bab ii landasan teori ii... · 2015. 6. 12. · menurut paneerselvam, berikut ini rumus dalam...

21
22 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Kapasitas Produksi Kapasitas produksi merupakan salah satu parameter kemampuan industri dalam menghasilkan produk terkait dengan ketersediaan mesin, tenaga kerja dan jam kerja dalam satuan waktu tertentu. Menurut Heizer dan Render, mengartikan kapasitas adalah hasil produksi (output) maksimal dari sistem pada suatu periode tertentu (Heizer & Render, 2001). Kapasitas biasanya dinyatakan dalam angka per satuan waktu. Terdapat 2 jenis kapasitas (Heizer & Render, 2001), yaitu: 1. Kapasitas efektif atau pemanfaatan efektif Merupakan presentase kapasitas desain yang benar-benar mampu secara operasional, atau dengan kata lain pemanfaatan (utilisasi) efektif adalah kapasitas yang dapat diharapkan perusahaan untuk menghasilkan berbagai produk, dengan metode penjadwalan, cara pemeliharaan, dan standar mutu tertentu. 2. Kapasitas yang dijadikan patokan (rated capacity) Adalah ukuran kapasitas dimana fasilitas tertentu sudah digunakan dengan maksimal. Kapasitas yang dijadikan patokan tersebut akan selalu kurang atau sama dengan kapasitas riilnya.

Upload: others

Post on 30-Mar-2021

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI II... · 2015. 6. 12. · Menurut Paneerselvam, berikut ini rumus dalam menghitung kapasitas (Paneerselvam, 2012) : Keterangan : - Kapasitas Produksi (pasang)

22

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Definisi Kapasitas Produksi

Kapasitas produksi merupakan salah satu parameter kemampuan industri

dalam menghasilkan produk terkait dengan ketersediaan mesin, tenaga kerja dan

jam kerja dalam satuan waktu tertentu. Menurut Heizer dan Render, mengartikan

kapasitas adalah hasil produksi (output) maksimal dari sistem pada suatu periode

tertentu (Heizer & Render, 2001). Kapasitas biasanya dinyatakan dalam angka

per satuan waktu. Terdapat 2 jenis kapasitas (Heizer & Render, 2001), yaitu:

1. Kapasitas efektif atau pemanfaatan efektif

Merupakan presentase kapasitas desain yang benar-benar mampu secara

operasional, atau dengan kata lain pemanfaatan (utilisasi) efektif adalah

kapasitas yang dapat diharapkan perusahaan untuk menghasilkan berbagai

produk, dengan metode penjadwalan, cara pemeliharaan, dan standar mutu

tertentu.

2. Kapasitas yang dijadikan patokan (rated capacity)

Adalah ukuran kapasitas dimana fasilitas tertentu sudah digunakan dengan

maksimal. Kapasitas yang dijadikan patokan tersebut akan selalu kurang atau

sama dengan kapasitas riilnya.

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI II... · 2015. 6. 12. · Menurut Paneerselvam, berikut ini rumus dalam menghitung kapasitas (Paneerselvam, 2012) : Keterangan : - Kapasitas Produksi (pasang)

23

Kapasitas produksi dapat menentukan terkait dengan :

Persyaratan modal, sehingga mempengaruhi sebagian besar biaya tetap.

Apakah permintaan dapat dipenuhi atau apakah fasilitas yang ada berlebihan?

Jika kapasitas terlalu besar, sebagian fasilitas akan menganggur dan akan

terdapat biaya tambahan yang dibebankan pada produksi yang ada.

2.2 Efisiensi dan Efektivitas Produksi

Menurut Heizer dan Render, efisiensi adalah ukuran output actual (yang

sebenarnya dihasilkan) dengan kapasitas efektif (Heizer & Render, 2001).

Efisiensi merupakan ukuran yang menunjukan dalam penggunaan sumber daya

ekonomi yang ada untuk menghasilkan output secara maksimal. Dengan adanya

peningkatan efisiensi produksi, maka dapat meminimalisasi biaya produksi serta

meningkatkan profit. Sedangkan efektivitas merupakan tingkat pemenuhan output

atau tujuan dari proses terhadap suatu target atau pencapaian. Semakin tinggi

pencapaian atau target, maka proses tersebut dikatakan semakin efektif.

