bab ii landasan teori a. kecemasan 1. pengertian...
TRANSCRIPT
25
BAB II
LANDASAN TEORI
A. KECEMASAN
1. Pengertian Kecemasan
Semua situasi yang akan mengancam kesejahteraan organisme dapat
menimbulkan kecemasan. Konflik, frustasi, ancaman fisik, ancaman terhadap
harga diri, dan tekanan untuk melakukan sesuatu diluar kemampuan akan
menimbulkan kecemasan (Atkinson, 1996). Hilgard (dalam Atkinson, 1996)
mejelaskan bahwa kecemasan adalah emosi yang tidak menyenangkan, yang
ditandai dengan istilah-istilah seperti kekhawatiran, keprihatinan dan rasa takut
yang kadang kita alami dalam tingkat yang berbeda-beda. Nevid (2003) juga
menjelaskan bahwa kecemasan adalah suatu keadaan khawatir yang mengeluhkan
bahwa sesuatu yang buruk akan segera terjadi. Banyak hal yang dicemaskan,
misalnya : kesehatan kita, relasi sekolah, ujian dan kondisi lingkungan adalah
beberapa hal yang dapat menjadi sumber kekhawatiran.
Freud (dalam Semium, 2006) mengatakan bahwa kecemasan adalah suatu
perasaan afektif yang tidak menyenangkan yang disertai dengan sensasi fisik yang
mengikutkan orang terhadap bahaya yang akan datang. Keadaan yang tidak
meyenangkan itu sering kabur dan sulit menunjuk dengan tepat, tetapi kecemasan
itu sendiri selalu dirasakan. Kecemasan melibatkan persepsi tentang perasaan
yang tidak menyenangkan dan reaksi fisiologis, dengan kata lain kecemasan
adalah reaksi atau situasi yang diannggap berbahaya. Gejala kecemasan ada dalam
Universitas Sumatera Utara
26
bermacam-macam bentuk dan kompleksitasnya, namun biasanya cukup mudah
dikenali. Seseorang yang mengalami kecemasan cenderung untuk terus menerus
merasa khawatir akan keadaan yang buruk yang akan menimpa dirinya atau diri
orang lain yang dikenalnya dengan baik. Biasanya seseorang yang mengalami
kecemasan cenderung tidak sadar, mudah tersinggung, sering mengeluh, sulit
berkonsentrasi dan mudah terganggu tidurnya atau mengalami kesulitan untuk
tidur (Gunarsa dkk., 1996).
Penderita kecemasan sering mengalami gejala-gejala seperti berkeringat
berlebihan walaupun udara tidak panas dan bukan karena berolahraga, jantung
berdegup ekstra cepat atau terlalu keras, dingin pada tangan atau kaki, mengalami
gangguan pencernaan, merasa mulut kering, merasa tenggorokan kering, tampak
pucat, sering buang air kecil melebihi batas kewajaran dan lain-lain. Mereka juga
sering mengeluh pada persendian, kaku otot, cepat merasa lelah, tidak mampu
rileks, sering terkejut, dan ada kalanya disertai gerakan-gerakan wajah atau
anggota tubuh dengan intensitas dan frekuensi berlebihan, misalnya pada saat
duduk terus menerus, menggoyang-goyangkan kaki, meregangkan leher,
mengernyitkan dahi dan lain-lain (Gunarsa dkk., 1996).
2. Pengertian Kecemasan Akademik
Kecemasan akademik adalah cara tubuh memberitahu bahwa ada sesuatu
dalam lingkungan yang membutuhkan perhatian. Pada dasarnya serangkaian
perubahan biokimia di otak dan tubuh, seperti peningkatan adrenalin
(menyebabkan jantung berdetak lebih cepat) dan penurunan dalam dopamin (zat
Universitas Sumatera Utara
27
kimia yang ada diotak untuk membantu menahan rasa sakit). Perubahan
ini dihasilkan dari keadaan meningkatnya perhatian pada sumber kecemasan.
Tingkat kecemasan yang tinggi menyebabkan tubuh mempersiapkan untuk
melawan atau melarikan diri dari ancaman yang dirasakan - biasanya disebut
sebagai "fight or flight." (center for learning & teaching, 2005)
Menurut Cornell University (2007), kecemasan akademik adalah hasil dari
proses biokimia dalam tubuh dan otak yang meningkatkan dan membutuhkan
perhatian. Perubahan terjadi dalam respon terhadap situasi akademik, seperti
menyelesaikan tugas-tugas di sekolah, diskusi di kelas atau ketika ujian. Ketika
kecemasan meningkat, tubuh akan memberikan reaksi atau respon untuk menolak
atau memperjuangkannya.
