bab ii landasan teori a. asuransi syariahrepository.iainpekalongan.ac.id/1006/8/11.bab2.pdf ·...

30
25 BAB II LANDASAN TEORI A. Asuransi Syariah 1. Pengertian Asuransi Syariah Secara umum, asuransi berarti “jaminan”. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata “asuransi” dipadankan dengan kata “pertanggungan”. 25 Asuransi merupakan suatu kesepakatan bersama antara anggota masyarakat untuk saling menjamin dan menanggung dengan cara mengumpulkan uang dan membuat sebuah tabungan dana keuangan bersama yang digunakan sebagai dana bantuan bagi seseorang yang ditimpa kesusahan. 26 Dalam definisi standar tentang asuransi dari undang- undang No.2 Tahun 1992 tentang usaha perasuransian yang menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan asuransi atau pertanggungan adalah “Perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung dengan menerima premi asuransi untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan dan kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk 25 Agus Edi Sumanto, dkk, Solusi Berasuransi Lebih Indah dengan Syariah, (Bandung, PT.Karya Kita:2009), hlm.6 26 Nurul Ichsan Hasan, Pengantar Asuransi Syariah, (Jakarta, Gaung Persada:2014).hlm1

Upload: duonghanh

Post on 01-Feb-2018

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI A. Asuransi Syariahrepository.iainpekalongan.ac.id/1006/8/11.BAB2.pdf · anggota masyarakat untuk saling menjamin dan menanggung dengan cara ... Obligasi Syariah,

25

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Asuransi Syariah

1. Pengertian Asuransi Syariah

Secara umum, asuransi berarti “jaminan”. Dalam Kamus Besar

Bahasa Indonesia kata “asuransi” dipadankan dengan kata

“pertanggungan”.25

Asuransi merupakan suatu kesepakatan bersama antara

anggota masyarakat untuk saling menjamin dan menanggung dengan cara

mengumpulkan uang dan membuat sebuah tabungan dana keuangan

bersama yang digunakan sebagai dana bantuan bagi seseorang yang

ditimpa kesusahan.26

Dalam definisi standar tentang asuransi dari undang-

undang No.2 Tahun 1992 tentang usaha perasuransian yang menjelaskan

bahwa yang dimaksud dengan asuransi atau pertanggungan adalah

“Perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan pihak penanggung

mengikatkan diri kepada tertanggung dengan menerima premi asuransi

untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian,

kerusakan dan kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung

jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita

tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk

25

Agus Edi Sumanto, dkk, Solusi Berasuransi Lebih Indah dengan Syariah, (Bandung,

PT.Karya Kita:2009), hlm.6 26

Nurul Ichsan Hasan, Pengantar Asuransi Syariah, (Jakarta, Gaung Persada:2014).hlm1

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI A. Asuransi Syariahrepository.iainpekalongan.ac.id/1006/8/11.BAB2.pdf · anggota masyarakat untuk saling menjamin dan menanggung dengan cara ... Obligasi Syariah,

26

pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang

yang dipertanggungkan.27

Dari pengertian tersebut dapat dipahami bahwa dalam asuransi

terdapat 4 unsur yang mesti ada.28

Pertama akad tabarru’ yang mendasari

terbentuknya perikatan antara dua belah pihak yang sekaligus terjadinya

hubungan keperdataan (muamalah). Kedua berupa sejumlah uang yang

sanggup dibayarkan oleh tertanggung kepada penanggung. Ketiga adanya

penggatian dari penanggung kepada tertanggung jika terjadi klaim atau

masa perjanjian selesai. Keempat, adanya suatu peristiwa yang tidak

tertentu yang adanya suatu risiko yang memungkinkan datang untuk tidak

ada risiko.

Tujuan asuransi pada dasarnya adalah mengalihkan resiko yang

ditimbulkan oleh peristiwa-peristiwa yang tidak diharapkan kepada orang

lain yang bersedia mengambil resiko itu dengan mengganti kerugian yang

dideritanya. Pihak yang bersedia menerima resiko itu disebut penanggung

(insurer).29

Dalam pengertian fiqih muamalah asuransi syariah adalah

saling memikul resiko diantara sesama muslim sehingga antara satu

dengan yang lainya menjadi penanggung atas resiko yang lainya.30

Asuransi syariah merupakan pengaturan pengelolaan resiko yang

memenuhi ketentuan syariah, tolong menolong secara mutual yang

melibatkan peserta dan operator. Syariah berasal dari ketentuan-ketentuan

27

Undang-undang No.2 Tahun 1992 pasal 1 tentang Usaha Perasuransian 28

H.A Djazuli & Yadi Janwari, Lemabaga- lembaga Perekonomian Umat Sebuah

Pengenalan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2000) Cet ke-1, hlm. 119 29

Zainuddin Ali, Hukum Asuransi Syariah, (Jakarta, Sinar Grafika:2008),hlm.2 30

Ibid, hlm.4

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI A. Asuransi Syariahrepository.iainpekalongan.ac.id/1006/8/11.BAB2.pdf · anggota masyarakat untuk saling menjamin dan menanggung dengan cara ... Obligasi Syariah,

27

di dalam Al-Qur’an (firman Allah yang disampaikan kepada Nabi

Muhammad saw). Konsep asuransi syariah tidak terlalu berbeda jauh

dengan konsep pengelolaan resiko konvensional yang dilakukan secara

mutual, seperti Mutual Insurance dan Protection Indemnity Club (P&I

Cub). Perbedaan yang mendasar pada asuransi syariah dan konvensional

adalah pada bagaimana resiko dikelola dan ditanggung, dan bagaimana

dana asuransi syariah dikelola.31

Ada beberapa ulama yang membolehkan asuransi (konvensional)

dengan alasan tertentu. Misalnya, Syaikh Abdul Rohman Isa (Guru Besar

Universitas Al-Azhar) yang dengan tegas menyatakan bahwa asuransi

merupakan praktik muamalah gaya baru yang belum dijumpai imam-imam

terdahulu, demikian pula para sahabat Nabi saw. Pekerjaan ini

menghasilkan kemaslahatan ekonomi yang banyak. Oleh karena itu

menyangkut kepentingan umum, asuransi halal menurut syara’ (hukum

agama).32

Husain Hamid Hisan mengatakan bahwa asuransi adalah sikap

ta’awun yang telah diatur dengan sitem yang sangat rapih antara sejumlah

besar manusia. Semuanya telah siap mengantisipasi suatu peristiwa jika

sebagian mereka mengalami peristiwa tersebut, maka semuanya saling

menolong dalam menghadapi peristiwa tersebut, dengan sedikit pemberian

(derma) yang diberikan oleh masing-masing peserta. Dengan pemberian

31

Muhaimin Iqbal, Asuransi Umum Syariah Dalam Praktik Upaya Menghilangkan

Gharar Maisir Dan Riba, (Jakarta: Gema Insani, 2005), hlm1 32

Agus Edi Sumanto, dkk Op.cit.. Hlm. 18

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI A. Asuransi Syariahrepository.iainpekalongan.ac.id/1006/8/11.BAB2.pdf · anggota masyarakat untuk saling menjamin dan menanggung dengan cara ... Obligasi Syariah,