Disamping itu, terdapat pernyataan bahwa kumpulan aktivitas untuk menciptakan

nilai dalam suatu produk, baik yang berbentuk barang maupun jasa, dengan cara

mengubah input menjadi output .Berdasarkan kedua pengertian diatas mengenai

efisiensi dan efektivitas, dapat disimpulkan bahwa efektivitas lebih mengarah

terhadap hasil yang dicapai, sedangkan efisiensi lebih mengarah pada proses

pencapaian hasil tersebut. Kedua hal tersebut saling berkaitan satu sama lain,

dimana suatu proses produksi harus memastikan penggunaan sumber daya yang

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI II... · 2015. 6. 12. · Menurut Paneerselvam, berikut ini rumus dalam menghitung kapasitas (Paneerselvam, 2012) : Keterangan : - Kapasitas Produksi (pasang)

24

ada seperti bahan baku secara efisien dengan menggunakan metode atau proses

secara efektif untuk mencapai hasil yang optimal serta meminimalisasi biaya.

Berikut ini rumus perhitungan efisiensi dan efektivitas (Render & Heizer, 2004) :

Keterangan :

- Output Aktual = Jumlah hasil produksi

- Kapasitas Efektif = Kemampuan kapasitas efektif produksi

- Jumlah Pekerja = Tenaga kerja yang dibutuhkan produksi

- Jam Kerja = Jumlah jam kerja yang tersedia

- Minggu Kerja = Jumlah minggu kerja yang dihitung per bulan

- Waktu produksi/unit= Waktu yang dibutuhkan untuk produksi per unit

2.3 Perencanaan Kapasitas Produksi

Perencanaan kapasitas berhubungan dengan kemampuan suatu perusahaan

untuk menghasilkan produk dalam pemenuhannya terhadap demand yang harus

dipenuhi oleh perusahaan (Harnatalia, 2013). Perencanaan produksi merupakan

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI II... · 2015. 6. 12. · Menurut Paneerselvam, berikut ini rumus dalam menghitung kapasitas (Paneerselvam, 2012) : Keterangan : - Kapasitas Produksi (pasang)

25

suatu langkah penting yang harus dilakukan, khususnya untuk bagian tim

perencanaan produksi. Perencanaan produksi adalah suatu proses untuk

memutuskan kebutuhan produksi dalam menentukan perubahan permintaan order

setiap produk yang disesuaikan dengan ketersediaan kapasitas prouksi. Tujuan

perencanaan kapasitas adalah untuk mencapai tingkat utilitas optimum sesuai

ketersediaan sumber yang ada, sehingga dapat meminimalkan biaya produksi

serta meningkatkan profit. Perencanaan kapasitas yang tidak tepat dapat

berdampak terhadap kelangsungan produksi, jika kapasitas terlalu besar

sedangkan tidak diimbangi dengan order, maka akan menimbulkan kekosongan

kapasitas, begitu juga sebaliknya jika kapasitas terlalu kecil sedangkan tidak

diimbangi dengan order maka menimbulkan kapasitas berlebih yang berakibat

biaya produksi semakin tinggi. Untuk itu perlu disesuaikan antara kapasitas yang

akan direncanaan sesuai dengan order yang diterima. Perencanaan kapasitas

produksi dapat dilihat dalam 3 horizon waktu, antara lain :

a) Kapasitas jangka panjang (> 1th)

Perencanaan kapasitas jangka panjang, yaitu lebih dari 1 tahun terkait dengan

sumber daya produktif memerlukan waktu/lead time yang cukup lama untuk

menyelesaikan pekerjaan tersebut, seperti fasilitas infrastruktur, bangunan,

peralatan atau mesin. Dalam penentuan jumlah produksi yang dapat

menghasilkan biaya minimum perlu diperhatikan berbagai faktor, antara lain :

Pola permintaan jangka panjang

Siklus kehidupan produk yan dihasilkan

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI II... · 2015. 6. 12. · Menurut Paneerselvam, berikut ini rumus dalam menghitung kapasitas (Paneerselvam, 2012) : Keterangan : - Kapasitas Produksi (pasang)

26

Terdapat 2 strategi yang dapat dilakukan perusahaan terkait dengan kapasitas

jangka panjang, yaitu :

Strategi melihat dan menuggu (wait and see strategy)

Strategi ini bersifat strategi hati-hati, karena kapasitas produksi akan

dinaikkan apabila yakin bahwa permintaan konsumen sudah naik. Strategi

ini diperoleh berdasarkan pertimbangan bahwa, setiap kali terjadi

kelebihan kapasitas produksi, perusahaan harus menanggung risiko karena

investasi yang dilakukan hanya ditanggung dalam jumlah yang sedikit,

sehingga berakibat pada biaya produksi menjadi tinggi.

