bab ii kajian teori a. pembelajaran ilmu pengetahuan ...eprints.uny.ac.id/9363/2/bab 2.pdf ·...
TRANSCRIPT
10
BAB II KAJIAN TEORI
A. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
1. Pengertian IPS
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran di SD.
Trianto (2010:171) mengemukakan bahwa IPS merupakan integrasi berbagai
cabang-cabang ilmu sosial seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik,
hukum dan budaya. IPS dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial yang
mewujudkan satu pendekatan interdisipliner dari aspek dan cabang-cabang ilmu
sosial.
Wiyono (Tasrif, 2008: 2) mengemukakan bahwa IPS adalah mata pelajaran
yang mempelajari manusia dalam semua aspek kehidupan dan interaksinya
dalam masyarakat. Selanjutnya Depdiknas (Tasrif, 2008: 2) juga memberikan
definisi IPS sebagai mata pelajaran yang mempelajari kehidupan sosial yang
didasarkan pada bahan kajian geografi, ekonomi, sejarah, antropologi, sosiologi
dan tata negara dengan menampilkan permasalahan sehari-hari.
Konsep dasar IPS meliputi 1) interaksi, 2) saling ketergantungan, 3)
kesinambungan dan perubahan, 4) keragaman/ kesamaan/ perbedaan, 5) konflik
dan konsensus, 6) pola, 7) tempat, 8) kekuasaan, 9) nilai kepercayaan, 10)
keadilan dan pemerataan, 11) kelangkaan, 12) kekhususan, 13) budaya, 14)
nasionalisme (Etin Solihatin, 2009: 15-21). Jadi IPS merupakan mata pelajaran
11
yang mengkaji tentang manusia, kehidupan sosial dan berbagai
permasalahannya.
2. Tujuan Pendidikan IPS
Tujuan pendidikan IPS adalah mendidik dan memberi bekal kemampuan
dasar kepada siswa untuk mengembangkan diri sesuai dengan bakat, minat
kemampuan dan lingkungannya serta berbagai bekal siswa untuk melanjutkan
pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi (Trianto, 2010: 174). Selanjutnya Trianto
(2010: 176) juga mengemukakan tujuan utama ilmu pengetahuan sosial adalah
untuk mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial
yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan
segala ketimpangan yang terjadi dan terampil mengatasi setiap masalah yang
terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa
masyarakat.
Sapriya (2009: 12) mengemukakan IPS di tingkat Sekolah Dasar pada
dasarnya bertujuan untuk mempersiapkan peserta didik sebagai warga negara
yang menguasai pengetahuan (knowledges), ketrampilan (skills), sikap dan nilai
(attitudes and values) yang dapat digunakan sebagai kemampuan untuk
memecahkan masalah pribadi/ masalah sosial serta kemampuan mengambil
keputusan dan berpartisipasi dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan agar
menjadi warga negara yang baik. Berdasarkan UU Sisdiknas Pasal 37 disebutkan
bahwa bahan kajian ilmu pengetahuan sosial antara lain, ilmu bumi, sejarah,
ekonomi, kesehatan dan sebagainya dimaksudkan untuk mengembangkan
12
pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis peserta didik terhadap
kondisi sosial masyarakat (Sapriya, 2009 :45)
Jadi pembelajaran IPS di SD bertujuan untuk mengembangkan
pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, sikap, nilai dan analisis siswa terhadap
masalah sosial sehingga siswa peka dan mampu mengatasi masalah sosial yang
menimpa diri maupun masyarakatnya yang pada akhirnya akan menjadi seorang
warga negara yang baik.
3. Strategi Pembelajaran IPS
Dick dan Carey (Trianto, 2010: 179) mengatakan bahwa strategi
pembelajaran menjelaskan komponen-komponen umum dari suatu set bahan
pembelajaran dan prosedur–prosedur yang digunakan bersama bahan-bahan
tersebut untuk menghasilkan hasil belajar tertentu pada siswa. Ia menyebutkan 5
komponen dalam strategi pembelajaran yaitu, kegiatan prapembelajaran,
penyajian informasi, partisipasi siswa, tes dan tindak lanjut.
Gagne dan Briggs (Trianto, 2010: 179) menyebutkan urutan pembelajaran
yaitu 1) memberikan motivasi atau menarik perhatian 2) menjelaskan tujuan
pembelajaran kepada siswa 3) mengingatkan kompetensi prasyarat 4) memberi
stimulus (masalah, topik, konsep) 5) memberi petunjuk belajar 6) menumbuhkan
penampilan siswa 7) memberi umpan balik 8) menilai penampilan 9)
menyimpulkan.
