bab ii konsep dasar a. pengertian -...

25
1 BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian Dengue Haemoragic Fever (DHF) atau lebih sering dikenal sebagai Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit demam akut dengan ciri-ciri demam, manifestasi perdarahan, dan bertendensi mngakibatkan renjatan (syok) yang dapat menyebabkan kematian (Mansjoer, 2000: 419). DHF (Dengue Haemoragic Fever) adalah penyakit yang disebabkan oleh karena virus dengue yang termasuk golongan abrovirus melalui gigitan nyamuk Aedes Aegygti betina. Penyakit ini biasa disebut Demam Berdarah Dengue (Hidayat, 2006: 123) Klasifikasi DHF, menurut WHO berdasarkan tanda klinisnya, dibagi menjadi empat derajat yaitu: a. Derajat 1 Demam disertai gejala klinis lain, tanpa perdarahan spontan. Uji torniquet + trombosit dan hemokonsentrasi. b. Derajat 2 Derajat 1 disertai perdarahan spontan pada kulit atau tempat lain. c. Derajat 3 Ditemukan kegagalan sirkulasi yaitu nadi cepat dan lemah, tekanan darah rendah, gelisah, sianosis sekitar mulut, hidung, dan ujung jari.

Upload: lamcong

Post on 31-Jan-2018

228 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-khoziinkas... · KONSEP DASAR A. Pengertian ... pada pasien DBD harus diperikasa

1

BAB II

KONSEP DASAR

A. Pengertian

Dengue Haemoragic Fever (DHF) atau lebih sering dikenal sebagai

Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit demam akut dengan ciri-ciri

demam, manifestasi perdarahan, dan bertendensi mngakibatkan renjatan (syok)

yang dapat menyebabkan kematian (Mansjoer, 2000: 419).

DHF (Dengue Haemoragic Fever) adalah penyakit yang disebabkan oleh

karena virus dengue yang termasuk golongan abrovirus melalui gigitan nyamuk

Aedes Aegygti betina. Penyakit ini biasa disebut Demam Berdarah Dengue

(Hidayat, 2006: 123)

Klasifikasi DHF, menurut WHO berdasarkan tanda klinisnya, dibagi

menjadi empat derajat yaitu:

a. Derajat 1

Demam disertai gejala klinis lain, tanpa perdarahan spontan. Uji torniquet +

trombosit dan hemokonsentrasi.

b. Derajat 2

Derajat 1 disertai perdarahan spontan pada kulit atau tempat lain.

c. Derajat 3

Ditemukan kegagalan sirkulasi yaitu nadi cepat dan lemah, tekanan darah

rendah, gelisah, sianosis sekitar mulut, hidung, dan ujung jari.

Page 2: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-khoziinkas... · KONSEP DASAR A. Pengertian ... pada pasien DBD harus diperikasa

2

d. Derajat 4

Syok hebat dengan nadi tak teraba dan tekanan daraqh tidak dapat diukur, biasa

disebut DSS (Dengue Syock Syndrom).

B. Anatomi Fisiologi Sistem Sirkulasi

System sirkulasi adalah sarana untuk menyalurkan makanan dan oksigen

dari traktus digestivus dan dari paru-paru ke seluruh sel-sel tubuh. Selain itu sistem

sirkulasi merupakan sarana untuk membuang sisa-sisa metabolisme dari sel-sel ke

ginjal, paru-paru yang merupakan tempat ekskresi sisa-sisa metabolisme.organ-

organ sirkulasi (Pearce, 2006: 121).

1. Jantung

Merupakan organ yang berbentuk kerucut yang ada di dalam rongga

thorax, di antara paru-paru agak lebih ke arah kiri. Struktur jantung meliputi:

atrium kanan, atrium kiri, ventrikel kanan, ventrikel kiri, katup trikuspidalis,

katup bikuspidalis, endokardium, miokardium, dan perikardium (Pearce, 2006:

121).

2. Pembuluh Darah

Pembuluh darah terdapat tiga macam (Pearce, 2006: 124), yaitu:

a. Pembuluh Darah Nadi (Arteri)

Arteri meninggalkan jantung pada ventrikel kiri dan kanan.

