bab ii kajian teori a. keterlibatan kerja 1. pengertian ...repository.ump.ac.id/2890/3/bab ii_risa...
TRANSCRIPT
15
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Keterlibatan Kerja
1. Pengertian Keterlibatan Kerja
Keterlibatan kerja adalah keterlibatan mental dan emosional
orang-orang dalam situasi kelompok yang mendorong mereka untuk
memberikan kontribusi kepada tujuan kelompok dan berbagai tanggung
jawab pencapaian tujuan itu. Luthans (2006) mendefinisikan bahwa
keterlibatan kerja terjadi jika anggota organisasi menempatkan dirinya
dalam peran fisik, kognitif, dan emosional selama bekerja.
Menurut Lodahl & Kejner dalam Aryaningtyas & Suharti (2013)
keterlibatan kerja didefinisikan sebagai sejauh mana seseorang
mengidentifikasi secara psikologis dengan pekerjaannya atau pentingnya
pekerjaan dalam citra diri individu. Seorang karyawan dikatakan terlibat
dalam pekerjaannya apabila karyawan tersebut dapat
mengidentifikasikan diri secara psikologis dengan pekerjaannya dan
menganggap kinerjanya penting untuk dirinya, selain untuk organisasi
(Prihatini, 2013). Keterlibatan kerja sebagai tingkat sampai sejauh mana
performansi kerja seseorang mempengaruhi harga dirinya dan tingkat
sampai sejauh mana seseorang secara psikologis mengidentifikasikan diri
terhadap pekerjaannya atau pentingnya pekerjaan dalam gambaran diri
totalnya.
15
Pengaruh Perceived Organizational…, Risa Yuliana, Fakultas Psikologi UMP, 2017
16
Individu yang memiliki keterlibatan yang tinggi lebih
mengidentifikasikan dirinya pada pekerjaannya dan menganggap
pekerjaan sebagai hal yang sangat penting dalam kehidupannya. Menurut
Kanungo (1982), keterlibatan kerja adalah tingkat sejauh mana karyawan
menilai bahwa pekerjaan yang dilakukannya memiliki potensi untuk
memuaskan kebutuhan-kebutuhannya sebagai hasil dari proses
identifikasi psikologis yang dilakukan karyawan terhadap tugas-tugas
yang bersifat khusus atau pekerjaannya secara umum yang mana proses
tersebut bergantung pada sejauh mana kebutuhan-kebutuhan, baik
intrinsik maupun ekstrinsik, dirasa penting.
Brown (dalam Prihatini, 2013) mengatakan bahwa keterlibatan
kerja merujuk pada tingkat dimana seseorang secara psikologis memihak
kepada organisasinya dan pentingnya pekerjaan bagi gambaran dirinya.
Ia menegaskan bahwa seseorang yang memiliki keterlibatan kerja yang
tinggi dapat terstimulasi oleh pekerjaannya dan tenggelam dalam
pekerjaannya. Robbins (2001) menambahkan bahwa karyawan yang
memiliki tingkat keterlibatan yang tinggi sangat memihak dan benar-
benar peduli dengan bidang pekerjaan yang mereka lakukan. Seseorang
yang memiliki keterlibatan yang tinggi akan melebur dalam pekerjaan
yang sedang ia lakukan.
Prasetyo (2016) menjelaskan bahwa keterlibatan kerja
merupakan salah satu variabel yang dapat digunakan untuk memprediksi
kondisi di dalam organisasi, seperti tingkat absenteeism dan turnover.
Pengaruh Perceived Organizational…, Risa Yuliana, Fakultas Psikologi UMP, 2017
17
Hal tersebut terjadi karena keterlibatan kerja dapat menunjukkan tingkat
integrasi antara karyawan dengan pekerjaannya. Jika karyawan menyatu
dengan pekerjaannya, maka pekerjaan akan dipandang sebagai sesuatu
yang sangat penting, akan lebih melibatkan diri serta menyediakan lebih
banyak waktu untuk melakukan pekerjaan. Akibatnya, karyawan yang
memiliki keterlibatan kerja tinggi akan bersedia untuk kerja lembur,
jarang terlambat, serta memiliki tingkat absen yang rendah.
Individu yang memiliki keterlibatan kerja yang rendah adalah
individu yang memandang pekerjaan sebagai bagian yang tidak penting
dalam hidupnya, memiliki rasa kurang bangga terhadap perusahaan,
kurang berpartisipasi dan kurang puas dengan pekerjaannya.
Berdasarkan dari definisi-definisi di atas maka dapat disimpulkan
bahwa keterlibatan kerja adalah sejauh mana seorang karyawan
melibatkan peran fisik, kognitif, dan emosional dalam pekerjaan dan
memihak pada organisasinya serta menganggap bahwa pekerjaan itu
sangat penting bagi citra dirinya, sehingga karyawan dapat terstimulasi
oleh pekerjaannya dan tenggelam dalam pekerjaannya.
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keterlibatan Kerja
Keterlibatan kerja dapat dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor
personal dan faktor situasional (Kanungo, 1982) :
Pengaruh Perceived Organizational…, Risa Yuliana, Fakultas Psikologi UMP, 2017
18
a. Faktor personal
Faktor personal yang dapat mempengaruhi keterlibatan kerja
meliputi faktor demografi dan psikologis. Faktor demografi
mencakup usia, pendidikan, jenis kelamin, jabatan, dan senioritas.
