bab ii landasan teori a. kotak curhat 1. pengertian kotak ...digilib.uinsby.ac.id/10477/5/bab...

34
28 BAB II LANDASAN TEORI A. Kotak Curhat 1. Pengertian Kotak Curhat Kotak masalah adalah instrumen atau media BK yang berfungsi sebagai sarana bagi konseli untuk menyampaikan masalah dan pertanyaan-pertanyaan secara tidak langsung, bisa dikarenakan siswa tersebut takut atau malu untuk mengutarakan masalahnya. Dengan adanya kotak masalah konseli dapat mengungkapkan masalah pertanyaan yang dimilikinya tanpa harus bertatap muka dengan konselor. 38 Pengertian lainnya dari kotak masalah yaitu suatu kotak yang disediakan untuk menampung masalah baik dari murid, guru ataupun dari pihak lain. Mereka yang merasakan ada masalah, diminta menuliskannya dalam selembar kertas yang kemudian dimasukkan kedalam kotak itu. 39 Dari buku lain mengemukakan Kotak masalah juga digunakan untuk kepentingan siswa yang ingin menyampaikan sesuatu kepada konseling, dan juga bermanfaat bagi guru-guru untuk menyampaikan hasil observasinya selama proses belajar mengajar dikelas terhadap muridnya. 40 38 http://bk-komprehensif.blogspot.com/2011/12/kotak-masalah-sebagai-media-bk.html . (Tanggal 27-05-2013) 39 Ibid 40 Dewa Ketut Sukardi, Seri Bimbingan: Organisasi Administrasi Bimbingn Konseling Di Sekolah, (Surabaya: Usaha Nasional, 1983) hal 120

Upload: lexuyen

Post on 13-Mar-2019

248 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

28

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kotak Curhat

1. Pengertian Kotak Curhat

Kotak masalah adalah instrumen atau media BK yang berfungsi sebagai

sarana bagi konseli untuk menyampaikan masalah dan pertanyaan-pertanyaan

secara tidak langsung, bisa dikarenakan siswa tersebut takut atau malu untuk

mengutarakan masalahnya. Dengan adanya kotak masalah konseli dapat

mengungkapkan masalah pertanyaan yang dimilikinya tanpa harus bertatap

muka dengan konselor. 38

Pengertian lainnya dari kotak masalah yaitu suatu kotak yang disediakan

untuk menampung masalah baik dari murid, guru ataupun dari pihak lain.

Mereka yang merasakan ada masalah, diminta menuliskannya dalam selembar

kertas yang kemudian dimasukkan kedalam kotak itu. 39

Dari buku lain mengemukakan Kotak masalah juga digunakan untuk

kepentingan siswa yang ingin menyampaikan sesuatu kepada konseling, dan

juga bermanfaat bagi guru-guru untuk menyampaikan hasil observasinya

selama proses belajar mengajar dikelas terhadap muridnya.40

38

http://bk-komprehensif.blogspot.com/2011/12/kotak-masalah-sebagai-media-bk.html .

(Tanggal 27-05-2013) 39

Ibid 40

Dewa Ketut Sukardi, Seri Bimbingan: Organisasi Administrasi Bimbingn Konseling Di

Sekolah, (Surabaya: Usaha Nasional, 1983) hal 120

29

Kotak masalah sering juga disebut dengan kotak curhat, kotak konseling

karena agar lebih bersahabat dan lebih mudah untuk mengajak siswa yang

merasa ingin mendapatkan pelayanan atau bantuan dalam mengatasi masalah

yang sedang dihadapinya baik permasalahan yang ada disekolah maupun luar

sekolah dan menggerakkan minat siswa untuk memanfaatkan kotak curhat

yang ada di sekolah. Penyebutan „kotak masalah‟ diganti dengan “kotak

curhat”, atau “kotak konseling” yang pasti berkonotasi positif, dan lebih

bersahabat untuk mengajak siswa merasa ingin mendapatkan pelayanan

mengatasi masalahnya.41

Dapat disimpulkan kotak curhat (masalah) adalah kotak yang

diselengarakan guru bimbingan dan konseling untuk memfasilitasi siswa yang

sulit untuk mengungkapkan permasalahan pribadi, sosial, belajar dan di

sekolah yang dihadapinya kepada guru bimbingan dan konseling, baik

disekolah maupun luar sekolah melalui surat yang dimasukkan kedalam kotak

masalah atau curhat yang ada di sekolah.

2. Tujuan Kotak Curhat

Dengan adanya kotak masalah ini siswa yang merasa malu atau takut

mengemukakan masalah dan pertanyaan yang dimilikinya secara langsung

kepada guru bimbingan konseing dapat menyampaikannya lewat kotak

masalah, selain itu kotak masalah juga bisa digunakan sebagai sarana

41

http://labkonselingumk.blogspot.com/2012/09/mengenal-media-bimbingan-dan-

konseling.html. (Tanggal 27-05-2013

30

pengumpul informasi atau data tentang permasalahan dan pertanyaan dari

konseli. Siswa yang merasa malu untuk mengungkapkan permasalahan dan

pertanyaan yang dimilkinya secara langsung, kemudian berdasarkan data

tersebut konselor dapat mempertimbangkan materi layanan BK yang tepat

untuk digunakan (sesuai dengan kebutuhan konseli).42

Dapat disimpulkan bahwa fungsi dan tujuan dari penyelengaraan kotak

masalah adalah sebagai alat untuk mengungkap permasalahan yang ada pada

diri siswa terutama, bagi siswa yang masih beranggapan guru BK adalah

sekolah dan guru BK hanya menangani siswa yang bermasalah dan siswa

yang malu atau takut mengemukakan permasalahan baik masalah pribadi atau

sosial yang ada pada siswa secara langsung kepada guru bimbingan konseing.

