bab ii landasan teoretis 2.1 motivasi...

21
9 BAB II LANDASAN TEORETIS 2.1 Motivasi Berprestasi 2.1.1 Pengertian motivasi berprestasi Mc Clelland (dalam Opnanningtyas, 2010) menyatakan bahwa motivasi berprestasi merupakan kecenderungan seseorang dalam mengarahkan dan mempertahankan tingkah laku untuk mencapai suatu standar prestasi.Pencapaian standar prestasi digunakan oleh siswa untuk menilai kegiatan yang pernah dilakukan. Siswa yang menginginkan prestasi yang baik akan menilai apakah kegiatan yang dilakukannya telah sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. McClelland (dalam Sukadji dkk, 2001) mendefinisikan motivasi berprestasi sebagai motivasi yang mendorong seseorang untuk mencapai keberhasilan dalam bersaing dengan suatu ukuran keunggulan (standard of excellence). Sedangkan menurut Murray (dalam Beck, 1998), motivasi berprestasi adalah suatu keinginan atau kecenderungan untuk mengatasi hambatan, melatih kekuatan, dan untuk berusaha melakukan sesuatu yang sulit dengan baik dan secepat mungkin. Sementara itu Atkinson (dalam Petri, 2001) menyatakan bahwa motivasi berprestasi individu didasarkan atas dua hal, yaitu tendensi untuk meraih sukses dan tendensi untuk menghindari kegagalan. Individu yang memiliki motivasi berprestasi

Upload: nguyenkhue

Post on 06-Feb-2018

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II LANDASAN TEORETIS 2.1 Motivasi Berprestasirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7373/2/T1_132009023_BAB II… · atau lebih dalam pikiran. ... cara terbaik atau metode

9

BAB II

LANDASAN TEORETIS

2.1 Motivasi Berprestasi

2.1.1 Pengertian motivasi berprestasi

Mc Clelland (dalam Opnanningtyas, 2010) menyatakan bahwa

motivasi berprestasi merupakan kecenderungan seseorang dalam

mengarahkan dan mempertahankan tingkah laku untuk mencapai suatu

standar prestasi.Pencapaian standar prestasi digunakan oleh siswa untuk

menilai kegiatan yang pernah dilakukan. Siswa yang menginginkan

prestasi yang baik akan menilai apakah kegiatan yang dilakukannya telah

sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.

McClelland (dalam Sukadji dkk, 2001) mendefinisikan motivasi

berprestasi sebagai motivasi yang mendorong seseorang untuk mencapai

keberhasilan dalam bersaing dengan suatu ukuran keunggulan (standard of

excellence). Sedangkan menurut Murray (dalam Beck, 1998), motivasi

berprestasi adalah suatu keinginan atau kecenderungan untuk mengatasi

hambatan, melatih kekuatan, dan untuk berusaha melakukan sesuatu yang

sulit dengan baik dan secepat mungkin. Sementara itu Atkinson (dalam

Petri, 2001) menyatakan bahwa motivasi berprestasi individu didasarkan

atas dua hal, yaitu tendensi untuk meraih sukses dan tendensi untuk

menghindari kegagalan. Individu yang memiliki motivasi berprestasi

Page 2: BAB II LANDASAN TEORETIS 2.1 Motivasi Berprestasirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7373/2/T1_132009023_BAB II… · atau lebih dalam pikiran. ... cara terbaik atau metode

10

tinggi berarti ia memiliki motivasi untuk meraih sukses yang lebih kuat

daripada motivasi untuk menghindari kegagalan, begitu pula sebaliknya.

Motivasi yang muncul dari dalam diri individu tidak terlepas dari

adanya kebutuhan. Faktor utama yang menyebabkan timbulnya suatu

kebutuhan dalam kehidupan individu adalah untuk mempertahankan hidup

dan memelihara keseimbangan psikis (homeostatis). Adanya kebutuhan

tersebut yang akan menimbulkan dorongan atau motif dalam diri individu

untuk melakukan tindakan.

Sudarsono (dalam Opnanningtyas, 2010) motivasi adalah tenaga

yang mendorong seseorang berbuat sesuatu keinginan, kecenderungan

organisme untuk melakukan sesuatu sikap atau perilaku yang dipengaruhi

oleh kebutuhan dan diarahkan kepada tujuan tertentu yang telah

direncanakan sebelumnya,sifatnya sebagai alat pengontrol terhadap dirinya

sendiri.

Komarudin (1994) menyebutkan bahwa motivasi berprestasi

meliputi: pertama kecenderungan atau upaya untuk berhasil atau mencapai

tujuan yang dikehendaki; kedua keterlibatan ego individu dalam suatu

tugas; ketiga harapan suatu tugas yang terlihat oleh tanggapnya subyek;

keempat motif untuk mengatasi rintangan atau berupaya berbuat sesuatu

dengan cepat dan baik.

