bab ii landasan teori 2.1 biopotensial
TRANSCRIPT
5
BAB II
LANDASAN TEORI
Pada bab ini akan dibahas beberapa teori pendukung yang digunakan
sebagai acuan dalam merealisasikan sistem. Teori-teori yang digunakan dalam
perancangan alat ini terdiri dari Biopotensial, Elektroda, Penguat Instrumentasi,
Rangkaian DRL, Filter Aktif, Penguat Penjumlah,Mikrokontroler NodeMCU,
Modul DFPlayer Mini, LCD 16Γ2, IFTTT.
2.1 Biopotensial
Biopotensial adalah perbedaan potensial antara bagian dalam dan bagian
luar sel di tubuh. Perbedaan potensial terjadi karena adanya aliran ion masuk dan
keluar dari sel di tubuh. Perbedaan potensial ini dapat diukur menggunakan
elektroda yang dirangkai dengan instumentasi elektronik[3].
Dalam perangcangan alat ini biopotensial yang dimanfaatkan adalah
biopotensial pada mata. Mata memiliki dua kutub dengan kornea menjadi kutub
positif sedangkan retina menjadi kutub negatif[6]. Pengukuran biopotensial pada
mata dapat menggunakan teknik Elektrooculography. Eletrooculography adalah
teknik untuk mengukur potensial akibat gerakan mata, dan sinyal yang dihasilkan
disebut electrooculogram (EOG). EOG memberikan informasi tentang orientasi
mata. Sinyal EOG bergantung pada otot mata dan sistem keseimbangan[7].
Gerakan mata dapat diketahui dengan menempatkan elektroda di sebelah kiri dan
kanan mata untuk mendeteksi gerakan horizontal dan di atas dan di bawah mata
untuk gerakan vertikal. Penempatan eletroda dapat dilihat pada Gambar 2.1.
6
Gambar 2.1 Penempatan elektroda[8]
Ketika mata bergerak menuju salah satu elektroda, maka sisi positif mata
menuju elektroda tersebut dan sisi negatif mata pada elektroda lainnya. Misalnya
mata melitrik kearah kanan, maka elektroda kanan akan lebih positif dari
elektroda kiri. Sinyal biopotensial pada mata berada pada frekuensi 0,1 Hz sampai
30 Hz[9].
Gambar 2.2 Posisi kutub mata[9]
7
2.2 Elektroda
Elektroda adalah konduktor yang dilalui arus listrik dari satu media ke
yang lain, biasanya dari sumber listrik ke perangkat atau bahan. Elektroda dapat
mengambil beberapa bentuk yang berbeda, termasuk kawat, piring, atau tongkat,
dan yang paling sering terbuat dari logam, seperti tembaga, perak, timah, atau
seng, tetapi juga dapat dibuat dari bahan konduktor listrik non-logam, seperti
grafit. Elektroda yang digunakan dalam pengelasan, listrik, baterai, obat-obatan,
dan industri untuk proses yang melibatkan elektrolisis.
Dalam perancangan alat ini elektroda yang di gunakan adalah elektroda
Ag/AgCl (Silver/Silver Chloride). Elektroda ini dapat digunakan pada suhu lebih
dari 100β [9]. Reaksi dari elekroda ini adalah:
π΄ππΆπ β π΄π+ + πΆπβ (1)
Dari persamaan reaksi, dapat diketahui bahwa potensial elektroda
bergatung pada aktivitas ion πΆπβ[10]. Bentuk dan kontruksi elektroda yang akan
digunakan seperti Gambar 2.3.
(a)
(b)
Gambar 2.3 (a) Elektroda Ag/AgCl (b) Kontruksi Elektroda Ag/AgCl
8
Elektroda yang akan digunakan elektroda disposable (sekali pakai) yang
terdiri atas konektor, perekat, gel, logam elektroda. Elektroda jenis ini hanya
digunakan sekali pakai, setelah itu langsung dibuang. Pada elektroda ini, elektrolit
sudah tersedia di lapisan bawah elektroda dan tinggal direkatkan.
2.3 Penguat Intrumentasi
Penguat instrumentasi adalah suatu penguat untai tertutup (closed loop)
dengan masukan diferensial dan penguatannya dapat diatur tanpa
mempengaruhi perbandingan penolakan modus bersama (Common Mode
Rejection Ratio). Penguat instrumentasi dibangun oleh tiga buah Op-amp. Op-
amp 1 dan 2 (U1 dan U2) sebagai penguat non-inverting, dan Op-amp 3 (U3)
sebagai penguat selisih ditunjukkan pada Gambar 2.4.