Beberapa pembuluh arteri yang berperan penting, antara lain: arteri

koronaria (mendarai dinding jantung), arteri subklavikula (arteri bawah

selangka yang bercabang dan melewati aksila), arteri brachialis (pada

lengan atas), arteri radialis (pada pangkal ibu jari), arteri karotis (mendarahi

Page 3: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-khoziinkas... · KONSEP DASAR A. Pengertian ... pada pasien DBD harus diperikasa

3

kepala dan otak), arteri temporalis (arteri yang teraba pada bagian depan

telinga), arteri facialis (teraba di sudut bawah rahang), arteri femoralis

(berjalan ke bawah mneyusuri paha menuju ke belakang lutut), arteri tibia

(arteri pada kaki), dan arteri pulmonalis (arterio yang menuju ke paru-paru).

b. Pembuluh kapiler

Kapiler adalah pembuluh darah yang sangat kecil yang berasal dari

cabang terhalus dari arteri sehingga tidak tampak kecuali dibawah

mikroskop. Kapiler membentuk anyaman di seluruh jaringan tubuh yang

selanjutnya bertemu membentuk pembuluh darah vena.

Fungsi kapiler adalah sebagai alat penghubung arteri dan vena,

tempat terjadinya pertukaran zat-zat antara darah dan cairan jaringan,

mengambil hasil-hasil dari kelenjar, menyerap hasil makanan yang terdapat

di usus, dan menyaring darah yang terdapat di ginjal.

c. Pembuluh Darah Balik (Vena)

Vena adalah pembuluh yang membawa darah kembali ke jantung.

Beberapa vena yang penting adalah: Vena cava superior (membawa darah

kotor dari kepala, thorax, dan ekstrimitas atas ke atrium kanan), vena cava

inferior (mengembalikan darah kotor dari tubuh bagian bawah ke jantung),

vena pulmonalis (vena yang membawa darah dari paru-paru ke jantung),

dan vena jugularis (vena yang membawa darah dari otak kembali ke

jantung).

Page 4: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-khoziinkas... · KONSEP DASAR A. Pengertian ... pada pasien DBD harus diperikasa

4

3. Darah

Darah adalah jaringan cair yang terdiri dari dua bagian, yaitu plasma dan

sel-sel darah ((Pearce, 2006: 123). Sedangkan menurut Syaifudin (2002: 58),

darah adalah jaringan tubuh yang terdapat dalam pembuluh yang berwarna

merah.

Proses pembentukan sel darah terjadi di tiga tempat, yaitu sumsum

tulang, hepar, dan limpa. Volume darah pada tubuh yang sehat atau orang

dewasa sekitar 1/3 dari berat badan atau kira-kira sebanyak 4-5 liter. Jumlah

tersebut berbeda pada masing-masing orang tergantung pada umur, jenis

kelamin, pekerjaan, keadaan jantung, dan pembuluh darah.

a. Fungsi Darah

1) Alat pengangkut untuk mengambil O2 atau zat makanan dan diedarkan

ke seluruh tubuh, mengangkut CO2 untuk dikeluarkan, mengambil zat-

zat makanan dari usus halus untyuk diedarkan ke seluruh jaringan, dan

mengangkat zat-zat yang yidak dibutuhkan tubuh untuk dibuang.

2) Sebagai pertahanan tubuh terhadap serangan kuman penyakit dan racun

dmelalui kerja leukosit,antibody, dan zat-zat anti racun.