Dari beberapa definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa

motivasi berprestasi adalah suatu dorongan dari dalam atau luar diri

individu guna meraih prestasi di bidang tertentu.

Page 3: BAB II LANDASAN TEORETIS 2.1 Motivasi Berprestasirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7373/2/T1_132009023_BAB II… · atau lebih dalam pikiran. ... cara terbaik atau metode

11

Heckhausen (dalam Martaniah, 1987) menyatakan bahwa seseorang

yang motivasi berprestasinya tinggi mempunyai disposisi penilaian antara

lain:

a. Jika motivasi berprestasi lebih kuat, perbedaan antara bayangan

diri yang nyata dan yang ideal akan lebih besar.

b. Orang yang berorientasi sukses akan lebih mengharapkan

kemungkinan sukses, dan yang berorientasi gagal akan lebih

mengharapkan kemungkinan kegagalan dalam mencapai

kegagalan.

c. Tingkat aspirasi yang berorientasi sukses biasanya hanya sedang,

dan yang berorientasi gagal biasanya terlalu tinggi atau terlalu

rendah.

d. Subjek yang dimotivasi sukses menganggap sukses sebagai

akibat faktor yang mantap seperti kemampuan dan menganggap

kegagalan bukan karena faktor tersebut, tetapi sebagai akibat

kurangnya usaha yang momental.

Pengertian motivasi untuk berprestasi menurut Mc Clelland (dalam

Sobur, 2003) adalah suatu daya dalam mental manusia untuk melakukan

suatu kegiatan yang lebih baik, lebih cepat, lebih efektif, dan lebih efisien

daripada kegiatan yang dilaksanakan sebelumnya. Ini disebabkan oleh

virus mental. Dari pendapat tersebut Alex Sobur mengartikan bahwa

dalam psikis manusia, ada daya yang mampu mendorongnya ke arah suatu

Page 4: BAB II LANDASAN TEORETIS 2.1 Motivasi Berprestasirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7373/2/T1_132009023_BAB II… · atau lebih dalam pikiran. ... cara terbaik atau metode

12

kegiatan yang hebat sehingga dengan daya tersebut, manusia dapat

mencapai kemajuan yang teramat cepat.

2.1.2 Aspek Aspek Motivasi Berprestasi

Mc Clelland (1987) mengemukakan tujuh karakteristik orang yang

mempunyai motivasi tinggi.

1.Memiliki tingkat tanggung jawab pribadi yang tinggi;

2.Berani mengambil dan memikul resiko.

3. Memiliki tujuan yang realistis.

4.Memiliki rencana kerja yang menyeluruh

5.berjuang untukmerealisasikan tujuan.

6. Memanfaatkan umpan balik yang kongkret dalam semua kegiatan

yang dilakukan.

7. Mencari kesempatan untuk merealisasikan rencana yang telah

diprogramkan.

2.1.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Berprestasi

Menurut Mc Clelland (1987) mengungkapkan bahwa terdapat faktor-

faktor yang mempengaruhi motivasi berprestasi, meliputi:

1. Faktor Individual

Dalam hal ini, faktor individual yang dimaksud terutama adalah

factor intelegensi dan faktor penilaian individu tentang dirinya.

Intelegensi merupakan kecakapan yang bersifat potensial yang

dimiliki seseorang dan merupakan salah satu unsur penting dalam

Page 5: BAB II LANDASAN TEORETIS 2.1 Motivasi Berprestasirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7373/2/T1_132009023_BAB II… · atau lebih dalam pikiran. ... cara terbaik atau metode

13

proses pemecahan masalah yang dilakukan individu. Apabila

individu mempunyai taraf intelegensi diatas rata-rata maka

kemungkinan motivasi berprestasinya tinggi dan apabila individu

mempunyai taraf intelegensi di bawah ratarata maka kemungkinan

taraf motivasi berprestasinya rendah.Sama halnya dengan factor-

faktor yang mempengaruhi kreativitas yang dikemukakan oleh

(Hurlock, 1999) salah satunya intelegensi, pada setiap umur anak

yang pandai menunjukan kreativitas yang lebih besar dari anak yang

kurang pandai, siswa yang intelegensinya tinggi mungkin

kreativitasnya rendah atau sebaliknya.Hurlock, (1999) menyatakan

bahwa taraf kecerdasan (intelegensi) yang dimiliki indviidu juga

akan turut menentukan atau mempengaruhi prestasi yang dicapainya.

Faktor lainnya adalah penilaian individu mengenai dirinya sendiri.

