bab ii kompetensi profesional guru...

34
13 BAB II KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PAI Guru sebagai salah satu komponen dalam kegiatan belajar mengajar (KBM), memiliki posisi yang sangat menentukan keberhasilan pembelajaran, karena fungsi utama guru adalah merancang, mengelola, melaksanakan dan mengevaluasi pembelajaran. Kedudukan guru dalam kegiatan belajar mengajar sangatlah setrategis dan menentukan. "Ada yang berpendapat bahwa guru merupakan komponen vital dalam pendidikan tapi guru bukanlah segala–galanya dalam pendidikan, guru hanya berperan sebagai fasilitator bagi pendidikan anak". 1 Seorang yang dinyatakan kompeten di bidang tertentu adalah seseorang yang menguasai kecakapan kerja atau keahlian selaras dengan tuntutan bidang kerja yang bersangkutan dan dengan demikian ia mempunyai wewenang dalam pelayanan sosial di masyarakatnya. Kecakapan kerja tersebut diterapkan dalam perbuatan yang bermakna, bernilai sosial dan memenuhi standar (kriteria) tertentu yang diakui atau disahkan oleh kelompok profesinya dan atu warga masyarakat yang dilayaninya. Secara nyata orang yang kompeten tersebut mampu bekerja di bidangnya secara efektif-efisien. Kadar kompetensi profesional guru tidak hanya menunjuk kuantitas kerja tetapi sekaligus menunjuk kualitas kerja. 2 Guru merupakan profesi (jabatan) atau pekerjaan yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru. Jenis pekerjaan ini tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang diluar bidang kependidikan. Meskipun dalam perkembangan ilmu pedagogis sekarang, wacana peran totalitas penentu keberhasilan pendidikan seperti itu banyak ditentang seiring dengan munculnya teori-teori psikologi kepribadian, namun wacana baru tersebut tidak bisa mengeliminer secara total peran guru dalam proses pendidikan. Sehingga bagaimanapun juga kompetensi masyarakat terhadap guru masih sangat tinggi. Di tangan gurulah harapan masyarakat untuk membangun generasi penerus diberikan. 1 Hadi Supeno, Potret Guru (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1995), hlm. 42. 2 A. Samana, Profesionalisme Keguruan, (Universitas Sanata Darma: Penerbit Kanisius,1994), hlm. 44.

Upload: vodung

Post on 09-Mar-2019

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PAIlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/25/jtptiain-gdl-s1... · Seorang yang dinyatakan kompeten di bidang tertentu adalah ... Supeno, kata

13

BAB II

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PAI

Guru sebagai salah satu komponen dalam kegiatan belajar mengajar

(KBM), memiliki posisi yang sangat menentukan keberhasilan pembelajaran,

karena fungsi utama guru adalah merancang, mengelola, melaksanakan dan

mengevaluasi pembelajaran. Kedudukan guru dalam kegiatan belajar mengajar

sangatlah setrategis dan menentukan.

"Ada yang berpendapat bahwa guru merupakan komponen vital dalam

pendidikan tapi guru bukanlah segala–galanya dalam pendidikan, guru hanya

berperan sebagai fasilitator bagi pendidikan anak".1

Seorang yang dinyatakan kompeten di bidang tertentu adalah seseorang yang menguasai kecakapan kerja atau keahlian selaras dengan tuntutan bidang kerja yang bersangkutan dan dengan demikian ia mempunyai wewenang dalam pelayanan sosial di masyarakatnya. Kecakapan kerja tersebut diterapkan dalam perbuatan yang bermakna, bernilai sosial dan memenuhi standar (kriteria) tertentu yang diakui atau disahkan oleh kelompok profesinya dan atu warga masyarakat yang dilayaninya. Secara nyata orang yang kompeten tersebut mampu bekerja di bidangnya secara efektif-efisien. Kadar kompetensi profesional guru tidak hanya menunjuk kuantitas kerja tetapi sekaligus menunjuk kualitas kerja.2 Guru merupakan profesi (jabatan) atau pekerjaan yang memerlukan

keahlian khusus sebagai guru. Jenis pekerjaan ini tidak dapat dilakukan oleh

sembarang orang diluar bidang kependidikan. Meskipun dalam perkembangan

ilmu pedagogis sekarang, wacana peran totalitas penentu keberhasilan pendidikan

seperti itu banyak ditentang seiring dengan munculnya teori-teori psikologi

kepribadian, namun wacana baru tersebut tidak bisa mengeliminer secara total

peran guru dalam proses pendidikan. Sehingga bagaimanapun juga kompetensi

masyarakat terhadap guru masih sangat tinggi. Di tangan gurulah harapan

masyarakat untuk membangun generasi penerus diberikan.

1 Hadi Supeno, Potret Guru (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1995), hlm. 42. 2 A. Samana, Profesionalisme Keguruan, (Universitas Sanata Darma: Penerbit

Kanisius,1994), hlm. 44.

Page 2: BAB II KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PAIlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/25/jtptiain-gdl-s1... · Seorang yang dinyatakan kompeten di bidang tertentu adalah ... Supeno, kata

14

A. DEFINISI GURU PAI

1. Pengertian guru

Arti guru secara etimologi, Menurut seorang Ahli Bahasa dari

Belanda J.E.C Gericke dan T Roorda seperti yang dikutip oleh Hadi

Supeno, kata guru berasal dari Bahasa Sansekerta, yang artinya berat,

besar, penting, baik sekali, terhormat dan juga berarti pengajar.3

Sedangkan secara terminologis, dapat dikemukakan beberapa

pengertian guru sebagaimana berikut :

1. Ngalim Purwanto dalam Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis

mengemukakan bahwa semua orang yang pernah memberikan suatu

ilmu atau kepandaian tertentu kepada seseorang atau sekelompok

orang dapat disebut guru, misalnya guru silat, guru mengetik, guru

menjahit, dan guru sekolah yang tugas pekerjaannya selain mengajar,

memberikan macam-macam ilmu pengetahuan dan ketrampilan kepada

anak-anak juga mendidik.4

2. Syaiful Bahri Djamarah, dalam bukunya Guru dan Anak Didik dalam

Interaksi Edukatif memberikan makna sederhana guru sebagai orang

yang memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik.5

3. Ahmadi, dalam bukunya Ilmu Pendidikan memberi makna pendidik

(guru) sebagai orang yang memberi atau melaksanakan tugas

mendidik, yaitu secara sadar bertanggung jawab dalam membimbing

anak untuk mencapai kedewasaannya.6

4. Emily Fisher memberikan batasan guru dengan :

A teacher is definitely one of the most influential role models that every individual child will have while growing up. In this role, a teacher is a person who needs to care deeply about the well-being of all students. Each teacher also has the ability to influence the future

3 Hadi Supeno, Op.Cit., hlm. 26. 4 Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung: Remaja

Rosdakarya), hlm. 138. 5 Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta:

Rineka Cipta, 2000), hlm. 31. 6 Ahmadi, Ilmu Pendidikan ( Suatu Pengantar ), (Salatiga: CV. Saudara, 1984), hlm. 68.

Page 3: BAB II KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PAIlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/25/jtptiain-gdl-s1... · Seorang yang dinyatakan kompeten di bidang tertentu adalah ... Supeno, kata

15

of human-kind greatly by giving every student an equal chance to learn the material present in the curriculum and the ideals of the social world. A teacher should be a person who works very hard to educate students to the best of all abilities. By doing this the teacher also is a person who can open up many great opportunities for the students futures. A teacher plays numerous roles in society that have an immense impact on the outcome of the world future. A teacher is an educator, a role model and a caregiver7.

5. Dictionary of Education, batasan guru adalah :

A Teacher is : (1) A person employed in an official capacity for a purpose of guiding and directing the learning experience of pupil in educational institution, either public or private (2) A person who because of rich or unusual experiences or education or both in a given field is able to contribute to the growth an development of other person who come in contract with him. (3) A person who has completed professional curriculum in a teacher education institution and whose training has been officially recognized by the award of an appropriate teaching certificate (4) A person who teachs either8.

6. Dr. Muhaimin, MA, dengan mengacu pada terminology Kependidikan

Islam mendefinisikan guru sebagai ustadz, mu'allim, murabby,

mursyid, mudarris dan muaddib; Kata Ustadz biasa digunakan untuk

memanggil seorang professor, dimana guru dituntut untuk komitmen

terhadap profesionalisme dalam mengemban tugasnya; Kata Muallim

berasal dari kata dasar ilm yang berarti menangkap hakekat sesuatu,

ditinjau dari pengertian ini kata guru mengandung makna bahwa guru

dituntut untuk mampu menjelaskan hakikat ilmu pengetahuan yang

diajarkannya serta menjelaskan dimensi teoritis dan praktisnya, dan

membangkitkan siswa untuk mengamalkannya; Kata Murabby

bermakna pendidik yang bertugas mendidik dan menyiapkan peserta

didik agar mampu berkreasi, sekaligus mengatur dan memelihara hasil

kreasinya untuk tidak menimbulkan malapetaka pada dirinya,

masyarakat dan alam sekitarnya; Kata guru yang mengadopsi Mursyid

berarti bahwa seseorang yang bertugas menularkan penghayatan

(internalisasi) akhlak dan atau kepribadiannya kepada peserta

7 Emily Fisher, www.aulax.edu

Page 4: BAB II KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PAIlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/25/jtptiain-gdl-s1... · Seorang yang dinyatakan kompeten di bidang tertentu adalah ... Supeno, kata

