bab ii landasan teori a. kajian teori 1. teori tentang ... filepemikiran teori hukum tidak terlepas...

42
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 10 BAB II LANDASAN TEORI A. KAJIAN TEORI 1. Teori tentang Demokrasi a. Konsep Demokrasi Secara Umum Pemikiran teori hukum tidak terlepas dari keadaan lingkungan dan latar belakang permasalahan hukum atau menggugat suatu pikiran hukum yang dominan pada saat itu. Pemikiran teori hukum adalah akumulasi keresahan maupun sebuah jawaban dari masalah kemasyarakatan yang dihadapi oleh generasi pada saat tertentu. 12 Teori hukum merupakan studi tentang sifat dari hal-hal yang penting dalam hukum yang lazim terdapat dalam sistem-sistem hukum, dimana salah satu obyek kajianya adalah pembahasan mengenai unsur-unsur dasar dari hukum yang membuat hukum itu berbeda dengan aturan standar lain yang bukan hukum. 13 Teori hukum berkembang dari zaman ke zaman, tergantung kondisi dan fenomena yang terjadi pada saat itu. Teori hukum akan tepat ketika dipakai menganalisa sebuah fenomena dalam waktu itu, teori hukum satu belum tentu cocok diterapkan dinegara lain, karena berbeda situasi dan kondisi walaupun kadang masalahnya sama, sehingga teori hukum merupakan derivatif dari sebuah filsafat hukum. Teori tentang demokrasi lahir ketika dark age mengalami ambang kehancuran, karena masyarakat mulai bangkit dengan mulai berfikir secara rasional tidak dihalang-halangi teori kedaulatan tuhan dan raja pada saat itu, ketika zaman masyarakat mulai berfikir luas kembali atau yang disebut zaman reinansance atau aliran yang menghidupkan kembali minat sastra dan budaya Yunani Kuno dampak dari reinansance tersebut telah membawa eropa masuk kedalam 12 Teguh Prasetyo dan Abdul Halim Barkatullah, Filsafat, Teori, dan Ilmu Hukum, Jakarta, Rajawali Presss, 2012, hlm. 138. 13 Munir Fuady, Teori-Teori Besar (Grand Theory) dalam Hukum, Jakarta, Kencana, 2013, hlm. 2.

Upload: lamtruc

Post on 09-Mar-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI A. KAJIAN TEORI 1. Teori tentang ... filePemikiran teori hukum tidak terlepas ... berfikir secara rasional tidak dihalang-halangi teori kedaulatan tuhan dan raja

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id10

BAB II

LANDASAN TEORI

A. KAJIAN TEORI

1. Teori tentang Demokrasi

a. Konsep Demokrasi Secara Umum

Pemikiran teori hukum tidak terlepas dari keadaan lingkungan

dan latar belakang permasalahan hukum atau menggugat suatu pikiran

hukum yang dominan pada saat itu. Pemikiran teori hukum adalah

akumulasi keresahan maupun sebuah jawaban dari masalah

kemasyarakatan yang dihadapi oleh generasi pada saat tertentu.12 Teori

hukum merupakan studi tentang sifat dari hal-hal yang penting dalam

hukum yang lazim terdapat dalam sistem-sistem hukum, dimana salah

satu obyek kajianya adalah pembahasan mengenai unsur-unsur dasar

dari hukum yang membuat hukum itu berbeda dengan aturan standar

lain yang bukan hukum.13

Teori hukum berkembang dari zaman ke zaman, tergantung

kondisi dan fenomena yang terjadi pada saat itu. Teori hukum akan

tepat ketika dipakai menganalisa sebuah fenomena dalam waktu itu,

teori hukum satu belum tentu cocok diterapkan dinegara lain, karena

berbeda situasi dan kondisi walaupun kadang masalahnya sama,

sehingga teori hukum merupakan derivatif dari sebuah filsafat hukum.

Teori tentang demokrasi lahir ketika dark age mengalami

ambang kehancuran, karena masyarakat mulai bangkit dengan mulai

berfikir secara rasional tidak dihalang-halangi teori kedaulatan tuhan

dan raja pada saat itu, ketika zaman masyarakat mulai berfikir luas

kembali atau yang disebut zaman reinansance atau aliran yang

menghidupkan kembali minat sastra dan budaya Yunani Kuno dampak

dari reinansance tersebut telah membawa eropa masuk kedalam

12 Teguh Prasetyo dan Abdul Halim Barkatullah, Filsafat, Teori, dan Ilmu Hukum, Jakarta, Rajawali Presss, 2012, hlm. 138.13 Munir Fuady, Teori-Teori Besar (Grand Theory) dalam Hukum, Jakarta, Kencana, 2013, hlm. 2.

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI A. KAJIAN TEORI 1. Teori tentang ... filePemikiran teori hukum tidak terlepas ... berfikir secara rasional tidak dihalang-halangi teori kedaulatan tuhan dan raja

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id11

Aufklarung (Abad Pemikiran) dimana muncul kebebasan-kebebasan

berfikir, dari kebebasan berfikir tersebut menelorkan lahirnya pikiran-

pikiran tentang kebebasan politik. Dari situlah timbul gagasan tentang

hak-hak politik rakyat yang tidak boleh diselewengkan oleh raja.14

Kecaman dan dobrakan terhadap absolutisme monarki

didasarkan pada teori rasionalitas sebagai contract social yang salah

satu asasnya menentukan bahwa dunia ini dikuasai oleh hukum yang

timbul dari alam (natural) yang mengandung prinsip-prinsip keadilan

yang universal. Dari pemikiran tersebut muncul kembali ide

pemerintahan rakyat (demokrasi) yang dahulu pernah diberlakukan

pada masa Yunani Kuno antara abad keempat sampai keenam sebelum

masehi. Tetapi dalam perkembangnya teori tentang demokrasi telah

melahirkan dua konsep besar yaitu berkaitan dengan demokrasi

konstitusional abad ke 19 dan demokrasi abad ke-20 yang kedua

senantiasi dikatikan dengan konsep negara hukum.15

Hampir seluruh negara di dunia yang tidak mengkalim dirinya

menjalankan demokrasi, kecuali beberapa negara yang memang

menjalankan sistem politik komunisme seperti di China dan Korea

Utara. Sejak berakhirnya perang dunia II dan semakin banyaknya

negara yang bebas dari penjajahan, maka negara-negara mulai menata

negara dengan bentuk negara demokratis. Demokrasi dipilih sebagai

suatu cita untuk tidak lagi membiarkan penindasan atas manusia.

Demokrasi dipilih untuk membebaskan manusia dari segala bentuk

penindasan, penjajahan, dan perbudakan yang dilakukan oleh

kolonialisme penjajah.16

Menguatnya pilihan atas sistem demokrasi, di era modern,

tidak bisa dilepaskan dari dampak kemenangan sekutu, khususnya

14Moh. Mahfud MD, Demokrasi dan Konstitusi di Indonesia, Jakarta,Rineka Cipta, 2003, hlm. 23-25. 15Ibid. hlm. 26.16Isharyanto dalam Tesis yang bejudul Perkembangan Pelaksanaan Sistem Pengambilan Keputusan Dalam Majelis Permusyawaratan Rakyat, Universitas Gajah Mada, 2003, hlm. 31.

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI A. KAJIAN TEORI 1. Teori tentang ... filePemikiran teori hukum tidak terlepas ... berfikir secara rasional tidak dihalang-halangi teori kedaulatan tuhan dan raja

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id12

Amerika Serikat (A.S.), setelah negara tersebut keluar sebagai

pemenang dalam Perang Dunia II (1945). Sebelum A.S. menerjunkan

diri dalam peperangan, boleh dikata hampir tidak ada pihak luar,

bahkan mungkin rakyatnya sendiri, yang mengetahui seberapa besar

sesungguhnya kekuatan militer yang dimilikinya. Kendati sejarah

mencatat negara tersebut telah cukup lama berkiprah dalam percaturan

kekuatan politik dunia, di era modern, namun tetap saja A.S. masih

lebih dikenal sebagai negara demokrasi yang memiliki wilayah luas

dan makmur, terlebih setelah mereka berhasil keluar dari krisis

ekonomi yang melanda dunia. Namun presepsi terhadap demokrasi

dikala itu lebih sebagai urusan dalam negeri, belum terkait dengan

kepentingan kebijakan politik luar negeri suatu negara. Kembali

kepada masalah PD II, yang melibatkan secara langsung A.S. dalam

kancah peperangan. Agaknya ketidakakuratan dalam menakar

kekuatan lawan adalah alasan yang paling masuk akal hingga Jerman

dan Italia berani menyatakan perang terhadap A.S. dan/atau Jepang

berani mengempur pangkalan angkatan laut A.S. di Pearl Habour (7

Desember 1941), menyusul permakluman perangnya pada A.S.17

Pada perjalananya walaupun A.S harus mengahadapi dua lawan

sekaligus yaitu menghadapi Jeman dan Italia di Samudra Atlantik dan

Menghadapi Jepang di Samudra Pasifik, akan tetapi A.S. mampu

memenangkan pertempuran tersebut. Dengan dijatuhkanya bom atom

9000 pounds) di Hiroshima (6 Agustus 1945) dan bom

atom (Fat Man, 10000 pounds) di Nagasaki (9 Agustus 1945) benda

relatif kecil tersebut mampu meluluhlantakan kota sekaligus

merenggut ratusan ribu nyawa dalam sekejap. Kemenangan A.S.

tersebut diklaim A.S. sendiri sebagai kemenangan demokrasi.18

Sementara pengertian dari demokrasi sendiri bersumber pada

pengertian termnya (harfiah) yakni pemerintahan rakyat, berasal dari

17 Hendarmin Ranadireksa, Arsitektur Konstitusi Demokrasi, Bandung, Fokus Media, 2009, hlm. 1-2.18Ibid, hlm. 2-3.

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI A. KAJIAN TEORI 1. Teori tentang ... filePemikiran teori hukum tidak terlepas ... berfikir secara rasional tidak dihalang-halangi teori kedaulatan tuhan dan raja

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id13

bahasa yunani demos dan kratia. Jadi demokratia (demokrasi) artinya

Arti demokrasi (umum) atau banyak sumber

menyebutkan adalah pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk

rakyat.19

Demokrasi banyak disepakati oleh para ahli hukum sebagai

suatu hal yang ensensial dalam suatu negara demokasi. Setiap negara

memiliki masing-masing interprestasi berkaitan apa itu demokrasi dan

mencoba diterapkan dalam penyelenggaraan pemerintahanya. Hans

Kelsen menitik beratkan demokrasi lebih kepada ide kebebasan politik,

kebebasan politik ialah orang yang tunduk kepada suatu tatanan

hukum dan turut serta dalam pembentukanya. Seseorang memiliki

kebebasan bila apa ya dilakukan menurut tatanan sosial

dinyatakan dalam tatanan hukum negara identik dengan kehendak dari

para subyek tatanan hukum tersebut.20 Salah satu unsur yang esensial

dalam negara demokrasi menurut Hans Kelsen adalah adanya ide

persamaan, yaitu pandangan bahwa derajat kebebasan dalam

masyarakat sebanding dengan jumlah individu yang merdeka atau

dengan kata lain setiap individu mempunyai nilai politik yang sama

dan bahwa setiap orang mempunyai tuntutan yang sama atas

kebebasan.21

Menurut Abdul Aziz Hakim demokrasi adalah suatu pola

pemerintahan dimana kekuasaan untuk memerintah berasal dari

meraka yang diperintah atau demokrasi adalah pola pemerintahan yang

mengikut sertakan secara aktif semua anggota masyarakat dalam

keputusan yang diambil oleh mereka yang diberi wewenang. Maka

19 Abdul Aziz Hakim, Negara Hukum dan Demokrasi di Indonesia, Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2011, hlm. 174.20Hans Kelsen, Teori Umum tentang Hukum dan Negara (terjemahan), Nusamedia, Bandung, 2011 (cetakan Ke VI), hlm. 402.21 Ibid, hlm, 406

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI A. KAJIAN TEORI 1. Teori tentang ... filePemikiran teori hukum tidak terlepas ... berfikir secara rasional tidak dihalang-halangi teori kedaulatan tuhan dan raja

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id14

legitimasi pemerintah adalah kemauan rakyat yang memilih dan

mengontrolnya.Rakyat memilih wakil-wakilnya dengan bebas dan

melalui mereka ini pemerintahan.22

Robert Dahl dalam buku yang ditulis Abdul Aziz Hakim

menyatakan bahwa paling tidak ada delapan hal cermin demorkasi,

antara lain:

1. Kebebasan membentuk dan bergabung dalam organisasi (berserikat dan berkumpul);

2. Kebebasan berekspresi (mengeluarkan pendapat);3. Hak memilih dan dipilih;4. Kesempatan yang relatif terbuka untuk menduduk jabatan-

jabatan publik;5. Hak bagi pemimpin politik untuk berkompetisi

mendapatkan dukungan atau memberi dukungan;6. Alternatif sumber-sumber informasi;7. Pemilu yang bebas dan adil;8. Pelembagaan pembuatan kebijakan pemerintah yang

merujuk atau tergantung suara rakyat lewat pemungutan suara maupun cara-cara lain yang sejenis.23

Joseph A. Schemeter dalam buku yang ditulis Titik Triwulan Tutik

menyatakan bahwa demokrasi merupakan suatu perencanaan institusional

untuk memcapai keputusan politik dimana individu-individu memperoleh

kekuasaanya untuk memutuskan cara perjuangan kompetitif atas suara

rakyat.24

Sementara itu Jimly Asshidiqie menyatakan bahwa sistem

demokrasi dewasa ini, sistem kekuasaan kehidupan bersama dibedakan

dalam tiga wilayah atau domain, yaitu negara (state), pasar (market), dan

masyarakat (civil society). Ketiga domain tersebut memiliki logika dan

hukumnya sendiri-sendiri. Ketiganya berjalan seiring dan sejalan, sama-

22 Ibid.23Ibid. hlm 176-177.24 Titik Triwulan Tutik, Konstruksi Hukum Tata Negara Indonesia Pasca Amandemen UUD 1945, Jakarta, Kencana, 2010, hlm. 68.