2. Faktor Lingkungan

Maksud dari faktor lingkungan disini adalah segala sesuatu yang

berada diluar diri individu, yang turut mempengaruhi motivasi

berprestasinya. Faktor lingkungan ini dibagi menjadi 3, yaitu :

a. Lingkungan Keluarga

Relasi yang kurang harmonis dalam keluarga dapat

menimbulkan gangguan-gangguan emosional pada anggota

keluarga, termasuk anak sebagai anggota sebuah keluarga.

Gangguan emosional seringkali berupa bentuk-bentuk ketegangan

atau konflik yang dirasakan dalam diri individu. Keadaan seperti

Page 6: BAB II LANDASAN TEORETIS 2.1 Motivasi Berprestasirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7373/2/T1_132009023_BAB II… · atau lebih dalam pikiran. ... cara terbaik atau metode

14

ini akan menyebabkan berkurangnya fungsi perhatian individu

sehingga daya konsentrasi dalam menghadapi tugas-tugas yang

menuntut kemampuannya menurun. Akibatnya, sekalipun

mahasiswa mempunyai tingkat intelegensi tinggi namun bila

individu tersebut mengalami gangguan emosional maka motivasi

berprestasinya akan cenderung rendah. Sebaliknya, bila relasi

dalam keluarga berlangsung harmonis dan dapat memberikan rasa

aman, maka individu akan merasa bebas untuk bereksplorasi dan

mengekspresikan diri. Individu yang diberi kesempatan untuk

mengekpresikan diri dan ternyata berhasil, maka individu akan

merasa tertantang untuk meraih prestasi yang lebih baik lagi. Bila

mengalami kegagalan, individu tidak akan menyalahkan

lingkungan karena menyadari bahwa kegagalan tersebut

disebabkan oleh kurangnya usaha dalam mencapai prestasi yang

diinginkan.

b. Lingkungan Sosial

Merupakan lingkungan sekitar tempat individu hidup dan

bergaul sehari-hari. Lingkungan sekitar yang banyak memberikan

rangsangan akan membantu meningkatkan rasa ingin tahu individu

sehingga akan mengembangkan dan meningkatkan motivasi

berprestasinya. Di samping itu, lingkungan sekitar yang

memberikan kesempatan pada individu untuk dapat lebih

mengekspresikan kemampuannya, akan membuat individu lebih

Page 7: BAB II LANDASAN TEORETIS 2.1 Motivasi Berprestasirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7373/2/T1_132009023_BAB II… · atau lebih dalam pikiran. ... cara terbaik atau metode

15

percaya diri, sehingga meskipun mengalami kegagalan, individu

akan terdorong untuk mengatasinya dan berusaha lebih baik lagi.

c. Lingkungan Akademik

Lingkungan akademik menyangkut sejauh mana sebuah

institusi pendidikan dapat memenuhi kebutuhan individu sebagai

siswa berprestasi di sekolahnya, meliputi fasilitas yang disediakan,

hubungan antara siswa dan guru, dan hubungan antar siswa sendiri.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa banyak faktor

pendukung untuk memotivasi sesorang untuk berprestasi. Oleh karena

itu sebagai tenaga pendidik harus memahami setiap latar belakang

permasalahan sehingga ketika mendampingi seseorang yang kurang

termotivasi berprestasi tenaga pendidik mampu membuat treatment,

dan membuat seseorang bersemangat untuk lebih berprestasi.

2.2 Kreativitas

2.2.1 Pengertian Kreativitas

Kata kreativitas/creativity bermakna mempunyai sifat

kreatif/creative yang berasal dari kata to create/mencipta. Kreativitas

merupakan Kemampuan yang mencerminkan kelancaran, keluwesan

(f1leksibilitas), dan originalitas dalam berfikir, serta kemampuan untuk

mengelaborasi (mengembangkan, memperkaya dan memperinci suatu

gagasan (Munandar, 1992).

Page 8: BAB II LANDASAN TEORETIS 2.1 Motivasi Berprestasirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7373/2/T1_132009023_BAB II… · atau lebih dalam pikiran. ... cara terbaik atau metode

16

Torrance ( dalam Semiawan, 2000) mengartikan kreativitas sebagai

proses mencipta gagasan, pengujian gagasan, mengubah dan menguji

kembali gagasan serta mengkomunikasikan hasilnya. Siswa kreatif kadang

menunjukkan ciri-ciri mandiri dalam berpikir, menimbang, berani beda

pendapat, skeptis pada kehendak penguasa serta sukar berkompromi.