16

didiknya, baik yang berupa etos ibadahnya etos kerjanya, etos

belajarnya maupun dedikasinya yang serba Lillahi Ta'ala; Sedangkan

kata mudarris yang diderivasi dari kata darasa-yadrusu- darsan-

wadurusan wa dirasatan, yang berarti terhapus, hilang bekasnya,

menghapus, menjadikan usang, melatih, mempelajari, mempunyai

makna seorang yang berusaha mencerdaskan peserta didiknya,

menghilangkan ketidaktahuan dan memberantas kebodohan mereka

serta melatih kemampuan keterampilan sesuai dengan bakat, minat dan

kemampuannya. Dan Kata Muaddib mempunyai makna seorang yang

beradab yang memiliki peran dan fungsi untuk membangun peradaban

(civilization) yang berkualitas di masa depan.9

2. Pengertian Pendidikan Agama Islam

a. Prof. DR. H. Achmadi, dalam bukunya Ideologi Pendidikan Islam

mengartikan bahwa Pendidikan Agama Islam ialah usaha yang lebih

khusus ditekankan untuk mengembangkan fitrah keberagaman

(religiousitas) subyek didik agar lebih mampu memahami,

mengahayati dan mengamalkan ajaran-ajaran Islam.10

b. Menurut Dr. Zakiah Darajat, dkk. dalam bukunya Ilmu Pendidikan

Islam mengartikan bahwa Pendidikan Agama Islam adalah usaha

berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar kelak setelah

selesai pendidikannya dapat memahami dan mengamalkan ajaran agam

Islam serta menjadikannya sebagai pandangan hidup (way of life).11

نوملس ممتناا ول انتوما تله وا تق تق حا اهللاوقا اتونم أنيذلاهاياآي )102ال عمران (

8 Syafrudin Nurdin (ed.), Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum, (Jakarta:

Ciputat Pers, 2002), hlm. 8. 9 Muhaimin, Wacana Pengembangan Pendidikan Islam ,(Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

2003), hlm. 209. 10 Achmadi, Ideologi Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), hlm. 29. 11 Zakiah Darajat dkk., Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000), hlm. 86.

Page 5: BAB II KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PAIlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/25/jtptiain-gdl-s1... · Seorang yang dinyatakan kompeten di bidang tertentu adalah ... Supeno, kata

17

" Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dengan sebenar-benarnya takwa, dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan muslim (ajaran Islam)." (Q.S. Ali Imran: 102 ).

c. Menurut KPPN (Komite Pembaharuan Pendidikan Nasional), Pendidikan Agama Islam adalah Pendidikan dengan melalui ajaran-ajaran agama Islam yaitu berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan ia dapat memahami, mengahayati dan mengamalkan ajaran-ajaran agama Islam yang telah diyakininya secara menyeluruh, serta menjadikan ajaran agama Islam itu sebagai suatu pandangan hidupnya demi keselamatan dan kesejahteraan hidup di dunia maupun di akhirat kelak.12

d. Menurut Ditbinpaisun (Direktorat Pembinaan Pendidikan Agama Islam pada Sekolah Umum Negeri ), Pendidikan Agama Islam adalah suatu usaha bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan dapat memahami apa yang terkandung didalam Islam secara keseluruhan, mengahayati makna dan maksud serta tujuannya dan pada akhirnya apat mengamalkannya serta menjadikan ajaran agama Islam yang telah dianutnya itu sebagai pandangan hidupnya sehingga dapat mendatangkan keselamatan dunia dan akhiratnya kelak.13

مونهمم نق يلور اتآنب ا فنىالدنيا حسةناخىالف وةرح سةن قونذاعاب101البقرة ( ار الن(

"Diantara mereka ada yang berkata, ya Tuhan kami berikanlah kepada kami kebaikan di dunia dan di akhirat, dan peliharalah kami dari siksa api neraka". (Q.S. Al Baqarah: 101 )

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa definisi guru

PAI adalah orang yang mendidik dan merasa bertanggung jawab dalam

membimbing dan mengasuh anak didik agar kelak setelah selesai pendidikannya

dapat memahami dan mengamalkan ajaran-ajaran agama Islam serta

menjadikannya sebagai pandangan hidup sehari-hari (the way of life).

12 Ibid.. 13 Ibid.,.hlm. 88.

Page 6: BAB II KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PAIlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/25/jtptiain-gdl-s1... · Seorang yang dinyatakan kompeten di bidang tertentu adalah ... Supeno, kata

18

B. TANGGUNG JAWAB, TUGAS DAN PERAN GURU PAI

1. Tanggung Jawab Guru PAI

Guru adalah orang yang bertanggung jawab mencerdaskan

kehidupan anak didik. Pribadi susila yang cakap adalah yang diharapkan

ada pada diri setiap anak didik. Tidak ada seorang guru pun yang

mengharapkan anak didiknya menjadi sampah masyarakat. Untuk itulah

guru dengan penuh dedikasi dan loyalitas berusaha membimbing dan

membina anak didik agar di masa mendatang menjadi orang yang berguna

bagi nusa dan bangsa dengan mengamalkan ajaran Islam serta

menjadikannya sebagai pandangan hidup sehari-hari. Selain itu guru

adalah orang yang menerima amanat orang tua untuk mendidik anak.

Sebagai pemegang amanat, guru bertanggung jawab atas amanat yang

diserahkan kepadanya. Allah SWT. berfirman:

ن أاس النني بمتمكا حذإا وهلهى ألإ اتانمأاالوؤد تن أمكرمأ ي اهللانإ

تكحمالا بوعع ن اهللان إلدمكظعا يان ك اهللانه إ بمم سيعصا بيار

)58: النساء (

" Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yanga berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum diantara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberikan pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah maha mendengar lagi maha melihat ". ( Q.S. An-Nisa: 58 ).14

Sebagai pemegang amanat orang tua dan sebagai salah satu

pelaksana pendidikan Islam guru tidak hanya bertugas memberikan

pendidikan ilmiah. Tugas guru hendaknya merupakan kelanjutan dan

sinkron dengan tugas orang tua, yang juga merupakan tugas pendidik

muslim pada umumnya, yaitu memberi pendidikan yang berwawasan

Page 7: BAB II KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PAIlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/25/jtptiain-gdl-s1... · Seorang yang dinyatakan kompeten di bidang tertentu adalah ... Supeno, kata

19

manusia seutuhnya. Guru hendaknya mencontoh peranan yang telah

dilakukan para Nabi dan pengikutnya. Tugas mereka pertama-tama ialah

mengkaji dan mengajarkan ilmu Al-Kitab.15 Hal ini sesuai dengan firman

Allah SWT.

لانا كم بن أرشي تؤيلك ا اهللاهتابال وكحمو النبثةو مق يللو ك اسلنونا عوبا اد

متنا كموب ابتك النوملع تمتنا كم بنييانبا روون كنكلو اهللانو دن مىل

تدرس79: مران ال ع ( نو(

" Tidak wajar sebagai seorang manusia yang Allah berikan kepadanya Al Kitab, hikmah dan kenabian, lalu ia berkata kepada manusia: " Hendaklah kamu menjadi penyembah-penyembahku bukan penyembah Allah ". Akan tetapi (hendaknya ia berkata), " hendaklah kamu menjadi orang-orang yang rabbani (yaitu orang-orang yang sempurna ilmu dan takwanya kepada Allah SWT), karena kamu selalu mengajarkan Al Kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya ". ( Q.S. Ali Imran: 79 ).16

Sebagai pemegang amanat orang tua untuk mendidik ia

bertanggung jawab untuk mewariskan nilai-nilai dan norma-norma kepada

generasi berikutnya sehingga terjadi proses konversasi nilai. Karena

melalui poses pendidikan diusahakan tercipta nilai-nilai baru.

Tanggung jawab guru ini meliputi tanggung jawab moral,

tanggung jawab pendidikan di sekolah, tanggung jawab guru dalam

bidang kemasyarakatan dan tangung jawab dalam bidang keilmuan.

a. Tanggung jawab moral

Setiap guru yang profesional berkewajiban menghayati dan

mengamalkan Pancasila dan bertanggung jawab mengamalkan dan

mewariskan moral pancasila itu serta nilai–nilai Undang–Undang

Dasar 1945 kepada generasi muda. Tanggung jawab ini merupakan

14 R.H.A.Soenarjo, Al-Qur'an dan Terjemahnya, (Semarang: Al Waah, 1993), hlm. 128. 15 Hery Noer Aly, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: logos, 1999), Cet.II, hlm. 95. 16 R.H.A. Seonarjo, Op.Cit., hlm. 89.

Page 8: BAB II KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PAIlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/25/jtptiain-gdl-s1... · Seorang yang dinyatakan kompeten di bidang tertentu adalah ... Supeno, kata

20

tanggung jawab moral bagi setiap guru di Indonesia. Selain itu guru

agama juga mempunyai tanggung jawab yang berat di samping

tanggung jawab terhadap pembentukan pribadi peserta didik sesuai

dengan ajaran Islam, ia juga bertanggung jawab terhadap Allah SWT.

b. Tanggung jawab dalam bidang pendidikan di sekolah

Guru bertanggung jawab dalam pendidikan di sekolah dalam

arti memberikan bimbingan dan pengajaran kepada peserta didik.

Tanggung jawab ini direalisasikan dalam bentuk melaksanakan

pembinaan kurikulum, menuntun peserta didik belajar, membina

pribadi, watak dan jasmaniah peserta didik, menganalisis kesulitan

belajar mengajar serta menilai kemajuan belajar peserta didik.