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI A. KAJIAN TEORI 1. Teori tentang ... filePemikiran teori hukum tidak terlepas ... berfikir secara rasional tidak dihalang-halangi teori kedaulatan tuhan dan raja

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id15

sama kuat dan saling mengendalikan satu sama lain, tetapi tidak boleh

saling mencampuri atau dicampuradukan.25

Sementara Henry B. Majo dalam buku yang ditulis Anwar C.

menyatakan bahwa demokrasi memiliki nilai-nilai yaitu menyelesaikan

perselisihan dengan damai dan secara melembaga, menjamin

terselenggaranya perubahan secara damai dalam masyarakat yang sedang

berubah, menyelenggarakan pergantian pemimpin secara teratur,

membatasi kekerasan sampai minimum, mengakui serta mengangap wajar

adanya keanekaragaman, dan menjamin tegaknya keadilan.26

Mahfud MD dalam tesis yang ditulis Isharyanto mengambarkan

adanya alasan memilih sistem demokrasi oleh suatu negara dikatikan

dengan negara hukum dan HAM:

Ada tiga konsepsi dasar penyelenggaraan negara berdasarkan penelusuran historik lahir dari rahim yang sama yakni perlindungan HAM, demokrasi, dan negara hukum. Ketiga konsep ini lahir dari paham yang menolak kekuasaan absolut menyusul Renaissance yang bergelora di dunia barat sejak abad XIII.Dalam paham yang baru dikatakan bahwa pemerintah itu berkuasa karena rakyat, bukan lagi sebagai wakil Tuhan atau Tuhan itu sendiri. Pemerintah berkuasa karena rakyat memberi kekuasaan untuk menyelenggarakan pemerintahan negara, agar negara dapat memberi perlindungan atas HAM. Untuk melindungi HAM itu negara harus dibangun atas prinsip negara hukum agar instrumen yang mengawasi dan mengadili jika terjadi pelanggaran HAM.Dan untuk meletakan rakyat sebagai penentu dalam kehidupan bernegara, sistem politik yang dibangun adalah sistem yang demokratis.27

Para ahli ilmu hukum dan politik selalu memberikan

pendapatnya mengenai parameter yang dijadikan ukuran

penyelenggaraan negara dapat dikatakan demokratis dengan

memberikan beberapa parameter tertentu. Biasanya indikator tersebut

melingkupi penilaian tentang pemilihan umum, kekuasaan negara,

25Jimly Ashhdiqie, Hukum Tata Negara dan Pilar-Pilar Demokrasi, Jakarta, Sinar Grafika, 2011, hlm. 133.26 Anwar C, Teori dan Hukum Konstitusi, Malang, Instrans Publishing, 2011, hlm. 40.27 Isharyanto, op. cit. 2003, hlm. 31

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI A. KAJIAN TEORI 1. Teori tentang ... filePemikiran teori hukum tidak terlepas ... berfikir secara rasional tidak dihalang-halangi teori kedaulatan tuhan dan raja

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id16

serta hak asasi manusia yang diatur dalam peraturan perundang-

undangan. Berkaitan dengan hal tersebut Dahl (1989) dalam buku yang

ditulis oleh Widjanarko Puspuyo memberikan penilaian berkaitan

dengan ada tidaknya demokrasi dalam penyelenggaraan negara antara

lain;

(1) Pemilu yang dilakukan secara bebas dan teratur dengan derajat kompetisi yang tinggi diantara partai-partai yang terlibat di dalamnya; (2) sebagai konsekuensi logis dari pemilu itu terbuka peluang terjadinya pergantian kekuasaan. Kalau salah satu partai politik memenangkan pemilu maka partai tersebut berhak membentuk eksekutif, demikian pula dengan partai-partai lain kalau memenangkan pemilihan mempunyai hak yang sama; (3) adanya rekrutment politik yang terbuka untuk mengisi jabatan politik yang ada, mulai dari jabatan eksekutif tertinggi sampai terendah demikian juga dalam jabatan legislatif. Setiap warga negara yang telah memenuhi syarat menurut UU mempunyai peluang mengisi jabatan tersebut; (4) warga masyarakat bisa menikmati apa yang merupakan hak dasar mereka, seperti kebebasan memilih dan dipilih, kebebasan berkumpul, berserikat, dan menyatakan pendapat; dan (5) hak mendapat informasi dari pemerintah atau mengkritik pejabat pemerintah. Semua dimaksud untuk mempengaruhi kebijakan pemerintah melalui kompetisi dalam pemilu dengan cara yang teratur, tertib, dan demokratis.

b. Konsep Demokrasi Partisipatoris (Polyarchy)

Demokrasi sebagai sebuah sistem yang digunakan oleh sebuah

negara, hampir semua para ahli meyebutkan bahwa adanya pemilihan

umum merupakan sebuah elemen penting bagi suatu negara disebut

sebagai negara demokrasi atau tidak. Demokrasi Di Indonesia sendiri 28 Sejak lama (sejak era orde lama

sampai orde baru) wujud dari demokrasi sendiri lebih banyak

dijalankan secara representative terutama dalam hal pemilihan umum

untuk memilih pemimpin negara. Rakyat sebagai pemegang

kedaulatan tidak ikut terlibat langsung dalam memilih pemimpinya,

28 Kedaulatan rakyat (demokrasi) juga dijadikan sebagai prinsip yang pentind dalam penyelenggaran negara dan sebagai sumber kedaulatan (soverigty) berdirinya negara Indonesia, sebagaimana terjamin dalam Pasalrakyat dan dilaksanakan menurut undang-und

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI A. KAJIAN TEORI 1. Teori tentang ... filePemikiran teori hukum tidak terlepas ... berfikir secara rasional tidak dihalang-halangi teori kedaulatan tuhan dan raja

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id17

akan tetapi hal tersebut berubah ketika runtuhnya era orde baru ketika

rakyat mulai diikutkan langsung dalam pemilihan pemimpin negara.

Model demokrasi representative di Indonesia kemudian

berangsung-angsur berubah ke model demokrasi parsisipatoris.Atau

dalam bahasa Abdul Haziz Hakim menyebut bergesernya model

demokrasi elistis ke demokrasi partisipatoris.29 Elza Faiz dalam

tulisanya mengatakan bahwa bola panas yang semula ada di parlemen,

kini berada di tangan rakyat langsung akibat berubahnya paradigma

demokrasi tersebut diatas.30 Affan Gaffar juga menyatakan bahwa jiwa

demokrasi di Indonesia harus mengandung lima konsep yaitu,

pertama untuk mengisi jabatan politik dengan pemilihan

umum yang fair dilakukan secara periodik. Kedua, adanya partisipasi

warga dalam memilih pejabat negara dan membentuk kebijakan

publik. Ketiga, adanya intergritas kompetisi politik dan partisipasi.

Keempat, adanya sistem peradilan yang bebas. Serta kelima, ada

mekanisme check and balances antar lembaga negara.31 Hal tersebut

berarti bahwa model demokrasi di Indonesia adalah Demokrasi

Partisipatoris.

Ramlan Surbakti menyatakan demokrasi partisipatoris secara

umum lahir akibat dua alasan. Pertama, mekanisme perwakilan

politik, sistem perwakilan rakyat, sistem kepartaian dan sistem

pemilihan umum, semakin kurang efektif mewujudkan tujuan utama

sistem politik demokrasi, yaitu mefasilitasi keterlibatan aktif para

warga negara dan Kedua, dari pemilihan umum yang satu ke pemilihan

umum yang berikutnya semakin sedikit warga negara yang memilih

akibat ketidak percayaan masyarakat berkaitan dengan calon-calon

yang disajikan.32

29 Abdul Aziz Hakim, Op. Cit. hlm. 193.30 Elza Faiz, Urgensi Calon Independen dalam pemilihan presiden dan pemilihan kepala daerah, tulisan diambil dari Pusat Studi Hukum Konstitusi FH UII Yogyakarta,31 Romi Libryanto, Trias Politica dalam Struktur Ketatanegaraan di Indonesia, Makasar, PuKap, 2008, hlm. 84.32 Ramlan Surbakti, Demokrasi Deliberatif dan Partisipatif, Jakarta, MIPI, 2009, hlm. 25.

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI A. KAJIAN TEORI 1. Teori tentang ... filePemikiran teori hukum tidak terlepas ... berfikir secara rasional tidak dihalang-halangi teori kedaulatan tuhan dan raja

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id18

Model demokrasi partisipatoris merupakan sebuah model

demokrasi yang dilahirkan akibat pengaruh gerakan yang

memunculkan demokrasi partisipatoris sebagai the main counter

models in the left to the legal democracy. Gagasan demokrasi

minimalis juga sudah dintodusir para terotisi yang membidani konsepsi

demokrasi minimalis.33 Bachrach dalam paper yang ditulis oleh

Lorenzo Cini bahkan menyatakan bahwa

practitioners spelled out a concepstion of democrazy based on the

premise that citizens participating in collective decision makin on

matters that affect their lives should be an intergral moral value of

contemporary democratic theory 34

Lebih dari lima puluh tahun yang lalu, masyarakat liberal tidak

hanya dihadapkan terhadap tantangan yang tidak demokratis

(undemocratic chalengges) seperti tidak ada pertanggung jawaban

antara yang mengatur dengan yang diatur atau krisis dari pemisahan

kekuasaan) dan tantanggan berakaitan dengan ekonomi dan pemegang

kekuasaan elit yang tidak tersentuh, tetapi meraka juga dihadapkan

pertanyaan berkaitan dengan

dan parsipasi ideal dari demokrasi

(participatory ideals of democrazy).35 Sampai pada akhirnya di awal

tahun 1960an, aliran mengenai demokrasi partisipatoris ini mulai

marak dikenal sebagai karena lahir sebagai

era bantahan atau pertentangan dari keadaan politik pada saat itu.

Lebih jauh kebelakang konsep demokrasi partisipatoris juga

merupakan hasil refleksi dari demokrasi langsung yang terjadi di

Yunani zaman dahulu yang dinilai tidak merepresentasikan seluruh

masyarakat dan bahkan cenderung diskriminatif. Hal tersebut

33 Ibid.34 Lorenzo Cini, Between Participation and Deliberation : Toward a New Standard for Assessing Democracy?, Paper disampaikan dalam 9th Graduate Conference in Political Philosophy pada 4-6July 2011.35 Ibid. hlm 3

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI A. KAJIAN TEORI 1. Teori tentang ... filePemikiran teori hukum tidak terlepas ... berfikir secara rasional tidak dihalang-halangi teori kedaulatan tuhan dan raja

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id19

dikarenakan dulu konsep demokrasi langsung hanya dijalankan orang-

orang yang disebut citizen, yakni orang-orang merdeka, sedangkan

para budak, wanita-wanita, anak-anak, orang yang sakit ingatan dan

orang-orang asing serta orang-orang yang tidak mampu membayar

pajak tidak berhak duduk dalam pemerintahan dan persidangan.36

Dalam konsep demokrasi partisipatoris Gbikpi dalam papers

yang ditulis oleh Lorenzo Cini menyatakan bahwa hal yang paling

penting dan menjadi jiwa demokrasi adalah bahwa setiap individu

harus mengambil semua kemungkinan kesempatan untuk

berpartisipasi.37 Jiwa berpartisipasi dalam konteks electoral tidak

hanya berupa memiliki kesempatan untuk memilih langsung

pemipinya, tetapi juga dalam konteks kesempatan yang sama dalam

hal berjuang berkompetisi dengan warga lainya untuk menjadi

pemimpin. Kesempatan berkompetsi harus dibuka seluas-luasnya agar

setiap individu dapat mengambil kesempatan berpartisipasi sebagai

wujud jiwa demokrasi partisipatoris.