Munandar (1999) menyatakan kreativitas adalah kemampuan

menuangkan gagasan baru dan menerapkannya dalam pemecahan

masalah. Kreativitas meliputi ciri kognitif taraf kelancaran, keluwesan dan

keaslian berpikir. Kreativitas meliputi ciri afektif rasa ingin tahu, senang

bertanya dan mencari pengalaman baru. Kreativitas adalah proses yang

menghasilkan gagasan atau objek dalam bentuk/susunan yang baru.

Kreativitas adalah kemampuan membentuk konsep baru dari dua konsep

atau lebih dalam pikiran. Kombinasi tersebut berupa konsep abstrak atau

benda konkret berupa produk atau jasa, cara terbaik atau metode.

Kemampuan kreativitas menurut Munandar (1999) berkenaan dengan

mengkombinasi, memecahkan masalah dan operasional. Kemampuan

mengkombinasi berdasarkan data atau unsur yang tersedia, kemampuan

memecahkan masalah berdasarkan informasi yang tersedia serta mene-

mukan keragaman solusi dengan penekanan pada aspek kualitas dan efek-

tivitas, kemampuan operasional berdasarkan pada aspek kelancaran, kelu-

wesan dan orisinalitas.

Penelitian menunjukkan bahwa semasa kecil,kebanyakan dari

orang lebih kreatif dibandingkan pada saat dewasa. Saat orang berusia 5

Page 9: BAB II LANDASAN TEORETIS 2.1 Motivasi Berprestasirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7373/2/T1_132009023_BAB II… · atau lebih dalam pikiran. ... cara terbaik atau metode

17

tahun, kebanyakan dari orang memiliki tingkat kreativitas sebesar 96,5%,

dan bertanya lima kali lebih sering daripada orang dewasa. Saat orang

berusia 17 tahun, orang mengalami penurunan tingkat kreativitas kurang

lebih 86%. Pada umur 30 tahun, secara rata-rata tingkat kreativitas kita

tidak sampai 40%. Penurunan tingkat kreativitas seseorang terhadap makin

bertambahnya usia sebenarnya disebabkan oleh faktor hubungan antara

derajat intensitas eksperimen dengan keinginan untuk menjaga keamanan

diri (Nasution, 2006).

Semakin tua seseorang, tingkat eksperimentalnya semakin rendah,

hal itu terjadi karena semakin tua seseorang, maka akan cenderung

menghindari resiko dan ingin merasa aman saja. Dilibatkannya kerja otak

dalam setiap jengkal umur orang mejadikan orang “kuat,padat,dan berisi”

seperti otot olahragawan yang terlatih selama bertahun-tahun.Sementara

itu, otak yang jarang digunakan akan menurun tingkat responsnya terhadap

suatu kejadian seperti rendahnya respons orang yang sedang stress berat

terhadap keadaan sekelilingnya. Bukankah sering didengar alasan dari para

orang lanjut usia yang suka mengisi TTS(Teka Teki Silang) adalah

mengolahragakan otaknya agar bisa megurangi tingkat kepikunan

(Nasution, 2006).

Para ahli otak sepakat bahwa kreativitas bersumber dari otak kanan

yang seseorang miliki. Ruger Sperry (dalam Nasution, 2006), melakukan

penelitian penting terhadap adanya dua wilayah kerja dalam otak manusia,

yaitu otak kiri dan otak kanan. Sperry melakukan eksperimen yang

Page 10: BAB II LANDASAN TEORETIS 2.1 Motivasi Berprestasirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7373/2/T1_132009023_BAB II… · atau lebih dalam pikiran. ... cara terbaik atau metode

18

menjelaskan fungsi respektif dari masing-masing belahan otak.

Karakteristik otak sebelah kanan sangat dekat dengan apa yang orang

pahami sebagai berpikir kreatif, sedangkan otak sebelah kiri memainkan

peran untuk berfikir kritis. Perbedaan mendasar dari kinerja masing-

masing otak tersebut akan membantu pengembangan penelitian

berikutnya, yang menyangkut perbedaan antara berfikir kreatif denga

berfikir kritisR.Swartz dan D.N Perkins, 1990 hingga perbedaan antara

berfikir vertikal dengan berfikir lateralnya Edward De Bono (Nasution,

2006).

Menurut Ruger Sperry (dalam Nasution, 2006), Pada dasarnya

belahan otak sebelah kanan berhubungan dengan kerja otak yang memilki

sifat sebagai berikut:

Karakteristik kerja

otak

Deskripsi Aktivitas

Non verbal Merespon musik,bahasa tubuh,sentuhan

Sintesis Mengubah beberapa bagian untuk membentuk

keseluruhan

Intuitif Mengikuti firasat dan perasaan

Kausal dan informal Berhubungan dengan informasi karena kebutuhan

atau kepentingan.

