bab ii kajian pustaka, konsep, landasan teori, dan … 2.pdf · orang untuk memperoleh pelayanan,...
TRANSCRIPT
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI,
DAN MODEL PENELITIAN
2.1 Kajian Pustaka
Penelitian yang berhubungan dengan pemanfaatan internet khususnya
penggunaan situs web oleh usaha hotel telah dilakukan oleh sejumlah peneliti
seperti: Sihandrini (2004), Soemarlan (2011), dan Astuti (2015). Penelitian
mereka membuka wawasan dalam hal pemanfaatan teknologi internet oleh usaha
hotel.
Sihandrini (2004) menyajikan penelitian tentang penggunaan situs web
sebagai alat pemasaran secara online oleh hotel-hotel berbintang di Bali. Dalam
penelitian ini ditemukan bahwa cakupan konten isi dari situs web hotel berbintang
di Bali lebih sedikit dari pada situs web hotel berjejaring dunia, sehingga kurang
efektif dalam melakukan penyampaian informasi tentang hotel tersebut kepada
konsumen. Dengan semakin banyak informasi berguna yang ditampilkan maka
akan semakin menarik konsumen untuk berkunjung ke situs web hotel.
Dalam penelitian ini ditemukan juga bahwa situs web hotel berbintang di
Bali masih bersifat statis jika dibandingkan dengan situs web hotel berjejaring
dunia. Hal ini menunjukkan bahwa manajemen hotel masih menggunakan situs
web sebagai alat promosi yang bersifat hanya sebagai pemberi informasi kepada
konsumen, sedangkan hotel berjejaring dunia telah menjadikan situs web mereka
sebagai alat promosi serta untuk berjualan kamar-kamar dengan berbagai promosi
13
14
paket atau harga sehingga menarik konsumen untuk melakukan pemesanan
melalui situs web.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian Sihandrini adalah terletak pada
aspek penggunaan teknologi informasi yaitu situs web sebagai media untuk
mencari tamu. Perbedaannya, pada penelitian Sihandrini meneliti situs web dari
kelas hotel bintang sedangkan penelitian ini meneliti situs web kelas hotel melati.
Soemarlan (2011) melakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui
hal-hal yang mempengaruhi online booking pada situs web vila-vila di Seminyak.
Penelitian ini dilakukan dengan anggota sampel yang diambil dengan teknik
purposive sampling sejumlah 60 vila. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa (1)
situs web vila-vila di Seminyak efektif sebagai alat pemesanan kamar secara
online, (2) Faktor Pelayanan seperti: tanggap terhadap pertanyaan atau email tamu
berpengaruh positif dan signifikan terhadap online booking, (3) Faktor Biaya
Promosi seperti beriklan di Facebook atau Google berpengaruh positif dan
signifikan terhadap online booking, (4) Faktor Harga berpengaruh negatif
terhadap online booking. Jika harga dinaikkan maka online booking akan
menurun.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian Soemarlan adalah terletak pada
aspek penggunaan teknologi internet yaitu situs web hotel sebagai media untuk
berjualan kamar. Perbedaannya, pada penelitian Soemarlan meneliti situs web dari
usaha hotel bertipe vila sedangkan penelitian ini meneliti situs web kelas hotel
melati.
15
Penelitian Astuti (2015) pada pengelola vila di Kecamatan Kuta Utara
bertujuan untuk mengetahui motivasi dan persepsi mereka dalam menggunakan
teknologi internet sebagai media promosi dan penjualan dalam bentuk OTA.
Astuti menemukan bahwa pengelola vila merasakan lebih banyak keuntungan
dibandingkan dengan kerugian dengan menggunakan OTA. Keuntungan yang
diperoleh antara lain: (1) membantu dalam meningkatkan tingkat hunian vila, (2)
pengelola vila bisa menyesuaikan harga menurut season, (3) pengelola vila
mendapatkan pembayaran secara langsung, (4) merupakan media promosi dan
penjualan yang hemat dan menjangkau seluruh dunia, (5) tamu berpotensi
menjadi repeater guest dan berpotensi menyebarkan word of mouth yang positif
jika merasa puas atas pelayanan vila. Sedangkan kerugiannya adalah: (1)
penjualan bersih yang diperoleh akan berkurang, (2) berpotensi over booking yang
menimbulkan ketidaksenangan tamu sehingga tersebar komentar negatif pada
OTA atau situs web komunitas wisatawan Tripadvisor.com, (3) OTA menguasai
keyword atau kata kunci atas nama vila sehingga menyebabkan situs web vila sulit
mendapat porsi di market online.