Lebih lanjut Robert Dahl sebagai kemudian memunculkan

istilah poliarchy untuk mengkonsepsikan sebagai sebuah sikap

tanggung jawab yang terus menerus terhadap preferensi atau keinginan

warga negaranya.38 we use term

poliarchy to cover political system in which virtually all adults have a

rights of suffrage, political expresion, association, and office holding,

as well as acces to diverse sources of information, in which elected

officials control public policy; and citezen choose those officials39 Noam Chomsky dalam tulisanya

meyebutkan polyarchy merupakan it is neccessary to safeguard a

36Muhammad Alim, Trias Politica dalam Negara Madinah, Jakarta, Sekretariat Jenderal dan Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi, 2008, Hlm. 60.37 Lorenzi Cini, Op. Cit. hlm. 438 Elza Faiz, Op. Cit. hlm. 4.39Joshua Cohen and Charles Sabel, Paper yang berjudul Directly-Deliberative Polyarchy, diakses dalam http://www2.law/columbia.edu/sabel/papers/DDP.html diakses pada selasa tanggal 12 November 2013 pukul 10.40 WIB.

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI A. KAJIAN TEORI 1. Teori tentang ... filePemikiran teori hukum tidak terlepas ... berfikir secara rasional tidak dihalang-halangi teori kedaulatan tuhan dan raja

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id20

system of elite decision making and public ratifications.40 Dahl

memberikan konsep bahwa demokrasi bukan sistem yang kaku yang

hanya menitik beratkan subyek utama pada rakyat semata, akan tetapi

memberikan konsep sebagai sebuah respons pemerintah sebagai

pemegang kedaulatan untuk aktif melihat kondisi kekinian yang terjadi

dalam masyarakatnya, sehingga bentuk dari demokrasi cenderung

elastis. Bentuk sebuah demokrasi harus mampu mengkolaborasikan

sinergi sistem top-down sebagai wujud responsif pemerintah dalam

melihak kemauan rakyat dan sistem bottom-up sebagai bentuk peran

aktif masyarakat.

Terinspirasi dari pendapat Dahl tersebut kemudian Larry

Diamond menyatakan bahwa;

vote, as Joseph Schumpter defined. It also a poltical system in which goverment must be held accountable to the people and which mechanism must exist for making it responsive to their passions, preference, and interest. More over, if it liberal democracy that we have in mind, then the political system must also provide for a rule of law, and rigofosily protect the right of individual and groups to speak, publish, assemble, demonstrate, lobby, and organize to pursue their interest and

41

Lebih lanjut Larry Diamond Kemudian mendefinisakan

demokrasi atas kriteria-kriteria sebagai berikut; pertama rakyat

berpartisipasi dalam pemilihan pemimpin pemerintahanya, kedua

kandidat pemimpin yang akan dipilih memiliki ruang kompetisi

dengan yang lainya, dan ketiga pemerintah mengizinkan adanya

kebebasan politik dan kebebasan sipil.42 Berangkat dari pemikitan

Larry Diamond tersebut, maka Elza Faiz dalam tulisanya

40 Noam Chomsky, The Ideology of the Polyarchy, http://www.chomsky.info/books/survival01.htm (diakses pada hari selasa 12 November 2013, pukul 10.36 WIB)41 Larry Diamond, Civil Society and The Development of Democracy, Estudio/Working Paper, June 1997.42 Elza Faiz, Op. Cit, hlm. 4

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI A. KAJIAN TEORI 1. Teori tentang ... filePemikiran teori hukum tidak terlepas ... berfikir secara rasional tidak dihalang-halangi teori kedaulatan tuhan dan raja

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id21

menyimpulkan bahwa ada dua elemen penting yang harus ada dalam

kaitan electoral di negara demokrasi, yaitu adanya suatu partisipasi

langsung rakyat dalam menentukan pemimpinya sebagai perwujudan

right to vote dan yang kedua adalah perlunya dibuka lebar-lebar kran

kompetisi dalam proses kandadatisasi jabatan politik sebagai

ejawantah dari right to be candidate. Kedua elemen itu menjadi syarat

imperative yang mutlak diberlakukan.43

Dalam konteks demokrasi partisipatoris yang perlu

diperhatikan adalah dibukanya lebar-lebar partisipasi rakyat untuk ikut

aktif di dalam pemerintahanya sebagai perwujudan sebuah persamaan

hak antar setiap warga negara (free and aqual member of the poltical

society) serta dalam konteks electoral adalah adanya partisipasi rakyat

langsung dalam memilih pemerintahanya serta dibukanya kesempatan

seluas-luasnya bagi warganya yang berkompeten untuk dapat ikut

dalam kompetisi menjadi pemimpin, tanpa ada batasan-batasan yang

rights to

be candidate).

2. Teori tentang Hak Asasi Warganegara

Dalam setiap negara hukum yang demokratis jaminan terhadap

persamaan Hak Asasi Manusia (HAM) dan Hak Asasi Warganegara

(HAW) merupakan suatu yang sangat penting.Berdasarkan teori kontrak

sosial yang dicetuskan oleh J.J. Rousseau bahwasanya rakyat yang hidup

bebas dan memiliki kesamaan visi kemudian menyerahkan sebagaian hak-

haknya untuk diberikan kepada seseorang agar mengatur hak tersebut

supaya tidak tumpang tindih dengan hak-hak rakyat lainya. Kontrak sosial

tersebut merupakan cikal bakal dalam terbentuknya suatu negara.

Berdasarkan teori tersebut raja yang kemudian dipercaya rakyat banyak

untuk memimpin dan mengelola hak-hakya sehingga tidak saling tumpang

tindih antara hak satu dengan hak lainya.

43 Elza Faiz, Op. Cit, hlm. 4.

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI A. KAJIAN TEORI 1. Teori tentang ... filePemikiran teori hukum tidak terlepas ... berfikir secara rasional tidak dihalang-halangi teori kedaulatan tuhan dan raja

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id22

Institusionalisasi insturumen HAM ke dalam hukum nasional dan

internasional mulai berkembang ketika masa setelah perang dunia

kedua.Diskusi internasional di PBB mengenai hak asasi manusia telah

menghasilkan beberapa piagam penting antara lain Deklarasi Universal

Hak Asasi Manusia atau yang lebih sering disebut dengan DUHAM, dua

perjanjian yaitu Konvenan Internasional Hak Sipil dan Politik dan

Konvenan Internasional Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya, dan berikutnya

Dekalrasi Wina.44 Bahkan ada yang mengatakan bahwa cikal bakal adanya

suatu HAM adalah saat nabi Muhammad Saw. Hijrah dari Makkah ke

Madinah dan membentuk suatu piagam politik yang bernama Piagam

Madinah untuk mengatur kehidupan bersama antara bebeberapa golongan

di madinah yaitu muslim (muhajirrin dan anshar) dengan golongan

yahudi.45

a. Definisi Hak Asasi Manusia

Secara etimologi, hak merupakan unsur normatif yang

berfungsi sebagai pedoman perilaku, melindungi kebebasan, kekebalan

serta menjamin adanya peluang bagi manusia dalam menjaga harkat

dan martabatnya. Adapun asasi berarti yang bersifat yang paling

medasar atau fundamental. Dengan demikian hak asasi berarti hak

yang paling mendasar yang dimiliki oleh manusia sebagai fitrah,

sehingga tak satupun makhluk dapat mengintervensinya apalagi

mencabutnya. Misalnya hak hidup-yang mana tak satupun manusia ini

memiliki kewenangan untuk mencabut kehidupan manusia lain.46

Istilah hak asasi manusia sendiri berasal dari istilah droits

(Prancis), menslijke recten (Belanda), fitrah (Arab) dan human

right (Inggris), istilah human right semula berasal dari

yang menggantikan istilah yang selanjutnya

44Miriam Budiarjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, Jakarta, Gramedia, 2010 (edisi revisi-cetakan kedua), hlm. 211.45 Dahlan Thaib dkk.,Teori dan Hukum Konstitusi, Jakarta, Rajawali Press, 2012 (cetakan ke-10), hlm. 29.46 Titik Triwulan Tutik, Konstruksi Hukum Tata Negara Indonesia Pasca Amandemen UUD 1945, Jakarta, Kencana, 2010, hlm. 281.

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI A. KAJIAN TEORI 1. Teori tentang ... filePemikiran teori hukum tidak terlepas ... berfikir secara rasional tidak dihalang-halangi teori kedaulatan tuhan dan raja

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id23

oleh Eleanor Roosevelt diubah dengan istilah yang

memiliki konotasi lebih netral dan universal.47 Menurut Jan Materson

dari Komisi Ham PBB sebagaimana dikutip dalam Baharudin Lopa

menegaskan, bahwa hak asasi manusia adalah hak-hak yang melekat

pada setiap manusia, yang tanpanya manusia mustahil dapat hidup

sebagai manusia.48

Jhon Locke sebagaimana dikutip dalam Titik Triwulan Tutik

menyatakan bahwa hak-hak asasi manusia adalah hak-hak yang

diberikan langsung oleh Tuhan sebagai hak yang kodrati.49 Selanjutnya

dalam mahzab hukum alam konsepsi dasar hak-hak asasi manusia

meliputi tiga hal, yaitu: hak hidup (the right of life), hak kemerdekaan

(the right ti liberty), dan hak milik (the right to propery). Pada

perkembangan selanjutnya konsepsi-konsepsi hak dasar manusia

tersebut mengalami sebuah transformasi. Franklin D. Roosevelt

sebagaimana dikutip dalam Titik Triwulan Tutik pada tanggal 6

Januari 1941, memformulasikan empat macam hak-hak asasi (the four

freedoms) di depan Konggres Amerika Serikat, yaitu bebas untuk

berbicara (freedom to speech), bebas dalam memeluk agama (freedom

of religion), bebas dari rasa takut (freedom of fear), dan bebas terhadap

suatu keingan/kehendak (freedom of from want).50 Dalam Mukadimah

-hak

ini berasal dari harkat martabat yang melekat pada manusia (these

rights derive from the inherent dignity of the human person).51

Sampai dewasa ini konsep tersebut selalu dituangkan dalam

sebuah konstitusi setiap negara yang merdeka. Dalam konstitusi setiap

negara pasti mengatur mengenai apa yang disebut tentang HAM dan

47 Satya Arinanto, Hak Asasi Manusia dalam Transisi Politik di Indonesia, Jakarta, Universitas Indonesia Press, 2003, hlm. 65. 48 Burhanudin Lopa, Al- -hak Asasi Manusia, Yogyakarta, Dana Bhakti Prima Yasa, 2006, hlm. 52.49 Titik Triwulan Tutik, op. cit, hlm. 282.50Ibid.51 Miriam Budiarjo, Op. Cit, hlm. 212.

