bab ii kajian teori a. kajian teoretis 1. hakikat bahan ajarrepository.ump.ac.id/4557/3/bab ii_bayu...
TRANSCRIPT
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kajian Teoretis
1. Hakikat Bahan Ajar
Peran seorang guru dalam merancang ataupun menyusun bahan
ajar sangatlah menentukan keberhasilan proses belajar. Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia (2003:87) “bahan ajar” berarti “segala sesuatu
yang dapat dipakai atau dijadikan pedoman atau digunakan untuk
mengajar”.
Bahan ajar adalah segala bahan (baik informasi, alat maupun teks)
yang disusun secara sistematis, yang menampilkan sosok utuh dari
kompetensi yang akan dikuasai peserta didik dan digunakan dalam proses
pembelajaran dengn tujuan perencanaan dan penelaahan implementasi
pembelajaran (Prastowo, 2011: 17).
Bahan ajar adalah segala bentuk bahan berupa seperangkat materi
yang disusun secara sistematis yang digunakan untuk membantu
guru/instruktur dalam melaksanakan kegiatan pemebelajaran dan
memungkinkan siswa untuk belajar (Direktorat Pembinaan SMA, 2010).
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, penulis menyimpulkan
bahan ajar adalah segala sesuatu yang dapat dipakai atau dijadikan
pedoman untuk mengajar yang disusun secara sistematis berupa materi
Pengembangan Bahan Ajar…, Bayu Aji Wicaksono, Program Pasca Sarjana UMP, 2017
pembelajaran yang dapat memudahkan siswa dalam rangka mencapai
standar kompetensi yang telah ditentukan.
a. Jenis-jenis Bahan Ajar
Jenis bahan ajar terbagi menjadi lima macam, yaitu : (1) Bahan
cetak (Printed), yakni sejumlah bahan yang disiapkan dalam kertas,
yang dapat berfungsi utuk keperluan pembelajaran atau penyampaian
informasi. Contohnya, handout, buku, modul, lembar keja siswa,
brosur dll., (2) Bahan ajar dengar atau program Audio, yakni semua
system yang menggunakan sinyal radio secara langsung, yang dapat
dimainkan atau di dengar oleh sekelompok orang. Contohnya kaset,
radio, dan piringan hitam, (3) Bahan ajar pandang dengar
(audiovisual), yakni semua system yang menggunakan sinyal radio
dapat dikombinasikan dengan gambar bergerak. Contoh, Film, (4)
Bahan ajar multimedia interaktif (Interactive Teaching Material)
seperti CAI, compact disc (CD), dan multimedia pembelajaran
interaktif, dan (5) Bahan ajar berbasis web (web based learning
materials). (Direktorat Pengembangan SMA, 2010).
b. Kriteria Bahan Ajar
Menurut Arif dan Napitupulu (1997), kriteria bahan ajar yaitu :
1) Bahan ajar hendaknya sesuai dengan tujuan pembelajaran, 2) sesuai
dengan kebutuhan peserta didik, 3) benar-benar dalam penyajian
faktualnya, 4) Menggambarkan latar belakang dan suasana yang
dihayati peserta didik, 5) mudah dan ekonomis dalam penggunaanya,
Pengembangan Bahan Ajar…, Bayu Aji Wicaksono, Program Pasca Sarjana UMP, 2017
6) cocok dengan gaya belajar peserta didik, dan 7) Lingkungan dimana
bahan ajar digunakan harus tepat sesuai dengan jenis media yang
digunakan.
