bab ii kajian pustaka - sunan ampeldigilib.uinsby.ac.id/11041/7/bab2.pdf · 2015. 4. 20. ·...

24
14 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Perkembangan Anak 1. Perkembangan Masa Anak Sekolah Masa anak-anak dimulai setelah melewati masa bayi yang penuh ketergantungan, yakni usia kira-kira dua tahun sampai saat anak matang secara seksual, yakni kira-kira usia tigabelas tahun untuk wanita dan empatbelas tahun untuk laki-laki. Selama periode ini (kira- kira sebelas tahun bagi wanita dan duabelas tahun bagi laki-laki) terjadi sejumlah perubahan yang signifikan, baik secara fisik maupun psikologis. Sejumlah ahli membagi masa anak-anak menjadi dua, yaitu masa anak-anak awal dan masa anak-anak akhir. Masa anank- anak awal berlangsung dari umur dua tahun sampai enam tahun, dan masa anak-anak akhir dari usia enam tahun sampai anak matang secara seksual (Hurlock, 1990). Permulaan masa pertengahan dan akhir masa anak-anak ini ditandai dengan masuknya anak ke kelas satu sekolah dasar. Bagi sebagian besar anak, hal ini merupakan perubahan besar dalam pola kehidupannya. Sebab, masuk kelas satu merupakan peristiwa penting bagi anak yang dapat mengakibatkan terjadinya perubahan dalam sikap, nilai, dan perilaku (Desmita, 2008). Pada awal dan akhirnya, Edited with the trial version of Foxit Advanced PDF Editor To remove this notice, visit: www.foxitsoftware.com/shopping

Upload: others

Post on 08-Nov-2020

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA - Sunan Ampeldigilib.uinsby.ac.id/11041/7/bab2.pdf · 2015. 4. 20. · contohnya bermacam-macam hewan dan tumbuhan yang ada di alam sekitar, agar membuat anak

14

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Perkembangan Anak

1. Perkembangan Masa Anak Sekolah

Masa anak-anak dimulai setelah melewati masa bayi yang

penuh ketergantungan, yakni usia kira-kira dua tahun sampai saat anak

matang secara seksual, yakni kira-kira usia tigabelas tahun untuk

wanita dan empatbelas tahun untuk laki-laki. Selama periode ini (kira-

kira sebelas tahun bagi wanita dan duabelas tahun bagi laki-laki)

terjadi sejumlah perubahan yang signifikan, baik secara fisik maupun

psikologis. Sejumlah ahli membagi masa anak-anak menjadi dua,

yaitu masa anak-anak awal dan masa anak-anak akhir. Masa anank-

anak awal berlangsung dari umur dua tahun sampai enam tahun, dan

masa anak-anak akhir dari usia enam tahun sampai anak matang secara

seksual (Hurlock, 1990).

Permulaan masa pertengahan dan akhir masa anak-anak ini

ditandai dengan masuknya anak ke kelas satu sekolah dasar. Bagi

sebagian besar anak, hal ini merupakan perubahan besar dalam pola

kehidupannya. Sebab, masuk kelas satu merupakan peristiwa penting

bagi anak yang dapat mengakibatkan terjadinya perubahan dalam

sikap, nilai, dan perilaku (Desmita, 2008). Pada awal dan akhirnya,

Edited with the trial version of Foxit Advanced PDF Editor

To remove this notice, visit:www.foxitsoftware.com/shopping

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA - Sunan Ampeldigilib.uinsby.ac.id/11041/7/bab2.pdf · 2015. 4. 20. · contohnya bermacam-macam hewan dan tumbuhan yang ada di alam sekitar, agar membuat anak

15

masa akhir anak-anak ditandai oleh kondisi yang sangat

mempengaruhi penyesuaian pribadi dan penyesuaian sosial anak.

Dalam perkembangan ini anak tetap memerlukan penambahan

pengetahuan melalui belajar. Belajar secara sistematis di sekolah dan

mengembangkan sikap, kebiasaan dalam keluarga. Anak perlu

memperoleh perhatian dan pujian perilaku bila prestasi-prestasinya

yang baik, di rumah maupun sekolah. Anak tetap memerlukan

pengarahan dan pengawasan dari guru dan orang tua untuk

memunculkan kebiasaan-kebiasaa yang baik dan ketrampilan-

ketrampilan baru. Pengawasan yang terlalu ketat atau persyaratan yang

terlalu luas bisa berakibat kurangnya inisiatif untuk mengembangkan

kemampuan-kemampuannya. Terlebih lagi, apabila anak terlalu ketat

dibatasi ruang geraknya ia tidak akan bisa mengembangkan dirinya.

2. Perkembangan Agama Pada Anak

Menurut penelitian Ernest Harms (dalam Jalaluddin: 2004)

perkembangan agama anak-anak itu melalui beberapa fase (tingkatan).

Dalam bukunya The Development of Religious on Childern, ia

mengatakan bahwa perkembangan agama pada anak-anak itu melalui

tiga tingkatan, yaitu:

a) The Fairy Tale Stage (Tingkat Dongeng)

Tingkatan ini dimulai pada anak yang berusia 3 – 6 tahun. Pada

tingkat ini konsep mengenai Tuhan lebih banyak dipengaruhi

Edited with the trial version of Foxit Advanced PDF Editor

To remove this notice, visit:www.foxitsoftware.com/shopping

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA - Sunan Ampeldigilib.uinsby.ac.id/11041/7/bab2.pdf · 2015. 4. 20. · contohnya bermacam-macam hewan dan tumbuhan yang ada di alam sekitar, agar membuat anak

