bab ii kerangka teoritis dan kerangka berfikir a ...repository.unj.ac.id/2534/6/bab ii.pdf · 18...

43
15 BAB II KERANGKA TEORITIS DAN KERANGKA BERFIKIR A. Deskripsi Teoritis 1. Media Pembelajaran a. Pengertian Media Pembelajaran Media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah mempunyai arti perantara atau pengantar. Penggunaan media pembelajaran adalah sarana pengantar informasi membawa pesan-pesan yang bertujuan pengajaran (Heinich, 1996). Sedangkan pendapat lain mengemukakan media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat pakai untuk tujuan pendidikan,melalui alat-alat semacam radio dan televisi kalau digunakan dan diprogram untuk pendidikan, maka merupakan media pembelajaran (Sanjaya, 2011). Artinya proses pembelajaran didalam kelas guru memerlukan media pembelajaran sebagai alat bantu peserta didik agar merasakan pengalaman atau gambaran yang sedang dipelajari. Secara khusus kata media pembelajaran dapat dipahami sebagai alat komunikasi yang digunakan membawa informasi untuk diberikan kepada penerima. Proses pemberian informasi yang dikaitkan dengan pembelajaran, maka media dapat diartikan

Upload: others

Post on 07-Mar-2020

14 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KERANGKA TEORITIS DAN KERANGKA BERFIKIR A ...repository.unj.ac.id/2534/6/BAB II.pdf · 18 digunakan dan diarahkan untuk mempermudah peserta didik belajar dalam memahami materi

15

BAB II

KERANGKA TEORITIS DAN KERANGKA BERFIKIR

A. Deskripsi Teoritis

1. Media Pembelajaran

a. Pengertian Media Pembelajaran

Media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk

jamak dari kata medium yang secara harfiah mempunyai arti

perantara atau pengantar. Penggunaan media pembelajaran

adalah sarana pengantar informasi membawa pesan-pesan yang

bertujuan pengajaran (Heinich, 1996). Sedangkan pendapat lain

mengemukakan media pembelajaran adalah seluruh alat dan

bahan yang dapat pakai untuk tujuan pendidikan,melalui alat-alat

semacam radio dan televisi kalau digunakan dan diprogram untuk

pendidikan, maka merupakan media pembelajaran (Sanjaya,

2011). Artinya proses pembelajaran didalam kelas guru

memerlukan media pembelajaran sebagai alat bantu peserta didik

agar merasakan pengalaman atau gambaran yang sedang

dipelajari.

Secara khusus kata media pembelajaran dapat dipahami

sebagai alat komunikasi yang digunakan membawa informasi

untuk diberikan kepada penerima. Proses pemberian informasi

yang dikaitkan dengan pembelajaran, maka media dapat diartikan

Page 2: BAB II KERANGKA TEORITIS DAN KERANGKA BERFIKIR A ...repository.unj.ac.id/2534/6/BAB II.pdf · 18 digunakan dan diarahkan untuk mempermudah peserta didik belajar dalam memahami materi

16

sebagai alat komunikasi yang digunakan dalam proses

pembelajaran antara guru sebagai pemberi informasi materi ajar

kepada peserta didik sebagai penerima informasi melalui media

informasi yang dapat digunakan seperti film, video atau photo-

photo, sehingga peserta didik menjadi lebih tertarik untuk

mengikuti kegiatan pembelajaran. Namun media tidak sebatas

alat dan bahan saja, akan tetapi hal-hal lain yang memungkinkan

peserta didik dapat memperoleh pengetahuan

b. Jenis-jenis Media Pembelajaran

Media pembelajaran mempunyai beberapa jenis yang

dapat di gunakan dalam proses pembelajaran. Jenis media

pembelajaran dapat digunakan untuk mendukung aktivitas

pembelajaran yang efektif, efisien dan menarik. Media

pembelajaran agar mudah memilih dan digunakan maka dibuat

klasifikasi media pembelajaran dalam beberapa jenis media

pembelajaran.

Media Pembelajaran dapat dikelompokan menjadi 7 yaitu:

1) media Visual menyampaikan pesan kedalam bentuk-bentuk

visual (Penglihatan). Jenis media visual antara lain berupa

gambar, sketsa, diagram, bagan, grafik, kartun, poster, peta,

papan pianet dan papan buletin, 2) media audio media

menyampaikan pesan pada lambang-lambang audiotif

Page 3: BAB II KERANGKA TEORITIS DAN KERANGKA BERFIKIR A ...repository.unj.ac.id/2534/6/BAB II.pdf · 18 digunakan dan diarahkan untuk mempermudah peserta didik belajar dalam memahami materi

17

(pendengaran). Jenis media audi antara lain radio dan alat

perekam, (3) media Proyeksi diam antara lain adalah film bingkai,

OHP, opaque projektor, mikrofis, 4) media Proyeksi Gerak dan, 5)

audiovisual jenis dari media ini antara lain film gerak, film gelang,

program TV, dan video, 6) multimedia merupakan kombinasi yang

terdiri atas teks,seni grafis,bunyi, animasi, dan video yang diterima

oleh pengguna melalui komputer, jenis multimedia antara lain

aplikasi-aplikasi yang terdapat pada komputer seperti rancangan

grafis dan animasi, 7) benda, benda benda yang berada dialam

sekitar dapat juga digunakan sebagai media pembelajaran, baik itu

benda asli maupun benda tiruan (Saifuddin, 2014).

Disamping itu terdapat jenis media pembelajaran

berdasarkan teknik pemakaiannya, dapat dibagi kedalam:

1) Media yang diproyeksikan, seperti film, slide, film strip,

transparansi dll. Tanpa dukungan alat proyeksi maka media

semacam ini tidak akan berfungsi apa-apa.

2) Media yang tidak diproyeksikan seperti gambar,foto, lukisan,

radio, dan lain sebagainya (Sanjaya, 2011).

c. Prinsip Penggunaan Media Pembelajaran

Prinsip pokok yang harus diperhatikan dalam penggunaan

media pada setiap kegiatan pembelajaran adalah bahwa media

Page 4: BAB II KERANGKA TEORITIS DAN KERANGKA BERFIKIR A ...repository.unj.ac.id/2534/6/BAB II.pdf · 18 digunakan dan diarahkan untuk mempermudah peserta didik belajar dalam memahami materi

18

digunakan dan diarahkan untuk mempermudah peserta didik

belajar dalam memahami materi pelajaran (Sanjaya, 2011). Prinsip

penggunaan media pembelajaran untuk pembelajaran harus

dibuat dan dikembangkan agar peserta didik paham dan mengerti

terhadap materi yang diberikan didalam media pembelajaran.

Setiap media pengajaran memiliki keampuhan masing-masing

(Saifuddin, 2014). Prinsip penggunaan media pembelajaran harus

digunakan karena media yang telah dibuat jangan sampai menjadi

penghambat dalam melaksanakan proses pembelajaran.

Media pembelajaran agar tidak menjadi penghambat saat

digunakan untuk proses pembelajaran peserta didik ada sejumlah

prinsip penggunaan yang harus diperhatikan diantaranya: 1) media

yang akan digunakan oleh guru harus sesuai dan diarahkan untuk

mempermudah belajar, 2) media yang akan digunakan harus

sesuai dengan materi pembelajaran, 3) media pembelajaran harus

sesuai dengan minat, kebutuhan dan kondisi peserta didik, 4)

media pembelajaran harus sesuai dengan efektivitas dan efisen, 5)

media yang digunakan harus sesuai dengan kemampuan guru

dalam mengoprasikannya (Sanjaya, 2011). Penggunakan prinsip

– prinsip dalam media pembelajaran yang diberikan kepada

peserta didik diharapkan mampu meningkatkan pemahaman

informasi selama proses pembelajaran berlangsung.

Page 5: BAB II KERANGKA TEORITIS DAN KERANGKA BERFIKIR A ...repository.unj.ac.id/2534/6/BAB II.pdf · 18 digunakan dan diarahkan untuk mempermudah peserta didik belajar dalam memahami materi

19

d. Manfaat Media Pembelajaran

Media pembelajaran mempunyai manfaat dalam

membantu proses pembelajaran antara guru dengan peserta didik.

Penyampaian informasi yang hanya melalui bahasa verbal selain

dapat menimbulkan verbalisme dan kesalahan persepsi, juga

gairah peserta didik dalam menangkap pesan akan semakin

kurang, karena kurangnya dalam menghayati pesan yang

disampaikan, untuk memahami sesuatu perlu keterlibatan fisik

maupun psikis (Sanjaya, 2011). Ada empat manfaat media

pembelajaran yang disampaikan oleh Kemp & Dayton (1)

memotivasi minat atau tindakan, (2) menyajikan informasi, dan (3)

Memberi intruksi (Kemp & Dauton, 1985). Pengembangan media

dengan kata lain perlu dilakukan agar peserta didik mengurangi

persepsi yang salah, juga bergairah dalam menangkap pesan

yang disampaikan guru saat proses pembelajaran, dengan

terlibatnya fisik maupun psikis peserta didik dalam memahami

sesuatu.