Adapun faktor-faktor demografi tersebut dapat dijelaskan sebagai
berikut :
1) Usia
Moynihan dan Pandey (2007) menemukan bahwa
usia memiliki hubungan yang positif dan signifikan dengan
keterlibatan kerja, dimana karyawan yang usianya lebih tua
cenderung lebih puas dan terlibat dengan pekerjaan mereka,
sedangkan karyawan yang usianya lebih muda kurang
tertarik dan puas dengan pekerjaan mereka.
2) Pendidikan
Setiawan, (2010) menyetakan bahwa semakin tinggi
tingkat pendidikan maka semakin banyak waktu yang
disediakan untuk bekerja. Terutama bagi para wanita, dengan
semakin tinggi pendidikan, kecenderungan untuk bekerja
semakin besar sehingga dapat mempengaruhi pada keterlibatan
kerjanya.
3) Jenis kelamin
Jenis kelamin mengacu pada perbedaan biologis antara
perempuan dan laki-laki (Sunarto, 2010). Perempuan dan laki-
Pengaruh Perceived Organizational…, Risa Yuliana, Fakultas Psikologi UMP, 2017
19
laki mempunyai perbedaan psikologis dimana laki-laki
cenderung rasional, lebih aktif dan agresif sedangkan
perempuan lebih emosional dan lebih pasif.
4) Jabatan
Pada umumnya, manusia beranggapan bahwa seseorang
yang bekerja pada pekerjaan yang lebih tinggi akan merasa lebih
terlibat dalam pekerjaan daripada karyawan yang bekerja pada
pekerjaan yang lebih rendah.
kerja.
5) Senioritas
Lingkungan yang menerapkan senioritas menciptakan
hubungan yang tidak harmonis antara pimpinan dengan
bawahan apabila perlakuan senioritas sudah tidak bisa
diterapkan secara positif. Konsep senioritas dapat diartikan
secara positif apabila seorang senior mampu menunjukkan
kemampuan dan kecakapan kerja yang optimal sehingga dapat
ditiru dan ditularkan kepasa junior.
Sedangkan faktor psikologis yang mempengaruhi keterlibatan
kerja mencakup :
1) Nilai-nilai pribadi individu
Sifat dasar meliputi nilai kemenangan bagi individu
yang berarti berhasil mengaktualisasikan dirinya. Nilai pribadi
akan menjadi dasar bagi individu pada saat mengambil
Pengaruh Perceived Organizational…, Risa Yuliana, Fakultas Psikologi UMP, 2017
20
keputusan dalam membuat perencanaan untuk mencapai
kesuksesan.
2) Locus of control
Locus of control atau lokus pengendalian merupakan
kendali individu atas pekerjaan mereka dan kepercayaan mereka
terhadap keberhasilan diri. Robbins dan Judge (2007)
mendefinisikan lokus kendali sebagai tingkat dimana individu
yakin bahwa mereka adalah penentu nasib mereka sendiri.
3) Kepuasan terhadap hasil kerja
Kepuasan terhadap hasil kerja berkaitan dengan tujuan
manusia untuk merealisasikan dan mengaktualisasikan potensi
dirinya dalam pekerjaan.
4) Absensi
Absensi merupakan ketidakhadiran karyawan yang
berkenaan dengan tugas dan kewajibannya dalam pekerjaan.
Pada umumnya, organisasi atau perusahaan selalu
memperhatikan karyawannya untuk datang dan pulang tepat
waktu, sehingga pekerjaan tidak tertunda. Ketidakhadiran
seorang karyawan akan berpengaruh terhadap produktivitas
perusahaan sehingga tidak bisa mencapai tujuan perusahaan
secara optimal.
Pengaruh Perceived Organizational…, Risa Yuliana, Fakultas Psikologi UMP, 2017
21
5) Intensi turnover
Intensi turnover adalah kecenderungan atau niat karyawan
untuk berhenti bekerja dari pekerjaannya secara sukarela
menurut pilihannya sendiri.
b. Faktor situasional
Faktor situasional yang dapat mempengaruhi keterlibatan kerja
mencakup :
1) Jenis Pekerjaan
Jenis pekerjaan yang dimaksud yaitu kesesuaian pekerjaan
yang ditangani dengan keinginan karyawan itu sendiri.
Maksudnya di sini adalah adanya kesesuaian antara keinginan
dan kemampuan karyawan tersebut pada tugas yang diberikan,
sehingga ia dapat bekerja dengan baik
2) Organisasi
Organisasi akan menyediakan bantuan sesuai yang
dibutuhkan oleh karyawan untuk bekerja secara efektif dan
dalam menghadapi situasi yang sulit. Pemahaman karyawan
secara global mengenai tingkat yang mana organisasi peduli
dengan keberadaan dan kontribusi karyawan serta peduli
terhadap kesejahteraan mereka disebut perceived organizational
support. Jika karyawan menganggap bahwa dukungan
organisasi yang di terimanya tinggi, maka karyawan tersebut
akan menyatukan keanggotaan sebagai anggota organisasi ke
Pengaruh Perceived Organizational…, Risa Yuliana, Fakultas Psikologi UMP, 2017
22
dalam identitas diri mereka dan kemudian mengembangkan
hubungan dan melibatkan diri dalam pekerjaannya.
