bab ii landasan teori a. kecemasan 1. pengertian...

23
25 BAB II LANDASAN TEORI A. KECEMASAN 1. Pengertian Kecemasan Semua situasi yang akan mengancam kesejahteraan organisme dapat menimbulkan kecemasan. Konflik, frustasi, ancaman fisik, ancaman terhadap harga diri, dan tekanan untuk melakukan sesuatu diluar kemampuan akan menimbulkan kecemasan (Atkinson, 1996). Hilgard (dalam Atkinson, 1996) mejelaskan bahwa kecemasan adalah emosi yang tidak menyenangkan, yang ditandai dengan istilah-istilah seperti kekhawatiran, keprihatinan dan rasa takut yang kadang kita alami dalam tingkat yang berbeda-beda. Nevid (2003) juga menjelaskan bahwa kecemasan adalah suatu keadaan khawatir yang mengeluhkan bahwa sesuatu yang buruk akan segera terjadi. Banyak hal yang dicemaskan, misalnya : kesehatan kita, relasi sekolah, ujian dan kondisi lingkungan adalah beberapa hal yang dapat menjadi sumber kekhawatiran. Freud (dalam Semium, 2006) mengatakan bahwa kecemasan adalah suatu perasaan afektif yang tidak menyenangkan yang disertai dengan sensasi fisik yang mengikutkan orang terhadap bahaya yang akan datang. Keadaan yang tidak meyenangkan itu sering kabur dan sulit menunjuk dengan tepat, tetapi kecemasan itu sendiri selalu dirasakan. Kecemasan melibatkan persepsi tentang perasaan yang tidak menyenangkan dan reaksi fisiologis, dengan kata lain kecemasan adalah reaksi atau situasi yang diannggap berbahaya. Gejala kecemasan ada dalam Universitas Sumatera Utara

Upload: lamthuan

Post on 06-May-2018

222 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

25

BAB II

LANDASAN TEORI

A. KECEMASAN

1. Pengertian Kecemasan

Semua situasi yang akan mengancam kesejahteraan organisme dapat

menimbulkan kecemasan. Konflik, frustasi, ancaman fisik, ancaman terhadap

harga diri, dan tekanan untuk melakukan sesuatu diluar kemampuan akan

menimbulkan kecemasan (Atkinson, 1996). Hilgard (dalam Atkinson, 1996)

mejelaskan bahwa kecemasan adalah emosi yang tidak menyenangkan, yang

ditandai dengan istilah-istilah seperti kekhawatiran, keprihatinan dan rasa takut

yang kadang kita alami dalam tingkat yang berbeda-beda. Nevid (2003) juga

menjelaskan bahwa kecemasan adalah suatu keadaan khawatir yang mengeluhkan

bahwa sesuatu yang buruk akan segera terjadi. Banyak hal yang dicemaskan,

misalnya : kesehatan kita, relasi sekolah, ujian dan kondisi lingkungan adalah

beberapa hal yang dapat menjadi sumber kekhawatiran.

Freud (dalam Semium, 2006) mengatakan bahwa kecemasan adalah suatu

perasaan afektif yang tidak menyenangkan yang disertai dengan sensasi fisik yang

mengikutkan orang terhadap bahaya yang akan datang. Keadaan yang tidak

meyenangkan itu sering kabur dan sulit menunjuk dengan tepat, tetapi kecemasan

itu sendiri selalu dirasakan. Kecemasan melibatkan persepsi tentang perasaan

yang tidak menyenangkan dan reaksi fisiologis, dengan kata lain kecemasan

adalah reaksi atau situasi yang diannggap berbahaya. Gejala kecemasan ada dalam

Universitas Sumatera Utara

26

bermacam-macam bentuk dan kompleksitasnya, namun biasanya cukup mudah

dikenali. Seseorang yang mengalami kecemasan cenderung untuk terus menerus

merasa khawatir akan keadaan yang buruk yang akan menimpa dirinya atau diri

orang lain yang dikenalnya dengan baik. Biasanya seseorang yang mengalami

kecemasan cenderung tidak sadar, mudah tersinggung, sering mengeluh, sulit

berkonsentrasi dan mudah terganggu tidurnya atau mengalami kesulitan untuk

tidur (Gunarsa dkk., 1996).

Penderita kecemasan sering mengalami gejala-gejala seperti berkeringat

berlebihan walaupun udara tidak panas dan bukan karena berolahraga, jantung

berdegup ekstra cepat atau terlalu keras, dingin pada tangan atau kaki, mengalami

gangguan pencernaan, merasa mulut kering, merasa tenggorokan kering, tampak

pucat, sering buang air kecil melebihi batas kewajaran dan lain-lain. Mereka juga

sering mengeluh pada persendian, kaku otot, cepat merasa lelah, tidak mampu

rileks, sering terkejut, dan ada kalanya disertai gerakan-gerakan wajah atau

anggota tubuh dengan intensitas dan frekuensi berlebihan, misalnya pada saat

duduk terus menerus, menggoyang-goyangkan kaki, meregangkan leher,

mengernyitkan dahi dan lain-lain (Gunarsa dkk., 1996).

