bab ii kriteria soal yang baik

3
BAB II KRITERIA TES YANG BAIK Dalam proses pembelajaran, tes merupakan alat ukur dalam proses asesmen maupun evaluasi yang memiliki peranan sangat penting untuk mengetahui keberhasilan proses belajar mengajar di sekolah. Dalam hal ini, tes memilki fungsi ganda, yaitu mengukur tingkat pencapaian siswa pada kompetensi yang dipersyaratkan dan mengukur keberhasilan program pengajaran sekaligus kualitas pendidik dalam mengelola proses pembelajaran. Untuk bisa memberikan data yang akurat, sesuai dengan fungsinya maka ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi untuk dapat dikatakan sebagai tes yang baik. Secara umum tes yang baik memiliki syarat-syarat antara lain: 1. Hanya mengukur satu aspek saja, tes yang baik memiliki satu buah aspek saja yang akan diukur. Contohnya seperti pelajaran Bahasa Indonesia, maka aspek yang diuji hanya aspek kebahasaan seseorang saja. 2. Handal dalam pengukuran, kehandalan ini meliputi ketepatan hasil pengukuran dan keajegan hasil pengukuran. Namun secara khusus tes yang baik memiliki beberapa kriteria untuk menjadikan hasil tes yang berkualitas yaitu diantaranya adalah: A. Validitas Soal dikatakan valid bila dapat mengukur apa yang seharusnya diukur, validitas soal dapat dilihat dari kesesuaian soal dengan tujuan instruksioanl khusus dan tujuan pengukuran yang telah ditetapkan. Validitas dapat pula dilihat dari kemampuannya memprediksi prestasi di masa yang akan datang. Validitas ada 2 cara yaitu validitas rasional dan validitas empiris. Validitas empiris rasional yaitu mengukur valid/tidak validnya soal dengan data yang telah diuji cobakan, sedangkan validitas empiris yaitu mengukur valid/tidak valid soal dengan melihat kenyataan yang ada/berlaku disekitar lingkungan tersebut. Ada empat macam validitas tes hasil belajar, yaitu:

Upload: kania-tresna-d

Post on 16-Apr-2015

179 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab II Kriteria Soal Yang Baik

BAB II

KRITERIA TES YANG BAIK

Dalam proses pembelajaran, tes merupakan alat ukur dalam proses asesmen maupun

evaluasi yang memiliki peranan sangat penting untuk mengetahui keberhasilan proses belajar

mengajar di sekolah. Dalam hal ini, tes memilki fungsi ganda, yaitu mengukur tingkat

pencapaian siswa pada kompetensi yang dipersyaratkan dan mengukur keberhasilan program

pengajaran sekaligus kualitas pendidik dalam mengelola proses pembelajaran. Untuk bisa

memberikan data yang akurat, sesuai dengan fungsinya maka ada beberapa persyaratan yang

harus dipenuhi untuk dapat dikatakan sebagai tes yang baik.

Secara umum tes yang baik memiliki syarat-syarat antara lain:

1. Hanya mengukur satu aspek saja, tes yang baik memiliki satu buah aspek saja

yang akan diukur. Contohnya seperti pelajaran Bahasa Indonesia, maka aspek

yang diuji hanya aspek kebahasaan seseorang saja.

2. Handal dalam pengukuran, kehandalan ini meliputi ketepatan hasil pengukuran

dan keajegan hasil pengukuran.

Namun secara khusus tes yang baik memiliki beberapa kriteria untuk menjadikan

hasil tes yang berkualitas yaitu diantaranya adalah:

A. Validitas

Soal dikatakan valid bila dapat mengukur apa yang seharusnya diukur, validitas

soal dapat dilihat dari kesesuaian soal dengan tujuan instruksioanl khusus dan tujuan

pengukuran yang telah ditetapkan. Validitas dapat pula dilihat dari kemampuannya

memprediksi prestasi di masa yang akan datang. Validitas ada 2 cara yaitu validitas

rasional dan validitas empiris.