28

(derma) tersebut, mereka dapat menutupi kerugian-kerugian yang dialami

oleh peserta yang tertimpa musibah.33

Pendirian perusahaan asuransi juga telah memberikan sumbangan

yang besar terhadap sektor ekonomi sebuah negara, selain dapat

memberikan bantuan keuangan kepada individu dan negara, perusahaan

juga memberikan keuntungan dari investasi diperusahaan yang bergerak

dalam pembangunan sektor-sektor penting negara yang dikelola oleh

swasta atau pemerintah. Oleh karena itu eksistensinya sangat diperlukan

bagi pembangunan.34

Muhamad Yusuf Musa (Guru besar Universitas Kairo) menyatakan

bahwa asuransi bagaimanapun bentuknya merupakan koperasi yang

menguntungkan masyarakat. Ia mengemukakan sepanjang bersih dari riba,

maka asuransi hukumnya boleh. Dengan pengertian apabila nasabah masih

hidup menurut jangka waktu yang ditentukan dalam polis, dia meminta

pembayaran kembali hanya sebesar premi yang pernah dibayarkan tanpa

ada tambahan. Namun apabila nasabah meninggal sebelum batas akhir

penyetoran premi, ahli warisnya berhak menerima nilai asuransi sesuai

dengan yang tercantum didalam polis, dan ini halal menurut hukum syara’.

Abdul Wahab Kholaf (Guru Besar Hukum Islam, Universitas kairo)

berpendapat bahwa Asuransi itu boleh sebab termasuk akad mudharabah.

33

Muhamad Syakir sula, Asuransi Syariah (Life and General) Konsep Dan System

Operasional,(Jakarta:MUI,2006),hlm.29 34

Nurul Ichsan Hasan Loc.cit.

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI A. Asuransi Syariahrepository.iainpekalongan.ac.id/1006/8/11.BAB2.pdf · anggota masyarakat untuk saling menjamin dan menanggung dengan cara ... Obligasi Syariah,

29

Ada beberapa ulama lain yang yang membolehkan asuransi, baik secara

mutlak maupun bersyarat.35

2. Dasar Hukum

Secara eksplisit tidak ada satu ayat pun dalam Al-Qur’an yang

menyebutkan istilah asuransi yang kita kenal sekarang ini, baik istilah “Al-

Ta’min” ataupun “Al-Takaful”. Akan tetapi dalam Al-Quran terdapat ayat

yang menjelaskan tentang konsep asuransi dan yang memiliki muatan

nilai-nilai dasar yang ada dalam praktik asuransi.

Terdapat sejumlah ayat Allah dalam Al-quran yang menetukan

validitas kontrak asuransi yang terdiri dari elemen saling kerjasama, hal

tersebut merupakan janji yang meletakan kedua penanggung dana yang

ditanggung berdasarkan prinsip umum perjanjian. Kemudian juga terdiri

dari elemen peringanan musibah dan ketentuan keamanan materi dan

pertolongan untuk mereka yang menghadapai resiko dan bahaya tak

terduga untuk menjamin mereka hidup yang nyaman.36

Dasar hukum yang digunakan dalam asuransi syariah bersumber dari

hukum syariah, yaitu Al-Quran, As-Sunnah, ijma’, qiyas, maupun fatwa-

fatwa ulama atau lembaga-lembaga lain (seperti Fatwa Dewan Syariah

Nasional–MUI), dan sebagainya. Asuransi syriah tidak boleh menyimpang

dalam operasionalnya, terlebih apabila bertentangan dengan hukum

syariah. Namun asuransi syariah dalam operasionalnya tetap mengacu

pada hukum positif yang berlaku, selama tidak bertentangan dengan

35

Agus Edi Sumanto, dkk, Op.cit.. Hlm.19 36

Muhammad Syakir Syula,Asuransi Syariah (Life and General): Konsep dan Sistem

Operasional, (Jakarta: Gema Insani, 2004), hlm.297

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI A. Asuransi Syariahrepository.iainpekalongan.ac.id/1006/8/11.BAB2.pdf · anggota masyarakat untuk saling menjamin dan menanggung dengan cara ... Obligasi Syariah,

30

hukum syariah. Adapun beberapa ayat yang menjelaskan tentang asuransi

syariah, diantaranya;

a. Al-Quran surat Al-Maidah ayat 2

“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebaikan dan

takwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan

pelanggran. Dan bertaqwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah

amat berat siksa-Nya.” (QS. Al-Maidah: 2)

Ayat ini memuat perintah (amr) tolong menolong antar sesama

manusia. Dalam bisnis asuransi, nilai ini terlihat dalam praktik kerelaan

anggota (nasabah) perusahaan asuransi untuk menyisihkan dananya

agar digunakan sebagai dana sosial (tabarru’). Dana sosial ini

berbentuk rekening tabarru’ pada perusahaan asuransi dan difungsikan

untuk menolong salah satu anggota (nasabah) yang sedang mengalami

musibah.37

b. Hadits

Diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra, menerangkan tentang ajaran

kepada sesama muslim untuk membantu muslim lainya dan

menyelesaikan kesulitanya sehingga Allah SWT memudahkan baginya

dari kesulitan-kesulitan yang dihadapinya di hari yang sangat sulit

tersebut (hari kiamat). Serta janji Allah SWT untuk memberikan

balasan kebaikan sesuai dengan jenis kebaikan yang telah dikerjakan.

