bab ii kajian pustaka - repository.uksw.edu · penelitian. beberapa teori dari para ahli ini...

15
7 BAB II KAJIAN PUSTAKA Pada bab II ini akan dibahas tentang Ilmu Pengetahuan Alam, model Group Investigation, hasil belajar, kajian penelitian yang relevan, kerangka berpikir, dan hipotesis penelitian pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam secara lebih rinci akan dijelaskan seperti berikut: 2.1 Kajian Teori Kajian teori ini merupakan uraian pendapat dari para ahli yang mendukung penelitian. Beberapa teori dari para ahli ini mengkaji objek yang sama dan mempunyai pendapat yang berbeda-beda. Pembahasan pada kajian teori dalam penelitian ini berisi tentang karakteristik pembelajaran IPA, proses pembelajaran, hasil belajar, konsep umum model pembelajaran, model Group Investigation, dan rancangan model. 2.1.1 Karakteristik Ilmu Pengetahuan Alam Karakteristik Ilmu Pengetahuan Alam yang akan dibahas ddalam penelitian ini mencakup pengetian Ilmu Pengetahuan Alam, pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di sekolah dasar, tujuan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, dan penilaian Ilmu Pengetahuan Alam. 2.1.1.1 Pengertian IPA Ilmu Pengetahuan Alam, yang sering disebut juga dengan pendidikan sains, disingkat menjadi IPA. IPA merupakan salah satu mata pelajaran pokok dalam kurikulum pendidikan di Indonesia, termasuk pada jenjang sekolah dasar. Mata pelajaran IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang dianggap sulit oleh sebagian besar peserta didik, baik sekolah dasar maupun sekolah menengah. Hal ini berdasarkan hasil perolehan Ujian Akhir Sekolah (UAS) yang dilaporkan oleh Depdiknas. Hasil ini masih sangat jauh dari standar yang diharapkan. Menurut Samatowa(2010:3) Ilmu Pengetahuan Alam merupakan terjemahan kata-kata dalam bahasa inggris yaitu natural science, yang berarti Ilmu Pengetahuan Alam. Berhubungan dengan alam atau bersangkut paut dengan alam, science artinya ilmu pengetahuan. Jadi, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau

Upload: others

Post on 06-Nov-2020

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edu · penelitian. Beberapa teori dari para ahli ini mengkaji objek yang sama dan mempunyai pendapat yang berbeda-beda. Pembahasan pada kajian

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Pada bab II ini akan dibahas tentang Ilmu Pengetahuan Alam, model

Group Investigation, hasil belajar, kajian penelitian yang relevan, kerangka

berpikir, dan hipotesis penelitian pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam secara

lebih rinci akan dijelaskan seperti berikut:

2.1 Kajian Teori

Kajian teori ini merupakan uraian pendapat dari para ahli yang mendukung

penelitian. Beberapa teori dari para ahli ini mengkaji objek yang sama dan

mempunyai pendapat yang berbeda-beda. Pembahasan pada kajian teori dalam

penelitian ini berisi tentang karakteristik pembelajaran IPA, proses pembelajaran,

hasil belajar, konsep umum model pembelajaran, model Group Investigation, dan

rancangan model.

2.1.1 Karakteristik Ilmu Pengetahuan Alam

Karakteristik Ilmu Pengetahuan Alam yang akan dibahas ddalam penelitian

ini mencakup pengetian Ilmu Pengetahuan Alam, pembelajaran Ilmu Pengetahuan

Alam di sekolah dasar, tujuan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, dan

penilaian Ilmu Pengetahuan Alam.

2.1.1.1 Pengertian IPA

Ilmu Pengetahuan Alam, yang sering disebut juga dengan pendidikan sains,

disingkat menjadi IPA. IPA merupakan salah satu mata pelajaran pokok dalam

kurikulum pendidikan di Indonesia, termasuk pada jenjang sekolah dasar. Mata

pelajaran IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang dianggap sulit oleh

sebagian besar peserta didik, baik sekolah dasar maupun sekolah menengah. Hal

ini berdasarkan hasil perolehan Ujian Akhir Sekolah (UAS) yang dilaporkan oleh

Depdiknas. Hasil ini masih sangat jauh dari standar yang diharapkan.