16

oleh fantasi dan emosi. Pada tingkat perkembangan ini anak

menghayati konsep ke-Tuhanan sesuai dengan tingkat

perkembangan intelektualnya. Kehidupan masa ini masih

banyak dipengaruhi kehidupan fantasi, hingga menanggapi

agama pun anak masih menggunakan konsep fantasi yang

diliputi oleh dongeng-dongeng yang kurang masuk akal. Cerita

akan Nabi akan dikhayalkan seperti yang ada dalam dongeng-

dongeng. Pada usia ini, perhatian anak lebih tertuju pada para

pemuka agama dari pada isi ajarannya dan cerita akan lebih

menarik jika berhubungan dengan masa anak-anak karena

sesuai dengan jiwa kekanak-kanakannya.

b) The Realistic Stage (Tingkat Kenyataan)

Tingkat ini dimulai sejak anak masuk Sekolah Dasar ke usia

adolesense. Pada masa ini, ide ke-Tuhanan anak sudah

mencerminkan konsep-konsep yang berdasarkan pada

kenyataan (realitas). Konsep ini timbul melalui lembaga-

lembaga keagamaan dan pengajaran agama dari orang dewasa

lainnya. Pada masa ini ide keagamaan anak didasarkan atas

dorongan emosional, sehingga mereka dapat melahirkan

konsep Tuhan yang formalitas. Berdasarkan hal itu, maka pada

masa ini anak-anak tertarik dan senang pada lembaga

keagamaan yang mereka lihat dikelola oleh orang dewasa

Edited with the trial version of Foxit Advanced PDF Editor

To remove this notice, visit:www.foxitsoftware.com/shopping

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA - Sunan Ampeldigilib.uinsby.ac.id/11041/7/bab2.pdf · 2015. 4. 20. · contohnya bermacam-macam hewan dan tumbuhan yang ada di alam sekitar, agar membuat anak

17

dalam lingkungan mereka. Segala bentuk tindak (amal)

keagamaan mereka ikuti dan pelajari dengan penuh minat.

Pada tahap ini teradapat satu hal yang perlu digaris bawahi

bahwa anak pada usia enam atau tujuh tahun dipandang sebagai

permulaan pertumbuhan logis, sehingga wajarlah bila anak

harus diberi pelajaran dan dibiasakan melakukan shalat pada

usia dini dan mendapatkan hukuman bila melanggarnya. Pada

masa ini lah yang dialami oleh anak sekolah dasar, seperti

tahapan yang sedang atau telah dilewati murid SD SAIMS. Di

sekolah anak-anak mendapatkan fasilitas sekolah yang

memberikan nilai keagamaan pada setiap pelajaran yang

dilewati setiap harinya. Membuat anak tertarik dengan

diberikan kesempatan secara langsung sesuai perkembangan

anak sekolah dasar yaitu The Realistic Stage, memberikan

contoh langsung tentang ciptaan Allah Semesta Alam ini,

contohnya bermacam-macam hewan dan tumbuhan yang ada di

alam sekitar, agar membuat anak semakin memiliki pegangan

agama yang kuat.

c) Individual Stage (Tingkat Individu)

Pada tingkat ini anak akan memiliki kepekaan emosi yang

paling tinggi sejalan dengan perkembangan usia mereka.

Konsep keagamaan yang individualistis terbagi atas tiga

golongan, yaitu:

Edited with the trial version of Foxit Advanced PDF Editor

To remove this notice, visit:www.foxitsoftware.com/shopping

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA - Sunan Ampeldigilib.uinsby.ac.id/11041/7/bab2.pdf · 2015. 4. 20. · contohnya bermacam-macam hewan dan tumbuhan yang ada di alam sekitar, agar membuat anak

18

1) Konsep ke-Tuhanan yang konvensioanl dan konservatif

dengan dipengaruhi sebagian kecil fantasi. Hal tersebut

disebabkan oleh pengaruh luar.

2) Konsep ke-Tuhanna yang lebih murni yang dinyatakan

dalam pandangan yang bersifat personal (perorangan).

3) Konsep ke-Tuhanna yang humanistik. Agama telah menjadi

etos humanis pada diri mereka dalam menghayati ajaran

agama. Perubahan ini setiap tingkatan dipengaruhi oleh

intern, yaitu perkembangan usia dan faktor ekstern berupa

pengaruh luar yang dialaminya.

Manusia adalah makhluk beragama. Namun keberagamaan

tersebut memerlukan bimbingan agar dapat tumbuh dan berkembang

secara benar. Untuk itu anak-anak memerlukan tuntunan dan

bimbingan, sejalan dengan tahap perkembangan yang mereka alami.

Pendidikan agama di lembaga pendidikan bagaimanapun akan

memberi pengaruh bagi pembentukan jiwa keagamaan pada anak.

Namun demikian, besar kecilnya pengaruh tersebut sangat bergantung

pada berbagai faktor yang dapat memotivasi anak untuk memahami

nilai-nilai agama.

Pada tahap usia 6 tahun – 12 tahun, anak sudah memasuki

sekolah, yang berarti bahwa lingkungan kehidupan anak juga

bertambah luas. Anak mulai mengenal adanya kelompok sosial yang

lain disamping keluarganya. Seperti lingkungan sekolah adalah salah

Edited with the trial version of Foxit Advanced PDF Editor

To remove this notice, visit:www.foxitsoftware.com/shopping

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA - Sunan Ampeldigilib.uinsby.ac.id/11041/7/bab2.pdf · 2015. 4. 20. · contohnya bermacam-macam hewan dan tumbuhan yang ada di alam sekitar, agar membuat anak

19

satu contohnya. Baik anak laki-laki maupun perempuan, belajar untuk

bertingkah laku sesuai dengan apa yang diharapkan kelompoknya.

Karena itu nilai-nilai atau kaidah-kaidah moral sebagian besar lebih

ditentukan oleh norma-norma yang terdapat dilingkungan

kelompoknya.

Dalam hal ini, anak pada masa sekolah menghabiskan sebagain

besar waktunya di sekolah. Jika ketika berada di lingkungan sekolah

dapat menimbulkan nilai keagamaan yang akhirnya akan berpengaruh

pada perilaku anak didik. Mereka dapat mengetahui norma dan nilai

yang ada di lingkungan masyarakat yang akan dihadapinya pada

tahapan perkembangan berikutnya.