Menurut Otten (1991), Kecemasan akademik adalah masalah yang
penting yang akan mempengaruhi sejumlah besar siswa. Ketika kecemasan yang
dirasakan oleh siswa berlebihan maka akan berpengaruh secara negatif karena
siswa mengalami tekanan psikologis sehingga siswa tersebut mendapatkan hasil
belajar yang kurang baik dan lebih banyak menghindari tugas, hal ini disebabkan
oleh penurunan rentang perhatian, konsentrsi dan memori pada siswa. Namun
disisi lain kecemasan memiliki pengaruh yang positif terhadap siswa karena
dapat memotivasi siswa untuk menyelesaikan tugas. Tetapi ada beberapa daftar
pertanyaan yang dapat diisi yang dapat menunjukkan kecemasan akademik, yang
sesuai dengan situasi :
1. Terus berkonsentrasi selama belajar terhadap konsekuensi yang buruk dari
pemahaman yang tidak maksimal.
Universitas Sumatera Utara
28
2. Percaya bahwa hampir semua teman sekelas punya pengetahuan yang lebih, rentan
terhadap kesalahan, atau lebih siap untuk sekolah.
3. Pikirkan tes sebelumnya atau situasi belajar untuk menghindari terjadinya
kesalahan dalam menjawab tes.
4. Kecewa dengan diri sendiri setelah ujian karena telah membuat kesalahan
5. Pikiran panik, khawatir dan frustrasi berulang kali yang mengganggu
berkonsentrasi.
6. Tekankan pada diri tentang pentingnya mendapatkan nilai bagus pada tes atau
tugas.
7. Kesuksesan masa lalu akan meningkatkan kepercayaan diri.
8. Belajar dengan melakukan tugas yang berbeda.
9. Hadir lebih awal bagaimana siswa selama tes.
10. Tidak peduli berapa banyak waktu yang dicurahkan dan tidak pernah merasa
cukup siap
11. Khawatir bahwa selama ujian akan kehilangan kontrol emosi
12. Terlibat dalam banyak jam-menonton selama ujian
13. Pengalaman tentang tangan gemetar atau kelemahan fisik selama tes
14. Gagal untuk menanyakan pertanyaan pada teman-teman atau instruktor karena
takut memalukan diri sendiri dari informasi yang penting
15. Berulang kali ujian, waktu yang lebih untuk tugas
16. Pastikan jawaban PR atau tes.
17. Menjawab pertanyaan tes dengan cepat sehingga salah menafsirkan arah atau
gagal untuk pemberitahuan informasi penting
Universitas Sumatera Utara
29
18. reaksi Pengalaman fisik seperti berkeringat, otot kaku, atau sakit perut sehingga
dapat menghambat efektivitas dalam belajar
19. belajar untuk cermat, seperti mencoba mengingat hampir segala hal atau
menggarisbawahi hampir setiap kalimat yang penting yang ada dibuku
20. Bingung saat ujian sehingga lupa informasi yang telah kita ketahui sebelumnya
3. Gejala Kecemasan Akademik
O’Connor (2008), membagi gejala-gejala kecemasan akademik menjadi 2
berat dan ringan, yaitu :
a. Menurut O’Connor (2008), Ada beberapa gejala kecemasan akademik
yang ringan, yaitu :
1. Pusing
2. Mual atau sakit perut
3. Berkeringat, lembap pada telapak tangan
4. Bercak merah di wajah
5. Merah kemalu-maluan
6. Sakit kepala
7. Kenaikan pada nada suara saat berbicara
8. Pikiran negatif tentang tugas gagal atau kehabisan waktu
9. Keraguan tentang diri akan hal kemampuan dibanding siswa lain
10. Takut malu di depan teman sekelas, dan guru
11. Takut gagal
Universitas Sumatera Utara
30
b. Menurut O’Connor, (2008) ada beberapa gejala kecemasan akademik yang
berat, yaitu :
1. Mati rasa di tangan dan kaki
2. Hipokondria (sakit pada kaki)
3. Kesulitan tidur
4. Pusing berat atau kehilangan kesadaran
5. Kesulitan bernapas dan perasaan menjadi tersendat
6. Pikiran yang Paranoid seperti dinilai buruk oleh orang lain
7. Obsesif, pikiran berulang yang sulit berhenti
8. Takut malu di depan teman sekelas dan guru
9. Takut merasa cemas
10.Depresi
11. Kesedihan dan merasa khawatir terhadap beban yang berat
12. Panik dan kesal yang terus menerus tanpa masalah atau peristiwa tertentu.
4. Karakteristik-karakteristik kecemasan akademik
Ottens (1991), membagi-membagi karakteristik kecemasan akademik
menjadi 4, yaitu :
a. Patterns of Anxiety-Engedering Mental activity.
