bab ii kajian teori 2.1. hakikat...

21
BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Hakikat Motivasi 2.1.1. Definisi Motivasi Banyak sekali bahkan sudah umum orang menyebut dengan “motif” untuk menunjukkan mengapa seseorang itu berbuat sesuatu. Kata “motif” diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subyek untuk melakukan aktivitas-aktivtas tertentu demi mencapai suatu tujuan bahkan motif dapat diartikan sebagai sesuatu kondisi intern (kesiapsiagaan). Berawal dari kata “motif” itu, maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada saat-saat tertentu terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan/mendesak. Menurut Mc. Donald, Motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan, (dalam Sardiman, 2007:25). Dari pengertian yang diketemukan Mc. Donald mengandung tiga elemen penting. 1) Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu manusia. perkembangan motivasi akan membawa beberapa perubahan energi di dalam sistem “neurophysiological” yang ada pada organisme manusia. Karena menyangkut perubahan energi manusia (walaupun motivasi itu muncul dari dalam diri manusia), penampakannya akan menyangkut kegiatan fisik manusia. 2) Motivasi ditandai dengan munculnya rasa “feeling”, afeksi seseorang dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan-persoalan kewajiban afeksi dan emosi yang dapat menentukan tingkah laku manusia.

Upload: dinhbao

Post on 09-Mar-2019

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Hakikat Motivasieprints.ung.ac.id/7580/3/2013-2-2-86207-153409152-bab2... · pada diri manusia, ... Pada masa ini perkembangan otak dan fisik bayi selalu

BAB II

KAJIAN TEORI

2.1. Hakikat Motivasi

2.1.1. Definisi Motivasi

Banyak sekali bahkan sudah umum orang menyebut dengan “motif” untuk

menunjukkan mengapa seseorang itu berbuat sesuatu. Kata “motif” diartikan sebagai daya

upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai

daya penggerak dari dalam dan di dalam subyek untuk melakukan aktivitas-aktivtas tertentu

demi mencapai suatu tujuan bahkan motif dapat diartikan sebagai sesuatu kondisi intern

(kesiapsiagaan). Berawal dari kata “motif” itu, maka motivasi dapat diartikan sebagai daya

penggerak yang telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada saat-saat tertentu terutama bila

kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan/mendesak.

Menurut Mc. Donald, Motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang

ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya

tujuan, (dalam Sardiman, 2007:25). Dari pengertian yang diketemukan Mc. Donald

mengandung tiga elemen penting.

1) Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap

individu manusia. perkembangan motivasi akan membawa beberapa perubahan

energi di dalam sistem “neurophysiological” yang ada pada organisme manusia.

Karena menyangkut perubahan energi manusia (walaupun motivasi itu muncul

dari dalam diri manusia), penampakannya akan menyangkut kegiatan fisik

manusia.

2) Motivasi ditandai dengan munculnya rasa “feeling”, afeksi seseorang dalam hal

ini motivasi relevan dengan persoalan-persoalan kewajiban afeksi dan emosi yang

dapat menentukan tingkah laku manusia.

Page 2: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Hakikat Motivasieprints.ung.ac.id/7580/3/2013-2-2-86207-153409152-bab2... · pada diri manusia, ... Pada masa ini perkembangan otak dan fisik bayi selalu

3) Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan, jadi motivasi dalam hal ini

sebenarnya merupakan respons daru suatu aksi, yakni tujuan motivasi memang

muncul dari dalam diri manusia tetapi kemunculannya karena

terangsang/terdorong oleh adanya unsur lain, dalam hal ini adalah tujuan. Tujuan

ini akan menyangkut soal kebutuhan.

Berdasarkanketiga elemen di atas, dapat dikatakan bahwa motivasi itu sebagai sesuatu

yang kompleks. Motivasi akan menyebabkan terjadinya suatu perubahan energi yang ada

pada diri manusia, sehingga akan bergayut dengan persoalan gejala kejiwaan, atau perasaan

dan juga emosi, untuk kemudian bertindak dan melakukan sesuatu. Semua ini didorong

karena adanya tujuan kebutuhan dan keinginan. Collin Rose mengungkapkan hal ini dalam

bahasa lain, bahwa motivasi akan mengarah pada tiga eleman penting dalam mewujudkan

tujuan yang hendak dicapai yakni visi, sasaran spesifik, dan rencana aksi, (Colin, 2002:7).

Motivasi dapat juga dikatakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi

tertentu, sehingga seseorng mau dan ingin melakukan sesuatu, dan apabila ia tidak suka itu.

Jadi motivasi itu dapat dirangsang oleh faktor dari luar tetapi motivasi itu adalah tumbuh di

dalam diri seseorang. Dalam melakukan kegiatan, motivasi dapat dikatakan sebagai

keseluruhan daya penggerak di dalam diri individu yang menimbulkan rasa melakukan

sesuatu, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan dan yang memberikan arah pada

kegiatan, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh individu itu dapat tercapai. Dikatakan

“keseluruhan”, karena pada umumnya ada beberapa motif yang bersama-sama menggerakkan

seseorang untuk bertindak. Motivasi adalah merupakan faktor psikis yang bersifat non

intelektual. Peranannya yang khas adalah dalam hal penumbuhan gairah, merasa senang dan

semangat untuk bertindak. Orang tua yang memiliki motivasi kuat, akan mempunyai banyak

energi untuk mengikuti kegiatan posyandu.

