bab ii landasan teori a. strategi pembelajaran 1

26
27 BAB II LANDASAN TEORI A. Strategi Pembelajaran 1. Pengertian Strategi Pembelajaran Dalam dunia pendidikan, menurut J.R. David strategi diartikan sebagai a plan method, or series of activities designed to achieves a particular educational goal. 1 Ada dua hal yang perlu kita ketahui, pertama strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan dalam pembelajaran. Ini berarti penyusunan startegi baru sampai pada proses penyusunan rencana kerja belum samapi pada tindakan. Kedua, strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu. Artinya arah dari suatu keputusan penyusunan strategi adalah pencapaian tujuan. Oleh sebab itu, sebelum menentukan strategi perlu dirumuskan tujuan yang jelas yang diukur keberhasilanya. Sebab tujuan adalah roh dalam implementasi suatu strategi. Jadi dengan demikian strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. 2 1 Darmansyah, Strategi Pembelajaran Dengan Humor (Jakarta: Pt Bumi Aksara, 2010), hlm. 32. 2 Wina Sanjaya., Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan (Jakarta:. 2006: kencana prenada media group, 2006), hlm. 126.

Upload: others

Post on 21-Oct-2021

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI A. Strategi Pembelajaran 1

27

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Strategi Pembelajaran

1. Pengertian Strategi Pembelajaran

Dalam dunia pendidikan, menurut J.R. David strategi diartikan sebagai

a plan method, or series of activities designed to achieves a particular

educational goal.1

Ada dua hal yang perlu kita ketahui, pertama strategi pembelajaran

merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan

metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan dalam

pembelajaran. Ini berarti penyusunan startegi baru sampai pada proses

penyusunan rencana kerja belum samapi pada tindakan. Kedua, strategi

disusun untuk mencapai tujuan tertentu. Artinya arah dari suatu keputusan

penyusunan strategi adalah pencapaian tujuan. Oleh sebab itu, sebelum

menentukan strategi perlu dirumuskan tujuan yang jelas yang diukur

keberhasilanya. Sebab tujuan adalah roh dalam implementasi suatu strategi.

Jadi dengan demikian strategi pembelajaran dapat diartikan

sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain

untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

2

1 Darmansyah, Strategi Pembelajaran Dengan Humor (Jakarta: Pt Bumi Aksara, 2010), hlm.

32.

2 Wina Sanjaya., Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan (Jakarta:. 2006: kencana prenada media group, 2006), hlm. 126.

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI A. Strategi Pembelajaran 1

28

Mendefinisikan strategi pembelajaran sebagai sebuah cara yang

digunakan pendidik untuk melaksanakan rencana yaitu mencapai tujuan

pembelajaran yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata atau praktis.

Ruang lingkup metode pembelajaran lebih kecil daripada strategi atau model

pembelajaran. Model pemprosesan informasi yang terjadi di otak manusia

terdiri atas pembelajaran (learning), penyimpanan (storing), dan mengingat

(rememberring) yang ketiganya mempunya sifat dinamis dan interaktif.3

Menurut saya Pemilihan strategi sangatlah penting, guru sebagai

pengembang harus mengetahui pendekatan-pendekatan dalam belajar agar

dapat memilih strategi pembelajaran yang tepat. Strategi pembelajaran harus

dipilih untuk memotivasi siswa, memfasilitasi proses belajar, dan mendorong

terjadi interaksi.

2. Pengertian Strategi Whole Brainteaching

Strategi pembelajaran ini mengenali beberapa prinsip belajar anak

didik yang dibagi menjadi tiga bagian yaitu visual, verbal, dan kinestetik.

Strategi pembelajaran Whole Brainteaching merupakan strategi pembelajaran

yang berusaha bagaimana cara menarik perhatian peserta didik sehingga

mereka lebih fokus pada materi yang diberikan oleh guru. Menurut beliau

Whole Brainteaching adalah pembelajaran dengan pendekatan instruksional

yang berasal dari gambaran neurolinguistik yang berdasarkan pada fungsi

3 Djamarah and Zain, hlm. 5.

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI A. Strategi Pembelajaran 1

29

otak kanan dan kiri.4

Guru yang memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang

neurolinguistik mengetahui bagaimana menggunakan bahasa yang positif

untuk meningkatkan tindakan-tindakan positif pada anak, hal ini menjadi

faktor penting untuk merangsang fungsi otak yang paling efektif. Proses

berpikir otak kiri yang bersifat logis lebih mengedepankan logika, fakta,

sistematis, detain dan rasional, misalnya dikenakan dengan proses

pembelajaran melalui tugas-tugas terstuktur dengan aturan yang jelas,

menulis, membaca, berhitung.

Neurolinguistik yaitu suatu bidang kajian ilmu yang

mempelajari tentang bagaimana otak memproses kegiatan berbicara,

mendengar, membaca dan menulis menjadi sebuah informasi. Program ini

meneliti hubungan antara bahasa dan prilaku dan dapat digunakan untuk

menciptakan jalinan pengertian anak dan guru.

