bab ii kajian pustaka, konsep, dan landasan · pdf filedilakukan oleh guterres memiliki...

13
10 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Berdasarkan penelitian terdahulu yang telah dikumpulkan baik berupa skripsi, tesis, maupun jurnal penelitian, peneliti menemukan penelitian yang menganalisis tentang alih kode sebagai berikut : Guterres (2013) dalam skripsinya yang berjudul “Alih Kode Pada Percakapan Novel The Davinci Code Karya Dan Brown Kajian Sosiolinguistik” ini menggunakan teori penggunaan alih kode dalam percakapan berdasarkan faktor sosial, dimensi sosial dan fungsi ungkapan dari Janet Holmes. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Penelitian ini menggunakan kutipan-kutipan percakapan dari sebuah novel karya Dan Brown yang berjudul The Davinci Code sebagai sumber data. Kutipan-kutipan data tersebut mengandung percakapan berbahasa Inggris dan bahasa Perancis, sehingga menyebabkan terjadinya alih kode. Penelitian yang dilakukan oleh Guterres ini bertujuan untuk menemukan faktor sosial dan dimensi sosial yang penggunaannya paling dominan serta fungsi ungkapan yang melatarbelakangi seseorang untuk beralih kode. Hasil dari penelitian ini adalah, faktor sosial yang paling dominan yaitu participant. Participant adalah salah satu faktor sosial dari penggunaan alih kode dalam hal keikutsertaan orang-orang yang berpatisipasi atau terlibat dalam percakapan. Participant ini merupakan faktor yang

Upload: buihuong

Post on 06-Feb-2018

215 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN · PDF filedilakukan oleh Guterres memiliki persamaan dengan ... pragmatik sejumlah 16 tweet, ... dan intrakalimat dari Romaine. Perbedaan

10

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

2.1 Kajian Pustaka

Berdasarkan penelitian terdahulu yang telah dikumpulkan baik berupa skripsi,

tesis, maupun jurnal penelitian, peneliti menemukan penelitian yang menganalisis

tentang alih kode sebagai berikut :

Guterres (2013) dalam skripsinya yang berjudul “Alih Kode Pada Percakapan

Novel The Davinci Code Karya Dan Brown Kajian Sosiolinguistik” ini menggunakan

teori penggunaan alih kode dalam percakapan berdasarkan faktor sosial, dimensi

sosial dan fungsi ungkapan dari Janet Holmes. Metode yang digunakan dalam

penelitian ini adalah metode deskriptif. Penelitian ini menggunakan kutipan-kutipan

percakapan dari sebuah novel karya Dan Brown yang berjudul The Davinci Code

sebagai sumber data. Kutipan-kutipan data tersebut mengandung percakapan

berbahasa Inggris dan bahasa Perancis, sehingga menyebabkan terjadinya alih kode.

Penelitian yang dilakukan oleh Guterres ini bertujuan untuk menemukan faktor sosial

dan dimensi sosial yang penggunaannya paling dominan serta fungsi ungkapan yang

melatarbelakangi seseorang untuk beralih kode. Hasil dari penelitian ini adalah,

faktor sosial yang paling dominan yaitu participant. Participant adalah salah satu

faktor sosial dari penggunaan alih kode dalam hal keikutsertaan orang-orang yang

berpatisipasi atau terlibat dalam percakapan. Participant ini merupakan faktor yang

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN · PDF filedilakukan oleh Guterres memiliki persamaan dengan ... pragmatik sejumlah 16 tweet, ... dan intrakalimat dari Romaine. Perbedaan

