bab ii karakteristik asas indemnitas dalam …repository.unair.ac.id/13746/9/9. bab 2.pdf ·...
TRANSCRIPT
BAB II
KARAKTERISTIK ASAS INDEMNITAS DALAM PERJANJIAN
ASURANSI
2.1 Asas – Asas Dalam Perjanjian Asuransi
Dalam asuransi kita mengenal beberapa prinsip atau asas. Asas – asas dalam
asuransi tersebut diciptakan agar lembaga asuransi aman dari tindakan spekulasi
yang dilakukan oleh tertanggung. Asas – asas dalam asuransi adalah:
a. Asas Kepentingan
Pasal 250 KUHD
1. Tertanggung harus mempunyai kepentingan atas barang yang
diasuransikan (obyek asuransi) selama tenggang asuransi.
2. Jika tidak mempunyai kepentingan maka perjanjian asuransi
tidak batal namun pihak penanggung tidak wajib membayar
ganti kerugian.
Kriteria suatu kepentingan itu dikatakan ada pada saat :
1. Segala kepentingan yang dapat dinilai dengan uang
2. Dapat diancam bahaya (resiko)
3. Tidak dikecualikan oleh undang – undang13
13 Pasal 268 Kitab Undang – Undang Hukum Dagang
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi INDIKASI ADANYA PELANGGARAN TERHADAP PRINSIP INDEMNITAS DALAM PERJANJIAN ASURANSI
MUHAMMAD RIZA PRARENDA
b. Asas Indemnitas
Asas ini menyatakan bahwa pembayaran penanggung ke tertanggung
adalah pembayaran ganti rugi sebesar kerugian yang benar – benar
diderita oleh tertanggung sampai batas maksimal jumlah
pertanggungannya.
c. Asas Itikad Baik
Pasal 251 KUHD
1. Setiap keterangan yang diberikan oleh tertanggung harus
benar, jelas dan jujur
2. Bila semua keterangan yang diberikan oleh tertanggung tidak
jelas/ jujur, maka perjanjian asuransi tidak otomatis batal
namun bisa dijadikan alasan bagi penanggung untuk
membatalkan perjanjian asuransi.
d. Asas Subrogasi
Asas ini adalah sebagai konsekuensi logis dari asas indemnitas dan
larangan memperkaya diri. Dan bisa dilaksanakan dalam perjanjian
asuransi berdasarkan undang – undang dan perjanjian.
Asas subrogasi dalam asuransi adalah subrogasi berdasarkan UU, dan
hanya bisa dilaksanakan apabila memenuhi 2 syarat yaitu :
1. Tertanggung disamping mempunyai hak terhadap
penanggung juga mempunyai hak – hak kepada pihak ke 3.
2. Hak – hak tersebut timbul karena terjadinya kerugian.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi INDIKASI ADANYA PELANGGARAN TERHADAP PRINSIP INDEMNITAS DALAM PERJANJIAN ASURANSI
MUHAMMAD RIZA PRARENDA
2.2 Asas Inde mnitas dalam Perjanjian Asuransi
Asuransi dan perjudian atau perjanjian untung – untungan merupakan hal
yang berbeda dimana perjanjian asuransi merupakan wujud pengalihan resiko
yang telah disetujui oleh pihak, dalan perjanjian asuransi memiliki beberapa asas
yang telah disebutkan dalam sub bab sebelumnya, diantaranya adalah asas
indemnintas, dalam tulisan ini akan membahas tentang indemnitas yang menjadi
salah satu asas dalam perjanjian asuransi. Yang dimaksud dengan indemnitas
adalah jumlah ganti rugi sama dengan jumlah kerugian yang diderita. Asas
Indemnitas atau ganti kerugian, si penanggung hanyalah diwajibkan mengganti
kerugian menurut imbangan daripada bagian yang dipertanggungkan.14 Ada pula
yang menerjemahkan asas ini sebagai asas keseimbangan.15 Namun pandangan ini
mendapat kritikan, karena jika indemnitas dianggap sebagai asas keseimbangan
berarti ganti rugi belum tentu seimbang dengan jumlah ganti rugi yang
sesungguhnya yang diderita oleh tertanggung.16 Esensi dari asas ganti kerugian
adalah bahwa tertanggung berhak atas penggantian sebesar kerugian yang
dideritanya, tidak lebih dan tidak kurang.17
Perjanjian asuransi bertujuan untuk mengganti kerugian tertanggung yang
mungkin dideritanya. Tertanggung mempunyai kemungkinan untuk menderita
kerugian dan penanggung bersedia menanggungnya, mengenai peristiwa yang
dipertanggungkan pada umumnya telah diatur dalam polis yakni peristiwa yang
14 Pasal 253 Kitab Undang – Undang Hukum Dagang15 A. Junaedy Gan ie; Hukum Asuransi Indonesia. Sinar Grafika; Jakarta; 2011; hal.208-21116 Sembiring Sentosa; Hukum Asuransi. Nuansa Aulia; Bandung; 2014; hal. 4217 A. Junaedy Gan ie, Op. Cit. , hal. 102
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi INDIKASI ADANYA PELANGGARAN TERHADAP PRINSIP INDEMNITAS DALAM PERJANJIAN ASURANSI
MUHAMMAD RIZA PRARENDA
memberikan kerugian secara finansial dan pihak asuransi sudah bersedia untuk
menanggungnya. Suatu peristiwa akan tidak dijamin oleh polis apabila
penyebabnya termasuk hal – hal yang menjadi pengecualian dalam polis. Asas
indemnitas ini adalah sebagai landasan dasar sebagaimana dimaksud di atas pada
hakikatnya mengandung tiga aspek, yaitu:
1. aspek pertama ialah berhubungan dengan tujuan dari perjanjian,
harus ditujukan kepada ganti kerugian, bahwa pihak tertanggung
karena pembayaran ganti rugi jelas akan menduduki posisi yang
lebih menguntungkan. Jadi bila terdapat klausula yang
bertentangan dengan tujuan ini menyebabkan batalnya perjanjian.