Pertama dan yang terpenting adalah khawatir. Siswa sering merasa tidak
aman oleh segala sesuatu yang mereka anggap salah. Kedua, kecemasan akademik
pada siswa terlibat dalam penyesuaikan diri. ketiga adalah percaya diri yang
rendah. Siswa menerima keyakinan yang salah tentang isu-isu bagaimana
menetapkan nilai dalam diri, cara terbaik untuk memotivasi diri sendiri,
Universitas Sumatera Utara
31
bagaimana cara mengatasi kecemasan adalah berfikir yang salah sehingga
kecemasan akademik itu muncul.
b. Misderected Attention
Ini adalah masalah yang besar dalam kecemasan akademik. Pada
umumnya siswa diharapkan dapat berkonsentrasi penuh pada tugas-tugas
akademik seperti membaca buku, mengikuti ujian, atau menjawab pertanyaan
yang diberikan oleh guru. Tetapi yang terjadi disini adalah siswa tidak perduli dan
perhatian mereka menjadi teralihkan. Perhatian dapat terganggu melalui faktor
eksternal (tindakan siswa lainnya, jam, suara-suara asing) atau faktor pengganggu
internal (kecemasan, lamunan, dan reaksi fisik).
c. Physiological Distress.
Banyak perubahan yang terjadi pada tubuh yang dihubungkan dengan
kecemasan seperti kekakuan pada otot, berkeringat, jantung berdetak lebih cepat,
dan tangan gemetar. Selain perubahan fisik, pengalaman kecemasan emosional
juga berpengaruh seperti “mempunyai perasaan kecewa”. Aspek-aspek emosional
dan fisik dari kecemasan terutama yang menganggu diinterpretasikan sebagai hal
yang berbahaya atau menjadi fokus perhatian yang penting selama tugas
akademik.
d. Innappropriate behaviours.
Kecemasan akademik pada siswa terjadi karena siswa ingin memilih cara
yang tepat dalam menghadpi kesulitan. Menghindar (procastination) adalah hal
yang umum, seperti menghindar dari melaksanakan tugas (berbicara dengan
teman pada saat belajar). Kecemasan akademik pada siswa juga terjadi ketika
Universitas Sumatera Utara
32
menjawab pertanyaaan-pertanyaan ujian secara terburu-buru. Tindakan lain yang
tidak benar adalah memaksa diri ketika dalam waktu untuk bersantai.
5. Sumber-Sumber Kecemasan Akademik
Ada 4 Sumber-sumber kecemasan akademik, Divine & Kylen (1982), yaitu :
1. Reputasi akademik (sedikitnya pendapat yang kita kemukakan saat performansi)
2. Pendapat tengtang kompetensi dan kemampuan
3. Fokus pada pencapaian dari tujuan
4. Rasa khawatir akan ketidaksiapan
6. Komponen-Komponen Kecemasan Akademik
Center for learning & teaching, (2005), Mengatakan bahwa komponen-komponen
kecemasan akademik terbagi kedalam4 komponen, yaitu :
a. Worry : Pikiran yang mencegah untuk fokus pada keberhasilan
menyelesaikan tugas akademik. Misalnya, prediksi akan kegagalan, merendahkan
diri, atau senang melakukan konsekuensi buruk.
b. Emotionality : gejala kecemasan biologi. Misalnya, jantung berdetak
cepat, berkeringat pada telapak tangan, ketegangan otot.
c. Task generated interference : Perilaku yang berhubungan dengan tugas
tetapi tidak maksimal dalam mengerjakan tugas .
d. study skills deficits : Masalah dengan metode belajar yang dapat
menyebabkan kecemasan.
Universitas Sumatera Utara
33
B. SEKOLAH UNGGUL
1. Pengertian Sekolah Unggul
Departeman pendidikan dan kebudayaan mendefenisikan sekolah uggul
sebagai sekolah yang dikembangkan untuk mencapai keunggulan dalam keluaran
(output) pendidikannya, sehingga untuk mencapai keunggulan (high achievement)
tersebut maka masukan (input atau intake) misalnya guru dan tenaga pendidikan,
menejemen, layanan pendidikan, sarana penunjang sertaprogram pendidikan
diarahkan untuk menunjang tercapainya tujuan tersebut. Di samping itu sekolah
juga memberikan perlakuan kepada siswa berkemampuan biasa agar dapat
mencapai prestasi maksimal. Dimensi keunggulan sekolah unggul mengandung
dua unsur utama yaitu : (1) keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha
Esa yang lebih fungsional dalam kehidupan peserta didik, (2) penguasaan ilmu
pengetahuan dan tehnologi yang berkaitan dengan daya nalar, kemampuan
meningkatkan kualitas kepribadiannya, kemampuan mengembangkan potensi dan
prestasi diri (Rianti, 2000).
