bab ii drawing
TRANSCRIPT
BAB II
PRESS TOOL
2.1. Mengenal Proses Pemesinan
Pengembangan teknologi di bidang material sangatlah pesat
sekarang ini, hal ini terlihat dari banyaknya penggunaan material
logam khususnya di industri produksi massal dengan spesifikasi
tertentu, seperti baja tahan karat, baja karbon tinggi, dan baja
perkakas. Pada industri kecil seperti pembuatan ring, panci, tutup
botol, komponen kompor dan lain-lain sering menggunakan material
tersebut sebagai bahan untuk membuat alat bantu yang disebut
dengan Press Tools.
Pada press tool ini banyak digunakan baja karbon tinggi atau
baja perkakas sebagai mata potong (punch), tetapi seiring mahal dan
sulitnya material-material tersebut membuat para pelaku industri
kecil mengalami kerugian yang besar untuk pembuatan alat bantu
produksi. Untuk itu melalui penelitian ini penulis mengadakan
percobaan di laboratorium terhadap bahan pegas daun bekas.
Percobaan dilakukan empat tahap pengujian yaitu uji komposisi, uji
tarik, uji kekerasan, dan uji struktur mikro. Pada uji komposisi
material pegas daun bekas mempunyai kadar 0,6627 % Carbon (C),
0,7304%, Mangan (Mn), 0.0240% Belerang (S), 0,0257% Phosphor
(P). Kekuatan tarik pegas daun bekas adalah 1332,5 kg/mm2.
Kekerasan dilakukan dengan uji kekerasan Rockwell C maka hasil
dari ujinya adalah 52.5 HRC. Pada uji struktur mikro terdapat unsur
martensit dan austenit. Pada akhirnya hasil percobaan laboratorium
dibandingkan dengan data yang ada pada literatur maka material
3
pegas daun bekas ini dapat digunakan untuk bahan pengganti mata
potong pada alat bantu produksi massal.
Proses pemesinan dengan menggunakan prinsip pemotongan
logam dibagi dalam tiga kelompok dasar, yaitu : proses pemotongan
dengan mesin pres, proses pemotongan konvensional dengan mesin.
perkakas, dan proses pemotongan non konvensional. Proses
pemotongan dengan menggunakan mesin pres meliputi
pengguntingan (shearing), pengepresan (pressing) dan penarikan
(drawing, elongating). Proses pemotongan konvensional dengan
mesin perkakas meliputi proses bubut (turning), proses frais (milling),
dan sekrap (shaping). Proses pemotongan non konvensional
contohnya dengan mesin EDM (Electrical Discharge Machining) dan
wire cutting. Proses pemotongan logam ini biasanya disebut proses
pemesinan, yang dilakukan dengan cara membuang bagian benda
kerja yang tidak digunakan menjadi beram (chips), sehingga
terbentuk benda kerja. Dari semua prinsip pemotongan di atas akan
dibahas tentang proses pemesinan dengan menggunakan mesin
perkakas. Proses pemesinan adalah Proses yang paling banyak
dilakukan untuk menghasilkan suatu produk jadi yang berbahan baku
logam. Diperkirakan sekitar 60% sampai 80% dari seluruh proses
pembuatan komponen mesin yang komplit dilakukan dengan proses
Pemesinan.
Proses pemesinan dilakukan dengan cara memotong bagian
benda kerja yang tidak digunakan dengan menggunakan pahat
(cutting tool), sehingga terbentuk permukaan benda kerja menjadi
komponen yang dikehendaki. Pahat yang digunakan pada satu jenis
mesin perkakas akan bergerak dengan gerakan yang relatif tertentu
(berputar atau bergeser) disesuaikan dengan bentuk benda kerja
yang akan dibuat. Pahat, dapat diklasifikasikan sebagai pahat
bermata potong tunggal (single point cutting tool) dan pahat bermata
4
potong jamak (multiple point cutting tool). Pahat dapat melakukan
gerak potong (cutting) dan gerak makan (feeding). Proses pemesinan
dapat diklasifikasikan dalam dua klasifikasi besar yaitu proses
pemesinan untuk membentuk benda kerja silindris atau konis dengan
benda kerja/pahat berputar, dan proses pemesinan untuk
membentuk benda kerja permukaan datar tanpamemutar benda
kerja. Klasifikasi yang pertama meliputi proses bubut dan variasi
proses yang dilakukan dengan menggunakan mesin bubut, mesin
gurdi (drilling machine), mesin frais (milling machine), mesin gerinda
(grinding machine). Klasifikasi kedua meliputi proses sekrap
(shaping,planing), proses slot (sloting), proses menggergaji (sawing),
dan proses pemotongan roda gigi (gear cutting).
