bab ii kajian teori a. pembelajaran ilmu pengetahuan ...eprints.uny.ac.id/9363/2/bab 2.pdf ·...

25
10 BAB II KAJIAN TEORI A. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) 1. Pengertian IPS Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran di SD. Trianto (2010:171) mengemukakan bahwa IPS merupakan integrasi berbagai cabang-cabang ilmu sosial seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum dan budaya. IPS dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial yang mewujudkan satu pendekatan interdisipliner dari aspek dan cabang-cabang ilmu sosial. Wiyono (Tasrif, 2008: 2) mengemukakan bahwa IPS adalah mata pelajaran yang mempelajari manusia dalam semua aspek kehidupan dan interaksinya dalam masyarakat. Selanjutnya Depdiknas (Tasrif, 2008: 2) juga memberikan definisi IPS sebagai mata pelajaran yang mempelajari kehidupan sosial yang didasarkan pada bahan kajian geografi, ekonomi, sejarah, antropologi, sosiologi dan tata negara dengan menampilkan permasalahan sehari-hari. Konsep dasar IPS meliputi 1) interaksi, 2) saling ketergantungan, 3) kesinambungan dan perubahan, 4) keragaman/ kesamaan/ perbedaan, 5) konflik dan konsensus, 6) pola, 7) tempat, 8) kekuasaan, 9) nilai kepercayaan, 10) keadilan dan pemerataan, 11) kelangkaan, 12) kekhususan, 13) budaya, 14) nasionalisme (Etin Solihatin, 2009: 15-21). Jadi IPS merupakan mata pelajaran

Upload: trankien

Post on 31-Jan-2018

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN TEORI A. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan ...eprints.uny.ac.id/9363/2/bab 2.pdf · cabang-cabang ilmu sosial seperti sosiologi, sejarah, geografi, ... Menurut Suprihadi

10

BAB II KAJIAN TEORI

A. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

1. Pengertian IPS

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran di SD.

Trianto (2010:171) mengemukakan bahwa IPS merupakan integrasi berbagai

cabang-cabang ilmu sosial seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik,

hukum dan budaya. IPS dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial yang

mewujudkan satu pendekatan interdisipliner dari aspek dan cabang-cabang ilmu

sosial.

Wiyono (Tasrif, 2008: 2) mengemukakan bahwa IPS adalah mata pelajaran

yang mempelajari manusia dalam semua aspek kehidupan dan interaksinya

dalam masyarakat. Selanjutnya Depdiknas (Tasrif, 2008: 2) juga memberikan

definisi IPS sebagai mata pelajaran yang mempelajari kehidupan sosial yang

didasarkan pada bahan kajian geografi, ekonomi, sejarah, antropologi, sosiologi

dan tata negara dengan menampilkan permasalahan sehari-hari.

Konsep dasar IPS meliputi 1) interaksi, 2) saling ketergantungan, 3)

kesinambungan dan perubahan, 4) keragaman/ kesamaan/ perbedaan, 5) konflik

dan konsensus, 6) pola, 7) tempat, 8) kekuasaan, 9) nilai kepercayaan, 10)

keadilan dan pemerataan, 11) kelangkaan, 12) kekhususan, 13) budaya, 14)

nasionalisme (Etin Solihatin, 2009: 15-21). Jadi IPS merupakan mata pelajaran

Page 2: BAB II KAJIAN TEORI A. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan ...eprints.uny.ac.id/9363/2/bab 2.pdf · cabang-cabang ilmu sosial seperti sosiologi, sejarah, geografi, ... Menurut Suprihadi

11

yang mengkaji tentang manusia, kehidupan sosial dan berbagai

permasalahannya.

2. Tujuan Pendidikan IPS

Tujuan pendidikan IPS adalah mendidik dan memberi bekal kemampuan

dasar kepada siswa untuk mengembangkan diri sesuai dengan bakat, minat

kemampuan dan lingkungannya serta berbagai bekal siswa untuk melanjutkan

pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi (Trianto, 2010: 174). Selanjutnya Trianto

(2010: 176) juga mengemukakan tujuan utama ilmu pengetahuan sosial adalah

untuk mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial

yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan

segala ketimpangan yang terjadi dan terampil mengatasi setiap masalah yang

terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa

masyarakat.

Sapriya (2009: 12) mengemukakan IPS di tingkat Sekolah Dasar pada

dasarnya bertujuan untuk mempersiapkan peserta didik sebagai warga negara

yang menguasai pengetahuan (knowledges), ketrampilan (skills), sikap dan nilai

(attitudes and values) yang dapat digunakan sebagai kemampuan untuk

memecahkan masalah pribadi/ masalah sosial serta kemampuan mengambil

keputusan dan berpartisipasi dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan agar

menjadi warga negara yang baik. Berdasarkan UU Sisdiknas Pasal 37 disebutkan

bahwa bahan kajian ilmu pengetahuan sosial antara lain, ilmu bumi, sejarah,

ekonomi, kesehatan dan sebagainya dimaksudkan untuk mengembangkan

Page 3: BAB II KAJIAN TEORI A. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan ...eprints.uny.ac.id/9363/2/bab 2.pdf · cabang-cabang ilmu sosial seperti sosiologi, sejarah, geografi, ... Menurut Suprihadi

12

pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis peserta didik terhadap

kondisi sosial masyarakat (Sapriya, 2009 :45)

Jadi pembelajaran IPS di SD bertujuan untuk mengembangkan

pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, sikap, nilai dan analisis siswa terhadap

masalah sosial sehingga siswa peka dan mampu mengatasi masalah sosial yang

menimpa diri maupun masyarakatnya yang pada akhirnya akan menjadi seorang

warga negara yang baik.