2. Pengertian Kecemasan Akademik

Kecemasan akademik adalah cara tubuh memberitahu bahwa ada sesuatu

dalam lingkungan yang membutuhkan perhatian. Pada dasarnya serangkaian

perubahan biokimia di otak dan tubuh, seperti peningkatan adrenalin

(menyebabkan jantung berdetak lebih cepat) dan penurunan dalam dopamin (zat

Universitas Sumatera Utara

27

kimia yang ada diotak untuk membantu menahan rasa sakit). Perubahan

ini dihasilkan dari keadaan meningkatnya perhatian pada sumber kecemasan.

Tingkat kecemasan yang tinggi menyebabkan tubuh mempersiapkan untuk

melawan atau melarikan diri dari ancaman yang dirasakan - biasanya disebut

sebagai "fight or flight." (center for learning & teaching, 2005)

Menurut Cornell University (2007), kecemasan akademik adalah hasil dari

proses biokimia dalam tubuh dan otak yang meningkatkan dan membutuhkan

perhatian. Perubahan terjadi dalam respon terhadap situasi akademik, seperti

menyelesaikan tugas-tugas di sekolah, diskusi di kelas atau ketika ujian. Ketika

kecemasan meningkat, tubuh akan memberikan reaksi atau respon untuk menolak

atau memperjuangkannya.

Menurut Otten (1991), Kecemasan akademik adalah masalah yang

penting yang akan mempengaruhi sejumlah besar siswa. Ketika kecemasan yang

dirasakan oleh siswa berlebihan maka akan berpengaruh secara negatif karena

siswa mengalami tekanan psikologis sehingga siswa tersebut mendapatkan hasil

belajar yang kurang baik dan lebih banyak menghindari tugas, hal ini disebabkan

oleh penurunan rentang perhatian, konsentrsi dan memori pada siswa. Namun

disisi lain kecemasan memiliki pengaruh yang positif terhadap siswa karena

dapat memotivasi siswa untuk menyelesaikan tugas. Tetapi ada beberapa daftar

pertanyaan yang dapat diisi yang dapat menunjukkan kecemasan akademik, yang

sesuai dengan situasi :

1. Terus berkonsentrasi selama belajar terhadap konsekuensi yang buruk dari

pemahaman yang tidak maksimal.

Universitas Sumatera Utara

28

2. Percaya bahwa hampir semua teman sekelas punya pengetahuan yang lebih, rentan

terhadap kesalahan, atau lebih siap untuk sekolah.

3. Pikirkan tes sebelumnya atau situasi belajar untuk menghindari terjadinya

kesalahan dalam menjawab tes.

4. Kecewa dengan diri sendiri setelah ujian karena telah membuat kesalahan

5. Pikiran panik, khawatir dan frustrasi berulang kali yang mengganggu

berkonsentrasi.

6. Tekankan pada diri tentang pentingnya mendapatkan nilai bagus pada tes atau

tugas.

7. Kesuksesan masa lalu akan meningkatkan kepercayaan diri.

8. Belajar dengan melakukan tugas yang berbeda.

9. Hadir lebih awal bagaimana siswa selama tes.

10. Tidak peduli berapa banyak waktu yang dicurahkan dan tidak pernah merasa

cukup siap

11. Khawatir bahwa selama ujian akan kehilangan kontrol emosi

12. Terlibat dalam banyak jam-menonton selama ujian

13. Pengalaman tentang tangan gemetar atau kelemahan fisik selama tes

14. Gagal untuk menanyakan pertanyaan pada teman-teman atau instruktor karena

takut memalukan diri sendiri dari informasi yang penting

15. Berulang kali ujian, waktu yang lebih untuk tugas

16. Pastikan jawaban PR atau tes.

17. Menjawab pertanyaan tes dengan cepat sehingga salah menafsirkan arah atau

gagal untuk pemberitahuan informasi penting

Universitas Sumatera Utara

29

18. reaksi Pengalaman fisik seperti berkeringat, otot kaku, atau sakit perut sehingga

dapat menghambat efektivitas dalam belajar

19. belajar untuk cermat, seperti mencoba mengingat hampir segala hal atau

menggarisbawahi hampir setiap kalimat yang penting yang ada dibuku

20. Bingung saat ujian sehingga lupa informasi yang telah kita ketahui sebelumnya

3. Gejala Kecemasan Akademik

O’Connor (2008), membagi gejala-gejala kecemasan akademik menjadi 2

berat dan ringan, yaitu :

a. Menurut O’Connor (2008), Ada beberapa gejala kecemasan akademik

yang ringan, yaitu :

