bab ii landasan teori 2.1 konsep interaksi sosial 2.1.1 ...€¦ · 2.1.2 jenis-jenis interaksi...

23
10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Interaksi Sosial 2.1.1 Pengertian Interaksi Sosial Interaksi sosial sangat dibutuhkan oleh setiap orang untuk dapat menjalin hubungan baik dengan orang yang lainnya. Dengan interaksi sosial, seseorang dapat memperoleh informasi dan dapat saling memberikan pengaruh atau perubahan satu sama lain. H. Bonner (dalam Santoso, 1992) bahwa interaksi sosial adalah suatu hubungan antara dua atau lebih individu manusia dimana kelakuan individu yang satu mempengaruhi, mengubah atau memperbaiki kelakuan individu yang lain atau sebaliknya. Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orang-orang perorangan, antara kelompok- kelompok manusia, maupun antara orang perorangan dengan kelompok manusia (Gillin dan Gillin, dalam Soekanto, 1990). Soekanto (1990) mengungkapkan bahwa interaksi sosial itu sendiri merupakan dasar proses sosial yang terjadi karena adanya hubungan-hubungan sosial yang dinamis mencakup hubungan antar individu, antar kelompok, atau antara individu dan kelompok.

Upload: others

Post on 07-Nov-2020

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Interaksi Sosial 2.1.1 ...€¦ · 2.1.2 Jenis-Jenis Interaksi Sosial . Jenis-jenis interaksi sosial menurut Bales (dalam Santoso, 1992) adalah sebagai

10

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Konsep Interaksi Sosial

2.1.1 Pengertian Interaksi Sosial

Interaksi sosial sangat dibutuhkan oleh setiap orang untuk dapat menjalin

hubungan baik dengan orang yang lainnya. Dengan interaksi sosial, seseorang

dapat memperoleh informasi dan dapat saling memberikan pengaruh atau

perubahan satu sama lain.

H. Bonner (dalam Santoso, 1992) bahwa interaksi sosial adalah suatu

hubungan antara dua atau lebih individu manusia dimana kelakuan individu yang

satu mempengaruhi, mengubah atau memperbaiki kelakuan individu yang lain

atau sebaliknya.

Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang

menyangkut hubungan antara orang-orang perorangan, antara kelompok-

kelompok manusia, maupun antara orang perorangan dengan kelompok manusia

(Gillin dan Gillin, dalam Soekanto, 1990).

Soekanto (1990) mengungkapkan bahwa interaksi sosial itu sendiri

merupakan dasar proses sosial yang terjadi karena adanya hubungan-hubungan

sosial yang dinamis mencakup hubungan antar individu, antar kelompok, atau

antara individu dan kelompok.

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Interaksi Sosial 2.1.1 ...€¦ · 2.1.2 Jenis-Jenis Interaksi Sosial . Jenis-jenis interaksi sosial menurut Bales (dalam Santoso, 1992) adalah sebagai

11

Dapat disimpulkan bahwa interaksi sosial adalah hubungan manusia satu

dengan manusia yang lain baik orang perorangan, ataupun perorangan dengan

kelompok, dan satu kelompok dengan kelompok yang dan saling melakukan

komunikasi serta terjadi proses saling mempengaruhi satu yang lain.

2.1.2 Jenis-Jenis Interaksi Sosial

Jenis-jenis interaksi sosial menurut Bales (dalam Santoso, 1992) adalah

sebagai berikut :

a. Interaksi antara individu dengan diri pribadi

b. Interaksi antara individu dengan individu

c. Interaksi antara individu dengan kelompok

d. Interaksi antara kelompok dengan kelompok

Dari keempat jenis interaksi sosial tersebut dapat diketahui bahwa

interaksi dapat terjadi dengan siapa saja dalam kehidupan, bukan hanya dengan

diri sendiri maupun satu orang, melainkan melibatkan lebih dari satu orang.

2.1.3 Faktor-Faktor Interaksi Sosial

Menurut Santoso (1992) faktor-faktor yang berpengaruh dalam interaksi

sosial adalah sebagai berikut :

a. “The nature of the social situation”. Situasi sosial itu bagaimanapun

memberi bentuk tingkah laku terhadap individu yang berada dalam

situasi tersebut.

b. “The norms previvailing in any given social group”. Kekuasaan norma-

norma kelompok sangat berpengaruh terjadinya interaksi sosial antar

individu.

c. “Their own personality trends”. Masing-masing individu memiliki tujuan

kepribadian, sehingga hal ini berpengaruh terhadap tingkah lakunya.

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Interaksi Sosial 2.1.1 ...€¦ · 2.1.2 Jenis-Jenis Interaksi Sosial . Jenis-jenis interaksi sosial menurut Bales (dalam Santoso, 1992) adalah sebagai

12

d. “A person transitory tendencies”. Setiap individu berinteraksi sesuai

dengan kedudukan dan kondisinya yang bersifat sementara.

e. “The processes of perceiving and interpreting a situation”. Setiap situasi

mengandung arti bagi setiap individu sehingga hal ini mempengaruhi

individu untuk melihat dan menafsirkan situasi tersebut.

Dari faktor – faktor diatas dapat diketahui bahwa interaksi sosial dapat

dipengaruhi oleh situasi sosial yang ada, kekuasaan norma – norma kelompok

yang ada, tujuan kepribadian diri sendiri, sesuai dengan kedudukan dan kondisi

individu, serta proses untuk melihat dan menafsirkan situasi yang ada.

2.1.4 Aspek-Aspek Interaksi Sosial

Berikut empat aspek-aspek interaksi sosial yang dikemukakan oleh

Santoso (1992) adalah sebagai berikut :

a. Adanya hubungan

Setiap interaksi sudah tentu terjaadi ketika adanya hubungan baik antara

individu dengan individu maupun individu dalam hubungan kelompok.

b. Adanya individu

Setiap interaksi sosial menuntut tampilnya individu-individu yang

melaksanakan suatu hubungan.

c. Ada tujuan

Setiap interaksi sosial memiliki tujuan tertentu seperti mempengaruhi

individu lain.

d. Ada hubungan dengan struktur dan fungsi kelompok

Interaksi sosial yang ada hubungan dengan struktur dan fungsi kelompok

ini terjadi karena individu dalam hidupnya tidak terpisah dari kelompok,

disamping itu tiap-tiap individu memiliki fungsi didalam kelompoknya.