3. Strategi Pembelajaran IPS

Dick dan Carey (Trianto, 2010: 179) mengatakan bahwa strategi

pembelajaran menjelaskan komponen-komponen umum dari suatu set bahan

pembelajaran dan prosedur–prosedur yang digunakan bersama bahan-bahan

tersebut untuk menghasilkan hasil belajar tertentu pada siswa. Ia menyebutkan 5

komponen dalam strategi pembelajaran yaitu, kegiatan prapembelajaran,

penyajian informasi, partisipasi siswa, tes dan tindak lanjut.

Gagne dan Briggs (Trianto, 2010: 179) menyebutkan urutan pembelajaran

yaitu 1) memberikan motivasi atau menarik perhatian 2) menjelaskan tujuan

pembelajaran kepada siswa 3) mengingatkan kompetensi prasyarat 4) memberi

stimulus (masalah, topik, konsep) 5) memberi petunjuk belajar 6) menumbuhkan

penampilan siswa 7) memberi umpan balik 8) menilai penampilan 9)

menyimpulkan.

Menurut Suprihadi Saputro, Zainul Abidin, dan I Wayan Sutama (2000:

23) strategi pembelajaran adalah serangkaian dari keseluruhan tindakan strategis

Page 4: BAB II KAJIAN TEORI A. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan ...eprints.uny.ac.id/9363/2/bab 2.pdf · cabang-cabang ilmu sosial seperti sosiologi, sejarah, geografi, ... Menurut Suprihadi

13

guru dalam merealisasikan perwujudan kegiatan pembelajaran aktual yang

efektif dan efisien untuk pencapaian tujuan pembelajaran. Menurut Ruminiati

(2007: 23) strategi pembelajaran adalah suatu prosedur yang digunakan oleh guru

dalam proses pembelajaran sebagai sarana untuk mencapai tujuan pembelajaran

yang telah ditetapkan. Sedangkan menurut Gulo (2004: 2) strategi pembelajaran

adalah suatu seni dan ilmu untuk membawakan pengajaran di kelas sedemikian

rupa sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai secara efektif dan

efisien.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka strategi pembelajaran adalah

tindakan strategis yang dilakukan oleh guru dalam proses pembelajaran agar

tujuan pembelajaran tercapai.

4. Ruang Lingkup IPS di SD

Tasrif (2008: 4) membagi ruang lingkup IPS menjadi beberapa aspek

berikut :

a. Ditinjau dari ruang lingkup hubungan mencakup hubungan sosial, hubungan ekonomi, hubungan psikologi, hubungan budaya, hubungan sejarah, hubungan geografi, dan hubungan politik.

b. Ditinjau dari segi kelompoknya adalah dapat berupa keluarga, rukun tetangga, kampong, warga desa, organisasi masyarakat dan bangsa.

c. Ditinjau dari tingkatannya meliputi tingkat local, regional dan global. d. Ditinjau dari lingkup interaksi dapat berupa kebudayaan, politik dan ekonomi.

Ruang lingkup mata pelajaran IPS meliputi:

a. Manusia, tempat, dan lingkungan

b. Waktu, keberlanjutan, dan perubahan

c. Sistem sosial dan budaya

Page 5: BAB II KAJIAN TEORI A. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan ...eprints.uny.ac.id/9363/2/bab 2.pdf · cabang-cabang ilmu sosial seperti sosiologi, sejarah, geografi, ... Menurut Suprihadi

14

d. Perilaku ekonomi dan kesejahteraan

http://portal2.lpmpkalsel.org/index.php?option=com_content&view=article&id=6:pipssd&catid=8:catipop&Itemid=7 diakses pada hari selasa 17 mei 2011 pukul 17.01

Untuk selanjutnya ruang lingkup materi IPS yang dipelajari siswa SD

tertuang dalam Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang

terdapat di dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Adapun Standar

Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS kelas V SD adalah sebagai berikut :

Tabel 3. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS Kelas V SD

Standar Kompetensi (SK) Kompetensi Dasar (KD) Semester 1 1.Menghargai berbagai

peninggalan tokoh sejarah yang berskala nasional pada masa Hindu-Budha dan Islam, keragaman dan kenampakan dan suku bangsa serta kegiatan ekonomi di Indonesia

1.1 Mengenal makna peninggalan sejarah yang berskala nasional pada masa Hindu-Budha dan Islam di Indonesia

1.2 Menceritakan tokoh-tokoh sejarah pada masa Hindu-Budha dan Islam di Indonesia

1.3 Mengenal keragaman kenampakan alam dan buatan serta pembagian wilayah waktu di Indonesia dengan menggunakan peta/globe/atlas dan media lainnya.

1.4 Mengenal keragaman suku dan budaya di Indonesia

1.5 Mengenal jenis-jenis usaha dan kegiatan ekonomi di Indonesia

Semester 2 2.Menghargai peranan tokoh

pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia

2.1 Mendeskripsikan perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang

2.2 Menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia

2.3 Menghargai jasa dan peranan tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan

2.4 Menghargai perjuangan para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan

Page 6: BAB II KAJIAN TEORI A. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan ...eprints.uny.ac.id/9363/2/bab 2.pdf · cabang-cabang ilmu sosial seperti sosiologi, sejarah, geografi, ... Menurut Suprihadi

15

Standar Kompetensi yang digunakan dalam penelitian ini adalah SK no 2

yaitu menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan

dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Sedangkan KD yang digunakan

adalah KD 2.3 yaitu menghargai jasa dan peranan tokoh dalam

memproklamasikan kemerdekaan.

B. Motivasi Belajar

1. Pengertian Motivasi Belajar

Istilah motivasi berasal dari kata motif yang berarti kekuatan yang terdapat

dalam diri individu yang menyebabkan individu tersebut bertindak atau berbuat.

Motivasi merupakan dorongan yang terdapat dalam diri seseorang untuk

berusaha mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih baik dalam memenuhi

kebutuhannya (Hamzah B. Uno, 2010: 3).

Noehi Nasution (Syaiful Bahri Djamarah, 2002: 166) menyatakan bahwa

motivasi adalah kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan

sesuatu. Jadi motivasi belajar adalah kondisi psikologis yang mendorong

seseorang untuk belajar.