Berbagai kondisi media dapat dimanfaatkan untuk: 1).

menampilkan objek yang terlalu besar untuk dibawa kedalam

kelas, 2) memperbesar serta memperjelas objek yang terlalu kecil

yang sulit dilihat oleh mata telanjang, seperti sel-sel, bakteri. dll, 3)

mempercepat gerakan suatu proses yang terlalu lambat sehingga

Page 6: BAB II KERANGKA TEORITIS DAN KERANGKA BERFIKIR A ...repository.unj.ac.id/2534/6/BAB II.pdf · 18 digunakan dan diarahkan untuk mempermudah peserta didik belajar dalam memahami materi

20

dapat terlihat dalam waktu cepat, 4) memperlambat proses

gerakan yang terlalu cepat, (5) memperjelas bunyian-bunyian yang

sangat lemah sehingga dapat ditangkap oleh telinga (Saifuddin,

2014)

2. Media Audio Visual

a. Pengertian Media Audio Visual

Media audio visual adalah media yang mengandung unsur

suara dan juga mengandung unsur gambar (Sanjaya, 2011).

Media audio visual merupakan media yang dihasilkan melalui

teknologi audio visual berupa mesin-mesin mekanis dan elektronik

(Arsyad, 2007). Gabungan antara dua jenis yakni media audio dan

media visual yang bila digabungkan bernama media audio visual.

Media audio visual sebagai media perantara dalam menyampaikan

materi pembelajaran melalui pendengaran dan pandangan yang

dihasilkan oleh teknologi audio visual sehingga dapat membuat

peserta didik mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan,

atau sikap.

b. Media Audio Visual Dalam Media Pembelajaran

Media pembelajaran audio visual adalah memproduksi dan

mengunakan materi yang mengarah pada penyerapan pandangan

dan pendengaran yang tidak menggantungkan pada kata atau

Page 7: BAB II KERANGKA TEORITIS DAN KERANGKA BERFIKIR A ...repository.unj.ac.id/2534/6/BAB II.pdf · 18 digunakan dan diarahkan untuk mempermudah peserta didik belajar dalam memahami materi

21

simbol (Arsyad, 2007). Media pembelajaran audio visual

dikembangkan dengan maksud membantu guru dalam melakukan

proses pembelajaran kepada peserta didik, melalui jenis media

audio visual berupa media audio visual gerak yaitu film suara, pita

video, film tv. dan media audio visual diam yaitu film rangkai

suara, film bingkai suara (Sanjaya, 2011). Peneliti menyimpulkan

bahwa penggunaan media audio visual dapat digunakan melalui

peralatan dan elektronik yang menghasilkan pesan audio visual

dalam pembelajaran, guru dibantu untuk bisa menyampaikan

materi dengan fokus dan menarik kepada peserta didik melalui

pandangan dan pendengaran yang tidak menggantungkan kata

atau simbol.

Penggunaan media pembelajaran audio visual dapat

dilakukan oleh guru bimbingan dan konseling didalam kelas

diantaranya sebagai: 1) media pengantar, melakukan apersepsi

terlebih dahulu untuk memasuki topik atau tema yang akan

dibahas melalui film yang berdurasi pendek, 2) media penengah-

rangkuman, digunakan guru bimbingan dan konseling untuk

memberikan rangkuman atau penutup yang telah dibahas, melalui

film berdurasi pendek, 3) media pesan dan sumber, guru

bimbingan dan konseling menggunakan media audio visual

sebagai bahan atau sumber yang dibahas dan didalami bersama.

Page 8: BAB II KERANGKA TEORITIS DAN KERANGKA BERFIKIR A ...repository.unj.ac.id/2534/6/BAB II.pdf · 18 digunakan dan diarahkan untuk mempermudah peserta didik belajar dalam memahami materi

22

Film yang digunakan berdurasi lama, 4) media hiburan, digunakan

oleh guru bimbingan dan konseling untuk melepas kepenatan dan

sebagai hiburan saat proses pembelajaran terasa bosan oleh

peserta didik. film yang digunakan berdurasi pendek (Warwanto,

NA Purnomo, Sudaryono, & Pr, 2013).

c. Kriteria Kelayakan pegembangan media Video

Penggunaan media pembelajaran audio visual atau yang

disebut media video sebagai pendukung proses pembelajaran

yang dilakukan oleh guru bimbingan dan konseling mempunyai

potensi tinggi dalam menarik minat dan perhatian peserta didik.

Terbukti media video memiliki kemampuan yang efektif dengan

persentese sebesar 70% mampu menyampaikan informasi,

hiburan dan pendidikan dalam mencapai kompetensi

pembelajaran (Warsita, 2008). Pembuatan media video sebagai

media pembelajaran perlu meiliki kriteria agar dapat mendapatkan

hasil pembelajaran yang baik (Sanjaya, 2011).

Kriteria akan membawa Pembuatan dan pengembangan

media pembelajaran audio visual berupa media video efektif dan

semakin mencapai tujuan yang di inginkan. Adapun kriteria dalam

pembuatan media pembelajaran video sebagai berikut: 1) tipe

materi, media video tepat digunakan pada materi yang bersifat

Page 9: BAB II KERANGKA TEORITIS DAN KERANGKA BERFIKIR A ...repository.unj.ac.id/2534/6/BAB II.pdf · 18 digunakan dan diarahkan untuk mempermudah peserta didik belajar dalam memahami materi

23

menjelaskan suatu proses tertentu. Alur demonstrasi, konsep atau

menggambarkan seuatu. (2). Durasi waktu, media video

mempunyai durasi yang lebih singkat 20-40 menit dibandingkan

film yang berdurasi sekitar 2-3.5 jam. Menyadari bahwa

kemampuan daya ingat dan konsentrasi manusia yang terbatas

antara 15-20 menit. Media video menjadi lebih unggul

dibandingkan dengan media film,

3) format sajian video. Penyajian yang mengutamakan

kejelasan dan penguasaan materi, untuk itu format video yang

tepat untuk pembelajaran diantaranya naratif, wawancara,

presenter, format gabungan, 4) ketentuan teknis. Penggunaan

media video pada proses pembelajaran menekankan pada

kejelasan pesan, sehingga sajian-sajian yang ditampilkan harus

komunikatif, perlu adanya dukungan teknis, berupa editting.

Adanya editting pembuatan video dilakukan secara proporsional

dan tepat, tidak terlalu cepat ataupun lambat. (5). Penggunaan

Musik dan Sound Effect, Penggunaan musik memiliki beberapa

ketentuan dalam media pembelajaran. Musik yang menjadi

pengiring suara sebaiknya dengan itentitas suara yang lemah,

sehingga tidak mengganggu sajian visual dan narrator. musik yang

digunakan sebagai background. Sebaiknya musik instrumen,

hindari musik yang dengan lagu yang populer dikalangan peserta

Page 10: BAB II KERANGKA TEORITIS DAN KERANGKA BERFIKIR A ...repository.unj.ac.id/2534/6/BAB II.pdf · 18 digunakan dan diarahkan untuk mempermudah peserta didik belajar dalam memahami materi

24

didik, penggunaan sound effect melengkapi sajian visual dan

menambah kesan lebih baik (Riyana, 2007)

3. VideoScribe

a. Pengertian Videoscribe

Videoscribe merupakan nama lain dari whiteboard

animation (animasi papan tulis). Whiteboard animation video

dikenal dengan banyak nama, seperti sketch video, doodle

VideoScribe, atau explainer video. Meskipun begitu orang lebih

nyaman menyebutkan whiteboard animation (animasi papan tulis)

(Octavianingrum, 2016). Videoscribe dapat digunakan untuk

menggambar sebuah skrip atau narasi yang kemudian direkam

serta di edit pekerjaan yang dilakukan dari awal sampai akhir

(Yusup, Aini, & Pertiwi , 2016).

VideoScribe adalah media yang dapat digunakan dalam

membuat media pembelajaran berupa design animasi berlatar

putih dengan sangat mudah dan menarik. Hal tersebut diperkuat

oleh Elizabeth bahwa aplikasi VideoScribe sebagai media

pembelajaran yang lebih menarik (Tjahjadarmawan, 2017).