1. Pusing

2. Mual atau sakit perut

3. Berkeringat, lembap pada telapak tangan

4. Bercak merah di wajah

5. Merah kemalu-maluan

6. Sakit kepala

7. Kenaikan pada nada suara saat berbicara

8. Pikiran negatif tentang tugas gagal atau kehabisan waktu

9. Keraguan tentang diri akan hal kemampuan dibanding siswa lain

10. Takut malu di depan teman sekelas, dan guru

11. Takut gagal

Universitas Sumatera Utara

30

b. Menurut O’Connor, (2008) ada beberapa gejala kecemasan akademik yang

berat, yaitu :

1. Mati rasa di tangan dan kaki

2. Hipokondria (sakit pada kaki)

3. Kesulitan tidur

4. Pusing berat atau kehilangan kesadaran

5. Kesulitan bernapas dan perasaan menjadi tersendat

6. Pikiran yang Paranoid seperti dinilai buruk oleh orang lain

7. Obsesif, pikiran berulang yang sulit berhenti

8. Takut malu di depan teman sekelas dan guru

9. Takut merasa cemas

10.Depresi

11. Kesedihan dan merasa khawatir terhadap beban yang berat

12. Panik dan kesal yang terus menerus tanpa masalah atau peristiwa tertentu.

4. Karakteristik-karakteristik kecemasan akademik

Ottens (1991), membagi-membagi karakteristik kecemasan akademik

menjadi 4, yaitu :

a. Patterns of Anxiety-Engedering Mental activity.

Pertama dan yang terpenting adalah khawatir. Siswa sering merasa tidak

aman oleh segala sesuatu yang mereka anggap salah. Kedua, kecemasan akademik

pada siswa terlibat dalam penyesuaikan diri. ketiga adalah percaya diri yang

rendah. Siswa menerima keyakinan yang salah tentang isu-isu bagaimana

menetapkan nilai dalam diri, cara terbaik untuk memotivasi diri sendiri,

Universitas Sumatera Utara

31

bagaimana cara mengatasi kecemasan adalah berfikir yang salah sehingga

kecemasan akademik itu muncul.

b. Misderected Attention

Ini adalah masalah yang besar dalam kecemasan akademik. Pada

umumnya siswa diharapkan dapat berkonsentrasi penuh pada tugas-tugas

akademik seperti membaca buku, mengikuti ujian, atau menjawab pertanyaan

yang diberikan oleh guru. Tetapi yang terjadi disini adalah siswa tidak perduli dan

perhatian mereka menjadi teralihkan. Perhatian dapat terganggu melalui faktor

eksternal (tindakan siswa lainnya, jam, suara-suara asing) atau faktor pengganggu

internal (kecemasan, lamunan, dan reaksi fisik).

c. Physiological Distress.

Banyak perubahan yang terjadi pada tubuh yang dihubungkan dengan

kecemasan seperti kekakuan pada otot, berkeringat, jantung berdetak lebih cepat,

dan tangan gemetar. Selain perubahan fisik, pengalaman kecemasan emosional

juga berpengaruh seperti “mempunyai perasaan kecewa”. Aspek-aspek emosional

dan fisik dari kecemasan terutama yang menganggu diinterpretasikan sebagai hal

yang berbahaya atau menjadi fokus perhatian yang penting selama tugas

akademik.

d. Innappropriate behaviours.

Kecemasan akademik pada siswa terjadi karena siswa ingin memilih cara

yang tepat dalam menghadpi kesulitan. Menghindar (procastination) adalah hal

yang umum, seperti menghindar dari melaksanakan tugas (berbicara dengan

teman pada saat belajar). Kecemasan akademik pada siswa juga terjadi ketika

Universitas Sumatera Utara

32

menjawab pertanyaaan-pertanyaan ujian secara terburu-buru. Tindakan lain yang

tidak benar adalah memaksa diri ketika dalam waktu untuk bersantai.

5. Sumber-Sumber Kecemasan Akademik

Ada 4 Sumber-sumber kecemasan akademik, Divine & Kylen (1982), yaitu :

1. Reputasi akademik (sedikitnya pendapat yang kita kemukakan saat performansi)

2. Pendapat tengtang kompetensi dan kemampuan

3. Fokus pada pencapaian dari tujuan

4. Rasa khawatir akan ketidaksiapan

6. Komponen-Komponen Kecemasan Akademik

Center for learning & teaching, (2005), Mengatakan bahwa komponen-komponen

kecemasan akademik terbagi kedalam4 komponen, yaitu :

a. Worry : Pikiran yang mencegah untuk fokus pada keberhasilan

menyelesaikan tugas akademik. Misalnya, prediksi akan kegagalan, merendahkan

diri, atau senang melakukan konsekuensi buruk.

b. Emotionality : gejala kecemasan biologi. Misalnya, jantung berdetak

cepat, berkeringat pada telapak tangan, ketegangan otot.

c. Task generated interference : Perilaku yang berhubungan dengan tugas

tetapi tidak maksimal dalam mengerjakan tugas .

d. study skills deficits : Masalah dengan metode belajar yang dapat

menyebabkan kecemasan.