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI A. KAJIAN TEORI 1. Teori tentang ... filePemikiran teori hukum tidak terlepas ... berfikir secara rasional tidak dihalang-halangi teori kedaulatan tuhan dan raja

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id24

konsep negara hukum harus memuat elemen-elemen yang meliputi;

1. Adanya jaminan atau hak dasar manusia;

2. Adanya pembagian kekuasaan;

3. Pemerintahan berdasarkan peraturan hukum;

4. Adanya peradilan adminstrasi negara.52

Sementara A.V. Dicey yang menganut sistem anglo saxonatau

the rule of law juga mengemukanan dalam setiap negara hukum

menurutnya harus mengandung tiga unsur pentung yaitu;

1. Supermacy of law;

2. Equality before the law;

3. Human Rights.

Selanjutnya para jurist Asia Tenggara dan Pasifik seperti

tercantum dalam sebagaimana ditulis dalam buku Abdul Aziz Hakim

mengemukan syarat-syarat rule of law sebagai berikut;

1. Perlindungan konstitusional dalam arti bahwa konstitusi selain daripada menjamin hak-hak individu harus menentukan pula cara-cara prosedur untuk memperoleh perlindungan atas hak-hak yang dijamin;

2. Badan kehakiman yang bebas dan tidak memihak;3. Kebebasan untuk menyatakan pendapat;4. Pemilihan umum yang bebas;5. Kebebasan untuk berorganisasi dan beroposisi;6. Pendidikan civil (kewarganegaraan).53

b. Hak Sipil dan Hak Politik

Hak sipil dan hak politik merupakan warisan dari aliran

liberalisme pada abad ke-17 dan ke-18. Hak-hak alam (natural rights)

yang merupakan hasil pemikiran itu, dalam masa berikutnya berubah

nama menjadi hak-hak asasi manusia (human rights) lewat perjuangan

janda dari F.D.Roosevelt yaitu Eleanor Rosevelt. Konsep natural

rights dianggap tidak mecakup ham secara luas karena pada saat itu

52 Abdul Aziz Hakim, Op .Cit. hlm. 118.53Ibid, hlm. 119.

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI A. KAJIAN TEORI 1. Teori tentang ... filePemikiran teori hukum tidak terlepas ... berfikir secara rasional tidak dihalang-halangi teori kedaulatan tuhan dan raja

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id25

natural rights seringkali dilekatkan dengak kosen the right of man.54

Dari konsep tersebut kemudian berkembanglah HAM yang sering kita

dengar sebutanya sebagai HAM generasi pertama, yaitu HAM yang

berkaitan dengan hak-hak sipil dan politik.

Lahirnya hak-hak sipil dan politik dimaksudkan untuk

melindungi individu dari penyalahgunaan kekuasaan oleh pihak

penguasa, karena negara sedikit banyak dianggap sebagai ancaman

bagi manusia. Bentuk dari hak-hak tersebut merupakan suatu asas

persamaan politik dan bernegara kepada semua rakyat yang dianggap

berpotensi untuk memajukan negara untuk ikut serta bertasipasi dalam

pemerintahan. Hak-hak tersebut pada dasarnya dimiliki oleh setiap

warga negara Indonesia yang dengan kententuan-ketentuan tertentu

yang rasional dan tidak diskriminatif berhak atau cakap untuk duduk

dalam pemerintahan.

Pengakuan mengenai hak sipil dan politik kemudian baru

berkembang di dunia internasional, ketika dalam diskusi-diskusi PBB

melahirkan dua generasi HAM melalui dua konvenant. Hak sipil dan

politik merupakan generasi pertama sebagai refleksi atas penentangan

kekuasaan yang absolut dan semena-mena. Pengaturan mengenai hak

sipil dan politik kemudian dituangkan dalam sebuah konvenant yang

bernama convenant on civil and poltical rights. Lahirnya konvenant

tersebut tidaklah begitu mudah saja disepakati, akan tetapi perlu

beberapa tahun untuk para negara-negara anggota sepakat mengenai

konvenant tersebut.

Hak sipil dan politik mengadung beberapa perlindungan,

berkaitan dengan hak atas hidup (right to life), hak untuk tidak disiksa

(no one shall be subjected to torture), hak atas kebebasan dan kemanan

dirinya (right to liberty and security of person), hak atas kebebasan

berfikir, berkeyakinan, dan beragama (right to freedom of thought,

54 Satya Arinanto, Hak Asasi Manusia dalam Transisi Politik di Indonesia, Jakarta, Universitas Indonesia Press, 2003, hlm. 65.

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI A. KAJIAN TEORI 1. Teori tentang ... filePemikiran teori hukum tidak terlepas ... berfikir secara rasional tidak dihalang-halangi teori kedaulatan tuhan dan raja

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id26

conscience and religion), hak atas kebebasan berkumpul secara damai

(right to peaceful assembly), hak kesempatan yang sama duduk dalam

pemerintahan (right and the oppurtunity without any of the

distinction), dll. Pengaturan tentang hak-hak sebagaimana diatur dalam

convenant on civil and poltical rights sedikit banyak merupakan hasil

refleksi dari pertentangan absolutisme kekuasaan yang semena-mena

oleh pemerintahan. Kejadian tersebut mengilhami butir-butir yang

kemudian menjadi obyek pengaturan dari konvenant tersebut.

Berkaitan dengan hal pemilihan umum, dalam article 25

convenant on civil and poltical rights mengatur apa saja hak-hak

seorang warga negara berkaitan dengan pemilihan, Pasal tersebut

berbunyi;

any of the distinctions mentioned in article 2 and without unreasonable restrictions:(a) To take part in the conduct of public affairs, directly or through freely chosen representatives;(b) To vote and to be elected at genuine periodic elections which shall be by universal and equal suffrage and shall be held by secret ballot, guaranteeing the free expression of the will of the electors;(c) To have access, on general terms of equality, to public

55

Implikasi dari pengaturan berkaitan dengan hak sipil dan

politik untuk tidak ada diskriminasi dalam menduduki jabatan

pemerintahan, adalah adanya suatu hak pilih (right to vote) dan hak

untuk menjadi kandidat (right to be a candidate). Ketentuan berkaitan

dengan hak tersebut adalah tanpan ada pembatasan bagi terwujudnya

partisipasi warga sebagai bentuk dari jaminan-jaminan kesempatan

yang sama duduk dalam pemerintahan. Pembatasan, diskriminasi atau

penghalangan kepada warga negara untuk bersaing secara fair dalam

menduduki jabatan-jabatan pemerintah merupakan pelanggaran

terhadap konvenant tersebut.

55Convenant on Civil and Political Rights.

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI A. KAJIAN TEORI 1. Teori tentang ... filePemikiran teori hukum tidak terlepas ... berfikir secara rasional tidak dihalang-halangi teori kedaulatan tuhan dan raja

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id27

Dalam negara indonesia juga mengadopsi ketentuan dalam

article 25 covenant on civil and political rights tersebut dalam

konstitusinya atau UUD 1945. Salah satu bentuk HAM dan HAW

diatur dalam Pasal 28 a-j UUD 1945. Salah satu bentuk HAM dan

HAW yang fundamental dalam berpolitik yang diatur dalam konstitusi

tersebut dalam Pasal 28D ayat (3) UUD 1945 yang menyatakan bahwa

setiap warga negara berhak mendapat kesempatan yang sama dalam

duduk di pemerintahan. Dilain Pasal juga tertulis bahwa setiap warga

negara berhak untuk memilih dan dipilih dalam pemilihan umum.

Implikasi dari jaminan hak tersebut, maka kompetsi berkaitan

untuk menduduki jabatan-jabatan publik harus dibuka lebar-lebar

dengan maksud dan tujuan menjaring bibit-bibit terbaik bangsa untuk

berkompetisi secara fair, termasuk dalam pemilihan umum presiden.

Pencalonan presiden tidak boleh hanya dimonopoli oleh pihak-pihak

tertentu saja dan menghalang-halangi pihak lain untuk berkompetisi

secara fair. Tindakan membatasi dan mempersulit pencalonan sama

e -nilai demokrasi yang telah diatur dalam

insturumen hukum internasional dan nasional berkaitan dengan HAM

dan lebih spesifik lagi berkaitan dengan hak sipil dan politik.

3. Tinjauan Tentang Presiden dan Wakil Presiden

Berangkat dari pemikiran Montesquieu untuk mecegah absolutisme

kekuasaan maka ia membagi cabang kekuasaan negara menjadi 3 (tiga)

bagian yaitu eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Masing-masing kekuasaan

memiliki tugas dan fungsi masing-masing. Kekuasaan eksekutif menurut

Stephen Leacock dalam buku Titik Triwulan Tutik dalam hal ini sebagai

penyelenggara pemerintah atau sebagai penjalan undang-undang yang

dibuat DPR56 dan sewajarnya dapat dipimpin oleh presiden dibantu wakil

presiden atau perdana menteri. Suatu negara dipimpin presiden dalam

sistem ketatanegaraan dan pemerintahanya adalah negara dengan

56Titik Triwulan Tutik, op, cit, 2010, hlm. 199.

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI A. KAJIAN TEORI 1. Teori tentang ... filePemikiran teori hukum tidak terlepas ... berfikir secara rasional tidak dihalang-halangi teori kedaulatan tuhan dan raja

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id28

menggunkan sistem pemerintahan presidensiil, sedangkan yang dipimpin

oleh perdana menteri adalah negara yang memilih sistem pemerintahan

parlementer.Masing-masing sistem memiliki perbedaan masing-masing.

a. Jabatan Presiden

derivative dari to

preside (verbum) yang artinya memimpin atau tampil di depan. Kalau

dicermati dari bahasa latin, yaitu prae yang artinya di depan dan sedere

yang berarti menduduki. Presiden adalah suatu nama jabatan yang

digunakan untuk pimpinan suatu organisasi, perusahaan, peruguruan

tinggi, atau negara. Pada awalnya, istilah ini digunakan untuk seseorang

yang memimpin suatu acara atau rapat (ketua); tapi kemudian secara

umum berkembang menjadi istilah untuk seseorang yang memiliki

kekuasaan eksekutif.

digunakan untuk kepala negara yang berbentuk republik, baik dipilih

secara langsung, ataupun tidak secara langsung.57

Sejarah mencatat, untuk pertama kalinya di dunia, jabatan presiden

di Eropa berasal dari negara Perancis, yang dibentuk pada era Republik

Kedua Prancis (1848-1851). Ketika itu yang menjabat sebagai presiden

adalah Louis-Napoleon Bonaparte. Namun, setahun kemudian diubah

statusnya menjadi Kaisar Napoleon III (1852). Jabatan presiden baru

muncul kembali pada era Republik ketiga Perancis (1875-1940). Namun,

presiden pertama yang diakui oleh masyarakat Internasional adalah

Presiden Amerika Serikat, sewaktu revolusi Amerika yaitu George

Washington yang menjabat pada 30 April 1789 sampai 3 maret 1797.

Sementara itu berkaitan dengan peran utama seorang presiden

Menurut Clinton Rossiter dalam buku yang ditulis Abdul Ghoffar58 ada

lima peran utama seorang presiden di Amerika Serikat yang dalam

perkembanganya diadopsi oleh Negara-negara yang memiliki jabatan

presiden di negaranya, yaitu:

57 Abdul Ghoffar, Perbandingan Kekuasaan Presiden di Indonesia Setelah Perubahan UUD 1945 dengan Delapan Negara Maju, Jakarta, Kencana, 2009, hlm. 13.58 Ibid

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI A. KAJIAN TEORI 1. Teori tentang ... filePemikiran teori hukum tidak terlepas ... berfikir secara rasional tidak dihalang-halangi teori kedaulatan tuhan dan raja

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id29

1. Presiden sebagai kepala Negara. Tugas sebagai kepala Negara adalah

tugas-tugas yang lazim dilakukan oleh Ratu Inggris, Presiden Republik

Prancis, Maupun Gubernur Jendral di Kanada. Posisi kepala Negara

adalah sebagai lambang dari sebuah Negara. Dia menyambut tamu-

tamu penting dari segala bagian dunia, dia meletakkan bunga di

kuburan prajurit yang tidak dikenal, memberikan bintang-bintang

kehormatan, dan lain sebagainya.

2. Presiden sebagai kepala eksekutif atau pemerintahan. Dia memegang

mahkota, akan tetapi dia juga memerintah. Dia menjadi lambang

rakyat, tetapi dia juga memimpin pemerintahan rakyat. Hanya presiden

yang berhak mengangkat dan memberhentikan jutaan pegawai

kepala eksekutif.

3. Presiden sebagai diploma utama. Peran ini sebagai wujud dari tugas

seorang presiden dalam melakukan fungsi sebagai perwakilan di

negaranya dalam melakukan hubungan diplomatic dengan Negara

asing. Biasanya presiden menjalankan fungsi ini dibantu oleh menteri

luar negeri, namun dalam hal-hal tertentu presiden mengambil peranan

itu sendiri.

4. Presiden sebagai legislator utama bukan berarti presiden sebagai

pembuat undang-undang akan tetapi presiden sebagai orang yang

terakhir mengesahkan undang-undang.

5. Presiden sebagai panglima tertinggi angkatan bersenjata. Dalam masa

damai maupun perang seorang presiden adalah panglima tertinggi

angkatan perang. Ini adalah merupakan jaminan yang hidup dari

kepercayaan Amerika Serikat dalam :keutamaan kekuasaan sipil atas

Selain kelima peran utama tersebut, Clinton Rossiter mencatat

ada beberapa peran lagi yang dimiliki oleh Presiden Amerika Serika.