2. aspek kedua ialah berhubungan dengan pelaksanaan perjanjian
asuransi sebagai keseluruhan yang sah. Untuk keseluiruhan atau
sebagian tidak boleh bertentangan dengan aspek pertama.
3. Ganti rugi yang diberikan sesuai dengan jumlah yang rusak/ hilang/
terbakar akibat peristiwa tidak pasti yang terjadi.
Asas - asas ganti kerugian dilaksanakan melalui doktrin hukum dan
ketentuan – ketentuan polis yang dibuat untuk membatasi jumlah yang dapat
diterima oleh tertanggung apabila terjadi klaim.18
Sehingga asas ini menjamin ganti rugi yang wajar dimana tertanggung
hanya diperkenankan untuk memperoleh penggantian atas obyek yang
dipertanggungkan sesuai dengan besarnya kerugian finansial yang benar – benar
18 Ibid, hal. 103
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi INDIKASI ADANYA PELANGGARAN TERHADAP PRINSIP INDEMNITAS DALAM PERJANJIAN ASURANSI
MUHAMMAD RIZA PRARENDA
diderita sebab tertanggung tidak diperkenankan membeli perlindungan asuransi
untuk memperoleh keuntungan.
2.3 Macam Penggolongan Asuransi di Indonesia
Penggolongan Asuransi yang ada di Indonesia terdiri dari beberapa macam
yaitu :
a) Asuransi Sejumlah Uang (sommenverzekering)
Asuransi jumlah adalah suatu perjanjian asuransi yang berisi ketentuan
bahwa penanggung terikat akan melakukun prestasi berupa pembayaran
sejumlah uang yang besarnya sudah ditentukan sebelumnya.
Asuransi Sejumlah Uang terdiri dari
1) Asuransi Jiwa
Asuransi jiwa merupakan jenis usaha asuransi yang memberikan jasa
dalam penanggulangan risiko yang dikaitkan dengan hidup atau
meninggalnya seseorang yang dipertanggungkan.
2) Asuransi Kesehatan
Merupakan varian dari asuransi sejumlah uang, dalam asuransi
kesehatan yang dibayarkan ke rumah sakit sebesar plafon dari asuransi
kesehatan itu sendiri, tergantung dari besar kecilnya premi.
b) Asuransi Kerugian (schadeverzekering)
Asuransi kerugian adalah perjanjian asuransi yang berisikkan ketentuan
bahwa penanggung mengikatkan dirinya untuk melakukan prestasi.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi INDIKASI ADANYA PELANGGARAN TERHADAP PRINSIP INDEMNITAS DALAM PERJANJIAN ASURANSI
MUHAMMAD RIZA PRARENDA
Asuransi ini merupakan jenis asuransi yang memberikan jaminan bagi
berbagai resiko yang mengancam harta benda dan berbagai kepentingan.
c) Asuransi Wajib/ Sosial
Asuransi sosial ini diselenggarakan untuk memberikan jaminan sosial
(social security) kepada masyarakat atau sekelompok masyarakat.
Penyelenggaraan asuransi jiwa didasarkan pada peraturan perundangan -
undangan tersendiri yang bersifat wajib serta didalamya terkandung tujuan
tertentu dari pemerintah untuk memberikan perlindungan bagi masyarakat
atau sebagian anggota masyarakat sehingga sistem ini disebut sebagai
asuransi sosial.
Dari macam penggolongan yang telah disebutkan diatas, asas indemnitas
hanya berlaku dalam asuransi kerugian dan asuransi kesehatan, mengapa
demikian? Karena indemnitas hanya berlaku dalam perjanjian asuransi yang dapat
diberlakukan dalam perjanjian asuransi yang memberikan atau mengenal adanya
ganti kerugian didalamnya, sedangkan dalam asuransi kesehatan merupakan salah
satu varian atau pengembangan dari asuransi sejumlah uang dan asuransi kerugian
yang dimana didalamnya terdapat poin – poin yang mengenai pemberian ganti
kerugian seperti ongkos pelayanan kesehatan yang pencairannya dengan beberapa
opsi seperti yang telah diperjanjikan. Dalam asuransi kesehatan apa yang
dibayarkan perusahaan asuransi sebesar apa yang dikeluarkan atau maksimal
sejumlah plafon yang telah diperjanjikan sebelumnya, pada umumnya semakin
besar premi semakin besar plafon dari asuransi tersebut. Dalam tulisan ini penulis
akan membahas mengenai asuransi kerugian dan asuransi kesehatan yang mana
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi INDIKASI ADANYA PELANGGARAN TERHADAP PRINSIP INDEMNITAS DALAM PERJANJIAN ASURANSI
MUHAMMAD RIZA PRARENDA
keduanya merupakan yang paling berkaitan dan dapat diterapkan adanya
indemnitas dalam pelaksanaannya.