Motivasi dalam kegiatan belajar adalah keseluruhan daya penggerak di

dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin

kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan

belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai

(Sardiman, 2007: 175). Dalam kegiatan belajar, motivasi sangat diperlukan,

sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tidak akan

Page 7: BAB II KAJIAN TEORI A. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan ...eprints.uny.ac.id/9363/2/bab 2.pdf · cabang-cabang ilmu sosial seperti sosiologi, sejarah, geografi, ... Menurut Suprihadi

16

mungkin melakukan aktivitas belajar. Jadi motivasi belajar adalah dorongan yang

berasal dari diri siswa untuk melakukan kegiatan belajar sehingga tujuan belajar

dapat tercapai.

2. Tujuan dan Fungsi Motivasi Belajar

Motivasi adalah faktor psikologis yang penting dalam melakukan aktivitas

karena motivasi memiliki berbagai tujuan dan fungsi. Tujuan motivasi adalah

untuk menggerakkan atau menggugah seseorang agar timbul keinginan dan

kemauannya untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil atau

mencapai tujuan tertentu. Dalam pembelajaran motivasi bertujuan untuk

menggerakkan atau memacu para siswanya agar timbul keinginan dan

kemauannya untuk meningkatkan prestasi belajarnya sehingga tercapai tujuan

pendidikan sesuai dengan yang diharapkan dan ditetapkan dalam kurikulum

sekolah (Ngalim Purwanto, 2007: 73). Jadi motivasi mempunyai tujuan yang

sangat penting dan menentukan dalam keberhasilan proses belajar mengajar.

Selain tujuan, motivasi juga memiliki fungsi dan peranan. Menurut

Sardiman (2007: 85) fungsi motivasi adalah,

a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak/ motor yang melepaskan energi

b. Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai c. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan apa yang harus dikerjakan

yang serasi guna mencapai guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.

Selain itu motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dan

pencapaian prestasi.

Page 8: BAB II KAJIAN TEORI A. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan ...eprints.uny.ac.id/9363/2/bab 2.pdf · cabang-cabang ilmu sosial seperti sosiologi, sejarah, geografi, ... Menurut Suprihadi

17

Syaiful Sagala (2010: 113) menyatakan bahwa motivasi belajar penting

bagi siswa, dimaksudkan untuk,

a. Menyadarkan kedudukan awal belajar, proses dan hasil akhir b. Menginformasikan tentang kekuatan usaha belajar bila dibandingkan dengan

teman sebaya c. Mengarahkan kegiatan ke arah pembelajaran yang lebih berkualitas d. Membesarkan semangat belajar bagi para siswa e. Menyadarkan tentang adanya perjalanan yang harus ditempuh dalam proses

belajar.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar mempunyai

fungsi sebagai pendorong, pengarah dan penyeleksi dalam belajar sehingga

pencapaian prestasi belajar dapat optimal.

3. Ciri-ciri Motivasi Belajar

Motivasi belajar yang ditunjukkan siswa pada saat melaksanakan kegiatan

belajar mengajar dapat terlihat dalam hal :

a. Minat dan perhatian siswa terhadap pelajaran

b. Semangat siswa untuk melakukan tugas-tugas belajar

c. Tanggung jawab siswa dalam mengerjakan tugas-tugas belajar

d. Reaksi yang ditunjukkan siswa terhadap stimulus yang diberikan guru

e. Rasa senang dan puas dalam mengerjakan tugas yang diberikan

(Nana Sudjana, 2009: 61).

Sardiman (2007: 83) juga mengemukakan ciri-ciri motivasi pada diri

seseorang sebagai berikut :

a. Tekun menghadapi tugas b. Ulet menghadapi kesulitan c. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah

Page 9: BAB II KAJIAN TEORI A. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan ...eprints.uny.ac.id/9363/2/bab 2.pdf · cabang-cabang ilmu sosial seperti sosiologi, sejarah, geografi, ... Menurut Suprihadi

18

d. Lebih senang belajar mandiri e. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin f. Dapat mempertahankan pendapatnya g. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini h. Senang mencari dan memecahkan masalah.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri seseorang

yang memiliki motivasi antara lain, adanya minat dan perhatian, tekun dan ulet

menghadapi tugas (tidak mudah putus asa), senang mengerjakan tugas, bekerja

mandiri, mempertahankan pendapat, senang memecahkan masalah, tanggung

jawab dalam mengerjakan tugas.

4. Macam-macam Motivasi

Sardiman (2007: 86-91) menyebutkan macam-macam motivasi sebagai

berikut :

a. Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya 1) Motif bawaan, motif yang dibawa sejak lahir. Contoh, dorongan makan, minum 2) Motif yang dipelajari, motif yang timbul karena dipelajari. Contoh, dorongan

untuk belajar, dorongan untuk mengajar b. Motivasi menurut pembagian dari woodworth dan Marquis 1) Motif/ kebutuhan organis, kebutuhan makan, minum 2) Motif darurat, dorongan untuk menyelamatkan diri, membalas 3) Motif objektif, menyangkut kebutuhan untuk melakukan eksplorasi, melakukan

manipulasi untuk menaruh minat c. Motivasi jasmaniah dan rohaniah

Motivasi jasmaniah contohnya reflex, insting otomatis, nafsu. Motivasi rohaniah contohnya kemauan.

d. Motivasi instrinsik dan ekstrinsik Sedangkan Syaiful Bahri Djamarah (2002: 116-118) menjelaskan bahwa

motivasi instrinsik merupakan motif-motif yang menjadi aktif / berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Dalam aktivitas belajar motivasi instrinsik sangat diperlukan. Seseorang yang tidak memiliki motivasi instrinsik sulit sekali melakukan aktivitas belajar terus menerus, sedangkan seseorang yang memiliki motivasi instrinsik selalu ingin maju dalam belajar. Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang dari luar.

