bab ii kajian teori - repository.uksw.edu · e) memiliki lebih banyak kata-kata untuk...

19
7 BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Perkembangan Bahasa/Berbicara Anak Usia 5-6 Tahun Dalam Permendiknas No 137 Tahun 2014, dinyatakan perkembangan anak berlangsung secara berkesinambungan yang berarti bahwa tingkat perkembangan yang dicapai pada suatu tahap diharapkan meningkat baik secara kuantitatif maupun kualitatif pada tahap selanjutnya. Walaupun setiap anak adalah unik, karena perkembangan anak berbeda satu sama lain yang dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal, namun demikian, perkembangan anak tetap mengikuti pola yang umum. Agar anak mencapai tingkat perkembangan yang optimal, dibutuhkan keterlibatan orang tua dan orang dewasa untuk memberikan rangsangan yang bersifat menyeluruh dan terpadu yang meliputi pendidikan, pengasuhan, kesehatan, gizi, dan perlindungan yang diberikan secara konsisten melalui pembiasaan. Berbicara bukanlah sekedar pengucapan kata atau bunyi, tetapi merupakan suatu alat untuk mengekspresikan, menyatakan, menyampaikan atau mengkomunikasikan pikiran, ide, maupun perasaan. Berbicara merupakan suatu keterampilan berbahasa yang berkembang dan dipengaruhi oleh keterampilan menyimak. Kemampuan berbicara berkaitan dengan kosa kata yang diperoleh anak dari kegiatan menyimak dan membaca. Nurbiana (2008) menyebutkan dua tipe perkembangan berbicara anak: 1) Egosentric Speech, terjadi ketika anak berusia 2-3 tahun, dimana anak berbicara kepada dirinya sendiri (monolog). Perkembangan berbicara anak

Upload: others

Post on 12-Feb-2021

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7

    BAB II

    KAJIAN TEORI

    2.1 Perkembangan Bahasa/Berbicara Anak Usia 5-6 Tahun

    Dalam Permendiknas No 137 Tahun 2014, dinyatakan perkembangan anak

    berlangsung secara berkesinambungan yang berarti bahwa tingkat

    perkembangan yang dicapai pada suatu tahap diharapkan meningkat baik

    secara kuantitatif maupun kualitatif pada tahap selanjutnya. Walaupun setiap

    anak adalah unik, karena perkembangan anak berbeda satu sama lain yang

    dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal, namun demikian,

    perkembangan anak tetap mengikuti pola yang umum. Agar anak mencapai

    tingkat perkembangan yang optimal, dibutuhkan keterlibatan orang tua dan

    orang dewasa untuk memberikan rangsangan yang bersifat menyeluruh dan

    terpadu yang meliputi pendidikan, pengasuhan, kesehatan, gizi, dan

    perlindungan yang diberikan secara konsisten melalui pembiasaan.

    Berbicara bukanlah sekedar pengucapan kata atau bunyi, tetapi merupakan

    suatu alat untuk mengekspresikan, menyatakan, menyampaikan atau

    mengkomunikasikan pikiran, ide, maupun perasaan. Berbicara merupakan

    suatu keterampilan berbahasa yang berkembang dan dipengaruhi oleh

    keterampilan menyimak. Kemampuan berbicara berkaitan dengan kosa kata

    yang diperoleh anak dari kegiatan menyimak dan membaca. Nurbiana (2008)

    menyebutkan dua tipe perkembangan berbicara anak:

    1) Egosentric Speech, terjadi ketika anak berusia 2-3 tahun, dimana anak

    berbicara kepada dirinya sendiri (monolog). Perkembangan berbicara anak

  • 8

    dalam hal ini sangat berperan dalam mengembangkan kemampuan

    berpikirnya.

    2) Socialized speech, terjadi ketika anak berinteraksi dengan temannya ataupun

    lingkungannya. Hal ini berfungsi untuk mengembangkan kemampuan

    adaptasi sosial anak. Berkenaan dengan hal tersebut terdapat 5 bentuk

    socialized speech yaitu:

    a) Saling tukar informasi untuk tujuan bersama;

    b) Penilaian terhadap ucapan atau tingkah laku orang lain;

    c) Perintah, permintaan, ancaman;

    d) Pertanyaan; dan

    e) Jawaban.

    Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tipe perkembangan

    berbicara anak usia 5-6 tahun yaitu anak mulai berinteraksi dengan temannya

    ataupun lingkungannya. Dari interaksi tersebut anak dapat saling

    menyampaikan informasi, menyuruh, meminta, bertanya ataupun menjawab

    pertanyaan.

    Hurlock (1978) mengemukakan kriteria untuk mengukur tingkat

    kemampuan berbicara secara benar atau hanya sekedar „membeo‟ sebagai

    berikut:

    1) Anak mengetahui arti kata yang digunakan dan mampu menghubungkannya

    dengan objek yang diwakilinya. Jadi, anak tidak hanya mengucapkan tetapi

    juga mengetahui arti kata yang diucapkannya.

  • 9

    2) Anak mampu melafalkan kata-kata yang dapat dipahami orang lain dengan

    mudah. Hal tersebut berarti bahwa anak melafalkan dengan jelas kata yang

    diucapkannya dengan bahasa yang mudah dimengerti orang lain, sehingga

    orang lain dapat memahami maksud apa yang diucapkan.

    3) Anak memahami kata-kata tersebut bukan karena telah sering mendengar

    atau menduga-duga. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa

    untuk mengukur kemampuan berbicara anak adalah anak mengetahui arti

    kata yang diucapkannya, anak dapat melafalkan kata-kata yang dapat

    dipahami orang lain, dan memahami kata-kata yang diucapkannya.

    Selanjutnya Nurbiana (2008) mengemukakan ada beberapa faktor yang

    dapat dijadikan ukuran kemampuan berbicara seseorang yang terdiri dari

    aspek kebahasaan dan non kebahasaan.

    1. Aspek kebahasaan meliputi:

    a. Ketepatan ucapan

    b. Penempatan tekanan, nada, sendi, dan durasi yang sesuai

    c. Pilihan kata

    d. Ketepatan sasaran pembicaraan.

    2. Aspek non kebahasaan meliputi:

    a. Sikap tubuh, pandangan, bahasa tubuh, dan mimik yang tepat

    b. Kesediaan menghargai pembicaraan maupun gagasan orang lain

    c. Kenyaringan suara dan kelancaran dalam berbicara

    d. Relevansi, penalaran dan penguasaan terhadap topik tertentu.

  • 10

    2.1.1 Tahapan Perkembangan Bahasa/Berbicara Anak

    Permendiknas No 137 Tahun 2014 tingkat pencapaian perkembangan

    bahasa usia 5-6 tahun sebagai berikut :

    1) Tahapan Menerima Bahasa

    a) Mengerti beberapa perintah secara bersamaan.

    a) Mengulang kalimat yang lebih kompleks.

    b) Memahami aturan dalam suatu permainan.

    2) Tahapan Mengungkapkan Bahasa

    a) Menjawab pertanyaan yang lebih kompleks.

    b) Menyebutkan kelompok gambar yang memiliki bunyi yang sama.

    c) Berkomunikasi secara lisan, memiliki perbendaharaan kata, serta

    mengenal simbol-simbol untuk persiapan membaca, menulis dan

    berhitung.

    d) Menyusun kalimat sederhana dalam struktur lengkap (pokok

    kalimat-predikat-keterangan).

    e) Memiliki lebih banyak kata-kata untuk mengekpresikan ide pada

    orang lain.

    f) Melanjutkan sebagian cerita/dongeng yang telah diperdengarkan.

    3) Tahapan Keaksaraan

    a) Menyebutkan simbol-simbol huruf yang dikenal.

    b) Mengenal suara huruf awal dari nama benda-benda yang ada di

    sekitarnya.

  • 11

    c) Menyebutkan kelompok gambar yang memiliki bunyi/huruf awal

    yang sama.

    d) Memahami hubungan antara bunyi dan bentuk huruf.

    e) Membaca nama sendiri.

    f) Menuliskan nama sendiri.

    2.1.2 Karakteristik Berbicara Anak Usia 5-6 tahun

    Suhartono (2005) mengatakan pada waktu anak masuk Taman

    Kanak-Kanak, anak telah memiliki sejumlah besar kosakata. Mereka

    sudah dapat membuat pertanyaan negatif, kalimat majemuk, dan

    berbagai bentuk kalimat. Mereka memahami kosakata lebih banyak.

    Mereka dapat bergurau, bertengkar dengan teman-temannya dan

    berbicara sopan dengan orang tua dan guru mereka. Kematangan bicara

    anak ada hubungannya dengan latar belakang orang tua anak dan

    perkembangannya di Taman Kanak-Kanak.