G.C. Homans (dalam Santoso, 1992) membagi aspek-aspek dalam

interaksi sosial sebagai berikut :

a. Adanya motif / tujuan yang sama

Artinya setiap individu yang mengadakan interaksi mempunyai motif /

tujuan tetentu.

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Interaksi Sosial 2.1.1 ...€¦ · 2.1.2 Jenis-Jenis Interaksi Sosial . Jenis-jenis interaksi sosial menurut Bales (dalam Santoso, 1992) adalah sebagai

13

b. Adanya suasana emosional yang sama

Artinya bahwa setiap individu didorong oleh perasaan masing-masing

yang sama dalam interaksi sosial.

c. Adanya interaksi

Artinya setiap individu dalam keadaan demikian pasti berhubungan

dengan individu lain yang disebut dengan interaksi. Dipandang dari segi

individu, maka interaksi itu disebut dengan aksi.

d. Adanya pimpinan

Artinya bahwa adanya interaksi, aksi dan sentimen ini menimbulkan

suatu bentuk pimpinan dan umumnya berlangsung secara wajar serta

merupakan bentuk piramida.

e. Adanya eksternal sistem

Artinya bahwa dengan adanya interaksi dan sentimen maka mereka tidak

dapat melepaskan diri dari pengaruh luar dan pengaruh dari luar ini

disebut dengan eksternal sistem.

f. Adanya internal sistem

Artinya untuk menanggulangi pengaruh dari luar, maka masing-masing

individu yang berinteraksi sosial semakin memperkuat dirinya masing-

masing seperti menciptakan kesamaan pandangan, kesadaran, perbuatan,

yang ini semua menimbulkan internal sistem.

Sesuai dengan semua aspek – aspek yang telah disebutkan diatas, baik

dari Santoso maupun Homans, sebuah interaksi sosial harus dapat memenuhi

semua aspek diatas agar proses interaksi sosial dapat berjalan dengan baik.

2.1.5 Fase-Fase Interaksi Sosial

Bales (dalam Santoso, 1992) menganalisa dalam interaksi sosial terdapat

fase-fase sebagai berikut :

1. Dalam interaksi terdapat aspek-aspek, artinya setiap interaksi harus

memenuhi aspek-aspek tersebut diatas.

2. Dalam interaksi sosial ada dimensi waktu, artinya interaksi sosial pasti

memiliki waktu untuk digunakan berinteraksi.

3. Dalam interaksi sosial apa problem yang timbul, baik bersifat individu

maupun bersifat bersama dan dapat terjadi antara problem tersebut saling

bertautan satu sama lain.

4. Dalam interaksi sosial timbul ketegangan dalam penyelesaian problem

yang ada, ketegangan yang ada pada setiap individu.

5. Dalam interaksi sosial timbul suatu integrasi, artinya proses penyelesaian

dari problem yang ada tersebut.

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Interaksi Sosial 2.1.1 ...€¦ · 2.1.2 Jenis-Jenis Interaksi Sosial . Jenis-jenis interaksi sosial menurut Bales (dalam Santoso, 1992) adalah sebagai

14

Dari fase – fase tersebut dapat disimpilkan bahwa interaksi sosial dapat

terjadi apabila dapat memenuhi semua aspek yang ada. Kemudian dalam interaksi

sosial memiliki dimensi waktu untuk melaksanakan interaksi tersebut, yang

setelah itu dalam interaksi sosial yang terjadi juga dapat menimbulkan satu

problem yang menyebabkan suatu ketegangan, namun pada fase terakhir pada

interaksi sosial pada akhirnya problem ataupun ketegangan dapat terselesaikan

karena adanya proses interaksi sosial.

2.2 Konsep Kelompok Teman Sebaya

2.2.1 Pengertian Kelompok Teman Sebaya

Kelompok teman sebaya menjadi salah satu aspek penting dalam

kehidupan remaja saat ini. Ini dikarenakan teman sebaya dirasa memiliki

pemikiran yang sama antar satu anggota dengan anggota yang lain.

Menurut kamus istilah konseling dan terapi (Mappiare, 2006) peer

menunjuk pada teman sebaya yang memiliki kecenderungan beraktifitas bersama-

sama karena latar belakang sama, minat sama, dan kesenangan sama, kadang pula

disebut kelompok teman sebaya atau peer group.

Teman sebaya (peers) adalah anak-anak atau remaja dengan tingkat usia

atau tingkat kedewasaan yang sama (Santrock, 2007). Dalam kamus konseling

(Sudarsono, 1997) mendefinisikan teman sebaya berarti teman-teman yang sesuai

dan sejenis; perkumpulan atau kelompok pra puberteit yang mempunyai sifat-sifat

tertentu dan terdiri dari satu jenis.

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Interaksi Sosial 2.1.1 ...€¦ · 2.1.2 Jenis-Jenis Interaksi Sosial . Jenis-jenis interaksi sosial menurut Bales (dalam Santoso, 1992) adalah sebagai

15

Dapat disimpulkan bahwa kelompok teman sebaya adalah sekelompok

anak yang memiliki tingkat usia yang sama, memiliki sifat, minat juga tujuan

yang sama dan terjadi interaksi satu sama lain.

2.2.2 Latar Belakang Kelompok Teman Sebaya

Menurut Santoso (1992) berikut uraian mengenai latar belakang peer

group :

1) Adanya perkembangan proses sosialisasi

Pada usia remaja (usia anak SMP dan SMA), individu mengalami proses

sosialisasi, dimana mereka itu sedang belajar memperoleh kemantapan sosial

dalam mempersiapkan diri untuk menjadi orang dewasa yang baru.