Berdasar pendapat-pendapat tersebut, maka dapat disimpulkan
bahwa bahan ajar yang baik mempunyai kriteria: 1) Sesuai dengan
tujuan pembelajaran maksudnya, bahan ajar yang dipilih/digunakan
sebaiknya mendukung kegiatan pembelajaran yang diselenggarakan, 2)
Berguna dan sesuai dengan perkembangan anak, maksudnya bahwa
bahan ajar dapat memotivasi belajar peserta didik dan senang dalam
mengikuti kegiatan belajar, 3) Mudah dipahami maksudnya baik
materi maupun penggunaan bahasanya mudah diikuti oleh peserta
didik, dan 4) Tersusun secara sistematis artinya, bahan ajar disajikan
dengan sistematika yang urut.
c. Prinsip-prinsip Pengembangan Bahan Ajar
Ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam
pengembangan bahan ajar yaitu: (1) Prinsip relevansi atau keterkaitan
materi sesuai dengan tuntutan Standar Kompetensi/Kompetensi Dasar,
(2) Prinsip konsistensi atau keajegan, dimaksudkan jika kompetensi
dasar yang harus dicapai siswa ada empat macam, maka bahan ajarnya
pun harus empat macam, (3) Prinsip adekuasi atau kecukupan adalah
kecukupan materi dalam bahan ajar untuk mencapai kompetensi
seperti yang diajarkan oleh guru (Direktorat Pembinaan SMA, 2010).
Selain prinsip tersebut, menurut Prastowo (2011: 58-60) ada
Pengembangan Bahan Ajar…, Bayu Aji Wicaksono, Program Pasca Sarjana UMP, 2017
tiga prinsip yang dapat dijadikan pedoman. Pertama, prinsip relevansi.
Maksudnya, bahan ajar yang dipilih hendaknya ada relasi dengan
pencapaian standar kompetensi maupun kompetensi dasar. Kedua,
prinsip konsistensi, maksudnya bahan ajar yang dipilih memiliki
keajegan. Jadi, antara kompetensi dasar yang mesti dikuasai peserta
didik dengan bahan ajar yang disediakan memiliki keselarasan dan
kesamaan. Ketiga, prinsip kecukupan, maksudnya, ketika memilih
bahan ajar hendaknya dicari yang memadai untuk membantu siswa
menguasai kompetensi dasar yang diajarkan.
Adapun penelitian pengembangan ini dilakukan dengan
mengacu pada prinsip pengembangan bahan ajar menurut Borg and
Gall yang dikembangkan oleh Sugiyono yaitu penelitian
pengembangan level 3, yaitu peneliti melakukan penelitian untuk
mengembangkan produk yang telah ada, membuat produk dan menguji
keefektifan produk tersebut secara terbatas.
2. Hakikat Big Book
a. Pengertian Big Book
Bahan ajar yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah Big
Book. Bahan ajar berbasis visual memegang peran yang sangat penting
dalam proses belajar. Bahan ajar ini dapat memperlancar pemahaman
(misalnya melalui elaborasi struktur dan elaborasi) dan memperkuat
ingatan. Visual (image)dapat pula menambah minat siswa dan dapat
memberikan hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata.
Pengembangan Bahan Ajar…, Bayu Aji Wicaksono, Program Pasca Sarjana UMP, 2017
Agar menjadi efektif, visual sebaiknya ditempatkan pada konteks yang
bermakna dan siswa harus berinteraksi dengan visual (image) itu untuk
meyakinkan terjadinya proses informasi.
Buku besar (Big Book) adalah buku bacaan yang memiliki
ukuran, tulisan, dan gambar yang besar. Big Book berkarakteristik
khusus yang dibesarkan, baik teks maupun gambarnya, sehingga
memungkinkan terjadinya kegiatan membaca bersama antara guru dan
murid. Ukuran Big Book bisa beragam, misalnya ukuran A3, A4, A5,
atau seukuran koran. Ukuran Big Book harus mempertimbangkan segi
keterbacaan seluruh siswa di kelas.
Guru dapat memilih Big Book yang isi cerita dan topiknya
sesuai dengan minat siswa atau sesuai dengan tema pelajaran. Bahkan,
guru dapat membuat sendiri Big Book sesuai dengan karakteristik dan
kebutuhan siswa. Big Book digunakan oleh guru saat ia sedang
melakukan pemodelan membaca atau membaca bersama. Jenis buku
ini akan diminati siswa karena tampilannya menarik perhatian mereka.