3) Memberi panas ke seluruh tubuh.

b. Bagian-bagian Darah

1) Sel darah

Sel-sel darah terdiri dari:

Page 5: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-khoziinkas... · KONSEP DASAR A. Pengertian ... pada pasien DBD harus diperikasa

5

a) Eritrosit (sel darah merah)

Eritrosit merupakan cakram bikonkaf yang tidak berinti dan

tidak dapat bergerak. Sel ini berwarna kuning kemerahan dan

mengandung Haemoglobin (Hb). Berfungsi sebagai pengikat O2 dari

paru-paru untuk diedarkan ke seluruh tubuh dan mengikat CO2 dari

jaringan untuk dikeluarkan.

b) Leukosit (sel darah putih)

Sel darah putih bentuknya dapat berubah-ubah dan dapat

bergerak dengan perantara kaki palsu. Leukosit berwarna bening

dan memiliki inti yang bermacam-macam. Berfungsi sebagi

pertahanan tubuh terhadap kuman atau bibit penyakit. Terdiri dari

sel agranulosit (tidak mempunyai granula) berupa limfosit

(memakan dan membunuh bakteri yang masuk) dan monosit

(sebagai fagosit, berjumlah 34 %). Sel lain memiliki granula

(granulosit) yang terdiri dari neutrofil, eosinofil, dan basofil.

c) Trombosit (sel plasma)

Merupakan benda-benda kecil yang ukurannya bermacam-

macam. Berwarna putih dan normal berjumlah 150.000-

450.000/mm3, trombosit berperan penting dalam proses pembekuan

darah.

(Pearce, 2006: 123)

Page 6: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-khoziinkas... · KONSEP DASAR A. Pengertian ... pada pasien DBD harus diperikasa

6

2) Plasma darah

Bagian darah encer yang tanpa sel darah, warna bening

kekuningan, jumlah hampir 90 % plasma darah terdiri dari:

a. Fibrinogen yang berperan dalam pembekuan darah,

b. Garam-garam mineral,

c. Protein darah (albumin dan globulin),

d. Zat makanan (asam amino, glukosa lemak, mineral, dan vitamin),

e. Hormon, yaitu zat yang dihasilkan dari kelenjar tubuh,

f. Antibody atau antitoksin.

(Pearce, 2006: 123)

Page 7: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-khoziinkas... · KONSEP DASAR A. Pengertian ... pada pasien DBD harus diperikasa

7

Page 8: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-khoziinkas... · KONSEP DASAR A. Pengertian ... pada pasien DBD harus diperikasa

8

Gambar 2. Sirkulasi darah dalam tubuh manusia

Page 9: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-khoziinkas... · KONSEP DASAR A. Pengertian ... pada pasien DBD harus diperikasa

9

C. Etiologi

Dengue Hemoragic Fever disebabkan oleh virus Dengue, yang termasuk

dalam genus Flavirus, keluarga Flafiviridae. Virus ini masuk ke dalam tubuh

melalui vector berupa nyamuk Aedes Aegipty dan beberapa spesies lainnya seperti

Aedes Albopictus dan Aedes Polynesiensis, (Hidayat, 2006: 123).

Seseorang yang digigit oleh nyamuk yang membawa virus ini akan tertulari

dan akan mengalami viremia yang menunjukkan tanda-tanda khas seperti demam,

nyeri otot dan atau sendi yang disertai leucopenia, ruam, limfadenopati,

trombositipenia, dan diathesis hemoragik (Sudoyo, 2006: 1732).

D. Patofisiologi

Virus dengue yang masuk ke dalam tubuh manusia akan menyebabkan

klien mengalami viremia. Beberapa tanda dan gejala yang muncul seperti demam,

sakit kepala, mual, nyeri otot, pegal seluruh tubuh, timbulnya ruam dan kelainan

yang munkin terjadi pada system vaskuler.

Pada penderita DBD, terdapat kerusakan yang umum pada system vascular

yang mengakibatkan terjadinya peningkatan permeabilitas dinding pembuluh

darah. Plasma dapat menembus dinding vaskuler selama proses perjalanan

penyakit, dari mulai demam hingga klien mengalami renjatan berat. Volume

plasma dapat menurun hingga 30 %. Hal inilah yang dapat menyebabkan seseurang

mengalami kegagalan sirkulasi. Adanya kebocoran plasma ini jika tidak segera

ditangani dapat menyebabkan hipoksia jaringan, asidosis metabolic yang pada

akhirnya dapat berakibat fatal yaitu kematian.