11

dominan muncul pada penggunaan alih kode dalam novel The Davinci Code

dibandingkan dengan faktor sosial lain, yaitu setting, topic, dan function. Dimensi

sosial yang paling dominan muncul adalah jarak kedekatan. Dimensi sosial jarak

kedekatan adalah hubungan kedekatan antara orang-orang yang terlibat dalam

percakapan tersebut, bentuk hubungan kedekatan dapat bersifat intim maupun tidak

intim. Dimensi sosial jarak kedekatan adalah yang paling dominan muncul

dibandingkan dengan dimensi sosial lain, yaitu status sosial dan formalitas. Fungsi

ungkapan yang terdapat dalam percakapan novel The Davinci Code adalah berfungsi

untuk tidak menyinggung perasaan lawan bicara, kemudian fungsi yang kedua adalah

sebagai hubungan kedekatan antara pembicara dan lawan bicara. Penelitan yang telah

dilakukan oleh Guterres memiliki persamaan dengan penelitian ini yaitu meneliti

peristiwa alih kode, yang membedakan adalah selain objek yang diteliti berbeda,

penelitian Guterres meneliti tentang faktor sosial dan dimensi sosial alih kode yang

paling dominan muncul dan fungsi ungkapan. Pada penelitian ini hanya meneliti

tentang penggunaan alih kode berdasarkan tag, intrakalimat, dan antarkalimat.

Kelebihan penelitian ini dengan penelitian Guterres adalah penelitian ini menganalisis

penggunaan alih kode mulai dari kata, frasa, klausa, sampai kalimat, sehingga

analisisnya dapat lebih spesifik dibandingkan dengan penelitian Guterres. Penelitian

Guterres telah memberikan kontribusi pada penelitian ini yaitu berupa penganalisisan

alih kode dengan sumber data berupa kutipan-kutipan teks yang terdapat pada karya

sastra tulis novel, sehinga sangat bermanfaat bagi penelitian ini dalam proses

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN · PDF filedilakukan oleh Guterres memiliki persamaan dengan ... pragmatik sejumlah 16 tweet, ... dan intrakalimat dari Romaine. Perbedaan

12

penganalisisan alih kode yang data pada penelitian ini juga berupa kutipan-kutipan

teks.

Aprilia (2009) dalam skripsinya yang berjudul “Analisis Alih Kode dan

Campur Kode Dalam Lirik Lagu Baby Don’t Cry oleh Namie Amuro” menggunakan

teori alih kode dan campur kode oleh Suwito. Metode analisis data yang digunakan

adalah metode padan dengan teknik deskriptif. Analisis alih kode terhadap lirik lagu

Baby Don’t Cry ini terdiri dari analisis 1 dan analisis 2. Pada analisis 1 terdiri dari

bait ke-1 dan bait ke-2, dan pada analisis 2 terdiri dari bait ke-4 dan ke-5. Tiap bait

dilengkapi dengan lirik dan artinya dalam bentuk tabel. Kemudian dianalisis peristiwa

alih kode dengan metode padan. Hasil analisis 1 dan 2 adalah masing-masing

ditemukan 1 buah peristiwa alih kode keluar (ekstern). Pada penelitian Aprilia, tidak

ditemukan alih kode ke dalam (intern1), semua hasil analisis menunjukkan bahwa

hanya ada satu jenis alih kode yaitu alih kode keluar (ekstern) (peralihan bahasa dari

bahasa Jepang ke bahasa Inggris). Pada penganalisisan campur kode yang terdapat

dalam lirik lagu Baby Don’t Cry, teori yang digunakan Aprilia adalah campur kode

keluar dan campur kode ke dalam (intern dan ekstern) oleh Suwito. Pada analisis

campur kode keluar dibagi menjadi analisis 1, analisis 2, analisis 3, dan analisis 4.

Pada analisis 1 terdiri dari bait ke-2, analisis 2 terdiri dari bait ke-4 dan ke-5, analisis

3 terdiri dari bait ke-10, terakhir analisis 4 terdiri dari bait ke-12. Tiap bait dilengkapi

1 Alih kode ke dalam (intern) adalah jenis peralihan bahasa yang terjadi antar bahasa-bahasa daerah

dalam satu bahasa nasional, atau antara ragam dan gaya bahasa. Contoh : Peralihan ragam bahasa

formal dengan ragam bahasa non formal

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN · PDF filedilakukan oleh Guterres memiliki persamaan dengan ... pragmatik sejumlah 16 tweet, ... dan intrakalimat dari Romaine. Perbedaan