2.3.1 Asuransi Kerugian
Pada asuransi kerugian pihak penanggung mengikatkan dirinya untuk
melakukan prestasi dalam bentuk ganti rugi selama kerugian yang timbul karena
adanya peristiwa tidak pasti yang terjadi. Pada asuransi ini aspek yang paling
utama adalah asas indemnitas yang merupakan aspek terpenting dan merupakan
ciri khas dari asuransi kerugian. Contoh asuransi kerugian adalah asuransi
kebakaran, asuransi pencurian, asuransi pengangkutan laut, darat, udara, asuransi
kendaraan bermotor.
Pihak – pihak yang terlibat dalam perjanjian asuransi yaitu penanggung dan
tertanggung. Tertanggung (verzekerde), (insured) adalah orang atau badan hukum
yang mempertanggungkan barang atau aset dan membayar premi kepada
perusahaan asuransi. Penanggung (verzekeraar), (asurador) adalah perusahaan
asuransi yang menerima pembayaran premi dari tertanggung dan mengganti
kerugian yang diderita tertanggung atas suatu peristiwa tidak pasti.19
Penanggung dan tertanggung adalah pendukung kewajiban dan hak, dimana
penanggung wajib memikul resiko yang dialihkan kepadanya, dan berhak
mendapatkan pembayaran premi, dan tertanggung adalah yang wajib membayar
premi dan berhak memperoleh penggantian apabila timbul kerugian atas harta
miliknya yang diasuransikan karena peristiwa tidak pasti.
19 Zahry Vandawat i Chumaida; Buku Ajar Hukum Asuransi. Faku ltas Hukum; Universitas Airlangga; 2013; hal. 31
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi INDIKASI ADANYA PELANGGARAN TERHADAP PRINSIP INDEMNITAS DALAM PERJANJIAN ASURANSI
MUHAMMAD RIZA PRARENDA
Obyek dalam asuransi utamanya asuransi kerugian adalah hak atau
kepentingan yang melekat pada benda, atau hal lain baik benda berwujud maupun
yang tidak berwujud yang terus berkembang seiring perkembangan zaman dan
merupakan aset penting yang dimiliki oleh tertanggung yang berkaitan dengan
harta dan kekayaan.
Obyek Asuransi Kerugian sendiri adalah kendaraan bermotor, apabila yang
diasuransikan adalah kendaraan bermotor. Rumah dapat pula menjadi obyek
asuransi apabila diasuransikan oleh asuransi kebakaran.
2.3.2 Asuransi Kesehatan
Orang-orang berperilaku penghindar risiko, sangat diperlukan dalam
keberhasilan transaksi asuransi, termasuk asuransi kesehatan. Hal ini terjadi
karena dengan membeli asuransi, seorang tertanggung tidak hanya memperoleh
kepastian berkenaan dengan sakit, tetapi juga memperoleh kepuasan (utilitas)
yang relatif lebih tinggi karena merasa terlindungi. Dalam membicarakan
asuransi, tidak terlepas dari pemeliharaan dan pelayanan kesehatan yang termasuk
ke dalam kelompok pelayanan jasa karena sebagian besar produknya berupa jasa
pelayanan. Ada beberapa ciri khusus yang perlu dipertimbangkan dalam
pemeliharaan dan pelayanan kesehatan antara lain :
1. Sehat dan Pelayanan Kesehatan Sebagai Hak
Kesehatan dan hidup sehat merupakan elemen dasar dalam kehidupan yang harus diupayakan terlepas dari kemampuan seseorang untuk membayarnya.
2. Uncertainty (ketidakpastian)
Adanya ketidakpastian tentang kebutuhan pemeliharaan dan pelayanan kesehatan.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi INDIKASI ADANYA PELANGGARAN TERHADAP PRINSIP INDEMNITAS DALAM PERJANJIAN ASURANSI
MUHAMMAD RIZA PRARENDA
3. Asymetric Information
Keadaan tidak seimbang antara pengetahuan pemberi pelayanan (provider) dengan pengguna jasa pelayanan (klien/pasien) karena pasien ignorance, provider-lah yang menentukan jenis dan volume pelayanan yang perlu dikonsumsi oleh pasien. Keadaan ini akan memicu terjadinya supply induced demand yaitu pemberian pelayanan melebihi kebutuhan pasien sehingga terjadi peningkatan biaya kesehatan.
4. Externality
Pengguna maupun bukan pengguna jasa pemeliharaan dan pelayanan kesehatan langsung dapat menikmati hasilnya, pelayanan yang sifatnya pencegahan umumnya mempunyai eksternalitas yang besar sehingga digolongkan pada komoditi masyarakat atau public goods. Contohnya : Imunisasi.
