bab ii kajian teori a. pembelajaran bahasa jawa sdeprints.umm.ac.id/38605/3/bab ii.pdf · 11...
TRANSCRIPT
10
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pembelajaran Bahasa Jawa SD
1. Pengertian Pembelajaran Bahasa Jawa SD
Berdasarkan Peraturan Gubernur Daerah Jawa Timur Nomor 09 Tahun
2014 pasal 17 ayat 1 menyatakan bahwa bahasa daerah wajib diajarkan sebagai
muatan lokal pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Berdasarkan
peraturan tersebut Bahasa Jawa merupakan muatan lokal yang wajib diberikan
pada siswa untuk peningkatan pembelajaran di kelas. Pembelajaran merupakan
rencana yang terdiri dari komponen yang saling berhubungan satu sama lain,
komponen-komponen berupa evaluasi, tujuan, materi dan metode (Rusman,
2013:1). Berdasarkan pendapat tersebut pembelajan merupakan usaha guru untuk
terciptanya lingkungan belajar siswa yang efektif dan efisien demi tercapainya
kompetensi siswa.
Bahasa Jawa merupakan bagian dari kebudayaan Indonesia yang harus
tetap dilestarikan, sehingga Bahasa Jawa tidak sekedar warisan bangsa Indonesia.
Berdasarkan hal tersebut makan pembelajaran Bahasa Jawa selain memberikan
bahasa dan sastra Jawa juga perlu memberikan nilai-nilai budaya (Sadiman,
2010:29). Berdasarkan pendapat tersebut Bahasa Jawa tidak hanya diajarkan pada
siswa sebagai materi ajar, namun juga sebagai sarana guru dalam menanamkan
nilai-nilai filosofis yang terkandung di dalamnya. Nilai-nilai yang terkandung
dalam Bahasa Jawa yaitu aspek emosi, nilai, kepercayaan dan sikap (Sadiman,
2010:30)
11
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
Bahasa Jawa merupakan usaha guru dalam mengajarkan materi dan nilai-nilai
yang terkandung di dalam Bahasa Jawa kepada siswa agar tercapai kompetensi
siswa secara efektif.
2. Tujuan dan Fungsi Pebelajaran Bahasa Jawa SD
a. Tujuan Pembelajaran Bahasa Jawa SD
Pembelajaran Bahasa Jawa pada lingkup sekolah dasar memiliki tujuan
untuk melestarikan warisan bangsa, mengajarkan nilai-nilai, dan kepercayaanya.
Pendidikan Bahasa Jawa memiliki tujuan lain yang dikemukakan oleh Dinas
Pendidikan Provinsi Jawa Timur pada Tahun 2005 yaitu : (1) siswa menghargai
dan membanggakan Bahasa Jawa sebagai bahasa daerah dan berkewajian
mengembangkan serta melestarikannya; (2) siswa memahami Bahasa Jawa dari
segi bentuk, makna, fungsi dan menggunakan dengan tepat untuk bermacam-
macam tujuan, keperluan, dan keadaan; (3) siswa memiliki kemampuan
menggunakan Bahasa Jawa yang baik dan benar untuk meningkatkan
keterampilan intelektual (berfikir kreatif, menggunakan akal sehat menerapkan
kemampuan berguna, menggeluti konsep abstrak, dan memecahkan masalah),
kematangan emosional dan sosial; (4) siswa dapat bersikap lebih positif dalam
kehidupan sehari-hari dalam lingkungan.
Berdasarkan pendapat di atas Bahasa Jawa memiliki tujuan untuk
melestarikan Bahasa Jawa, meningkatkan keterampilan berfikir, emosi, sosial dan
cara bersikap positif dalam tata kehidupan sehari-hari. Berdasarkan beberapa
tujuan tersebut Bahasa Jawa juga memiliki fungsi yang penting pula yang
menunjang pembelajaran Bahasa Jawa pada tingkat sekolah dasar.