37

AM. Hasan Ali, Asuransi dalam Perspktif Hukum Islam, (Jakarta: PRENADA

MEDIA,2004), hlm. 105-106

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI A. Asuransi Syariahrepository.iainpekalongan.ac.id/1006/8/11.BAB2.pdf · anggota masyarakat untuk saling menjamin dan menanggung dengan cara ... Obligasi Syariah,

31

عن النبي صلى هللا عليه وسلم قال , عن أبي هريرة رضي هللا عنه

نيا يفس هللا عنه كربة من من نفس : عن مؤمن كر بة من كرب الد

كرب يوم النقيامة Artinya: “Dari Abu Hurairahu, dari Rasulullah Shallahu’alaihi

wasallam bersabda: siapa yang menyelesaikan kesulitan

seorang mu’min dari berbagai kesulitan-kesulitan dunia,

niscaya Allah akan memudahkan kesulitan-kesulitanya dihari

kiamat”

Dalam Hadits tersebut tersirat adanya anjuran utuk saling

membantu antara sesama manusia dengan menghilangkan kesulitan

seseorang atau dengan mempermudah urusan duniawinya, niscaya

Allah Swt akan mempermudah segala urusan dunia dan urusan

akhiratnya. Dalam perusahaan asuransi, kandungan hadits di atas

terlihat dalam bentuk pembayaran dana sosial (tabarru’) dari anggota

(nasabah) perusahaan asuransi yang sejak awal mengikhlaskan dananya

untuk kepentingan sosial, yaitu untuk membantudan mempermudah

urusan saudaranya yang kebetulan mendapatkan musibah atau

bencana.38

c. Fatwa Dewan Syariah Nasional

Selain Al-Quran dan Hadist dalam menjalankan usahanya,

perusahaan asuransi dan reasuransi syariah juga menggunakan pedoman

yang dikeluarkan oleh Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama

Indonesia yaitu berupa Fatwa DSN-MUI, diantaranya tentang Pedoman

Umum Asuransi Syariah. Disamping itu pemerintah telah

38

Ibid, hlm. 116-117

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI A. Asuransi Syariahrepository.iainpekalongan.ac.id/1006/8/11.BAB2.pdf · anggota masyarakat untuk saling menjamin dan menanggung dengan cara ... Obligasi Syariah,

32

mengeluarkan perundang-undangan untuk mengatur pelaksanaan

system asuransi syariah di Indonesia, yaitu:

1. DSN-MUI No.21/DSN-MUI/X/2001 tentang Pedoman Umum

Asuransi Syariah.

2. DSN-MUI No.39/DSN-MUI/X/2002 tentang Asuransi Haji, Fatwa

No.51/DSN-MUI/III/2006 tentang Mudharabah, Musyarakah, pada

Asuransi Syariah, dan Fatwa No.53/DSN-MUI/III/2006 tentang

Tabarru’ pada Asuransi Syariah.

3. Undang-undang No.2 tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian, yang

hingga saat ini masih dalam bentuk Rancangan Undang-undang

(RUU).39

4. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia

No.422/KMK.06/2003 tentang Penyelenggaraan Usaha Perusahaan

Asuransi Dan Perusahaan Reasuransi.

5. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia

No.424/KMK.06/2003 tentang Kesehatan Keuangan Perusahaan

Asuransi dan perusahaan Reasuransi.

6. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia

No.426/KMK.06/2003 tentang Perizinan Usaha dan Kelembagaan

Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi.

39

Ibid,hlm36

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI A. Asuransi Syariahrepository.iainpekalongan.ac.id/1006/8/11.BAB2.pdf · anggota masyarakat untuk saling menjamin dan menanggung dengan cara ... Obligasi Syariah,

33

3. Ciri-ciri Asuransi Syariah

Asuransi syariah memiliki ciri-ciri yang membedakan asyuransi

syariah dengan asuransi konvensional, diantaranya:40

a) Konsep

Konsep takafuli yang merupakan dasar dari asuransi syariah

ditegaskan dengan tiga prinsip dasar yaitu: saling bertanggung jawab,

saling bekerja sama serta saling membantu, dan saling melindungi.

b) Asal Usul41

Ad-diyah ‘ala al-aqilah merupakan istilah yang cukup masyhur

dalam kitab-kitab fiqih, yang dianggap oleh sebagian ulama sebagai

cikal bakal konsep asuransi syariah.

c) Sumber Hukum

Sumber hukum dari asyransi syariah adalah syariat islam,

sedangkan sumber hukum dalam syariat islam adalah Al-Quran,

Sunnah, Ijma’, Fatwa Sahabat, Qiyas, Istihsan, ‘urf Tradisi, Mashalih

Mursalah.

d) Bersih Dari MAGHRIB, (Maisir, Gharar, dan Riba)

Asuransi syariah telah terbebas dari hal-hal yang diharaman oleh

para ulama yaitu bebas dari maisir, gharar, dan riba. Hal ini dapat

dilihat dalam sistem operasional yang dilakukan, dimana dalam

mekanisme pengelolaan dananya dapat memisagkan antara rekening

40

Muhammad Syakir Syula Op.Cit, , hlm.293 41

Ibid,hlm.295-300

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI A. Asuransi Syariahrepository.iainpekalongan.ac.id/1006/8/11.BAB2.pdf · anggota masyarakat untuk saling menjamin dan menanggung dengan cara ... Obligasi Syariah,

34

daa peserta dan rekening tabarru’ yang bertujuan untuk terhindar dari

pencampuran dana.

e) Dewan Pengawa Syariah

Peran utama para ulama dalam Dewan Pengawas Syariah adalah

mengawasi jalanya operasional sehari-hari Lembaga Keuangan

Syariahagar sesuai dengan ketentuan ketentuan syariah

f) Akad (Perjanjian)42

Akad yang digunakan dalam asuransi syariah adalah akad tijarah

dan atau akad tabarru’. Akad tijarah yang dimaksudkan adalah semua

bentuk akad yang dimaksudkan untuk tujuan komersial. Sedangkan

akad tabarru’ adalah semua bentuk yang dilakukan dengan tujuan

kebaikan dan tolong menolong bukan semata untuk tujan komersial.

g) Sharing Of Risk

Sharing Of Risk atau saling menanggung resiko apabila terjadi

musibah maka semua peserta asuransi syariah saling menanggung.

Dengan demikian tidak terjadi transfer resiko dari peserta ke

perusahaan.

h) Pengelolaan Dana

Dana yang dibayarkan peserta langsung dibagi dalam dua

rekening, yaitu rekening peserta dan rekening tabarru’. Kemudian

total dana diinvestasikan dan hasil investasi dibagi secara proporsional

42

Ibid, hlm.301-306

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI A. Asuransi Syariahrepository.iainpekalongan.ac.id/1006/8/11.BAB2.pdf · anggota masyarakat untuk saling menjamin dan menanggung dengan cara ... Obligasi Syariah,

35

antara peserta dengan perusahaan (pengelola) berdasarkan skim bagi

hasil yang telah ditetapkan sebelumnya.

i) Investasi Dana

Asuransi syariah hanya menginvestasikan dananya kepada Bank-

Bank Syariah, BPRS, Obligasi Syariah, Pasar Modal Syariah, Leasing

Syariah, Pegadaian Syariah serta instrumen bisnis lainya dengan tetap

menggunakan akad-akad yang dibenarkan oleh syriat islam.

j) Kepemilikan Dana43

Dana yang terkumpul dari peserta dalam bentuk iuran atau

kontribusi merupakan milik peserta. Asuransi syariah hanya sebagai

pemegang amanah dalam mengelola dana tersebut, kecuali tabarru’

dapat diambil kapan saja dan selama belum dikembalikan tidak

terkena bunga dan biaya apapun.

k) Unsur Premi

Unsur premi pada asuransi syariah terdiri dari unsur tabarru’ dan

tabungan (untuk asuransi jiwa), dan unsur tabrru’ saja (untuk asuransi

kerugian dan term insurance pada life).

l) Kontribusi Biaya

Todak ada pembebanan biaya yang dipotong dari iuran dana

peserta (premi). Karena pembebanan biaya pada premi tidak adil

terhadap peserta yang tidak mengetahui pembebanan tersebut yang

kadang-kadang harus menggunakan premi sampai tahun kedua.