Agar dapat mengemban dan melaksanakan tanggung

jawabnya, maka setiap guru harus memiliki kompetensi yaitu

menguasai cara belajar yang efektif, harus mampu membuat model

satuan pembelajaran, mampu memahami kurikulum dengan baik,

mampu mengajar di kelas, mampu menjadi model bagi peserta didik,

memberikan nasehat dan petunjuk yang berguna, menguasai teknik

memberikan bimbingan dan penyuluhan, mampu menyusun dan

melaksanakan prosedur penilaian kemajuan belajar.

c. Tanggung jawab guru dalam bidang kemasyarakatan

Guru adalah warga masyarakat yang bertanggung jawab serta

dalam memajukan kehidupan masyarakat, memajukan persatuan dan

kesatuan bangsa, menyukseskan pembangunan. Untuk dapat

melaksanakan tanggung jawabnya dalam masyarakat maka guru harus

mampu membimbing, mengabdi dan melayani masyarakat.

d. Tanggung jawab dalam bidang keilmuan

"Guru bertanggung jawab turut memajukan ilmu, terutama

ilmu yang menjadi spesialisnya. Tanggung jawab ini dilaksanakan

dalam bentuk mengadakan penelitian dan pengembangan. Agar dapat

Page 9: BAB II KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PAIlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/25/jtptiain-gdl-s1... · Seorang yang dinyatakan kompeten di bidang tertentu adalah ... Supeno, kata

21

melaksanakan tanggung jawab ini maka ia harus mempunyai

kompetensi tentang cara mengadakan penelitian".17

Berkaitan dengan tugas dan tanggung jawab guru profesional

sebagaimana dikutip oleh Abidin Ibnu Rusn, Al-Ghazali menyebutkan

beberapa hal sebagai berikut:

a) Guru adalah orang tua kedua di depan peserta didik. b) Guru sebagai pewaris Ilmu Nabi. c) Guru sebagai penunjuk jalan dan pembimbing keagamaan

peserta didik . d) Guru sebagai sentral figur bagi peserta didik. e) Guru sebagai motivator bagi peserta didik. f) Guru sebagai seorang yang memahami tingkat perkembangan

intelektual peserta didik. g) Guru sebagai teladan bagi peserta didik.18

Menurut Imam Almawardi sebagaimana dalam bukunya

H. Abuddin Nata, menyatakan bahwa seorang guru akan dapat

melaksanakan tugas dan tanggung jawab secara profesional apabila dalam

melakukan tugas dan tanggung jawab tersebut didasarkan pada sikap

ikhlas. Hal ini ditandai dengan beberapa sikap yaitu:

a. Selalu mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan guna mendukung pelaksanaan PBM seperti penguasaan terhadap bahan pembelajaran, pemilihan metode, penggunaan sumber dan media pembelajaran, pengelolaan kelas dan sebagainya.

b. Disiplin terhadap peraturan dan waktu. c. Pengunaan waktu luangnya akan diarahkan untuk

pengembangan kepentingan profesinya. d. Ketekunan dan keuletan dalam bekerja. e. Memiliki daya kreasi dan inovasi yang tinggi.19

Abdul Aziz dalam bukunya Guru PAI dan Tantangan Masa

Depan menerangkan bahwa seorang guru agama yang benar-benar sadar

akan tugas dan tanggung jawabnya tersebut, maka tentulah ia akan selalu

17 Oemar Hamalik, Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekataan kompetensi, (Jakarta:

Bumi Aksara, 2003), Cet.II, hlm. 39-42. 18 Abidin Ibnu Rusn, Pemikiran Al-Ghazali Tentang Pendidikan, ( Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 1998), Cet.I, hlm. 67-68. 19 Abuddin Nata, Pemikiran Para Tokoh Pendidikan Islam: Seri Kajian Filsafat

Pendidikan Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001), Cet.II, hlm. 53-54.

Page 10: BAB II KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PAIlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/25/jtptiain-gdl-s1... · Seorang yang dinyatakan kompeten di bidang tertentu adalah ... Supeno, kata

22

mawasdiri, mengadakan introspeksi, berusaha selalu ingin berkembang

maju, agar ia bisa melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya lebih baik

dengan selalu menambah pengetahuan, memperkaya pengalaman, meng "

up grade " dirinya membaca buku-buku perpustakaan, mengikuti seminar,

lokakarya, kursus-kursus penataran dan sebagainya.20

Tugas dan tanggung jawab tersebut di atas merupakan tugas dan

tanggung jawab yang tidak mudah, sehingga dibutuhkan suatu

kesungguhan, keuletan, kesabaran dan ketekunan.

2. Tugas Guru PAI

Tugas adalah sesuatu yang wajib dikerjakan atau yang ditentukan; pekerjaan yang menjadi tanggung jawab seseorang; pekerjaan yang dibebankan.21 Tugas guru adalah sesuatu yang wajib dikerjakan oleh guru yang menjadi tanggung jawabnya yaitu menjadi seorang guru (pengajar dan pendidik). Jadi tugas guru PAI secara garis besar meliputi empat hal yitu tugas profesi, tugas keagamaan, tugas kemanusiaan, dan tugas kemasyarakatan.22

a. Tugas Profesi

Tugas profesi guru PAI adalah mengajar, mendidik, melatih

dan menilai atau mengevaluasi proses dan hasil belajar mengajar.

1. Mengajar

Mengajar adalah kegiatan yang dilakukan guru dalam

mentransfer atau memberikan pengetahuan dan informasi

sebanyak-banyaknya kepada peserta didik sesuai dengn pedoman

dan petunjuk yang telah di tetapkan. Sebagaimana pendapat Zakiah

Darajat, dkk., yang menyatakan bahwa tugas guru sebagai pendidik

atau tugas mendidik itu berjalan sejajar dengan atau dalam

melakukan kegiatan mengajar dan kegiatan bimbingan bahkan

20 Team Didaktik Metodik Kurikulum IKIP Surabaya, Pengantar Didaktik Metodik

Kurikulum PBM, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1993), Cet.V, hlm.14. 21 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, ( Jakarta:

Balai Pustaka, 2002 ), Ed. III, Cet.II, hlm. 1215. 22 Abdul Aziz, " Guru Pendidikan Agama Islaam (PAI) dan Tantangan Masa Depan ",

Himmah Jurnah Ilmiah Keagamaan dan Kemasyarakatan, Vol. IV, Ed. 9, Januari-April, 2003, hlm.55.

Page 11: BAB II KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PAIlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/25/jtptiain-gdl-s1... · Seorang yang dinyatakan kompeten di bidang tertentu adalah ... Supeno, kata

23

dalam setiap tingkah lakunya dalam berhadapan dengan peserta

didik senantiasa terkandung tugas mendidik.23 Akan tetapi aspek

dominan yang dikembangkan dalam mengajar adalah aspek

kognitif ( pengetahuan ).

Untuk dapat melaksanakan kegiatan mengajar dengan

baik, setiap guru apalagi guru PAI di tuntut untuk menguasai hal-

hal sebagai berikut:

a) Mampu merumuskan tujuan pembelajaran .

b) Menguasai prinsip-prinsip belajar mengajar.

c) Menguasai sumber belajar mengajar.

d) Menguasai dan mampu mengintegrasikan antara pendekatan,

metode dan teknik belajar mengajar.

e) Mampu menggunakan sarana belajar mengajar dengan baik.

f) Mendorong peserta didik untuk aktif.

Apabila dalam mengajar guru tidak memperhatikan hal-

hal yang tersebut di atas, maka hal itu merupakan pemborosan dan

hanya membuang-buang waktu yang mengakibatkan tujuan tidak

tercapai.

2. Mendidik

Mendidik adalah kegiatan guru dalam memberi contoh,

tuntunan, petunjuk dan keteladanan yang dapat diterapkan atau

ditiru peserta didik dalam sikap dan perilaku yang baik (akhlakul

karimah) dalam kehidupan sehari–hari. Adapun aspek yang

dominan untuk dikembangkan dalam proses pendidikan ini adalah

aspek afektif (sikap dan nilai). Di sinilah tugas utama guru

Pendidikan Agama Islam, tidak hanya mengajar dalam arti

mentransfer ilmu pengetahuan (transfer of knowledge) tetapi

mentransfer nilai–nilai kepada peserta didiknya (transfer of value),

yang akan diwujudkan dalam tingkah laku mereka sehari–hari.

23 Zakiah Daradjat,dkk., Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi

Aksara, 2001), Ed. I, Cet. II, hlm. 265.

Page 12: BAB II KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PAIlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/25/jtptiain-gdl-s1... · Seorang yang dinyatakan kompeten di bidang tertentu adalah ... Supeno, kata

24

Oleh karena itu, pribadi guru itu sendiri merupakan perwujudan

dan nilai–nilai yang akan ditransfer.

Hal ini sesuai pendapat Dr. Zafar Alam yang menyatakan

bahwa:

" ….. from the point of view education, the personality of teacher Interaksi Sosial of crucial importance. If the teacher embodies and reflects the value he Interaksi Sosial teaching than the impression he leaves on his pupils Interaksi Sosial very deep and indelible".24

" ….. di dalam pendidikan kepribadian seseorang guru adalah sangat penting. Jika guru mewujudkan dan menggambarkan nilai–nilai dia mengajar yang kemudian jejaknya dicontoh oleh para peserta didiknya sangat mendalam atau membekas dan tidak dapat dihilangkan ".

