bab ii kajian teori a. pembelajaran bahasa jawa sdeprints.umm.ac.id/38605/3/bab ii.pdf · 11...

14
10 BAB II KAJIAN TEORI A. Pembelajaran Bahasa Jawa SD 1. Pengertian Pembelajaran Bahasa Jawa SD Berdasarkan Peraturan Gubernur Daerah Jawa Timur Nomor 09 Tahun 2014 pasal 17 ayat 1 menyatakan bahwa bahasa daerah wajib diajarkan sebagai muatan lokal pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Berdasarkan peraturan tersebut Bahasa Jawa merupakan muatan lokal yang wajib diberikan pada siswa untuk peningkatan pembelajaran di kelas. Pembelajaran merupakan rencana yang terdiri dari komponen yang saling berhubungan satu sama lain, komponen-komponen berupa evaluasi, tujuan, materi dan metode (Rusman, 2013:1). Berdasarkan pendapat tersebut pembelajan merupakan usaha guru untuk terciptanya lingkungan belajar siswa yang efektif dan efisien demi tercapainya kompetensi siswa. Bahasa Jawa merupakan bagian dari kebudayaan Indonesia yang harus tetap dilestarikan, sehingga Bahasa Jawa tidak sekedar warisan bangsa Indonesia. Berdasarkan hal tersebut makan pembelajaran Bahasa Jawa selain memberikan bahasa dan sastra Jawa juga perlu memberikan nilai-nilai budaya (Sadiman, 2010:29). Berdasarkan pendapat tersebut Bahasa Jawa tidak hanya diajarkan pada siswa sebagai materi ajar, namun juga sebagai sarana guru dalam menanamkan nilai-nilai filosofis yang terkandung di dalamnya. Nilai-nilai yang terkandung dalam Bahasa Jawa yaitu aspek emosi, nilai, kepercayaan dan sikap (Sadiman, 2010:30)

Upload: others

Post on 27-Dec-2019

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN TEORI A. Pembelajaran Bahasa Jawa SDeprints.umm.ac.id/38605/3/BAB II.pdf · 11 Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Bahasa Jawa merupakan

10

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Pembelajaran Bahasa Jawa SD

1. Pengertian Pembelajaran Bahasa Jawa SD

Berdasarkan Peraturan Gubernur Daerah Jawa Timur Nomor 09 Tahun

2014 pasal 17 ayat 1 menyatakan bahwa bahasa daerah wajib diajarkan sebagai

muatan lokal pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Berdasarkan

peraturan tersebut Bahasa Jawa merupakan muatan lokal yang wajib diberikan

pada siswa untuk peningkatan pembelajaran di kelas. Pembelajaran merupakan

rencana yang terdiri dari komponen yang saling berhubungan satu sama lain,

komponen-komponen berupa evaluasi, tujuan, materi dan metode (Rusman,

2013:1). Berdasarkan pendapat tersebut pembelajan merupakan usaha guru untuk

terciptanya lingkungan belajar siswa yang efektif dan efisien demi tercapainya

kompetensi siswa.

Bahasa Jawa merupakan bagian dari kebudayaan Indonesia yang harus

tetap dilestarikan, sehingga Bahasa Jawa tidak sekedar warisan bangsa Indonesia.

Berdasarkan hal tersebut makan pembelajaran Bahasa Jawa selain memberikan

bahasa dan sastra Jawa juga perlu memberikan nilai-nilai budaya (Sadiman,

2010:29). Berdasarkan pendapat tersebut Bahasa Jawa tidak hanya diajarkan pada

siswa sebagai materi ajar, namun juga sebagai sarana guru dalam menanamkan

nilai-nilai filosofis yang terkandung di dalamnya. Nilai-nilai yang terkandung

dalam Bahasa Jawa yaitu aspek emosi, nilai, kepercayaan dan sikap (Sadiman,

2010:30)

Page 2: BAB II KAJIAN TEORI A. Pembelajaran Bahasa Jawa SDeprints.umm.ac.id/38605/3/BAB II.pdf · 11 Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Bahasa Jawa merupakan

11

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

Bahasa Jawa merupakan usaha guru dalam mengajarkan materi dan nilai-nilai

yang terkandung di dalam Bahasa Jawa kepada siswa agar tercapai kompetensi

siswa secara efektif.

