bab ii landasan teori 2.1. umum 2.1.1 definisi humas · tugas dan kewajiban utama humas yang lain...
TRANSCRIPT
11
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Umum
2.1.1 Definisi Humas
Menurut Ruslan dalam Yusmawati (2017:5) “Public Relations adalah fungsi
manajemen yang mendukung pembinaan, pemeliharaan jalur antara organisasi
dengan publiknya, menyangkut aktifitas komunikasi, pengertian, penerimaan dan
kerja sama. melibatkan manajemen dalam menghadapi permasalahan, membantu
manajemen dalam mengikuti dan memanfaatkan perubahan secara efektif.
Menurut Rahmadi dalam Saparti (2016:15) “Humas dalam lembaga
pemerintah merupakan suatu keharusan fungsional dalam rangka tugas penyebaran
informasi tentang kebijakan, program dan kegiatan lembaga pemerintah kepada
masyarakat. Humas pemerintah bertugas memberikan informasi dan penjelasan
kepada khalayak/publik mengenai kebijakan.”
2.1.2 Tugas Humas
Menurut Iriantara (2013:10) Tugas Humas adalah “menjaga hubungan
antara organisasi dan publik. Melalui humas organisasi tidak tuli dan buta
terhadap aspirasi masyarakat”.
1. Sedangkan menurut John D Millet dalam Ruslan yang dikutip dari
Yusmawati (2017:4) mengenai tugas humas yaitu: Mempelajari dan
mengamati keinginan-keinginan, dan aspirasi yang terdapat dalam
masyarakat (learning about public disires and aspiration)
12
2. Kegiatan-kegitan untuk memberikan nasihat atau sumbangan saran dalam
menghadapi apa sebaiknya yang dilakukan instansi/lembaga pemerintah
seperti yang dikehendaki pihak publiknya (ensuring satisfactory contact
between public and government official)
3. Memberikan penerangan serta informasi tentang apa yang telah
diupayakan oleh suatu lembaga/instansi pemerintah yang bersangkutan
(informing and about what agency is doing).
Menurut Menurut Dimock dan Koening dalam Betty yang dikutip dari
Kussanti & Leliana (2017:122) pada umumnya tugas-tugas dari pihak Humas
instansi atau lembaga pemerintahan, yaitu sebagai berikut:
1. Upaya memberikan penerangan atau informasi kepada masyarakat tentang
pelayanan masyarakat, kebjakan serta tujuan yang akan dicapai oleh
pemerintah dalam melaksanakan program kerja tersebut.
2. Mampu untuk menanamkan keyakinan dan kepercayaan serta mengajak
masyarakat dalam partisipasinya atau ikut serta pelaksanaan program
pembangunan di berbagai bidang, sosial, budaya, ekonomi, politik, serta
menjaga stabilitas dan keamanan nasional.
3. Kejujuran dalam pelayanan dan pengabdian dari aparatur pemerintah yang
bersangkutan perlu dipelihara atau dipertahankan dalam melaksanakan
tugas serta kewajiban masing-masing.
Tugas dan kewajiban utama Humas yang lain menurut John D. Milet
dalam Ruslan yang dikutip oleh Yusmawati (2017:4) adalah sebagai berikut:
1. Mempelajari dan mengamati keinginan-keinginan, dan aspirasi yang
terdapat dalam masyarakat (learning about public disires and aspiration)
13
2. Kegiatan-kegitan untuk memberikan nasihat atau sumbangan saran dalam
menghadapi apa sebaiknya yang dilakukan instansi/lembaga pemerintah
seperti yang dikehendaki pihak publiknya (ensuring satisfactory contact
between public and government official)
3. Memberikan penerangan serta informasi tentang apa yang telah
diupayakan oleh suatu lembaga/instansi pemerintah yang bersangkutan
(informing and about what agency is doing).
2.1.3 Fungsi Humas
Menurut Ruslan dalam Kussanti & Leliana (2017:122) “bahwa perbedaan
antara fungsi dan tugas Humas yang terdapat di instansi pemerintah dengan non-
pemerintah adalah tidak adanya unsur komersial walaupun Humas Pemerintah
juga melakukan hal yang sama dalam kegiatan publikasi, promosi, periklanan
Humas Pemerintah lebih menekan pada publik services atau demi meningkatkan
pelayanan mutu.”
Menurut Ruslan dalam Kusanti dan Leliana (2017:122) Seorang Humas
atau Public Relations instansi pemerintahan mempunyai fungsi pokok sebagai
berikut:
1. Mengamankan kebijaksanaan dan program kerja Pemerintah yang
diwakilinya.