Page 10: BAB II KAJIAN TEORI A. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan ...eprints.uny.ac.id/9363/2/bab 2.pdf · cabang-cabang ilmu sosial seperti sosiologi, sejarah, geografi, ... Menurut Suprihadi

19

Motivasi ekstrinsik diperlukan agar anak didik mau belajar . motivasi ekstrinsik sering digunakan karena bahan pelajaran kurang menarik perhatian anak didik/ karena sikap tertentu pada guru atau orang tua. Misalnya pujian, hadiah, hukuman.

Macam-macam motivasi yang umum dan sering digunakan adalah motivasi

instrinsik dan motivasi ekstrinsik. Dalam pembelajaran yang lebih diutamakan

adalah motivasi instrinsik yaitu motivasi yang berasal dari dalam diri individu.

Akan tetapi motivasi ekstrinsik juga perlu ditumbuhkan yaitu dengan cara

pemberian rangsangan dari luar. Dalam penelitian ini termasuk dalam motivasi

ekstrinsik karena guru membangkitkan motivasi siswa untuk belajar

menggunakan rangsangan berupa media pembelajaran yaitu media gambar.

Adapun motivasi belajar siswa dapat diukur berdasarkan indikator antara lain,

adanya minat dan perhatian, tekun dan ulet menghadapi tugas (tidak mudah putus

asa), senang mengerjakan tugas, bekerja mandiri, mempertahankan pendapat,

senang memecahkan masalah, tanggung jawab dalam mengerjakan tugas.

Indikator-indikator tersebut dapat diketahui melalui observasi (pengamatan) pada

saat pembelajaran berlangsung dan pengisian angket siswa.

5. Cara Menumbuhkan Motivasi Belajar

Kuat lemahnya motivasi belajar seseorang turut mempengaruhi

keberhasilan belajar. Oleh karena itu motivasi belajar perlu diusahakan, terutama

yang berasal dari dalam diri dengan cara senantiasa memikirkan masa depan

yang penuh tantangan dan harus dihadapi untuk mencapai cita-cita. (Dalyono

dalam Syaiful Bahri Djamarah, 2002: 167)

Page 11: BAB II KAJIAN TEORI A. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan ...eprints.uny.ac.id/9363/2/bab 2.pdf · cabang-cabang ilmu sosial seperti sosiologi, sejarah, geografi, ... Menurut Suprihadi

20

Menurut De Decce dan Grawford (Syaiful Bahri Djamarah, 2002: 135) ada

empat fungsi guru sebagai pengajar yang berhubungan dengan cara pemeliharaan

dan peningkatan motivasi belajar anak didik yaitu guru harus dapat

menggairahkan anak didik, memberikan harapan yang realistis, memberikan

insentif dan mengarahkan perilaku anak didik ke arah yang menunjang

tercapainya tujuan pengajaran.

Dalyono (2009: 203-204) menyebutkan bahwa ada beberapa cara

menumbuhkan perhatian dan motivasi antara lain melalui cara mengajar yang

bervariasi, mengadakan pengulangan informasi, memberikan stimulus baru,

menggunakan media dan alat bantu yang menarik perhatian siswa seperti

gambar, foto, diagram dll.

Berdasarkan uraian di atas beberapa cara membangkitkan motivasi siswa

antara lain :

a. Menjelaskan tujuan pembelajaran

Tujuan belajar yang jelas dan dipahami siswa akan mendorong siswa untuk

belajar dengan sungguh-sungguh karena siswa akan mengetahui manfaat materi

yang sedang dipelajari.

b. Menggairahkan siswa dengan cara menggunakan metode dan media belajar yang

bervariasi.

Penggunaan metode dan media yang bervariasi akan mengurangi kejenuhan

siswa dalam belajar. Misalnya dalam penelitian ini akan menggunakan media

gambar.

Page 12: BAB II KAJIAN TEORI A. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan ...eprints.uny.ac.id/9363/2/bab 2.pdf · cabang-cabang ilmu sosial seperti sosiologi, sejarah, geografi, ... Menurut Suprihadi

21

c. Memberikan stimulus/ rangsangan dalam belajar.

Pemberian rangsangan dari luar saat belajar dapat membuat siswa lebih

menikmati belajarnya. Pemberian stimulus dapat dilakukan dengan pemberian

hadiah, penggunaan media dalam pembelajaran dan sebagainya.

Dalam penelitian ini, cara membangkitkan motivasi belajar siswa adalah

dengan memberikan stimulus/ rangsangan dalam belajar yaitu menggunakan

media pembelajaran berupa media gambar.

C. Hasil Belajar

1. Pengertian Hasil Belajar

Belajar merupakan suatu proses bukan hasil semata. Slameto (2003: 2)

mengatakan belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai

hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan,

artinya tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku baik yang menyangkut

pengetahuan, ketrampilan maupun sikap bahkan meliputi segenap aspek

organisme atau pribadi (Syaiful Bahri Djamarah, 2002: 11). Jadi belajar

merupakan proses menuju perubahan tingkah laku yang menyangkut

pengetahuan, ketrampilan maupun sikap.

Belajar dilakukan untuk mengusahakan adanya perubahan perilaku pada

individu yang belajar. Perubahan perilaku itu merupakan perolehan yang menjadi

hasil belajar. Menurut Winkel (Purwanto, 2008: 45) hasil belajar adalah

Page 13: BAB II KAJIAN TEORI A. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan ...eprints.uny.ac.id/9363/2/bab 2.pdf · cabang-cabang ilmu sosial seperti sosiologi, sejarah, geografi, ... Menurut Suprihadi

22

perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah

lakunya. Hasil belajar menurut Nana Sudjana (2009: 22) adalah kemampuan-

kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.