2. Tujuan dan Fungsi Pebelajaran Bahasa Jawa SD

a. Tujuan Pembelajaran Bahasa Jawa SD

Pembelajaran Bahasa Jawa pada lingkup sekolah dasar memiliki tujuan

untuk melestarikan warisan bangsa, mengajarkan nilai-nilai, dan kepercayaanya.

Pendidikan Bahasa Jawa memiliki tujuan lain yang dikemukakan oleh Dinas

Pendidikan Provinsi Jawa Timur pada Tahun 2005 yaitu : (1) siswa menghargai

dan membanggakan Bahasa Jawa sebagai bahasa daerah dan berkewajian

mengembangkan serta melestarikannya; (2) siswa memahami Bahasa Jawa dari

segi bentuk, makna, fungsi dan menggunakan dengan tepat untuk bermacam-

macam tujuan, keperluan, dan keadaan; (3) siswa memiliki kemampuan

menggunakan Bahasa Jawa yang baik dan benar untuk meningkatkan

keterampilan intelektual (berfikir kreatif, menggunakan akal sehat menerapkan

kemampuan berguna, menggeluti konsep abstrak, dan memecahkan masalah),

kematangan emosional dan sosial; (4) siswa dapat bersikap lebih positif dalam

kehidupan sehari-hari dalam lingkungan.

Berdasarkan pendapat di atas Bahasa Jawa memiliki tujuan untuk

melestarikan Bahasa Jawa, meningkatkan keterampilan berfikir, emosi, sosial dan

cara bersikap positif dalam tata kehidupan sehari-hari. Berdasarkan beberapa

tujuan tersebut Bahasa Jawa juga memiliki fungsi yang penting pula yang

menunjang pembelajaran Bahasa Jawa pada tingkat sekolah dasar.

Page 3: BAB II KAJIAN TEORI A. Pembelajaran Bahasa Jawa SDeprints.umm.ac.id/38605/3/BAB II.pdf · 11 Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Bahasa Jawa merupakan

12

b. Fungsi Pembelajaran Bahasa Jawa SD

Pembelajaran Bahasa Jawa memiliki tiga fungsi di sekolah mempunyai,

yaitu : (a) komunikasi; (b) edukatif; (c) kultural (Sadiman, 2010:33). Pada fungsi

komunikasi Bahasa Jawa diharapkan siswa dapat berbahasa Jawa yang baik dan

benar dengan memakai nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Bahasa Jawa

diharapkan dapat membantu siswa dalam berkomunikasi dengan lingkungan

setempat sesuai dengan dialek yang ada. Fungsi lain dari Bahasa Jawa merupakan

sarana edukasi bagi siswa. Bahasa Jawa diarahkan agar siswa dapat membentuk

kepribadian dan identitas bangsa karena ada nilai budaya yang terkandung. Siswa

dapat diajarkan melalui karya satra Jawa seperti wayang untuk membentuk

kepribadian yang baik.

Bahasa Jawa memiliki fungsi kultural, fungsi kultural Bahasa Jawa adalah

penanaman budaya Jawa dalam diri siswa sebagai usaha untuk membentuk

kepribadian dan identitas bangsa, sehingga Bahasa Jawa dapat dipakai sebagai

filter budaya asing. Fungsi kultural dapat berjalan dengan baik apabila kedua

fungsi lain juga terlaksana dengan baik dan menghasilkan bentuk kapribadian

siswa dan identitas bangsa yang kuat.

3. Kurikulum Bahasa Jawa SD

Kurikulum menurut UU No 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan

nasional adalah seperangkat rencana dan peraturan mengenai tujuan, isi, dan

bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan

kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu. Berdasarkan prmyataan

tersebut kurikulum merupakan seperangkat upaya dalam melaksanakan kegiatan

pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan. Kurikulum yang digunakan oleh

Page 4: BAB II KAJIAN TEORI A. Pembelajaran Bahasa Jawa SDeprints.umm.ac.id/38605/3/BAB II.pdf · 11 Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Bahasa Jawa merupakan

13

Indonesia saat ini merupakan kurikulum 2013 yang telah direvisi. Kurikulum

2013 terdapat beberapa mata pelajaran salah satunya merupakan bahasa Jawa

yang berupa muatan lokal.