12
b. Fungsi Pembelajaran Bahasa Jawa SD
Pembelajaran Bahasa Jawa memiliki tiga fungsi di sekolah mempunyai,
yaitu : (a) komunikasi; (b) edukatif; (c) kultural (Sadiman, 2010:33). Pada fungsi
komunikasi Bahasa Jawa diharapkan siswa dapat berbahasa Jawa yang baik dan
benar dengan memakai nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Bahasa Jawa
diharapkan dapat membantu siswa dalam berkomunikasi dengan lingkungan
setempat sesuai dengan dialek yang ada. Fungsi lain dari Bahasa Jawa merupakan
sarana edukasi bagi siswa. Bahasa Jawa diarahkan agar siswa dapat membentuk
kepribadian dan identitas bangsa karena ada nilai budaya yang terkandung. Siswa
dapat diajarkan melalui karya satra Jawa seperti wayang untuk membentuk
kepribadian yang baik.
Bahasa Jawa memiliki fungsi kultural, fungsi kultural Bahasa Jawa adalah
penanaman budaya Jawa dalam diri siswa sebagai usaha untuk membentuk
kepribadian dan identitas bangsa, sehingga Bahasa Jawa dapat dipakai sebagai
filter budaya asing. Fungsi kultural dapat berjalan dengan baik apabila kedua
fungsi lain juga terlaksana dengan baik dan menghasilkan bentuk kapribadian
siswa dan identitas bangsa yang kuat.
3. Kurikulum Bahasa Jawa SD
Kurikulum menurut UU No 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan
nasional adalah seperangkat rencana dan peraturan mengenai tujuan, isi, dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu. Berdasarkan prmyataan
tersebut kurikulum merupakan seperangkat upaya dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan. Kurikulum yang digunakan oleh
13
Indonesia saat ini merupakan kurikulum 2013 yang telah direvisi. Kurikulum
2013 terdapat beberapa mata pelajaran salah satunya merupakan bahasa Jawa
yang berupa muatan lokal.
Bahasa Jawa perlu dimasukkan ke dalam kurikulum karena setiap daerah
memiliki bahasa daerah yang berbeda-beda yang berfungsi sebagai alat
komunikasi dan merupakan keraifan lokal masyarakat seperti halnya Jawa Timur
yang meiliki bahasa Jawa dan Madura. Bahasa Jawa juga memiliki nilai-nilai
budaya yang perlu diberikan pada siswa (Perda Jatim, 2014:4).
4. Pengertian Aksara Jawa
Aksara Jawa merupakan huruf yang dipakai di Jawa dan sekitarnya, seperti
Madura, Bali, Lombok dan Sunda. Berdasarkan pernyataan tersebut Aksara Jawa
merupakan huruf yang dipakai oleh masyarakat Jawa dan sekitarnya (Prihantono,
2011:11).
Aksara Jawa merupakan huruf Jawa kuno yang digunakan oleh kerajaan-
kerajaan Jawa sebagai alat komunikasi dan ditulis oleh Aji Saka sebagai prasasti
untuk mengenang anak buah setianya. Aksara Jawa adalah nama yang diberikan
sesuai urutan dalam Aksara Jawa (Ha-Na-Ca-Ra-Ka), Aksara Jawa menurut
sejarahnya merupakan huruf yang dibawa oleh Aji Saka dari negeri Hindhustan ke
Jawa dan sebagai kenang-kenangan untuk anak buahnya yang setia (Prihantono,
2011:13).
Aksara Jawa berasal dari negeri Hindhustan yang berada di India, aksara
yang digunakan di India banyak macamnya salah satu aksara yang dipakai adalah
aksara pallawa dari India Selatan dan digunakan pada abad 4 Masehi (Prihantono,
2011:17-18). Aksara Pallawa merupakan Aksara yang digunakan oleh kerajaan-
14
kerajaan yang ada di Indonesia dan sekitarnya, Aksara Pallawa merupakan induk
dari Aksara di Nusantara (Prihantono, 2010:17). Berdasarkan pendapat tersebut
Aksara Hanacaraka merupakan anak dari aksara Pallawa yang sudah lama
digunakan di Nusantara dan India.
B. Media Pembelajaran
1. Pengertian Media Pembelajaran
Media merupakan komponen dari sumber belajar yang berisi materi
instruksional yang ada di lingkungan siswa dan dapat menstimulus siswa untuk
belajar (Arsyad, 2010:4). Media merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan
sebagai pengirim pesan untuk siswa, sehingga dapat menstimulus pikiran,
perasaan dan minat siswa agar proses pembelajaran terjadi (Sadiman, 2010:7).