Menurut Samatowa(2010:3) Ilmu Pengetahuan Alam merupakan terjemahan

kata-kata dalam bahasa inggris yaitu natural science, yang berarti Ilmu

Pengetahuan Alam. Berhubungan dengan alam atau bersangkut paut dengan alam,

science artinya ilmu pengetahuan. Jadi, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edu · penelitian. Beberapa teori dari para ahli ini mengkaji objek yang sama dan mempunyai pendapat yang berbeda-beda. Pembahasan pada kajian

8

science itu definisinya dapat dikatakan sebagai ilmu tentang alam. Ilmu yang

mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam ini.

IPA adalah hasil interpretasi tentang dunia kealaman. Ipa sebagai

proses/metode penyelidikan meliputi cara berpikir, sikap dan langkah-langkah

kegiatan scientis untuk memperoleh produk-produk IPA, misalnya observasi,

pengukuran, merumuskan, menguji hipotesa, mengumpulkan data, bereksperimen

dan prediksi. Fisher berpendapat bahwa Science adalah kumpulan pengetahuan

yang diperoleh dengan menggunakan metode-metode yang berdasarkan observasi.

Dari pendapat Samatowa dan Fisher, dapat disimpulkan bahwa, IPA

merupakan ilmu yang dapat diperoleh dari pengalaman sehari-hari melalui proses

ilmiah, seperti penyelidikan, penyusunan, dan pengujian gagasan-gagasan.

Kegiatan pembelajaran IPA di Sekolah Dasar tentunya harus mengaitkan

pengalaman dari kehidupan sehari-hari siswa. Sehingga siswa dapat dengan cepat

menangkap materi tanpa harus berpikir abstrak. Pembelajaran IPA juga harus

didukung dengan menggunaan alat peraga. Guru harus lebih kreatif dalam

mengembangakan alat peraga yang kreatif agar meimbulkan kesenangan bagi

siswa dan bermanfaat.

2.1.1.2 Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar

Siswa Sekolah Dasar(SD) berada pada umur antara 7 hingga 12 tahun.

Pada usia ini, pemikiran siswa masih dalam tahap konkret. Kemampuan yang

tampak dalam fase ini adalah kemampuan dalam proses berpikir untuk

mengoperasikan kaidah-kaidah logika, meskipun masih terikat dengan objek

yang bersifat konkret (Heruman, 2008). Belum dapat berpikir yang bersifat

abstrak.

Menurut Musno (2004:04), secara prinsip, pengajaran IPA merupakan

mata pelajaran yang sangat penting dan perlu sekali dikuasai oleh siswa karena

berhubungan langsung dengan salah satu aspek kecerdasan individu dalam

pengertian yang lebih luas.

IPA merupakan mata pelajaran di SD. Siswa mempelajari Mata pelajaran

IPA ini agar siswa mempunyai pengetahuan, gagasan dan konsep tentang alam

sekitar. Hal ini dapat diperoleh siswa dengan cara mengaitkannya dengan

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edu · penelitian. Beberapa teori dari para ahli ini mengkaji objek yang sama dan mempunyai pendapat yang berbeda-beda. Pembahasan pada kajian

9

pengalaman siswa sehari-hari. Sehingga siswa lebih mudah memahami dan

mengingatnya lebih lama.

IPA di SD ini juga mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam

dengan melakukan observasi, eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori

agar siswa mempunyai pengetahuan, gagasan dan konsep yang terorganisasi

tentang alam sekitar yang di peroleh dari pengalaman melalui serangkaian proses

ilmiah antara lain penyelidikan, penyusunan dan penyajian gagasan-gagasan.

2.1.1.3 Tujuan Pembelajaran IPA

Tujuan pembelajaran IPA di Sekolah Dasar dalam Badan Nasional Standar

Pendidikan (BSNP,2006) adalah :

1. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa

berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaan-Nya.

2. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang

bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya

hubungan yang saling mempengaruhi anatara IPA, lingkungan, teknologi, dan

masyarakat.

4. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,

memecahkan masalah, dan membuat keputusan.

5. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga,

dan melestarikan lingkungan alam.

6. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya

sebagai salah satu ciptaan Tuhan.

7. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA sebagai dasar

untuk melanjutkan pendidikan ke SMP.

Dapat disimpulkan bahwa tujuan pembelajaran IPA didalam Sekolah

Dasar yaitu mengembangkan pengetahuan dan pemahaman untuk memanfaatkan

lingkungan dengan menjaga, memelihara, dan melestarikan lingkungan yang ada

di sekitar. Dengan begitu, maka akan memunculkan kesadaran menghargai alam

sebagai ciptaan Tuhan.