Di sini terjadi proses transfer nilai–nilai yang ada pada

guru (pribadi guru) kepada peserta didiknya yang kemudian pribadi

guru akan tercermin pada pribadi peserta didik. Dengan demikian,

secara esensial dalam proses pendidikan guru itu bukan hanya

berperan sebagai " pengajar " yang transfer of knowledge tetapi

juga "pendidik" yang transfer of values. "Ia bukan saja pembawa

ilmu pengetahuan, akan tetapi menjadi contoh seorang pribadi

manusia yang baik".25

3. Melatih

Melatih adalah kegiatan yang dilakukan guru dalam

membimbing, memberikan contoh dan petunjuk–petunjuk yang

praktis yang berkaitan dengan gerakan, ucapan perbuatan lainnya

dalam rangka mengembangkan aspek psikomotor (ketrampilan)

peserta didik.

Adapun aspek yang perlu dikembangkan dalam

Pendidikan Agama Islam antara lain adalah: Ibadah (khususnya)

24 Zafar Alam, Education Interaksi Early Islamic Periode, (Delhi: Markazi Maktaba

Islami Publishers, 1997), Cet. II, hlm. 37. 25 Sardiman A.M., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Raja Grafindo

Persada, 2001), Cet. IX, hlm. 136.

Page 13: BAB II KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PAIlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/25/jtptiain-gdl-s1... · Seorang yang dinyatakan kompeten di bidang tertentu adalah ... Supeno, kata

25

shalat, berwudlu, membaca dan menyalin Al–Qur'an, menjadi

khatib, imam dan sebagainya. Oleh karena itu guru PAI dituntut

untuk memiliki kualitas sebagai pelatih dari berbagai kegiatan

keagamaan.

Perlu diketahui bahwa: " ….. the success of the prophet as a teacher lies Interaksi the fact that the practice whatever he taught to others, and as such was the model for his companions, both Interaksi profession and practice".26 " ….. kesuksesan Nabi SAW. menjadi seorang guru itu terletak di dalam kenyataannya bahwa beliau mempraktekkan apa saja yang di ajarkan kepada orang lain dan sebgai contoh atau teladan bagi rekan–rekannya, di dalam pernyataan dan prakteknya sekaligus ".

Oleh karena itu, selain menguasai teori, seorang guru

juga harus bisa mempraktekkan apa yang diajarkan, sebagaimana

firman Allah SWT. dalam surat As–Shaaf ayat 2-3 :

ا ولوق تن أاهللادنا عتق مربك) 2 (نولعفا تال منولوق تموا لنم أنيذا الهيأيآ

المفا تلع3 (نو) ( 3-2: الصف (

" Hai orang–orang yang beriman mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat. Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa–apa yang tidak kamu kerjakan". ( Q.S. As-Shaaf : 2-3 ).27

Sebagai contoh dapat dikemukakan: sebagian bahkan

semua peserta didik mengetahui bahwa shalat itu wajib, tetapi

masih banyak peserta didik yang tidak shalat. Hal tersebut

mengharuskan kita guru PAI khususnya guru mata pelajaran Fiqih

untuk segera menyadari bahwa yag diberikan di sekolah bukanlah

pelajaran agama Islam semata, akan tetapi "Pendidikan Agama

Islam", yang menitikberatkan pada keterpaduan antara

26 Zafar Alam, Loc.Cit. 27 R.H.A. Soenarjo, Op.Cit., hlm. 928.

Page 14: BAB II KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PAIlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/25/jtptiain-gdl-s1... · Seorang yang dinyatakan kompeten di bidang tertentu adalah ... Supeno, kata

26

pengetahuan (kognitif) keterampilan (psikomotorik) yang dapat

diaplikasikan dalam kehidupan sehari–hari oleh peserta didik.

4. Menilai / mengevaluasi proses dan hasil belajar–mengajar.

"Menilai atau evaluasi adalah serangkaian kegiatan untuk

memperoleh, menganalisa dan menafsirkan data tentang proses dan

hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan

berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna

dalam pengambilan keputusan".28

"Kegiatan penilian atau evaluasi PAI mencakup penilaian

terhadap kemajuan belajar peserta didik dalam aspek pengetahuan,

keterampilan, dan sikap sesudah mengikuti proses pembelajaran".29

Dengan melakukan evaluasi guru dapat mengetahui tingkat

kemajuan belajar peserta didik, menempatkan peserta didik dalam

situasi belajar mengajar yang tepat dan memperoleh umpan balik

atau feed back dari KBM yang dilakukan.

Selain itu, penilaian juga merupakan balance antara

rencana dan tujuan yang ingin dicapai. "Tanpa penilaian maka sulit

mengetahui apakah kegiatan belajar mengajar sesuai dengan

rencana dan tujuan dapat dicapai dengan baik, apa kendala–kendala

atau hambatan–hambatan yang dihadapi dan sebagainya".30

Oleh karena guru merupakan orang yang paling

mengetahui proses dan hasil belajar peserta didik, maka penilaian

merupakan kegiatan yang mutlak dilakukan oleh setiap guru dalam

proses pembelajaran.

Agar penilaian dapat berjalan dengan baik, maka guru

harus memperhatikan hal–hal sebagai berikut:

28 H. Abdullah Sukarta, Pedoman Pelaksanaan Mata Pelajaran Fiqih untuk Madrasah

Aliyah, (Jakarta: Direktorat jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, 1998), Cet. II, hlm. 146.

29 Zuhairini,dkk., Metodologi Pendidikan Agama, (Solo: Ramadhani, 1993), Cet. III, hlm. 146.

Page 15: BAB II KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PAIlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/25/jtptiain-gdl-s1... · Seorang yang dinyatakan kompeten di bidang tertentu adalah ... Supeno, kata

27

a. Memahami dengan jelas pengertian, tujuan dan fungsi penilaian.

b. Memahami dengan jelas prinsip–prinsip penilaian. c. Menguasai dengan baik jenis, teknik dan cara

penilaian. d. Menguasai dengan baik penilaian terhadap proses dan

hasil belajar peserta didik. e. Memahami dengan jelas standar penilaian.31

"Untuk dapat melaksanakan tugas dan profesinya tersebut

di atas maka seorang guru agama harus mengetahui dan

mempelajari ilmu pengetahuan keguruan".32

b. Tugas Keagamaan

Guru dalam pendidikan Islam juga mengemban tugas

keagamaan, yaitu tugas dai yang menyerukan kebaikan dan mencegah

kemungkaran (amar ma'ruf nahi munkar). Ia harus dapat mencurahkan

segenap kemampuan yang dimilikinya untuk mengajak dan membawa

peserta didiknya menjadi insan yang bertakwa kepada Allah SWT.

Tentu saja untuk dapat melaksanakan tugas ini seorang guru PAI harus

bertakwa kepada Allah SWT dan memiliki akhlakul karimah, karena ia

ditiru dan dijadikan figur teladan oleh para peserta didiknya.

c. Tugas Kemanusiaan

Tugas guru dalam bidang kemanusiaan meliputi bahwa guru

di sekolah harus dapat menjadikan dirinya sebagai orang tua kedua. Ia

harus mampu menarik simpati dan menjadi teladan peserta didiknya.

Untuk itu diperlukan karakteristik kepribadian guru yang saleh.

Karakter pribadi guru yang benar–benar mendidik dan sesuai dengan

ajaran-ajaran Islam. Sebab dalam Islam guru adalah orang yang turut

bertanggung jawab terhadap pembentukan pribadi (akhlak) anak,

30 H. Abdul Hamid dan H.A. Kadir Djaelani (eds.) Pengembangan Profesional dan

Petunjuk Penulisan Karya Ilmiah, (Jakarta: Direktorak Jendral Kelembagaan Agama Islam, 2003), hlm. 46.

31 Ibid.., hlm. 45. 32 Team Didaktik Metodik Kurikulum IKIP Surabaya, Op.Cit., hlm. 13.

Page 16: BAB II KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PAIlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/25/jtptiain-gdl-s1... · Seorang yang dinyatakan kompeten di bidang tertentu adalah ... Supeno, kata

28

dialah orang yang akan mencetak peserta didiknya menjadi anak saleh,

sebagaimana pendapat Al-Ghazali dalam buku desain pembelajaran

PAI yang menyatakan bahwa seorang guru agama sebagai penyampai

ilmu, semestinya dapat menggetarkan hati atau jiwa peserta didiknya

sehingga semakin mendekat kepada Allah SWT dan memenuhi

tugasnya sebagai khalifah di bumi ini.33

Mengingat pentingnya tugas guru sebagaimana di perankan

di atas, tentunya tidak akan terlepas dari peranan seorang guru itu

sendiri dalam memberikan bimbingan, petunjuk, teladan, bantuan,

latihan penerangan, pengetahuan, pengertian, kecakapan, keterampilan,

nilai–nilai, norma–norma, kebenaran, kejujuran serta sikap–sikap dan

sifat–sifat yang baik dan terpuji. Oleh sebab itu selain memiliki

kompetensi profesionalisme, seorang guru juga memiliki karakteristik

kepribadian yang mantap agar dapat melaksanakan tugasnya. Karena

"kematangan intelektual tidak menjamin kematangan pribadi

seseorang".

d. Tugas Kemasyarakatan

Profil guru tidak hanya berlaku di kelas saja, hal itu juga

dibawa dalam masyarakat. Sebagai guru agama yang tinggal di dalam

masyarakat tidak dapat mengelakkan dirinya sebagai pemimpin

agama, sehingga sewaktu-waktu ada kegiatan keagamaan, diminta atau

tidak diminta oleh masyarakat harus tampil ke depan.