Pengaruh kelembagaan pendidikan dalam membentuk jiwa

keagamaan pada anak sangat bergantung pada kemampuan para

pendidik atau guru untuk menimbulkan rasa keingintahuan pada anak.

Agar anak bisa memberikan perhatian secara penuh pada materi yang

diberikan oleh guru dengan belajar melalui Flora dan Fauna akan

membuat anak tertarik karena dapat secara langsung melihat dan

merasakan transef pembelajaran guru yang menimbulkan kepahaman

(mengerti) materi yang disampaikan. Sikap pengajar yang

mencerminkan ajaran keagamaan yang telah diberikan dan sejalan

dengan nilai kehidupan sehingga menimbulkan rasa penerimaan.

Karena anak Sekolah Dasar sudah memiliki perkembangan

tingkat kenyataan (realistis), maka jika dalam suatu lembaga sekolah

Edited with the trial version of Foxit Advanced PDF Editor

To remove this notice, visit:www.foxitsoftware.com/shopping

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA - Sunan Ampeldigilib.uinsby.ac.id/11041/7/bab2.pdf · 2015. 4. 20. · contohnya bermacam-macam hewan dan tumbuhan yang ada di alam sekitar, agar membuat anak

20

mencoba mengenalkan dengan cara yang baik atau menarik, bisa

menimbulkan rasa keingintahuan yang besar bagi anak tentang agama

yang bersumber dari pengetahuan yang ada di Flora dan Fauna.

3. Timbulnya Rasa Keagamaan pada Anak

Mengenal arah dan kualitas perkembanagan beragama anak

sangat tergantung kepada proses pembinaan dan pendidikan yang

diterimanya maupun lingkungan pergaulan serta pengalaman hidup

yang dilaluinya.

Hal ini sebagaimana yang telah dinyatakan oleh Nabi

Muhammad: “Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, hanya

karena orang tuanyalah, anak itu menjadi Yahudi, Nasrani atau

Majusi.” Hadis ini mengisyaratkan bahwa faktor lingkungan dan

pendidikan terutama orang tua, sangat berperan dalam mempengaruhi

perkembangan fitrah keberagamaan anak.

Yang dimaksud masa anak-anak adalah sebelum berumur 12

tahun. Jika mengikuti periodesasi yang dirumuskan Elizabeth B.

Hurlock, dalam masa ini terdiri dari tiga tahapan :

a) 0-2 tahun (masa vital)

b) 2-6 tahun (masa kanak-kanak)

c) 6-12 tahun (masa sekolah)

Tanda-tanda keagamaan pada diri anak tumbuh terjalin secara

integral dengan perkembangan fungsi-funsi kejiwaan lainnya,

Edited with the trial version of Foxit Advanced PDF Editor

To remove this notice, visit:www.foxitsoftware.com/shopping

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA - Sunan Ampeldigilib.uinsby.ac.id/11041/7/bab2.pdf · 2015. 4. 20. · contohnya bermacam-macam hewan dan tumbuhan yang ada di alam sekitar, agar membuat anak

21

(Jalaludin, 2004) mengemukakan beberapa teori mengenai

pertumbuhan agama pada anak antara lain :

1) Rasa Ketergantungan (Sense of Dependent)

Teori ini dikemukakan oleh Thomas melalui teori Four

Wishes-nya. Menurut Thomas, manusia dilahirkan ke dunia ini

memiliki empat keinginan yaitu : keinginan untuk perlindungan

(security), keinginan akan pengalaman baru (new experience),

keinginan untuk mendapat tanggapan (response), dan

keinginan untuk dikenal (recognation). Berdasarkan kenyataan

dan kerja sama dari keempat keinginan itu, sejak dilahirkan

bayi hidup dalam ketergantungan, kemudian dia melampaui

pengalaman-pengalaman yang diterimanya dari lingkungan dan

akhirnya terbentuklah rasa keagamaan pada dirinya.

2) Instink Keagamaan

Menurut Woodworth (dalam Baharudin dan Mulyono,

2008), bayi yang dilahirkan sudah memiliki beberapa instink,

diantaranya instink keagamaan. Belum tampaknya tindak

keagamaan pada diri anak karena beberapa fungsi kejiwaan

yang menopang kematangan belum berfungsi sempurna.

Sebagai contoh, instink sosial pada anak yang merupakan

potensi bawaannya sebagai makhluk homo socius, baru akan

berfungsi setelah anak dapat bergaul dan berkemampuan uttuk

Edited with the trial version of Foxit Advanced PDF Editor

To remove this notice, visit:www.foxitsoftware.com/shopping

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA - Sunan Ampeldigilib.uinsby.ac.id/11041/7/bab2.pdf · 2015. 4. 20. · contohnya bermacam-macam hewan dan tumbuhan yang ada di alam sekitar, agar membuat anak

22

berkomunikasi. Jadi, instink sosial bergantung pada

kematangan fungsi lainnya. Demikian pula, instink keagamaan.

Hal ini lah yang ingin ditumbuhkan pada anak, dengan

pengenalan sosial langsung melibatkan anak, akan berpikir bahwa

mereka (Flora dan Fauna) adalah bagian dari kehidupan yang ada,

dengan memberikan pengertian semua alam semesta ini adalah satu

yang menciptakan yaitu Allah.