2.1.1.4 Penilaian IPA

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edu · penelitian. Beberapa teori dari para ahli ini mengkaji objek yang sama dan mempunyai pendapat yang berbeda-beda. Pembahasan pada kajian

10

Sebuah penilaian tidak hanya dilihat dari hasil belajar peserta didik.

Namun, penilaian dapat juga dilakukan saat proses kegiatan pembelajaran

berlangsung. Guru dapat mengamati keaktifan peserta didik saat mereka

melakukan kegiatan pembelajaran. Misalnya saja, pada saat peserta didik

melakukan pembelajaran yang menggunakan alat peraga. Disana, guru dapat

menilai siswa yang ikut berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran. Bisa juga,

guru menilai siswa yang memanfaatkan alat peraga yang telah disediakan oleh

guru. Dengan begitu, guru dapat menilai mana saja siswa yang berperan aktif,

kurang aktif dan yang sama sekali tidak aktif didalam kegiatan pembelajaran.

Guru juga dapat menilai mata pelajaran IPA ini dengan cara tertulis. Guru dapat

membuat soal evaluasi yang tidak hanya berupa pilihan ganda. Namun, guru dapat

membuatnya dengan soal uraian yang membuat siswa untuk menjawabnya dengan

pendapatnya sendiri-sendiri. Jadi, guru dapat mengetahui atau mengukur

keberhasilan siswa melalui cara tersebut.

2.1.2 Hasil Belajar

Purwanto (2011:46) berpendapat bahwa hasil belajar adalah perubahan

perilaku peserta didik akibat belajar. Perubahan perilaku disebabkan karena dia

mencapai penguasaan atas sejunmlah bahan yang diberikan dalam proses belajar

mengajar. Lebih lanjut lagi ia mengatakan bahwa hasil belajar dapat berupa

perubahan dalam aspek kognitif, efektif, dan psikomotorik.

Nawawi dalam Brahim (2007:39) menguraikan bahwa hasil belajar

merupakan tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di

sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal

sejumlah materi pelajaran tertentu.

Dari pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah

prestasi yang dicapai siswa di dalam kegiatan pembelajaran. Setiap guru

mempunyai pandangan yang berbeda-beda untuk menyatakan bahwa suatu proses

pembelajaran tersebut dikatakan berhasil. Namun untuk menyamakan persepsi

sebaiknya kita berpedoman pada kurikulum yang berlaku saat ini. Antara lain

bahwa suatu proses belajar mengajar tentang suatu bahan pembelajaran dinyatakn

berhasil apabila tujuan pembelajaran dapat dicapai. Untuk mengetahui berhasil

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edu · penelitian. Beberapa teori dari para ahli ini mengkaji objek yang sama dan mempunyai pendapat yang berbeda-beda. Pembahasan pada kajian

11

atau tidaknya tujuan dari pembelajaran, guru harus mengadakan tes formatif. Tes

formatif ini untuk mengetahui sejauh mana peserta didik kita menguasai materi

dan tujuan pembelajaran yang dicapai. Hal ini, dapat memberikan umpan balik

pada guru dalam memperbaiki proses belajar mengajar. Dan bagi siswa yang

belum memenuhi target berhasil, maka guru perlu mengadakan remidial.

Hasil belajar yang di harapkan dari penelitian ini adalah agar nilai pada

mata pelajaran IPA mengalami peningkatan yang lebih baik. Tidak hanya didalam

penilaiannya saja. Namun, didalam proses kegiatan pembelajarannya. Keaktifan

atau keikut sertaan peserta didik juga dilihat. Karena, hasil belajar tidak hanya

didalam sebuah nilai saja. Namun, lebih mengarah pada proses kegiatan

pembelajarannya.

2.1.3 Proses Pembelajaran yang ideal

Siswa sekolah dasar merupakan siswa yang berada di tahap berpikir

konkret. Siswa sekolah dasar akan merasa kurang bisa jika mereka dipaksakan

untuk berpikir atau mengira-ira saja. Guru harusnya menggunakan alat bantu

untuk mendorong cara berpikir siswa sekolah dasar. Sehingga, siswa dapat

melihat dan berpikir yang jelas dan pasti.