Gambar 2.4 Rangkaian Penguat Instrumentasi
Tegangan keluaran (Vo) pada Gambar 4 ditunjukkan pada
persamaan berikut:
ππ = (1 +2π 1
π πΊ) (π2 β π1) = π΄π Γ ππ (2)
ππ = π2 β π1 (3)
ππ= Masukan selisih
9
Penguatannya ditunjukkan pada persamaan berikut:
π΄π = (1 +2π 1
π πΊ) (4)
π΄π = Penguatan selisih
Dalam perancangan alat ini menggunakan IC INA 118 sebagai penguat
instrumentasi. IC ini digunakan dalam perancangan alat ini karena IC ini memliki
low noise dan akurasi yang baik[11]. Low noise sangat dibutuhkan dalam
perancangan ini karena tubuh manusia juga dapat menangkap gangguan
elektromagnetik dari jala-jala listrik. Skema dari IC INA 118 ditunjukan pada
Gambar 2.5.
Gambar 2.5 Skema IC INA 118[11]
Penguatan dari IC INA 118 ditunjukkan pada persamaan berikut:
π΄π = (1 +50πΎΞ©
π π) (5)
Penguat instrumentasi berfungsi untuk menguatkan selisih dari tegangan
yang diterima elektroda kanan dan elektroda kiri.
10
2.4 Rangkaian DRL
Driven Right Leg (DRL) adalah rangkaian listrik yang sering ditambahkan
ke penguat sinyal biopotensial untuk mengurangi gangguan Common mode.
Sinyal Common mode dari tubuh adalah sinyal yang tidak diinginkan. Tubuh
manusia juga dapat bertindak sebagai antena yang mengambil gangguan
elektromagnetik, terutama pada frekuensi 50/60 Hz dari saluran listrik. Gangguan
ini dapat mengganggu sinyal biopotensial, membuat sangat sulit diukur. Driven
Right Leg digunakan untuk mengurangi gangguan tersebut [12].
Gambar 2.6 Rangkaian Penguat Instrumentasi dengan rangkaian DRL
Pada Gambar 2.6 U1, U2, dan U3 adalah op-amp yang digunakan
untuk rangkaian penguat instrumentasi, dan U4 adalah op-amp yang
digunakan untuk rangkaian DRL. Rangkaian DRL dapat memperkecil
penguatan common mode pada rangkaian penguat instrumentasi. Keluaran
dari rangkaian DRL diharapkan dapat sebesar βVcm agar common mode
dapat dikurangi dan tidak mengganggu penguat instrumentasi.
11
Gambar 2.7 Rangkaian DRL dengan masukan common mode
Sinyal common mode dideteksi dan dikuatkan dengan faktor feedback dan
diumpan balik negatif ke tubuh. Dengan faktor feedback yang besar, maka sinyal
common mode akan mengecil. Fungsi dari kapasitor C1 adalah untuk meredam
derau akibat frekuensi tinggi[13] . Dapat dilihat dari persamaan:
πππππππππ
πππππππ ππππ= (
2π 2
π 3(1 + π β πΆ1 β π 2)) (6)
2.5 Filter Aktif
Filter aktif adalah suatu perangkat yang berfungsi untuk menyaring dan
menguatkan sinyal frekuensi yang masuk ke dalam suatu sistem sehingga
dihasilkan respon frekuensi yang diinginkan dan dapat diatur sesuai dengan
kebutuhan. Ada empat jenis filter yaitu High Pass Filter (HPF), Low Pass Filter
(LPF), Band Pass Filter (BPF),dan Band Stop Filter. HPF adalah suatu rangkaian
yang akan melewatkan suatu sinyal masukan yang berada diatas frekuensi cut-off
(fc) rangkaian tersebut akan menahan sinyal masukan yang berfrekuensi dibawah
frekuensi cut-off (fc). LPF adalah sebuah rangkaian filter dimana yang akan
dilewatkan adalah sinyal yang memiliki frekuensi dibawah nilai cut-off, dan
ketika terdapat sinyal yang berada diatas nilai cut-off maka sinyal tersebut akan
dilemahkan.
