bab ii kajian teori a. perancangan · 2018-11-07 · komponen perangkat lunak dan perangkat keras...

23
11 BAB II KAJIAN TEORI A. Perancangan 1. Pengertian Perancangan Perancangan adalah penggambaran, perencanaan dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah ke dalam satu kesatuan yang utuh dan berfungsi (Syifaun Nafisah, 2003 : 2). Perancangan sistem dapat dirancang dalam bentuk bagan alir sistem (system flowchart), yang merupakan alat bentuk grafik yang dapat digunakan untuk menunjukan urutan-urutan proses dari sistem. Perancangan itu terbagi lagi, diantaranya perancangan sistem. Dimana perancangan sistem itu terdiri dari beberapa pendapat para ahli antara lain : Menurut John Buch & Gary Grudnitski Perancangan adalah desain sistem dapat didefinisikan sebagai penggambaran, perencanaan dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah ke dalam satu kesatuan yang utuh dan berfungsi.Menurut George M. Scott Perancangan adalah desain sistem menentukan bagaimana suatu sistem akan menyelesaikan apa yang mesti diselesaikan ; tahap ini menyangkut mengkonfigurasikan dari komponen-

Upload: nguyenphuc

Post on 08-Mar-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

11

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Perancangan

1. Pengertian Perancangan

Perancangan adalah penggambaran, perencanaan dan pembuatan sketsa

atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah ke dalam satu kesatuan

yang utuh dan berfungsi (Syifaun Nafisah, 2003 : 2). Perancangan sistem dapat

dirancang dalam bentuk bagan alir sistem (system flowchart), yang merupakan

alat bentuk grafik yang dapat digunakan untuk menunjukan urutan-urutan

proses dari sistem.

Perancangan itu terbagi lagi, diantaranya perancangan sistem. Dimana

perancangan sistem itu terdiri dari beberapa pendapat para ahli antara lain :

Menurut John Buch & Gary Grudnitski “Perancangan adalah desain

sistem dapat didefinisikan sebagai penggambaran, perencanaan dan pembuatan

sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah ke dalam satu

kesatuan yang utuh dan berfungsi.”

Menurut George M. Scott “Perancangan adalah desain sistem

menentukan bagaimana suatu sistem akan menyelesaikan apa yang mesti

diselesaikan ; tahap ini menyangkut mengkonfigurasikan dari komponen-

12

komponen perangkat lunak dan perangkat keras dari suatu sistem, sehingga

setelah instalasi dari sistem akan benar-benar memuaskan rancang bangun yang

telah ditetapkan pada akhir tahap analisis sistem.”

Perancangan merupakan suatu tahap persiapan untuk mendapatkan

suatu hasil akhir dengan suatu tindakan yang jelas. Di mana hal ini menyangkut

suatu proses dari pengaturan beberapa elemen terpisah ke dalam suatu kesatuan

yang utuh dan kemudian menerapkannya ke dalam suatu media untuk

menghasilkan karya yang baik.

Hal ini dapat diperkuat oleh pernyataan beberapa ahli antara lain Al-

Bahra (2005:51) dalam bukunya yang berjudul Analisis dan Desain dalam

Sistem Informasi, menjelaskan bahwa “Perancangan adalah kemampuan untuk

membuat beberapa alternatif pemecahan masalah”.

Pengertian perancangan menurut Al Bahara bin Ladjamudin,

“Perancangan adalah tahapan perancangan (design) memiliki tujuan untuk

mendesain sistem baru yang dapat menyelesaikan masalah-masalah yang

dihadapi perusahaan yang diperoleh dari pemilihan alternatif sistem yang

terbaik”. (Ladjamudin, 2005:39). Sedangkan menurut Kusrini dkk,

“Perancangan adalah proses pengembangan spesifikasi sistem baru berdasarkan

hasil rekomendasi analisis sistem”. (Kusrini, 2007:79). Pengertian perancangan

secara etimologi berartikan:

13

a. Designose

Berasal dari bahasa latin yang berarti memotong dengan gergaji atau

tindakan menakik atau memberi tanda yang bermaksud memberi citra terhadap

suatu obyek.

b. Design

Berasal dari bahasa Inggris yang berarti memikirkan, menggambar

rencana, menyusun bagian-bagian menjadi sesuatu yang baru.

c. Designare

Berasal dari bahasa Perancis yang berarti menandai, memisahkan yang

maksudnya menghilangkan kesimpangan. Berdasarkan pengertian

perancangan menurut para ahli dan secara etimologi, perancangan memiliki

pengertian serupa dengan desain. Kata desain berarti proses atau perbuatan

dengan mengatur segala sesuatu sebelum bertindak atau merancang. Desain

merupakan langkah awal dalam perumusan dari berbagai

B. Branding

1. Pengertian Branding

Branding dan promosi mempunyai pengertian berbeda. Promosi lebih

mengenalkan fungsi dan manfaat produk, sedangkan Branding merupakan

usaha dalam menghidupkan hubungan emosional konsumen yang berkesan

ketika menggunakan produk. Branding digunakan untuk kepentingan jangka

panjang, sedangkan promosi hanya untuk kepentingan jangka pendek.