Di dalam sekolah dasar, ada beberapa mata pelajaran yang harus

menggunakan alat peraga, salah satunya ialah Ilmu Pengetahuan Alam. Di dalam

mata pelajaran ini, guru harus berpikir kreatif dalam kegiatan pembelajaran yang

menyenangkan. Alat peraga dapat membantu guru untuk kegiatan pembelajaran

menjadi lebih terlihat seperti pada kenyataannya. Sehingga, peserta didik dapat

melihat nyata alat peraga tersebut. Dan tidak mengira-ira saja. Kegiatan

pembelajaran ini dapat didukung juga dengan model Group Investigation. Disini,

siswa dapat lebih terlatih pengalaman berbicaranya dalam mengeluarkan pendapat

atau ide nya didalam kelompoknya.

Dengan penerapan model Group Investigation berbantuan alat peraga ini,

diharapkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam kelas 5 SD mengalami

perubahan menjadi lebih baik dari sebelumnya. Hasil belajar ini tidak hanya

diukur atau dilihat hanya melalui soal-soal evaluasi saja. Namun, dapat dilihat

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edu · penelitian. Beberapa teori dari para ahli ini mengkaji objek yang sama dan mempunyai pendapat yang berbeda-beda. Pembahasan pada kajian

12

dari keaktifan siswa saat mengikuti kegiatan pembelajaran. Atau bisa dilihat saat

peserta didik mengemukakan pendapat atau ide nya.

2.1.4 Konsep Umum Model Pembelajaran

Joyce (Trianto 2009;22) mengatakan bahwa model pembelajaran merupakan

suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam

merencanakan pembelajaran dikelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk

menentukan perangkat-perangkat.

Soekamto dkk(Trianto 2009;22) mengemukakan bahwa model

pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang

sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan

belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman perancang pembelajaran dan

pengajar dalam merencanakan belajar mengajar.

Dari pendapat dua ahli tersebut, makan dapat disimpulkan bahwa model

pembelajaran merupakan konsep yang disusun secara sistematis untuk dijadikan

pegangan atau pedoman guru untuk merancang kegiatan pembelajaran di kelas

agar mencapai tujuan yang ingin dicapai.

Saat ini terdapat model-model pembelajaran yang beragam. Model

pembelajaran yang sesuai dengan mata pelajaran IPA adalah model pembelajaran

yang di dalamnya menerapkan pengalaman sehari-hari siswa. Model pembelajaran

yang sesuai di antaranya Demonstration, Group Investigation, Inquiri, Jigsaw dan

Problem Based Learning. Model-model ini sesuai jika dipadukan dengan mata

pelajaran IPA. Karena, siswa dapat melakukan kegiatan pembelajaran sesuai

dengan pengalaman langsung yang dapat mereka temui didalam kehidupannya

sehari-hari. Sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan dan

menghasilkan hasil belajar yang lebih baik.

2.1.5 Model Group Investigation

Eggen dan Kauchak (dalam Maimunah, 2005: 21) mengemukakan Group

Investigation adalah strategi belajar kooperatif yang menempatkan siswa ke dalam

kelompok untuk melakukan investigasi terhadap suatu topik. Dari pernyataan

tersebut, Group Investigation fokus utamanya untuk melakukan investigasi

terhadap suatu topik atau objek khusus.

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edu · penelitian. Beberapa teori dari para ahli ini mengkaji objek yang sama dan mempunyai pendapat yang berbeda-beda. Pembahasan pada kajian

13

Jadi, dengan Group Investigation ini, siswa didorong utnuk terlibat dalam

pembelajaran. Siswa harus memiliki kemampuan dalam berkomunikasi maupun

dalam keterampilan proses kelompok. Hasil akhir dari kelompok adalah ide dari

setiap anggota dan pembelajaran kelompok yang lebih mengasah kemampuan

intelektual siswa dibandingkan dengan belajar sendiri-sendiri.

Sharan (Supandi,2005:6) mengemukakan langkah-langkah pembelajaran

pada model pembelajaran Group Investigation sebagai berikut:

1) Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok secara heterogen

2) Guru menjelaskan kegiatan pembelajaran dan memberi tugas pada

kelompok yang harus dikerjakan

3) Guru menentukan ketua kelompok dan memanggilnya ke depan kelas untuk

mengambil materi tugas yang telah disediakan

4) Masing-masing kelompok membahas materi tugas secara kooperatif dalam

kelompoknya

5) Setelah selesai, masing-masing kelompok yang diwakili ketua kelompok

atau salah satu anggota menyampaikan hasil pembahasannya

6) Kelompok lain dapat memberikan tanggapan terhadap hasil pembehasannya

7) Guru memberikan penjelasan singkat bila terjadi kesalah pahaman konsep

dan memberikan kesimpulan

8) Evaluasi

2.1.5.1 Kelebihan model Group Investigation menurut Shoimin (2014:81-82)

dibagi menjadi 3, yaitu

Kelebihan model Group Investigation ini dibagi menjadi 3, yaitu secara pribadi,

secara sosial, dan secara akademis.