3) Gaji
Gaji yang dirasakan cukup baik dan pantas bagi dirinya
menurut ukurannya sendiri. Hal ini merupakan kebutuhan hidup
yang paling mendasar dan merupakan faktor pertama bagi
kelangsungan hidup manusia. Dengan dirasakan adanya gaji
yang cukup baik, maka diharapkan aktivitas kerja karyawan itu
tidak terhambat oleh pemikiran-pemikiran bagaimana
menghidupi dirinya sendiri dan keluarganya.
4) Rasa Aman
Rasa aman atau security adalah dapat melakukan
pekerjaannya tanpa dibebani resiko yang dapat membahayakan
diri karyawan. Adanya perasaan aman merupakan sesuatu yang
diinginkan oleh setiap orang, terutama pada saat ia sedang
melaksanakan tugas yang merupakan tumpuan hidupnya.
Perasaan yang aman ini meliputi pengertian yang luas, termasuk
rasa aman ditinjau dari kecelakaan kerja, rasa aman dari
kelanjutan hubungan kerja atau sewaktu-waktu terkena PHK
yang tidak dikehendaki
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa keterlibatan
kerja dapat dipengaruhi oleh faktor personal dan faktor situasional.
Pengaruh Perceived Organizational…, Risa Yuliana, Fakultas Psikologi UMP, 2017
23
Faktor personal dapat dibedakan dari faktor demografi dan faktor
psikologis seseorang.
3. Karakteristik Keterlibatan Kerja
Ada beberapa karakteristik dari karyawan yang memiliki
keterlibatan kerja yang tinggi dan yang rendah (Cohen, 2003), antara
lain:
a. Karakteristik karyawan yang memiliki keterlibatan kerja yang tinggi:
1) Menghabiskan waktu untuk bekerja
2) Memiliki kepedulian yang tinggi terhadap pekerjaan dan
perusahaan
3) Puas dengan pekerjaannya
4) Memiliki komitmen yang tinggi terhadap karier, profesi, dan
organisasi
5) Memberikan usaha-usaha yang terbaik untuk perusahaan
6) Tingkat absen dan intensi turnover rendah
7) Memiliki motivasi yang tinggi
b. Karakteristik karyawan yang memiliki keterlibatan kerja yang
rendah :
1) Tidak mau berusaha keras untuk kemajuan perusahaan
2) Tidak peduli dengan pekerjaan maupun perusahaan
3) Tidak puas dengan pekerjaan
Pengaruh Perceived Organizational…, Risa Yuliana, Fakultas Psikologi UMP, 2017
24
4) Tidak memiliki komitmen terhadap pekerjaan maupun
perusahaan
5) Tingkat absen dan intensi turnover tinggi
6) Memiliki motivasi kerja yang rendah
7) Tingkat pengunduran diri yang tinggi
8) Merasa kurang bangga dengan pekerjaan dan perusahaan
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa karakteristik
keterlibatan dapat dibedakan dalam kelompok keterlibatan kerja yang
tinggi dan keterlibatan kerja yang rendah.
4. Dimensi Keterlibatan Kerja
Menurut Lodahl dan Kejner (dalam Cohen, 2003), keterlibatan
kerja memiliki dua dimensi, yaitu:
a. Performance self-esteem contingency
Keterlibatan kerja merefleksikan tingkat dimana rasa harga diri
seseorang dipengaruhi oleh performansi kerjanya. Aspek ini
mencakup tentang seberapa jauh hasil kerja seorang karyawan
(performance) dapat mempengaruhi harga dirinya (selfesteem).
Harga diri didefinisikan sebagai suatu indikasi dari tingkat dimana
individu mempercayai dirinya mampu, cukup, dan berharga.
b. Pentingnya pekerjaan bagi gambaran diri total individu
Dimensi ini merujuk pada tingkat sejauh mana seseorang
mengidentifikasikan dirinya secara psikologis pada pekerjaannya
Pengaruh Perceived Organizational…, Risa Yuliana, Fakultas Psikologi UMP, 2017
25
atau pentingnya pekerjaan bagi gambaran diri totalnya. Dubin
(dalam Cohen, 2003) mengatakan bahwa orang yang memiliki
keterlibatan kerja adalah orang yang menganggap pekerjaan sebagai
bagian yang paling penting dalam hidupnya. Ini berarti bahwa
dengan bekerja, ia dapat mengekspresikan diri dan menganggap
bahwa pekerjaan merupakan aktivitas yang menjadi pusat
kehidupannya. Karyawan yang memiliki tingkat keterlibatan yang
tinggi sangat memihak dan benar-benar peduli dengan bidang
pekerjaan yang mereka lakukan (Robbins, 2009).