43

Ibid, hlm.309-315

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI A. Asuransi Syariahrepository.iainpekalongan.ac.id/1006/8/11.BAB2.pdf · anggota masyarakat untuk saling menjamin dan menanggung dengan cara ... Obligasi Syariah,

36

m) Sumber pembiayaan Klaim

Sumber pembiayaan klaim diperoleh dari rekening tabarru’ yaitu

rekening dana tolong menolong dari seluruh peserta yang sejak awal

sudah diakadkan oleh peserta dengan ikhlas.

n) Sistem Akutansi44

Sistem akutansi asuransi syariah menggunakan cash basis dengan

pertimbangan-pertimbangan syar’i.

o) Keuntugan (profit)

Keuntungan yang diperoleh asuransi syariah dari surplus

underwritg komisi reasuransi, komisi reasuransi, dan hasil investasi.

p) Misi dan Visi

Visi dan misi yang diemban dalam ekonomi syariah adalah misi

aqidah, ibadah, ightishodi ‘ekonomi’ dan misi keumatan (sosial).

4. Perbedaan Asuransi Syariah dan Asuransi Konvensional

Ada tujuh perbedaan mendasar antara asuransi syariah dengan

asuransi konvensional antara lain adalah:

a. Asuransi syari'ah memiliki Dewan Pengawas Syariah (DPS) yang

betugas mengawasi produk yang dipasarkan dan pengelolaan investasi

dananya. Dewan Pengawas Syariah ini tidak ditemukan dalam asuransi

konvensional.

b. Akad yang dilaksanakan pada asuransi syari'ah berdasarkan tolong

menolong. Sedangkan asuransi konvensional berdasarkan jual beli

44

Ibid, hlm.316-321

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI A. Asuransi Syariahrepository.iainpekalongan.ac.id/1006/8/11.BAB2.pdf · anggota masyarakat untuk saling menjamin dan menanggung dengan cara ... Obligasi Syariah,

37

c. Investasi dana pada asuransi syari'ah berdasarkan bagi hasil

(mudharabah). Sedangkan pada asuransi konvensional memakai bunga

(riba) sebagai landasan perhitungan investasinya

d. Kepemilikan dana pada asuransi syari'ah merupakan hak peserta.

Perusahaan hanya sebagai pemegang amanah untuk mengelolanya.

Pada asuransi konvensional, dana yang terkumpul dari nasabah (premi)

menjadi milik perusahaan. Sehingga, perusahaan bebas menentukan

alokasi investasinya.

e. Dalam mekanismenya, asuransi syari'ah tidak mengenal dana hangus

seperti yang terdapat pada asuransi konvensional. Jika pada masa

kontrak peserta tidak dapat melanjutkan pembayaran premi dan ingin

mengundurkan diri sebelum masa reversing period, maka dana yang

dimasukan dapat diambil kembali, kecuali sebagian dana kecil yang

telah diniatkan untuk tabarru'.

f. Pembayaran klaim pada asuransi syari'ah diambil dari dana tabarru'

(dana kebajikan) seluruh peserta yang sejak awal telah diikhlaskan

bahwa ada penyisihan dana yang akan dipakai sebagai dana tolong

menolong di antara peserta bila terjadi musibah. Sedangkan pada

asuransi konvensional pembayaran klaim diambilkan dari rekening

dana perusahaan.

g. Pembagian keuntungan pada asuransi syari'ah dibagi antara perusahaan

dengan peserta sesuai prinsip bagi hasil dengan proporsi yang telah

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI A. Asuransi Syariahrepository.iainpekalongan.ac.id/1006/8/11.BAB2.pdf · anggota masyarakat untuk saling menjamin dan menanggung dengan cara ... Obligasi Syariah,

38

ditentukan. Sedangkan pada asuransi konvensional seluruh keuntungan

menjadi hak milik 45

B. Prinsip-prinsip Dasar Asuransi Syariah

Dalam manajemen keuangan kini asuransi menjadi sebuah pertimbangan

sebagai salah satu ikhtiar perencanaan keuangan sekaligus upaya

menghilangkan, menghindarkan, bahkan memperkecil resiko yang mungkin

terjadi pada kemudian hari. Tanpa bermaksud mendahului takdir, asuransi

dapatlah diniatkan sebagai ikhtiar untuk saling menolong diantara sesama

Muslim atau bahkan sesama manusia. Semua kepentigan dan kemanfaatan

bermakna jikalau menjadi komitmen untuk melaksanakannya sesuai dengan

syariah. Oleh karena itu, kita juga perlu tahu beberapa prinsip berasuransi

syariah seperti:46

1. Adanya Landasan Tauhid

Asuransi syariah dijalankan atas landasan tauhid dengan implementasi

hukum islam sesuai dengan Al-Quran dan As-Sunah beserta Al-Hadist.

Oleh karena itu asuransi syariah dilaksanakan atas dasar ketaqwaan kepada

Allah SWT dengan menjalankan perintahnya serta menjauhi larangan Nya,

terutama dalam ikhtiar berbisnis.

Asuransi syariah termasuk Ijtihad para ulama yang tergolong dalam

fiqih klasik. Ijtihad dalam definisinya dapat disebutkan sebagai usaha

keras dan sungguh-sungguh yang dikerjakan oleh para mujtahid (ulama

45

Data dari Hijrah Agency Takaful Keluarga R.O Pekalongan, pada tanggal 4 November

2015 pukul 09.00 WIB 46

Agus Edi Sumanto, dkk, Op.cit,. Hlm.98

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI A. Asuransi Syariahrepository.iainpekalongan.ac.id/1006/8/11.BAB2.pdf · anggota masyarakat untuk saling menjamin dan menanggung dengan cara ... Obligasi Syariah,

39

yang berijtihad) untuk mencapai suatu putusan syara’ (hukum islam) yang

digali bersumberkan Al-Quran dan Al-Hadist.