Secara Pribadi

Model Group Investigation ini, dapat menjadikan diri siswa seperti berikut ini:

a) Dalam proses belajarnya dapat bekerja secara bebas.

b) Memberi semangat untuk berinisiatif, kreatif, dan aktif.

c) Rasa percaya diri dapat lebih meningkat.

d) Dapat belajar untuk memecahkan dan menangani suatu masalah.

e) Mengembangkan antusiasme dan rasa pada fisik.

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edu · penelitian. Beberapa teori dari para ahli ini mengkaji objek yang sama dan mempunyai pendapat yang berbeda-beda. Pembahasan pada kajian

14

Secara Sosial

Group Investigation ini, dapat meningkatkan hubungan antar siswa seperti:

a) Meningkatkan belajar bekerja sama.

b) Belajar berkomunikasi baik dengan teman sendiri maupun guru.

c) Belajar berkomunikasi yang baik secara sistematis.

d) Belajar menghargai pendapat orang lain.

e) Meningkatkan partisipasi dalam membuat suatu keputusan.

Secara Akademis

Group Investigation ini, dapat meningkatkan pengetahuan siswa seperti berikut:

a) Siswa terlatih untuk mempertanggungjawabkan jawaban yang diberikan.

b) Bekerja secara sistematis.

c) Mengembangkan dan melatih keterampilan fisik dalam berbagai bidang.

d) Merencanakan dan mengorganisasikan pekerjaannya.

e) Mengecek kebenaran jawaban yang mereka buat.

f) Selalu berpikir tentang cara atau strategi yang digunakan sehingga didapat

suatu kesimpulan yang berlaku umum.

2.1.5.2 Kelemahan model Group Investigation menurut Shoimin (2014:81-82):

a) Sedikitnya materi yang disampaikan pada satu kali pertemuan.

b) Sulitnya memberikan penilaian secara personal.

c) Tidak semua topik cocok dengan model pembelajaran Group Investigation.

Model ini cocok untuk diterapkan pada suatu topik yang menuntut siswa

untuk memahami suatu bahasan dari pengalaman yang dialami sendiri.

d) Diskusi kelompok biasanya berjalan kurang efektif.

Untuk mengatasi kelemahan pada model pembelajaran Group Investigation

ini, peneliti memberi solusi. Telah dijelaskan bahwa tidak semua topik cocok

dengan model pembelajaran ini, model ini cocok untuk diterapkan yang menuntut

siswa memahaminya dari pegalamannya senidiri. Sehingga, penelitian ini

mengambil materi sifat cahaya. Dimana, siswa akan dibimbing dan didorong

untuk melakukan kegiatan yang dapat mereka jumpai di kehidupannya sehari-

hari. Misalkan saja, untuk sifat cahaya dapat merambat lurus. Untuk menj elaskan

ini, guru dapat memberikan contoh. Siswa pasti pernah melihat sinar cahaya

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edu · penelitian. Beberapa teori dari para ahli ini mengkaji objek yang sama dan mempunyai pendapat yang berbeda-beda. Pembahasan pada kajian

15

matahari yang masuk melalui celah dirumah. Hal ini dapat memberikan mereka

contoh yang dapat dijumpai dikeseharian siswa. Lalu, untuk mengatasi kurang

efektifnya diskusi kelompok, disini peneliti membuat semua siswa aktif,

meskipun didalam kelompok. Siswa diharuskan memahami dan mencatat hasil

kegiatan kelompok lainnya yang nantinya akan ia sampaikan pada anggota

kelompoknya. Ini akan mendorong siswa untuk lebih berkonsentrasi dan lebih

memperhatikan diskusi didalam kelompok mereka. Untuk sulitnya memberi

penilaian personal, guru harus lebih memperhatikan kegiatan siswa didalam

diskusi kelompoknya. Atau dengan cara menilai catatan informasi yang telah

mereka tulis pada saat mereka melakukan kegiatan investigasi.