Motivasi pengelola vila menggunakan OTA sebagai media promosi dan
penjualan secara umum sangat tinggi. Variabel motivasi dengan rata-rata sangat
tinggi adalah (1) variabel kebutuhan akan konsistensi, (2) kebutuhan akan
pencapaian prestasi, (3) kebutuhan sesuatu yang baru, (4) kebutuhan akan atribut
penyebab (perkembangan TIK), (5) kebutuhan akan afiliasi, (6) kebutuhan akan
upah, (7) kebutuhan akan tanggung jawab. Sedangkan variabel motivasi dengan
16
rata-rata tinggi adalah: (1) kebutuhan akan kontrol pribadi, (2) kebutuhan untuk
meniru, (3) kebutuhan akan kemudahan dan gratis pendaftaran.
Selanjutnya ditemukan persepsi pengelola vila terhadap penggunaan OTA
sebagai media promosi dan penjualan secara umum adalah sangat setuju. Faktor
yang memiliki pengaruh yang paling besar terhadap persepsi pengelola vila
mengenai penggunaan OTA sebagai media promosi dan penjualan adalah: (1)
faktor persepsi dari dalam diri OTA, yaitu latar belakang OTA memegang peranan
yang sangat penting dalam penggunaannya sebagai media promosi dan penjualan,
(2) faktor persepsi dari dalam diri pengelola vila, yaitu sikap-sikap pengelola vila
terhadap OTA memegang peranan yang sangat penting, (3) faktor situasi, di mana
keadaan kerja sangat mempengaruhi persepsi pengelola vila.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian Astuti adalah terletak pada
aspek penggunaan teknologi internet sebagai media untuk berpromosi dan
berjualan. Perbedaannya, pada penelitian Astuti meneliti pemanfaatan internet
hanya dalam bentuk OTA sedangkan penelitian ini selain meneliti OTA, juga
meneliti pemanfaatan internet dalam bentuk situs web milik hotel.
Berdasarkan uraian berbagai penelitian di atas, secara umum persamaan
penelitian ini dengan penelitian-penelitian sebelumnya adalah penelitian mengenai
pemanfaatan teknologi internet sebagai media promosi dan penjualan yang
dilakukan oleh usaha hotel. Perbedaan dalam penelitian ini dibandingkan dengan
penelitian-penelitian sebelumnya adalah penelitian ini memberikan deskripsi
mengenai berbagai kelebihan dan kekurangan web hotel dan OTA yang dirasakan
oleh pengelola hotel melati di Kecamatan Ubud. Selain itu penelitian ini juga
17
bertujuan untuk menjelaskan motivasi dan persepsi pengelola hotel melati di
Kecamatan Ubud terhadap penggunaan web hotel dan OTA.
2.2 Konsep
2.2.1 Hotel Melati
Hotel melati merupakan jenis usaha hotel yang tidak memiliki predikat
bintang. Hotel yang menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) diartikan
sebagai bentuk akomodasi yg dikelola secara komersial, disediakan bagi setiap
orang untuk memperoleh pelayanan, penginapan, makan dan minum. Definisi
hotel dijelaskan lebih rinci dalam Peraturan Menteri Pariwisata Dan Ekonomi
Kreatif Tentang Standar Usaha Hotel tahun 2013 sebagai usaha penyediaan
akomodasi berupa kamar-kamar di dalam suatu bangunan, yang dapat dilengkapi
dengan jasa pelayanan makan dan minum, kegiatan hiburan dan/atau fasilitas
lainnya secara harian dengan tujuan memperoleh keuntungan.
Peraturan Menteri Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif tahun 2013
menyebutkan bahwa penggolongan kelas hotel di Indonesia secara umum dibagi
menjadi dua, yaitu: (1) hotel bintang dan (2) hotel nonbintang atau disebut hotel
melati. Penggolongan kelas hotel ini didasarkan atas: penilaian persyaratan dasar,
kriteria mutlak, dan kriteria tidak mutlak.
Persyaratan dasar adalah syarat yang harus dipenuhi oleh suatu usaha hotel
sebelum masuk dalam penilaian penggolongan hotel. Persyaratan dasar terdiri atas
adanya kelengkapan surat-surat: (1) Tanda Daftar Usaha Pariwisata bidang Usaha
Penyediaan Akomodasi Jenis Usaha Hotel, (2) Kelaikan Fungsi Bangunan, (3)
Keterangan Laik Sehat Hotel, dan (4) Pemeriksaan Kelaikan Kualitas Air.
18
Kriteria mutlak dan kriteria tidak mutlak adalah syarat-syarat yang
mencakup aspek produk, pelayanan, dan pengelolaan usaha hotel sebagai unsur
dalam menentukan penggolongan kelas hotel bintang dan penetapan kelas hotel
melati yang mana penilaiannya disesuaikan dengan kondisi usaha hotel. Kelas
hotel melati memiliki jumlah kriteria mutlak dan kriteria tidak mutlak yang paling
sedikit dibandingkan dengan dengan kelas hotel bintang.