2) Kebutuhan untuk menerima penghargaan

Secara psikologis, individu butuh penghargaan dari orang lain, agar mendapat

kepuasan dari apa yang telah dicapainya. Oleh karena itu individu bergabung

dengan teman sebayanya yang mempunyai kebutuhan psikologis yang sama

yaitu ingin dihargai.

3) Perlu perhatian dari orang lain

Individu perlu perhatian dari orang lain terutama yang merasa senasib dengan

dirinya. Hal ini dapat ditemui dalam kelompok sebayanya, dimana individu

merasa sama satu dengan lainnya, mereka tidak merasakan adanya perbedaan

status, seperti jika mereka bergabung dengan dunia orang dewasa.

4) Ingin menemukan dunianya

Di dalam peer group individu dapat menemukan dunianya, dimana berbeda

dengan dunia orang dewasa. Mereka mempunyai persamaan pembicaraan di

segala bidang.

Dari penjelasan mengenai latar belakang tersebut, disimpulkan bahwa

individu hidup dalam tiga lingkungan yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat

sehingga individu akan berinteraksi dalam dunia sosial yang menurut Havinghurst

(dalam Santoso, 1992) terdapat dua jenis yaitu dunia orang dewasa dan dunia

sebayanya, sehingga individu dituntut untuk dapat bersosialisasi dengan yang

lainnya. Pada prosesnya, teman sebaya lah yang dapat memberi pengaruh paling

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Interaksi Sosial 2.1.1 ...€¦ · 2.1.2 Jenis-Jenis Interaksi Sosial . Jenis-jenis interaksi sosial menurut Bales (dalam Santoso, 1992) adalah sebagai

16

besar kepada individu. Oleh karena itu, individu juga akan membutuhkan

penghargaan dan perhatian dari teman sebayanya atas apa yang telah dicapainya

serta dari ingin menemukan dunianya bersama teman sebayanya.

2.2.3 Fungsi Kelompok Teman Sebaya

Kelompok teman sebaya memberikan kesempatan kepada para siswa

untuk bersosialisasi, mencoba untuk melakukan interaksi di dalamnya dan mereka

cenderung mencari rasa penerimaan dari anggota kelompok teman sebaya yang

lainnya sehingga dia bisa merasa bahwa dirinya diterima dalam masyarakat.

Dengan fungsi tersebut, siswa akan memperoleh rasa aman dan nyaman berada di

lingkungan luar selain keluarga dan melalui kelompok teman sebaya, siswa dapat

mencoba membandingkan perilaku yang dilakukannya dengan anggota kelompok

yang lain.

Berikut beberapa fungsi positif kelompok teman sebaya menurut

Santrock (2007) yakni :

a. Anak-anak menggali prinsip-prinsip kejujuran dan keadilan dengan cara

mengatasi ketidaksetujuan dengan teman sebaya.

b. Mereka juga belajar untuk mengamati dengan teliti minat dan pandangan

teman sebaya dengan tujuan untuk memudahkan proses penyatuan

dirinya kedalam aktifitas teman sebaya yang sedang berlangsung.

Sullivan (dalam Santrock, 2007) menambahkan beberapa fungsi positif

teman sebaya, yaitu remaja belajar menjadi teman yang memiliki kemampuan dan

sensitif terhadap hubungan yang lebih akrab dengan menciptakan persahabatan

yang lebih dekat dengan teman sebaya yang dipilih.

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Interaksi Sosial 2.1.1 ...€¦ · 2.1.2 Jenis-Jenis Interaksi Sosial . Jenis-jenis interaksi sosial menurut Bales (dalam Santoso, 1992) adalah sebagai

17

Dibawah ini beberapa fungsi negatif peer groups menurut Santrock

(2007) :

a. Ditolak atau tidak diperhatikan teman sebaya dapat mengakibatkan para remaja

merasa kesepian dan timbul rasa permusuhan.

b. Penolakan dan pengabaian dari teman sebaya ini berhubungan dengan

kesehatan mental individu dan masalah kriminal.

c. Budaya teman sebaya remaja sebagai pengaruh merusak yang mengabaikan

nilai-nilai dan kontrol orang tua.

d. Teman sebaya juga dapat mengenalkan remaja dengan alkohol, obat-obatan,

kenakalan, dan bentuk tingkah laku lain yang dianggap oleh orang dewasa

sebagai maladaptif.

Menurut Santoso (1992) peer group memiliki fungsi sebagai berikut :

a. Mengajarkan kebudayaan.

b. Mengajarkan mobilitas sosial.

c. Membantu peranan sosial yang baru.

d. Peer group sebagai sumber informasi bagi orang tua dan guru bahkan untuk

masyarakat.

e. Dalam peer group, individu dapat mencapai ketergantungan satu sama lain.

f. Peer group mengajar moral orang dewasa.

g. Di dalam peer group, individu dapat mencapai kebebasan sendiri.

h. Di dalam peer group, anak-anak mempunyai organisasi sosial yang baru.

Sesuai definisi mengenai fungsi positif dan negatif menurut Santrock

dapat disimpulakan bahwa pada kelompok sebaya, individu dapat belajar untuk

saling menghargai dan menghormati satu sama lain, namun disatu sisi terkadang

juga akan timbul pertentangan di dalamnya karena adanya persaingan maupun

karena terkadang dalam peer group terdapat perbedaan kebudayaan dari tiap

anggota.

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Interaksi Sosial 2.1.1 ...€¦ · 2.1.2 Jenis-Jenis Interaksi Sosial . Jenis-jenis interaksi sosial menurut Bales (dalam Santoso, 1992) adalah sebagai

18

2.2.4 Hakikat Kelompok Teman Sebaya

Berikut hakikat kelompok teman sebaya (Santoso, 1992) :

a) Peer group bagaimanapun juga terbentuk mulai dari kelompok informal ke

organisasi.

b) Peer group mempunyai aturan-aturan tersendiri baik ke dalam maupun ke

luar.

c) Peer group menyatakan tradisi-tradisi mereka, kebiasaan-kebiasaan, nilai-

nilai, bahkan bahasa mereka.

d) Situasi daripada harapan peer group, sepenuhnya disetujui oleh harapan-

harapan orang dewasa.

e) Pada kenyataannya peer group diketahui dan diterima oleh sebagian besar

orang tua dan guru.

f) Secara kronologis, peer group adalah lembaga kedua yang utama untuk

sosialisasi.