Di negara maju seperti Amerika Serikat sekolah unggul didefenisikan
sebagai sekolah yang mampu memproses siswa bermutu rendah waktu masuk
sekolah tersebut (input rendah), menjadi lulusan yang bermutu tinggi (Moedjiarto,
2001). Tim peneliti dari Seattle Public School, Washington (dalam Moedjiarto,
2001) mendefinisikan sekolah unggul sebagai sekolah seluruh siswanya
memenuhi persyaratan berikut : (1) Menguasai (mastery) keterampilan-
keterampilan dasar, (2) berusaha meraih prestasi akademik semaksimal mungkin
(academic excellence) pada semua mata pelajaran, (3) menunjukan kberhasilan
Universitas Sumatera Utara
34
melalui evaluasi yang sistematis yang diartikan sebagai mengetahui apakah tujuan
instruksional telah tercapai, dengan eveluasi belajar terhadap nasional untuk
mengukurperolehan belajar siswa dibandingkan rerata perolehan siswa tingkat
nasional.
Banyaknya konsep mengenai defenisi sekolah unggul menyebabkan
sekolah unggul yang berkembang terdiri dari beberapa tipe yaitu : (1) sekolah
unggul tipe I yaitu sekolah unggul yang inputnya terdiri dari siswa-siwa yang
berprestasi dan berkualitas unggul, (2) sekolah unggul tipe II yaitu sekolah unggul
dari segi fasilitasnya, fasilitas mewah ini menyebabkan biaya sekolah tipe II ini
cukup mahal, dan (3) sekolah unggul tipe III yaitu sekolah yang menekankan pada
iklim beljar yang positif di lingkungan sekolah (Moedjiarto, 2001). Struktur
sekolah unggul sangat tergantung pada bentuk organisasi yang melaksanakannya.
Ada 3 tipe atau model manejmensekolah unggul : (1) yayasan swasta bekerjasama
dengan sekolah umum, (2) sekolah unggul yang di dirikan oleh yayasan
swastayang bekerjasama dengan yayasan swasta lain , dan (3) sekolah unggul
yang di dirikan oleh yayasan swasta tunggal (Utami & Semiawan, 1996).
Berdasarkan uraian di atas di sampaikan bahwa sekolah unggul adalah
sekolah yang dikembangkan untuk mencapai keunggulan (high achievment)
tersebut maka masukan (input atau intake) seperti guru dan tenaga kepemimpinan,
manajemen, layanan pendidikan, sarana penunjang, serta proses pendidikan di
arahkan untuk menunjang tercapainga tujuan tersebut, disamping itu sekolah juga
memberikan perlakuan kepada siswa berkemampuan biasa agar dapat mencapai
prestasi maksimal.
Universitas Sumatera Utara
35
2. Karakteristik Sekolah Unggul
Sekolah unggul sebagai bentuk penyajian sistem pendidikan yang sangat
khusus dan memiliki tujuan tertentu berbeda dengan bentuk-bentuk sekolah
lainnya. Sekolah unggul memiliki karakteristik tertentu yang membuatnya unggul
dan membedakan dengan sekolah lain yang tidak unggul.
Berdasarkan hasil penelitian tentang sekolah yang unggul yang di lakukan
oleh Effective School Consortia Network (Moedjiarto, 2001). Di samping prestasi
akademik yang dimiliki juga memiliki karakteristik antara lain : (1) Iklim sekolah
yang tidak positif, (2) ada proses perencanaan, (3) tujuan akademik, (4) kurikulum
yang jelas, (5) pemantauan terhadap kemajuan siswa, (6) keefektifan guru, (7)
kepemmimpinan administratif, (8) pelibatan orang tua dan siswa, (9) kesempatan,
tanggung jawab, dan partisipasi siswa, (10) anjaran dan insentif, (11) tata trtib dan
disiplin.
Hasil penelitian Lizzote (dalam Moedjiarto, 2001) menemukan beberapa
karakteristik sekolah unggul, yaitu : (1) lingkungan sekolah yang aman dan tertib,
(2) iklim serta harapan yang tinggi, (3) kepemimpinan yang instruksional yang
logis, (4) misi yang jels dan terfokus, (5) kesempatan belajr dan mengerjakan
tugas bagi siswa, (6) pementauan yang sering dilakukan terhadap kemajuan siswa
dan hubungan antara rumah dan sekolah yang paling mendukung.