Page 3: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Hakikat Motivasieprints.ung.ac.id/7580/3/2013-2-2-86207-153409152-bab2... · pada diri manusia, ... Pada masa ini perkembangan otak dan fisik bayi selalu

Persoalan motivasi ini, dapat juga dikaitkan dengan persoalan minat. Minat diartikan

sebagai suatu kondisiyang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara

situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginanatau kebutuhan-kebutuhannya sendiri.

Oleh karena itu, apa yang dilihat seseorang, sudah tenatu akan membangkitkan minatnya

sejauh apa yang dilihat itu mempunyai hubungan dengan kepentingannya sendiri. Hal ini

menunjukkan bahwa minat merupakan kecenderungan jiwa seseorang kepada seseorang

(biasanya disertai dengan perasaan senang), karena ia merasa ada kepentingan dengan sesuatu

itu. Menurut Bernard, minat timbul tidak secara tiba-tiba/ spontan, melainkan timbul akibat

dari partisipasi, pengalaman, kebiasaan pada waktu belajar atau bekerja. (dalam Sardiman,

2007:76)

Motivasi mempunyai peranan penting dalam kegiatan sehari-hari. Motivasi

merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan kualitas aktifitas, karena individu akan

melakukan kegiatan dengan sungguh-sungguh apabila memiliki motivasi yang tinggi.

Dengan motivasi akan tumbuh dorongan untuk melakukan sesuatu dalam kaitannya dengan

pencapaian tujuan.

Dimyati dan Mudjiono (2002:42) mengemukakan pengertian motivasi adalah tenaga

yang menggerakkan dan mengarahkan aktivitas seseorang. Dalam motivasi terkandung

adanya keinginan yang mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan, dan mengarahkan sikap

dan perilaku individu.

Menurut Sutikno (2004:119) motivasi adalah tenaga penggerak yang menimbulkan

upaya keras untuk melakukan sesuatu. Motivasi adalah sesuatu yang mendorong seseorang

untuk bergerak, baik disadari maupun tidak disadari.

Menurut Usman (2000:28) motivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan motif-

motif menjadi perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan

Page 4: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Hakikat Motivasieprints.ung.ac.id/7580/3/2013-2-2-86207-153409152-bab2... · pada diri manusia, ... Pada masa ini perkembangan otak dan fisik bayi selalu

atau keadaan dan kesiapan dalam diri individu yang mendorong tingkah lakunya untuk

berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan

tertentu.

Berdasarkan beberapa pengertian dan topik penelitian ini menyangkut motivasi orang

tua dalam kegiatan posyandu, maka dapat disimpulkan bahwa motivasi ibu dalam kegiatan

posyandu merupakan suatu dorongan yang terdapat dalam diri orang tua sehingga

menimbulkan, mengarahkan, dan mengorganisasikan tingkah lakunya. Hal ini terkait dengan

upaya untuk memenuhi kebutuhan yang dirasakan orang tua dalam meningkatkan derajat

kesehatan.

2.1.2. Jenis-jenis Motivasi

Menurut Djamarah (2002:23) motivasi terbagi menjadi 2 (dua) jenis yaitu motivasi

intrinsik dan motivasi ekstrinsik.

1. Motivasi intrinsik

Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu

dirangsang dari luar, karena dalam setiap diri individu sudah ada dorongan untuk melakukan

sesuatu. Motivasi intrinsik datang dari hati sanubari umumnya karena kesadaran, misalnya

ibu membawa balita ke posyandu karena ibu tersebut sadar bahwa dengan membawa balita

ke posyandu maka balita akan mendapatkan pelayanan kesehatan seperti imunisasi dan

pelayanan kesehatan untuk balita lainnya.

2. Motivasi ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah kebalikan dari motivasi intrinsik. Motivasi ekstrinsik

adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang atau pengaruh dari

orang lain sehingga seseorang berbuat sesuatu (Djamarah, 2002)

2.1.3. Tujuan Motivasi

Page 5: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Hakikat Motivasieprints.ung.ac.id/7580/3/2013-2-2-86207-153409152-bab2... · pada diri manusia, ... Pada masa ini perkembangan otak dan fisik bayi selalu

Secara umum tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan atau menggugah seseorang

agar timbul keinginan dan kemauan untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh

hasil dan mencapai tujuan (Taufik, 2007:35).