    Selanjutnya, menurut Jamaris (Ahmad Susanto, 2011)

    perkembangan bahasa anak usia 5-6 tahun adalah sudah dapat

    mengucapkan lebih dari 2.500 kosakata, lingkup kosakata yang dapat

    diucapkan anak menyangkut warna, ukuran, bentuk, rasa, bau,

    keindahan, kecepatan, suhu, perbedaan, perbandingan, jarak, dan

    permukaan (kasar-halus), anak usia 5-6 tahun sudah Dapat

    berpartisipasi dalam suatu percakapan. Anak sudah dapat

    mendengarkan orang lain berbicara dan menanggapi pembicaraan

    tersebut.

  • 12

    Percakapan yang dilakukan oleh anak 5-6 tahun telah menyangkut

    berbagai komentarnya terhadap apa yang dilakukan oleh dirinya sendiri

    dan orang lain, serta apa yang dilihatnya. Menurut Ernawulan (2005)

    perkembangan berbicara anak usia 5-6 tahun adalah anak sudah dapat

    mengucapkan kata dengan jelas dan lancar, dapat menyusun kalimat

    yang terdiri dari enam sampai delapan kata, dapat menjelaskan arti

    kata-kata yang sederhana, dapat menggunakan kata hubung, kata depan

    dan kata sandang. Pada masa akhir usia taman kanak-kanak umumnya

    anak sudah mampu berkata-kata sederhana dan berbahasa sederhana,

    cara bicara mereka telah lancar, dapat dimengerti dan cukup mengikuti

    tata bahasa walaupun masih melakukan kesalahan berbahasa.

    Hasil penelitian Loban, Hunt, dan Cazda yang dimuat dalam Ellies

    (Muh.Nur Mustakim, 2005) mengemukakan tentang keterampilan

    berbicara anak usia 5 dan 6 tahun sebagai berikut. Suka berbicara dan

    umumnya berbicara kepada seseorang, tertarik menggunakan kata-kata

    baru dan luas, banyak bertanya, tata bahasa akurat dan beralasan,

    menggunakan bahasa yang sesuai, dapat mendefinisikan dengan bahasa

    yang sederhana, menggunakan bahasa dengan agresi, mengajukan

    pertanyaan-pertanyaan, sangat aktif berbicara. Selanjutnya Nurbiana

    (2008) menyebutkan anak usia 4-6 tahun mempunyai karakeristik

    berbicara yaitu:

    a) Kemampuan anak untuk dapat berbicara dengan baik

    b) Melaksanakan 2-3 perintah lisan secara berurutan dengan benar

  • 13

    c) Mendengarkan dan menceritakan kembali cerita sederhana dengan

    urutan yang mudah dipahami.

    d) Menyebutkan nama, jenis kelamin dan umurnya

    e) Menggunakan kata sambung seperti: dan, karena, tetapi

    f) Menggunakan kata tanya seperti bagaimana, apa, mengapa, kapan

    g) Membandingkan dua hal

    h) Memahami konsep timbal balik

    i) Menyusun kalimat

    j) Mengucapkan lebih dari tiga kalimat

    k) Mengenal tulisan sederhana

    Dari beberapa pandangan di atas, maka indikator anak yang

    terampil berbicara dalam penelitian ini adalah anak dapat berbicara dengan

    lancar dan dapat dipahami orang lain, berani mengemukakan ide kepada

    orang lain, beranibertanya dan menjawab pertanyaan, berani

    menyampaikan kegiatan yang telah dilakukan dan dapat menyusun kalimat

    dengan baik dan benar.

    2.1.3 Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Berbicara

    Hurlock (1978) mengemukakan kondisi yang dapat menimbulkan

    perbedaan dalam berbicara yaitu kesehatan, kecerdasan, keadaan sosial

    ekonomi, jenis kelamin, keinginan berkomunikasi, dorongan, ukuran

    keluarga, urutan kelahiran, metode pelatihan anak, kelahiran kembar,

    hubungan dengan teman sebaya, kepribadian. Kondisi yang dapat

    menimbulkan perbedaan berbicara tersebut dapat diuraikan berikut ini.