Universitas Sumatera Utara

33

B. SEKOLAH UNGGUL

1. Pengertian Sekolah Unggul

Departeman pendidikan dan kebudayaan mendefenisikan sekolah uggul

sebagai sekolah yang dikembangkan untuk mencapai keunggulan dalam keluaran

(output) pendidikannya, sehingga untuk mencapai keunggulan (high achievement)

tersebut maka masukan (input atau intake) misalnya guru dan tenaga pendidikan,

menejemen, layanan pendidikan, sarana penunjang sertaprogram pendidikan

diarahkan untuk menunjang tercapainya tujuan tersebut. Di samping itu sekolah

juga memberikan perlakuan kepada siswa berkemampuan biasa agar dapat

mencapai prestasi maksimal. Dimensi keunggulan sekolah unggul mengandung

dua unsur utama yaitu : (1) keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha

Esa yang lebih fungsional dalam kehidupan peserta didik, (2) penguasaan ilmu

pengetahuan dan tehnologi yang berkaitan dengan daya nalar, kemampuan

meningkatkan kualitas kepribadiannya, kemampuan mengembangkan potensi dan

prestasi diri (Rianti, 2000).

Di negara maju seperti Amerika Serikat sekolah unggul didefenisikan

sebagai sekolah yang mampu memproses siswa bermutu rendah waktu masuk

sekolah tersebut (input rendah), menjadi lulusan yang bermutu tinggi (Moedjiarto,

2001). Tim peneliti dari Seattle Public School, Washington (dalam Moedjiarto,

2001) mendefinisikan sekolah unggul sebagai sekolah seluruh siswanya

memenuhi persyaratan berikut : (1) Menguasai (mastery) keterampilan-

keterampilan dasar, (2) berusaha meraih prestasi akademik semaksimal mungkin

(academic excellence) pada semua mata pelajaran, (3) menunjukan kberhasilan

Universitas Sumatera Utara

34

melalui evaluasi yang sistematis yang diartikan sebagai mengetahui apakah tujuan

instruksional telah tercapai, dengan eveluasi belajar terhadap nasional untuk

mengukurperolehan belajar siswa dibandingkan rerata perolehan siswa tingkat

nasional.

Banyaknya konsep mengenai defenisi sekolah unggul menyebabkan

sekolah unggul yang berkembang terdiri dari beberapa tipe yaitu : (1) sekolah

unggul tipe I yaitu sekolah unggul yang inputnya terdiri dari siswa-siwa yang

berprestasi dan berkualitas unggul, (2) sekolah unggul tipe II yaitu sekolah unggul

dari segi fasilitasnya, fasilitas mewah ini menyebabkan biaya sekolah tipe II ini

cukup mahal, dan (3) sekolah unggul tipe III yaitu sekolah yang menekankan pada

iklim beljar yang positif di lingkungan sekolah (Moedjiarto, 2001). Struktur

sekolah unggul sangat tergantung pada bentuk organisasi yang melaksanakannya.

Ada 3 tipe atau model manejmensekolah unggul : (1) yayasan swasta bekerjasama

dengan sekolah umum, (2) sekolah unggul yang di dirikan oleh yayasan

swastayang bekerjasama dengan yayasan swasta lain , dan (3) sekolah unggul

yang di dirikan oleh yayasan swasta tunggal (Utami & Semiawan, 1996).

Berdasarkan uraian di atas di sampaikan bahwa sekolah unggul adalah

sekolah yang dikembangkan untuk mencapai keunggulan (high achievment)

tersebut maka masukan (input atau intake) seperti guru dan tenaga kepemimpinan,

manajemen, layanan pendidikan, sarana penunjang, serta proses pendidikan di

arahkan untuk menunjang tercapainga tujuan tersebut, disamping itu sekolah juga

memberikan perlakuan kepada siswa berkemampuan biasa agar dapat mencapai

prestasi maksimal.

Universitas Sumatera Utara

35

2. Karakteristik Sekolah Unggul

Sekolah unggul sebagai bentuk penyajian sistem pendidikan yang sangat

khusus dan memiliki tujuan tertentu berbeda dengan bentuk-bentuk sekolah

lainnya. Sekolah unggul memiliki karakteristik tertentu yang membuatnya unggul

dan membedakan dengan sekolah lain yang tidak unggul.

Berdasarkan hasil penelitian tentang sekolah yang unggul yang di lakukan

oleh Effective School Consortia Network (Moedjiarto, 2001). Di samping prestasi

akademik yang dimiliki juga memiliki karakteristik antara lain : (1) Iklim sekolah

yang tidak positif, (2) ada proses perencanaan, (3) tujuan akademik, (4) kurikulum

yang jelas, (5) pemantauan terhadap kemajuan siswa, (6) keefektifan guru, (7)

kepemmimpinan administratif, (8) pelibatan orang tua dan siswa, (9) kesempatan,

tanggung jawab, dan partisipasi siswa, (10) anjaran dan insentif, (11) tata trtib dan

disiplin.

