bab ii kajian teori - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/c0711031_bab2.pdf ·...
TRANSCRIPT
12
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Perancangan
Kata ‘perancangan’ berasal dari kata benda ‘rancang’, yang kemudian
mendapat awalan –per dar akhiran –an. Perancangan menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (2008: 1139) adalah suatu proses pemecahan masalah yang disertai
dengan pemikiran kreatif guna mencapai hasil yang optimal. Sedangkan menurut
Al-Bahra Al-Jamudin (2005: 51) dalam bukunya yang berjudul Analisis dan Desain
Sistem Informasi, perancangan adalah kemampuan untuk membuat beberapa
alternatif pemecahan masalah. Perancangan dalam komunikasi visual dapat
diartikan sebagai penuangan ide, gagasan, konsep perancangan ke dalam wujud
yang komunikatif secara visual terhadap permasalahan tertentu.
1. Prinsip Dasar Desain
Prinsip dasar desain merupakan pengorganisasian unsur-unsur dasar
desain dengan memperhatikan prinsip-prinsip dalam menciptakan dan
mengaplikasikan kreativitas. Pengelompokan prinsip-prinsip dasar desain
menurut Frank Jefkins (1997: 245) adalah sebagai berikut:
a. Kesatuan (unity)
Gambar prinsip desain unity 2
(Sumber : www.google.com)
13
Kesatuan merupakan sebuah upaya untuk menggabungkan unsur-
unsur desain menjadi suatu bentuk yang proporsional dan menyatu satu
sama lain ke dalam sebuah media. Kesatuan desain merupakan hal yang
penting dalam sebuah desain, tanpa ada kesatuan unsure-unsur desain akan
terpecah berdiri sendiri-sendiri dan tidak memiliki keseimbangan dan
keharmonisan yang utuh.
b. Keberagaman (variety)
Gambar prinsip desain variety 3
(Sumber : www.google.com)
Keberagaman dalam desain bertujuan untuk menghindari suatu
desain yang monoton. Untuk itu diperlukan sebuah perubahan dan
pengkontrasan yang sesuai. Adanya perbedaan besar kecil, tebal tipis pada
huruf, dan keberagaman unsur-unsur lain yang serasi akan menimbulkan
variasi yang harmonis.
14
c. Keseimbangan (balance)
Gambar prinsip desain balance 4
(Sumber : www.google.com)
Keseimbangan adalah bagaimana mengatur unsur-unsur yang ada
menjadi sebuah komposisi yang tidak berat sebelah. Keseimbangan dapat
tercapai dari dua bagain, yaitu secara simetris yang terkesan resmi/formal
yang tercipta dari sebuah paduan bentuk dan ukuran tata letak yang sama,
sedangkan keseimbangan asimetris memberi kesan informal, tapi dapat
terlihat lebih dinamis yang terbentuk dari paduan garis, bentuk, ukuran,
maupun tata letak yang tidak sama namun seimbang.
d. Ritme/irama (rhythm)
Gambar prinsip desain rhythm 5
(Sumber : www.google.com)
Aliran secara keseluruhan terhadap desain selalu menyiratkan
irama yang nyaman. Suatu gerak yang dijadikan sebagai dasar suatu irama
dan ciri khasnya terletak pada pengulangan-pengulangan yang dilakukan
secara teratur yang diberi tekanan atau aksen. Ritme membuat adanya
15
kesan gerak yang menyiratkan mata pada tampilan yang nyaman dan
berirama.
e. Keserasian (harmony)
Gambar prinsip desain harmony 6
(Sumber : www.google.com)
Suptandar (1995: 19) mengartikan keserasian sebagai usaha dari
berbagai macam bentuk, bangun, warna, tekstur, dan elemen lain yang
disusun secara seimbang dalam suatu komposisi utuh agar nikmat untuk
dipandang. Keserasian adalah keteraturan di antara bagian-bagian suatu
karya. bentuk yang tepat, dan penentuan ukuran sehingga dapat diukur
atau disusun sebaik mungkin.
f. Skala (scale)
Gambar prinsip desain scale 7
(Sumber : www.google.com)
16
Skala adalah ukuran relative dari suatu obyek, jika dibandingkan
terhadap obyek atau elemen yang lainnya telah diketahui ukurannya
(Kusmiati, 1994:14). Skala berhubungan dengan jarak pandang atau
penglihatan dengan unsur-unsur yang telah dimunculkan (faktor
keterbacaan). Skala juga sangat berguna bagi terciptanya kesesuaian
bentuk atau obyek dalam suatu desain.
g. Penekanan (emphasis)
Gambar prinsip desain emphasis 8
(Sumber : www.google.com)
Frank Jeffkin (1997:246) menyebutkan bahwa: Dalam penekanan,
all emphasis is no emphasis, bila semua ditonjolkan, maka yang terjadi
adalah tidak ada hal yang ditonjolkan. Adanya penekanan dalam desain
merupakan hal yang penting untuk menghindari hal yang monoton.