14

Brand dalam bahasa Indonesia berarti merek. Sedangkan branding

memiliki arti proses membuat sebuah merek. Merek adalah nama, istilah, logo,

tanda atau lambang dan kombinasi dari dua atau lebih unsur tersebut yang

dimaksud untuk mengidentifikasikan barang-barang atau jasa dari seorang

penjual atau kelompok penjual untuk membedakannya dari produk pesaing.

(Jackie Ambadar, Miranty Abidin, Yanty Isa,2007:2)

Merek secara tradisional didefinisikan sebagai nama, terminology,

tanda, simbol atau desain yang dibuat untuk menandai atau mengidentifikasi

produk atau daerah yang ditawarkan. Lebih simple lagi merek adalah alat

penanda bagi penjual atau produsen, bisa berupa nama, logo, trademark atau

berbagai bentuk simbol yang lain. Secara lebih tepat merek didefinisikan

sebagai value indicator, yaitu indikator yang menggambarkan seberapa kokoh

nilai yang ditawarkan kepada pelanggan. (Hermawan & Yuswohady,

2005:173)

Merek menjadi alat kunci bagi pelanggan dalam menetapkan

pilihannya. Merek mewakili image dari sebuah produk. Image adalah kesan

terhadap seseorang, perusahaan, produk, dan lain sebagainya yang diberikan

pada publik. Image dapat dikomunikasikan dan dibentuk melalui 3 strategi:

a. Slogan dan tema

Slogan umum digunakan dalam kampanye. Slogan mirip

sebuah perintah komando yang menyatukan berbagai aktifitas dalam

sebuah kampanye. Kemampuan komando tersebut disebabkan

slogan mampu menyuguhkan antusiasme, momentum dan ide segar

15

dalam sebuah frase singkat. Sebuah slogan yang baik mengandung

sebuah visi. Slogan adalah media pemasaran yang potensial untuk

membentuk image positif, namun jika tidak hati-hati yang terjadi

justru sebaliknya. Karena itulah slogan harus mencerminkan realitas

sebenarnya.

Tema umumnya menampilkan kalimat yang lebih panjang.

Panjangnya kalimat ini berangkat dari kebutuhan untuk mengejar

target market yang lebih spesifik. Selain spesifik, tema juga

dicirikan oleh fleksibilitas dan versalitas (serba mencakup).

b. Simbol visual

Untuk kepentingan pemasaran daerah, simbol visual suatu

daerah biasanya dipromosikan melalui brosur, pamflet, tour guide

book, billboard, dan banyak media lainnya. Aktivitas ini adalah

bagian dari image strategy daerah yakni usaha sistematis untuk

memberikan image argument kepada pelanggan.

2. Tujuan Pemberian Nama Merek (Brand)

Tujuan pemberian nama merek adalah:

a. Sebagai suatu cara untuk mendapatkan nilai tambah

b. Para pengguna dapat langsung mengetahui kualitas produk, fitur yang

diharapkan dan jasa yang dapat diperoleh.

c. Cermin atau janji yang diucapkan oleh produsen terhadap konsumen atas

kualitas produk yang akan mereka hasilkan. (Jackie Ambadar, Miranty

Abidin, Yanty Isa, 2007:4)

16

3. Fungsi Merek

Menurut buku Mengelola Merek, terdapat dua fungsi merek, yaitu:

a. Memberikan identifikasi terhadap suatu produk sehingga konsumen

mengenali merek dagang yang berbeda dengan produk lain.

b. Merek membantu untuk menarik calon pembeli.

C. Promosi

1. Pengertian Promosi

Promosi adalah upaya untuk memberitahukan atau menawarkan produk

atau jasa pada dengan tujuan menarik calon konsumen untuk membeli atau

mengkonsumsinya. Dengan adanya promosi produsen atau distributor

mengharapkan kenaikannya angka penjualan.

a. Periklanan (Advertising)

yaitu bentuk promosi non personal dengan menggunakan

berbagai media yang ditujukan untuk merangsang pembelian.

Periklanan menawarkan suatu produk kepada konsumen dengan

cara mengemukakan alasan supaya membeli.

b. Penjualan Tatap Muka (Personal Selling)

yaitu bentuk promosi secara personal dengan presentasi lisan

dalam suatu percakapan dengan calon pembeli yang ditujukan untuk

merangsang pembelian atau kegiatan mempromosikan suatu produk

dengan cara mendatangi ketempat konsumen berada, oleh seorang

17

wiraniaga/sales person. Dengan adanya kontak langsung antara

wiraniaga dan konsumen, maka terjadilah komunikasi dua arah.

c. Publisitas (Publisity)