Menurut Suprihadi Saputro, Zainul Abidin, dan I Wayan Sutama (2000:
23) strategi pembelajaran adalah serangkaian dari keseluruhan tindakan strategis
13
guru dalam merealisasikan perwujudan kegiatan pembelajaran aktual yang
efektif dan efisien untuk pencapaian tujuan pembelajaran. Menurut Ruminiati
(2007: 23) strategi pembelajaran adalah suatu prosedur yang digunakan oleh guru
dalam proses pembelajaran sebagai sarana untuk mencapai tujuan pembelajaran
yang telah ditetapkan. Sedangkan menurut Gulo (2004: 2) strategi pembelajaran
adalah suatu seni dan ilmu untuk membawakan pengajaran di kelas sedemikian
rupa sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai secara efektif dan
efisien.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka strategi pembelajaran adalah
tindakan strategis yang dilakukan oleh guru dalam proses pembelajaran agar
tujuan pembelajaran tercapai.
4. Ruang Lingkup IPS di SD
Tasrif (2008: 4) membagi ruang lingkup IPS menjadi beberapa aspek
berikut :
a. Ditinjau dari ruang lingkup hubungan mencakup hubungan sosial, hubungan ekonomi, hubungan psikologi, hubungan budaya, hubungan sejarah, hubungan geografi, dan hubungan politik.
b. Ditinjau dari segi kelompoknya adalah dapat berupa keluarga, rukun tetangga, kampong, warga desa, organisasi masyarakat dan bangsa.
c. Ditinjau dari tingkatannya meliputi tingkat local, regional dan global. d. Ditinjau dari lingkup interaksi dapat berupa kebudayaan, politik dan ekonomi.
Ruang lingkup mata pelajaran IPS meliputi:
a. Manusia, tempat, dan lingkungan
b. Waktu, keberlanjutan, dan perubahan
c. Sistem sosial dan budaya
14
d. Perilaku ekonomi dan kesejahteraan
http://portal2.lpmpkalsel.org/index.php?option=com_content&view=article&id=6:pipssd&catid=8:catipop&Itemid=7 diakses pada hari selasa 17 mei 2011 pukul 17.01
Untuk selanjutnya ruang lingkup materi IPS yang dipelajari siswa SD
tertuang dalam Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang
terdapat di dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Adapun Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS kelas V SD adalah sebagai berikut :
Tabel 3. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS Kelas V SD
Standar Kompetensi (SK) Kompetensi Dasar (KD) Semester 1 1.Menghargai berbagai
peninggalan tokoh sejarah yang berskala nasional pada masa Hindu-Budha dan Islam, keragaman dan kenampakan dan suku bangsa serta kegiatan ekonomi di Indonesia
1.1 Mengenal makna peninggalan sejarah yang berskala nasional pada masa Hindu-Budha dan Islam di Indonesia
1.2 Menceritakan tokoh-tokoh sejarah pada masa Hindu-Budha dan Islam di Indonesia
1.3 Mengenal keragaman kenampakan alam dan buatan serta pembagian wilayah waktu di Indonesia dengan menggunakan peta/globe/atlas dan media lainnya.
1.4 Mengenal keragaman suku dan budaya di Indonesia
1.5 Mengenal jenis-jenis usaha dan kegiatan ekonomi di Indonesia
Semester 2 2.Menghargai peranan tokoh
pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia
2.1 Mendeskripsikan perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang
2.2 Menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia
2.3 Menghargai jasa dan peranan tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan
2.4 Menghargai perjuangan para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan
15
Standar Kompetensi yang digunakan dalam penelitian ini adalah SK no 2
yaitu menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan
dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Sedangkan KD yang digunakan
adalah KD 2.3 yaitu menghargai jasa dan peranan tokoh dalam
memproklamasikan kemerdekaan.
B. Motivasi Belajar
1. Pengertian Motivasi Belajar
Istilah motivasi berasal dari kata motif yang berarti kekuatan yang terdapat
dalam diri individu yang menyebabkan individu tersebut bertindak atau berbuat.
Motivasi merupakan dorongan yang terdapat dalam diri seseorang untuk
berusaha mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih baik dalam memenuhi
kebutuhannya (Hamzah B. Uno, 2010: 3).
Noehi Nasution (Syaiful Bahri Djamarah, 2002: 166) menyatakan bahwa
motivasi adalah kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan
sesuatu. Jadi motivasi belajar adalah kondisi psikologis yang mendorong
seseorang untuk belajar.
Motivasi dalam kegiatan belajar adalah keseluruhan daya penggerak di
dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin
kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan
belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai
(Sardiman, 2007: 175). Dalam kegiatan belajar, motivasi sangat diperlukan,
sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tidak akan
16
mungkin melakukan aktivitas belajar. Jadi motivasi belajar adalah dorongan yang
berasal dari diri siswa untuk melakukan kegiatan belajar sehingga tujuan belajar
dapat tercapai.
2. Tujuan dan Fungsi Motivasi Belajar
Motivasi adalah faktor psikologis yang penting dalam melakukan aktivitas
karena motivasi memiliki berbagai tujuan dan fungsi. Tujuan motivasi adalah
untuk menggerakkan atau menggugah seseorang agar timbul keinginan dan
kemauannya untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil atau
mencapai tujuan tertentu. Dalam pembelajaran motivasi bertujuan untuk
menggerakkan atau memacu para siswanya agar timbul keinginan dan
kemauannya untuk meningkatkan prestasi belajarnya sehingga tercapai tujuan
pendidikan sesuai dengan yang diharapkan dan ditetapkan dalam kurikulum
sekolah (Ngalim Purwanto, 2007: 73). Jadi motivasi mempunyai tujuan yang
sangat penting dan menentukan dalam keberhasilan proses belajar mengajar.