  • 14

    1) Kesehatan

    Anak yang sehat, lebih cepat belajar berbicara ketimbang anak yang

    tidak sehat, karena motivasinya lebih kuat untuk menjadi anggota

    kelompok sosial dan berkomunikasi dengan anggota kelompok tersebut.

    2) Kecerdasan

    Anak yang memiliki kecerdasan tinggi belajar berbicara lebih cepat

    dan memperlihatkan penguasaan bahasa yang lebih unggul ketimbang

    anak yang

    tingkat kecerdasannya rendah.

    3) Keadaan Sosial Ekonomi

    Anak dari kelompok yang keadaan sosial ekonominya tinggi lebih

    mudah belajar berbicara, mengungkapkan dirinya lebih baik, dan lebih

    banyak berbicara ketimbang anak dari kelompok yang keadaan sosial

    ekonominya lebih rendah. Penyebab utamanya adalah bahwa anak dari

    kelompok yang lebih tinggi, lebih banyak di dorong untuk berbicara dan

    lebih banyak dibimbing melakukannya.

    4) Jenis Kelamin

    Anak perempuan lebih cepat dalam belajar berbicara dibandingkan

    anak laki-laki. Pada setiap jenjang umur, kalimat anak lelaki lebih pendek

    dan kurang betul tata bahasanya, kosa kata yang diucapkan lebih sedikit,

    dan pengucapannya kurang tepat ketimbang anak perempuan.

  • 15

    5) Keinginan Berkomunikasi

    Semakin kuat keinginan untuk berkomunikasi dengan orang lain

    semakin kuat motivasi anak untuk belajar berbicara, dan semakin bersedia

    menyisihkan waktu dan usaha yang diperlukan untuk belajar.

    6) Dorongan

    Semakin banyak anak didorong untuk berbicara dengan mengajaknya

    bicara dan didorong menanggapinya, akan semakin awal mereka belajar

    berbicara dan semakin baik kualitas bicaranya.

    7) Ukuran Keluarga

    Anak tunggal atau anak dari keluarga kecil biasanya berbicara lebih

    awal dan lebih baik ketimbang anak dari keluarga besar, karena orang tua

    dapat menyisihkan waktu yang lebih banyak untuk mengajar anaknya

    berbicara.

    8) Urutan Kelahiran

    Dalam keluarga yang sama, anak pertama lebih unggul ketimbang

    anak yang lahir kemudian. Ini karena orang tua dapat menyisihkan

    waktunya yang lebih banyak untuk mengajar dan mendorong anak yang

    lahir pertama dalam belajar berbicara ketimbang untuk anak yang lahir

    kemudian.

    9) Metode Pelatihan Anak

    Anak-anak yang dilatih secara otoriter yang menekankan bahwa “anak

    harus dilihat dan bukan didengar” merupakan hambatan belajar,

  • 16

    sedangkan pelatihan yang memberikan keleluasaan dan demokratis akan

    mendorong anak untuk belajar.

    10) Kelahiran Kembar

    Anak yang lahir kembar umumnya terlambat dalam perkembangan

    bicaranya terutama karena mereka lebih banyak bergaul dengan saudara

    kembarnya dan hanya memahami logat khusus yang mereka miliki. Ini

    melemahkan motivasi mereka untuk belajar berbicara agar orang lain

    dapat memahami mereka.

    11) Hubungan Dengan Teman Sebaya

    Semakin banyak hubungan anak dengan teman sebayanya dan semakin

    besar keinginan mereka untuk diterima sebagai anggota kelompok sebaya,

    akan semakin kuat motivasi mereka untuk belajar berbicara.

    12) Kepribadian

    Anak yang dapat menyesuaikan diri dengan baik cenderung

    kemampuan bicaranya lebih baik, baik secara kuantitatif maupun secara

    kualitatif, ketimbang anak yang penyesuaian dirinya kurang baik.

    Kenyataanya, berbicara seringkali dipandang sebagai salah satu petunjuk

    anak yang sehat mental. Dari uraian di atas menunjukan bahwa kondisi

    yang dapat menimbulkan perbedaan dalam berbicara dipengaruhi oleh

    faktor internal dan faktor eksternal. Kedua faktor tersebut sangat

    mempengaruhi perkembangan berbicara anak. Faktor internal berkaitan

    dengan kondisi dalam dirinya. Sedangkan faktor eksternal berkaitan

  • 17

    dengan kondisi lingkunganya. Kondisi lingkungan adalah keadaan yang

    ada di sekitar anak.