Publisitas yaitu suatu bentuk promosi non personal

mengenai, pelayanan atau kesatuan usaha tertentu dengan jalan

mengulas informasi/berita tentangnya (pada umumnya bersifat

ilmiah) atau merupakan usaha untuk merangsang permintaan dari

suatu produk secara non personal yang bersifat komersial. Tentang

produk tersebut di media cetak dan media elektronik, maupun hasil

wawancara yang ditampilkan dalam media tersebut. Cara ini sangat

baik untuk memperkenalkan perusahaan atau produk yang

dihasilkan, karena publisitas dapat mencapai pembeli yang potensial

yang tidak dapat dicapai dengan advertensi dan personal selling.

d. Promosi Penjualan (Sales Promotion)

Promosi penjualan yaitu suatu bentuk promosi di luar ketiga

bentuk diatas yang ditujukan untuk merangsang pembelian. Promosi

penjualan menawarkan suatu produk dengan cara memberikan

perangsang supaya membeli. Perangsang ini bisa berupa uang,

barang atau pelayanan tambahan lainya yang biasanya tak disertakan

bersama produk tersebut.

Hal ini diperkuat dengan teori yang dikemukakan oleh Indriyo Gito

Sudarmo (1998:237), “Promosi merupakan kegiatan yang ditujukan untuk

mempengaruhi konsumen agar mereka dapat menjadi kenal akan produk yang

18

ditawarkan oleh perusahaan kepada mereka dan kemudian menjadi senang lalu

membeli produk tersebut.”

Menurut Basu Swastha D. M. Dan Irawan (1999), promosi merupakan

insentif jangka pendek untuk mendorong pembelian atau penjualan dari suatu

produk atau jasa. Menurut Stanson (1999), promosi adalah kombinasi strategi

yang paling baik dari variabel-variabel periklarian, penjualan personal dan alat

promosi yang lain, yang semuanya direncanakan untuk mencapai tujuan

program penjualan.

D. Desain Komunikasi Visual

Ilmu yang mengembangkan bentuk bahasa komunikasi visual berupa

pengolahan pesan pesan untuk tujuan sosial atau komersial, dari individu atau

kelompok yang ditujukan kepada individu atau kelompok lainnya.

Desain komunikasi visual atau lebih dikenal di kalangan civitas

akademik di Indonesia dengan singkatan DKV pada dasarnya merupakan istilah

penggambaran untuk proses pengolahan media dalam berkomunikasi mengenai

pengungkapan ide atau penyampaian informasi yang bisa terbaca atau terlihat.

Desain Komunikasi Visual erat kaitannya dengan penggunaan tanda-tanda

(signs), gambar (drawing), lambang dan simbol, ilmu dalam penulisan huruf

(tipografi), ilustrasi dan warna yang kesemuanya berkaitan dengan indera

penglihatan.

Proses komunikasi disini melalui eksplorasi ide-ide dengan

penambahan gambar baik itu berupa foto, diagram dan lain-lain serta warna

19

selain penggunaan teks sehingga akan menghasilkan efek terhadap pihak yang

melihat. Efek yang dihasilkan tergantung dari tujuan yang ingin disampaikan

oleh penyampai pesan dan juga kemampuan dari penerima pesan untuk

menguraikannya.

Desain komunikasi visual adalah ilmu yang mengembangkan bentuk

bahasa komunikasi visual berupa pengolahan pesan pesan untuk tujuan sosial

atau komersial, dari individu atau kelompok yang ditujukan kepada individu

atau kelompok lainnya. Pesan dapat berupa informasi produk, jasa atau gagasan

yang disampaikan kepada target audiens, dalam upaya peningkatan usaha

penjualan, peningkatan citra dan publikasi program pemerintah. Pada

prinsipnya DKV adalah perancangan untuk menyampaikan pola pikir dari

penyampaian pesan kepada penerima pesan, berupa bentuk visual yg

komunikatif, efektif, efisien, tepat terpola dan terpadu serta estetis, melalui

media tertentu sehingga dapat mengubah sikap positif sasaran. elemen desain

komunikasi visual adalah gambar/ foto, huruf, warna dan tata letak dalam

berbagai media. baik media cetak, massa, elektronika maupun audio visual. akar

bidang DKV adalah komunikasi budaya, komunikasi sosial dan komunikasi

ekonomi. Tidak seperti seniman yang mementingkan ekspresi perasaan dalam

dirinya, seorang desainer komunikasi visual adalah penterjemah dalam

komunikasi gagasan. Karena itulah DKV mengajarkan berbagai bahasa visual

yang dapat digunakan untuk menterjemahkan pikiran dalam bentuk visual.

20

E. Bus Rel

Bus rel (railbus) adalah variasi dari kereta rel, yang dalam

pembuatannya menggunakan bahan yang lebih ringan, menggunakan prinsip-

prinsip yang dipakai dalam pembuatan bus (terutama dalam konstruksi dan tata

ruang), dan dirancang untuk digunakan pada jalur rel yang kurang padat.

Kendaraan ini dapat bergerak sendiri-sendiri ataupun dirangkaikan. Bus rel

dapat pula menggunakan ban, bukan bogie sebagaimana lazimnya kereta api,

namun bergerak di jalur yang tertentu (seperti rel).