VideoScribe merupakan sebuah aplikasi yang dirilis pada

tahun 2012 oleh perusahaan Sparkol yang berlokasi di Inggris,

aplikasi yang dapat digunakan pengguna dalam mendesain

melalui simbol-simbol yang ada di whiteboard animation. video

Page 11: BAB II KERANGKA TEORITIS DAN KERANGKA BERFIKIR A ...repository.unj.ac.id/2534/6/BAB II.pdf · 18 digunakan dan diarahkan untuk mempermudah peserta didik belajar dalam memahami materi

25

animasi dengan memadukan simbol-simbol, gambar, suara, dan

desain yang dibuat menarik agar mampu menyajikan konten

pembelajaran dengan mempersingkat konsep yang awalnya

panjang menjadi ringkas simbol-simbol gambar yang langsung

mengarahkan inti yang ingin disampaikan dengan menggunakan

sedikit kata-kata atau teks (Minarni, 2012). Sehingga peserta didik

mampu menikmati proses pembelajan.muncul rasa ketertarikan

dan antusias bagi individu yang melihatnya.

Berdasarkan pemahaman diatas peneliti dapat

menyimpulkan bahwa VideoScribe merupakan software media

audio visual yang dibuat melalui simbol-simbol, gambar, dan suara

yang kegunaannya bisa dipakai untuk berbagai amcam materi

pelajaran.

b. Kelebihan Videoscribe

Videoscribe sebagai media pembelajaran mempunyai

kelebihan yaitu pengguna memiliki kemudahan dalam

menggunakan aplikasi tersebut. videoscribe mempunyai kelebihan

pada fitur-fitur yang berada di dalam aplikasi videoscribe sangat

beragam sehingga pengguna dapat berkreasi dan kreatif dalam

membuat desain animasi, grafis, maupun gambar yang sesuai

dengan kebutuhan, sehingga mampu menjadi media pembelajaran

yang dapat disesuaikan dengan mata pelajaran yang diinginkan.

Page 12: BAB II KERANGKA TEORITIS DAN KERANGKA BERFIKIR A ...repository.unj.ac.id/2534/6/BAB II.pdf · 18 digunakan dan diarahkan untuk mempermudah peserta didik belajar dalam memahami materi

26

Video pembelajaran videoscribe menerapkan konsep 5MT (5

minute). Konsep 5M digunakan untuk mempersingkat media

pembelajaran dalam menampilkan informasi agar tidak bosan jika

melihat video pembelajaran tidak terlalu lama (Yusup, Aini, &

Pertiwi , 2016).

Peneliti dapat menyimpulkan bahwa penggunaan aplikasi

VideoScribe menuntut penggunanya untuk menciptakan video

pembelajaran sesuai keinginan pengguna dengan kreatifitas dan

ide-ide tersendiri melalui cara menyusun gambar dan teks serta

suara, pengunaan media videoscribe sebagai media pembelajaran

pada layanan bimbingan klasikal dapat memudahkan guru

bimbingan dan konseling memberikan pemahaman dari proses

pemberian layanan tersebut, serta dapat menimbulkan antusias

peserta didik dalam menyimak pemberian layanan bimbingan

klasikal tersebut

c. Kelemahan Videoscribe

Media pembelajaran VideoScribe memiliki kelemahan bagi

pengguna karena penggunaan VideoScribe dilakukan secara

online, tidak bisa dilakukan secara ofline. Pengguna juga harus

membayar untuk membeli software dalam versi pro seharga Rp

75.000,00. Sebagai media pembelajaran perlu menekankan

pentingnya materi ketimbang proses pengembangan materi,

Page 13: BAB II KERANGKA TEORITIS DAN KERANGKA BERFIKIR A ...repository.unj.ac.id/2534/6/BAB II.pdf · 18 digunakan dan diarahkan untuk mempermudah peserta didik belajar dalam memahami materi

27

karena videsricribe bersifat satu arah, komunikasi satu arah harus

seimbang dengan pencarian bentuk pengukuran yang lain.

Seringkali pengguna tidak dapat mengatur durasi musik atau latar

suara yang berada di aplikasi produk pengguna, jadi para

pengguna harus mengedit kembali hasil produk VideoScribe

dengan menggunakan aplikasi perangkat lain untuk mendapatkan

durasi latar suara yang diinginkan.

4. Prestasi Belajar

a. Pengertian Prestasi Belajar

Nana Sudjana berpendapat mengenai prestasi belajar

yaitu hasil penilaian pada bidang pengetahuan keterampilan dan

sikap sebagai hasil belajar dinyatakan dalam bentuk nilai

(Sudjana, 2000). Sementara pengertian prestasi belajar Menurut

Muhibbin Syah prestasi Belajar adalah tingkat pencapaian

keberhasilan peserta didik yang ditetapkan dalam program (Syah,

2015). Prestasi belajar merupakan interaksi dari beberapa faktor

yang saling mempengaruhi baik dari dalam diri individu maupun

dari luar individu yang bersangkutan (Hamalik, 2006). Artinya

prestasi belajar adalah tingkat pencapaian keberhasilan terhadap

suatu tujuan, dengan suatu usaha belajar yang telah dilakukan

secara o imal yang diharapkan oleh peserta didik dalam proses

pembelajaran didalam kelas.

Page 14: BAB II KERANGKA TEORITIS DAN KERANGKA BERFIKIR A ...repository.unj.ac.id/2534/6/BAB II.pdf · 18 digunakan dan diarahkan untuk mempermudah peserta didik belajar dalam memahami materi

28

Peneliti merumuskan dari penjelasan yang dikemukakan

oleh beberapa ahli diatas, dapat dirumuskan prestasi Belajar

adalah Prestasi belajar di sekolah merupakan bentuk lain dari

besarnya penguasaan keberhasilan bahan pelajaran yang telah

dicapai peserta didik pada hasil belajar langsung yang diwujudkan

dalam bentuk angka didalam rapor, indeks prestasi studi, angka

kelulusan, predikat keberhasilan, dan semacamnya dijadikan hasil

belajar terakhir dari penguasaan pelajaran tersebut.

b. Ciri-ciri Prestasi Belajar

Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha

mengembangkan dirinya melalui proses pendidikan pada jalur

jenjang dan jenis pendidikan tertentu (Pasal 1 ayat 1 UU RI No. 20

tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional). Jadi Peserta didik

adalah individu yang mempunyai potensi untuk

mengembangkannya melalui proses pendidikan pada jalur

pendidikan tertentu. Peserta didik yang mampu dapat

mengembangkan potensinya dengan baik dapat berprestasi di

sekolah. Prestasi belajar yang didapatkan peserta didik

merupakan hasil perubahan yang muncul pada proses

belajar.mempunyai ciri-ciri yang khas. Syah mengemukakan setiap

prilaku belajar selalu di tandai oleh ciri-ciri spesifik (Syah, 2015).

Page 15: BAB II KERANGKA TEORITIS DAN KERANGKA BERFIKIR A ...repository.unj.ac.id/2534/6/BAB II.pdf · 18 digunakan dan diarahkan untuk mempermudah peserta didik belajar dalam memahami materi

29

1) Perubahan Intensional

Perubahan terjadi berkat pengalaman atau praktek

yang dilakukandengan sengaja dan disadari. Peserta didik

menyadari terjadinya perubahan yang alami dengan

penambahan ilmu pengetahuan, kebiasaan sikap dan

pandangan tertentu. Disamping peserta didik menyadari

terhadap perubahan yang terjadi, juga diarahkan kepada

tercapainya tujuan pemakaianya

2) Perubahan positif aktif

Positif berarti perubahan yang dilakukan peserta didik

baik dan bermanfat bagi kehidupan dan sesuai dengan

harapan yang baru yang lebih baik dari sebelumnya.

Sedangkan aktif yang berarti peserta didik melakukan

perubahan terjadi karena adanya usaha dari diri peserta didik.

3) Perubahan Efektif-Fungsional

Perubahan proses belajar bersifat efektif, yakni

berhasil guna. Mempunyai makna perubahan tersebut

membawa pengaruh, makna, dan manfaat bagi peserta didik.

sedangkan perubahan yang ada didalam peserta didik bersifat

menetap dan apabila dibutuhkan , perubahan tersebut dapat

direproduksi dan dimanfaatkan.

Page 16: BAB II KERANGKA TEORITIS DAN KERANGKA BERFIKIR A ...repository.unj.ac.id/2534/6/BAB II.pdf · 18 digunakan dan diarahkan untuk mempermudah peserta didik belajar dalam memahami materi

30

Ciri lain peserta didik yang mempunyai prestasi belajar

yakni mendapatkan kriteria penilaian yang tinggi terhadap tingkat

penguasaan materi pembelajaran (Harahap, 1996). Peserta didik

yang mempunyai prestasi mempunyai kemampuan secara kognitif

bisa menjawab soal-soal yang diajukan oleh guru secara tertulis

ataupun lisan.. peserta didik juga mampu berhasil dalam penilaian

afektif dan psikomotor. Sobur menyatakan bahwa ciri individu

yang memiliki keinginan untuk memperoleh prestasi yang tinggi

dihubungkan dengan seperangkat standar (Sobur, 2009).