Selain tujuan, motivasi juga memiliki fungsi dan peranan. Menurut
Sardiman (2007: 85) fungsi motivasi adalah,
a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak/ motor yang melepaskan energi
b. Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai c. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan apa yang harus dikerjakan
yang serasi guna mencapai guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.
Selain itu motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dan
pencapaian prestasi.
17
Syaiful Sagala (2010: 113) menyatakan bahwa motivasi belajar penting
bagi siswa, dimaksudkan untuk,
a. Menyadarkan kedudukan awal belajar, proses dan hasil akhir b. Menginformasikan tentang kekuatan usaha belajar bila dibandingkan dengan
teman sebaya c. Mengarahkan kegiatan ke arah pembelajaran yang lebih berkualitas d. Membesarkan semangat belajar bagi para siswa e. Menyadarkan tentang adanya perjalanan yang harus ditempuh dalam proses
belajar.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar mempunyai
fungsi sebagai pendorong, pengarah dan penyeleksi dalam belajar sehingga
pencapaian prestasi belajar dapat optimal.
3. Ciri-ciri Motivasi Belajar
Motivasi belajar yang ditunjukkan siswa pada saat melaksanakan kegiatan
belajar mengajar dapat terlihat dalam hal :
a. Minat dan perhatian siswa terhadap pelajaran
b. Semangat siswa untuk melakukan tugas-tugas belajar
c. Tanggung jawab siswa dalam mengerjakan tugas-tugas belajar
d. Reaksi yang ditunjukkan siswa terhadap stimulus yang diberikan guru
e. Rasa senang dan puas dalam mengerjakan tugas yang diberikan
(Nana Sudjana, 2009: 61).
Sardiman (2007: 83) juga mengemukakan ciri-ciri motivasi pada diri
seseorang sebagai berikut :
a. Tekun menghadapi tugas b. Ulet menghadapi kesulitan c. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah
18
d. Lebih senang belajar mandiri e. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin f. Dapat mempertahankan pendapatnya g. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini h. Senang mencari dan memecahkan masalah.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri seseorang
yang memiliki motivasi antara lain, adanya minat dan perhatian, tekun dan ulet
menghadapi tugas (tidak mudah putus asa), senang mengerjakan tugas, bekerja
mandiri, mempertahankan pendapat, senang memecahkan masalah, tanggung
jawab dalam mengerjakan tugas.
4. Macam-macam Motivasi
Sardiman (2007: 86-91) menyebutkan macam-macam motivasi sebagai
berikut :
a. Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya 1) Motif bawaan, motif yang dibawa sejak lahir. Contoh, dorongan makan, minum 2) Motif yang dipelajari, motif yang timbul karena dipelajari. Contoh, dorongan
untuk belajar, dorongan untuk mengajar b. Motivasi menurut pembagian dari woodworth dan Marquis 1) Motif/ kebutuhan organis, kebutuhan makan, minum 2) Motif darurat, dorongan untuk menyelamatkan diri, membalas 3) Motif objektif, menyangkut kebutuhan untuk melakukan eksplorasi, melakukan
manipulasi untuk menaruh minat c. Motivasi jasmaniah dan rohaniah
Motivasi jasmaniah contohnya reflex, insting otomatis, nafsu. Motivasi rohaniah contohnya kemauan.
d. Motivasi instrinsik dan ekstrinsik Sedangkan Syaiful Bahri Djamarah (2002: 116-118) menjelaskan bahwa
motivasi instrinsik merupakan motif-motif yang menjadi aktif / berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Dalam aktivitas belajar motivasi instrinsik sangat diperlukan. Seseorang yang tidak memiliki motivasi instrinsik sulit sekali melakukan aktivitas belajar terus menerus, sedangkan seseorang yang memiliki motivasi instrinsik selalu ingin maju dalam belajar. Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang dari luar.
19
Motivasi ekstrinsik diperlukan agar anak didik mau belajar . motivasi ekstrinsik sering digunakan karena bahan pelajaran kurang menarik perhatian anak didik/ karena sikap tertentu pada guru atau orang tua. Misalnya pujian, hadiah, hukuman.
Macam-macam motivasi yang umum dan sering digunakan adalah motivasi
instrinsik dan motivasi ekstrinsik. Dalam pembelajaran yang lebih diutamakan
adalah motivasi instrinsik yaitu motivasi yang berasal dari dalam diri individu.
Akan tetapi motivasi ekstrinsik juga perlu ditumbuhkan yaitu dengan cara
pemberian rangsangan dari luar. Dalam penelitian ini termasuk dalam motivasi
ekstrinsik karena guru membangkitkan motivasi siswa untuk belajar
menggunakan rangsangan berupa media pembelajaran yaitu media gambar.