    2.1.4 Tujuan Pengembangan Berbicara Anak

    Secara umum tujuan pengembangan berbicara anak usia dini yaitu agar

    anak mampu mengungkapkan isi hatinya (pendapat, sikap) secara lisan

    dengan lafal yang tepat untuk dapat berkomunikasi. Selain itu anak dapat

    melafalkan bunyi bahasa yang digunakan secara tepat, anak mempunyai

    perbendaharaan kata yang memadai untuk keperluan berkomunikasi dan

    agar anak mampu menggunakan kalimat secara baik untuk berkomunikasi

    secara lisan.

    Menurut Hartono, Suhartono (2005) tujuan umum dalam

    pengembangan berbicara anak, yaitu:

    a) Memiliki perbendaharaan kata yang cukup yang diperlukan untuk

    berkomunikasi sehari-hari. Perbendaharaan kata/kosakata sangat

    diperlukan dalam berkomunikasi, sehingga semakin anak banyak

    memiliki perbendaharaan kata/kosakata maka akan semakin baik dalam

    berkomunikasi.

    b) Mau mendengarkan dan memahami kata-kata serta kalimat Anak dapat

    mengucapkan kata setelah mendengar kata tersebut dari orang

    disekitarnya dengan disertai makna kata tersebut, dengan

    mendengarkan dan memahami kata-kata yang diucapkan orang lain

    maka anak dapat memperoleh kosakata baru yang dapat digunakan

    untuk berkomunikasi.

  • 18

    c) Mampu mengungkapkan pendapat dan sikap dengan lafal yang tepat.

    Dalam hal ini anak mampu memahami, malaksanakan atau

    menyampaikan pesan kepada orang lain, anak mampu menggunakan

    kalimat-kalimat perintah yang baik, dan anak mampu menunjukkan

    sikap dan perasaannya terhadap sesuatu kejadian, melalui perbuatan

    sehari-hari.

    d) Berminat menggunakan bahasa yang baik agar anak berminat

    menggunakan bahasa yang baik berarti bahwa anak mampu menyusun

    dan mengucapkan kata-kata dengan lafal yang benar dan tepat, anak

    mampu menyusun kalimat-kalimat sederhana yang berpola dan anak

    mampu bercalap-cakap dalam bahasa Indonesia yang sederhana tetapi

    benar.

    e) Berminat untuk menghubungkan antara bahasa lisan dan tulisan anak

    dapat mengetahui bahwa benda-benda di sekililingnya mempunyai

    simbol bahasa dan anak mengetahui adanya hubungan antara gambar-

    gambar dengan tulisan-tulisan atau ucapan lisan. Dari uraian di atas

    maka tujuan pengembangan berbicara anak usia dini yang ingin dicapai

    dalam penelitian ini adalah anak dapat mengungkapkan isi hatinya

    (pendapat atau sikap) secara lisan, anak mampu mengungkapkan

    pendapat dan sikap dengan lafal yang tepat dan anak berminat

    menggunakan bahasa yang baik.

  • 19

    2.2 Media Pembelajaran Gambar Seri

    Kata media merupakan bentuk jamak dari kata medium. Medium dapat

    didefinisikan sebagai perantara atau pengantar terjadinya komunikasi dari

    pengirim menuju penerima (Heinich et al., 2002; Ibrahim 1997; Ibrahim

    et. al., 2001). Media merupakan salah satu komponen komunikasi, yaitu

    sebagai pembawa pesan dan komunikator menuju komunikan (Criticos,

    1996).

    Berdasarkan definisi tersebut, dapat dikatakan bahwa proses

    pembelajaran merupakan proses komunikasi. Secara umum dapat

    dikatakan media mempunyai kegunaan, antara lain ;

    1) Memperjelas pesan agar tidak verbalitas

    2) Mengatasai keterbatasan ruang, waktu, tenaga, dan daya indra

    3) Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dengan

    sumber belajar

    4) Memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan

    visual, auditori dan kinestetiknya

    5) Memberikan rangsangan yang sama, memperamakan pengalaman dan

    menimbulkan presepsi yang sama.

    6) Proses pembelajaran mengandung lima kompones komunikasi, guru

    (komunikator), bahan pembelajaran.

    Jadi media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan

    untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran), sehingga dapat

  • 20

    merangsang perhatian, minat, pikiran, dan persaan siswa dalam kegiatan

    belajar untuk mencapai tujuan.