Page 10: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-khoziinkas... · KONSEP DASAR A. Pengertian ... pada pasien DBD harus diperikasa

10

Viremia juga menimbulkan agregasi trombosit dalam darah sehingga

menyebabkan trombositopeni yang berpangaruh pada proses pembekuan darah.

Perubahan fungsioner pembuluh darah akibat keocoran plasma yang berakhir pada

perdarahan, baik pada jaringan kulit maupun saluran cerna biasanya menimbulkan

tanda seperti munculnya purpura, ptekie, hematemesis, ataupun melena.

(Sudoyo, 2006: 1732)

Page 11: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-khoziinkas... · KONSEP DASAR A. Pengertian ... pada pasien DBD harus diperikasa

11

PATWAYSInfeksi virus dengue

Masuk ke pembuluh darah

Viremia

(Hipertermi )Peningkatan suhu

tubuh

Stimulasi RES

hepatomegali

Mendesakabdomen

Mual, muntah,anoreksia

Perubahannutrisi kurangdari kebutuhan

Agregasitrombosit

Pelepasan ADP

Trombosit rusak

Trombositopeni

Perdarahan

Aktivasikomplemen

Pelepasan anafilaktoksikC3a, C5a

Peningkatan permeabilitaskapiler

Kebocoran plasma

Anem Sal. cerna KulitVol cairan tubuh

berkurangPenumpukan cairan

di ekstravaskulerO2 berkurang Hemetemesis,melena

Ptekie,purpura

Deficit volumecairan

Edema jaringan

Gangguanintegritas kulit

Sumber: Hidayat, 2006: 124

Gangguanperfusi

jaringan

Hipovolemia

Page 12: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-khoziinkas... · KONSEP DASAR A. Pengertian ... pada pasien DBD harus diperikasa

12

E. Manifestasi Klinik

Tanda dan gejala yang mungkin muncul pada klien dengan DHF yaitu:

1. Demam atau riwayat demam akut antar 2-7 hari,

2. Keluhan pada saluan pencernaan, mual, muntah, anoreksia, diare, konstipasi.

3. Keluhan sistem tubuh yang lain: nyeri atau sakit kepala, nyeri pada otot, tulang

dan sendi, nyeri ulu hati, dan lain-lain.

4. Temuan-temuan laboratorium yang mendukung adanya trombositopenia

(kurang atau sama dengan 100.000/mm3.

F. Komplikasi

Adapun komplikasi dari DHF (Hadinegoro, 2006: 23) adalah:

1. Perdarahan

Disebabkan oleh perubahan vaskuler, penurunan jumlah trombosit dan

koagulopati, dan trombositopeni dihubungkan meningkatnya megakoriosit

muda dalam sel-sel tulang dan pendeknya masa hidup trombosit. Tendensi

perdarahan dapat dilihat pada uji torniquet positif, ptekie, ekimosis, dan

perdarahan saluran cerna, hematemesis, dan melena (Hadinegoro, 2006: 24).

2. Kegagalan sirkulasi

DSS (Dengue Syock Syndrom) terjadi pada hari ke 2-7 yang disebabkan

oleh peningkatan permeabilitas vaskuler sehingga terjadi kebocoran plasma,

efusi cairan serosa ke ronnga pleura dan peritoneum, hiponatremia,

hemokonsentrasi, dan hipovolemi yang mngekaibatkan berkurangnya alran

balik vena, penurunan volume sekuncup dan curah jantung sehingga terjadi

Page 13: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-khoziinkas... · KONSEP DASAR A. Pengertian ... pada pasien DBD harus diperikasa

13

disfungsi atau penurunan perfusi organ. DSS juga disertai kegagalan

hemeostasis yang mengakibatkan aktivitas dan integritas sistem kardiovaskular,

perfusi miokard dan curah jantung menurun, sirkulasi darah terganggu dan

terjadi iskemi jaringan dan kerusakan fungsi sel secara progresif dan

irreversible, terjadi kerusakan sel dan organ sehingga pasien akan meninggal

dalam wakti 12-24 jam (Hadinegoro, 2006: 25).