Bahasa Jawa perlu dimasukkan ke dalam kurikulum karena setiap daerah

memiliki bahasa daerah yang berbeda-beda yang berfungsi sebagai alat

komunikasi dan merupakan keraifan lokal masyarakat seperti halnya Jawa Timur

yang meiliki bahasa Jawa dan Madura. Bahasa Jawa juga memiliki nilai-nilai

budaya yang perlu diberikan pada siswa (Perda Jatim, 2014:4).

4. Pengertian Aksara Jawa

Aksara Jawa merupakan huruf yang dipakai di Jawa dan sekitarnya, seperti

Madura, Bali, Lombok dan Sunda. Berdasarkan pernyataan tersebut Aksara Jawa

merupakan huruf yang dipakai oleh masyarakat Jawa dan sekitarnya (Prihantono,

2011:11).

Aksara Jawa merupakan huruf Jawa kuno yang digunakan oleh kerajaan-

kerajaan Jawa sebagai alat komunikasi dan ditulis oleh Aji Saka sebagai prasasti

untuk mengenang anak buah setianya. Aksara Jawa adalah nama yang diberikan

sesuai urutan dalam Aksara Jawa (Ha-Na-Ca-Ra-Ka), Aksara Jawa menurut

sejarahnya merupakan huruf yang dibawa oleh Aji Saka dari negeri Hindhustan ke

Jawa dan sebagai kenang-kenangan untuk anak buahnya yang setia (Prihantono,

2011:13).

Aksara Jawa berasal dari negeri Hindhustan yang berada di India, aksara

yang digunakan di India banyak macamnya salah satu aksara yang dipakai adalah

aksara pallawa dari India Selatan dan digunakan pada abad 4 Masehi (Prihantono,

2011:17-18). Aksara Pallawa merupakan Aksara yang digunakan oleh kerajaan-

Page 5: BAB II KAJIAN TEORI A. Pembelajaran Bahasa Jawa SDeprints.umm.ac.id/38605/3/BAB II.pdf · 11 Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Bahasa Jawa merupakan

14

kerajaan yang ada di Indonesia dan sekitarnya, Aksara Pallawa merupakan induk

dari Aksara di Nusantara (Prihantono, 2010:17). Berdasarkan pendapat tersebut

Aksara Hanacaraka merupakan anak dari aksara Pallawa yang sudah lama

digunakan di Nusantara dan India.

B. Media Pembelajaran

1. Pengertian Media Pembelajaran

Media merupakan komponen dari sumber belajar yang berisi materi

instruksional yang ada di lingkungan siswa dan dapat menstimulus siswa untuk

belajar (Arsyad, 2010:4). Media merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan

sebagai pengirim pesan untuk siswa, sehingga dapat menstimulus pikiran,

perasaan dan minat siswa agar proses pembelajaran terjadi (Sadiman, 2010:7).

Media pembelajaran merupakan segala hal yang dapat membantu guru

dalam menyampaikan pesan dari sumber kepada penerima secara terencana,

sehingga tercipta lingkungan belajar yang baik untuk proses belajar yang efektif

dan efisien bagi siswa (Munadi, 2008:7). Berdasarkan pendapat tersebut dapat

disimpulkan bahwa media merupakan sarana untuk mempermudah guru dalam

menyalurkan informasi, sehingga dapat menstimulus pemikiran siswa untuk

mencapai tujuan pembelajaran. Sesuai dengan pendapat tersebut media memiliki

manfaat untuk pembelajaran bagi siswa.

2. Manfaat Media pembelajaran

Manfaat media menurut Arsyad (2010:26-27) untuk proses pembelajaran,

sebagai berikut : (a) dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi, sehingga

Page 6: BAB II KAJIAN TEORI A. Pembelajaran Bahasa Jawa SDeprints.umm.ac.id/38605/3/BAB II.pdf · 11 Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Bahasa Jawa merupakan