3. Pengguaan Kotak Curhat

Guru bimbingan dan konseling menyediakan kotak curhat agar siswa,

guru atau pejabat-pejabat yang lain dapat memasukkan hal-hal atau masalah-

masalah yang menjadi persoalannya kedalam kotak curhat. Pada waktu

tertentu (yang telah di tetapkan, misalnya seminggu sekali atau tiga hari

sekali), kotak itu di buka oleh pembimbing atau guru pembimbing untuk

dipelajari.43

42

http://bk-komprehensif.blogspot.com/2011/12/kotak-masalah-sebagai-media-bk.html. (tgl

27-05-2013)

43 Bimo Walgito. Bimbingan dan Penyuluhan Di Sekolah, 131

31

Dilihat dari masalahnya ada dua macam sifat permasalahan, antara lain: 44

1. Masalah yang bersifat umum

Apabila masalah bersifat umum maka cara pemecahannya persoalan

mengenai bagaimana cara belajar yang baik atau bagaimana cara

belajar bahasa ingris dan sebagainya. Ini dapat dikemukakan kepada

anak secara keseluruhan

2. Masalah yang bersifat Khusus

Apabila sifatnya khusus maka berarti hanya khusus mengenai anak

tertentu. Oleh karena itu, cara pemecahannya juga secara individual,

yaitu dengan konseling.

Sedangkan cara memasukkan surat mengenai permasalahan siswa

kedalam kotak masalah ada dua pendapat, yaitu:

1. Anak memasukkan kedalam kotak tanpa disertai nama ataupun

identitas yang lain. Hal ini atas dasar untuk menjaga lebih terbukanya

anak di dalam menyampaikan masalahnya, sehingga cara ini bebas

dari rahasia.

2. Anak memasukkan masalahnya dengan menyebutkan nama seta

identitas yang lain. Sehingga dengan cara ini lebih ada pertanggungan

jawab dari anak yang mengajukan masalahnya.

Kotak masalah harus sering dibuka, syukur setiap hari seperti kotak surat

yang terdapat di depan kantor pos. Apabila tidak ada suratnya, maka konselor

44

Ibid, hal 132

32

berupaya bagaimana kotak masalah itu ada suratnya seperti seorang

pengelola/pegawai pos. Konselor aktif memeriksa dan memperhatikan kotak

masalah setiap hari dan jangan sampai dibiarkan saja, yang ternyata mungkin

terdapat surat di kotak maslah yang berisi keluhan, permasalahan dan siswa

ingin mendapatkan bantuan konseling karena beratnya masalah yang dihadapi.

Dan ternyata surat tersebut tertulis tanggal 1 (satu) sebulan yang lalu.

Konselor akan merasa kecewa karena ternyata ada siswanya yang

memerlukan pelayanan konseling segera tetapi sudah lewat dan tidak bisa

diulang kembali.45

Dapat disimpulkan dalam pelaksanaan kotak curhat ada dua cara, yang

pertama siswa memasukkan kertas ke dalam kotak dengan memberitahukan

nama mereka, dan yang kedua dengan menyebutkan identitas samara. Kotak

curhat harus sering dibuka dan kotak curhat ini bisa digunakan kapan saja

karena guru bimbingan konseling akan selalu memeriksanya.

4. Cara Guru Bimbingan dan Konseling Menjawab Kotak Curhat

Prosedur guru BK dalam memberian bantuan, yaitu:46

1. Siswa menuliskan masalah yang akan diajukan dalam selembar

kertas tanpa memberikan identitas dirinya, akan tetapi cukup

45

http://bk-komprehensif.blogspot.com/2011/12/kotak-masalah-sebagai-media-bk.html.

(Tanggal 27-05-2013) 46

Sumber data: Dokumentasi SMPN 4 Surabaya

33

mencantumkan nama samaran yang mereka buat dan hanya

diketahui mereka sendiri atau mencantumkan nama mereka sendiri

kemudian memasukkannya dalam kotak curhat yang ada di depam

ruangan guru BK.

2. Pembimbing membaca pengungkapan masalah dan memberikan

jawaban secara tertulis dalam kertas tertutup yang disampulnya

tertulis ditujukan kepada nama seperti yang dituliskan oleh pengirim.

3. Untuk menyampaikan jawaban pembimbing bekerja sama dengan

petugas atau teman dari siswa di sekolah yang dipercaya, surat-surat

jawaban terkumpul beserta daftar nama samaran dan tanggal

pengambilan.

4. Siswa mengambil jawaban dengan menyebutkan nama yang

digunakan, petugas menyerahkan surat jawaban sesuai dengan nama

dan mencatat tanggal pengambilan.

5. Pemberian konseling disesuaikan dengan keinginan siswa, dengan

secara langsung bertemu dengan guru BK atau melalui surat.

5. Kelebihan dan Kelemahan Kotak Curhat

Dari kotak curhat ini mempunyai kekurangan dan kelebihan dalam

pelaksananany baik yang dialami konselor maupun siswa, diantaranya:47

47

Bimo Walgito,.Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. 132

34

a. Kelebihan

1. Anak akan menjadi pribadi yang lebih terbuka dalam menceritakan

permasalahan yang di alaminya.

2. Adanya kesukarelaan dari seorang konseli didalam proses

bimbingan konseling.

3. Konseli yang memiliki sifat tertutup bisa juga untuk menceritakan

permasalahan yang dihadapinya sekarang dengan leluasa.

b. Kelemhan

1. Tidak adanya jalinan hubungan atau pun interaksi antara seorang

konselor dengan konselinya.

2. Seorang konselor tidak dapat untuk melihat kondisi non verbal

atau kondisi psikologis dari konselinya.

3. Sulit bagi seorang konselor untuk memberikan suatu layanan

program bimbingan di karenakan data yang di miliki oleh seorang

konselor tentang konselinya terbatas.

4. Adanya jarak antara konselor dengan konseli.

5. Konselor sulit untuk mengetahui siapa yang mengemukakan

masalah itu.

B. Masalah Siswa

1. Pengertian Masalah Siswa

35

Membicarakan suatu masalah terlebih dahulu kita harus mengerti tentang

pengertian masalah yang akan kita bicarakan karena pengertian ini akan

menentukan langkah kita selanjutnya dalam membicrakan masalah tersebut.