3. Hepatomegali

Hati umumnya membesar dengan perlemakan yang dihubungkan dengan

nekrosis karena perdarahan yang terjadi pada lobulus hati dan sel-sel kapiler.

Terkadang tampak sel metrofil dan limphosit yang lebih besar dan lebih banyak

dikarenakan adanya reaksi atau komplek virus antibody (Hadinegoro, 2006:

15).

4. Efusi Pleura

Terjadi karena kebocoran plasma yang mngekibatkan ekstrasi cairan

intravaskuler sel, hal tersebut dibuktikan dengan adanya cairan dalam rongga

pleura dan adanya dipsnea (Hadinegoro, 2006: 23).

G. Penatalaksanaan

Pada dasarnya DBD atau DHF bersifat simtomatis dan suportif. Pengobatan

terhadap virus ini sampai sekarang bersifat menunjang agar pasien dapat bertahan

hidup. Pasien yang diduga kuat mengalami DBD harus dirawat di rumah sakit

karena memerlukan pengawasan terhadap kemungkinan terjadinya syok atau

perdarahan yang dapat mengancam keselamatan pasien (Hadinegoro, 2006: 25).

Page 14: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-khoziinkas... · KONSEP DASAR A. Pengertian ... pada pasien DBD harus diperikasa

14

a. DBD Tanpa Renjatan (Syok)

Demam tinggi, anoreksia dan sering muntah menyebabkan klien

dehidrasi dan haus. Pada pasien ini harus diberi banyak minum, yaitu 1 ½

samapi 2 liter dalam waktu 24 jam. Dapat juga diberikan teh manis, susu, sirum,

ataupun oralit.

Keadaan hiperpireksia adapat diatasi dengan kolaborasi pemberian

antipiretik dan kompres hangat. Jika terjadi kejang harus luminal atau pemberian

anti konvulsan lainnya. Infus diberikan pada klien DBD tanpa renjatan bila

pasien terus menerus muntah dan tidak dapat diberi minum sehingga terjadi

resiko tinggi dehidrasi dan peningkatan hematokrit.

Jika hematokrit cenderung meningkat berarti menunjukkan derajat

adanya kebocoran plasma dan biasanya mendahului munculnya perubahan

tanda-tanda vital secara klinis (hipotensi dan penurunan nadi). Sedangkan

turunnya nilai trombosit biasanya mendahului naiknya hematokrit. Oleh karena

itu, pada pasien DBD harus diperikasa Hb, Ht, dan trombosit setiap hari untuk

menentukkan apakah klien perlu dipasang infus atau tidak.

(Hassan, 2003: 616)

b. DBD Disertai Renjatan (DSS)

Pasien yang mengalami renjatan atau syok harus segera dipasang infus

karena sebagai pengganti cairan akibat kebocoran plasma. Cairan yang harus

diberikan adalah Ringer laktat, namun jika pemberian cairan tidak dapat

mengatasi syok maka harus diberikan plasma sebanyak 20-30 ml/kg berat badan.

Page 15: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-khoziinkas... · KONSEP DASAR A. Pengertian ... pada pasien DBD harus diperikasa

15

Sedangkan untuk klien yang mengalami renjatan berat harus diberikan cairan

dengan cara diguyur (Hassan, 2003: 617).

Pada pasien yang mengalami renjatan berkali-kali harus dipasang CVP

(Central Venous Pressure) yang berfungsi sebagai pengaturan vena sentral untuk

mngukur tekanan vena sentral melalui vena jugularis. Biasanya pemasangan alat

ini dilakukan pada klien yang dirawat di ICU.

Transfusi darah dapat diberikan pada klien dengan perdarahan

gastrointestinal yang hebat. Kadang-kadang perdarahan gastrointestinal dapat

digunakan sebagai indikasi jika klien terjadi penurunan HB dan Ht sedangkan

tidak terlihat tanda perdarahan di kulit (Ngastiyah, 2004: 373)..