Adapun motivasi belajar siswa dapat diukur berdasarkan indikator antara lain,
adanya minat dan perhatian, tekun dan ulet menghadapi tugas (tidak mudah putus
asa), senang mengerjakan tugas, bekerja mandiri, mempertahankan pendapat,
senang memecahkan masalah, tanggung jawab dalam mengerjakan tugas.
Indikator-indikator tersebut dapat diketahui melalui observasi (pengamatan) pada
saat pembelajaran berlangsung dan pengisian angket siswa.
5. Cara Menumbuhkan Motivasi Belajar
Kuat lemahnya motivasi belajar seseorang turut mempengaruhi
keberhasilan belajar. Oleh karena itu motivasi belajar perlu diusahakan, terutama
yang berasal dari dalam diri dengan cara senantiasa memikirkan masa depan
yang penuh tantangan dan harus dihadapi untuk mencapai cita-cita. (Dalyono
dalam Syaiful Bahri Djamarah, 2002: 167)
20
Menurut De Decce dan Grawford (Syaiful Bahri Djamarah, 2002: 135) ada
empat fungsi guru sebagai pengajar yang berhubungan dengan cara pemeliharaan
dan peningkatan motivasi belajar anak didik yaitu guru harus dapat
menggairahkan anak didik, memberikan harapan yang realistis, memberikan
insentif dan mengarahkan perilaku anak didik ke arah yang menunjang
tercapainya tujuan pengajaran.
Dalyono (2009: 203-204) menyebutkan bahwa ada beberapa cara
menumbuhkan perhatian dan motivasi antara lain melalui cara mengajar yang
bervariasi, mengadakan pengulangan informasi, memberikan stimulus baru,
menggunakan media dan alat bantu yang menarik perhatian siswa seperti
gambar, foto, diagram dll.
Berdasarkan uraian di atas beberapa cara membangkitkan motivasi siswa
antara lain :
a. Menjelaskan tujuan pembelajaran
Tujuan belajar yang jelas dan dipahami siswa akan mendorong siswa untuk
belajar dengan sungguh-sungguh karena siswa akan mengetahui manfaat materi
yang sedang dipelajari.
b. Menggairahkan siswa dengan cara menggunakan metode dan media belajar yang
bervariasi.
Penggunaan metode dan media yang bervariasi akan mengurangi kejenuhan
siswa dalam belajar. Misalnya dalam penelitian ini akan menggunakan media
gambar.
21
c. Memberikan stimulus/ rangsangan dalam belajar.
Pemberian rangsangan dari luar saat belajar dapat membuat siswa lebih
menikmati belajarnya. Pemberian stimulus dapat dilakukan dengan pemberian
hadiah, penggunaan media dalam pembelajaran dan sebagainya.
Dalam penelitian ini, cara membangkitkan motivasi belajar siswa adalah
dengan memberikan stimulus/ rangsangan dalam belajar yaitu menggunakan
media pembelajaran berupa media gambar.
C. Hasil Belajar
1. Pengertian Hasil Belajar
Belajar merupakan suatu proses bukan hasil semata. Slameto (2003: 2)
mengatakan belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai
hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan,
artinya tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku baik yang menyangkut
pengetahuan, ketrampilan maupun sikap bahkan meliputi segenap aspek
organisme atau pribadi (Syaiful Bahri Djamarah, 2002: 11). Jadi belajar
merupakan proses menuju perubahan tingkah laku yang menyangkut
pengetahuan, ketrampilan maupun sikap.
Belajar dilakukan untuk mengusahakan adanya perubahan perilaku pada
individu yang belajar. Perubahan perilaku itu merupakan perolehan yang menjadi
hasil belajar. Menurut Winkel (Purwanto, 2008: 45) hasil belajar adalah
22
perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah
lakunya. Hasil belajar menurut Nana Sudjana (2009: 22) adalah kemampuan-
kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.
Sedangkan Gagne (Nana Sudjana, 2009: 22) membagi lima kategori hasil belajar
yaitu (a) informasi verbal, (b) ketrampilan intelektual, (c) strategi kognitif (d)
sikap dan (e) ketrampilan motoris. Benyamin Bloom (Nana Sudjana, 2009: 22-
23) mengklasifikasikan hasil belajar menjadi tiga ranah yakni ranah kognitif,
ranah afektif dan ranah psikomotoris. Jadi hasil belajar adalah kemampuan yang
dimiliki siswa setelah belajar meliputi kemampuan kognitif, afektif maupun
psikomotorik.
2. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Menurut Dalyono (2009: 48) ada dua faktor yang menentukan pencapaian
hasil belajar yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
a. Faktor internal, yaitu faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar.
Meliputi faktor Jasmaniah dan psikologis. Faktor jasmaniah meliputi kesehatan
dan cacat tubuh, sedangkan faktor psikologis meliputi intelegensi perhatian,
minat bakat, motif kematangan dan kelelahan.
b. Faktor eksternal, yaitu faktor yang ada di luar individu. Faktor ekstern yang
berpengaruh dalam belajar meliputi faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor
masyarakat.