Media pembelajaran merupakan segala hal yang dapat membantu guru
dalam menyampaikan pesan dari sumber kepada penerima secara terencana,
sehingga tercipta lingkungan belajar yang baik untuk proses belajar yang efektif
dan efisien bagi siswa (Munadi, 2008:7). Berdasarkan pendapat tersebut dapat
disimpulkan bahwa media merupakan sarana untuk mempermudah guru dalam
menyalurkan informasi, sehingga dapat menstimulus pemikiran siswa untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Sesuai dengan pendapat tersebut media memiliki
manfaat untuk pembelajaran bagi siswa.
2. Manfaat Media pembelajaran
Manfaat media menurut Arsyad (2010:26-27) untuk proses pembelajaran,
sebagai berikut : (a) dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi, sehingga
15
meningkatkan proses dan hasil belajar; (b) dapat meningkatkan perhatian siswa,
sehingga menimbulkan motivasi belajar; (c) dapat mengatasi keterbatasan indera,
ruang dan waktu; (d) objek atau benda yang terlalu besar untuk ditampilkan
langsung di ruang kelas (e) objek atau benda yang terlalu kecil yang tida tampak
oleh indera (f) kejadian langka yang terjadi di masa lalu atau terjadi sekali dalam
puluhan tahun dapat ditampilkan kepada siswa; (g) objek atau proses yang sangat
rumit seperti peredaran darah dapat ditampilkan konkret; (h) kejadian atau
percobaan yang membahayakan dapat disimulasikan dengan media; (i) peristiwa
alam seperti terjadi letusan gunung merapi atau proses yang dalam kenyataannya
memakan waktu lama; (j) dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa
tentang peristiwa di lingkungan mereka, serta memungkinkan terjadinya interaksi
langsung dengan guru, masyarakat dan lingkungannya.
Berdasarkan pendapat tersebut media dapat mempermudah guru dalam
penyampaian materi, mampu meningkatkan minat dan perhatian siswa dan dapat
membantu guru dalam menampilkan pengalaman langsung pada siswa.
Berdasarkan hal tersebut media pembelajaran memiliki manfaat sebagai berikut :
(a) pembelajaran menarik perhatian siswa, sehingga dapat menumbuhkan motivasi
belajar; (b) bahan pembelajaran akan jelas maknanya, sehingga dapat dipahami
oleh siswa serta memungkinkan menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran;
(c) metode pengajaran bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal oleh guru,
sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga; (d) siswa dapat
banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru,
tetapi juga aktivitas lain (Arsyad, 2010:24-25).
16
Berdasarkan beberapa pendapat yang dijelaskan di atas peneliti dapat
menyimpulkan bahwa manfaat media dapat mempermudah guru dalam
menyampaikan materi pada siswa, sebagai sarana dalam mendekatkan kejadian
nyata kepada siswa, membuat pembelajaran lebih aktif dan bervariasi, serta media
dapat memberikan pengalaman langsung kepada siswa secara merata.
Berdasarkan penjelasan manfaat media tersebut, media juga memiliki klasifikasi
yang berbeda-beda sesuai dengan fungsi dan kegunaannya.
3. Jenis Media Pembelajaran
Media memiliki klasifikasi yang dibedakan sesuai dengan kegunaan,
bahan, bentuk dan ciri fisiknya, klasifikasi menurut pengalaman yang didapat,
persepsi indera yang diperoleh, sesuai kegunaan dan manfaatnya (Punaji,
2017:139. Berdasarkan pendapat di atas pengelompokkan media berdasarkan
bentuk dan ciri fisiknya, sehingga media ada berupa media dua dimensi dan tiga
dimensi. Media dua dimensi merupakan media yang dapat dilihat dari satu arah
pandang seperti peta, gambar, dll. Media tiga dimensi merupakan media yang
dapat dilihat dari semua arah pandang, seperti diorama, globe, dan model
kerangka (Mudlofir dkk, 2017:139).