5. Padat Karya
Banyak sekali jenis tenaga yang memberikan kontribusi dalam pelayanan kesehatan dan bekerja secara tim. Contohnya : tenaga di rumah sakit (lebih dari 60 jenis).
6. Mix-outputs
Keluaran yang dihasilkan merupakan suatu paket pelayanan sebagai kerjasama tim yang sifatnya bervariasi antar individu dan sangat tergantung pada jenis penyakit.
7. Retriksi Berkompetisi
Adanya pembatasan praktek berkompetisi sehingga mekanisme pasar tidak sempurna, misalnya : tidak ada pemberian barang atau banting harga dalam pelayanan kesehatan.20
Subyek asuransi kesehatan merupakan pihak – pihak yang terlibat dalam
perjanjian asuransi yaitu penanggung dan tertanggung. Tertanggung (verzekerde),
(insured) adalah orang atau badan hukum yang mempertanggungkan barang atau
aset dan membayar premi kepada perusahaan asuransi. Penanggung (verzekeraar),
(asurador) adalah perusahaan asuransi yang menerima pembayaran premi dari
20 Wawancara dengan Bapak Aryo Binantoro (Asuransi Jasindo) di Jalan MT Haryono Jakarta Selatan pada 18 November 2014
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi INDIKASI ADANYA PELANGGARAN TERHADAP PRINSIP INDEMNITAS DALAM PERJANJIAN ASURANSI
MUHAMMAD RIZA PRARENDA
tertanggung dan mengganti kerugian yang diderita tertanggung atas suatu
peristiwa tidak pasti.21
Obyek asuransi kesehatan adalah hal yang dipertanggungkan dalam asuransi
ini yaitu kesehatan tertanggung, dimana apabila ada hal – hal mengenai klaim dari
biaya perawatan ataupun biaya memeriksakan diri tertanggung ditanggung oleh
penanggung yang dalam hal ini adalah perusahaan asuransi yang bersangkutan
2.4 Perbedaan Asas Indemnitas dalam Asuransi Kerugian dan Asuransi
Kesehatan
Asas Indemnitas terkandung dalam pasal 252 dan 253 Kitab Undang –
Undang Hukum Dagang. Menurut asas ini yang menjadi dasar penggantian
kerugian dari penanggung pada tertanggung adalah sebesar kerugian yang
dialaminya, dalam artian adalah tertanggung tidak diperkenankan mencari
keuntungan dari ganti rugi yang diberikan oleh pihak penanggung pada
tertanggung. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa asas indemnitas merupakan
asas keseimbangan dimana ganti kerugian yang diperoleh oleh tertanggung
merupakan jumlah yang sepadan dengan yang dialaminya, demikian pula
penanggung hanya dapat memberi ganti kerugian sebesar apa yang dialami
tertanggung.
2.4.1 Asuransi Kerugian
Suatu pertanggungan yang melebihi jumlah harga atau kepentingan yang
sesungguhnya, hanyalah sah sampai jumlah tersebut.
21 Ibid
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi INDIKASI ADANYA PELANGGARAN TERHADAP PRINSIP INDEMNITAS DALAM PERJANJIAN ASURANSI
MUHAMMAD RIZA PRARENDA
Apabila harga penuh sesuatu barang tidak dipergunakan, maka apabila
timbul kerugian, si penanggung hanyalah diwajibkan menggantinya menurut
imbangan daripada yang dipertanggungkan terhadap bagian yang tidak
dipertanggungkan.
Namun demikian bolehlah para pihak memperjanjikan dengan tegas, bahwa
dengan tak mengingat harga lebihnya harga barang yang dipertanggungkan,
kerugian yang menimpa barang itu, akan diganti sepenuhnya sampai jumlah yang
dipertanggungkan.22
Dalam pasal 253 tersebut diatas asuransi kerugian hanya mengganti sebesar
yang diderita oleh tertanggung, jadi apabila si tertanggung mengalami kerugian
sebesar 100 juta dan hal tersebut diperjanjikan dalam asuransi maka si
penanggung hanya berkewajiban memberi ganti rugi kepada tertanggung sebesar
100 juta.
Kecuali dalam hal - hal yang disebutkan dalam ketentuan - ketentuan undang - undang, maka tak bolehlah diadakan suatu pertanggungan kedua, untuk jangka waktu yang sudah dipertanggungkan untuk harganya penuh, dan demikian itu atas ancaman batalnya pertanggungan yang kedua tersebut.23
Dalam pasal 252 KUHD diatas dijelaskan bahwa tidak diperbolehkannya
dilakukan asuransi yang kedua dalam jangka waktu yang telah ditentukan.