23
Syaiful Bahri Djamarah (2002: 123) menyebutkan faktor-faktor yang
mempengaruhi keberhasilan belajar adalah tujuan, guru, anak didik, kegiatan
pengajaran, alat evaluasi, bahan evaluasi dan suasana evaluasi.
Dalam penelitian ini, hasil belajar ditingkatkan dengan memperhatikan
faktor eksternal yaitu sekolah terutama dalam guru mengajar menggunakan
media gambar.
D. Media Gambar
1. Pengertian Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari
medium yang berarti perantara/ pengantar pesan dari pengirim ke penerima.
Selanjutnya Briggs menyatakan bahwa media adalah segala alat fisik yang
dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Contoh buku,
gambar, film, kaset, film bingkai. (Arif S. Sadiman, 2005: 6)
Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan
pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan,
perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses
belajar terjadi (Arif S Sadiman, 2005: 7). Media dalam proses belajar mengajar
diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau electronis untuk menangkap,
memproses dan menyusun kembali informasi visual atau verbal (Azhar Arsyad,
2009: 3).
Berdasarkan definisi para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa media
pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan sebagai penyalur
24
pesan atau informasi yang dapat merangsang pikiran, perasaan dan perhatian,
sehingga kegiatan pembelajaran dapat berlangsung. Media pembelajaran dapat
berupa buku, gambar, film dan sebagainya.
2. Fungsi dan Kegunaan Media dalam Pembelajaran
Menurut Derek Rowntree (Ahmad Rohani, 1997: 7) fungsi media dalam
pembelajaran adalah :
a. Membangkitkan motivasi belajar b. Mengulang apa yang telah dipelajari c. Menyediakan stimulus belajar d. Mengaktifkan respon peserta didik e. Memberikan balikan dengan segera f. Menggalakkan latihan yang serasi
Pemakaian media pembelajaran dalam pembelajaran dapat membangkitkan
keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan
kegiatan belajar bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa
(Hamalik dalam Azhar Arsyad, 2009: 15). Menurut Kemp dan Dayton (Azhar
Arsyad, 2009: 19) fungsi utama media adalah 1) memotivasi minat/ tindakan 2)
menyajikan informasi 3) memberi instruksi.
Arif S Sadiman (2005: 17-18) menyatakan bahwa secara umum media
mempunyai kegunaan-kegunaan sebagai berikut :
a. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam bentuk kata-kata tertulis / lisan belaka)
b. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, seperti : 1) Objek yang terlalu besar/ kecil 2) Gerak yang terlalu lambat/ terlalu cepat 3) Kejadian/peristiwa yang terjadi di masa lalu 4) Objek yang terlalu kompleks
25
c. Penggunaan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif anak didik. Dalam hal ini media pendidikan berguna untuk :
1) Menimbulkan kegairahan belajar 2) Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara peserta didik dengan
lingkungan dan kenyataan 3) Memungkinkan anak didik belajar sendiri menurut kemampuan dan minatnya d. Mengatasi masalah lingkungan dan pengalaman siswa yang berbeda. Media
pendidikan mampu 1) Memberikan perangsang yang sama 2) Mempersamakan pengalaman 3) Menimbulkan persepsi yang sama
Secara umum fungsi dan kegunaan media adalah untuk membangkitkan
minat serta motivasi belajar siswa, menyajikan pesan agar tidak verbalistik
(materi lebih mudah dipahami siswa) serta mengaktifkan siswa.
3. Kriteria Pemilihan Media
Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan media antara
lain faktor siswa, isi pelajaran/ materi pelajaran, tujuan yang hendak dicapai
(Oemar Hamalik, 2010: 204-206). Selain itu, Azhar Arsyad (2009: 67)
menyatakan bahwa pemilihan media harus mempertimbangkan:
a. Ia merasa sudah akrab dengan media itu
b. Ia merasa bahwa media yang dipilihnya dapat menggambarkan dengan lebih baik
dari pada dirinya sendiri
c. Media yang dipilihnya dapat menarik perhatian siswa
Beberapa kriteria yang perlu diperhatikan dalam memilih media,
a. Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai b. Tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep, prinsip atau
generalisasi. c. Praktis, luwes dan bertahan d. Guru trampil menggunakannya
26
e. Pengelompokan sasaran f. Mutu teknis (Azhar Arsyad, 2009: 75)
Ely (Arif S Sadiman, 2005: 85) menyatakan bahwa pemilihan media
seyogyanya memperhatikan tujuan, karakteristik siswa, strategi belajar mengajar,
organisasi kelompok belajar, alokasi waktu, sumber serta prosedur penilaian.
