pengertian Hasil Belajar

Menurut Soematri (2001: 1) mengatakan bahwa hasil belajar merupakan

suatu indikatot dari perubahan yang terjadi pada diri siswa setelah mengalami proses

belajar dimana untuk mengungkapnya biasanya menggunakan suatu alat penilian

yang ditetapkan sekolah oleh guru. Dalam dunia pendidikan khususnya sekolah hasil

belajar merupakan nilai yang diperoleh siswa terhadap suatu mata pelajaran tertentu.

Hasil Belajar menurut Nana Sudjana (2005: 7), merupakan suatu

kompetisis atau kecakapan yang dapat dicapai siswa setelah melalui kegiatan

pembelajaran yang dirancang dan dilaksanakan oleh guru di suatu sekolah dan kelas

tertentu. Menurut Nana Sudjana yang dikutip oleh Rochmad Wahab (2009: 24)

membagi lima kategori hasil belajar yaitu informasi verbal, keterampilan intelektual,

kognitif, sikap, dan motorik.

Rasyid (2008: 67) mengatakan bahwa prinsip yang mendasari penilaian

hasil belajar yaitu untuk member harapan bagi siswa dan guru untuk dapat

meningkatkan kualitas pembelajaran. Kualitas dalam arti siswa mnejadi pembelajar

yang efektif dan guru menjadi motivator yang baik. Dalam kaitan dengan itu, guru

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4917/3/T1_162009078_BAB II.pdf · jiwa dan raga untuk memperoleh perubahan tingkah laku sebagai

dan pemebelajar dapat menjadikan informasi hasil penilaian sebagai mereka dapat

memperbaiki dan meningkatkan belajarnya.

Hasil belajar menurut peneliti dalam peneliti adalah angka yang diperoleh

siswa yang telah berhasil menuntaskan konsep-konsep mata pelajaran sesuai dengan

criteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan sesuai dengan kurikulum yang

berlaku. Begitu juga hassil dapat diartikan sebagai perubahan tingkah laku yang

tetap sebagai hasil proes pembelajaran. Hasil Belajar dapat diklasifikasikan menjadi

tiga ranah, yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.

1.2 Faktor-faktor hasil belajar

Menurut Slameto (2003: 54-72) Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil

belajar dapat digolongkan dalam dua bagian yaitu intern dan eksternal. Faktor intern

adalah faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dari dalam diri siswa, yang

meliputi :

a. Kesehatan

Kesehatan jasmani dan rohani sangat besar pengaruhnya terhadap kemampuan

belajar. Siswa yang kesehatannya baik akan lebih mudah dalam belajar

dibandingkan dengan siswa yang kondisi kesehatannya kurang baik, sehingga

hasil belajarnya akan lebih baik.

b. Kecerdasan / Intelegensi

Kecerdasan / Intelegensi besar pengaruhnya dalam menentukan seseorang

dalam mencapai perubahan. Seseorang dengan tingkat intelegesia yang tinggi

akan lebih cepat dalam menghadapi dan memecahkan masalah, dibandingkan

dengan orang yang memiliki intelegensia rendah. Dengan demikian,

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4917/3/T1_162009078_BAB II.pdf · jiwa dan raga untuk memperoleh perubahan tingkah laku sebagai

Intelegensia memegang peranan penting dalam keberhasilan seseorang untuk

mencapai tujuan yang diinginkan. Demikian pula dalam prestasi belajar, siswa

yang memiliki intelegensia tinggi prestasi belajarnya juga akan tinggi,

sementara siswa yang memiliki intelegensia rendah maka prestassi yang

diperoleh kecerdasan / intelegensia besar pengaruhnya dalam menentukan

seseorang dalam mencapai perubahan. Seseorang dengan tingkat intelegensia

yang tinggi akan lebih cepat dalam menghadapi dan memecahkan masalah,

dibandingkan dengan orang yang memiliki intelegensia rendah. Dengan

demikian, Intelegensia memegang peranan penting dalam keberhasilan

seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Demikian pula dalam

prestasi belajar, siswa yang dimiliki intelegensia tinggi prestasi belajarnya juga

tinggi, sementara siswa yang memiliki intelegensia rendah maka prestasi yang

diperoleh juaga rendah.