Bus rel biasa digunakan di negara dengan tradisi panjang transportasi

umum, seperti Jerman dan Inggris. Nama yang digunakan bermacam-macam,

seperti rail motor (di Australia) atau Autorail (di Prancis). Di Rusia, beberapa

perusahaan transportasi rel menggunakan Metrowagonmash yang memakan

mesin bus Mercedes-Benz. Bus rel juga beroperasi di Selandia Baru dan India.

Di Indonesia bus rel baru digunakan sejak 19 Februari 2009, dinamakan "Bus

rel Kertalaya" yang melayani jalur Kertapati-Indralaya di Sumatera Selatan.

Bus rel ini buatan Indonesia dan dibuat oleh PT Inka. Belum lama ini PT Inka

telah membuat lagi railbus dari stasiun Purwosari tujuan stasiun Wonogiri yakni

Bus Rel Bathara Kresna.

F. Kereta Api

1. Pengertian

Kereta api adalah bentuk transportasi rel yang terdiri dari serangkaian

kendaraan yang ditarik sepanjang jalur kereta api untuk mengangkut kargo atau

21

penumpang. Gaya gerak disediakan oleh lokomotif yang terpisah atau motor

individu dalam beberapa unit. Meskipun propulsi historis mesin uap

mendominasi, bentuk-bentuk modern yang paling umum adalah mesin diesel

dan listrik lokomotif, yang disediakan oleh kabel overhead atau rel tambahan.

Sumber energi lain termasuk kuda, tali atau kawat, gravitasi, pneumatik, baterai,

dan turbin gas. Rel kereta api biasanya terdiri dari dua, tiga atau empat rel,

dengan sejumlah monorel dan guideways maglev dalam campuran. Kata train

berasal dari bahasa Perancis Tua trahiner, dari bahasa Latin trahere berarti

tarik, menarik.

Ada berbagai jenis kereta api yang dirancang untuk tujuan tertentu.

Kereta api bisa terdiri dari kombinasi satu atau lebih dari lokomotif dan gerbong

kereta terpasang, atau beberapa unit yang digerakkan sendiri atau kadang-

kadang pelatih bertenaga tunggal atau diartikulasikan, disebut sebuah kereta

mobil. Kereta pertama dengan bentuk ditarik menggunakan tali, gravitasi

bertenaga atau ditarik oleh kuda. Dari awal abad ke-19 hampir semuanya

didukung oleh lokomotif uap. Dari tahun 1910-an dan seterusnya lokomotif uap

mulai digantikan oleh kurang dan bersih (tetapi lebih kompleks dan mahal)

lokomotif diesel dan lokomotif listrik, sementara pada waktu yang sama

beberapa kendaraan unit yang digerakkan sendiri baik sistem tenaga menjadi

jauh lebih umum dalam pelayanan penumpang.

2. Sejarah

Sejarah perkeretaapian sama seperti sejarah alat transportasi umumnya

yang diawali dengan penemuan roda. Mulanya dikenal kereta kuda yang hanya

22

terdiri dari satu kereta (rangkaian), kemudian dibuatlah kereta kuda yang

menarik lebih dari satu rangkaian serta berjalan di jalur tertentu yang terbuat

dari besi (rel) dan dinamakan sepur. Ini digunakan khususnya di daerah

pertambangan tempat terdapat lori yang dirangkaikan dan ditarik dengan tenaga

kuda.

Setelah James Watt menemukan mesin uap, Nicolas Cugnot membuat

kendaraan beroda tiga berbahan bakar uap. Orang-orang menyebut kendaraan

itu sebagai kuda besi. Kemudian Richard Trevithick membuat mesin lokomotif

yang dirangkaikan dengan kereta dan memanfaatkannya pada pertunjukan di

depan masyarakat umum. George Stephenson menyempurnakan lokomotif

yang memenangi perlombaan balap lokomotif dan digunakan di jalur

Liverpool-Manchester. Waktu itu lokomotif uap yang digunakan berkonstruksi

belalang. Penyempurnaan demi penyempurnaan dilakukan untuk mendapatkan

lokomotif uap yang lebih efektif, berdaya besar, dan mampu menarik kereta

lebih banyak.

Penemuan listrik oleh Michael Faraday membuat beberapa penemuan

peralatan listrik yang diikuti penemuan motor listrik. Motor listrik kemudian

digunakan untuk membuat trem listrik yang merupakan cikal bakal kereta api

listrik. Kemudian Rudolf Diesel memunculkan kereta api bermesin diesel yang

lebih bertenaga dan lebih efisien dibandingkan dengan lokomotif uap. Seiring

dengan berkembangnya teknologi kelistrikan dan magnet yang lebih maju,

dibuatlah kereta api magnet yang memiliki kecepatan di atas kecepatan kereta

api biasa. Jepang dalam waktu dekade 1960-an mengoperasikan KA Super

23

Ekspress Shinkanzen dengan rute Tokyo-Osaka yang akhirnya dikembangkan

lagi sehingga menjangkau hampir seluruh Jepang. Kemudian Perancis

mengoperasikan kereta api serupa dengan nama TGV.