Sedangkan Gagne (Nana Sudjana, 2009: 22) membagi lima kategori hasil belajar

yaitu (a) informasi verbal, (b) ketrampilan intelektual, (c) strategi kognitif (d)

sikap dan (e) ketrampilan motoris. Benyamin Bloom (Nana Sudjana, 2009: 22-

23) mengklasifikasikan hasil belajar menjadi tiga ranah yakni ranah kognitif,

ranah afektif dan ranah psikomotoris. Jadi hasil belajar adalah kemampuan yang

dimiliki siswa setelah belajar meliputi kemampuan kognitif, afektif maupun

psikomotorik.

2. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Menurut Dalyono (2009: 48) ada dua faktor yang menentukan pencapaian

hasil belajar yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

a. Faktor internal, yaitu faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar.

Meliputi faktor Jasmaniah dan psikologis. Faktor jasmaniah meliputi kesehatan

dan cacat tubuh, sedangkan faktor psikologis meliputi intelegensi perhatian,

minat bakat, motif kematangan dan kelelahan.

b. Faktor eksternal, yaitu faktor yang ada di luar individu. Faktor ekstern yang

berpengaruh dalam belajar meliputi faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor

masyarakat.

Page 14: BAB II KAJIAN TEORI A. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan ...eprints.uny.ac.id/9363/2/bab 2.pdf · cabang-cabang ilmu sosial seperti sosiologi, sejarah, geografi, ... Menurut Suprihadi

23

Syaiful Bahri Djamarah (2002: 123) menyebutkan faktor-faktor yang

mempengaruhi keberhasilan belajar adalah tujuan, guru, anak didik, kegiatan

pengajaran, alat evaluasi, bahan evaluasi dan suasana evaluasi.

Dalam penelitian ini, hasil belajar ditingkatkan dengan memperhatikan

faktor eksternal yaitu sekolah terutama dalam guru mengajar menggunakan

media gambar.

D. Media Gambar

1. Pengertian Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari

medium yang berarti perantara/ pengantar pesan dari pengirim ke penerima.

Selanjutnya Briggs menyatakan bahwa media adalah segala alat fisik yang

dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Contoh buku,

gambar, film, kaset, film bingkai. (Arif S. Sadiman, 2005: 6)

Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan

pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan,

perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses

belajar terjadi (Arif S Sadiman, 2005: 7). Media dalam proses belajar mengajar

diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau electronis untuk menangkap,

memproses dan menyusun kembali informasi visual atau verbal (Azhar Arsyad,

2009: 3).

Berdasarkan definisi para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa media

pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan sebagai penyalur

Page 15: BAB II KAJIAN TEORI A. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan ...eprints.uny.ac.id/9363/2/bab 2.pdf · cabang-cabang ilmu sosial seperti sosiologi, sejarah, geografi, ... Menurut Suprihadi

24

pesan atau informasi yang dapat merangsang pikiran, perasaan dan perhatian,

sehingga kegiatan pembelajaran dapat berlangsung. Media pembelajaran dapat

berupa buku, gambar, film dan sebagainya.

2. Fungsi dan Kegunaan Media dalam Pembelajaran

Menurut Derek Rowntree (Ahmad Rohani, 1997: 7) fungsi media dalam

pembelajaran adalah :

a. Membangkitkan motivasi belajar b. Mengulang apa yang telah dipelajari c. Menyediakan stimulus belajar d. Mengaktifkan respon peserta didik e. Memberikan balikan dengan segera f. Menggalakkan latihan yang serasi

Pemakaian media pembelajaran dalam pembelajaran dapat membangkitkan

keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan

kegiatan belajar bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa

(Hamalik dalam Azhar Arsyad, 2009: 15). Menurut Kemp dan Dayton (Azhar

Arsyad, 2009: 19) fungsi utama media adalah 1) memotivasi minat/ tindakan 2)

menyajikan informasi 3) memberi instruksi.

Arif S Sadiman (2005: 17-18) menyatakan bahwa secara umum media

mempunyai kegunaan-kegunaan sebagai berikut :

a. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam bentuk kata-kata tertulis / lisan belaka)

b. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, seperti : 1) Objek yang terlalu besar/ kecil 2) Gerak yang terlalu lambat/ terlalu cepat 3) Kejadian/peristiwa yang terjadi di masa lalu 4) Objek yang terlalu kompleks

Page 16: BAB II KAJIAN TEORI A. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan ...eprints.uny.ac.id/9363/2/bab 2.pdf · cabang-cabang ilmu sosial seperti sosiologi, sejarah, geografi, ... Menurut Suprihadi

25

c. Penggunaan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif anak didik. Dalam hal ini media pendidikan berguna untuk :

1) Menimbulkan kegairahan belajar 2) Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara peserta didik dengan

lingkungan dan kenyataan 3) Memungkinkan anak didik belajar sendiri menurut kemampuan dan minatnya d. Mengatasi masalah lingkungan dan pengalaman siswa yang berbeda. Media

pendidikan mampu 1) Memberikan perangsang yang sama 2) Mempersamakan pengalaman 3) Menimbulkan persepsi yang sama

Secara umum fungsi dan kegunaan media adalah untuk membangkitkan

minat serta motivasi belajar siswa, menyajikan pesan agar tidak verbalistik

(materi lebih mudah dipahami siswa) serta mengaktifkan siswa.

3. Kriteria Pemilihan Media

Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan media antara

lain faktor siswa, isi pelajaran/ materi pelajaran, tujuan yang hendak dicapai

(Oemar Hamalik, 2010: 204-206). Selain itu, Azhar Arsyad (2009: 67)

menyatakan bahwa pemilihan media harus mempertimbangkan:

a. Ia merasa sudah akrab dengan media itu

b. Ia merasa bahwa media yang dipilihnya dapat menggambarkan dengan lebih baik

dari pada dirinya sendiri

c. Media yang dipilihnya dapat menarik perhatian siswa

Beberapa kriteria yang perlu diperhatikan dalam memilih media,

a. Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai b. Tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep, prinsip atau

generalisasi. c. Praktis, luwes dan bertahan d. Guru trampil menggunakannya

Page 17: BAB II KAJIAN TEORI A. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan ...eprints.uny.ac.id/9363/2/bab 2.pdf · cabang-cabang ilmu sosial seperti sosiologi, sejarah, geografi, ... Menurut Suprihadi

26

e. Pengelompokan sasaran f. Mutu teknis (Azhar Arsyad, 2009: 75)

Ely (Arif S Sadiman, 2005: 85) menyatakan bahwa pemilihan media

seyogyanya memperhatikan tujuan, karakteristik siswa, strategi belajar mengajar,

organisasi kelompok belajar, alokasi waktu, sumber serta prosedur penilaian.