Ada tiga keadaan psikologis yang dikemukakan oleh Luthans
(2006) yang dapat meningkatkan kemungkinan keterlibatan kerja dalam
pekerjaan mereka. Kondisi–kondisi tersebut antara lain adalah:
1) Perasaan berarti: merasakan pengalaman bahwa tugas yang sedang
dikerjakan adalah berharga, berguna, dan atau bernilai.
2) Rasa aman: mampu menunjukkan atau bekerja tanpa rasa takut atau
memiliki konsekuensi negatif terhadap citra diri, status, dan atau
karir.
3) Perasaan ketersediaan: individu merasa bahwa sumber–sumber yang
memberikan kecukupan fisik personal, emosional, kognitif tersedia
pada saat dibutuhkan.
Robbin dan Judge (2008), keterlibatan kerja dapat diukur dengan
beberapa dimensi diantaranya :
Pengaruh Perceived Organizational…, Risa Yuliana, Fakultas Psikologi UMP, 2017
26
1. Aktif berpartisipasi dalam pekerjaan
Aktif berpartisipasi dalam pekerjaan dapat menunujukan seorang
pekerja terlibat dalam pekerjaan. Aktif berpartisipasi adalah
perhatian seseorang terhadap sesuatu. Dari tingkat atensi inilah maka
dapat diketahui seberapa seorang karyawan perhatian, peduli, dan
menguasai bidang yang menjadi perhatiannya.
2. Menunjukan pekerjaan sebagai yang utama
Menunjukan pekerjaan sebagai yang utama pada karyawan yang
dapat mewakili tingkat keterlibatan kerjanya. Apabila karyawan
merasa pekerjaannya adalah hal yang utama. Seorang karyawan yang
mengutamakan pekerjaan akan berusaha yang terbaik untuk
pekerjaannya dan menganggap pekerjaannya sebagai pusat yang
menarik dalam hidup dan yang pantas untuk diutamakan.
3. Melihat pekerjaannya sebagai sesuatu yang penting bagi harga diri
Keterlibatan kerja dapat di lihat dari sikap seseorang pekerja dalam
pikiran mengenai pekerjaannya, dimana seorang karyawan
menganggap pekerjaan penting bagi harga dirinya. Harga diri
merupakan panduan kepercayaan diri dan penghormatan diri,
mempunyai harga diri yang kuat artinya merasa cocok dengan
kehidupan dan penuh keyakinan, yaitu mempunyai kompetensi dan
sanggup mengatasi masalah-masalah kehidupan. Harga diri adalah
rasa suka dan tidak suka akan dirinya (Robbins, 2001). Apabila
pekerjaan tersebut dirasa berarti dan sangat berharga baik secara
Pengaruh Perceived Organizational…, Risa Yuliana, Fakultas Psikologi UMP, 2017
27
materi dan psikologis pada pekerja tersebut maka pekerja tersebut
menghargai dan akan melaksanakan pekerjaan sebaik mungkin
sehingga keterlibatan kerja dapat tercapai, dan karyawan tersebut
merasa bahwa pekerjaan mereka penting bagi harga dirinya.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa dimensi
keterlibatan keterlibatan kerja terdiri dari : (1) Aktif berpartisipasi dalam
pekerjaan, (2) Menunjukkan pekerjaan sebagai yang utama, dan (3)
Pekerjaan penting untuk harga dirinya.
B. Perceived Organizational Support
1. Pengertian Perceived Organizational Support
Perceived organizational support difokuskan pada perlakuan
yang menguntungkan dan tingkat karyawan yang terlibat dalam
hubungan timbal balik yang positif (Darmawan, 2013). Karyawan dalam
suatu perusahaan tentu membutuhkan dukungan dari perusahaan di luar
dari timbal balik yang wajib diberikan kepada perusahaan. Adanya
perceived organizational support akan mempengaruhi psikologis
karyawan dalam bekerja. Dengan kondisi psikologi yang positif maka
karyawan akan dapat memberikan kemampuan terbaik yang bisa mereka
berikan kepada perusahaan.
Menurut Eisenberger, et al (1986) perceived organizational
support adalah asumsi untuk meningkatkan perasaan memiliki karyawan
terhadap organisasinya dan harapannya pada usaha terbaik kepada
Pengaruh Perceived Organizational…, Risa Yuliana, Fakultas Psikologi UMP, 2017
28
perusahaan untuk mencapai tujuan akan memperoleh penghargaan.
Untuk menentukan kesiapan organisasi untuk menghargai peningkatan
upaya kerja dan memenuhi kebutuhan sosioemosional, individu
cenderung membentuk kepercayaan global mengenai tingkat organisasi
menilai kontribusi mereka dan peduli dengan kesejahteraan mereka.
Perceived organizational support secara positif berhubungan dengan
perubahan sementara pada hasil dari peran ekstra.
Karyawan akan merasa bahwa kinerja mereka didukung oleh
perusahaan dan mereka mendapatkan timbal balik yang sesuai dengan
kinerja mereka. Dengan demikian, karyawan akan peduli terhadap
organisasi dan akan melakukan kinerja terbaik dalam mencapai tujuan
organisasi. Menurut Waileruny (2014), perceived organizational support
dapat didefinisikan sebagai seberapa besar organisasi menghargai
kontribusi dan peduli tentang karyawan. Karyawan merasa bahwa
organisasi mereka bersikap supportif ketika penghargaan
dipertimbangkan dengan adil, karyawan mempunyai suara dalam
pengambilan keputusan, dan pengawasan mereka dianggap suportif
(Robbin & Judge, 2008). Perceived organizational support dapat
memberikan sikap atau perilaku positif karyawan, ketika karyawan
bersikap positif maka hal ini juga dapat membantu mencapai tujuan
organisasi secara keseluruhan (Waileruny, 2014).