15

meningkatkan proses dan hasil belajar; (b) dapat meningkatkan perhatian siswa,

sehingga menimbulkan motivasi belajar; (c) dapat mengatasi keterbatasan indera,

ruang dan waktu; (d) objek atau benda yang terlalu besar untuk ditampilkan

langsung di ruang kelas (e) objek atau benda yang terlalu kecil yang tida tampak

oleh indera (f) kejadian langka yang terjadi di masa lalu atau terjadi sekali dalam

puluhan tahun dapat ditampilkan kepada siswa; (g) objek atau proses yang sangat

rumit seperti peredaran darah dapat ditampilkan konkret; (h) kejadian atau

percobaan yang membahayakan dapat disimulasikan dengan media; (i) peristiwa

alam seperti terjadi letusan gunung merapi atau proses yang dalam kenyataannya

memakan waktu lama; (j) dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa

tentang peristiwa di lingkungan mereka, serta memungkinkan terjadinya interaksi

langsung dengan guru, masyarakat dan lingkungannya.

Berdasarkan pendapat tersebut media dapat mempermudah guru dalam

penyampaian materi, mampu meningkatkan minat dan perhatian siswa dan dapat

membantu guru dalam menampilkan pengalaman langsung pada siswa.

Berdasarkan hal tersebut media pembelajaran memiliki manfaat sebagai berikut :

(a) pembelajaran menarik perhatian siswa, sehingga dapat menumbuhkan motivasi

belajar; (b) bahan pembelajaran akan jelas maknanya, sehingga dapat dipahami

oleh siswa serta memungkinkan menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran;

(c) metode pengajaran bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal oleh guru,

sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga; (d) siswa dapat

banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru,

tetapi juga aktivitas lain (Arsyad, 2010:24-25).

Page 7: BAB II KAJIAN TEORI A. Pembelajaran Bahasa Jawa SDeprints.umm.ac.id/38605/3/BAB II.pdf · 11 Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Bahasa Jawa merupakan

16

Berdasarkan beberapa pendapat yang dijelaskan di atas peneliti dapat

menyimpulkan bahwa manfaat media dapat mempermudah guru dalam

menyampaikan materi pada siswa, sebagai sarana dalam mendekatkan kejadian

nyata kepada siswa, membuat pembelajaran lebih aktif dan bervariasi, serta media

dapat memberikan pengalaman langsung kepada siswa secara merata.

Berdasarkan penjelasan manfaat media tersebut, media juga memiliki klasifikasi

yang berbeda-beda sesuai dengan fungsi dan kegunaannya.

3. Jenis Media Pembelajaran

Media memiliki klasifikasi yang dibedakan sesuai dengan kegunaan,

bahan, bentuk dan ciri fisiknya, klasifikasi menurut pengalaman yang didapat,

persepsi indera yang diperoleh, sesuai kegunaan dan manfaatnya (Punaji,

2017:139. Berdasarkan pendapat di atas pengelompokkan media berdasarkan

bentuk dan ciri fisiknya, sehingga media ada berupa media dua dimensi dan tiga

dimensi. Media dua dimensi merupakan media yang dapat dilihat dari satu arah

pandang seperti peta, gambar, dll. Media tiga dimensi merupakan media yang

dapat dilihat dari semua arah pandang, seperti diorama, globe, dan model

kerangka (Mudlofir dkk, 2017:139).

Berdasarkan beberapa pendapat ahli mengenai pengkasifikasian media

dapat disimpulkan bahwa media ada beberapa jenis sesuai dengan kegunaan,

bentuk, dan bahan yang digunakan dalam pembuatan media. Pengklasifikasian

media tersebut dapat mempermudah guru dalam pemilihan media yang sesuai

dengan pembelajaran yang dilakukan agar tercapainya tujuan pembelajaran.

Berdasarkan pendapat tersebut peneliti menggolongkan media Parawaca sebagai

media tiga dimensi yang akan diteliti pada kelas 3 SD. Pengelompokkan media

Page 8: BAB II KAJIAN TEORI A. Pembelajaran Bahasa Jawa SDeprints.umm.ac.id/38605/3/BAB II.pdf · 11 Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Bahasa Jawa merupakan

17

parawaca sebagai media tiga dimensi dilihat dari bentuk dan tampilan dari media

Parawaca tersebut.