c. Cara Belajar

Memperhatikan teknik dan factor psikologis, fisiologis dan ilmu kesehatan akan

memperoleh hasil kurang memuaskan.

d. Bakat

Bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai

keberhasilan pada masa yang akan datang. Siswa yang belajar sesuai dengan

bakat akan lebih berhasil dibandingkan dengan orang yang belajar diluar

bakatnya.

e. Minat

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4917/3/T1_162009078_BAB II.pdf · jiwa dan raga untuk memperoleh perubahan tingkah laku sebagai

Seseorang siswa yang belajar dengan minat yang tinggi maka hasil yang dicapai

lebih baik dibandingkan siswa yang kurang berminat dalam belajar.

f. Motivasi

Motivasi sebagai factor intern berfungsi menimbulkan, mendasari dan

mengarahkan perbuatan belajar. Dengan adanya motivasi maka siswa akan

memiliki prestasi yang baik, begitu pula sebaliknya.

Sedangkan factor ekstern adalah factor yang mempengaruhi prestasi

belajar dari luar peserta didik, meliputi :

1. Lingkungan keluarga

a. Sikap orang tua terhadap anak

b. Harapan orang tua

c. Percecokan dalam keluarga

2. Lingkungan sekolah

a. Strategi pembelajaran

b. Media dan sumber belajar

c. Situasi sekolah yang kurang baik

d. Fasilitas sekolah

e. Pengelolaan sekolah

3. Lingkungan masyarakat

a. Teman pergaulan

b. Situasi dimana anak tinggal

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4917/3/T1_162009078_BAB II.pdf · jiwa dan raga untuk memperoleh perubahan tingkah laku sebagai

c. Kebiasaan-kebiasaan yang berlaku di masyarakat

(Depdiknas,1995 :46-47)

1.3 Manfaat Hasil Belajar

Hasil belajar pada hakekatnya adalah perubahan tingkah laku yang mencangkup

bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik. Pendidikan dan pengajaran dikatakan

berhasil apabila perubahan-perubahan belajar mengajar yang dialami menjadi lebih

baik, sehingga dapat bermanfaat untuk :

1. Menambah pengetahuan,

2. Lebih memahami sesuatu yang dipahami sebelumnya,

3. Lebih mengembangkan keterampilannya,

4. Memiliki pandangan yang baru atas sesuatu hal,

5. Lebih menghargai sesuatu dari pada sebelumnya. Mengacu dari kutipan dari

Duglas Benton dapat disimpulkan bahwa istilah hasil belajar merupakan

perubahan dari peserta didik sehingga terdapat perubahan dari segi pengetahuan,

sikap dan keterampilan.

2. Kewirausahaan

Peter F. Drucker (Kasmir, 2011: 20). mengatakan bahwa kewirausahaan adalah

kemapuan dalam menciptakan sesuatu yang berbeda dan baru.

Menurut Kasmir kewirausahaan merupakan suatu kemampuan dalam hal

menciptakan kegiatan usaha. Kemampuan menciptakan memerlukan adanya kreatifitas

dan inovasi yang terus menerus untuk menemukan sesuatu yang berbeda dari yang sudah

ada sebelumnya (Kasmir, 2011: 21).

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4917/3/T1_162009078_BAB II.pdf · jiwa dan raga untuk memperoleh perubahan tingkah laku sebagai

Kewirausahaan adalah proses menciptakan sesuatu yang baru dengan

menggunakan waktu dan kegiatan yang disertai dengan modal dan resiko serta menerima

balas jasa dan kepuasan atau kebebasan pribadi (Eman Suherman, 2009: 16)

Berdasarkan pengertian yang telah dijelaskan maka pengertian kewirusahaan

dalam penelitian ini adalah suatu kemampuan kreatif dan inovatif dalam menciptakan

sesuatu yang baru disertai dengan modal dan resiko dan mencari peluang agar dapat

memperoleh pendapatan atau keuntungan.