Maka dalam kegiatan pembelajaran harus menyeimbangkan aktivitas

otak bagian kanan dan kiri sehingga anak merasa rileks. Ketika anak dalam

keadaan rileks akan membuat koneksi kedua belahan otak lebih cepat

memproses informasi. Inti dari strategi Whole Brainteaching adalah

bagaimana cara menarik perhatian audiens dalam hal ini adalah anak didik

sehingga mereka lebih terfokus pada materi yang diberikan guru.

4 Biffle C, Whole Brain Teaching For Challenging Kids (Amerika: Lucinda Geist, 2008),

hlm. 30.

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI A. Strategi Pembelajaran 1

30

Berdasarkan fakta tersebut, menurut saya pendidik perlu mengatur

strategi cara mengajar agar pemrosesan informasi peserta didik efektif dan

efisien.Salah satunya melalui Whole Brain Teaching karena menekankan

pembelajaran aktif.5

B. Langkah-Langkah Pembelajaran Whole Brain Teaching antara lain:

Menurut Amstrong didalam bukunya, power teaching atau whole brain

teaching adalah sebuah metode yang dikembangkan oleh-oleh negara-negara

barat. Metode ini sangatlah menarik karena mampu meningkatkan atensi dan

konsentrasi siswa.6 Menurut Chris Biffle terdapat enam langkah-langkah/teknik

yaitu dalam Tabel 2.1.7

Tabel 2

No Langkah Fungsi 1

Class “Yes”

Penarik perhatian

2 Gestures

Mengajar sambil melakukan gerakan-gerakan simbolik bermakna

3 Teach – Ok Saling mengajar antaranak 4 Mirror Menirukan Gesture dan penjelasan guru 5 (switch-ok) Mengajar teman secara bergantian 6 Scoreboard Pemberian skor penilaian

Adapun langkah-langkah untuk kegiatan Pelaksanaan strategi whole brain

teaching sebagai berikut:

5 C, Whole Brain Teaching For Challenging Kids, hlm. 38. 6 Cahaya Icha, “Http://Blogspot.Com/Model-Pembelajaran-Whole-

Braiteachinghtmldiakses%20tgl%2027%,” 2013/03/, 2013. 7 C, Whole Brain Teaching For Challenging Kids, hlm. 38.

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI A. Strategi Pembelajaran 1

31

1. Seruan sapa guru terhadap kelas (Class “Yes”)

Terkadang guru merasa kesulitan mengajar di kelas karena anak-anak

ramai dan berbicara sendiri dengan temannya sehingga tidak memperhatikan

apa yang diterangkan oleh guru. Langkah pertama dalam metode

pembelajaran Whole Brain Teaching adalah memfokuskan perhatian peserta

didik. Pada tahap ini pendidik mengarahkan perhatian peserta didik pada

kegiatan pembelajaran dengan mengucap kata “class“ dengan intonasi

tertentu. Peserta didik menjawab ucapan dengan kata “Yess” dengan intonasi

kata yang sama dengan intonasi pendidik. Intensitas dan intonasi pendidik

juga dapat digunakan untuk menarik perhatian peserta didik.8

2. Mengajar sambil melakukan gerakan-gerakan simbolik bermakna (Gestures).

Hal ini sangat

efektif digunakan untuk menarik perhatian peserta didik. Peserta didik akan

fokus ke pendidik di awal pembelajaran. Saat peserta didik fokus kepada

pendidik inilah saat yang tepat dimanfaatkan pendidik untuk menjelaskan

berbagai konsep yang diinginkan.

Menurut Silberman, dalam proses kegiatan pembelajaran guru

memberikan uraian penjelasan kepada peserta didik dengan singkat atau

pendek-pendek. Disamping itu untuk membantu anak memahami apa yang

diajarkan oleh guru, maka guru melakukan gerakan-gerakan simbolik

8 Icha, “Http://Blogspot.Com/Model-Pembelajaran-Whole-Braiteachinghtmldiakses%20tgl%2027%.”

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI A. Strategi Pembelajaran 1

32

bermakna.9

3. Saling mengajar antaranak (Teach – Ok)

Gerakan yang dilakukan guru melibatkan tidak hanya tangan tapi

juga dapat dipadukan dengan gerakan bagian tubuh lainnya serta perpaduan

intonasi suara yang bervariasi menjadi sebuah keharusan untuk dilakukan

oleh seorang guru. Maka dalam persiapan mengajar guru wajib menyusun

rancangan pembelajaran dengan rinci serta terus melatih diri membuat

gerakan-gerakan (gestures) asosiatif dan bermakna. Gerakan-gerakan tersebut

akan ditirukan oleh para anak ketika mereka diminta untuk oleh guru

melakukan ini aktivitas “saling mengajarkan” (teach-ok )/swich-ok/ mirror.

