bab ii kajian pustaka, kerangka pemikiran dan …repository.unpas.ac.id/13772/3/bab ii bsup.pdf ·...

43
13 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pengertian Akuntansi Untuk memberikan gambaran yang jelas tetang akuntansi dibawah ini dijelaskan beberapa pengertian akuntansi menurut beberapa penulis. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut: Menurut Accounting Standart Board, yang dikutip dari Abdul Halim (2008:26) mengemukakan pengertian akuntansi adalah: “Suatu kegiatan jasa yang bersifat keuangan tentang entitas ekonomi yang dimaksudkan agar bermanfaat dalam pengambilan keputusan ekonomi, dalam membuat pilihan-pilihan yang digunakan diantara berbagai alternative.” Dan menurut American Accounting Standart, yang dikutip dari Abdul Halim (2008:26) mengemukakan pengertian Akuntansi adalah: “Akuntansi adalah suatu proses pengindentifikasian, pengukuran, pengawasan, pencatatan, dan pelaporan transaksi ekonomi (keuangan) dari suatu organisasi atau entitas dijadikan sebagai informasi dalam rangka

Upload: letuong

Post on 03-Feb-2018

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/13772/3/BAB II BSUP.pdf · umum, terutama dalam bidang pemeriksaan terhadap laporan ... Standar Pekerjaan Lapangan

13

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN

HIPOTESIS

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Pengertian Akuntansi

Untuk memberikan gambaran yang jelas tetang akuntansi dibawah ini

dijelaskan beberapa pengertian akuntansi menurut beberapa penulis. Adapun

penjelasannya adalah sebagai berikut:

Menurut Accounting Standart Board, yang dikutip dari Abdul Halim

(2008:26) mengemukakan pengertian akuntansi adalah:

“Suatu kegiatan jasa yang bersifat keuangan tentang entitas ekonomi yang

dimaksudkan agar bermanfaat dalam pengambilan keputusan ekonomi,

dalam membuat pilihan-pilihan yang digunakan diantara berbagai

alternative.”

Dan menurut American Accounting Standart, yang dikutip dari Abdul Halim

(2008:26) mengemukakan pengertian Akuntansi adalah:

“Akuntansi adalah suatu proses pengindentifikasian, pengukuran,

pengawasan, pencatatan, dan pelaporan transaksi ekonomi (keuangan) dari

suatu organisasi atau entitas dijadikan sebagai informasi dalam rangka

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/13772/3/BAB II BSUP.pdf · umum, terutama dalam bidang pemeriksaan terhadap laporan ... Standar Pekerjaan Lapangan

14

pengambilan keputusan ekonomi oleh pihak yang memerlukan.”

Dari pengertian diatas dapat diketahui bahwa:

1. Fungsi (peran) akuntansi adalah menyediakan informasi kuantitatif terutama

yang bersifat keuangan, tentang entitas ekonomi.

2. Informasi yang dihasilkan oleh akuntansi dimaksud agar berguna sebagai input

yang dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan.

Adanya kriteria bahwa informasi yang dihasilkan oleh akuntansi adalah

informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan ekonomi dalam kedua fungsi

diatas menunjukan bahwa pengertian akuntansi haruslah menghasilkan informasi

yang berguna dalam pengambilan keputusan, tidak terbatas pada keputusan yang

berkaitan dengan data yang dimiliki oleh pengambilan keputusan. Laporan keuangan

suatu organisasi tidak terbatas pada keputusan yang terkait dengan dana yang dimiliki

oleh analis ekonomi tersebut. Keputusan dapat juga berkaitan dengan kinerja

organisasi yang berkaitan.

2.1.1.1 Definisi Pemeriksaan Akuntansi (Auditing)

Auditing merupakan proses pemeriksaan yang dilakukan oleh auditor yang

kompeten dan independen atas laporan keuangan yang dibuat oleh manajemen

dengan mengumpulkan bukti dan informasi.

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/13772/3/BAB II BSUP.pdf · umum, terutama dalam bidang pemeriksaan terhadap laporan ... Standar Pekerjaan Lapangan

15

Menurut Alvin A. Arens, Randal J. Elder, Mark. S Beasley (2012: 4) mendefinisikan

auditing sebagai berikut:

“Audit is the accumulation and evaluation of evidence about information to

determine and report on the degree of correspondence between the

information and established criteria. Auditing should be done by a

competence, independence person.”