Konsekuensinya apabila terjadi asuransi yang kedua sedangkan telah di
adakannya asuransi yang pertama dengan nilai penuh, maka asuransi yang kedua
ini dianggap tidak ada atau batal. Namun dalam keadaannya, asuransi seperti ini
sering dilakukan guna mendapat kepastian akan suatu ganti kerugian, hal ini di
22 Pasal 253 Kitab Undang – Undang Hukum Dagang23 Pasal 252 Kitab Undang – Undang Hukum Dagang
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi INDIKASI ADANYA PELANGGARAN TERHADAP PRINSIP INDEMNITAS DALAM PERJANJIAN ASURANSI
MUHAMMAD RIZA PRARENDA
sebabkan dari berbagai faktor, seperti rasa tidak percaya terhadap penanggung,
rasa kurang puas dengan asuransi yang ada, dan kurang pahamnya tertanggung
dengan aturan undang-undang yang ada. Dengan uraian contoh sebagai berikut :
A mengasuransikan mobil seharga 20jt di Asuransi Jasindo sebesar 4jt, lalu dia
juga mengasuransikannya di Asuransi Sinar Mas sebesar 2jt. Pada suatu hari
terjadi Peristiwa Tidak Pasti yaitu mobil tersebut terserempet bis dan menabrak
pembatas jalan, dengan kondisi demikian kerugian yang dialami sebesar 10jt,
dengan demikian diketahui bahwa tertanggung memakai 2 asuransi yang berbeda/
asuransi berganda. Maka penghitungan kerugian didasarkan pada rumus sebagai
berikut :
GR = P/H x K
Maka ganti rugi dari Asuransi Jasindo adalah sebesar
GR = 4.000.000/20.000.000 x 10.000.000 = 2.000.000
Sedangkan dari Asuransi Sinar Mas sebesar
GR = 2.000.000/20.000.000 x 10.000.000 = 1.000.000
Dengan demikian apabila tertanggung menggunakan asuransi berganda
maka jumlah ganti kerugian yang diperoleh adalah sebesar nilai yang
tercantum diatas.
Inilah pentingnya asas indemnitas dalam asuransi dimana asas tersebut
berfungsi sebagai tolok ukur dalam penggantian dan dalam pembagian
ganti rugi yang akan diberikan pada tertanggung. Hal tersebut
diberlakukan agar tidak terjadi tindakan yang menguntungkan pihak
tertanggung yaitu dimana tertanggung meminta ganti rugi maksimal dari
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi INDIKASI ADANYA PELANGGARAN TERHADAP PRINSIP INDEMNITAS DALAM PERJANJIAN ASURANSI
MUHAMMAD RIZA PRARENDA
jumlah klaim ganti rugi yang bisa dia dapatkan padahal kerugian yang
dialami tidak sebesar itu.
Pasal tersebut memberikan intepretasi apabila benda telah diasuransikan
dengan taksiran yang penuh, maka tiada lagi boleh untuk diasuransikan dengan
ketentuan waktu yang sama dan atas evenemen yang sama. Apabila ditemukan
adanya suatu asuransi yang kedua seperti dalam ketentuan diatas, maka asuransi
yang kedua ini batal. Asuransi kedua yang disebut diatas itulah yang disebut
asuransi berganda atau asuransi rangkap ”double insurance”. Namun yang perlu
digaris bawahi yakni pelarangan tersebut diatas hanya berlaku bagi asuransi yang
bernilai penuh. A contrarionya dapat dikatakan asuransi rangkap dapat dilakukan
apabila benda yang sama telah tidak diasuransikan dengan nilai yang penuh.
Asuransi berganda pada dasarnya tidaklah menjadi masalah, tergantung
klausula apa yang digunakan dalam membuat perjanjian asuransi tadi dan juga
asal ada indemnitas dalam pelaksanaannya yang berfungi untuk mencegah
tertanggung untuk mendapat ganti kerugian melebihi nilai benda sesungguhnya,
sehingga melanggar adanya asas keseimbangan seperti yang dianut dalam
asuransi. Dengan adanya aturan tersebut maka tidak akan ada suatu asuransi
rangkap yang bertujuan untuk memberi keuntungan pada diri sendiri dengan tidak
memperhatikan hak yang melekat padanya, artinya memperkaya diri dengan harta
yang bukan haknya.
Permasalahan yang kemudian muncul yakni bagaimana nantinya
mengetahui adanya suatu asuransi ganda atau tidak, karena hal ini tidaklah mudah
mengetahui bahwa suatu benda telah diasuransikan atau belum. Untuk mengetahui
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi INDIKASI ADANYA PELANGGARAN TERHADAP PRINSIP INDEMNITAS DALAM PERJANJIAN ASURANSI
MUHAMMAD RIZA PRARENDA
hal tersebut hanya bisa dipastikan saat terjadi peristiwa tidak pasti yang
menimbulkan kerugian. Saat evenemen itu terjadi, akan ada klaim yang muncul,
apabila terdapat dua asuransi dalam satu benda, maka akan ada klaim juga yang
muncul setelah evenemen itu muncul.
Selanjutnya adalah bagaimana menentukan klaim yang sah sebagai dasar
dimintainya ganti rugi dari pihak penanggung, hal ini mengingat bisa saja kedua
pihak asuransi tersebut diminta memberi ganti rugi oleh teranggung, maka untuk
menghindari hal tersebut sesuai dengan pasal 252 Kitab Undang – Undang
Hukum Dagang bahwa asuransi pertama dengan nilai penuhlah yang berhak
memberi saat dimintai ganti rugi sedangkan asuransi kedua dinyatakan tidak sah
dan tidak dapat dimintai ganti kerugian.