Dick dan Corey menyatakan selain tujuan perilaku belajar, ada faktor yang perlu

dipertimbangkan dalam pemilihan media, yaitu ketersediaan sumber setempat,

dana, tenaga, fasilitas untuk memproduksi media, keluwesan, kepraktisan,

ketahanan media serta efektivitas biaya (Arif S Sadiman, 2005: 86)

Jadi dalam memilih media pembelajaran perlu memperhatikan faktor-

faktor seperti tujuan pembelajaran, materi yang disampaikan, karakteristik siswa,

serta keluwesan media itu sendiri.

4. Macam-macam Media

Jenis media yang lazim digunakan dalam kegiatan belajar di Indonesia

menurut Arif S Sardiman (2005:28-81) adalah sebagai berikut :

a. Media grafis, termasuk dalam media visual, media grafis meliputi gambar/ foto, sketsa, diagram, bagan/ chart, grafik, kartun, poster, peta/ globe, papan flannel, papan bulletin

b. Media audio, berkaitan dengan indera pendengaran. Media audio meliputi radio, alat perekam pita magnetic, piringan hitam, laboratorium bahasa.

c. Media proyeksi diam, menyajikan rangsangan visual, pada media grafis dapat secara langsung berinteraksi dengan pesan media yang bersangkutan sedangkan pada media proyeksi diam pesan harus diproyeksikan dengan proyektor. Media proyeksi diam meliputi film bingkai, film rangkai, overhead proyektor, film, televisi, video, games.

Hidayati (2002: 113) mengemukakan jenis-jenis media dalam pengajaran

IPS antara lain :

Page 18: BAB II KAJIAN TEORI A. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan ...eprints.uny.ac.id/9363/2/bab 2.pdf · cabang-cabang ilmu sosial seperti sosiologi, sejarah, geografi, ... Menurut Suprihadi

27

a. Media yang tidak diproyeksikan, contoh gambar, bahan-bahan grafis, model dan realita.

b. Media yang diproyeksikan, dibedakan menjadi media proyeksi tidak bergerak (slide, film strip, OHP, Opaque Projector) dan media proyeksi bergerak (film, film loop, TV, video tape recorder)

c. Media audio d. Sistem multi media

Dalam penelitian ini menggunakan salah satu jenis media yang tidak

diproyeksikan yaitu berupa gambar. Gambar yang ditampilkan adalah gambar

tokoh proklamasi kemerdekaan.

5. Pengertian Media Gambar

Media gambar merupakan media visual yang berfungsi untuk menyalurkan

pesan dari sumber ke penerima pesan yang dituangkan ke dalam simbol-simbol

komunikasi visual. Selain fungsi umum tersebut, secara khusus gambar berfungsi

untuk menarik perhatian, memperjelas sajian ide, mengilustrasikan atau

menghiasi fakta yang mungkin atau cepat dilupakan. Selain sederhana dan

mudah pembuatannya media gambar termasuk media yang relatif murah (Arif S

Sadiman, 2005: 28-29)

Azhar Arsyad (2009: 106-107) menyatakan bahwa dalam media berbasis

visual pesan, informasi atau konsep yang ingin disampaikan kepada siswa dapat

dikembangkan dalam berbagai bentuk seperti foto, gambar/ ilustrasi, sketsa/

gambar garis, grafik, bagan, chart dan gabungan dari dua bentuk atau lebih.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia gambar merupakan tiruan barang

(orang, binatang, tumbuhan dan sebagainya) yang dibuat dengan coretan pensil

dan sebagainya, pada kertas dan sebagainya.

Page 19: BAB II KAJIAN TEORI A. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan ...eprints.uny.ac.id/9363/2/bab 2.pdf · cabang-cabang ilmu sosial seperti sosiologi, sejarah, geografi, ... Menurut Suprihadi

28

Jadi media gambar dapat diartikan sebagai tiruan barang dua dimensi yang

dibuat pada kertas dan sebagainya yang digunakan untuk menyalurkan pesan dari

sumber ke penerima pesan, dalam hal ini dari guru ke siswa.

6. Fungsi Media Gambar

Media gambar termasuk ke dalam media visual. Levie dan Lentz (Azhar

Arsyad, 2009: 16-17) mengemukakan fungsi media pembelajaran khususnya

media visual yaitu,

a. Fungsi atensi, menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi terhadap isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan / menyertai teks materi pelajaran.

b. Fungsi afektif, gambar/ lambang visual dapat menggugah emosi dan sikap siswa. c. Fungsi kognitif, lambang visual/ gambar memperlancar pencapaian tujuan untuk

memahami dan mengingat informasi / pesan yang terkandung dalam gambar d. Fungsi kompensatoris, media pembelajaran berfungsi untuk mengakomodasikan

siswa yang lemah dan lambat menerima dan memahami isi pelajran yang disajikan dengan teks/ secara verbal.

Menurut Hack Barth, pemanfaatan gambar dalam proses pembelajaran

sangat membantu pengajar dalam beberapa hal yaitu :

a. Menarik perhatian, unik

b. Menyediakan gambar nyata suatu objek yang karena suatu hal tidak mudah

diamati

c. Memperjelas hal yang bersifat abstrak

d. Mampu mengilustrasikan suatu proses

(Hamzah B. Uno, 2010: 119)

Page 20: BAB II KAJIAN TEORI A. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan ...eprints.uny.ac.id/9363/2/bab 2.pdf · cabang-cabang ilmu sosial seperti sosiologi, sejarah, geografi, ... Menurut Suprihadi

29

Jadi fungsi pemanfaatan media gambar dalam pembelajaran antara lain

menarik perhatian siswa, memperjelas hal yang bersifat abstrak sehingga

memperlancar tujuan pembelajaran.