3. Jenis – jenis Kereta Api

a. Dari segi rel

1) Kereta api rel konvensional

Kereta api rel konvensional adalah kereta api yang biasa kita

jumpai. Menggunakan rel yang terdiri dari dua batang baja yang

diletakkan di bantalan kayu jati yang keras. Di daerah tertentu yang

memliki tingkat ketinggian curam, digunakan rel bergerigi yang

diletakkan di tengah tengah rel tersebut serta menggunakan

lokomotif khusus yang memiliki roda gigi, dan hanya ada di pulau

Pulau Sumatera & jawa

2) Kereta api monorel

Kereta api monorel (kereta api rel tunggal) adalah kereta api

yang jalurnya tidak seperti jalur kereta yang biasa dijumpai. Rel

kereta ini hanya terdiri dari satu batang besi. Letak kereta api

didesain menggantung pada rel atau di atas rel. Karena efisien,

biasanya digunakan sebagai alat transportasi kota khususnya di kota-

kota metropolitan dunia dan dirancang mirip seperti jalan layang.

b. Dari segi di permukaan tanah

1) Kereta api permukaan (surface)

24

Kereta api permukaan berjalan di atas tanah. Biaya

pembangunannya untuk kereta permukaan adalah yang termurah

dibandingkan yang di bawah tanah atau yang layang.

2) Kereta api layang (elevated/viaduct)

Kereta api layang berjalan di atas dengan bantuan tiang-

tiang, hal ini untuk menghindari persilangan sebidang, agar tidak

memerlukan pintu perlintasan kereta api. Biaya yang dikeluarkan

sekitar 3 kali dari kereta permukaan dengan jarak yang sama. Di

Jakarta ada satu lintasan dari Manggarai ke Kota lewat stasiun

Gambir. Pada lintas tengah ini, Manggarai - Kota, tidak ada pintu

perlintasan kereta api. Rencana semula untuk lintas timur

(Jatinegara - Senen - Kota) dan lintas barat (Manggarai - Tanah

Abang), juga akan dilayangkan belum dapat direalisasikan, sehingga

hanya lintas tengah saja yang diselesaikan sementara ini.

3) Kereta api bawah tanah

Kereta api bawah tanah adalah kereta api yang berjalan di

bawah permukaan tanah. Disebut pula Subway, Underground,

Metro dan MRT. Kereta jenis ini dibangun dengan membangun

terowongan-terowongan di bawah tanah sebagai jalur kereta api.

Biasanya digunakan pada kota-kota besar (metropolitan) seperti

New York, Tokyo, Paris, Seoul dan Moskwa. Selain itu ia juga

digunakan dalam skala lebih kecil pada daerah pertambangan. Biaya

yang dikeluarkan sangat mahal, karena untuk menembus 20 meter

25

di bawah permukaan perlu biaya 7 kali lipat daripada kereta

permukaan. Di Jepang pembangunan lintas subway telah dimulai

sejak tahun 1905. Di Jakarta sendiri pembangunan kereta bawah

tanah (MRT) baru dimulai pada 2013 dan akan selesai 2018.

G. Bathara Kresna

1. Pengertian dari Jawa dan Hindia

Kresna adalah salah satu dewa yang dipuja oleh umat Hindu, berwujud

pria berkulit gelap atau biru tua, memakai dhoti kuning dan mahkota yang

dihiasi bulu merak. Dalam seni lukis dan arca, umumnya ia digambarkan sedang

bermain seruling sambil berdiri dengan kaki yang ditekuk ke samping. Legenda

Hindu dalam kitab Purana dan Mahabharata menyatakan bahwa ia adalah

putra kedelapan Basudewa dan Dewaki, bangsawan dari kerajaan Surasena,

kerajaan mitologis di India Utara. Secara umum, ia dipuja sebagai

awatara/avatara (inkarnasi) Dewa Wisnu kedelapan di antara sepuluh awatara

Wisnu. Dalam beberapa tradisi perguruan Hindu, misalnya Gaudiya Waisnawa,

ia dianggap sebagai manifestasi dari kebenaran mutlak, atau perwujudan Tuhan

itu sendiri, dan dalam tafsiran kitab-kitab yang mengatasnamakan Wisnu atau

Kresna, misalnya Bhagawatapurana, ia dimuliakan sebagai Kepribadian Tuhan

Yang Maha Esa. Dalam Bhagawatapurana, ia digambarkan sebagai sosok

penggembala muda yang mahir bermain seruling, sedangkan dalam wiracarita

Mahabharata ia dikenal sebagai sosok pemimpin yang bijaksana, sakti, dan

berwibawa. Selain itu ia dikenal pula sebagai tokoh yang memberikan ajaran

26

filosofis, dan umat Hindu meyakini Bhagawadgita sebagai kitab yang memuat

kotbah Kresna kepada Arjuna tentang ilmu rohani.