Menurut Hartono masalah adalah soal atau suatu hal yang harus

dipecahkan. Masalah adalah suatu kendala atau persoalan yang harus

dipecahkan dengan katalain masalah merupakan kesenjangan antara

kenyataan dengan suatu yang diharapkan dengan baik agar tercapai tujuan

dengan hasil yang maksimal.48

Adapun yang dimaksud dengan problem remaja adalah bermacam-macam

problem yang dihadapi oleh para remaja, akaibat perbuatan-perbuatan yang

terjadi pada dirinya. Kesukaran remaja biasanya berhubungan dengan

kehidupan remaja itu dalam keluarga dan sekolah.49

Dapat disimpulkan, masalah siswa adalah persoalan yang dihadapi akaibat

perbuatan-perbuatan yang dilakukan siswa tersebut dan harus diselesaikan

dengan baik agar tercapai tujuan dengan hasil yang maksimal.

2. Macam-macam Masalah Siswa

Djumhur, Moh. Surya mengemukakan bahwa jenis masalah-masalah

yang di alami siswa, sekurang-kurangnya dapat digolongkan atas 6 (enam)

kelompok masalah. Kelompok masalah tersebut adalah:50

48

Hartanto, Kamus Besar Praktis Bahasa Indonesia (Jakarta: Rineka Cipta, 1996) 49

Zakiah Drajat, Problem Remaja Di Indonesia, (Jakarta: Bulan Bintang, 1978), Hal 36 50

Syahril dan Riska Ahmad, Pengantar Bimbingan Dan Konseling, (Padang: Angkasa Raya,

1987) hal 29-31

36

1. Masalah pengajaran atau belajar

Maksudnya ialah prolema yang dialami oleh seseorang

sehubungan sengan kegiatan pengajaran (proses belajar) seperti:

a. Tidak mengetahui bagaimana cara belajar yang baik.

b. Tidak mengetahui bagaimana cara membaca buku dengan baik

agar dapat memahami isinya.

c. Tidak mengetahui bagaimana caranya memperiapkan diri

untuk menghadapi ujian.

2. Masalah pendidikan

Masalah atau kesulitan yang dialami oleh seseorang dalam

situasi pendidikan pada umumnya, seperti:

a. Mengalami kesulitan untuk memilih sekolah yang sesuai.

b. Tidak mengetahui bagaimana caranya memilih jurusan yang

cocok.

c. Tidak dapat menyesuaikan dieri pada waktu berada pada

tingkat pendidikan yang baru dicapai.

3. Masalah pekerjaan

Maksudnya ialah masalah-masalah yang yang berhubungan

dengan pemilihan pekerjaan. Misalnya dalam memilih jenis-jenis

pekerjaan yang cocok dengan dirinya, memilih latian-latian tertentu

untuk pekerjaan tertentu, mendapat penjelasan tentang jeis pekerjaan,

memperoleh penyesuaian yang baik dalam lingkungan pekerjaan

37

tertentu, penempatan dalam pekerjaan tertentu. Pada umumnya

masalah pekerjaan ini dirasakan oleh murid-murid sekolah, terutama

murid-murid sekolah menengah keatasdan perguruan tinggi.

4. Masalah penggunaan waktu sengang

Ialah persoalan-persoalan yang dialami oleh individu yang

sehubungan dengan bagaimana caranya menggunakan waktu luangnya

sehigga berisi dengan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat bagi dirinya.

Dalam hal ini sering kali individu mengalami masalah seperti:

a. Tidak tau bagaimana caranya mengisi waktu senggang dengan

kegiatan yang bermanfaat dan produktif

b. Tidak merasa ada waktu yang terluang

c. Sering bermain kalau ada waktu luang

5. Masalah sosial

Masalah sosial adalah masalah-masalah yang dialami individu

sehubungan dengan bagaimana caranya berhubungan dengan manusia

lain, dan bagaimana dia merasa bahagia bila berada dalam

kelompoknya. Sehubungan dengan ini masalah yang sering timbul

antara lain:

a. Tidak dapat mengadakan interaksi dengan teman-teman

sebaya.

b. Tidak dapat menyesuaikan diri dengan anggota kelompok.

c. Selalu merasa rendah diri bila berhadapan dengan orang lain.

38

6. Masalah pribadi

Maksudnya adalah masalah-masalah yang dialami seseorang

yang disebabkan oleh keadaan yang ada dalam diri sendiri dan sifatnya

sangat kompleks, contohnya ialah:

a. Keresahan pribadi atau gejala-gejala penyakit jiwa seperti

neurose.

b. Merasa malu yang sangat besar karena pertumbuhan fisik yang

terlalu cepat (pada masa pubertasi).

Masalah-masalah lain yang sering di alami siswa, seperti:51

1. Tekanan teman sebaya

Banyak ahli psikologi perkembangan atau pengamat

perkembangan anak mempertimbangkan tekanan teman sepermainan

membawa konsekuensi negatif dan hubungan persahabatan secara

sekaligus dari rekan mereka. Peserta didik yang paling rendah

terhadap tekanan teman biasanya memiliki harga diri yang rendah.

Peserta didik mengadopsi norma-norma kelompok itu sebagai milik

mereka dalam upaya untuk meningkatkan harga dirinya. Ketika pesrta

didik mampu menolak pengaruh rekan-rekan mereka terutama dalam

situasi ambigu atau membingungkan, mereka mungkin mulai

merokok, minum alkohol, mencuri, atau mengasingkan diri dari

51

Sudarwan Danim, Perkembangan Peserta Didik, (Bandung: Alfabeta, 2010), hal 70-73

39

teman-temannya. Peserta didik yang menolak tekanan teman sebaya

sering tidak populer.

2. Perceraian

Perceraian atau terpecahnya unit keluarga sangat dekat dengan

peningkatan derajat stress pada anak-anak. Pada gilirannya mereka

akan merasa depresi, rasa bersalah, marah, mudah tersingung,

pemberontak, atau cemas. Hal ini tidak hanya berdampak pada pola

pergaulan anak di sekolah dan di masyarakat, melainkan juga pada

perilaku belajarnya.

Peserta didik dan anak-anak dari keluarga yang mengalami

perceraian umumnya sangat menderita. Mereka ini diharapkan dengan

banyakkemungkinan penyebab stress, seperti perubahan dalam

hubungan mereka dengan orang tua, ketiadaan salah satu dari orang

tua dalam kehidupan sehari-hari.