Strategi ekspansionis

Strategi ekspansionis adalah strategi dimana kapasitas selalu melebihi atau

diatas permintaan. Dengan menggunakan strategi ini, perusahaan berharap

tidak akan terjadi kekurangan produk di pasaran yang dapat menyebabkan

adanya peluang masuknya produsen lain. Disamping itu, perusahaan

berusaha untuk memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan dengan

cara menjamin tersedianya produk di pasaran.

b) Kapasitas jangka menengah (3-18 bulan)

Perencanaan kapasitas jangka menengah, yaitu rentang waktu sekitar 3-18

bulan. Dalam hal ini, perencanaan dapat bersifat fleksibel dengan memiliki

beberapa alternatif untuk mengatur kapasitas yang diperlukan, antara lain

seperti menambah ataupun mengurangi jumlah tenaga kerja, peralatan atau

mesin, dan melakukan subkontrak.

c) Kapasitas jangka pendek (< 3bln)

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI II... · 2015. 6. 12. · Menurut Paneerselvam, berikut ini rumus dalam menghitung kapasitas (Paneerselvam, 2012) : Keterangan : - Kapasitas Produksi (pasang)

27

Perencanaan kapasitas jangka pendek, yaitu dengan rentang waktu kurang

dari 3 bulan terkait dengan sistem penjadwalan harian, mulai dari pekerjaan,

karyawan, pengalokasian mesin. Sehingga dalam hal ini perlu adanya

beberapa alternatif yang dilakukan seperti kerja lembur, penggantian routing

produksi, dan pemindahan karyawan untuk dapat memenuhi permintaan

pelanggan dengan perencanaan yang bersifat jangka pendek. Disamping itu,

untuk meningkatkan kapasitas yang bersifat jangka pendek terdapat 5 cara

yang dapat dilakukan perusahaan, antara lain :

1. Meningkatkan jumlah sumber daya

a. Penggunaan kerja lembur

b. Penambahan regu kerja

c. Memerikan kesempatan kerja secara part-time

d. Sub-kontrak

e. Kontrak kerja

2. Memperbaiki penggunaan sumber daya

a. Mengatur regu kerja

b. Menetapkan jadwal

3. Memodifikasi produk

a. Menentukan standar produk

b. Melakukan perubahan jasa operasi

c. Melakukan pengawasan kualitas

4. Memperbaiki permintaan

a. Melakukan perubahan harga

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI II... · 2015. 6. 12. · Menurut Paneerselvam, berikut ini rumus dalam menghitung kapasitas (Paneerselvam, 2012) : Keterangan : - Kapasitas Produksi (pasang)

28

b. Melakukan perubahan promosi

5. Tidak memenuhi permintaan

a. Tidak mensuplai semua permintaan

Terdapat 4 pertimbangan dalam memutuskan perencanaan kapasitas produksi,

antara lain :

1. Meramalkan permintaan secara akurat, manajemen harus mengetahui produk

yang sedang ditambahkan dan produk yang sedang dihentikan produksinya,

begitu juga volume yang diperkirakan.

2. Memahami teknologi dan peningkatan kapasitas : jumlah alternatif yang

tersedia mungkin cukup banyak, tetapi setelah volume ditentukan keputusan

teknologinya dapat dipandu dengan analisis biaya, kebutuhan sumber daya

manusia, kualitas dan kehandalan.

3. Menemukan tingkat operasi (volume) yang optimal : teknologi dan

peningkatan kapasitas kerap menentukan ukuran optimal sebuah fasilitas.

4. Dibuat untuk perubahan : dalam dunia yang cepat berubah, perubahan tidak

dapat diabaikan, oleh karena itu manajer operasi harus menciptakan

fleksibilitas dalam fasilitas dan peralatan.

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI II... · 2015. 6. 12. · Menurut Paneerselvam, berikut ini rumus dalam menghitung kapasitas (Paneerselvam, 2012) : Keterangan : - Kapasitas Produksi (pasang)

29

2.4 Perhitungan Kapasitas

Kemampuan produksi suatu indsutri dalam menghasilkan suatu produk dapat

dihitung dalam rentang waktu tertentu, seperti per hari, per bulan, per tahun

ataupun per periode waktu yang diinginkan dari perusahaan.

