bab ii landasan teori a. 1. peranan sistem informasi …

25
BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Peranan Sistem Informasi Manajemen a. Arti kata peranan Berdasarkan kamus besar Bahasa Indonesia, peranan adalah sesuatu yang menjadi bagian atau memegang pimpinan terutama dalam terjadinya suatu hal atau peristiwa. Menurut Soerjono Soekanto dalam buku yang berjudul sosiologi suatu pengantar (2012: 212). Pengertian Peranan adalah sebagai berikut : Peranan merupakan aspek dinamis kedudukan (status) apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya maka ia menjalankan suatu peranan. Konsep tentang Peran (role) menurut Komarudin (1994: 768 ) dalam buku “ensiklopedia manajemen” mengungkap sebagai berikut : 1. Bagian dari tugas utama yang harus dilakukan oleh manajemen 2. Pola prilaku yang diharapkan dapat menyertai suatu status 3. Bagian suatu fungsi seseorang dalam kelompok atau pranata 4. Fungsi yang diharapkan dari seseorang atau menjadi karakteristik yang ada padanya 5. Fungsi setiap variabel dalam hubungan sebab akibat Berdasarkan pengertian tersebut dapat diambil pengertian bahwa peranan merupakan penilaian sejauh mana fungsi seseorang atau bagian dalam menunjang usaha pencapaian tujuan yang ditetapkan atau ukuran mengenai hubungan 2 ( dua ) variabel yang merupakan hubungan sebab akibat (jbptunikompp-gdl-herinugrah-24326-2-babii.pdf-Foxit Reader. Diakses pada tanggal 07-07-2015). Jadi peranan informasi manajemen terhadap mutu pendidikan disini ialah sejauhmana fungsi sistem informasi manajemen dalam menunjang pencapaian mutu pendidikan. 8

Upload: others

Post on 16-Nov-2021

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

8

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Peranan Sistem Informasi Manajemen

a. Arti kata peranan

Berdasarkan kamus besar Bahasa Indonesia, peranan adalah

sesuatu yang menjadi bagian atau memegang pimpinan terutama

dalam terjadinya suatu hal atau peristiwa.

Menurut Soerjono Soekanto dalam buku yang berjudul sosiologi

suatu pengantar (2012: 212). Pengertian Peranan adalah sebagai berikut :

Peranan merupakan aspek dinamis kedudukan (status) apabila

seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya maka ia menjalankan

suatu peranan. Konsep tentang Peran (role) menurut Komarudin (1994:

768 ) dalam buku “ensiklopedia manajemen” mengungkap sebagai

berikut :

1. Bagian dari tugas utama yang harus dilakukan oleh manajemen

2. Pola prilaku yang diharapkan dapat menyertai suatu status

3. Bagian suatu fungsi seseorang dalam kelompok atau pranata

4. Fungsi yang diharapkan dari seseorang atau menjadi karakteristik

yang ada padanya

5. Fungsi setiap variabel dalam hubungan sebab akibat

Berdasarkan pengertian tersebut dapat diambil pengertian

bahwa peranan merupakan penilaian sejauh mana fungsi seseorang atau

bagian dalam menunjang usaha pencapaian tujuan yang ditetapkan atau

ukuran mengenai hubungan 2 ( dua ) variabel yang merupakan hubungan

sebab akibat (jbptunikompp-gdl-herinugrah-24326-2-babii.pdf-Foxit

Reader. Diakses pada tanggal 07-07-2015).

Jadi peranan informasi manajemen terhadap mutu pendidikan disini

ialah sejauhmana fungsi sistem informasi manajemen dalam menunjang

pencapaian mutu pendidikan.

8

9

b. Pengertian Sistem Informasi Manajemen

Sistem Informasi Manajemen mengandung arti sekumpulan orang,

seperangkat pedoman dan pemilihan peralatan pengolahan data,

menyimpan, mengolah dan memakai data untuk mengurangi ketidak

pastian dalam pengambilan keputusan dengan memberikan informasi

kepada manajer agar dapat dimanfaatkan pada waktunya secara efesien

(Harbangan Siagian, 1989: 22).

Didefinisikan sebagai sekumpulan subsistem yang saling

berhubungan, berkumpul bersama-sama dan membentuk satu

kesatuan, saling berinteraksi dan bekerja sama antara bagian satu

dengan yang lainnya dengan cara-cara tertentu untuk melakukan

fungsi pengolahan data, menerima masukan (input)berupa data-data,

kemudian mengolahnya (processing), dan menghasilkan keluaran

(output) berupa informasi sebagai dasar bagi pengambilan keputusan

yang berguna baik pada saat itu maupun di masa mendatang, dengan

memanfaatkan berbagai sumber daya yang ada dan tersedia guna

mencapai tujuan (Yeniretnowati, “Sistem Informasi Manajemen”

dalam http:// yeniretnowati. blogspot. com/, diunduh pada tanggal 20-

12-2013).

Kombinasi dari istilah sistem, informasi, dan manajemen menjadi

kata-kata baru yaitu “Sistem Informasi Manajemen (SIM)”. Berikut ini

adalah pengertian sistem informasi manajemen menurut beberapa ahli

(Eti Rochaety dkk, 2006: 12).

Menurut Gordon B. Davis (1995) Sistem Informasi Manajemen

adalah sebuah sistem yang terintegrasi antara manusia dan mesin yang

mampu memberikan informasi sedemikian rupa untuk menunjang

jalannya operasi, jalannya manajemen dan fungsi pengambilan keputusan

di dalam sebuah organisasi.

James. A.F. Stoner (1992) sistem informasi manajemen yaitu

metode yang formal yang menyediakan bagi pihak manajemen sebuah

informasi yang tepat waktu, dapat dipercaya, untuk mendukung proses

10

pengambilan keputusan bagi perencanaan, pengawasan, dan fungsi oprasi

sebuah organisasi yang lebih efektif.