    2.2.1 Pengertian Gambar Seri

    Musli Yuliadi http://mi1kelayu.blogspot.com/2014/01/normal-0-false-

    false-false-en-us-x-none.html. Media gambar seri adalah urutan gambar

    yang mengikuti suatu percakapan dalam hal memperkenalkan atau

    menyajikan arti yang terdapat pada gambar. Dikatakan gambar seri

    karena gambar satu dengan gambar lainnya memiliki hubungan

    keruntutan peristiwa. Asalan digunakannya media gambar seri adalah

    agar media gambar tersebut dapat membantu menyajikan suatu kejadian

    peristiwa yang kronologis dengan menghadirkan orang, benda, dan

    latar. Kronologi atau urutan kejadian peristiwa dapat memudahkan

    siswa untuk menuangkan idenya dalam kegiatan bercerita.

    Gambar seri juga merupakan komponen dari media gambar sebagai

    alat bantu penyampaian materi pelajaran dan membantu mempercepat

    pemahaman atau pengertian pada siswa sesuai dengan tujuan yang

    ingin dicapai, kondisi dan keterbatasan yang ada mengingat kemampuan

    dan sifat-sifat khasnya (karekteristik) media yang bersangkutan.

    Gambar seri yang baik digunakan untuk sumber belajar yaitu

    memiliki ciri – ciri sebagai berikut :

    a) Dapat menyampaikan pesan atau ide tertentu

    b) Memberi kesan kuat dan menarik perhatian

    http://mi1kelayu.blogspot.com/2014/01/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.htmlhttp://mi1kelayu.blogspot.com/2014/01/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html

  • 21

    c) Merangsang orang yang melihat untuk ingin mengungkapkan tentang

    objek – objek dalam gambar

    d) Berani dan dinamis

    e) Ilsutrasi tidak banyak, tetapi menarik dan mudah dipahami

    Sedangkan peranan gambar seri sebagai media pembelajaran yaitu :

    a) Dapat membantu guru dalam menyampaikan pelajaran dan membantu

    siswa dalam belajar.

    b) Menarik perhatian anak sehingga terdorong untuk lebih giat belajar.

    c) Dapat membantu daya ingat siswa

    2.2.2 Manfaat Penggunaan Media Gambar Seri

    Dalam kegiatan pembelajaran, secara umum media mempunyai

    manfaat untuk :

    1) Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat varbalistis

    2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, seperti misalnya

    objek benda yang telalu besar, bisa digantikan dengan gambar, film

    bingkai, film atau model.

    3) Fungsi lain dari media adalah dapat mengatasi sikap pasif siswa. Siswa

    menjadi aktif karena gairah belajar meningkat.

    4) Media juga memungkinkan terjainya interaksi yang lebih langsung

    antara siswa dengan lingkungan dan memungkinkan siswa belajar

    mandiri menurut kemampuan dan minatnya.

  • 22

    2.2.3 Langkah-Langkah Pembelajaran Gambar Seri

    Bertolak dari yang dikemukakan oleh para ahli mengenai pengalaman

    belajar lebih banyak diperoleh melalui indera lihat, maka dalam proses

    belajar-mengajar diupayakan penggunaan media visual sebagai alat bantu

    penyampaian materi pelajaran. Dapat dikatakan bahwa penggunaan media

    dalam pengajaran khususnya media gambar akan sangat membantu

    mempercepat pemahaman atau pengertian dari murid sebagai peserta didik.

    Adapun langkah-langkah penggunaan media gambar seri sebagai alat

    peraga adalah sebagai berikut :

    1) Menetapkan tujuan mengajar dengan menggunakan alat peraga, dalam hal

    ini merumuskan tujuan pembelajaran

    2) Persiapan guru, pada fase ini guru memilih dan menerapkan alat peraga

    mana yang akan digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran

    3) Persiapan kelas, siswa satu kelas harus mempunyai persiapan sebelum

    mereka menerima pelajaran dengan menggunakan alat peraga

    4) Langkah penyajian pelajaran dan peragaan. Guru harus memilih

    keahlian dan keterampilan yang baik dalam menggunakan alat peraga

    5) Langkah kegiatan belajar. Pada langkah ini hendaknya mengadakan

    kegiatan belajar sehubungan dengan menggunakan alat peraga.