3. Minat

Menurut Tidjan (1976: 71) adalah gejala psikologis yang memajukan pemusatan

perhatian terhadap suatu obyek sebab ada perasaan senang. Dari pengertian tersebut

jelaskan bahwa minat ini sebagai pemusatan perhatian atau reaksi terhadap suatu

obyek seperti benda tertentu atau situasi tertentu yang didahului oleh perasaan senang

terhadap obyek tersebut.

Berdasarkan definisi minat tersebut dapatkanlah penulis kemukakan bahwa minat

mengandung unsure-unsur sebagai berikut :

1. Minat adallah suatu gejala psikologis

2. Adanya pemusatan perhatian, perasaan dan pikiran dari subyek karena tertarik

3. Adanya perasaan senang terhadap obyek yang menjadi sasaran

4. Adanya kemauan atau kecenderungan pada diri subyek untuk melakukan

kegiatan guna mencapai tujuan.

Berdasarkan beberapa pengertian menurut para ahli tersebut penulis

simpulkan bahwa dalam penelitian ini minat adalah gejala psikologis yang

menunjukkan bahwa minat adanya pengertian subyek terhadap obyek yang menjadi

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4917/3/T1_162009078_BAB II.pdf · jiwa dan raga untuk memperoleh perubahan tingkah laku sebagai

sasaran karena obyek tersebut menarik perhatian dan menimbulkan perasaan senang

sehingga cenderung kepada obyek tersebut.

4.1 Ciri Minat

Menurut Slameto (2003: 58) siswa yang berminat dalam belajar mempunyai cirri-

ciri sebagai berikut :

1. Mempunyai kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang

sesuatu yang dipelajari terus menerus.

2. Ada rasa suka dan senang pada sesuatu yang diminati.

3. Memperoleh suatu kebagngaan dan kepuasan pada sesuatu yangdiminati. Ada

rasa keterkaitan pada sesuatu aktivitas-aktivitas yang diminati.

4. Lebih menyukai suatu hal yang menjadi minatnya dari pada yang lainnya.

5. Dimanifestasikan melalui partisipasi pada aktivitas dan kegiatan.

4.2 Teori Minat

Minat selama ini hanya dikenal dengan sebuah keinginan yang dimiliki

oleh seseorang, sehingga antara satu degan yang lain mempunyai perbedaan

dalam keinginannya. Terlepaskan dari anggapan tersebut, minat siswa belajar

merupakan bagian penting yang perlu dikaji dalam sebuah lembaga / sekolah,

karena tidak ada sekolah tanpa proses pembelajaran, sehingga minat siswa belajar

adalah kunci tercapainya visi dan misi sekolah. Minat menurut istilah diartikan

oleh sebagian tokoh berikut :

1. Menurut Slameto, minat adalah suatu perasaan cenderung lebih suka kepada

sesuatu hak atau aktifitas tanpa ada yang menyuruh.

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4917/3/T1_162009078_BAB II.pdf · jiwa dan raga untuk memperoleh perubahan tingkah laku sebagai

2. Mahfud Shalahuddin, mengemukakan minat secara sederhana, minat adalah

perhatian yang mengandung unsure-unsur perasaan.

3. Menurut Abu Ahmad , minat adalah sikap seseorang termasuk tiga jiwa

(kognisi, konasi, dan emosi) yang tertuju pada sesuatu dan dalam hubungan

itu terdapat unsure perasaan yang sangat kuat.

4. Andi Mappire bermanfaat bahwa, minat adalah suatu perangkat mental yang

terdiri dari suatu campuran dari perasaan, harapan, pendirian, perasaan takut

atau kecenderungan-kecenderungan lain yang mengarahkan individu kepada

suatu pilihan tertentu.

