bab ii landasan teori - repository.bsi.ac.id · faktor-faktor motivasi kerja menurut saydam dan...
TRANSCRIPT
7
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Motivasi Kerja
2.1.1. Pengertian Motivasi
Motivasi merupakan hal penting karena motivasi mendukung perilaku
manusia supaya mau bekerja giat dan antusias dalam mencapai hal yang optimal.
Motivasi sebagai dorongan, merupakan faktor penting dalam menjalankan pekerjaan
secara optimal. Jika setiap pekerjaan dapat dijalankan secara optimal, maka kinerja
pegawai dapat diwujudkan sesuai dengan tujuan organisasi. Tanpa adanya motivasi,
seorang pegawai merasa segan untuk melaksanakan suatu pekerjaan dengan baik.
Kinerja pegawai akan tercapai bila ada kemauan dari diri sendiri dan dapat dorongan
dari pihak lain
Menurut Hasibuan dalam (Sutrisno, 2017) “Mengemukan bahwa motivasi
adalah perangsang keinginan dan daya penggerak kemauan bekerja seseorang karena
setiap motif mempunyai tujuan tertentu yang ingin dicapai”.
Menurut Robbins dalam (Irviani & Fauzi, 2018) “menyatakan motivasi
sebagai proses yang menyebabkan (intensity), arahan (direction), dan usaha terus
menerus (persistence) individu menuju pencapaian tujuan”.
Menurut Stefan Invanko dalam (Hamli Arif Yusuf, 2018) “mendefinisikan
motivasi sebagai keinginan dan energi seseorang yang diarahkan untuk mencapaian
suatu tujuan. Motivasi adalah sebab dari tindakan”.
Dari beberapa motivasi kerja dapat disimpulkan adalah keadaan dalam
pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-
8
kegiatan yang tertentu untuk mencapai suatu tujuan pada diri sesorang akan
mewujudkan suatu perilaku yang diarahkan pada tujuan untuk mencapai sasaran
kepuasan.
2.1.2. Tujuan Motivasi Kerja
Menurut Hasibuan dalam (Kurniasari, 2018) terdapat beberapa tujuan
motivasi sebagai berikut:
1. Mendorong gairah dan semangat kerja karyawan.
2. Meningkatkan moral dan keputusan kerja karyawan.
3. Meningkatkan produktivitas kerja karyawan.
4. Mempertahankan loyalitas dan kestabilan karyawan perusahaan.
5. Meningkatkan kedisplinan dan menurunkan tingkat absensi karyawan.
6. Mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadap tugas-tugasnya.
7. Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik.
8. Mengefektikan penggadaan karyawan.
9. Meningkatkan kesejahteraan karyawan.
10. Meningkatkan kinerja karyawan.
11. Meningkatkan efisiensi penggunaan alat-alat dan bahan bahan baku.
12. Meningkatkan kinerja karyawan.
2.1.3. Faktor-faktor Motivasi Kerja
Menurut Saydam dan Kadarisman dalam (Erri & Fajrin, 2018)
mengemukakan bahwa tedapat dua faktor
1. Faktor intern yang terdapat pada diri karyawan itu sendiri misalnya dapat terlihat
pada sering resahnya atau bergejolaknya pegawai. Akhir-akhir ini banyak terjadi
9
pergolokan pegawai di berbagai instansi, muncul nya kasus unjuk rasa,
pemogokan dan lain-lain.
2. Faktor ekstern yang berasal dari luar karyawan juga dapat mempengaruhi
motivasi. Faktor lingkungan pekerjaan adalah keseluruhan sarana dan prasarana
kerja yang ada disekitar pegawai yang sedang melakukan perkerjaan yang dapat
mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan itu sendiri.
2.1.4. Prinsip-prinsip Dalam Motivasi Kerja Pegawai
Menurut (Mangkunegara, 2017) prinsip dalam motivasi kerja tedapat 5
prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. Prinsip Partisipasi
Dalam upaya motivasi kerja, pegawai perlu diberikan kesempatan ikut
berpartisipasi dalam menentukan tujuan yang akan dicapai oleh pemimpin
2. Prinsip Komunikasi
Pemimpin mengkomunikasikan segala sesuatu yang berhubungan dengan usaha
pencapaian tugas, dengan informasi yang jelas, pegawai akan lebih mudah
dimotivasi kerjanya.