Proses bubut adalah proses pemesinan untuk menghasilkan
bagian-bagian mesin berbentuk silindris yang dikerjakan dengan
menggunakan Mesin Bubut. Prinsip dasarnya dapat didefinisikan
sebagai proses pemesinan permukaan luar benda silindris atau bubut
rata :
Dengan benda kerja yang berputar
Dengan satu pahat bermata potong tunggal (with a single-point
cutting tool)
Dengan gerakan pahat sejajar terhadap sumbu benda kerja pada
jarak tertentu sehingga akan membuang permukaan luar benda
kerja.
Proses pemesinan frais (milling) adalah proses penyayatan
benda kerja menggunakan alat potong dengan mata potong jamak
yang berputar. Proses penyayatan dengan gigi potong yang banyak
yang mengitari pisau ini bisa menghasilkan proses pemesinan lebih
cepat. Permukaan yang disayat bisa berbentuk datar, menyudut,
atau melengkung. Proses pembuatan lubang bulat dengan
menggunakan mata bor (twist drill) yang disebut dengan Proses
5
Gurdi (Drilling). Mesin Sekrap yang ada meliputi Mesin Sekrap datar
atau horizontal (shaper).
Mesin Sekrap vertical (slotter) dan Mesin Sekrap eretan
(planner). Untuk elemen proses sekrap pada dasarnya sama dengan
proses pemesinan lainnya, yaitu kecepatan potong, kecepatan
pemakanan, waktu pemotongan, dan kecepatan pembentukan
beram. Mesin Gerinda terdiri dari Mesin Gerinda datar, dan Mesin
Gerinda silindris. Untuk batu asah dipaparkan mengenai jenis-jenis
butir asahan, ukuran butiran asahan, tingkat kekerasan (grade),
macam-macam perekat, susunan butiran asah, bentuk-bentuk batu
gerinda, klasifikasi batu gerinda, spesifikasi batu gerinda dan
pemasangan batu gerinda.
2.2. Mesin Tekan / Perkakas Tekan
Sekarang ini banyak industri yang bergerak di bidang produksi
massal menggunakan material logam yang berasal dari baja dengan
spesifikasi tertentu seperti baja perkakas, baja tahan karat, dan baja
karbon tinggi. Untuk pemilihan material itu dapat dilakukan dengan
melihat dari sifat-sifat yang dimiliki oleh material tersebut, seperti
keunggulan operasional. Oleh karena itu perlu suatu pengembangan
material sebagai cara menentukanapakah struktur dan sifat-sifat
material optimum agar dapat tercapai daya tahan maksimum. Pada
industri kecil seperti pembuatan ring, panci, tutup botol, komponen
kompor, dan lainlain banyak menggunakan alat bantu produksi yang
disebut press tools.
Pada alat bantu produsi ini terdapat dua bagian penting yaitu
mata potong (punch) dan landasan (die). Baja perkakas dan baja
karbon tinggi adalah bahan yang banyakdipakai untuk pembuatan
punch. Ditinjau dari segi kualitas memang baja perkakas dan baja
6
karbon tinggi sangat baik dipakai untuk pembuatan punch. tetapi
harganya sangatlah mahal dan sulit didapat di pasaran. Oleh karena
itu, para pelaku bisnis mencari bahan pengganti dengan biaya yang
murah dan mempunyai sifatsifat yang hampir sama dengan baja
perkakas.