Teknik yang digunakan dalam ”teach-ok“, yaitu dengan melibatkan

anak dalam melakukan empat aktivitas dalam pembelajaran, yaitu melihat,

mengatakan, mendengar dan melakukan. Hal ini merupakan inovasi terbaru

dalam pembelajaran di kelas dan akan membuat anak belajar menyenangkan.

Langkah-langkah dalam pembelajaran dalam melakukan kegiatan “teach-ok”

adalah10

9 Melvin. L Silberman., Active Learning: 101 Strategi Pembelajaran Aktif (Jakarta: indeks,

2013), hlm. 32.

membagi anak kedalam kelompok yang terdiri dari dua anak, ketika

guru berseru ”teach” dengan irama, gerakan dan kecepatan tertentu,

selanjutnya anak menjawab “oke” dengan irama, gerakan dan kecepatan

tertentu juga meniru guru.

10 Researchgate, “Http://Www.Net/Publiction/326827898_Penerapan_Metode_Whole_Brain-_Teaching_dalam_Meningkatkan_Motivasi_Belajar¬_Anak_Usia_Dini&hl-ID,” n.d.

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI A. Strategi Pembelajaran 1

33

Selanjutnya anak-anak saling berhadapan dengan teman sebelahnya dan

mengajarkan apa yang diminta oleh guru dengan menggunakan gestures.

Kegiatan mengajarkan teman ini berlangsung sampai guru berseru, “class...!”,

dan anak –anak langsung berhenti mengajar temannya dan menghadap lagi

ke guru sambil berseru, “yes...”.

4. Menirukan Gesture dan penjelasan guru (Mirror)

Mirror adalah salah satu teknik yang sederhana dalam Whole Brain

Teaching. Ketika guru mengatakan “mirror” lalu anak merespon dengan

mengatakan “mirror”, kemudian anak menirukan gesture dan penjelasan

dari guru. Cara kerja otak dalam proses ini adalah ketika anak meniru gesture

guru, korteks motor mereka, area memori yang paling dapat diandalkan

otak secara otomatis terlibat. Gunakan mirror ketika bercerita, memberi

petunjuk, menjelaskan langkah-langkah dalam prosedur, menunjukkan

proses, kapan saja guru ingin melihat pemahaman anak tentang apa yang telah

diajarkan.11

5. Mengajar teman secara bergantian (switch-ok)

Pada saat menggunakan perintah teach-ok, guru terkadang merasa

kesulitan dalam memperhatikan anak, antara anak yang aktif berbicara dan

anak yang menjadi pendengar. Dari sinilah guru bisa menggunakan perintah

switch-ok.

11 Oemar Hamalik, Pendekatan Baru Strategi Belajar Mengajar Berdasarkan CBSA

(Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2009), hlm. 85.

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI A. Strategi Pembelajaran 1

34

Langkah pertama yang dilakukan adalah membagi anak ke

dalambeberapa kelompok yang terdiri dari dua anak. Anak dengan nilai

yang tinggi dipasangkan dengan anak yang nilainya rendah, sedangkan

anak yang nilainya cukup dipasangkan dengan anak yang nilainya cukup

pula. Jadi, terdapat dua kelompok, yaitu kelompok satu sebagai pengajar

pertama dan kelompok dua sebagai pengajar kedua.

Selanjutnya guru menjelaskan tentang perintah switch-ok ini, yaitu

apabila guru berkata teach, anak menjawabnya dengan ok dan berarti

dimulainya anak kelompok pertama mengajarkan apa yang disampaikan

guru kepada anak kelompok kedua sebagai pendengar. Dan ketika guru

berkata switch, anak menjawab ok.

Selanjutnya sekarang giliran kelompok dua sebagai pengajar dan

kelompok satu sebagai pendengar. Kunci utama dari interaksi ini adalah

bahwa baik guru sebagai pembicara dan anak sebagai pendengar harus

menggunakan gerakan/gesture dengan baik. Guru menggambarkan apa

yang mereka katakan dengan gerakan-gerakan bermakna dan anak

mendengarkan tentang apa yang dijelaskan tersebut. Hal ini dilakukan

bergantian kepada anak agar anak dapat menerapkan sebagai pembicara dan

pendengar dengan baik pada temannya.12

12 Wena. Made, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Suatu Tujuan Konseptual

Operasional (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), hlm. 186–87.

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI A. Strategi Pembelajaran 1

35

6. Pemberian skor penilaian (Scoreboard).

Pada pelaksanaan metode whole brain teaching ini, guru telah

menyiapkan kolom penilaian yang terdiri dua kolom, yaitu gambar

gembira (smile) dan kecewa (frowny). Guru memberitahukan pada anak

bahwa bila anak dapat menjawab pertanyaan, melakukan dengan baik

aktivitas teach-ok/mirror/switch-ok yang di instruksikan oleh guru, maka

akan di tempelkan gambar smile di sebelah kolom anak sebagai reword.