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Peserta didik mencapai prestasi belajar disekolah

didapatkan dari hasil interaksi faktor-faktor yang mempengaruhi

belajar. Ada sedikitnya tiga faktor yang mempengaruhi tinggi

rendah prestasi belajar peserta didik yakni faktor internal, faktor

eksternal dan faktor pendekatan belajar (Syah, 2015). Berikut

penjelasan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi

belajar

1. Faktor Internal

Faktor yang berasal dari dalam diri peserta didik yang

didalamnya terdapat aspek fisiologis dan aspek psikologis.

Page 17: BAB II KERANGKA TEORITIS DAN KERANGKA BERFIKIR A ...repository.unj.ac.id/2534/6/BAB II.pdf · 18 digunakan dan diarahkan untuk mempermudah peserta didik belajar dalam memahami materi

31

a. Aspek Fisiologis

Pada aspek fisiologis terdapat beberapa kondisi jasmani

dan tegangan otot yang menunjukan kesiapan peserta didik

dalam menerima pelajaran kondisi fisik yang menurun seperti

menurunnya tingkat kesehatan mata, telinga ataupun

anggota tubuh lain membuat turunnya tingkat self-esteem

dan self-confidence. Jika tidak ditangani segera tingkat

antusias peserta didik dalam belajar akan menurun dan akan

berakibat rendahnya prestasi belajar atau bisa saja gagal,

padahal kapasistas kognitif normal atau bahkan lebih dari

peserta didik lainnya (Syah, 2015)..

b. Aspek Psikologis

Aspek psikologis merupakan aspek yang berdasarkan

pada psikis atau jiwa individu. Ada banyak faktor yang bisa

mempengaruhi kuantitas dan kualitas peserta didik dalam

pembelajaran dalam faktor psikis, namun yang paling banyak

di bahas pada pembahasan di aspek psikologis adalah

sebagai berikut :

1) Tingkat Intelegensi

Tingkat intelegensi merupakan salah satu yang

mempengaruhi peserta didik dalam menerima proses

Page 18: BAB II KERANGKA TEORITIS DAN KERANGKA BERFIKIR A ...repository.unj.ac.id/2534/6/BAB II.pdf · 18 digunakan dan diarahkan untuk mempermudah peserta didik belajar dalam memahami materi

32

pembelajaran. Tingkat intelegensi yang tinggi dapat

memudahkan peserta didik mudah memahami pelajaran,

dan sebaliknya tingkat intelegensi yang rendah peserta

didik sukar memahami pelajaran (Syah, 2015). Intelegensi

merupakan sebagai sumber potensi belajar yang

mempunyai kemampuan memecahkan masalah berupa

pribadi, akademik, keluarga, sosial maupun ekonomi

(Sriyono & Wahyudin, 2016).

2) Sikap peserta didik

Sikap peserta didik merupakan respon awal

kesiapan peserta didik dalam menerima pelajaran yang

disampaikan oleh guru. Sikap peserta didik positif

memudahkan peserta didik memahami pelajaran.

Sebaliknya sikap peserta didik yang negatif menimbulkan

kesulitan belajar (Syah, 2015). Sikap peserta didik

terhadap belajar dengan melakukan persiapan yang baik,

dapat mengikuti pembelajaran dengan aktif dan mudah

menyerap pelajaran yang disampaikan ketika dalam

proses pembelajaran sehingga mempunyai prestasi belajar

tinggi. Karena tinggi rendahnya prestasi belajar ditentukan

oleh kesiapan yang dimiliki peserta didik dalam proses

pembelajaran (Mulyani, 2013).

Page 19: BAB II KERANGKA TEORITIS DAN KERANGKA BERFIKIR A ...repository.unj.ac.id/2534/6/BAB II.pdf · 18 digunakan dan diarahkan untuk mempermudah peserta didik belajar dalam memahami materi

33

3) Minat

Peserta didik yang mempunyai minat pada suatu

mata pelajaran akan lebih mudah mempelajari mata

pelajaran tertentu. Adanya minat peserta didik terhadap

mata pelajaran di sekolah sangat mempengaruhi sikap dan

prilaku, peserta didik akan berusaha memusatkan

perhatiannya terhadap mata pelajaran. Tetapi jika peserta

didik tidak mempunyai minat, maka tidak antusias

terhadap mata pelajaran, sehingga peserta didik

menampilkan sikap negatif dengan mengabaikan guru

dalam menjelaskan materi pelajaran (Syah, 2015).

Minat dalam proses belajar mengajar merupakan

salah satu faktor yang besar pengaruhnya terhadap

prestasi belajar Jadi minat terhadap sesuatu merupakan

hasil belajar dan menyokong belajar selanjutnya.

Walaupun minat terhadap sesuatu hal tidak merupakan hal

yang hakiki untuk dapat mempelajari hal tersebut. Asumsi

umum menyatakan bahwa minat akan membantu

seseorang mempelajarinya (Rusmiati, 2017)

4) Bakat

Bakat yang dimiliki oleh peserta didik merupakan

kemampuan potensial dalam menerima berbagai

Page 20: BAB II KERANGKA TEORITIS DAN KERANGKA BERFIKIR A ...repository.unj.ac.id/2534/6/BAB II.pdf · 18 digunakan dan diarahkan untuk mempermudah peserta didik belajar dalam memahami materi

34

informasi,pengetahuan,dan keterampilan dengan mudah

dibandingkan peserta didik yang tidak berbakat. Bakat

dengan intelegensi itu mempunyai ciri yang serupa,

sehingga pada umumnya peserta didik yang berintelegensi

sangat cerdas biasa disebut superior, dikatakan bahwa

peserta didik merupakan peserta didik bebakat (Syah,

2015). Pemaksaan kehendak yang tidak sesuai dengan

bakatnya tentu akan berpengaruh terhadap prestasi

(Sobur, 2009).

5) Motivasi

Motivasi merupakan penggerak untuk melakukan

perbuatan yang dilakukan secara terarah dalam

mendapatkan sesuatu. Motivasi dalam perkembangannya

dibedakan menjadi dua macam pertama motivasi intrinsik

dan kedua motivasi ekstrinsik motivasi intrinsik penggerak

untuk melakukan sesuatu berdasarkan dari dalam diri.

Peserta didik yang memiliki motivasi intrinsik mempunyai

dorongan melakukan kegiatan belajar, menyenangi dan

semangat dalam belajar.

Adapun motivasi ektrinsik muncul berdasarkan dari

luar peserta didik yang menggerakan untuk melakukan

kegiatan belajar karena mengharapkan hadiah atau pujian,

Page 21: BAB II KERANGKA TEORITIS DAN KERANGKA BERFIKIR A ...repository.unj.ac.id/2534/6/BAB II.pdf · 18 digunakan dan diarahkan untuk mempermudah peserta didik belajar dalam memahami materi

35

karena melaksanakan perintah orang tua ataupun guru.

(Syah, 2015). Peserta didik yang mempunyai motivasi

mengandalkan usaha dan kemampuan untuk mencapai

tujuan dan bangga dengan keberhasilan yang didapatkan

(Sriyono & Wahyudin, 2016)

2. Faktor Eksternal

Faktor yang berasal dari luar diri peserta didik dalam

mempengaruhi prestasi belajar.seperti halnya faktor internal,

faktor eksternal yang mempengaruhi prestasi belajar juga ada

terdapat dua macam, yakni :

a. Lingkungan Sosial

Peran sosial yang ada di sekitar peserta didik seperti

halnya keluarga, guru, staf administrasi, teman sebaya dapat

mempengaruhi antusias peserta didik untuk belajar (Syah,

2015) Keluarga sebagai unit sosial terkecil sedikit banyaknya

mempengaruhi peserta didik melakukan kegiatan belajar.

Keluarga peserta didik yang sosial ekonomi bawah tidak

menaruh harapan dalam hasil belajar disekolah jika

dibandingkan keluarga sosial menengah. Keluarga kelas

ekonomi menengah mengharapkan pencapaian yang tinggi

terhadap anaknya (Slavin, 2009).

Page 22: BAB II KERANGKA TEORITIS DAN KERANGKA BERFIKIR A ...repository.unj.ac.id/2534/6/BAB II.pdf · 18 digunakan dan diarahkan untuk mempermudah peserta didik belajar dalam memahami materi

36

Begitu juga sekolah tempat tinggal kedua setelah di

rumah bersama keluarga. Sekolah harus mampu melayani

peserta didik yang mengalami kesulitan, tanpa pandang

status ekonomi, karena dalam keluarga sosial ekonomi

rendah rentan terhadap penurunan motivasi, pencapaian dan

kesehatan mental anak (Slavin, 2009). Guru serta tenaga

pendidik yang dijadikan suritauladan kepada peserta didik

dengan menunjukan sikap dan perilaku yang simpatik, empati

kepada peserta didik, sehingga dapat menjadi daya dorong

positif bagi kegiatan belajar peserta didik.