Salah satu hal yang terpenting untuk pemilihan bahan
pengganti ini adalah dengan meninjau dari struktur dan sifat-sifat
material yang optimum supaya daya tahan keausan dan dapat
diaplikasikan untuk berbagai kondisi operasional, untuk itu penulis
memilih dan melakukan pengujian bahan pegas daun bekas sebagai
bahan pengganti alat potong, dikarenakan bahan ini murah
harganya, mudah didapat dan tak kalah pentingnya adalah
pemanfaat kembali bahan yang sudah tidak bermanfaat menjadi
bahan yang bernilai ekonomis yang tinggi. Pengujian bahan pegas
daun bekas ini dilakukan untuk mengetahui apakah bahan pegas
daun ini layak untuk menjadi bahan pengganti baja perkakas pada
alat bantu produksi massal baik itu ditinjau dari struktur mikro,
maupun dari sifat mekanis bahan pegas daun bekas ini. Adapun
tujuan yang diharapkan dari pengujian ini adalah untuk mengetahui
perubahan struktur mikro yang terjadi di setiap siklus perlakuan pada
bahan pegas daun bekas dan mengetahui sifat mekanis dari bahan
ini serta melakukan perbandingan guna memutuskan bahwa bahan
pegas daun bekas ini memang layak untuk dijadikan bahan
pengganti baja perkakas.
Dalam kaitannya dengan pengujian ini ada beberapa hal yang
dapat menjadi rumusan masalah yaitu Apakah pegas daun bekas ini
layak sebagai bahan alternatif pengganti alat potong pada alat bantu
produksi massal atau tidak, untuk itu perlu dilakukan uji komposisi,
uji tarik, uji kekerasan untuk mengetahui bahan pegas daun
termasuk dalam jenis baja yang mana. Hasil dari penelitian ini
7
diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai bahan acuan dalam
pemilihan material pengganti baja perkakas dengan biaya yang
murah dan mempunyai spesifikasi dan kualitas yang hampir sama
dengan bahan standard, sehingga dapat membantu dunia industri
kecil tanpa mempengaruhi kualitas dan kuantitas produk.
2.3. Prinsp kerja Perkakas Tekan
Press Tool adalah peralatan yang mempunyai prinsip kerja
penekanan dengan melakukan pemotongan dan pembentukkan.
Peralatan ini digunakan untuk membuat produk secara massal
dengan produk keluaran yang sama dalam waktu yang relatif
singkat.
• Mesin Press bekerja secara manual maupun otomatis dengan PLC.
• Mesin press dapat mengepress setelah mendapat tekanan dari
kompresor
• Kompresor akan masuk kedalam solenoid valve melalui selang
yang kemudian mengisi udara pada silinder sehingga silinder akan
turun.
2.4. Jenis-jenis Perkakas Tekan
Press Tool dapat diklasifikasikan menjadi beberapa macam
menurut proses pengerjaan yang dilakukan pada landasan, yaitu:
simple tool, compound tool dan progressive tool.
A. Simple Tool
Simple Tool adalah jenis dari press tool yang paling sederhana,
dimana hanya terjadi satu proses pengerjaan dan satu station dalam
satu alat. Pemakaian jenis simple tool ini mempunyaikeuntungan dan
kerugian.
8
Keuntungan simple tool:
1. Dapat melakukan proses pengerjaan tertentu dalam waktu yang
singkat, karena konstruksinya sederhana.
2. Harga alat relatif murah.
Kerugian simple tool:
1. Hanya mampu melakukan proses-proses pengerjaan untuk produk
yang sederhan sehingga untuk jenis pengerjaan yang rumit tidak
dapat dilakukan oleh jenis press tool ini.
2. Proses pengerjaan yang dapat dilakukan hanya satu jenis saja.
Gambar 1. Simple Tool
B. Compound tool
Pada press tool jenis ini, dalam satu penekanan pada satu
station terdapat lebih dari satu pengerjaan, dimana proses
pengerjaannya dilakukan secara serentak. Pemakaian jenis
compoundtool ini juga mempunyai keuntungandan kerugian.9
Keuntungan compound tool
1. Dapat melakukan beberapa proses pengerjaan dalam waktu yang
bersamaan pada station yang sama.