Pertama, dia sebagai pimpinan partai politik. Kedua, dia sebagai

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI A. KAJIAN TEORI 1. Teori tentang ... filePemikiran teori hukum tidak terlepas ... berfikir secara rasional tidak dihalang-halangi teori kedaulatan tuhan dan raja

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id30

Ketiga, presiden bertin Keempat,

presiden berperan sebagai pelindung perdamaian, dan kelima, presiden

berperan sebagai manajer kemakmuran.59

Sementara di Indonesia tugas eksekutif sendiri diamanatkan

dalam UUD 1945 Pasal 4 Ayat (1) UUD 1945 yang menyatakan

bahwa presiden menjalankan pemerintahan berdasarkan Undang-

Undang Dasar, sedangkan ayat (2)-nya menyatakan dalam

menjalankan pemerintahan presiden dibantuk oleh satu orang wakil

presiden. Presiden dan wakil presiden di Indonesia setelah amandemen

dipilih oleh rakyat secara langsung, dan harus dicalonkan oleh partai

politik atau gabungan partai politik peserta pemilu yang memenuhi

syarat sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. Bahkan

ketentuan tersebut langung diamantkan oleh Pasal 6A ayat (2) UUD

1945 yang mensyaratkan presiden dan wakil presiden diajukan oleh

partai politik atau gabungan partai politik, tanpa menyisakan sedikit

ruang bagi calon presiden dan wakil presiden dari luar partai politik

(independen). Masalah tersbut yang akan menjadi kajian dalam tesis

ini.

Sebelum ada perubahan UUD 1945 presiden dan wakil

presiden di Indoneseia belum pernah dipilih melalui pemilihan umum

yang melibatkan rakyat secara langsung untuk ikut aktif berpartisipasi.

Pemilu hanya dilaksanakan untuk memilih Komite Nasional Indonesia

Pusat (KNIP), DPR, anggota konstituante, anggota MPR, dan anggota

DPRD. Sebelumnya pemilihan presiden dan wakil presiden di

Indonesia dipilih oleh MPR sebagai lembaga tertinggi negara saat itu

dan dianggap sebagai perwujudan kedaulatan rakyat (Pasal 1 Ayat (2)

UUD 1945 sebelum amandemen). Pemilihan oleh MPR dilaksanakan

secara voting.

59Ibid, hlm. 14-15.

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI A. KAJIAN TEORI 1. Teori tentang ... filePemikiran teori hukum tidak terlepas ... berfikir secara rasional tidak dihalang-halangi teori kedaulatan tuhan dan raja

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id31

Kekuasan presiden dan wakil presiden sebagai pemegang

kekuasaan eksekutif di Indonesia yang diamanatkan oleh UUD 1945

meliputi kekuasan penyelenggaraan pemerintahan, kekuasaan di

bidang peraturan perundang-undangan, kekuasaan di bidang yudisial,

kekuasaan di dalam hubungan dengan luar negeri, kekuasaan

menyatakan keadaan bahaya, kekuasaan sebagai pemegang kekuasaan

tertinggi angkatan bersenjata, kekuasaan memberi gelar dan tanda

kehormatan lainya, kekuasaan mengangkat dan memberhentikan

menteri-menteri, serta kekuasaan menganggat, menetapkan atau

meresmikan pejabat-pejabat negara lainya.

b. Pengisian Jabatan Presiden

Presiden menjadi pemegang perang yang penting dan vital

dalam sebuah negara yang menerapkan sistem pemerintahan

presidensial. Jabatan presiden tidak begitu saja dapat diisi oleh

sembarang orang. Dengan peran pentingnya jabatan presiden tersebut

maka hanya orang-orang tertentu yang memiliki kriterai-kriteria dan

kompetensi tertentu juga yang dapat mengisinya, karena tidak semua

orang mampu menanggung beban berat tersebut. Jabatan presiden

merupakan sebuah jabatan politis, bukan jabatan karier. Konsekuensi

dari jabatan politik adalah pengisianya dilakukan melalaui jalan

pemilihan umum, bukan melalui jalur berjenjang sebagaimana jalur

karier.

Masalah pengisian jabatan presiden, Harun Alrasid

mengklasifikasikan empat cara pengisian jabatan presiden. Yang

pertama, adalah pengisisan jabatan presiden melalui pemilihan umum.

Kedua, Pengisian jabatan presiden dengan jalan perwakilan. Ketiga,

pengisian jabatan presiden dengan jalan pergantian. Dan yang terakhir

keempat, adalah pengisian jabatan presiden dengan jalan pemangkuan

sementara.60 Dalam hal ini penulis ingin menyoroti lebih dalam

berkaitan dengan pengisian jabatan presiden melalui pemilihan umum

60 Harun Alrasid, Pengisian Jabatan Presidenan, Jakarta, Grafiti, 1999, hlm. 23-135.

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI A. KAJIAN TEORI 1. Teori tentang ... filePemikiran teori hukum tidak terlepas ... berfikir secara rasional tidak dihalang-halangi teori kedaulatan tuhan dan raja

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id32

yang relevan dalam konteks untuk mengakomodir calon presiden

perseorangan.

Dalam negara yang mengatasnamakan negara demokrasi,

pengisian jabatan presiden dilakukan dengan cara pemilihan umum

yang bisa berbentuk melibatkan rakyat langsung untuk memilih atau

merepresentasikan hak rakyat untuk memilih kepada lembaga-lembaga

perwakilan.61 Namun pada prinsipnya, di negara demokrasi pengisian

jabatan presiden harus dilakukan berdasarkan pemilihan umum, entah

apa itu bentuknya apakah dilakukan secara langsung atau tidak

langsung sebagaiman tersebut diatas.

Dalam pemilihan langsung, rakyat memilih calon presiden

yang sudah diketahui orangnya. Pada pemilihan tidak langsung,

terlebih dahulu rakyat memilih wakil-wakilnya yang akan duduk

dalam suatu badan, baru kemudian badan ini yang akan melakukan

pemilihan presiden. Dengan memakai sistem yang pertama, ada

kemungkinan presiden akan berbeda dengan partai mayoritas yang

menguasai parlemen.62

Di Indonesia sendiri tentang pengisian jabatan presiden pernah

memakai sistem pengisian jabatan dengan pemilihan secara tidak

langsung, ketika itu pada masa orde baru pemilihan presiden dilakukan

oleh MPR. Dengan cara tersebut, pada waktu itu Soeharto

melanggengkan kekuasaanya sebagai presiden selama kurang lebih 32

tahun lamanya

sebagaimana daitur dalam konstitusi.63 Pemilihan dengan cara tidak

langsung tersebut, kemudian berlanjut sampai pada pemilihan B.J.

Habibie, Abdurrahman Wahid (Gus Dur), dan Megawati sebagai

presiden. Hingga pada akhirnya momentum pemilihan presiden yang

61Janedri M. Gaffar, Politik Hukum Pemilihan Umum, Jakarta, Konstitusi Press, 2012, hlm. 4562 Harun Alrasid, Op. Cit. hlm. 23.63 Sobirin Malian, Perkembangan Lembaga-Lembaga Negara di Indonesia, Yogyakarta, Total Media, 2011, hlm. 62.

Page 24: BAB II LANDASAN TEORI A. KAJIAN TEORI 1. Teori tentang ... filePemikiran teori hukum tidak terlepas ... berfikir secara rasional tidak dihalang-halangi teori kedaulatan tuhan dan raja

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id33

melibatkan rakyat dimulai dari mengamandemen UUD 1945

khususnya mengenai klausul mengenai tata cara pemilihan umum.64

Bergersernya sistem pengisian jabatan presiden dari tidak

langsung menjadi langsung tersebut adalah hasil dari semangat

reformasi yang sejalan dengan kesepakatan untuk mempertahankan

(dalam arti mempertegas) sistem pemerintahan presidensial, presiden

(dan wakil presiden) haruslah memiliki legitimasi yang kuat.

Legitimasi yang kuat menurut A.M Fatwa hanya bisa diperoleh jika

presiden dan wakil presiden dipilih secara langsung oleh rakyat.65

Dalam sebuah pengisan jabatan presiden dengan cara

pemilihan, banyak faktor-faktor penting yang harus diperhatikan agat

kualitas dari pemilihan umum presiden tersebut menjadi baik dan

demokratis. Sejalan dengan ungkapan Janedri M. Gaffar yang

meyatakan bahwa pemilihan umum harus dijadikan sebagai substansi

membentuk kekuasaan, tidak hanya sekedar sebatas legitimasi

kekuasaan semata.66 Substani pembentukan kekuasan agak berkualitas

harus diperhatikan dari aspek proses seleksi calon presiden sampai

pada saat pemilihanya. Dalam hal tersebut peran dari partai politik

sangatlah penting sebagai sebuah sarana penyalut aspirasi masyarakat.

Dalam suatu pendapat yang ekstrim, Radbuch dalam buku Harun

.67

demokrasi, harus mampu memberikan suatu yang baik baik dari segi

organ-organ penyelenggaranya ataupun cara pandang masyarakat itu

sendiri. Pemilihan umum presiden yang baik akan menghasilkan pula

64 Rumusan Pasalsetelah

amandemen ketentuan tersebut diatur dalam Pasal

65 A.M. Fatwa, Potret Konstitusi Pasca Amandemen UUD 1945, Jakarta, Kompas, 2009, hlm. 62.66 Janedri M. Gaffar, Op. Cit.67 Harul Alrasid, Op. Cit, hlm. 24.

Page 25: BAB II LANDASAN TEORI A. KAJIAN TEORI 1. Teori tentang ... filePemikiran teori hukum tidak terlepas ... berfikir secara rasional tidak dihalang-halangi teori kedaulatan tuhan dan raja

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id34

sebuah sistem kepimpinan negara yang baik, berkualitas, serta

memiliki legitimasi yang kuat. Sebaliknya, apabila sistem pemilihan

presiden kurang baik maka bisa dibayangkan bahwa pemilihan

presiden hanya menjadi ajang kompetisi dari oknum-oknum tertentu

yang haus akan kekuasaan semata, sehingga rakyat hanya dijadikan

sarana legitimasi kekuasaan semata. Peran partai politik dalam hal ini

haruslah berjalan baik, namun faktanya partai politik hanya seringkali

dijadikan sebuah kendaraan bagi orang-orang tertentu yang rakus akan

kekuasaan.

Pengisian jabatan presiden dengan cara pemilihan langsung

juga memberikan sebuah sebuah pembenaran persepsi masyarakat

berkaitan dengan tanggung jawab presiden. Apabila presiden dipilih

langsung oleh rakyat maka berarti presiden karena sudah berjanji atau

menurut Kansil disebut juga teori perjanjian masyarakat.68

Bertanggung jawab kepada rakyat sebagai wujud contract social antara

rakyat dengan yang dipimpinya69 dan rakyat wajib menaatinya

sebagaimana pendapat Rousseau bahwa rakyat memberikann

sebagaian hak-haknya untuk diserahkan oleh sebuah pemimpin

sehingga menghasilkan sesuatu yang berdaulat dan memiliki hubungan

timbal balik antara keduanya.70 Sebaliknya, apabila pengisian jabatan

presiden dilakukan dengan cara tidak langsung menggunakan lembaga-

lembaga perwakilan, maka presepsi yang muncul bahwa presiden

bertanggung jawab dengan lembaga yang memilihnya tersebut.

4. Tinjauan Tentang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden

Hampir tidak ada sistem pemerintahan yang bersedia menerima

cap tidak demokratis, maka hampir tak ada sistem pemerintahan yang

68 C.S.T. Kansil, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka, 1986, hlm. 62.69 Dalam hal ini presiden tidak bertanggung jawab kepada lembaga lain yang memilih atau kepada partai politik yang mengusungnya akan tetapi bertanggung jawab kepada rakyat sebagai pemegang kedaulatan (Pasal 1 Ayat (2) UUD 1945.70 Jean Jacques Rousseau, Perihak Kontrak Sosial, Jakarta, Dian Rakyat, 2010, hlm.18.