Konkret Berhubungan dengan sesuatu secara sensor

daripada abstrak

Holistik Melihat sesuatu secara keseluruhan

Visual Menggunakan perumpamaan,merespons

gambar,warna,dan bentuk.

Sensori Berorientasi pada psikologi

Page 11: BAB II LANDASAN TEORETIS 2.1 Motivasi Berprestasirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7373/2/T1_132009023_BAB II… · atau lebih dalam pikiran. ... cara terbaik atau metode

19

Renggang Menghubungkan bagian-bagiannya pada

keseluruhan

Responsif Mendengarkan musik dengan emosi

Originatif Tertarik dengan ide-ide atau teori-teori

Motorik Mengontrol organ sebelah kiri dan gerakan.

Setiap orang memiliki orientasi cara berpikir. Ada orang yang

dominasi otak kirinya lebih besar dari otak kanannya,misal mereka yang

berprofesi sebagai matematikawan teoritis. Ada juga orang yang otak

kanannya lebih dominan dari otak kirinya,misal profesi seniman. Secara

sederhana,kreativitas didefinisikan oleh J.S Bruner dalam bukunya Toward

a Theory of Instruction yang sudah di artikan ke dalam Bahasa Indonesia

dalam bukunya Ir. Arman Hakim Nasution (Creative Thinking) sebagai

“kejutan yang efektif”, dimana hasilnya adalah sesuatu (bisa produk atau

gagasan) yang mengejutkan. Misalnya, karena baru, belum pernah ada,

belum pernah terpikirkan, unik, dan lain sebagainya (Nasution, 2006).

Munandar (1988) menyatakan potensi kreatif siswa dapat dipahami

melalui:

1) Person/Pribadi

Kreativitas merupakan ungkapan unik dari keseluruhan kepri-

badian sebagai hasil interaksi siswa dengan lingkungannya, tercermin

dalam pikiran, perasaan, sikap atau perilakunya.

2) Press/Pendorong

Page 12: BAB II LANDASAN TEORETIS 2.1 Motivasi Berprestasirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7373/2/T1_132009023_BAB II… · atau lebih dalam pikiran. ... cara terbaik atau metode

20

Faktor-faktor dalam diri siswa dan dalam lingkungan yang

merupakan persyaratan bagi pertumbuhan kreativitas adalah faktor-faktor

internal dan eksternal.

3) Process/Proses

Pengertian kreativitas sebagai proses menunjuk pada perlunya

siswa berusaha untuk melihat lebih jauh dan lebih mendalam, daripada

menginginkan hasil/produk secepat-cepatnya.

4) Product/Produk atau Hasil

Apabila guru dapat menerima bahwa tiap pribadi mempunyai

potensi kreatif yang unik dan dapat mengenal potensi tersebut, untuk

kemudian memperhatikan kondisi internal dan kondisi eksternalyang

bersifat pendorong dan memupuk pengembangan bakat kreatif siswa,

selanjutnya memberi kesempatan pada setiap siswa untuk melibatkan diri

dalam kegiatan-kegiatan kreatif sesuai dengan keahliannya dan minatnya

(proses) maka produk-produk kreativitas yang bermakna dijamin akan

muncul.

2.2.2 Ciri-ciri Kreativitas

Guilford (dalam Supardi, 2004) menemukan 5 segi yang menjadi

ciri kreativitas, yaitu: 1) Kelancaran/fluency, yaitu kemampuan

menghasilkan banyak gagasan. 2) Keluwesan/ flexibility, yaitu kemampuan

mengemukakan bermacam pemecahan/pendekatan terhadap masalah. 3)

Keaslian/originality, yaitu kemampuan mencetuskan gagasan dengan cara

asli dan tidak kuno. 4) Penguraian/elaboration, yaitu kemampuan mengurai

Page 13: BAB II LANDASAN TEORETIS 2.1 Motivasi Berprestasirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7373/2/T1_132009023_BAB II… · atau lebih dalam pikiran. ... cara terbaik atau metode

21

sesuatu secara lebih rinci. 5) Perumusan kembali/redefinition, yaitu

kemampuan meninjau persoalan berdasarkan perspektif berbeda dengan

yang diketahui orang banyak. Siswa kreatif memproses serta bereaksi

terhadap lingkungan secara berbeda dibanding rekan-rekannya.Guru ingin

agar siswanya kreatif tetapi terbiasa membuat siswa stres berkepanjangan/

melampaui daya pikul sehingga kreativitasnya terhalang. Siswa kreatif

cenderung dijauhi temannya serta disalah-mengerti orang tua dan guru.

Siswa ini merugi karena orang tua dan guru lebih toleran pada siswa yang

suka berkompromi. Banyak orang dewasa mengekang individualisme dan

kreativitas siswa.Semestinya ada ikhtiar khusus untuk menemukan

manfaat dan upaya mendorong berkembangnya potensi kreatif.