Pengelola hotel melati adalah pihak manajemen hotel yang berperan dalam
pengelolaan hotel melati sehari-hari. Pengelola hotel melati yang dimaksud
sebagai responden dan informan dalam penelitian ini adalah pihak manajemen
hotel melati mulai dari level general manager, operational manager, sales atau
marketing manager, supervisor, dan staf yang bertanggung jawab terhadap
kegiatan promosi dan penjualan di hotel melati.
2.2.2 Promosi Hotel
Promosi pada intinya adalah suatu komunikasi pemasaran, yang berarti
adalah suatu aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi,
mempengaruhi atau membujuk, dan atau mengingatkan pasar sasaran atas
perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli, dan loyal kepada
produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan (Tjiptono, 2001).
Sementara Sistaningrum (2002) memberikan arti promosi sebagai suatu upaya
dalam mempengaruhi “konsumen aktual” maupun “konsumen potensial” agar
mereka mau melakukan pembelian terhadap produk yang ditawarkan saat ini atau
di masa yang akan datang. Konsumen aktual adalah konsumen yang langsung
membeli produk yang ditawarkan pada saat atau sesaat setelah promosi produk
19
tersebut dilancarkan perusahaan. Konsumen potensial adalah konsumen yang
berminat melakukan pembelian terhadap produk yang ditawarkan perusahaan di
masa yang akan datang.
Tujuan dari kegiatan promosi menurut Tjiptono (2001) adalah untuk
menginformasikan (informing), mempengaruhi dan membujuk (persuading) serta
mengingatkan (reminding) pelanggan tentang perusahaan dan produk mereka.
Bila ada suatu produk baru maka perlu untuk diperkenalkan atau diinformasikan
kepada konsumen. Setelah konsumen mengetahui produk yang baru, diharapkan
mereka akan terpengaruh dan terbujuk untuk beralih ke produk tersebut.
Promosi hotel adalah segala aktivitas yang dilakukan oleh pengelola hotel
atau pihak lain yang ditunjuk hotel untuk menginformasikan, mempengaruhi,
serta mengingatkan wisatawan tentang hotel dan produk-produknya dengan tujuan
agar wisatawan ingat dan mem-booking kamar hotel atau produk-produknya.
Setiap usaha hotel harus melakukan lebih dari hanya membangun produk yang
baik. Mereka juga harus melakukan usaha promosi untuk mengkomunikasikan
secara jelas dan persuasif tentang produk yang dimiliki oleh hotel. Pesan tentang
hotel dan produk-produknya yang dikomunikasikan haruslah jelas, konsisten, dan
menarik sehingga dapat diterima oleh wisatawan. Hasan (2003) menyimpulkan
bahwa kegiatan promosi hotel adalah bentuk kegiatan komunikasi pemasaran
yang dilakukan pengelola hotel untuk menyebarkan informasi, memengaruhi,
mengingatkan wisatawan agar bersedia menerima, membeli, dan loyal pada
produk yang ditawarkan oleh pengelola hotel. Hal yang sama juga dipaparkan
oleh Budi (2013) bahwa promosi hotel adalah bagian dari komunikasi dalam
20
pemasaran yang berperan menyediakan informasi dan pengetahuan dengan cara
yang informatif dan persuasif bagi wisatawan.
Kegiatan promosi hotel berperan agar usaha hotel dikenal oleh wisatawan
agar mereka terbujuk dan mempercepat proses pengambilan keputusan untuk
menggunakan produk yang ditawarkan hotel. Komunikasi dilakukan secara
persuasif yang ditujukan kepada calon wisatawan untuk memberikan informasi
mengenai produk-produk yang ditawarkan usaha hotel. Tujuan promosi hotel
adalah mendorong terciptanya transaksi atau pembelian.
Kotler (2001) menyatakan bahwa kegiatan promosi agar mencapai tujuan
harus menggunakan secara efektif berbagai macam metode atau alat promosional
yang disebut bauran promosi (promotional mix). Bauran promosi adalah
kombinasi yang optimal bagi berbagai jenis kegiatan promosi yang efektif dalam
meningkatkan penjualan. Kotler dan Armstrong (2012) menyebutkan bahwa
bauran promosi terdiri dari lima, yaitu: (1) periklanan (advertising), (2) promosi
penjualan (sales promotion), (3) penjualan tatap muka (personal selling), (4)
hubungan masyarakat (public relations), dan (5) pemasaran langsung (direct
marketing). Adapun penjelasannya sebagai berikut:
1. Periklanan (advertising)
Periklanan didefinisikan sebagai segala bentuk komunikasi massal yang
berbayar tentang sebuah organisasi/perusahaan, barang, atau jasa. Berbayar di
sini dimaksudkan bahwa tempat atau waktu di mana pesan iklan tersebut
ditaruh harus dibeli.