Penekanan dapat dilakukan pada jenis huruf, ruang kosong, warna,
maupun yang lainnya akan menjadikan desain menjadi menarik bisa
dilakukan dalam proporsi yang cukup dan tidak berlebihan.
12
B. Promosi
1. Pengertian Promosi
Kata “promosi” berasal dari bahasa latin, yaitu Promovera (Promotion)
yang dalam bahasa Inggris diterjemahkan: to move forward advance, dimana
terjemahan secara fungsional sasaran promosi adalah merangsang pembelian di
tempat, (immediately stimulating purchase). Betapapun bagusnya suatu
produk/jasa yang akan ditawarkan kepada konsumen, bila konsumen tidak pernah
mengetahui produk tersebet, maka tidak mungkin konsumen akan membeli produk
tersebut. Promosi pada hakekatnya adalah semua kegiatan yang dimaksudkan
untuk menyampaikan/mengkomunikasikan suatu produk/jasa kepada sasaran,
untuk memberi informasi tentang keistimewaan, kegunaan, dan yang paling
penting adalah tentang keberadaannya, sehingga akan mengubah sikap ataupun
untuk mendorong orang/konsumen bertindak. Adapun definisi promosi menurut
E.Jerome Mc. Carthy (2006: 318) promotion is communication information
between seller and buyer to influence attitude and behavior. Jika diterjemahkan
ke dalam bahasa Indonesia adalah promosi suatu informasi komunikasi antara
penjual dan pembeli untuk mempengaruhi sikap dan kelakuan. Menurut Basu
Swasta (2002: 237), promosi diartikan arus informasi atau persuasi satu arah yang
dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang
menciptakan pertukaran dalam pemasaran.
Jadi promosi dapat disimpulkan promosi adalah kegiatan yang dilakukan
oleh sebuah perusahaan untuk mengkomunikasikan produk ataupun jasa secara
satu arah kepada pasar untuk menginformasikan keunggulan, kegunaan, ataupun
12
eksistensinya yang bertujuan mempengaruhi pasar, dengan tujuan akhir pembelian
ataupun penggunaan oleh konsumen.
2. Fungsi Promosi
Menurut Terence A. Shimp (2000: 7) promosi memiliki lima fungsi yang
sangat penting bagi suatu perusahaan/lembaga. Kelima fungsi tersebut dijabarkan
sebagai berikut :
a. Informing (memberi informasi)
Promosi membuat konsumen sadar akan produk-produk baru,
mendidik mereka tentang berbagai fitur dan manfaat merek, serta
memfasilitasi penciptaan citra sebuah perusahaan yang menghasilkan
produk atau jasa. Promosi menampilkan peran informasi bernilai
lainnya, baik untuk merek yang diiklankan maupun konsumennya
dengan mengajarkan manfaat-manfaat baru dari merek yang telah ada.
b. Persuading (membujuk)
Media promosi atau iklan yang baik akan mampu mempersuasi
pelanggan untuk mencoba produk dan jasa yang ditawarkan.
Terkadang persuasi berbentuk mempengaruhi permintaan primer,
yakni menciptakan permintaan bagi keseluruhan kategori produk.