H. Pengkajian Fokus

Dalam melakukan asuhan keperawatan, pengkajian merupakan dasar utama

dan hal yang penting dilakukan, baik saat penderita baru pertama kali dating

maupun selama klien dalam masa perawatan ((Hadinegoro, 2006: 10). Data yang

diperoleh dari pengkajian klien dengan DHF dapat diklasifikasikan menjadi:

1. Data dasar, meliputi:

a. Pola Nutrisi dan Metabolik

Gejala : Penurunan nafsu makan, mual muntah, haus, sakit saat menelan.

Tanda : Mukosa mulut kering, perdarahan gusi, lidah kotor, nyeri tekan

pada ulu hati.

b. Pola eliminasi

Tanda : Konstipasi, penurunan berkemih, melena, hematuri, (tahap lanjut).

c. Pola aktifitas dan latihan

Page 16: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-khoziinkas... · KONSEP DASAR A. Pengertian ... pada pasien DBD harus diperikasa

16

Tanda : Dispnea, pola nafas tidak efektif, karena efusi pleura.

d. Pola istirahat dan tidur

Gejala : Kelelahan, kesulitan tidur, karena demam/ panas/ menggigil.

Tanda : Nadi cepat dan lemah, dispnea, sesak karena efusi pleura, nyeri

epigastrik, nyeri otot/ sendi.

e. Pola persepsi sensori dan kognitif

Gejala : Nyeri ulu hati, nyeri otot/ sendi, pegal-pegal seluruh tubuh.

Tanda : Cemas dan gelisah.

f. Persepsi diri dan konsep diri

Tanda : Ansietas, ketakutan, gelisah.

g. Sirkulasi

Gejala : Sakit kepala/ pusing, gelisah

Tanda : Nadi cepat dan lemah, hipotensi, ekstremitas dingin, dispnea,

perdarahan nyata (kulit epistaksis, melena hematuri), peningkatan

hematokrit 20% atau lebih, trombosit kurang dari 100.000/mm.

h. Keamanan

Gejala : Adanya penurunan imunitas tubuh, karena hipoproteinemia.

i. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik meliputi :

1) Keadaan umum pasien : lemah.

2) Kesadaran : kompomentis, apatis, somnolen, soporocoma, koma refleks,

sensibilitas, nilai gasglow coma scale (GCS).

Page 17: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-khoziinkas... · KONSEP DASAR A. Pengertian ... pada pasien DBD harus diperikasa

17

3) Tanda-tanda vital : tekanan darah (hipotensi), suhu (meningkat), nadi

(takikardi), pernafasan (cepat).

4) Keadaan : kepala (pusing), mata, telinga, hidung (epistaksis), mulut

(mukosa kering, lidah kotor, perdarahan gusi), leher, rektum, alat

kelamin, anggota gerak (dingin), kulit (ptekie).

5) Sirkulasi : turgor (jelek).

6) Keadaan abdomen :

Inspeksi : datar

Palpasi : teraba pembesaran pada hati

Perkusi : bunyi timpani

Auskultasi : peristaltik usus

2. Data khusus, meliputi:

a. Data subyektif

Pada pasien DHF data subyektif yang sering ditemukan adalah :

1) Lemah

2) Panas atau demam

3) Sakit kepala

4) Anoreksia (tidak mafsu makan, mual, sakit saat makan)

5) Nyeri ulu hati

6) Nyeri pada otot dan sendi

7) Pegal-pegal pada seluruh tubuh

8) Konstipasi

b. Data obyektif

Page 18: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-khoziinkas... · KONSEP DASAR A. Pengertian ... pada pasien DBD harus diperikasa

18

Data obyektif yang dijumpai pada penderita Dengue Haemoragic

Fever adalah :

1) Suhu tinggi, menggigil, wajah tampak kemerahan

2) Mukosa kering, perdarahan pada gusi, lidah kotor

3) Tampak bintik merah pada kulit (ptekie) uji tournikuet positif,

epistaksis, (perdarahan pada hidung), ekimosis, hematoma,

hematemesis, melena.

4) Nyeri tekan pada epigastrik

5) Pada palpasi teraba adanya pembesaran hati dan limfa

6) Pada renjatan nadi cepat dan lemah, hipotensi, ekstrimitas dingin,

gelisah, sianosis perifer, nafas dangkal.