Dick dan Corey menyatakan selain tujuan perilaku belajar, ada faktor yang perlu
dipertimbangkan dalam pemilihan media, yaitu ketersediaan sumber setempat,
dana, tenaga, fasilitas untuk memproduksi media, keluwesan, kepraktisan,
ketahanan media serta efektivitas biaya (Arif S Sadiman, 2005: 86)
Jadi dalam memilih media pembelajaran perlu memperhatikan faktor-
faktor seperti tujuan pembelajaran, materi yang disampaikan, karakteristik siswa,
serta keluwesan media itu sendiri.
4. Macam-macam Media
Jenis media yang lazim digunakan dalam kegiatan belajar di Indonesia
menurut Arif S Sardiman (2005:28-81) adalah sebagai berikut :
a. Media grafis, termasuk dalam media visual, media grafis meliputi gambar/ foto, sketsa, diagram, bagan/ chart, grafik, kartun, poster, peta/ globe, papan flannel, papan bulletin
b. Media audio, berkaitan dengan indera pendengaran. Media audio meliputi radio, alat perekam pita magnetic, piringan hitam, laboratorium bahasa.
c. Media proyeksi diam, menyajikan rangsangan visual, pada media grafis dapat secara langsung berinteraksi dengan pesan media yang bersangkutan sedangkan pada media proyeksi diam pesan harus diproyeksikan dengan proyektor. Media proyeksi diam meliputi film bingkai, film rangkai, overhead proyektor, film, televisi, video, games.
Hidayati (2002: 113) mengemukakan jenis-jenis media dalam pengajaran
IPS antara lain :
27
a. Media yang tidak diproyeksikan, contoh gambar, bahan-bahan grafis, model dan realita.
b. Media yang diproyeksikan, dibedakan menjadi media proyeksi tidak bergerak (slide, film strip, OHP, Opaque Projector) dan media proyeksi bergerak (film, film loop, TV, video tape recorder)
c. Media audio d. Sistem multi media
Dalam penelitian ini menggunakan salah satu jenis media yang tidak
diproyeksikan yaitu berupa gambar. Gambar yang ditampilkan adalah gambar
tokoh proklamasi kemerdekaan.
5. Pengertian Media Gambar
Media gambar merupakan media visual yang berfungsi untuk menyalurkan
pesan dari sumber ke penerima pesan yang dituangkan ke dalam simbol-simbol
komunikasi visual. Selain fungsi umum tersebut, secara khusus gambar berfungsi
untuk menarik perhatian, memperjelas sajian ide, mengilustrasikan atau
menghiasi fakta yang mungkin atau cepat dilupakan. Selain sederhana dan
mudah pembuatannya media gambar termasuk media yang relatif murah (Arif S
Sadiman, 2005: 28-29)
Azhar Arsyad (2009: 106-107) menyatakan bahwa dalam media berbasis
visual pesan, informasi atau konsep yang ingin disampaikan kepada siswa dapat
dikembangkan dalam berbagai bentuk seperti foto, gambar/ ilustrasi, sketsa/
gambar garis, grafik, bagan, chart dan gabungan dari dua bentuk atau lebih.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia gambar merupakan tiruan barang
(orang, binatang, tumbuhan dan sebagainya) yang dibuat dengan coretan pensil
dan sebagainya, pada kertas dan sebagainya.
28
Jadi media gambar dapat diartikan sebagai tiruan barang dua dimensi yang
dibuat pada kertas dan sebagainya yang digunakan untuk menyalurkan pesan dari
sumber ke penerima pesan, dalam hal ini dari guru ke siswa.
6. Fungsi Media Gambar
Media gambar termasuk ke dalam media visual. Levie dan Lentz (Azhar
Arsyad, 2009: 16-17) mengemukakan fungsi media pembelajaran khususnya
media visual yaitu,
a. Fungsi atensi, menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi terhadap isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan / menyertai teks materi pelajaran.
b. Fungsi afektif, gambar/ lambang visual dapat menggugah emosi dan sikap siswa. c. Fungsi kognitif, lambang visual/ gambar memperlancar pencapaian tujuan untuk
memahami dan mengingat informasi / pesan yang terkandung dalam gambar d. Fungsi kompensatoris, media pembelajaran berfungsi untuk mengakomodasikan
siswa yang lemah dan lambat menerima dan memahami isi pelajran yang disajikan dengan teks/ secara verbal.
Menurut Hack Barth, pemanfaatan gambar dalam proses pembelajaran
sangat membantu pengajar dalam beberapa hal yaitu :
a. Menarik perhatian, unik
b. Menyediakan gambar nyata suatu objek yang karena suatu hal tidak mudah
diamati
c. Memperjelas hal yang bersifat abstrak
d. Mampu mengilustrasikan suatu proses
(Hamzah B. Uno, 2010: 119)
29
Jadi fungsi pemanfaatan media gambar dalam pembelajaran antara lain
menarik perhatian siswa, memperjelas hal yang bersifat abstrak sehingga
memperlancar tujuan pembelajaran.