Setiap tindakan motivasi seseorang mempunyai tujuan yang akan dicapai. Makin jelas

tujuan yang diharapkan atau akan dicapai, maka semakin jelas pula bagaimana tindakan

memotivasi itu dilakukan. Tindakan memotivasi akan lebih dapat berhasil apabila tujuannya

jelas dan didasari oleh yang dimotivasi. Oleh karena itu, setiap orang yang akan memberikan

motivasi pada seseorang harus mengenal dan memahami benar-benar latar belakang

kehidupan, kebutuhan, serta kepribadian orang yang akan dimotivasi (Taufik, 2007:35).

2.1.4. Unsur-Unsur Motivasi

Menurut Sardiman (2007:80), motivasi mengandung tiga unsur penting, yaitu:

1. Motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu

manusia. Perkembangan motivasi akan membawa beberapa perubahan energi di

dalam sistem neurophysiological yang ada pada organisme manusia. Karena

menyangkut perubahan energi manusia, penampakannya akan menyangkut

kegiatan fisik manusia.

2. Motivasi ditandai dengan munculnya, rasa “feeling”, afeksi seseorang. Dalam hal

ini motivasi relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan, afeksi dan emosi yang

dapat menentukan perubahan tingkah laku manusia.

3. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam hal ini

sebenarnya merupakan respons dari suatu aksi, yakni tujuan. Motivasi memang

muncul dari dalam dari diri manusia, tetapi kemunculannya karena terangsang /

terdorong oleh adanya unsur lain, dalam hal ini adalah tujuan. Tujuan ini akan

menyangkut soal kebutuhan yang akan dicapai oleh orang tersebut.

Page 6: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Hakikat Motivasieprints.ung.ac.id/7580/3/2013-2-2-86207-153409152-bab2... · pada diri manusia, ... Pada masa ini perkembangan otak dan fisik bayi selalu

Menurut Taufik (2007:37), motivasi mengandung tiga komponen pokok di dalamnya,

yaitu menggerakkan, mengarahkan, dan menopang tingkah laku manusia.

1. Menggerakkan berarti menimbulkan kekuatan pada individu; memimpin

seseorang untuk bertindak dengan cara tertentu. Misalnya kekuatan dalam hal

ingatan, respons-respons efektif, dan kecenderungan mendapatkan kesenangan.

2. Motivasi juga mengarahkan atau menyalurkan tingkah laku. Dengan demikian

seseorang menyediakan suatu orientasi tujuan. Tingkah laku seorang individu

diarahkan terhadap sesuatu.

3. Untuk menjaga dan menopang tingkah laku, lingkungan sekitar harus menguatkan

(reinforce) intensitas dan arah dorongan-dorongan dan kekuatan-kekuatan

individu.

2.1.5. Fungsi Motivasi

Menurut Sardiman (2007:85), terdapat tiga fungsi motivasi, yaitu :

1. Mendorong manusia berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan

energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang

akan dikerjakan.

2. Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai. Dengan

demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai

dengan rumusan tujuannya.

3. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus

dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan

perbuatanperbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.

Di samping itu motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian

prestasi. Seseorang melakukan suatu usaha karena adanya motivasi. Adanya motivasi yang

baik dalam melakuka kegiatan akan menunjukkan hasil yang baik. Dengan kata lain, dengan

Page 7: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Hakikat Motivasieprints.ung.ac.id/7580/3/2013-2-2-86207-153409152-bab2... · pada diri manusia, ... Pada masa ini perkembangan otak dan fisik bayi selalu

adanya usaha yang tekun dan terutama didasari adanya motivasi, maka seseorang yang

melakukan kegiatan itu akan dapat melahirkan prestasi yang baik. Intensitas motivasi orang

tua dalam mengikuti kegiatan posyandu akan sangat menentukan tingkat pencapaian derajat

kesehatan keluarganya.

2.2. Posyandu

2.2.1. PengertianPosyandu

Posyandu adalah pusat pelayanan kesehatan balita yang dikelola dan diselenggarakan

untuk dan oleh masyarakat dengan dukungan teknis dari petugas kesehatan dalam rangka

pencapaian Norma Kecil Keluarga Berencana Sejahtera (NKKBS) (Syahlan, 2002:3).

Zulkifli (2003:1) mengatakan posyandu merupakan wadah untuk mendapatkan

pelayanan dasar terutama dalam bidang kesehatan dan keluarga berencana yang dikelola oleh

masyarakat, penyelenggaraannya dilaksanakan oleh kader yang telah dilatih di bidang

kesehatan dan KB, dimana anggotanya berasal dari PKK, tokoh masyarakat dan pemudi.

Menurut Effendy (2002:20) Posyandu adalah suatu forum komunikasi, alih teknologi

dan pelayanan kesehatan masyarakat oleh dan untuk masyarakat yang mempunyai nilai

strategis dalam mengembangkan sumber daya manusia sejak dini.

Sedangkan Menurut Rusmi (2002:18), posyandu merupakan salah satu bentuk

pelayanan kesehatan yang diselenggarakan oleh masyarakat dan untuk masyarakat. Posyandu

terdiri dari posyandu balita dan posyandu lansia.