The Committee On Basic Auditing Concept dalam William F. Messier

(2014 :12 ) mendefiinisikan auditing adalah sebagai berikut:

“Auditing adalah proses yang sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi

bukti secara objektif mengenai asersi-asersi tentang kepentingan dan peristiwa

ekonomi untuk menentukan tingkat kesesuaian antara asersi-asersi tersebut

dengan kriteria yang ditetapkan dan mengkomunikasikan hasil-hasilnya

kepada pihak-pihak yang berkepentingan.”

Mulyadi (2009:9) mendefinisikan auditing adalah sebagai berikut:

“Auditing adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh dan

mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang

kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat

kesesuaian antara tingkat pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang

telah ditetapkan serta penyampaian hasil-hasil kepada pemakai yang

berkepentingan.”

Sedangkan pengertian auditing menurut Sukrisno Agoes (2014: 4) adalah:

“Auditing adalah pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis,

oleh pihak yang independen, terhadap laporan keuangan yang telah disusun

oleh manajemen, beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti

pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai

kewajaran laporan keangan tersebut”.

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/13772/3/BAB II BSUP.pdf · umum, terutama dalam bidang pemeriksaan terhadap laporan ... Standar Pekerjaan Lapangan

16

Berdasarkan definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa audit merupakan suatu

proses yang sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti, yang dilakukan

oleh seorang auditor yang independen dan kompeten, serta memberikan pendapatnya

atas pemeriksaan yang telah dilakukan, juga melaporkan informasinya kepada

pemakai.

2.1.1.2 Jenis – Jenis Audit

Menurut Alvin A. Arens, Randal J. Elder, Mark S. Beasley yang dialih

bahasakan oleh Amir Abadi Jusuf (2013: 16-18) Jenis-jenis audit dibedakan menjadi

tiga jenis, yaitu:

1. Audit Operasional (Operational Audit)

Audit operasional mengevaluasi efisiensi dan efektivitas setiap bagian dari

prosedur dan metode operasi organisasi. Pada akhir audit operasional,

manajemen biasanya mengharapkan saran-saran untuk memperbaiki operasi.

Dalam audit operasional, review atau atau penelaahan yang dilakukan tidak

terbatas pada akuntansi, tetapi dapat mencakup evaluasi atas struktur

organisasi, operasi komputer, metode produksi, pemasaran, dan semua

bidang lain di mana auditor menguasainya.

Karena banyaknya bidang yang efektivitas operasionalnya dapat dievaluasi,

tidak mungkin menggambarkan karakteristik pelaksanaan audit operasional

yang tipikal. Dalam organisasi yang satu, auditor mungkin mengevaluasi

relevansi dan kecukupan informasi yang digunakan manajemen dalam

membuat keputusan untuk memperoleh aktiva tetap baru. Dalam organisasi

lain, auditor mungkin mengevaluasi efisiensi aliran informasi dalam

pemrosesan penjualan.

2. Audit Ketaatan (Comlience Audit)

Audit ketaatan dilaksanakan untuk menentukan apakah pihak yang diaudit

mengikuti prosedur, aturan, atau ketentuan tertentu yang ditetapkan oleh

otoritas yang lebih tinggi.

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/13772/3/BAB II BSUP.pdf · umum, terutama dalam bidang pemeriksaan terhadap laporan ... Standar Pekerjaan Lapangan

17

Contoh audit ketaatan pada perusahaan:

a. Menentukan personel akuntansi mengikuti prosedur yang digariskan

oleh kontroler perusahaan

b. Review tarif upah untuk melihat kataatan dengan ketentuan upah

minimum.

c. Memeriksa perjanjian kontraktual dengan banker dan pemberi

pinjaman lainnya untuk memastikan bahwa perusahaan menaati

persyaratan-persyaratan hokum.

Hasil dari audit kataatan biasanya dilaporkan kepada manajemen, bukan

kepada pemakai luar. Hal ini dikarenakan manajemen adalah kelompok

utama yang berkepentingan dengan tingkat ketaatan terhadap prosedur dan

peraturan yang digariskan.

3. Audit Laporan Keuangan (Financial Statement Audit)

Audit laporan keuangan dilakukan untuk menetukan apakah laporan

keuangan telah dinyatakan sesuai dengan kriteria tertentu. Biasanya, kriteria

yang berlaku adalah prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum (GAAP).