Tetapi bila sebaliknya, maka guru akan memberikan gambar frowny di

sebelah kolom anak pada papan skor.13

Jadi dapat disimpulkan, berdasarkan langkah-langkah yang diberikan

oleh Christ biffle dan Amstrong maka strategi whole brain teaching ini

sebagai berikut .Seruan sapa guru terhadap kelas (Class “Yes”), mengajar

sambil melakukan gerakan-gerakan simbolik bermakna (Gestures), saling

mengajar antaranak(Teach – Ok), menirukan Gesture dan penjelasan guru

(Mirror), mengajar teman secara bergantian (switch-ok), Pemberian skor

penilaian (Scoreboard).

C. Keunggulan Strategi Whole Brainteaching

1. siswa tidak tergantung kepada guru, akan tetapi dapat menambah kepercayaan

kemampuan berpikirsendiri, menemukan informasi dari berbagai sumber dan

belajar dari siswa lain

13 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Raja wali Press, 2011), hlm. 50.

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI A. Strategi Pembelajaran 1

36

2. mengembangkan kemampuan mengungkapkan idea tau gagasan dengan kata-

kata secara verbaldan dengan mengembanglan ide-ide atau gagasan orang lain

3. mambantu anak agar dapat bekerja sama dengan orang lain dan menyadari

segala keterbatasannya serta menerima segala kekurangannya

4. membantu sosiwa untuk lebih bertanggung jawab dalam melaksanakan

tugasnnya

5. meningkatkan motivasi dan membrikan rangsangan untuk berfikir

6. meningkatkan prestasi akademik sekaligus kemampuan verbal.

D. Kelemahahan Strategi Whole Brainteaching

1. Kadang-kadang bisa terjadi pandangan dari berbagai sudut bagi masalah yang

dipecahkan, bahkan mungkin pembicaraan menjadi menyimpang, sehingga

memrlukan waktu yang panjang.

2. Bila adanya kelompok, biasanya siswa yang bertanggung jawab dalam tugas,

membuat mreka lebih mengandalkan pasangannya sehingga mereka bermain-

ain sendiri tanpa mau mengerjakan tuagas.

E. Motivasi Belajar Siswa

1. Pengertian Motivasi Belajar

Suatu kegiatan akan berjalan dengan lancar dan baik apabila ada

keinginan yang timbul karena adanya kebutuhan. Dengan adanya kebutuhan

maka timbullah motivasi yang disebebkan adanya minat yang besar terhadap

sesuatu yang mengandung arti dan bernilai tinggi bagi orang atau karena ia

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI A. Strategi Pembelajaran 1

37

akan memenuhi kebutuhan dirinya sehingga terpenuhinya kebutuhan ia akan

merasa senang.

Dalam hidup ini setiap manusia mempunyai tujuan.Untuk mencapai

suatu tujuan manusia harus belajar dari segala hal.Diperlukan juga motivasi

atau dorongan yang kuat dari dalam maupun dari luar. Oleh karena itu

motivasi adalah bermaksud sebab , tujuan atau dorongan, faktor inilah yang

harus diperhatikan agar semua berjalan dengan maksimal. Kurangnya

motivasi menjadi penyebab timbulnya masalah untuk mencapai tujuan

tersebut. Untuk mencapai suatu tujuan dengan memotivasi diri dalam belajar,

akan menjadi penggerak utama untuk berusaha keras mencapai atau mendapat

apa yang diinginkan.

Lebih penting sesuatu yang ingin dicapai, dimiliki, diselesaikan atau

ditujui, lebih serius dan lebih kuatlah usaha seseorang, sebuah

keluarga,organisasi, masyarakat atau negara untuk mencapai apa yang telah

ditetapkan. Jadi, dengan tujuan atau hasrat yang lebih penting atau besar, lebih

kuatlah pula dorongan atau motvasi seseorang itu untuk berusaha bagi

mencapai tujuannya.

Ada beberapa ahli yang berpendapat mengenai motivasi, diantaranya

sebagai berikut:14

1. Thorndike

14 Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan (Jakarta: Pt. Rineka Cipta, 2003), hlm. 206.

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI A. Strategi Pembelajaran 1

38

Ia mengatakan bahwa belajar dengan “trial-and-error” yang dimulai

dengan adanya beberapa motif yang mendorong keaktifan. Dengan ini

untuk membangkitkan anak dalam belajar diperlukan motivasi.

2. Ghuthtrie

Menurutnya motivasi hanyalah menimbulkan variasi respon pada individu

dan bila dihubungkan dengan hasil belajar motivasi tersebut bukan

instrumental dalam belajar.

3. Frederick J. McDonald

Motivasi merupakan perubahan tenaga didalam diri seseorang yang

ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi-reaksi mencapai tujuan.Motivasi

merupakan bagian dari learning.

Dari pendapat diatas, dapat penulis simpulkan bahwa motivasi adalah

gejala psikologis dalam bentuk dorongan yang timbul pada diri seseorang baik

sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu.

Dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang

yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tidak akan mungkin

melakukan aktivitas belajar yang efektif. Motivasi mempunyai peranan yang

sangat penting dalam aktivitas belajar seorang siswa.Tidak ada seorang pun

yang belajar tanpa motivasi.Tidak ada motivasi berarti tidak ada kegiatan

belajar.

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI A. Strategi Pembelajaran 1

39

Motivasi berasal dari kata motif yang diartikan sebagai daya upaya

yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Sedangkan A. Tabrani

Rusyan merumuskan pengertian motivasi sebagai berikut a) Motif yang dalam

bahasa inggris motive berasal dari kata motion yang berarti gerak atau sesuatu

yang bergerak. b) Motif adalah keadaan didalam pribadi seseorang yang

mempengaruhinya melakukaan aktivitas. c) Motivasi adalah penggerak

tingkah laku kearah sesuatu tujuan yang didasari adanya suatu kebutuhan.

Ivor K. Devis mendefinisikan motivasi sebagai kekuatan tersembunyi

pada diri kita untuk melakukan atau bertindak dengan cara yang khas.15

Thomas M. Risk memberikan pengertian motivasi sebagai usaha yang

disadari oleh pihak guru untuk menimbulkan motif-motif pada diri peserta

didik yang menunjang kegiatan kearah tujuan-tujuan pembelajaran.16 Crider,

motivasi adalah sebagai abstrak keinginan yang timbul dari seseorang dan

langsung ditujukan kepada suatu objek.17 Sedangkan menurut S. Nasution,

motivasi adalah menciptkan kondisi sedemkian rupa sehingga anak itu mau

melakukan apa yang dilakukannya.18

Sedangkan Hamzah B. Uno berpendapat motivasi belajar adalah

dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswi yang sedang belajar untuk

mengadakan perubahan tingkah laku dengan beberapa indikator yang

15 Ivor K. Devis, Pengelolaan Belajar (Jakarta: Rajawali Pers, 1987), hlm. 214. 16 Ahmad Rohani, Pengelolaan Pengajaran (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), hlm. 11. 17 Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam (Jakarta: Kalam Mulia, 2005), hlm. 117. 18 Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, hlm. 117.

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI A. Strategi Pembelajaran 1

40

mendukung. Diantara unsur-unsur yang mendukung tersebut dapat

diklasifikasikan sebahai berikut:19

1. Unsur-unsur internal

a. Adanya hasrat dan keinginan berhasil

b. Adanya dorongan kebutuhan dalam belajar

c. Adanya harapan dan cita-cita

2. Unsur-unsur eksternal

a. Adanya penghargaan dalam belajar

b. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar

c. Adanya lingkungan belajar yang kondusif sehingga memungkinkan

seorang siswa dapat belajar dengan baik.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa

pengertian motivasi belajar adalah dorongan atau kekuatan yang timbul dari

dalam maupun dari luar diri siswa sehingga dengan kekuatan tersebut dirinya

dapat memiliki kemauan dan semangat untuk belajar.

2. Ciri-ciri Motivasi Belajar Siswa

Motivasi merupakan suatu hal yangangat individual. Anak didik yang

satu dengan yang lainnya, belum tentu mempunyai motivasi belajar yang

sama pada saat yang sama, begitu juga sebaliknya, karena motivasi belajar

setiap anak didik berbeda. Anak didik yang mempunyai motivasi belajar yang

19 Hamzah B.Uno, Teori Motivasi Dan Pengukurannya (Analisis Bidang Pendidikan)

(Jakarta: Bumi Aksara, 2007), hlm. 9.

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI A. Strategi Pembelajaran 1

41

tinggi selalu berusaha terus menerus, sehingga tujuan yang diinginkan

tercapai. Selajutnya anak didik tersebut, selalu menyelesaikan setiap masalah

materi pembelajaran yang dihadapinya dan selalu semangat dalam

menghadapi masalah tersebut

Berkaiatan denga itu Frued menyatakan bahwa cirri-ciri motivasi

belajar yaitu:

a. Tekun menghadapi tugas artinya dapat bekerja terus menerus dalam waktu

yang lama dan tidak berhenti sebelum selesai.

b. Ulet dalam menghadapi kesulitan artinya tidak cepat putus asa,

sebagaimana dijelaskan dalam Q,S Yusuf ayat 87

Artinya: “Dan jangan kamu berpututs asa dari rahmat Allah.

Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang

kafir”. (QS. Yusuf: 87).20

c. Menunjukan minat dalam bermacam-macam masalah

d. Lebih senang bekerja sendiri

e. Cepet bosan terhadap tugas yang sifatnya rutin

f. Dapat mempertahankan sesuatu pendapatnya jika sudah yakin dengan

sesuatu

g. Tidak melepaskan hal-hal yang sudah diyakini

h. Suka mencari dan menyelesaikan masalah

20 Departemen Agama RI, Al-Hikmah Al-Quran Dan Terjemahannya (Bandung: Dipenogoro,

2004), hlm. 218.