3. Prinsip mengakui andil bawahan
Pemimpin mengakui bahwa bawahan (pegawai) mempunyai andil di dalam usaha
pencapaian tujuan.
4. Prinsip pendelegasian wewenang
Pemimpin yang memberikan otoritas atau wewenang kepada pegawai bawahan
untuk sewaktu-waktu dapat mengambil keputusan terhadap pekerjaan yang
dilakukannya.
10
5. Prinsip memberi perhatian
Pemimpin memberikan perhatian terhadap apa yang diinginkan pegawai bawahan,
akan memotivasi pegawai bekerja apa yang diharapkan oleh pimpinan.
2.1.5. Dimensi-dimensi Motivasi Kerja
Menurut Maslow dalam (Mangkunegara, 2017) mengemukakan bahwa
hierarki kebutuhan manusia adalah sebagai berikut:
1. Kebutuhan fisiologi, yaitu kebutuhan untuk makan, minum, perlindungan fisik,
bernapas, seksual. kebutuhan ini merupakan kebutuhan tingkat terendah atau
disebut pula sebagai kebutuhan yang paling dasar.
2. Kebutuhan rasa aman, yaitu kebutuhan akan perlindungan dari ancaman, bahaya,
pertentangan, dan lingkungan hidup.
3. Kebutuhan untuk merasa memiliki, yaitu kebutuhan untuk diterimaoleh
kelompok, berafiliasi, berinteraksi, dan kebutuhan untuk mencintai serta dicintai.
4. Kebutuhan akan harga diri, yaitu kebutuhan untuk dihormati, dan dihargai oleh
orang lain.
5. Kebutuhan akan mengaktualisasikan diri, yaitu kebutuhan untuk menggunakan
kemampuan, skill, dan potensi. Kebutuhan untuk berpendapat dengan
mengemukakan ide-ide memberi penilaian dan kritik terhadap sesuatu.
2.2. Kinerja Pegawai
2.2.1 Pengertian Kinerja
Kinerja pada umumnya diartikan sebagai kesuksesan seseorang dalam
melaksanakan suatu pekerajaan. Kinerja pegawai merupakan hasil kerja yang dicapai
seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya. Kinerja
11
pegawai meliputi kualitas dan kuantitas output serta keandalan dalam bekerja.
pegawai dapat bekerja dengan baik bila memiliki kinerja yang tinggi sehingga dapat
menghasilkan kerja yang baik.
Menurut Benardin dan Russel dalam (Priansa, 2017) “menyatakan bahwa
kinerja merupakan hasil yang diproduksi oleh fungsi pekerjaan tertentu atau kegiatan
pada pekerjaan tertentu selama priode waktu tertentu”.
Menurut (Kasmir, 2017) “pengertian kinerja merupakan hasil kerja dan
perilaku kerja yang telah dicapai dalam menyelesaikan tugas-tugas dan tanggung
jawab yang diberikan dalam suatu periode tertentu”.
Menurut Rahadi dalam (Widiyanti & Fitriani, 2017) “mengemukakan bahwa
kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau kelompok orang
dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-
masing dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal,
tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika”.
Dari beberapa pengertian kinerja dapat disimpulkan adalah hasil kerja yang
dapat dicapai oleh sesorang dalam suatu perusahaan sesuai dengan wewenang dan
tanggung jawab masing-masing dalam upaya pencapaian tujuan perusahaan.
2.2.2. Faktor-faktor Mempengaruhi Kinerja
Menurut Keith Davis dan Suhar Saputra dalam (Pramularso, 2018)
mengemukakan bahwa faktor yang mempengaruhi kinerja adalah:
1. Faktor Motivasi Motivasi merupakan kondisi yang menggerakan diri pegawai
yang terarah untuk mencapai tujuan organisasi. Pegawai akan mampu mencapai
kinerja yang maksimal jika ia memiliki motivasi tinggi.
12
2. Faktor Kemampuan Secara psikologis kemampuan pegawai terdiri dari
kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan reality (knowledge+skill), Artinya
pegawai yang memiliki IQ di atas rata-rata (IQ 110-120) dengan pendidikan yang
memadai untuk jabatannya dan terampil dalam bekerja, maka ia akan lebih mudah
untuk mencapai kinerja yang diharapkan.