Sistem Informasi Manajemen pendidikan (SIM) mempunyai

karakteristik, yaitu:

a. Dalam organisasi terdapat satu bagian khusus sebagai pengelola SIM

pendidikan

b. SIM merupakan jalinan lalu lintas data dan informasi dari setiap

bagian di dalam bagian dalam organisasi yang terpusat di bagian SIM

pendidikan

c. SIM merupakan jalinan hubungan antar bagian dalam organisasi

melalui satu bagian Sistem Informasi Manajemen

d. SIM merupakan segenap proses yang mencakup: 1) pengumpulan

data, 2) pengolahan data, 3) Penyimpanan data, 4) Pengambilan data,

5) Penyebaran informasi dengan cepat dan tepat.

e. SIM bertujuan agar para pelaksana dapat melaksanakan tugas dengan

baik dan benar serta pemimpin dapat mengambil keputusan dengan

cepat dan tepat (Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas

Pendidikan Indonesia 2009: 166).

Jadi, dari beberapa pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa

Sistem Informasi Manajemen (SIM) merupakan jaringan prosedur

pengolahan data yang dikembangkan dalam suatu organisasi dan

disahkan bila diperlukan untuk memberikan data kepada manajemen

untuk dasar pengambilan keputusan dalam rangka mencapai tujuan.

c. Tujuan dan fungsi Sistem Informasi Manajemen

a. Tujuan Sistem Informasi Manajemen

Di antara Tujuan Sistem Informasi Manajemen adalah:

1) Menyediakan informasi yang dipergunakan di dalam perhitungan

harga pokok jasa, produk, dan tujuan lain yang diinginkan

manajemen.

11

2) Menyediakan informasi yang dipergunakan dalam perencanaan,

pengendalian, pengevaluasian, dan perbaikan berkelanjutan.

3) Menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan.

Ketiga tujuan tersebut menunjukkan bahwa manajer dan

pengguna lainnya perlu memiliki akses ke informasi akuntansi

manajemen dan mengetahui bagaimana cara menggunakannya (Death,

“Tujuan Umum Sistem Informasi Manajemen” dalam,

http://abprallen. blogspot.com/2010/10/tujuan-umum-sistem-

informasi-manajemen.html. diunduh pada tanggal 20-12-2013).

Informasi akuntansi manajemen dapat membantu mereka

mengidentifikasi suatu masalah, menyelesaikan masalah, dan

mengevaluasi kinerja (informasi akuntansi dibutuhkan dan

dipergunakan dalam semua tahap manajemen, termasuk perencanaan,

pengendalian dan pengambilan keputusan).

b. Fungsi Sistem Informasi Manajemen

Ada beberapa persyaratan agar informasi yang dibutuhkan itu

dapat berfungsi, bermanfaat bagi para pengambil keputusan dan

pengguna lainnya, yaitu: Uniformity, lengkap, jelas dan tepat waktu

(Tim Dosen Administrasi Pendidikan Uninersitas Pendidikan

Indonesia, 2009 : 187). Fungsi penting yang dibentuk Sistem Informasi

Akuntansi pada sebuah organisasi antara lain (Death, “Fungsi Penting

Sistem Informasi Akuntansi (SIA)” dalam,

http://abprallen.blogspot.com/2010/10/fungsi-penting-sistem-

informasi.html, diunduh pada tanggal 20-12-2013) :

1) Mengumpulkan dan menyimpan data tentang aktivitas dan

transaksi.

2) Memproses data menjadi informasi yang dapat digunakan dalam

proses pengambilan keputusan.

3) Melakukan kontrol secara tepat terhadap aset organisasi.

Dengan demikian jelas bahwa SIM yang efektif dapat

memperlancar manajemen dalam pencapaian tujuan organisasi.

12

Pertanyaannya adalah sistem Informasi Manajemen yang efektif itu

yang bagaimana? Sistem Informasi Manajemen yang efektif yaitu

Sistem Informasi Manajemen yang dapat berfungsi dalam proses

pengambilan keputusan dan pemecahan masalah yang lebih baik. Hal

tersebut dapat tercapai dengan disediakannya informasi yang sesuai

dengan kebutuhan baik dalam jumlah, kualitas, waktu, maupun biaya,

selain biayanya mahal, juga tidak berguna.

c. Komponen-Komponen Sistem Informasi

Komponen-komponen sistem informasi adalah sebagai berikut :

a. Perangkat keras (hardware) mencakup fisik seperti computer dan

printer;

b. Perangkat lunak (software) yaitu sekumpulan instruksi-instruksi yang

memungkinkan perangkat keras yang memproses data;

c. Prosedur (procedure) yaitu sekumpulan aturan yang dipakai untuk

mewujudkan pemrosesan data dan pembangkitan keluaran yang

dikehendaki;

d. Orang (brainware) yaitu semua pihak yang bertanggung jawab dalam

pengembangan sistem informasi, pemrosesan dan penggunaan

keluaran sistem informasi;

e. Basis data (database) yaitu sekumpulan tabel, hubungan dan lain-lain

yang berkaitan dengan penyimpanan data;

f. Jaringan komputer dan komunikasi data yaitu sistem penghubung

yang memungkinkan sumber (resources) dapat secara bersama atau

diakses oleh sejumlah pemakai

(https://fairuzelsaid.wordpress.com/2014/10/13/komponen-sistem-

informasi. diunduh pada tanggal 20-12-2013).

Dari hal tersebut komponen-komponen sistem informasi yang

menjadikan sebagai bahan untuk pelaksaanaan dalam suatu pendidikan

sangatlah penting guna tercapainya tujuan sarana dan prasarana

penunjang terlaksananya pendidikan.

13

d. Kegiatan Sistem Informasi

Kegiatan sistem informasi adalah sebagai berikut :

a. Input adalah proses yang menggambarkan suatu kegiatan untuk

menyediakan data yang akan diproses.

b. Proses adalah bagaimana suatu data yang diolah untuk menghasilkan

suatu informasi yang bernilai lebih.

c. Output adalah suatu kegiatan untuk menghasilkan laporan dari proses.

d. Penyimpanan adalah suatau kegiatan untuk memelihara dan

menyimpan data.

e. Control adalah suatu aktivitas untuk menjamin bahwa sistem

informasi tersebut bisa berjalan dengan baik dan sesuai dengan yang

diharapkan (http://hanifsky.blogspot.com/2012/01/kegiatan-sistem-

informasi.html. diakses pada tanggal 20-12-2013).