Berdasarkan beberapa pendapat ahli mengenai pengkasifikasian media
dapat disimpulkan bahwa media ada beberapa jenis sesuai dengan kegunaan,
bentuk, dan bahan yang digunakan dalam pembuatan media. Pengklasifikasian
media tersebut dapat mempermudah guru dalam pemilihan media yang sesuai
dengan pembelajaran yang dilakukan agar tercapainya tujuan pembelajaran.
Berdasarkan pendapat tersebut peneliti menggolongkan media Parawaca sebagai
media tiga dimensi yang akan diteliti pada kelas 3 SD. Pengelompokkan media
17
parawaca sebagai media tiga dimensi dilihat dari bentuk dan tampilan dari media
Parawaca tersebut.
4. Pemilihan Media Pembelajaran
Pemilihan media difungsikan agar guru bisa memilih media yang sesuai
dengan pembelajaran, pendapat tersebut sesuai dengan penjelasan menurut Gagne
(dalam Mudlofir dkk, 2017:150) yang menyatakan bahwa tidak ada media yang
paling sesuai untuk mencapai semua tujuan pembelajaran. Berdasarkan
pernyataan tersebut fungsi pemilihan media sangat perlu guna mendapatkan
pembelajaran yang sesuai dan efektif untuk siswa. Pemilihan media yang sesuai
dengan tujuan pembelajaran dapat disesuaikan dengan prinsip-prinsip pemilihan
media.
Prinsip-prinsip pemilihan media berdasarkan pendapat Brown, Lewin dan
Harcleorad (dalam Mudlofir dkk, 2017:150-151) menyatakan bahwa prinsip
pemilihan media, sebagai berikut: (1) tidak ada satupun media yang paling baik
untuk belajar siswa; (2) percaya bahwa kegunaan media sudah sesuai dengan
tujuan pembelajaran; (3) pemahaman secara menyeluruh mengenai isi dan tujuan
khusus dari pembelajran yang dilakukan; (4) media yang dibuat disesuaikan
dengan kegunaan dan cara pembelajaran yang ditentukan; (5) pemilihan media
tidak bisa mengacu pada satu penggunaan media tertentu; (6) percaya bahwa
media yang paling baik apabila tidak dimanfaatkan secara efektif dan efisien akan
kurang dampaknya pada siswa; (7) guru harus menyadari bahwa karakteristik
siswa, minat, dan gaya belajar siswa dapat mempengaruhi hasil dari media yang
dirancang; (8) sumber belajar dan pengalaman merupakan hal yang konkrit atau
abstrak.
18
Berdasarkan beberapa pendapat yang sudah dijelaskan dapat disimpulkan
bahwa pemilihan media perlu dilakukan agar mempermudah guru dalam
mencapai tujuan pembelajaran yang ditentukan. Pemilihan media juga perlu
memperhatikan prinsip-prinsip sebagai acuan dalam pembuatan media seperti
disesuaikan dengan tujuan pembelajaran, tidak ada media yang paling baik untuk
pembelajaran, dan media harus sesuai dengan kebutuhan siswa agar media dapat
dimanfaatkan secara efektif dalam pembelajaran. Berdasarkan pendapat tersebut
peneliti memilih media Parawaca sebagai penelitian pengembangan media pada
siswa tingkat kelas 3 agar meningkatnya pemahaman siswa pada Bahasa Jawa
khususnya materi Aksara Jawa.
5. Pengembangan Media Parawaca
Media Parawaca merupakan media pembelajaran yang dikembangakan oleh
peneliti untuk meningkatkan kemampuan mengenal Aksara Jawa siswa. Media
Parawaca tergolong media tiga dimensi, media tiga dimensi merupakan media
yang dapat dilihat dari semua arah pandang, seperti diorama, globe, dan model
kerangka (Mudlofir, 2017:139). Media tiga dimensi dibedakan menjadi 2 jenis,
yaitu model dan boneka. Model merupakan tiruan tiga dimensi yang berasal dari
benda yang terlalu besar, mahal, jauh, kecil, dan jarang untuk dibawa ke dalam
pembelajaran. Boneka merupakan jenis model yang digunakan untuk permainan
(Sudjana, 2017: 156).
