bab ii kajian teoretik a. deskripsi konseptual 1. sikap tanggung jawab a hakikat...

59
11 BAB II KAJIAN TEORETIK A. Deskripsi Konseptual 1. Sikap Tanggung Jawab a. Hakikat Sikap Beberapa ahli memberikan definisi tentang pengertian sikap, diantaranya sebagai berikut. Allport yang dikutip oleh Azwar (2013: 5) mendefinisikan sikap sebagai kesiapan bereaksi terhadap sesuatu objek dengan cara-cara tertentu. Kesiapan yang dimaksudkan sebagai kecenderungan potensial untuk bereaksi apabila individu dihadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki respon. Selanjutnya Azwar (2013: 7) mengungkapkan berbagai pendapat dari para ahli tentang definisi sikap yang dikemukakan oleh beberapa kelompok pemikir. Pertama, kerangka pemikiran ahli psikologi seperti Louis Thurstone, Rensis Likert, dan Charles Ossgood, menurut mereka sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan. Sikap seseorang terhadap suatu objek adalah perasaan mendukung atau memihak (favorable) maupun perasaan tidak mendukung atau tidak memihak (unfavorable) pada objek tersebut. Kelompok pemikiran kedua, diwakili oleh para ahli tokoh terkenal di bidang psikologi sosial dan psikologi kepribadian seperti Chave, Bogardus, LaPierre, Mead, dan Gordon Allport, menurut pemikiran kelompok kedua ini sikap Pengaruh Penggunaan Metode..., Suminah, Program Pascasarjana UMP, 2016

Upload: others

Post on 17-Nov-2020

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN TEORETIK A. Deskripsi Konseptual 1. Sikap Tanggung Jawab a Hakikat Sikaprepository.ump.ac.id/2476/3/SUMINAH_BAB II.pdf · 2017. 7. 10. · 1. Sikap Tanggung Jawab a

11

BAB II

KAJIAN TEORETIK

A. Deskripsi Konseptual

1. Sikap Tanggung Jawab

a. Hakikat Sikap

Beberapa ahli memberikan definisi tentang pengertian sikap,

diantaranya sebagai berikut.

Allport yang dikutip oleh Azwar (2013: 5) mendefinisikan sikap

sebagai kesiapan bereaksi terhadap sesuatu objek dengan cara-cara

tertentu. Kesiapan yang dimaksudkan sebagai kecenderungan potensial

untuk bereaksi apabila individu dihadapkan pada suatu stimulus yang

menghendaki respon. Selanjutnya Azwar (2013: 7) mengungkapkan

berbagai pendapat dari para ahli tentang definisi sikap yang dikemukakan

oleh beberapa kelompok pemikir. Pertama, kerangka pemikiran ahli

psikologi seperti Louis Thurstone, Rensis Likert, dan Charles Ossgood,

menurut mereka sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan.

Sikap seseorang terhadap suatu objek adalah perasaan mendukung atau

memihak (favorable) maupun perasaan tidak mendukung atau tidak

memihak (unfavorable) pada objek tersebut. Kelompok pemikiran

kedua, diwakili oleh para ahli tokoh terkenal di bidang psikologi sosial

dan psikologi kepribadian seperti Chave, Bogardus, LaPierre, Mead, dan

Gordon Allport, menurut pemikiran kelompok kedua ini sikap

Pengaruh Penggunaan Metode..., Suminah, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 2: BAB II KAJIAN TEORETIK A. Deskripsi Konseptual 1. Sikap Tanggung Jawab a Hakikat Sikaprepository.ump.ac.id/2476/3/SUMINAH_BAB II.pdf · 2017. 7. 10. · 1. Sikap Tanggung Jawab a

12

merupakan semacam kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu objek

dengan cara-cara tertentu

Sejalan dengan pandangan kelompok pemikir kedua LaPierree

dalam Azwar, (2013: 6) mendefinisikan sikap sebagai suatu pola

perilaku, tendensi atau kesiapan antisipatif, predisposisi untuk

menyesuaikan diri dalam situasi sosial, atau secara sederhana, sikap

adalah respon terhadap stimulasi sosial yang telah terkondisikan.

Kelompok pemikiran ketiga adalah kelompok yang berorientasi kepada

skema triadik (triadic scheme). Menurut pemikiran kelompok ketiga,

sikap merupakan konstelasi komponen-komponen kognitif, afektif, dan

konatif yang saling berinteraksi dalam memahami, merasakan, dan

berperilaku terhadap suatu objek.

Depdikbud (1995: 938) mengartikan sikap sebagai suatu perbuatan

dan sebagainya yang berdasarkan pada pendirian (pendapat atau

keyakinan). Sikap merupakan sesuatu yang dapat dipelajari, dan

menentukan bagaimana individu bereaksi terhadap situasi serta

menentukan apa yang dicari individu dalam kehidupan

(Slameto, 2010: 188), sedangkan Gerungan (2004: 161) berpendapat

bahwa manusia tidak dilahirkan dengan sikap pandangan ataupun sikap

perasaan tertentu, tetapi sikap tersebut dibentuk sepanjang

perkembangannya. Hal tersebut menunjukkan adanya pengulangan

pengalaman yang dialami seseorang dalam masa perkembangannya

sehingga membentuk sikap tertentu. Bimo Walgito (2010: 180)

Pengaruh Penggunaan Metode..., Suminah, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 3: BAB II KAJIAN TEORETIK A. Deskripsi Konseptual 1. Sikap Tanggung Jawab a Hakikat Sikaprepository.ump.ac.id/2476/3/SUMINAH_BAB II.pdf · 2017. 7. 10. · 1. Sikap Tanggung Jawab a

13

menyatakan bahwa sikap seseorang merupakan sesuatu yang tidak

dibawa sejak lahir, tetapi dibentuk atau dipelajarai, seperti dari orang tua,

orang-orang sekitarnya, atau dari masyarakat.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

sikap adalah kesiapan atau kecenderungan seseorang untuk bertindak

secara khas terhadap suatu objek, sehingga dapat dikatakan sikap

menentukan tingkah laku seseorang terhadap suatu objek tertentu.

b. Struktur Sikap

Azwar (2013: 23) pada hakekatnya menjelaskan bahwa sikap

dilihat dari strukturnya itu terdiri dari tiga aspek yang saling menunjang.

Aspek-aspek tersebut adalah sebagai berikut.

1). Aspek kognitif yang meliputi persepsi, kepercayaan, dan setereotip

yang dimiliki individu mengenai sesuatu. Aspek kognitif seringkali

disamakan dengan pandangan (opini) terutama apabila menyangkut

masalah isu atau masalah yang kontroversial. Opini merupakan

pernyataan sikap yang sangat spesifik, didasari oleh sikap yang sudah

mapan dan bersifat situasional dan temporer, artinya opini atau

pendapat dalam masalah ini bersifat situasional dan lebih mudah

berubah sesuai dengan kondisinya.

2). Aspek afektif yang merupakan perasaan individu terhadap objek sikap

dan perasaan menyangkut masalah emosional. Reaksi emosional

terhadap suatu objek dipengaruhi oleh kepercayaan atau apa yang kita

Pengaruh Penggunaan Metode..., Suminah, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 4: BAB II KAJIAN TEORETIK A. Deskripsi Konseptual 1. Sikap Tanggung Jawab a Hakikat Sikaprepository.ump.ac.id/2476/3/SUMINAH_BAB II.pdf · 2017. 7. 10. · 1. Sikap Tanggung Jawab a

14

percayai sebagai suatu kebenaran dan berlaku bagi objek yang

dimaksud.

3). Aspek perilaku atau komponen konatif dalam struktur sikap

menunjukkan kecenderungan berperilaku yang ada pada diri

seseorang berkaitan dengan objek sikap yang dihadapinya. Artinya

seseorang berperilaku dalam situasi tertentu dan stimulus tertentu

akan banyak ditentukan oleh kepercayaan dan perasaan terhadap

stimulus tersebut. Maka dikatakan bahwa sikap seseorang akan

tercermin dalam bentuk tendensi perilaku terhadap objek.

Hal senada juga disampaikan oleh Triandis (1971) dalam

Slameto (2010: 188) bahwa sikap mengandung tiga komponen, yaitu

komponen kognitif, komponen afektif, dan komponen tingkah laku. Sikap

selalu berkenaan dengan suatu objek dan disertai dengan perasaan positif

atau negatif. Orang mempunyai sikap positif terhadap objek yang bernilai

dalam pandangannya, dan akan bersikap negatif terhadap objek yang

dianggapnya tidak bernilai atau yang merugikan.

Sikap terbentuk melalui bermacam-macam cara, antara lain

melalui (1) pengalaman yang berulang-ulang atau pengalaman yang

disertai perasaan yang mendalam; (2) imitasi, peniruan dapat terjadi tanpa

disengaja dan dapat pula disengaja; (3) sugesti, seseorang membentuk

suatu sikap karena pengaruh yang datang dari seseorang atau yang

mempunyai wibawa dalam pandangannya; (4) identifikasi, seseorang

meniru orang lain didasari suatu keterikatan emosional sifatnya, berusaha

Pengaruh Penggunaan Metode..., Suminah, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 5: BAB II KAJIAN TEORETIK A. Deskripsi Konseptual 1. Sikap Tanggung Jawab a Hakikat Sikaprepository.ump.ac.id/2476/3/SUMINAH_BAB II.pdf · 2017. 7. 10. · 1. Sikap Tanggung Jawab a

15

menyamai, identifikasi seperti ini terjadi antara anak dengan ayah, siswa

dengan guru (Slameto, 2010: 189-190).

Dari beberapa uraian jelaslah bahwa aspek afektif pada diri

siswa besar peranannya dalam pendidikan. Pengukuran terhadap aspek ini

sangat berguna dan kita harus memanfaatkan pengetahuan kita mengenai

karakteristik afektif siswa untuk mencapai tujuan pengajaran.

c. Ciri-Ciri Sikap

Gerungan (2004: 163-164) menyatakan bahwa sikap memiliki ciri-

ciri yang khas. Ciri-ciri sikap adalah sebagai berikut.

1). Sikap bukan dibawa sejak dilahirkan, melainkan dibentuk atau

dipelajarinya sepanjang perkembangan orang itu dalam hubungan

dengan objeknya. Sebagai makhluk sosial manusia tidak lepas dari

interaksi sosial. Dalam interaksi tersebut terjadi hubungan saling

mempengaruhi di antara individu yang satu dengan yang lain, terjadi

hubungan timbal balik yang turut mempengaruhi pola perilaku

masing-masing individu sebagai bagian dari masyarakat. Dalam

interaksi sosial, individu bereaksi membentuk pola sikap tertentu

terhadap suatu objek.

2). Sikap dapat berubah-ubah, karena itu sikap dapat dipelajari, atau

sebaliknya orang dapat mempelajari sikap. Sikap seseorang dapat

berubah pada keadaan dan syarat tertentu, artinya pembentukan sikap

senantiasa berlangsung dalam interaksi manusia dan berkaitan

dengan objek tertentu. Interaksi sosial di dalam kelompok terjadi

Pengaruh Penggunaan Metode..., Suminah, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 6: BAB II KAJIAN TEORETIK A. Deskripsi Konseptual 1. Sikap Tanggung Jawab a Hakikat Sikaprepository.ump.ac.id/2476/3/SUMINAH_BAB II.pdf · 2017. 7. 10. · 1. Sikap Tanggung Jawab a

16

hubungan saling mempengaruhi antar individu satu dengan individu

lain yang dapat mengubah sikap atau membentuk sikap yang baru

bagi individu.

3). Sikap itu tidak berdiri sendiri, tetapi senantiasa mengandung relasi

tertentu terhadap objek. Maksudnya sikap akan muncul bila ada

objek, karena sikap adalah kesiapan atau kecenderungan seseorang

untuk bertindak secara khas terhadap suatu objek. Sehingga sikap

dapat menentukan tingkah laku seseorang terhadap suatu objek

tertentu.

4). Objek sikap dapat merupakan satu hal tertentu, tetapi dapat juga

merupakan kumpulan dari hal-hal tertentu.

5). Sikap mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi perasaan.

Berdasarkan ciri-ciri sikap tersebut di atas dapat diketahui bahwa

sikap seseorang erat hubungannya dengan lingkungannya. Sikap

merupakan sebuah bentuk reaksi seseorang terhadap lingkungannya.

Sikap selalu mengalami perubahan. Pengetahuan yang diperoleh

individu sebagai akibat interaksi dengan lingkungannya akan

membentuk sikap apabila pengetahuan yang dimiliki individu tersebut

sudah disertai dengan kesiapan untuk bertindak.

Gerungan (2004: 166-167) lebih lanjut mengatakan bahwa

pembentukan sikap senantiasa berlangsung dalam interaksi dengan

manusia dan berkenaan dengan objek tertentu. Interaksi sosial di dalam

kelompok maupun di luar kelompok dapat mengubah atau membentuk

Pengaruh Penggunaan Metode..., Suminah, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 7: BAB II KAJIAN TEORETIK A. Deskripsi Konseptual 1. Sikap Tanggung Jawab a Hakikat Sikaprepository.ump.ac.id/2476/3/SUMINAH_BAB II.pdf · 2017. 7. 10. · 1. Sikap Tanggung Jawab a

17

sikap yang baru. Interaksi di luar kelompok adalah interaksi dengan hasil

kebudayaan manusia yang sampai kepadanya melalui media komunikasi

seperti televisi, surat kabar dan sebagainya. Kondisi anak yang masih

dalam proses perkembangan baik fisik maupun mentalnya, menjadikan

proses pembentukan dan perubahan sikap pada anak tersebut senantiasa

terjadi.

d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sikap

Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pembentukan dan

perubahan sikap adalah faktor interen di dalam diri pribadi manusia

seperti selektivitasnya sendiri, daya pilihnya atau perhatiannya untuk

menerima dan mengolah pengaruh yang datang dari luar dirinya. Sesuatu

yang dilihat, di dengar dan dirasakan memberikan reaksi yang

menimbulkan perhatian terhadap sesuatu. Selektivitas dalam diri

seseorang terhadap suatu objek di luar dirinya merupakan sikap alamiah

karena tidak mungkin seseorang dapat memberikan perhatian terhadap

seluruh objek di luar dirinya. Dengan demikian, faktor-faktor yang

berpengaruh terhadap pembentukan dan perubahan sikap terdiri atas

faktor interen dan faktor eksteren.