Menurut Paneerselvam, berikut ini rumus dalam menghitung kapasitas

(Paneerselvam, 2012) :

Keterangan :

- Kapasitas Produksi (pasang) = kemampuan produksi suatu industri

- Jumlah Mesin (unit) = jumlah mesin yang tersedia

- Jam Kerja (Jam) = jumlah jam kerja yang tersedia

- Efisiensi (%) = % efisiensi perencanaan produksi

Pada dasarnya kapasitas dapat diukur dari ketersediaan jumlah mesin dan

tenaga kerja atau tenaga kerja yang dimiliki oleh suatu industri, semakin banyak

jumlah mesin atau tenaga kerja, maka semakin tinggi kapasitas yang dapat

dihasilkan. Untuk mengukur utilisasi kapasitas atau kapasitas yang digunakan

terhadap kapasitas yang tersedia (Jacobs, 2011), menggunakan rumus sebagai

berikut :

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI II... · 2015. 6. 12. · Menurut Paneerselvam, berikut ini rumus dalam menghitung kapasitas (Paneerselvam, 2012) : Keterangan : - Kapasitas Produksi (pasang)

30

Contoh :

Suatu industri sepatu beroperasi 6 hari per minggu dengan sistem kerja 2 shift dan

mempunyai 16 lines produksi, dimana setiap line terdiri dari 24 holes mesin press

untuk produksi outsole sepatu. Jika jumlah hari kerja yang diasumsikan sebanyak

22.5 hari dalam satu bulan dengang tingkat efisiensi produksi 90%, kapasitas

produksi dalam 1 bulan adalah:

2.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kapasitas Produksi

Dalam membuat perencanaan kapasitas produksi terdapat beberapa faktor

yang mempengaruhi, baik faktor internal maupun eksternal (Merlyana & Abbas,

2008). Berikut ini beberapa faktor internal yang mempengaruhi kapasitas

produksi, antara lain :

1. Tenaga kerja

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI II... · 2015. 6. 12. · Menurut Paneerselvam, berikut ini rumus dalam menghitung kapasitas (Paneerselvam, 2012) : Keterangan : - Kapasitas Produksi (pasang)

31

Tenaga kerja atau tenaga kerja meruapakan salah satu faktor penting terhadap

kapasitas yang dapat direncanakan. Jumlah tenaga kerja yang semakin banyak

akan menambah kapasitas produksi suatu industri. Disamping itu,

kemampuan atau keahlian tenaga kerja jumlah akan mempengaruh kapasitas

yang dapat direncanakan melalui jumlah output yang mampu dihasilkan

setiap jam oleh setiap tenaga kerja dalam satuan waktu tertentu. Pada

dasarnya kemampuan kapasitas yang dimiliki oleh suatu industri dapat diukur

bersadarkan jumlah tenaga kerja atau tenaga kerja dan jumlah mesin yang

dimiliki, hal ini tergantung dari jenis industri atau proses produksi yang

dilakukan.

2. Mesin

Faktor internal lain yang mempengaruhi jumlah kapasitas produksi adalah

ketersediaan jumlah mesin dan kemampuan mesin dalam memproduksi suatu

produk. Kapasitas mesin merupakan salah satu faktor modal kerja yang

mempengaruhi kemampuan produksi suatu industri. Semakin banyak jumlah

mesin serta kemampuan mesin dalam berproduksi, maka semakin tinggi

kapasitas yang dapat direncanakan.

3. Jam Kerja

Jumlah jam kerja yang tersedia dalam satuan waktu tertentu juga sangat

mempengaruhi kemampuan industri untuk memenauhi kapasitas sesuai

dengan permintaan pelanggan. Misalnya saja dalam kurun waktu bulan,

jumlah jam kerja yang dipengaruhi hari libur akhir minggu ataupun libur

nasional, dapat mengurangi kapasitas produksi. Selain itu, jumlah jam kerja

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI II... · 2015. 6. 12. · Menurut Paneerselvam, berikut ini rumus dalam menghitung kapasitas (Paneerselvam, 2012) : Keterangan : - Kapasitas Produksi (pasang)

32

setiap hari yang dioperasikan untuk indsurti tersebut juga mempengaruhi

kapasitas yang mampu dihasilkan, seperti sistem kerja 1 shift, 2 shift ataupun

3 shift.