Media Parawaca termasuk pada media tiga dimensi jenis model
dikarenakan Aksara Jawa merupakan hal yang jarang dan sulit dialami oleh siswa.
Media Parawaca memiliki bentuk persegi yang berbahan triplek dengan tebal 1
cm, ukuran media sekitar 25 cm x 30 cm. Media Parawaca terdapat Aksara Jawa
19
yang ditulis di tutup botol dan dapat disusun sendiri oleh siswa. Setelah siswa
menyusun tutup botol siswa dapat mencocokkan dengan arti yang sudah
disediakan. Media Parawaca dapat dikreasikan oleh guru sesuai keinginan sendiri.
Media Parawaca merupakan media modifikasi dari permainan Puzzle karena
dalam penerapanannya siswa mencocokkan tutup botol dengan artinya.
Kelebihan media Parawaca untuk siswa kelas 3 dapat membantu siswa
mengenal Aksara Jawa, sehingga siswa tidak merasa kesulitan dalam
pembelajaran. Media dapat menstimulus siswa untuk aktif bergerak dan dapat
menciptakan pembelajaran yang menarik dan menyenangkan. Siswa dapat
meningkatkan kemampuan motoric halus dengan memutar tutup botol pada media
Parawaca. Media Parawaca memiliki kekurangan karena media hanya digunakan
untuk Aksara Jawa Legena atau Aksara Jawa tanpa pasangan. Media Parawaca
digunakan untuk mengenalkan siswa kelas 3 Aksara Jawa tanpa pasangan dan
dirancang agar siswa dapat menyusun Aksara Jawa pada 12 botol yang sudah
disediakan.
Media dirancang oleh peneliti menggunakan bahan-bahan sederhana seperti
triplek, botol minuman bekas dan kertas. Triplek dipotong dengan ukuran 25 cm x
30 cm dengan gergaji kemudian dihaluskan dengan amplas. Kemudian peneliti
menyiapkan botol bekas berjumlah 12 yang dipotong 10 cm dari atas botol lalu
dipotong menggunakan cutter. Botol disusun rapi diatas triplek yang sudah
peneliti lubangi dengan cutter dan direkatkan dengan lem. Setelah semua bahan
disusun dengan rapi, peneliti mengkreasikan media agar menarik minat siswa dan
dapat meningkatkan perhatian siswa pada pembelajaran.
20
Pembelajaran dirancang oleh peneliti dengan membentuk siswa ke dalam
kelompok kecil dan membagikan media Parawaca pada setiap kelompok. Peneliti
merancang pembelajaran yang aktif bergerak dengan metode permainan. Metode
permainan dapat memberikan suasana kompetitif yang baik untuk lingkungan
siswa (Smaldino, 2012:39). Berdasarkan pendapat tersebut metode permainan
dapat meningkatkan minat siswa dalam pembelajaran siswa. Metode permainan
dapat membantu siswa untuk meningkatakan keterampilan memecahkan masalah
siswa, pengambilan keputusan siswa, dan penguasaan siswa terhadap materi yng
dipelajari (Smaldino, 2012:39). Berdasarkan penjelasan tersebut media Parawaca
merupakan media permaianan yang digunakan siswa untuk meningkatkan
kemampuan mengenal Aksara Jawa dan keterampilan motorik pada kelas 3 SD.
Gambar 2.1 Rancangan Media Parawaca
21
C. Kajian Penelitian Relevan
Penelitian mengenai Bahasa Jawa sudah pernah dilakukan oleh Maisaroh
Farida Nurrohmah pada tahun 2017 mengenai penelitian pengembangan
multimedia interaktif pada mata pelajaran Bahasa Jawa kelas 3 SDN Karangrejek
II Gunungkidul yang menghasilkan produk multimedia interaktif pada materi
unggah-ungguh Bahasa Jawa pada kelas 3 yang menggunakan prosedur dari Borg
& Gall pada tahap validasi oleh ahli materi mendapatkan skor 4,3 denga kategori
sangat baik dan menurut ahli media mendapatkan skor 4,2 dengan kategori baik.
setelah melalalui tahap ujicoba awal pada kelas 3 SDN Karangrejek II
mendapatkan skor 4,37 dengan kategori sangat baik sedangkan pada tahap ujicoba
kedua didapat hasil 4,485 dengan kategori sangat baik. Peneliti melanjutkan
dengan tahap ujicoba oprasional dengan hasil 4,6 dengan kategori sangat baik,
sehingga peneliti dapat menyimpulkan dari langkah-langkah tersebut dan ujicoba
tersebut menghasilkan produk pengembangan yang layak digunakan untuk media
pembelajaran Bahasa Jawa kelas 3 SD.