Sherif dalam Gerungan (2004: 168-169) menyatakan bahwa faktor

eksteren yang mempengaruhi terhadap pembentukan dan perubahan

sikap dapat terjadi karena beberapa hal, antara lain.

1). Di dalam interaksi kelompok, terdapat hubungan timbal balik yang

langsung antar manusia.

Pengaruh Penggunaan Metode..., Suminah, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 8: BAB II KAJIAN TEORETIK A. Deskripsi Konseptual 1. Sikap Tanggung Jawab a Hakikat Sikaprepository.ump.ac.id/2476/3/SUMINAH_BAB II.pdf · 2017. 7. 10. · 1. Sikap Tanggung Jawab a

18

2). Di dalam komunikasi, terdapat pengaruh-pengaruh (hubungan)

langsung dari satu pihak saja.

Komunikasi yang terjadi antara seseorang dengan lingkungannya,

akan memberikan peningkatan pengetahuan atau pemahaman terhadap

apa yang ada di luar dirinya. Melalui komunikasi, seseorang berusaha

mengerti dan memahami apa yang dilihat, di dengar dan dirasakannya.

Pembentukan dan perubahan sikap pada anak senantiasa

berlangsung. Proses perubahan dan pembentukan terjadi dalam waktu

yang bersamaan, di mana pada saat proses perubahan sikap juga terjadi

proses pembentukan. Dengan demikian proses perubahan dan

pembentukan tidak terjadi secara terpisah dan berdiri sendiri-sendiri.

Ada beberapa metode yang dipergunakan untuk mengubah sikap,

Slameto (2010: 191) antara lain dengan (1) mengubah komponen

kognitif dari sikap yang bersangkutan dengan cara memberi informasi

baru mengenai objek sikap, sehingga komponen kognitif menjadi luas;

(2) mengadakan kontak langsung dengan objek sikap, dengan cara ini

komponen afektif turut dirangsang; (3) memaksa orang menampilkan

tingkah laku baru yang tidak konsisten dengan sikap yang sudah ada, hal

ini dapat tejadi dengan adanya kekuatan hukum.

e. Konsep Tanggung Jawab dalam Belajar

Pengertian tanggung jawab menurut Tirtarahardja dan Sulo

(2005: 8) adalah sebagai keberanian untuk menentukan suatu perbuatan

sesuai dengan tuntutan kodrat manusia, karena itu perbuatan tersebut

Pengaruh Penggunaan Metode..., Suminah, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 9: BAB II KAJIAN TEORETIK A. Deskripsi Konseptual 1. Sikap Tanggung Jawab a Hakikat Sikaprepository.ump.ac.id/2476/3/SUMINAH_BAB II.pdf · 2017. 7. 10. · 1. Sikap Tanggung Jawab a

19

dilakukan sehingga sanksi apa pun yang dituntut (oleh kata hati,

masyarakat, dan norma-norma agama) diterima dengan penuh kesadaran

dan keihlasan. Pendapat lain dikemukan oleh Zubaedi (2011: 78)

tanggung jawab (responsibility) maksudnya mampu

mempertanggungjawabkan serta memiliki perasaan untuk memenuhi

tugas dengan dapat dipercaya, mandiri, dan berkomitmen, sedangkan

Astuti ( 2005: 17) menyatakan bahwa tanggung jawab adalah perilaku

yang menentukan bagaimana kita bereaksi terhadap situasi hari, yang

memerlukan beberapa jenis keputusan yang bersifat moral.

Hasil kajian empirik Pusat Kurikulum, tanggung jawab termasuk

salah satu dari 18 nilai yang bersumber dari agama, Pancasila, budaya

dan pendidikan nasional yang telah teridentifikasi sebagai pembentuk

karakter (Samani dan Hariyanto, 2012: 52).

Nilai-nilai dalam Kurikulum Pendidikan Karakter Sekolah Dasar

menurut Character Counts (Six Pillars of Character Education) adalah

amanah, menghormati/menghargai, penuh tanggung jawab, adil dan

jujur/sportif, peduli. Orang yang bertanggung jawab adalah (1) orang

yang dapat diandalkan, jika sepakat untuk mengerjakan sesuatu langsung

dikerjakan, (2) menjalankan urusan dengan baik, (3) bertanggung jawab

pada apa yang dilakukan, tidak menyalahkan orang lain, (4) berpikir

sebelum bertindak dan berpikir apa akibat dari perbuatan yang dilakukan

(Samani dan Hariyanto, 2012: 55-56)

Pengaruh Penggunaan Metode..., Suminah, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 10: BAB II KAJIAN TEORETIK A. Deskripsi Konseptual 1. Sikap Tanggung Jawab a Hakikat Sikaprepository.ump.ac.id/2476/3/SUMINAH_BAB II.pdf · 2017. 7. 10. · 1. Sikap Tanggung Jawab a

20

Berdasarkan hal tersebut di atas, dapat diketahui bahwa tanggung

jawab merupakan potensi manusia yang telah Tuhan titipkan dalam diri

manusia. Bentuk tanggung jawab inipun diikuti dengan sikap penuh

kerelaan diri dalam menerima sanksi dengan penuh sadar apabila

melakukan perbuatan yang tidak sesuai dengan yang seharusnya. Jadi

tanggung jawab merupakan sebuah kemampuan seorang manusia dalam

melaksanakan amanah yang telah ditugaskan dengan penuh kesadaran.

Bentuk tanggung jawab tercermin dengan terlebih dahulu adanya sebuah

stimulus atau pemberi sebuah tugas kepada manusia untuk

dilaksanakan. Kemampuan manusia dalam melaksanakan tugas itulah

yang disebut tanggung jawab.

Pengertian tanggung jawab dalam penelitian ini adalah sikap siswa

yang dengan penuh kerelaan melakukan tugas yang diberikan oleh guru

dalam konteks pembelajaran menulis karangan narasi. Sehingga

tanggung jawab siswa selama proses pembelajaran menulis karangan

narasi inilah yang menjadi aspek penelitian.

f. Jenis-Jenis Tanggung Jawab

Tirtorahardjo (2005: 8) membedakan tanggunng jawab berdasarkan

wujudnya (1) tanggung jawab kepada diri sendiri; (2) tanggung jawab

kepada masyarakat; (3) tanggung jawab kepada Tuhan. Berikut

penjelasan ketiga jenis tanggung jawab berdasarkan wujudnya.

Pengaruh Penggunaan Metode..., Suminah, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 11: BAB II KAJIAN TEORETIK A. Deskripsi Konseptual 1. Sikap Tanggung Jawab a Hakikat Sikaprepository.ump.ac.id/2476/3/SUMINAH_BAB II.pdf · 2017. 7. 10. · 1. Sikap Tanggung Jawab a

21

1). Tanggung jawab kepada diri sendiri.

Hakikat manusia sebagai makhluk individu yang mempunyai

kepribadian yang utuh dalam bertingkah laku, dalam menentukan

perasaan, dalam menentukan keinginannya, dan dalam menuntut hak-

haknya. Namun sebagai individu yang baik maka harus berani

menanggung tuntutan kata hati, misalnya dengan bentuk penyesalan

yang mendalam.

2). Tanggung jawab kepada masyarakat

Manusia di samping sebagai makhluk individu, juga sebagai

makhluk sosial yang berada di tengah-tengah masyarakat, dan tidak

dapat hidup sendiri. Oleh karena itu manusia dalam berpikir,

bertindak, berbicara, dan semua aktivitasnya, manusia terikat oleh

masyarakat, lingkungan dan negara. Selain itu, segala tingkah laku

ataupun perbuatan harus dipertanggungjawabkan kepada masyarakat.

Tanggung jawab kepada masyarakat juga menanggung tuntutan-

tuntutan berupa sanksi-sanksi dan norma-norma sosial.

3). Tanggung jawab kepada Tuhan

Manusia ada di dunia ini adalah ciptaan Tuhan. Sebagai makhluk

ciptaan Tuhan manusia wajib mengabdi kepadanya dan juga

menanggung tuntutan norma-norma agama serta melakukan

kewajiban terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Sebagai bentuk perilaku

tanggung jawab kepada Tuhan, yakni merasa berdosa dan terkutuk.

Pengaruh Penggunaan Metode..., Suminah, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 12: BAB II KAJIAN TEORETIK A. Deskripsi Konseptual 1. Sikap Tanggung Jawab a Hakikat Sikaprepository.ump.ac.id/2476/3/SUMINAH_BAB II.pdf · 2017. 7. 10. · 1. Sikap Tanggung Jawab a

22

Berdasarkan penjelasan tentang tanggung jawab, maka tanggung

jawab siswa termasuk dalam jenis tanggung jawab kepada diri sendiri,

artinya siswa tersebut harus dapat menanggung kata hatinya untuk

bersedia melakukan kewajibannya sebagai siswa yaitu belajar. Siswa

harus dapat berkomitmen untuk membiasakan diri dalam belajar

dengan baik dan disiplin.

g. Ciri-Ciri Sikap Tanggung Jawab

Samani dan Hariyanto (2012: 51) mengungkapkan bahwa

tanggung jawab meliputi melakukan tugas dengan sepenuh hati,

bekerja dengan etos kerja yang tinggi, berusaha keras untuk mencapai

prestasi terbaik (giving the best), mampu mengontrol diri dan

mengatasi stres, berdisiplin diri, akuntabel terhadap pilihan, dan

keputusan yang diambil. Tanggung jawab juga ditandai dengan

adanya sikap rasa memiliki, disiplin, dan empati. Rasa memiliki

maksudnya seseorang itu mempunyai kesadaran akan memiliki

tanggung jawab yang harus dilakukan; disiplin berarti seseorang itu

bertindak yang menunjukkan perilaku yang tertib dan patuh pada

berbagai peraturan; dan empati berarti seseorang itu mampu

mengidentifikasi dirinya dalam keadaan perasaan dan pikiran yang

sama dengan orang atau kelompok lain dan tidak merasa terbebani

akan tanggung jawabnya (Zubaedi, 2013: 40).

Berdasarkan ciri-ciri tersebut, maka indikator dari sikap tanggung

jawab dalam metode pembelajaran kooperatif jigsaw dalam kaitannya

Pengaruh Penggunaan Metode..., Suminah, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 13: BAB II KAJIAN TEORETIK A. Deskripsi Konseptual 1. Sikap Tanggung Jawab a Hakikat Sikaprepository.ump.ac.id/2476/3/SUMINAH_BAB II.pdf · 2017. 7. 10. · 1. Sikap Tanggung Jawab a

23

menulis karangan narasi antara lain: (1) melaksanakan tugas yang

diberikan guru sampai tuntas; (2) tidak merasa terbebani dalam

melaksanakan tugas menulis karangan narasi; (3) dapat memberikan

alasan mengapa memilih judul yang ditulisnya; (4) melaksanakan

tugas mandiri maupun kelompok dengan senang hati; (5) ketika

belajar kelompok dapat membuat keputusan yang berbeda dari teman

kelompoknya; (6) menghormati dan menghargai skenario

pembelajaran; (7) mempunyai minat dalam menulis karangan narasi;

(8) dapat konsentrasi dalam setiap suasana belajar.

Penjelasan delapan indikator tersebut di atas sebagai berikut.

1). Melaksanakan tugas yang diberikan guru sampai tuntas.

Dalam sebuah pembelajaran guru senantiasa memberikan tugas

yang harus dilakukan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Siswa yang memiliki sikap tanggung jawab senantiasa akan

menyelesaikan tugas yang diberikan guru yang berkaitan dengan

pembelajara sampai selesai.

2). Tidak merasa terbebani dalam melaksanakan tugas menulis karangan

narasi.

Siswa dalam melaksanakan tugas menulis karangan narasi merasa

senang, enjoy, tidak terbersit beban di benaknya, dan benar-benar

memiliki tanggung jawab dalam dalam melaksanakan tugas. Artinya

keseriusan, semangat dan disiplin dalam melaksanakan tugas akan

terlihat dari sikap siswa yang bertanggung jawab.

Pengaruh Penggunaan Metode..., Suminah, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 14: BAB II KAJIAN TEORETIK A. Deskripsi Konseptual 1. Sikap Tanggung Jawab a Hakikat Sikaprepository.ump.ac.id/2476/3/SUMINAH_BAB II.pdf · 2017. 7. 10. · 1. Sikap Tanggung Jawab a

24

3). Dapat memberikan alasan mengapa memilih judul yang ditulisnya

Siswa dapat mengutarakan alasan kepada guru maupun temannya

mengapa memilih judul yang ditulisnya dengan benar, tidak ragu-

ragu, dan mantap.

4). Melaksanakan tugas mandiri maupun kelompok dengan senang hati.

Siswa dalam melaksanakan tugas pribadi maupun tugas secara

kelompok merasa senang, enjoy, tidak terbersit beban di benakknya,

sehingga semua tugas yang diberikan guru diselesaikan dengan penuh

tanggung jawab.

5). Menghormati dan menghargai skenario pembelajaran.

Sebuah pembelajaran telah dirancang oleh guru sedemikian rupa

supaya dapat mencapai tujuan pembelajaran. Siswa yang memiliki

tentunya akan mengikuti langkah-langkah pembelajaran sebagaimana

yang telah disampaikan oleh guru.

6). Ketika belajar kelompok dapat membuat keputusan yang berbeda dari

teman kelompoknya.

Sikap tanggung jawab atas tugas yang diberikan oleh guru akan

terlihat dari cara pandang siswa terhadap materi pelajaran yang

menunjukkan antusiasmenya dengan cara berani mengemukakan

pendapat yang berbeda dengan siswa lain dalam kelompoknya

7). Dapat konsentrasi dalam setiap suasana belajar.

Sikap tanggung jawab dapat tercermin dari cara siswa belajar yang

mampu berkonsentrasi dengan suasana belajar. Konsentrasi ini tadak

Pengaruh Penggunaan Metode..., Suminah, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 15: BAB II KAJIAN TEORETIK A. Deskripsi Konseptual 1. Sikap Tanggung Jawab a Hakikat Sikaprepository.ump.ac.id/2476/3/SUMINAH_BAB II.pdf · 2017. 7. 10. · 1. Sikap Tanggung Jawab a

25

akan dapat timbul tanpa disadari oleh siswa akan makna pembelajaran

yang harus dilaksanakan sehingga siswa tersebut terlihat memiliki

sikap tanggung jawab.

8). Mempunyai minat dalam menulis karangan narasi.