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI A. Strategi Pembelajaran 1

42

Hal ini juga dinyatakan oleh Hamzah B. Uno bahwa ciri-ciri motivasi

belajar sebagai berikut 1) Adanya hasrat keinginan berhasil 2) Adanya

dorongan dan kebutuhan dalam belajar 3) Adanya harapan dan cita-cita masa

depan.21

Berdasarkan pendapat beberapa ahli diatas dapat disimpulkan bahwa

ciri-ciri motivasi belajar adalah adanya hasrat dan keinginan untuk berhasil

dan mengubah keadan dari tidak baik menjadi baik, yang disertai dorongan

dan kebutuhan dalam belajar guna untuk mencapai tujuan yang telah

ditentukan.

Sedangkan Mc Clelland berpendapat bahwa individu yang

mempunyai motivasi belajar yang tinggi lebih menyukai pekerjaan atau

menemukan pemecahan masalah dengan kemampuan sendiri. Dengan

demikian jika dalam proses pembelajaran terdapat anak didik yang tidak

berpartisipasi dalam belajar, malas belajar, malas mencatat, dan tidak

mendengarkan penjelasan dari guru, itu merupakan pertanda bahwa anak

didik tersebut tidak mempunyai motivasi. Dalam keadaan seperti ini peran

seorang guru sangat dibutuhkan agar mottivasi belajar siap menjadi tinggi.

3. Fungsi Motivasi dalam Belajar

Dalam proses pembelajaran motivasi sangatlah diperlukan. Makin

tepat motivasi yang diberikan, maka tujuan pembelajaran bisa berhasil.Jadi,

motivasi itu senantiasa menentukan keberhasilan belajar bagi anak didik.

21 B.Uno, hlm. 9.

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI A. Strategi Pembelajaran 1

43

Sehubungan dengan hal itu, maka Sadirman menjelaskan motivasi sebagai

berikut.22

a. Mendorong seseorang untuk berbuat. yakni sebagai penggerak yang

melepaskan energi. Energy inilah yang mendorong siswa untuk belajar.

Misalnya seorang siswa yang mempunyai keinginan untuk mengetahui

materi pelajaran, untuk memenuhi keinginan maka siswa tersebut

terdorong untuk mencari buku yang berkaitan dengan materi yang ia

maksud.

b. Menentukan arah perbuatan. Yakni menentukan arah tujuan yang hendak

dicapai. Dengan demikian, mpotivasi dapat membrikan arah kegiatan yang

harus dikerjakan sesuai dengan tujuan yang diinginkan.

c. Menyelesaikan perbuatan. Yakni menentukan arah-arah perbuatan yang

harus dikerjakan dan meninggalkan perbuatan-perbuatan yang tidak

bermanfaat bagi tujuan yang diinginkan.

Selanjutnya Ramayulis menyatakan fungsi motivasi diantaranya.23

a. Memberikan semangat dan mengaktifkan anak didik agar tetap berminat

dan siaga

b. Memusatkan perhatian anak didik pada tugas-tugas tertentu yang

berhubungan dengan pencapaian belajar

22 Sadirman, Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajarhal (Jakarta: CV. Raja Wali, 1986),

hlm. 84–85. 23 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Kalam Mulia, 1994), hlm. 34–35.

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI A. Strategi Pembelajaran 1

44

c. Membatu memenuhi kebutuhan akan hasil jangka panjang dan hasil

jangka pendek.

Berdasarkan pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa fungsi

motivasi dalam belajar ada banyak, diantaranya mampu memberikan

semangat belajar kepada peserta didik serta mendorong peserta didik untuk

mampu memusatkan perhatian pada tugas-tugas tertentu yang berhubungan

dengan pencapaian belajar.

4. Jenis-jenis Motivasi Belajar

W. H Burton membagi dua jenis motivasi yaitu motivasi internal dan

motivasi eksternal. Motivasi internal adalah suatu cita-cita itu daya yang telah

ada dalam diri individu yang mendorong seseorang untuk berbuat atau

mekakukan sesuatu sedangkan motivasi eksternal adalah segala sesuatu yang

datangnya dari luar yang menjadi cemeti bagi murid- muridberbuat lebih

giat.24

Motivasi intrinsik adalah motivasi yang tercangkup dalam situasi

belajar yang bersumber dari kebuuhan dan tujuan-tujuan siswa sendiri.

Motivasi ini sering disedut motivasi murni atau motivasi yang sebenarnya,

yang timbul dari dalam diri peserta didk misalnya keingian untuk mendapat

keterampilan tertentu, memperoleh informasi dan pemahaman,

mengembangkan sikap untuk berhasil, menikmati kehidupan secara sadar

24 Sadirman, hlm. 171.

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI A. Strategi Pembelajaran 1

45

memberikan sumbangan kepada kelompok, keinginan untuk diterima oleh

orang lain.

Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang disebabkan oleh faktor-

faktor dari luar situasi belajar sseperti angka, ijazah, tingkatan, hadiah, medali,

pertentangan dan persaingan; yang bersifat negatif ialah ejekan dan

hukuman.Motivasi ekstrinsik tetap diperlukan disekolah, sebab pembelajaran

di sekolah tidak semuanya menarik minat atau sesuai dengan kebutuhan

peserta didik.Ada kemungkinan peserta didik belum menyadari pentingnya

bahan pelajaran yang disampaiakan oleh guru.Dalam keadaan ini peserata

bersangkutan perlu dimotivasi uuntuk belajar agar belajar. Guru berupaya

membangkitkan motivasi belajar peserta didik sesuai dengan keadaan peserta

didik itu sendiri.

5. Usaha Untuk Membangkitkan Motivasi dalam Belajar

Dalam usaha untuk membangkitkan gairah belajar anak didik, ada

enam hal yang dapat dikerjakan oleh guru, yaitu.25

1. Membangkitkan dorongan kepada anak didik untuk belajar

2. Menjelaskan secara konkret kepada anak didik apa yang dapat dilakukan

pada akhir pelajaran

3. Memberikan ganjaran terhadap prestasi yang dicapai anak didiik sehingga

dapat merangsang untuk mendapatkan prestasi yang lebih baik

dikemudian hari

25 Djamarah and Zain, hlm. 148–49.

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI A. Strategi Pembelajaran 1

46

4. Membentuk kebiasaan belajar yang baik

5. Memberi keksulitan belajar anak didik secara individual maupun

kelompok

6. Menggunakan metode yang bervariasi

Dalam hal ini Slameto menyatakkan bahwa sesorang guru diharapkan

mampu:26

a. Mengenal dan memahami setiap siswa, baik secara individu maupun

kelompok

b. Memberikan penerangan kepada siswa akan mengenai hal-hal yang

diperlukan dalam pembelajaran

c. Membangkitkan kesempatan yang memadai agar setiap siswa dapat

belajar sesuai dengan kemampuan pribadinya

d. Membantu setiap siswa dalam mengatasi masalah-masalah pribadi yang

dihadapi

e. Menilai keberhasilan setiap kegiatan yang dilakukan siswa

Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa untuk

menumbuhkan atau membangkitkan motivasi belajar siswa maka guru harus

mampu memberikan penerangan kepada siswa mengenai hal-hal yang perlu

dalam proses belajar mengajar serta memberikan kesempatan yang memadai

agar siswa dapat belajar dengan kemampuan pribadinya.

26 Slameto, hlm. 100.

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI A. Strategi Pembelajaran 1

47

6. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi

Motivasi seseorang sangat dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu:

a. Faktor internal; faktor yang berasal dari dalam diri individu, terdiri atas:

1) Persepsepsi individu mengenai diri sendiri; seseorang termotivasi atau

tidak untuk melakukan sesuatu banyak tergntung pada proses kognitif

berupa persepsi. Persepsi seseorang tantang dirinya sendiri akan

medorong dan mengarahkan perilaku seseorang untuk bertindak.

2) Harga diri dan prestasi; faktor ini mendorong atau mengarahkan

individu (memotivasi) untuk berusaha agar menjadi pribadi yang

mandiri, kuat dan memperoleh kebebasan serta mendapatkan status

tertentu dalam lingkungan masyarakat, serta dapat mendorong

individu yang berprestasi.

3) Harapan; adaneya harapan-harapan atau masa depan.harapan ini

merupakan informasi objektif dari lingkungan yang mempengaruhi

sikap dan perasaan subjektif seseorang. Harapan merupakan tujuan

dari perilaku.

4) Kebutuhan; manusia dimotivasi oleh kebutuhan untuk menjadikan

dirinya sendiri yang berfungsi secara penuh, sehingga mampu meraih

potensinya secara lokal. Kebutuhan akan mendorong dan

mengarahkan seseorang untuk mencari ataumenghindari, mengarahkan

dan memberi respon terhadap tekanan yang dialaminya.

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI A. Strategi Pembelajaran 1

48

5) Kepuasan kerja; lebih merupakan suatu dorongan efektif yang mencul

dalam diri individu untuk mencapai goal atau tujuan yang diinginkan

dari suatu perilaku.

b. Faktor eksternal; faktor yang berasal dari dalam diri individu, terdiri atas:

1) Jenis dan sifat pekerjaan; dorongan untuk bekerja pada jenis dan sifat

pekerjaan tertentu sesuai dengan objek pekerjaan yang tersedia akan

mengarahkan individu untukmenentukan sikap atau pilihan pekerjaan

yang akan ditekuni. Kondisi ini juga dapat dipengaruhi oleh sejauh

mana nilai imbalan yang dimiliki ileh objek pekerjaan dimaksud;

2) Kelompok kerja dimana individu bergabung;kelompok kerja atau

organisasi tempat dimana individu bergabung dapat mendorong atau

mengarahkan perilaku individu dalam mencapai suatu tujuan perilaku

tertentu, peranan kelompok atau organisasi ini dapat membantu

individu mendapatkan kebutuhan akan nilai-nilai kebenaran,

kejujuran, kebajikan serta dapat memberikan arti bagi individu

sehubungan dengan kiprahnya dalam kehidupan sosial.