Selain faktor internal, terdapat faktor eksternal yang dapat mempengaruhi

perencanaan kapasitas suatu indusrti, antara lain:

1. Jumlah Order

Jumlah order merupakan salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi

perencanaan kapasitas produksi suatu industri, khususnya bagi industri yang

bersifat make to order, dimana pembuatan produk berdasarkan permintaan

pelanggan. Jumlah order yang fluktuatif atau bahkan rendah sangat

mempengaruhi terhadap kelangsungan industri dalam melakukan perencanaan

kapasitas, karena ketidakstabilan tersebut akan menjadi hambatan dalam

membuat perencanaan kapasitas produksi. Namun, hal ini berbeda dengan

industri yang bersifat make to stock, dimana industri tersebut dapat

melakukan perencanaan sendiri secara independen berdasarkan data

peramalan atau prediksi yang dimiliki, sehingga perencanaan kapasitas lebih

mudah untuk dibuat.

2. Kemampuan atau Kapasitas Supplier/Subcontractor

Kegiatan industri merupakan suatu rantai yang saling berkaitan antara

supplier, produsen dan konsumen. Semakin besar atau kompleks suatu

industri biasanya memiliki jumlah supplier serta Subcontractor yang semakin

banyak untuk mendukung kelangsungan produksi. Kemampuan dari supplier

dalam memasok bahan baku dan subcontractor dalam mendukug proses

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI II... · 2015. 6. 12. · Menurut Paneerselvam, berikut ini rumus dalam menghitung kapasitas (Paneerselvam, 2012) : Keterangan : - Kapasitas Produksi (pasang)

33

produksi menjadi salah satu pertimbangan dalam menentukan kapasitas

produksi. Dalam hal ini, tentunya suatu indsutri sebagai produsen akan

berusahan untuk memenuhi permintaan konsumen, tetapi jika terdapat

keterbatasan dari kemampuan supplier ataupun subcontractor yang

mempengaruhi kelangsungan produski, maka perlu dipertimbangkan lagi

untuk mencari alternatif lain sehingga kapasitas yang direncanakan dapat

terpenuhi.

2.6 Value Chain (Michael Porter)

Value Chain atau rantai nilai adalah kumpulan aktivitas atau kegiatan dalam

sebuah perusahaan yang dilakukan untuk mendesain, memproduksi,

memasarkan, mengirimkan dan support produk (Porter, 1998). Konsep rantai

nilai ini pertama kali dikenalkan serta dipopulerkan oleh Porter pada tahun 1985

dalam bukunya. Aktivitas rantai nilai ini terdiri dari sekumpulan aktivitas utama

dan pendukung. Berikut ini bagan value chain pada gambar 4.1 :

Gambar 2.1 Porter’s Generic Value Chain

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI II... · 2015. 6. 12. · Menurut Paneerselvam, berikut ini rumus dalam menghitung kapasitas (Paneerselvam, 2012) : Keterangan : - Kapasitas Produksi (pasang)

34

Berikut ini penjelasan mengenai aktivitas rantai nilai utama dan pendukung

dari Porter :

Aktivitas Utama (Primary Activities)

1. Logistik Masuk (Inbound Logistics) adalah semua aktivitas atau kegiatan

yang dihubungkan dengan penerimaan, penyimpanan dan penyebaran

input/bahan baku, seperti penanganan bahan baku, pergudangan, kontrol

inventory, jadwal kendaraan dan pengembalian kepada supplier.

2. Operasional (Operations) adalah kegiatan yang dihubungkan dengan

mengubah input atau bahan baku menjadi bentuk produk akhir, seperti

permesinan, pengemasan, perakitan, perawatan perlengkapan, testing,

pencetakan dan yang lainnya yang berkaitan dengan proses operasi atau

produksi.

3. Logistik Keluar (Outbound Logistics) adalah kegiatan yang diasosiasikan

dengan pengumpulan, penyimpanan dan distribusi produk ke pembeli,

seperti pergudangan produk jadi, penanganan material, operasi

pengiriman, proses pemesanan dan penjadwalan.

4. Pemasaran dan penjualan (Marketing and Sales) adalah kegiatan dalam

membujuk atau menarik pembeli untuk membeli, seperti pengiklanan,

promosi, tenaga penjual, kuota dan harga.

5. Pelayanan (Service) adalah kegiatan yang diasosiasikan dengan

penyediaan layanan untuk meningkatkan dan mempertahankan nilai

produk, seperi instalasi, perbaikan, pelatihan dan penambahan produk.

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI II... · 2015. 6. 12. · Menurut Paneerselvam, berikut ini rumus dalam menghitung kapasitas (Paneerselvam, 2012) : Keterangan : - Kapasitas Produksi (pasang)

35

Aktivitas Pendukung (Support Activities)

Secara umum, aktivitas pendukung dalam rantai nilai terbagi dalam 4 kategori

kegiatan, antara lain :

1. Procurement, mengacu pada fungsi pembelian seperti pembelian bahan

mentah, persedian dan jenis jenis barang lainnya yang dapat dijadikan aset

seperti mesin-mesin, perlengkapan laboratorium, kantor dan bangunan.