(http://tetap-belajar.blogspot.com/2013/02/pengertian-minat-baca-menurut-

para-ahli.html)

Berapa definisi tersebut maka belajar merupakan proses perubahan

tingkah laku dan pola pikir seseorang yang diakibatkan karena kebiasaan dan

pengalaman.

4.3 Minat yang muncul dalam psikologis siswa merupakan sebuah gejala, sehingga

munculnya minat tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor yang menjadi

penyebabnya. Faktor tersebut diantaranya :

1. Faktor individu

Merupakan pengaruh yang muncul dalam diri siswa secara alami,

misalnya diakibatkan karena : kematangan, kecerdasan, latihan, motivasi

dann sifat pribadi. Setiap individu mempunyai tingkat kematangan serta

kecerdasan yang berbeda sehingga minat yang muncul juga tidak sama

antara individu dengan yang lain. Misalnya, seseorang yang mempunyai

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4917/3/T1_162009078_BAB II.pdf · jiwa dan raga untuk memperoleh perubahan tingkah laku sebagai

kecerdasan dibidang kerja atau koperasi. Sebaliknya seseorang yang

mempunyai kecerdasan dibidang perikanan maka akan cenderung

melakukan aktivitas di sawah/tambak. Perbedaan kecerdasan tersebut

terjadi karena setiap individu satu dengan yang lain mempunyai tingkat

motivasi diri yang berbeda, sedangkan motivasi tersebut diperoleh melalui

pengetahuan, pengalaman, atau pelatihan yang diikuti. Jadi apalagi siswa

dilatih dan dibiasakan untuk mengenal perikanan melalui pegnajaran

muatan local budidaya perikanan yang ada, maka secara otomatis minat

belajar tersebut muncul dalam diri siswa.

2. Faktor Sosial

Merupakan pengaruh yang muncul diluar individu, misalnya dilibatkan

karena : kondisi keluarga, lingkungan, pendidikan dan motivasi social.

Minat yang dipergunakan oleh factor social misalnya : ketika siswa hidup

dalam masyarakat yang kesehariannya bersentuhan dengan padi

(mayoritas petani padi), maka siswa cenderung ingin tahu dan mengenal

kegiatan tersebut karena merasa menjadi bagian darinya, sebaiknya jika

kesehariannya bersentuhan dengan ikan (mayoritas pekerja tambak), maka

siswa cenderung ingin tahu dan mengenal lebih dalam mengenai

perikanan. Jadi apabila siswa mempunyai latar belakang keluarga atau

masyarakat yang beroperasi dibidang perikanan, mak minat belajar

muatan local budidaya perikanan tersebut akan muncul dengan sendirinya.

4.4 Faktor-faktor yang diduga mempunyai hubungan dengan minat

1. Perasaan senang

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4917/3/T1_162009078_BAB II.pdf · jiwa dan raga untuk memperoleh perubahan tingkah laku sebagai

Perasaan adalah suatu keadaaan kerohania atau peristiwa kejiwaan yang

kita alami dengan senang atau tidak senang dalam hubungan dengan

peristiwa mengenal dan bersifat obyektif, jadi unsur-unsur perasaan itu

adalah :

a. Bersifat subyektif dari pada gejala mengenal

b. Bersangkutan paut dengan gejala mengenal

c. Perasaan dialami sebagai rasa senang atau tidak senang yang

tingkatannya tidak sama

2. Keterlibatan Siswa

Rasa ketertariakan siswa dalam belajar adalah suatu alat aktivitas tanpa

ada yang menyuruh untuk mempelajari sesuatu sehingga dapat mudah

mempelajari.

3. Perhatian

Perhatian adalah pemusatan pikiran dan mental pada satu kegiatan / satu

objek (konsentrasi) atau disebut juga khusus. Konsentrasi dibagi dua, yaitu

Full concentration dan Devide concentration. Seorang guru sebelum

memulai pembelajaran sebaliknya menjelaskan terlebih dahulu kegunaan

atau manfaat materi pembelajaran supaya tumbuh rasa penting dalam diri

siswa dan merasa butuh terhadap materi pembelajaran tersebut, sehingga

siswa akan focus dan memperhatikan materi yang disampaikan guru.