Kisah-kisah mengenai Kresna muncul secara luas di berbagai ruang

lingkup agama Hindu, baik dalam tradisi filosofis maupun teologis. Berbagai

tradisi menggambarkannya dalam berbagai sudut pandang: sebagai dewa

kanak-kanak, tukang kelakar, pahlawan sakti, dan Yang Maha Kuasa.

Kehidupan Kresna dibahas dalam beberapa susastra Hindu, yaitu Mahabharata,

Hariwangsa, Bhagawatapurana, dan Wisnupurana.

Pemujaan terhadap dewa atau pahlawan yang disebut Kresna dalam

wujud Basudewa, Balakresna atau Gopala dapat ditelusuri sampai awal abad

ke-4 SM. Pemujaan Kresna sebagai Swayam Bhagawan, atau Tuhan Yang

Mahakuasa, yang dikenal sebagai Kresnaisme, muncul pada Abad Pertengahan

dalam situasi Gerakan Bhakti. Dari abad ke-10 M, Kresna menjadi subjek

favorit dalam seni pertunjukan. Tradisi pemujaan di masing-masing daerah

mengembangkan berbagai macam wujud/aspek Kresna seperti Jagadnata di

Orissa, Witoba di Maharashtra dan Shrinathji di Rajasthan. Sekte Gaudiya

Waisnawa yang terpusat pada pemujaan kepada Kresna didirikan pada abad ke-

16, dan sejak tahun 1960-an juga telah menyebar di Dunia Barat, sebagian besar

disebabkan oleh organisasi Masyarakat Internasional Kesadaran Kresna

(International Society for Krishna Consciousness - ISKCON).

Dalam aksara Dewanagari, Kresna ditulis dengan bunyi konsonan

silabis Ṛ, atau disebut pula vokal Ṛ dalam aksara Dewanagari sehingga tertulis

menjadi “Kersna”, sedangkan dalam alfabet Fonetis Internasional disimbolkan

27

dengan huruf R. Dalam aksara Jawa, huruf vokal tersebut dialihaksarakan

sebagai huruf Ra Pepet yang melambangkan bunyi "Re", karena bunyi

konsonan silabis Ṛ seperti dalam bahasa Sanskerta tidak terdapat dalam bahasa

Jawa dan Bali. Maka dari itu kata tersebut dialihaksarakan menjadi "Kresna".

Kresna digambarkan berkulit hitam. Kata krsna dalam bahasa Sanskerta

pada dasarnya merupakan kata sifat yang berarti "hitam", "gelap","biru

tua","malam”. Kata krsna muncul dalam mandala VIII sebagai nama seorang

penyair. Sebagai salah satu nama Wisnu, kata krsna terdaftar sebagai nama ke-

57 dalam kitab Wisnu Sahasranama (Seribu Nama Wisnu). Berdasarkan nama

tersebut, Kresna seringkali digambarkan dalam arca dengan kulit hitam maupun

biru.

Kresna juga dikenal dengan berbagai macam nama, julukan, dan gelar,

yang mencerminkan berbagai atribut dan hal-hal yang berkaitan dengannya.

Dalam kitab Mahabarata dan Bhagawadgita, Kresna disebut dengan berbagai

nama, sesuai karakteristiknya. Beberapa nama tersebut di antaranya: Acyuta

(yang kekal; teguh); Arisudana (penghancur musuh); Bagawan (Yang

Mahakuasa); Gopala (pelindung sapi); Gowinda (penggembala sapi);

Hresikesa (penguasa indria); Janardana (juru selamat umat manusia); Kesawa

(yang berambut indah); Kesinisudana (pembunuh raksasa Kesi); Madawa

(suami dewi keberuntungan); Madusudana (pembunuh raksasa Madhu);

Mahabahu (yang berlengan perkasa); Mahayogi (rohaniwan agung);

Purusottama (manusia utama, yang berkepribadian paling baik); Warsneya

28

(keturunan Wresni); Basudewa; Wisnu; Yadawa (keturunan Yadu); Yogeswara

(penguasa segala kekuatan batin).

Di antara berbagai namanya, yang terkenal adalah Gowinda,

(penggembala sapi) atau Gopala (pelindung para sapi), merujuk kepada

pengalaman masa kecil Kresna di Braj. Beberapa nama lainnya dianggap

penting bagi wilayah tertentu; misalnya, Jagatnata (penguasa alam semesta),

terkenal di Puri, India Timur.

2. Penggambaran

Kresna dapat dikenali secara mudah dengan mengamati atribut-

atributnya. Dalam wujud arca, Kresna digambarkan berkulit hitam atau gelap,

atau bahkan putih. Dalam budaya pewayangan Jawa, Kresna digambarkan

berkulit hitam, sedangkan di Bali, ia digambarkan berkulit hijau. Dalam

penggambaran umum misalnya lukisan modern, Kresna biasanya digambarkan

sebagai pemuda berkulit biru. Warna hitam merupakan warna Dewa Wisnu

menurut konsep Nawa Dewata, sedangkan biru melambangkan keberanian,

kebulatan tekad, pikiran yang mantap dalam menghadapi situasi sulit, serta

kesadaran yang sempurna. Warna biru juga melambangkan langit dan laut,

masing-masing bermakna luas dan dalam yang membentuk suatu

ketidakterbatasan, sama halnya seperti Wisnu.