2.2.2. Tujuan Posyandu

Merujuk pada pedoman penyelenggaraan posyandu yang dikeluarkan oleh

Kementerian Kesehatan RI tahun 2011 dinyatakan bahwa tujuan penyelenggaraan posyandu

terdiri atas tujuan umum dan tujuan khusus, yaitu:

1. Tujuan Umum:

Page 8: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Hakikat Motivasieprints.ung.ac.id/7580/3/2013-2-2-86207-153409152-bab2... · pada diri manusia, ... Pada masa ini perkembangan otak dan fisik bayi selalu

Menunjang percepatan penurunan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi

(AKB) dan Angka Kematian Anak Balita (AKABA) di Indonesia melalui upaya

pemberdayaan masyarakat.

2. Tujuan Khusus:

a. Meningkatnya peran masyarakat dalam penyelenggaraan upaya kesehatan dasar,

terutama yang berkaitan dengan penurunan AKI (Angka Kematian Ibu), AKB (Angka

Kematian Bayi) dan AKABA (Angka Kematian Balita).

b. Meningkatnya peran lintas sektor dalam penyelenggaraan Posyandu, terutama

berkaitan dengan penurunan AKI, AKB dan AKABA.

c. Meningkatnya cakupan dan jangkauan pelayanan kesehatan dasar, terutama yang

berkaitan dengan penurunan AKI, AKB dan AKABA. (Kementerian Kesehatan RI,

2011:12-13)

2.2.3. Sasaran Posyandu

Sasaran Posyandu adalah seluruh masyarakat, utamanya. (Kementerian Kesehatan RI,

2011: 13):

1. Bayi

Bayi (0-12 bulan) adalah masa tahapan pertama kehidupan seorang manusia setelah

lahir dari rahim seorang ibu. Pada masa ini perkembangan otak dan fisik bayi selalu

menjadi perhatian utama, terutama pada bayi yang terlahir prematur maupun bayi

yang terlahir cukup bulan namun memiliki berat badan rendah.

2. Anak balita

Anak balita sebagai masa emas atau golden age yaitu insan manusia yang berusia 0-6

tahun (UU No. 20 tahun 2003)

3. Ibu hamil, ibu nifas dan ibu menyusui

Page 9: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Hakikat Motivasieprints.ung.ac.id/7580/3/2013-2-2-86207-153409152-bab2... · pada diri manusia, ... Pada masa ini perkembangan otak dan fisik bayi selalu

Ibu hamil, ibu nifas dan ibu menyusui menjadi perhatian dan sasaran utama posyandu

karena pada masa ini seorang wanita terbagi fokusnya pada janin dan anak yang

sedang disusuinya sehingga tingkat kesehatan mereka sering tidak terkontrol dan akan

berakibat pada terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan anak.

4. Pasangan Usia Subur (PUS)

Pasangan usia subur berkisar antara usia 20-45 tahun dimana pasangan (laki-laki dan

perempuan) sudah cukup matang dalam segala hal terlebih organ reproduksinya sudah

berfungsi dengan baik. Pasangan usia subur menjadi sasaran utama posyandu untuk menekan

angka kelahiran dengan cara mengikuti program keluarga berencana.

2.2.4. Manfaat Posyandu

Beberapa manfaat yang diperoleh dari kegiatan posyandu adalah sebagai berikut :

(1)Tiap program dapat mencapai hasil yang optimal walaupun sumber dayanya terbatas dan

juga dapat diperoleh hingga ke arah yang lebih baik, (2)Masyarakat memperoleh pelayanan

di satu kesempatan dan satu tempat sekaligus, (3)Dapat dihindari pemborosan waktu,

(4)Tingkat partisipasi masyarakat mencapai target yang diharapkan, (5)Cakupan pelayanan

dapat diperluas sehingga dapat mempercepat terwujudnya peningkatan kesehatan bayi dan

balita serta terwujudnya NKKBS.

2.2.5. Kegiatan Posyandu

Kegiatan di Posyandu adalah kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat, dari

masyarakat dan untuk masyarakat. Oleh karena itu, masyarakat setempat harus benar-benar

berperan serta dalam kegiatan tersebut.

Peran serta masyarakat dalam kegiatan Posyandu tidak saja dalam bentuk kehadiran

sebagai pihak yang meminta pelayanan, tetapi juga yang memberi pelayanan.

Page 10: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Hakikat Motivasieprints.ung.ac.id/7580/3/2013-2-2-86207-153409152-bab2... · pada diri manusia, ... Pada masa ini perkembangan otak dan fisik bayi selalu

Ada 10 (sembilan) kegiatan yang dilakukan di Posyandu, meliputi :

1. Pendaftaran

2. Penimbangan anak di bawah lima tahun (balita)

3. Pencatatan hasil penimbangan

4. Imunisasi

5. Pembagian oralit, vitamin A, tablet tambah darah FE, pemberian makanan

tambahan.