2.1.6 Rancangan Model Group Investigation

Didalam rancangan Model Group Investigation ini, akan dibahas sintak atau

langkah-langkah dalam melakukan kegiatan pembelajaran yang menggunakan

model Group Investigation berbantuan alat peraga.

2.1.6.1 Sintak Pembelajaran Group Investigation

Tabel 2.1

Sintak Group Investigation

Tahap Tingkah laku guru dan siswa

Tahap 1

Mengidentifikasikan topik dan

mengatur murid ke dalam

kelompok

a) Siswa meneliti beberapa sumber,

mengusulkan sejumlah topik, dan

mengategorikan saran-saran.

b) Para siswa bergabung dengan kelompoknya

untuk mempelajari topik yang telah mereka

pilih.

c) Komposisi kelompok didasarkan pada

ketertarikan siswa dan harus bersifat

heterogen.

d) Guru membantu dalam pengumpulan

informasi dan memfasilitasi pengaturan,

Tahap 2 a) Para siswa merencanakan bersama

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edu · penelitian. Beberapa teori dari para ahli ini mengkaji objek yang sama dan mempunyai pendapat yang berbeda-beda. Pembahasan pada kajian

16

Merencanakan tugas yang akan

dipelajari

mengenai:

apa yang kita pelajari?

b) Bagaimana kita mempelajarinya?

c) Siapa melakukan apa? (pembagian tugas).

d) Untuk tujuan atau kepentingan apa kita

menginvestigasi topik ini?

Tahap 3

Melaksanakan investigasi

a) Siswa mengumpulkan informasi,

menganalisis data, dan membuat

kesimpulan.

b) Tiap anggota kelompok berkontribusi untuk

usaha-usaha yang dilakukan kelompoknya.

c) Siswa saling bertukar, berdiskusi,

mengklarifikasi, dan mensistesis semua

gagasan.

Tahap 4

Menyiapkan laporan akhir

a) Anggota kelompok menentukan pesan-

pesan esensialn dari proyek mereka.

b) Anggota kelompok merencanakan apa yang

akan mereka laporkan, dan bagaimana

mereka akan membuat presentasi mereka.

c) Wakil-wakil kelompok membentuk sebuah

panitia acara untuk mengkoordinasikan

rencana-rencana presentasi.

Tahap 5

Mempresentasikan laporan

akhir

a) Presentasi yang dibuat untuk seluruh kelas

dalam berbagai macam bentuk.

b) Bagian presentasi tersebut harus dapat

melibatkan pendengarnya secara aktif.

c) Para pendengar mengevaluasi kejelasan dan

penampilan presentasi berdasarkan kriteria

yang telah ditentukan sebelumnya oleh

seluruh anggota kelas.

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edu · penelitian. Beberapa teori dari para ahli ini mengkaji objek yang sama dan mempunyai pendapat yang berbeda-beda. Pembahasan pada kajian

17

Tahap 6

Evaluasi

a) Siswa saling memberikan umpan balik

mengenai topik tersebut, mengenai tugas

yang telah mereka kerjakan, mengenai

keefektifan pengalaman-pengalaman

mereka.

b) Guru dan murid berkolaborasi dalam

mengevaluasi pembelajaran siswa.

c) Penilaian atas pembelajaran harus

mengevaluasi pemikiran paling tinggi.

2.2 Kajian Penelitian Yang Relevan

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Sugiyanto tahun 2013 dengan judul ‘’

Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA dengan Menggunakan Model Group

Investigation pada Siswa Kelas 4 SD Negeri 03 Karanganyar Kabupaten

Grobogan Semester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013’’ hasil penelitian menunjukkan

pada kondisi awal yang nilainya memenuhi KKM = 60 terdapat 15 siswa (53,5%)

dan yang belum memenuhi KKM terdapat 13 siswa (46,5%). Siklus I dengan

menerapkan model pembelajaran group investigation terjadi peningkatan yang

cukup signifikan yaitu terdapat 20 siswa (71%) memenuhi KKM dan 8 siswa

(29%) belum memenuhi KKM yang ditetapkan. Kemudian pada siklus II terjadi

peningkatan sangat signifikan yaitu 27 siswa (96%) yang sudah memenuhi KKM

dan hanya ada 1 siswa (4%) yang belum memenuhi KKM. Ini berarti bahwa

penelitian telah berhasil, dibuktikan dengan indikator pencapaian yang diharapkan

oleh peneliti yaitu sebanyak 80% siswa telah mencapai KKM =60. Disimpulkan

bahwa dengan diterapkannya model pembelajaran group investigation dapat

meningkatkan hasil belajar IPA pada pokok bahasan memahami perubahan

lingkungan fisik dan pengaruhnya terhadap daratan pada siswa kelas kelas 4

Semester 2 SD Negeri 03 Karanganyar Kabupaten Grobogan Tahun pelajaran

2012/2013.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Sulistyowati tahun 2013 dengan judul