Sistem informasi sangat mendukung proses dalam sebuah

organisasi khususnya dalam menjalankan fungsi managerial yang

meliputi :

a. Perencanaan (planning) yaitu proses untuk memikirkan secara

matang dan bijaksana serta menetapkan sasaran serta tindakan

berdasarkan metode yang paling baik.

b. Pelaksanaan (organizing) yaitu proses untuk menata dan menetapkan

pekerjaan dan sumber daya manusia yang ada.

c. Pengendalian (controlling) yaitu proses untuk memastikan bahwa

aktivitas organisasi sesuai dengan metode atau prosedur yang telah

ditetapkan.

Dari keterangan di atas jenis sistem secara umum terdiri dari sistem

terbuka dan sistem tertutup (Open-loop dan Closed-loop system). Sistem

terbuka adalah sistem yang tidak memiliki sasaran, pengendalian

mekanis, dan umpan balik. Sedangkan sistem yang tertutup yaitu sebuah

sistem yang memiliki sasaran, pengendalian mekanis, dan umpan balik

14

(Raymond McLeod, Jr, 2001: 12). Kedua sistem tersebut dapat dilihat

dalam gambar di bawah ini :

Gambar 1. Sistem Terbuka (Open-loop System)

e. Ruang lingkup Sistem Informasi Manajemen

Ruang lingkup SIM sebenarnya tertuang pada tiga kata

pembentuknya, yaitu “Sistem”, “Informasi”, dan “Manajemen” (Admin,

“Definisi SIM” dalam http:// www.simkes.co.cc/ 2010/ 02/ definisi-sim.

html. diakses pada tanggal 20-12-2013).

Sistem adalah keseluruhan komponen yang saling terkait satu sama

lain dan saling mempengaruhi. Komponen tersebut dapat dikelompokan

menjadi tiga kelompok besar, yaitu input, transformasi dan output.

Sebagai ilustrasi dapat digambarkan sebagai berikut (Asep Kurniawan,

2011: 2).

Definisi sistem pada berbagai bidang berbeda-beda, tetapi secara

sederhanan sistem diartikan sebagai suatu kumpulan atau himpunan dari

unsur, komponen/variable yang terorganisasi, saling berinteraksi, saling

tergantung satu sama lain dan terpadu (Wahyudi Kumorotomo &

Subando Agus Margono, 2001: 8).

Informasi adalah hasil pemrosesan data yang diperoleh dari setiap

elemen sistem tersebut menjadi bentuk yang mudah dipahami dan

merupakan pengetahuan relevan yang dibutuhkan orang untuk

menambah pemahamanannya terhadap fakta-fakta yang ada (Budi

Sutedjo Dharma Oetomo, 2002: 168).

Manajemen berasal dari kata "to manage" yang berarti mengatur,

mengurus atau mengelola.Manajemen terdiri dari proses kegiatan yang

dilakukan oleh pengelola perusahaanseperti merencanakan (menetapkan

INPUT Process/

TRANSFORMATION OUTPUT

15

strategi, tujuan dan arah tindakan), mengorganisasikan, memprakarsai,

mengkoordinir dan mengendalikan operasi untuk mencapai tujuan yang

ditetapkan (Budi Sutedjo, 2002: 168).

Manajemen atau pengelolaan merupakan komponen integral dan

tidak dapat dipisahkan dari proses pendidikan secara keseluruhan,

alasannya tanpa manajemen tidak mungkin tujuan pendidikan dapat

diwujudkan secara optimal, efektif, dan efisien. Konsep tersebut berlaku

di sekolah yang memerlukan manajemen yang efektif dan efisien

(Mulyasa, 2002: 20).

Dari ruang lingkup di atas, beberapa ahli telah memberikan

rumusan tentang Sistem Informasi Manajemen, antara lain :

a. SIM adalah pengembagan dan penggunaan sistem-sistem informasi

yang efektif dalam organisasi-organisasi (Kroenke, David, 1989).

b. SIM didefinisikan sebagai suatu sistem berbasis komputer yang

menyediakan informasi bagi beberapa pemakai yang mempunyai

kebutuhan yang serupa. Informasi menjelaskan perusahaan atau salah

satu sistem utamanya mengenai apa yang telah terjadi di masa lalu,

apa yang sedang terjadi sekarang dan yang mungkin terjadi di masa

depan. Informasi tersebut tersedia dalam bentuk laporan periodik,

laporan khusus dan output dari simulasi matematika. Informasi

digunakan oleh pengelola maupun staf lainnya pada saat mereka

membuat keputusan untuk memecahkan masalah (Mc. Leod, 1995).

c. SIM merupakan metode formal yang menyediakan informasi yag

akurat dan tepat waktu kepada manajemen untuk mempermudah

proses pengambilan keputusan dan membuat organisasi dapat

melakukan fungsi perencanaan, operasi secara efektif dan

pengendalian (Stoner, 1996).

Dari definisi di atas, dapat disimpulkan, bahwa SIM adalah suatu

sistem yang dirancang untuk menyediakan informasi guna mendukung

pengambilan keputusan pada kegiatan manajemen dalam suatu

organisasi.

16

f. Tahapan-tahapan Sistem Informasi Manajemen

Tahapan-tahapan dalam Sistem Informasi pendidikan adalah

sebagai berikut:

a. Bagian pengumpul data

Bertugas mengumpulkan data, baik bersifat internal maupun

eksternal. Data internal merupakan data yang berasal dari dalam

organisasi (level manajemen), sedangkan data eksternal merupakan

data yang berasal dari luar organisasi akan tetapi masih terdapat

hubungan dengan perkembangan organisasi.

b. Bagian proses data

Bertugas memproses data dengan mengikuti serangkaian

langkah atau pola tertentu sehingga data di rubah ke dalam bentuk

informasi yang lebih berguna (Moekijat 2005: 22). Pada pemrosesan

data bisa dilakukan secara manual maupun dengan bantuan mesin.

Bagian pemroses data terdiri dari beberapa ahli yang bertugas

membentuk data menjadi informasi yang sesuai dengan kebutuhan

level-level manajemen. Karena kebutuhan setiap manajer (kepala

sekolah dan wakil kepala sekolah) berbeda, maka kebutuhan data pada

tiap-tiap manajer (kepala sekolah dan wakil kepala sekolah) berbeda

pula.

c. Bagian penyimpan data

Bagian penyimpanan data bertugas menyimpan data.