Bertanggung jawab atas tugas yang diembannya tentunya akan

melaksanakan tugas dengan baik, penuh semangat, dan mempunyai

pandangan tersendiri yang disertai alasan yang tepat. Hal ini

menunjukkan bahwa siswa tersebut mempunyai minat terhadap

pembelajaran. Sehingga mencerminkan sikap tanggung jawabnya.

2. Hakikat Metode Pembelajaran Kooperatif Jigsaw

a. Konsep Dasar Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan bentuk

pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-

kelompok kecil secara kolaboratif, yang anggotanya terdiri dari 4 sampai 6

anak, dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen, Majid

(2014: 174). Pembelajaran kooperatif merupakan sistem pengajaran yang

memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bekerja sama dengan

sesama siswa dalam tugas-tugas yang bersruktur. Pembelajaran kooperatif

pada hakekatnya sama dengan belajar kelompok, meskipun tidak semua

belajar kelompok disebut sebagai cooperative learning. Seperti yang

dikemukaan oleh Abdulhak dalam Majid (2014: 174) “pembelajaran

kooperatif dilaksanakan melalui sharing proses antara peserta didik,

sehingga dapat mewujudkan pemahaman bersama antara peserta didik itu

Pengaruh Penggunaan Metode..., Suminah, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 16: BAB II KAJIAN TEORETIK A. Deskripsi Konseptual 1. Sikap Tanggung Jawab a Hakikat Sikaprepository.ump.ac.id/2476/3/SUMINAH_BAB II.pdf · 2017. 7. 10. · 1. Sikap Tanggung Jawab a

26

sendiri”. Pembelajaran kooperatif merupakan sistem pembelajaran yang

berusaha memanfaatkan teman sejawat atau siswa lain sebagai sumber

belajar, di samping guru dan sumber belajar yang lainnya Wena

(2009: 190). Cooperatif learning mengandung pengertian sebagai suatu

sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu di antara sesama

dalam struktur kerja sama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari

dua orang atau lebih, dan keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh

keterlibatan dari setiap anggota kelompok itu sendiri. Cooperatif learning

juga dapat diartikan sebagai suatu struktur tugas bersama dalam suasana

kebersamaan di antara sesama anggota kelompok (Solihatin dan Raharjo,

2008: 4).

Slavin berpendapat bahwa pembelajaran kooperatif adalah

pembelajaran secara berkelompok, siswa dalam satu kelas dijadikan

kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 orang untuk memahami

konsep yang difasilitasi oleh guru. Metode pembelajaran kooperatif adalah

metode pembelajaran dengan seting kelompok-kelompok kecil dengan

memperhatikan keberagaman anggota kelompok sebagai wadah siswa

bekerja sama untuk memecahkan suatu masalah melalui interaksi sosial

dengan teman sebayanya, memberikan kesempatan kepada peserta didik

untuk mempelajari sesuatu dengan baik pada waktu yang bersamaan dan

menjadi sumber bagi teman yang lain. Pembelajaran kooperatif merupakan

kegiatan kelompok yang menekankan pada keterlibatan semua anggota

kelompok dalam merampungkan tugas kelompok; dapat membantu siswa

Pengaruh Penggunaan Metode..., Suminah, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 17: BAB II KAJIAN TEORETIK A. Deskripsi Konseptual 1. Sikap Tanggung Jawab a Hakikat Sikaprepository.ump.ac.id/2476/3/SUMINAH_BAB II.pdf · 2017. 7. 10. · 1. Sikap Tanggung Jawab a

27

menggunakan pengetahuan awalnya dan belajar dari pengetahuan awal

temannya (Santosa, 2010: 127).

Pembelajaran kooperatif dalam penelitian ini adalah pembelajaran

yang memberi kesempatan pada peserta didik untuk bekerja sama dalam

mengerjakan tugas-tugas terstruktur yang diberikan oleh guru secara

kelompok dan masing-masing anggota memberikan konstribusi untuk

mewujudkan pemahaman bersama.

Ada beberapa karakteristik dalam pembelajaran kooperatif, antara

lain yang dikemukakan oleh Majid (2014: 176) ciri atau karakteristik

pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut: (1) Siswa bekerja dalam

kelompok untuk menuntaskan materi belajar; (2). Kelompok dibentuk dari

siswa yang memiliki keterampilan tinggi, sedang, dan rendah (heterogen);

(3). Apabila memungkinkan, anggota kelompok berasal dari ras, budaya,

suku, dan jenis kelamin yang berbeda; (4). Penghargaan lebih berorientasi

pada kelompok daripada individu. Sanjaya (2010: 244) berpendapat bahwa

karakteristik pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut:

(1). Pembelajaran secara tim; (2). Di dasarkan pada manajemen kooperatif;

(3). Kemauan untuk bekerja sama; (4). Keterampilan bekerja sama.

Pembelajaran kooperatif merupakan serangkaian kegiatan

pembelajaran yang dilakukan oleh siswa di dalam kelompok-kelompok

untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Menurut

Siahan (2005: 2) ada lima unsur dalam proses pembelajaran kooperatif

yaitu: (1). saling ketergantungan yang positif; (2). interaksi berhadapan;

Pengaruh Penggunaan Metode..., Suminah, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 18: BAB II KAJIAN TEORETIK A. Deskripsi Konseptual 1. Sikap Tanggung Jawab a Hakikat Sikaprepository.ump.ac.id/2476/3/SUMINAH_BAB II.pdf · 2017. 7. 10. · 1. Sikap Tanggung Jawab a

28

(3). tanggung jawab individu; (4). keterampilan sosial; (5). terjadinya

proses dalam kelompok. Sementara Johnson dan Johnson dalam Samani

dan Hariyanto (2012: 164) menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif

meliputi sejumlah unsur (1) saling ketergantungan positif; (2) tanggung

jawab individu; (3) interaksi tatap muka; (4) penerapan keterampilan

kolaboratif, dan (5) proses kelompok. Felder dan Brent yang

mengembangkan model yang berasal dari David Johnson dan Roger

Johnson menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif bukan semata-mata

sinonim dari siswa bekerja sama dalam kelompok, suatu pembelajaran

hanya dapat disebut sebagai pembelajaran kooperatif jika kelima unsur

yang disebut di atas hadir dalam pembelajaran (Samani dan Hariyanto:

164-165). Unsur-unsur dalam pembelajaran kooperatif menurut Siahan

dengan pendapat Johnson dan Johnson ada kesamaannya bahwa dalam

pembelajaran kooperatif adanya unsur saling ketergantungan positif,

adanya tanggung jawab individu, dan proses kelompok.

George Jacobs dalam Samani dan Hariyanto (2012: 161-162)

bersepakat ada delapan prinsip yang harus diterapkan dalam pembelajaran

kooperatif yaitu: (1) pembentukan kelompok harus heterogen, maksudnya

pembentukan dalam pembentukan kelompok harus bervariasi baik dari

jenis kelamin, kecakapan, kelas sosial dll; (2) perlu keterampilan

kolaboratif, siswa mampu berargumen, bertoleransi, tidak menang sendiri;

(3) otonomi kelompok, siswa didorong untuk mencari jawaban sendiri,

tidak tergantung pada guru; (4) interaksi simultan, masing-masing

Pengaruh Penggunaan Metode..., Suminah, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 19: BAB II KAJIAN TEORETIK A. Deskripsi Konseptual 1. Sikap Tanggung Jawab a Hakikat Sikaprepository.ump.ac.id/2476/3/SUMINAH_BAB II.pdf · 2017. 7. 10. · 1. Sikap Tanggung Jawab a

29

beraktivitas menuju tujuan bersama; (5) partisipasi yang adil dan setara,

tidak ada peserta yang mendominasi; (6) tanggung jawab individu, setiap

siswa harus belajar dan saling berbagi pengetahuan; (7) ketergantungan

positif, setiap siswa harus berpedoman satu untuk semua dan semua untuk

satu; (8) kerja sama sebagai nilai karakter, kerja sama tidak hanya sebagai

cara untuk belajar,tetapi juga sebagai bagian dari isi pembelajaran.

Berdasar berbagai hasil penelitian serta fakta empiris di lapangan,

pembelajaran kooperatif ternyata telah mampu meningkatkan kualitas

pembelajaran siswa dalam hal antara lain memberi kesempatan saling

berbagi informasi kognitif, memberi motivasi kepada siswa, meyakinkan

siswa untuk membangun pengetahuannya, mendapat masukan informatif,

mengembangkan keterampilan sosial kelompok, meningkatkan interaksi

positif antar anggota, meningkatkan daya ingat karena siswa terlibat

langsung mengajar siswa lain, dan mengembangkan karakter positif para

siswa misalnya kemandirian, berani mengemukakan pendapat, tanggung

jawab dan sebagainya. Pembelajaran kooperatif bertujuan untuk

(1). Meningkatkan hasil akademik dengan meningkatkan kinerja siswa

dalam tugas-tugas akademiknya. Siswa yang lebih mampu akan menjadi

nara sumber bagi siswa yang kurang mampu, yang memiliki orientasi dan

bahasa yang sama; (2). Memberi peluang agar siswa dapat menerima

teman-temannya yang mempunyai berbagai perbedaan latar belakang

kemampuan akademik, suku, agama dan status atau tingkat siswa;

(3). Mengembangkan keterampilan sosial siswa dalam kerja kelompok,

Pengaruh Penggunaan Metode..., Suminah, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 20: BAB II KAJIAN TEORETIK A. Deskripsi Konseptual 1. Sikap Tanggung Jawab a Hakikat Sikaprepository.ump.ac.id/2476/3/SUMINAH_BAB II.pdf · 2017. 7. 10. · 1. Sikap Tanggung Jawab a

30

dalam berbagai tugas, aktif bertanya, menghargai pendapat orang lain,

memancing teman untuk bertanya, menjelaskan ide atau pendapat, dan lain

sebagainya (Depdiknas).

Pembelajaran kooperatif akan menciptakan suasana aktif dan kreatif.

Dikatakan aktif karena peserta didik harus dapat bekerja sama dalam

kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Setiap peserta didik dalam

kelompok harus bersikap kooperatif terhadap sesama anggota kelompoknya.

Pembiasaan pola belajar di atas dapat mengikis sifat negatif siswa dalam

proses pembelajaran selama ini. Dikatakan kreatif karena peserta didik harus

dapat memecahkan masalah yang timbul, baik terhadap materi pelajaran

maupun masalah perbedaan cara menyelesaikan berkaitan dengan kompetensi

individual. Pembelajaran kooperatif mewadahi bagaimana peserta didik dapat

bekerja sama dalam kelompok, tujuan kelompok adalah tujuan bersama.

Tujuan penting dari pembelajaran kooperatif adalah untuk mengajarkan

keterampilan kerja sama dan kolaborasi pada siswa. Keterampilan ini akan

dirasakan manfaatnya saat siswa terjun ke masyarakat kelak.

b. Konsep Dasar Pembelajaran Kooperatif Jigsaw

Metode pembelajaran kooperatif jigsaw dilandasi oleh teori

konstruktivisme, yakni pembelajaran untuk mencari jalan pemecahan terhadap

masalah-masalah yang komplek. Metode kooperatif jigsaw pertama kali

dikembangkan dan diuji coba oleh Elliot Aronson dkk di Universitas Texas,

kemudian diadaptasi oleh Sleven dkk di Universitas Jhon Hopkins ( Malik,

Pengaruh Penggunaan Metode..., Suminah, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 21: BAB II KAJIAN TEORETIK A. Deskripsi Konseptual 1. Sikap Tanggung Jawab a Hakikat Sikaprepository.ump.ac.id/2476/3/SUMINAH_BAB II.pdf · 2017. 7. 10. · 1. Sikap Tanggung Jawab a

31

2014: 182). Metode ini memiliki dua versi, jigsaw orisinal dan jigsaw II

(Slavin, 2009).

Majid (2014: 182) berpendapat bahwa pembelajaran kooperatif jigsaw

adalah sebuah model belajar kooperatif yang menitikberatkan pada kerja

kelompok siswa dalam bentuk kelompok kecil yang heterogen. Metode

pembelajaran kooperatif jigsaw termasuk metode pembelajaran PAIKEM

yang diawali dengan pengenalan topik yang akan dibahas oleh guru dapat

ditulis di papan tulis atau melalui penayangan power poin, selanjutnya dibagi

kelompok-kelompok kecil dan disebut kelompok asal. Kelompok asal tersebut

diberi materi tekstual, dan masing-masing kelompok harus bertanggung jawab

pada tugasnya. Sesi berikutnya membentuk expert teams (kelompok ahli) yang

diberi kesempatan untuk berdiskusi. Melalui diskusi di kelompok ini

diharapkan mereka memahami topik sebagai pengetahuan yang utuh. Setelah

diskusi kelompok ahli kembali ke kelompok asal berdiskusi dan merefleksi

hasil dari diskusi di kelompok ahli. Sebelum pembelajaran diakhiri perlu

dilakukan diskusi kelas. Selanjutnya guru menurut pembelajaran dengan

memberikan review terhadap topik yang telah dipelajari (Suprijono, 2013: 89)

Pembelajaran dengan metode jigsaw dikenal juga dengan pembelajaran

kooperatif para ahli, karena anggota pada setiap kelompok dihadapkan pada

permasalahan yang berbeda, tetapi permasalahan yang dihadapi setiap

kelompok sama, sehingga disebut sebagai tim ahli dan bertugas membahas

permasalahan yang dihadapi. Hasil pembahasan tersebut dibawa ke kelompok

asal dan disampaikan pada anggota kelompoknya (Rusman, 2008: 205).

Pengaruh Penggunaan Metode..., Suminah, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 22: BAB II KAJIAN TEORETIK A. Deskripsi Konseptual 1. Sikap Tanggung Jawab a Hakikat Sikaprepository.ump.ac.id/2476/3/SUMINAH_BAB II.pdf · 2017. 7. 10. · 1. Sikap Tanggung Jawab a

32

Metode kooperatif jigsaw diterapkan untuk materi-materi yang berhubungan

dengan keterampilan mendengar, berbicara, membaca, dan menulis. Di dalam

metode kooperatif jigsaw guru harus memperhatikan dan memahami

kemampuan dan pengalaman siswa agar materi pembelajaran menjadi lebih

bermakna. Guru harus memberi banyak kesempatan kepada siswa untuk

mengolah informasi dan meningkatkan keterampilan berkomunikasi. Jika

tugas yang dikerjakan cukup sulit guru membentuk kelompok ahli. Setiap

anggota yang mendapat bagian atau subtopik yang sama berkumpul dengan

anggota dari kelompok-kelompok yang mendapat bagian atau subtopik

tersebut. Kemudian masing-masing anggota dari kelompok ahli ke

kelompoknya yang semula untuk menjelaskan apa yang baru dipelajari dari

kelompok ahli kepada rekan-rekan kelompoknya (Huda, 2013: 206).

Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw berangkat dari dasar

pemikiran getting better together yang menekankan pada pemberian

kesempatan belajar yang lebih luas dan suasana yang kondusif pada siswa

untuk memperoleh dan mengembangkan pengetahuan, sikap dan nilai serta

keterampilan sosial yang bermanfaat dalam kehidupan di masyarakat

(Subroto, 2012). Stahl menyatakan bahwa proses pembelajaran dengan model

kooperatif, mampu merangsang dan mengembangkan potensi siswa secara

optimal dalam suasana belajar pada kelompok-kelompok kecil yang terdiri

dari 4 sampai 6 siswa. Anggota dari berbagai kelompok yang mempelajari

topik yang sama berkumpul untuk berdiskusi dan mempelajari topik

bagiannya. Kumpulan dari siswa yang mempelajari satu topik yang sama ini

Pengaruh Penggunaan Metode..., Suminah, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 23: BAB II KAJIAN TEORETIK A. Deskripsi Konseptual 1. Sikap Tanggung Jawab a Hakikat Sikaprepository.ump.ac.id/2476/3/SUMINAH_BAB II.pdf · 2017. 7. 10. · 1. Sikap Tanggung Jawab a

33

dinamakan kelompok ahli (tim ahli). Selanjutnya anggota tim ahli ini kembali

ke kelompok asal untuk mengajarkan apa yang telah dipelajari dari kelompok

ahli tadi kepada anggota kelompok asal atau kelompknya sendiri. Pada

hakekatnya, pembelajaran kooperatif tipe jigsaw mengandalkan sesama

teman sekelompoknya dalam memahami materi pembelajaran. Siswa bisa

belajar dari sesama temannya dalam mempelajari suatu topik kajian. Dalam

model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw siswa yang dikirim ke kelompok

ahli, bertanggung jawab untuk mempelajari topik tertentu yang diberikan

guru dan sekaligus membelajarkan kepada teman-teman kelompok asalnya.

Dengan demikian siswa tersebut memiliki tanggung jawab mempelajari topik

tertentu sampai memahami yang kemudian dibelajarkan kepada teman-teman

kelompok asalnya. model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw menempatkan

siswa sebagai bagian penting dari suatu sistem kerjasama dalam mencapai

suatu hasil yang optimal dalam belajar (Subroto, 2012).

Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw mengembangkan suasana belajar

yang berlangsung dalam interaksi yang saling percaya, terbuka, rileks di

antara anggota kelompok dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk

memperoleh dan memberi masukan di antara mereka untuk mengembangkan

pengetahuan, sikap, nilai, moral dan keterampilan-keterampilan yang ingin

dikembangkan dalam pembelajaran. Pola interaksi yang bersifat terbuka dan

saling percaya sangat penting bagi siswa untuk memperoleh keberhasilan

dalam belajar, karena setiap saat mereka bisa melakukan diskusi, saling

Pengaruh Penggunaan Metode..., Suminah, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 24: BAB II KAJIAN TEORETIK A. Deskripsi Konseptual 1. Sikap Tanggung Jawab a Hakikat Sikaprepository.ump.ac.id/2476/3/SUMINAH_BAB II.pdf · 2017. 7. 10. · 1. Sikap Tanggung Jawab a

34

membagi pengetahuan dan kemampuan serta saling mengoreksi antar sesama

dalam belajar.

Pembelajaran kooperatif jigsaw di dalamnya terdapat kelompok ahli

dan kelompok asal. Kelompok asal adalah kelompok awal siswa yang terdiri

dari beberapa anggota kelompok ahli yang dibentuk dengan memperhatikan

keragaman dan latar belakang yang berbeda. Guru harus terampil dan

mengetahui latar belakang siswa agar tercipta suasana yang baik bagi setiap

anggota kelompok. Sedangkan kelompok ahli, yaitu kelompok siswa yang

terdiri dari anggota kelompok lain dalam hal ini kelompok asal yang

ditugaskan untuk mendalami topik tertentu untuk kemudian dijelaskan kepada

kelompok asal. Para anggota dari kelompok asal yang berbeda, bertemu

dengan topik yang sama dalam kelompok ahli untuk berdiskusi dan

membahas materi yang ditugaskan pada masing-masing anggota kelompok

serta membantu satu sama lain untuk mempelajari topik mereka.

Peran guru dalam hal ini adalah memfasilitasi dan memotivasi para

anggota kelompok ahli agar mudah untuk memahami materi yang diberikan.

Setelah pembahasan selesai, para anggota kelompok kemudian kembali pada

kelompok asal dan mengajarkan pada teman sekelompoknya apa yang telah

mereka dapatkan pada saat pertemuan di kelompok ahli. Para kelompok ahli

harus mampu untuk membagi pengetahuan yang didapatkan saat melakukan

diskusi di kelompok ahli, sehingga pengetahuan tersebut diterima oleh setiap

anggota pada kelompok asal. Kunci metode kooperatif jigsaw adalah

kebebasan setiap anggota terhadap anggota tim yang memberika informasi

Pengaruh Penggunaan Metode..., Suminah, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 25: BAB II KAJIAN TEORETIK A. Deskripsi Konseptual 1. Sikap Tanggung Jawab a Hakikat Sikaprepository.ump.ac.id/2476/3/SUMINAH_BAB II.pdf · 2017. 7. 10. · 1. Sikap Tanggung Jawab a

35

yang diperlukan. Artinya para siswa harus memiliki tanggung jawab dan

kerja sama yang positif dan saling ketergantungan untuk mendapatkan

informasi dan memecahkan masalah yang diberikan.

Guru sebagai seorang fasilitator berperan memberikan pengarahan pada

saat diskusi, baik pada kelompok ahli maupun pada kelompok asal. Siswa

dituntut aktif membangun pengetahuannya sendiri melalui diskusi dengan

arahan guru. Metode pembelajaran kooperatif jigsaw menyediakan peluang

bagi siswa untuk mengembangkan keterampilan menulisnya dengan

memperhatikan bakat yang dimiliki siswa. Pembelajaran kooperatif jigsaw

dapat memberikan keuntungan baik pada siswa kelompok bawah maupun

pada siswa kelompok atas yang bekerja sama dalam menyelesaikan tugas.

Siswa yang belum dapat memecahkan permasalahan akan dibantu oleh teman

yang sudah mengerti atau yang sudah selesai pembahasannya. Dalam proses

tersebut siswa kelompok bawah akan bertambah kemampuannya karena

memperoleh pengetahuan dengan bertanya secara langsung dengan teman

yang dianggap memiliki kemampuan lebih dalam kelompoknya. Sedangkan

siswa yang membantu temannya yang mendapat kesulitan dalam

pembelajaran akan meningkat kemampuan akademiknya karena memberikan

pelayanan sebagai tutor yang membutuhkan pemikiran lebih mendalam.

Keunggulan metode kooperatif jigsaw meningkatkan rasa tanggung

jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang

lain. Siswa tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka

juga harus siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut pada anggota

Pengaruh Penggunaan Metode..., Suminah, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 26: BAB II KAJIAN TEORETIK A. Deskripsi Konseptual 1. Sikap Tanggung Jawab a Hakikat Sikaprepository.ump.ac.id/2476/3/SUMINAH_BAB II.pdf · 2017. 7. 10. · 1. Sikap Tanggung Jawab a

36

kelompok yang lain, sehingga meningkatkan kerja sama secara kooperatif

untuk mempelajari materi yang ditugaskan.

Langkah-langkah metode kooperatif jigsaw menurut Nurhadi dan Agus

Gerrard dalam Majid (2014: 182-183) sebagai berikut.

1). Menyampaikan tujuan belajar dan membangkitkan motivasi;

2).Menyajikan informasi kepada siswa dengan demonstrasi disertai

penjelasan

3). Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok belajar;

4). Mengelola dan membantu siswa dalam belajar kelompok;

5). Mengetes penguasaan kelompok atas bahan ajar;

6). Pemberian penghargaan atau pengakuan terhadap hasil belajar siswa.

Langkah-langkah metode kooperatif jigsaw II, menurut Slavin

(2005: 238-240) adalah sebagai berikut:

1). Pilihlah satu atau dua bab wacana, atau unit lainnya. Bila siswa akan

membaca di kelas, materi yang dipilih membutuhkan waktu tidak lebih

dari setengah jam.

2). Buatlah sebuah lembar ahli untuk tiap unit. Lembar ini akan mengarahkan

siswa di mana siswa harus berkonsentrasi membaca, dan dengan

kelompok ahli yang akan membaca.

3). Buatlah kuis, tes berupa esai, atau bentuk penilaian lainnya untuk tiap

unit.

4). Gunakan skema diskusi (sebagai opsi), yang dapat mengarahkan diskusi

dalam kelompok-kelompok ahli.

Pengaruh Penggunaan Metode..., Suminah, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 27: BAB II KAJIAN TEORETIK A. Deskripsi Konseptual 1. Sikap Tanggung Jawab a Hakikat Sikaprepository.ump.ac.id/2476/3/SUMINAH_BAB II.pdf · 2017. 7. 10. · 1. Sikap Tanggung Jawab a

37

Guru harus terampil dalam menyelidiki latar belakang siswa

dengan memperhatikan kebersamaan dan latar belakang yang berbeda-beda

dalam satu kelompok. Penelitian ini menggunakan langkah-langkah metode

kooperatif jigsaw sebagai berikut.

1). Menyampaikan tujuan belajar dan membangkitkan motivasi anak

2). Menjelaskan materi secara sekilas dan skenario pembelajaran.

3). Siswa dibagi menjadi lima kelompok, masing-masing kelompok terdiri

dari 6 sampai 7 anak.

4). Adanya siswa yang dijadikan tim ahli,

Ada 5 tim ahli

Pertama, ahli yang membahas tentang isi

Kedua, ahli yang membahas organisasi

Ketiga, ahli yang membahas kosakata

Keempat, ahli yang membahas tentang penggunaan bahasa

Kelima, ahli yang membahas tentang mekanik

5). Mengelola dan membantu siswa dalam belajar kelompok.

6). Hasil kerja kelompok dapat dipertanggungjawabkan dengan presentasi.

7). Mengetes penguasaan kelompok atas bahan ajar.

8). Pemberian penghargaan atau pengakuan terhadap hasil belajar siswa.

Dalam pelasanaannya, pembelajaran kooperatif jigsaw memiliki

kelebihan dan kekurangannya menurut Ibrahim dkk dalam Majid (2014: 185)

diantara kelebihannya adalah:

Pengaruh Penggunaan Metode..., Suminah, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 28: BAB II KAJIAN TEORETIK A. Deskripsi Konseptual 1. Sikap Tanggung Jawab a Hakikat Sikaprepository.ump.ac.id/2476/3/SUMINAH_BAB II.pdf · 2017. 7. 10. · 1. Sikap Tanggung Jawab a

38

1). Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama dengan

siswa lain;

2). Siswa dapat menguasai pelajaran yang disampaikan;

3). Setiap anggota siswa berhak menjadi ahli dalam kelompoknya;

4). Dalam proses belajar mengajar siswa saling ketergantungan positif;

5). Setiap siswa dapat saling mengisi satu sama lain.

Sedangkan kelemahannya adalah

1). Membutuhkan waktu yang lama.

2). Siswa yang pandai cenderung tidak mau disatukan dengan teman yang

kurang pandai, sedang siswa yang kurang pandai juga merasa minder bila

digabung dengan siswa yang pandai.

3. Kemampuan Menulis Karangan Narasi

a. Hakekat Kemampuan

Kemampuan menurut Gibson (1996: 237) menunjuk pada potensi

seseorang untuk melaksanakan tugas atau pekerjaan. Kemampuan

berhubungan dengan kemampuan fisik dan mental seseorang untuk

melaksanakan pekerjaan. Kemampuan ini akan tercermin dari sikap yang

diajukan dalam menyelesaikan pekerjaannya.

Pendapat lain mengenai kemampuan dikemukakan oleh Thoha

(2001: 93) yang menyatakan bahwa kemampuan merupakan salah satu unsur

dalam kematangan berkaitan dengan pengetahuan dan keterampilan yang

diperoleh dari pendidikan, latihan, dan pengalaman. Dengan demikian

kemampuan pada masing-masing orang dapat berbeda-beda sesuai dengan

Pengaruh Penggunaan Metode..., Suminah, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 29: BAB II KAJIAN TEORETIK A. Deskripsi Konseptual 1. Sikap Tanggung Jawab a Hakikat Sikaprepository.ump.ac.id/2476/3/SUMINAH_BAB II.pdf · 2017. 7. 10. · 1. Sikap Tanggung Jawab a

39

pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya. Kemampuan adalah

sesuatu yang sifatnya dinamis, artinya kemampuan tidak bersifat statis dan

dapat ditingkatkan dari waktu ke waktu. Untuk itu diperlukan aktivitas

tertentu yang dapat bermanfaat meningkatkan kemampuan kerja, yaitu

melalui pendidikan dan latihan.

Kemampuan atau kompetensi adalah kemampuan bersikap, berfikir

dan bertindak secara konsistensi sebagai perwujudan dari pengetahuan,

sikap, dan keterampilan yang dimiliki.

Dalam penelitian ini kemampuan adalah potensi seseorang baik

fisik maupun mental untuk melaksanakan tugas atau pekerjaan.

b. Menulis Karangan Narasi

1). Hakekat Menulis

Tarigan (2008: 3) mengatakan bahwa menulis adalah suatu

keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara

tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Menulis

merupakan kegiatan yang produktif dan ekspresif. Selanjutnya Tarigan

(2008: 22) menyatakan bahwa menulis ialah menurunkan lambang-

lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh

seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambing-lambang grafik

tersebut.