Di samping karakteristik yang membedakan sekolah unggul dengan
sekolah biasa adalah dimensi-dimensi keunggulan yang dimiliki oleh suatu
sekolah sehingga di sebut sekolah unggul yaitu (Moko, 1997) :
Universitas Sumatera Utara
36
1. Dimensi peserta didik dan siswa
Peserta didik harus melalui seleksi ketat dengan kriteria tertentu untuk bisa
menjadi peserta didik sekolah unggul dalam konsep Depdikbud (1993). Kriteria
itu antara lain prestasi belajar yang superior dengan indikator nilai rapor, NEM
dan hasil tes prestasi akademik, skor psikotes yang meliputi intelegensi dan
kreatifitas serta tes fisik.
2. Dimensi sarana prasarana
Ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai sehingga
memungkinkan terpenuhinya kebutuhan belajar didik guna menyalurkan bakat,
minat dan kemampuan baik dalam kegiatan kurikuler maupun ekstra kulikuler.
3. Dimensi lingkungan belajar
Lingkungan belajar yang kondusif untuk mengembangkan potensi
keunggulan menjadi keunggulan nyata, baik lingkungan dalam arti fisik maupun
psikis.
4. Tenaga pengajar
Tenaga pengajar harus terpilih memiliki keunggulan di atas rata-ratatenaga
pengajar masal kovensional, keunggulan tenaga pengajar meliputi : penguasaan
materi pengajaran, penguasaan metode pengajaran dan komitmen melaksanakan
tugas.
5. Dimensi kuriukulum
Meskipun tetap mengacu pada kurikulum nasional tetapi kurikulum yang
ada di kembangkan sedemikian rupa di perkaya secara maksimal sesuai kebutuhan
Universitas Sumatera Utara
37
dan kecepatan serta motivasi dari peserta didik. Jadi perlu adanya pengayaan dan
percepatan kurikulum.
6. Dimensi rentang waktu belajar
Waktu belajar di sekolah unggul lebih lama di bandingkan sekolah masal
konvensional. Kegiatan ekstrakulikulum di organisasikan sedemikian rupa dengan
dukungan prasarana yang memadai. Nilai sekolah unggul terletak pada perlakuan
tambahan belajar di luar kurikulum nasional, melalui pengembangan materi
kurikulum, pengayaan, perluasan, remedial, pelayanan bimbingan, dan pembinaan
kreativitas.
7. Dimensi pembinaan kemampuan kepemimpinan
Pembinaan kemampuan kepemiminan di sekolah unggul menyatu dalam
keluruhan sistem pembinaan peserta didik melalui praktek langsung di lapangan
bukan sekedar sebagian materi pengajaran.
Jadi dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sebuah sekolah dapat
dikatakan unggul apabila memiliki karakteristik dan dimensi keunggulan dalam
hal masukan (input) yang berprestasi, iklim sekolah yang positif yang
memungkinkan siswa untuk mengembangkan dirinya semaksimal mungkin,
kurikulum yang dikembangkan sedemikian rupa untuk mencapai keunggulan,
sarana dan prasarana yang memadai, adanya pemantauan terhdap kemajuan siswa,
tenaga pengajar dan kepala sekolah yang efektif, memiliki sarana dan prasarana
yang memdai dan mengusulkan kurikulum yang sudah dikembangkan.
Universitas Sumatera Utara
38
3. Penyelenggaraan Sekolah Unggul
Aspek-aspek dalam manajemen penyelenggaraan sekolah unggul yang
dalam penelitin ini adalah SMA unggul, (Budi, 2001) meliputi :
1. Rekrutmen peserta didik
Sekolah unggul ini di selenggarakan untuk memberikan perlakuan dan
pelayanan kepada peserta didik agar dapat mengembangkan bakat, minat dan
kemamuannya secara cepat dan optimal, maka peserta didik sekolah unggul
memiliki persyaratan tersebut dapat didefenisikan berdasarkan ciri-ciri
keunggulan, yaitu :
a. Kemampuan umum di atas rata-rata merujuk pada perbendaharaan kata-
kata yang lebih banyak dan lebih maju di baningkan anak biasa, cepat menangkap
hubungan sebab akibat, cepat memahami prinsip dasar dari suatu konsep, seorang
pengamat yang tekun dan waspada, mengingan dengan tepat serta memiliki
informasi yang akurat selalu bertanya-tanya, cepat samapi kepada kesimpulan
yang valid mengenai kejadian, fakta, orang atau benda.
b. Ciri-ciri kreativitas antara lain: menunjuk rasa ingin tahu luar biasa,
enciptakan berbagai ragam dan jumlah gagasan guna memecahkan persoalan,
sering mengajukan tanggapan yang unik dan pintar, tidak terhambat
mengemukakan pendapat, berani menantang resiko, suka mencoba, elaboratif,
peka terhadap keindahan dan segi estetika dari lingkungannya.