Disamping lingkungan rumah dan teman sebaya, sekolah juga

mempunyai pengaruh yang penting bagi perkembangan selama masa

pertengahan dan akhir anak-anak. Menurut Seifer dan Hoffnung

(dalam Desmita, 2008), sekolah mempengaruhi perkembangan anak

melalui dua kurikulum, yaitu academic curriculum dan hidden

curriculum. Academic curriculum meliputi sejumlah kewajiban yang

diharapkan dikuasi oleh anak. Ia membantu anak memperoleh

pengetahuan akademis dan kemampuan itelektual untuk keberhasilan

berpartisipasi dengan masyarakat. Hidden curriculum meliputi

sejumlah, norma, harapan, dan penghargaan yang implisit untuk

dipikirkan dan dilaksanakan dengan cara-cara tertentu yang

disampaikan melalui hubungan sosial sekolah dan otoritas, khususnya

yang berkenaan dengan peran sosial guru-siswa dan perilaku yang

diharapkan oleh masyarakat.

Pendidikan agama di sekolah dasar merupakan dasar bagi

pembinaan sikap positif terhadap agama dan pembentukan kepribadian

Edited with the trial version of Foxit Advanced PDF Editor

To remove this notice, visit:www.foxitsoftware.com/shopping

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA - Sunan Ampeldigilib.uinsby.ac.id/11041/7/bab2.pdf · 2015. 4. 20. · contohnya bermacam-macam hewan dan tumbuhan yang ada di alam sekitar, agar membuat anak

23

dan akhlak anak. Apabila berhasil, maka pengembangan sikap

keagamaan pada masa remaja akan mudah, karena anak telah

mempunyai pegangan atau bekal dalam menghadapi berbagai

goncangan yang biasa terjadi pada masa remaja.

Ketika anak masuk SD, dalam jiwnya ia telah membawa bekal

rasa agama yang terdapat dalam kepribadiannya, dari orang tuannya

dan gurunya di TK. Jika pendidikan agama yang diterimanya sejalan

dan serasi dengan apa yang diterimanya dari guru TK, maka ia masuk

SD telah membawa dasar agama yang kuat. Periode ini merupakan

masa pembentukan nilai-nilai agama sebagai kelanjutan periode

sebelumnya. Kualitas keagamaan anak akan sangat dipengaruhi oleh

proses pembentukan atau pendidikan yang diterimanya. Berkaitan

dengan hal tersebut pendidikan agama di sekolah dasar mempunyai

peranan yang sangat penting.

4. Perkembangan Moral pada Anak

J. Piaget dan L. Kohlberg (dalam D. Gunarsa Singgih, dan

Yulia Singgih, 2001) mengatakan bahwa perkembangan moral seorang

anak sejalan dengan perkembangan aspek kognitifnya. Dengan makin

bertambahnya tingkat pengertian anak, makin banyak pula nilai-nilai

moral yang dapat ditangkap dan dimengerti oleh anak.

Apabila awal masa kanak-kanak akan berakhir, konsep moral

anak tidak lagi sesempit dan sekhusus sebelumnya. Anak yang lebih

Edited with the trial version of Foxit Advanced PDF Editor

To remove this notice, visit:www.foxitsoftware.com/shopping

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA - Sunan Ampeldigilib.uinsby.ac.id/11041/7/bab2.pdf · 2015. 4. 20. · contohnya bermacam-macam hewan dan tumbuhan yang ada di alam sekitar, agar membuat anak

24

besar lambat laun memperluas konsep sosial sehingga mencakup

situasi apa saja, lebih daripada hanya situasi khusus. Disamping itu,

anak yang lebih besar menemukan bahwa kelompok sosial terlibat

dalam berbagai tingkat kesungguhan pada berbagai macam perbuatan.

Pengetahuan ini kemudian digabungkan dalam konsep moral.

Perkembangan moral masa anak sekolah menurut L.Kohlberg

(dalam Singgih & Ny. S., 2001: 18) sebagai berikut:

a) Tingkat Pra Konvensional

1) Tahap pertama (umur 0 - 6)

Orientasi pada hukuman dan kepatuhan, ketaatan.

Hukuman fisik terhadap suatu perbuatan dipakai

oleh anak untuk menentukan apakah suatu

perbuatan baik atau buruk. Perbuatan baik oleh anak

dirumuskan sebagai perbuatan yang tidak akan

mengakibatkan hukuman baginya. Pada tahap ini,

menghindari hukuman dan kepatuhan terhadap

otoritas yang berkuasa akan dinilai positif oleh

anak.

2) Tahap kedua (umur sekitar 10 tahun)

Orientasi instrumental yang relatif.

Anak hanya mengharap, mencari hadiah yang nyata.

Perbuatan yang benar merupakan perbuatan yang

memuaskan kebutuhannya. Hubungan timbal balik

Edited with the trial version of Foxit Advanced PDF Editor

To remove this notice, visit:www.foxitsoftware.com/shopping

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA - Sunan Ampeldigilib.uinsby.ac.id/11041/7/bab2.pdf · 2015. 4. 20. · contohnya bermacam-macam hewan dan tumbuhan yang ada di alam sekitar, agar membuat anak

25

sangat ditekankan, saya dipukul, saya akan

membalas dipukul.

b) Tingkat Konvensional

3) Tahap ketiga (sekitar 13 tahun)

Orientasi penyesuainan antar pribadi.

Perbuatan baik adalah perbuatan yang disenangi dan

diterima baik oleh orang tua, guru, teman sebaya,

tetangga, atau teman sejawat. Tekanan diletakkan

atas kesesuaian menjadi untuk anak baik. Takut

dibicarakan orang lain. Pada tahap ini anak sudah

mencapai tingkat kognitif yang lebih tinggi

sehingga sudah dapat mengambil tempat orang lain,

mengerti pandangan orang lain dan apa yang dapat

menyenangkan orang lain.