6. Pengobatan penyakit sederhana, termasuk diare dan ISPA

7. Pelayanan KIA/KB

8. Penyuluhan

9. Rujukan

10. Pelaporan (Syahlan, 2002).

Pelaksanaan kegiatan balita di Posyandu menggunakan sistem 5 (lima) meja yaitu :

1. Meja I : Pendaftaran

1) Mendaftar bayi/balita, yaitu menuliskan nama balita pada KMS dan secarik kertas

yang diselipkan pada KMS.

2) Mendaftar ibu hamil, yaitu menuliskan nama ibu hamil pada formulir atau register

ibu hamil.

2. Meja II : Penimbangan balita.

1) Menimbang bayi / balita.

2) Mencatat hasil penimbangan pada secarik kertas yang akan dipindahkan pada

KMS.

Page 11: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Hakikat Motivasieprints.ung.ac.id/7580/3/2013-2-2-86207-153409152-bab2... · pada diri manusia, ... Pada masa ini perkembangan otak dan fisik bayi selalu

3. Meja III : Pengisian kartu menuju sehat (KMS) Mengisi KMS atau memindahkan catatan

hasil penimbangan balita dari secarik kertas ke dalam KMS anak tersebut.

4. Meja IV : Penyuluhan kesehatan

1) Menjelaskan data KMS atau keadaan anak berdasarkan data kenaikan berat badan

yang digambarkan dalam grafik KMS kepada ibu dari anak yang bersangkutan.

2) Memberikan penyuluhan kepada setiap ibu dengan mengacu pada data KMS

anaknya atau dari hasil pengamatan mengenai masalah yang dialami sasaran.

3) Memberikan rujukan ke puskesmas apabila diperlukan untuk balita, ibu hamil dan

menyusui.

4) Memberikan pelayanan gizi dan kesehatan dasar oleh kader Posyandu, misalnya

pemberian pil tambah darah (pil besi), vitamin A, oralit, dan sebagainya.

5. Meja V : Pelayanan kesehatan

1) Pelayanan imunisasi

2) Pelayanan Keluarga Berencana (KB)

3) Pengobatan

4) Pemberian pil tambah darah (pil besi), vitamin A, dan obat-obatan lainnya.

2.2.6. Tingkatan Posyandu

Indikator yang digunakan untuk menentukan kategorisasi atau stratifikasi Posyandu

adalah sebagai berikut :

1. Posyandu pratama (warna merah)

Adalah Posyandu yang masih belum mantap, kegiatannya belum bisa rutin tiap bulan

dan kader aktifnya terbatas.

2. Posyandu madya (warna kuning)

Page 12: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Hakikat Motivasieprints.ung.ac.id/7580/3/2013-2-2-86207-153409152-bab2... · pada diri manusia, ... Pada masa ini perkembangan otak dan fisik bayi selalu

Adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali / tahun

dengan rata-rata jumlah kader tugas 5 orang atau lebih, akan tetapi cakupan program utama

masih rendah yaitu 50%.

3. Posyandu purnama (warna hijau)

Adalah Posyandu yang frekuensinya lebih dari 8 x/tahun, rata-rata jumlah kader tugas

5 orang atau lebih dan cakupan 5 program lebih dari 50%. Sudah ada program tambahan,

bahkan sudah ada dana sehat yang masih sederhana.

4. Posyandu mandiri (warna biru)

Adalah Posyandu yang sudah dapat melakukan kegiatan secara teratur, cakupan 5

program sudah bagus, ada program tambahan dan dana sehat telah menjangkau lebih dari

50% kepala keluarga.

2.2.7. Mengembangkan Posyandu

Menurut Rusmi (2002), cara mengembangkan posyandu antara lain :

1. Adanya program khusus untuk membina kesehatan balita usia 36 hingga 59 bulan.

2. Perlu adanya telaah khusus usia sasaran posyandu 36 hingga 59 bulan.

3. Tenaga penolong persalinan merupakan salah satu alternatif untuk melakukan

promosi posyandu, oleh karena itu penyuluhan tentang posyandu dapat dicantumkan

pada kartu KMS balita.

2.2.8 Kegiatan Tambahan Posyandu

Dalam keadaan tertentu masyarakat dapat menambah kegiatan Posyandu dengan

kegiatan baru, di samping 5 (lima) kegiatan utama yang telah ditetapkan. Kegiatan baru

tersebut misalnya: perbaikan kesehatan lingkungan, pengendalian penyakit menular, dan

Page 13: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Hakikat Motivasieprints.ung.ac.id/7580/3/2013-2-2-86207-153409152-bab2... · pada diri manusia, ... Pada masa ini perkembangan otak dan fisik bayi selalu

berbagai program pembangunan masyarakat desa lainnya. Posyandu yang seperti ini disebut

dengan nama Posyandu Terintegrasi.

Penambahan kegiatan baru sebaiknya dilakukan apabila 5 kegiatan utama telah

dilaksanakan dengan baik dalam arti cakupannya di atas 50%, serta tersedia sumber daya

yang mendukung. Penetapan kegiatan baru harus mendapat dukungan dari seluruh

masyarakat yang tercermin dari hasil Survey Mawas Diri (SMD) dan disepakati bersama

melalui forum Musyawarah Masyarakat Desa (MMD).