c. Pengikatan diri terhadap tugas sering dikaitkan dengan motivasi instrinsik
untuk berpretasi, ciri-cirinya : benar-benar terlibat dalam suatu tugas, sangat
tangguh dan ulet dalam menyelesaikan masalah, bosan menghadapi tugas rutin,
Universitas Sumatera Utara
39
mendambakan dan mengajar hasil sempurna, lebih suka bekerja secara mandiri,
sangat terikat pada nilai-nilai baik dan menjauhi nilai-nilai buruk, bertanggung
jawab, berdisiplin, sulit mengubah pendapat yang telah diyakininya.
2. Tenaga kependidikan
Tenaga pendidikan bertugas menyelenggarakan kegiatan mengajar,
melatih, meneliti, mengembangkan, mengelola dan memberikan pelayanan teknis
dalam bidang pendidikan. Tenaga pendidikan pada sekolah unggul berbeda baik
dari segi bidang tugas maupun persyaratan kualifikasinya. Tenaga pendididkan
pada sekolah unggul sekuramg-kurangnya terdiri dari: kepala sekolah, guru,
tenaga bimbingan karir, pengembangan kurikulu, pustakawan, laboran, peneliti
dan pengembang, pegawas dan tehnisi sumber belajar.
Tenaga kependidikan sekolah unggul diutamakan yang telah
berpengalaman dan di tunjang leh adanya keunggulan dalam kemampuan
intelektual, moral, keimanan ketaqwaan, disiplin dan tanggung jawab, keluasan
wawasan kependidikan, kemampuan pengelolaan, terampil, kreatif, memiliki
keterbukaan, profesional dalam memehami potensi, karakteristik-karakteristik dan
masalah pengembangan peserta didik, mampu mengembangkan rencana studi dan
karir peserta didik serta memiliki kemampuan meneliti dan mengembangkan
kurikulum.
3. Total Quality Management (TQM) dalam proses belajar mengajar
Total Quality Management (TQM) dalam proses belajar mengajar
memusatkan perhatian pada fungsi manajemen dalam proses kegiatan belajar
mengajar yaitu bagaimana guru mengajar dan mengelola pengajaran yang
Universitas Sumatera Utara
40
disampaikan pada peserta didik. TQM dalam proses belajar memusatkan perhatian
pada fungsi manajemen yang ditransformasikan upaya guru dalam kegiatan
belajar mengajar tersebut.
4. Pengembangan inovasi dan kurikulum
Munandar (1999) menyatakan bahwa untuk melayani kebutuhan
pendidikan akan berbakat perlu di usahakan suatu endidikan yang terdiferensiasi,
yaitu yang memberi pengalaman pendidikan yang di sesuaikan dengan minat dan
kemampuan intelektual peserta didik.
Pengembangan dan inovasi kurikulum terdiferensiasi adalah bagian
integral dari lingkungan belajar peserta didik yang memberikan “pelayanan
unggul” kepada peserta didik, sehingga peserta didik dapat diberikan layanan
pendidikan yang optimal dan setelah mlalui proses di harapkan dapat melahirkan
lulusan unggul. Konsep pengembangan dan inovasi kurikulum harus mampu
mengembangkan kreativitas yang mencakup integrasi dari kondisi 4 ranah, yaitu :
afektif, psikomotorik, konatif dan intuitif. Keunggulan merupakan perkembangan
optimal dari kreativitas.
5. Pendekatan strategi belajar mengajar
Pendekatan strategi belajar mengajar sekolah unggul diarahkan pada
terwujudnya proses belajar tuntas (mastery learning) yang mengacu pada peserta
didik dapat belajar secara aktif dan kreatif sesuai bakat, minat dan kemampuannya
masing-masing, dengan memperhatikan keselarasan dengan keseimbangan antara
imensi tujuan-tujuan pembelajaran.
6. Pengembangan sarana dan prasarana
Universitas Sumatera Utara
41
Tersedianya sarana dan prasarana yang memadai, baik dari segi kuantitas
maupun kualitas untuk tercapainya tujuan penyelenggaraan sekolah unggul.
Sarana dan prasarana yang perlu dikembangkan pada sekolah unggul seharusnya
memperhatikan efek efisiensi, yaini bahwa sarana dan prasarana tersebut dapat
memberikan kemudahan tercapainya proses belajar mengajar secara efektif dan
dapat dikembangkan potensi peserta didik. Selain itu juga sesuai dengan kondisi
lingkungan, kebutuhan setempat, karakteristik program dan staf perkembangan
psikologis peserta didik.