Hasil penelitian Lizzote (dalam Moedjiarto, 2001) menemukan beberapa

karakteristik sekolah unggul, yaitu : (1) lingkungan sekolah yang aman dan tertib,

(2) iklim serta harapan yang tinggi, (3) kepemimpinan yang instruksional yang

logis, (4) misi yang jels dan terfokus, (5) kesempatan belajr dan mengerjakan

tugas bagi siswa, (6) pementauan yang sering dilakukan terhadap kemajuan siswa

dan hubungan antara rumah dan sekolah yang paling mendukung.

Di samping karakteristik yang membedakan sekolah unggul dengan

sekolah biasa adalah dimensi-dimensi keunggulan yang dimiliki oleh suatu

sekolah sehingga di sebut sekolah unggul yaitu (Moko, 1997) :

Universitas Sumatera Utara

36

1. Dimensi peserta didik dan siswa

Peserta didik harus melalui seleksi ketat dengan kriteria tertentu untuk bisa

menjadi peserta didik sekolah unggul dalam konsep Depdikbud (1993). Kriteria

itu antara lain prestasi belajar yang superior dengan indikator nilai rapor, NEM

dan hasil tes prestasi akademik, skor psikotes yang meliputi intelegensi dan

kreatifitas serta tes fisik.

2. Dimensi sarana prasarana

Ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai sehingga

memungkinkan terpenuhinya kebutuhan belajar didik guna menyalurkan bakat,

minat dan kemampuan baik dalam kegiatan kurikuler maupun ekstra kulikuler.

3. Dimensi lingkungan belajar

Lingkungan belajar yang kondusif untuk mengembangkan potensi

keunggulan menjadi keunggulan nyata, baik lingkungan dalam arti fisik maupun

psikis.

4. Tenaga pengajar

Tenaga pengajar harus terpilih memiliki keunggulan di atas rata-ratatenaga

pengajar masal kovensional, keunggulan tenaga pengajar meliputi : penguasaan

materi pengajaran, penguasaan metode pengajaran dan komitmen melaksanakan

tugas.

5. Dimensi kuriukulum

Meskipun tetap mengacu pada kurikulum nasional tetapi kurikulum yang

ada di kembangkan sedemikian rupa di perkaya secara maksimal sesuai kebutuhan

Universitas Sumatera Utara

37

dan kecepatan serta motivasi dari peserta didik. Jadi perlu adanya pengayaan dan

percepatan kurikulum.

6. Dimensi rentang waktu belajar

Waktu belajar di sekolah unggul lebih lama di bandingkan sekolah masal

konvensional. Kegiatan ekstrakulikulum di organisasikan sedemikian rupa dengan

dukungan prasarana yang memadai. Nilai sekolah unggul terletak pada perlakuan

tambahan belajar di luar kurikulum nasional, melalui pengembangan materi

kurikulum, pengayaan, perluasan, remedial, pelayanan bimbingan, dan pembinaan

kreativitas.

7. Dimensi pembinaan kemampuan kepemimpinan

Pembinaan kemampuan kepemiminan di sekolah unggul menyatu dalam

keluruhan sistem pembinaan peserta didik melalui praktek langsung di lapangan

bukan sekedar sebagian materi pengajaran.

Jadi dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sebuah sekolah dapat

dikatakan unggul apabila memiliki karakteristik dan dimensi keunggulan dalam

hal masukan (input) yang berprestasi, iklim sekolah yang positif yang

memungkinkan siswa untuk mengembangkan dirinya semaksimal mungkin,

kurikulum yang dikembangkan sedemikian rupa untuk mencapai keunggulan,

sarana dan prasarana yang memadai, adanya pemantauan terhdap kemajuan siswa,

tenaga pengajar dan kepala sekolah yang efektif, memiliki sarana dan prasarana

yang memdai dan mengusulkan kurikulum yang sudah dikembangkan.

Universitas Sumatera Utara

38

3. Penyelenggaraan Sekolah Unggul

Aspek-aspek dalam manajemen penyelenggaraan sekolah unggul yang

dalam penelitin ini adalah SMA unggul, (Budi, 2001) meliputi :

1. Rekrutmen peserta didik

Sekolah unggul ini di selenggarakan untuk memberikan perlakuan dan

pelayanan kepada peserta didik agar dapat mengembangkan bakat, minat dan

kemamuannya secara cepat dan optimal, maka peserta didik sekolah unggul

memiliki persyaratan tersebut dapat didefenisikan berdasarkan ciri-ciri

keunggulan, yaitu :

a. Kemampuan umum di atas rata-rata merujuk pada perbendaharaan kata-

kata yang lebih banyak dan lebih maju di baningkan anak biasa, cepat menangkap

hubungan sebab akibat, cepat memahami prinsip dasar dari suatu konsep, seorang

pengamat yang tekun dan waspada, mengingan dengan tepat serta memiliki

informasi yang akurat selalu bertanya-tanya, cepat samapi kepada kesimpulan

yang valid mengenai kejadian, fakta, orang atau benda.