b. Prinsip-prinsip Pembuatan Big Book
Big Book merupakan media berbasis visual sehingga harus
mengikuti prinsip dasar dan penuntun dalam rangka memenuhi
kebutuhan penggunaan media berbasis visual. Prinsip-prinsip tersebut
antara lain prinsip kesederhanaan, keterpaduan, penekanan, dan
keseimbangan. Uraiannya adalah sebagai berikut:
Pengembangan Bahan Ajar…, Bayu Aji Wicaksono, Program Pasca Sarjana UMP, 2017
1) Kesederhanaan
Jumlah elemen yang lebih sedikit memudahkan siswa menangkap
dan memahami pesan yang disampaikan. Pesan atau informasi
yang panjang dan rumit harus dibagi ke dalam beberapa bahan
visual yang mudah dibaca dan mudah dipahami, demikian pula
teks yang menyertai bahan visual harus dibatasi (misalnya antara
15 sampai 20 kata). Kata-kata harus memakai huruf yang
sederhana dengan gaya huruf yang mudah terbaca dan tidak terlalu
beragam dalam satu tampilan ataupun serangkaian tampilan visual.
Kalimat-kalimatnya juga harus ringkas tetapi padat, dan mudah
dimengerti.
2) Keterpaduan
Keterpaduan mengacu kepada hubungan yang terdapat di antara
elemen-elemen-elemen visual yang ketika diamati akan berfungsi
secara bersama-sama. Elemen-elemen itu harus saling terkait dan
menyatu sebagai suatu keseluruhan sehingga visual itu merupakan
suatu bentuk menyeluruh yang dapat dikenal yang dapat membantu
pemahaman pesan dan informasi yang dikandungnya.
3) Penekanan
Penekanan pada salah satu unsur akan menjadi pusat perhatian
siswa. Dengan menggunakan ukuran, hubungan-hubungan,
perspektif, warna, atau ruang penekanan dapat diberikan kepada
unsur terpenting.
Pengembangan Bahan Ajar…, Bayu Aji Wicaksono, Program Pasca Sarjana UMP, 2017
4) Keseimbangan
Bentuk atau pola yang dipilih sebaiknya menempati ruang
penayangan yang memberikan persepsi keseimbangan meskipun
tidak semuanya simetris. Keseimbangan yang keseluruhannya
simetris disebut keseimbangan formal. Keseimbangan seperti ini
menampakkan dua bayangan yang sama dan sebangun. Oleh
karena itu keseimbangan formal cenderung statis. Sebaliknya,
keseimbangan informal (tidak seluruhnya simetris) cenderung
memberikan kesan dinamis dan menarik perhatian siswa.
Menurut Karges-Bone (1992) agar pembelajaran bahasa dapat
lebih efektif dan berhasil, sebuah Big Book sebaiknya memiliki kriteria
berikut ini:
1) Cerita singkat (10-15 halaman).
2) Pola kalimat jelas.
3) Gambar memiliki makna.
4) Jenis dan ukuran huruf jelas terbaca.
5) Jalan cerita mudah dipahami.
Beberapa halaman Big Book memunculkan kata secara
berulang untuk dipelajari siswa. Curtain dan Dahlberg (2004)
menyatakan bahwa Big Book memungkinkan siswa belajar membaca
melalui cara mengingat dan mengulang bacaan. Banyak ahli
pendidikan yang menyatakan bahwa Big Book sangat baik
dipergunakan di kelas awal karena dapat membantu meningkatkan
Pengembangan Bahan Ajar…, Bayu Aji Wicaksono, Program Pasca Sarjana UMP, 2017
minat siswa dalam membaca. Penggunaan Big Book dalam
pembelajaran membaca memiliki beberapa tujuan, di antaranya adalah
berikut ini.
1) Memberi pengalaman membaca.
2) Membantu siswa memahami buku.
3) Mengenalkan berbagai jenis bahan membaca kepada siswa.
4) Memberikan peluang kepada guru memberi contoh bacaan yang
baik.
5) Melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran.
6) Menyediakan contoh teks yang baik untuk digunakan siswa.