Penyimpanan data sangat diperlukan, karena tujuan utamanya adalah

demi keamanan data. Apabila level-level manajemen membutuhkan

data baik data berupa bahan mentah maupun data yang telah diolah,

maka data dapat diambil dan digunakan sesuai dengan kebutuhan

manajer (kepala sekolah maupun wakilnya).

d. Bagian Pemrogram data

Apabila Sistem Informasi Manajemen sudah memiliki Perangkat

komputer, maka bagian pemrogram data disebut Programmers, yaitu

17

kelompok ahli yang bertanggung jawab atas penyusunan program

untuk diberikan kepada Perangkat komputer. Karena komputer

memiliki bahasa sendiri, maka tugas programmer adalah

membahasakan data-data yang telah dihimpun sesuai dengan bahasa

computer (Sondang P. Siagian, 2006: 159-160).

B. Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan

a. Pengertian Sistem Penjaminan Mutu

Mutu adalah kemampuan (ability) yang dimiliki oleh suatu produk

atau jasa (services) yang dapat memenuhi kebutuhan atau harapan,

kepuasan (satisfaction), pelanggan (costumers) yang dalam pendidikan

dikelompokan menjadi dua, yaitu internal costumer dan eksternal.

Penjaminan mutu adalah istilah umum yang digunakan sebagai kata

lain untuk semua bentuk kegiatan monitoring, evaluasi atau kajian

(review) mutu (Nanang Fattah, 2012: 3).

Secara kelembagaan, sistem penjaminan mutu pendidikan

diposisikan sebagai bagian dari keseluruhan fungsi manajemen

pendidikan. Sistem penjaminan mutu pendidikan sebagai salah satu

fungsi manajemen pendidikan mengemban tugas dan tanggung jawab

dalam mengukur dan menilai pemenuhan standar mutu sebagaimana

yang telah ditetapkan dalam kebijakan atau regulasi (Ibid., hal. 3).

Mutu pendidikan dapat dilihat dalam dua hal, yakni mengacu

pada proses pendidikan dan hasil pendidikan. Proses pendidikan

yang bermutu apabila seluruh komponen pendidikan terlibat dalam

proses pendidikan itu sendiri. Faktor-faktor dalam proses pendidikan

adalah berbagai input, seperti bahan ajar, metodologi, sarana sekolah,

dukungan administrasi dan sarana prasarana dan sumber daya

lainnya serta penciptaan suasana yang kondusif. Sedangkan mutu

pendidikan dalam konteks hasil pendidikan mengacu pada prestasi

yang dicapai oleh sekolah pada setiap kurun waktu tertentu. Prestasi

yang dicapai atau hasil pendidikan (student achievement) dapat berupa

18

hasil tes kemampuan akademis (misalnya ulangan umum, Ebta dan

Ebtanas). Dapat pula di bidang lain seperti prestasi di suatu cabang olah -

raga, seni atau keterampilan tambahan tertentu misalnya computer,

beragam jenis teknik, jasa dan sebagainya. Bahkan prestasi sekolah

dapat berupa kondisi yang tidak dapat dipegang (intangible) seperti

suasana, disiplin, keakraban, saling menghormati, kebersihan,

dan sebagainya (Suryosubroto, 2004: 210-211).

Upaya peningkatan kualitas pendidikan disekolah, sesungguhnya

merupakan persoalan yang sederhana, akan tetapidemikian kompleks.

Oleh karena itu, upaya-upaya dimaksud memerlukan penanganan secara

multidimensional dengan melibatkan berbagai pihak terkait. Kualitas

pendidikan yang diharapkan bukan hanya pada pencapaian target

kurikulum semata, akan tetapi menyangkut semua aspek yang secara

langsung mampu tidak langsung turut menunjang tercapainya mutu

pendidikan di sekolah (Dadang Dally, 2010: 8).

Peningkatan mutu pendidikan merupakan titik strategis dalam

upaya menciptakan pendidikan yang berkualitas. Pendidikan yang

berkualitas merupakan salah satu pilar pembangunan bagi suatu bangsa

melalui pengembangan potensi individu. Karenanya, dapat dikatakan

bahwa masadepan suatu bangsa terletak pada mutu dan kualitas

pendidikan yang dilaksanakan.

Untuk menjamin mutu dan kualitas pendidikan, diperlukan

perhatian yang serius, baik oleh penyelenggaran pendidikan, pemerintah,

maupun masyarakat. Sebab, dalam sistem pendidikan nasional sekarang

ini, konsentarasi terhadap mutu dan kualitas bukan semata-mata

tanggung jawab sekolah dan pemerintah, tetapi merupakan sinergi antara

berbagai komponen termasuk masyarakat

(http://www.slideshare.net/anannur/manajemen-mutu-dalam-pendidikan,

diakses pada tanggal 25-03-2015).

Oleh karena itu, masyarakat harus sadar dan berkonsentrasi

terhadap peningkatan mutu pendidikan. Untuk melaksanakan penjaminan

19

mutu tersebut, diperlukan kegiatan yang sistematis dan terencana dalam

bentuk manajemen mutu.

Di Indonesia, perihal penjaminan mutu diatur oleh Peraturan

Pemerintah No. 19/2005, pasal 91:

a. Setiap satuan pendidikan pada jalur formal dan nonformal wajib

melakukan penjaminan mutu pendidikan.

b. Penjaminan mutu pendidikan dimaksud pada ayat 1 bertujuan untuk

memenuhi atau melampaui Standar Nasional Pendidikan.

c. Penjaminan Mutu Pendidikan dilakukan secara bartahap, sistematis

dan terencana dalam suatu program penjaminan mutu yang memiliki

target dan kerangka waktu yang jelas.

Selanjutnya pemerintah melakukan akreditasi pada setiap jenjang

dan satuan pendidikan untuk menentukan kelayakan program dan atau

satuan pendidikan. Apa yang menjadi esensi akreditasi adalah sebagai

bentuk Akuntabilitas Publik yang dilakukan secara objektif, adil,

transparan dengan menggunakan instrument dan Kriteria yang mengacu

pada standar Nasional Pendidikan. Standar Nasional Pendidikan

mencakup:

a. Standar kompetisi lulusan

b. Standar isi

c. Standar proses

d. Standar pendidik dan tenaga pendidik

e. Standar sarana dan prasarana

f. Standar pembiayaan

g. Standar penilaian

Sedangkan menurut Sondang P. Siagaian menyatakan bahwa

berdasarkan pengalaman dan kenyataan menunjukkan bahwa sumber

data yang dapat diolah dapat bersifat internal maupun eksternal (Made

Pidarta, 1998: 162).