13

dengan cara baca dan terjemahan dalam bentuk tabel. Kemudian data tersebut

dianalisis peristiwa campur kode keluar dengan metode padan. Hasil analisis

ditemukan 9 buah peristiwa campur kode keluar. Untuk penganalisisan campur kode

ke dalam pada lirik lagu Baby Don’t Cry hanya terdiri dari analisis 1. Pada analisis 1

terdiri dari bait ke-12 yang dilengkapi dengan cara baca dan terjemahan dalam bentuk

tabel. Kemudian data tersebut dianalisis peristiwa campur kode ke dalam dengan

metode padan. Hasil yang ditemukan adalah 2 buah peristiwa campur kode ke dalam.

Penelitian yang dilakukan oleh Aprilia memiliki persamaan dengan penelitian ini

yaitu, menggunakan lirik lagu sebagai objek yang diteliti. Namun, yang membedakan

adalah penelitian Aprilia tidak meneliti alih kode sampai pada tahap penggunaan,

melainkan hanya dalam tataran jenis (intern dan ekstern), sehingga berbeda dengan

penelitian ini yang meneliti penggunaan alih kode pada tag, antarkalimat dan

intrakalimat. Kontribusi yang diberikan penelitian Aprilia terhadap penelitian ini

yaitu dapat dijadikan sebagai acuan atau pedoman cara menganalisis data berupa lirik

lagu, khususnya dengan menggunakan metode padan.

Nahdiah (2012) dalam skripsinya yang berjudul “Alih Kode Penutur L2

Bahasa Jepang dalam Tweet” ini menggunakan tweet dari tweeter yang digunakan

oleh penutur L2 bahasa Jepang di sekitar peneliti, yaitu mahasiswa dan alumni

Program Studi Jepang Universitas Indonesia. Rentang waktu pengumpulan tweet

adalah dari September 2011 sampai dengan April 2012. Metode yang digunakan

adalah studi kepustakaan dengan analisa deskriptif kualitatif. Teori yang digunakan

adalah dua teori dari Romaine dan satu teori dari Gumperz. Teori tersebut merupakan

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN · PDF filedilakukan oleh Guterres memiliki persamaan dengan ... pragmatik sejumlah 16 tweet, ... dan intrakalimat dari Romaine. Perbedaan

14

teori penggunaan alih kode berdasarkan tag, intrakalimat dan antarkalimat oleh

Romaine, teori alih kode berdasarkan sifat oleh Romaine, dan teori fungsi alih kode

oleh Gumperz. Hasil analisis penggunaan alih kode tag, intrakalimat dan antarkalimat

adalah dari 60 entri tweet yang telah dikumpulkan, didapatkan hasil penggunaan alih

kode tag sejumlah 23 entri tweet, intrakalimat sejumlah 18 entri tweet, antarkalimat

sejumlah 12 entri tweet, tag dan intrakalimat sejumlah 4 entri tweet, tag dan

antarkalimat sejumlah 2 entri tweet, intrakalimat dan antarkalimat sejumlah 1 entri

tweet. Pada hasil analisis alih kode berdasarkan sifatnya, didapatkan hasil, alih kode

bersifat situasional sejumlah 15 entri tweet, alih kode bersifat metaforis sejumlah 45

entri tweet. Pada hasil analisis fungsi alih kode didapatkan hasil, fungsi linguistik

pragmatik sejumlah 16 tweet, fungsi nonlinguistik sejumlah 23 entri tweet, tidak ada

fungsi sejumlah 11 entri tweet, dan interferensi sejumlah 1 entri tweet. Penelitian

yang dilakukan oleh Nahdiah memiliki persamaan dengan penelitian ini yaitu teori

yang digunakan adalah teori penggunaan alih kode pada tag, antarkalimat, dan

intrakalimat dari Romaine. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Nahdiah

adalah dari objek yang diteliti, penelitian Nahdiah menggunakan tweet sebagai objek.