Dalam hal apabila terjadi suatu sengketa asuransi dimana terdapat data yang
sama mengenai waktu yang tertera dalam suatu polis asuransi sehingga
mengakibatkan sulitnya hal penentuan penanggung yang harus mengganti
kerugian, maka merupakan kewajiban dari tertanggunglah untuk membuktikan
asuransi yang mana yang lebih dahulu dilakukan sehingga dengan jelasnya
kronologis, maka jelas pula siapa yang wajib membayar ganti kerugian. Karena
dalam hal ini tidaklah mungkin kedua penganggung membayar ganti kerugian
pada pihak tertanggung. Dan dalam hal batalnya asuransi yang kedua, tertanggung
tidak berhak meminta ganti premi yang telah ia bayarkan sebelumnya.
Namun dalam pasal 277 KUHD membahas mengenai pengecualian
pelarangan asuransi berganda yang menentukan bahwa :
a. Apabila berbagai pertanggungan dengan itikad baik, telah diadakan mengenai satu – satunya barang, sedangkan dalam pertanggungan yang
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi INDIKASI ADANYA PELANGGARAN TERHADAP PRINSIP INDEMNITAS DALAM PERJANJIAN ASURANSI
MUHAMMAD RIZA PRARENDA
pertama harga sepenuhnya telah dipertanggungkan maka hanya pertanggungan pertama yang mengikat, sedangkan para penanggung berikutnya dibebaskan dari penggantian kerugian yang diderita oleh tertanggung.b. Apabila dalam pertanggungan pertama itu tidak dipertanggungkan harga sepenuhnya, maka para penanggung yang lain bertanggung jawab untuk harga yang selebihnya tidak tertanggung oleh penanggung pertama tadi, menurut jangka waktu kapan pertanggungan tersebut akan selesai atau ditutup.
Jika terjadi perjanjian yang berhubungan dengan asuransi berganda atas
benda yang sama dengan kepentingan yang sama dan untuk jangka waktu yang
sama, dan harga pertanggungan penuh telah ada pada penanggung pertama, maka
penanggung kedua dan seterusnya (apabila lebih dari 2 penanggung) dibebaskan
dari kewajiban membayar ganti kerugian. Penanggung kedua hanya berkewajiban
memenuhi tanggung jawab untuk membayar ganti kerugian apabila pada
pertanggungan pada penanggung pertama tidak ditanggung secara penuh,
penanggung kedua dan seterusnya akan berkewajiban membayar ganti kerugian
sesuai dengan sisa yang tidak dipertanggungkan pada penanggung pertama tadi.
Dengan demikian maka pasal 252 KUHD bertujuan untuk mencegah adanya
penggantian kerugian yang melebihi dari kerugian yang diderita oleh tertanggung,
dan mengharuskan adanya keseimbangan antara penggantian kerugian dengan
nilai benda yang diasuransikan.
Lalu dengan melihat itikad baik dari masing-masing pihak, penanggung
apabila dengan itikad baik dalam suatu asuransi ganda tidak mengetahui adanya
asuransi tersebut ialah asuransi rangkap, maka menurut pasal 282 KUHD
penanggung tetap berhak atas preminya meskipun batalnya asuransi dengan pihak
tertanggung. Sedang apabila melihat itikad baik dari pihak tertanggung maka
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi INDIKASI ADANYA PELANGGARAN TERHADAP PRINSIP INDEMNITAS DALAM PERJANJIAN ASURANSI
MUHAMMAD RIZA PRARENDA
tidak mungkin pihak tertanggung akan mengadakan suatu double insurance
apabila tujuannya hanya untuk mendapat ganti kerugian sesuai dengan kerugian
yang diderita, namun ada tujuan lain yang ingin di peroleh yakni mendapat
keuntungan lebih dari apa yang diderita, dan hal demikian bukanlah merupakan
suatu itikad baik. Apabila asuransi tadi dilakukan dengan itikad baik, maka yang
dilakukan ialah asuransi rangkap dengan nilai tak penuh yang dikecualikan
undang-undang.
2.4.2 Asuransi Kesehatan
Merupakan varian atau pengembangan dari asuransi jiwa dan asuransi
kerugian, dimana asuransi kerugian mengenal adanya indemnitas sedangkan
asuransi jiwa tidak, karena dalam asuransi kerugian jumlah kerugian yang diderita
dapat diketahui dan dapat dihitung, sedang dalam asuransi jiwa tidak dapat
menghitung jumlah kerugian yang diderita dan dalam asuransi jiwa tidak
mengenal batas limit yang menyebabkan kerugian tidak bisa dihitung.
Asuransi kesehatan merupakan sistem pembiayaan kesehatan yang berjalan
berdasarkan konsep resiko, dalam asuransi kesehatan resiko yang dimaksud
adalah transfer resiko dari satu individu ke suatu kelompok maksudnya adalah
membagi bersama jumlah kerugian dengan proporsi yang adil oleh seluruh
anggota melalui kelompok penanggung. Adapun unsur – unsur asuransi kesehatan
seperti yang telah saya tulis pada sub bab sebelumnya yaitu :
1. Tertanggung (Pasien)
2. Penanggung (Perusahaan Asuransi)
3. Pemberi Pelayanan Kesehatan (PPK)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi INDIKASI ADANYA PELANGGARAN TERHADAP PRINSIP INDEMNITAS DALAM PERJANJIAN ASURANSI
MUHAMMAD RIZA PRARENDA
Maksud dari Pemberi Pelayanan Kesehatan adalah rekanan dari pihak
asuransi selaku penanggung, dikarenakan setiap perusahaan asuransi mempunyai
rekanan sendiri untuk menangani tertanggung yang telah membuat perjanjian
asuransi di perusahaan asuransi tersebut.