21
2. Promosi penjualan (sales promotion)
Promosi penjualan didefinisikan sebagai segala kegiatan untuk merangsang
pembelian dengan memberikan insentif kepada tenaga penjualan, distributor,
atau konsumen. Promosi penjualan umumnya dibagi menjadi dua kategori
antara lain (1) promosi penjualan yang mentargetkan kepada konsumen
barang atau jasa dengan memberi mereka kuis atau undian berhadiah, sample
atau tester, diskon, dan sebagainya; dan (2) promosi penjualan yang
mentargetkan kepada perantara perdagangan seperti distributor, pedagang
besar, dan pedagang eceran.
3. Penjualan pribadi (personal selling)
Bentuk komunikasi secara personal orang-ke-orang di mana penjual
membujuk/meyakinkan calon konsumen untuk membeli barang atau jasa.
Penjualan pribadi ini memerlukan kontak langsung antara penjual dan
pembeli bisa dalam bentuk tatap muka atau melalui alat komunikasi seperti
telepon dan internet. Dalam penjualan tatap muka, pihak penjual umumnya
diwakili oleh tenaga penjualan atau tenaga sales.
4. Hubungan masyarakat (public relations)
Bentuk komunikasi massal tentang suatu organisasi/perusahaan, barang atau
jasa yang umumnya dalam bentuk warta berita, editorial, pengumuman atau
konferensi pers. Perusahaan berusaha mendorong media-media untuk meliput
atau menulis berita positif tentang barang, jasa, atau kegiatan yang dilakukan
perusahaan agar tercipta awareness, opini, atau perilaku masyarakat yang
baik bagi perusahaan.
22
5. Pemasaran langsung (direct marketing)
Bentuk komunikasi di mana organisasi/perusahaan berhubungan langsung
dengan konsumen agar tercipta respon atau transaksi oleh konsumen.
Perusahaan memanfaatkan database alamat kontak dari pelanggan atau
konsumen potensial sebagai dasar untuk telemarketing yaitu mengkontak
langsung konsumen dan menawarkan barang/jasa untuk dibeli. Database juga
dimanfaatkan sebagai dasar untuk mengirimkan brosur, katalog, sample
produk kepada konsumen potensial yang berisi informasi dari barang/jasa
serta di mana bisa membelinya. Pemasaran langsung tumbuh pesat seiring
dengan perkembangan internet, karena konsumen dimudahkan dengan
kenyamanan berbelanja melalui situs web perusahaan cukup dengan
memesan dan membayar barang/jasa yang ingin dibeli di situs web tersebut.
Secara umum, promosi yang dilakukan oleh usaha hotel melati di
Kecamatan Ubud bentuknya beragam baik yang offline maupun online dengan
memanfaatkan internet. Membuat brosur, memasang iklan di majalah pariwisata,
ikut serta dalam expo atau trade show, dan berpartisipasi mensponsori suatu
festival adalah beberapa bentuk promosi offline yang dilakukan usaha hotel.
Beberapa bentuk promosi online yang dilakukan usaha hotel diantaranya adalah
memasang iklan di Facebook atau media sosial lainnya, mengirimkan materi
promosi melalui email, membangun web hotel, dan tampil di OTA.
2.2.3 Internet Sebagai Media Promosi
Internet adalah sebuah jaringan komputer publik yang besar di mana
jaringan ini terdiri dari berbagai jaringan komputer yang lebih kecil yang saling
23
tersambung. Semua orang di seluruh dunia bisa terkoneksi ke dalam jaringan
internet dan menjadi tersambung dengan orang lain yang sama-sama terkoneksi di
dalamnya (Kotler dan Armstrong, 2012).
Stojkovic (2013) menyatakan keunggulan internet sebagai media kegiatan
promosi dibandingkan kegiatan promosi tradisional adalah:
1. Akses informasi yang cepat. Informasi tersedia di internet non-stop dan
mengaksesnya mudah. Komputer, gadget, dan perangkat elektronik sejenis
yang terhubung ke internet bisa digunakan untuk mengakses situs web dan
semua isinya setiap saat.
2. Komunikasi yang interaktif. Keunggulan promosi online dibandingkan offline
dengan media televisi, radio, media cetak, adalah dimungkinkannya aliran
informasi dua arah, baik dari produsen ke konsumen serta dari konsumen ke
produsen. Konsumen bisa berinteraksi dengan materi promosi yang
ditampilkan, baik itu mencari informasi lebih jauh tentang produk yang
dipromosikan atau melakukan pembelian atas produk yang dipromosikan.