2. Memberikan pelayanan, menyebarluaskan pesan-pesan dan informasi
mengenai kebijaksanaan, hingga mampu mensosialisasikan program-
14
program pembangunan, baik secara Nasional maupun daerah kepada
masyarakat.
3. Menjadi komunikator sekaligus mediator yang proaktif dalam
menjembatani kepentingan instansi Pemerintah di satu pihak dan
menampung aspirasi atau opini publik (masyarakat), serta memperhatikan
keinginan-keinginan di lain pihak.
4. Berperan serta secara aktif dalam menciptakan iklim yang kondusif dan
dinamis demi mengamankan stabilitas dan program pembangunan baik
dalam jangka pendek maupun panjang.
Menurut Edward dalam Betty yang dikutip oleh Kussanti & Leliana
(2017:123) terdapat 3 fungsi utama Humas, yaitu:
1. Memberikan penerangan kepada masyarakat.
2. Melakukan persuasi untuk mengubah sikap dan perbuatan masyarakat
secara langsung.
3. Berupaya untuk mengintegrasikan sikap dan perbuatan suatu badan atau
lembaga sesuai dengan sikap dan perbuatan masyarakat atau sebaliknya.
2.1.4 Peran Humas
Untuk peran Public Relations Nova dalam Trisnawati & Syarah (2017:92)
menyatakan peranan Public Relations dibagi menjadi empat bagian, yaitu:
1. Penasihat Ahli (Expert Precriber).
Seorang praktisi pakar Public Relations yang berpengalaman dan memiliki
kemampuan tinggi dapat membantu mencarikan solusi dalam penyelesaian
masalah hubungan dengan publiknya (Public Relationship).
15
2. Fasilitator Komunikasi (Communication Facilitator).
Dalam hal ini, praktisi PR bertindak sebagai komunikator atau mediator
untuk membantu pihak manajemen dalam hal untuk mendengar apang
diinginkan dan diharapkan oleh publiknya.
3. Fasilitator Proses Pemecahan Masalah (Problem Solving Process
Fasilitator).
Peranan praktisi PR dalam proses pemecahan persoalan Public Relations
ini merupakan bagian dari tim manajemen.
4. Teknisi Komunikasi (Communication Technician).
Peranan communication technician ini menjadikan praktisi PR sebagai
journalist in resident yang hanya menyediakan layanan teknis komunikasi
atau dikenal dengan method of communication.
2.1.5 Ruang Lingkup Humas
Menurut Ruslan dalam Trisnawati & Syarah (2017:92) ruang lingkup
Public Relations dalam suatu organisasi atau lembaga antara lain meliputi
aktivitas sebagai berikut:
1. Membina hubungan ke dalam (publik internal).
Publik internal adalah publik yang menjadi bagian dari unit/ badan/
perusahaan atau organisasi itu sendiri. Seorang Public Relations harus
mampu mengidentifikasi atau mengenali hal-hal yang menimbulkan
gambaran negatif di dalam masyarakat, sebelum kebijakan itu dijalankan
oleh organisasi.
2. Membina hubungan ke luar (publik eksternal).
16
Publik eksternal adalah publik umum atau masyarakat. Mengusahakan
tumbuhnya sikap dan gambaran publik yang positif terhadap lembaga/
organisasi yang diwakilinya.
2.2. Studi Literatur
2.2.1 Humas Pemerintah
Menurut Rahmadi dalam Saparti (2016:15) mengatakan bahwa:
Humas lembaga pemerintah merupakan suatu keharusan fungsional dalam penyebaran informasi tentang kebijakan, program dan kegiatan lembaga pemerintah kepada masyarakat. Humas pemerintah bertugas memberikan informasi dan penjelasan kepada publik mengenai kebijakanlangkah-langkah Atau tindakan yang diambil pemerintah serta mengusahakan tumbuhnya hubungan yang harmonis antaralembaga/instansi dengan publiknya dengan memberikan pengertian kepada publik tentang apa yang dikerjakan oleh instansi pemerintah dimana Humas itu berada dan berfungsi. Sedangkan menurut Zaenal dalam Kussanti & Leliana (2017:122)
mengatakan bahwa:
Humas pemerintah pada dasarnya tidak bersifat politis, bagian humas di instasi pemerintah dibentuk untuk mempublikasikan atau mempromosikan kebijakan kebijakan mereka dengan cara memberikan informasi secara teratur tentang kebijakan,memberikan pelayanan publik, dan berhubungan dengan media.
2.2.2 Program Humas
Menurut Widjaja dalam Kussanti & Leliana (2017:123) “program humas
adalah sesuai peranannya sebagai pengabdi untuk kepentingan umum, sebagai
mediator antara pimpinan dengan publik, dan sebagai dokumenkator”. Maka dari
itu, program humas dititikberatkan pada:
1. Program pelayanan
17
2. Program ini berupa pelayanan data/informasi baik secara lisan maupun
tertulis, termasuk penyelenggaraan display tetap dan pameran.