3) Sistem imbalan yang diterima; imbalan merupakan karakteristik atau

kualitas dari objek pemuas yang dibutuhkan oleh seseorang yang dapat

mempengaruhi motivasi atau dapat mengubah arah tingkah laku dari

satu objek ke objek lain yang mempunyai nilai imbalan yang lebih

besar. Sistem pemberian imbalan dapat mendorong individu untuk

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI A. Strategi Pembelajaran 1

49

berperilaku dalam mencapai tujuan; perilaku dipandang sebagai

tujuan, sehingga ketika tujuan tercapai maka akan timbul imbalan.

Belajar adalah suatu hal yang diwajibkan untuk semua orang, belajar

sebenarnya menyenangkan.Namun selalu ada saja hambatan-hambatan yang

membuat kita malas untuk belajar. Menurut Dimyati dan Mudjiono terdapat

beberapa unsur yang mempengaruhi motivasi belajar siswa, antara lain:

1. Cita-cita atau aspirasi siswa

Dari segi manipulasi kemandirian, keiginan yang tidak terpuasakan dapat

memperbesar kemauan dan semangat belajar, dari segi pemabelajaran

penguatan dengan hadiah atau hukuman akan dapat mengubah keinginan

menjdi cita-cita. Cita-cita dapat berlangsung dalam waktu yang sangat

lama bahkan sampai sepanjang hayat. Cita-cita seseorang akan

memperkuat semangat belajar dan memberikan pribadi belajar.

2. Kemampuan siswa

Keinginan siswa perlu diikuti dengan kemampuan dan kecakapan untuk

mencapai. Kemampuan akan memperkuat motivasi siswa untuk

melakukan tugas-tugas perkembangannya

3. Kondisi siswa

Kondisi siswa meliputi kondisi jasmani dan rohani. Seorang siswa yang

sedang sakit, lapar, lelah atau marah akan mengganggu perhatiannya

dalam belajar

4. Kondisi lingkungan sekolah

Page 24: BAB II LANDASAN TEORI A. Strategi Pembelajaran 1

50

Lingkungan siswa dapat berubah keadaan alam, lingkungan tempat

tinggal, pergaulan sebaya dan kehidupan kemasyarakatan sebagai anggota

masyarakat, maka siswa dapat terpengaruh oleh lingkungan sekitar.

5. Unsur-unsur dinamis salam belajar dan pembelajaran

Siswa memiliki perasaan, perhatiaan, kemauan, ingatan dan pikiran yang

mengalami perubahan karena pengalaamn hidup.Pengalaman dengan

teman sebaya berpengaruh paa motivasi dan prilaku belajar.Lingkungan

alam tempat tinggal dan pergaulan juga mengalami perubahan.

Lingkungan budaya seperti surat kabar, majalah, radio, televise semakin

menjangkau siswa. Semua lingkungan tersebut mendinamiskan motivasi

belajar.

Menurut Wlodkowski dan Jaynes, motivasi belajar dipengaruhi

beberapa faktor, antara lain27

1. Budaya

Setiap kelompok etnik mempunyai nilai-nilai tersendiri tentang belajar.

Ibu-ibu kebangsaan Jepang lebih menekankan usaha daripada kemampuan

berbagai lapangan sepertti pakar matematika, neurology, pianis, maupun

olahragawan, menunjukan ciri-ciri yang sama yaitu adanya keterlibatan

orang tua mereka. Mereka menunjukkan adanya keterlibatan langsung

27 Hack-zone., “Http:Blogspot.Com/Motivasi-Belajar-Faktor-Faktor-Yang-Mempengaruhi-

Motivasihtml,” n.d.

Page 25: BAB II LANDASAN TEORI A. Strategi Pembelajaran 1

51

orang tua dalam belajar anak.Mereka melihat dorongan orang tua

merupakan hal yang utama di dalam mengarahkan tujuan mereka.

2. Sekolah

Peran guru dalam motivasi anak juga tidak diragukan. Dibawah ini

beberapa kualitas guru yang efektif dalam memotivasi anak yaitu:

a. Guru melakukan manajer yang baik

b. Guru nmengharapkan siswanya untuk menjadi murid yang sukses

c. Guru memberikan tahun pelajaran yang sesuai dengan kepastian

muridnya

d. Guru memberikan umpan balik bagi muridnya

e. Guru memberikan tes yang adil

f. Guru menjelaskan kriteria perilaku penilaiannya

g. Guru membantu anak untuk menyadari pertumbuhan kompetensi dan

penguasaan murid.

Page 26: BAB II LANDASAN TEORI A. Strategi Pembelajaran 1