3. Multimedia. Kegiatan promosi di internet bisa menampilkan banyak hal
sekaligus: teks, gambar, suara, video, serta tanpa batasan waktu. Semua hal-
hal tersebut secara sekaligus tidak bisa dilakukan pada media promosi offline.
4. Tanpa batasan ruang. Semua orang dari berbagai tempat di seluruh dunia
yang memiliki koneksi ke internet akan bisa melihat kegiatan promosi di
internet.
5. Biaya beriklan di internet relatif lebih rendah dibandingkan iklan di media
offline seperti televisi dan media cetak.
24
6. Feedback yang jauh lebih cepat melalui internet dibandingkan dengan media
offline.
Sarana di internet yang paling banyak digunakan untuk kegiatan promosi
adalah email dan situs web. Email sebagai bentuk komunikasi yang dilakukan di
internet sangat populer digunakan karena cepat dan bersifat pribadi. Promosi yang
dilakukan melalui email mirip dengan pengiriman katalog tradisional ke masing-
masing konsumen, tetapi dengan biaya yang rendah dan tingkat respon dari
konsumen yang lebih tinggi. Spiller dan Baier (2005) menyatakan bahwa tingkat
respon dari konsumen yang menerima email promosi adalah 80% dibandingkan
2% pada konsumen yang dikirimkan katalog direct mail. Email bisa dikirimkan ke
banyak penerima secara cepat dan dalam waktu yang bersamaan untuk membuka
kontak komunikasi dengan kosumen aktual dan konsumen potensial.
Situs web digunakan sebagai bentuk kehadiran di internet yang bersifat
multimedia sehingga dilihat sebagai sebuah media promosi yang efisien. Untuk
menarik pengunjung ke situs web diperlukan kreatifitas dalam desain situs web,
berisi content yang menarik, serta harus selalu di-update sehingga menarik untuk
dikunjungi kembali. Untuk memiliki situs web dibutuhkan investasi dana, antara
lain untuk menyewa web server dan untuk membiayai programmer yang
membangun situs web agar bisa diakses di internet, sehingga diperlukan imajinasi,
kreatifitas, dan kemampuan teknis dalam merealisasikan desain konsep dan
content dari situs web.
Belch dan Belch (2003) menyatakan bahwa kemunculan internet
memberikan jalan kepada perusahaan untuk memanfaatkannya sebagai channel
25
bagi pelaksanaan semua elemen bauran promosi secara efektif dan efisien. Hal ini
terjadi karena internet adalah media yang sifatnya interaktif yang memungkinkan
aliran informasi dua arah di mana di media ini informasi tidak hanya mengalir
dari perusahaan ke konsumen, tetapi konsumen juga bisa memberikan feedback
kepada perusahaan dalam bentuk pertanyaan, saran, dan tentu saja membeli
barang/jasa yang ditawarkan. Pesan-pesan promosi atau komunikasi pemasaran
dari perusahaan mengalir kepada konsumen melalui media internet, begitupun
selanjutnya konsumen memberikan feedback juga melalui internet.
Internet adalah media yang efektif untuk membentuk komunikasi dengan
konsumen. Dalam kaitannya dengan elemen-elemen promotional mix, internet
selain sebagai tempat untuk beriklan, juga bisa digunakan untuk sales promotion
seperti kuis berhadiah, undian, dan sebagainya. Kegiatan direct marketing,
personal selling, dan public relations juga bisa dilakukan melalui internet. Selain
itu, kegiatan promosi lainnya yang dilakukan di internet antara lain internet
advertising (periklanan yang dipasang di situs web, email, dan media sosial),
email marketing (mengirimkan materi iklan atau promosi dan informasi suatu
produk atau perusahaan melalui email), viral marketing (menyebarkan pesan-
pesan dari orang ke orang), affiliate marketing (mempromosikan produk pada
situs web lain dengan insentif bagi pemilik situs web tersebut), dan discussion
group (membuat komunitas di situs web).
2.2.4 Situs Web Hotel
Situs web hotel (web hotel) adalah situs web yang dimiliki oleh usaha
hotel dan dioperasikan oleh usaha hotel atau pihak lain yang ditunjuk oleh usaha
26
hotel. Situs web hotel merupakan representasi resmi dari usaha hotel di internet
yang digunakan sebagai media untuk menyebarkan informasi promosional serta
pemesanan kamar hotel.