3. Pemeriksaan Penunjang

Untuk menegakkan diagnostik DHF perlu dilakukan berbagai

pemeriksaan penunjang, diantaranya adalah pemeriksaan laboratorium dan

pemeriksaan radiologi, (Hadinegoro, 2006: 17).

a. Pemeriksaan laboratorium

1) Pemeriksaan darah

Pada pemeriksaan darah pasien DHF akan dijumpai :

a) IgG dengue positif (dengue blood)

b) Trombositipenia

c) Hemoglobin meningkat >20%

d) Hemokonsentrasi (hematokrit meningkat)

Page 19: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-khoziinkas... · KONSEP DASAR A. Pengertian ... pada pasien DBD harus diperikasa

19

e) Hasil pemeriksaan kimia darah menunjukkan hipoproteinema,

hiponatremia, hipokalemia

f) SGOT dan SGPT mungkin meningkat

g) Ureum dan pH darah mungkin meningkat

h) Waktu perdarahan memanjang

i) Pada analisa gas darah arteri menunjukkan asidois metabolik PCO2

<35-40 mmHg, HCO3 rendah.

(Hadinegoro, 2006: 44).

2) Pemeriksaan urine

Pada pemeriksaan urine dijumpai albumin ringan.

3) Pemeriksaan serologi

Beberapa pemeriksaan serologis yang biasa dilakukan pada klien

yang diduga terkena DHF adalah:

a) Uji hemaglutinasi inhibisi (HI test)

b) Uji komplemen fiksasi (CF test)

c) Uji neutralisasi (N test)

d) IgM Elisa (Mac. Elisa)

e) IgG Elisa

(Hadinegoro, 2006: 19).

Melakukan pengukuran antibodi pasien dengan cara HI test

(Hemoglobin Inhibiton test) atau dengan uji pengikatan komplemen

(komplemen fixation test) pada pemeriksaan serologi dibutuhkan dua

Page 20: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-khoziinkas... · KONSEP DASAR A. Pengertian ... pada pasien DBD harus diperikasa

20

bahan pemeriksaan yaitu pada masa akut dan pada masa penyembuhan.

Untuk pemeriksaan serologi diambil darah vena 2-5 ml, (Hadinegoro,

2006: 19).

4) Pemeriksaan radiology

a) Foto thorax

Pada foto thorax mungkin dijumpai efusi pleura.

b) Pemeriksaan USG

Pada USG didapatkan hematomegali dan splenomegali.

I. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada klien yeng mengalami

DHF adalah:

Page 21: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-khoziinkas... · KONSEP DASAR A. Pengertian ... pada pasien DBD harus diperikasa

21

a. Defisit volume cairan berhubungan dengan berpindahnya cairan intraseluler ke

ekstraseluler (kebocoran plasma).

b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual muntah,

anoreksia.

c. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan kurangnya suplai 02 dalam

tubuh

d. Hipovolemia berhubungan dengan Hematemesis, melena

e. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan hipertermi

f. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan edema jaringan

(Hidayat, 2006: 125).

J. Fokus Intervensi dan Rasional

1. Deficit volume cairan berhubungan dengan berpindahnya cairan intraseluler ke

ekstraseluler (kebocoran plasma).

a. Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24

jam kebutuhan cairan klien terpenuhi secara adekuat.

b. Kriteria hasil :

1) Menyatakan pemahamaman factor penyebab dan perlaku yang perlu

untuk memenuhi kebutuhan cairan, seperti banyak minum air putih dan

pemberian cairan lewai IV.

2) Menunjukkan perubahan keseimbangan cairan, dibuktikan oleh haluaran

urine adekuat, tanda-tanda vital stabil, membrane mukosa lembab, turgor

kulit baik.

c. Rencana tindakan :

Page 22: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-khoziinkas... · KONSEP DASAR A. Pengertian ... pada pasien DBD harus diperikasa

22

1) Mengkaji keadaan umum pasien dan tanda-tanda vital.

Rasional : menetapkan data dasar pasien, untuk mengetahui

penyimpangan dari keadaan normal.