7. Kelebihan dan Kelemahan Media Gambar

Arif S Sadiman (2005:28-33) mengemukakan tentang media gambar/ foto

sebagai berikut :

Kelebihan media gambar/ foto 1) Sifatnya konkret 2) Gambar dapat mengatasi batasan ruang dan waktu 3) Mengatasi keterbatasan pengamatan kita 4) Memperjelas suatu masalah sehingga dapat membetulkan kesalah pahaman 5) Foto harganya murah dan mudah digunakan

Kelemahan gambar/ foto 1) Hanya menekankan persepsi indera mata 2) Foto/ gambar benda yang terlalu kompleks kurang efektif untuk kegiatan

pembelajaran 3) Ukuran terbatas untuk kelompok besar

Ada 6 syarat yang perlu dipenuhi oleh gambar/ foto yang baik dijadikan media pendidikan :

1) Autentik ,gambar harus jujur melukiskan situasi 2) Sederhana 3) Ukuran relatif 4) Mengandung gerak atau perbuatan 5) Gambar yang bagus belum tentu baik untuk mencapai tujuan pembelajaran,

gambar karya siswa sendiri sering kali lebih baik 6) Gambar yang bagus adalah yang bagus dari sudut seni dan sesuai dengan tujuan

pembelajaran yang ingin dicapai. Dalam penelitian ini jenis gambar yang akan digunakan adalah gambar

tokoh proklamasi yang sederhana, murah dan dengan ukuran yang tidak terlalu

besar.

Page 21: BAB II KAJIAN TEORI A. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan ...eprints.uny.ac.id/9363/2/bab 2.pdf · cabang-cabang ilmu sosial seperti sosiologi, sejarah, geografi, ... Menurut Suprihadi

30

8. Penggunaan Media Gambar dalam Pembelajaran

Basuki (1992: 79) mengemukakan ada 3 langkah dalam prosedur

penggunaan media yang perlu diikuti yaitu (1) persiapan (2) pelaksanaan

(penyajian dan penerimaan) dan (3) tindak lanjut. Dalam penelitian ini juga

mengacu pada tiga langkah sebagai berikut:

a. Persiapan

Pada tahap persiapan ini, guru mempersiapkan media berupa gambar tokoh

proklamasi seperti Ir. Soekarno, Moh Hatta dan lain-lain. Selain itu, pada tahap

ini, guru juga mengkondisikan siswa agar siap mengikuti pembelajaran IPS

menggunakan media gambar.

b. Pelaksanaan (penyajian)

Pada tahap pelaksanaan, kegiatan yang dilakukan siswa antara lain, 1) siswa

mengamati gambar, 2) siswa bertanya jawab mengenai gambar, 3) siswa

menempelkan gambar pada lembar kerja, 4) siswa mempresentasikan ke depan.

c. Tindak lanjut

Kegiatan tindak lanjut ini dilakukan untuk memperbaiki pembelajaran

menggunakan media. Pada penelitian ini, tahap tindak lanjut yang dilakukan

adalah memperbaiki gambar yang digunakan dalam pembelajaran.

E. Karakteristik Siswa Kelas V SD

Jean Piaget (Nana Syaodih Sukmadinata, 2005: 118) menyebutkan lima

tahapan perkembangan kognitif yaitu tahap sensori motorik (0-2 tahun), tahap

pra operasional (2-7 tahun), tahap operasi konkrit (7-11 tahun) dan tahap operasi

Page 22: BAB II KAJIAN TEORI A. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan ...eprints.uny.ac.id/9363/2/bab 2.pdf · cabang-cabang ilmu sosial seperti sosiologi, sejarah, geografi, ... Menurut Suprihadi

31

formal (11 tahun ke atas). Anak SD kelas V termasuk ke dalam tahap operasi

konkrit, kemampuan berpikir anak masih terbatas pada hal-hal yang konkrit.

Kemampuan intelektual pada masa operasi konkret ini, sudah cukup untuk

menjadi dasar diberikannya berbagai kecakapan yang dapat mengembangkan

pola pikir atau daya nalarnya. Anak sudah dapat diberikan dasar-dasar keilmuan

seperti membaca, menulis dan berhitung. Anak juga dapat diberikan

pengetahuan-pengetahuan tentang manusia, hewan, lingkungan alam sekitar dan

sebagainya. Daya nalar anak juga dapat terlihat dalam hal mengungkapkan

pendapat, gagasan atau penilaiannya terhadap hal-hal yang terjadi di

lingkungannya (Syamsu yusuf, 2004: 179).

Syamsu Yusuf (2004: 180) juga mengatakan bahwa perkembangan sosial

anak Sekolah Dasar ditandai dengan adanya perluasan hubungan yaitu

membentuk ikatan baru dengan teman sebaya, memiliki kesanggupan

menyesuaikan diri sendiri kepada sikapyang kooperatif (bekerja sama), berminat

terhadap kegiatan-kegiatan teman sebaya dan bertambah kuat keinginannya

untuk diterima menjadi anggota kelompok.