‘’Upaya Peningkatan Hasil Belajar Ipa Tentang Bunyi Melalui Model

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edu · penelitian. Beberapa teori dari para ahli ini mengkaji objek yang sama dan mempunyai pendapat yang berbeda-beda. Pembahasan pada kajian

18

Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation pada Siswa Kelas 4 SD Negeri

02 Kupen Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung Semester II Tahun

Pelajaran 2012/ 2013’’ hasil penelitian menunjukkan bahwa model group

investigation dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas 4 SD Negeri

02 Kupen Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung. Hal ini nampak pada

pembelajaran yang tidak menggunakan model group investigation ketuntasan

belajar mencapai 36% yakni 8 dari 22 siswa saja. Setelah pembelajaran

menggunakan model group investigation ketuntasan belajar pada siklus I sebesar

72,73% atau 16 siswa dan siklus II sebesar 100% atau 22 siswa. Persentase

ketuntasan belajar yaitu dari prasiklus 8 siswa, siklus I menjadi 16 siswa dan

siklus II menjadi 22 siswa dengan presentase 36%, 72,73%, dan menjadi 100%.

Pada nilai rata-rata kelas sebelum menggunakan model group investigation

sebesar 62,86, setelah menggunakan model group investigation pada siklus I

menjadi 78,40 dan siklus II 85,22. Berdasarkan hasil penelitian disarankan bahwa

model pembelajaran group investigation perlu disosialisasikan kepada guru-guru

dan diterapkan dalam pembelajaran di sekolah untuk memperbaiki pembelajaran

dan meningkatkan hasil belajar siswa.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Dina Maharani Arumasari tahun 2013

dengan judul ‘’ Upaya Peningkatan Hasil Belajar Ipa Tentang Bunyi Melalui

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation pada Siswa Kelas 4 SD

Negeri 02 Kupen Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung Semester II

Tahun Pelajaran 2012/ 2013’’ hasil penelitian menunjukkan bahwa model group

investigation dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas 4 SD Negeri

02 Kupen Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung. Hal ini nampak pada

pembelajaran yang tidak menggunakan model group investigation ketuntasan

belajar mencapai 36% yakni 8 dari 22 siswa saja. Setelah pembelajaran

menggunakan model group investigation ketuntasan belajar pada siklus I sebesar

72,73% atau 16 siswa dan siklus II sebesar 100% atau 22 siswa. Persentase

ketuntasan belajar yaitu dari prasiklus 8 siswa, siklus I menjadi 16 siswa dan

siklus II menjadi 22 siswa dengan presentase 36%, 72,73%, dan menjadi 100%.

Pada nilai rata-rata kelas sebelum menggunakan model group investigation

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edu · penelitian. Beberapa teori dari para ahli ini mengkaji objek yang sama dan mempunyai pendapat yang berbeda-beda. Pembahasan pada kajian

19

sebesar 62,86, setelah menggunakan model group investigation pada siklus I

menjadi 78,40 dan siklus II 85,22. Berdasarkan hasil penelitian disarankan bahwa

model pembelajaran group investigation perlu disosialisasikan kepada guru-guru

dan diterapkan dalam pembelajaran di sekolah untuk memperbaiki pembelajaran

dan meningkatkan hasil belajar siswa.

2.3 Kerangka Pikir

Pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), masih banyak guru

yang hanya menggunakan metode ceramah, pembelajaran hanya berpusat pada

guru. Dan siswa lebih cenderung pasif karena hanya mendengarkan dan

memahami apa yang telah disampaikan oleh guru. Padahal, pada mata pelajaran

ini, guru dapat menuangkan ide kreatifnya di dalam kegiatan pembelajaran. Bisa

di dalam cara ia mengajar( menyampaikan materi) atau membuat alat peraga. Hal

ini tentunya agar peserta didik tidak merasa cepat bosan. Bahkan dapat mebuat

siswa bersemangat untuk mengikuti kegiatan pembelajaran hingga selesai.