Asuransi Kesehatan sendiri ada 2 macam yakni :
1. Asuransi Kesehatan Sosial (Social Health Insurance)
Dalam asuransi kesehatan sosial kepesertaan bersifat wajib dengan
pembayaran premi didasarkan pada prosentase pendapatan atau gaji, dalam
asuransi ini premi ditanggung bersama oleh tempat bekerja dan tenaga
kerjanya (dengan kata lain seperti pembagian pembayaran oleh pihak
tertanggung dan perusahaan tempat bekerja tertanggung), lalu dalam
asuransi ini pula peserta dan keluarganya memperoleh jaminan
pemeliharaan kesehatan dan memperoleh kompensasi selama sakit.
Asuransi kesehatan sosial merupakan asuransi yang banyak mendapat
campur tangan pemerintah, dikatakan demikian karena peran pemerintah
begitu sentral dalam mendukung dan melaksanakan asuransi ini. Wujud
asuransi kesehatan sosial ini seperti BPJS Kesehatan yang baru - baru ini
ramai diperbincangkan, BPJS Kesehatan sendiri merupakan wujud dari
jaminan kesehatan yang diselenggarakan oleh Pemerintah.
Pengaturan Pedoman Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasionalbertujuan untuk memberikan acuan bagi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan, Pemerintah (Pusat, Propinsi, Kabupaten/Kota) dan Pihak Pemberi Pelayanan Kesehatan yang bekerjasama dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama dan Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjutan), peserta program
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi INDIKASI ADANYA PELANGGARAN TERHADAP PRINSIP INDEMNITAS DALAM PERJANJIAN ASURANSI
MUHAMMAD RIZA PRARENDA
Jaminan Kesehatan Nasional dan pihak terkait dalam penyelenggaraan Jaminan Kesehatan Nasional24.
Dalam Permen sendiri telah diatur pedoman – pedoman dalam pemberian
asuransi kesehatan sosial yang dilaksanakan atau diselenggarakan oleh
pemerintah sehingga mempunyai kekuatan hukum.
Program asuransi kesehatan sendiri ada 2 macam yaitu :
1. Asuransi Kesehatan Ganti Rugi Tradisional
a) Penanggung memberikan penggantian (reimbursement) secara
tunai terdahap biaya yang telah dikeluarkan oleh peserta untuk
perawatannya
b) PPK (health care providers) hanya memberikan pelayanan
kuratif
c) Biaya kepada PPK dilakukan secara langsung dari peserta
setelah PPK memberikan pelayanan perawatan
d) Peserta bebas memilih PPK
2. Asuransi Kesehatan Terkendali
a) Memberikan jasa pelayanan kesehatan (services benefits) dan
bukan kemanfaatan tunai (non cash benefits)
b) Pelayanan kesehatan komprehensif berupa kuratif, promotif,
preventif dan rehabilitatif
(kuratif : suatu kegiatan pengobatan yang ditujukan untuk penyembuhan penyakit, pengurangan penderitaan akibat penyakit, pengendalian penyakit atau pengendalian kecacatan agar kualitas penderita dapat terjaga seoptimal mungkin)
24 Pasal 1 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 28 Tahun 2014
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi INDIKASI ADANYA PELANGGARAN TERHADAP PRINSIP INDEMNITAS DALAM PERJANJIAN ASURANSI
MUHAMMAD RIZA PRARENDA
(promotif : suatu rangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang mengutamakan kegiatan yang bersifat promosi kesehatan)(preventif : suatu kegiatan pencegahan terhadap suatu masalah kesehatan)(rehabilitatif : serangkaian kegiatan untuk mengembalikan penderita ke dalam masyarakat sehingga dapat berperan aktif kembali sebagai suatu organ dalam masyarakat)25
c) Imbalan atau dana yang dibayarkan kepada PPK berupa iuran
per-Kapita yang dibayarkan didepan oleh penanggung atau
pihak asuransi
d) Peserta bebas memilih PPK yang telah dikontrak dan merupakan
rekanan dari penanggung (member health providers)
Dengan demikian perserta atau tertanggung memperoleh pelayanan
kesehatan yang komprehensif dan mudah, namun terbatas pilihannya
atas PPK dalam memperoleh pelayanan dikarekan PPK ada yang
merupakan rekanan dan ada pula yang bukan rekanan pihak asuransi
tertentu.