4. Keterlibatan Siswa

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4917/3/T1_162009078_BAB II.pdf · jiwa dan raga untuk memperoleh perubahan tingkah laku sebagai

Keterlibatan langsung bercirikan adanya konsep “learning by doing” yang

dapat diartikan “belajar sambil berbuat”. Artinya, peserta didik

diikutsertakan dalam pembelajaran agar tidak menjadi siswa yang

verbalistik (tahu kata tidak tahu makna). Laboratorium merupakan salah

satu tempat untuk tempat menguji kebenaran konsep yang telah dijelaskan

didalam kelas.

Implikasi prinsip keterlibatan langsung bagi guru adalah :

1. mengaktifkan peran individu atau kelompok kecil di dalam

penyelesaian tugas.

2. Menggunakan media secara langsung dan melibatkan siswa untuk

melakukan berbagai percobaan atau eksperimen.

3. Memberikan kelulasaan kepada siswa untuk melakukan berbagai

percobaan atau eksperimen.

4. Memberikan tugas-tugas praktek.

Bagi siswa, implikasi prinsip keterlibat langsung ini adalah :

1. Siswa harus terdorong aktif untuk mengalami sendiri ddalam

merupakan aktivitas pembelajaran,

2. Siswa dituntut untuk aktif mengerjkan tugas-tugas.

2.2 Kerangka Pikir

Minat

Belajar

Keterlibatan

siswa

Perhatian

siswa

Perasaan

senang

Ketertarikan

siswa

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4917/3/T1_162009078_BAB II.pdf · jiwa dan raga untuk memperoleh perubahan tingkah laku sebagai

Hasil belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi pada diri siswa setelah

mengalami proses belajar dimana minat menjadi salah satu factor, minat tersebut

mempunyai 4 indikator yaitu perasaan senang, ketertarikan siswa, perhatian siswa, dan

keterlibatan siswa untuk mengungkapnya biasanya menggunakan suatu alat penilian yang

ditetapkan sekolah oleh guru. Dalam dunia pendidikan khususnya sekolah hasil belajar

merupakan nilai yang diperoleh siswa terhadap suatu mata pelajaran tertentu.

Minat akan sangat berpengaruh terhadap hasil belajar. Apabila minat siswa tinggi

maka hasil belajar juga tinggi. Sebaliknya apabila minat siswa rendah hasil belajar siswa

juga rendah.

2.3 Definisi Operasional

Definisi Operasional pada penelitian ini digunakan untuk menjelaskan variable yang

digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Minat siswa belajar kewirausahaan

Minat adalah dorongan dan keinginan dalam diri hal ini adalah dorongan untuk

belajar kewirausahaan dengan 4 kategori :

1. Perasaan Senang

Adalah suatu keadaan kerohanian atau peristiwa kejiwaan yang kita alami

dengan senang atau tidak dalam hubungan dengan peristiwa mengenal dan

bersifat obyektif.

Hasil

Belajar

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4917/3/T1_162009078_BAB II.pdf · jiwa dan raga untuk memperoleh perubahan tingkah laku sebagai

a. Perasaan siswa senang belajar kewirausahaan tinggi bila suatu keadaan

kerohaniaan atau kejiwaan yang di alami siswa dengan senang belajar

kewirausahaan juga tinggi dan diberi skor 3.

b. Perasaan siswa senang belajar kewirausahaan sedang bila suatu keadaan

kerohanian atau kejiwaan yang di alami siswa dengan senang belajar

kewirausahaan juga sedang dan diberi skor 2.

c. Perasaan siswa senang belajar kewirausahaan rendah bila suatu keadaan

kerohanian atau kejiwaan yang di alami siswa dengan senang belajar

kewirausahaan juga rendah dan diberi skor 1.