7. Kelebihan dan Kelemahan Media Gambar
Arif S Sadiman (2005:28-33) mengemukakan tentang media gambar/ foto
sebagai berikut :
Kelebihan media gambar/ foto 1) Sifatnya konkret 2) Gambar dapat mengatasi batasan ruang dan waktu 3) Mengatasi keterbatasan pengamatan kita 4) Memperjelas suatu masalah sehingga dapat membetulkan kesalah pahaman 5) Foto harganya murah dan mudah digunakan
Kelemahan gambar/ foto 1) Hanya menekankan persepsi indera mata 2) Foto/ gambar benda yang terlalu kompleks kurang efektif untuk kegiatan
pembelajaran 3) Ukuran terbatas untuk kelompok besar
Ada 6 syarat yang perlu dipenuhi oleh gambar/ foto yang baik dijadikan media pendidikan :
1) Autentik ,gambar harus jujur melukiskan situasi 2) Sederhana 3) Ukuran relatif 4) Mengandung gerak atau perbuatan 5) Gambar yang bagus belum tentu baik untuk mencapai tujuan pembelajaran,
gambar karya siswa sendiri sering kali lebih baik 6) Gambar yang bagus adalah yang bagus dari sudut seni dan sesuai dengan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai. Dalam penelitian ini jenis gambar yang akan digunakan adalah gambar
tokoh proklamasi yang sederhana, murah dan dengan ukuran yang tidak terlalu
besar.
30
8. Penggunaan Media Gambar dalam Pembelajaran
Basuki (1992: 79) mengemukakan ada 3 langkah dalam prosedur
penggunaan media yang perlu diikuti yaitu (1) persiapan (2) pelaksanaan
(penyajian dan penerimaan) dan (3) tindak lanjut. Dalam penelitian ini juga
mengacu pada tiga langkah sebagai berikut:
a. Persiapan
Pada tahap persiapan ini, guru mempersiapkan media berupa gambar tokoh
proklamasi seperti Ir. Soekarno, Moh Hatta dan lain-lain. Selain itu, pada tahap
ini, guru juga mengkondisikan siswa agar siap mengikuti pembelajaran IPS
menggunakan media gambar.
b. Pelaksanaan (penyajian)
Pada tahap pelaksanaan, kegiatan yang dilakukan siswa antara lain, 1) siswa
mengamati gambar, 2) siswa bertanya jawab mengenai gambar, 3) siswa
menempelkan gambar pada lembar kerja, 4) siswa mempresentasikan ke depan.
c. Tindak lanjut
Kegiatan tindak lanjut ini dilakukan untuk memperbaiki pembelajaran
menggunakan media. Pada penelitian ini, tahap tindak lanjut yang dilakukan
adalah memperbaiki gambar yang digunakan dalam pembelajaran.
E. Karakteristik Siswa Kelas V SD
Jean Piaget (Nana Syaodih Sukmadinata, 2005: 118) menyebutkan lima
tahapan perkembangan kognitif yaitu tahap sensori motorik (0-2 tahun), tahap
pra operasional (2-7 tahun), tahap operasi konkrit (7-11 tahun) dan tahap operasi
31
formal (11 tahun ke atas). Anak SD kelas V termasuk ke dalam tahap operasi
konkrit, kemampuan berpikir anak masih terbatas pada hal-hal yang konkrit.
Kemampuan intelektual pada masa operasi konkret ini, sudah cukup untuk
menjadi dasar diberikannya berbagai kecakapan yang dapat mengembangkan
pola pikir atau daya nalarnya. Anak sudah dapat diberikan dasar-dasar keilmuan
seperti membaca, menulis dan berhitung. Anak juga dapat diberikan
pengetahuan-pengetahuan tentang manusia, hewan, lingkungan alam sekitar dan
sebagainya. Daya nalar anak juga dapat terlihat dalam hal mengungkapkan
pendapat, gagasan atau penilaiannya terhadap hal-hal yang terjadi di
lingkungannya (Syamsu yusuf, 2004: 179).
Syamsu Yusuf (2004: 180) juga mengatakan bahwa perkembangan sosial
anak Sekolah Dasar ditandai dengan adanya perluasan hubungan yaitu
membentuk ikatan baru dengan teman sebaya, memiliki kesanggupan
menyesuaikan diri sendiri kepada sikapyang kooperatif (bekerja sama), berminat
terhadap kegiatan-kegiatan teman sebaya dan bertambah kuat keinginannya
untuk diterima menjadi anggota kelompok.
Pada anak usia sekolah dasar, anak mulai menyadari bahwa pengungkapan
emosi kasar tidaklah diterima di masyarakat. Oleh karena itu, dia mulai belajar
untuk mengendalikan dan mengontrol ekspresi emosinya. Emosi yang positif
seperti perasaan senang, bergairah, bersemangat, rasa ingin tahu akan
mempengaruhi individu untuk mengkonsentrasikan dirinya terhadap aktifitas
belajarnya. Sebaliknya, apabila yang menyertai adalah emosi negatif seperti
32
perasaan tidak senang, kecewa, tidak bergairah maka proses belajar akan
mengalami hambatan. (Syamsu Yusuf, 2004: 181)
Menurut Abu Ahmadi (2005: 105) anak usia 8-13 tahun sudah dapat
mengenal ukuran baik buruk secara batin meskipun masih terbatas yaitu anak
sudah dapat menghargai pendapat, anak mulai dapat menghormati orang yang
patuh atau sebaliknya. Tidak kalah pentingnya adalah mengenai perkembangan
motorik anak yang sudah dapat terkoordinasi dengan baik. Syamsu Yusuf
(2004:184) mengemukakan bahwa usia sekolah dasar ditandai dengan kelebihan
gerak atau aktivitas motorik yang lincah, sehingga usia ini merupakan masa yang
ideal untuk belajar ketrampilan yang berkaitan dengan motorik.