3. Kekerasan Fisik

Kekerasan fisik pada anak (child physical abuse) adalah

penderitaan yang menimbulkan rasa sakit, cidera, atau membahayakan

anak secara disengaja oleh pihak lain. Kekerasan ini merupakan

penyalahgunaan tindakan seseorang kepada anak-anak, yang di

dalanya juga tercakup pelecehan emosional dan psikologis, termasuk

penghinaan, mempermalukan, melakukan penolakan, kurang perhatian

pengabaian, isolasi dan terorisasi.

40

4. Orientasi seksual dan seksualitas

Siswa pada usia sekolah menengah berusaha secara total

menemukan satu identitas, berupa perwujudan orientasi seksual

(sexual orientation), yang tercermin dari hasratseksual, emosional,

romantis, dan atraksi kasih sayang kepada berbeda jenis kelamin.

Para remaja ini biasanya menghadapi masalah serius, misalnya,

terpaksa putus sekolah baik atas kesadaran maupun karena imbas

aturan sekolah, atau masalah kehamilan dan melahirkan bayi (hamil

diluar nikah).

3. Faktor Penyebab Masalah Siswa

Manusia dalam kehidupannya selalu mengadakan interaksi dengan

lingkungannya. Oleh sebab itu faktor penyebab masalah dapat ditinjau dari

dua segi yaitu: 52

1. Penyebab masalah yang berasal dari diri sendiri diantaranya:

a. Keterbatasan atau kekurangmampuan

b. Keadaan fisik (physical inadequacies), hal ini sering

menimbulkan masalah bagi seseorang misaalnya sering sakit-

sakitan.

52

Syahril dan Riska Ahmad, Pengantar Bimbingan Dan Konseling, 34-38

41

c. Sikap dan kebiasaan tertentu yang dapat merugikan diri sendiri

seperti, acuh tak acuh atau kurang berminat terhadap pekerjaan

sekolah, sering melakukan tindakan yang bertentangan dengan

peraturan tertentu Misalnya, peraturan sekolah, tidak mau

belajar, dan tidak mau bekerja sama dengan orang lain.

d. Tidak mempunyai kemampuan dasar tertentu seperti, tidak dapat

membaca dengan baik, berhitung dan menulis dengan baik.

e. Tidak berbakat terhadaap suatu bidang, juga dapat menimbulkan

masalah bagi seseorang, terutama apabila harus berhadapan

dengan suatu hal yang menuntut adanya bakat tertentu.

2. Penyebab masalah yang berasal dari luar diri sendiri (lingkungan)

Banyak sekali hal-hal yang berada di lur diri seseorang yang

menjadi penyebab terjadinya sesuatu masalah dalam dirinya antara

lain:

a. Lingkungan rumah atau keluarga, seperti:

- Situasi pergaulan antara anggota keluarga yang

harmonis merupakan salah satu suatu hal yang diharapkan

seliap anggota keluarga. Ketidak nyamanan dalam suatu

keluarga sering kali menjadi penyebab timbulnya masalah

dalam lingkungan anak, contohnya: pada keluarga dimana

kedua orang tuanya bekerja diluar rumah, dan tidak ada

waktu untuk keluarga atau kedua orang tuanya beercerai.

42

- Standar tuntutan ornag tua terhadap anak, dapat

menyebabkan timbulnya masalah dalam diri siswa

misalnya Orang tua yang selalu ingin agar anaknya terus-

menerus menjadi juara kelas atau sekolah walaupun dilihat

dari kemampuan anak, anak tersebut tidak mampu unruk

itu.

- Situasi tempat tinggal yang kurang baik, kurang

memadahi juga dapat menimbulkan masalah dalam diri

anak. Misalnya tempat tinggal yang terlalu sempit, tinggal

dengan ayah atau ibu tiri.

b. Lingkungan sekolah yang

Lingkungan sekolah dalam arti yang luas juga

menyebabkan timbulnya masalah bagi seseorang, terutama

jika lingkungan itu tidak memberi kesempatan kepadanya

untuk berkembang sebagaimana mestinya. Hal ini antara

lain meliputi:

- Metode pengajaran yang digunakan, juga bisa menjadi

penyebab permasalahan dikarenakan seorang guru yang

hanya menggunakan metode ceramah saja tanpa diselingi

dengan metode lain, maka akan menimbulkan kebosanan

bagi siswa.

43

- Guru yang tidak ahli di bidangnya dan guru yang tidak

memiliki sikap dan tingkahlaku yang baik sebagaimana

layaknya seorang guru, akan menimbulkan masalah bagi

siswa misalnya, guru yang menghukum siswa sekehendak

hatinya.

4. Macam-Macam Alat Instrumen Pengumpulan Data

Ada beberapa macam instrumen yang dapat dilakukan guru BK yang

sesuai dengan urgensinya serta fasilitas-fasilitas yang memungkinkan untuk

melaksanakan hal tersebut.53

1. Penyelengaraan kartu pribadi

Kartu pribadi atau kadang-kadang disebut juga daftar yang

memuat semua aspek dari keadaan anak. Kartu pribadi ini sangat

penting untuk segera dapat dilaksanakan, dengan kartu pribadi kita

dapat bertolak ke segala jurusan, baik untuk segi bimbingan maupun

untuk segi konselingnya.

Kartu pribadi ini adalah sngat penting untuk segera dapat

dilaksanakan. Dari kartu pribadi inilah kita dapat bertolak ke segala

jurusan, baik untuk segi bimbingan namun untuk segi konselingnya.

Karana itu daftar inilah akan kita dapati data mengenai keadaan anak.

53

Bimo Walgito. Bimbingan dan Penyuluhan Di Sekolah, 79-147

44

2. Penyelengaraan kelompok belajar

Menyelengarakan kelompok belajar adalah salah satu aspek

merealisasi bimbingan dan penyuluhan di sekolah. Seperti yang kita

ketahui bahwa anak-anak dapat belajar secara individual, tetapi di

samping itu anak-anak dapat belajar dengan system kelompok.

Tujuan kelompok belajar yaitu:

a. Membiasakan anak untk bergaul dengan teman-temannya,

bagaimana mengemukakan pendapatnya, dan menerima

pendapat dari teman lain.

b. Dengan belajar secara kelompok turut pula merealisasi tujuan

pendidikan dan pegajaran.

c. Untuk belajar mengatasi kesulitan-kesulitan, terutama dalam

hal pelajaran secara bersama-sama.