Page 26: BAB II LANDASAN TEORI A. KAJIAN TEORI 1. Teori tentang ... filePemikiran teori hukum tidak terlepas ... berfikir secara rasional tidak dihalang-halangi teori kedaulatan tuhan dan raja

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id35

tidak menjalankan pemilu. Hanya sejumlah kecil saja negara yang tidak

menjalankan pemilu seperti di Brunei Darussalam dan sejumlah negara

monarki di Timur Tengah. Bahkan sistem pemerintahan komunis-pun,

sebelum mereka runtuh menngadakan pemilu; sekalipun lebih merupakan

formalitas politik belaka.71 Pemilu hakikatnya merupakan sistem

penjaringan pejabat publik yang banyak digunakan oleh negara-negara di

dunia dengan sistem pemerintahan yang demokratis.72 Seymour Martin

berpendapat bahwa essensi pemilihan umum dikaitkan dengan demokrasi

adalah

leave office office upon losing an election, to follow rules even when they

work aga 73

Dikebanyakan negara demokrasi, pemilihan umum dianggap

lambang sekaligus tolak ukur dari demokrasi itu. Hasil pemilihan umum

yang diselenggarakan dalam suasana keterbukaan dengan kebebasan

berpendapat dan kebebasan berserikat, dianggap mencerminkan dengan

agak akurat partisipasi serta aspirasi masyarakat. Sekalipun demikian,

disadari bahwa pemilihan umum tidak merupakan satu-satunya tolok ukur

dan perlu dilengkapi dengan pengukuran beberapa kegiatan lain yang lebih

bersifat berkesinambungan, seperti partisipasi dalam kegiatan partai,

lobying, dan sebagainya.74 Pemilihan umum merupakan sebuah momen

yang bersejarah bagi sebuah pemerintahan dan pergantian rezim

pemerintahan, sebagaimana disampaikan oleh Susilo Bambang

Yudhoyona ic elections ensure poltical accountability and

.75

71 Eep Saefullah Fatah, Pemilu dan Demokratisasi:Evaluasi Terhadap Pemilu-Pemilu Orde baru,Jakarta, Ghalia Indonesia, 1997, hlm. 14.72 Titik Triwulan Tutik, op. cit, 2010, hlm. 329.73 Lisa Anderson, The Ex-President, Journal of Democracy, volume 21, Nomor 2, 2 April 2010, National Endowment for Democracy and The Johns Hopskins University Press. 74 Miriam Budiardjo, op. cit, 1991, hlm. 461.75 Susilo Bambang Yudhoyono, The Democratic Instinct in The 21st Century , Journal of Democracy, volume 21, Nomor 3, 3 July 2010, National Endowment for Democracy and The Johns Hopskins University Press.

Page 27: BAB II LANDASAN TEORI A. KAJIAN TEORI 1. Teori tentang ... filePemikiran teori hukum tidak terlepas ... berfikir secara rasional tidak dihalang-halangi teori kedaulatan tuhan dan raja

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id36

Bagi sejumlah negara yang menerapkan atau mengklaim diri

sebagai negara demokrasi (berkedaulatan rakyat), pemilu memang

dianggap sebagai lambang sekaligus tolak ukur utama dan pertama dari

demokrasi. Artinya, pelaksanaan dan hasil pemilhan umum merupakan

refleksi dari suasana keterbukaan dan aplikasi dari nilai dasar demokrasi,

di samping cerminan pendapat warga negara. Alasanya, pemilu dianggap

akan melahirkan suatu representatif aspirasi rakyat yang tentu saja

berhubungan erat dengan legitimasi bagi pemerintah. Melalui pemilu,

demokrasi sebagai sistem yang menjamin kebebasan warga negara

terwujud melalui penyerapan suara sebagai bentuk partisipasi publik

secara luas. Dengan kata lain bahwa pemilu merupakan simbol daripada

kedaulatan rakyat.76

Pemilu sendiri menurut A.S.S. Tambunan dalam buku yang ditulis

Titik Triwulan Tutik adalah merupakan sarana pelaksanaan asas

kedaulatan rakyat pada hakikatnya merupakan pengakuan dan perwujudan

daripada hak-hak politik rakyat dan sekaligus merupakan pendelegasian

hak-hak tersebut oleh rakyat kepada wakil-wakilnya untuk menjalankan

pemerintahan. Sementara M. Rusli Karim dalam buku Titik Triwulan

Tutik menyatakan bahwa pemilu merupakan salah satu sarana utama untuk

menegakan tatanan demokrasi (kedaulatan rakyat), yang berfungsi sebagai

alat menyehatkan dan menyempurnakan demokrasi, bukan sebagai tujuan

demorkasi.77

Berkaitan dengan desain sistem pemilihan umum sendiri, Ramlan

Surbakti menyatakan bahwa berkaitan dengan metoda pencalonan yang

dipilih dapat ditentukan lewat; (a) siapakah yang melakukan pencalonan,

apakah partai politik peserta pemilihan umum atau perseorangan, atau

keduanya?; (b) bagaimana calon ditentukan: Apakah ditentukan secara

sentral oleh DPP Partai;atau diusulkan oleh cabang, ataukan metoda

melibatkan anggota partai di daerah pemilihan melalui pemilihan dahulu;

76 Titik Triwulan Tutik, op. cit, 2010, hlm. 330.77Ibid, hlm. 331.

Page 28: BAB II LANDASAN TEORI A. KAJIAN TEORI 1. Teori tentang ... filePemikiran teori hukum tidak terlepas ... berfikir secara rasional tidak dihalang-halangi teori kedaulatan tuhan dan raja

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id37

(c) bagaimana daftar calon disusun, yaitu apakah menurut nomor urut atau

tidak?; (d) apakah syarat pemilihan calon diat

persaingan terbuka dan adil tetapi dipilih anggota partai tanpa kriteria

persyaratan yang ketat atau kriteria dan persayaratan yang diatur secara

rinci dengan Pasal.78

Berkaitan dengan pemilu presiden dan wakil presiden sendiri, di

Indonesia pemilihan umum presiden dan wakil presiden dengan

melibatkan rakyat secara aktif turut berpartisipasi dalam pemilihan umum

mulai terjadi sejak adanya amandemen UUD 1945 pasca jatuhnya rezim

pemerintahan orde baru pada tahun 1999. Sebelum itu pemilihan presiden

yang

dinamakan lembaga tertinggi negara yaitu MPR.MPR pada saat sebelum

amandemen UUD 1945 memiliki kewenangan untuk memilih presiden dan

wakil presiden bahkan sampai kewenangan memberhentikan presiden

ditengah masa jabatanya atau yang lebih terkenal dengan istilah

impeachtment atau pemakzulan.

Pemilihan presiden dan wakil presiden di Indonesia sebelum

amandemen dipilih melalui voting anggota MPR pada saat itu. Pemilihan

umum yang melibatkan rakyat secara langsung hanya digunakan untuk

memilih anggota KNIP (tahun 1946), anggota Konstituante (Tahun 1950),

DPR, dan DPRD. Barulah setelah rezim orde baru runtuh pada tahun 1999

dan setelah adanya amandemen UUD 1945 pemilihan presiden dan wakil

presiden di pilih melalui pemilihan umum dengan melibatkan rakyat

secara aktif.

Presiden dan wakil presiden di Indonesia setalah amandemen

dipilih oleh rakyat secara langsung, dan harus dicalonkan oleh partai

politik atau gabungan partai politik peserta pemilu yang memenuhi syarat

sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. Bahkan ketentuan

tersebut langung diamantkan oleh Pasal 6A ayat (2) UUD 1945 yang

78 Ramlan Surbakti, Demokrasi Menurut Pendekatan Kelembagaan Baru, Jakarta, MIPI, 2009, hlm. 47.

Page 29: BAB II LANDASAN TEORI A. KAJIAN TEORI 1. Teori tentang ... filePemikiran teori hukum tidak terlepas ... berfikir secara rasional tidak dihalang-halangi teori kedaulatan tuhan dan raja

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id38

mensyaratkan presiden dan wakil presiden diajukan oleh partai politik atau

gabungan partai politik, tanpa menyisakan sedikit ruang bagi calon

presiden dan wakil presiden dari luar partai politik (independen). Masalah

tersbut yang akan menjadi kajian dalam tesis ini.

5. Tinjauan tentang Sistem Pemerintahan

Secara umum, seringkali terjadi kesulitan dalam memahami istilah

pada intinya ketiga istilah tersebut memiliki arti yang berbeda satu sama

lain. Bentuk negara dalam beberapa literatur dijelaskan ada dua bentuk,

yaitu yang pertama, bentuk negara kesatuan, dan yang kedua bentuk

negara federasi. Namun, tidak sedikitpula ahli yang memiliki pendapat

bentuk negara ada tiga bentuk, dengan menambahkan bentuk ketiga, yaitu

bentuk negara konfederasi. Jimly Asshiddiqie misalnya, beliau merupakan

ahli yang meklasifikasikan bentuk negara menjadi tiga bentuk tersebut

diatas.79

Sementara itu, berkaitan dengan bentuk pemerintahan. Hans

Kelsen, dalam teori politik klasik, bentuk pemerintahan diklarifikasikan

menjadi dua, yaitu bentuk pemerintahan monarki dan republik.80 Untuk

membedakan dua bentuk negara tersebut, L. Dugoit sebagaimana ditulis

dalam buku Saldi Isra menyatakan bahwa jika kepala negara diangkat

berdasarkan hak waris atau keturunan maka disebut dengan monarki.

Sedangkan jika kepala negara dipilih melalui pemilihan umum untuk masa

jabatan tertentu maka bentuk negaranya disebut republik.81

Ada banyak pendapat ahli hukum berkaitan dengan

pengelompokan sistem pemerintahan. Ada ahli hukum yang membagi

sistem pemerintahan kedalam dua, tiga atau empat bentuk. Jimly

79Jimly Asshidiqqie, Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara, Jakarta, Sekretarian Jenderal dan Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi, 2006, hlm. 6.80 Hans Kelsen, Op. Cit. hlm. 401.81Saldi Isra, Pergeseran Fungsi Legislasi (Menguatnya Model Legislasi Parlementer dalam Sistem Presidensial di Indonesia), Jakarta, Rajawali Press, 2010, hlm. 23.

Page 30: BAB II LANDASAN TEORI A. KAJIAN TEORI 1. Teori tentang ... filePemikiran teori hukum tidak terlepas ... berfikir secara rasional tidak dihalang-halangi teori kedaulatan tuhan dan raja

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id39

Asshidiqqie misalnya, membagi empat model sistem pemerintahan, yaitu

model Inggris, Amerika Serikat, Prancis, dan Swiss. Amerika Serikat

menganut sistem presidensial. Hampir seluruh negara di Benua Amerika,

kecuali beberapa seperti Kanada, meniru Amerika Serikat dalam hal ini.

Di benua Eropa dan kebanyakan negara Asia pada umumnya

menggunakan model Inggris, yaitu sistem Parlementer. Akan tetapi,

Prancis memiliki model tersendiri yang bersifat campuran atau yang

dikenal dengan hybrid system. Model keempat yang agak khas adalah

Swiss yang dikenal dengan collegial system yang sangat berbeda dengan

ketiga model tersebut diatas.82

Masing-masing negara memakai sistem pemerintahanya sendiri-

sendiri sebagaimana yang cocok dirasakan oleh masing-masing

negara.Penerepan sistem pemerintahan negara sangatlah bergantung pada

kebudayaan masing-masing negara. Soepomo dalam buku yang ditulis

Hamdam Zoelva menyatakan bahwa dasar sistem pemerintahan sangat

bergantung pada Staatsidee (aliran pikir tentang negara).83

A. Sistem Pemerintahan Presidensial

a. Ciri-ciri Umum Sistem Pemerintahan Presidensial

Sistem pemerintahan presidensial berasal dari negara

Amerika Serikat, maka tidaklah jarang kita mendengar bahwa

Amerika Serika adalah the mother of presidensial. Hendarmin

Ranadireksa dalam bukunya menyatakan bahwa sejarah sistem

presidensial berawal dari lahirnya negara baru Amerika Serikat

buah dari perjuangan rakyat koloni Inggris di Benua Amerika

untuk memiliki pemerintahan sendiri lepas dari pusat kekuasaan,

Kerajaan Inggris. Dengan panjang sejarah perjuangan, sampai pada

akhirnya rakyat Amerika yang banyak dipengaruhi oleh pemikiran-

82Jimly Asshidiqqie, Hukum Tata Negara dan Pilar-Pilar Demokrasi, Jakarta, SInar Grafika, 2011, hlm. 98-99.83 Hamdan Zoelva, Pemakzulan Presiden di Indonesia, Jakarta, Sinar Grafika, 2011, hlm. 66.