Dia seringkali tampil dengan dhoti (semacam kemben) berbahan sutra

berwarna kuning, melambangkan cahaya yang melenyapkan kegelapan.

Kepalanya dihiasi mahkota dengan bulu merak, melambangkan galaksi

berwarna-warni dalam kegelapan, atau pusat energi di atas indria.

29

Penggambaran umum biasanya menampilkannya sebagai anak kecil, atau

seorang lelaki dalam gaya santai, sedang memainkan seruling. Dalam wujud

ini, ia biasanya ditampilkan berdiri dengan kaki yang ditekuk ke samping.

Kadangkala ditemani para sapi, menegaskan posisinya sebagai penggembala

ilahi (Govinda). Dalam agama Hindu, sapi dianggap suci karena melambangkan

Ibu Pertiwi.

Peran Kresna sebagai kusir kereta Arjuna di medan perang Kurukshetra,

seperti yang tergambar dalam Mahabharata, adalah subjek umum lain dalam

penggambaran Kresna. Dalam hal ini, ia ditampilkan sebagai sosok pria,

seringkali dengan karakteristik dewa-dewi dalam kesenian Hindu, misalnya

banyak lengan maupun kepala, dan dengan atribut Wisnu, misalnya cakra.

Sebagai seorang kusir biasa, ia ditampilkan dengan dua lengan. Lukisan gua

dari masa 800 SM di Mirzapur, Uttar Pradesh, India Utara, yang menampilkan

pertempuran kusir-kusir kereta kuda, salah satu di antaranya tampak akan

melemparkan cakram yang kemungkinan besar dapat dikenali sebagai Kresna.

Penggambaran dalam kuil seringkali menampilkan Kresna sebagai

seorang pria yang berdiri tegak, dalam gaya formal. Dapat ditampilkan

sendirian, dapat pula dengan figur terkait dengannya: Balarama (kakaknya) dan

Subadra (saudari tirinya), atau istrinya yang utama yaitu Rukmini dan

Satyabama.

Penggambaran Kresna memiliki perbedaan cukup unik pada versi Jawa

dan India. Pada versi India, Kresna merupakan titisan seorang dewa yang berarti

dia adalah dewa itu sendiri (avatar). Sehingga perwujudan Kresna adalah Dewa

30

Wishnu di dunia. Sifatnya sebagai dewa Wishnu lebih tampak daripada sifat

manusianya, seperti harus pecahnya perang saudara Bharatayuda antara

Pandawa dan Kurawa, karena kebenaran yang harus ditegakan, karena kebatilan

harus dimusnahkan dari dunia. Pada versi Jawa, Kresna tetap merupakan titisan

Wisnu, perbedaan terletak pada Manusia yang dititisi oleh dewa, jadi Kresna

adalah manusia yang memiliki titisan Wishnu tetapi dia tetap manusia maka

tetap dapat berfikir dan bertindak layaknya manusia. Maka terkadang ada kesan

licik dalam kebijaksnaan Kresna.

H. Surakarta

Kota Surakarta juga disebut Solo atau Sala , adalah wilayah otonom

dengan status kota di bawah Provinsi Jawa Tengah, Indonesia, dengan

penduduk 503.421 jiwa (2010) dan kepadatan 13.636/km2. Kota dengan luas

44 km2, ini berbatasan dengan Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten

Boyolali di sebelah utara, Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Sukoharjo

di sebelah timur dan barat, dan Kabupaten Sukoharjo di sebelah selatan.. Sisi

timur kota ini dilewati sungai yang terabadikan dalam salah satu lagu

keroncong, Bengawan Solo. Bersama dengan Yogyakarta, Surakarta

merupakan pewaris Kesultanan Mataram yang dipecah melalui Perjanjian

Giyanti, pada tahun 1755.

Eksistensi kota ini dimulai di saat Sunan Pakubuwana II, raja

Kesultanan Mataram, memindahkan kedudukan raja dari Kartasura ke Desa

Sala, sebuah desa yang tidak jauh dari tepi Bengawan Solo, karena istana

31

Kartasura hancur akibat serbuan pemberontak. Sunan Pakubuwana II membeli

tanah dari lurah Desa Sala, yaitu Kyai Sala, sebesar 10.000 ringgit (gulden

Belanda) untuk membangun istana Mataram yang baru. Secara resmi, istana

Mataram yang baru dinamakan Keraton Surakarta Hadiningrat dan mulai di

tempati tanggal 17 Februari 1745. Tanggal ini kemudian ditetapkan sebagai

hari jadi Kota Surakarta. Perjanjian Giyanti yang ditanda-tangani oleh Sunan

Pakubuwana III, Belanda, dan Pangeran Mangkubumi pada 13 Februari 1755

membagi wilayah Mataram menjadi dua yaitu Kasunanan Surakarta dan

Kesultanan Yogyakarta. Selanjutnya wilayah Kasunanan Surakarta semakin

berkurang, karena Perjanjian Salatiga yang diadakan pada 17 Maret 1757

menyebabkan Raden Mas Said diakui sebagai seorang pangeran merdeka

dengan wilayah kekuasaan berstatus kadipaten, yang disebut dengan nama

Praja Mangkunegaran. Sebagai penguasa Mangkunegaran, Raden Mas Said

bergelar Adipati Mangkunegara I.