Salah satu cara yang umum digunakan oleh kalangan bisnis untuk
menggunakan teknologi internet sebagai media untuk mempromosikan produk
mereka adalah dengan membangun situs web. Secara terminologi, situs web
adalah kumpulan dari halaman-halaman web yang terdapat dalam sebuah domain
di internet. Halaman web adalah sebuah dokumen yang ditulis dalam format
HTML (Hyper-Text Markup Language). Agar halaman web bisa dibaca oleh
orang-orang di seluruh dunia, halaman tersebut harus diunggah terlebih dahulu ke
web server di mana domain berada. Setelah diunggah, orang-orang bisa
membacanya melalui program web browser yang berada dalam komputer, laptop
smartphone, tablet, dan berbagai perangkat elektronik yang terkoneksi ke internet.
Kotler dan Keller (2006) menyatakan bahwa sebuah situs web yang baik
harus memiliki elemen-elemen berikut:
1. Context. Situs web didesain menarik dan selalu di-update secara berkala,
paling lambat sebulan sekali.
2. Content. Isi yang ditampilkan dalam situs web: teks, gambar, suara, video,
dan sebagainya yang menarik dan relevan.
3. Community. Situs web memungkinkan untuk dijadikan sebagai wadah untuk
berkomunikasi antar pemakai.
4. Adjustment. Situs web mampu menampilkan personalisasi content untuk
setiap pemakai.
27
5. Communication. Situs web menjadi tempat bagi perusahaan untuk
berkomunikasi dengan pemakai, begitu pula sebaliknya.
6. Connectivity. Sejauh mana situs web terhubung dengan situs web lainnya,
sehingga link yang tercipta akan meningkatkan popularitas situs web di mata
pemakai.
7. Trade. Situs web harus bisa digunakan sebagai media penjualan.
Situs web yang didesain dengan menarik dengan kombinasi teks, animasi,
suara, grafis, dan video, akan menarik pemakai untuk berkunjung. Fasilitas
interaktif yang berisi di dalamnya akan menarik pemakai untuk berkunjung
kembali dan meningkatkan intensitas komunikasi dalam situs web (Bauer,
Grether, dan Leach, 2002).
2.2.5 Online Travel Agency (OTA)
Online travel agency (OTA) adalah situs web yang berperan sebagai
“pasar” yang menampilkan dan menjual kamar dari hotel-hotel di seluruh dunia.
Hotel-hotel yang tampil dalam OTA adalah karena didaftarkan oleh pemilik atau
pengelola hotelnya. Situs web jenis ini membuka pendaftaran bagi hotel-hotel
untuk bergabung dan tampil di dalam OTA sehingga bisa dilihat oleh wisatawan
yang sedang mencari usaha perhotelan dalam kegiatan berwisata mereka.
Beberapa OTA yang berasal dari luar negeri antara lain Agoda.com,
Booking.com, Expedia.com, Hotels.com, Kayak.com, Orbitz.com, Priceline.com,
Travelocity.com, dan Wotif.com, serta OTA dari dalam negeri seperti
Goindonesia.com, Nusatrip.com, Pegipegi.com, Rajakamar.com, Tiket.com, dan
Traveloka.com. Dalam OTA wisatawan diberikan fasilitas untuk (1) melihat
28
usaha-usaha hotel yang terdapat di suatu daerah tujuan wisata, (2)
membandingkan harga dan fasilitas masing-masing usaha hotel serta melihat
review tamu mereka, dan (3) booking kamar langsung di situs web tersebut.
Hotel-hotel yang bergabung di dalamnya tidak kenakan biaya untuk
mendaftar. Sebagai balasan dari mendaftar dalam OTA yang gratis, pihak OTA
menarik komisi dari setiap transaksi penjualan kamar hotel. Besaran komisi ini
umumnya adalah 15% dari setiap transaksi. Pengelola hotel bisa meningkatkan
jumlah pemberian komisi kepada OTA, jumlahnya sesuai dengan opsi yang
ditawarkan masing-masing OTA, dengan balasannya OTA memasang iklan
tentang hotel di mesin pencari Google, Bing, dan Yahoo, serta iklan di situs web
OTA tersebut sehingga OTA juga ikut aktif mempromosikan hotel.
Pengelola hotel yang ingin menampilkan hotel mereka dalam OTA harus
melakukan sign-up (registrasi) terlebih dahulu di situs web OTA (contohnya di
Booking.com adalah https://join.booking.com). Untuk registrasi dan berlangganan
dalam OTA tidak dikenakan biaya. Data-data yang harus dimasukkan pada
halaman web registrasi adalah (1) tipe hotel (homestay, vila, hotel, motel, dan
sebagainya), (2) nama hotel, (3) nama orang pengelola, (4) alamat email
pengelola. Setelah data tersebut dikirim, halaman web akan beralih ke property
details, di mana dalam halaman web ini pengelola harus memasukkan deskripsi
dari hotel dan kamar, foto-foto, dan payment policy. Setelah semua data property
details dikirim selanjutnya akan diperiksa oleh pihak OTA untuk menghindari
duplikasi dengan hotel lain yang sebelumnya telah terdaftar dalam OTA. Jika OTA
mengkonfirmasi, selanjutnya hotel akan tampil dan bisa mulai berjualan.