2. Ketertarikan Siswa

Adalah suatu alat atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh untuk mempelajari

sesuatu aktivitas tanpa ada yang menyuruh untuk mempelajari sesuatu sehingga

dapat mudah mempelajarinya.

a. Ketertarikan siswa untuk mempelajari kewirausahaan tinggi bila aktivitas

untuk mempelajari kewirausahaan tanpa ada yang menyerah untuk

mempelajarinya juga tinggi diberi skor 3.

b. Ketertarikan siswa untuk mempelajari kewirausahaan sedang bila aktivitas

untuk mempelajari kewirausahaan tanpa ada yang menyerah untuk

mempelajarinya juga sedang diberi skor 2.

c. Ketertarikan siswa untuk mempelajari kewirausahaan rendah bila aktivitas

untuk mempelajari kewirausahaan tanpa ada yang menyerah untuk

mempelajarinya juga rendah diberi skor 1.

3. Perhatian Siswa

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4917/3/T1_162009078_BAB II.pdf · jiwa dan raga untuk memperoleh perubahan tingkah laku sebagai

Adalah pemusatan pikiran dan mental pada satu kegiatan / satu obyek

(konsentrasi) atau disebut juga khusus.

a. Perhatian siswa untuk mempelajari kewirausahaan tinggi bila pemusatan

pikiran dan mental pada suatu kegiatan mempelajari kewirausahaan juga

tinggi diberi skor 3.

b. Perhatian siswa untuk mempelajari kewirausahaan sedang bila pemusatan

pikiran dan mental pada suatu kegiatan mempelajari kewirausahaan juga

sedang diberi skor 2.

c. Perhatian siswa untuk mempelajari kewirausahaan rendah bila pemusatan

pikiran dan mental pada suatu kegiatan mempelajari kewirausahaan juga

rendah diberi skor 1.

4. Keterlibatan Siswa

Adalah belajar sambil berbuat, artinya peserta didik diikutsertakan dalam

pembelajaran agar tidak menjadi siswa yang verbalistik (tahu kata tidak tahu

makna)

a. Keterlibatan siswa untuk mempelajari kewirausahaan tinggi bila

keikutsertaan dalam mempelajari kewirausahaan juga tinggi diberi skor 3

b. Keterlibatan siswa untuk mempelajari kewirausahaan sedang bila

keikutsertaan dalam mempelajari kewirausahaan juga sedang diberi skor 2

c. Keterlibatan siswa untuk mempelajari kewirausahaan rendah bila

keikutsertaan dalam mempelajari kewirausahaan juga rendah diberi skor 1

Sehingga minat belajar kewirausahaan dapat dikatakan tinggi, sedang atau rendah

dengan menggunakan pengukuran sebagai berikut :

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4917/3/T1_162009078_BAB II.pdf · jiwa dan raga untuk memperoleh perubahan tingkah laku sebagai

Tinggi : Minat Siswa Tinggi jika Perasaan Senang Ketertarikan Siswa,

Perhatian Siswa, Keterlibatan Siswa Tinggi, dengan persentase sebesar

100%

Sedang : Minat Siswa Sedang jika Perasaan Senang Ketertarikan Siswa,

Perhatian Siswa, Keterlibatan Siswa Sedang, dengan persentase sebesar

66,66%

Rendah : Minat Siswa Rendah jika Perasaan Senang Ketertarikan Siswa,

Perhatian Siswa, Keterlibatan Siswa Rendah, dengan persentase sebesar

33,33%

Dengan perhitungan skor minat belajar adalah sebagai berikut :

Tinggi = x 100% =100%

Sedang = x 100% = 66,66%

Rendah= x 100% =33,33%

b. Hasil Belajar

Hasil belajar kewirausahaan siswa SMK Kristen (Bisnis dan Manajemen)

mengunakan KKM 7,00. Artinya hasil belajar kewirausahaan siswa SMK Kristen

(Bisnis dan Manajemen) dikategorikan sebagai berikut :