Berdasarkan konsep relatif tentang kualitas, maka pendidikan

yang berkualitas apabila:

20

a. Pelanggan internal berkembang baik fisik maupun psikis. Secara

fisik antara mendapatkan imbalan finansial. Sedangkan secara psikis

adalah bila mereka diberi kesempatan untuk terus belajar dan

mengembangkan kemampuan, bakat dan kreatifitasnya.

b. Pelanggan eksternal :

1) Eksternal primer (para siswa) : menjadi pembelajar

sepanjang hayat, komunikator yang baik dalam bahasa

nasional dan internasional, punya keterampilan teknologi

untuk lapangan kerja dan kehidupan sehari-hari, siap secara

kognitif untuk pekerjaan yang kompleks, pemecahan

masalah dan penciptaan pengetahuan, dan menjadi warga

Negara yang bertanggung-jawab secara sosial, politik dan

budaya.

2) Eksternal sekunder (orang tua, para pemimpin pemerintahan dan

perusahan): mendapatkan konstribusi dan sumbangan yang

positif. Misalnya para lulusan dapat memenuhi harapan orang

tua dan pemerintah dan pemimpin perusahan dalam hal

menjalankan tugas-tugas dan pekerjaan yang diberikan.

3) Eksternal tersier (pasar kerja dan masyarakat luas) : para

lulusan memiliki kompetensi dalam dunia kerja dan dalam

pengembangan masyarakat sehingga mempengaruhi pada

pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan rakyat dan keadilan sosial

(Nurkolis, 2003: 71).

b. Standar Penjaminan Mutu Pendidikan

Untuk mencapai pendidikan yang berkualitas tentunya

dibutuhkan perencanaan program pendidikan yang baik. Dalam

perencanaan pendidikan untuk mencapai pendidikan yang berkualitas

perlu memperhatikan kondisi-kondisi yang mempengaruhi, strategi -

strategi yang tepat, langkah-langkah perencanaan dan memiliki kriteria

penilaian(Nurkolis, 2003: 74-78)

21

Secara garis besar sistem penjamina mutu pendidikan dapat

dikategorikan kedalam tiga kegiatan utama, yakni: input, proses, output,

dan outcome (Nanang Fattah, 2012: 15)

Gambar 1. OUTPUT (Kompetensi yang dihasilkan)

Proses Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan di Satuan Pendidikan

c. Bentuk dan Fungsi Layanan Mutu Pendidikan

Masalah mutu pendidikan merupakan salah satu isu sentral dalam

pendidikan nasional, terutama berkaitan dengan rendahnya

mutupendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan, terutama pada

Standar Tenaga Kependidikan

Standar Nasional Pendidik

Standar Mutu

(Standar Pelayanan)

OUTCOME

(kompetensi

yang

dibutuhkan)

Dunia Kerja

Lembaga

INPUT

(kondisi siswa

dan kondisi

lingkungan)

Isi

PTK

Sarpras

Pembiayaan

PROSES

(kualitas

pembelajaran)

Proses

Pengelolaan

PROSEDUR

OPERASIONA

L STANDAR

22

jenjang pendidikan dasar dan menengah. Menyadari hal tersebut,

pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan mutu

pendidikan nasional, antara lain melalui berbagai pelatihan dan

peningkatan nasional, antara lain melalui berbagai pelatihan dan

peningkatan kompetensi guru, pengadaan buku dan media pembelajaran,

perbaikan sarana dan prasarana pendidikan, serta peningkatan mutu

manajemen sekolah (Mulyasa, 2012: 158).

Keberhasilan sekolah diukur dari tingkat kepuasan pelanggan,

baik internal maupun eksternal. Sekolah dikatakan berhasil jika

mampu memberikan pelayanan sama atau melebihi harapan pelanggan,

karena mereka sudah mengeluarkan butged cukup banyak pada

lembaga pendidikan.

Bentuk pelayanan dalam lembaga pendidikan ada dua, di

antaranya adalah (Oteng Sutisno, 1985: 65).

1. Layanan pokok

Dalam memenuhi kebutuhan siswa yang berhubungan dengan

pelayanan siswa di sekolah, dalam menjalankan tugasnya kepala

sekolah dibantu oleh para personil profesional sekolah yang

dipekerjakan pada sistem sekolah di antaranya adalah:

1) Personil pelayanan pengajaran, terdiri dari orang-orang yang

bertanggung jawab pokoknya ialah mengajar, baik sebagai

guru kelas, guru kegiatan ekstra kurikuler, tutor, dan lain-lain.

2) Personil pelayanan administrasi, meliputi mereka yang

mengarahkan, memimpin, dan mengawasi personil lain dalam

operasi sekolah serta bagian-bagiannya.

3) Personil pelayanan fasilitas sekolah, meliputi tenaga-tenaga

diperpustakakan, pusat-pusat sumber belajar dan laboratorium

bahasa; ahli-ahli teknik dan tenaga yang terlibat dalam fungsi

mengajar atau fungsi melayani siswa.

4) Personil pelayanan murid atau siswa, meliputi pada spesialis

yang tanggung jawabnya meliputi bimbingan dan penyuluhan,

23

pemeriksaan psikologis dan kesehatan, nasihat medis dan

pengobatan, testing dan penelitian, penempatan kerja dan

tindak lanjut, serta koordinasi kegiatan murid.

Untuk melengkapi keempat kategori di atas, maka tidak lepas

membahas tentang fungsi-fungsi mereka, karena tiap fungsi saling

mendukung dan melengkapi. Dari uraian di atas, dapat

dikemukakan fungsi pelayanan murid sebagai berikut: (Oteng Sutisno,

1985: 65).

1) Fungsi pemeliharaan

2) Pembantu kepala sekolah yang ditugasi sebagai pengawasan

kehadiran dan disiplin murid, dengan kegiatannya yaitu

menyelenggarakan wawancara pada saat penerimaan siswa

baru, mengurus penempatannya; mengikuti semua kasus yang

diteruskan; menyelenggarakan pembicaraan dengan orang tua;

mungkin mengawasi seluruh bimbingan.