Pada penelitian ini menggunakan lirik lagu. Penelitian Nahdiah memberikan

kontribusi pada penelitian ini yaitu dapat dijadikan acuan atau pedoman dalam hal

penganalisisan alih kode keluar (ekstern) dengan menggunakan teori penggunaan alih

kode pada tag, antarkalimat dan intrakalimat dari Romaine.

Sibarani (2013) dalam skripsinya yang berjudul “Alih Kode Dalam Lirik

Lagu-Lagu Cinta Laura” ini menggunakan tiga buah teori yaitu, wujud alih kode

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN · PDF filedilakukan oleh Guterres memiliki persamaan dengan ... pragmatik sejumlah 16 tweet, ... dan intrakalimat dari Romaine. Perbedaan

15

intern dan ekstern oleh Suwito, faktor penyebab alih kode oleh Suwito, dan fungsi

alih kode dari Widjajakusumah. Penelitian ini menggunakan salah satu album dari

Cinta Laura yang berjudul “Cinta Laura” (diliris 27 Februari 2010) sebagai sumber

data. Terdapat 5 buah lirik lagu yang dianalisis yaitu, Oh, baby, Shoot Me, Guardian

Angle, Let Me Go, Cinta Atau Uang, Penelitian ini menggunakan metode deskriptif

kualitatif dengan menggunakan pendekatan sosiolinguistik. Dalam proses

pengumpulan data, penelitian ini menggunakan metode simak sebagai teknik dasar

dan teknik catat sebagai lanjutannya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa wujud

alih kode dalam lirik lagu-lagu Cinta Laura adalah wujud alih kode ekstern saja. Alih

kode ekstern yang terjadi adalah alih kode pada bahasa Inggris dan bahasa Indonesia.

Unsur alih kode dalam lirik lagu yang ditemukan berupa klausa dan kalimat. Terdapat

6 buah klausa yaitu, your my guardian Angel, love you, shoot me, Oh Baby, Baby,

dan pay for it. Berdasarkan kelengkapan konstituennya, klausa terbagi menjadi dua

yaitu klausa mayor dan klausa minor. Klausa yang masuk dalam kategori klausa

mayor adalah your my guardian Angel, love you, shoot me, sedangkan klausa yang

masuk dalam kategori klausa minor adalah Oh Baby, Baby, dan pay for it. Kalimat

yang ditemukan sebanyak 9 buah kalimat yaitu, love needs money, move needs

money, but your money can’t buy my love, I don’t wanna lose you, yes I wanna hold

you, I don’t wanna make you, make you sad and make you cry, let me go now, dan

Oh, Baby shoot me shoot me. Berdasarkan bentuk atau kategori sintaksisnya, kalimat

terbagi menjadi empat yaitu kalimat berita, kalimat perintah, kalimat tanya, dan

kalimat seruan. Kalimat yang termasuk dalam kategori kalimat berita adalah love

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN · PDF filedilakukan oleh Guterres memiliki persamaan dengan ... pragmatik sejumlah 16 tweet, ... dan intrakalimat dari Romaine. Perbedaan

16

needs money, move needs money, but your money can’t buy my love, I don’t wanna

lose you, yes I wanna hold you, I don’t wanna make you, dan make you sad and make

you cry. Kalimat yang termasuk dalam kategori kalimat perintah adalah let me go

now, dan Oh Baby shoot me shoot me. Untuk kalimat tanya dan kalimat seruan tidak

ditemukan. Faktor penyebab alih kode dalam lirik lagu-lagu Cinta Laura yaitu

penutur, pokok pembicaraan (topik), maksud atau kehendak penutur, dan warna

emosi penutur. Fungsi alih kode yang ditemukan adalah untuk mempertegas dan

memperjelas pernyataan, untuk menyelaraskan bunyi, dan untuk mengungkapkan inti

cerita dari lirik lagu. Penelitian Sibarani memiliki persamaan dengan penelitian ini