7) Menggali informasi.
c. Langkah-langkah Membuat Big Book
Dalam menyusun sebuah Big Book, ada beberapa langkah yang
dapat dilakukan yaitu :
1) Siapkan kertas minimal berukuran A3 sebanyak 8-10 halaman atau
10-15 halaman, spidol warna, lem, dan kertas HVS.
2) Tentukan topik cerita.
3) Kembangkan topik cerita menjadi cerita utuh dalam kalimat-kalimat
singkat.
4) Tentukan gambar atau ilustrasi untuk setiap halaman.
5) Buatlah desain cerita dan gambar/ilustrasi.
6) Rencanakanlah isi setiap halaman buku besar:
Pengembangan Bahan Ajar…, Bayu Aji Wicaksono, Program Pasca Sarjana UMP, 2017
7) Apa kalimatnya dan bagaimana gambar/ilustrasinya yang sesuai
dengan kalimat tersebut.
8) Dalam satu halaman terdapat beberapa kalimat singkat disertai
dengan gambar/ilustrasi yang sesuai. Begitu juga dengan bagian
muka (cover) Big Book. Tuliskan judul Big Book, tentukan
gambar/ilustrasi yang menarik dan sesuai dengan judul, serta
tulislah nama penulisnya.
d. Skenario Pembelajaran Menggunakan Bahan Ajar Big Book
Susan dan Barbara (2006: 494-497) memaparkan langkah-
langkah pembelajaran dengan menggunakan Big Book supaya
memudahkan guru dalam mengajar. Berikut langkah-langkah
pembelajaran menggunakan Big Book:
1) saat Big Book digunakan untuk mengajar, pertama-tama guru
menunjukkan sampul bagian depan. Kegiatan ini membuat siswa
menjadi memiliki rasa ingin tahu yang tinggi terhadap isi cerita
yang ada pada Big Book. Guru dapat bertanya tentang apa saja
yang siswa amati pada sampul Big Book. Siswa kemudian
memunculkan pendapat-pendapat mereka dengan kata-kata
sederhana. Guru terus memancing siswa supaya rasa ingin tahu
mereka bertambah dan dapat fokus terhadap pelajaran. Guru dapat
menuliskan di papan tulis prediksi-prediksi dari siswa tentang isi
cerita di dalam Big Book,
Pengembangan Bahan Ajar…, Bayu Aji Wicaksono, Program Pasca Sarjana UMP, 2017
2) selanjutnya, guru mulai membaca judul dan nama pengarang untuk
menambah prediksi-prediksi dari siswa. Hal ini bertujuan supaya
keadaan kelas terlihat akrab dengan tanggapan terbuka. Guru juga
mengaitkan pengetahuan yang dimiliki siswa dengan judul Big
Book
3) guru mulai membacakan cerita dengan keras dan ekspresif supaya
siswa dapat fokus terhadap cerita. Guru juga menunjukkan gambar
ilustrasi cerita supaya siswa mengetahui secara pasti bagaimana
gambaran cerita. Siswa mendengarkan tanpa menyela sampai akhir
cerita.
4) guru bertanya bagaimana isi cerita yang telah dibacanya apakah
menarik atau tidak. Siswa mulai mengekspresikan reaksi mereka.
5) guru mengajak siswa untuk membaca bersama dengan suara keras
secara klasikal. Guru menunjuk setiap kata yang dibaca.
6) guru meminta siswa membaca cerita secara kelompok agar siswa
benarbenar memahami isi cerita.
7) guru menunjuk siswa satu per satu untuk membaca. Membaca
berulang-ulang dapat meningkatkan keterampilan siswa.
8) guru mengembangkan keterampilan membaca siswa untuk melihat
apakah siswa mengetahui isi yang di baca atau belum. Hal yang
biasa dilakukan dalam kegiatan pengembangan yaitu menceritakan
kembali isi cerita yang di baca.