Pengintegrasian layanan sosial dasar di Posyandu adalah suatu upaya mensinergikan

berbagai layanan yang dibutuhkan masyarakat meliputi perbaikan kesehatan dan gizi,

pendidikan dan perkembangan anak, peningkatan ekonomi keluarga, ketahanan pangan

keluarga dan kesejahteraan sosial. UKBM adalah wahana pemberdayaan masyarakat, yang

dibentuk atas dasar kebutuhan masyarakat, dikelola oleh, dari, untuk dan bersama

masyarakat, dengan bimbingan dari petugas Puskesmas, lintas sektor dan lembaga terkait

lainnya. Pada saat ini telah dikenal beberapa kegiatan tambahan Posyandu yang telah

diselenggarakan antara lain:

1. Bina Keluarga Balita (BKB).

2. Kelas Ibu Hamil dan Balita.

3. Penemuan dini dan pengamatan penyakit potensial Kejadian Luar Biasa (KLB),

misalnya: Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA), Demam Berdarah Dengue (DBD),

gizi buruk, Polio, Campak, Difteri, Pertusis, Tetanus Neonatorum.

4. Pos Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).

5. Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat Desa (UKGMD).

6. Penyediaan air bersih dan penyehatan lingkungan pemukiman (PAB – PLP).

7. Program diversifikasi pertanian tanaman pangan dan pemanfaatan pekarangan,

melalui Taman Obat Keluarga (TOGA).

Page 14: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Hakikat Motivasieprints.ung.ac.id/7580/3/2013-2-2-86207-153409152-bab2... · pada diri manusia, ... Pada masa ini perkembangan otak dan fisik bayi selalu

8. Kegiatan ekonomi produktif, seperti: Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga

(UP2K), usaha simpan pinjam.

9. Tabungan Ibu Bersalin (Tabulin), Tabungan Masyarakat (Tabumas).

10. Kesehatan lanjut usia melalui Bina Keluarga Lansia (BKL).

11. Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR).

12. Pemberdayaan fakir miskin, komunitas adat terpencil dan penyandang masalah

kesejahteraan sosial. (Kementerian Kesehatan RI, 2011:29).

2.2.9 Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Ibu-Ibu Dalam Kegiatan Posyandu

1. Motivasi Intrinsik

Menurut Taufik (2007:51), faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi intrinsik yaitu

:

a. Kebutuhan (need)

Seseorang melakukan aktivitas (kegiatan) karena adanya faktor-faktor kebutuhan baik

biologis maupun psikologis, misalnya motivasi ibu untuk membawa balita ke posyandu untuk

imunisasi karena balita akan mendapatkan kekebalan tubuh.

b. Harapan (Expectancy)

Seseorang dimotivasi oleh karena keberhasilan dan adanya harapan keberhasilan

bersifat pemuasan diri seseorang, keberhasilan dan harga diri meningkat dan menggerakkan

seseorang ke arah pencapaian tujuan, misalnya ibu membawa balita ke posyandu untuk

imunisasi dengan harapan agar balita tumbuh dengan sehat dan tidak mudah tertular oleh

penyakit-penyakit infeksi.

c. Minat

Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keinginan pada suatu hal tanpa ada yang

menyuruh, misalnya ibu membawa balita ke posyandu tanpa adanya pengaruh dari orang lain

Page 15: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Hakikat Motivasieprints.ung.ac.id/7580/3/2013-2-2-86207-153409152-bab2... · pada diri manusia, ... Pada masa ini perkembangan otak dan fisik bayi selalu

tetapi karena adanya minat ingin bertemu dengan teman-teman maupun ingin bertemu

dengan tenaga kesehatan (dokter, bidan, perawat).

2. Motivasi ektrinsik

Menurut Taufik (2007:33), faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi ekstrinsik

adalah :

a. Dorongan keluarga

Ibu membawa balita ke posyandu bukan kehendak sendiri tetapi karena dorongan dari

keluarga seperti suami, orang tua, teman. Misalnya ibu membawa balita ke posyandu karena

adanya dorongan (dukungan) dari suami, orang tua ataupun anggota keluarga lainnya.

Dukungan dan dorongan dari anggota keluarga semakin menguatkan motivasi ibu untuk

memberikan sesuatu yang terbaik bagi balitanya. Dorongan positif yang diperoleh ibu, akan

menimbulkan kebiasaan yang baik pula, karena dalam setiap bulannya kegiatan posyandu

dilaksanakan ibu akan dengan senang hati membawa balitanya tersebut.

b. Lingkungan

Lingkungan adalah tempat dimana seseorang tinggal. Lingkungan dapat

mempengaruhi seseorang sehingga dapat termotivasi untuk melakukan sesuatu. Selain

keluarga, lingkungan juga mempunyai peran yang besar dalam memotivasi seseorang dalam

merubah tingkah lakunya. Dalam sebuah lingkungan yang hangat dan terbuka, akan

menimbulkan rasa kesetiakawanan yang tinggi. Dalam konteks pemanfaatan posyandu, maka

orang-orang di sekitar lingkungan ibu akan mengajak, mengingatkan, ataupun memberikan

informasi pada ibu tentang pelaksanaan kegiatan posyandu.