Menurut Piaget (dalam Elizabet B. Hurlock, 1990: 163), antara

usia enam dan dua belas tahun konsep anak mengenai keadilan sudah

berubah. Pengertian yang kaku dan keras tentang benar dan salah, yang

dipelajari dari orang tua, menjadi berubah dan anak mulai

memperhitungkan keadaan-keadaan khusus di sekitar pelanggaran

moral. Jadi menurut Piaget, relativisme moral menggantikan moral

yang kaku. Misalnya, bagi anak lima tahun, berbohong selalu buruk,

sedangkan anak yang lebih besar sadar bahwa dalam beberapa situasi,

Edited with the trial version of Foxit Advanced PDF Editor

To remove this notice, visit:www.foxitsoftware.com/shopping

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA - Sunan Ampeldigilib.uinsby.ac.id/11041/7/bab2.pdf · 2015. 4. 20. · contohnya bermacam-macam hewan dan tumbuhan yang ada di alam sekitar, agar membuat anak

26

berbohong dibenarkan, dan oleh karena itu berbohong tidak selalu

buruk.

Kohlberg memperluas teori Piaget dan menamakan tingkat

kedua dari perkembangan moral akhir masa kanak-kanak sebagai

tingkat moralitas konvensional atau moralitas dari aturan-aturan dan

penyesuaian konvensional. Dalam tahap pertama dari tingkat ini yang

oleh Kohlberg disebut moralitas anak baik, anak mengikuti peraturan

untuk mengambil hati orang lain dan untuk mempertahankan

hubungan-hubungan yang baik. Dalam tahap kedua, Kohlberg

mengatakan bahwa kalau kelompok sosial menerima peratura-

peraturan yang sesuai bagi semua anggota kelompok, ia harus

menyesuaikan diri dengan peraturan untuk menghindari penolakan

kelompok dan celaan.

5. Perkembangan Kognitif Anak

Seiring dengan masuknya anak ke sekolah dasar, kemapuan

kognitifnya turut mengalami perkembangan yang pesat. Karena

dengan masuk sekolah, berarti dunia dan minat anak bertambah luas.

Dengan meluasnya minat maka bertambah pula pengertian tentang

manusia dan objek-objek yang sebelumnya kurang berarti bagi anak.

Dalam keadaan normal, pikiran anak usia sekolah berkembang

secara berangsur-angsur. Kalau pada masa sebelumnya daya fikir anak

masih bersifat imajinatif dan egosentris maka pada masa ini daya pikir

Edited with the trial version of Foxit Advanced PDF Editor

To remove this notice, visit:www.foxitsoftware.com/shopping

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA - Sunan Ampeldigilib.uinsby.ac.id/11041/7/bab2.pdf · 2015. 4. 20. · contohnya bermacam-macam hewan dan tumbuhan yang ada di alam sekitar, agar membuat anak

27

anak berkembang kearah berpikir kongkrit, rasional dan objektif. Daya

ingatnya menjadi sangat kuat sehingga anak benar-benar berada dalam

suatu stadium belajar.

Di tinjau dari perkembangan kognitif Jean Piaget (dalam Alfi:

2005), anak sekolah dasar memasuki tahap operasi kongkret dalam

berpikir. Suatu masa di mana konsep yang pada awal masa kanak-

kanak merupakan konsep yang samar-samar dan tidak jelas sekarang

menjadi kongkret dan tertentu. Tahap operasi kongkret tetap ditandai

dengan adanya sistem operasi berdasarkan apa-apa yang kelihatan

nyata. Anak masih menerapkan logika berpikir pada barang-barang

yang kongkret, belum bersifat abstrak apalagi hipotesis. Anak masih

kesulitan memecahkan persoalan yang mempunyai banyak variabel.

Akan tetapi, pemikirannya tidak sekabur seperti pada masa

kanak-kanak, melainkan menjadi lebih spesifik dan kongkret. Dari apa

yang dipelajari di sekolah, ia belajar menghubungkan konsep-konsep

baru dengan konsep-konsep lama. Di samping itu, ia memperoleh

informasi dan arti baru melalui media massa, terutama film, radio, dan

televisi. Berdasarkan pengalaman-pengalam ini, ia membentuk konsep

tentang angka, ruang, waktu, fungsi badan, hidup dan mati, konsep

tentang dirinya, peran sosial, peran jenis kelamin, moral, keagamaan

dan sebagainnya. Timbullah suatu pemikiran baru dalam anak sekolah

dasar ini.

Edited with the trial version of Foxit Advanced PDF Editor

To remove this notice, visit:www.foxitsoftware.com/shopping

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA - Sunan Ampeldigilib.uinsby.ac.id/11041/7/bab2.pdf · 2015. 4. 20. · contohnya bermacam-macam hewan dan tumbuhan yang ada di alam sekitar, agar membuat anak

28

Periode ini ditandai dengan tiga kemampuan atau kecakapan

baru, yaitu mengklasifikasikan (mengelompokkan), menyusun atau

mengasosiasikan (menghubungkna atau menghitung) angka-angka atau

bilangan. Kemampuan yang berkaitan dengan perhitungan (angka),

seperti menambah, mengurangi, mengalikan, dan membagi. Di

samping itu, pada akhir masa ini anak sudah memiliki kemampuan

memecahkan masalah (problem solving) yang sederhana.

Dalam rangka mengembangkan kemampuan-kemampuan

siswa, pihak sekolah dalam hal ini guru-guru seyogyanya memberikan

kesempatan pada siswanya untuk mengemukakan pertanyaan,

memberikan komentar atau pendapatnya tentang materi pelajaran yang

dibacanya atau yang telah dijelaskan oleh guru, membuat karangan,

menyusun laporan atau diskusi kelompok.