2. Adanya Keadilan

Asuransi syariah dijalankan berdasarkan akad-akad yang menjunjung

keadilan serta transparansi sehingga tidak merugikan salah satu pihak atau

menguntungkan salah satu pihak. Konsep ini tentu menenangkan pihak-

pihak yang bersepakat, terutama pihak yang memberi amanah.

3. Adanya Kasih Sayang

Asuransi syariah dijalankan atas dasar kasih saying antar sesama

manusia yang membutuhkan sehingga setiap peserta asuransi dan

pengelola dana asuransi sama-sama meniatkan dananya untuk tujuan

menolong (tabarru). Benefit utama dari konsep ini adalah balasan pahala

dan ridha dari Allah Swt atas harta yang diperoleh.

4. Bertolong-tolongan

Asuransi syariah menjadi peluang untuk mengembangkan sikap taling

menolong sehingga setiap peserta asuransi syariah telah meniatkan

sebagian dananya untuk kepentingan menolong sesamanya. Hal ini akan

semakin meningkatkan Ukhuwah Islamiyah dan juga hubungan antar

sesama umat manusia.

5. Bersikap Jujur dan Terpercaya

Pengelola asuransi syariah dituntut untuk jujur dan bertanggung jawab

sehingga mendapatkan kepercayaan dari peserta asuransi syariah yang

mempercayakan dananya untuk dikelola, baik dalam investasi usaha

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI A. Asuransi Syariahrepository.iainpekalongan.ac.id/1006/8/11.BAB2.pdf · anggota masyarakat untuk saling menjamin dan menanggung dengan cara ... Obligasi Syariah,

40

maupun sebagai dana untuk kepentingan tolong menolong. Dengan

demikian, akan berkembang praktik ekonomi yang sehat sekaligus

mengandung kekuatan jangka panjang.

6. Bersikap Ridho

Asuransi syariah mendorong keridhoan dari peserta asuransi dan

termasuk juga pengelola asuransi untuk sama-sama berikhtiar dijalan yang

benar. Dengan demikian, asuransi syariah menjadi jalan Riyadhah

(pelatihan) mengimplementasikan keridhaan dalam berbagai hal, terutama

dalam pengelolaan harta.47

7. Tanpa Sogok (Risywah)

Asuransi syariah menafikan unsur sogok menyogok dan

membersihkannya dan akad-akad yang dijamin secara syar’i. apapun

bentuknya berupa Fee, hadiah, Gratifikasi, semua yang tergolong

pemberian dengan maksud adanya pamrih dapat jatuh pada Risywah yang

diharamkan.48

8. Tanpa Curang (Tathfif)

Asuransi syariah dengan berbagai implementasi akad-akad sesuai

dengan syar’I menutup jalan perbuatan curang bagi pengelola asuransi

maupun peserta asuransi. Kecurangan semata-mata akan mengundang

murka Allah Swt an hal tersebut tidak berlaku kepada asuransi syariah

yang didasrkan prinsip-prinsip transparansi, kejujuran, dan keadilan bagi

semuanya.

47

Agus Edi Sumanto, dkk, Loc.cit 48

Ibid, hlm.99

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI A. Asuransi Syariahrepository.iainpekalongan.ac.id/1006/8/11.BAB2.pdf · anggota masyarakat untuk saling menjamin dan menanggung dengan cara ... Obligasi Syariah,

41

9. Tanpa Gharar, Maysir, dan Riba

Asuransi syariah bersih dari unsur Gharar, maysir, dan Riba dengan

prinsip kehati-hatian (Wara’) dalam implementasinya. Kedua belah pihak

yang bersepakat dalam asuransi syariah mendasarkan akad nya dengan

mengeliminasi unsur penipuan/ketidakjelasan, perjudian, dan juga bunga

uang.

10. Maslahat

Asuransi syariah mengundang maslahat bagi peserta asuransi maupun

pengelola asuransi karena islam melarang ikhtiar ataupun segala sesuatu

yang tidak bermanfaat. Manusia yang paling baik menurun Nab

Muhammad Saw adalah manusia yang paling bermanfaat untuk manusia

lainya (Khairunas Anfa’uhum Lin Nas) semua pihak yang terlibat dalam

asuransi syariah berlomba-lomba memberi manfaat kepada orang lain.

11. Melayani

Asuransi syariah membuka peluang kepada kedua pihak yang

bersepakat untuk saling melayani sesuai dengan etiket muamalah dalam

Islam. Pengelola Asuransi beserta segenap karyawan nya dituntut

memberikan pelayanan terbaik kepada para peserta asuransi yang

mengamanahkan sebagaian danaya untuk dikelola.49

49

Ibid, hlm.100

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI A. Asuransi Syariahrepository.iainpekalongan.ac.id/1006/8/11.BAB2.pdf · anggota masyarakat untuk saling menjamin dan menanggung dengan cara ... Obligasi Syariah,

42

C. Manfaat Asuransi Syariah (Manfaat Takafuli)

Pada dasarnya asuransi memberikan manfaat bagi pihak tertanggung,

antara lain:50

1. Rasa aman dan perlindungan

Polis asuransi yang dimiliki oleh tertanggung akan memberikan

rasa aman dari resiko atau kerugian yang mungkin timbul. Kalo risiko

atau kerugian tersebut benar-benar terjadi, pihak tertanggung (insured)

berhak atas nilai kerugian sebesar nilai polis atau ditentukan

berdasarkan perjanjian antara tertanggung dan penanggung.

2. Pendistribusian biaya dan manfaat yang lebih adil

Prinsip keadilan diperhitungkan dengan matang untuk menentukan

nilai pertanggungan dan premi yang harus ditanggung oleh penanggung

polis secara periodik dengan memperhatikan secara cermat faktor-

faktor yang berpengaruh besar dalam asuransi tersebut. Untuk

mendapatkan nilai pertanggungan, pihak penanggung sudah membuat

kalkulasi yang tidak merugikan kedua belah pihak. Semakin besar nilai

pertanggungan, semakin besar pula premi periodik yang harus dibayar

oleh tertanggung. Polis asuransi dapat dijadikan sebagai jaminan untuk

memperoleh kredit.

3. Berfungsi sebagai tabungan dan sumber pendapatan.

Premi yang dibayrakan setiap periode memiliki subtansi yang sama

dengan tabungan. Pihak penanggung juga memperhitungkan bunga atas

50

Nurul Ichsan Hasan, Op.cit, hlm.98-99

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI A. Asuransi Syariahrepository.iainpekalongan.ac.id/1006/8/11.BAB2.pdf · anggota masyarakat untuk saling menjamin dan menanggung dengan cara ... Obligasi Syariah,

43

premi yang dibayarkan dan juga bonus (sesuai dengan perjanjian kedua

belah pihak)

4. Alat pembayaran resiko

Resiko yang seharusnya ditanggung oleh tertanggung ikut

dibebankan juga pada penanggung dengan imbalan sejumlah premi

tertentu yang didasrkan atas premi pertanggungan.