c. Imbalan

Page 16: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Hakikat Motivasieprints.ung.ac.id/7580/3/2013-2-2-86207-153409152-bab2... · pada diri manusia, ... Pada masa ini perkembangan otak dan fisik bayi selalu

Seseorang dapat termotivasi karena adanya suatu imbalan sehingga orang tersebut

ingin melakukan sesuatu, misalnya ibu membawa balita ke posyandu karena ibu akan

mendapatkan imbalan seperti mendapatkan makanan tambahan berupa bubur, susu ataupun

mendapatkan vitamin A. Imbalan yang positif ini akan semakin memotivasi ibu untuk datang

ke posyandu, dengan harapan bahwa anaknya akan menjadi lebih sehat.

2.3 PendidikanAnakUsiaDini

2.3.1 PengertianAnakUsiaDini

Anak usia dini adalah anak yang berada pada rentan usia 0-6 tahun (Undang-undang

Sisdiknas tahun 2003) dan 0-8 tahun menurut para pakar pendidik anak. Menurut Mansur

(2005: 88) anak usia dini adalah kelompok anak yang berada dalam proses pertumbuhan dan

perkembangan yang bersifat unik. Mereka memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan

yang khusus sesuai denga tingkat pertumbuhan dan perkembangannya.

Pada masa ini merupakan masa emas atau golden age, karena anak mengalami

pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat dan tidak tergantikan pada masa

mendatang. Menurut berbagai penelitian di bidang neurologi terbukti bahwa 50% kecerdasan

anak terbentuk dalam kurun waktu 4 tahun pertama.Setelah anak berusia 8 tahun

perkembangan otaknya mencapai 80% danpadausia 18 tahunmencapai 100%

(SlametSuyanto, 2005: 6).

Sesuai dengan Undang-undang Sisdiknas tahun 2003 pasal 1 ayat 14, upaya

pembinaan yang ditujukan bagi anak usia 0-6 tahun tersebut dilakukan melalui Pendidikan

anak usia dini (PAUD). Pendidikan anak usia dini dapat dilaksanakan melalui pendidikan

formal, nonformal dan informal. Pendidikan anak usia dini jalur formal berbentuk taman

kanak-kanak (TK) dan RaudatulAthfal (RA) dan bentuk lain yang sederajat. Pendidik anak

usia dini jalur nonformal berbentuk kelompok bermain (KB), taman penitipan anak (TPA),

sedangkan PAUD pada jalur pendidikan informal berbentuk pendidikan keluarga atau

Page 17: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Hakikat Motivasieprints.ung.ac.id/7580/3/2013-2-2-86207-153409152-bab2... · pada diri manusia, ... Pada masa ini perkembangan otak dan fisik bayi selalu

pendidikan yang diselenggarakan lingkungan seperti bina keluarga balita dan posyandu yang

terintegrasi PAUD atau yang kita kenal dengan satuan PAUD sejenis (SPS).

Maleong menyebutkan bahwa ragam pendidikan untuk anak usia dini jalur nonformal

terbagi atas tiga kelompok yaitu kelompok taman penitipan anak (TPA) usia0-6 tahun);

kelompok bermain (KB) usia 2-6 tahun; kelompok satuan PADU sejenis (SPS) usia 0-6 tahun

(Harun, 2009: 43).

Dari uraian di atas, penulis menyimpulkan bahwa anak berada pada rentang usia 0-6

tahun yang sedang mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat, sehingga

diperlukan stimulasi yang tepat agar dapa tumbuh dan berkembang dengan maksimal.

Pemberian stimulasi tersebut harus diberikan melalui lingungan keluarga, PAUD jalur non

formal seperti tempat penitipan anak (TPA) atau kelompok bermain (KB) dan PAUD jalur

formal seperti TK dan RA.

2.3.2 PengertianPendidikanAnakUsiaDini

Pendidikananakusiadini(PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang Pendidikan

dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagian sejak lahir sampai

dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk

membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan

dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yangdiselenggarakanpadajalur formal, nonformal,

dan informal (Rapi, 2013:1)

Pendidikananakusiadini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang

pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak

lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan

pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak

memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur

formal, nonformal, dan informal.

Page 18: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Hakikat Motivasieprints.ung.ac.id/7580/3/2013-2-2-86207-153409152-bab2... · pada diri manusia, ... Pada masa ini perkembangan otak dan fisik bayi selalu

Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan

yang menitik beratkan pada peletakan dasar kearah pertumbuhan dan perkembangan fisik

(koordinasimotorikhalusdankasar), kecerdasan (dayapikir, dayacipta, kecerdasanemosi,

kecerdasan spiritual), sosioemosional (sikap danperilakuserta agama) bahasadankomunikasi,

sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini.