b. Ciri-ciri kreativitas antara lain: menunjuk rasa ingin tahu luar biasa,

enciptakan berbagai ragam dan jumlah gagasan guna memecahkan persoalan,

sering mengajukan tanggapan yang unik dan pintar, tidak terhambat

mengemukakan pendapat, berani menantang resiko, suka mencoba, elaboratif,

peka terhadap keindahan dan segi estetika dari lingkungannya.

c. Pengikatan diri terhadap tugas sering dikaitkan dengan motivasi instrinsik

untuk berpretasi, ciri-cirinya : benar-benar terlibat dalam suatu tugas, sangat

tangguh dan ulet dalam menyelesaikan masalah, bosan menghadapi tugas rutin,

Universitas Sumatera Utara

39

mendambakan dan mengajar hasil sempurna, lebih suka bekerja secara mandiri,

sangat terikat pada nilai-nilai baik dan menjauhi nilai-nilai buruk, bertanggung

jawab, berdisiplin, sulit mengubah pendapat yang telah diyakininya.

2. Tenaga kependidikan

Tenaga pendidikan bertugas menyelenggarakan kegiatan mengajar,

melatih, meneliti, mengembangkan, mengelola dan memberikan pelayanan teknis

dalam bidang pendidikan. Tenaga pendidikan pada sekolah unggul berbeda baik

dari segi bidang tugas maupun persyaratan kualifikasinya. Tenaga pendididkan

pada sekolah unggul sekuramg-kurangnya terdiri dari: kepala sekolah, guru,

tenaga bimbingan karir, pengembangan kurikulu, pustakawan, laboran, peneliti

dan pengembang, pegawas dan tehnisi sumber belajar.

Tenaga kependidikan sekolah unggul diutamakan yang telah

berpengalaman dan di tunjang leh adanya keunggulan dalam kemampuan

intelektual, moral, keimanan ketaqwaan, disiplin dan tanggung jawab, keluasan

wawasan kependidikan, kemampuan pengelolaan, terampil, kreatif, memiliki

keterbukaan, profesional dalam memehami potensi, karakteristik-karakteristik dan

masalah pengembangan peserta didik, mampu mengembangkan rencana studi dan

karir peserta didik serta memiliki kemampuan meneliti dan mengembangkan

kurikulum.

3. Total Quality Management (TQM) dalam proses belajar mengajar

Total Quality Management (TQM) dalam proses belajar mengajar

memusatkan perhatian pada fungsi manajemen dalam proses kegiatan belajar

mengajar yaitu bagaimana guru mengajar dan mengelola pengajaran yang

Universitas Sumatera Utara

40

disampaikan pada peserta didik. TQM dalam proses belajar memusatkan perhatian

pada fungsi manajemen yang ditransformasikan upaya guru dalam kegiatan

belajar mengajar tersebut.

4. Pengembangan inovasi dan kurikulum

Munandar (1999) menyatakan bahwa untuk melayani kebutuhan

pendidikan akan berbakat perlu di usahakan suatu endidikan yang terdiferensiasi,

yaitu yang memberi pengalaman pendidikan yang di sesuaikan dengan minat dan

kemampuan intelektual peserta didik.

Pengembangan dan inovasi kurikulum terdiferensiasi adalah bagian

integral dari lingkungan belajar peserta didik yang memberikan “pelayanan

unggul” kepada peserta didik, sehingga peserta didik dapat diberikan layanan

pendidikan yang optimal dan setelah mlalui proses di harapkan dapat melahirkan

lulusan unggul. Konsep pengembangan dan inovasi kurikulum harus mampu

mengembangkan kreativitas yang mencakup integrasi dari kondisi 4 ranah, yaitu :

afektif, psikomotorik, konatif dan intuitif. Keunggulan merupakan perkembangan

optimal dari kreativitas.

5. Pendekatan strategi belajar mengajar

Pendekatan strategi belajar mengajar sekolah unggul diarahkan pada

terwujudnya proses belajar tuntas (mastery learning) yang mengacu pada peserta

didik dapat belajar secara aktif dan kreatif sesuai bakat, minat dan kemampuannya

masing-masing, dengan memperhatikan keselarasan dengan keseimbangan antara

imensi tujuan-tujuan pembelajaran.

6. Pengembangan sarana dan prasarana

Universitas Sumatera Utara

41

Tersedianya sarana dan prasarana yang memadai, baik dari segi kuantitas

maupun kualitas untuk tercapainya tujuan penyelenggaraan sekolah unggul.

Sarana dan prasarana yang perlu dikembangkan pada sekolah unggul seharusnya

memperhatikan efek efisiensi, yaini bahwa sarana dan prasarana tersebut dapat

memberikan kemudahan tercapainya proses belajar mengajar secara efektif dan

dapat dikembangkan potensi peserta didik. Selain itu juga sesuai dengan kondisi

lingkungan, kebutuhan setempat, karakteristik program dan staf perkembangan

psikologis peserta didik.