Munandar (1988) menyatakan bahwa dalam hasil penelitian oleh

beberapa ahli ciri-ciri kepribadian kreatif yaitu : mempunyai daya

imajinasi yang kuat, mempunyai inisiatif,mempunyai minat yang luas,

bebas dalam berpikir (tidak kaku atau terhambat), bersifat ingin tahu,

Selalu ingin mendapat pengalaman – pengalaman baru, percaya pada diri

sendiri, Penuh semangat (energik), berani mengambil risiko (tidak takut

membuat kesalahan), Berani dalam pendapat dan keyakinan (tidak ragu-

ragu dalam menyatakan pendapat meskipun mendapat kritik dan berani

mempertahankan pendapat yang menjadi keyakinannya.Pemaduan ciri

kognitif dan afektif dalam pengembangan kreativitas dimaksudkan agar

kreativitas siswa terwujud nyata. Pengembangan kreativitas selain

memerlukan kemampuan berpikir kreatif, juga perlu pembentukan sikap,

Page 14: BAB II LANDASAN TEORETIS 2.1 Motivasi Berprestasirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7373/2/T1_132009023_BAB II… · atau lebih dalam pikiran. ... cara terbaik atau metode

22

berpikir, perasaan dan kepribadian. Ciri-ciri kreativitas yang berhubungan

dengan kemampuan berpikir/kognitif yang dipadu sikap dan perasaan,

yaitu:

1) Berpikir lancar, mencetuskan banyak gagasan, jawaban, penye-

lesaian masalah dan pertanyaan, banyak cara melakukan serta

memikirkan lebih dari satu jawaban.

2) Berpikir luwes, menghasilkan gagasan, jawaban/pertanyaan

bervariasi, melihat masalah dari sudut pandang berbeda,

mencari alternatif dari arah berbeda serta mengubah cara

pemikiran.

3) Berpikir orisinal, mampu melahirkan ungkapan baru dan unik,

memikirkan cara tidak lazim untuk mengungkapkan diri serta

membuat kombinasi yang tidak lazim dari bagian-

bagian/unsur-unsur.

4) Merinci/mengelaborasi, memperkaya dan mengembangkan

gagasan atau produk, menambahkan atau merinci secara detail

objek, gagasan atau situasi sehingga lebih menarik.

5) Menilai, menentukan patokan penilaian sendiri dan me-

nentukan apa suatu pertanyaan tertentu benar, rencana sehat,

tindakan bijaksana, mampu mengambil keputusan terhadap

situasi yang terbuka serta tidak hanya mencetuskan gagasan

tetapi melaksanakannya.

6) Rasa ingin tahu meliputi dorongan mengetahui lebih banyak,

mengajukan banyak pertanyaan, memperhatikan orang lain,

peka dalam pengamatan dan ingin meneliti.

7) Imaginatif meliputi kemampuan memperagakan atau memba-

yangkan hal-hal yang belum pernah terjadi, mengetahui perbe-

daan antara khayalan dan kenyataan.

Page 15: BAB II LANDASAN TEORETIS 2.1 Motivasi Berprestasirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7373/2/T1_132009023_BAB II… · atau lebih dalam pikiran. ... cara terbaik atau metode

23

8) Tertantang kemajemukan, dorongan mengatasi yang sulit,

tertantang oleh situasi rumit serta tertarik pada tugas-tugas

yang rumit.

9) Berani mengambil resiko, berani memberi jawaban yang belum

tentu benar, tidak takut gagal atau dikritik serta tidak ragu-ragu

karena ketidak-jelasan hal-hal tidak konvensional atau kurang

terstruktur.

10) Menghargai meliputi tindakan menghargai bimbingan dan

maknanya dalam hidup serta menghargai kemampuan dan

bakat sendiri yang sedang berkembang.

Kao (dalam Supardi, 2004) menyatakan siswa yang berpemikiran

kreatif cenderung melihat dengan cara beda, rasa ingin-tahu, menyesuaikan

sesuatu yang tampak berlawanan, percaya diri sendiri, tekun, menerima

perbedaan, terbuka pada pengalaman, mandiri dalam membuat

pertimbangan, berpikir dan bertindak, butuh dan menerima otonomi, tidak

hanya tunduk pada standar dan pengawasan kelompok serta mau meng-

ambil resiko yang diperhitungkan. Kreativitas siswa adalah taraf kemam-

puan siswa menghasilkan gagasan baru yang dinyatakan dalam pikiran

yang masih abstrak atau sudah berbentuk benda konkret. Kreativitas siswa

diamati dari keterampilan berpikir lancar, luwes, rasa ingin tahu, merasa

tertantang oleh kemajemukan serta bersikap berani mengambil resiko.