2.2.3. Indikator-indikator kinerja
Menurut Sutrisno dalam (Nurdin & Rohendi, 2016) ada enam indikator dari
kinerja yakni :
1. Hasil kerja
Meliputi tingkat kuantitas maupun kualitas yang telah dihasilkan dan sejauh mana
pengawasan dilakukan.
2. Pengetahuan pekerjaan
Tingkat pengetahuan yang terkaitkan dengan tugas pekerjaan yang akan
berpengaruh langsung terhadap kuantitas dan kualitas dan hasil kerja.
3. Inisiatif
Tingkat inisiatif selama melaksanakan tugas pekerjaan khususnya dalam hal
penanganan masalah – masalah yang timbul.
4. Kecekatan Mental
Tingkat kemampuan dan kecepatan dalam menerima intruksi kerja dan
menyesuaikan dengan cara kerja serta situasi kerja yang ada.
5. Sikap
Tingkat semangat kerja serta sikap positif dalam melaksanakan tugas pekerjaan.
6. Disiplin Waktu dan Absensi
Tingkat ketetapan waktu dan tingkat kehadiran.
13
2.3. Konsep Dasar Oprasional dan Perhitungan
2.3.1. Kisi-kisi Oprasional Variabel X dan Y
Pada Kisi-kisi operasional Variabel yang penulisan digunakan untuk
berisikan tentang dimensi-dimensi dan indikator penyusunan daftar pertanyaan
kuesioner dalam penelitian ini digambarkan dalam tugas akhir.
Table II.1
Kisi-kisi Oprasional Variabel Motivasi Kerja
variabel Dimensi Indikator Item
Motvasi
Kerja
(X)
Kebutuhan fisiologi Rasa lapar, Haus,
istirahat,fasalitas 1,2
Kebutuhan rasa aman
Perlindungan dari bahaya,
pertentangan, dan lingkungan
hidup
3,4
Kebutuhan untuk merasa
memliki
Diterima dikelompok,
berinteraksi 5,6
Kebutuhan akan harga
diri Dihormati dan dihargai 7,8
Kebutuhan untuk
mengaktualisasikan diri Kemampuan, skil, dan pontensi 9,10
Sumber :Maslow dalam(Mangkunegara, 2017)
Table II.2
Kisi-kisi Oprasional Variabel Kinerja
Variabel Dimensi Indikator Item
Kinerja
(Y)
Hasil kerja Tingkat kualitas dalam bekerja
pengawasan. 1,2
Pengetahuan
pekerjaan
Tingkat pengetahuan karyawan,
pekerjaan berpengaruh dalam hasil
kerja
3,4
Inisiatif Berinisiatif dalam mengerjakan
tugas
5
Kecekatan
mental
Kemampuan dalam menyelesaikan
target pekerjaan, kecepatan dalam
menerima instruksi pekerjaan
6,7
Sikap Semnagat dalam bekerja 8,9
Disiplin
waktu dan
absensi
Selalu hadirtepat waktu tingkat
kehadiran selalu diutamakan dalam
bekerja
10
Sumber : (Nurdin & Rohendi, 2016)
14
2.3.2. Uji Instrumen Penelitian
Penelitian adalah melakukan pengukuran terhadap fenomena sosial maupun
alam. Karena pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus
ada alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instrumen penelitian (Sugiono,
2017). Uji instrumen penelitian terdiri dari uji validitas dan uji reliabilitas.
1. Uji Validitas
Menurut (Sugiyono, 2017) “uji validitas adalah alat ukur yang digunakan untuk
mendapatkan data (mengukur) itu valid”. Valid berarti instrumen tersebut dapat
digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya di ukur. jika ukuran mewakili
konstruk maka instrument ukuran penelitian valid .Validitas merujuk pada sejauh
mana perbedaan dalam skor atau instrument (item-item dan katagori respon yang
diberikan kepada satu variabel khusus) mencerminkan kebenaran perbedaan
anatara individu-individu, kelompok-kelompok, atau situasi-situasi dalam
karakteristik (variabel) yang diketemukan untuk ukuran.
2. Uji Reliabilitas
Menurut (Sugiyono, 2017) “uji reliabilitas adalah untuk mengetahui sejauh mana
hasil pengukuran tetap konsisten apabila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih
terhadap gejala yang sesuai dengan menggunakan alat pengukur yang sama pula”.
Uji reliabilitas alat ukur dapat dilakukan secara eksternal maupun internal secara
internal reliabilitas instrument dapat diuji dengan menganalisis konsistensi butir-
butir yang ada pada instrument dengan teknik tertentu.