3. Penyelengaraan kotak masalah

Kotak masalah ini sering pula disebut kotak Tanya. Dasar

pikiran untuk menyelenggarakan kotak ini ialah untuk menampung

masalah-masalah atau pertanyaan-pertanyaan yang dihadapi oleh

anak-anak ataupun oleh anggota-anggota yang lain di dalam sekolah.

Dalam jalan ini maka diharapkan tidak akan terjadi hal-hal yang tidak

diinginkan.

4. Penyelengaraan papan bimbingan

45

Penyelengaraan papan bimbingan adalah salah sesuatu aspek

untuk merealisasikan bimbingan dan penyuluhan di sekolah. Pada

papan bimbinganlah anak-anak akan dapat melihat hal-hal yang perlu

diketahui oleh anak-anak. Bertempat yang cukup strategis, sehingga

semua anak akan dapat dengan mudah membaca atau melihat apa yang

ada dalam papan bimbingan.

Pada papan bimbingan dapat dikemukakan peraturan-peraturan

sekolah, bimbingan cara belajar yang baik, (secara tertulis), kelanjutan

sekolah dan lain-lain.

5. Penyelengaraan Problem check list

Problem check list adalah check list yang khusus mengenai

masalah-masalah atau problem-problem. Problem dari anak-anak

merupakan suatu hal yang penting diketahui oleh guru atau

pembimbing, sebab seperti kita ketahui justru persoalan inilah yang

dapat menjadi sebab yang mengakibatkan hal-hal yang tidak kita

inginkan. Dan problem yang merupakan “starting point” di dalam kita

mengadakan konseling. Pada prinsipnya problem yang menimpa diri

individu harus segera dipecahkan agar tidak menganggu kehidupan

individu.

Problem-problem yang ada pada individu dapat diungkap dengan

bermacam-macam cara salah satu cara dengan mengunakan Problem

check list ini. Betapa pentingnya memecahkan problem-problem yang

46

ada pada individu itu sudah tidak dapat kita ungkiri lagi. Dengan

problem check list ini dapat kemudian dipergunakan untuk

memberikan bimbingan dan juga konseling.

6. Penyelengaraan konseling

Merupakan salah satu aspek untuk merealisasikan bimbingan dan

penyuluhan di sekolah. Untuk mengadakan konseling yang baik maka

seorang pembimbing harus mengikuti satu prosedur tertentu, yaitu:

a. Fase persiapan

Fase ini dapat ditempuh dengan bermacam-macam jalan atau

tehnik, kemudian diolah dan diambillah kesimpulan

mengenai masalah yang dihadapi siswa.

b. Fase konseling

Pada fase ini memberikan konseling atas dasar rencana yang

telah diambilnya pada fase persiapan. Dalam emberikn

konseling ini dapat kita tempuh dengan bermacam-macam

teknik, sesuai dengan siswa yang kota hadapi.

c. Fase follow up

Pada tingkatan inilah yang diambil untuk mengikuti akibat

proses konseling yang telah diberikan, pada fase inilah kita

mengadakan kontrol apakah hal-hal yang telah dikemukakan

di dalam proses konseling itu betul-betul telah dijalankan.

47

Dari berbagai macam media atau alat bantu yang ada di

bimbingan dan konseling yang akan digunakan adalah kotak masalah

atau yang bisa disebut juga dengan kotak curhat.

C. Peran Guru Bimbingan Dan Konseling

1. Pengertian Guru Bimbingan Dan Konseling

Guru pembimbing berhubungan erat dengan adanya proses bimbingan.

Bimbingan sendiri memiliki beberapa pengertian dasar. Guru pembimbing

terdiri dari dua kata guru dan pembimbing. Isjoni dalam bukunya Dilema

Guru: Ketika Pengabdian Menuai Keritikan, mengutip dari Kamus Bahasa

Indonesia Guru diartikan sebagai orang yang pekerjaannya mengejar dan

dimaknai sebagai tugas profesi.54

Secara etimologis kata bimbingan merupakan terjemahan dari bahasa

inggris “guidance”. Kata “guidance” adalah kata dalam bentuk kata benda

yang berasal dari kata kerja “to guinde” artinya menunjukkan, membimbing,

atau menuntun orang lain ke jalan yanh benar. Jadi kata “guidance” berarti

pemberian petunjuk, pemberian bantuan atau tuntunan kepada orang lain yang

memutuhkan. 55

Bimbingan adalah proses pemberian bantuan kepada murid (peserta

didik), dengan memperhatikan murid itu sebagai individu dan mahluk sosial

54

Poerwo darminto, Kamus Bahasa Indonesia, 377 55

Samsul Munir Amin, M. A. Bimbingan Dan Konseling Islam, (Jakarta: Amzah, 2010), hal

3

48

serta memperhatikan adanya perbedaan- perbedaan individu, agar murid itu

dapat membuat tahap maju seoptimal mungkin dalam proses

perkembangannya dan agar dia dapat menolong dirinya menganalisa dan

memecahkan masalah-masalahnya semuanya itu demi memajukan

kebahagiaan hidup, terutama ditekankan pada kesejahteraan mental.56

Menurut DR. Moh Surya bimbingan adalah suatu proses pemberian

bantuan yang terus menerus dan sistematis dari pembimbing kepada yang

dibimbing agar tercapai kemandirian dalam pemahaman diri, penerimaan diri,

pengarahan diri dan perwujudan diri dalam mencapai tingkat perkembangan

yang optimal dan penyesuaian diri dengan lingkungannya. 57

Istilah bimbingan selalu dirangkaika dengan istilah konseling. Hal ini

disebabkan bimbingan dan konseling merupakan suatu kegiatan yang integral.