5. Membantu meningkatkan kegiatan usaha

Investasi yang dilakaukan oleh para investor dibebani dengan

resiko kerugian yang bisa diakibatkan oleh berbagai macam sebab

(pencurian, kecelakaan dan lain-lain)51

Sistem operasional asuransi syaraih (takaful) adalah saling bertanggung

jawab, bantu membantu dan saling melindungi antara pesertanya. Manfaat

yang diperoleh peserta asuransi tergolong menjadi 2 produk diantaranya:

1. Manfaat Takafuli Pada Produk Tabungan

Manfaat takaful yang akan diperoleh peserta takaful atau ahli

warisnya adalah sebagai berikut:

a. Jika peserta ditakdirkan meninggal dunia dalam masa perjanjian,

maka ahli warisnya akan memperoleh:

1) Dana rekening tabungan yang telah disetor

2) Bagian keuntungan atas hasil investasi mudharabah dari rekening

tabungan,

51

Ibid, hlm.98

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI A. Asuransi Syariahrepository.iainpekalongan.ac.id/1006/8/11.BAB2.pdf · anggota masyarakat untuk saling menjamin dan menanggung dengan cara ... Obligasi Syariah,

44

3) Selisih dari manfaat takaful awal (rencana menabung) dengan

premi yang sudah dibayar.

b. Bila peserta mengundurkan diri sebelum perjanjian berakhir, maka

peserta akan memperoleh:

1) Dana rekening tabungan yang telah disetor,

2) Bagian kentungan atas hasil investasi Mudharabah dari rekening

tabungan

2. Manfaat Takafuli pada Produk Non Saving

a. Bila peserta tidak ditakdirkan meninggal dunia dalam masa

perjanjian, maka ahli warisnya akan mendapatkan dana santunan

meninggal dari perusahaan, sesuai dengan jumlah yang

direncanakan peserta

b. Bila peserta hidup, sampai perjanjian berakhir, maka peserta akan

mendapatkan bagian keuntungan atas rekening Tabarru’ yang

ditentukan oleh perusahaan dengan skema mudharabah.52

D. Mekanisme Pengelolaan Dana Asuransi Syariah

Sistem operasional asuransi syariah (Takaful) adalah saling

bertanggung jawab, bantu membantu dan saling melindungi antara sesama

pesertanya. Perusahaan asuransi syariah diberi kepercayaan atau amanah

oleh para peserta untuk mengelola premi, mengembangkan dengan jalan

52

M.Syakir Sula, Op.cit, hlm.176-180

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI A. Asuransi Syariahrepository.iainpekalongan.ac.id/1006/8/11.BAB2.pdf · anggota masyarakat untuk saling menjamin dan menanggung dengan cara ... Obligasi Syariah,

45

yang halal dan memberikan santunan kepada yang mengalami musibah

sesuai isi akta perjanjian.

Keuntungan perusahaan diperoleh dari pembagian keuntungan dana

peserta yang dikembangkan dengan prinsip mudharabah (sistem bagi

hasil). Para peserta takaful berkedudukan sebagai pemilik modal (shohibul

mal) dan perusahaan takaful berfungsi pemegang amanah (mudharib).

Keuntungan yang diperoleh dari pengembangan dana itu dibagai antara

peserta dan perusahaan sesuai dengan ketentuan (nisbah) yang telah

disepakati.53

Secara umum mekanisme pengelolaan dana peserta (premi) terbagi

menjadi dua sistem, yaitu:

a. Sistem pada Produk Saving (Ada Unsur Tabungan)/ Produk Unit Link

Setiap peserta wajib membayar sejumlah uang (premi) secara

teratur kepada perusahaan. Besar premi yang dibayarkan tergantung

pada keuangan peserta. Akan tetapi perusahaan menetapkan jumlah

minimum premi yang akan dibayarkan. Setiap premi yang dibayarkan

oleh peserta akan dipisah dalam dua rekening yang berbeda.

1). Rekening Tabungan Peserta, yaitu dana yang merupakan milik

peserta, yang dibayarkan bila:

(a) Perjanjian berakhir,

(b) Peserta mengundurkan diri

(c) Peserta meninggal dunia.

53

Ibid,hlm.177

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI A. Asuransi Syariahrepository.iainpekalongan.ac.id/1006/8/11.BAB2.pdf · anggota masyarakat untuk saling menjamin dan menanggung dengan cara ... Obligasi Syariah,

46

2). Rekening Tabarru’, yaitu kumpulan dana kebajikan yang telah

diniatkan oleh peserta sebagai iuran dana kebajikan untuk tujuan

saling menolong dan saling membantu, yang dibayarkan bila:

(a) peserta meninggal dunia

(b) perjanjian telah berakhir (jika ada surplus dana)

Sistem inilah sebagai implementasi dari akad Takafuli dan akad

wakalah bil ujroh, sehingga asuransi syariah dapat terhindar dari

unsur gharar dan maisir. Selanjutnya kumpulan dana ini

diinvestasikan sesuai dengan syariat islam. Setiap keuntungan dari

hasil investasi setelah dikurangi dengan beban asuransi akan dibagi

menurut prinsip al-mudharabah. Presentase pembagian mudharabah

dibuat dalam satu perbandingan tetap berdasarkan perjanjian kerja

sama antara perusahaan dan peserta.

b. Sistem Pada Produk Non Saving

Setiap premi yang dibayar oleh peserta setelah dikurangi ujroh,

akan dimasukan kedalam rekening dalam rekening Tabarru’. Yaitu

kumpulan dana yang telah diniatkan oleh peserta sebagai iuaran dan

kebajikan untuk tujuan saling menolong dan saling membantu, dan

dibayarkan bila:54

(1) Peserta meninggal dunia

(2) Perjanjian telah berakhir (jika ada surplus dana)

54

Ibid, hlm.178

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI A. Asuransi Syariahrepository.iainpekalongan.ac.id/1006/8/11.BAB2.pdf · anggota masyarakat untuk saling menjamin dan menanggung dengan cara ... Obligasi Syariah,

47

Kumpulan dana peserta ini akan diinvestasikan sesuai dengan

syariat Islam. Keuntungan hasil investasi setelah dikurangi dengan

beban asuransi (klaim dan premi asuransi) oleh perusahaan 100%

akan dikembalikan kepada rekening tabarru’.