2. Technology Development, terdiri dari berbagai kegiatan yang dapat

dikelompokkan ke dalam usaha untuk meningkatkan produk dan proses.

Pengembangan teknologi sangat penting untuk keunggulan kompetitif

dalam semua industri.

3. Human Resource Management, pengelolaan sumberdaya manusia

meliputi kegiatan rekrutmen, pelatihan, pengembangan SDM.

4. Firm Infrastructure, aktivitas infrastruktur perusahaan terdiri dari

sejumlah aktivitas termasuk pengelolaan umum, perencanaan, keuangan,

accounting dan manajemen kualitas.

Pada dasarnya masing - masing kegiatan atau aktivitas utama maupun

pendukung merupakan penting, hal ini tergantung dari industrinya. Misal,

untuk perusahaan dibidang jasa, pelayanan terhadap pelanggan menjadi

sesuatu yang sangat vital dalam operasi perusahaan tersebut.

Dalam setiap kategori kegiatan/aktivitas, baik itu yang utama maupun yang

pendukung, ada tiga jenis kegiatan yang memiliki peran berbeda dalam

kegiatan tersebut, antara lain :

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI II... · 2015. 6. 12. · Menurut Paneerselvam, berikut ini rumus dalam menghitung kapasitas (Paneerselvam, 2012) : Keterangan : - Kapasitas Produksi (pasang)

36

Langsung (direct) : aktivitas yang melibatkan langsung dalam pembuatan

nilai kepada pembeli, seperti perakitan, iklan, desain produk, rekrutmen

dan lain sebagainya.

Tidak langsung (indirect) : aktivitas yang memungkinkan untuk

melakukan kegiatan langsung secara berkelanjutan, seperti perawatan,

penjadwalan, administrasi penelitian dan lain sebagainya

Jaminan kualitas (Quality Assurance) : aktivitas yang menjamin kualitas

dari aktivitas lain seperti, monitoring, inpeksi, testing, pemeriksaan dan

lain sebagainya.

2.7 Analisa Regresi Linear

2.7.1 Multiple Regression Model

Dalam penelitian ini menggunakan model analisis regresi berganda. Analisis

Regresi Linear Berganda digunakan untuk mengukur pengaruh antara lebih

dari satu variabel prediktor (variabel bebas) terhadap variabel terikat.

Analisis ini untuk mengetahui arah hubungan antara variabel indenpenden

dengan variabel dependen, juga untuk mengetahui masing-masing variabel

Indenpenden berhubungan positif atau negatif, dan untuk memprediksi nilai

dari variabel dependen apabila nilai variabel Indenpendent mengalami

kenaikan atau penurunan.

Data yang digunakan biasanya bersekala interval atau ratio. Rumusnya

sebagai berikut (Nugroho, 2005) :

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI II... · 2015. 6. 12. · Menurut Paneerselvam, berikut ini rumus dalam menghitung kapasitas (Paneerselvam, 2012) : Keterangan : - Kapasitas Produksi (pasang)

37

Y = a + bX1 + cX2 + dX3 + e

Keterangan:

Y = Variabel terikat/dependen

a = Konstanta

b = Koefisien regresi pertama

c = Koefisien regresi kedua

d = Koefisien regresi ketiga

X1, X2, X3 = Variabel bebas/independen

e = Tingkat error yang dapat ditoleransi

2.7.2 Koefisien Korelasi

Koefisien korelasi merupakan nilai yang menunjukan kuat atau tidaknya suatu

hubungan linier antar dua variabel. Koefisien korelasi dilambangkan dengan

huruf r dimana nilai r dapat bervariasi dari -1 sampai +1. Nilai r yang

mendekati -1 atau +1 menunjukan hubungan yang kuat antara dua variabel

tersebut dan nilai r yang mendekati 0 mengindikasikan lemahnya hubungan

antara dua variabel tersebut. Sedangkan tanda positif (+) dan negatif (–)

memberikan informasi mengenai arah hubungan antara dua variabel tersebut.