Selanjutnya yaitu teman sebaya peserta didik tidak

bisa dihindarkan untuk melakukan interaksi dengan

lingkungan terutama teman sebaya di sekolah. Selain

sekolah yang mempunyai aturan dan norma yang disepakati

dalam mewujudkan ketertiban. Peserta didik mempunyai

norma dan aturan tersendiri yang lebih spesifik untuk ditaati

oleh anggota kelompok masing-masing (Aunurrahman,

2015).

b. Lingkungan Non Sosial

Lingkungan non sosial merupakan fasilitas-fasilitas

yang mendukung peserta didik dalam proses belajar, yakni

Page 23: BAB II KERANGKA TEORITIS DAN KERANGKA BERFIKIR A ...repository.unj.ac.id/2534/6/BAB II.pdf · 18 digunakan dan diarahkan untuk mempermudah peserta didik belajar dalam memahami materi

37

letak gedung sekolah, tempat tinggal keluarga peserta didik

dan alat-alat belajar (Syah, 2015).

3. Faktor Pendekatan Belajar

Pendekatan belajar dapat dipahami sebagai usaha

peserta didik dalam memahami pelajaran yang disampaikan

oleh guru secara efisien dan efektif dengan menggunakan

strategi-strategi belajar yang sesuai dengan kondisi peserta

didik untuk mencapai prestasi belajar yang maksimal (Syah,

2015). Riset tentang pendekatan belajar atau dikenal dengan

strategi belajar yang efektif masih dalam perdebatan, namun

strategi belajar terbukti senantiasa efektif tergantung pada

persoalan khusus dan pada manfaat strategi yang digunakan

(Slavin, 2009). Ada terdapat 6 strategi atau pendekatan belajar,

berikut penjelasannya.

a. Membuat catatan

Pembuatan catatan bisa efektif untuk jenis bahan

tertentu, karena membuat catatan dapat mengelola gagasan

utama kedalam pikiran. Seeorang membuat catatan yang

efektif ketika dapat memahami gagasan utama dengan kata-

kata yang, karena membuat catatan memerlukan

pemahaman yang tinggi terhadap informasi (Slavin, 2009).

Page 24: BAB II KERANGKA TEORITIS DAN KERANGKA BERFIKIR A ...repository.unj.ac.id/2534/6/BAB II.pdf · 18 digunakan dan diarahkan untuk mempermudah peserta didik belajar dalam memahami materi

38

b. Menggaris bawahi

Penggunaan srategi menggaris bawahi digunakan

secara luas bagi peserta didik dalam melakukan strategi atau

pendekatan belajar. Peserta didik dapat menggaris bawahi

informasi yang terpenting dari informasi pembelajaran yang

dilakukan oleh guru. Namun penggunaan pendekatan

menggaris bawahi pada umumnya sedikit mempunyai

manfaat karena peserta didik kurang bisa menentukan

kalimat yang penting dan malah menggaris bawahi terlalu

banyak, untuk menentukan menggaris bawahi memerlukan

tingkat pengolahan yang lebih tinggi (Slavin, 2009).

c. Merangkum

Merangkum melibatkan penulisan kalimat singkat yang

mewakili gagasan utama informasi yang sedang dibaca.

Salah satu cara yang efektif digunakan yakni dengan peserta

didik membaca satu alinea terlebih dahulu baru menuliskan

rangkuman (Slavin, 2009).

d. Menulis untuk belajar

Makin banyak bukti yang meminta peserta didik

menjelaskan secara tertulis isi yang dipelajari akan terbantu

memahami dan mengingatnya. Pada hasil riset menyatakan

bahwa dengan melakukan penulisan secara terfokus dalam

Page 25: BAB II KERANGKA TEORITIS DAN KERANGKA BERFIKIR A ...repository.unj.ac.id/2534/6/BAB II.pdf · 18 digunakan dan diarahkan untuk mempermudah peserta didik belajar dalam memahami materi

39

menjelaskan pelajaran melalui menulis dapat membantu

memahami isi pelajaran yang dituliskan (Slavin, 2009).

e. Membuat garis besar dan memetakan

Pembuatan garis besar menyajikan butir-butir utama

bahan pelajaran kedalam format hirarki dengan penjelasan-

penjelasan kategori yang lebih tinggi. Pemetaan peserta didik

mengidentifikasi gagasan utama dan membuat diagram yang

menghubungkannya (Slavin, 2009).

f. Metode PQ4R

Salah satu teknik yang paling terkenal untuk

membantu peserta didik memahami dan mengingat apa yang

mereka baca yakni PQ4R di dasarkan pada versi

sebelumnya SQ3R. PQ4R akronim dari Preview (lihat

sekilas), question (Tanyakan), read (baca), reflect

(renungkan), recite (ungkapan kembali) dan review (kaji

ulang). Penggunaan PQ4R peserta didik terfokus pada

pengorganisasian informasi yang bermakna dan melibatkan

mereka secara efektif (Slavin, 2009).

Page 26: BAB II KERANGKA TEORITIS DAN KERANGKA BERFIKIR A ...repository.unj.ac.id/2534/6/BAB II.pdf · 18 digunakan dan diarahkan untuk mempermudah peserta didik belajar dalam memahami materi

40

5. Bimbingan Klasikal

Layanan bimbingan klasikal adalah salah satu pelayanan dasar

bimbingan yang dirancang menuntut konselor untuk melakukan kontak

langsung dengan para peserta didik secara terjadwal, berupa kegiatan

diskusi kelas, tanya jawab, dan praktik langsung yang dapat membuat

siswa aktif dan kreatif dalam mengikuti kegiatan yang diberikan

(Direktorat Jendral Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga

Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional,2007) mendefinisikan

bahwa. Sependapat pula dengan Gazda menjelaskan bahwa

bimbingan klasikal merupakan layanan bantuan bagi peserta didik

melalui kegiatan secara klasikal yang disajikan secara

sistematis(Rosidah, 2017). Menurut Makrifah (2014) bimbingan

klasikal merupakan suatu layanan bimbingan dan konseling yang

diberikan kepada peserta didik oleh guru bimbingan dan konseling

Guru BK/konselor kepada sejumlah peserta didik dalam satuan kelas

yang di laksanakan di dalam kelas. Pendapat diatas di dukung oleh

Andriati yang mengemukakan bahwa bimbingan klasikal adalah suatu

pelayanan dasar bimbingan yang dirancang, menurut konselor untuk

melakukan kontak langsung dengan para peserta didik di kelas secara

terjadwal (Andriati,2015).

Menurut Winkel dan Hastuti bimbingan klasikal merupakan

bimbingan yang berorientasi pada kelompok siswa dalam jumlah yang

Page 27: BAB II KERANGKA TEORITIS DAN KERANGKA BERFIKIR A ...repository.unj.ac.id/2534/6/BAB II.pdf · 18 digunakan dan diarahkan untuk mempermudah peserta didik belajar dalam memahami materi

41

cukup besar antara tiga puluh sampai empat puluh orang peserta didik

(sekelas) (Ningsih dan Widiharto, 2014). Kemudian pendapat dari

Geltner dan Clark mengemukakan bimbingan klasikal (classroom

guidance) merupakan bagian yang penting diberikan dalam kurikulum

bimbingan, yaitu sekitar 25% sampai dengan 35%(Farozin, 2012).

Layanan bimbingan klasikal merupakan cara yang paling efektif dalam

mengidentifikasi siswa yang membutuhkan perhatian ekstra. Strategi

bimbingan klasikal merupakan layanan yang berfungsi sebagai

pencegahan, pemahaman, pemeliharaan dan pengembangan sebagai

upaya yanng secara spesifik yang diarahkan pada proses yang

proaktif.

Dalam rangka membantu peserta didik mengembangkan

potensinya secara optimal. Bimbingan klasikal dapat membantu

peserta didik dalam menyesuaikan diri, mengambil keputusan untuk

hidupnya sendiri, mampu beradaptasi dalam kelompoknya, mampu

meningkatkan harga diri, konsep diri, dan mampu menerima support

dan memberikan support pada temannya. Hal tersebut sesuai dengan

tujuan dari bimbingan klasikal yang dijelaskan oleh Nurihsan dalam

Rosidah (2017) bahwa bimbingan klasikal mempunyai tujuan sebagai

berikut (a) merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan

karier kehidupannya dimasa yang akan datang, (b) mengembangkan

seluruh potensi yang dimilikinya secara optimal, dan menemukan

Page 28: BAB II KERANGKA TEORITIS DAN KERANGKA BERFIKIR A ...repository.unj.ac.id/2534/6/BAB II.pdf · 18 digunakan dan diarahkan untuk mempermudah peserta didik belajar dalam memahami materi

42

konsep diri yang dimilikinya, (c) dapat menyesuaikan diri dengan

lingkungan pendidikan dan lingkungan masyarakat dengan baik, serta

mempunyai hubungan pertemanan yang baik, dan Makrifah (2014)

layanan bimbingan klasikal memiliki tujuan untuk meluncurkan

aktivitas-aktivitas pelayanan yang mengembangakan potensi siswa

atau mencapai tugas-tugas perkembangannya sehingga dapat

mencapai tujuan pendidikan.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa

bimbingan klasikal merupakan layanan yang diberikan oleh Guru BK

untuk membantu peserta didik dalam mengembangkan potensi yang

dimilikinya secara optimal dan dilakukan secara kontak langsung di

dalam kelas dengan waktu yang telah terjadwal.