29
2.3 Landasan Teori
2.3.1 Teori Persepsi
Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh penginderaan, yaitu
proses berwujud diterimanya rangsangan oleh individu melalui alat inderanya.
Namun, proses ini tidak berhenti sampai di situ melainkan rangsangan itu
diteruskan ke pusat susunan saraf yaitu otak dan terjadilah proses psikologi
sehingga individu menyadari akan apa yang dilihat, apa yang didengar, dan
sebagainya (Walgito, 1990). Winardi (2011) menyatakan bahwa persepsi
merupakan sebuah proses yang bersifat otomatis dan bekerja dengan cara yang
hampir serupa pada setiap individu. Persepsi seseorang tentang situasi tertentu
atau pesan tertentu menjadi landasan berdasarkan apa ia berprilaku.
Walgito (1990) menyatakan bahwa ada persyaratan yang harus dipenuhi
agar individu dapat melakukan persepsi, yaitu:
1. Perhatian, yaitu pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas individu
yang ditunjukkan kepada sesuatu atau sekumpulan objek.
2. Adanya objek yang dipersepsikan yang menimbulkan stimulus di dalam alat
penginderaan.
3. Alat indera, yaitu alat yang menerima stimulus.
Dari beberapa pengertian di atas disimpulkan bahwa persepsi merupakan
suatu aktivitas individu untuk mengenal suatu objek melalui stimulus yang
diterima oleh alat indera yang kemudian diteruskan ke otak dan diproses
didalamnya sehingga individu tersebut dapat memberikan tanggapan terhadap
objek dengan sadar.
PERSEPSI
Faktor-faktor dalam diri si pengarti :a. Sikapb. Motivasic. Minatd. Pengalamane. Harapan
Faktor-faktor dalam diri target:a. Sesuatu yang barub. Tampilan (suara, ukuran, latar belakang)c. Kedekatand. Kemiripan
Faktor-faktor dalam situasi:a. Waktub. Keadaan kerjac. Keadaan sosial
Gambar 2.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi(Robbin dan Judge, 2008)
30
Robbins dan Judge (2008) menjelaskan bahwa ada faktor-faktor yang
mempengaruhi persepsi yaitu terletak: (1) pada diri pembentuk persepsi, (2)
dalam diri objek atau target yang diartikan, dan (3) dalam konteks situasi di mana
persepsi itu dibuat. Karakteristik pribadi yang memengaruhi persepsi meliputi:
sikap, kepribadian, motivasi, minat, pengalaman masa lalu, dan harapan-harapan
seseorang. Karakteristik target yang diobservasi bisa memengaruhi apa yang
diartikan seperti: sesuatu yang baru, tampilan (suara, ukuran, latar belakang),
kedekatan dan kemiripan. Karakteristik situasional juga berpengaruh, yaitu:
waktu, keadaan kerja, keadaan sosial. Berbagai faktor yang mempengaruhi
tersebut tergambar dalam Gambar 2.1.
31
2.3.2 Teori Motivasi
Motivasi merupakan segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk
bertindak melakukan sesuatu. Motivasi merupakan suatu usaha yang disadari dan
memengaruhi tingkah laku agar tergerak hatinya untuk bertindak melakukan
sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu (Purwanto, 2013). Jadi
seseorang melakukan sesuatu karena adanya kebutuhan di dalam dirinya atau ada
sesuatu yang hendak dicapai.
Mc. Guire menyebutkan bahwa ada dua jenis motivasi berdasarkan dari
faktor pembentuknya, yaitu: motivasi internal dan motivasi eksternal (Neal dkk.,
2004). Motivasi internal disebabkan karena kebutuhan dalam diri seseorang.
Motivasi eksternal disebabkan karena kebutuhan di luar diri seseorang.
Motivasi internal didorong oleh:
a. Kebutuhan akan konsistensi
Keyakinan mendasar dalam diri pengelola hotel melati bahwa situs web
merupakan media untuk berpromosi dan menjual kamar hotel.
b. Kebutuhan akan pencapaian prestasi
Kebutuhan pengelola hotel melati untuk mencapai prestasi dalam hal
peningkatan tingkat hunian kamar menjadi pendorong untuk melakukan
promosi melalui situs web.
c. Kebutuhan akan tanggung jawab
Rasa tanggung jawab pengelola hotel melati atas posisi dan tuntutan
pekerjaan menjadi pendorong untuk melakukan promosi dan penjualan
melalui situs web.