Berdasarkan hakikat tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa kelompok

teman sebaya terbentuk dari kelompok informal menuju kelompok organisasi

dimana dalam kelompok teman sebaya memiliki aturan – aturan, kebiasaan, nilai

bahkan bahasa sendiri, namun tidak terlepas dari pengaruh orang dewasa sehingga

kelompok teman sebaya menjadi lembaga kedua untuk bersosialisasi.

2.2.5 Macam – Macam Kelompok Teman Sebaya

Hurlock (1999) membagi macam-macam kelompok teman seperti

dibawah ini :

a. Teman dekat : Remaja biasanya mempunyai dua atau tiga orang teman dekat.

b. Teman kecil : Kelompok ini biasanya terdiri dari kelompok teman dekat.

c. Kelompok besar : Kelompok besar terdiri dari beberapa kelompok kecil dan

kelompok teman dekat, berkembang dengan meningkatnya minat akan pesta

dan berkencan. Karena kelompok ini besar, maka penyesuaian minat berkurang

di antara anggota-anggotanya sehingga terdapat jarak sosial yang lebih besar

diantara mereka.

d. Kelompok terorganisasi : Kelompok pemuda yang dibina oleh orang dewasa,

dibentuk oleh sekolah dan organisaai masyarakat untuk memenuhi kebutuhan

sosial para remaja yang tidak mempunyai kelompok besar. Banyak remaja

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Interaksi Sosial 2.1.1 ...€¦ · 2.1.2 Jenis-Jenis Interaksi Sosial . Jenis-jenis interaksi sosial menurut Bales (dalam Santoso, 1992) adalah sebagai

19

yang mengikuti kelompok seperti ini merasa diatur dan berkurang minatnya

ketika berusia 16-17 tahun.

e. Kelompok geng : Remaja yang tidak termasuk kelompok besar dan tidak

merasa puas dengan kelompok yang terorganisasi, mungkin akan mengikuti

kelompok geng. Anggota biasanya terdiri dari anak-anak sejenis dan minat

mereka adalah untuk menghadapi penolakan teman-teman melalui perilaku anti

sosial.

Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa kelompok teman sebaya

memiliki banyak jenis dari teman dekat dimana biasanya hanya ada dua atau tiga

orang saja didalamnya sampai dengan kelompok geng dimana anggotanya adalah

anak – anak yang memiliki minat untuk menghadapi penolakan teman yang lain

melalui perilaku anti sosial.

2.2.6 Ciri-Ciri Kelompok Teman Sebaya

Adapun ciri-ciri kelompok teman sebaya menurut Santoso (1992) adalah

sebagai berikut :

1. Tidak mempunyai struktur organisasi yang jelas

Peer group terbentuk secara spontan. Diantara anggota kelompok

mempunyai kedudukan yang sama, tetapi ada satu diantara anggota

kelompok yang dianggap sebagai pemimpin.

2. Bersifat sementara

Yang terpenting dalam peer group adalah mutu hubungan yang bersifat

sementara.

3. Peer group mengajarkan individu tentang kebudayaan yang luas

Misalnya teman sebaya di sekolah, mereka pada umumnya terdiri dari

individu yang berbeda-beda lingkungannya, dimana mempunyai aturan-

aturan atau kebiasaan-kebiasaan yang berbeda-beda pula.

4. Anggotanya adalah individu yang sebaya

Contoh konkritnya pada anak-anak usia SMP atau SMA, dimana mereka

mempunyai keinginan dan tujuan serta kebutuhan yang sama.

Sesuai ciri – ciri yang disebutkan diatas, maka dapat diketahui

bahwasanya dalam kelompok teman sebaya tidak memiliki sebuah struktur yang

jelas, bersifat sementara, memberikan wawasan yang luas kepada individu

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Interaksi Sosial 2.1.1 ...€¦ · 2.1.2 Jenis-Jenis Interaksi Sosial . Jenis-jenis interaksi sosial menurut Bales (dalam Santoso, 1992) adalah sebagai

20

mengenai kebudayaan karena pada kelompok teman sebaya selalu memiliki

perbedaan kebudayaan satu sama lain, serta seluruh anggotanya rata – rata sebaya

atau memiliki usia yang sama.

2.2.7 Pengaruh Kelompok Teman Sebaya

Menurut Havinghurst (dalam Santoso, 1992), pengaruh perkembangan

kelompok teman sebaya mengakibatkan adanya :

a) Kelas-kelas sosial

Pembentukan kelompok sebaya berdasarkan tingkat status sosial

ekonomi individu, sehingga dapat digolongkan atas kelompok kaya dan

kelompok miskin.

b) ‘In’ dan ‘Out’ group

‘In’ group adalah teman sebaya dalam kelompok. ‘Out’ group adalah

teman sebaya diluar kelompok.

Menurut Santoso (1992) pengaruh lain dalam kelompok teman sebaya ini

ada yang positif dan yang negatif, yaitu :

1) Pengaruh positif dari kelompok teman sebaya adalah :

a. Apabila individu didalam kehidupannya memiliki peer group maka

mereka akan lebih siap mengahadapi kehidupan yang akan datang.

b. Individu dapat mengembangkan rasa solidaritas antar kawan.

c. Bila individu masuk dalam peer group, maka setiap anggota akan dapat

membentuk masyarakat yang akan direncanakan sesuai dengan

kebudayaan yang mereka anggap baik (menyeleksi kebudayaan dari

beberapa temannya).

d. Setiap anggota dapat berlatih memperoleh pengetahuan, kecakapan, dan

melatih bakatnya.

e. Mendorong individu untuk bersifat mandiri.

f. Menyalurkan perasaan dan pendapat demi kemajuan kelompok.

2) Pengaruh negatif dari kelompok teman sebaya adalah :

a. Sulit menerima seseorang yang tidak mempunyai kesamaan.

b. Tertutup bagi individu lain yang tidak termasuk anggota.