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang ini

sangat cepat berpengaruh kepada masyarakat. Oleh sebab itu

diperlukan filter yang kuat, agar masyarakat tidak mudah terpengaruh

dan goyah oleh derasnya perubahan dewasa ini. Untuk itu sebagai

seorang figur agama ia harus dapat menempatkan diri, yakni ing

ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani

yaitu di depan memberi suri teladan, di tengah–tengah membangun

dan di belakang memberikan dorongan dan motivasi.

33 Mukhtar, Op.Cit., hlm. 93.

Page 17: BAB II KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PAIlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/25/jtptiain-gdl-s1... · Seorang yang dinyatakan kompeten di bidang tertentu adalah ... Supeno, kata

29

"Oleh karena itu, sebagai figur guru agama, janganlah

dirusak kepercayaan yang telah diberikan masyarakat, sebab apabila

kepercayaan itu rusak sekali saja maka masyarakat tidak akan percaya

lagi".34

Jadi guru PAI tidak hanya mempunyai tugas profesi yang

terikat oleh dinas, ia juga mempunyai tugas kemanusiaan, keagamaan

dan kemasyarakatan di luar dinas. Tugas profesi ini dianggap sebagai

tugas pokok guru sebagai seorang yang profesional.

3. Peran Guru PAI

Watten B membuat rumusan tentang peran guru sebagai berikut

sebagai berikut:

- Sebagai tokoh terhormat - Sebagai penilai - Sebagai seorang sumber - Sebagai wasit - Sebagai pembantu - Sebagai detektif - Sebagai objek identifikasi - Sebagai penyangga rasa takut - Sebagai orang yang menolong memahami diri - Sebagai pemimpin kelompok - Sebagai orang tua / wali - Sebagai orang yang membina dan memberi layanan - Sebagai kawan sekerja - Sebagai pembawa kasih sayang35

Adanya tugas, tanggung jawab serta peran penting guru dalam mewujudkan tujuan pendidikan dan tuntutan dinamisme kehidupan manusia, maka guru sangat dituntut untuk profesional dalam melaksanakan tugas kependidikan dan haruslah memiliki syarat serta kemampuan dasar yang tak lain disebut dengan kompetensi guru.36

34 Abdul Aziz, Op.Cit., hlm. 56. 35 Piet Sahertian, Op. Cit., hlm. 14.

Page 18: BAB II KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PAIlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/25/jtptiain-gdl-s1... · Seorang yang dinyatakan kompeten di bidang tertentu adalah ... Supeno, kata

30

C. JABATAN GURU SEBAGAI JABATAN PROFESIONAL

Sebagaimana pengertian tersebut, jika dilihat dari proses kerja

guru, bisa dikatakan bahwa guru juga merupakan jenis pekerjaan seperti

lainnya; dokter, wartawan, sopir, pengacara, ataupun lainnya (sama-sama

sebagai pelaku pekerjaan), yang menjadi persoalan adalah bagaimana

pekerjaan sebagai guru disamakan dan juga dibedakan dari pekerjaan yang

lain?. Persamaan jabatan guru dengan yang lainnya adalah jabatan pekerjaan-

pekerjaan itu merupakan suatu profesi. Sedangkan perbedaannya adalah

masing-masing bidang pekerjaan itu memiliki objek yang masing-masing

spesifik.

1. Arti Profesi

"Secara umum profesi diartikan sebagai mata pencaharian

(pekerjaan) untuk memperoleh nafkah, mulai dari pekerjaan yang tidak

membutuhkan keahlian tertentu sampai pada pekerjaan yang

membutuhkan pendidikan keahlian".37

Sedangkan secara etimologis, kata profesi berasal dari Bahasa

Inggris profession atau bahasa latin profecus, yang artinya mengakui,

pengakuan, menyatakan mampu, atau ahli dalam melaksanakan pekerjaan.

Pengakuan yang dimaksud adalah pengakuan dari pengguna jasa

penyandang profesi, bukan semara dari penyandang profesi itu sendiri.38

Sedangkan secara terminologis, ada beberapa rumusan profesi

sebagaimana berikut:

- Menurut Piet A. Sahertian, kata profesi merupakan serapan dari kata

to profess (menyatakan), yang berarti pernyataan/pengabdian

36 Cece Wijaya dan Tabrani Rusyan, Kemampuan Dasar Guru dalam Proses Belajar,

(Bandung: Remaja Rosdakarya, 1994), hlm. 7. 37 Anwar Yasin, dalam buku Keluar dari Kemelut Pendidikan Nasional: Menjawab

Tantangan Kualitas Sumber Daya Manusia Abad 21, (Jakarta: PT Intermasa, 1997), hlm. 35. 38 Sudarwan Danim, Inovasi Pendidikan dalam Upaya Peningkatan Profesionalisme

Tenaga Kependidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2002), hlm. 20.

Page 19: BAB II KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PAIlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/25/jtptiain-gdl-s1... · Seorang yang dinyatakan kompeten di bidang tertentu adalah ... Supeno, kata

31

seseorang pada suatu jabatan atau pelayanan karena orang tersebut

merasa terpanggil untuk menjabat pekerjaan itu.39

- Menurut Sardiman yang dikutip oleh Hadi Supeno, profesi diartikan

sebagai suatu pekerjaan yang memerlukan pendidikan lanjut dan

latihan khusus.40

- Menurut Frank Horton Balckington, seperti yang dikutip oleh Oemar

Hamalik, A Profession may defined most simply as vocation which is

organized, incompletely, no doubt, but genuinely, for the performance

of function.41

- Menurut Sikun Pribadi, Profesi itu pada hakekatnya adalah suatu

pernyataan atau janji terbuka, bahwa seorang akan mengabdikan

dirinya pada suatu jabatan atau pekerjaan dalam arti biasa, karena

orang tersebut merasa terpanggil untuk menjabat pekerjaan itu.42

Dari berbagai rumusan tersebut, ada beberapa aspek yang harus

dipenuhi dari pengertian profesi:

Hakikat profesi adalah suatu pernyataan atau suatu janji yang terbuka

Suatu pernyataan atau suatu janji yang dinyatakan oleh tenaga

profesional tidak sama dengan suatu pernyataan yang dikemukakan

oleh non profesional. Pernyataan profesional mengandung makna

terbuka yang sungguh-sungguh, yang keluar dari lubuk hati, yang

mengandung nilai-nilai dan norma-norma yang etik, yang apabila

dilanggar akan mendapat sanksi tertentu, seperti dari masyarakat, dll.

Profesi mengandung unsur pengabdian

Pengabdian berarti tidak untuk mementingkan kepentingan pribadi,

tetapi untuk mengabdi pada tujuan pengabdian tersebut.

Profesi adalah suatu jabatan atau pekerjaan

39 Piet A. Sahertian, Profil Pendidik Profesional, (Yogyakarta: Andi Offset, 1994), Cet.I.

hlm. 26. 40 Hadi Supeno, Op.Cit., hlm. 20. 41 Oemar Hamalik, Pendidikan Guru Konsep dan Strategi, (Bandung: Mandar Maju,

1991), hlm. 3. 42 Oemar Hamalik, Pendidikan Guru, Konsep dan Strategi, (Bandung: Mandar Maju,

1991), hlm. 1.

Page 20: BAB II KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PAIlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/25/jtptiain-gdl-s1... · Seorang yang dinyatakan kompeten di bidang tertentu adalah ... Supeno, kata

32

Suatu profesi erat kaitannya dengan jabatan atau pekerjaan tertentu

yang dengan sendirinya menuntut keahlian, pengetahuan dan

keterampilan tertentu pula. Dalam pengertian profesi telah tersirat

adanya suatu keharusan kompetensi agar profesi itu berfungsi dengan

sebaik-baiknya.

Jadi profesi itu adalah suatu lembaga yang mempunyai otoritas

otonom, karena didukung oleh:

a. Spesialisasi ilmu sehingga mengandung arti keahlian

b. Kode etik yang direalisasikan dalam melaksanakan profesi, karena

hakekatnya ialah pengabdian kepada masyarakat demi kesejahteraan

masyarakat itu sendiri.

c. Kelompok yang tergabung dalam profesi menjaga jabatan itu dari

penyalahgunaan oleh orang-orang yang tidak kompeten dengan

pendidikan serta sertifikasi mereka yang memenuhi syarat-syarat yang

diminta.

d. Oleh masyarakat luas yang memanfaatkan profesi tersebut.

e. Oleh pemerintah yang melindungi profesi dengan undang-undangnya.

2. Ciri - Ciri Keprofesian

Dari pengertian tersebut, dapat dikemukakan ciri-ciri suatu

profesi sebagaimana juga telah disimpulkan oleh A. Samana sebagai

berikut:

a. Bagi para pelakunya secara nyata (de facto) dituntut berkecakapan kerja (berkeahlian) sesuai dengan tugas-tugas khusus serta tuntutan dari jenis jabatannya (cenderung ke spesialisasi).

b. Kecakapan atau keahlian seorang pekerja profesional bukan sekedar hasil pembiasaan atau latihan rutin yang terkondisi, tetapi perlu didasari oleh wawasan keilmuan yang mantap, jadi jabatan profesional menuntut pendidikan pra jabatan yang terprogram secara relevan serta berbobot, terselenggara secara efektif efisien, dan tolok ukur evaluatifnya standar.

c. Pekerja profesional dituntut berwawasan sosial yang luas, sehingga pilihan jabatan serta kerjanya didasari oleh kerangka nilai tertentu (bukan ikut-ikutan), bersikap positif terhadap jabatan dan perannya, dan bermotivasi serta berusaha untuk berkarya sebaik-baiknya.