Surakarta memiliki semboyan "Berseri", akronim dari "Bersih, Sehat,

Rapi, dan Indah", sebagai slogan pemeliharaan keindahan kota. Untuk

kepentingan pemasaran pariwisata, Surakarta mengambil slogan pariwisata

Solo, The Spirit of Java (Jiwanya Jawa) sebagai upaya pencitraan kota

Surakarta sebagai pusat kebudayaan Jawa.

Tim perancang bekerja dengan bekal slogan hasil sayembara dan

dituntut menjabarkan konsep Spirit of Java dalam wujud visual. Identitas visual

yang berupa tulisan ”Solo” beserta slogan di bawahnya dengan aksen huruf ”O”

berbentuk relung diperoleh dari ekstraksi konsep visual yang merefleksikan

32

kesan Jawa dalam tampilannya. Relung dalam logo bisa saja mengingatkan

orang pada ornamen keris, batik, atau mebel yang merujuk pada wilayah Jawa.

Selain itu Kota Surakarta juga memiliki beberapa julukan, antara lain

Kota Batik, Kota Budaya, Kota Liwet. Penduduk Surakarta disebut sebagai

wong Solo, dan istilah putri Solo juga banyak digunakan untuk menyebut

wanita yang memiliki karakteristik mirip wanita dari Surakarta.

I. Wonogiri

Wonogiri secara harfiah "hutan di pegunungan", adalah kabupaten di

Jawa Tengah. Secara geografis Wonogiri berlokasi di bagian tenggara Provinsi

Jawa Tengah. Bagian utara berbatasan dengan Kabupaten Karanganyar dan

Kabupaten Sukoharjo, bagian selatan langsung di bibir Pantai Selatan, bagian

barat berbatasan dengan Gunung Kidul di Provinsi Yogyakarta, Bagian timur

berbatasan langsung dengan Provinsi Jawa Timur, yaitu Kabupaten Ponorogo,

Kabupaten Magetan dan Kabupaten Pacitan. Ibu kotanya terletak di Kecamatan

Wonogiri. Luas kabupaten ini 1.822,37 km² dengan populasi 928.904 jiwa.

Sejarah berdirinya Kabupaten Wonogiri dimulai dari kerajaan kecil di

bumi Nglaroh Desa Pule Kecamatan Selogiri. Di daerah inilah dimulainya

penyusunan bentuk organisasi pemerintahan yang masih sangat terbatas dan

sangat sederhana, yang dikemudian hari menjadi simbol semangat pemersatu

perjuangan rakyat. Inisiatif untuk menjadikan Wonogiri (Nglaroh) sebagai basis

perjuangan Raden Mas Said, adalah dari rakyat Wonogiri sendiri

33

(Wiradiwangsa) yang kemudian didukung oleh penduduk Wonogiri pada saat

itu.

Jerih payah pengeran Samber Nyawa (Raden Mas Said) ini berakhir

dengan hasil sukses terbukti dia dapat menjadi Adipati di Mangkunegaran dan

Bergelar Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya ( KGPAA) Mangkunegoro I.

Peristiwa tersebut diteladani hingga sekarang karena berkat sikap dan sifat

kahutaman ( keberanian dan keluhuran budi ) perjuangan pemimpin, pemuka

masyarakat yang selalu didukung semangat kerja sama seluruh rakyat di

Wilayah Kabupaten Wonogiri

Melalui jalur Kereta, Wonogiri hanya terhubung dengan Solo. Biasanya

kereta penumpang hanya 1 kali masuk dan keluar Wonogiri menuju arah kota

Solo. Sekarang sudah ada pengganti KA. Feeder Solo-Wonogiri yaitu sebuah

kereta atau bus rel yang bernama Railbus 'Batara Kresna' yang telah diresmikan

oleh Menteri Perhubungan Freddy Numberi pada tanggal 26 Juli 2011 bersama

walikota Solo Joko Widodo. Kereta ini terdiri dari satu rangkaian dengan tiga

gerbong berkapasitas 160 orang dan merupakan produk dari PT. Inka Madiun.

Kelebihan railbus ini adalah dapat melaju hingga kecepatan 100 km/jam dan

merupakan pertama dan satu-satunya di Pulau Jawa, serta dilengkapi dengan

pendingin ruangan (AC). Namun sayangnya hingga saat ini railbus ini belum

dioperasikan karena masih dalam penempurnaan di INKA Madiun, serta

menunggu perbaikan jalur KA Sukoharjo-Wonogiri selesai.