Eisenberger, et al (1986) mendefinisikan perceived
organizational support sebagai keyakinan seseorang mengenai sejauh
Pengaruh Perceived Organizational…, Risa Yuliana, Fakultas Psikologi UMP, 2017
29
mana organisasi menghargai kontribusi mereka dan peduli terhadap
kesejahteraan mereka. Organisasi juga dapat memberikan dukungan
dengan cara organisasi berkomitmen untuk hanya memusatkan
perhatiannya kepada tujuan organisasi melainkan juga memperhatikan
kepentingan karyawan.
Hal senada juga diungkapkan oleh Shore and Tetrik (dalam
Christian 2013) bahwa perceived organizational support adalah persepsi
seseorang terhadap komitmen mereka pada organisasi tersebut dan
kepedulian organisasi terhadap kesejahteraan mereka, yang dapat
menimbulkan komitmen karyawan untuk tetap setia bekerja pada
organisasi tersebut.
Perlakuan yang diterima oleh karyawan dari organisasi tempat
mereka bekerja baik yang menyenangkan maupun tidak menyenangkan
merupakan refleksi dari kebutuhan organisasi terhadap diri karyawan.
Ketika organisasi berusaha untuk tidak hanya memusatkan perhatian
mereka terdahadap organisasi melainkan juga kesejahteraan karyawan
maka akan meimbulkan komitmen karyawan dan kesetiaan karyawan
terhadap organisasi.
Eisenberger dalam kutipan Tanudjaja (2013) menjelaskan
perceived organizational support memberikan dampak antara lain:
komitmen organisasi, keterlibatan pekerja, job related affect, perilaku
menarik diri atau keinginan untuk keluar dari organisasi serta mampu
mengurangi ketegangan yang dialami oleh pekerja.
Pengaruh Perceived Organizational…, Risa Yuliana, Fakultas Psikologi UMP, 2017
30
Shanock dan Eisenberger (dalam Pradhita 2010) mengemukakan
bahwa perceived organizational support dikembangkan oleh para pekerja
dalam rangka memperoleh kebutuhan sosioemosional dan menentukan
seberapa besar kesiapan organisasi dalam memberikan balasan atau
reward terhadp meningkatan usaha yang dilakukan oleh pekerjanya.
Pendekatan pertukaran sosial ini menjelaskan bahwa dalam basis normal
timbal balik para pekerja memberikan usaha-usaha dan dedikasi mereka
pada organisasi memperoleh insentif baik itu berupa upah maupun
keuntungan-kuntungan lainnya serta keuntungan sosioemosional seperti
penghargaan, persetujuan, dan kepedulian (Blau & Eisenberger, dalam
Pradhita 2010).
Perceived organizational support adalah tingkat sampai mana
karyawan yakin organisasi menghargai kontribusi mereka dan peduli
dengan kesejahteraan mereka. Suatu penelitian menunjukkan bahwa
individu merasa organisasi mereka bersikap suportif ketika penghargaan
dipertimbangkan dengan adil, karyawan mempunyai suara dalam
pengambilan keputusan, dan pengawas mereka dianggap suportif
(Robbins, 2008).
Perceived organizational support karyawan akan benar-benar
dipengaruhi oleh berbagai aspek perlakuan organisasi dan akibatnya
memiliki kemampuan untuk mempengaruhi bagaimana karyawan
menginterpretasikan motivasi yang mendasari perlakuan oleh organisasi
(Putra & Suana, 2016). Selaras dengan norma timbal balik, karyawan
Pengaruh Perceived Organizational…, Risa Yuliana, Fakultas Psikologi UMP, 2017
31
yang didukung cenderung menghargai dan menghormati organisasi
mereka dan karena itu bersedia untuk berkontribusi kepada tujuan
organisasi. Perasaan positif yang ditimbulkan dengan cara ini cenderung
untuk membantu memenuhi kebutuhan sosioemosional dan
menghubungkan karyawan ke organisasi. Oleh karena itu dukungan
diharapkan datang dari organisasi sebagai suatu wujud untuk mengakui
keberadaan karyawan.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa perceived
organizational support adalah suatu keyakinan yang dimunculkan oleh
seseorang terhadap organisasi dimana ia bekerja mengenai penghargaan
yang diberikan oleh organisasi tersebut kepada karyawannya, sehingga
memberikan dampak timbal balik antara seseorang dengan organisasinya.
2. Aspek-aspek yang Mempengaruhi Perceived Organizational Support
Perceived organizational support dipengaruhi oleh pengalaman
yang dimiliki oleh individu, serta pengamatan mengenai keseharian
organisasi dalam memperlakukan seseorang.