yaitu menggunakan lirik lagu sebagai objek yang diteliti. Namun, yang membedakan

adalah penelitian Sibarani juga meneliti faktor-faktor alih kode dan fungsi alih kode

yang terdapat dalam lirik lagu-lagu Cinta Laura. Kelebihan penelitian ini dengan

penelitian Sibarani adalah penelitian Sibarani tidak meneliti alih kode sampai pada

tataran kata dan frasa, melainkan hanya klausa dan kalimat, sedangkan penelitian ini

menganalisis penggunaan alih kode dari tahap tag, kata, frasa, klausa sampai dengan

kalimat. Penelitian Sibarani memberikan kontribusi yang sangat bermanfaat bagi

penelitian ini dalam hal penganalisisan alih kode pada lirik lagu, khususnya pada

tataran klausa dan kalimat.

2.2 Konsep

Dalam penelitian ini digunakan beberapa konsep yang perlu dijelaskan lebih

lanjut yaitu, sebagai berikut :

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN · PDF filedilakukan oleh Guterres memiliki persamaan dengan ... pragmatik sejumlah 16 tweet, ... dan intrakalimat dari Romaine. Perbedaan

17

2.2.1 Kode

Kode adalah istilah netral yang dapat mengacu kepada bahasa, dialek,

sosiolek, atau ragam bahasa. Kode menjadi salah satu varian dalam hirarki

kebahasaan. Kode juga dapat diartikan sebagai sebuah sistem tutur yang digunakan

untuk berkomunikasi antara dua penutur atau lebih yang berupa sebuah dialek atau

bahasa tertentu (Wardhaugh, 1986:99).

2.2.2 Alih Kode (code switching)

Alih kode (code switching), yakni peralihan atau pergantian atau perpindahan

dari suatu varian bahasa ke bahasa yang lain. Suwito, (1985:68) mencoba

menjelaskan pemahamannya terhadap alih kode yaitu, sebagai sebuah peristiwa

peralihan dari kode yang satu ke kode yang lain. Seperti peralihan dari bahasa Jepang

ke bahasa Inggris pada contoh berikut :

2) Pembicara 1 : Zutto mae?

(Long time ago?)

(Sudah lama?)

Pembicara 2 : Un, zutto mae da yo. Once upon a time mae da yo.

(Yes, long time ago. It is once upon a time ago)

(Ya, sudah lama. Pada waktu lalu)

(Nakamura, 2005:1687)

Contoh berikut merupakan contoh terjadinya peristiwa alih kode. Peristiwa

alih kode yang terlihat ada pada kalimat Un, zutto mae da yo. Once upon a time mae

da yo. Alih kode yang terjadi termasuk dalam alih kode ekstern yang terdiri dari

bahasa Jepang dan bahasa Inggris.

2.2.3 Tag

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN · PDF filedilakukan oleh Guterres memiliki persamaan dengan ... pragmatik sejumlah 16 tweet, ... dan intrakalimat dari Romaine. Perbedaan

18

Tag merupakan satuan elemen bebas yang terdapat dalam bahasa pada sebuah

kalimat pertanyaan atau pernyataan yang biasanya terletak di awal atau di akhir

kalimat. Tag juga dapat disebut sebagai ungkapan-ungkapan yang sudah jadi (ready-

made phrase). Dalam bahasa Inggris, tag dapat dicontohkan seperti you know, I

mean, by the way, hi!, okay, dan lain-lain. Berikut adalah contoh tag bahasa Jepang

yang digunakan dalam bahasa Indonesia diambil dari penelitian Nahdiah yang

berjudul Alih Kode Penutur L2 Bahasa Jepang dalam Tweet sebagai berikut :

3) besok insyaAllah jadi yah jam 13.00 d perpus, mata ashita

(sampai besok)

Pada contoh tersebut, penutur beralih bahasa dari bahasa Indonesia menjadi

tag berbahasa Jepang. Mata ashita merupakan sebuah ungkapan yang digunakan

untuk salam perpisahan pada suatu perbincangan atau perjumpaan.