B. Pembelajaran

Pembelajaran (Driscoll, 2000; Hill, 2002; Schunk, 2004), biasanya

didefinisikan sebagai perubahan dalam diri seseorang yang disebabkan

oleh pengalaman (Slavin, 2009: 177). Hal tersebut sejalan dengan yang

dipaparkan oleh Corey (2005), pembelajaran adalah suatu proses dimana

lingkungan seseorang secara disengaja untuk memungkinkan ia turut serta

dalam tingkah laku dalam kondisi khusus atau menghasilkan respon

terhadap situasi tertentu (Ramayulis, 2006: 239)

Edited with the trial version of Foxit Advanced PDF Editor

To remove this notice, visit:www.foxitsoftware.com/shopping

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA - Sunan Ampeldigilib.uinsby.ac.id/11041/7/bab2.pdf · 2015. 4. 20. · contohnya bermacam-macam hewan dan tumbuhan yang ada di alam sekitar, agar membuat anak

29

Pemaparan dari beberapa tokoh diatas diperjelas lagi dari teori-

teori yang dikemukakan oleh Hamalik (2007), bahwa terdapat tiga

rumusan tentang pembelajaran, yakni 1) Pembelajaran adalah upaya

mengorganisir lingkungan untuk menciptakan kondisi belajar bagi peserta

didik, 2) Pembelajaran adalah upaya mempersiapkan peserta didik untuk

menjadi warga masyarakat yang baik, dan 3) Pembelajaran adalah suatu

proses membantu siswa menghadapi kehidupan masyarakat sehari-hari.

Belajar secara sederhana dikatakan sebagai proses perubahan dari

belum mampu menjadi sudah mampu, terjadi dalam jangka waktu

tertentu. Perubahan yang terjadi bersifat relative menetap dan tidak hanya

terjadi pada perilaku saat ini yang nampak tetapi juga perilaku yang akan

mendatang. perubahan – perubahan yang terjadi tersebut akibat dari

pengalaman.

Belajar merupakan suatu proses, karenanya dalam belajar terdapat

pengalaman (input) yang kemudian diolah bersamaan dengan pengetahuan

(knowledge) yang telah didapat dan kemudian akan menghasilkan

perubahan tingkah laku (behavioural change / output).

Menurut Mc Guire (dalam Djalaludin Ancok, 1994) proses

perubahan sikap dari tak menerima menjadi sikap menerima berlangsung

melalui tiga tahap perubahan sikap. Proses pertama adalah perhatian;

kedua, pemahaman; dan ketiga, penerimaan.

Usaha yang dilakukan individu secara sadar untuk memperoleh

perubahan tingkah laku tertentu baik yang dapat diamati secara langsung

Edited with the trial version of Foxit Advanced PDF Editor

To remove this notice, visit:www.foxitsoftware.com/shopping

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA - Sunan Ampeldigilib.uinsby.ac.id/11041/7/bab2.pdf · 2015. 4. 20. · contohnya bermacam-macam hewan dan tumbuhan yang ada di alam sekitar, agar membuat anak

30

maupun yang tidak dapat diamati secara langsung sebagai pengalaman

(latihan) dalam interaksinya dengan lingkungan. Atau dapat dikatakan

bahwa belajar sebagai suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung

dalam interaksi aktif dengan lingkungan dan menghasilkan perubahan

dalam pengetahuan dan pemahaman, keterampilan serta nilai-nilai dan

sikap.

C. Flora dan Fauna

1. Pengertian Flora dan Fauna

Definisi, flora berasal dari bahasa Latin yaitu Flora, dewi yang

bunga. Flora dapat merujuk kepada sekelompok tanaman, sebuah

penyelidikan dari kelompok tanaman, serta bakteri. Flora adalah akar

kata bunga, yang berarti menyangkut bunga. Fauna dapat merujuk

pada kehidupan hewan atau binatang klasifikasi dari daerah tertentu,

jangka waktu, atau lingkungan. Fauna juga berasal dari bahasa Latin.

Dalam Mitologi Romawi Fauna adalah kakak dari Faunus, roh yang

baik dari hutan dan dataran. (ferrytaryono. (2009, 08 Juni). Pengertian-

flora-fauna. http://wordpress. com /)

Flora dan fauna adalah tanaman dan satwa liar, yang asli liar di

wilayah geografis yang sering disebut sebagai wilayah flora dan fauna.

Kedua-duanya adalah istilah kolektif, merujuk pada kelompok

tanaman atau satwa liar tertentu ke suatu daerah atau suatu periode

Edited with the trial version of Foxit Advanced PDF Editor

To remove this notice, visit:www.foxitsoftware.com/shopping

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA - Sunan Ampeldigilib.uinsby.ac.id/11041/7/bab2.pdf · 2015. 4. 20. · contohnya bermacam-macam hewan dan tumbuhan yang ada di alam sekitar, agar membuat anak

31

waktu. Misalnya, flora dan fauna yang hangat dapat terdiri dari daerah

tropis ke sedang hangat-tumbuhan dan jenis burung eksotis.

Keanekaragaman hayati merupakan keanekaragaman alam,

yang mencakup keanekaragaman genetik jenis dan ekosistem berikut

varibialitasnya di suatu wilayah (Suripto, 1998). Indonesia dengan

posisi strategisnya merupakan salah satu negara yang kaya akan jenis-

jenis flora dan fauna. Keanekaragaman hayati ini tentu saja merupakan

sumberdaya andalan untuk kehidupan masyarakat Indonesia.

Keanekaragaman hayati tersebut ada yang bersifat terbarukan

misalnya komunitas tumbuhan, hewan, mikroorganisme, jamur dan

lainnya, ada juga yanag bersifat tidak terbarukan seperti air, tanah,

bahan tambang, dan lain sebagainnya.

Banyak manfaat dan fungsi yang terkandung di dalam

keanekaragaman hayati, khususnya flora dan fauna. Jika manusia tidak

menjaga dan melestarikan apa yang ada di alam, dapat dibayangkan

kerugian bagi umat manusia.

Mengingat banyak nilai ekologis yang terkandung dalam flora

dan fauna maka pengelolaan sumberdaya alam ini perlu direncanakan

dengan baik agar kelestariannya tetap terjaga. Namun demikian

memasuki abad ke-20 banyak kerusakan alam dan kemerosotan

keanekaragaman hayati dalam tingkat yang cukup besar yang sebagian

besar disebabkan keteledoran manusia.