Langkah-langkah pembelajaran menggunakan Big Book juga
Pengembangan Bahan Ajar…, Bayu Aji Wicaksono, Program Pasca Sarjana UMP, 2017
dapat dilakukan sebagai berikut: (a) Guru menyiapkan alat/bahan yang
dibutuhkan (Big Book), (b) Guru terlebih dahulu membaca Big Book
sampai benar-benar memahami isinya, (c) Guru mengkondisikan siswa
(siswa yang belum lancar membaca duduk di depan), (d) Guru
mengatur strategi sesuai kondisi kelas, (e) Guru membaca cerita
dengan intonasi yang sesuai, (f) Guru membaca dan siswa menyimak
sambil melihat bacaan yang tertera pada buku, (g) Guru meminta salah
satu siswa membaca kalimat berikutnya, diikuti siswa yang lain.
Begitu seterusnya, dan (h) Di akhir cerita, guru meminta siswa
menceritakan kembali isi cerita. (Modul Lokakarya Praktik yang Baik:
40)
Sedangkan pada penelitian ini, langkah-langkah pembelajaran
membaca permulaan melalui media Big Book adalah sebagai berikut:
1) Guru mengatur tempat duduk siswa supaya lebih nyaman,
2) Guru memperlihatkan sampul Big Book dan membacakan judul Big
Book.
3) Guru bertanya kepada siswa apa yang mereka pikirkan terkait judul
Big Book.
4) Guru menulis jawaban-jawaban siswa di papan tulis.
5) Guru membacakan Big Book dengan lafal dan intonasi yang jelas.
6) Guru mencocokkan prediksi siswa dengan cerita yang telah di
baca.
Pengembangan Bahan Ajar…, Bayu Aji Wicaksono, Program Pasca Sarjana UMP, 2017
7) Guru bertanya apakah siswa suka dengan cerita di dalam Big
Books.
8) Guru membacakan Big Book lagi dengan menunjuk setiap kata.
9) Guru mempersilahkan siswa untuk bertanya atau memberikan
tanggapan terkait cerita di dalam Big Book.
10) Guru membacakan cerita di dalam Big Book dan diikuti oleh
seluruh siswa
11) Guru meminta siswa secara kelompok membaca cerita di dalam
Big Book.
12) Guru meminta siswa satu per satu membaca cerita di dalam Big
Book.
13) Guru mengatur siswa lain agar mendengarkan apa yang sedang
dibacakan temannya.
14) Guru memberikan bimbingan dan evaluasi terkait membaca siswa,
dan
15) Guru meminta siswa untuk menuliskan kembali cerita di dalam Big
Book.
e. Kelebihan Menggunakan Big Book
Kelebihan menggunakan Big Book adalah guru dengan mudah
menarik perhatian siswa supaya fokus terhadap bacaan atau cerita
yang akan dibaca. Selain itu saat guru melafalkan bacaan, siswa dapat
melihat kalimatnya karena Big Book dibuat dengan ukuran besar baik
gambar maupun tulisannya. Siswa tentu tertarik untuk belajar
Pengembangan Bahan Ajar…, Bayu Aji Wicaksono, Program Pasca Sarjana UMP, 2017
membaca dengan buku yang besar dan berwarna.
Dengan ukurannya yang besar dan gambar yang menarik, Big
Book memiliki beberapa keistimewaan, di antaranya adalah berikut
ini:
1) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat dalam
kegiatan membaca dengan cara yang tidak menakutkan.
2) Memungkinkan semua siswa melihat tulisan yang sama ketika
guru membaca tulisan tersebut.
3) Memungkinkan siswa secara bersama-sama memberi makna pada
setiap tulisan yang ada dalam Big Book.
4) Memberikan kesempatan kepada siswa yang lambat membaca
untuk mengenali tulisan dengan bantuan guru dan teman-teman
lainnya.
5) Disukai siswa, termasuk siswa yang terlambat membaca. Dengan
membaca Big Book bersama-sama, timbul keberanian dan
keyakinan dalam diri siswa bahwa mereka “sudah bisa” membaca.
6) Mengembangkan semua aspek bahasa.
7) Dapat diselingi percakapan yang relevan mengenai isi cerita
bersama siswa sehingga topik bacaan semakin berkembang sesuai
pengalaman dan imajinasi siswa.