Aktifitas menulis merupakan suatu bentuk manifestasi kemampuan

dan keterampilan berbahasa yang paling akhir dikuasai oleh pembelajar

bahasa setelah kemampuan mendengarkan berbicara, dan membaca

Pengaruh Penggunaan Metode..., Suminah, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 30: BAB II KAJIAN TEORETIK A. Deskripsi Konseptual 1. Sikap Tanggung Jawab a Hakikat Sikaprepository.ump.ac.id/2476/3/SUMINAH_BAB II.pdf · 2017. 7. 10. · 1. Sikap Tanggung Jawab a

40

(Iskandarwassid, 2008: 248). Kemampuan menulis dianggap sebagian

besar orang lebih sulit dikuasai bahkan penutur asli bahasa yang

bersangkutan sekalipun. Hal ini desebabkan kemampuan menulis

menghendaki berbagai unsur kebahasaan dan unsur di luar bahasa itu

sendiri yang akan menjadi isi tulisan.

Akhadiyah (1997: 13) berpendapat bahwa menulis juga merupakan

suatu proses penyampaian gagasan, pesan, sikap, dan pendapat kepada

pembaca dengan lambang bahasa yang dapat dilihat dan disepakati

bersama oleh penulis dan pembaca. Dalam menulis terdapat aspek

kebahasaan yaitu penggunaan tanda baca dan ejaan, penggunaan diksi,

penataan kalimat, pengembangan paragraf, pengolahan paragraf,

pengolahan gagasan, dan pengembang model karangan.

Menulis merupakan media komunikasi pengungkapan pikiran, ide,

atau gagasan untuk mencapai suatu maksud tertentu Syamsuddin

(2011: 2). Hal senada disampaikan oleh Semi (2007: 14) menulis

merupakan suatu proses kreatif memindahkan gagasan ke dalam

lambing-lambang tulisan. Dalam pengertian ini, menulis memiliki tiga

aspek utama (1) adanya tujuan atau maksud tertentu yang hendak

dicapai; (2) adanya gagasan atau sesuatu yang hendak dikomunikasikan;

(3) adanya system pemindahan gagasan.

Menulis adalah merupakan suatu kegiatan penyamaan pesan

(komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau

medianya (Dalman, 2015: 5). Dalam hal ini, menulis merupakan proses

Pengaruh Penggunaan Metode..., Suminah, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 31: BAB II KAJIAN TEORETIK A. Deskripsi Konseptual 1. Sikap Tanggung Jawab a Hakikat Sikaprepository.ump.ac.id/2476/3/SUMINAH_BAB II.pdf · 2017. 7. 10. · 1. Sikap Tanggung Jawab a

41

penyampaian informasi secara tertulis berupa hasil kreatifitas penulisnya

dengan menggunakan cara berpikir yang kreatif, tidak monoton dan tidak

terpusat pada satu permasalahan saja.

Mc Crimmon, dalam Slamet (2008: 96) mengatakan bahwa

menulis merupakan suatu kegiatan menggali pikiran dan perasaan

mengenai suatu subjek, memilih hal-hal yang akan ditulis, menentukan

cara menuliskannya sehingga pembaca dapat memahaminya dengan

mudah dan jelas. Menulis merupakan kegiatan yang sangat kompleks.

Sebagaimana diungkapkan oleh Hastuti dalam Slamet, (2008: 98),

bahwa kegiatan menulis merupakan kegiatan yang sangat kompleks

karena melibatkan cara berpikir yang teratur dan berbagai persyaratan

yang berkaitan dengan teknik penulisan, seperti (1) adanya kesatuan

gagasan; (2) penggunaan kalimat yang jelas dan efektif; (3) paragraf

disusun dengan baik; (4) penerapan kaidah ejaan yang benar; dan (5)

penguasaan kosakata yang memadai.

Byrne, dalam Slamet (2008: 106), menyatakan bahwa keterampilan

menulis pada hakekatnya bukan sekedar kemampuan menulis simbol-

simbol grafis sehingga berbentuk kata, dan kata-kata disusun menjadi

kalimat menurut peraturan tertentu, melainkan keterampilan menulis

adalah kemampuan menuangkan buah pikiran ke dalam bahasa tulis

melalui kalimat-kalimat yang dirangkai secara utuh, lengkap, dan jelas

sehingga buah pikiran tersebut dapat dikomunikasikan kepada pembaca

dengan berhasil. Keterampilan menulis mencakup berbagai kemampuan,

Pengaruh Penggunaan Metode..., Suminah, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 32: BAB II KAJIAN TEORETIK A. Deskripsi Konseptual 1. Sikap Tanggung Jawab a Hakikat Sikaprepository.ump.ac.id/2476/3/SUMINAH_BAB II.pdf · 2017. 7. 10. · 1. Sikap Tanggung Jawab a

42

seperti kemampuan menggunakan unsur-unsur bahasa secara tepat,

kemampuan mengorganisasikan wacana dalam bentuk karangan,

kemampuan menggunakan gaya bahasa yang tepat, pilihan kata dan

yang lainnya.

Berdasarkan pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa menulis

merupakan bentuk kegiatan menyampaikan ide, pesan, gagasan, dan

pendapat kepada orang lain melalui tulisan sehingga pesan dapat

diterima dan dipahami oleh pembaca dengan baik.

Kemampuan menulis merupakan potensi yang dimiliki oleh setiap

orang untuk menuangkan gagasannya dalam bentuk wujud tulis. Upaya

ini dilakukan dengan mengekspresikan kemampuan pikir untuk

berkomunikasi dengan orang lain. Daya pikir akan sangat tampak dalam

menuangkan menjadi kata-kata yang mudah dipahami maksudnya.

Kemampuan yang sesungguhnya dimiliki oleh setiap orang hanya dapat

dilakukan apabila orang tersebut melakukan pembiasaan untuk menulis.

Peristiwa di dalam kehidupan sehari-hari dapat saja ditulis oleh

seseorang dengan adanya kandungan pengetahuan yang dapat dijadikan

pesan.

Kegiatan menulis banyak manfaat yang dapat dipetiknya. Manfaat

itu diantaranya dalam hal (1) peningkatan kecerdasan; (2)

pengembangan daya inisiatif dan kreativitas; (3) penumbuhan

keberanian; dan (4) pendorong kemauan dan kemampuan

mengumpulkan informasi. Seseorang enggan menulis karena tidak tahu

Pengaruh Penggunaan Metode..., Suminah, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 33: BAB II KAJIAN TEORETIK A. Deskripsi Konseptual 1. Sikap Tanggung Jawab a Hakikat Sikaprepository.ump.ac.id/2476/3/SUMINAH_BAB II.pdf · 2017. 7. 10. · 1. Sikap Tanggung Jawab a

43

untuk apa dia menulis, merasa tidak berbakat dan merasa tidak tahu

bagaimana harus menulis, Graves, dalam Slamet (2008: 105).

Fungsi utama dari tulisan menurut Tarigan, (2008: 22) adalah

sebagai alat komunikasi yang tidak langsung. Menulis sangat penting

bagi pendidikan karena memudahkan para pelajar berpikir, juga dapat

menolong kita berpikir secara kritis.

2). Tahap-Tahap Pengajaran Menulis

Pengajaran mengarang menurut Braja dalam Slamet (2008: 105)

terdiri atas lima tahap, yaitu (1) mencontoh, (2) memproduksi, (3)

rekombinasi dan transformasi, (4) mengarang terpimpin, dan (5)

mengarang bebas.

Mencontoh adalah aktivitas mekanik, dalam hal ini siswa berlatih

menulis sesuai contoh. Dengan demikian pada mencontoh bukan berarti

siswa tidak belajar apa-apa, tetapi belajar bagaimana menulis sesuai

contoh dengan baik. Memproduksi adalah menulis apa yang telah

dipelajari secara lisan dan tertulis. Rekombinasi dan transformasi

adalah latihan menggabungkan beberapa karangan menjadi satu

karangan. Mengarang terpimpin adalah mengarang yang dilakukan

dengan bantuan gambar atau kerangka karangan. Mengarang bebas

adalah mengarang sebagai tahap akhir dari pengajaran mengarang

dengan memberi tugas kepada siswa untuk membuat karangan bebas,

siswa diberi kebebasan untuk menentukan tema apa yang akan

ditulisnya.

Pengaruh Penggunaan Metode..., Suminah, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 34: BAB II KAJIAN TEORETIK A. Deskripsi Konseptual 1. Sikap Tanggung Jawab a Hakikat Sikaprepository.ump.ac.id/2476/3/SUMINAH_BAB II.pdf · 2017. 7. 10. · 1. Sikap Tanggung Jawab a

44

Ada lima tahap dalam proses penulisan menurut Weaver, dalam

Slamet (2008: 111-116) yaitu (1) prapenulisan, (2) pembuatan draf,

(3) perevisian, (4) pengeditan, dan (5) pemublikasian.

Tahap prapenulisan, tahap ini merupakan tahap persiapan, tahap

langkah awal dalam menulis yang mencakup kegiatan (a) menentukan

dan membatasi topik tulisan, (b) merumuskan tujuan, menentukan

bentuk kalimat dan menentukan pembaca yang akan ditujunya,

(c) memilih bahan, dan (d) menentukan generalisasi dan cara

mengorganisasi ide untuk tulisannya.

Tahap prapenulisan merupakan tahap yang amat penting dalam

kegiatan menulis. Oleh karena itu, pada tahap prapenulisan kadang

diperlukan stimulus untuk merangsang munculnya respon yang berupa

ide atau gagasan. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan cara melakukan

berbagai aktivitas, misalnya membaca buku, surat kabar, majalah atau

yang sejenisnya.

Tahap pembuatan draf, pada orientasi pembelajaran yang berpusat

pada siswa tahap pembuatan draf dimulai dengan menjabarkan ide ke

dalam tulisan. Para siswa, mula-mula mengembangkan ide atau

gagasannya dalam bentuk kata-kata, kalimat-kalimat sehingga menjadi

sebuah wacana sementara atau draf. Adapun fokus perhatian siswa pada

tahap ini terarah pada penuangan ide-idenya secara tertulis. Di samping

itu hal-hal yang berkaitan dengan aspek-aspek mekanis bahasa seperti

Pengaruh Penggunaan Metode..., Suminah, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 35: BAB II KAJIAN TEORETIK A. Deskripsi Konseptual 1. Sikap Tanggung Jawab a Hakikat Sikaprepository.ump.ac.id/2476/3/SUMINAH_BAB II.pdf · 2017. 7. 10. · 1. Sikap Tanggung Jawab a

45

penulisan huruf kapital, tanda baca, maupun aspek mekanis lainnya juga

perlu mendapat perhatian.

Pada tahap prapenulisan belum ditentukan judul karangan, tetapi

pada akhir tahap pembuatan draf, penulis dapat menentukan judul

karangan, antara lain (a) singkat, (b) provokatif, dan (c) relevan dengan

isi. Di samping itu perlu diingat pula bahwa judul sebaiknya disusun

dalam bentuk frase bukan kalimat.

Tahap perevisian, pada tahap revisi dilakukan koreksi terhadap

seluruh karangan. Koreksi dilakukan terhadap berbagai aspek misalnya

struktur karangan dan kebahasaan. Struktur karangan meliputi penataan

ide pokok dan ide penjelas, serta sistematika dan penalarannya.

Sementara itu aspek kebahasaan meliputi pilihan kata, struktur bahasa,

ejaan, dan tanda baca. Pada tahap ini masih dimungkinkan mengubah

judul karangan apabila judul yang telah ditentukan dirasakan kurang

tepat.

Tahap revisi dalam pengajaran menulis, siswa memeriksa

rancangan tulisannya dalam segi isi untuk langkah perbaikan, meskipun

demikian pengertian revisi tidak sekedar memperbaiki rancangan tulisan,

tetapi juga menyangkut upaya memenuhi kebutuhan pembaca sehingga

tidak jarang bagian-bagian dalam rancangan sebuah tulisan perlu

ditambah, dipindahkan, dihilangkan, dan disusun kembali. Jika revisi

dilakukan oleh penulis, diperlukan tenggang waktu antara penyelesaian

dengan pelaksanaan revisi. Dengan demikian saat membaca kembali

Pengaruh Penggunaan Metode..., Suminah, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 36: BAB II KAJIAN TEORETIK A. Deskripsi Konseptual 1. Sikap Tanggung Jawab a Hakikat Sikaprepository.ump.ac.id/2476/3/SUMINAH_BAB II.pdf · 2017. 7. 10. · 1. Sikap Tanggung Jawab a

46

tulisannya, penulis memiliki perspektif yang segar dan dapat

menempatkan dirinya sebagai pembaca, bukan sebagai penulis, sehingga

dapat menangkap apa yang mereka inginkan untuk ditulis. Pada saat

merevisi penulis dapat mengganti, menambah, memindahkan atau

menghilangkan bagian-bagian kalimat tertentu yang dipandang tidak

sesuai. Jika revisi dilakukan secara kelompok, maka teman satu

kelompoklah yang menjadi pembaca yang diharapkan dapat memberikan

pendapat dan respon atas rancangan tulisan.

Tahap keempat adalah pengeditan, hasil tulisan perlu dilakukan

pengeditan. Hal ini berarti siswa susah hampir menghasilkan sebuah

bentuk tulisan final. Jika pada tahap sebelumnya perbaikan diutamakan

pada segi isi, maka pada bagian ini perhatian difokuskan pada aspek

mekanis bahasa sehingga siswa dapat memperbaiki tulisannya dengan

membetulkan kesalahan penulisan kata maupun kesalahan mekanis

lainnya. Adapun tujuan kegiatan pengeditan atau penyuntingan adalah

membuat tulisan dapat dibaca secara optimal oleh pembacanya. Jika

sebuah tulisan tidak dapat dibaca berarti penulis telah melakukan hal

yang sia-sia karena ungkapan perasaannya tidak dibaca orang.

Pengeditan dilakukan oleh siswa atau penulis setelah selang beberapa

waktu setelah pembuatan draf. Pelaksanaannya adalah dengan membaca

kata per kata atau bagian per bagian sehingga dapat ditentukan

kesalahan-kesalahannya untuk diperbaiki.

Pengaruh Penggunaan Metode..., Suminah, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 37: BAB II KAJIAN TEORETIK A. Deskripsi Konseptual 1. Sikap Tanggung Jawab a Hakikat Sikaprepository.ump.ac.id/2476/3/SUMINAH_BAB II.pdf · 2017. 7. 10. · 1. Sikap Tanggung Jawab a

47

Tahap kelima adalah tahap publikasi. Publikasi mempunyai dua

pengertian. Pertama pulikasi berarti penyampaian karangan kepada

publik dalam bentuk cetakan, pengertian kedua menyampaikan dalam

bentuk noncetakan. Penyampaian noncetakan dapat dilakukan dengan

pementasan, penceritaan, peragaan, dan pembacaan di depan kelas.