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Interaksi Sosial 2.1.1 ...€¦ · 2.1.2 Jenis-Jenis Interaksi Sosial . Jenis-jenis interaksi sosial menurut Bales (dalam Santoso, 1992) adalah sebagai

21

c. Menimbulkan rasa iri pada anggota satu dengan anggota yang lain yang

tidak memiliki kesamaan dengan dirinya.

d. Timbulnya persaingan antar anggota kelompok.

e. Timbulnya pertentangan / gap-gap antar kelompok sebaya.

Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa pengaruh teman sebaya

sangatlah luas dan besar, dimana ada pengaruh positif dan pengaruh negatif di

dalamnya. Pengaruh positifnya individu dapat belajar untuk saling menghargai

dalam kelompok, dapat belajar mandiri, dapat belajar tentang mana yang baik dan

yang benar, serta melalui kelompok teman sebaya individu lebih siap menghadapi

kehidupan selanjutnya. Namun, pengaruh negatifnya juga tidak kalah besar,

seperti dalam pertentangan dari anggota satu dengan anggota lain, kelas – kelas

sosial juga terbentuk, sulit menerima orang lain dalam kelompoknya sehingga

akan terbentuk suatu status yaitu in group dan out group dan ini membuat

individu lebih tertutup dan pemilih dalam berteman.

2.3 Definisi Interaksi Sosial Kelompok Teman Sebaya

Menurut Kutoyo, dkk (2004) menyatakan bahwa interaksi sosial adalah

hubungan timbal balik atau saling mempengaruhi di antara aneka gejala

kehidupan yang dilakukan oleh manusia. Santrock (2007) yang mengatakan

bahwa kawan-kawan sebaya (peers) adalah anak-anak atau remaja yang memiliki

tingkat usia atau tingkat kedewasaan yang sama.

Demikian dapat disimpulkan bahwa interaksi sosial kelompok teman

sebaya adalah sekelompok anak yang memiliki usia yang sama, tujuan serta minat

yang membentuk perilaku yang sama pula dimana terjadi interaksi dalam

kelompok tersebut sehingga mereka dapat saling mempengaruhi satu sama lain.

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Interaksi Sosial 2.1.1 ...€¦ · 2.1.2 Jenis-Jenis Interaksi Sosial . Jenis-jenis interaksi sosial menurut Bales (dalam Santoso, 1992) adalah sebagai

22

2.4 Konsep Kemampuan

2.4.1 Pengertian Kemampuan

Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa edisi keempat (2008)

mengartikan kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, kekuatan dan

kekayaan. Menurut Munandar (1985) kemampuan merupakan daya untuk

melakukan suatu tindakan sebagai hasil dari pembawaan dan latihan.

Dengan demikian dapat didimpulkan bahwa kemampuan adalah

kecakapan yang dimiliki seseorang untuk melakukan suatu tindakan sebagai hasil

dari pembawaan maupun proses latihan yang telah dijalani.

2.4.2 Jenis-Jenis Kemampuan

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa edisi keempat

(2008) terdapat 5 jenis kemampuan, yaitu :

1) Kemampuan Bahasa

Kecakapan seseorang menggunakan bahasa yang memadai dilihat dari

sistem bahasa.

2) Kemampuan Berinteraksi

Kecakapan seseorang untuk berinteraksi di suatu masyarakat bahasa,

antara lain mencakupi sopan santun, memahami giliran di bercakap-

cakap, dan mengakhiri percakapan.

3) Kemampuan Komunikatif

Kecakapan seseorang untuk menggunakan bahasa yang secara sosial

dapat diterima dan memadai.

4) Kemampuan Manajerial

Kecakapan menggunakan kesempatan mengorganisasi faktor produksi

dan menggunakan teknik serta cara yang baru di proses ekonomi.

5) Kemampuan Verbal

Kecakapan potensial di bidang bahasa yang dapat diukur melalui

pengetahuan kosakata, melengkapi kalimat, hubungan kata dan wacana.

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Interaksi Sosial 2.1.1 ...€¦ · 2.1.2 Jenis-Jenis Interaksi Sosial . Jenis-jenis interaksi sosial menurut Bales (dalam Santoso, 1992) adalah sebagai

23

Dengan melihat jenis kemampuan diatas, dapat disimpulkan bahwa

kemampuan memiliki 5 jenis kemampuan dimana empat kemampuan lebih

mengarah pada kemampuan linguistik dan satu kemampuan manajerial.

2.5 Konsep Sosialisasi

2.5.1 Pengertian Sosialisasi

Sosialisasi merupakan proses yang cukup penting dalam membantu

individu untuk dapat bersikap dan membawa diri dalam berperilaku sehingga

individu itu dapat diterima dan berbaur dengan baik dalam kelompok atau

masyarakat tertentu. Berkaitan dengan hal tersebut, sosialisasi itu sendiri adalah

suatu proses interaksi antara seseorang dengan nilai yang hidup dalam masyarakat

(Kutoyo dkk, 2004).

Sejalan dengan Horton dan Hunt (dalam Damsar, 2011) memberi batasan

sosialisasi sebagai proses dengan mana seseorang menghayati (mendarah

dagingkan, internalize) norma – norma kelompok di mana ia hidup sehingga

timbullah diri yang unik. Scott (2012) mengatakan sosialisasi adalah proses yang

dilakukan oleh individu untuk memperoleh kemampuan berkomunikasi secara

efektif dan kemudian mempengaruhi satu sama lain.

Narwoko & Suyanto (2007) juga mengatakan bahwa proses sosialisasi

disebut juga proses belajar. Brinkerhoft dan White (dalam Damsar, 2011)

mengartikan sosialisasi sebagai suatu proses belajar peran, status, dan nilai yang

diperlukan keikutsertaan (partisipasi dalam institusi sosial.