E. Asuransi Unit Link

Asuransi Unit Link disebut juga dengan nama Invesment Linked, Equality

Linked, dan juga Variable Life sebagai salah satu cara berinvestasi yang

efektif dimana nilai investasinya dikaitkan secara langsung dengan kinerja

investasi. Nilai investasinya dijabarkan melalui nilai unit yang dikaitkan

dalam polis asuransi jiwa, nilai unit tersebut merupakan total dari dana premi

peserta asuransi. Polis dalam asuransi merupakan seluruh perjanjian atau

persetujuan saling mengikatkan diri secara tertulis antara peserta asuransi

(tertanggung) dengan perusahaan (penanggung).55

Pengertian asuransi unit link secara umum adalah asuransi proteksi yang

dikaitkan dengan investasi. Asuransi unit link merupakan produk asuransi

modern yang bersifat ganda karena memberikan dua manfaat sekaligus yaitu

manfaat proteksi asuransi pada umumnya seperti asuransi jiwa, kesehatan,

dan lainnya sekaligus memiliki investasi dalam bentuk nilai tunai.

Asuransi Unit Link adalah bentuk pengembangan dari asuransi dwiguna,

yang memberikan proteksi jiwa dari individu dimana nilai tunai dalam polis

akan ditanamkan pada berbagai jenis instrumen investasi seperti saham, pasar

55

Wawancara dengan Ahmad Zaini selaku Takaful Agency Directur di PT. Takaful

Keluarga RO. Pekalongan, September 2015

Page 24: BAB II LANDASAN TEORI A. Asuransi Syariahrepository.iainpekalongan.ac.id/1006/8/11.BAB2.pdf · anggota masyarakat untuk saling menjamin dan menanggung dengan cara ... Obligasi Syariah,

48

uang obligasi. Sedangkan yang dinamakan polis asuransi jiwa unit link adalah

polis individu yang memberikan proteksi asuransi jiwa dimana setiap saat

nilainya bervariasi sesuai dengan nilai asset investasi tersebut.

Asuransi Unit Link merupakan gabungan dari asuransi serta investasi,

dimana unit link menawarkan perlindungan jiwa dan pilihan invetasi yang

beragam mulai dari saham, obligasi, ataupun reksa dana dari premi yang

dibayarkan oleh peserta. Produk Unit Link merupakan produk yang memberi

manfaat proteksi sekaligus investasi dengan proposi alokasi dana yang

sepenuhnya diserahkan kepada peserta asuransi.

Asuransi unit link dilakukan dengan mengumpulkan premi yang

dibayarkan oleh peserta asuransi yang kemudian dana tersebut dialokasikan

menjadi unit-unit kecil yang kemudian diberi nilai sesuai dengan portofolio

dimana unit-unit tersebut ditanamkan. Peserta asuransi dapat memilih

penanaman unit-ubit tersebut, sehingga resiko investasinya ditanggung

sepenuhnya oleh peserta asuransi. Sehingga dalam produk unit link ini

terdapat penanggung resiko, yaitu resiko proteksi tetap ditanggung

perusahaan dan resiko investasi yang ditanggung sepenuhnya oleh peserta

asurasni itu sendiri.

Produk Unit Link yang dikeluarkan oleh PT. Aasuransi Takaful Keluarga

terbagi menjadi 3 macam yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat,

diantaranya sebagai berikut:

Page 25: BAB II LANDASAN TEORI A. Asuransi Syariahrepository.iainpekalongan.ac.id/1006/8/11.BAB2.pdf · anggota masyarakat untuk saling menjamin dan menanggung dengan cara ... Obligasi Syariah,

49

1. Takafulink Salam

Yaitu produk investasi dan proteksi moderen bagi peserta sauransi

yang menginginkan hasil optimal dengan 4 jenis investasi campuran

melalui sistem pengelolaan syariah peserta asuransi juga dapat

menambahkan manfaat kesehatan tambahan jika diperlukan seperti,

proteksi 49 penyakit kritis, kecelakaan, cacat serta memperoleh kartu

rawat inap apabila nasabah atu peserta asuransi mengalami musibah atau

sakit.

2. Takafulink Salam Comunity

Takafulink Salam Comunity pada dasarnya hampir sama dengan

Takafulink Salam biasa namun dengan kontribusi (premi) lebih murah,

yakni mulai dari Rp. 150.000 per bulan. Karena dirancang khusus untuk

jumlah peserta minimal 10 orang, produk ini sangat cocok untuk

perusahaan, lembaga, organisasi (badan hukum atau tidak) mupun

komunitas

3. Takafulink Salam Cendekia

Yaitu progam asuransi pendidikan untuk perseorangan yang bertujuan

untuk menyediakan dana pendidikan untuk anak-anaknya sampai

pendidikan tingkat sarjana (perguruan tinggi tahun ke 5) dengan manfaat

proteksi atas resiko meninggal, cacat tetap total dan menderita sakit kritis

serta fasilitas Top Up (penambahan premi ditengah jalan).56

56

www.asuransitakaful.net diakses pada tanggal 9 oktober 2015

Page 26: BAB II LANDASAN TEORI A. Asuransi Syariahrepository.iainpekalongan.ac.id/1006/8/11.BAB2.pdf · anggota masyarakat untuk saling menjamin dan menanggung dengan cara ... Obligasi Syariah,

50

4. Takafulink Salam Baitullah

Takafulink Salam Baitullah atau sering disebut dengan takaful dana

haji yaitu produk yang diperuntukan bagi peserta yang menginginkan

perlindungangan jiwa dan merencanakan tersedianya dana untuk keperluan

biaya ibadah haji ketanah suci.57

F. Tabarru’

Tabarru’ berasal dari kata tabarru’a-yatabarru’u-tabarru’an, artinya

sumbangan, hibah, dana kebajikan, atau derma. Orang yang memberi

sumbangan disebut mutabarri’ “dermawan”. Tabarru merupakan pemberian

sukarela seseorang kepada orang lain, tanpa ganti rugi, yang mengakibatkan

berpindahnya kepemilikan harta itu dari pemberi kepada orang yang diberi.58

Istilah tabarru’ kemudian dipakai sebagai salah satu prinsip dasar

asuransi secara Islam dan diamalkan secara luas dalam operasional

perusahaan takaful. Dalam kaitanya dengan asuransi takaful maka secara

istilah tabarru’ diartikan sebagai memberi sumbangan, dan memberi sesuatu

secara suka rela.59

Asuransi Syariah menggunakan sistem Risk-Sharing Based dimana antara

sesama peserta berderma atau bertabarru’ untuk saling tolong-menolong

apabila terdapat salah satu peserta atau lebih tertimpa musibah. Peserta

57

Ibid, wawancara 58

Syakir Syula, Op.cit, hlm.35 59

Nurul Ichsan Hasan, Op.cit, hlm.71

Page 27: BAB II LANDASAN TEORI A. Asuransi Syariahrepository.iainpekalongan.ac.id/1006/8/11.BAB2.pdf · anggota masyarakat untuk saling menjamin dan menanggung dengan cara ... Obligasi Syariah,

51

asuransi bertabarru’ kepada peserta lain dan bukan kepada perusahaan

asuransi syariah.60

Jumhur Ulama mendefnisikan Tabarru dengan “Akad yang

mengakibatkan kepemilikan harta, tanpa ganti rugi yang dilakukan seseorang

dalam keadaan hidup kepada orang lain secara sukarela”.