2) Mengobservasi kemungkinan adanya tanda-tanda syok.

Rasional : agar dapat segera dilakukan rehidrasi meksimal jika

terdapat tanda-tanda syok.

3) Memberikan cairan intravaskuler sesuai program.

Rasional : pemberian cairan IV sangat penting bagi pasien yang

mengalami deficit volume cairan dengan keadaan umum yang buruk

karena cairan IV langsung masuk ke pembuluh darah.

4) Memotivasi klien untuk banyak minum.

Rasional : untuk mengantisipasi terjadinya dehidrasi akibat

kebocoran plasma.

5) Memonitor haluaran urine dan asupan cairan klien (balance cairan).

Rasional : untuk mengetahui keseimbangan cairan atara masukan

dan haluaran.

(Hidayat, 2006: 126).

2. Gangguan rasa nyaman; nyeri berhubungan dengan proses patologis (viremia).

a. Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan 2 x 24 jam

diharapkan nyeri berkurang.

b. Kriteria hasil :

Page 23: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-khoziinkas... · KONSEP DASAR A. Pengertian ... pada pasien DBD harus diperikasa

23

1) Skala nyeri klien berkurang.

2) Rasa nyaman klien terpenuhi.

3) Ekspresi klien lebih relax.

c. Rencana tindakan :

1) Mengkaji nyeri klien dengan PQRST (P = factor penambah dan

pengurang nyeri, Q = kualitas atau jenis nyeri, R = regio atau daerah

yang mengalami nyeri, S = skala nyeri, T = waktu dan frekuensi nyeri).

Rasional : untuk menentukan jenis, skala, dan tempat terasa nyeri.

2) Mengkaji factor-faktor yang mempengaruhi reaksi klien terhadap nyeri.

Rasional : sebagai salah satu dasar untuk memberikan tindakan atau

asuhan keperawatan sesuai dengan respon klien.

3) Memberikan posisi yang nyaman, tidak bising, ruangan terang, dan

tenang.

Rasional : membantu klien relax dan mengurangi nyeri.

4) Biarkan klien melakukan aktivitas yang disukai dan alihkan perhatian

klien pada hal lain.

Rasional : beraktivitas sesuai kesenangan dapat mengalihkan

perhatian klien dari rasa nyeri.

5) Kolaborasi pemberian analgetik.

Rasional : untuk menekan atau mengurangi nyeri.

(Doenges, 1999: 590).

3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual muntah,

anoreksia.

Page 24: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-khoziinkas... · KONSEP DASAR A. Pengertian ... pada pasien DBD harus diperikasa

24

a. Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam

diharapakan kebutuhan nutrisi klien terpenuhi secara adekuat.

b. Kriteria hasil :

1) Klien makan habis 1 porsi, tidak terjadi mual, muntah, dan anoreksia.

2) Klien mengalami kenaikan berat badan sesuai tingkat perkembangan atau

BB klien stabil (tidak mengalami penurunan).

c. Rencana tindakan :

1) Mengkaji pola kebutuhan nutrisi klien dan menimbang berat badan.

Rasional : untuk mengetahui status gizi klien dan masalahnya.

2) Mengkaji frekuensi mual dan muntah yang dirasakan klien.

Rasional : untuk menetapkan cara mengatasi mual dan muntah.

3) Memberikan makanan sedikit tapi sering, usahakan dalam keadaan

hangat.

Rasional : mencegah mual dan muntah.

4) Mencatat porsi makanan yang dihabiskan klien setiap hari.

Rasional : untuk mengetahui kecukupan nutrisi klien perhari.

5) Jika pemberian makanan per oral gagal, kolaborasi pemebrian makanan

parenteral.

Rasional : memenuhi nutrisi klien jika intake per oral gagal.

6) Kolaborasi pemberian antiemetic dan antasisda.

Rasional : mengurangi mual, muntah, dan melindungi lambung dari

peningkatan asam lanbung.

(Hidayat, 2006: 126)

Page 25: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-khoziinkas... · KONSEP DASAR A. Pengertian ... pada pasien DBD harus diperikasa

25