Penelitian lain yang pernah dilakukan oleh Kunthi Puspitasari pada tahun
2016 mengenai pengembangan media pembelajaran kertu gladhen Aksara Jawa
untuk kelas 4 SDN Kotagede I dan menghasilkan validasi oleh ahli materi
menunjukkan adanya peningkatan pemberian skor dari 3,73 dengan kategori baik
menjadi 4,87 dengan kategori sangat baik melalui empat tahap validasi.
Sedangkan ahli media pada tahap validasi memberikan skor 2,62 dengan kategori
cukup menjadi 4,43 dengan kategori sangat baik melalui tiga tahap penlilaian.
Setelah tahap validasi peneliti melanjutkan dengan tahap ujicoba produk pada
ujicoba awal mendapatkan skor 4,325 dengan kategori sangat baik, dilajutkan
22
ujicoba lapangan utama dengan skor 4,69 dengan kategori sangat baik dan ujicoba
lapangan oprasional dengan hasil 4,697 dengan kategori sangat baik tahapan yang
sudah peneliti lakukan menghasilkan produk yang dikembangkan layak digunakan
sebagai media materi menulis Aksara Jawa pada siswa kelas 4 SD.
Berdasarkan penelitian di atas kedua penelitian tersebut memiliki
persamaan dengan penelitian yang peneliti lakukan mengenai pengembangan
media pada mata pelajaran Bahasa Jawa. Sedangakan perbedaan dengan
penelitian yang peneliti lakukan yaitu berupa media yang dikembangkan untuk
penelitian serta tingkat kelas yang diteliti. Peneliti mengembangkan media 3
dimensi berupa media Parawaca pada siswa kelas 3 SD dengan menggunakan
model ADDIE.
23
D. Kerangka Pikir
Kondisi Ideal Menurut Pergup No 19
Tahun 2014
1. Pembelajaran Bahasa Jawa
diintregasikan pada peajaran tematik
2. Pembelajaran Bahasa Jawa
diberikan minimal 2 jam pelajaran
per mingu
3. Menggunakan strategi pembelajaran
PAIKEM
Kondisi di Lapangan
1. Memiliki perbedaan pengucapan
dengan tulisan Aksara Jawa
2. Pembelajaran menggunakan metode
klasikal sehingga siswa kurang
berminat dalam pembelajaran
3. Media pembelajaran kurang
bervariasi
4. Jarang digunakan dalam kehidupan
sehari-hari
Dibutuhkan media pembelajaran yang inovatif dan bervariasi seperti media
Parawaca materi pengenalan Aksara Jawa pada Siswa Kelas 3 SDN Tlogomas
I Malang, sehingga dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam mengenal
Aksara Jawa dan keterampilan motorik siswa kelas 3 SD
Manfaat penelitian pengembangan :
1. Menghasilkan media yang layak pada materi Aksara Jawa kelas 3 SDN Tlogomas I
Malang
2. Meningkatkan motivasi dan kreativitas guru dalam menciptakan pembelajaran yang baik.
Model Penelitian ADDIE :
1. Analisis
2. Desain
3. Pengembangan
4. Penerapan
5. Evaluasi
Tujuan Penelitian :
1. Mengetahui Pengembangan Media
Parawaca Materi Pengenalan Aksara
Jawa pada Siswa Kelas 3 SDN
Tlogomas I Malang
2. Mengetahu Respon Siswa Terhadap
Media Parawaca Materi Pengenalan
Aksara Jawa pada Siswa Kelas 3
SDN Tolgomas I Malang
Pengembangan Media Parawaca Materi Pengenalan Aksara Jawa pada siswa Kelas 3 SDN
Tlogomas I Malang