Dari uraian dan ciri-ciri tentang kreativitas menurut Munandar

(1988), penulis menyimpulkan bahwa kreativitas merupakan kecakapan

dalam diri siswa yang membuat siswa memiliki :

1. Rasa ingin tahu

Page 16: BAB II LANDASAN TEORETIS 2.1 Motivasi Berprestasirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7373/2/T1_132009023_BAB II… · atau lebih dalam pikiran. ... cara terbaik atau metode

24

2. Gagasan baru

3. Orisinal

4. Luwes

5. Membuat kombinasi baru berdasarkan data

6. Berani mencari informasi

7. Mendaur ulang bahan pelajaran,

8. Berpikir divergen/melalui beberapa kemungkinan jawaban dengan

menggunakan unsur-unsur yang ada.

9. Selanjutnya dipelajari untuk memahami dan mempelajari bahan

pelajaran.

10. Memperdalam bahan pelajaran.

2.2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kreativitas

Hurlock (1999) menyatakan ada sejumlah faktor yang berpengaruh

pada kreativitas siswa, yaitu jenis kelamin, urutan kelahiran,

inteligensi dan tingkat pendidikan orang tua yang dibahas secara

berurutan sebagai berikut:

1) Jenis Kelamin

Anak laki-laki menunjukkan kreativitas lebih besar dari anak

perempuan terutama setelah berlalunya masa kanak-kanak. Hal

ini disebabkan oleh perbedaan perlakuan orang tua terhadap

anak laki-laki dan perempuan. Anak laki-laki lebih diberi

kesempatan mandiri, berani mengambil resiko dan

menunjukkan inisiatif.

Page 17: BAB II LANDASAN TEORETIS 2.1 Motivasi Berprestasirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7373/2/T1_132009023_BAB II… · atau lebih dalam pikiran. ... cara terbaik atau metode

25

2) Urutan Kelahiran

Studi mengenai urutan kelahiran melaporkan bahwa anak

yang lahir di tengah, lahir di belakang dan anak tunggal lebih

kreatif dari anak yang pertama. Pada umumnya anak sulung

lebih ditekan untuk menyesuaikan diri oleh orang tua sehingga

menjadi anak yang penurut daripada pencipta. Penelitian lain

menunjukkan anak sulung lebih kreatif daripada adik-adiknya.

3) Inteligensi

Pada setiap umur anak yang pandai menunjukkan kreati-

vitas yang lebih besar dari anak yang kurang pandai. Anak

mempunyai lebih banyak gagasan baru untuk menangani

suasana konflik sosial dan mampu merumuskan lebih banyak

penyelesaian bagi konflik tersebut. Pada taraf remaja, ternyata

remaja yang memiliki kreativitas tinggi mempunyai taraf

intelegensi di bawah rerata kelompok sebayanya. Berbagai

studi melaporkan hasil yang berbeda tentang hubungan

kreativitas dan intelegensi. Siswa yang intelegensinya tinggi

mungkin kreativitasnya rendah atau sebaliknya.

4) Tingkat Pendidikan Orang Tua

Para siswa yang memiliki skor tes kreativitas tinggi

mempunyai orang tua yang berpendidikan tinggi, karena dalam

keluarganya banyak tersedia bahan bacaan serta dorongan yang

didapat dari orang tuanya.

Page 18: BAB II LANDASAN TEORETIS 2.1 Motivasi Berprestasirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7373/2/T1_132009023_BAB II… · atau lebih dalam pikiran. ... cara terbaik atau metode

26

Berdasarkan uraian di atas disimpulkan bahwa jenis

kelamin, urutan kelahiran, inteligensi dan pendidikan orang tua

merupakan faktor yang mempengaruhi kreativitas siswa.

Di lain pihak, Rogers ( dalam Munandar, 1999)

mengatakan ada dua faktor yang mempengaruhi kreativitas,

yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

1) Faktor internal yang meliputi:

a. Keterbukaan terhadap pengalaman, terhadap

rangsangan dari luar maupun dari dalam, hal ini berarti

ada kesediaan diri siswa menerima informasi

sebagaimana adanya dan menerima tiap rangsang secara

bebas tanpa terikat oleh batas-batas konsep, pendapat,

pengamatan atau sesuatu yang sudah ditentukan.

b. Fokus evaluasi internal, merupakan dasar dalam

penilaian dari produk kreatif, yang ditentukan oleh diri

siswa sendiri, meskipun tidak menutup diri dari

pendapat atau kritik orang lain.

c. Kemampuan untuk bermain dengan unsur-unsur,

bentuk-bentuk, konsep-konsep dan kombinasi-

kombinasi baru dari hal-hal yang sudah ada

sebelumnya.