Page 21: BAB II KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PAIlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/25/jtptiain-gdl-s1... · Seorang yang dinyatakan kompeten di bidang tertentu adalah ... Supeno, kata

33

d. Jabatan profesional perlu mendapat pengesahan dari masyarakat dan atau negaranya, dalam hal ini pendapat serta tolok ukur yang dikembangkan oleh organisasi profesi sepantasnya dijadikan acuan. Secara tegas, jabatan profesional memiliki syarat-syarat serta kode etik yang harus dipenuhi oleh pelakunya, sehingga menjamin kepantasan berkarya dan sekaligus merupakan tanggung jawab sosial pekerja profesional yang bersangkutan.43

Hal senada juga dikemukakan oleh Hadi Supeno sebagai

berikut:

a. Bersifat unik dan khusus, dalam pelayanannya kepada masyarakat. b. Bersifat keahlian, dengan didukung oleh pengetahuan umum yang luas

dan pengetahuan yang mendalam. c. Bersifat pengabdian kepada masyarakat. d. Memerlukan pendidikan lanjut yang cukup panjang. e. Memiliki Otonomi dalam melaksanakan tugas keprofesiannya. f. Memiliki organisasi profesi. g. Memiliki kode etik profesi. h. Mendapatkan dukungan masyarakat dan pemerintah serta mendapat

perlindungan hukum. i. Mempunyai jaminan hidup yang layak. j. Selektif dalam menentukan anggota kelompok profesi. k. Merupakan pilihan hati nurani individu yang bersangkutan. l. Dalam menjalankan tugas keprofesian tak bisa diwakilkan kepada

orang lain sebagaimana bisa dilakukan pada pekerjaan non keprofesian.44

3. Profesi Guru

Melihat arti, dan ciri profesi seperti di atas, guru termasuk

dalam jabatan profesi. Inilah yang membedakan guru dengan pekerjaan

lain yang non profesi.

Roestiyah NK mengemukakan beberapa alasan mengapa guru

termasuk dalam kategori profesi: pertama, lapangan pekerjaan keguruan

atau kependidikan bukan merupakan suatu lapangan pekerjaan rutin yang

dapat dilakukan karena pengulangan-pengulangan atau pembiasaan.

Lapangan kerja ini pun tidak dapat dilaksanakan berdasarkan amatirisme,

lebih-lebih dengan coba-coba atau trial and errors. Lapangan kerja ini

43 A. Samana, Profesionalisme Keguruan, (Yogyakarta: Kanisius, 1994), hlm. 28. 44 Hadi Supeno, Op. Cit., hlm. 25.

Page 22: BAB II KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PAIlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/25/jtptiain-gdl-s1... · Seorang yang dinyatakan kompeten di bidang tertentu adalah ... Supeno, kata

34

memerlukan perencanaan yang mantap, suatu managemen yang

memperhitungkan komponen-komponen sistemnya. Kedua, lapangan kerja

ini memerlukan dukungan ilmu atau teori yang akan memberi konsepsi

teoritis ilmu kependidikan dengan cabang-cabangnya. Ketiga, lapangan

kerja ini memerlukan waktu pendidikan yang lama, berupa pendidikan

dasar (basic education) untuk taraf sarjana ditambah pendidikan

profesional.

Mengenai status jabatan guru yang merupakan jabatan

profesional ini juga dikuatkan dengan dicantumkannya pada UU nomor 20

tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 39 ayat 2:

Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi

Sebagai jabatan profesional perlu ada 6 tahap proses

profesionalisasi guru:

a. Bidang layanan ahli "unik" yang diselenggarakan itu harus ditetapkan.

b. Kelompok profesi dan penyelenggara pendidikan pra jabatan yang

Mempersiapkan tenaga guru yang profesional.

c. Adanya mekanisme untuk memberikan pengakuan resmi kepada

pendidikan prajabatan yang memenuhi standar yang telah ditetapkan

sebelumnya.

d. Adanya mekanisme untuk memberikan pengakuan resmi kepada

lulusan program pendidikan prajabatan yang memiliki kemampuan

minimal yang dipersyaratkan ( sertifikasi ).

e. Secara perorangan dan secara kelompok, kaum pekerja profesional

bertanggung jawab penuh atas segala aspek pelaksanaan tugasnya.

Kelompok profesional memiliki kode etik yang merupakan

dasar untuk melindungi para anggota yang menjunjung tinggi nilai-nilai

profesional, disamping merupakan sarana untuk mengambil tindakan

Page 23: BAB II KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PAIlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/25/jtptiain-gdl-s1... · Seorang yang dinyatakan kompeten di bidang tertentu adalah ... Supeno, kata

35

penertiban terhadap anggota yang melakukan perbuatan yang tidak sesuai

dengan suratan dan semangat kode etik tersebut.45

D. KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PAI

Ditinjau dari arti penamaan kompetensi profesional, istilah

Kompetensi Professional terdiri dari dua kata yaitu kompetensi dan

professional. Kata kompetensi didefinisikan sebagai kemampuan khusus yang

merupakan perilaku yang melekat pada diri seseorang guna memenuhi

ketentuan bagi suatu jabatan/profesi tertentu. Sedangkan kata profesional

merupakan bentukan kata sifat yang diderivasi dari kata benda profesi yang

artinya sebagaimana tersebut di atas.

Dari berbagai rumusan tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa

profesional diartikan sebagai tingkat keahlian (kemahira) yang dipersyaratkan

untuk dapat melakukan suatu pekerjaan (jabatan) yang dilakukan secara

efisien dan efektif dengan tingkat keahlian yang tinggi dalam mencapai tujuan

pekerjaan (jabatan) tersebut.

Dengan demikian yang dimaksud dengan kompetensi profesional

guru PAI ialah kemampuan khusus yang bersifat keahlian dalam

melaksanakan tugas guru pengajaran yang dilakukan secara efektif dan efisien

guna tercapainya tujuan pendidikan agama Islam sehingga berguna bagi diri

anak didik, keluarga, masyarakat dan bangsanya.

Agar guru mampu berkompetensi dalam bidangnya, ada tujuh

standar kompetensi yang harus diikuti sebagai dasar kemampuannya.

a. Guru mampu menyusun rencana pembelajaran.

b. Guru mampu berinteraksi dalam kegiatan belajar–mengajar.

c. Guru mampu mengadakan penilaian prestasi belajar peserta didik.

d. Guru mampu melaksanakan tindak lanjut hasil penilaian prestasi belajar

peserta didik.

e. Guru mampu mengemban profesinya.

45 Syafrudin Nurdin, Op.cit., hlm. 21.

Page 24: BAB II KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PAIlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/25/jtptiain-gdl-s1... · Seorang yang dinyatakan kompeten di bidang tertentu adalah ... Supeno, kata

36

f. Guru mampu memahami wawasan kependidikan.

g. Guru mampu menguasai bahan kajian akademik.46

Dari tujuh standar kompetensi akan diambil tiga standar

kompetensi beserta indikatornya yang akan diwujudkan sebagai fokus

penelitian.

A. Penyusunan Rencana Pembelajaran

"Sebuah perencanaan pembelajaran yang baik harus memenuhi

kriteria yaitu kemampuan dasar dan materi harus mengacu pada silabus,

proses belajar memberi pengalaman yang bermakna bagi peserta didik,

terdapat keselarasan antara kemampuan dasar materi dan alat penilaian,

dapat dilaksanakan dan mudah dipahami".47

Pertama, "mengidentifikasikan secara cermat pokok bahasan/sub pokok

bahasan yang telah digariskan dalam kurikulum/GBPP untuk dijadikan

"satuan bahasan" yang akan diajarkan".48

Kedua, "menentukan kelas atau semester dan alokasi waktu yang akan

digunakan dalam mengajarkan satuan bahasan yang telah diidentifikasi".49

Ketiga, merumuskan Tujuan Instruksional Umum (TIU) atau

memindahkan rumusan TIU yang terdapat dalam kurikulum/GBPP ke

dalam Rencana Pengajaran.

Keempat, "merumuskan Tujuan Instruksional Khusus (TIK) secara

spesifik, operasional, jelas, relevan berdasarkan TIU".50 Dalam

merumuskan TIK ini ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi, yaitu:

46 Depdikbud, Op. Cit., hlm. 6. 47 Winarno dan R.Eko Djuniarto, Perencanaan Pembelajaran, ( Jakarta: Direktorat Tenaga

Kependidikan, 2003 ), hlm. 9. 48 Syafrudin Nurdin dan Basyiruddin Usman, Guru Profesional & Implementasi Kurikulum,

( Jakarta: Ciputat Pers, 2002 ), hlm. 90. 49 Ibid. 50 Ibid.