7. Pengembangan sistem evaluasi pengajaran
Evaluasi kegiatan dan kemajuan belajar pada hakikatnya adalah upaya
mengumpulkan informasi tentang kemajuan peserta didik. Evaluasi pengajaran
pada sekolah unggul tidak hanya bertujuan untuk mengetahui kemajuan belajar
peserta didik dalam rangka keperluan perbaikan dan peningkatan kegiatan belajar
peserta didik, melainkan juga untuk memperoleh umpan balik atau usulan bagi
perbaikan pelaksanaanya kegiatan proses belajar mengajar.
8. Strategi managemen organisasi
Agar tujuan penyelenggaraan sekolah unggul tercapai secara efektif, perlu
dikembangkan stategi pelaksanaan manajemen organisasi, yang didalamnya
terkandung pemikiran.
C. SMA NEGERI UNGGUL ACEH TIMUR
1. Latar Belakang Sekolah
Berdasarkan amanah UUD 1945 bahwa salah satu tujuan pemerintah
adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan setiap warga negara berhak
Universitas Sumatera Utara
42
memperoleh pendidikan sesuai dengan minat dan bakat yang dimilkinya. Fungsi
pendidikan adalah mengembangkan kemampuan serta membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat. UU nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional mengamanatkan setiap warga negara mempunyai hak yang
sama untuk memperoleh pendidikan khusus. Pendidikan yang bermutu antara lain
dikembangkan melalui pengembangan mutu dan keunggulan sekolah menengah
yang diarahkan untuk mendorong sekolah potensial menuju kategori di atas
standar nasional dan internasional sehingga menjadi sekolah yang bertaraf
nasional dan internasional.
Untuk mengembangkan amanat undang-undang serta dalam rangka
meningkatkan mutu pendidikan, pemerintah kabupaten Aceh Timur pada tahun
2004 mendirikan SMA Negeri Unggul sebagai salah Satu SMA unggulan di
propinsi Nanggroe Aceh Darussalam untuk menampung dan mendidik generasi
penerus bangsa yang memiliki kemampuan dan bakat istimewa.
SMA Negeri Unggul Aceh Timur yang berdiri sejak tahun 2004
merupakan salah satu lembaga pendidikan menengah atas dan ditetapkan sebagai
sekolah unggulan yang baru dibuka pada tahun pelajaran 2007/2008, terletak di
desa Aramiah Kecamatan Birem Bayeun yang merupakan kecamatan paling ujung
sebelah timur Kabupaten Aceh Timur, atau kecamatan yang berbatasan langsung
dengan Kota Langsa. Dengan segala kekurangan dan kelebihannya pada tahun
pelajaran 2007/2008 ini untuk pertama sekali dibuka/menerima siswa baru
berjumlah 63 orang. Sistem penerimaan siswa perdana ini direkut dari putra/putri
terbaik Aceh Timur.
Universitas Sumatera Utara
43
2. Visi dan Misi
Visi dari SMA Negeri Unggul ini adalah untuk mewujudkan pendidikan
yang unggul dan berkualitas yang berdasarkan pada keimanan, ketaqwaan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Misi dari SMA Negeri Unggul ini adalah sebagai berikut :
1. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif dan efisien.
2. Meningkatkan komitmen seluruh tenaga kependidikan terhadap tugas dan
fungsinya sehingga menjadi tenaga yang profesional dibidangnya masing-
masing
3. Meningkatkan keimanan dan tetaqwaan kepada Allah SWT.
4. Mengintergrasikan pendidikan IPTEK dengan nilai-nilai islam.
5. Meningkatkan wawasan kebangsaan.
6. Pembinaan ketrampilan olah raga dan seni budaya.
7. Ikut serta dalam setiap even kompetisi di tingkat daerah, nasional dan
internasional.
3. FASILITAS
Asrama Putera, Asrama Puteri, Mushalla, Laboratorium Fisika,
Laboratorium Kimia, Laboratorium Biologi, Laboratorium Komputer, Ruang
Kelas Dengan Laptop Dan Infocus, Perpustakaan, Ruang Multi Media, Lapangan
Olah Raga Dan Kantin.
4. KEGIATAN EKSTRAKULIKULER
1. Pengajian Al-Quran
Universitas Sumatera Utara
44
2. Olah Raga
3. Seni Drama Dan Tari
4. Pramuka
5. PMR
6. Pencak Silat
7. Praktek Bahasa Inggris Dan Arab
8. Rohis (Rohani Islam)
9. Seni Nasyid
5. SYARAT-SYARAT PENERIMAAN
1. Warga negara Indonesia lulusan SMP/MTs aceh timur atau oran tuanya
yang berdomisili dan/atau bekerja dalam kabupaten aceh timur.