4. Pemilihan Media Pembelajaran

Pemilihan media difungsikan agar guru bisa memilih media yang sesuai

dengan pembelajaran, pendapat tersebut sesuai dengan penjelasan menurut Gagne

(dalam Mudlofir dkk, 2017:150) yang menyatakan bahwa tidak ada media yang

paling sesuai untuk mencapai semua tujuan pembelajaran. Berdasarkan

pernyataan tersebut fungsi pemilihan media sangat perlu guna mendapatkan

pembelajaran yang sesuai dan efektif untuk siswa. Pemilihan media yang sesuai

dengan tujuan pembelajaran dapat disesuaikan dengan prinsip-prinsip pemilihan

media.

Prinsip-prinsip pemilihan media berdasarkan pendapat Brown, Lewin dan

Harcleorad (dalam Mudlofir dkk, 2017:150-151) menyatakan bahwa prinsip

pemilihan media, sebagai berikut: (1) tidak ada satupun media yang paling baik

untuk belajar siswa; (2) percaya bahwa kegunaan media sudah sesuai dengan

tujuan pembelajaran; (3) pemahaman secara menyeluruh mengenai isi dan tujuan

khusus dari pembelajran yang dilakukan; (4) media yang dibuat disesuaikan

dengan kegunaan dan cara pembelajaran yang ditentukan; (5) pemilihan media

tidak bisa mengacu pada satu penggunaan media tertentu; (6) percaya bahwa

media yang paling baik apabila tidak dimanfaatkan secara efektif dan efisien akan

kurang dampaknya pada siswa; (7) guru harus menyadari bahwa karakteristik

siswa, minat, dan gaya belajar siswa dapat mempengaruhi hasil dari media yang

dirancang; (8) sumber belajar dan pengalaman merupakan hal yang konkrit atau

abstrak.

Page 9: BAB II KAJIAN TEORI A. Pembelajaran Bahasa Jawa SDeprints.umm.ac.id/38605/3/BAB II.pdf · 11 Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Bahasa Jawa merupakan

18

Berdasarkan beberapa pendapat yang sudah dijelaskan dapat disimpulkan

bahwa pemilihan media perlu dilakukan agar mempermudah guru dalam

mencapai tujuan pembelajaran yang ditentukan. Pemilihan media juga perlu

memperhatikan prinsip-prinsip sebagai acuan dalam pembuatan media seperti

disesuaikan dengan tujuan pembelajaran, tidak ada media yang paling baik untuk

pembelajaran, dan media harus sesuai dengan kebutuhan siswa agar media dapat

dimanfaatkan secara efektif dalam pembelajaran. Berdasarkan pendapat tersebut

peneliti memilih media Parawaca sebagai penelitian pengembangan media pada

siswa tingkat kelas 3 agar meningkatnya pemahaman siswa pada Bahasa Jawa

khususnya materi Aksara Jawa.

5. Pengembangan Media Parawaca

Media Parawaca merupakan media pembelajaran yang dikembangakan oleh

peneliti untuk meningkatkan kemampuan mengenal Aksara Jawa siswa. Media

Parawaca tergolong media tiga dimensi, media tiga dimensi merupakan media

yang dapat dilihat dari semua arah pandang, seperti diorama, globe, dan model

kerangka (Mudlofir, 2017:139). Media tiga dimensi dibedakan menjadi 2 jenis,

yaitu model dan boneka. Model merupakan tiruan tiga dimensi yang berasal dari

benda yang terlalu besar, mahal, jauh, kecil, dan jarang untuk dibawa ke dalam

pembelajaran. Boneka merupakan jenis model yang digunakan untuk permainan

(Sudjana, 2017: 156).

Media Parawaca termasuk pada media tiga dimensi jenis model

dikarenakan Aksara Jawa merupakan hal yang jarang dan sulit dialami oleh siswa.

Media Parawaca memiliki bentuk persegi yang berbahan triplek dengan tebal 1

cm, ukuran media sekitar 25 cm x 30 cm. Media Parawaca terdapat Aksara Jawa

Page 10: BAB II KAJIAN TEORI A. Pembelajaran Bahasa Jawa SDeprints.umm.ac.id/38605/3/BAB II.pdf · 11 Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Bahasa Jawa merupakan

19

yang ditulis di tutup botol dan dapat disusun sendiri oleh siswa. Setelah siswa

menyusun tutup botol siswa dapat mencocokkan dengan arti yang sudah

disediakan. Media Parawaca dapat dikreasikan oleh guru sesuai keinginan sendiri.