Dalam hal ini sikap organisasi terhadap ide-ide yang dilontarkan
oleh karyawan, respon terhadap karyawan yang mengalami masalah serta
perhatian perusahaan terhadap kesejahteraan dan kesehatan karyawan
merupakan tiga aspek yang menjadi perhatian utama dari karyawan
(Asiyah, 2014). Ketiga aspek yang menjadi perhatian utama dari
karyawan yaitu:
Pengaruh Perceived Organizational…, Risa Yuliana, Fakultas Psikologi UMP, 2017
32
1. Sikap organisasi terhadap ide-ide karyawan
Perceived organizational support dipengaruhi oleh sikap
organisasi terhadap ide-ide yang dilontarkan oleh karyawan. Bila
organisasi melihat ide dari karyawan sebagai sumbangan yang
kontruktif, yang mungkin saja dapat diwujudkan melalui
perencanaan yang matang, maka individu yang bekerja ditempat
tersebut memiliki persepsi yang positif akan dukungan organisasi
terhadap diri mereka. Sebaliknya, perceived organizational support
akan menjadi negatif bila perusahaan selalu menolak ide dari
karyawan dan segala sesuatu merupakan keputusan dari pimpinan
puncak.
2. Respon terhadap karyawan yang menghadapi masalah
Bila organisasi cenderung untuk berdiam diri dan tidak
memperlihatkan usaha untuk membantu individu yang terlibat
masalah, maka karyawan akan melihat bahwa tidak ada dukungan
yang diberikan organisasi terhadap karyawan.
3. Respon terhadap kesejahteraan dan kesehatan karyawan
Perhatian organisasi akan kesejahteraan karyawan juga
mempengaruhi tingkat perceived organizational support karyawan.
Karyawan yang melihat bahwa organisasi berusaha keras untuk
meningkatkan kesejahteraan individu yang bekerja didalamnya, akan
melihat hal ini sebagai suatu hal yang positif. Karyawan melihat
Pengaruh Perceived Organizational…, Risa Yuliana, Fakultas Psikologi UMP, 2017
33
bahwa organisasi memberikan dukungan agar setiap orang dapat
bekerja secara optimal demi tercapainya tujuan bersama.
Waileruny (2014) menyatakan bahwa perceived organizational
support adalah tingkat sampai mana karyawan yakin organisasi
menghargai kontribusi mereka dan peduli dengan kesejahteraan mereka.
Perceived organizational support dalam penelitian ini diukur dari tiga
indikator, sebagai berikut:
a. Fairness (Keterbukaan)
Fairness merupakan suatu aturan prosedural yang berfokus
pada keadilan dan ketidakadilan distribusi sumber daya pekerjaan.
Menurut Roades dan Eisenberger (2002), terjadinya keadilan yang
berulang-ulang dalam membuat keputusan mengenai distribusi
sumber daya akan memiliki pengaruh yang dirasakan karyawan yang
ditunjukkan dengan adanya perhatian pada kesejahteraan karyawan.
Persepsi karyawan mengenai indikator ini diukur melalui:
1. Memiliki prosedur yang adil bagi setiap karyawan.
2. Memiliki komunikasi yang terbuka bagi penempatan karyawan.
3. Memberikan kesempatan berkembang bagi setiap karyawan
b. Supervisor Support (Dukungan Atasan)
Karyawan akan mengembangkan penilaian umumnya ini
melalui derajat dukungan atasan yang peduli terhadap kesejahteraan
karyawan. Kepala bagian merupakan bagian dari organisasi yang
memiliki peran untuk mengarahkan dan mengkoordinasikan arah dari
Pengaruh Perceived Organizational…, Risa Yuliana, Fakultas Psikologi UMP, 2017
34
kinerja tiap divisi. Sehingga hal ini memiliki kontribusi yang
signifikan bagi pengembangan penilaian umum karyawan terhadap
organisasinya itu sendiri (Kotte & Sharafinski, dalam Rhoades &
Eisenberger, 2002).
Persepsi karyawan mengenai indikator ini diukur melalui:
1. Supervisor tidak mengabaikan keluhan karyawan.
2. Supervisor menunjukan kepeduliaan terhadap kesejahteraan
karyawan.
3. Supervisor menghargai upaya ekstra dari karyawan.
4. Supervior bangga terhadap keberhasilan karyawan
c. Penghargaan organisasi dan kondisi kerja
Shore & Shore (dalam Rhoades & Eisenberger, 2002)
menjelaskan bahwa sumber daya dari organisasi berhubungan positif
dengan persepsi dukungan organisasi. Variasi dari penghargaan
organisasi dan kondisi kerja antara lain: recognition, gaji, promosi
jabatan, jaminan kerja, job security, dan pelatihan.