B. Hakekat Model ADDIE

ADDIE merupakan singkatan dari Analyze, Design, Develop,

Implement dan Evaluation. Konsep ADDIE diterapkan untuk membuat

sebuah pengembangan produk pembelajaran berbasis performa, filosofi

pendidikan untuk penerapan ADDIE adalah pembelajaran yang sengaja

berpusat pada peserta didik, inovatif, otentik dan inspirasional. Model

ADDIE dapat digunakan untuk berbagai macam bentuk pengembangan

produk seperti model, strategi pembelajaran, metode pembelajaran,

media dan bahan ajar (Branch, 2009).

Page 29: BAB II KERANGKA TEORITIS DAN KERANGKA BERFIKIR A ...repository.unj.ac.id/2534/6/BAB II.pdf · 18 digunakan dan diarahkan untuk mempermudah peserta didik belajar dalam memahami materi

43

Tahapan-tahapan yang terdapat dalam model pengembangan

ADDIE adalah sebagai berikut (Branch, 2009)

1. Analisis

Tahap analisis merupakan suatu proses menganalisis

kebutuhan dilakukan untuk menentukan target dengan membedakan

yang sudah diketahui maupun yang perlu diketahui oleh peserta didik

(Peterson, 2003), yakni peneliti melakukan identifikasi kemungkinan

adanya kesenjangan antara fakta dan seharusnya dengan melakukan

analisis kebutuhan, mengidentifikasi kebutuhan (masalah), dan

melakukan analisis tugas (Branch, 2009). Langkah-langkah dalam

melakukan analisis yaitu:

a. Melakukan

Melakukan validasi kesenjangan kinerja untuk mengetahui

peserta didik yang sudah memiliki keterampilan atau yang belum

memiliki keterampilan.

b. Merumuskan

Pengembangan produk dalam merumuskan tujuan

instruksional yakni menggambarkan tugas-tugas yang peserta didik

capai setelah selesai pembelajaran.

c. Mengidentifikasi karakteristik yang dimiliki peseta didik

Mengumpulkan data yang membantu peneliti dalam

mengkonfirmasikan anggota peserta didik yang dituju. Data yang

Page 30: BAB II KERANGKA TEORITIS DAN KERANGKA BERFIKIR A ...repository.unj.ac.id/2534/6/BAB II.pdf · 18 digunakan dan diarahkan untuk mempermudah peserta didik belajar dalam memahami materi

44

peneliti kumpulkan akan berdampak keputusan seluruh proses

pengembangan

d. Mengidentifikasi sumber-sumber yang dibutuhkan dalam

pengembangan produk

Semua jenis sumber daya yang akan dibutuhkan untuk

menyelesaikan seluruh proses ADDIE yakni Sumber konten,

Sumber Daya teknologi, Fasilitas instruksional, dan sumber daya

manusia

e. Menentukan strategi-strategi pembelajaran yang tepat

Pemilihan sistem pengiriman harus tergantung pada

seberapa baik alternatif berkontribusi terhadap pencapaian hasil

pelatihan yang diinginkan. Setiap opsi pengiriman

direkomendasikan harus mencakup perkiraan biaya potensial yang

terlibat. Fungsi perkiraan biaya yang dihitung untuk masing-masing

fase ADDIE karena setiap tahap proses ADDIE yang dilakukan

secara sistematis untuk mengatasi masalah proses pengembangan

media.

f. Menyusun rencana-rencana pengelolaan program

Menyusun rencana pengolahan proyek atau program adalah

usaha sementara yang dilakukan untuk mencapai suatu produk atau

jasa yang unik dengan mempertimbangkan anggota tim desain,

kendala yang dihadapi selama pengembangan media, penjadwalan

Page 31: BAB II KERANGKA TEORITIS DAN KERANGKA BERFIKIR A ...repository.unj.ac.id/2534/6/BAB II.pdf · 18 digunakan dan diarahkan untuk mempermudah peserta didik belajar dalam memahami materi

45

penyelesaian waktu dalam suatu program pengembangan, laporan

akhir menentukan kemungkinan pengembangan program berhasil

atau gagal (Branch, 2009).

2. Desain

Pada tahapan design dikenal dengan istilah membuat

rancangan (blue print). Tahap design mempunyai tujuan untuk

melakukan verivikasi kinerja yang akan dicapai dan metode tes yang

dipilih sesuai (Branch, 2009). Langkah-langkah yang dilakukan pada

tahapan ini yaitu:

a. Menyusun daftar tugas-tugas

Menyusun daftar tugas yang akan dilakukan dalam

pengembangan produk dengan mengatur konten sehingga peserta

didik dapat membangun pengetahuan dan keterampilan yang

diperlukan untuk mencapai tujuan instruksional.

b. Menyusun tujuan dari kinerja yang dilakukan

Menyusun tujuan kinerja yang dilakukan harus ada berupa

kesesuaian antara tujuan kinerja dengan tujuan instruksional.

Tujuan kinerja mengharapkan tertentu.

c. Menyusun strategi tes yang akan di lakukan

Pemberian tes untuk pelajar untuk mencapai tugas

kinerjatentang seberapa baik instruksi yang memfasilitasi tujuan dan

sasaran; (d) menghitung/memperkirakan biaya yang akan

Page 32: BAB II KERANGKA TEORITIS DAN KERANGKA BERFIKIR A ...repository.unj.ac.id/2534/6/BAB II.pdf · 18 digunakan dan diarahkan untuk mempermudah peserta didik belajar dalam memahami materi

46

dikeluarkan dalam mengembangkan produk, menentukan dan

memperkirakan biaya pengembangan yang sebenarnya pada

setiap tahap (Branch, 2009).

3. Pengembangan

Tahap pengembangan segala sesuatu yang dibutuhkan

semua harus dipersiapkan. Prosedur yang dilalui diantaranya,

menghasilkan konten, memilih media pendukung yang sudah ada atau

mengembangkan media pendukung sesuai dengan produk yang

diinginkan. Salah satu yang menjadi langkah terpenting pada tahap

pengembangan adalah uji coba. (Branch, 2009). Langkah-langkah

yang dilakukan pada tahap pengembangan:

a. Pengembangan konten memperhatikan informasi yang ingin

ditampilkan untuk meningkatkan pembelajaran.

b. Media yang mendukung

Media yang sudah ada sehingga dapat dipakai untuk

mendukung pengembangan media yang dilakukan peneliti.

c. Mengembangkan pedoman untuk pengguna

Mengembangkan pedoman bagi pengguna agar

menggunakan media yang akan dikembangkan dapat memahami

dari tujuan yang hendak dikembangkan.

4. Implementasi

Page 33: BAB II KERANGKA TEORITIS DAN KERANGKA BERFIKIR A ...repository.unj.ac.id/2534/6/BAB II.pdf · 18 digunakan dan diarahkan untuk mempermudah peserta didik belajar dalam memahami materi

47

Pada tahapan implementasi produk yang telah dibuat siap

untuk digunakan oleh peserta didik. Selama implementasi, produk

yang telah dikembangkan diterapkan pada kondisi yang sebenarnya

(Branch, 2009). Peran instruktur/ desainer meningkat lebih intensif.

Dalam rangka menyampaikan produk dengan secara efektif (Peterson,

2003).

5. Evaluasi

Evaluasi adalah proses untuk melihat apakah sistem

pembelajaran yang sedang dibangun berhasil, sesuai dengan harapan

awal atau tidak. Menilai kualitas dan proses pengembangan produk.

Tujuan tahapan evaluasi yakni mengukur kualitas produk yang telah

dikembangkan dan proses sebelum dan sesudah pelaksanaan

kegiatan.

Selama tahap evaluasi, perancang harus menentukan apakah

masalah telah terpecahkan (relevan terhadap program pelatihan), jika

tujuan telah dipenuhi, dampak dari produk atau pengajaran, dan

perubahan yang diperlukan dalam penyampaian program atau

pengajaran di masa yang akan datang. Tahap penilaian seringkali

diabaikan karena terkendala faktor waktu atau faktor-faktor ekonomi

(Peterson, 2003).