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Interaksi Sosial 2.1.1 ...€¦ · 2.1.2 Jenis-Jenis Interaksi Sosial . Jenis-jenis interaksi sosial menurut Bales (dalam Santoso, 1992) adalah sebagai

24

Demikian dapat disimpulkan bahwa sosialisasi adalah sebuah proses

belajar yang dilakukan seseorang individu terhadap individu lain dalam suatu pola

interaksi terhadap suatu nilai yang ada dalam masyarakat sehingga nilai-nilai

tersebut dapat saling mempengaruhi pola perilaku individu yang bersangkutan.

2.5.2 Aktifitas Pelaksanaan Sosialisasi

Aktifitas melaksanakan sosialisasi dikerjakan oleh person-person

tertentu, yang sadar atau tidak dalam hal ini bekerja mewakili masyarakat. Mereka

dibedakan menjadi dua (Narwoko & Suyanto 2007) yaitu :

1. Person-person yang mempunyai wibawa dan kekuasaan atas individu-

individu yang di sosialisasi. Misalnya ayah, ibu, guru, atasan, pemimpin,

dan sebagainya.

2. Person-person yang mempunyai kedudukan sederajat (atau kurang lebih

sederajat) dengan individu-individu yang telah di sosialisasi. Misalnya

saudara sebaya, kawan sepermainan, kawan sekelas, dan sebagainya.

Dari aktifitas pelaksanaan sosialisasi tersebut dapat disimpulkan bahwa

orang yang mengerjakan sosialisasi didominasi oleh orang – orang yang memiliki

wibawa dan kekuasaan dibandingkan individu lain serta orang – orang yang

memiliki kedudukan yang sederajat dengan individu.

2.5.3 Tahap-Tahap Sosialisasi

Menurut Kutoyo, dkk (2004) proses sosialisasi terjadi melalui tiga tahap,

yaitu sebagai berikut :

1. Tahap pertama

Pada tahap pertama anak mulai belajar mengambil peranan orang-orang

di sekelilingnya, terutama orang yang paling dekat, yaitu keluarganya,

seperti ayah, ibu, saudara, kakek dan nenek.

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Interaksi Sosial 2.1.1 ...€¦ · 2.1.2 Jenis-Jenis Interaksi Sosial . Jenis-jenis interaksi sosial menurut Bales (dalam Santoso, 1992) adalah sebagai

25

2. Tahap kedua

Pada tahap kedua anak tidak hanya mengetahui peranan yang harus

dijalankannya, tetapi ia mengetahui peranan yang harus dijalankan oleh

orang lain.

3. Tahap ketiga

Pada tahap ketiga anak dianggap mampu mengambil peranan yang

dijalankan orang lain dalam masyarakat luas.

Dapat disimpulkan bahwa seseorang dalam pelaksanaan sosialisasi

melalui tiga tahapan dimana tahap pertama, anak mulai belajar mengambil

peranan dari orang terdekatnya, kemudian tahap kedua anak tidak hanya mengerti

perannya namun anak sudah mulai mengerti peranan orang lain, dan masuk pada

tahap terakhir adalah dimana pada tahap ketiga ini anak mampu untuk

menjalankan peranannya sendiri pada masyarakat yang lebih luas bukan dengan

orang terdekatnya lagi.

2.5.4 Jenis Sosialisasi

Menurut Damsar (2011) jenis sosialisasi memiliki tiga jenis, yaitu :

1. Sosialisasi berdasarkan kebutuhan

Berdasarkan kebutuhan, sosialisasi diklasifikasi atas (1) sosialisasi primer;

menunjuk pada suatu proses melaluinya seorang anak manusia mempelajari

atau menerima pengetahuan, sikap, nilai, norma, perilaku esensial, dan harapan

agar mampu berpartisipasi efektif dalam masyarakat dan / atau menjadi

anggota masyarakat, dan (2) sosialisasi sekunder; menurut Henslin (dalam

Damsar, 2011) dikenal juga sebagai resosialisasi, secara harfiah berarti

sosialisasi kembali, yaitu suatu proses mempelajari norma, nilai, sikap, dan

perilaku baru agar sepadan dengan situasi baru yang mereka hadapi dalam

kehidupan.

2. Sosialisasi berdasarkan cara yang dipakai

Menurut Sunarto (dalam Damsar, 2011) menerangkan sosialisasi berdasarkan

cara dapat berlangsung dalam dua bentuk : (1) Sosialisasi represif; menekankan

pada kepatuhan anak dan penghukuman terhadap perilaku yang keliru dan (2)

Sosialisasi partisipatif; menekankan pada otonomi anak dan memberikan

imbalan terhadap perilaku anak baik.

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Interaksi Sosial 2.1.1 ...€¦ · 2.1.2 Jenis-Jenis Interaksi Sosial . Jenis-jenis interaksi sosial menurut Bales (dalam Santoso, 1992) adalah sebagai

26

3. Sosialisasi berdasarkan keberadaan perencanaan

Dilihat berdasarkan keberadaan perencanaan, maka sosialisasi dapat

mengambil bentuk sosialisasi berdasarkan perencanaan dan tanpa perencanaan.

Berdasarkan perencanaan dapat ditemui dalam dunia pendidikan formal serta

pendidikan non formal. Sosialisasi tanpa perencanaan terjadi dalam suatu

proses interaksi yang terjadi dalam masyarakat, misalnya keluarga, kelompok

teman sebaya, atau lingkungan temapat tinggal.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat tiga jenis sosialisasi

dimana berdasarkan kebutuhan lebih menekankan pada dari proses awal anak

mulai belajar atau menerima pengetahuan, sikap, nilai, norma yang ada didalam

masyarakat sampai pada anak mengalami desosialisasi atau proses pencabutan diri

yang kemudian anak akan melakukan resosialisasi, yaitu sosialisasi kembali, yaitu

menurut Henslin (dalam Damsar, 2011) suatu proses mempelajari norma, niali,

sikap, dan perilaku baru agar sepadan dengan situasi baru yang mereka hadapi

dalam kehidupan.