Big Book tidak hanya menekankan pada keterampilan
membaca dan menulis siswa, tetapi juga dapat mengembangkan sikap
dan karakter baik pada diri mereka. Hal tersebut diperoleh dari makna
Pengembangan Bahan Ajar…, Bayu Aji Wicaksono, Program Pasca Sarjana UMP, 2017
atau pesan yang terkandung dalam sebuah cerita yang dituliskan
dalam Big Book.
3. Hakikat Budaya Lokal
Menurut KBBI, budaya memiliki arti pikiran, akal budi. Konsep
budaya selalu mengacu pada pola pikir secara menyeluruh dan kompleks
mencakup pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, adat, serta
kebiasaan yang diperoleh seseorang sebagai anggota masyarakat dalam
bentuk ide, perilaku, dan artifak. Konsepsi ini mengandung arti sebagai
berikut :
1) Bentuk budaya terdiri dari ide, perilaku, dan artifak.
2) Masyarakat memiliki cara berfikir.
3) Masyarakata memiliki kriteria mengatakan sesuatu itu baik atau buruk.
4) Baik atau buruk didasarkan pada nilai yang diyakininya.
Lokal menurut KBBI mengandung arti terjadi (berlaku, ada, dan
sebagainya) di satu tempat, tidak merata; setempat. Budaya lokal disini
mengandung pengertian budaya yang diangkat pada bahan ajar Big Book
lingkupnya terbatas pada area tertentu khususnya budaya lokal berupa cerita
rakyat yang ada di daerah kabupaten Purbalingga.
4. Hakikat Membaca Pemahaman
Banyak ahli bahasa mengatakan bahwa sampai sekarang ini, masalah
ketrampilan membaca dan pembelajarannya masih belum mendapat
perhatian. Padahal peranan membaca bagi kehidupan manusia sangat besar
frekuensinya.
Pengembangan Bahan Ajar…, Bayu Aji Wicaksono, Program Pasca Sarjana UMP, 2017
Henry Guntur Tarigan (1995:ii-iv) mengatakan : “Harus kita sadari
benar-benar bahwa membaca mempunyai peranan sosial yang amat penting
dalam kehidupan manusia sepanjang masa. Karena Pertama, membaca
merupakan alat komunikasi yang sangat diperlukan dalam masyarakat
berbudaya. Kedua, bahan bacaan setiap kurun zaman berkembang. Ketiga,
membaca dapat menjadi alat pemersatu, tetapi di satu sisi bisa menjadi
pemecah belah. Oleh karena itu guru harus belajar membaca untuk
menambah ilmu pengetahuannya sendiri dan harus mengajarkan membaca
untuk menerapkan ilmu pengetahuan kepada siswa sebagai harapan bangsa
di masa depan.
Burhan (1971:90) mengatakan bahwa membaca tidaklah hanya
menyuarakan bahasa tertulis atau mengikuti lembat lambat dan teliti bacaan
itu saja, tetapi lebih dari itu membaca adalah perbuatan yang dilakukan
berdasarkan kerjasama beberapa keterampilan, yaitu mengamati,
memahami, dan memikirkan.
Jenis-jenis membaca erat kaitannya dengan tujuan membaca.
Berdasarkan berbagai tujuan membaca, maka ada beberapa jenis membaca
yang biasa dilakukan. Menurut Sukirno, (2009:7-8) jenis-jenis kegiatan
membaca antara lain :
1. Membaca pemahaman yaitu membaca yang dilakukan dalam hati
dengan cermat dan teliti, untuk mengetahui isi bacaan sampai kepada hal
yang sekecil-kecilnya. Kecepatan membaca dalam hati sangat bervariasi.
Pengembangan Bahan Ajar…, Bayu Aji Wicaksono, Program Pasca Sarjana UMP, 2017
Kadang-kadang cepat sekali, cepat, agak lambat, dan lambat bergantung
dengan tujuan yang akan dicari dalam bacaan.
2. Membaca kritis, yaitu membaca untuk mengetahui fakta-fakta yang
terdapat dalam bacaan, kemudian memberi penilaian kepada fakta-fakta
itu. Membaca kritis adalah jenis membaca tertinggi yang dicapai
seseorang.