    Gambar seri merupakan serangkaian gambar seri yang terpisah antara satu

    dengan yang lain tetapi memiliki satu kesatuan urutan cerita. Gambar seri

    akan sulit dipahami ketika berdiri sendiri-sendiri dan belum diurutkan.

    Gambar seri akan memiliki makna setelah diurutkan berdasarkan pola

  • 23

    tertentu atau sesuatu dengan urutan sebuah cerita. Gambar seri digunakan

    sebagai media dalam meningkatkan kemampuan menulis karangan. Baugh (

    dalam Suliman 1998) mengemukan tentang perbandingan peranan tiap alat

    indra kita. Semua pengalaman belajar yang dimiliki seseorang dapat

    diprensentasikan yaitu : 90% diperoleh dari indera lihat, 5% dari indera

    dengar, dan 5% melalui indera lain. Pengalaman belajar manusia sebanyak

    75% diperoleh dari indera lihat, 15% dari indera dengar dan selebihnya dari

    indera lain. Bertolak dari yang dikemukan oleh para ahli diatas mengenai

    pengalaman belajar lebih banyak diperoleh dari indera lihat, maka dalam

    proses belajar mengajar diupayakan penggunaan media visual sebagai alat

    bantu penyampaian materi pelajaran.

    2.3 Hasil Penelitian Yang Relevan

    Hasil penelitian Sutijah (2013) berjudul Meningkatkan Kemampuan

    Berbicara Anak Usia Dini melalui Metode Bermain Peran di TK ABA

    Among Putra Babadan Bantul menunjukkan bahwa ada peningkatan

    kemampuan berbicara pada anak-anak di kelompok B TK ABA Among

    Putra Babadan Bantul setelah dilakukan tindakan penelitian. Hasil observasi

    sebelum tindakan menunjukkan kemampuan berbicara dari seluruh siswa

    hanya 1 anak atau sebesar 5% yang mempunyai kriteria baik, sehingga

    masih pada kriteria tidak baik. Pada siklus I meningkat menjadi 45% yaitu

    menjadi kriteria kurang baik. Pada Siklus II kemampuan berbicara telah

    mencapai indikator pada kriteria baik. Pada Siklus II kemampuan berbicara

    meningkat menjadi sebanyak 85% pada kriteria baik. Dengan demikian,

  • 24

    pembelajaran dengan menggunakan metode bermain peran dapat

    meningkatkan kemampuan berbicara anak di TK ABA Among Putra Bantul.

    Hasil penelitian Sukatmi (2009) berjudul upaya Meningkatkan

    Keterampilan Berbicara dengan Media Gambar menyimpulkan sebagai

    berikut : Pertama, penerapan penggunaaan media gambar dapat

    meningkatkan keterampilan berbicara siswa. Hal ini terlihat bahwa setelah

    dilakukan penelitian tindakan kelas, siswa dapat berkomunikasi secara lisan

    dengan lancar, tidak merasa takut, dan lebih berani berbicara dengan bahasa

    yang komunikatif, runtut, baik, dan benar. Kedua, Penerapan penggunaan

    media gambar dapat meningkatkan hasil nilai keterampilan berbicara siswa,

    terlihat dari 31 siswa, 84 % (26 siswa) telah mencapai batas ketuntasan

    minimal yakni 6,8.

    2.4 Kerangka Berpikir

    Kurangnya interaksi antara guru dan anak

    Kurang minat belajar pada anak

    Media pembelajaran yang digunakan menoton

    Kemampuan berbicara/bercerita masih rendah

    Dalam komunikasi lisan anak masih merasa malu.

    Media pembelajaran menggunakan

    gambar seri

    Ada interaksi yang baik antara guru dan anak ketika kegiatan pembelajaran berlangsung

    Anak merasa tertarik dengan media pembelajaran gambar seri

    Anak merasa bersemangat belajar dengan media gambar seri

    Kemampuan berbicara anak meningkat sesuai dengan kriteria

    Anak tidak merasa malu ketika komunikasi secara lisan

    Kondisi

    awal

    Tindakan

    kondisi

    akhir

  • 25

    2.5 Hipotesis Tindakan

    Berdasarkan kajian teoritis dan kerangka berfikir maka dapat

    dirumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut: Penggunaan media gambar

    seri dapat meningkatkan perkembangan berbicara pada TK B Mekar

    Karanganyar kecamatan Tuntang kabupaten semarang tahun 2014/2015.