2.5.5 Aspek-Aspek Sosialisasi

Zuliatun (2010) dalam skripsinya menyebutkan, menurut Park dan

Burgess (dalam Santoso, 2004) kemampuan sosialisasi siswa dengan siswa lain

dapat dilihat dalam :

1. Komunikasi antar teman. Komunikasi yang baik dan lancar akan

berpengaruh baik terhadap proses perkenalan atau bersosialisasi dengan

teman lain.

2. Kerja sama antar siswa satu dengan siswa yang lain. Kerja sama dalam

menyelesaikan tugas di sekolah, sehingga antara siswa satu dengan siswa

lainnya bisa saling tukar pendapat dengan tugasnya.

3. Pertentangan siswa dalam menyelesaikan masalah atau tugas yang

diberikan oleh guru. Persaingan siswa untuk mendapatkan nilai baik

siswa satu dengan yang lain, sehingga untuk mendapatkan nilai yang baik

sering menjadikan pertentangan siswa satu dengan yang lainnya.

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Interaksi Sosial 2.1.1 ...€¦ · 2.1.2 Jenis-Jenis Interaksi Sosial . Jenis-jenis interaksi sosial menurut Bales (dalam Santoso, 1992) adalah sebagai

27

4. Persesuaian hasil antara siswa satu dengan siswa yang lain. Penyesuaian

hasil belajar dengan siswa lain sebagai bahan pertimbangan guru dalam

mengajarkan materi yang diajarkan.

Dapat disimpulkan bahwa kemampuan sosialisasi siswa satu dengan

yang lain dapat dilihat melalui beberapa hal diatas, yaitu komunikasi antar teman,

kerja sama antar siswa dalam banyak hal, pertentangan siswa dalam

menyelesaikan masalah ataupun tugas – tugas dari guru, serta persesuaian hasil

belajar antara siswa satu dengan yang lainnya.

2.5.6 Jenis-Jenis Media Sosialisasi

Adapun media yang dapat menjadi tempat lajunya proses sosialisasi

adalah sebagai berikut (Kutoyo dkk, 2004) :

1) Keluarga

Dalam lingkungan pendidikan, keluarga dipahami sebagai tempat

berlangsungnya pendidikan yang pertama dan utama. Dalam keluarga

dikenal dua macam pola sosialisasi, yaitu sosialisasi represif (repressive

socialization) yang mengutamakan adanya ketaatan anak kepada orang

tua dan sosialisasi partisipasi (participatory socialization) yang

mengutamakan adanya partisipasi oleh anak. Dari keluarga individu

dapat belajar menyesuaikan diri, memperoleh pengalamanuntuk

menghayati norma yang hidup didalam keluarganya. Norma itu

akhirnya mengkristal pada diri individu yang sekaligus menjadi

pedoman dalam bertindak dan bersikap.

2) Teman Sebaya

Kelompok teman sebaya ini besar peranannya untuk pertumbuhan dan

perkembangan kepribadian anak. Mereka dapat memberi pengaruh yang

penting terhadap sikap, tujuan dan perilaku seseorang.

3) Sekolah

Sekolah mempersiapkan anak untuk menguasai peranan-peranan bagi

masa depannya, agar anak tidak bergantung pada orang tuanya

(mandiri). Guru sebagai wakil orang tua tidak hanya bertugas

memberikan pengajaran, tetapi juga membimbing perserta didik. Anak

dituntun untuk dapat menetapkan pilihannya sendiri sesuai dengan

bakat dan kemampuannya.

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Interaksi Sosial 2.1.1 ...€¦ · 2.1.2 Jenis-Jenis Interaksi Sosial . Jenis-jenis interaksi sosial menurut Bales (dalam Santoso, 1992) adalah sebagai

28

4) Lingkungan Kerja

Di lingkungan kerja seseorang akan berinteraksi dengan teman sekerja,

dengan pimpinan, dan dengan relasi bisnis. Dalam proses interaksi akan

terjadi proses saling mempengaruhi. Pengaruh-pengaruh itu akan

menjadi bagian dari dirinya. Pengaruh dari lingkungan kerja pada

umumnya mengendap dalam diri seseorang dan sukar sekali untuk

mengubahnya apabila seseorang lama bekerja di lingkungan kerja yang

baru tertentu, kemudian pindah ke lingkungan kerja lain, ia akan

mengalami kesulitan untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungan

kerja uyang baru tersebut. Di kalangan kelompoknya (para pekerja)

muncul sikap mental yang dinamakan solider.

5) Kelompok Masyarakat Majemuk

Dalam suatu masyarakat dimana setiap orang bergerak dalam sejumlah

kelompok dengan standar dan nilai yang berbeda, setiap orang harus

mampu menentukan cara mengatasi tantangan yang serba bertentangan.

Manusia mengatasi masalah ini dengan mengkompartementasikan

kehidupan mereka, mengembangkan suatu diri yang berbeda bagi setiap

kelompok, dimana mereka bergerak. Atau mereka dapat memiliki

kelompok lain yang disukai sesuai dengan kehidupan nyata. Diperlukan

wawasan luas dan toleransi yang tinggi dalam masyarakat majemuk.

6) Media Massa

Media massa terdiri atas media cetak (surat kabar dan majalah) dan

media elektronik (radio, televisi, video, film, piringan hitam dan kaset).

Media itu merupakan alat komunikasi yang dapat menjangkau

masyarakat luas. Segala pengetahuan yang didapatkan dari berbagai

media itu terakumulasi dan mengkristal dalam dirinya. Akhirnya,

pengetahuan itu menjadi nilai atau norma yang dipatuhi ataupun

diabaikan. Dengan demikian perilakunya tersosialisasi oleh media

massa.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa sosialisasi dapat terjadi

melalui banyak agen sosialisasi dimana bukan hanya agen formal ataupun

informal, namun media massa juga memberi pengaruh besar untuk kelangsungan

sosialisasi.