3. Membaca cepat, yaitu membaca secara cepat untuk memahami gagasan
pokok dalam bacaan secara cepat pula.
4. Membaca bahasa atau membaca telaah bahasa, yaitu keterampilan
membaca untuk menelaah bahasa. Penekanan membaca ini terletak pada
latihan penelaahan hukum dan kaidah bahasa.
5. Membaca untuk keperluan studi, yaitu kegiatan membaca yang
bertujuan untuk mempelajari sesuatu yang berhubungan dengan studi
seseorang.
6. Membaca untuk keperluan praktis, yaitu membaca yang digunakan
untuk memnuhi kebutuhan sehari-hari sesuai dengan tugas kita masing-
masing.
7. Membaca bebas, yaitu keterampilan membaca yang penekanannya
terletak pada latihan kebiasaan mengisi waktu terluang dengan kegiatan
membaca
8. Membaca di perpustakaan, yaitu kegiatan membaca di ruang
perpustakaan dengan memanfaatkan buku-buku di perpustaakaan.
Pengembangan Bahan Ajar…, Bayu Aji Wicaksono, Program Pasca Sarjana UMP, 2017
9. Membaca teknik, yaitu keterampilan membaca lisan atau membaca
bersuara atau membaca keras yang penekanannya terletak pada
kemempuan membaca dengan pengucapan atau pelafalan, intonasi, jeda,
dan pelaguan yang sesuai dengan isi situasi bacaan.
10. Membaca indah, yaitu keterampilan membaca nyaring/bersuara yang
sering juga disebut juga dengan istilah membaca sastra, membaca
estetis, membaca ekspresif.
Dalam penelitian pengembangan ini lebih mengarah ke membaca
pemahaman dimana siswa diharapkan mampu memahami isi cerita yang
disajikan dalam media Big Book dan mengakomodasikan dengan
pengetahuan yang sudah dimiliki. Siswa diharapkan juga dapat memahami
hal-hal kecil dalam bacaan seperti tanda baca, penggunaan huruf kapital,
dan kosakata yang ada pada cerita.
Kesimpulan diatas didukung oleh pendapat berikut, membaca
pemahaman adalah kegiatan membaca yang dilakukan oleh seseorang untuk
memahami isi bacaan secara menyeluruh. Membaca pemahaman dilakukan
dengan menghubungkan skemata atau pengetahuan awal yang dimilki
pembaca dan pengetahuan baru yang diperoleh saat membaca sehingga
proses pemahaman terbangun secara maksimal. (Modul Lokakarya Praktik
yang Baik di SD: 40).
B. Penelitian yang Relevan
Masalah rendahnya kemampuan membaca siswa dan kurangnya bahan
ajar yang mengakomodasi cerita berbasis budaya lokal merupakan masalah
Pengembangan Bahan Ajar…, Bayu Aji Wicaksono, Program Pasca Sarjana UMP, 2017
yang menarik untuk dikaji. Beberapa penelitian telah dilakukan terkait
masalah tersebut.
Pertama penelitian yang dilakukan oleh Nabilah1, Ananthia2, Abidin3
Program Studi PGSD Universitas Pendidikan Indonesia. Penelitian ini
berjudul “Penggunaan Big Book untuk Meningkatkan Kemampuan Reading
Comprehension Siswa Sekolah Dasar”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
nilai rerata hasil belajar siswa pada siklus I adalah 68, pada siklus II adalah 72,
dan pada sikus III adalah 85. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan
bahwa penggunaan Big Book dapat meningkatkan hasil belajar reading
comprehension siswa sekolah dasar.
Sekilas masalah dalam penelitian itu hampir sama dengan masalah
penelitian yang akan diteliti oleh peneliti. Perbedaannya pada penelitian yang
akan dilaksanakan peneliti, yaitu fokus pada pengembangan bahan ajar Big
Book berisi cerita berbasis budaya lokal.