Niat Tabarru’ “Dana kebajikan’dalam akad asuransi asuransi syariah

adalah alternatif uang sah yang dibenarkan oleh syara’ dalam melepaskan diri

dari praktik gharar yang diharamkan oleh Allah Swt.. dalam Al-Quran, kata

Tabarru’ tidak ditemukan. Akan tetapi, Tabarru’ dalam arti dana kebajikan

dari kata Al-Birr “kebajikan” dapat ditemukan dalam Al-Quran,

“Bukanlah menghadapkan Wajahmu ke rah timur dan barat itu suatu

kebajikan. Akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada

Allah Swt, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi, dan

memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim,

orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan), dan orang

yang meminta-minta, serta (memerdekakan) hamba sahaya” (al-

Baqarah:177)

60

Wawancara dengan Ahmad Zaini, selaku Agency Manager di PT.Asuransi Takaful

Keluarga RO Pekalongan, Februari 2016

Page 28: BAB II LANDASAN TEORI A. Asuransi Syariahrepository.iainpekalongan.ac.id/1006/8/11.BAB2.pdf · anggota masyarakat untuk saling menjamin dan menanggung dengan cara ... Obligasi Syariah,

52

Dalam kontek akad asuransi syariah, Tabarru’ bermaksud memberikan

dana kebajikan dengan niat ikhlas untuk tujuan saling membantu diantara

sesame peserta takaful (asuransi syariah) apabila ada diantaranya yang

mendapat musibah. Dana klaim yang diberikan diambil dari rekening dana

Tabarru’ yang sudah diniatkan oleh semua peserta ketika akan menjadi

peserta asuransi syariah untuk kepentingan dana kebajikan atau dana tolong –

menolong. Karena itu dalam akad Tabarru’ pihak yang memberi dengan

ikhlas memberikan sesuatu tanpa adanya keinginan untuk menerima apapun

dari orang yang menerima kecuaili kebaikan dari Allah Swt.

Husain Hamid menggambarkan “akad-akad Tabarru’”sebagai cara yang

disyariatkan Islam untuk mewujudkan Ta’awun dan Tadhamun. Dalam akad

Tabarru’ orang yang menolong dan berderma (muthabarri’) tidak berniat

mencari keuntungan dan tidak menuntut “pengganti” sebagai imblan dari apa

yang telah ia berikan. Karena itulah akad-akad Tabarru’ ini dibolehkan.

Hukumnya dibolehkan karena jika barang/sesuatu yang di-Tabarru’-kan

hilang atau rusak ditangan orang yang diberi derma tersebut (dengan sebab

Gharar atau jahalah atau sebab lainya), maka tidak akan merugikan dirinya.

Karena orang yang menerima pemberian/derma tersebut tidak memberikan

pengganti sebagai imbalan derma yang diterimanya.61

Mohd.Fadzil Yusof, COE Syarikat Takaful Malaysia SDN BHD

menjelaskan manfaat dan batasan menggunakan dana Tabarru’, “secara

umum Tabarru’ mempunyai pengertian yang luas. Dana Tabarru’ boleh

61

Ibid, hlm.36-37

Page 29: BAB II LANDASAN TEORI A. Asuransi Syariahrepository.iainpekalongan.ac.id/1006/8/11.BAB2.pdf · anggota masyarakat untuk saling menjamin dan menanggung dengan cara ... Obligasi Syariah,

53

digunakan untuk membantu siapa saja yang mendapat musibah. Tetapi dalam

bisnis takaful, karena melalui akad khusus, maka kemanfaatnya hanya

terbatas pada peserta takafu saja. Dengan kata lain kumpulan dana Tabarru’

hanya dapat digunakan untuk kepentingan para peserta takaful saja yang

mendapat musibah. Sekiranya dana Tabarru’ tersebut digunakan untuk

kepentingan lain ini berarti melanggar syarat akad.62

G. Klaim Asuransi Syariah

Klaim merupakan aplikasi olegh peserta untuk memperoleh

pertanggungan atas kerugian yang tersedia berdasarkan perjanjian. Sedangkan

klaim adalah proses yang mana peserta dapat memperoleh hak-hak

berdasarkan perjajian tersebut.63

Proses penyelesaian klaim dalam asuransi syariah secara umum sama

dengan asuransi konvensional yang selalu merujuk pada polis asuransi terkait.

Profesionalisme disini menjadi tuntutan. Hal ini berkaitan dengan kecepaatan

dan ketepatan penyelesaian Klaim. 64

Dalam penentuan apakah harus membayar atau menolak suatu klaim,

perusahaan mengikuti prosedur penyelesaian yang pertama pemberitahuan

kerugian, kedua penyelidikan kerugian, ketiga bukti kerugian, dan keempat

pembayaran atau penolakan klaim tersebut.65

Ketika peserta tidak pernah

mengajukan klaim selama periode asuransi yang disepakati, baik dengan akad

62

Ibid, hlm.36-38 63

Muhamad Syakir Sula, Op.cit hlm. 259 64

Agus Edi Sumanto, dkk Op.cit.. Hlm.163 65

Hasan Ali, Asuransi Dalam Perspektif Hukum Islam, (Jakarta: Kencana, 2005), hlm.90

Page 30: BAB II LANDASAN TEORI A. Asuransi Syariahrepository.iainpekalongan.ac.id/1006/8/11.BAB2.pdf · anggota masyarakat untuk saling menjamin dan menanggung dengan cara ... Obligasi Syariah,

54

mudharabah maupun wakalah bil ujroh, peserta dimungkinkan mendapatkan

bagi hasil. Faktor pembayran klaim berkaitan dengan underwriting. Ketika

peserta mengajukan klaim yang melebihi undr dana tabarru’ nya hal ini akan

sangat berpengaruh dalam kontribusi (premi) yang didalamnya ada unsur

tabarru’ pada periode berikutnya.66

66

Agus Edi Sumanto, dkk Loc.cit..