2. Kerataan dan kepresisian dapat dicapai.
3. Hasil produksi yang dicapai mempunyai ukuran yang lebih teliti.
C. Progressive Tool
Progressive Tool merupakan peralatan tekan yang
menggabungkan sejumlah operasi pemotongan atau pembentukkan
lembaran logam pada dua atau lebih station kerja, selama setiap
langkah kerja membentuk suatu produk jadi.
Gambar 2. Progressive Tool
10
Gambar 3. Mata potong dan landasan
Semua proses yang terjadi pada Press Tool melibatkan dua
komponen penting yaitu :
Mata potong dan landasan. Mata potong merupakan bagian yang
bergerak ke bawah untuk meneruskan gaya dari sumber tenaga
sehingga material produk tertekan ke bawah, bentuk mata potong
disesuaikan dengan bentuk akhir yang diiginkan dari proses benda
jadi, letak punch pada gambar 2 berada di atas material produk,
posisi dari mata potong sebenarnya tidak selalu diatas tergantung
dari jenis landasan yang digunakan. Bahan mata potong harus cukup
keras, juga memiliki keuletan dan ketahanan terhadap pengaruh
gesekan saat pembentukan, dan bahan yang biasa digunakan seperti
amutit.
Landasan merupakan komponen utama yang berperan dalam
menentukan bentuk akhir dari benda kerja, bentuk dan ukurannya
bervariasi sesuai dengan bentuk akhir yang diinginkan, 24
Pemanfaatan Pegas Daun Bekas sebagai Bahan Pengganti Mata
Potong (Punch) pada Alat Bantu Produksi Massal (Press Tools), oleh
Fatahul Arifin dan Wijianto kontruksi landasan harus mampu
menahan gerakan, gaya geser serta gaya mata potong. Pada
landasan terdapat radius tertentu yang berfungsi mempermudah
reduksi benda saat proses berlangsung, lebih jauh lagi dengan
adanya jari-jari diharapkan tidak terjadi sobek pada material produk
yang akan dibentuk.
11
Contoh Mesin Press
M esin Tekuk MPV 1620
Mesin Tekuk MPV 1620 merupakan salah satu fasilitas
peralatan bengkel, dimana dapat digunakan untuk menekuk benda
uji berbentuk pelat dengan maksimum ketebalan 200 mm, tekanan
maksimum 160 ton [1]. Untuk mengembangkan unjuk kerja mesin
tersebut, maka dilakukan modifikasi mesin tekuk seperti terlihat
pada Gambar 1 menjadi mesin pemotong plat. Modifikasi ini tidak
merubah komponen-komponen pada mesin tetapi menambahkan
beberapa komponen sehingga mesin tekuk dapat juga berfungsi
sebagai mesin pemotong plat. Alih fungsi dari mesin tekuk menjadi
mesin pemotong plat dilakukan dengan mengganti tool dish penekuk
dengan pisau pemotong. Kegiatan modifikasi ini dilatar belakangi
dengan tidak dimilikinya alat pemotong plat berukuran besar
sehingga sering mengalami kendala jika akan memotong lembaran
plat berukuran besar. Pembuatan disain pisau pemotong harus
memperhatikan kesesuaian antara pisau pemotong dengan rumah
tool dish pada mesin, sehingga tidak menemui kendalan ketika
kegiatan perakitan dilakukan. Pisau pemotong terbuat dari bahan
carbon steel yang dikeraskan sedangkan komponen lainnya
menggunakan besi UNP 50 dan besi Equal Leg Angel 500x50x5 mm
(besi “L”). Komponen penekan benda kerja sangat diperlukan dalam
modifikasi ini sehingga pemotongan plat dapat berlangsung sesuai
dengan yang diharapkan. Hal yang perlu diperhatikan juga adalah
celah antara pisau bagian atas dan pisau bagian bawah, dimana
celah tersebut harus tepat untuk menunjang kesempurnaan hasil
pemotongan.