Jika bernilai positif (+), maka kedua variabel tersebut memiliki hubungan

yang searah. Dalam arti lain peningkatan X akan bersamaan dengan

peningkatan Y dan begitu juga sebaliknya. Jika bernilai negatif (–) artinya

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI II... · 2015. 6. 12. · Menurut Paneerselvam, berikut ini rumus dalam menghitung kapasitas (Paneerselvam, 2012) : Keterangan : - Kapasitas Produksi (pasang)

38

korelasi antara kedua variabel tersebut bersifat berlawanan. Peningkatan nilai

X akan dibarengi dengan penurunan Y.

Berikut ini kriteria tingkat hubungan dari suatu nilai koefisien korelasi (r)

(Sugiarto & Harijono, 2000) dari Koefisien Korelasi Product Momen

Pearson, yaitu :

0 = tidak ada korelasi

0 – 0.5 = korelasi lemah

0.5 – 0.8 = korelasi sedang

0.8 – 1.00 = korelasi kuat

1.00 = korelasi sempurna

Koefisien korelasi pearson atau Product Moment Coefficient of Correlation

merupakan nilai yang menunjukan keeratan hubungan linier dua variabel

dengan skala data interval atau rasio.

Berikut ini rumus yang digunakan (Walpole, 1995) :

Keterangan :

= Koefisien korelasi antara variabel X dan Y.

= deviasi dari mean untuk nilai variabel X

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI II... · 2015. 6. 12. · Menurut Paneerselvam, berikut ini rumus dalam menghitung kapasitas (Paneerselvam, 2012) : Keterangan : - Kapasitas Produksi (pasang)

39

= deviasi dari mean untuk nilai variabel Y

= jumlah perkalian antara nilai X dan Y

= Kuadrat dari nilai

= Kuadrat dari nilai y

2.8 Penelitian Terdahulu

Sebelum penelitian ini dilakukan, peneliti mendapatkan data bahwa telah

dilakukan penelitian-penelitian terdahulu yang berhubungan dengan penelitian

ini. Berikut ini merupakan tabel data penelitian terdahulu yang dikutip dari jurnal

ilmiah, antara lain :

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

Penelitian Terdahulu Penulis Kesimpulan

Analisis pengaruh kualitas

pelayanan jasa Restoran

terhadap loyalitas pelanggan

sakana japanes restaurant di

delonix hotel karawang

Lia Erlian Sari

Kualitas Pelayanan berkaitan erat dengan kepuasan pelanggan. Kualitas pelayanan memberikan dorongan khusus bagi para pelanggan untuk menjalin ikatan relasi saling menguntungkan dalam jangka panjang dengan perusahaan. Ikatan emosional semacam ini memungkinkan perusahaan untuk memahami dengan seksama harapan dan kebutuhan spesifik pelanggan. Dengan demikian, perusahaan dapat meningkatkan kepuasan pelanggan dan kepuasan pelanggan berkontribusi pada terciptanya loyalitas pelanggan.

Analisis pengaruh implementasi

Serli wijaya & Sienny

Dari analisis yang dilakukan penulis dengan menggunakan

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI II... · 2015. 6. 12. · Menurut Paneerselvam, berikut ini rumus dalam menghitung kapasitas (Paneerselvam, 2012) : Keterangan : - Kapasitas Produksi (pasang)

40

membership card dalam meningkatkan loyalitas pengunjung Rumah Makan Ayam Bakar di Surabaya

Thio metode analisis regresi linier berganda dan statistik deskriptif maka dapat disimpulkan bahwa variabel kepuasan konsumen yang mempengaruhi tingkat loyalitas pengunjung sangat kecil.

Analisis pengaruh kualitas layanan terhadap kepuasan pelanggan rumah makan Ketty Resto

Istianto dan Tyra

Hasil pengolahan pada persamaan regresi dengan R square sebesar 0,59. Besarnya pengaruh variabel dependen sebesar 59,7%, faktor lain yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini misalnya produk, promosi dan harga. Pengujian parsial menunjukkan variabel kualitas layanan berpengaruh positip dan signifikan.