Page 25: BAB II KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PAIlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/25/jtptiain-gdl-s1... · Seorang yang dinyatakan kompeten di bidang tertentu adalah ... Supeno, kata

37

a. Menggunakan istilah yang operasional

Maksudnya rumusan perilaku yang diharapkan dirumuskan dalam tata kerja yang dapat diamati dan diukur. Contoh kata kerja operasional, mengukur, menjelaskan, menyebutkan, mengidentifikasikan, membedakan dan lain–lain.

b. Berorientasi pada peserta didik

Maksudnya TIK memberikan tekanan pada apa yang dikerjakan peserta didik, bukan apa yang dikerjakan guru. Contoh TIK yang berorientasi kepada peserta didik; peserta didik dapat menjelaskan proses terjadinya gerhana matahari.

c. Membentuk tingkah laku

Maksudnya TIK memuat pernyataan tentang tigkah laku / kemampuan yang diharapkan dimiliki peserta didik. Misal: peserta didik mampu mengidentifikasi komponen–komponen sistem belajar mengajar.

d. Hanya memuat satu perubahan tingkah laku.

Maksudnya dalam satu TIK sebaiknya hanya memuat satu perubahan tingkah laku atau kemampuan yang diharapkan, dimiliki peserta didik. Misal: peserta didik mampu membedakan proses terjadinya angin darat dan agin laut.51

Kelima, merinci materi pelajaran, yang didasarkan kepada bahan

pengajaran dalam GBPP dan TIK yang hendak dicapai. "Bahan pengajaran

hendaknya diuraikan dengan perincian yang lebih khusus untuk mencapai

TIK, sehingga luas dan kedalaman satuan bahasan yang dipelajari siswa

benar–benar sesuai dengan tingkat sekolah/kelas siswa yang bersangkutan,

serta waktu yan tersedia".52

51 Sukewi Sugito, Perencanaan Pengajaran, ( Semarang: IKIP Semarang Press ), hlm. 27. 52 Syafruddin Nurdin, Op.Cit., hlm.90.

Page 26: BAB II KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PAIlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/25/jtptiain-gdl-s1... · Seorang yang dinyatakan kompeten di bidang tertentu adalah ... Supeno, kata

38

Keenam, "merencanakan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) secara jelas,

cermat, tegas, sistematis, logis sesuai dengan TIK yang hendak dicapai dan

materi pelajaran yang akan disampaikan, yang meliputi strategi / metode

dan pokok–pokok kegiatan siswa–guru".53

Ketujuh, "mempersiapkan dan melakukan variasi kegiatan sesuai dengan

tuntutan interaksi beljar mengajar, memotivasi dan kebutuhan siswa

lainnya".54Bagian kegiatan belajar mengajar ini, diawali dengan penjelasan

singkat tentang jenis pendekatan mengajar dan metode mengajar yang

digunakan dalam rencana pelajaran yang bersangkutan. Setelah penjelasan

singkat tentang pendekatan dan metode selanjutnya dirumuskan garis–

garis besar kegiatan belajar mengajar yang akan dilakukan di dalam

melaksanakan rencana pengajaran yang bersangkutan. Yang perlu

dicantumkan ialah kegiatan siswa yang menggambarkan langkah–langkah

yang dilakukan siswa dalam proses belajar itu.55

Kedelapan, memilih alat peraga, sumber bahan dari buku dan masyarakat

yang di dasarkan kepada: a. Tujuan Intruksional Khusus (TIK) yang

hendak dicapai, b. Bahan pengajaran yang akan disajikan, c. Kegiatan

belajar mengajar (KBM) dan strategi instruksional yang dikembangkan,

serta mengemukakan dengan jelas sumber dan alat tersebut (pengarang,

nama buku, penerbit, tahun dan lain–lain). Jenis alat yang dicantumkan

dalam bagian ini adalah alat yang khusus digunakan dalam mempelajari

satu bahasan yang bersangkutan (misalnya tape recorder, gambar dinding

dan lain–lain). Alat–alat yang umum (kapur, papan tulis, pensil) tidak

perlu dicantumkan. "Sumber yang dipakai dalam rencana pengajaran

mencakup bahan tertulis (buku, majalah) manusia sumber (resource

person ) dan lain–lain".56

53 Ibid. 54 Ibid. 55 Slameto, Proses Belajar Mengajar Dalam Sistem Kredit Semester, (Jakarta: Bumi

Aksara, 1991), hlm. 51. 56 Syafruddin Nurdin, Loc.Cit.

Page 27: BAB II KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PAIlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/25/jtptiain-gdl-s1... · Seorang yang dinyatakan kompeten di bidang tertentu adalah ... Supeno, kata

39

Kesembilan, "merancang secara teliti prosedur penilaian atau evaluasi

sesuai dengan TIK yang hendak dicapai".57 Pertama–tama dikemukakan

prosedur evaluasi yang digunakan dalam rencana pengajaran, yang

menjelaskan misalnya ;

a. Untuk memiliki efektifitas rencana pengajaran ini digunakan tes akhir tanpa menggunakan tes awal, karena bahan yang dibahas adalah bahan baru dan jarang dibicarakan melalui media lain di luar sekolah.

b. Jenis tes yang digunakan untuk tes akhir tersebut adalah jenis tes tertulis ( terlampir ).

c. Disamping itu, setiap siswa diberi pekerjaan rumah, menjawab soal–soal yang terdapat dalam buku.58

Kesepuluh, "menggunakan bahasa yang jelas, mudah dipahami dan ditulis

menurut ketentuan yang berlaku ( EYD )".59

57 Ibid.. 58 Slameto, Op.Cit., hlm. 52. 59 Syafruddin Nurdin, Loc.Cit.

Page 28: BAB II KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PAIlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/25/jtptiain-gdl-s1... · Seorang yang dinyatakan kompeten di bidang tertentu adalah ... Supeno, kata

40

Berikut ini adalah contoh Format Rencana Pengajaran.

RENCANA PENGAJARAN

Bidang studi

Mata Pelajaran / Sub Pokok Bahasan

Satuan Pendidikan

Kelas

Semester

Waktu

=

=

=

=

=

=

I. Tujuan Intruksional Umum

II. Tujuan Intruksional Khusus

III. Materi Pelajaran

IV. Kegiatan Belajar Mengajar

V. Alat dan Sumber Pelajaran

VI. Evaluasi

Lampiran

B. Pelaksanaan Interaksi Belajar Mengajar

"Pengelolaan kelas merupakan salah satu tugas guru yang tidak

pernah ditinggalkan. Pengelolaan kelas dimaksudkan untuk menciptakan

lingkungan belajar yang kondusif bagi peserta didik sehingga tercapai

Page 29: BAB II KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PAIlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/25/jtptiain-gdl-s1... · Seorang yang dinyatakan kompeten di bidang tertentu adalah ... Supeno, kata

41

tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien".60Guru dalam mengelola

kelas meliputi: pertama, pengaturan ruang tempat berlangsungnya proses

belajar mengajar harus memungkinkan semua peserta didik bergerak

leluasa, tidak berdesakan dan tidak saling mengganggu. Dalam memilih

ruangan kelas hendaknya disesuaikan dengan: jenis kegiatan, jumlah

peserta didik yang melakukan kegiatan. Kedua, pengaturan tempat duduk

yang harus diperhatikan adalah harus terjadi tatap muka antara peserta

didik dengan guru. Pengaturan tempat duduk dapat; berbaris berbanjar,

pengelompokan terdiri dari 8–10 peserta didik, bentuk setengah lingkaran,

bentuk lingkaran, individual, acak–acakan. Ketiga, pengaturan ventilasi

dan cahaya harus betul–betul memungkinkan sirkulasi udara secara baik,

selain itu cahaya yang masuk juga harus cukup membuat kelas terang dan

tidak menyilaukan pandangan peserta didik. Keempat, pengaturan

penyimpanan barang–barang, maka pengaturannya dibuat sedemikian

sehingga tidak mengganggu proses jalannya belajar mengajar.61

Media sumber belajar merupakan faktor yang sangat

mendukung dalam proses belajar mengajar. Semakin banyak media

sumber belajar yang digunakan akan semakin maksimal hasil yang

dicapai. Oleh karena itu seorang guru hendaknya mampu mengenal,

memilih dan menggunakan media, membuat alat bantu pembelajaran

sederhana dan menggunakan perpustakaan dalam PBM serta

menggunakan sumber belajar yang telah ditentukan/dipilih.

Ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi dalam memilih

media yaitu ketepatan dengan tujuan pembelajaran, dukungan dengan isi

pelajaran, kemudahan memperoleh media, keterampilan guru dalam

menggunakannya, tersedia waktu untuk menggunakannya dan sesuai

dengan taraf berfikir peserta didik.

60 Syaeful Bahri Djamarah dan Azwan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka

Cipta, 2002 ), Cet. II, hlm.195-196. 61 Sukewi Sugito, Op.Cit., hlm. 91-92.

Page 30: BAB II KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PAIlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/25/jtptiain-gdl-s1... · Seorang yang dinyatakan kompeten di bidang tertentu adalah ... Supeno, kata

42

Fungsi media dalam proses belajar mengajar tidak hanya

sebagai alat yang digunakan oleh guru, tetapi mampu mengkomunikasikan

pesan kepada peserta didik. Media tidak hanya terbatas pada perangkat

keras (hardware), akan tetapi media dapat juga berbentuk perangkat lunak

(software). Rowntree mengemukakan fungsi media dalam membantu

peserta didik belajar sebagai berikut: menumbuhkan motivasi peserta

didik, dapat mengingat pelajaran dengan mudah, peserta menjadi aktif

dalam merespon, memberi umpan balik dengan cepat, mendorong peserta

didik untuk melaksanakan kegiatan praktek dengan tepat.62

Umumnya para ahli membedakan antara media dan alat peraga.