12
Gambar 4. Fasilitas mesin tekuk MPV 16020
Dengan termodifikasinya mesin tekuk yang dapat berubah
menjadi mesin pemotong plat diharapkan dapat menghilangkan
kendala untuk pemotongan plat berukuran besar. Makalah ini
membahas tentang disain modifikasi dimana gambar teknik disain
dikerjakan dengan menggunakan software CATIA V5 R19 [2].
DISKRIPSI DISAIN
Disain mekanik atau modifikasi mekanik bertujuan untuk
menghasilkan suatu produk yang bermanfaat dan memenuhi
kebutuhan serta pembuatannya cukup aman, andal, ekonomis dan
praktis [3]. Demikian juga hal yang diperhatikan dalam membuat
disain memodifikasi mesin tekuk menjadi mesin pemotong plat, yaitu
untuk memenuhi kebutuhan adanya mesin pemotong plat untuk plat
berukuran besar. Disain mesin pemotong plat terbagi menjadi dua
bagian yaitu :
1. Komponen bagian atas terdiri dari pemegang pisau, penekan
benda kerja dan mata pisau seperti terlihat pada Gambar 5.
13
2. Komponen bagian bawah terdiri dari pemegang pisau, landasan
benda kerja dan mata pisau seperti terlihat pada Gambar 6.
Gambar 5. Disain bagian atas mesin pemotong plat
Gambar 6. Disain bagian bawah mesin pemotong plat
Komponen bagian atas
Bagian atas mesin pemotong plat merupakan bagian yang
bergerak dimana sistem untuk menggerakan bagian ini
menggunakan pneumatic dengan fluida oli. Bagian atas mesin ini
terdiri dari beberapa komponen yaitu :
1. Pemegang pisau
14
Pemegang pisau seperti terlihat pada Gambar 7, merupakan
komponen sekaligus rangka dari mesin, dimana pada pemegang
pisau ini terdapat beberapa lubang pengikat mur baut. Lubang
tersebut berfungsi untuk mengikat tool dish saat mesin berfungsi
sebagi mesin tekuk dan sebagai mengikat mata pisau jika mesin
tersebut difungsikan sebagai pemotong plat. Ukuran diameter lubang
dan jarak antara lubang menjadi acuan sangat penting untuk disain
penekan benda kerja. Dimana lubang-lubang pengikat pada penekan
benda kerja baik diameter maupun jarak antara lubangnya harus
sesuai dengan lubang pengikat pada pemegang pisau agar tidak
menjadi kendala ketika kegiatan perakitan dilakukan. Pemegang
pisau bagian ini dapat bergerak naik turun menggunakan sistem
hidrolik.
Gambar 7. Pemegang mata pisau
2. Penekan benda kerja
Komponen penekan benda kerja terpasang pada pemegang
pisau bagian atas. Komponen ini terikat bersama dengan mata pisau
dan penjepit pisau menggunakan beberapa buah mur-baut. Penekan
benda kerja berfungsi untuk menstabilkan posisi plat yang akan
dipotong sehingga plat tersebut dapat terpotong dengan sempurna.
Komponen ini sangat diperlukan karena tanpa adanya komponen ini
benda kerja menjadi tidak stabil posisinya bahkan dapat terangkat
15
ketika mata pisau mulai menekan benda kerja pada saat
pemotongan akan dilakukan. Ukuran dan jarak antara lubang pada
komponen ini harus sesuai dengan ukuran dan jarak lubang pada
pemegang pisau. Kesesuaian ukuran dan jarak lubang tersebut
sangat berpengaruh ketika kegiatan perakitan dilakukan. Disain
penekan benda kerja seperti terlihat pada Gambar 8.
Gambar 8. Komponen penekan benda kerja
3. Mata pisau
Mata pisau didisain terbuat dari carbon steel yang telah
mengalami pengerasan sehingga mampu digunakan untuk
memotong plat. Mata pisau ini dilengkapi pemegang sekaligus
pengait, dimana pemasangan mata pisau pada pemegang pisau
dengan cara dijepit menggunakan plat penjepit menggunakan bahan
16
carbon steel setebal 10 mm. Di atas penjepit dipasangankan penekan
benda kerja, kemudian bersama-sama diikat menggunakan mur-baut
berukuran 10 mm. Mata pisau didisain mempunyai kemiringan ± 5°
sehingga mata pisau mempunyai gerakan mengiris ketika ditekankan
pada benda kerja yang berakibat benda kerja akan terpotong.