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Interaksi Sosial 2.1.1 ...€¦ · 2.1.2 Jenis-Jenis Interaksi Sosial . Jenis-jenis interaksi sosial menurut Bales (dalam Santoso, 1992) adalah sebagai

29

2.6 Definisi Kemampuan Sosialisasi

Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa edisi keempat (2008)

mengartikan kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, kekuatan dan

kekayaan. Menurut kamus istilah konseling dan terapi, sosialisasi dalam psikologi

perkembangan menunjuk pada proses pertumbuhan dan perkembangan anak

menjadi mahluk sosial dimana anak melewati proses imitasi dan identifikasi peran

untuk penataan identitas diri (Mappiare, 2006).

Dapat disimpulkan bahwa kemampuan sosialisasi adalah kecakapan yang

dimiliki seorang individu dalam berbaur dan berkomunikasi dengan individu

lainnya dalam suatu pola interaksi terhadap suatu nilai yang ada dalam

masyarakat yang diperoleh melalui proses belajar atau latihan dalam rangka untuk

penataan identitas diri.

2.7 Hubungan Interaksi Sosial dalam Kelompok Teman Sebaya dengan

Kemampuan Sosialisasi

Zanden (dalam Damsar, 2011) mendefinisikan sosialisasi sebagai suatu

proses interaksi sosial dengan mana orang memperoleh pengetahuan, sikap, nilai,

dan perilaku esensial untuk keikutsertaan (partisipasi) efektif dalam masyarakat.

Dengan melihat masing – masing definisi mengenai interaksi sosial dan

sosialisasi dimana dalam definisi keduanya mengandung arti untuk mempengaruhi

atau mengubah perilaku individu sesuai dengan kebiasaan, sikap, norma, nilai,

aturan, dan kebudayaan yang ada dalam masyarakat. Sesuai dengan Vebriarto

(dalam Tim Penyusun Kreatif, 2013) yang mendefinisikan dan hal yang berkaitan

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Interaksi Sosial 2.1.1 ...€¦ · 2.1.2 Jenis-Jenis Interaksi Sosial . Jenis-jenis interaksi sosial menurut Bales (dalam Santoso, 1992) adalah sebagai

30

dengan sosialisasi sebagai berikut : (1) sosialisasi adalah proses belajar, yaitu

proses akomodasi dimana individu menahan, mengubah impuls – impuls dalam

dirinya, dan mengambil cara hidup atau kebudayaan masyarakatnya, (2) dalam

proses sosialisasi tersebut individu mempelajari kebiasaan, sikap, ide – ide, pola –

pola nilai dan tingkah laku dalam masyarakat tempat ia hidup, (3) semua sifat dan

kecakapan yang dipelajari dalam proses sosialisasi itu disusun dan dikembangkan

sebagai suatu kesatuan sistem dalam diri pribadinya. Selanjutnya, H. Bonner

(dalam Santoso, 1992) bahwa interaksi sosial adalah suatu hubungan antara dua

atau lebih individu manusia dimana kelakuan individu yang satu mempengaruhi,

mengubah atau memperbaiki kelakuan individu yang lain atau sebaliknya. Tim

Penyusun Kreatif (2013) menyebutkan bahwa interaksi sosial sebagai fondasi

hubungan yang berupa tindakan yang berdasarkan nilai dan norma sosial yang

berlaku dan diterapkan dalam masyarakat.

Tim Penyusun Kreatif (2013) menyebutkan salah satu faktor yang

mempengaruhi sosialisasi adalah lingkungan atau sarana sosialisasi dimana

lingkungan atau sarana sosialisasi salah satunya terdiri dari interaksi dengan

sesama dimana interaksi dengan sesama diperlukan untuk pertumbuhan

kecerdasan dan emosional, serta untuk mempelajari pola – pola kebudayaan dan

cara - cara berpartisipasi dalam masyarakat. Dengan demikian, dapat dikatakan

bahwa interaksi sosial sangat penting dalam proses sosialisasi karena merupakan

suatu cara untuk melatih seseorang hidup bermasyarakat.

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Interaksi Sosial 2.1.1 ...€¦ · 2.1.2 Jenis-Jenis Interaksi Sosial . Jenis-jenis interaksi sosial menurut Bales (dalam Santoso, 1992) adalah sebagai

31

Santoso (1992) menyebutkan secara kronologis, peer group adalah

lembaga kedua yang utama untuk sosialisasi. Sehingga individu mencari

kelompok yang sesuai dengan keinginannya, dimana individu bisa saling

berinteraksi satu sama lain dan merasa diterima dalam kelompoknya.

Berbeda dengan pra penelitian yang dilakukan peneliti pada siswa kelas

IX A SMP Negeri 2 Pabelan yang menghasilkan hubungan yang negatif antara

interaksi sosial dalam kelompok teman sebaya dengan kemampuan sosialisasi

dengan hasil koefisien korelasi r = 0,103 pada taraf signifikan p = 0,529 > 0,05

dimana ini berarti tidak ada hubungan yang signifikan antara interaksi sosial

dalam kelompok teman sebaya dengan kemampuan sosialisasi siswa kelas IX A

SMP Negeri 2 Pabelan.

2.8 Hipotesis

Menurut Sugiyono (2011), hipotesis merupakan jawaban sementara

terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah

dinyatakan didalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena

jawaban yang diberikan baru berdasarkan pada teori yang relevan, belum

didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data.

Terdapat dua macam hipotesis, yaitu hipotesis kerja (Hi) dan hipotesis

nol (H0). Hipotesis kerja dinyatakan dalam kalimat positif sedangkan hipotesis

nol dikatakan dalam kalimat negatif.

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Interaksi Sosial 2.1.1 ...€¦ · 2.1.2 Jenis-Jenis Interaksi Sosial . Jenis-jenis interaksi sosial menurut Bales (dalam Santoso, 1992) adalah sebagai

32

Didalam penelitian ini, rumusan hipotesis yang terbentuk adalah :

1. Hi = Terdapat hubungan yang signifikan antara interaksi sosial dalam

kelompok teman sebaya dengan kemampuan sosialisasi siswa kelas IX SMP

Negeri 2 Pabelan.

H0 = Tidak ada hubungan yang signifikan antara interaksi sosial dalam kelompok

teman sebaya dengan kemampuan sosialisasi siswa kelas IX SMP Negeri 2

Pabelan.