Nasution (1992) mengatakan bahwa masa kelas tinggi sekolah dasar
mempunyai beberapa sifat khas sebagai berikut: (1) adanya minat terhadap
kehidupan praktis sehari-hari yang kongkrit, (2) amat realistik, ingin tahu dan
ingin belajar, (3) menjelang akhir masa ini telah ada minat terhadap hal-hal dan
mata pelajaran khusus, oleh ahli yang mengikuti teori faktor ditaksirkan sebagai
mulai menonjolnya faktor-faktor, (4) pada umumnya anak menghadap tugas-
tugasnya dengan bebas dan berusaha menyelesaikan sendiri, (5) pada masa ini
anak memandang nilai (angka rapor) sebagai ukuran yang tepat mengenai
prestasi sekolah, (6) anak pada masa ini gemar membentuk kelompok sebaya,
biasanya untuk bermain bersama-sama. (http://e-
smartschool.co.id/index.php?option=com_content&task=view&id=791&Itemid=
1 diakses pada tanggal 21 April 2011 pukul 15:21.
33
Bertolak dari uraian karakteristik dan perkembangan siswa dari para ahli di
atas, seorang guru hendaknya menciptakan suatu pembelajaran yang
menyenangkan, mengaktifkan siswa, serta mampu menumbuhkan emosi positif
siswa. Salah satu caranya adalah dengan menggunakan media yang disukai anak
misalnya dengan media gambar. Dengan menggunakan media gambar, materi
yang disampaikan guru tidak terlalu abstrak, sehingga lebih mudah dipahami
oleh siswa. Hal ini cocok untuk materi pelajaran yang kebanyakan bersifat
abstrak seperti mata pelajaran IPS. Dengan demikian, pembelajaran IPS menjadi
lebih menyenangkan dan materi yang sifatnya abstrak lebih mudah dipahami
oleh siswa dengan bantuan gambar.
F. Kerangka Berpikir
Ilmu Pengetahuan Sosial adalah salah satu mata pelajaran di SD. IPS
adalah pelajaran yang penting karena IPS mempelajari tentang manusia dalam
semua aspek kehidupan dan interaksinya dalam masyarakat. Peserta didik adalah
manusia yang hidup dan berbaur di masyarakat. Melalui belajar IPS peserta didik
akan memiliki pengetahuan, ketrampilan, sikap, nilai yang dapat digunakan
untuk memecahkan masalah baik yang menimpa diri maupun masyarakatnya.
Misalnya, mudah menyesuaikan diri dalam kehidupan bermasyarakat, patuh dan
taat pada aturan yang berlaku di masyarakat, saling menghormati antarwarga
masyarakat dan sebagainya. Dengan demikian akan tercipta masyarakat yang
harmonis dan rukun.
34
Realita sekarang ini siswa kurang tertarik dengan mata pelajaran IPS
karena dianggap sulit, banyak materi hafalan dan sebagainya. Banyak anak-anak
yang tidak mempunyai motivasi dalam mengikuti pembelajaran IPS di kelas.
Oleh karena itu, sebagai seorang guru harus dapat mengatasi masalah tersebut.
Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan mengubah cara mengajar
misalnya dalam mengajar guru menggunakan media gambar.
Media gambar banyak ditemukan di sekitar siswa, mudah didapat, murah
harganya bahkan dapat dibuat sendiri. Media gambar merupakan media yang
tidak asing lagi di telinga anak-anak. Gambar adalah media yang sudah akrab
dengan dunia anak dan sebagian besar dari anak tertarik dengan gambar,
sehingga anak akan merasa senang belajar. Selain itu gambar dapat membantu
mengkonkretkan materi IPS yang abstrak agar peserta didik lebih mudah
memahami materi yang disampaikan guru. Dengan demikian, jika dalam
pembelajaran IPS di kelas memanfaatkan media gambar dalam guru mengajar,
diharapkan keinginan dan motivasi siswa untuk belajar IPS akan meningkat
karena siswa merasa tertarik dan senang, yang pada akhirnya pencapaian hasil
belajar IPS juga ikut meningkat.
G. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan rumusan kajian teori dan kerangka berpikir di atas, maka
dapat dirumuskan hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah ”motivasi
belajar dan hasil belajar IPS dapat meningkat melalui pembelajaran
menggunakan media gambar di kelas V SD 2 Wojo Sewon Bantul”