Saat ini bidang ilmu pendidikan, psikologi, kedokteran, psikiatri, berkembang dengan

sangat pesat. Keadaan itu telah membuka wawasan baru terhadap pemahaman mengenai anak

dan mengubah cara perawatan dan pendidikan anak. Setiap anak mempunyai banyak bentuk

kecerdasan (Multiple Intelligences) yang menurut Howard Gardner terdapat delapan domain

kecerdasan atau intelegensi yang dimiliki semua orang, termasuk anak. Kedelapan domain itu

yaitu inteligensi music, kinestetiktubuh, logikamatematik, linguistik (verbal), spasial,

naturalis, interpersonal dan intrapersonal. Multiple Intelligences ini perlu digali dan ditumbuh

kembangkan dengan cara memberi kesempatan kepada anak untuk mengembangkan secara

optimal potensi-potensi yang dimiliki atas upayanya sendiri (Tientje, 2004). Pendidikan anak

usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan

usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu

pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam

memasuki pendidikan lebih lanjut.

Sebagai orang tua kita ingin memberikan pendidikan yang terbaik pada anak-anak kita. Dan

hal itu dapat dilakukan dengan berbagai cara, memilihkan sekolah yang baik buat anak-anak

kita.

2.4 Penelitian Yang Relevan

Penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini sebelumnya telah dilakukan

oleh Griselli Saragih dengan judul Motivasi Ibu Dalam Pemanfaatan Posyandu Bayi Di Desa

Page 19: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Hakikat Motivasieprints.ung.ac.id/7580/3/2013-2-2-86207-153409152-bab2... · pada diri manusia, ... Pada masa ini perkembangan otak dan fisik bayi selalu

Bangun Tobing Kecamatan STM Hilir Kabupaten Deli Serdang Tahun 2008. Penelitian ini

menggunakan metode deskriptif.

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi intrinsik responden sebagian besar

dalam kategori cukup (72,1%). Kebutuhan ibu dalam pemanfaatan posyandu karena bayi

memerlukan imunisasi untuk mendapatkan kekebalan tubuh (82,0%). Harapan ibu membawa

bayi ke posyandu agar bayi tumbuh sehat (72,1%). Minat ibu membawa bayi ke posyandu karena

ibu sadar tentang pentingnya posyandu

bagi bayi (73,8%). Motivasi ekstrinsik responden sebagian besar dalam kategori cukup (65,6%).

Dorongan keluarga yang paling banyak menjadi motivasi ibu yaitu suami mendukung untuk

membawa bayi ke posyandu (86,9%). Lingkungan yang memotivasi ibu yaitu orang-orang di

lingkungan mengajak ibu ke posyandu setiap ada kegiatan (67,2%). Imbalan yang menjadi

motivasi ibu membawa bayi ke posyandu karena tidak membayar (gratis) (88,5%). Disimpulkan

bahwa motivasi ibu masih perlu ditingkatkan lagi sehingga menjadi kategori baik. Diharapkan

pada ibu untuk membawa anak setiap kegiatan posyandu. Kepada Kepala Desa diharapkan untuk

memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan menunjuk kader posyandu yang dapat bekerja

optimal.

Penelitian lainnya dilakukan oleh Dewi Arum Sari dengan judul Perilaku Ibu Dalam

Memanfaatkan Posyandu. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Dari hasil

penelitian terhadap 36 responden pada perilaku ibu dalam pemanfaatan posyandu, didapatkan

didapatkan sebagian besar (58,3%) atau sebanyak 21 responden mempunyai perilaku buruk

dalam pemanfaatan posyandu, dan hampir setengahnya (41,7%) atau sebanyak 15 responden

mempunyai perilaku yang baik. dalam pemanfaatan posyandu. Hasil penelitian

direkomendasikan untuk peneliti selanjutnya, diharapkan menindaklanjuti tentang faktor-

faktor yang mempengaruhi ibu dalam memanfaatkan posyandu.

Berdasarkan hasil kedua penelitian tersebut maka terlihat jelas terdapat perbedaan

dengan penelitian yang akan dillakukan oleh peneliti. Pada penelitian Grieli Saragi lebih

Page 20: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Hakikat Motivasieprints.ung.ac.id/7580/3/2013-2-2-86207-153409152-bab2... · pada diri manusia, ... Pada masa ini perkembangan otak dan fisik bayi selalu

menekankan pada pendeskripsian motivasi ibu-ibu dalam memanfaatkan posyandu bayi.

Sementara penelitian Dewi Arum Sari lebih menekankan pada perilaku ibu dalam

memanfaatkan posyandu. Sedangkan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti lebih

memfokuskan pada pendeskripsian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi ibu-

ibu dalam kegiatan posyadu.

Page 21: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Hakikat Motivasieprints.ung.ac.id/7580/3/2013-2-2-86207-153409152-bab2... · pada diri manusia, ... Pada masa ini perkembangan otak dan fisik bayi selalu