Page 31: BAB II LANDASAN TEORI A. KAJIAN TEORI 1. Teori tentang ... filePemikiran teori hukum tidak terlepas ... berfikir secara rasional tidak dihalang-halangi teori kedaulatan tuhan dan raja

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id40

pemikiran pemikiran-pemikiran filsuf eropa berkaitan dengan teori

.84

Ciri yang paling menonjol dalam sistem pemerintahan

presidensial adalah, sesuai dengan namanya, obyek utama yang

diperbutkan, adalah presiden. Hendarmin Ranadireksa menyatakan

peran dan karakter individu presiden lebih menonjol dibanding

dengan peran kelompok, organisasi, atau partai. Oleh karena

jabatan presiden hanya dapat dijabat oleh seorang yang dipilih

rakyat dalam pemilu yang berarti pula bahwa presiden (secara

individu) bertanggung jawab langsung kepada rakyat, maka tidak

ada alasan yang bisa membatasi bahwa calon presiden harus

berasal dari partai. Calon presiden dapat berasal dari perseorangan

sebagai figur independen85 sejauh rakyat, sebagai pemilik

kedaulatan rakyat, mempercayai dirinya. Kompetisi antara calon

presiden, dalam sistem presidensial, adalah pada tataran

kapabilitas, performansi, karakter pemimpinm dan wawasan

kenegaraan yang dimiliki calon.86

Jimly Asshidiqqie mengemukan sembilan karakter sistem

pemerintahan presidensial yang bersifat universal sebagai berikut;

1. Terdapat pemisahan kekuasaan yang jelas antara cabang kekuasan eksekutif dan legislatif;

2. Presiden merupakan eksekutif tunggal. Kekuasaan eksekutif presiden tidak terbagi dan yang ada hanya presiden dan wakil presiden saja;

3. Kepala pemerintahan adalah sekaligus kepala negara atau sebaliknya, kepala negara adalah sekaligus merupakan kepala pemerintahan;

4. Presiden mengangkat para menteri sebagai pembantu atau sebagai bawahan yang bertanggung jawab kepadanya;

84 Hendarmin Ranaderiksa, Op. Cit. hlm. 127-130.85 Arti kata presiden independen disini dapat berarti en refering to politics an independent candidate is a person tuns without a specific political party. An independent candidat ussualy has view that are central of main parties. You do not run behind the ticket of any spesific political

diakses dari www.ask.com/question/what-is-an-independent-candidate , diakses pada senin, 18 November 2013 pukul 12.03 Wib.86 Hendarmin Ranadireksa, Op. Cit, hlm. 133.

Page 32: BAB II LANDASAN TEORI A. KAJIAN TEORI 1. Teori tentang ... filePemikiran teori hukum tidak terlepas ... berfikir secara rasional tidak dihalang-halangi teori kedaulatan tuhan dan raja

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id41

5. Anggota parlemen tidak boleh menduduki jabatan eksekutif dan demikian pula sebaliknya;

6. Presiden tidak dapat membubarkan ataupun memaksa parlemen;

7. Jika dalam sistem pemerintahan parlementer belaku prinsip supremasi parlemen, maka dalam sistem presidensial berlaku prinsip supremasi kosntitusi. Karena itu, pemerintahan eksekutif bertanggung jawab kepada konstitusi;

8. Eksekutif bertanggung jawab langsung kepada rakyat yang berdaulat;

9. Kekuasaan tersebar secara tidak terpusat seperti dalam sistem pemerintahan parlementer yang terpusat pada parlemen.87

Dalam sistem presidensial, presiden dan legislatif masing-

masing dipilih langsung oleh rakyat dalam pemilu. Artinya

keduanya bertanggung jawab kepada rakyat. Kedudukan eksekutif

dan legislatif terpisah tegas, hubungan eksekutif legislatif bukan

sebagai sebuah kerja sama88 namum sebuah kontrol.89Maka

implikasinya dalam praktek, semisal ada perdebatan mengenai

rancangan undang-undanga APBN dalam sistem presidensial,

kendati ada saja nuansa ideologis, namun sifat perdebatan tidak

pada pro dan kontra terhadap program yang diajukan presiden

(sejauh hal tersebut berkaitan dengan kontrak sosial) melainkan

lebih ditujukan untuk mempertajam isi dan materi program.90

Dalam sistem pemerintahan presidensial presiden adalah

sebagai subyek pemerintahan. Kekuataan presiden adalah pada

kenyataan bahwa dirinya dipilih langsung oleh rakyat. Dalam

pemilihan umum untuk memilih presiden, kandidat presiden

87 Jimy Asshidiqqie, Pokok-Pokok Hukum Tata Negara Indonesia, Jakarta, Bhuana Ilmu Populer, 2008, hlm. 316.88 Saldi Isra, Op. Cit..hlm. 42.89 Hendarmin Ranadireksa, Op. Cit. hlm. 133.90

oleh pesiden sehingga menjadi gagal, akan tetapi jiwa dari demokrasi harus diimplementasikan dalam bentuk perdebatan terhadap besar-kecilnya kenaikan APBN, atau dalam hal rancangan undang-undanga pendidikan misalnya yang diperdebatkan adalah besar-kecilnya prosentasi APBN yang dialokasikan ke pendidikan. Hal tersebut merupakan wujud dari penghormatan pemenang dalam sebuah kompetisi yang fair.

Page 33: BAB II LANDASAN TEORI A. KAJIAN TEORI 1. Teori tentang ... filePemikiran teori hukum tidak terlepas ... berfikir secara rasional tidak dihalang-halangi teori kedaulatan tuhan dan raja

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id42

bersaing memaparkan dan menawarkan visi dan progamnya untuk

berlomba-lomba medapatkan suara pemilih91. Ruang lingkup visi

dan program biasanya menyangkut sejumlah pilihan prioritas atas

isu pokok yang berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintahan,

masing-masing memiliki visi dan program yang biasa

dipertarungkan dalam kampanye adalah pilihan seperti;

pemotongan pajak pendapatan, pemotongan/peningkatan pajak

penjualan, perlindungan terhadap produk pertaninan dalam negeri,

perlindungan hak dan kepentingan kaum buruh, masalah

pengangguran, pencemaran lingkungan, peningkatan anggaran riset

dan pendidikan,92 dan di Indonesia biasanya berkaitan dengan

masalah korupsi, penegakan hukum, dan peningkatan ekonomi.

Terpilihnya presiden dalam pemilu subsatansinya adalah

pengakuan dan persetujuan rakyat atas visi dan program yang

ditawarkan.

melaksanakan apa yang dijanjikan didalam pemilu. Rakyat perlu

Maka fungsi

legislatif adalah mengemban mandat rakyat untuk mesukseskan

misi dan program eksekutif/presiden. Peran legislatif

mentransformasikan ke dalam kebijakan negara. Artinya fungsi

legislatif dalam sistem presidensial adalah lembaga yang harus ikut

mensukseskan misi presiden dengan cara mempertajam program

dan melakukan sejumlah koreksi. Hal yang sangat mendasar dari

kecuali oleh pemberi mandat, yakni rakyat.93

91 Pemilih dapat dibedaka menjadi dua kelompok, Felsenthal dan Brichta membedakan menjadi pemilih yang tulus (sincere voters) dan pemilih stategik (strategic voters) (baca lebih jelas dalam buku Ign. Ismanto dkk, Pemilihan Presiden Secara Langsung 2004 Dokumentasi, Analitis, dan Kritik, Yogyakata, Galang Prees, 2004, hlm.139). Calon presiden dalam hal ini biasanya memperebutkan pemilih strategik atau dalam bahasa lain bisa disebut pemilih yang belum menentukan pilihanya atau floating voters.92 Hendarmin Ranadireksa, Op. Cit, hlm. 141.93Ibid. hlm. 142.

Page 34: BAB II LANDASAN TEORI A. KAJIAN TEORI 1. Teori tentang ... filePemikiran teori hukum tidak terlepas ... berfikir secara rasional tidak dihalang-halangi teori kedaulatan tuhan dan raja

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id43

Dalam sistem presidensial pemilihan umum presiden

memiliki bobot lebih dibandingkan dengan pemilihan umum

anggota legislatif. Pemilu presiden adalah untuk memilih satu

orang untuk menjadi kepala pemerintahan merangkap kepala

negara dalam istilah Hendarmin Ranadireksa disebut sebagai

pemilu mayor. Sementara, pemilihan umum anggota legislatif

disebut sebagai pemilu minor karena memilih beberapa ratus orang

untuk menjadi anggota legislatif.94

Fungsi presiden yang sangat strategis sebagai kepala

pemerintahan dan kepala negara di dalam sistem presidensial

sangat membutuhkan sosok orang yang mampu membantu

tugasnya tersebut. Dalam sistem presidensial, Wakil presiden

adalah figur yang penting yang dapat menjalankan tugas-tugas

presiden apabila berhalangan hadir.95 Kehadiran wakil presiden

sangat penting untuk mencegah terjadinya vacum of power.

b. Peran Partai dalam sistem Presidensial

Partai politik memegang peran penting dalam sistem

demokrasi di setiap negara. Partai politik sebagai penyalur aspirasi-

aspirasi dalam masyarakat menjadi sangat sentral peranya dalam

penyelenggaraan negara.

-kebijakan publik yang

diambil negara. Akan tetapi, peran partai politik dalam sistem

masing-masing. Peran partai politik dalam sistem pemerintahan

presidensial, pasti berbeda porsinya dengan peranya di dalam

sistem pemerintahan parlementer.

Sistem pemerintahan presidensial memisahkan secara jelas

antara eksekutif dan legislatif sehingga praktis tidak tersedia ruang

bagi partai untuk menawarkan atau menjanjikan visi program

94 Ibid.95Berbeda dengan sistem pemerintahan parlementer, karena presiden dalam sistem pemerintahan parlementer bertugas sebagai kepala negara, maka tidak lazim ketika presiden memiliki wakil.

Page 35: BAB II LANDASAN TEORI A. KAJIAN TEORI 1. Teori tentang ... filePemikiran teori hukum tidak terlepas ... berfikir secara rasional tidak dihalang-halangi teori kedaulatan tuhan dan raja

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id44

pemerintahan seperti halnya dalam sistem pemerintahan

parlementer. Oleh sebab itu kampanye calon anggota legislatif

tidak mungkin lagi berisi tawaran visi/program pemerintahan

karena hal tersebut merupakan materi kampanye calon presiden

sebagai pemegang kepala pemerintahan. Nuansa pemilu legislatif

akan lebih diwarnai oleh kompetisi wawasan atau masalah

kenegaraan secara umum.96

Dominanya peran presiden, selaku individu, sebagai

pertanggung jawaban atas keberhasilan atau kegagalan

pemerintahan, maka langsung atau tidak langsung mempersempit

ruang partai politik memunculkan isu-isu politik yang berkaitan

dengan isu-isu pemerintah. Dalam sistem presidensial sulit dan

hampir tidak memberikan arti apapun bagi partai untuk

menawarkan ideologi tertentu atau menawarkan warna

pemerintahan tertentu karena presidenlah yang secara nyata dipilih

oleh sebagaian besar rakyat.97

Di Amerika Serikat, peran partai dalam praktek lebih

sebagai organisasi yang menfasilitasi calon-calon eksekutif. Partai

lebih sebagai kandidat presiden, khusunya dalam

mencari dan mengumpulkan dana dari simpatisan kandidat

presiden). Partai-

umum.98 Dalam sistem presidensial, partai berfungsi sebagai

menduduki jabatanya. Hal tersebut berimpikasi bahwa presiden

terpilih. Presiden bebas dari intervensi-intervensi kepentingan

partai dalam menjalankan pekerjaanya.

96 Hendarmin Ranadireksa, Op. Cit, hlm. 147.97Ibid. hlm. 148.98 Ibid.

Page 36: BAB II LANDASAN TEORI A. KAJIAN TEORI 1. Teori tentang ... filePemikiran teori hukum tidak terlepas ... berfikir secara rasional tidak dihalang-halangi teori kedaulatan tuhan dan raja

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id45

Melihat fenomena tersebut diatas bukan lantas menjadikan

partai s

Ranadireksa menjelaskan bahwa partai yang berhasil menempatkan

kadernya patut berbangga karena berarti calon presiden dari partai

tersebut langsung ataupun tidak langsung adalah yang paling

banyak memiliki kesamaan dengan aspirasi masyarakat. Lebih

lanjut Hendarmin mengatakan, artinya partai telah melaksanakan

fungsinya dengan benar, mencari dan menemukan kader terbaik

bangsa.99

Iklim kepartaian sistem presidensial memiliki nuansa yang

berbeda dengan sistem parlementer. Peran utama partai bukan

sebagai pengusung ideologi sebagainya halnya dalam sistem

parlementer. Peran utama partai lebih sebagai fasilitator pemilu.

Konstitusi Amerika Serikat bahkan sama sekali tidak

mencantumkan secara eksplisit tentang fungsi dan tempat partai

dalam sistem politiknya.100 Keadaan yang sepertu tersebut diatas

bukan berarti juga bahwa peran partai tidak penting, peran partai

tetap sama lazimnya peran partai di dalam negara demokrasi, yang

meliputi sarana komunikasi politik, sarana sosialisasi politik,

rekrutment politik, dan sarana pengatur konfilk.101 Akan tetapi

dalam hal pemerintahan, partai hanya mengawasi presiden apakah

presiden sudah menjalankan kontrak sosialnya sebagaimana

dijanjikan dalam kampanye dahulu atau tidak.