Edited with the trial version of Foxit Advanced PDF Editor

To remove this notice, visit:www.foxitsoftware.com/shopping

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA - Sunan Ampeldigilib.uinsby.ac.id/11041/7/bab2.pdf · 2015. 4. 20. · contohnya bermacam-macam hewan dan tumbuhan yang ada di alam sekitar, agar membuat anak

32

Flora dan Fauna dapat memberikan pengertian tentang Kuasa

Allah Pencipta Alam Semesta, agar umat manusia bisa beriman dan

mempunyai satu agama dan satu Tuhan. Dalam belajar, pengenalan

secara nyata pada objek yang akan dipelajari akan membuat anak

menjadi paham dan tertarik karena mereka diajak untuk langsung pada

materi yang akan diberikan.

Sebagai manusia yang sudah diberikan kenikmatan melalui

alam, baik flora dan fauna yang ada, hendaknya dapat memelihara dan

menjaga apa yang sudah diciptakan oleh Allah. Karena semua ciptaan

Allah di muka bumi ini, tidak ada satu pun yang sia-sia semua

bermanfaat.

Agar Alam ini tidak semakin tergerus dengan kerusakan oleh

tangan manusia yang tidak bertanggung jawab, sebagai generasi

penerusnya adalah anak dan cucu kita. Sedini mungkin mencoba

memberikan pengertian dan pemahaman akan pentingnya alam, flora

dan fauna yang memberikan banyak sumber manfaat bagi manusia

yang hendaknya dijaga dan dilestarikan bukan malah dirusak.

Dalam hal ini, Sekolah Alam merupakan salah satu sekolah

yang memberikan pendidikan anak melalui pendekatan dengan alam

sekitar. Anak didik di sekolah alam diupayakan terhindar dari

verbalisme, yang sekadar tahu namanya, tapi tidak tahu beda dan

kegunaannya. Agar anak-anak di sekolah alam itu mengenal aneka

ragam pohon, di halaman sekolah yang luas ditanami lebih dari 100

Edited with the trial version of Foxit Advanced PDF Editor

To remove this notice, visit:www.foxitsoftware.com/shopping

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA - Sunan Ampeldigilib.uinsby.ac.id/11041/7/bab2.pdf · 2015. 4. 20. · contohnya bermacam-macam hewan dan tumbuhan yang ada di alam sekitar, agar membuat anak

33

jenis pohon. Murid-murid diberi sejenis “teologi khalifah” bahwa

manusia diturunkan ke bumi ialah ditugaskan Tuhan untuk

memakmurkan bumi. Agar murid-murid mengenal margasatwa,

mereka diantar ke kebun binatang. Ke kebun binatang mereka tidak

sekadar diarahkan sebagai turis, lebih dari itu diberi bekal rasa “ingin

tahu” sebagai calon intelektual.

2. Flora dan Fauna dalam Al-Qur’an

Allah swt, dalam wahyunya tidak membuat statemen saintifik,

tetapi menunjukkan tanda-tanda (ayat-ayat) berupa fenomena alam dan

ciptaanya, jika dipahami secara benar akan mengantarkan pada

kebenaran tertinggi, yaitu Allah swt. Keteraturan fenomena alam,

keajaiban ciptaan serta manfaatnya bagi manusia merupakan pertanda

(ayat) adanya Sang Pencipta yang sudah ditetapkan di dalam al-

Qur’an.

Al-Qur’an mengingatkan manusia untuk memperhatikan alam

“Katakanlah perhatikanlah apa yang ada di langit dan di bumi, tidaklah

bermanfaat tanda kekuasaan Allah dan rasul-rasul yang yang memberi

peringatan bagi orang-orang yang tidak beriman” (QS. Yunus [10] :

101). Agar mereka mngetahui secara yakin bahwa dibalik semua itu

tentu ada Pencipta yang mengatur segalanya dengan bijaksana. Alam

semesta ini tidak diciprtakan secara main-main dan tidak diciptakan

secara sia-sia, tapi diciptakan dengan sungguh-sungguh untuk tujuan

Edited with the trial version of Foxit Advanced PDF Editor

To remove this notice, visit:www.foxitsoftware.com/shopping

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA - Sunan Ampeldigilib.uinsby.ac.id/11041/7/bab2.pdf · 2015. 4. 20. · contohnya bermacam-macam hewan dan tumbuhan yang ada di alam sekitar, agar membuat anak

34

yang agung, yaitu untuk mengetahui Allah dengan tanda-tanda

kekuasaan, asma, dan sifat-sifat-Nya.

Al-Qur’an menaruh perhatian yang besar terhadap fenomena

flora dan fauna. Hal ini tercermin dengan banyaknya ayat-ayat al-

Qur’an yang menyebutkan kedua fenomena tersebut, bahkan terdapat

beberapa dari nama surat al-Qur’an yang menggunakan istilah yang

terkait dengan flora dan fauna.

Terkait dengan fauna umpamanya, al-Baqarah, (surat 2) yang

berarti sapi betina, di dalamnya disebutkan kisah penyembelihan sapi

betina yang diperintahkan Allah pada Bani Israil (ayat 67 sampai

dengan 74). Al-Nahl, (surat 16) yang berarti lebah. Al-An’aam, (surat

6) yang berarti binatang ternak (seperti : unta, sapi, biri-biri dan

kambing). Al-Naml, (surat 27) yang berarti semut. Ayat 18 dan 19

terdapat perkataan al-naml, Allah menyebut binatang semut dalam

surat ini agar manusia mengambil pelajaran dari kehidupan semut itu.

Al- Fiil, (syurat 105) yang berarti gajah. Al-A’diyat, (surat 100) yang

berarti kuda perang berlari kencang). Nama surat yang terkait dengan

flora dan fauna antara lain, al-Tiin, (surat 95) yang berarti buah tin.