2. Lulus dan Berijazah SMP/MTs dan berusia maksimal 18 tahun
3. Lulus Seleksi (Nilai raport dan UN, tes baca al-quran, matematika, bahasa
inggris dan IPA yang dilaksanakan langsung pada saat pendaftaran)
4. Bersedia Tinggal Diasrama
5. Bersedia Mematuhi Peraturan Sekolah/Asrama yang telah ditetapkan
6. Persyaratan Administrasi
D. Gambaran kecemasan akademik siswa di SMA Negeri Unggul
Freud (dalam Semium, 2006) mengatakan bahwa kecemasan adalah suatu
perasaan afektif yang tidak menyenangkan yang disertai dengan sensasi fisik yang
Universitas Sumatera Utara
45
mengikutkan orang terhadap bahaya yang akan datang. Keadaan yang tidak
meyenangkan itu sering kabur dan sulit meninjuk dengan tepat, tetapi kecemasan
itu sendiri aelalu dirasakan. Kecemasan melibatkan persepsi tentang perasaan
yang tidak menenangkan dan reaksi fisiologis, dengan kata lain kecemasan adalah
reaksi atau situasi yang diannggap berbahaya. Gejala kecemasan ada dalam
bermacam-macam bentuk dan kompleksitasnya, namun biasanya cukup mudah
dikenali. Seseorang yang mengalami kecemasan cenderung untuk terus menerus
merasa khawatir akan keadaan yang buruk yang akan menimpa dirinya atau diri
orang lain yang dikenalnya dengan baik. Biasanya seseorang yang mengalami
kecemasan cenderung tidak sadar, mudah tersinggung, sering mengeluh, sulit
berkonsentrasi dan mudah terganggu tidurnya atau mengalami kesulitan untuk
tidur (Gunarsa dkk., 1996).
Sekolah unggul tentunya juga mendatangkan konsekuensi tertentu pada
siswanya. Penembahan jam pelajaran serta banyaknya tugas yang harus
dikerjakan dalam waktu yang terbatas menjadi beban yang berpotensi
menimbulkan kecemasan akademik pada siswa yang ada di SMA unggul . Sistem
evaluasi yang menggunakan standar ketentuan dalam belajar maksimun yang
harus dicapai oleh siswa serta adanya sistem droup out atau remedial bagi siswa
yang tidak mampu mencapainya, sehingga dapat menyebabkan kecemasan
akademik (Iw, komunikasi personal 16 April 2010).
Menurut Otten (1991) kecemasan akademik adalah masalah yang penting
yang akan mempengaruhi sejumlah besar siswa. Ketika kecemasan yang
dirasakan oleh siswa berlebihan maka akan berpengaruh secara negatif karena
Universitas Sumatera Utara
46
siswa mengalami tekanan psikologis sehingga siswa tersebut mendapatkan hasil
belajar yang kurang baik dan lebih banyak menghindari tugas, hal ini disebabkan
oleh penurunan rentang perhatian, konsentrsi dan memori pada siswa tersebut.
Namun disisi lain kecemasan memiliki pengaruh yang positif terhadap siswa
karena dapat memotivasi siswa untuk menyelesaikan tugas. Hal ini didukung oleh
Fiyanti (2003) yang mengatakan bahwa beberapa dari siswa berfikir bagaimana
cara untuk menghilangkan kecemasan yang mereka rasakan dengan cara bersaing.
Bersaing disini adalah melakukan perbuatan untuk menjadi menang atau
mengungguli yang lain dan merupakan sarana yang efektif untuk meningkatkan
prestasi belajar siswa. Dalam bersaing, membutuhkan motivasi yang akan
mendorong siswa untuk menjadi yang terbaik dari siswa-siswa yang lain.
Pramod (1996) menyimpulkan, mengacu pada budaya india, laki-laki lebih
berorientasi pada masa depan dibandingkan anak perempuan dan oleh karena itu
anak laki-laki memiliki kecemasan akademik yang lebih dibandingkan anak
perempuan. Trivedi & Ojha (2005), Mereka menemukan bahwa anak laki-laki
memiliki kecemasan akademik yang lebih tinggi dibandingkan dengan anak
perempuan. Ojha (2005) mengungkapkan bahwa 25% anak laki-laki memiliki
kecemasan akademik yang sangat tinggi sedangkan hanya 6,7% perempuan
memiliki kecemasan akademik yang tinggi.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kecemasak akademik
siswa di sekolah unggul terjadi karena sekolah unggul Sistem evaluasi yang
menggunakan standar ketentuan dalam belajar maksimun yang harus dicapai oleh
Universitas Sumatera Utara