Melihat peran partai politik dalam sistem pemerintahan

presidensial sebagaimana diuraiakan diatas, maka tidak dikenal

adanya partai oposisi. Meskipun presiden dicalonkan melalui

partai, akan tetapi tanggung jawab presiden adalah tanggung jawab

individu selaku kepala negara dan kepala pemerintahan. Bahkan

99Ibid, hlm. 149.100 Ibid101Baca lebih jelas dalam Mirian Budiardjo, Op. Cit, hlm 405-409.

Page 37: BAB II LANDASAN TEORI A. KAJIAN TEORI 1. Teori tentang ... filePemikiran teori hukum tidak terlepas ... berfikir secara rasional tidak dihalang-halangi teori kedaulatan tuhan dan raja

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id46

menurut Hendarmin Ranadireksa, secara etika kenegaraan, sudah

harus melepaskan keterikatanya dengan partai begitu dia terpilih.102

Hal tesebut sejalan dengan kata F.D. Rosevelt mantan Presiden

Amerika Serikat

.103

rakyat, tidak terkecuali partai/calon presiden yang kalah. Peran

partai dalam menyikapi program atau isu tertentu (baik berasal

partai pengusung presiden atau sebaliknya), terletetak dalam fatsun

demokrasi sistem presidensial. Partai lebih mepresentasikan

dirinya sebagai figus figur yang mewakili aspirasi rakyat.

B. Sistem Pemerintahan Parlementer

Hampir semua ahli hukum menyebutkan bahwa sistem

pemerintahan parlementer berasal dari negara Inggris. Lahirnya sistem

pemerintahan parlementer, direfleksi dari peristiwa Magna Charta,

Habeas Corpus, Bill of Rights, dan revolusi yang terjadi di Inggris.104

Lahirnya sistem pemerintahan parlementer, merupakan sebuah revolusi

dalam sistem ketatanegaraan pada saat itu, untuk menentang

absolutisme raja di Inggris.

Seperti halnya namanya, objek yang menjadi perebutan dalam

sistem ini adalah parlemen. Pemilihan umum parlemen menjadi sangat

penting karena kekuasaan eksekutif hanya mungkin diperoleh setelah

partai kontestan pemilu berhasil meraih kursi mayoritas dalam

parlemen. Etika yang umum dianut dalam sistem parlementer adalah

bahwa pimpinan tertinggi partai, bisa ketua atau sekjen partai, adalah

figur yang harus bertanggung jawab atas ideologi partai. Demikian

pula visi dan/atau program yang ditawarkan partai dalam pemilu harus

102 Hendarmin Ranadireksa, Ibid, hlm. 150.103 Jilmy Asshidiqqie, Memperkuat Sistem Pemerintahan Presidiensial, makalah disampaikan pada orasi ilmiah pada dies natalis Universitas Negeri Jember Ke-47, pada hari senin 14 November 2011.104Untuk lebih jelas baca Hendarmin Ranadireksa, Op. Cit. hlm 101-106.

Page 38: BAB II LANDASAN TEORI A. KAJIAN TEORI 1. Teori tentang ... filePemikiran teori hukum tidak terlepas ... berfikir secara rasional tidak dihalang-halangi teori kedaulatan tuhan dan raja

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id47

menjadi tanggung jawab pimpinan partai. Maka atas dasar tersebut

pimpinan tertinggi partai, yang memenangkan pemilu, secara otomatis

menjadi Perdana Menteri.105

Sistem pemerintahan parlementer juga memisahkan secara

tegas antara jabatan kepala negara dan kepala pemerintahan. Kepala

pemerintahan adalah perdana menteri yaitu pimpinan partai pemenang

pemilu, sedang kepala negara adalah presiden dalam negara berbentuk

republik atau dalam negara berbentuk monarki adalah raja/ratu. Kepala

pemerintahan, perdana menteri menjalan kekuasan eksekutif. Kepala

negara dalam sistem parlementer merupakan simbol representasi

negara atau sebagai pemersatu bangsa.

Didalam sistem pemerintahan parlementer pemilihan umum

juga bisa dikategorikan sebagai pemilihan umum mayor dan minor.

Pemilihan umum mayor adalah pemilihan umum untuk

memperebutkan kursi di parlemen yang nanti dijadikan dasar untuk

menyusun eksekutif bagi partai pemenang. Dalam hal ini diperlukan

suatu koalisi untuk memperebutkan kursi mayoritas di dalam

parlemen. Sementara pemilu minor adalah pemilu yang digunakan

untuk pemilih presiden sebagai kepala negara. Dalam sistem

peemerintahan parlementer ini dikenal adanya partai koalisi sebagai

perwujudan sistem check and balances.

Dinamika poltiik dalam sistem parlementer lahir dari

persaingan antar partai untuk merebut dukungan dan simpati publik.

Saling kritik antara partai satu dengan partai lainya, atau upaya

memperoleh sekutu taktis di antara partai-partai terjadi hampir tidak

mengenal jeda. Partai dalam hal tersebut dituntut lebi p

isu-isu publik yang faktual dan aktual. Bambang Cipto dalam

Hendarmin Ranadireksa juga menyatakan bahwa sistem pemerintahan

105Ibid. hlm. 106.

Page 39: BAB II LANDASAN TEORI A. KAJIAN TEORI 1. Teori tentang ... filePemikiran teori hukum tidak terlepas ... berfikir secara rasional tidak dihalang-halangi teori kedaulatan tuhan dan raja

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id48

parlementer juga disebut dengan sebutan sistem pemerintahan dengan 106

Secara umum Titik Triwulan Tutik mengambarkan ciri-ciri

umum dari sistem pemerintahan parlementer antara lain:

1. Kabinet yang dipimpin oleh perdana menteri dibentuk oleh atau atas dasar kekuatan dan/atau kekuatan yang menguasai parlemen;

2. Para anggota kabinet mungkin seluruhnya atau para anggota kabinet mungkin seluruh anggota parlemen, atau tidak seluruhnya dan mungkin pula seluruhnya bukan anggota parlemen;

3. Kabinet dengan ketentuanya (eksekutif) bertanggung jawab kepada parlemen (legislatif). Apabila kabinet atau seseorang atau beberapa orang anggotanya mendapat mosi tidak percaya kepada parlemen, maka kabinet atau seseorang atau beberapa orang daripadanya harus mengundurkan diri;

4. Sebagai imbalan dapat dijatuhkanya kabinet, maka kepala negara (presiden;raja atau ratu) dengan saran atau nasehat perdana menteri dapat membubarkan parlemen;

5. Kekuasaan kehakiman secara prinsipiil tidak digantungkan kepada lembaga eksekutif dan legislatif, hal ini untuk mencegah intimidasi dan intervensi negara lain.107

C. PENULISAN YANG RELEVAN

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini antara lain:

1. Analisis Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 5 Tahun 2007 tentang

Calon Perseorangan dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah (Perspektif

Hukum Progresif). Suryo Gilang Romadlon, Tesis Universitas Sebelas

Maret. 2011.

2. Latar Belakang Pembaharuan Sistem Pemilihan Umum Presiden dan

Wakil Presiden Dengan Pengajuan Calon Secara Independen. Lukman

Hakim. Skripsi, Fakultas Hukum Universitas Brawijaya. 2009.

B. KERANGKA PEMIKIRAN

Dalam penelitian hukum ini, peneliti mempunya kerangka/pola

berfikir seperti yang tertuang dalam bagan sebagai berikut:

106Ibid, hlm. 118.107 Titik Triwulan Tutik, Op. Cit. hlm. 149.

Page 40: BAB II LANDASAN TEORI A. KAJIAN TEORI 1. Teori tentang ... filePemikiran teori hukum tidak terlepas ... berfikir secara rasional tidak dihalang-halangi teori kedaulatan tuhan dan raja

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id49

Keterangan:

Pemilihan umum presiden dan wakil prsiden di Indonesia dalam ius

contitutum diatur Dalam Pasal 6A ayat (2) UUD 1945 yang berbunyi bahwa

calon pasangan presiden dan wakil presiden diusulkan oleh partai politik atau

gabungan partai politik peserta pemilu.Pasal 6A ayat (5) kemudian

mendelegasikan pengaturan tentang pemilihan presiden dan wakil presiden

tersebut kedalam suatu undang-undang.Berdasarkan hal tersebut lahirnya

undang-undang organik yaitu Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2008 tentang

PEMILIHAN UMUM(DEMOKRATIS)

- RIGHT TO VOTE- RIGHT TO BE A CANDIDATE

PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN

DI INDONESIA

IUS CONSTITUTUM IUS CONSTITUENDUM

ADANYA PEMBATASAN RUANG KOMPETISI (RIGHT

TO BE A CANDIDATE)

CALON DIAJUKAN PARTAI POLITIK ATAU GABUNGAN PARTAI POLITIK PESERTA

PEMILU

CALON DIAJUKANDARI PARTAI

POLITIK ATAU PERSEORANGAN

DIBUKANYA PINTU KOMPETISI YANG

SELEBAR-LEBARNYA

NEGARA DEMOKRASI

PEMILIHAN UMUM

- ADANYA PARTISIPASI RAKYAT- DIBUKANYA PINTU KOMPETISI

YANG SELEBAR-LEBARNYA- DIAKOMODIRNYA KEBEBASAN

HAK SIPIL DAN POLITIK OLEH PEMERINTAH

TEORI DEMOKRASI (POLYARCHY)

Page 41: BAB II LANDASAN TEORI A. KAJIAN TEORI 1. Teori tentang ... filePemikiran teori hukum tidak terlepas ... berfikir secara rasional tidak dihalang-halangi teori kedaulatan tuhan dan raja

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id50

Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden. Berdasarkan ketetentuan

tersebut pasangan calon presiden dan wakil presiden harus diajukan oleh

partai politik atau gabungan partai politik byang mendapat suara 20% (dua

puluh persen) di DPR atau 25% (dua puluh lima persen) suara secara nasional.

Ketentuan Pasal 6A ayat (2) UUD 1945 jelas mewajibakan calon presiden dan

wakil presiden diusung oleh partai politik, sehingga menutup kemungkinan

adanya calon presiden dan wakil presiden dari luar partai politik.

Pemilihan Umum merupakan pintu gerbang bagi demokrasi. Pemilihan

umum merupakan representasi dari kedaulatan rakyat.Penyenggaraan

pemilihan umum harus dibuka selebar-lebarnya partisipasi rakyat.Bentuk

partisipasi rakyat tersebut harus dengan right to be vote dan right to be a

candidate, kedua unsur tersebut merupakan hal yang imperative harus ada

dalam pemilihan umum.Wujud dari right to be a candidate adalah dibukanya

ebar-lebar berkaitan persaingan untuk menjadi pemimpin di dalam

sebuah negara demokrasi. Negara tidak boleh melakukan pembatasan dengan

cara-cara tertentu.

Dalam ius contituendum sistem pemilihan umum presiden dan wakil

presiden di Indonesia diharapkan hadir aturan yang mampu menngurangi

monopoli dan oligarki partai politik dalam mengajukan calon presiden. Aturan

tersebut dilatarbelakangi pengembalian prinsip-prinsip pemilihan umum

sesusai dengan teori demokrasi (polyarchy) yaitu adanya right to vote dan

right to be a candidate.

Implementasi dari bentuk right to be a candidate adalah

diakomodirnya seluruh hak-hak warga yang memiliki kompetensi menjadi

pemimpin dengan cara memberikan aturan-aturan yang mampu

mengakomodir hal tersebut. Partai politik tidak boleh memonopoli pencalonan

kandidat dalam pemilihan umum. Sebagai alternatif terhadap ketidak

percayaan publik terhadap partai politik dan wujud dari penerapan asas right

to be a candidate maka harus ada alternatif lain yaitu calon perseoranganan

yang kompeten memimpin negara, tapi tidak diakomodir oleh partai-partai

politik yang ada. Penerapan kedua alternatif tersebut merupakan sebuah

Page 42: BAB II LANDASAN TEORI A. KAJIAN TEORI 1. Teori tentang ... filePemikiran teori hukum tidak terlepas ... berfikir secara rasional tidak dihalang-halangi teori kedaulatan tuhan dan raja

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id51

metode untuk mewujudkan sistem pemilihan umum terutama pemilihan umum

presiden dan wakil presiden menjadi lebih demokratis yang jauh dari dominasi

dan oligarki partai politik sebagai pemeran utama.