Sebelum kegiatan menulis dimulai perlu adanya rancangan sebagai

pedoman untuk menulis, sehingga akan memudahkan penulis untuk

menulis. Rancangan tulisan merupakan pedoman bagi penulis untuk

mewujudkan tulisannya. Secara terperinci rancangan tulisan dapat

membantu penulis dalam hal-hal sebagai berikut (1) untuk menyusun

karangan secara teratur, (2) memudahkan penulis menciptakan klimaks

yang berbeda-beda, (3) menghindari penggarapan sebuah topik sampai

dua kali, dan (4) memudahkan penulis untuk mencari materi pembantu.

Slamet (2008: 23) berpendapat bahwa sebelum menulis disarankan

untuk mempersiapkan rancangan tulisan, sebab rancangan tulisan dapat

memudahkan seseorang dalam menulis. Dalam pembelajaran menulis,

agar lebih tepat maka perlu diperhatikan (1) peningkatan kemampuan

guru dalam menerapkan pendekatan komunikatif dalam pembelajaran

menulis; (2) guru dapat memberikan penilaian karangan siswa secara

lebih objektif dan mampu memberikan umpan balik kepada siswa

sehingga kualitas karangan siswa semakin baik; (3) meningkatkan

motivasi siswa terhadap pelajaran menulis atau mengarang (Faudy, 2005:

57-58).

Pengaruh Penggunaan Metode..., Suminah, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 38: BAB II KAJIAN TEORETIK A. Deskripsi Konseptual 1. Sikap Tanggung Jawab a Hakikat Sikaprepository.ump.ac.id/2476/3/SUMINAH_BAB II.pdf · 2017. 7. 10. · 1. Sikap Tanggung Jawab a

48

Dalman (2015: 86-88) menyatakan bahwa langkah-langkah dalam

menyusun karangan adalah sebagai berikut: (1) Menentukan tema, topik,

dan judul. Tema adalah pokok persoalan atau pokok permasalahan yang

mendasari suatu karangan, topik merupakan hal yang dikembangkan atau

dibahas dalam karangan, sedangkan judul kepala karangan atau nama

sebuah karangan; (2) Mengumpulkan bahan; (3) Menyeleksi bahan;

(4) Membuat kerangka karangan; (5) Mengembangkan kerangka

karangan.

3). Menulis Karangan Narasi

Kegiatan mengarang merupakan kegiatan mengungkapkan gagasan

yang ada dalam pikiran secara runtut dan menarik untuk dibaca oleh

orang lain. Pendapat tersebut dipertegas oleh Syamsuddin (2011: 2) yang

menyatakan bahwa mengarang diartikan dengan kegiatan merangkai,

menyusun secara cermat buah pikiran ke dalam bentuk tulisan yang

berurutan dan teratur tentang suatu masalah.

Kegiatan menulis dengan mengarang pada hakekatnya sama.

Hanya saja ada beberapa pendapat yang membedakan antara istilah

mengarang dengan menulis. Istilah mengarang digunakan pada penulisan

karya fiksi atau nonilmiah, sedangkan istilah menulis lebih digunakan

pada karya ilmiah atau nonfiksi (Dalman, 2015: 85).

Mengarang menurut Dalman (2015: 86) adalah proses

pengungkapan gagasan, ide, angan-angan, dan perasaan yang

disampaikan melalui unsur-unsur bahasa (kata, kelompok kata, kalimat,

Pengaruh Penggunaan Metode..., Suminah, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 39: BAB II KAJIAN TEORETIK A. Deskripsi Konseptual 1. Sikap Tanggung Jawab a Hakikat Sikaprepository.ump.ac.id/2476/3/SUMINAH_BAB II.pdf · 2017. 7. 10. · 1. Sikap Tanggung Jawab a

49

paragraf, dan wacana yang utuh) dalam bentuk tulisan. Menulis karangan

merupakan salah satu jenis keterampilan berbahasa yang paling

kompleks, dalam menulis karangan melibatkan seluruh kemampuan

berbahasa yang dipelajari secara teoritis dan juga melibatkan daya nalar

yang benar. Oleh karena itu mengarang pada umumnya termasuk

keterampilan yang paling sulit jika dibandingkan dengan keterampilan

berbahasa yang lain.

Para ahli mengklasifikasikan tulisan berdasarkan bentuk atau

ragamnya ada lima macam, yakni (1) narasi; (2) deskripsi; (3) eksposisi;

(4) argumentasi; dan (5) persuasi. Dalam penelitian ini peneliti hanya

membahas karangan narasi. Karena menulis karangan narasi inilah yang

menjadi bahan kajian dalam upaya peningkatan kemampuan guru dalam

pembelajaran menulis. Sehingga beberapa pengertian tentang karangan

narasi akan dibahas dalam bab ini.

Menulis narasi merupakan aktivitas yang kreatif dan cerdas.

Sebuah narasi tak lebih dari proses mental atau proses untuk memahami

kehidupan dalam bentuk pengalaman. Namun, untuk mengangkat

pengalaman dan mentransformasikan dalam bentuk bahasa menjadi

sebuah karangan dibutuhkan kreativitas. Kreativitas dalam menulis narasi

sangat terkait dengan kemampuan seseorang untuk memunculkan ide dan

gagasan dalam bentuk apapun. Pengerucutan mengenai kreativitas itu

sendiri mengarah pada penemuan baru yang tidak pernah dipikirkan oleh

orang sehingga memiliki keselarasan dalam mengkombinasi,

Pengaruh Penggunaan Metode..., Suminah, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 40: BAB II KAJIAN TEORETIK A. Deskripsi Konseptual 1. Sikap Tanggung Jawab a Hakikat Sikaprepository.ump.ac.id/2476/3/SUMINAH_BAB II.pdf · 2017. 7. 10. · 1. Sikap Tanggung Jawab a

50

memecahkan masalah, dan operasional. Usaha untuk mengombinasikan

beberapa pengalaman yang ada dengan gagasan haruslah selaras dan

memberikan kesadaran baru kepada orang lain untuk menjadi lebih

kompleks. Dalam hal ini untuk menuliskan narasi dibutuhkan kreativitas

agar terjalin pengombinasian kata-kata, pemecahan masalah dalam

realita, dan operasional makna yang dapat menarik perhatian pembaca

(Akhadiah, 2000: 56)

Kegiatan menulis dapat meningkatkan potensi emosional (affektif)

sekaligus kemampuan berfikir (kognitif), dan keterampilan psikis

(psikomotorik). Kegiatan menulis juga dapat meningkatkan kemampuan

pelajar, terkait dengan ilmu-ilmu yang diserapnya dan diwacanakan

dalam bentuk tulisan. Menulis merupakan kegiatan untuk menggali

potensi diri dalam rangka mengembangkan intelektualitas dengan

segenap perspektif dan sudut pandang sehingga memiliki jiwa yang kritis

terhadap berbagai fenomena. Adapun ide yang ada dalam menulis akan

didapatkan dari aktifitas membaca atau diskusi bersama. Namun, yang

tidak kalah pentingnya, perlu diciptakan iklim untuk gemar menulis

terlebih dahulu.

Semi (2007: 53) menyatakan bahwa narasi merupakan tulisan yang

bertujuan menceritan kronologis peristiwa kehidupan manusia. Rusyana

(1982: 2) berpendapat bahwa karangan narasi atau kisahan memaparkan

terjadinya suatu peristiwa baik peristiwa kenyataan, maupun peristiwa

rekaan. Berkenaan dengan peristiwa itu dipaparkan siapa yang menjadi

Pengaruh Penggunaan Metode..., Suminah, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 41: BAB II KAJIAN TEORETIK A. Deskripsi Konseptual 1. Sikap Tanggung Jawab a Hakikat Sikaprepository.ump.ac.id/2476/3/SUMINAH_BAB II.pdf · 2017. 7. 10. · 1. Sikap Tanggung Jawab a

51

pelaku, bagaimana perilakunya, di mana tempat terjadinya peristiwa itu,

kapan terjadinya, bagaimana suasana kejadiannya, bagaimana jalan

ceritanya, dan siapa juru bicaranya.

Narasi merupakan suatu bentuk wacana yang berusaha

menggambarkan sejelas-jelasnya kepada pembaca suatu peristiwa yang

telah terjadi (Keraf, 2007: 136). Sedangkan Dalman (2015: 106)

berpendapat bahwa narasi merupakan cerita yang menciptakan,

mengisahkan, dan merangkaikan tindak tanduk manusia dalam sebuah

peristiwa atau pengalaman manusia dari waktu ke waktu, dan di

dalamnya terdapat tokoh yang mengalamu konflik yang disusun secara

sistematis. Dengan demikian dapat diketahui ada beberapa hal yang

berkaitan dengan narasi yakni berbentuk cerita atau kisahan,

menonjolkan pelaku, menurut perkembangan dari waktu ke waktu, dan

disusun secara sistematis.

Ada kesamaan dari beberapa pendapat para ahli di atas sama-sama

menyatakan karangan narasi merupakan suatu kejadian atau peristiwa

menurut urutan kejadian atau urutan kronologis. Peristiwa atau kejadian

dipaparkan secara urut melalui siapa pelaku, bagaimana perilakunya, di

mana tempat terjadinya, kapan terjadinya, bagaimana jalan ceritanya, dan

siapa juru bicaranya.

Berdasarkan dari beberapa pendapat para ahli maka pengertian

karangan narasi dalam penelitian ini adalah suatu bentuk karangan yang

berusaha menyampaikan serangkaian kejadian atau peristiwa secara urut

Pengaruh Penggunaan Metode..., Suminah, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 42: BAB II KAJIAN TEORETIK A. Deskripsi Konseptual 1. Sikap Tanggung Jawab a Hakikat Sikaprepository.ump.ac.id/2476/3/SUMINAH_BAB II.pdf · 2017. 7. 10. · 1. Sikap Tanggung Jawab a

52

tentang suatu kejadian atau tema tertentu, sehingga dapat memenuhi

keingintahuan pembaca agar selalu bertanya apa yang terjadi.

Ada beberapa hal yang berkaitan dengan pengertian narasi yakni

(1) membentuk cerita atau kisahan; (2) menonjolkan pelaku; (3) menurut

perkembangan dari waktu ke waktu atau kronologis; dan (4) disusun

secara sistematis. Dari identifikasi tersebut juga dapat disimpulkan

bahwa karangan narasi adalah karangan yang mengisahkan suatu

peristiwa atau kejadian yang disusun secara sistematis dengan

menonjolkan pelaku dari waktu ke waktu. Peristiwa yang diceritakan

oleh penulis dapat dimulai dari awal hingga akhir atau mulai dari akhir

kembali ke awal, dan mungkin pula cerita diawali dari konflik.

Ciri-ciri karangan narasi menurut Keraf (2003: 136) yaitu

(1) menonjolkan unsur perbuatan atau tindakan; (2) dirangkai dalam

urutan waktu; (3) berusaha membawa pertanyaan apa yang terjadi; dan

(4) ada konflik. Hal yang sama disampaikan oleh Hasani, (2005: 25),

Ciri-ciri karangan narasi sebagai berikut (1) berbentuk cerita tentang

manusia; (2) menonjolkan tentang pelaku; (3) terdapat perkembangan

dari waktu ke waktu; dan (4) disusun secara sistematis. Sedangkan ciri-

ciri karangan narasi menurut Semi (2007: 53) adalah (1) tulisan berisi

cerita tentang kehidupan manusia; (2) peristiwa kehidupan manusia yang

diceritakan dapat berupa kehidupan nyata, imajinasi, atau berupa

gabungan keduanya; (3) cerita itu memiliki keindahan; (4) di dalam

peristiwa itu ada konflik; (5) di dalamnya seringkali terdapat dialog

Pengaruh Penggunaan Metode..., Suminah, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 43: BAB II KAJIAN TEORETIK A. Deskripsi Konseptual 1. Sikap Tanggung Jawab a Hakikat Sikaprepository.ump.ac.id/2476/3/SUMINAH_BAB II.pdf · 2017. 7. 10. · 1. Sikap Tanggung Jawab a

53

untuk menghidupkan cerita; dan (6) tulisan disajikan dengan

menggunakan cara kronologis.

Ciri-ciri yang dikembangkan olek Semi memiliki kesamaan dengan

yang disampaikan Keraf, bahwa narasi memiliki ciri-ciri berisi suatu

cerita yang menekankan pada suatu kronologis dari waktu ke waktu, dan

memiliki konflik. Perbedaannya, Keraf lebih menonjolkan pelaku,

artinya pelaku 1,2, dan 3 menjadi bagian penting yang menandai sebuah

narasi, jika tidak ada pelaku karangan tersebut kemungkinan bukan

narasi. Sementara itu, Semi cenderung menekankan bahwa narasi

memiliki dialog antar pelaku. Berkaitan dengan nilai, Semi menekankan

bahwa narasi memiliki nilai estetika sedangkan Keraf melihat bahwa

narasi harus disusun secara logis.

Dengan demikian dari perbedaan yang disampaikan oleh dua ahli

tersebut dapat disimpulkan bahwa kedua-duanya saling melengkapi,

sebuah konflik dapat terjadi karena ada pelaku dan dialog. Oleh karena

itu, keduanya sepaham bahwa konflik merupakan bagian yang penting

dalam sebuah karangan narasi.

Kemampuan menulis narasi dalam praktik terbagi menjadi

kemampuan menulis perasaan, kemampuan menulis imajinasi,

kemampuan menulis kenyataan, dan kemampuan menulis pengalaman.

Secara rinci adalah sebagai berikut.

Pengaruh Penggunaan Metode..., Suminah, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 44: BAB II KAJIAN TEORETIK A. Deskripsi Konseptual 1. Sikap Tanggung Jawab a Hakikat Sikaprepository.ump.ac.id/2476/3/SUMINAH_BAB II.pdf · 2017. 7. 10. · 1. Sikap Tanggung Jawab a

54

a). Kemampuan Menulis Perasaan

Menulis perasaan merupakan tahapan awal seseorang

memulai untuk menyukai dan menyenangi untuk menulis narasi.

Perasaan-perasaan dijalin dengan bahasa yang indah sehingga

membentuk makna. Pada tahap awal untuk dapat mengungkapkan

perasaan yang melekat pada diri seseorang menjadi bentuk narasi

tidaklah mudah. Perasaan-perasaan yang berlebihan dapat menjadikan

orang tidak konsentrasi dalam menulis. Seseorang harus mampu

dalam menuliskan antara perasaan dan keinginan

Pengungkapan perasaan tersebut merupakan bagian

kesadaran untuk menjalin diri dengan bentuk bahasa yang diungkap.