3) Petugas kehadiran, dengan kegiatannya yaitu memeriksa

identitas siswa (alamat siswa baru), memeriksa yang tidak masuk,

dll.

4) Fungsi kesehatan, kedudukan personilnya adalah dokter,

dokter gigi, dengan kegiatannya yaitu melakukan pemeriksaan,

memberikan pengobatan darurat, dan memberi nasihat tentang

pengobatan dan pencegahan.

5) Fungsi bimbingan dan penyuluhan, pelayanan psikologis,

kedudukan personilnya.

6) Fungsi dokumentasi, dengan personilnya adalah petugas

dokumentasi dengan kegiatan memelihara catatan kumulatif.

7) Fungsi testing dan penelitian dengan kedudukan personil

sebagai koordinator atau direktur, ahli psikiatri yang memiliki

kegiatan menyelenggarakan program testing, melakukan testing

individual atas dasar penyerahan kasus; membandingkan data

dan hasil penelitian; membantu mengembangkan kurikulum.

24

8) Fungsi penempatan kerja dan tindak lanjut dengan kedudukan

personil sebagai koordinator/kepala penempatan kerja dan atau

tindak lanjut, mempunyai kegiatan menangani pelayanan

penempatan kerja dan studi tindak lanjut; bekerja dengan

mereka yang menggunakan data ini dalam menilai program

sekolah.

9) Fungsi kegiatan murid (ekstrakulikuler), dengan kedudukan

personil sebagai koordinator kegiatan murid, melaksanakan

tugas merancang, membimbing, dan menilai kegiatan murid

yang bertalian dengan perkembangan pihak pribadi dan sosial

murid.

2. Layanan bantu

Perubahan dinamika masyarakat yang cepat seperti yang kita

alami saat ini, sekolah merupakan pemegang peranan penting, dengan

memberikan banyak pelayanan yang diharapkan dari sekolah, antara

lain adalah: (Oteng Sutisno, 1985: 130).

1) Pelayanan Perpustakaan

2) Pelayanan Gedung dan halaman sekolah

3) Pelayanan kesehatan dan keamanan

Selain mengetahui layanan bantu, kita juga perlu mengetahui

layanan dalam bidang bimbingan dan penyuluhan, ada empat

pelayanan program kegiatan pokok, yaitu: (M. Sulthon Masyhud et

al, 2005: 139).

1) Pelayanan pengumpulan data adalah usaha untuk memperoleh

keterangan sebanyak-banyaknya dan selengkap-lengkapnya

tentang identitas diri individu siswa beserta lingkungannya.

2) Pelayanan penyuluhan merupakan pelayanan terpenting dalam

program bimbingan di sekolah, ini juga merupakan

kesempatan bagi siswa untuk mendapatkan bantuan pribadi

secaralangsung di dalam menanggulangi masalah dan kesulitan

yang dihadapi, tetapi juga ditujukan untuk membantu seorang

25

individu dalam mengubah dirinya menuju kedewasaan

pengembangan diri.

3) Pelayanan informasi dan penempatan adalah kegiatan dalam

rangka program bimbingan dilakukan dengan cara memberikan

keterangan-keterangan yang diperlukan oleh individu(siswa) untuk

mengenal lingkungannya, terutama kesempatan-kesempatan

yang ada di dalam lingkungannya yang dapat dimanfaatkan,

baik pada waktu kini maupun yang akan datang.

4) Pelayanan penelitian dan penilaian, dalam program bimbingan

di lembaga diartikan sebagai usaha untuk menelaah program

pelayanan bimbingan yang telah dan sedang dilaksanakan

untuk mengembangkan dan memperbaiki program bimbingan

khususnya dan program-program lembaga bersangkutan pada

umumnya.

d. Prinsip Layanan Mutu dalam Pendidikan

Layanan merupakan persoalan serius bagi manajer, termasuk

manajer dalam pendidikan Islam. Layanan merupakan salah satu

komponen penting dan harus mendapatkan perhatian khusus dalam

pengolahan pendidikan, apabila menginginkan lembaga yang dikelolanya

mengalami peningkatan di segala bidang.

Berkaitan dengan paradigma tersebut, manajer sebagai

pengelola lembaga pendidikan berperan sebagai penjual yang

melayani pembeli (pengguna jasa pendidikan). Sebagai penjual

manajerharus menampilkan sifat, antara lain: (Mujamil Qomar, 2007:

195).

a) Berusaha memberikan layanan dengan cepat dan tepat,

b) Berusaha bersikap ramah,

c) Berusaha mematok harga yang bersaing,

d) Berusaha menghibur pembeli,

e) Berusaha bersikap jujur (apa adanya),

26

f) Berusaha mampu menahan diri dari perasaan kecewa bila ada

pembeli yang bersikap kurang menyenangkan.

Pelayanan dalam pendidikan mencakup berbagai hal, seperti:

(Mujamil Qomar, 2007: 196).

a. Pelayanan pembelajaran, yang merasakan pelayanan ini adalah:

para siswa.

b. Pelayanan bimbingan dan konseling bagi siswa, guru.

c. Pelayanan kepegawaian

d. Pelayanan keuangan

e. Pelayanan kesejahteraan, diartikan dalam ukuran material.

Misalnya: Gaji, honorarium, dan fasilitas fisik.

Dalam memberikan layanan, manajer pendidikan harus bersikap

adil kepada semua pelanggan. Pelanggan pendidikan terdiri dua jenis,

yaitu:

a. Pelanggan internal terdiri atas guru, pustakawan, laboran, teknisi dan

tenaga administrasi.

b. Pelanggan eksternal yang merupakan pelanggan primer, yaitu:

siswa; pelanggan sekunder, yaitu orang tua, pemerintah, dan

masyarakat; dan pelanggan tersier, yaitu pemakai atau penerima

lulusan, baik lembaga pendidikan yang lebih tinggi maupun dunia

usaha (ibid, 196).