Konseling merupakan salah satu tehnik dalam pelayanan bimbingan diantara

beberapa tehnik lainnya, namun konseling juga bermakna “the heart of

guidance program” (hati dari program bimbingan). Menurut Ruth Strang,

bahwa “Guidance is breader, counseling is most importance tool of

guidance”. (Bimbingan itu lebih luas, sedangkan konseling merupakan alat

yang paling penting dari usaha pelayanan bimbingan). Dan konseling adalah

56

Abu Ahmadi, Bimbingan Dan Konseling, 6 57

Hellen A, M. Pd. Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Ciputa Pers, 2002) hal 5

49

bantuang yang diberikan kepada individu yang dihadapi untuk mencapai

kesejahteraan hidup.58

Guru bimbingan dan konseling adalah seorang guru yang bertugas

memberikan bantuan psikologis dan kemanusiaan secara ilmiah dan

professional sehingga seorang guru bimbingan dan konseling harus berusaha

menciptakan komunikasi yang baik dengan murid dalam menghadapi

masalahdan tantangan hidup.59

Berdasarkan pengertian diatas, maka guru guru bimbingan dan

konseling adalah seorang guru yang befungsi sebagai pemberi bantuan kepada

individu atau siswa untuk mencapai pemahaman dan pengarahan diri yang

dibutuhkan untuk melakukan penyesuaian diri secara maksimal kepada

sekolah, keluarga dan masyarakat. atau dengan kalimat lain, bantuan yang di

berikan kepada individu secara terus menerus dari pembimbing agar tercapai

kemandirian dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi siswa.

2. Tujuan Bimbingan dan Konseling

Bimbingan dan konseling bertujuan agar peserta didik dapat

menemukan peribadi, mengenal dirinya dan mampu merencanakan masa

depannya. Berikut uraian dari tujuan bimbingan dan konseling, yaitu:

Bimbingan dalam rangka menemukan pribadi, dimaksudkan agar peserta

58

Samsul Munir Amin, M. A. Bimbingan Dan Konseling Islam, 11 59

Dewa Ketut Sukardi, Proses Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta,

2008), hal 6

50

didik mengenal kekuatan dan kelemahan dirinya sendiri serta menerimanya

secara positif dan dinamis sebagai modal pengembangan diri lebih lanjut.

Bimbingan dalam rangka mengenal lingkungannya dimaksudkan agar

siswa mengenal lingkungannya secara obyektif, baik lingkungan sosial dan

ekonomi, lingkungan budaya yang sangat sarat dengan nilai dan norma-

norma, maupun lingkungan fisik dan menerima berbagai kondisi lingkungan

itu secara positif dan dinamis pula. Pengenalan lingkungan ini meliputi

keluarga, sekolah dan lingkungan dalam masyarakat sekitar serta lingkungan

yang lebih luas diharapkan dapat menunjang proses penyesuaian diri siswa

dengan lingkungan dimana ia berada dan dapat mengembangkan dirinya.

Sedangkan bimbingan dalam rangka merencanakan masa depan dimaksudkan

agar siswa mampu mempertimbangkan dan mengambil keputusan tentang

masa depan dirinya, baik yang menyangkut bidang pendidikan, bidang karir

maupun bidang budaya, keluarga dan masyarakat. Menurut Prayitno, melalui

perencanaan masa depan ini individu diharapkan mampu mewujudkan dirinya

sendiri dengan bakat, minat, intelejensi dan kemungkinan-kemungkinan yang

dimilikinya.60

3. Peran Guru Bimbingan dan Konseling

Menurut Ahmad Juntika peran guru bimbingan dan konseling adalah

seorang dengan rangkaian untuk membantu mengatasi hambatan dan kesulitan

60

Ira Hellen. A. M. Pd, Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Ciputa Pres, 2002), hal 57-59

51

yang dihadapi dalam studi, penyesuaian dengan lingkungan pendidikan,

masyarakat, maupun lingkungan kerja 61

Lain halnya menurut Djumhur, yang berpendapat bahwa peran guru

bimbingan dan konseling adalah seorang yang memiliki pengetahuan dan

pengertian yang lebih lengkap mengenai peserta didik dan berkewajiban

menghadapi kasus-kasus yang lebih berat.62

Winkel pun berpendapat tentang peran konselor di sekolah yaitu:

konselor sekolah dituntut mempunyai peran sebagai orang kepercayaan

konseli atau siswa, sebagai teman bagi konseli atau siswa, bahkan konselor

sekolahpun dituntut agar mampu berperan sebagai orang tua bagi klien atau

siswa.

Jadi yang dimaksut dengan peran guru bimbingan dan konseling

(konselor) adalah seorang yang telah memiliki pengetahuan secara psikologis

untuk membantu menyelesaikan permasalahan siswa melalui kegiatan yang

ada di bimbingan dan konseling.

Dalam menjalankan tugasnya seorang konselor sekolah harus mampu

melaksanakan peran yang berbeda-beda dari situasi lainnya. Pada situasi

tertentu kadang-kadang seorang konselor harus berperan sebagai seorang

teman dan pada situasi berikutnya berperan sebagai pendengar yang baik atau

61

Ahmad Juntika, Bimbingan dan Konseling Dalam Berbagai Latar Kehidupan, 8 62

Djumhur, Bimbingan Dan Penyuluhan Di Sekolah, 134

52

sebagai pembangkit semangat, atau peran-peran lain yang dituntut oleh klien

dalam proses konseling.

Peran guru bimbingan dan konseling memiliki tugas, tanggung jawab,

wewenang dalam pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling terhadap

siswa. Peran guru bimbingan dan konseling terkait dengan pengembangan diri

siswa yang sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, minat, dan kepribadaian

siswa di sekolah.63

Adapun perbedaan peran guru bimbingan dan konseling dan guru mata

pelajaran diantaranya:

Baruth dan Roninson III menyatakan bahwa konselor mempunyai 5

peran genetik, yaitu sebagai konselor, sebagai konsultan, sebagai agen

pengubah, sebagai agen prevensi primer dan sebagai manajer.64

1. Sebagai konselor

a. Untuk mencapai sasaran intrapersonal dan interpersonal

b. Mengatasi deficit pribadi dan kesulitan perkembangan

c. Membuat keputusan dan memikirkan rencana tindakan untuk

perubahan dan pertumbuhan

d. Meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan.

63 Depdiknas. 2009. Pedoman pelaksanaan tugas guru dan pengawas: Jakarta, direktorat

jendral peningkatan mutu pendidikan dan tenaga kependidikan. Menurut peraturan pemerintah no.

74 thun 2008 64

Jeanette Murad Lesmana, Dasar-Dasar Konseling, (Jakarta: UI-Press, 2008), hal 92

53

2. Sebagai konsultan

a. Agar mampu bekerja sama sengan orang-orang lain yang

mempengaruhi kesehatan mental klien, misalnya supervisor,

orang tua dan orang yang mempunyai pengaruh terhadap

kehiduan dari kelompok klien.