32
d. Kebutuhan akan atribut penyebab
Perkembangan internet memotivasi pengelola hotel melati untuk
menggunakan situs web sebagai media promosi dan penjualan.
e. Kebutuhan akan kontrol pribadi
Situs web memberikan kemudahan kepada pengelola hotel melati untuk
melakukan kontrol terhadap jumlah kamar yang dipromosikan serta
menentukan harga yang ditawarkan sesuai season.
f. Kebutuhan akan sesuatu yang baru
Pengelola hotel melati merasa memiliki kebutuhan untuk menggunakan situs
web sebagai media promosi dan penjualan.
Motivasi eksternal didorong oleh:
a. Kebutuhan akan afiliasi
Pengelola hotel melati memiliki kebutuhan untuk bekerjasama dengan pihak
penyedia jasa internet sebagai upaya untuk membangun situs web untuk
berpromosi dan berjualan.
b. Kebutuhan akan upah
Pengelola hotel melati memiliki kebutuhan untuk memperoleh insentif dari
peningkatan penjualan kamar sehingga termotivasi untuk melakukan promosi
dan penjualan melalui situs web.
c. Kebutuhan akan kemudahan untuk memiliki situs web
Kebutuhan pengelola hotel melati untuk meningkatkan tingkat hunian kamar
dengan berpromosi dan penjualan melalui situs web dikarenakan oleh
kemudahan dalam memiliki situs web.
33
d. Kebutuhan untuk meniru
Hotel melati lainnya telah memiliki situs web untuk berpromosi dan berjualan
sehingga mendorong pihak hotel untuk ikut memiliki situs web.
2.3.3 Teori SWOT
Robinson (1997) menyatakan bahwa analisis SWOT merupakan cara
sistematik untuk mengidentifikasi berbagai faktor dan menggambarkan kecocokan
paling baik di antara faktor tersebut. Ditambahkan oleh Rangkuti (2001) bahwa
analisis ini didasarkan pada logika untuk dapat memaksimalkan kekuatan
(strengths) dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat
meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threats).
Dalam penelitian ini, teori SWOT digunakna untuk mengetahui kelebihan
dan kekurangan web hotel dan OTA sebagai media promosi dan penjualan bagi
pengelola hotel melati di Kecamatan Ubud.
2.4 Model Penelitian
Kerangka berpikir atau model penelitian diperlukan untuk menjawab
masalah yang dirumuskan dalam penelitian ini. Penelitian ini diawali dengan
pertumbuhan jumlah kamar pada usaha hotel melati di Kecamatan Ubud sehingga
persaingan dalam sektor ini menjadi ketat. Persaingan ini mendorong pengelola
hotel melati untuk meningkatkan usaha promosinya agar penjualan juga ikut
meningkat. Dengan memanfaatkan internet, pengelola hotel melati membuat situs
web hotel yang digunakan untuk berpromosi dan berjualan. Teknologi informasi
yang terus berkembang serta adanya trend wisata individual menyebabkan
munculnya hal baru di internet untuk berpromosi dan berjualan yaitu OTA yang
34
memudahkan wisatawan untuk mencari dan memesan kamar tanpa harus
menggunakan situs web hotel.
Persaingan usaha hotel melati yang semakin meningkat serta
perkembangan teknologi informasi mendorong pengelola hotel melati untuk
menggunakan internet sebagai sarana untuk berpromosi dan berjualan dalam
bentuk situs web hotel dan OTA. Berdasarkan hal tersebut maka dipandang perlu
untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan, motivasi, dan persepsi pengelola
hotel melati terhadap penggunaan situs web sebagai media promosi dan penjualan.
Untuk memberi batasan penelitian dalam menjawab permasalahan yang
diangkat, maka digunakan konsep penelitian sebagai berikut: hotel melati,
promosi hotel, situs web hotel, dan OTA. Berdasarkan permasalahan yang
diangkat dalam penelitian maka digunakan teori motivasi, teori persepsi, dan teori
SWOT. Model penelitian ini digambarkan dalam Gambar 2.2.
35
Pengelola hotel melatiDi Kecamatan Ubud
Penggunaan web hotel dan OTA sebagai media promosi dan penjualan
Kelebihan dan kekurangan web hotel dan OTAMotivasi penggunaan web hotel dan OTAPersepsi penggunaan web hotel dan OTA
Hasil
Gambar 2.2 Model Penelitian
Pertumbuhan jumlah kamar hotel melati
Persaingan dan promosi meningkatPenggunaan internet oleh usaha hotel dalam bentukweb hotel dan OTA
TeoriSWOT
TeoriMotivasi
TeoriPersepsi
Saran dan rekomendasi
Perkembangan teknologi informasi dan trend wisata individual
Usaha hotel di Kecamatan Ubud
36