(Nahdiah, 2012:38)

2.2.4 Kata

Kata adalah deretan huruf yang diapit oleh dua buah spasi (Chaer, 2012:162).

Batasan kata yang umum digunakan dalam berbagai buku linguistik adalah bahwa

kata merupakan bentuk yang mempunyai susunan fonologis yang stabil dan tidak

berubah. Setiap kata mempunyai susunan fonem yang urutannya tetap dan tidak

berubah, serta tidak dapat diselipi atau diselang oleh fonem lain. Misalnya, pada kata

sikat, urutan fonemnya adalah /s/, /i/, /k/, /a/, dan /t/. Urutan itu tidak dapat diubah

misalnya menjadi /s/, /k/, /a/, /i/, dan /t/. atau diselipi fonem lain misalnya menjadi /s/,

/i/, /u/, /k/, /a/, dan /t/ (Chaer, 2012:164).

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN · PDF filedilakukan oleh Guterres memiliki persamaan dengan ... pragmatik sejumlah 16 tweet, ... dan intrakalimat dari Romaine. Perbedaan

19

2.2.5 Frasa

Frasa lazim didefinisikan sebagai satuan gramatikal yang berupa gabungan

kata yang bersifat nonprediktif (tidak memiliki unsur predikat), atau lazim juga

disebut sebagai gabungan kata yang mengisi salah satu fungsi sintaksis di dalam

kalimat (Chaer, 2012:222).

2.2.6 Klausa

Klausa merupakan tataran di dalam sintaksis yang berupa runtunan kata-kata

berkonstruksi predikatif. Artinya, di dalam konstruksi itu ada komponen berupa kata

atau frasa, yang berfungsi sebagai predikat; yang lain berfungsi sebagai subjek, dan

sebagai keterangan (Chaer, 2012:231). Fungsi predikat harus ada dalam sebuah

klausa, sedangkan fungsi yang lainnya bersifat tidak wajib.

2.2.7 Kalimat

Kalimat adalah susunan kata-kata yang teratur yang berisi pikiran yang

lengkap; satuan sintaksis yang disusun dari konstituen dasar, yang biasanya berupa

klausa, dilengkapi dengan konjungsi bila diperlukan, serta disertai dengan intonasi

final (Chaer, 2012:240). Untuk dapat membedakan antara klausa dengan kalimat

adalah dengan adanya intonasi final. Intonasi final merupakan syarat penting dalam

pembentukan sebuah kalimat. Intonasi final adalah penurunan pola pada suku kata

yang mengikuti tekanan frasa dalam kelompok gagasan terakhir dalam kalimat.

Intonasi final dapat berupa intonasi deklaratif (tanda titik) pada kalimat berita,

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN · PDF filedilakukan oleh Guterres memiliki persamaan dengan ... pragmatik sejumlah 16 tweet, ... dan intrakalimat dari Romaine. Perbedaan

20

intonasi interogatif (tanda tanya) pada kalimat tanya, intonasi imperatif (tanda seru)

pada kalimat perintah, dan intonasi interjektif (tanda seru) pada kalimat seru yang

mengungkapkan perasaan kagum.

2.3 Landasan Teori

Pada penelitian ini, teori yang digunakan adalah teori penggunaan alih kode

dari Romaine. Menurut Romaine penggunaan alih kode dibagi menjadi tiga bagian,

yaitu :

2.3.1 Penggunaan Alih Kode Pada Tag (tag switching)

Alih kode tag (tag switching) adalah alih kode yang melibatkan pemasukan

sebuah pengukuh (tag) suatu bahasa ke dalam ujaran bahasa berbeda, contoh seperti

tag pada bahasa Inggris : you know, I mean, no way, dan sebagainya. Berikut

dipaparkan contoh tag bahasa Inggris dalam ujaran bahasa Finlandia :

4) Mutta en mä viittinyt, no way [English tag]!

(But I’m not bothered, no way !)