3. Sebagai agen pengubah

a. Mempunyai dampak atau pengaruh atas lingkungan untuk

meningkatkan berfugsinya klien (asumsi: keseluruhan lingkungan

di mana klien harus berfungsi mempunyai dampak pada

kesehatan mental)

4. Senagai agen prevensi primer

a. Mencegah kesulitan dalam perkembangan dan coping sebelum

terjadi.

5. Guru sebagai pembimbing

Guru sebagai pembimbing (konelor), dituntut untuk mengadakan

pendekatan bukan saja melalui pendekatan instruksional akan tetapi

diikuti dengan pendekatan yang bersifat pribadi (personal appoarch)

dalam setiap proses belajar mengajar berlangsung. Sesuai dengan

peran guru sebagai pembimbing (konselor) adalah pembimbing

54

diharapkan agar dapat merespon segala masalah dan tingkah laku

yang terjadi dalam proses pembelajaran.65

Peran guru mata pelajaran diantaranya:66

1. Guru sebagai perancang pembelajaran

Disini guru dituntut untuk memiliki kemampuan untuk

mengelola seluruh proses kegiatan belajar mengajar secara efektif

dan efisien. Untuk itu, seorang guru harus memiliki pengetahuan

yang cukup memadahi tentang prinsip belajar sebagai sebagai suatu

landasan dalam merencanakan kegiatan belajar mengajar.

2. Guru sebagai penegelola pembelajaran

Guru dituntut untuk mengelola seluruh proses kegiatan belajar

mengajar dengan menciptakan kondisi belajar sedemikian rupa

sehingga setiap siswa dapat belajar dengan efektif dan efisien.

3. Guru sebagai pengarah pembelajaran

Guru senantiasa berusaha meningkatkan motivasi siswa untuk

belajar, dalam hal ini guru melakukan pendekatan untuk mengenal

dan emahami siswa, guru sebagai pembimbing diharapkan mampu

untuk:

1. Mengenal dan memahami siswa

2. Membantu mengatasi masalah pribadi yang dihadapinya

65

Dewa Ketut Sukardi, proses bimbingan dan konseling di sekolah, hal 25 66

Ibid, hal 24-30

55

3. Mengevaluasi proses belajar dan kegiatan siswa

4. Guru sebagai pelaksana kurikulum

Guru sebagai evaluator dengan fungsinya sebagai evaluator

dituntut untuk secara terus menerus mengikuti hasil-hasil

(presentasi) belajar yang telah dicapai peserta didiknya dari waktu

kewaktu. Dan guru adalah orang yang bertanggung jawab dalam

upaya mewujudkan segala sesuatu yang telah tertuang dalam suatu

kurikulim resmi.

4. Mengungkap Masalah Siswa Melalui Kotak Curhat

Untuk memudahkan pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling

bagi siswa yang sulit untuk menceritakan permasalahannya, Guru BK dapat

mempergunakan beberapa alat bantu, terutama dalam rangka mengungkapkan

“apa yang ada” pada diri seseorang serta mengungkapkan segala sesuatu yang

berkaitan dengan masalah yang dialami seseorang.67

Dalam proses penyelesaian masalah yang di hadapi oleh siswa, siswa

tersebut harus didampingi oleh pendidiknnya (konselor), agar siswa bisa

menyelesaikan masalah nya itu dengan baik tanpa adanya paksaan dari orang

lain ataupun pihak lainnya. Bila siswa itu tidak mampu dengan sendirinya

menyelesaikan masalahnya maka siswa itu bisa untuk meminta bantuan

kepada guru BK nya, agar guru BK tersebut bisa membantu siswa itu dalam

67

Syahril dan Dra. Riska Ahmad, Pengantar Bimbingan Dan Konseling, 82

56

menyelesaikan masalahnya. Harus dipahami juga bahwa tidak semua dari

siswa itu mempunyai ataupun memiliki rasa atau sifat terbuka dalam

menceritakan masalah yang dihadapinya secara langsung. Dengan adanya

siswa yang sulit untuk menceritakan permasalahannya tersebut maka seorang

konselor harus bisa untuk mencari solusi bagaimana menghadapi dan

menangani siswa yang mempunyai sifat tertutup tadi.68

Di dalam melaksanakan tugasnya, seorang konselor perlu mengenal

berbagai jenis media yang dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin agar

pelayanan bimbingan dan konseling semakin maksimal, efektif, dan efisien.

Kemampuan menggunakan dan mengoperasionalkan media bimbingan dan

konseling merupakan salah satu kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh

konselor, karena dalam kegiatannya seorang konselor hendaknya mampu

merancang, menggunakan, dan mengevaluasi efektivitas penggunaan media

dalam pelayanan bimbingan dan konseling.69

Terutama media untuk siswa

yang sulit mengungkapkan masalah secara langsung, itu tidak mudah dan

tidak gampang. Sampai saat ini ada beberapa siswa yang masih takut atau

mungkin masih malu karena berperasaan kalau dirinya datang kepada

konselor atau guru pembimbing dianggap orang bermasalah atau berkasus.

68

http://bk-komprehensif.blogspot.com/2011/12/kotak-masalah-sebagai-media-bk.html.

(Tanggal 27-05-2013) 69

http://labkonselingumk.blogspot.com/2012/09/mengenal-media-bimbingan-dan-

konseling.html. (Tanggal 27-05-2013)

57

Siswa mungkin akan lebih mudah menyampaikan perasaannya melalui bahasa

tulis dan disampaikan melalui kotak masalah.

Siswa menggunakan kotak curhat karena disebabkan oleh permasalahan-

permasalahan sebagai berikut :70

1. Siswa merasa malu untuk mengungkapkan masalahnya, lebih

banyak siswa yang memiliki sifat tertutup maka dalam wawancara

konseling dibutuhkan lebih banyak waktu untuk dapat mengungkap

masalah mereka.

2. Kurangnya waktu yang dibutuhkan untuk memanggil siswa,

walaupun Guru Pembimbing memiliki hak untuk melakukan

pemanggilan tetapi waktu yang tersedia sangatlah terbatas karena

siswa tidak boleh dirugikan dalam mengikuti pelajaran.