7. Pengembangan sistem evaluasi pengajaran

Evaluasi kegiatan dan kemajuan belajar pada hakikatnya adalah upaya

mengumpulkan informasi tentang kemajuan peserta didik. Evaluasi pengajaran

pada sekolah unggul tidak hanya bertujuan untuk mengetahui kemajuan belajar

peserta didik dalam rangka keperluan perbaikan dan peningkatan kegiatan belajar

peserta didik, melainkan juga untuk memperoleh umpan balik atau usulan bagi

perbaikan pelaksanaanya kegiatan proses belajar mengajar.

8. Strategi managemen organisasi

Agar tujuan penyelenggaraan sekolah unggul tercapai secara efektif, perlu

dikembangkan stategi pelaksanaan manajemen organisasi, yang didalamnya

terkandung pemikiran.

C. SMA NEGERI UNGGUL ACEH TIMUR

1. Latar Belakang Sekolah

Berdasarkan amanah UUD 1945 bahwa salah satu tujuan pemerintah

adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan setiap warga negara berhak

Universitas Sumatera Utara

42

memperoleh pendidikan sesuai dengan minat dan bakat yang dimilkinya. Fungsi

pendidikan adalah mengembangkan kemampuan serta membentuk watak serta

peradaban bangsa yang bermartabat. UU nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional mengamanatkan setiap warga negara mempunyai hak yang

sama untuk memperoleh pendidikan khusus. Pendidikan yang bermutu antara lain

dikembangkan melalui pengembangan mutu dan keunggulan sekolah menengah

yang diarahkan untuk mendorong sekolah potensial menuju kategori di atas

standar nasional dan internasional sehingga menjadi sekolah yang bertaraf

nasional dan internasional.

Untuk mengembangkan amanat undang-undang serta dalam rangka

meningkatkan mutu pendidikan, pemerintah kabupaten Aceh Timur pada tahun

2004 mendirikan SMA Negeri Unggul sebagai salah Satu SMA unggulan di

propinsi Nanggroe Aceh Darussalam untuk menampung dan mendidik generasi

penerus bangsa yang memiliki kemampuan dan bakat istimewa.

SMA Negeri Unggul Aceh Timur yang berdiri sejak tahun 2004

merupakan salah satu lembaga pendidikan menengah atas dan ditetapkan sebagai

sekolah unggulan yang baru dibuka pada tahun pelajaran 2007/2008, terletak di

desa Aramiah Kecamatan Birem Bayeun yang merupakan kecamatan paling ujung

sebelah timur Kabupaten Aceh Timur, atau kecamatan yang berbatasan langsung

dengan Kota Langsa. Dengan segala kekurangan dan kelebihannya pada tahun

pelajaran 2007/2008 ini untuk pertama sekali dibuka/menerima siswa baru

berjumlah 63 orang. Sistem penerimaan siswa perdana ini direkut dari putra/putri

terbaik Aceh Timur.

Universitas Sumatera Utara

43

2. Visi dan Misi

Visi dari SMA Negeri Unggul ini adalah untuk mewujudkan pendidikan

yang unggul dan berkualitas yang berdasarkan pada keimanan, ketaqwaan ilmu

pengetahuan dan teknologi.

Misi dari SMA Negeri Unggul ini adalah sebagai berikut :

1. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif dan efisien.

2. Meningkatkan komitmen seluruh tenaga kependidikan terhadap tugas dan

fungsinya sehingga menjadi tenaga yang profesional dibidangnya masing-

masing

3. Meningkatkan keimanan dan tetaqwaan kepada Allah SWT.

4. Mengintergrasikan pendidikan IPTEK dengan nilai-nilai islam.

5. Meningkatkan wawasan kebangsaan.

6. Pembinaan ketrampilan olah raga dan seni budaya.

7. Ikut serta dalam setiap even kompetisi di tingkat daerah, nasional dan

internasional.

3. FASILITAS

Asrama Putera, Asrama Puteri, Mushalla, Laboratorium Fisika,

Laboratorium Kimia, Laboratorium Biologi, Laboratorium Komputer, Ruang

Kelas Dengan Laptop Dan Infocus, Perpustakaan, Ruang Multi Media, Lapangan

Olah Raga Dan Kantin.

4. KEGIATAN EKSTRAKULIKULER

1. Pengajian Al-Quran

Universitas Sumatera Utara

44

2. Olah Raga

3. Seni Drama Dan Tari

4. Pramuka

5. PMR

6. Pencak Silat

7. Praktek Bahasa Inggris Dan Arab

8. Rohis (Rohani Islam)

9. Seni Nasyid

5. SYARAT-SYARAT PENERIMAAN

1. Warga negara Indonesia lulusan SMP/MTs aceh timur atau oran tuanya

yang berdomisili dan/atau bekerja dalam kabupaten aceh timur.