Lebih sering, promosi berupaya untuk membangun permintaan
sekunder, permintaan bagi merek perusahaan yang spesifik.
c. Reminding (mengingatkan)
Iklan menjaga agar merek perusahaan tetap segar dalam
ingatan para konsumen. Saat kebutuhan, yang berhubungan dengan
produk atau jasa yang diiklankan, dampak promosi di masa lalu
12
memungkinkan merek pengiklan hadir di benak konsumen.
d. Adding value (memberikan nilai tambah)
Periklanan memberi nilai tambah pada merek dengan
mempengaruhi persepsi konsumen. Periklanan yang efektif
menyebabkan merek dipandang lebih elegan, lebih bergengsi, dan
bisa lebih unggul dari tawaran pesaing.
e. Assisting (mendampingi)
Periklanan merupakan salah satu alat promosi. Promosi
membantu perwakilan penjualan. Iklan mengawasi proses
penjualan produk-produk perusahaan dan memberikan
pendahuluan yang bernilai bagi wiraniaga sebelum melakukan
kontak personal dengan para pelanggan yang prospektif. Upaya,
waktu, dan biaya periklanan dapat dihemat karena lebih sedikit
waktu yang diperlukan untuk memberi informasi kepada prospek
tentang keistimewaan dan keunggulan produk jasa. Terlebih lagi,
iklan melegitimasi atau membuat apa yang dinyatakan klaim oleh
perwakilan penjual lebih kredibel (Advertensi, Personal Selling,
Sales Promotion dan Publicity, Taberpin.blogspot.com)
C. Event
Event adalah suatu kegiatan yang diselenggarakan untuk memperingati hal-
hal penting sepanjang hidup manusia, baik secara individu atau kelompok yang
terikat secara adat, budaya, tradisi, dan agama yang diselenggarakan untuk tujuan
tertentu serta melibatkan lingkungan masyarakat yang diselenggarakan pada waktu
12
tertentu (Noor, 2009:7).
Setiap event selalu mempunyai tujuan utama untuk apa diselenggarakan.
Salah satu tujuan utama dari event ada pada target sasarannya atau target
pengunjung yang diharapkan akan hadir dalam event yang diadakan. Menurut Any
Noor di dalam buku Event Management kunci utamanya adalah pengunjung
mengetahui manfaat apa yang akan didapat melalui sebuah event (2009: 179).
Event yang diadakan memang bertujuan untuk mendatangkan jumlah
pengunjung yang mencapai target atau bahkan melebihi target yang diharapkan dan
ditetapkan. Karena jumlah pengunjung yang sesuai atau melebihi target adalah
salah satu kesuksesan sebuah event (Noor, 2009: 182).
D. Media
Kata media berasal dari bahasa Latin Medius yang secara harfiah berarti
tengah, perantara, atau pengantar. Tetapi secara lebih khusus, pengertian media
diartikan sebagai alat-alat grafis, fotografis, atau elektronis untuk menangkap,
memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. Ditinjau dari segi
bahasa, media diartikan sebagai perantara (informasi), penengah, wadah, atau
wahana, (Pius dan Dahlan, 2001 : 448). Dalam ilmu komunikasi, media merupakan
unsur yang sangat penting yaitu sebagai saluran komunikasi tempat berlalunya
pesan dari komunikator kepada komunikan, (Ochjana, 2000 : 18).
Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa media adalah perantara untuk
penyampai pesan kepada target penerima pesan, dapat berupa visual maupun
verbal.
Peranan media dalam proses komunikasi sangat penting, disebabkan
12
keefisiensiannya dalam mencapai komunikan. dalam kaitannya dengan penulisan
ini, dapat diambil contoh untuk media merchandise dari sebuah artis, mempunyai
tujuan sebagai media atau perantara untuk seorang fans, mendekatkan diri dengan
idola mereka.
1. Definisi Merchandise
Dalam kamus Cambridge Advanced Learner's Dictionary merchandise
adalah : (verb) US. SPECIALIZED to encourage the sale of goods by advertising
them or by making certain that they are noticed; yaitu barang dagangan untuk
mendorong penjualan barang-barang dengan iklan atau dengan memastikan bahwa
mereka dicatat sebagai salah satu media promosi. Cindera mata dalam kamus
Bahasa Indonesia (1995 : 12) diartikan sebagai: 1. Pemberian (sebagai kenang-
kenangan, sebagai pertanda ingat, dsb.)
Davidson(1988) menyebutkan bahwa :
a. Right merchandise berarti jenis,model,merek,warna,ukuran,dan lainnya
yang ingin dibeli oleh konsumen.
b. Right place merujuk bukan hanya pada lokasi toko, melainkan barang
apa yang selayaknya ada disuatu toko dan tempat pajangan didalam toko
itu sendiri.
c. Right time berarti bahwa keberadaan barang di toko pada saat mana
konsumen membutuhkannya.
d. Right quantities berarti bahwa keberadaan barang dalam jumlah sesuai
dengan kebutuhan konsumen
12
e. Right prices adalah tingkat harga barang yang pantas dan bersaing pada
tingkat mana masih memberikan keuntungan bagi retailer.