Persepsi karyawan mengenai indikator ini diukur melalui:
1. Menghargai kontribusi karyawan bagi organisasi
2. Peduli tentang pembayaran yang diterima setiap karyawan
3. Memberikan kesempatan untuk setiap jenjang karir
4. Menyediakan keamanan bagi karyawan dalam bekerja
5. Menyediakan pelatihan yang sesuai dengan pekerjaan karyawan
Pengaruh Perceived Organizational…, Risa Yuliana, Fakultas Psikologi UMP, 2017
35
Pada dasarnya perceived organizational support merupakan suatu
persepsi karyawan bahwa dirinya dihargai dan diperhatikan oleh
organisasi atau perusahaan tempatnya bekerja. Bila organisasi
memperhatikan dan menghargai upaya yang dilakukan oleh individu
untuk mencapai tujuan perusahaan maka individu akan mempersepsikan
bahwa organisasi memberikan dukungan terhadap mereka. Rhoades dan
Eisenberger (2002) menyatakan bahwa kepedulian, rasa dihargai dan
keanggotaan diyakini berhubungan dengan dukungan organisasi, untuk
memenuhi kebutuhan sosial dan emosional karyawan sehingga peran dan
identitas sosial menjadi terintegrasi dengan organisasi.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa aspek-aspek
perceived organizational support terdiri dari : (1) Fairness atau
keterbukaan, (2) Supervisor support atau dukungan dari atasan, (3)
Penghargaan organisasi dan kondisi kerja.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perceived Organizational Support
Sigit (2003) menjelaskan beberapa faktor kompleks yang masuk
dalam perceived organizational support di antaranya :
1. Hallo Effect ialah memberikan tambahan penilaian (judgement)
kepada seseorang atau sesuatu yang masih bertalian dengan hasil
persepsi yang telah di buat. Halo effect juga dapat di artikan adanya
atau hadirnya sesuatu, sehingga kesimpulan yang di buat tidak
murni.
Pengaruh Perceived Organizational…, Risa Yuliana, Fakultas Psikologi UMP, 2017
36
2. Attribution (atribusi), mengacu pada bagaimana orang menjelaskan
penyebab perilaku orang lain atau dirinya sendiri. Atribusi adalah
proses kognitif dimana orang menarik kesimpulan mengenai faktor
yang mempengaruhi atau masuk akal terhadap perilaku orang lain.
Ada dua jenis atribusi yaitu atribusi disposisional, yang menganggap
perilaku seseorang berasal dari faktor internal seperti ciri
kepribadian, motivasi, atau kemampuan, dan atribusi situasional
yang menghubungkan perilaku seseorang dengan faktor eksternal
seperti peralatan atau pengaruh sosial dari orang lain.
3. Stereotyping (memberi stereotipe) ialah memberi sifat kepada
seseorang semata-mata atas dasar sifat yang ada pada kelompok, rasa
tau bangsa secara umum sebagaimana pernah di dengar atau
diketahui dari sumber lain. Stereotip menghubungkan ciri yang baik
atau tidak baik pada orang yang sedang di nilai.
4. Projection (proyeksi), ialah suatu mekanisme meramal, apa yang
akan dilakukan oleh orang yang di persepsi, dan sekaligus orang
yang mempersepsi itu melakukan persiapan pertahanan untuk
melindungi dirinya terhadap apa yang akan di perbuat orang yang di
persepsi.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa perceived
organizational support dapat dipengaruhi oleh beberapa yaitu antara lain
: (1) Hallo effect, (2) Attribution, (3) Stereotyping, dan (4) Projection.
Pengaruh Perceived Organizational…, Risa Yuliana, Fakultas Psikologi UMP, 2017
37
C. Pengaruh Perceived Organizational Support Terhadap Keterlibatan
Kerja Pada Karyawan Waroeng Sambal Purwokerto
Manusia dalam sebuah perusahaan memiliki peran sentral dalam
menggerakkan roda perkembangan dan laju produktivitas perusahaan.
Manajemen sumber daya manusia yang dilaksanakan dengan baik akan
memberikan kontribusi yang cukup besar dalam usaha mencapai sasaran
organisasi atau perusahaan (Triton, 2005). Pengelolaan sumber daya manusia
merupakan hal yang kompleks dan perlu terus dikembangkan terutama yang
berkaitan dengan keterlibatan, pemberdayaan, dan insentif yang kemudian
mengarah kepada perilaku kompetitif (Prasetyo, 2016).
Menurut Lodahl & Kejner dalam Aryaningtyas & Suharti (2013)
keterlibatan kerja didefinisikan sebagai sejauh mana seseorang
mengidentifikasi secara psikologis dengan pekerjaannya atau pentingnya
pekerjaan dalam citra diri individu. Keterlibatan kerja merupakan salah satu
variabel yang dapat digunakan untuk memprediksi kondisi di dalam
organisasi, seperti tingkat absenteeism dan turnover.
Teori Pertukaran Sosial (Social Exchange Theory), menjelaskan
bahwa karyawan cenderung melihat apakah terdapat sikap atau perilaku
menguntungkan dari organisasi yang muncul dari hubungan pertukaran yang
terjadi antara karyawan dan pimpinan organisasi. Apabila karyawan percaya
bahwa organisasi menyediakan dukungan yang mereka perlukan, menilai
kontribusi mereka, dan peduli tentang kesejahteraan mereka, maka hal ini
Pengaruh Perceived Organizational…, Risa Yuliana, Fakultas Psikologi UMP, 2017
38
dapat meningkatkan keterlibatan kerja karyawan (Rhoades & Eisenberger
dalam Aryaningtyas & Suharti, 2013).