Teknik pengukuran reliabilitas menggunakan teknik alpha cronbach’s teknik atau
rumusan ini dapat digunakan untuk menentukan apakah suatu instrument
penelitian reabel atau tidak. instrumen yang reliabel berarti instrumen tersebut bila
15
digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan
data yang sama. Berikut ini adalah tabel Skala Alpha Cronbach’s.
Table II.3
Skala Alpha Cronbach’s
Nilai Alpha Cronbach Keterangan
0.0-0.199 Kurang Reliabel
0.21-0.399 Agak Reliabel
0.41-0.599 Cukup Reliabel
0.61-0.799 Reliabel
0.80-1.00 Sangat Reliabel
Sumber :(Sugiyono, 2017)
2.3.3. Konsep Dasar Perhitungan
Konsep dasar perhitungan yang digunakan penulisan sebagai penelitian
sebagai berikut:
1. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Menurut (Sugiono, 2017) populasi adalah “wilayah generalisasi yang terdiri
atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.
b. Sampel
Menurut (Sugiyono, 2017) “sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik
yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Dalam penelitian tugas akhir ini, untuk
menentukan jumlah sampel menggunakan rumus slovin, sebagai berikut:
n = N
1 + Ne2
Keterangan:
n : ukuran sampel
16
N : ukuran populasi
e : persentase kesalahan yang dapat ditolerir menurut statistik
2. Skala Likert
Skala likert menurut (Sugiyono, 2017) “digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena
social”. Dengan menggunakan skala likert maka variabel yang diukur dijabarkan
menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik
tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau
pertanyaan. Berikut ini contoh tabel menggunakan skala likert.
Tabel II.4
Skala Likert
No Jawaban Skor
1. Sangat setuju 5
2. Setuju 4
3. Ragu – ragu 3
4. Tidak setuju 2
5. Sangat tidak setuju 1
Sumber : (Sugiyono, 2017)
3. Uji Koefisien Korelasi
Koefisien korelasi menurut (Sugiyono, 2017) merupakan untuk mencari arah dan
kuatnya hubungan antara dua variabel atau lebih. Sedangkan kuatnya hubungan
dinyatakan dalam besarnya koefisien korelasi. Berikut ini adalah rumus yang
digunakan untuk mencari koefisien korelasi yaitu:
17
Keterangan:
r = Koefisien Korelasi
n = Jumlah Responden
X = Variabel Independent (Motivasi kerja)
Y = Variabel Dependent (Kinerja karyawan)
Untuk dapat memberi intreprestasi terhadap kuatnya hubungan itu, maka dapat
digunakan pedoman seperti yang tertera pada tabel berikut:
Tabel II.5
Pedoman Untuk Memberikan Interprestasi Terhadap Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,0-0,199 Sangat Rendah
0,20-0,399 Rendah
0,40-0,599 Sedang
0,60-0,799 Kuat
0,80-1,000 Sangat Kuat
Sumber :(Sugiyono, 2017)
4. Koefisien Determinasi
Menurut (Sugiyono, 2017) “koefisien deteminasi digunakan untuk mengetahui
seberapa besar pengaruh penilaian kinerja terhadap motivasi kerja. Koefisien
Determinasi dihitung dengan mengkuadratkan”. Koefisien Korelasi yang telah
ditemukan sebelumnya dan selanjutnya dikalikan 100%, dengan demikian
rumusnya adalah :
Keterangan :
KD : Koefisien Determinasi
r : Koefisien Kolerasi
18
5. Persamaan Regresi
Menurut (Sugiyono, 2017) “persamaan regresi dapat digunakan untuk melakukan
prediksi seberapa tinggi nilai variabel dependent bila nilai variabel independent
dimanipulasi (diubah-ubah)”.
Persamaan regresi sederhana ( dengan satu pridikator) dapat dirumuskan sebagai
berikut:
Rumus:
Y = Nilai yang diprediksikan
a = Nilai konstanta harga Y jika X = 0.
b = Nilai arah sebagai penentu ramalan (prediksi) yang menunjukkan nilai
peningkatan (+) atau nilai penurunan (-) variabel Y.
X = variabel bebas yang mempunyai nilai tertentu untuk diprediksikan. Rumus
a dan b dapat dicari dengan rumus berikut: