bab ii landasan teori · 1. saluran nol-tingkat atau saluran pemasaran langsung ( zero levels...
TRANSCRIPT
9
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Pengertian Distribusi
Tjiptono (2008:185) mendefinisikan “distribusi adalah kegiatan pemasaran
yang berusaha memperlancar dan mempermudah penyampaian barang dan jasa dari
produsen kepada konsumen, sehingga penggunaannya sesuai dengan yang
diperlukan”.
Menurut Laksana (2008:123)”, distribusi adalah serangkaian organisasi yang
terkait dalam semua kegiatan yang digunakan untuk menyalurkan produk dan status
pemiliknya dari produsen ke konsumen”.
Menurut pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa distribusi merupakan
aktivitas pergerakan barang dan jasa dari pemasok hingga konsumen akhir melalui
distribution channel (saluran distribusi).
2.2. Sistem Distribusi
Secara umum, sistem distribusi dapat dibedakan dalam dua jenis yaitu
1. Sistem Distribusi Langsung
Sistem distribusi langsung mendistribusikan barang secara langsung dari
produsen ke konsumen.
10
2. Sistem Distribusi Tidak Langsung
Sistem distribusi tidak langsung menggunakan perantara sehingga tidak langsung
bertemu dengan konsumen.
2.3. Perencanaan Distribusi
2.3.1. Pengertian Perencanaan Distribusi
Menurut Royan (2007:26) Perencanaan distribusi adalah proses membuat
rencana sebelum melakukan distribusi. Perencanaan distribusi berkaitan dengan
armada penjualan (sales force), pengiriman (delivery), bagian logistik, administrasi,
dan divisi lain di perusahaan.
2.3.2. Manfaat Perencanaan Distribusi
Menurut Royan (2007:26) Manfaat perencanaan distribusi antara lain
1. Distribusi dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana
2. Distribusi dapat dilaksanakan sesuai target yang harus dipenuhi
3. Menentukan peluang distribusi yang pesaingnya masih kosong
4. Mencegah keluar energi besar yang sia-sia karena pesaing melakukan hal yang
sama
5. Menyiasati biaya rendah untuk pelaksanaan distribusi di area terpencil
6. Mengurangi risiko jika distribusi dilakukan hanya oleh satu tangan.
11
2.4. Saluran Distribusi
2.4.1. Pengertian Saluran Distribusi
Menurut Sarwono (2011:61) Saluran distribusi adalah penghubung antara
jaringan supplier ke pelanggan atau perantara antara bisnis dan perusahaan
untuk menyalurkan produk/jasa layanan ke pelanggan. Definisi lain
mengatakan “jalur dimana barang-barang dan jasa layanan mengalir dalam
satu arah, yaitu dari pemasok ke pelanggan; sedangkan pembayaran
dihasilkan dari alur kebalikannya yaitu dari pelanggan ke pemasok.
2.4.2 Fungsi Saluran Distribusi
Menurut Sarwono (2011: 62) Fungsi utama saluran distribusi ialah
menyediakan penghubung antara produksi dan konsumsi. Beberapa fungsi dari pihak
yang berperan sebagai saluran distribusi ialah yang berkaitan dengan diantaranya:
1. Informasi : mengumpulkan dan mendistribusikan informasi riset pasar dan
informasi inteljen yang akan bermanfaat untuk perencanaan strategi pemasaran.
2. Promosi : mengembangkan dan menyebarluaskan komunikasi yang berhubungan
dengan penawaran-penawaran pihak perusahaan pemilik produk.
3. Kontak : menemukan dan mengkomunikasikan calon pembeli
4. Penyesuaian : mencocokkan penawaran tersebut sesuai dengan kebutuhan
pembeli, termasuk diantaranya ialah penilaian, merangkai dan mengemas produk
5. Negosiasi : mencapai persetujuan harga jual dan hal-hal lain yang berkaitan
dengan penawaran
6. Distribusi fisik : mengurusi masalah transportasi dan penyimpanan barang
12
7. Keuangan : memperoleh dan menggunakan dana untuk menutupi semua biaya
saluran distribusi
8. Pengambilan risiko : mengonsumsikan risiko-risiko komersial dengan cara
mengoperasikan saluran tersebut, termasuk diantaranya menyimpan stok barang.
2.4.3 Bentuk Saluran Distribusi
Dalam memasarkan produknya, perusahaan memilih mana yang paling
efektif dan efisien yang dapat digunakan dalam pelaksanaan pemasarannya,
khususnya dalam pendistribusian sehingga dapat tercapai tujuan perusahaan.
Terdapat empat tingkatan saluran pemasaran yang digunakan. Berikut ini adalah
bentuk-bentuk saluran pemasaran yang umumnya digunakan untuk
mendistribusikan produk dan jasa dari produsen ke konsumen, yaitu saluran
distribusi barang konsumen dan saluran distribusi barang industri.
13
1. Saluran Distribusi Barang Konsumsi
Saluran Saluran Saluran Saluran
Nol Tingkat Satu Tingkat Dua Tingkat Tiga Tingkat
Produsen Produsen Produsen Produsen
Konsumen Pengecer Pedagang Besar Pedagang Besar
Konsumen Pengecer Pemborong
Konsumen Pengecer
Konsumen
Sumber : Kotler dan Keller (2007:130)
Gambar II.1 Bentuk Saluran Distribusi Barang Konsumsi
14
Menurut Kotler dan Keller (2007:130), Tingkat Saluran Distribusi terbagi atas
beberapa macam, yaitu :
1. Saluran nol-tingkat atau Saluran Pemasaran Langsung ( Zero Levels Channel
or Direct Marketing Channel)
Bentuk saluran ini adalah bentuk saluran yang paling pendek dan sederhana
sebab tanpa menggunakan perantara. Oleh karena itu, saluran distribusi ini
disebut saluran distribusi langsung. Produsen menjual langsung ke konsumen
dilakukan dengan empat cara, yaitu:
a. Dari rumah kerumah (door-to-door)
b. Arisan rumah (home parties)
c. Lewat pos (mail order)
d. Lewat toko-toko perusahaan (manufacture-owner stores)
2. Saluran satu-tingkat ( One Level )
Penjualan melalui satu perantara. Di dalam saluran pemasaran barang
konsumsi, perantara ini merupakan pedagang besar atau grosir, sedang di
dalam saluran barang industri ini mereka merupakan tenaga penjual. Saluran
ini juga disebut saluran distribusi langsung sebagaimana halnya dengan
bentuk saluran yang pertama. Tetapi di dalam bentuk ini pengecer dapat
langsung melakukan pembelian pada produsen dan ada juga beberapa
produsen yang mendirikan toko pengecer sehingga dapat langsung melayani
konsumen.
15
3. Saluran dua-tingkat ( Two Level )
Penjualan yang mempunyai dua perantara penjualan. Dalam saluran
pemasaran barang konsumsi, mereka merupakan pedagang besar atau grosir
dan pengecer, sedangkan dalam saluran pemasaran barang industry mereka
merupakan sebuah penyalur tunggal dan distributor industri.
Saluran distribusi ini banyak digunakan oleh produsen dan dinamakan
sebagai saluran distribusi tradisional. Disini produsen hanya melayani
pembeli dalam jumlah besar saja, tidak menjual kepada pengecer. Pembelian
pengecer dilayani oleh pedagang besar dan pembelian konsumen dilayani oleh
pengecer.
4. Saluran tiga-tingkat ( Three Level )
Penjualan yang mempunyai tiga perantara, yaitu pedagang besar (grosir),
pemborong dan pengecer. Disini produsen memilih pedagang besar sebagai
penyalurnya. Mereka menjalankan kegiatan perdagangan besar dalam saluran
distribusi yang ada. Sasaran penjualannya terutama ditujukan kepada para
konsumen.
16
2. Saluran Distribusi Barang Industri
Saluran Saluran Saluran Saluran
Nol Tingkat Satu Tingkat Dua Tingkat Tiga Tingkat
Produsen Produsen Produsen Produsen
Pelanggan Distributor Perwakilan Cabang
Industri Industri Industri Penjualan Produsen
Pelanggan Distributor Distributor
Industri Industri Industri
Pelanggan Pengecer
Industri
Pelanggan
Industri
Sumber : Kotler dan Keller (2007:130)
Gambar II.2 Bentuk Saluran Distribusi Barang Industri
17
Menurut Kotler dan Keller (2007:130), Tingkat Saluran Pemasaran terbagi atas
beberapa macam, yaitu :
1. Saluran nol-tingkat atau Saluran Pemasaran Langsung ( Zero Levels Channel
or Direct Marketing Channel)
Saluran distribusi ini merupakan saluran distribusi yang paling pendek dan biasa
disebut saluran distribusi langsung. Biasanya saluran distribusi ini dipakai oleh
produsen apabila transaksi penjualan kepada pemakai industri relative cukup
besar. Saluran distribusi ini cocok untuk barang-barang industri seperti
lokomotif, kapal, pesawat terbang, dan lain-lain.
2. Saluran satu-tingkat (One Level)
Biasanya saluran distribusi ini dipakai oleh perusahaan yang tidak memiliki
departemen pemasaran, juga perusahaan yang ingin memasuki daerah pemasaran
baru.
3. Saluran dua-tingkat ( Two Level )
Biasanya saluran distribusi ini dipakai oleh perusahaan yang tidak memiliki
departemen pemasaran, juga perusahaan yang ingin memasuki daerah
pemasaran baru.
4. Saluran tiga-tingkat ( Tree Level )
Saluran distribusi ini digunakan oleh perusahaan dengan pertimbangan
bahwa unit penjualannya terlalu kecil untuk dijual secara langsung. Selain
itu factor penyimpangan pada saluran distribusi perlu dipertimbangkan pula.
18
Dalam hal ini cabang penjualan produsen sangatlah penting peranannya.
2.4.4. Strategi Menentukan Saluran Distribusi
Agar proses saluran distribusi produk berhasil mencapai sasaran yang tepat,
maka perusahaan perlu mmebuat strategi menentukan saluran distribusi secara
benar. Strategi menentukan saluran distribusi ialah suatu seleksi yang dilakukan
secara sengaja terhadap saluran saluran distribusi yang akan memindahkan
produk-produk dari pabrik ke pengguna akhir. Faktor-faktor yang menentukan
pemilihan saluran distribusi diantaranya ialah :
1. Faktor Pasar
Salah satu faktor penting dalam pemilihan saluran distribusi ialah adanya faktor
pasar. Dan faktor pasar yang penting ialah perilaku pembeli. Untuk mengetahui
perilaku pembeli kita dapat membuat beberapa pertanyaan, diantaranya ialah:
bagaimana pembeli menginginkan membeli produk? Apakah mereka lebih suka
membeli dari pengecer atau pesan melalui surat, telepon atau internet?
Faktor penting lain ialah kebutuhan-kebutuhan pembeli mengenai informasi
produk. Saluran mana yang paling baik yang dapat digunakan untuk menyediakan
informasi yang diperlukan oleh pelanggan dalam membeli. Faktor penting
berikutnya ialah biaya yang diperlukan untuk adanya perantara; karena dengan
19
membuat perantara diperlukan biaya tambahan. Secara umum perantara akan
mengenakan biaya terhadap perusahaan yang dapat berupa komisi atau kenaikan
harga produk yang lebih tinggi dibandingkan dengan harga resmi dari pabrik.
2. Faktor Produsen
Faktor produsen memegang peranan penting dalam menentukan saluran
distribusi. Apakah produsen mempunyai sumber daya untuk melaksanakan
fungsi-fungsi sebagai penyalur? Jika tidak ada, maka satu-satunya pillihan ialah
menggunakan agen atau distributor lainnya. Faktor lainnya ialah sejauh mana
pihak produsen ingin mempertahankan dalam pengendalian bagaimana, kepada
siapa dan dengan harga berapa produk akan dijual. Jika pihak produsen menjual
produk melalui pengecer, maka mereka akan kehilangan kendali terhadap harga
akhir ke pelanggan, karena pengecer akan menentukan harga dan potongan yang
sesuai dengan kehendak mereka.
3. Faktor Produk
Produk-produk yang sangat kompleks seperti peralatan medis cenderung secara
langsung dijual kepelanggan. Sebaliknya produk-produk yang cepat habis di
konsumsi memerlukan saluran distribusi yang pendek, misalnya hanya
menggunakan satu perantara, yaitu pengecer.
Berkaitan dengan faktor produk, ada tiga pilihan, yaitu distribusi intensif,
selektif dan eksklusif. Distribusi intensif bertujuan untuk menyediakan jangkauan
pasar yang penuh dengan menggunakan semua saluran yang ada. Distribusi
20
semacam ini umumnya diperlukan dimana pelanggan mempunyai banyak pilihan
merek yang dapat mereka pilih. Dengan kata lain, jika satu merek tidak ada,
maka pelanggan dengan mudah akan memilih merek lainnya. Distribusi selektif
mencakup produsen yang menggunakan sejumlah penyalur yang terbatas di
daerah tertentu untuk menjual produk-produk mereka. Keuntungan menggunakan
pendekatan ini ialah produsen dapat memilih penyalur yang paling sesuai dan
yang terbaik untuk produk mereka. Distribusi eksklusif merupakan bentuk
ekstrim distribusi selektif dimana hanya satu grosir, pengecer atau distributor
digunakan dalam satu area geografis tertentu.
2.4.5. Modifikasi Saluran Distribusi
Menurut Shinta (2011:94) Modifikasi saluran distribusi adalah mengubah
susunan saluran distribusi yang ada berdasarkan evaluasi dan peninjauan ulang.