12
BPF adalah gabungan dari HPF dan LPF sebuah rangkaian yang dirancang
hanya untuk melewatkan isyarat dalam suatu pita frekuens itertentu dan untuk
menahan isyarat diluar jalur pita frekuensi tersebut. Band Stop Filter merupakan
sebuah jenis filter yang memiliki karakteristik menahan sinyal dengan frekuensi
sesuai frekuensi cut-off rangkaian dan akan melewatkan sinyal yang memiliki
frekuensi diluar frekuensi cut-off rangkaian tersebut baik dibawah atau diatas
frekuensi cut-off rangkaian filter. Yang dilewatkan adalah sinyal yang tidak
berada pada rentang cut-off atas dan cut-off bawah. Untuk mendapatkan frekuensi
cut-off (fc) dalam perancangan ini dapat digunakan persamaan:
ππ =1
2ππ πΆ (7)
fc = frekuensi cut-off
Sinyal biopotensial pada mata berada pada frekuensi 0,1 Hz sampai 30
Hz[9]. Jadi dalam perancangan alat ini membutuhkan filter yang hanya
menguatkan frekuensi di atas 0,1 Hz sampai 30 Hz.
13
2.6 Penguat Penjumlah
Penguat penjumlah adalah sebuah penguat inverting maupun non-
inverting yang masukannya lebih dari satu untuk menghasilkan penjumlahan dari
masukannya.
Gambar 2.8 Rangkaian Penguat Penjumlah
Tenganan keluar (Vo) pada Gambar 2.8 ditunjukkan pada persamaan berikut:
ππ = (π π
π + 1) β (
π 2
π 1+π 2π1 +
π 1
π 1 + π 2π2) (7)
Jika R1=R2 maka
ππ = (π π
π + 1) β (
π1 + π2
2) (8)
Dalam perancangan alat ini penguat penjumlah digunakan sebagai level
shifter atau penggeser tegangan. Hal ini dilakukan karena keluaran akhir dari
penguatan masih ada tegangan yang negatif, dan NodeMcu tidak bisa menerima
tegangan negatif. Jadi keluaran akhir harus digeser hingga tegangan puncak
minimum berada pada 0V.
14
2.7 Mikrokontroler NodeMCU
Lolin Nodemcu V3 merupakan sebuah open source platform IoT (Internet
of Things). Pengembangan kit ini didasarkan pada modul ESP8266. Secara fungsi
modul ini hampir menyerupai dengan platform modul Arduino, tetapi yang
membedakan yaitu dikhususkan untuk βConnected to Internetβ.
Spesifikasi:
Vendor : LoLin
Tipe ESP8266 : ESP-12E
USB Port : Micro USB
GPIO Pin : 13
ADC : 1 Pin (10 bit)
USB to Serial Converter : CH340G
Power Input : 5VDC
Ukuran Modul : 57 Γ 30 mm
Gambar 2.9 NodeMCU
Dalam perancangan alat ini Mikrokontroler NodeMCU berfungsi sebagai
pengendali sistem.
15
2.8 Modul DFPlayer Mini
DFPlayer Mini merupakan module pemutar file audio/module sound
player music dengan support format audio seperti file .mp3 yang sudah umum
dikenal oleh khalayak umum. Bentuk fisik dari DFPlayer Mini ini berbentuk
persegi dengan ukuran 20Γ20 mm yang dimana memiliki 16 kaki pin. Output pada
module mp3 mini ini dapat langsung dihubungkan dengan speaker passive
ataupun amplifier sebagai pengeras suaranya.
Gambar 2.10 Modul DFPlayer Mini
2.9 LCD 16Γ2
LCD (Liquid Crystal Display) adalah jenis media tampil menggunakan
kristal cair sebagai penampil utama. LCD berfungsi untuk menampilkan hasil dari
olahan Arduino. LCD yang digunakan menampilkan 16 karakter dalam 2 baris
atau LCD 16Γ2.
Gambar 2.11 LCD 16Γ2
16
2.10 IFTTT
IFTTT adalah sebuah singkatan dari If This Then That. Sebuah layanan
otomasi yang menggabungkan beberapa layanan internet menjadi satu. Layanan
IFTTT secara garis besar digambarkan seperti βJika terjadi A, maka lakukan hal
Bβ. Tidak hanya layanan web, IFTTT juga dapat digunakan untuk mengotomasi
peralatan yang terhubung dengan internet. Pada perancangan tugas akhir ini,
IFTTT digunakan untuk mengirim pesan ke aplikasi Line.
Gambar 2.12 Logo Platform IFTTT