Analisis Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Penjualan

Aqua (Case CV Cinta Alam

Kelapa Gading)

Yovie Oentoro

hasil analisa pengolahan data

menggunakan regresi linear

berganda diketahui bahwa dari 32

pernyataan mengenai faktor

internal dan faktor eksternal yang

mempengaruhi penjualan Aqua di

CV Cinta Alam Kelapa Gading,

faktor internal yang benar-benar

mempengaruhi jumlah penjualan

aqua di CV Cinta Alam Kelapa

Gading adalah kepuasaan layanan

yaitu sebesar 9,242%, seangkan

faktor eksternal yang

mempengaruhi adalah faktor

perilaku konsumen sebesar 6,064%

Analisis Pengaruh Faktor Fundamental dan Kondisi Ekonomi Terhadap Return Saham

Subalno - Secara parsial, selama tahun 2003 sampai dengan tahun 2007 dapat diketahui bahwa variabel Return on Assets

(ROA), SBI dan Kurs berpengaruh terhadap -2,502 -1,64 Ho ditolak return saham. Sedangkan variabel Current Ratio (CR), Debt Equity

Ratio (DER), Total Assets Turn

Over (TATO) tidak terbukti

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI II... · 2015. 6. 12. · Menurut Paneerselvam, berikut ini rumus dalam menghitung kapasitas (Paneerselvam, 2012) : Keterangan : - Kapasitas Produksi (pasang)

41

berpengaruh terhadap return saham

- Secara simultan, kemampuan variabel bebas ), Current Ratio

(CR), Debt Equity Ratio (DER), Return on Assets (ROA), Total

Assets Turn Over (TATO), SBI dan Kurs berpengaruh terhadap return saham

Perencanaan Kapasitas Produksi Bagian Penjahitan Model Baju Koko Ampil 1 di CZ. XYZ Surabaya

Melly Dwi Harnatalia

- Berdasarkan pengukuran stnadar waktu bagi karyawan lama, karyawan perempuan cenderung lebih lama melakukan proses kerja dibanding dengan laki-laki, untuk itu diambil waktu terlama untuk merancang kapasitas yang efektif menggunakan metode line balancing

- Berdasarkan perhitungan kapasitas, kebutuhan karyawan untuk memenuhi order CV. XYZ sebanyak 65 orang, sedangkan aktual karyawan berjumlah 31 orang

Sistem Informasi Untuk

Optimalisasi Produksi dan

Maksimasi Keuntungan

Menggunakan Metode

Linear Programming

Merlyana dan

Bahtiar Saleh

Abbas

Keputusan optimum diberikan dengan berdasarkan sumber daya yang dimiliki perusahaan seperti persediaan bahan baku, kapasitas jam kerja mesin, kapasitas jam kerja tenaga kerja dan target produksi yang berfungsi sebagai pembatas dalam formulasi linear programming

Analisis OPtimalisasi

Produksi Dengan Linear

Programming Melalui

Metode Simpleks

Teguh

Sriwidadi dan

Erni Agustina

Dari hasil analisis dengan Linear Programming, diperoleh simpulan bahwa untuk memaksimalkan laba pada PD Utama Jaya Plasindo, dengan kendala-kendala bahan baku, jam kerja mesin, jam kerja tenaga kerja, dan permintaan-permintaan terhadap produk GRX 25, GTW 25, GTX 25, dan GTX 25

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI II... · 2015. 6. 12. · Menurut Paneerselvam, berikut ini rumus dalam menghitung kapasitas (Paneerselvam, 2012) : Keterangan : - Kapasitas Produksi (pasang)

42

M, maka: produksi gesper plastik GRX 25 sebanyak 2.400 pcs, produksi gesper plastik GTW 25 sebanyak 7.200 pcs, produksi gesper plastik GTX 25 sebanyak 3.000 pcs, produksi gesper plastik GTX 25 M sebanyak 6.600 pcs

Analisis Produksi

Menggunakan Model

Optimasi Linear

Programming Pada PT Mast

Bahtiar Saleh

Abbas, Robert

Tang Herman

dan Shinta

Faktor yang mempengaruhi banyaknya jumlah produksi untuk mendapatkan keuntungan yang optimum adalah kapasitas bahan baku, jam kerja mesin dan tenaga kerja, kapasitas produksi produk, dan jumlah hari kerja/bulan. Kedua, berdasarkan analisis sensitivitas maka terdapat kekurangan kapasitas produksi pada Proses 015

Sistem Informasi

Optimalisasi Produksi

Untuk Memaksimalkan

Laba

Bahtiar Saleh

Abbas,

Suparto

Darudiato dan

Fransisca

Solusi optimal yang diperoleh

X1=15, X2=30, X3=60, X4=331,

X5=214. Secara status-quo X1= 12,

X2=25, X3=55, X4=280, X5=300.

Bila dihitung akan kelebihan

keuntung sebesar Rp 1.238.800,

bila menggunakan hasil ILP dengan

komponen pembatas, yaitu

kemampuan produksi perusahaan,

kapasitas gudang dan kemampuan

pemasok

Sumber : Data Sekunder yang Diolah