bab ii landasan teori

8
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Zat Warna Zat warna didefinisikan sebagai suatu benda berwarna yang memiliki afinitas kimia terhadap benda yang diwarnainya. Zat warna umumnya memiliki bentuk cair dan larut di air. Menurut sumber zat warna dibagi menjadi 2 yaitu Zat Pewarna Alami (ZPA) dan Zat Pewarna Sintesis (ZPS). Zat Pewarna Alami (pigmen) dapat diperoleh dari tumbuhan, hewan, maupun sumber-sumber mineral. Zat Pewarna Sintesis adalah zat warna buatan atau sintesis yang dibuat dengan reaksi kimia dengan bahan dasar arang, batu bara atau minyak bumi yang merupakan hasil senyawa turunan hidrokarbon aromatic seperti benzene, naftalena dan antrasena (Noor, 2007). 2. Mangrove (Rhizopora mucronata) a. Klasifikasi Kingdom: Plantae (Tumbuhan) Sub Kingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji) Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) 4

Upload: m-helmy-aditya

Post on 01-Oct-2015

214 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Landasan

TRANSCRIPT

9

BAB IILANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka1. Zat WarnaZat warna didefinisikan sebagai suatu benda berwarna yang memiliki afinitas kimia terhadap benda yang diwarnainya. Zat warna umumnya memiliki bentuk cair dan larut di air. Menurut sumber zat warna dibagi menjadi 2 yaitu Zat Pewarna Alami (ZPA) dan Zat Pewarna Sintesis (ZPS). Zat Pewarna Alami (pigmen) dapat diperoleh dari tumbuhan, hewan, maupun sumber-sumber mineral. Zat Pewarna Sintesis adalah zat warna buatan atau sintesis yang dibuat dengan reaksi kimia dengan bahan dasar arang, batu bara atau minyak bumi yang merupakan hasil senyawa turunan hidrokarbon aromatic seperti benzene, naftalena dan antrasena (Noor, 2007).

2. Mangrove (Rhizopora mucronata)a. KlasifikasiKingdom: Plantae (Tumbuhan)Sub Kingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)Sub Kelas: RosidaeOrdo: MyrtaleFamili: Rhizophoraceae Genus: RhizophoraSpesies: Rhizophora mucronata

Gambar .1 Buah Mangrove (Rhizopora mucronata)

(Wikipedia.org)b. Deskripsi UmumRhizopora mucronata memiliki ciri-ciri yang menyolok berupa akar tunjang yang besar dan berkayu, pucuk yang tertutup daun penumpu yang meruncing, serta buah yang berkecambah serta berakar ketika masih di pohon (vivipar). Memiliki buah yang lonjong memanjang berbentuk telur berwarna hijau kecoklatan. Panjang buah Rhizopora mucronata 36-70 cm dengan diameter 2-3 cm dengan permukaan bintil dan agak kasar (Noor, dkk, 1999).c. TaninTanin secara umum didefinisikan sebagai senyawa polifenol yang memiliki berat molekul cukup tinggi (lebih dari 1000) dan dapat membentuk kompleks dengan protein. Berdasarkan strukturnya, tanin dibedakan menjadi dua kelas yaitu tannin terkondensasi (condensed tannins) dan tanin-terhidrolisis (hydrolysabletannins). Tanin memiliki peranan biologis yang kompleks. Tanin juga dapat berfungsi sebagai antioksidan biologis. Maka dari itu semua penelitian tentang berbagai jenis senyawa tanin mulai dilirik para peneliti sekarang (Hagerman, 2002).

(Asam Galat)(Ellagitanin)

(Gallotanin)

Gambar .2 Tanin Terhidrolisis

(Katekin) (Epikatekin)

Gambar .3 Tanin Terkondensasi

3. Proses Pengambilan Tanin dari Buah MangroveBuah mangrove (Rhizophora mucronata) dikupas kulitnya, kemudian dipotong kecil-kecil dan dikeringkan. Buah mangrove yang telah kering dan dipotong kecil-kecil selanjutnya diekstraksi dalam tangki berpengaduk, menggunakan pelarut air. Ekstraksi tanin dari buah mangrove telah dilakukan dengan variasi suhu 40oC, 60 oC, 80 oC, 100 oC; variasi pelarut air, etanol, metanol, aseton, dan n-heksana; dan variasi perbandingan jumlah massa dengan volume pelarut 1:5, 1:10, 1:15. Pada penelitian ini diperoleh kondisi optimum ekstraksi tanin dari buah mangrove (Rhizophora nucronata) adalah pada suhu 100oC, perbandingan massa bahan dan pelarut 1:10, menggunakan pelarut air selama 60 menit ekstraksi, dengan yield 0,4326 %(4,326 mg tanin/g buah mangrove) (Kwartiningsih, E., dkk, 2013).

4. Difusivitas Ekstraksi Tanin dari Buah MangrovePada penelitian ini padatan berbentuk slab yang dianggap mempunyai ukuran yang relatif besar sehingga kecepatan ekstraksi ditentukan oleh kecepatan difusi solut dari dalam padatan ke permukaan.

Gambar 1. Elemen volum pada slab

Neraca massa solut dalam elemen volum (Gambar 1) :

A .x (1)

(2)

Jika diambil limit x0, diperoleh : (3) =

= (4)

Kondisi batas :CA (x,0) = CAin (5)CA (0,t) = Cf/H (6) CA (L,t) = Cf/H (7)Untuk menyelesaikan persamaan diferensial (4) dengan keadaan batas (5), (6), dan (7), diperlukan satu persamaan lagi, yaitu untuk Cf. Neraca massa solut pada fase padat dan cair dapat ditulis sebagai berikut :

+=+Solutdalam padatanSolutdalamcairanSolut dalamPadatanmula-mulaSolut dalam padatan mula-mula

W.Cfo + n.S.L.CAin = W Cf +n.Sdx (8) Cf = Cfo + (9) Persamaan (4) dengan kondisi batas (5),(6),dan (7) diselesaikan secara numeris dengan finite difference approximation cara implisit. Dengan pendekatan implisit untuk persamaan (4) diperoleh persamaan :

(10)

Manipulasi persamaan (10) menghasilkan :(CA)i-1,j+1 + (-2-M) (CA)i,j+1 + (CA)i+1,j+1 = -M (CA)i,j (11)Dalam hal ini M = (12)(Sediawan dan Prasetya, 1997)

4