Manajemen dalam memberikan layanan mutu harus memberikan

yang terbaik kepada semua pelanggan agar pelanggan puas. Menurut

Mulyasa (2005) dalam manajemen pendidikan Islam, yakni: (reliability)

layanan yang sesuai dengan yang dijanjikan, (assurance) mampu

menjamin kualitas pembelajaran, (tangible) iklim sekolah yang

kondusif, (emphaty) memberikan perhatian penuh kepada peserta

didik, (responsibility) cepat tanggap terhadap kebutuhan peserta didik.

Sekolah dikatakan berhasil jika mampu memberikan layanan sesuai

harapan pelanggan. Dilihat dari jenis pelanggannya sekolah

dikatakan berhasil jika:

27

a. Siswa puas dengan layanan sekolah, misalnya: puas dengan pelajaran

yang diterima, puas dengan perlakuan guru maupun pimpinan,

puas dengan fasilitas yang disediakan sekolah.

b. Orang tua puas dengan layanan terhadap anaknya maupun

layanan kepada orang tua, misalnya: puas karena menerima

laporan periodik tentang perkembangan siswa maupun program-

program sekolah.

c. Pihak pemakai/penerima lulusan (perguruan tinggi, industri, dan

masyarakat) puas karena menerima lulusan dengan kualitas yang

sesuai dengan harapan.

d. Guru dan karyawan puas dengan pelayanan sekolah, misalnya: dalam

pembagian kewajiban kerja, hubungan antara guru/ karyawan/

pimpinan, honorarium/ gaji, dan sebagainya.

C. Penelitian yang Relevan

Setelah peneliti menelusuri penelitian-penelitian yang dilakukan oleh

orang lain atau sebuah lembaga dalam masalah yang sama, atau memiliki

kemiripan baik yang berkenaan dengan “penerapan sistem informasi

manajemen pendidikan dalam sistem penjaminan mutu pendidikan di MTs.

Al-Hidayah Ciawijapura” ditemukan beberapa hasil penelitian sebagai

berikut:

1. Ali Sahid Wahyono, 59440892 (Fakultas Tarbiyah Jurusan Kependidikan

Ilmu Pengetahuan Sosial Institut Agama Islam Negeri Syekh Nurjati

Cirebon, 2013) “Penerapan Sistem Informasi Manajemen Pendidikan

pada SMK Darul Ulum Kertasmaya Indramayu.” Yang di dalamnya

berisi tentang:

1) Proses pengumpulan data SIM di SMK Darul Ulum yang sudah

berjalan dengan baik karena semua data yang dikumpulkan lengkap

dengan indikator pengumpulan data yang meliputi data internal

(kesiswaan, kurikulum, humas, sarana prasarana, dan administrasi)

28

dan eksternal (orang tua, komite sekolah, masyarakat dan

pemerintah).

2) Proses pengelolaan SIM yang dapat berjalan baik dengan adanya

penggunaan alat software aplikasi yang digunakan dalam

pengelolaan SIM.

3) Penerapan SIM Pendidikan di SMK Darul Ulum Kertasmaya

Indramayu yang memanfaatkan potensi fasilitas/ sarana prasarana

sebagai batu pijakan dalam penerapannya.

2. Khusnul Hadi, 063311038 (Fakultas Tarbiyah Jurusan Kependidikan

Islam (KI) Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang, 2011)

“Optimalisasi Penerapan Sistem Informasi Manajemen dalam

Peningkatan Layanan Pendidikan di SMA Semesta Kota Semarang.”

Dimana kesimpulan dari penelitiannya yaitu:

1) SMA Semesta Semarang berusaha mengoptimalkan penerapan SIM

dengan memberikan layanan SIM pendidikan berbasis Web dalam

memudahkan kinerja siswa, guru, karyawan dan Stakeholder

lainnya.

2) Tujuan dari penerapan SIM pendidikan di SMA Semesta Semarang

adalah menyediakan informasi yang dipergunakan dalam

pelaksanaan manajemen pendidikan. Jadi, dengan demikian

manajemen dalam pendidikan dapat difungsikan dengan

memberikan informasi yang up to date.

3) Penyebaran SIM dapat meningkatkan layanan pendidikan secara

spesifik, peningkatan dalam layanan pendidikan yaitu pertimbangan

pengambilan kebijakan terhadap proses kepuasan pelanggan dalam

suatu penetapan pemenuhan standar mutu pendidikan.

3. Fifi Fitriyah, 206018200196 (Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Kependidikan

Jurusan Kependidikan Islam Uin Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011)

“Penerapan Sistem Informasi Manajemen Pendidikan Dalam

Meningkatkan Pelayanan Sekolah Terhadap Masyarakat Pada Website

Sma Bakti Mulya 400”

29

Dimana hasil dari penelitiannya yaitu:

1) Strategi sistem informasi manajemen dengan pelayanan

menggunakan website dapat mendorong kelangsungan hidup sebuah

lembaga pendidikan.

2) Manfaat dari penerapan sistem informasi manajemen dengan layanan

internet (website) diantaranya yaitu; perbaikan layanan pelanggan

dengan mempermudah mendapatkan informasi yang akurat dan tepat

waktu; mempermudah berkomunikasi dengan siswa, orang tua

murid, lembaga dengan masyarakat.

3) Penerapan sistem informasi manajemen dengan meningkatkan

pelayanan menggunakan website telah terlaksana dengan efektif, hal

ini dapat dilihat dari jawaban responden yaitu: a). Kelengkapan

dengan interval 80,08% (baik); b). Ketepatan berada pada interval

59,67% (cukup baik); c). Akurasi dengan interval 61,5% (cukup

baik); d). Keadaan dengan interval 57,08% (cukup baik); e).

Kekinian dengan interval 88% hal ini menunjukan bahwa sekolah

mampumemenuhi kebutuhan kekinian yang diterapkan melalui web

sekolah dengan baik; f). Format output dengan inteval 52,76%

(kurang baik). Dengan rata-rata interval 61,45% maka penerapan

SIM terhadap masyarakat pada website cukup baik.

D. Kerangka Pemikiran

Teknologi informasi merupakan salah satu senjata persaingan. Hal ini

tidak dapat diragukan lagi karena saat ini teknologi informasi telah menjadi

salah satu alat untuk meningkatkan efisiensi aktivitas operasional lembaga

pendidikan. Hampir disetiap lembaga pendidikan telah tampak fenomena

bahwa yang menjadi kriteria pilihan masyarakat saat ini adalah lembaga

pendidikan yang telah memiliki perangkat teknologi informasi sangat

memadai dalam berbagai aktifitas operasional lembaga pendidikan tersebut.