Namun pada kenyataannya, karyawan memiliki persepsi masing-
masing terhadap perusahaan tempat mereka bekerja. Persepsi karyawan
mengenai sejauh mana perusahaan dapat menghargai kontribusi mereka dan
peduli terhadap kesejahteraan mereka disebut dengan perceived
organizational support (Rhoades & Eisenberger, 2002).
Perceived organizational support dapat memberikan sikap atau
perilaku positif karyawan. Jika karyawan menganggap bahwa dukungan
organisasi yang di terimanya tinggi, maka karyawan tersebut akan
menyatukan keanggotaan sebagai anggota organisasi ke dalam identitas diri
mereka dan kemudian mengembangkan hubungan dan persepsi yang lebih
positif terhadap organisasi tersebut.
Perceived organizational support penting bagi karyawan, sebagai
bukti bahwa hasil kerjanya selama berada dalam organisasi terus dihargai.
Apabila karyawan percaya bahwa organisasi menyediakan dukungan yang
mereka perlukan, menilai kontribusi mereka, dan peduli tentang kesejahteraan
mereka, maka hal ini dapat meningkatkan keterlibatan kerja karyawan
(Rhoades & Eisenberger, 2002). Hal ini didukung oleh hasil penelitian
Dharmasri & Vathsala (2010) menemukan bahwa perceived organizational
support berpengaruh signifikan positif terhadap keterlibatan kerja. Penelitian
lain yang dilakukan oleh Aryaningtyas dan Suharti (2013) juga membuktikan
bahwa perceived organizational support berpengaruh positif dan signifikan
Pengaruh Perceived Organizational…, Risa Yuliana, Fakultas Psikologi UMP, 2017
39
terhadap keterlibatan kerja. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa
keterlibatan kerja timbul sebagai respon terhadap suatu pekerjaan atau situasi
tertentu dalam lingkungan kerja. Dengan lain kata, suatu jenis pekerjaan atau
situasi dalam lingkungan kerja akan memengaruhi orang tersebut makin
terlibat atau tidak dalam pekerjaannya. Hal ini juga memperkuat pentingnya
memberi dukungan bagi karyawan di tempat kerja.
Dengan demikian, adanya perceived organizational support yang
terbentuk pada karyawan Rumah Makan Waroeng Sambal dirasa akan dapat
meningkatkan keterlibatan kerja karyawan dalam melakukan pekerjaannya
agar dapat meningkatkan produktivitas organisasi dan juga guna mencapai
tujuan yang telah ditentukan.
D. Kerangka Berfikir
Perceived organizational support dapat memberikan sikap atau
perilaku positif karyawan. Jika karyawan menganggap bahwa dukungan
organisasi yang di terimanya tinggi, maka karyawan tersebut akan
menyatukan keanggotaan sebagai anggota organisasi ke dalam identitas diri
mereka dan kemudian mengembangkan hubungan dan persepsi yang lebih
positif terhadap organisasi tersebut.
Perceived organizational support penting bagi karyawan, sebagai
bukti bahwa hasil kerjanya selama berada dalam organisasi terus dihargai.
Apabila karyawan percaya bahwa organisasi menyediakan dukungan yang
mereka perlukan, menilai kontribusi mereka, dan peduli tentang kesejahteraan
Pengaruh Perceived Organizational…, Risa Yuliana, Fakultas Psikologi UMP, 2017
40
mereka, maka hal ini dapat meningkatkan keterlibatan kerja karyawan
(Rhoades & Eisenberger, 2002). Berdasarkan teori pertukaran sosial,
dijelaskan bahwa karyawan cenderung melihat apakah terdapat sikap atau
perilaku menguntungkan dari organisasi yang muncul dari hubungan
pertukaran yang terjadi antara karyawan dan pimpinan organisasi. Apabila
karyawan percaya bahwa organisasi menyediakan dukungan yang mereka
perlukan, menilai kontribusi mereka, dan peduli tentang kesejahteraan
mereka, maka hal ini dapat meningkatkan keterlibatan kerja karyawan
(Rhoades & Eisenberger dalam Aryaningtyas & Suharti, 2013).
Selain itu, perceived organizational support memiliki hubungan yang
positif dengan keterlibatan kerja, dimana semakin positif persepsinya
terhadap organisasi tempatnya bekerja, maka semakin tinggi keterlibatan
kerjanya.
Kerangka berfikir dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar.1 Kerangka berfikir penulis.
Perceived Organizational
Support
a. Keterbukaan
b. Dukungan dari atasan
c. Penghargaan organisasi
d. Kondisi kerja
Waileruny (2014)
Keterlibatan Kerja
a. Aktif berpartisipasi
b. Pekerjaan sebagai hal yang
penting
c. Pekerjaan sebagai harga diri
Robbin dan Judge (2008)
Pengaruh Perceived Organizational…, Risa Yuliana, Fakultas Psikologi UMP, 2017
41
E. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini yaitu terdapat pengaruh perceived
organizational support terhadap keterlibatan kerja pada karyawan di Rumah
Makan Waroeng Sambal Purwokerto.
Pengaruh Perceived Organizational…, Risa Yuliana, Fakultas Psikologi UMP, 2017