Narasi menggunakan bahasa untuk menyampaikannya. Perasaan yang

ada tidak dapat diungkapkan tanpa memiliki kosa kata. Adanya

kebiasaan untuk mengungkapkan perasaan dengan ilustrasi puitis,

akan terjalin bentuk komunikasi antara perasaan dengan pembaca

melalui bentuk tulis. Kegiatan tersebut harus dilakukan dengan sadar

dan tidak terbelenggu oleh perasaan semata, tetapi ada pengendalian-

pengendalian diri agar terjalin keutuhan makna.

b). Kemampuan Menulis Imajinasi

Kemampuan menulis imajinasi merupakan kemampuan

menulis pada ruang berbayang yang terkait dengan kehidupan nyata

maupun tidak nyata. Ruang berbayang adalah baying-bayang

seseorang untuk menggambarkan apa yang ada di benaknya. Hal ini

Pengaruh Penggunaan Metode..., Suminah, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 45: BAB II KAJIAN TEORETIK A. Deskripsi Konseptual 1. Sikap Tanggung Jawab a Hakikat Sikaprepository.ump.ac.id/2476/3/SUMINAH_BAB II.pdf · 2017. 7. 10. · 1. Sikap Tanggung Jawab a

55

penting untuk dilakukan karena akan mengkonstruksi dunia tersendiri

di dalam narasi. Dunia di dalam narasi menjadi hal yang penting

untuk menampilkan citra dan pandangan sehingga terbentuk realita

baru dalam bentuk kata-kata. Realitas ini dipenuhi dengan ilustrasi

yang jelas sehingga pada saat dibaca berkesan bagi pembaca.

Imajinasi akan berkembang menjadi dunia yang menarik

dalam narasi apabila menampilkan citra yang estetik. Oleh karena itu,

untuk menampilkan beberapa relasi fungsional diperlukan imajinasi

yang kuat menjadi dasar utama narasi tetap bertahan meskipun zaman

sudah berubah.

c). Kemampuan Menulis Kenyataan

Kemampuan menulis kenyataan menjadi bentuk narasi

dengan cara mencerna terhadap objek-objek yang seseorang lihat

kemudian dilukiskan dengan bahasa yang indah. Pada dasarnya, karya

sastra bermula dari realitas, yang diolah secara imajinatif. Bentuk

pengolahan antara kenyataan dan imajinatif akan membangun

kesadaran-kesadaran baru bagi pembaca.

Kenyataan yang ada pada narasi tentunya berbeda dengan

kenyataan sejarah. Kenyataan sejarah ditulis seperti kenyataan

berdasarkan peristiwa kejadian yang menyeret nama tokoh dan tahun.

Kenyataan pada narasi adalah peristiwa sehari-hari yang diungkap

secara imajinatif, oleh karena itu, narasi bukanlah cerminan

kehidupan, melainkan representasi atas realita. Narasi dapat

Pengaruh Penggunaan Metode..., Suminah, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 46: BAB II KAJIAN TEORETIK A. Deskripsi Konseptual 1. Sikap Tanggung Jawab a Hakikat Sikaprepository.ump.ac.id/2476/3/SUMINAH_BAB II.pdf · 2017. 7. 10. · 1. Sikap Tanggung Jawab a

56

melampaui kenyataan itu sediri karena imajinasi dapat berkembang

jauh menerobos masa lalu, masa sekarang, maupun masa yang akan

datang, sehingga fakta pada narasi berbeda dengan fakta sejarah yang

hanya mencatat peristiwa yang tejadi saja.

d). Kemampuan Menulis Pengalaman

Kemampuan menulis pengalaman menuntut kemampuan

seseorang untuk mengolah antara perasaan, imajinasi dan kenyataan

yang pernah dialami. Keterpaduan ini membentuk realitas fiktif yang

ditulis dengan bahasa yang singkat dan padat. Pengalaman tidak harus

yang dialami oleh diri sendiri, tetapi dapat juga merupakan

pengalaman yang dialami oleh orang lain.

4). Jenis-Jenis Karangan Narasi.

Keraf (2007: 136-138) membagi menjadi narasi ekspositoris dan

narasi sugestif. Narasi ekspositoris adalah narasi yang bertujuan untuk

memberi informasi kepada para pembaca mengenai kejadian agar

mereka tahu secara tepat. Sedangkan narasi sugestif merupakan suatu

rangkaian peristiwa yang disajikan sekian macam sehingga merangsang

daya khayal para pembaca.

Semi (2007: 54) juga membagi karya narasi menjadi dua jenis

narasi artistik dan narasi ekspositorik. Narasi artistik yaitu narasi yang

berbentuk karya sastra yang enak dibaca seperti novel atau cerita

pendek, sedangkan narasi ekspositori adalah narasi yang menceritakan

Pengaruh Penggunaan Metode..., Suminah, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 47: BAB II KAJIAN TEORETIK A. Deskripsi Konseptual 1. Sikap Tanggung Jawab a Hakikat Sikaprepository.ump.ac.id/2476/3/SUMINAH_BAB II.pdf · 2017. 7. 10. · 1. Sikap Tanggung Jawab a

57

tentang kehidupan seseorang yang penuh dengan suka duka misalnya

cerita tentang bencana alam atau peristiwa kecelakaan. Narasi

ekspositoris bertujuan untuk menggugah pikiran para pembaca untuk

menyampaikan informasi yang tepat tentang suatu peristiwa. Sasaran

utamanya berupa perluasan pengetahuan para pembaca sesudah

membaca kisah tersebut. Narasi ekspositoris penulis menceritakan suatu

peristiwa berdasarkan data yang sebenarnya. Pelaku yang ditonjolkan

biasanya satu orang. Pelaku diceritakan mulai dari kecil sampai saat ini

atau saat terakhir dalam kehidupannya. Narasi ekspositiris

mempersoalkan tahap-tahap kejadian, rangkaian-rangkaian perbuatan

kepada para pembaca atau pendengar. Narasi ekspositoris dapat bersifat

khas atau khusus dan dapat pula bersifat generalisasi. Narasi yang

bersifat khusus adalah narasi yang berusaha menceritakan suatu

peristiwa yang khas, yang hanya terjadi satu kali. Peristiwa yang khas

adalah peristiwa yang tidak dapat diulang kembali, karena itu merupakan

pengalaman atau kejadian pada suatu waktu tertentu saja. Sedangkan

narasi yang bersifat generalisasi adalah narasi yang menyampaikan suatu

proses yang umum, yang dapat dilakukan siapa saja, dan dapat pula

dilakukan secara berulang-ulang. Dengan melaksanakan tipe kejadian itu

secara berulang-ulang, maka seseorang dapat memperoleh kemahiran

tentang hal tersebut.

Jenis- jenis Karangan narasi menurut Dalman (2015: 111-114) ada

dua jenis yaitu narasi ekspositoris (narasi faktual) dan narasi sugestif

Pengaruh Penggunaan Metode..., Suminah, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 48: BAB II KAJIAN TEORETIK A. Deskripsi Konseptual 1. Sikap Tanggung Jawab a Hakikat Sikaprepository.ump.ac.id/2476/3/SUMINAH_BAB II.pdf · 2017. 7. 10. · 1. Sikap Tanggung Jawab a

58

(narasi artistik). Narasi ekspositoris adalah narasi yang memiliki sasaran

penyampaian informasi secara tepat tentang peristiwa dengan tujuan

memperluas pengetahuan tentang kisah seseorang. Dalam narasi

ekspositoris, penulis menceritakan suatu peristiwa berdasarkan data yang

sebenarnya. Narasi sugestif adalah narasi yang berusaha untuk

memberikan suatu maksud tertentu, menyampaikan suatu amanat

terselubung kepada pembaca sehingga tampak seolah-olah melihat.

5). Prinsip-Prinsip Karangan Narasi.

Dalman (2015: 107-108) berpendapat bahwa dalam menulis

karangan narasi perlu memperhatikan prinsip-prinsip dasar narasi

sebagai tumpuan berpikir bagi terpentuknya karangan narasi. Prisip-

prinsip tersebut, yaitu;

a). Alur (plot) , yaitu rangkaian pola tindak-tanduk yang berusaha urutan

memecahkan konflik yang terdapat dalam narasi. Alur dikupas

menjadi elemen-elemen sebagai berikut (1) pengenalan; (2)

timbulnya konflik; (3) konflik memuncak; (4) klimaks; dan

(5) pemecahan masalah. Namun dalam menulis narasi, seorang

penulis dapat memulai dari mana yang ia kehendaki.

b). Penokohan, yaitu menceritakan tokoh yang bergerak dalam suatu

rangkaian perbuatan atau mengisahkan tokoh cerita dalam suatu

peristiwa atau kejadian.

Pengaruh Penggunaan Metode..., Suminah, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 49: BAB II KAJIAN TEORETIK A. Deskripsi Konseptual 1. Sikap Tanggung Jawab a Hakikat Sikaprepository.ump.ac.id/2476/3/SUMINAH_BAB II.pdf · 2017. 7. 10. · 1. Sikap Tanggung Jawab a

59

c). Latar atau setting, yaitu tempat dan atau waktu terjadinya perbuatan

tokoh atau peristiwa yang dialami tokoh. Latar dibedakan menjadi

latar waktu, latar tempat, latar fisik, dan latar suasana.

d). Titik pandang, yaitu menceritakan kedudukan pengarang atau narator

dalam sebuah karangan.

6). Langkah-Langkah Menyusun Karangan Narasi.

Menutut Dalman, (2015: 110) ada enam langkah dalam

mengembangkan karangan narasi, yaitu (a) menentukan tema dan amanat

yang akan disampaikan kepada pembaca; (b) menetapkan sasaran

pembaca; (c) merancang peristiwa-peristiwa utama yang akan

ditampilkan dalam bentuk skema alur; (d) membagi peristiwa utama ke

dalam bagian awal, perkembangan, dan akhir; (e) merinci peristiwa-

peristiwa utama ke dalam detai-detail peristiwa sebagai pendukung cerita

dan (f) menyusun tokoh dan perwatakan, latar dan sudut pandang.

Sedangkan langkah-langkah yang ditempuh dalam menyusun karangan

pada dasarnya adalah menentukan tema, topik dan judul; mengumpulkan

bahan; menyeleksi bahan; mengembangkan kerangka karangan.

Sedangkan Semi (2007: 58-61) menyatakan bila menulis narasi

perhatikan petunjuk berikut (1) pilihlah topik yang punya nilai;

(2) tulislah jaringan peristiwa dalam urutan dan kaitan yang jelas;

(3) selipkan dialogjika perlu; (4) pilih detil cerita secara secara teliti;

(5) tetapkan pusat pengisahan secara tegas.

Pengaruh Penggunaan Metode..., Suminah, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 50: BAB II KAJIAN TEORETIK A. Deskripsi Konseptual 1. Sikap Tanggung Jawab a Hakikat Sikaprepository.ump.ac.id/2476/3/SUMINAH_BAB II.pdf · 2017. 7. 10. · 1. Sikap Tanggung Jawab a

60

Bahasa merupakan media yang utama dalam kegiatan menulis.

Seorang penulis harus memperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan unsur-

unsur dalam bahasa agar pesan yang disampaikan kepada orang lain dapat

dipahami, seperti ejaan, pilihan kata atau diksi, penguasaan kalimat efektif,

dan pengembangan paragraf. Keempat unsur bahasa tersebut memiliki

kedudukan yang amat penting dalam mendukung terciptanya tulisan yang

baik.

Ejaan adalah pelambangan fonem dengan huruf, Badudu, dalam

Slamet, (2008: 117). Selanjutnya dikatakan bahwa selain itu, dalam sistem

ejaan termasuk juga (1) ketepatan tentang bagaimana satuan-satuan

morfologi seperti kata dasar, kata ulang, kata majemuk dan kata berimbuhan

serta partikel-partikel tulisan, (2) ketepatan tentang bagaimana menuliskan

kalimat dan bagian-bagian kalimat dengan pemakaian tanda baca seperti titik,

koma, titik koma, tanda kutip, tanda tanya, dan tanda seru.

Diksi atau penguasaan sejumlah besar kata memungkinkan

seseorang dapat menghasilkan tulisan yang baik. Kata merupakan alat

penyampai gagasan, oleh karena itu semakin banyak penguasaan kosakata

seseorang semakin banyak pula ide atau gagasan yang dikuasai dan yang

sanggup diungkapkannya.

Penguasaan kalimat efektif merupakan salah satu faktor yang

mendukung keberhasilan seorang penulis. Kalimat efektif menurut Dalman

(2015: 21) adalah kalimat yang memiliki potensi untuk menyampaikan pesan ,

ide, gagasan, atau informasi secara utuh, jelas dan tepat, sehingga pendengar

Pengaruh Penggunaan Metode..., Suminah, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 51: BAB II KAJIAN TEORETIK A. Deskripsi Konseptual 1. Sikap Tanggung Jawab a Hakikat Sikaprepository.ump.ac.id/2476/3/SUMINAH_BAB II.pdf · 2017. 7. 10. · 1. Sikap Tanggung Jawab a

61

atau pembaca dapat memahami maksud yang diungkapkan oleh penulis.

Kalimat efektif adalah kalimat yang singkat, padat, dan jelas serta mudah

dipahami oleh si pembaca atau pendengar. Ciri-ciri kalimat efektif adalah

(a) memiliki unsur penting dalam setiap kalimat, (b) taat terhadap tata ujaran

ejaan yang berlaku, (c) menggunakan diksi secara tepat, (d) menggunakan

kesepadanan antara struktur bahasa dan jalan pikiran yang logis dan

sistematis, (e) menggunakan kesejajaran bentuk bahasa yang dipakai,

(f) melakukan penekanan ide pokok, hemat dalam penggunaan kata,

(g) menggunakan variasi struktur kalimat (Dalman, 2015: 22). Sedangkan ciri-

ciri kalimat efektif menurut Mc Crimmon dalam Slamet, (2008: 119)

menyampaikan ada empat ciri khusus yaitu: (a) kesatuan (unity), (b)

kehematan (economy), (c) penekanan (emphasis), dan (d) kevariasian

(variety).