2. Fungsi-Fungsi Merchandise
Menurut Berman & Evans (1992) Ada 3 fungsi merchandising yaitu
pengadaan barang (Merchandise Purchasing). Kodifikasi dan sistem informasi
(Merchandise codification & information system). Penjualan barang (Merchandise
Hadling process, khususnya toko).
Berikut dari ketiga fungsi tersebut :
a. Merchandise Purchasing
Fungsi Purchasing ditujukan untuk mendapatkan sumber dari
merchandise yang dibutuhkan oleh konsumen pada suatu tingkat harga
yang pantas dengan melakukan dealing trading term condition dengan
supplier yang bersangkutan
b. Merchandise Condification Process
Keberadaan codification dept (coding center) adalah sebagai
konsekuensi dari implementasi komputerisasi merchandising sistem
dan upaya atau bentuk perhatian terhadap tuntutan kategori
menegement. Dengan adanya spesifikasi penugasan codification dalam
memanajeri data merchandising system yang kemudian secara otomatis
akan berimplikasi pada akurasi informasi,analisis dan pelaporan
(reporting) dari seluruh aspek dan bagian dari retailer yang
bersangkutan.
12
c. Proses Penjualan barang
Kegiatan penjualan barang merupakan hal terpenting dalam
kehidupan retailer karena disitulah lading penghasilannya. Tempat
retailer menanamkan harapannya untuk bisa bertahan hidup. Penjualan
barang merupakan proses antara untuk mendapatkan keuntungan
Dalam proses belanjanya konsumen akan menetapkan pilihan
atas barang yang tersedia ditoko oleh commercial dept dan proses
transaksi penjualan dimulai ketika konsumen masuk ke gerai kasir.
Untuk melakukan pembayaran atas barang-barang pilihannya. Saat itu
terjadi transaksi antara kasir dengan konsumen tersebut. Dimana kasir
menginput item per item barang yang dibeli, menyebutkan total yang
harus dibayar dan konsumen melakukan pembayaran sejumlah yang
disebutkan.
3. T-shirt
T-shirt adalah salah satu jenis pakaian yang sederhana untuk tubuh
bagian atas. T-shirt adalah jenis pakaian yang menutupi sebagian lengan, seluruh
dada, bahu, dan perut. Pada umumnya t-shirt tidak memiliki kancing, kerah,
ataupun saku, berlengan pendek (melewati bahu hingga sepanjang siku) dan
berleher bundar (Rahardjo, 2012:66). Namun, dalam perjalanannya, bentuk dan
ciri t-shirt ini pun mulai mengalami banyak perubahan sesuai dengan
perkembangan zaman.
Sekarang bisa ditemukan banyak t-shirt yang telah dimodifikasi
modelnya menjadi berlengan panjang, berkerah, ataupun bersaku dan
berkancing. Bahan yang umumnya digunakan untuk membuat t-shirt adalah
12
katun atau poliester atau gabungan keduanya. Mode t-shirt meliputi mode untuk
wanita dan pria. Keuntungan lain dari t-shirt adalah dapat dipakai oleh semua
golongan usia: bayi, anak-anak, remaja, ataupun orang tua.
Asal muasal mengenai t-shirt tidak diketahui secara pasti. Teori yang
paling umum mengenai penamaan t-shirt adalah berasal dari bentuknya yang
menyerupai huruf “T”. Ada juga teori lain yang mengatakan nama t-shirt ini
diberikan karena pasukan militer sering menggunakannya sebagai “training
shirt” (Wikipedia.com).
Pada mulanya t-shirt digunakan sebagai pakaian dalam. Namun,
sekarang juga digunakan untuk pakaian luar. T-shirt pun menjadi umum dilihat
saat dikenakan oleh para veteran militer setelah perang dunia kedua. T-shirt
kemudian menjadi lebih populer pada 1950-an setelah Marlon Brando
mengenakannya dalam sebuah film yang berjudul “A Street Named Desired”.
Setelah itu, t-shirt mencapai status yang lebih tinggi, berdiri sendiri dan menjadi
bagian dari budaya mode (Rahardjo, 2012:67).