3. Tidak adanya tempat yang memenuhi syarat untuk melakukan

wawancara konseling, diperlukan tempat yang dapat mendukung

terhadap azas kerahasiaan dan kenyamanan siswa dalam proses

konseling.

4. Adanya keterbatasan kemampuan dan keterampilan dari

tenaga/petugas BK, tidak semua sekolah memiliki tenaga profesional

(konselor), banyak guru yang diberi tugas tambahan memberikan

layanan BK di sekolah sehingga layanan konseling secara benar

tidak dapat diberikan.

70

http://kiasinterest.blogspot.com/2009/09/model-pelayanan.html

58

D. Peran Guru Bimbingan Dan Konseling Dalam Mengungkap Masalah Siswa

Melalui Kotak Curhat

Dalam menjalankan tugasnya seorang koselor harus melaksanakan peran

yang berbeda-beda dari situasi ke situasi yang lain. Pada situasi tertentu kadang

seorang konselor harus berperan sebagai seorang teman dan pada situasi

berikutnya berperan sebagai pendengar yang baik atau sebagai pembangkit

semangat.

Bimbingan dan konseling di sekolah dapat diberikan baik secara langsung

maupun tidak langsung, pelayanan langsung berupa layanan secara klasikal,

kelompok dan perorangan, sedangkan layanan tidak langsung dapat berupa media

cetak, papan bimbingan dan penyediaan kotak masalah atau kotak konsultasi dan

lain-lain.

Untuk membantu layanan bimbingan dan konseling tidak langsung, guru

BK memberi instrument atau media BK yaitu salah satnya adalah kotak curhat

yang ditunjukkan untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan

berkomunikasi secara langsung atau malu untuk menceritakan permasalahan yang

ada pada dirinya baik masalah pribadi ataupun masalah sosial yang harus di

selesaikan.

Dan kehidupan anak itu penuh dengan beraneka ragam masalah. Di rumah

setiap hari anak menghadapi masalah mulai dari masalah materi seperti: uang,

buku bacaan, pakaian, pertentangan antara ayah dan ibu, anak dengan orang tua

dan lain-lain. Di sekolah pun siswa menghadapi masalah seperti bosan untuk

59

mengikuti pelajaran tertentu, bolos, coret-coret disekolah, kesulitan dalam

mengikuti proses belajar-mengajar dan sebagainya.71

Dalam hal tersebut guru bimbingan dan konseling berupaya untuk

membantu menyelesaikan dan memberia pengarahan kepada siswa dalam

menyelesaikan permasalahan serta menjadikan siswa mempunyai pribadi yang

mandiri.

Untuk memudahkan pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling guru

BK dapat mempergunakan beberapa alat bantu, terutama dalam rangka

mengungkapkan “apa yang ada” pada diri seseorang serta mengungkapkan segala

sesuatu yang berkaitan dengan `masalah yang dialami seseorang.72

Alat bantu

yang dimaksud adalah kotak curhat yang di gunakan guru BK untuk mengungkap

permasalahan yang ada pada diri siswa baik masalah pribadi atau sosial.

Siswa yang menggunakan kotak curhat ini dengan menuliskan di selambar

kertas yang berisi tentang permasalahannya dan guru BK bisa member bantuan

kepada siswa secara langsung atau melalui surat balasan dari guru BK. Salah satu

cara guru bimbingan dan konseling untuk memberi konseling melalui surat

balasan yaitu, bagi siswa yang tidak memberikan identitasnya atau hanya

mencantumkan nama samaran yang hanya diketahui mereka sendiri di dalam

kertas yang berisi tentang perasalahan siswa, untuk menyambapiakn jawaban dari

pembimbing bekerja sama dengan petugas atau teman dari siswa di sekolah yang

71

Dewa Ketut Sukardi, Desak Made Sumiati, Pedoman Bimbingan Dan Penyuluhan Di

Sekolah (Jakarta, Rineka Cipta, 1990) hal 3 72

Ibid hal 82

60

dipercaya, dan pemberian konseling guru BK menyesuaikan dengan keinginan

siswa dengan secara langsung bertemu dengan guru BK atau melalui surat yang

dituliskan siswa di dalam surat tersbut.

Peran guru bimbingan dan konseling dalam mengungkap masalah siswa

melalui kotak curhat antara lain:

a. Menginformasikan media dan sarana bimbingan dan konseling.

Informasi dari guru bimbingan dan konseling tentang media yang ada di

bimbingan dan konseling kepada siswa adalah sesuatu yang amat

penting hal ini akan sangat mendorong para siswa untuk mengenal

media-media apa saja yang dapat dimanaatkan oleh siswa guna

membantu para siswa mencapai tujuan pendidikan dan

perkembangannya yang optimal.

b. Menyediakan media untuk memudahkan pelaksanaan kegiatan

bimbingan dan konseling kita dapat mempergunakan beberapa alat

bantu, terutama dalam rangka mengungkapkan “apa yang ada” pada diri

seseorang serta mengungkapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan

`masalah yang dialami seseorang.73

Diataranya alat bantu tersebut

adalah, Penyelengaraan kartu pribadi, Penyelengaraan kelompok belajar,

Penyelengaraan kotak masalah, Penyelengaraan papan bimbingan dan

Penyelengaraan Problem check list.

73

Ibid hal 82

61

c. Keperibadian konselor, Virginia Satir menemukan beberapa

karakteristik konselor diantaranya adalah: (1) resource person, artinya

konselor adalah orang yang banyak mempunyai informasi dan senang

memberikan dan menjelaskan informasinya. Konselor bukanlah pribadi

yang maha kuasa yang tidak mau berbagi dengan orang lain; (2) model

of communication, yaitu bagus dalam berkomunikasi, mampu menjadi

komunikator yang terampil. Dia bukan orang yang sok pintar dan

mengejar pamor sendiri. Dia mampu menghargai orang laon dan dapat

bertindak sesuai dengan realita yang ada baik pada diri maupun

dilingkungan.74

74

Sofysn S. Willis, Konseling Individu Teori dan Praktik, (Bandung; CV. Alfabeta, 2007),

hal 79