2) Faktor eksternal yang meliputi:

Kondisi eksternal yang memungkinkan kreativitas

berkembang adalah rasa keamanan dan kebebasan

Page 19: BAB II LANDASAN TEORETIS 2.1 Motivasi Berprestasirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7373/2/T1_132009023_BAB II… · atau lebih dalam pikiran. ... cara terbaik atau metode

27

psikologik. Keamanan psikologik adalah menerima

individu sebagaimana adanya, berusaha memberikan

pengertian secara empatis. Sedangkan yang diartikan

sebagai kebebasan psikologik adalah bila guru maupun

orang tua memberi kesempatan kepada anak untuk bebas

mengekspresikan pikiran dan perasaannya sehingga dalam

kondisi tersebut anak bebas mengungkapkan ide-ide.

Rogers (Munandar, 1999) juga mengemukakan yang mendorong

siswa untuk bertindak kreatif adalah kecenderungannya untuk

mengaktualisasikan diri dan untuk mewujudkan potensi yang dimiliki.

Kecenderungan inilah yang menjadi motivasi utama siswa membentuk

produk kreatif dalam berhubungan dengan lingkungan.

2.3 Hasil-hasil penelitian yang berhubungan

Ada beberapa penelitian tentang motivasi berprestasi dan kreativitas

diantaranya yang dilakukan oleh Kuntjojo, Andik Matulessy (2011) di

Kediri yang meneliti tentang “Hubungan antara metakognisi dan motivasi

berprestasi dengan kreativitas mahasiswa Semester I 2011/2012 Program

Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Nusantara PGRI Kediri. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa metakognisi dan motivasi berprestasi

secara bersama-sama berhubungan positif sangat signifikan dengan

kreativitas yang ditunjukkan dengan nilai F hitung sebesar 63,084 dan

signifikansi 0,000 (< 0,05). Hasil analisi regresi menunjukkkan bahwa

koefisien determinasi sebesar 0,508. Artinya prosentase sumbangan

Page 20: BAB II LANDASAN TEORETIS 2.1 Motivasi Berprestasirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7373/2/T1_132009023_BAB II… · atau lebih dalam pikiran. ... cara terbaik atau metode

28

pengaruh variabel bebas (metakognisi dan motivasi berprestasi) secara

bersama terhadap variabel kreativitas sebesar 50,8 %. Hasil analsis

korelasi secara parsial menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang

sangat signifikan antara metakognisi dengan kreativitas, ada hubungan

positif yang sangat signifikan antara motivasi berprestasi dengan

kreativitas.

Dominikus (2012). Dengan judul “Hubungan antara kreativitas dan

motivasi berprestasi mahasiswa program studi bimbingan dan konseling

angkatan 2010 FKIP Unika Atma Jaya, yang menyimpulkan bahwa ada

hubungan yang positif dan signifikan antara kreativitas dan motivasi

berprestasi mahasiswa bimbingan konseling FKIP Unika Atma Jaya. Dari

hasil spss menunjukkan skore koefisiensi korelasi nilai rxy sebesar 0,346

pada taraf signifikansi (p) 0,004 jadi p < 0,050.

Hasil penelitian ini jika ada hubungan antara kreativitas dan

motivasi berprestasi akan mendukung jurnal“Directorate-General for

Education an Culture, the European Commission (dalam Kuntjojo, 2011),

Yang membahas hubungan motivasi dengan kreativitas, dalam jurnal

tersebut dikatakan bahwa salah satu aspek yang mempengaruhi kreativitas

adalah motivasi, termasuk didalamnya motivasi berprestasi.

Woolfolk (Kuntjojo, 2012) menyatakan bahwa motivasi,

persistensi, dan dukungan sosial juga berperan penting dalam proses

kreatif, Hubungan motivasi dengan kreativitas juga sejalan dengan apa

yang dinyatakan oleh Sternberg. Menurut Strenberg (Kuntjojo, 2012) ada

Page 21: BAB II LANDASAN TEORETIS 2.1 Motivasi Berprestasirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7373/2/T1_132009023_BAB II… · atau lebih dalam pikiran. ... cara terbaik atau metode

29

beberapa faktor yang mempengaruhi kreativitas seseorang, diantaranya

adalah motivasi yang sangat tinggi untuk menjadi kreatif di bidang tertentu.

2.4 Hipotesis

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh beberapa peneliti

tentang motivasi berprestasi dan Kreativitas serta kajian teori, maka

terdapat hipotesis sebagai berikut: “Ada hubungan yang signifikan antara

motivasi berprestasi dengan kreativitas dikelas XI IPS SMA N 2 Salatiga.”