Pengembangan paragraf atau pengungkapan pikiran yang

dilakukan secara tulis akan tampak hubungan antara satu kalimat dengan

kalimat lain. Hubungan itu berupa hubungan yang berurutan hubungan yang

menyatakan satu kesatuan, hubungan yang menyatakan adanya kaitan struktur

bahasa dan logis berbahasa serta hubungan yang menunjukkan cara berpikir.

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah

1. Penelitian A. Puspa Adhi, A.A. Istri Ngurah Marhaeni, N Bawa Atmadja

(e-Jurnal Program Pacasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program

Studi Administrasi Pendidikan, Volume 4 Tahun 2013) dengan judul “

Pengaruh Penggunaan Metode..., Suminah, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 52: BAB II KAJIAN TEORETIK A. Deskripsi Konseptual 1. Sikap Tanggung Jawab a Hakikat Sikaprepository.ump.ac.id/2476/3/SUMINAH_BAB II.pdf · 2017. 7. 10. · 1. Sikap Tanggung Jawab a

62

Pengaruh Pendekatan Kooperatif Jigsaw dalam Pembelajaran Bahasa

Inggris terhadap Prestasi Belajar Menulis Ditinjau dari Siswa SMP

Negeri 2 Amlapura.” Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh

penggunaan model pembelajaran kooperatif jigsaw terhadap hasil belajar

menulis ditinjau dari motivasi berprestasi.

Penelitian yang dilakukan oleh A. Puspa Adi dkk merupakan

penelitian yang relevan dengan peneliti, karena pada penelitian tersebut

menggunakan pendekatan kooperatif jigsaw, sebagai variable bebas atau

yang memberikan pengaruh terhadap variable terikat. Perbedaannya dalam

penelitian A. Puspa Adhi dkk, dilaksanakan pada siswa SMP pada

pembelajaran bahasa Inggris terhadap prestasi belajar menulis ditinjau dari

bakat verbal, sedangkan penelitian ini dilakukan pada siswa SD pada pada

pelajaran menulis karangan narasi serta pengaruhnya terhadap sikap

tanggung jawab siswa.

Hasil penelitian A. Puspa Adhi dkk, menunjukkan bahwa

(1) terdapat perbedaan yang signifikan terhadap hasil belajar menulis

bahasa Inggris antara kelompok siswa yang belajar dengan model

pembelajaran kooperatif jigsaw dengan kelompok siswa yang belajar

dengan model pembelajaran konvensional; (2) terdapat pengaruh interaksi

yang signifikan antara model pembelajaran dengan motivasi berprestasi

terhadap prestasi belajar menulis; (3) untuk siswa yang yang mempunyai

motivasi berprestasi tinggi, hasil belajar menulis siswa yang mengikuti

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw lebih baik daripada siswa yang

Pengaruh Penggunaan Metode..., Suminah, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 53: BAB II KAJIAN TEORETIK A. Deskripsi Konseptual 1. Sikap Tanggung Jawab a Hakikat Sikaprepository.ump.ac.id/2476/3/SUMINAH_BAB II.pdf · 2017. 7. 10. · 1. Sikap Tanggung Jawab a

63

mengikuti pembelajaran konvensional; (4) untuk siswa yang mempunyai

motivasi berprestasi rendah, hasil belajar menulis siswa yang mengikuti

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw lebih rendah daripada siswa yang

mengikuti pembelajaran yang konvensional. Pencapaian hasil belajar

menulis bahasa Inggris siswa pada kelompok model pembelajaran

kooperatif jigsaw lebih tinggi dibandingkan dengan model pembelajaran

langsung. Dengan kata lain, model pembelajaran kooperatif jigsaw lebih

unggul dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional dalam

pencapaian hasil belajar menulis bahasa Inggris.

2. Penelitian dari I Ketut Tastra dkk, yang dimuat dalam e-Jurnal Program

Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesa, Jurusan Pendidikan Dasar,

Volume 3 Tahun 2013, dengan judul “Pengaruh Penggunaan Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw terhadap Hasil Belajar Menulis

Ditinjau dari Motivasi Berprestasi Siswa Kelas VII SMP Negeri 4

Mendoyo”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh

penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil

belajar menulis ditinjau dari motivasi berprestasi. Metode penelitian yang

digunakan adalah eksperimen semu menggunakan post-test only control

group design. Penelitian ini melibatkan tiga variable, yaitu: model

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw sebagai variable bebas, hasil belajar

menulis sebagai variable terikat 1 (Y1) dan motivasi berprestasi sebagai

variable terikat 2 (Y2).

Pengaruh Penggunaan Metode..., Suminah, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 54: BAB II KAJIAN TEORETIK A. Deskripsi Konseptual 1. Sikap Tanggung Jawab a Hakikat Sikaprepository.ump.ac.id/2476/3/SUMINAH_BAB II.pdf · 2017. 7. 10. · 1. Sikap Tanggung Jawab a

64

Penelitian yang dilakukan oleh I Ketut Tastra dkk merupakan

penelitian yang relevan dengan peneliti, karena pada penelitian tersebut

menggunakan model pembelajaran kooperatif jigsaw, sebagai variabel

bebas atau yang memberikan pengaruh terhadap variabel terikat.

Perbedaannya dalam penelitian I Ketut Tastra dkk, dilaksanakan pada siswa

SMP pada pembelajaran menulis ditinjau dari motivasi berprestasi siswa,

sedangkan penelitian ini dilakukan pada siswa SD pada pelajaran menulis

karangan narasi serta pengaruhnya terhadap sikap tanggung jawab siswa.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang

signifikan antara model pembelajaran kooperatif jigsaw terhadap hasil

belajar menulis siswa. Terdapat perbedaan hasil belajar menulis bahasa

Inggris antara siswa yang diberikan model pembelajaran kooperatif tipe

jigsaw dengan siswa yang mengikuti pembelajaran langsung. Rata-rata

hasil belajar menulis kelompok model pembelajaran jigsaw lebih tinggi dari

kelompok pembelajaran langsung.

C. Kerangka Berpikir

Kerangka berfikir menurut Sugiyono (2014: 60) merupakan model

konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang

telah diidentifikasikan sebagai masalah yang penting. Kerangka berpikir yang

baik akan menjelaskan secara teoritis pertautan antar variabel yang akan

diteliti. Variabel dalam penelitian ini adalah metode kooperatif jigsaw sebagai

variabel bebas, sikap tanggung jawab, dan kemampuan menulis karangan

narasi sebagai variabel terikat. Selanjutnya Sugiyono menyatakan bahwa

Pengaruh Penggunaan Metode..., Suminah, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 55: BAB II KAJIAN TEORETIK A. Deskripsi Konseptual 1. Sikap Tanggung Jawab a Hakikat Sikaprepository.ump.ac.id/2476/3/SUMINAH_BAB II.pdf · 2017. 7. 10. · 1. Sikap Tanggung Jawab a

65

kriteria utama agar suatu kerangka pemikiran bias meyakinkan sesama

ilmuwan, adalah alur-alur pikiran yang logis dalam membangun suatu kerangka

berfikir yang membuahkan kesimpulan yang berupa hipotesis. Jadi kerangka

berpikir merupakan sintesa tentang hubungan antara variabel yang disusun dari

berbagai teori yang telah dideskripsikan.

Pembelajaran keterampilan menulis karangan narasi di SD Negeri 4 Kranji

Kecamatan Purwokerto Timur Kabupaten Banyumas masih belum berhasil

dengan baik. Salah satu sebabnya adalah pembelajaran menulis tidak disukai

oleh sebagian besar siswa. Siswa merasa kesulitan dalam menuangkan ide-

idenya ke dalam sebuah kalimat. Sebab lain adalah kurang bervariasinya

penggunaan metode pembelajaran. Dengan kata lain pembelajaran

keterampilan menulis karangan narasi cenderung bersifat teoritis dan monoton

hanya memberi tugas saja.

Orientasi pembelajaran menulis bukanlah sebatas tahu secara teori saja,

namun pembelajaran menulis harus mampu menuangkan ide-ide ke dalam

kalimat, dan merangkai kalimat-kalimat tersebut sehingga menjadi sebuah

karangan yang bias dinikmati oleh diri sendiri maupun oleh pembaca.

Pembelajaran yang hanya berorientasi pada hafalan juga memberikan dampak

negatif dalam jangka panjang bahwa sikap siswa kurang dibekali untuk

memecahkan masalah dalam kehidupannya. Pembelajaran yang demikian

sudah semestinya ditinggalkan, karena tuntutan pendidika dewasa ini bukan

hanya sebatas kepada kemampuan segi kognitif saja akan tetapi sudah harus

Pengaruh Penggunaan Metode..., Suminah, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 56: BAB II KAJIAN TEORETIK A. Deskripsi Konseptual 1. Sikap Tanggung Jawab a Hakikat Sikaprepository.ump.ac.id/2476/3/SUMINAH_BAB II.pdf · 2017. 7. 10. · 1. Sikap Tanggung Jawab a

66

memperhatikan aspek lain seperti sikap. Keterampilan yang menjadi potensi

siswa yang harus dikembangkan.

Pembelajaran dewasa ini juga tidak hanya semata-mata ditujukan untuk

aspek kognitif saja, akan tetapi aspek sikap juga sangat diutamakan. Pendidikan

karakter yang didengungkan akhir-akhir ini mengisyaratkan bahwa sikap

merupakan salah satu kompetensi yang harus ditingkatkan siswa. Salah satu

sikap yang harus dibangun antara lain sikap tanggung jawab yang merupakan

suatu sifat yang ada dalam diri seseorang. Sifat tersebut apabila muncul akan

melahirkan sikap berani, penuh kesadaran menjalankan segala sesuatu yang

menjadi tugasnya dan siap menerima sanksi apabila terjadi tidak

ketidaksesuaian dalam melaksanakan tugas tersebut. Visualisasi diri dalam

sikap tanggung jawab akan tercermin ketika siswa melaksanakan sebuah

kegiatan yang dalam hal ini adalah pembelajaran. Pemunculan sikap tanggung

jawab tersebut dapat ditumbuhkan atau dipengaruhi oleh sebuah metode

pembelajaran yang mampu mendorong siswa bertanggung jawab.

Metode pembelajaran kooperatif jigsaw peneliti memandang sebagai

sebuah metode yang mampu memberikan solusi dari kesulitan siswa dalam

pembelajaran menulis karangan narasi. Metode pembelajaran kooperatif jigsaw

merupakan metode pembelajaran yang dilakukan dengan pola selama kegiatan

siswa saling bekerja sama mencapai tujuan bersama. Jigsaw didesain untuk

meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri

dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya mempelajari materi yang

diberikan saja tetapi mereka juga harus siap memberikan dan mengajarkan

Pengaruh Penggunaan Metode..., Suminah, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 57: BAB II KAJIAN TEORETIK A. Deskripsi Konseptual 1. Sikap Tanggung Jawab a Hakikat Sikaprepository.ump.ac.id/2476/3/SUMINAH_BAB II.pdf · 2017. 7. 10. · 1. Sikap Tanggung Jawab a

67

materi tersebut pada anggota kelompoknya yang lain, sehingga siswa saling

tergantung satu dengan yang lain dan harus bekerja sama secara kolaboratif

untuk mempelajari materi yang menjadi tugasnya. Dengan demikian siswa

dikondisikan untuk beraktifitas secara kooperatif dalam dua kelompok, yaitu

kelompok asal dan kelompok ahli. Anggota yang menjadi kelompok ahli harus

benar-benar memahami materi yang menjadi tugasnya, karena apa yang

diperoleh di kelompok ahli akan disampaikan pada anggota yang ada di

kelompok asal. Aktivitas tersebut meliputi berbagai pengetahuan, ide,

menyanggah, memberikan umpan balik, dan mengajar rekan sebaya.

Pembelajaran ini juga disebut pembelajaran kooperatif tim ahli. Setiap

kelompok dihadapkan pada permasalahan yang berbeda. Dari permasalahan

yang sama dihadapi tiap kelompok terbentuk tim ahli perwakilan masing-

masing kelompok yang membahas permasalahan yang dihadapi. Selanjutnya

hasil pembahasan tim ahli dibawa ke kelompok asal dan disampaikan pada

kelompoknya. Metode jigsaw juga dipandang penulis cocok diimplementasikan

pada pembelajaran menulis karangan narasi.

Diharapkan melalui metode kooperatif jigsaw ini guru sebagai fasilitator

dan inovator berperan untuk mengorganisir pembelajaran yang menyenangkan,

siswa mampu berperan aktif sebagai sentral dalam pembelajaran dengan

melakukan diskusi dengan sesama teman untuk menyelesaikan tugas menulis

karangan narasi.

Pengaruh Penggunaan Metode..., Suminah, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 58: BAB II KAJIAN TEORETIK A. Deskripsi Konseptual 1. Sikap Tanggung Jawab a Hakikat Sikaprepository.ump.ac.id/2476/3/SUMINAH_BAB II.pdf · 2017. 7. 10. · 1. Sikap Tanggung Jawab a

68

Kerangka berpikir metode kooperatif jigsaw dapat digambarkan

dengan bagan sebagai berikut.

Bagan 2.1

Kerangka Berpikir Pembelajaran dengan Metode Kooperatif Jigsaw

D. Hipotesis Penelitian

Pengertian hipotesis menurut Suharsimi (2010: 110) adalah suatu

jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai

terbukti melalui data yang terkumpul. Hal senada disampaikan oleh

Sugiyono (2014: 64) hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap

rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah

dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan.

Sikap Tanggung

Jawab Berubah

Positif

Kemampuan

Menulis Karangan

Narasi Berubah

Positif

METODE

KOOPERATIF

JIGSAW

Kemampuan

Menulis Karangan

Narasi Rendah

Sikap Tanggung

Jawab Rendah

Pengaruh Penggunaan Metode..., Suminah, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 59: BAB II KAJIAN TEORETIK A. Deskripsi Konseptual 1. Sikap Tanggung Jawab a Hakikat Sikaprepository.ump.ac.id/2476/3/SUMINAH_BAB II.pdf · 2017. 7. 10. · 1. Sikap Tanggung Jawab a

69

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir tersebut di atas,

diajukan hipotesis penelitian sebagai berikut.

1. Metode kooperatif jigsaw berpengaruh positif terhadap sikap tanggung

jawab.

2. Metode kooperatif jigsaw berpengaruh positif terhadap kemampuan

menulis karangan narasi.

Pengaruh Penggunaan Metode..., Suminah, Program Pascasarjana UMP, 2016