3. Program mediator
4. Program ini berupa penertiban berbagai media massa, penyelenggaraan
konferensi pers, wisata pers, menjawab surat pembaca, menanggapi tajuk
rencana yang negatif dan lain-lain.
5. Program dokumentator
6. Program ini berupa pembuatan dokumentasi film, foto rekaman (kaset
audio dan video), transkip pidato dan lain-lain.
2.2.3 Special Event
Menurut Ardianto (2014:268) menyatakan bahwa :
Special event yaitu peristiwa khusus sebagai suatu kegiatan humas yang penting dan memuaskan banyak orang untuk ikutserta dalam suatu kesempatan, mampu meningkatkan pengetahuan dan memenuhi selara atau keinginan publik, seperti peresmian gedung, peringatan ulang tahun perusahaan, seminar, pameran, lokakarya, open house. Kegiatan ini biasanya mngundang media untuk meliputnya. Menurut Betty dalam Kussanti & Leliana (2017:123) kegiatan kehumasan
di instansi pemerintah adalah :
1. Membina hubungan dengan lingkungan internal.
2. Membina hubungan dengan pers
3. Dokumentasi dan kliping
4. Kegiatan khusus (special event)
5. Pameran
18
2.2.4 Publik Eksternal
Menurut Ardianto (2014:115) “Publik eksternal adalah publik yang secara
tidak langsung terkait dengan organisasi atau perusahaan, seperti press (pers),
goverment (pemerintah), customers (pelanggan), suppliers (pemasok), the
community (komunitas)”.
Menurut Elvinaro dalam Tayibnapis (2014:36) Publik Eksternal adalah
“Publik yang tidak secara langsung terkait dengan orvganisasi atau perusahaan ,
seperti press (pers/media massa), Government (pemerintah) ,educators (pendidik),
customer (pelanggan), the community (komunitas), suppliers (pemasok).”
2.2.5. Media
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), media dapat diartikan
sebagai : (1) alat, dan (2) alat atau sarana komunikasi seperti majalah, radio,
televisi, film, poster, dan spanduk. Menurut Cangara dalam Tamburaka (2013:41)
media massa memiliki karakteristik :
1. Bersifat melembaga, artinya pihak yang mengelola media terdiri dari
banyak orang.
2. Bersifat satu arah, artinya komunikasi yang digunakan kurang
memungkinkan terjadi dialog antara pengirim dan penerima.
3. Meluas dan serempak, artinya dapat mengatasi rintangan jarak dan waktu
karena ia memiliki kecepatan, dimana informasi dapat diterima oleh
banyak orang dalam waktu yang sama.
4. Bersifat terbuka, artinya pesan dapat diterima oleh siapa saja, kapan saja
tanpa ada batasan.
19
Menurut Tamburaka (2013:41) media dalam komunikasi massa dapat
dibedakan menjadi :
1. Media Konvensional/Cetak
Menurut Tamburaka (2013:42) mengemukakan bahwa
Media massa cetak adalah media massa yang menggunakan media cetak seperti kertas koran yang didalamnya ada tulisan yang berupa kata-kata dan kalimat, tetapi tulisan itu bukanlah tulisan biasa layaknya surat menyurat, melainkan tulisan yang disebut news (berita) yang penulisannya mengikuti kaidah jurnalistik.
Yang termasuk dalam media konvensional atau cetak adalah : Majalah,
Koran, Tabloid, atau Surat Kabar.
2. Media Elektronik /Digital
Menurut Tamburaka (2013:42) media massa elektronik adalah “media
yang menggunakan gelombang elektromagnetik yang yang mengubahnya menjadi
audio (suara), visual (gambar), atau keduanya secara bersamaan”.
Yang termasuk kedalam media massa elektronik adalah Televisi, dan
Radio.
3. Media Baru/Internet
Menurut Tamburaka (2013:75) Internet merupakan “suatu network
(jaringan) yang menghubungkan komputer yang ada didunia dan membentuk
suatu komunitas maya yang dikenal sebagai global village (desa global).
Adapun perbedaan jelas antara internet dan media lainnya adalah,
memungkinkan terjadinya interaksi antara pengirim dan penerima informasi.
Dengan kemajuan teknologi hal itu bukan tidak mungkin lagi. Adapun yang
termasuk dalam media massa baru ini adalah : Webblog, media sosial seperti
facebook, instagram, you tube, twitter, path, gmail, dan masih banyak lagi.