Al-Qur’an banyak menyebutkan nama-nama binatang untuk

menciptakan kesadaran manusia tentang keberadaan Allah. Misalnya

tentang ikan (QS. al-A’raaf [7]:163, kuda, keledai (QS. al-Nahl

[16]:8), belalang, kutu, katak (QS. al-Muddatstsir [74]:49-51), burung

Edited with the trial version of Foxit Advanced PDF Editor

To remove this notice, visit:www.foxitsoftware.com/shopping

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA - Sunan Ampeldigilib.uinsby.ac.id/11041/7/bab2.pdf · 2015. 4. 20. · contohnya bermacam-macam hewan dan tumbuhan yang ada di alam sekitar, agar membuat anak

35

(QS. al-Maaidah [5]:110), babi (QS. al-Baqarah [2]:173), ular (QS. al-

A’raaf [7]:107), dan lainnya.

Hewan merupakan makhluk hidup ciptaan Allah, habitatnya,

cara hidupnya dan perilakunya, ukuran, warna, bentuk yang beragam

penuh dengan keajaiban. Hal ini merupakan bukti konkrit betapa

pentingnya mempelajari dan mendalami fenomena hewan. Misalnya

al-Qur’an menyatakan: “Dan pada penciptaan kamu dan pada

biantang-binatang yang melata yang bertebaran (di muka bumi)

terdapat tanda-tanda (kekuasaan Alah) untuk kaum yang meyakini.”

(QS. al-Jaatsiyah[45]:4)

Al-Qur’an juga sering kali menyebutkan tentang tumbuh-

tumbuhan, pohon, tanaman dan hal-hal yang terkait dengannya,

umpamanya anggur dan zaitun (QS. al-An’aam [6]:99), sayur-sayuran,

ketimun bawang putih, kacang, bawang merah (QS. al-Baqarah

[2]:61), benih dan biji (QS. al-Baqarah [2]:261), pohon bidara dan

pisang (QS. al-Waaqi’ah [56]:27-30), dan lainya.

Manusia sebagai ciptaan Allah yang terbaik dan diberika

amanah untuk menjadi khalifah-Nya di muka bumi dengan tugasnya

utama untuk memakmurkan bumi. Kewajiban utama manusia terhadap

lingkungannya adalah: al-Intifa’ (mengambil manfaat dan

mendayagunakan sebaik-baiknya), al-Itbar (mengambil pelajaran,

memikirkan, mensyukuri, seraya menggali rahasia-rahasia dibalik alam

ciptaan Allah, al-Islah (memelihara dan menjaga kelestarian alam

Edited with the trial version of Foxit Advanced PDF Editor

To remove this notice, visit:www.foxitsoftware.com/shopping

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA - Sunan Ampeldigilib.uinsby.ac.id/11041/7/bab2.pdf · 2015. 4. 20. · contohnya bermacam-macam hewan dan tumbuhan yang ada di alam sekitar, agar membuat anak

36

untuk kemaslahatan dan kemakmuran manusia, serta tetap terjaganya

harmoni kehidupan alam ciptaan Allah. (Imron :2008)

Penyebutan flora dan fauna dalam al-Qur’an senantiasa

dikaitkan dengan kekuasaan Allah dan KeEsaa-Nya, menyuruh

manusia untuk merenungkan mengambil hikmah dan manfaanya serta

mensyukuri nikmat yang dianugerahkan Allah.

D. Kerangka Teoritik

Berdasarkan uraian diatas, peneliti dapat membuat landasan

berpikir yang bersumber dari beberapa teori diatas yaitu tingkat

perkembangan pada anak Sekolah Dasar adalah kenyataan (realistis), yang

sangat memiliki ketertarikan pada suatu keadaan yang benar-benar ada

untuk dapat dipahami dan dijelaskan pada anak.

Pengaruh pembentukan jiwa keagamaan pada anak di kelembagaan

pendidikan, barangkali banyak bergantung pada bagaimana perencanaan

pendidikan agama yang diberikan di sekolah.

Dalam pembelajaran yang menerapakan metode melalui Flora dan

Fauna secara langsung, yang bertujuan agar peserta didik dapat menerima

atau menyerap pembelajaran tanpa jenuh. Informasi yang didapat juga bisa

membuat anak tidak cepat lupa dan paham dengan pelajaran yang

diberikan pada saat pelajaran selesai. Penerimaan akan materi yang

diberikan sejalan dengan kehidupan nyata yang memang benar adanya.

Edited with the trial version of Foxit Advanced PDF Editor

To remove this notice, visit:www.foxitsoftware.com/shopping

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA - Sunan Ampeldigilib.uinsby.ac.id/11041/7/bab2.pdf · 2015. 4. 20. · contohnya bermacam-macam hewan dan tumbuhan yang ada di alam sekitar, agar membuat anak

37

Berikut peneliti membuat bagan proses dalam pembelajaran di

Sekolah Alam :

Gambar 1. Bagan Kerangka Teoritik

Ketika materi yang diberikan bersangkutan dengan Flora dan

Fauna, maka akan secara tidak langsung memberikan pengertian bahwa

siapakah yang menciptakan Alam Semesta ini. Timbullah sebuah

pertanyaan bahwa dibalik semua ada suatu Dzat yang berkuasa atas dunia,

manusia beserta isinya.

Suatu pembelajaran inilah yang memberikan ruang secara langsung

terhadap anak untuk mengerti dan membuktikan bahwa ciptaan Allah

sekecil apapun adalah nyata dan tidak bisa ditiru oleh manusia biasa.

Kesadaran sedikit demi sedikit inilah yang dicoba untuk

mengembangkan keagamaan yang ada dalam diri anak melalui

pembelajaran yang secara langsung diberikan melalui Flora dan Fuana.

Sekolah Alam Perkembangan

agama fase The

Realistic Stage

Pembelajaran

Flora dan Fauna

Proses

Penerimaan dan

Perubahan Sikap

Edited with the trial version of Foxit Advanced PDF Editor

To remove this notice, visit:www.foxitsoftware.com/shopping