Media Parawaca merupakan media modifikasi dari permainan Puzzle karena

dalam penerapanannya siswa mencocokkan tutup botol dengan artinya.

Kelebihan media Parawaca untuk siswa kelas 3 dapat membantu siswa

mengenal Aksara Jawa, sehingga siswa tidak merasa kesulitan dalam

pembelajaran. Media dapat menstimulus siswa untuk aktif bergerak dan dapat

menciptakan pembelajaran yang menarik dan menyenangkan. Siswa dapat

meningkatkan kemampuan motoric halus dengan memutar tutup botol pada media

Parawaca. Media Parawaca memiliki kekurangan karena media hanya digunakan

untuk Aksara Jawa Legena atau Aksara Jawa tanpa pasangan. Media Parawaca

digunakan untuk mengenalkan siswa kelas 3 Aksara Jawa tanpa pasangan dan

dirancang agar siswa dapat menyusun Aksara Jawa pada 12 botol yang sudah

disediakan.

Media dirancang oleh peneliti menggunakan bahan-bahan sederhana seperti

triplek, botol minuman bekas dan kertas. Triplek dipotong dengan ukuran 25 cm x

30 cm dengan gergaji kemudian dihaluskan dengan amplas. Kemudian peneliti

menyiapkan botol bekas berjumlah 12 yang dipotong 10 cm dari atas botol lalu

dipotong menggunakan cutter. Botol disusun rapi diatas triplek yang sudah

peneliti lubangi dengan cutter dan direkatkan dengan lem. Setelah semua bahan

disusun dengan rapi, peneliti mengkreasikan media agar menarik minat siswa dan

dapat meningkatkan perhatian siswa pada pembelajaran.

Page 11: BAB II KAJIAN TEORI A. Pembelajaran Bahasa Jawa SDeprints.umm.ac.id/38605/3/BAB II.pdf · 11 Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Bahasa Jawa merupakan

20

Pembelajaran dirancang oleh peneliti dengan membentuk siswa ke dalam

kelompok kecil dan membagikan media Parawaca pada setiap kelompok. Peneliti

merancang pembelajaran yang aktif bergerak dengan metode permainan. Metode

permainan dapat memberikan suasana kompetitif yang baik untuk lingkungan

siswa (Smaldino, 2012:39). Berdasarkan pendapat tersebut metode permainan

dapat meningkatkan minat siswa dalam pembelajaran siswa. Metode permainan

dapat membantu siswa untuk meningkatakan keterampilan memecahkan masalah

siswa, pengambilan keputusan siswa, dan penguasaan siswa terhadap materi yng

dipelajari (Smaldino, 2012:39). Berdasarkan penjelasan tersebut media Parawaca

merupakan media permaianan yang digunakan siswa untuk meningkatkan

kemampuan mengenal Aksara Jawa dan keterampilan motorik pada kelas 3 SD.

Gambar 2.1 Rancangan Media Parawaca

Page 12: BAB II KAJIAN TEORI A. Pembelajaran Bahasa Jawa SDeprints.umm.ac.id/38605/3/BAB II.pdf · 11 Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Bahasa Jawa merupakan

21

C. Kajian Penelitian Relevan

Penelitian mengenai Bahasa Jawa sudah pernah dilakukan oleh Maisaroh

Farida Nurrohmah pada tahun 2017 mengenai penelitian pengembangan

multimedia interaktif pada mata pelajaran Bahasa Jawa kelas 3 SDN Karangrejek

II Gunungkidul yang menghasilkan produk multimedia interaktif pada materi

unggah-ungguh Bahasa Jawa pada kelas 3 yang menggunakan prosedur dari Borg

& Gall pada tahap validasi oleh ahli materi mendapatkan skor 4,3 denga kategori

sangat baik dan menurut ahli media mendapatkan skor 4,2 dengan kategori baik.

setelah melalalui tahap ujicoba awal pada kelas 3 SDN Karangrejek II

mendapatkan skor 4,37 dengan kategori sangat baik sedangkan pada tahap ujicoba

kedua didapat hasil 4,485 dengan kategori sangat baik. Peneliti melanjutkan

dengan tahap ujicoba oprasional dengan hasil 4,6 dengan kategori sangat baik,

sehingga peneliti dapat menyimpulkan dari langkah-langkah tersebut dan ujicoba

tersebut menghasilkan produk pengembangan yang layak digunakan untuk media

pembelajaran Bahasa Jawa kelas 3 SD.