Penggunaan alat peraga yang kreatif pun dapat meningkatkan daya ingat anak

yang lebih lama. Hal ini dikarenakan siswa Sekolah Dasar belum dapat berpikir

abstrak. Sehingga, penggunaan model tersebut didukung dengan penggunaan alat

peraga yang kreatif akan menimbulkan perasaan semangat pada diri siswa.

Sehingga siswa terlibat aktif dan berpikir selama kegiatan pembelajaran

berlangsung. Jika peserta didik bersemangat dalam kegiatan pembelajaran, ia

berkonsentrasi, maka hal ini dapat meningkatkan minat belajar yang akan

berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa.

Untuk mengetahui tercapai atau tidaknya tujuan dari pembelajaran, maka

guru perlu mengadakan tes formatif. Dengan tes formatif, guru juga dapat

mengetahui siswa yang belum mencapai tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

Jika terdapat peserta didik yang belum berhasil, maka guru harus mengadakan

kegiatan remidial pada siswa tersebut.

Dengan permasalahan yang ada, penulis akan mencoba merubah

pembelajaran yang awalnya hanya ceramah dan jarang menggunakan alat peraga

menjadi pembelajaran yang lebih menyenangkan dan mengikut sertakan keaktifan

peserta didik didalam proses kegiatan pembelajaran dengan menerapkan model

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edu · penelitian. Beberapa teori dari para ahli ini mengkaji objek yang sama dan mempunyai pendapat yang berbeda-beda. Pembahasan pada kajian

20

Group Investigation berbantuan alat peraga. Dengan model ini, maka siswa yang

biasanya kurang aktif, mereka dapat lebih aktif didalam kegiatan. Karena, model

pembelajaran Group Investigation ini akan menuntut siswa untuk lebiih

berkonsentrasi terhadap materi. Siswa akan dibentuk kedalam kelompok-

kelompok kecil. Dimana setiap kelompok tersebut akan dibagikan materi yang

berbeda, dan tentunya alat peraga yang dibagikan pun juga berbeda satu sama

lain. Alat peraga ini akan digunakan siswa didalam kegiatan pembelajaran untuk

mengetahui atau mencari jawaban aas materi yang telah mereka terima masing-

masing. Setiap kelompok juga akan diberikan lembar kerja siswa yang akan

memberi petunjuk mereka dalam melakukan kegiatan atau percobaan. Sehingga

siswa akan mengalami langsung apa yang ada di perintah tersebut dan tidak

berpikiran abstrak lagi. Dengan cara ini, akan mengubah pandangan peserta didik

yang awalnya berpandangan bahwa mata pelajaran IPA itu kurang

menyenangkan. Dengan hal ini, penerapan model Group Investigation berbantuan

alat peraga ini akan membuat proses dan hasil belajar lebih meningkat untuk

siswa kelas 5 SD mangunsari 07.

2.4 Hipotesis

Pada dasarnya hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah

yang masih memerlukan pembuktian lebih lanjut. Berdasarkan rumusan

permasalahan, maka disusunlah hipotesis sebagai berikut :

1) Penerapan model pembelajaran Group Investigation berbantuan alat

peraga dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dapat meningkatkan proses

pembelajaran pada aktivitas guru dan aktivitas siswa kelas 5 SD Mangunsari 07

Salatiga Semester 2 Tahun Pelajaran 2015-2016 secara signifikan dengan

langkah-langkah yaitu mengidentifikasikan topik dan mengatur murid ke dalam

kelompok, merencanakan tugas yang akan dipelajari, melaksanakan investigasi,

menyiapkan laporan akhir, mempresentasikan laporan akhir, dan evaluasi.

2) Penerapan proses model pembelajaran Group Investigation berbantuan

alat peraga dapat meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam pada siswa

kelas 5 SD Mangunsari 07 Salatiga Semester 2 Tahun Pelajaran 2015/2016 secara

signifikan mengalami ketuntasan belajar individual dengan nilai hasil belajar Ilmu

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edu · penelitian. Beberapa teori dari para ahli ini mengkaji objek yang sama dan mempunyai pendapat yang berbeda-beda. Pembahasan pada kajian

21

Pengetahuan Alam > 65 dan mengalami ketuntasan belajar secara klasikal dengan

nilai rata-rata hasil belajar IPA meningkat dari KKM > 65 yang telah ditentukan

dari sekolah.