Hal ini disebabkan oleh salah satu unsur penilaian masyarakat tentang

kualitas pendidikan saat ini dapat dilihat dari kemampuan sebuah lembaga

30

dalam menyajikan jasa pendidikan diantaranya menggunakan teknologi

informasi (Pontjorini Rahayuningsih, 2006).

Pengertian sistem informasi manajemen yaitu sebuah sistem manusia/

mesin yang terpadu (integrated), untuk menyajikan informasi guna

mendukung fungsi operasi, manajemen dan pengambilan keputusan dalam

sebuah organisasi (Gordon B. Davis, 1997: 3).

Dalam penerapan Sistem Informasi Manajemen Pendidikan yang

memiliki nilai tambah, betul-betul membutuhkan persiapan yang sangat

matang sehingga harapan untuk mengaplikasikan Sistem Informasi

Manajemen Pendidikan dapat terwujud sesuai dengan perkembangan dunia

pendidikan yang dituntut masyarakat lebih marketable dan sellable. SIM

Pendidikan diharapkan sangat bermanfaat tidak hanya bagi para pengambil

keputusan bidang pendidikan, tetapi sangat berguna bagi sangat berguna bagi

masyarakat sebagai salah satu subsistem dan control society, terutama dalam

proses operasional lembaga pendidikan dan penyajian kualitas jasa

pendidikan yang bisa dipertanggung jawabkan (Eti Rochaetiy, 2008: 13).

Kebijakan desentralisasi pendidikan diharapkan akan mendorong

peningkatan pelayanan di bidang pendidikan kepada masyarakat, yang

bermuara pada upaya peningkatan kualitas pengelolaan pendidikan dalam

tataran yang paling bawah (at the bottom), yaitu sekolah melalui penerapan

manajemen berbasis sekolah (Fasli Jalal dan Dedi Supriadi, 2001: 159).

Manajemen sekolah dengan rancangan MBS dipandang berhasil jika

mampu mengangkat derajat mutu prose dan produk pendidikan dan

pembelajaran. Dalam konteks pendidikan, pengertian mutu mengacu pada

masukan, proses, luaran, dan dampaknya. Mutu masukan dapat dilihat dari.

Pertama, kondisi baik atau tidaknya masukan sumber daya manusia, seperti

kepala sekolah, guru, staf tata usaha dan siswa. Kedua, memenuhi atau

tidaknya kriteria masukan material berupa alat peraga, buku-buku,

kurikulum, prasarana, sarana sekolah, dan lain-lain. Ketiga, memenuhi atau

tidaknya kriteria masukan yang berupa perangkat lunak, seperti peraturan,

struktur organisasi, dan deskripsi kerja. Keempat, mutu masukan yang

31

bersifat harapan dan kebutuhan, seperti visi, motivasi, ketekunan, dan cita-

cita (Sudarwan Danim, 2007: 53).

Mutu dan kualitas layanan (jasa) yang dihasilkan merupakan ukuran

mutu sebuah lembaga pendidikan, yaitu sejauh mana kepuasaan pelanggan

terhadap jasa yangdihasilkan. Menurut Mulyasa, sebagai industri jasa, mutu

lembaga pendidikandapat diukur dari pelayanan yang diberkan oleh

pengelola pendidikanbeserta seluruh karyawan kepada para pelanggan sesuai

dengan standarmutu tertentu (Mulyasa, 2005: 226).

Dengan demikian, sekolah dikatakanbermutu apabila mampu memberi

layanan sesuai atau bahkan melebihiharapan guru, karyawan, peserta didik,

dan pihak-pihak lain yang terkaitseperti orang tua, penyandang dana,

pemerintah atau dunia kerja penggunalulusan.Untuk memberikan jaminan

terahadap mutu dan kualitas, lembagapendidikan harus mengetahui dengan

pasti apa yang dibutuhkan olehpelanggannya. Lembaga pendidikan

hendaknya selalu berupaya mensinergikan berbagai komponen untuk

melaksanakan manajemen mutupendidikan yang dikelolanya agar dapat

menjalankantugas dan fungsikependidikan.

(http://www.slideshare.net/anannur/manajemen-mutu-dalam-pendidikan).

Menurut Depdiknas (1999), menyebutkan 4 hal yang merupakan

cakupan keberhasilan manajemen sekolah, yaitu: a) Siswa puas dengan

layanan sekolah, yaitu dengan pelajaran yangditerima, perlakuan guru,

pimpinan, puas dengan fasilitas yangdisediakan sekolah atau siswa

menikmati situasi sekolah dengan baik. b) Orang tua siswa merasa puas

dengan layanan terhadap anaknya, layanan yang diterimanya dengan laporan

tentang perkembangan kemajuan belajar anaknya dan program yang

dijalankan sekolah. c) Pihak pemakai lulusan puas karena menerima lulusan

dengan kualitas tinggi dan sesuai harapan. d) Guru dan karyawan puas

dengan layanan sekolah, dalam bentuk pembagian kerja, hubungan dan

komunikasi antar guru/pimpinan,karyawan, gaji/ honor yang diterima dan

pelayanan (Syafaruddin, 2005: 289).

Dengan begitu, untuk mempermudah penjelasan peranan sistem

32

informasi manajemen terhadap mutu pendidikan dapat dilihat gambar

dibawah ini:

Gambar 3. Peran Sistem Informasi Manajemen terhadap Mutu Pendidikan

Keterangan:

Sistem informasi manajemen didalamnya mencakup sarana prasarana

(fisik dan non fisik), tenaga pendidik, dan partisipasi masyarakat. Dengan

adanya sistem informasi manajeman yang baik akan memacu pada

pendidikan yang baik pula. sehingga tidak hanya pendidikannya yang baik

tapi diharapkan pula menghasilkan output berupa siswa yang berhasil dalam

kegiatan belajar mengajar yang akhirnya dapat meningkatkan mutu

pendidikan tersebut.

Sistem Informasi

Manajemen

Sarana Prasarana

(fisik & non fisik) Tenaga Pendidik

Siswa

(Kegiatan Belajar Mengajar)

Partisipasi

Masyarakat

Hasil

(Mutu

Pendidikan)