2. Lulus dan Berijazah SMP/MTs dan berusia maksimal 18 tahun

3. Lulus Seleksi (Nilai raport dan UN, tes baca al-quran, matematika, bahasa

inggris dan IPA yang dilaksanakan langsung pada saat pendaftaran)

4. Bersedia Tinggal Diasrama

5. Bersedia Mematuhi Peraturan Sekolah/Asrama yang telah ditetapkan

6. Persyaratan Administrasi

D. Gambaran kecemasan akademik siswa di SMA Negeri Unggul

Freud (dalam Semium, 2006) mengatakan bahwa kecemasan adalah suatu

perasaan afektif yang tidak menyenangkan yang disertai dengan sensasi fisik yang

Universitas Sumatera Utara

45

mengikutkan orang terhadap bahaya yang akan datang. Keadaan yang tidak

meyenangkan itu sering kabur dan sulit meninjuk dengan tepat, tetapi kecemasan

itu sendiri aelalu dirasakan. Kecemasan melibatkan persepsi tentang perasaan

yang tidak menenangkan dan reaksi fisiologis, dengan kata lain kecemasan adalah

reaksi atau situasi yang diannggap berbahaya. Gejala kecemasan ada dalam

bermacam-macam bentuk dan kompleksitasnya, namun biasanya cukup mudah

dikenali. Seseorang yang mengalami kecemasan cenderung untuk terus menerus

merasa khawatir akan keadaan yang buruk yang akan menimpa dirinya atau diri

orang lain yang dikenalnya dengan baik. Biasanya seseorang yang mengalami

kecemasan cenderung tidak sadar, mudah tersinggung, sering mengeluh, sulit

berkonsentrasi dan mudah terganggu tidurnya atau mengalami kesulitan untuk

tidur (Gunarsa dkk., 1996).

Sekolah unggul tentunya juga mendatangkan konsekuensi tertentu pada

siswanya. Penembahan jam pelajaran serta banyaknya tugas yang harus

dikerjakan dalam waktu yang terbatas menjadi beban yang berpotensi

menimbulkan kecemasan akademik pada siswa yang ada di SMA unggul . Sistem

evaluasi yang menggunakan standar ketentuan dalam belajar maksimun yang

harus dicapai oleh siswa serta adanya sistem droup out atau remedial bagi siswa

yang tidak mampu mencapainya, sehingga dapat menyebabkan kecemasan

akademik (Iw, komunikasi personal 16 April 2010).

Menurut Otten (1991) kecemasan akademik adalah masalah yang penting

yang akan mempengaruhi sejumlah besar siswa. Ketika kecemasan yang

dirasakan oleh siswa berlebihan maka akan berpengaruh secara negatif karena

Universitas Sumatera Utara

46

siswa mengalami tekanan psikologis sehingga siswa tersebut mendapatkan hasil

belajar yang kurang baik dan lebih banyak menghindari tugas, hal ini disebabkan

oleh penurunan rentang perhatian, konsentrsi dan memori pada siswa tersebut.

Namun disisi lain kecemasan memiliki pengaruh yang positif terhadap siswa

karena dapat memotivasi siswa untuk menyelesaikan tugas. Hal ini didukung oleh

Fiyanti (2003) yang mengatakan bahwa beberapa dari siswa berfikir bagaimana

cara untuk menghilangkan kecemasan yang mereka rasakan dengan cara bersaing.

Bersaing disini adalah melakukan perbuatan untuk menjadi menang atau

mengungguli yang lain dan merupakan sarana yang efektif untuk meningkatkan

prestasi belajar siswa. Dalam bersaing, membutuhkan motivasi yang akan

mendorong siswa untuk menjadi yang terbaik dari siswa-siswa yang lain.

Pramod (1996) menyimpulkan, mengacu pada budaya india, laki-laki lebih

berorientasi pada masa depan dibandingkan anak perempuan dan oleh karena itu

anak laki-laki memiliki kecemasan akademik yang lebih dibandingkan anak

perempuan. Trivedi & Ojha (2005), Mereka menemukan bahwa anak laki-laki

memiliki kecemasan akademik yang lebih tinggi dibandingkan dengan anak

perempuan. Ojha (2005) mengungkapkan bahwa 25% anak laki-laki memiliki

kecemasan akademik yang sangat tinggi sedangkan hanya 6,7% perempuan

memiliki kecemasan akademik yang tinggi.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kecemasak akademik

siswa di sekolah unggul terjadi karena sekolah unggul Sistem evaluasi yang

menggunakan standar ketentuan dalam belajar maksimun yang harus dicapai oleh

Universitas Sumatera Utara

47

siswa serta adanya sistem droup out atau remedial bagi siswa yang tidak mampu

mencapainya, sehingga dapat menyebabkan kecemasan akademik.

Universitas Sumatera Utara