Kemampuan memotong mata pisau didisain mampu memotong plat
dengan tebal maksimum 5 mm. Disain mata pisau bagian atas
seperti terlihat pada Gambar 9.
Gambar 9. Mata pisau pemotong sisi atas
Komponen bagian bawah
Sedangkan bagian bawah dari mesin pemotong plat
merupakan bagian yang statis, sehingga bagian ini tidak terdapat
sistem penggerak pneumatic seperti pada bagian atas. Pada bagian
bawah mesin pemotong plat terdiri dari beberapa komponen yaitu :
A. Pemegang pisau
17
Pemegang pisau bagiah bawah seperti halnya pemegang pisau
bagian atas merupakan bagian kerangka dari mesin, tetapi
pemegang pisau ini bersifat statis sehingga tidak dilengkapi instalasi
pneumatic. Komponen ini mempunyai landasan sebagai tempat mata
pisau diletakkan. Dimana pada landasan tersebut terdapat alur yang
berfungsi sebagai tempat penjepit mata pisau. Ketinggian landasan
mata pisau sebesar 1500 mm dari permukaan tanah, sehingga akan
cukup ergonomis ketika pada alur pemegang mata pisau ini
dipasangkan support dari besi Equal Leg Angel 50x50x5 mm sebagai
rangka landasan benda kerja. Disain pemegang pisau bagian bawah
seperti terlihat pada Gambar 10.
. Gambar 10. Pemegang mata pisau
Dalam mendisain modifikasi mesin tekuk menjadi mesin
pemotong plat perlu memperhatikan faktor keselamatan dan
kenyamanan. Sehingga setelah hasil disain diaplikasikan
keselamatan dan kenyamanan kerja dalam mengoperasikan mesin
tersebut dapat terpenuhi. Untuk memenuhi kedua faktor tersebut
maka ketika mesin dalam proses melakukan pemotongan operator
dapat menjauh dari mesin tanpa harus memegangi benda kerja. Hal
tersebut dapat dilakukan karena pada disain modifikasi ini mesin
dilengkapi dengan penekan benda kerja. Pada penekan benda kerja
18
terdapat tiga buah pegas sehingga komponen ini dapat berfungsi
untuk menstabilkan posisi benda kerja tanpa dipegangi oleh
operator. Kestabilan posisi benda kerja sangat berpengaruh pada
keberhasilan pemotongan plat, karena jika plat tidak stabil posisinya
dan terangkat ke-atas maka pemotongan plat tersebut dapat gagal
dilakukan. Perakitan mata pisau dan penekan benda kerja pada
pemegang pisau bagian atas seperti terlihat pada Gambar 11.
Gambar 11. Disain perakitan pisau pemotong sisi atas
Pisau pemotong bagian bawah merupakan bagian statis dari
mesin dimana kestabilan posisi komponen-komponennya sangat
menentukan keberhasilan proses pemotongan plat. Untuk menjaga
kestabilan tersebut maka penekan benda kerja ketika dalam proses
pemotongan tidak menekan benda kerja di-atas landasan benda
kerja tetapi tepat menekan pada housing mata pisau bagian bawah
seperti terlihat pada Gambar 12.
19
.
Gambar 12. Posisi penekanan benda kerja
Dengan demikian maka landasan benda kerja tidak menerima
gaya tekan oleh penekan benda kerja, sehingga kestabilan posisi
landasan dapat terjaga. Jika kestabilan landasan terjaga maka posisi
benda kerja berupa plat juga akan terjaga kestabilan posisinya
sehingga plat akan dapat terpotong dengan sempurna. Perakitan
mata pisau beserta housing-nya dan landasan benda kerja seperti
terlihat pada Gambar 13.
20
Gambar 13. Disain perakitan pisau pemotong sisi bawah
21