Sistem ini perlu dilakukan secara terus–menerus ditinjau dan diatur kembali untuk
menyesuaikan diri dengan perkembangan keadaan pasar.
Perubahan–perubahan di dalam pasar meliputi:
1. Perubahan di pasar konsumen dan perilaku konsumen, apakah berkembang atau
menyempit.
2. Timbulnya kebutuhan baru sehubungan dengan jasa, suku cadang atau
bantuan teknis.
3. Perubahan pandangan atau perspektif pesaing.
4. Perubahan kepentingan relatif dari tipe outlet.
5. Perubahan kemampuan finansial perusahaan.
21
6. Perubahan volume penjualan produk saat ini, misalnya produk telah mencapai
tahap kedewasaan dalam siklus hidup produk/product life circle (PLC).
7. Perubahan pada strategi produk (produk baru) strategi harga (penurunan harga
yang besar untuk merebut dominasi pasar) dan strategi promosi (penekanan pada
iklan).
8. Munculnya strategi baru dan inovatif.
9. Munculnya pesaing–pesaing baru.
2.4.6. Evaluasi dan Usaha Pengendalian Saluran Distribusi
Menurut Shinta (2011:94) Kriteria yang dapat digunakan dalam evaluasi saluran
adalah:
1. Biaya distribusi
Informasi yang dibutuhkan adalah klasifikasi biaya utama dan sub biaya utama
seperti biaya persediaan, pemrosesan, pesanan, retur penjualan, pelayanan,
transportasi, pengepakan, penggudangan dan lain-lain. Dari data tersebut kemudian
dilakukan analisis biaya, seperti memperkirakan perilaku biaya saluran alternatif
dengan menggunakan data–data yang relevan.
a. Cakupan pasar, yaitu memperkirakan perubahan penjualan jika penetrasi baru
benar–benar dilakukan.
b. Layanan pelanggan, yaitu mengidentifikasi jasa layanan yang diinginkan
pelanggan, kemudian memilih saluran distribusi dengan cara menyesuaikan
kesanggupan dan kesediaan setiap alternatif saluran untuk memberikan jasa
tersebut.
22
c. Komunikasi dengan pasar dan pengendalian jaringan saluran.
Pengendalian adalah mengambil tindakan yang dapat mengurangi jarak antara
hasil yang diharapkan dengan hasil nyatanya. Sedangkan komunikasi adalah
aliran informasi antara perusahaan dan pelanggan. Pemilihan saluran
distribusi harus sesuai dengan kriteria pengendalian dan komunikasi tersebut
yaitu saluran distribusi yang memiliki kemauan, kemampuan dan minat yang
besar untuk mendukung penyampaian informasi secara akurat, relevan dan
tepat waktu.
d. Dukungan saluran dalam peluncuran produk baru dan kerjasama mereka
dalam promosi produk.
Pengendalian saluran distribusi adalah usaha untuk menguasai semua anggota
dalam saluran distribusi agar dapat mengendalikan kegiatan mereka secara
terpusat ke arah pencapaian tujuan bersama.
Tujuan dari usaha ini adalah:
1) Untuk meningkatkan pengendalian
2) Memperbaiki ketidakefesienan
3) Mengetahui efektifitas biaya melalui kurva pengalaman
4) Mencapai skala ekonomis.
23
2.3.7. Manajemen Konflik dalam Saluran Distribusi
Menurut Shinta (2011:96) Konflik bisa terjadi dalam saluran distribusi, maka
perlu penanganan khusus dalam hal ini, sebab akan mengganggu kelancaran usaha
apabila tidak dilakukan manajemen terhadap konflik tersebut. Konflik bisa
dikelompokkan 2 macam, yaitu: konflik horizontal dan konflik vertikal.
Konflik horizontal adalah yang terjadi diantara perantara yang sejenis. Bentuk
konflik horizontal: konflik antara perantara yang menjual barang sejenis, misalnya
toko komputer dengan toko komputer dan konflik antar perantara yang menjual
barang berbeda, misalnya toko komputer dengan toko elektronik. Sumber konflik
biasanya karena ada perantara yang memperluas lini produknya dengan lini baru dan
tidak tradisional.
Konflik vertikal adalah yang terjadi antara anggota saluran distribusi dan
terdiri dari: konflik antara produsen dan pedagang grosir, misalnya ketika produsen
langsung menjual kepada pengecer serta konflik antara produsen dengan pengecer,
misalnya independent retailer dengan producer owned retail store. Penyebab konflik
ini biasanya adalah ketidaksamaan tujuan, hak dan peranan yang tidak jelas,
perbedaan persepsi dan besarnya ketergantungan perantara kepada produsen.