(Saya tidak terganggu, tidak sama sekali !)

(Romaine, 1995:122)

Pada contoh tersebut, terdapat tag bahasa Inggris yaitu no way! yang berada

pada kalimat bahasa Finlandia. Peristiwa penyisipan tag suatu bahasa di dalam

bahasa yang berbeda disebut dengan penggunaan alih kode pada tag (tag switching).

Bagi pembelajar bahasa asing, tag tidaklah asing. Pembelajar bahasa asing di tahap

awal belajar telah memperoleh ungkapan-ungkapan yang sudah jadi (ready-made

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN · PDF filedilakukan oleh Guterres memiliki persamaan dengan ... pragmatik sejumlah 16 tweet, ... dan intrakalimat dari Romaine. Perbedaan

21

phrase), atau yang juga dikenal dengan sebutan formulas / formulaic speech, seperti

„I don’t know‟ dan „Can I have..?‟

2.3.2 Penggunaan Alih Kode Pada Intrakalimat (intrasentential switching)

Alih kode intrakalimat adalah pengalihan kode dalam bentuk kata dengan

frasa, kata dengan kata, frasa dengan frasa, frasa dengan klausa, kata dengan klausa,

maupun sebaliknya. Seperti dalam contoh alih kode intrakalimat antara bahasa

Inggris dengan bahasa Tok Pisin (Papua New Guinea) sebagai berikut :

5) What’s so funny? Come, be good. Otherwise, yu bai go

long kot. (What’s so funny? Come, be good. Otherwise, you’ll go to

court.)

(Apa yang lucu, jangan macam-macam kau. Kalau tidak,

kau akan pergi ke pengadilan).

(Romaine, 1995:123)

Alih kode dari bahasa Inggris ke bahasa Tok Pisin ini terjadi pada kalimat

kedua, otherwise, yu bai go long kot. Pada kalimat ini, penutur pertama-tama

menggunakan kata berbahasa Inggris otherwise, kemudian beralih menjadi kalimat

berbahasa Tok Pisin, yu bai go long kot. (Romaine, 1995:123). Hal ini disebut

sebagai penggunaan alih kode pada intrakalimat (intrasentential switching).

2.3.3 Penggunaan Alih Kode Pada Antarkalimat (intersentential switching)

Alih kode antarkalimat (intersentential switching) merupakan alih kode yang

melibatkan pengalihan pada batas kalimat dan klausa, dimana pada setiap kalimat

atau klausa tersebut menggunakan satu bahasa yang kemudian dilanjutkan oleh

kalimat atau klausa dengan bahasa yang berbeda. Alih kode antarkalimat ini

memerlukan kefasihan yang lebih dibandingkan dengan alih kode tag (Romaine,

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN · PDF filedilakukan oleh Guterres memiliki persamaan dengan ... pragmatik sejumlah 16 tweet, ... dan intrakalimat dari Romaine. Perbedaan

22

1995:123). Berikut adalah contoh alih kode antarkalimat yang penuturnya adalah

seorang bilingual bahasa Inggris dan bahasa Punjabi (Pakistan) :

6) I mean I’m guilty as well in that sense ke ziada ωsi

English I bolde fer ode nal eda tωhadi jeri zәban ἑ, na?’.

(I mean I’m guilty as well in the sense that we speak

English more and more, and then what happens is that

when you speak your own language?)

(Maksud saya, saya merasa sangat bersalah jika kita

semakin sering berbahasa Inggris, lalu apa yang akan

terjadi ketika kita berbicara dalam bahasamu sendiri?)

(Romaine, 1995:123)

Pada contoh tersebut, penutur pertama-tama menggunakan klausa berbahasa Inggris, I

mean I’m guilty in that sense lalu di kalimat selanjutnya, beralih ke bahasa Punjabi,

ke ziada ωsi English I bolde fer ode nal eda tωhadi jeri zәban ἑ, na?. Peristiwa

seperti ini termasuk ke dalam penggunaan alih kode pada antarkalimat

(intersentential switching).