Validitas empiris rasional yaitu mengukur valid/tidak validnya soal dengan data

yang telah diuji cobakan, sedangkan validitas empiris yaitu mengukur valid/tidak

valid soal dengan melihat kenyataan yang ada/berlaku disekitar lingkungan tersebut.

Ada empat macam validitas tes hasil belajar, yaitu:

Page 2: Bab II Kriteria Soal Yang Baik

a. Validitas Isi, yaitu mengukur sesuai dengan materi yang diajarkan atau

kurikulum yang berlaku dan silabus yang digunakan di seolah tersebut.

b. Validitas Konstruk (Konsep), yaitu mengukur sesuai dengan indikator soal

atau mengukur rekaan psikologis dan sesuai dengan jenjang kognitifnya.

c. Validitas Tampilan (Face Validity), yaitu mengukur soal sesuai tampilan

permukaan dengan apa adanya dan tidak dibuat-buat.

d. Validitas Prediktif, yaitu tes yang diujikan harus bisa memprediksikan

kesuksesan/keberhasilan di masa depan.

B. Reliabilitas

Reliaibilitas tes adalah tingkat kejegan (konsistensi) suatu tes, yakni sejauh

mana tes dapat dipercaya untuk menghasilkan skor yang konsisten/ajeg (tidak

berubah-ubah). Tes yang reliabel atau dapat dipercaya adalah tes yang

menghasilkan skor secara ajeg, relatif tidak berubah-ubah walaupun diteskan pada

situasi dan waktu yang berbeda-beda. Sebaliknya, tes yang tidak reliabel seperti

mengukur panjang karet dengan hasil pengukuran yang berubah-ubah.

Ada 3 cara untuk mengetahui reliabilitas tes yaitu:

1. Test-retest Method (Metode tes ulang)

2. Pararel Test Method (Metoda tes paralel)

3. Split-half Method (Metode belah dua)

C. Daya Pembeda

Soal yang baik harus memiliki tigkat daya pembeda yang tingi. Daya pembeda

menunjukan sejauh mana butir soal mampu membedakan siswa yang menguasai

bahan ajar dan siswa yang tidak menguasai bahan ajar. Butir soal daya

pembedanya rendah, tidak ada manfaatnya, hanya akan merugikan siswa yang

belajar dengan sungguh-sungguh, Oleh karena itu soal tes yang seperti itu

harusnya dibuang dan tidak dipakai untuk melakukan pengetesan.

Adapun kriteria daya pembeda adalah sebagai berikut:

Negatif – 9% = Sangat buruk, harus dibuang

10% - 19% = Buruk, sebaiknya dibuang

20% - 19% = Agak baik, kemungkinan perlu direvisi

30% - 49% = Baik

50% - keatas = Sangat baik

Page 3: Bab II Kriteria Soal Yang Baik

D. Tingkat Kesukaran

Soal yang baik harus memiliki tingkat kesukaran yang bervariasi. Tingkat

kesukaran menunjukan apakah butir soal tergolong sukar, sedang atau mudah. Tes

yang baik memuat kira-kira 25% soal mudah, 50% sedang dan 25% sukar. Butir

soal yang terlalu sukar sehingga hampir tidak terjawab oleh semua siswa atau

terlalu mudah sehingga hampir semua dapat dijawab oleh siswa, sebaiknya

dibuang karena tidak bermanfaat.

Adapun kriteria tingkat kesukaran adalah sebagai berikut:

0% - 15% = sangat sukar, sebaiknya dibuang

16% - 30% = Sukar

31% - 70% = Sedang

71% - 85% = Mudah

86% - 100% = Sangat mudah, sebaiknya dibuang

E. Kepraktisan

Soal yang baik bisa digunakan oleh orang lain. oleh karena itu dalam pembuatan

soal harus mencari hal-hal yang umum sehingga tidak hanya dapat digunakan oleh

guru itu sendiri.