Page 34: BAB II KERANGKA TEORITIS DAN KERANGKA BERFIKIR A ...repository.unj.ac.id/2534/6/BAB II.pdf · 18 digunakan dan diarahkan untuk mempermudah peserta didik belajar dalam memahami materi

48

C. Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian pertama yang dilakukan oleh ilham Mursyadat tahun

2015 pengembangan media VideoScribe pada mata pelajaran sosiologi

kelas X MAN Bangil dapat meningkatkan hasil belajar siswa, melalui media

videoscribe siswa terbantu untuk memahami materi yang diberikan,dan

menarik perhatian siswa, hal tersebut dibuktikan dengan penilaian

tangapan dari masing-masing ahli, diantaranya tanggapan ahli materi/isi

pelajaran sosiologi terhadap hasil pengembangan media ajar interaktif

yang mendapatkan nilai sangat baik, mencapai 88% (sangat baik),

sedangkan penilaian dari ahli desain media pembelajaran interaktif sangat

baik, mencapai 88% (sangat baik). Maka pengembangan media

videoscribe layak digunakan sebagai media pembelajaran, karena dapat

meningkatkan hasil belajar siswa kelas X pada mata pelajaran sosiologi

(Mursyadat, 2015).

Penelitian yang kedua dilakukan oleh Nurjanah dkk

mengembangkan media animasi dengan software VideoScribe tentang

materi minyak bumi kelas X IPA MAN Darussalam, dapat disimpulkan

bahwa media pembelajaran berbasis VideoScribe layak digunakan

sebagai media pembelajaran, dengan persentase hasil dari dua uji ahli

yakni ahli materi maupun ahli media menyatakan rata-rata untuk aspek isi

materi sebesar 70%, kelayakan penyajian media sebesar 65%,

Page 35: BAB II KERANGKA TEORITIS DAN KERANGKA BERFIKIR A ...repository.unj.ac.id/2534/6/BAB II.pdf · 18 digunakan dan diarahkan untuk mempermudah peserta didik belajar dalam memahami materi

49

kelayakan audio visual media adalah 60% dan fungsi media 75 %. Serta

persentase tanggapan peserta didik guru terhadap media VideoScribe

sebesar 86,8% dan 95% termasuk pada kategori sangat baik untuk

digunakan sebagai media pembelajaran (Nurjanah, Nazar, & Rusman ,

2011).

Penelitian yang ke tiga dilakukan oleh Dellyardianzah dengan

pengembangan media pembelajaran menggunakan sparkol VideoScribe

dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran

ekonomi SMAN 10 Pontianak. Berdasarkan hasil penggunaan media

pembelajaran menggunakan sparkol VideoScribe dalam pembelajaran

Ekonomi. Peserta didik setelah diberikan perlakuan pada kelas

eksperimen dan kelas kontrol peserta didik diberikan post-test yang

dimaksud untuk mengetahui hasil belajar ekonomi peserta didik. Pada

kelas eksperimen dilihat dari rata-rata hasil belajar siswa dan ketuntasan

belajar, pada kelas ekperimen (61%) lebih tinggi dari pada kelas kontrol

(39%). Hal ini disebabkan oleh media pembelajaran berbasis video scribe

lebih menarik bagi siswa dengan tampilan-tampilan yang ada di dalam

videoscribe berupa gambar animasi, musik latar, karena siswa terlibat

aktif didalam pembelajaran sehingga siswa tidak bosan dan antusias dari

pada pembelajaran dengan metode ceramah pada kelas kontrol

(Dellyardianzah, 2017).

Page 36: BAB II KERANGKA TEORITIS DAN KERANGKA BERFIKIR A ...repository.unj.ac.id/2534/6/BAB II.pdf · 18 digunakan dan diarahkan untuk mempermudah peserta didik belajar dalam memahami materi

50

D. Kerangka Berfikir

Fase Remaja merupakan saat ideal dalam menerima proses

pembelajaran karena menurut piaget fase remaja masuk kedalam tahap

formal operasional remaja memiliki kemampuan berfikir secara abstrak

dan logis. Peserta didik dengan kemampuan tersebut dapat

menghubungkan informasi yang diperoleh dengan membuat ide dan

memecahkan masalah yang ada pada dirinya serta menganalisis proses

belajar yang diberikan kepada guru karena kapasitas untuk memperoleh

dan menggunakan pengetahuan secara efisien untuk mencapai prestasi

belajar.

Proses pertumbuhan otak mencapai kesempurnaan, sistem saraf

yang berfungsi memperoses informasi berkembang dengan cepat. Selain

itu remaja menganggap bahwa prestasi merupakan bagian yang sangat

penting bagi dirinya. Berdasarkan studi pendahuluan tentang faktor-faktor

yang mempengaruhi prestasi belajar yang dilakukan di SMA NegerI 95

Jakarta kelas X dengan menggunakan angket disebarkan kepada 179

responden, menyatakan bahwa sebanyak 81 peserta didik (45%) yang

berarti hampir setengahnya peserta didik menjawab guru BK sudah

pernah menjelaskan materi terkait prestasi belajar.

Serta 43 peserta didik (24%) yang berarti hanya sebagian kecil

peserta didik mengetahui tiga faktor yang mempengaruhi prestasi belajar,

40 peserta didik (22%) yang berarti hanya sebagian kecil peserta didik

Page 37: BAB II KERANGKA TEORITIS DAN KERANGKA BERFIKIR A ...repository.unj.ac.id/2534/6/BAB II.pdf · 18 digunakan dan diarahkan untuk mempermudah peserta didik belajar dalam memahami materi

51

mengetahui contoh-contoh dari faktor-faktor yang mempengaruhi peserta

didik, ada 60 peserta didik (34%) yang berarti hampir setengah peserta

didik yang mengetahui manfaat dari mempelajari faktor-faktor yang

mempengaruhi prestasi belajar.

Ada 76 peserta didik (42%) yang berarti hampir setengahnya

peserta didik sadar terhadap tugas yang telah diberikan oleh guru, 58

peserta didik (32%) yang berarti hampir setengahnya peserta didik

memiliki motivasi untuk mencapai prestasi belajar. Hasil tersebut

menggambarkan bahwa peserta didik kelas X di SMA Negeri 95 Jakarta

masih rendah dalam melakukan usaha-usaha belajar untuk mencapai

prestasi belajar.

Selanjutnya dalam tes objektif oleh terkait pengetahuan peserta

didik dalam mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

peserta didik kelas X dengan 179 responden didapatkan hasil bahwa nilai

rata-rata peserta didik dalam menjawab soal 36 butir pertanyaan yaitu

dengan rata-rata nilai 6, rinciannya sebagai berikut: aspek fisiologis

dengan persentase sebesar 47% yang berarti hampir setengahnya

sebagian besar peserta didik menguasai materi tentang aspek fisiologis.

Kemudian pada aspek psikologis diperoleh persentase sebesar 50%

yang berarti setengahnya peserta didik menguasai materi tentang aspek

psikologis . Dari hasil perolehan persentase kedua aspek tersebut maka

diperoleh rata-rata sebesar 49% yang berarti hampir setengahnya

Page 38: BAB II KERANGKA TEORITIS DAN KERANGKA BERFIKIR A ...repository.unj.ac.id/2534/6/BAB II.pdf · 18 digunakan dan diarahkan untuk mempermudah peserta didik belajar dalam memahami materi

52

peserta didik mengetahui faktor-faktor internal yang mempengaruhi

prestasi belajar.

Selanjutnya pada aspek lingkungan sosial dengan persentase

sebesar 68% yang berarti sebagian besar peserta didik menguasai materi

tentang aspek lingkungan sosial, kemudian pada aspek lingkungan non

sosial diperoleh persentase sebesar 53% yang berarti sebagian besar

peserta didik menguasai materi tentang aspek lingkungan non sosial.

Dari hasil perolehan persentase kedua aspek tersebut maka diperoleh

rata-rata 61% yang berarti sebagian besar peserta didik mengetahui

materi faktor eksternal yang mempengaruhi prestasi belajar.

Sementara data yang dihasilkan pada aspek strategi belajar yang

didapatkan dari peserta didik dengan persentase 42%, yang berarti

sebagian besar peserta didik mengetahui materi strategi belajar,

sehingga faktor pendekatan belajar juga mendapatkan nilai 42% yang

berarti hampir setengahnya peserta didik mengetahui materi faktor

pendekatan belajar yang berarti masih banyak peserta didik kelas X di

SMAN 95 Jakarta yang belum mengetahui pengetahun tentang faktor-

faktor yang mempengaruhi peserta didik.

Hasil data tersebut menggambarkan bahwa sebagian besar

peserta didik masih belum mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi

prestasi belajar. Sehingga peserta didik memerlukan informasi lebih lanjut

tentang faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar.