Perbedaan itu terletak pada fungsi, bukan pada substansinya. Sumber

belajar dikatakan sebagai alat peraga jika hal tersebut fungsinya sebagai

alat bantu saja. Dikatakan sebagai media jika sumber belajar itu

merupakan bagian integral dari seluruh kegiatan belajar.63

Di dalam memilih metode yang wajar harus antara lain

berpedoman pada tujuan khusus yang akan dicapai. Hakekat tujuan inilah

yang dipakai oleh guru sebagai petunjuk untuk memilih satu atau

serangkaian metode yang efektif. Demikian pula kesesuaiannya dengan

bahan pelajaran. Antara tujuan, bahan dan metode dituntut adanya

keserasian. Secara umum, pemilihan suatu metode mengajar dipengaruhi

oleh tujuan instruksional. Hal ini dapat mecakup: 1. penerimaan

pengetahuan yang berupa fakta, konsep dan prinsip, 2. aplikasi

pengetahuan atau penerimaan keterampilan dan 3. tujuan yang bersifat

efektif atau motivasional yaitu berhubungan dengan pengembangan atau

perubahan sikap atau perasaan. Hal ini juga senada dengan apa yang

dikemukakan oleh Ambo Ende Abdullah, dkk. sebagai berikut: 1. metode

mengajar sesuai dengan tujuan, 2. metode mengajar sesuai dengan para

62 Syafruddin Nurdin, Op. Cit., hlm. 98. 63 M.Basyiruddin Usman dan Asnawir, Media Pembelajaran, (Jakarta: Ciputat Press,

2002), Cet. I, hlm. 13.

Page 31: BAB II KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PAIlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/25/jtptiain-gdl-s1... · Seorang yang dinyatakan kompeten di bidang tertentu adalah ... Supeno, kata

43

siswa, 3. kegiatan mengajar serasi dengan lingkungan dan 4. pelajaran

terkoordinasi dengan baik.64

Konten atau materi pelajaran sebenarnya merupakan komponen

kurikulum yang amat penting. Konten menyangkut jawaban terhadap

pertanyaan, "Apa yang akan diajarkan?" Konten ini seringkali tidak

diperhatikan. Artinya, konten seringkali diambil saja dari buku teks yang

berlimpah–limpah tersedia, tanpa mengaitkannya dengan tujuan

pendidikan, tujuan kurikulum, atau dengan tujuan instruksional.65

Apa yang dikemukakan di atas memang sering kali terjadi,

bahwa pengajar lebih cenderung menyampaikan apa yang ada dalam buku

teks yang dijadikan acuan yang hanya kadang–kadang menekankan pada

ranah kognitif, tanpa melibatkan ranah afektif dan psikomotor. Secara

umum konten atau materi pelajaran meliputi tiga komponen utama yakni

ilmu pengetahuan, keterampilan dan sikap (nilai–nilai). Boleh dikatakan

semua mata pelajaran mengandung unsur kognitif dan afektif banyak juga

yang mengandung unsur psikomotor atau keterampilan.

C. Penilaian Prestasi Belajar Peserta Didik

Sebagaimana telah dijelaskan, bahwa penilaian PAI mencakup

penilaian terhadap kemajuan belajar yaitu penilaian proses dan hasil dalam

aspek pengetahuan (kognitif), aspek sikap (afektif) dan aspek keterampilan

(psikomotorik).

Penilaian terhadap aspek kognitif mencakup semua materi

unsur pokok pendidikan yang disampaikan kepada peserta didik dalam

kegiatan pembelajaran, penilaian dalam bentuk afektif lebih ditekankan

kepada pelaksanaan pengalaman sehari–hari melalui tingkah laku

64 Syafruddin Nurdin, Op.Cit., hlm. 94-95. 65 Sukewi Sugito,Op.Cit., hlm.102.

Page 32: BAB II KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PAIlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/25/jtptiain-gdl-s1... · Seorang yang dinyatakan kompeten di bidang tertentu adalah ... Supeno, kata

44

perbuatan sedangkan penilaian dalam bentuk psikomotorik ditekankan

kepada pelaksanaan pengalaman.

Bentuk penilaian yang dapat digunakan oleh guru mata

pelajaran PAI yaitu penilaian dalam bentuk tertulis, meliputi tes bentuk

uraian dan tes bentuk objektif, penilaian dalam bentuk lisan yang dapat

berupa jawaban atas pertanyaan yang diajukan, penilaian dalam bentuk

perbuatan dan pengamatan.

Adapun waktu pelaksanaan penilaian yaitu: pertama, ulangan

harian yang merupakan suatu penilaian terhadap materi yang mencakup

satu atau beberapa pokok bahasan dan bertujuan untuk mengetahui sejauh

mana penguasaan peserta didik terhadap materi yang telah disampaikan.

Kedua, ulangan umum atau semesteran yaitu ulangan yang mencakup

bahan kajian seluruh pokok bahasan dalam satu semester.

Dalam menyusun evaluasi belajar peserta didik, ada beberapa

hal yang harus dipersiapkan terlebih dahulu:

1. Dalam menyusun tes atau alat evaluasi terlebih dahulu dibuat kisi–kisi

yang menggambarkan lingkup bahan pengajaran, dan jenjang perilaku

yang diukur, yang meliputi ranah kognitif, afektif dan psikomotor.

2. Dalam menyusun butir soal, guru harus mengembangkan soal

berdasarkan TIK.

3. Untuk memudahkan pemeriksaan hasil penilaian perlu disiapkan kunci

jawaban.

4. Pada tahap perencanaan ini perlu juga disusun standar/norma penilaian

yang akan dipakai sebagai patokan.66

66 Slameto, Op.Cit., hlm. 169-170.

Page 33: BAB II KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PAIlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/25/jtptiain-gdl-s1... · Seorang yang dinyatakan kompeten di bidang tertentu adalah ... Supeno, kata

45

Dalam kisi-kisi perlu dicantumkan juga tingkat kesukaran soal

sehingga dapat ditentukan perbandingan yang tepat terhadap kelompok

soal yang mempunyai kategori mudah, sedang dan sukar. Suatu perangkat

soal pada umumnya, mempunyai perbandingan tingkat kesukaran mudah;

sedang; sukar = 1; 2; 3.

Jumlah butir soal dalam seperangkat tes ditentukan oleh waktu

yang diperlukan untuk mengerjakan tes itu. Oleh karena itu ditentukan

lebih dahulu waktu yang diperlukan untuk mengerjakan tes, disesuaikan

pula dengan daya konsentrasi berfikir dan kelelahan fisik, baru kemudian

ditentukan jumlah soalnya.

Jumlah soal, selain ditentukan oleh waktu yang diperlukan

untuk mengerjakannya, ditentukan pula oleh tingkat kesukaran soal yang

diinginkan. Butir soal dengan tingkat kesukaran tinggi akan membutuhkan

waktu lebih banyak dibandingkan dengan butir soal dengan tingkat

kesukaran rendah.

Setelah melaksanakan penilaian maka hal yang selanjutnya

dilakukan oleh guru yaitu melakukan analisis ulangan harian yang

berfungsi sebagai umpan balik tentang daya serap peserta didik terhadap

materi pelajaran baik secara perorangan maupun klasikal. Tujuannya yaitu:

1. Menentukan telah tercapai atau tidaknya tujuan pembelajaran.

2. Menentukan program perbaikan atau pengayaan.

3. Menentukan kemajuan prestasi belajar peserta didik.

4. Bahan pertimbangan bagi bimbingan individual peserta didik.

5. Membuat diagnose mengenai kelemahan–kelemahan dan kemampuan

peserta didik.

Page 34: BAB II KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PAIlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/25/jtptiain-gdl-s1... · Seorang yang dinyatakan kompeten di bidang tertentu adalah ... Supeno, kata

46

6. Bahan pertimbangan bagi perubahan atau perbaikan kurikulum.67

Kegiatan penilaian meliputi penyusunan alat evaluasi,

penyelenggaraan/pelaksanaan penilaian, memeriksa jawaban peserta didik,

serta pemberian skor, menilai hasil belajar dengan menggunakan norma

tertentu, mengolah hasil penilaian, menganalisa hasil penilaian,

pengadministrasian proses serta hasil penilaian, menyimpulkan hasil

penilaian, menyusun laporan hasil penilaian serta perbaikan soal.68

Penilaian pada permulaan (pretest) proses belajar mengajar

dimaksudkan agar guru mampu mengetahui kesiapan siswa terhadap

bahan pelajaran yang akan diajarkan, yang hasilnya akan dipakai untuk

memantapkan strategi mengajar. Penilaian proses belajar mengajar

mendapat balikan terhadap tujuan yang hendak dicapai. Penilaian pada

akhir proses belajar mengajar untuk mengetahui capaian siswa terhadap

tujuan yang telah ditetapkan.

Keahlian guru dalam pengukuran dan penilaian hasil belajar

peserta didik mempunyai dampak yang luas, yaitu bimbingan peserta didik

untuk bersifat realistis, data yang akurat membantu untuk menentukan

perkembangan arah peserta didik, membantu usaha optimalisasi dan

integrasi perkembangan diri peserta didik, memberi petunjuk dalam

penempatan tenaga kerja dan pembinaan kesehatan mental peserta didik.

67 H. Abdullah Sukarta, Op.Cit., hlm. 46-49. 68 Soewondo. MS., Standar Kompetensi Guru Menengah Atas, (Jakarta: Direktorat Tenaga

Kependidikan, 2004), hlm. 8-9.