Berikutnya adalah penelitian yang dilakukan oleh Desy Lavenia BR
Keliat mahasiswa Jurusan Pendidikan Pra Sekolah dan Sekolah Dasar
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan yang berjudul
“Meningkatkan Keterampilan Membaca Permulaan Melalui Media Big Book
Pada Siswa Kelas II Di SD Negeri 101797 Deli Tua T.A 2016-2017”.
Berdasarkan hasil analisis data dan hasil observasi dapat diambil kesimpulan
bahwa dengan menggunakan media Big Book dapat meningkatkan
keterampilan membaca permulaan siswa di kelas II SD Negeri 101797 Deli
Tua.
Pengembangan Bahan Ajar…, Bayu Aji Wicaksono, Program Pasca Sarjana UMP, 2017
Dalam penelitian itu terlihat ada kesamaan dengan penelitian yang
dilaksanakan oleh penulis, yaitu sama-sama mengkaji tentang Big Book. Yang
membedakan adalah penelitian yang dilakukan penulis fokus pada
pengembangan Big Book bukan hanya mengkaji manfaat penggunaan Big
Book yaitu untuk meningkatkan kemampuan membaca siswa.
Jadi dari dua contoh penelitian yang relevan tadi dan sejauh yang
peneliti ketahui belum ada penelitian yang sama persis dengan penelitian yang
peneliti lakukan.
C. Kerangka Berpikir
Membaca merupakan jendela dunia. Tapi pada kenyataannya, sebagian
besar siswa membaca hanya jika diminta oleh guru. Hal ini bisa disebabkan
buku yang dibaca kurang menarik bagi siswa, siswa belum memahami bahwa
membaca dapat dijadikan sebagai salah satu kegiatan rekreasi, dan siswa
merasa terbebani karena kegiatan membaca hanya sebagai suatu tugas yang
diberikan guru untuk mencari suatu informasi dalam kegiatan pembelajaran.
Terkait dengan kompetensi pedagogik guru dituntut untuk memiliki
pemahaman terhadap peserta didik, merancang dan melaksanakan
pembelajaran, termasuk didalamnya memilih bahan ajar yang tepat dan
mengembangkannya sehingga dapat membantu peserta didik
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
Siswa biasanya membaca apa yang mereka suka, fakta tersebut
menunjukkan bahwa pengajaran membaca perlu mendapatkan perhatian
serius. Dengan demikian merupakan tugas guru untuk menyajikan proses
Pengembangan Bahan Ajar…, Bayu Aji Wicaksono, Program Pasca Sarjana UMP, 2017
pembelajaran membaca menjadi suatu kegiatan yang menyenangkan bagi
siswa.
Terkait dengan masalah diatas, penulis berusaha menemukan solusi
permasalahan tersebut dengan mengembangkan sebuah bahan ajar berupa Big
Book berbasis budaya lokal. Big Book penulis kembangkan dengan
pertimbangan beberapa hal berikut :
1. Big Book memiliki beberapa kelebihan, diantaranya tampilannya menarik
baik warna yang mencolok, ukuran Big Book dan ukuran fontnya.
2. Big Book yang ada selama ini belum ada yang mengangkat cerita berbasis
budaya lokal, dalam hal ini cerita rakyat yang ada di daerah asal siswa yaitu
cerita sejarah yang berasal dari Kabupaten Purbalingga. Oleh karena itu
penulis berkeyakinan, cerita yang diangkat dari lingkungan sekitar siswa
akan lebih menarik minat siswa dan memudahkan siswa dalam belajar
membaca sehingga kemampuan membaca siswapun akan meningkat.
Selain itu, penulis juga memiliki tujuan di dalam mengembangkan Big
Book berbasis budaya lokal, yaitu ingin melestarikan budaya lokal berupa
cerita rakyat yang berjudul “Sejarah Wirasaba” sehingga siswapun tidak
akan lupa dengan sejarah daerahnya.
Dengan menggunakan bahan ajar yang tepat dan menarik baik dari segi
tampilan maupun isi ceritanya diduga kuat akan meningkatkan kemampuan
membaca pemahaman siswa.
Pengembangan Bahan Ajar…, Bayu Aji Wicaksono, Program Pasca Sarjana UMP, 2017