Penelitian lain yang pernah dilakukan oleh Kunthi Puspitasari pada tahun

2016 mengenai pengembangan media pembelajaran kertu gladhen Aksara Jawa

untuk kelas 4 SDN Kotagede I dan menghasilkan validasi oleh ahli materi

menunjukkan adanya peningkatan pemberian skor dari 3,73 dengan kategori baik

menjadi 4,87 dengan kategori sangat baik melalui empat tahap validasi.

Sedangkan ahli media pada tahap validasi memberikan skor 2,62 dengan kategori

cukup menjadi 4,43 dengan kategori sangat baik melalui tiga tahap penlilaian.

Setelah tahap validasi peneliti melanjutkan dengan tahap ujicoba produk pada

ujicoba awal mendapatkan skor 4,325 dengan kategori sangat baik, dilajutkan

Page 13: BAB II KAJIAN TEORI A. Pembelajaran Bahasa Jawa SDeprints.umm.ac.id/38605/3/BAB II.pdf · 11 Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Bahasa Jawa merupakan

22

ujicoba lapangan utama dengan skor 4,69 dengan kategori sangat baik dan ujicoba

lapangan oprasional dengan hasil 4,697 dengan kategori sangat baik tahapan yang

sudah peneliti lakukan menghasilkan produk yang dikembangkan layak digunakan

sebagai media materi menulis Aksara Jawa pada siswa kelas 4 SD.

Berdasarkan penelitian di atas kedua penelitian tersebut memiliki

persamaan dengan penelitian yang peneliti lakukan mengenai pengembangan

media pada mata pelajaran Bahasa Jawa. Sedangakan perbedaan dengan

penelitian yang peneliti lakukan yaitu berupa media yang dikembangkan untuk

penelitian serta tingkat kelas yang diteliti. Peneliti mengembangkan media 3

dimensi berupa media Parawaca pada siswa kelas 3 SD dengan menggunakan

model ADDIE.

Page 14: BAB II KAJIAN TEORI A. Pembelajaran Bahasa Jawa SDeprints.umm.ac.id/38605/3/BAB II.pdf · 11 Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Bahasa Jawa merupakan

23

D. Kerangka Pikir

Kondisi Ideal Menurut Pergup No 19

Tahun 2014

1. Pembelajaran Bahasa Jawa

diintregasikan pada peajaran tematik

2. Pembelajaran Bahasa Jawa

diberikan minimal 2 jam pelajaran

per mingu

3. Menggunakan strategi pembelajaran

PAIKEM

Kondisi di Lapangan

1. Memiliki perbedaan pengucapan

dengan tulisan Aksara Jawa

2. Pembelajaran menggunakan metode

klasikal sehingga siswa kurang

berminat dalam pembelajaran

3. Media pembelajaran kurang

bervariasi

4. Jarang digunakan dalam kehidupan

sehari-hari

Dibutuhkan media pembelajaran yang inovatif dan bervariasi seperti media

Parawaca materi pengenalan Aksara Jawa pada Siswa Kelas 3 SDN Tlogomas

I Malang, sehingga dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam mengenal

Aksara Jawa dan keterampilan motorik siswa kelas 3 SD

Manfaat penelitian pengembangan :

1. Menghasilkan media yang layak pada materi Aksara Jawa kelas 3 SDN Tlogomas I

Malang

2. Meningkatkan motivasi dan kreativitas guru dalam menciptakan pembelajaran yang baik.

Model Penelitian ADDIE :

1. Analisis

2. Desain

3. Pengembangan

4. Penerapan

5. Evaluasi

Tujuan Penelitian :

1. Mengetahui Pengembangan Media

Parawaca Materi Pengenalan Aksara

Jawa pada Siswa Kelas 3 SDN

Tlogomas I Malang

2. Mengetahu Respon Siswa Terhadap

Media Parawaca Materi Pengenalan

Aksara Jawa pada Siswa Kelas 3

SDN Tolgomas I Malang

Pengembangan Media Parawaca Materi Pengenalan Aksara Jawa pada siswa Kelas 3 SDN

Tlogomas I Malang