Page 39: BAB II KERANGKA TEORITIS DAN KERANGKA BERFIKIR A ...repository.unj.ac.id/2534/6/BAB II.pdf · 18 digunakan dan diarahkan untuk mempermudah peserta didik belajar dalam memahami materi

53

Melihat hasil studi pendahuluan, maka guru bimbingan dan

konseling berperan penting untuk memberikan layanan bimbingan

klasikal kepada peserta didik tentang faktor-faktor-faktor yang

mempengaruhi prestasi belajar. Metode dan media yang digunakan guru

bimbingan dan konseling dituntut mampu melibatkan peserta didik secara

aktif dan mudah paham terkait materi yang disampaikan.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan dengan menggunakan

angket tentang penggunaan media dalam layanan klasikal, dari 179

responden sebanyak 150 peserta didik (84%) menyatakan bahwa guru

BK di sekolah lebih banyak menggunakan metode ceramah dan tidak

menggunakan media dibandingkan menggunakan media. Media yang

pernah digunakan oleh guru BK dalam menyampaikan materi hanya

powerpoint. Hal tersebut mempengaruhi sebanyak 38 peserta didik (21%)

yang berarti sebagian kecil peserta didik menyatakan bahwa guru BK

menggunakan media pembelajaran yang menarik, media PowerPoint

yang digunakan oleh guru BK saat menyampaikan materi hanya 39

peserta didik (22%) yang berarti hanya sebagian kecil peserta didik

mengerti materi yang dijelaskan dengan mudah. Serta sebanyak 39

(22%) yang berarti sebagian kecil peserta didik menyatakan bahwa

media pembelajaran yang digunakan oleh guru BK dapat memberikan

informasi dengan jelas, dan ada 69 peserta didik (39%) yang berarti

hampir setengahnya peserta didik menganggap bahwa guru BK

Page 40: BAB II KERANGKA TEORITIS DAN KERANGKA BERFIKIR A ...repository.unj.ac.id/2534/6/BAB II.pdf · 18 digunakan dan diarahkan untuk mempermudah peserta didik belajar dalam memahami materi

54

mempunyai kemampuan mengoprasikan media pembelajaran, dan ada

169 peserta didik (89%) yang berarti hampir seluruhnya guru BK perlu

mengembangkan media pembelajaran.

Peneliti mencoba mengembangkan media yang cocok digunakan

dalam membantu peserta didik memahami materi faktor-faktor yang

mempengaruhi prestasi belajar melalui media pembelajaran dengan jenis

media pembelajaran audio visual. Media pembelajaran audio visual

dikembangkan dengan maksud membantu guru dalam melakukan proses

pembelajaran kepada peserta didik Terbukti media audio visual atau

biasa disebut video memiliki kemampuan yang efektif dengan persentese

sebesar 70% mampu menyampaikan informasi, hiburan dan pendidikan

dalam mencapai kompetensi pembelajaran.

Media VideoScribe merupakan media pembelajaran audio visual

Media VideoScribe adalah Aplikasi yang direlease pada tahun 2012 oleh

perusahaan Sparkol yang berlokasi di Inggris aplikasi yang dibuat untuk

memudahkan pengguna dalam mendesain video animasi, dengan

memadukan gambar, suara, dan desain yang menarik agar mampu

menyajikan konten pembelajaran, pada aplikasi ini pengguna mampu

mempersingkat konsep yang awalnya panjang menjadi sangat ringkas

hanya dengan simbol-simbol gambar yang langsung mengarah inti dari

yang ingin disampaikan dengan hanya sedikit kata-kata atau teks

Page 41: BAB II KERANGKA TEORITIS DAN KERANGKA BERFIKIR A ...repository.unj.ac.id/2534/6/BAB II.pdf · 18 digunakan dan diarahkan untuk mempermudah peserta didik belajar dalam memahami materi

55

• Fase Remaja merupakan saat ideal dalam menerima proses pembelajaran karena menurut piaget fase remaja masuk kedalam tahap formal operasional remaja memiliki kemampuan berfikir secara abstrak dan logis

.

Pengembangan media pembelajaran videoscribe tentang faktor-

faktor yang mempengaruhi prestasi belajar menggunakan model ADDIE

yang merupakan singkatan dari Analyze, Design, Development,

Implementation dan Evaluation.

Bagan 2.1 Kerangka Berpikir

sebanyak 81 peserta didik (45%) yang berarti hampir setengahnya peserta didik menjawab guru BK sudah pernah menjelaskan materi terkait prestasi belajar, serta 43 peserta didik (24%) yang berarti hanya sebagian kecil peserta didik mengetahui tiga faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, 40 peserta didik (22%) yang berarti hanya sebagian kecil peserta didik mengetahui contoh-contoh dari faktor-faktor yang mempengaruhi peserta didik, ada 60 peserta didik (34%) yang berarti hampir setengah peserta didik yang mengetahui manfaat dari mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar. Ada 76 peserta didik (42%) yang berarti hampir setengahnya peserta didik sadar terhadap tugas yang telah diberikan oleh guru, 58 peserta didik (32%) yang berarti hampir setengahnya peserta didik memiliki motivasi untuk mencapai prestasi belajar. Hasil tersebut menggambarkan bahwa peserta didik kelas X di SMA Negeri 95 Jakarta masih rendah dalam melakukan usaha-usaha belajar untuk mencapai prestasi belajar

Page 42: BAB II KERANGKA TEORITIS DAN KERANGKA BERFIKIR A ...repository.unj.ac.id/2534/6/BAB II.pdf · 18 digunakan dan diarahkan untuk mempermudah peserta didik belajar dalam memahami materi

56

Pengembangan media pembelajaran tentang faktor-faktor yang

mempengaruhi prestasi belajar untuk peserta didik kelas X di SMA N 95

Jakarta menggunakan jenis model pengembangan ADDIE.

Selanjutnya dalam tes objektif oleh terkait pengetahuan peserta didik dalam mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar peserta didik kelas X dengan 179 responden didapatkan hasil bahwa nilai rata-rata peserta didik dalam menjawab soal dengan 34 butir

pertanyaan yaitu rinciannya sebagai berikut: aspek fisiologis dengan persentase sebesar 47%, Kemudian pada aspek psikologis diperoleh persentase sebesar 50%, Dari hasil perolehan persentase kedua aspek tersebut maka diperoleh rata-rata faktor internal sebesar 49%. Selanjutnya pada aspek lingkungan sosial dengan persentase sebesar 68%, kemudian pada aspek lingkungan non sosial diperoleh persentase sebesar 53%, Dari hasil perolehan persentase kedua aspek tersebut maka diperoleh rata-rata faktor eksternal sebesar 61%. Sementara data yang dihasilkan pada aspek strategi belajar yang didapatkan dari peserta didik dengan persentase 42%, yang berarti sebagian besar peserta didik mengetahui materi strategi belajar yang berarti

masih banyak peserta didik kelas X di SMAN 95 Jakarta yang belum mengetahui pengetahun tentang faktor-faktor yang mempengaruhi peserta didik

Adanya isu prestasi belajar yang rendah mengharuskan guru BK untuk memberikan informasi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, menggunakan media dan metode yang menarik dan mudah dipahami.

Page 43: BAB II KERANGKA TEORITIS DAN KERANGKA BERFIKIR A ...repository.unj.ac.id/2534/6/BAB II.pdf · 18 digunakan dan diarahkan untuk mempermudah peserta didik belajar dalam memahami materi

57

38 peserta didik (21%) yang berarti sebagian kecil peserta didik menyatakan bahwa guru BK menggunakan media pembelajaran yang menarik, media PowerPoint yang digunakan oleh guru BK saat menyampaikan materi hanya 39 peserta didik (22%) yang berarti hanya sebagian kecil peserta didik mengerti materi yang dijelaskan dengan mudah. Serta sebanyak 39 (22%) yang berarti sebagian kecil peserta didik menyatakan bahwa media pembelajaran yang digunakan oleh guru BK dapat memberikan informasi dengan jelas, dan ada 69 peserta didik (39%) yang berarti hampir setengahnya peserta didik menganggap bahwa guru BK mempunyai kemampuan mengoprasikan media pembelajaran, dan ada 169 peserta didik (89%) yang berarti hampir seluruhnya guru BK perlu mengembangkan media pembelajaran. sebanyak 83 (46%) yang berarti hampir setengahnya peserta didik sudah mengetahui videoscribe dan 143 (80%) yang berarti hampir seluruhnya peserta didik tertarik dengan media videoscribe, sebanyak 137 (77%) hampir seluruhnya peserta didik juga merasa lebih bersemangat dan lebih memahami materi faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar.dengan menggunakan videoscribe, dan 142 (79%) yang berarti hampir seluruhnya peserta didik membutuhkan informasi lebih lanjut tentang faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar melalui videoscribe

Media videosribe memberikan manfaat kepada guru untuk membantu

guru menyampaikan materi pelajaran, dan membantu peserta didik

mengerti materi yang disampaikan sehingga media videoscribe dapat

digunakan sebagai media pembelajaran.