2. Asuransi Kesehatan Komersial (Private Voluntary Health Insurance)
Dalam asuransi kesehatan komersial ini kepesertaan bersifat sukarela
dan pembayaran preminya pun berdasarkan perjanjian baku di awal yakni
bersifat absolut dan tidak fluktuatif. Peserta dan keluarga yang mengikuti
asuransi ini memperoleh santunan biaya pelayanan kesehatan sesuai dengan
perjanjian/ kontrak di awal yang telah disepakati (dalam artian apabila
tertanggung sakit dan ada peristiwa tidak pasti dengan kerugian besar maka
ganti kerugian atau santunan yang diberikan belum tentu sebesar kerugian
25 http://kesehatan.kompasiana.com/med is/2013/07/15/ jaminan-kesehatan-kuratif-tak-mendid ik-atau-mendidik-rakyat--573659.html diakses pada 28 November 2014 puku l 19.20
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi INDIKASI ADANYA PELANGGARAN TERHADAP PRINSIP INDEMNITAS DALAM PERJANJIAN ASURANSI
MUHAMMAD RIZA PRARENDA
yang dialami, namun berdasarkan perjanjian yang telah diteken di awal
dengan ganti kerugian sebesar jumlah tertentu sesuai dengan pembayaran
premi tadi). Disini peran pemerintah relatif kecil dikarenakan pada
dasarnya asuransi ini bersifat komersial.
Asas Indemnitas dalam asuransi kesehatan pada dasarnya nyaris sama
dengan asuransi kerugian namun dalam asuransi ini ada beberapa
perbedaan.
Dalam asuransi kesehatan wujud indemnitas dalam pemberian ganti
rugi asuransi berupa reimbursement atau memberikan dana sesuai dengan
biaya perawatan pada tertanggung apabila tertanggung mengalami peristiwa
tidak pasti yaitu sakit dan menjalani pengobatan. Dalam asuransi kesehatan
peristiwa tidak pastinya berupa tertanggung yang mengalami gangguan
kesehatan. Asuransi kesehatan sendiri selain memberi reimburse juga dapat
langsung memberikan pelayanan kesehatan untuk setiap kali tertanggung
diserang penyakit tanpa mengindahkan besar atau kecilnya biaya perawatan
yang dijalani oleh tertanggung karena selain memberikan reimbursement,
asuransi juga dapat mewujudkan indemnitas dengan hal lain yaitu dengan
pelayanan kesehatan yang langsung diberikan (bukan kemanfaatan tunai)
sesuai dengan hal – hal atau penyakit yang dicover dalam perjanjian
asuransi. Dalam asuransi kesehatan penanggung menyediakan dana yang
akan digunakan oleh tertanggung untuk berkali kali tertanggung menderita
penyakit, namun jumlah total dana yang diberikan atau yang boleh
digunakan maksimal sebesar dana yang ada dan telah disediakan oleh
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi INDIKASI ADANYA PELANGGARAN TERHADAP PRINSIP INDEMNITAS DALAM PERJANJIAN ASURANSI
MUHAMMAD RIZA PRARENDA
penanggung seperti dalam perjanjian yang sudah diperjanjikan. Asuransi
Kesehatan dalam kaitannya dengan asas indemnitas adalah apabila asas
keseimbangan yang dikedepankan maka ganti rugi yang berupa
reimbursement tadi hanya diberikan apabila tertanggung mengalami sakit,
jadi tidak bisa apabila tertanggung berusaha mencari untung dengan
meminta ganti rugi.
Dalam asuransi kesehatan sendiri ada pengendalian biaya dalam
kaitannya dengan pembayaran perawatan yakni sebagai berikut :
a. Deduktibel
Tertanggung diwajibkan untuk membayar sebagian biaya pelayanan
kesehatan terlebih dahulu sebelum perusahaan asuransi mulai pelayanan
kesehatan.
b. Co-Insurance
Tertanggung diwajibkan membayar sekian prosentase dari seluruh biaya
perawatan yang harus dibayar.
Dalam kaitannya dengan pasal 253 Kitab Undang – Undang Hukum
Dagang asas indemnitas tidak bisa diterapkan dalam asuransi jiwa,
mengapa? Karena apabila tertanggung mengalami patah kaki atau patah
tangan lalu asuransi katakanlah memberikan ganti rugi sebesar 1 miliar,
apakah seimbang dana sebesar itu dengan apa yang dialami oleh
tertanggung? Tentu kerugian demikian tidak bisa dihitung kerugiannya
dengan uang seperti asuransi kerugian. Dengan demikian asuransi jiwa tidak
bisa dinilai kerugiannya, karena jiwa merupakan sesuatu yang tidak ternilai
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi INDIKASI ADANYA PELANGGARAN TERHADAP PRINSIP INDEMNITAS DALAM PERJANJIAN ASURANSI
MUHAMMAD RIZA PRARENDA
harganya. Asuransi Kesehatan yang merupakan varian dari asuransi
kerugian dan asuransi jiwa lah yang dapat memberikan cover apabila
tertanggung mengalami peristiwa tidak pasti seperti sakit, dimana asuransi
memberikan ganti rugi berupa reimbursement atau dapat langsung
memberikan kemanfaatan dengan pelayanan kesehatan langsung dari
rekanan perusahaan asuransi.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi INDIKASI ADANYA PELANGGARAN TERHADAP PRINSIP INDEMNITAS DALAM PERJANJIAN ASURANSI
MUHAMMAD RIZA PRARENDA