Tinggi : Jika hasil belajar > 7,00 maka diberi skor 3

Sedang : Jika hasil belajar = 7,00 maka diberi skor 2

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4917/3/T1_162009078_BAB II.pdf · jiwa dan raga untuk memperoleh perubahan tingkah laku sebagai

Rendah : Jika hasil belajar < 7,00 maka diberi skor 1

Tabel B.1 Skala Pengukuran

No. Variabel Indikator Skala Pengukuran

Nominal Ordinal Interval Rasio

1. Minat Belajar

Kewirausahaan

1. Perasaan senang √

2.Ketertarikan siswa √

3. Perhatian √

4.Keterlibatan siswa √

2. Hasil Belajar

Kewirausahaan

2.4 Hasil Penilitian yang Relevan

Penelitan yang relevan adalah penelitian untuk referensi bahwa hasil dari penelitian

tersebut dapat diketahui hasilnya dan hubungan positif yang dari variabel bebas terhadap

variabel terikat. Seperti halnya pada penelitian sebelumnya yang dilakukan Sinem Arda

Indriana pada tahun 2008.

Judul : Hubungan Antara Minat Belajar dan Kebiasaan Belajar dengan Hasil Belajar

IPA Siswa Kelas V di SD Gugus Teuku Umar Kecamatan Randublatung

Kabupaten Blora Semester II Tahun Ajaran 2010/2011.

Kesimpulan :

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4917/3/T1_162009078_BAB II.pdf · jiwa dan raga untuk memperoleh perubahan tingkah laku sebagai

Tidak ada hubungan yang signifikan antara minat belajar dan hasil belajar

IPA siswa kelas V SD Gugus Teuku Umar Kecamatan Randublatung

kabupaten Blora. Hasil ini ditunjukan oleh rxy sebesar 0,168 angka ini

masuk dalam kategori sangat rendah (tidak berkorelasi) sedangkan tingkat

signifikasinya menunjukkan hal ini Nampak pada sig (1-

tailed)/signifikasikan satu sisi sebesar 0,065 lebih besar dari taraf

signifikasi 0,05 (0,065>0,005)

Tidak ada hubungan yan signifikan antara kebiasaan belajar dan hasil

belajar IPA siswa kelas V SD Gugusan Teuku Umar Kecamatan

Randublatung kabupaten Blora. Hasil ini ditujukan oleh rxy sebesar 0,180

angka ini masuk dalam kategori sangat rendah (tidak berkolerasi),

sedangkan tingkat signfikasinya menunjukkan, hal ini Nampak pada sig

(1-tailed)/signifikan satu selesai sebesar 0,052 lebih besar dari taraf

signifikan 0,05(0,052>0,05)

Saran :

Guru

1. Memberikan masukan para pendidik untuk senantiasa

mendorong siswanya meningkatkan minat belajar untuk mau

membiasakan belajar dengan baik dan teratur.

2. Memperbaiki minat belajar dan kebiasaan belajar khususnya

dalam hal pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran IPA,

karena masih banyak siswa yang memiliki minat belajar dan

kebiasaan belajar pada kategori rendah. Minat belajar dengan

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4917/3/T1_162009078_BAB II.pdf · jiwa dan raga untuk memperoleh perubahan tingkah laku sebagai

persentase 4,82% dari 83 siswa dan kebiasaan belajar dengan

persentase 9,64% dari siswa, sedangkan kategori rendah

initermasuk pada kategori belum tuntas.

3. Memperbaiki/berupaya untuk mengungkap factor-faktor lain

yang bias digunakan untuk meningkatkan minat belajar,

kebiasaan dan hasil belajar IPA yang baik.

Siswa

1. Mempunyai kesadaran tentang pentingnya membiasakan

belajar agar dapat menumbuhkan minat belajar dan

meningkatkan hasil belajar.

2. Diharapkan tetap aktif dalam mengikuti proses belajar

mengajar sertamempertahankan hasil belajar khususnya pada

mata pelajaran IPA.