Pada anak usia sekolah dasar, anak mulai menyadari bahwa pengungkapan

emosi kasar tidaklah diterima di masyarakat. Oleh karena itu, dia mulai belajar

untuk mengendalikan dan mengontrol ekspresi emosinya. Emosi yang positif

seperti perasaan senang, bergairah, bersemangat, rasa ingin tahu akan

mempengaruhi individu untuk mengkonsentrasikan dirinya terhadap aktifitas

belajarnya. Sebaliknya, apabila yang menyertai adalah emosi negatif seperti

Page 23: BAB II KAJIAN TEORI A. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan ...eprints.uny.ac.id/9363/2/bab 2.pdf · cabang-cabang ilmu sosial seperti sosiologi, sejarah, geografi, ... Menurut Suprihadi

32

perasaan tidak senang, kecewa, tidak bergairah maka proses belajar akan

mengalami hambatan. (Syamsu Yusuf, 2004: 181)

Menurut Abu Ahmadi (2005: 105) anak usia 8-13 tahun sudah dapat

mengenal ukuran baik buruk secara batin meskipun masih terbatas yaitu anak

sudah dapat menghargai pendapat, anak mulai dapat menghormati orang yang

patuh atau sebaliknya. Tidak kalah pentingnya adalah mengenai perkembangan

motorik anak yang sudah dapat terkoordinasi dengan baik. Syamsu Yusuf

(2004:184) mengemukakan bahwa usia sekolah dasar ditandai dengan kelebihan

gerak atau aktivitas motorik yang lincah, sehingga usia ini merupakan masa yang

ideal untuk belajar ketrampilan yang berkaitan dengan motorik.

Nasution (1992) mengatakan bahwa masa kelas tinggi sekolah dasar

mempunyai beberapa sifat khas sebagai berikut: (1) adanya minat terhadap

kehidupan praktis sehari-hari yang kongkrit, (2) amat realistik, ingin tahu dan

ingin belajar, (3) menjelang akhir masa ini telah ada minat terhadap hal-hal dan

mata pelajaran khusus, oleh ahli yang mengikuti teori faktor ditaksirkan sebagai

mulai menonjolnya faktor-faktor, (4) pada umumnya anak menghadap tugas-

tugasnya dengan bebas dan berusaha menyelesaikan sendiri, (5) pada masa ini

anak memandang nilai (angka rapor) sebagai ukuran yang tepat mengenai

prestasi sekolah, (6) anak pada masa ini gemar membentuk kelompok sebaya,

biasanya untuk bermain bersama-sama. (http://e-

smartschool.co.id/index.php?option=com_content&task=view&id=791&Itemid=

1 diakses pada tanggal 21 April 2011 pukul 15:21.

Page 24: BAB II KAJIAN TEORI A. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan ...eprints.uny.ac.id/9363/2/bab 2.pdf · cabang-cabang ilmu sosial seperti sosiologi, sejarah, geografi, ... Menurut Suprihadi

33

Bertolak dari uraian karakteristik dan perkembangan siswa dari para ahli di

atas, seorang guru hendaknya menciptakan suatu pembelajaran yang

menyenangkan, mengaktifkan siswa, serta mampu menumbuhkan emosi positif

siswa. Salah satu caranya adalah dengan menggunakan media yang disukai anak

misalnya dengan media gambar. Dengan menggunakan media gambar, materi

yang disampaikan guru tidak terlalu abstrak, sehingga lebih mudah dipahami

oleh siswa. Hal ini cocok untuk materi pelajaran yang kebanyakan bersifat

abstrak seperti mata pelajaran IPS. Dengan demikian, pembelajaran IPS menjadi

lebih menyenangkan dan materi yang sifatnya abstrak lebih mudah dipahami

oleh siswa dengan bantuan gambar.

F. Kerangka Berpikir

Ilmu Pengetahuan Sosial adalah salah satu mata pelajaran di SD. IPS

adalah pelajaran yang penting karena IPS mempelajari tentang manusia dalam

semua aspek kehidupan dan interaksinya dalam masyarakat. Peserta didik adalah

manusia yang hidup dan berbaur di masyarakat. Melalui belajar IPS peserta didik

akan memiliki pengetahuan, ketrampilan, sikap, nilai yang dapat digunakan

untuk memecahkan masalah baik yang menimpa diri maupun masyarakatnya.

Misalnya, mudah menyesuaikan diri dalam kehidupan bermasyarakat, patuh dan

taat pada aturan yang berlaku di masyarakat, saling menghormati antarwarga

masyarakat dan sebagainya. Dengan demikian akan tercipta masyarakat yang

harmonis dan rukun.

Page 25: BAB II KAJIAN TEORI A. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan ...eprints.uny.ac.id/9363/2/bab 2.pdf · cabang-cabang ilmu sosial seperti sosiologi, sejarah, geografi, ... Menurut Suprihadi

34

Realita sekarang ini siswa kurang tertarik dengan mata pelajaran IPS

karena dianggap sulit, banyak materi hafalan dan sebagainya. Banyak anak-anak

yang tidak mempunyai motivasi dalam mengikuti pembelajaran IPS di kelas.

Oleh karena itu, sebagai seorang guru harus dapat mengatasi masalah tersebut.

Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan mengubah cara mengajar

misalnya dalam mengajar guru menggunakan media gambar.

Media gambar banyak ditemukan di sekitar siswa, mudah didapat, murah

harganya bahkan dapat dibuat sendiri. Media gambar merupakan media yang

tidak asing lagi di telinga anak-anak. Gambar adalah media yang sudah akrab

dengan dunia anak dan sebagian besar dari anak tertarik dengan gambar,

sehingga anak akan merasa senang belajar. Selain itu gambar dapat membantu

mengkonkretkan materi IPS yang abstrak agar peserta didik lebih mudah

memahami materi yang disampaikan guru. Dengan demikian, jika dalam

pembelajaran IPS di kelas memanfaatkan media gambar dalam guru mengajar,

diharapkan keinginan dan motivasi siswa untuk belajar IPS akan meningkat

karena siswa merasa tertarik dan senang, yang pada akhirnya pencapaian hasil

belajar IPS juga ikut meningkat.

G. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan rumusan kajian teori dan kerangka berpikir di atas, maka

dapat dirumuskan hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah ”motivasi

belajar dan hasil belajar IPS dapat meningkat melalui pembelajaran

menggunakan media gambar di kelas V SD 2 Wojo Sewon Bantul”