Meski begitu, auditor mungkin saja melakukan audit atas laporan keuangan

yang disusun dengan menggunakan akuntansi dasar kas atau beberapa dasar

lainnya yang cocok untuk perusahaan tersebut. Karena kompleksitas

perusahaan, auditor tidak lagi fokus pada transaksi-transaksi keuangan.

Suatu pendekatan terpadu pada auditing memperhitungkan baik risiko salah

saji maupun pengendalian operasi yang dimaksudkan untuk mencegah salah

saji. Pemahaman ini mencakup pengetahuan tentang industry klien berikut

lingkungan peraturan dan operasinya, termasuk hubungan dengan pihak-

pihak eksternal”.

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/13772/3/BAB II BSUP.pdf · umum, terutama dalam bidang pemeriksaan terhadap laporan ... Standar Pekerjaan Lapangan

18

Sumber: Mulyadi (2009: 33)

Gamabar 2.1 Jenis-Jenis Audit

Jenis-Jenis Audit

Laporan audit berisi

rekomendasi

perbaikan aktivitas

Kriteria yang

digunakan adalah

tujuan tertentu

organisasi

Memeriksa seluruh

atau sebagian

aktivitas organisasi

Audit Operasional Audit Kepatuhan

Laporan audit berisi

pendapat auditor atas

kepatuhan

perorangan atau

organisasi terhadap

kebijakan

perundangan

Kriteria yang

digunakan adalah

kebijakan,

perundangan,

peraturan

Memeriksa tidakan

perorangan atau

organisasi

Laporan audit berisi

pendapat auditor atas

kesesuaian laporan

keuangan dengan

prinsip akuntansi

berterima umum

Kriteria yang

digunakan adalah

prinsip akuntansi

berterima umum

Memeriksa asersi

dalam laporan

keuangan

Audit Laporan

Keuangan

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/13772/3/BAB II BSUP.pdf · umum, terutama dalam bidang pemeriksaan terhadap laporan ... Standar Pekerjaan Lapangan

19

2.1.1.3 Pengertian Auditor

Pengertian auditor menurut Abdul Halim (2008:18) adalah seseorang yang

independen dan kompeten yang menyatakan pendapat atau pertimbangan mengenai

kesesuaian dalam segala hal yang signifikan terhadap asersi atau entitas dengan

kriteria yang telah ditetapkan.

Sedangkan menurut Mulyadi (2009:130) mendefinisikan auditor adalah

sebagai berikut:

“Auditor adalah akuntan profesional yang menjual jasanya kepada masyarakat

umum, terutama dalam bidang pemeriksaan terhadap laporan keungan yang di

buat oleh kliennya. Pemeriksaan tersebut terutama di tujukan untuk memenuhi

kebutuhan para kreditur, calon kreditur, investor, calon investor dan instansi

pemerintah.”

Berdasarkan pengertian di atas auditor adalah seseorang yang menyatakan

pendapat atas kewajaran dalam semua hal yang material, posisi keuangan hasil usaha

dan arus kas yang sesuai dengan prinsip akuntansi berlaku umum di Indonesia.

Ditinjau dari sudut profesi akuntan publik, auditor adalah pemeriksaan (examination)

secara objektif atas laporan keuangan suatu perusahaan atau organisasi lain dengan

tujuan untuk menentukan apakah laporan keuangan tersebut menyajikan secara wajar,

dalam semua hal yang material, posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan atau

organisasi tersebut.

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/13772/3/BAB II BSUP.pdf · umum, terutama dalam bidang pemeriksaan terhadap laporan ... Standar Pekerjaan Lapangan

20

2.1.1.4 Standar Profesional Auditor (Akuntan Publik)

Standar auditing yang telah ditetapkan dan disahkan oleh Ikatan Akuntan

Indonesia dalam Sukrisno Agus (2014: 33) adalah sebagai berikut:

A. Standar Umum

Standar umum bersifat pribadi dan berkaitan dengan persyaratan auditor dan

mutu pekerjaannya, dan berbeda dengan standar yang berkaitan dengan

pelaksanaan pekerjaan lapangan dan pelaporan. Standar pribadi atau standar

umum ini berlaku sama dalam bidang pelaksanaan pekerjaan lapangan dan

pelaporan. Isi dari standar umum adalah sebagai berikut:

1. Audit harus dilaksanakan oleh seseorang atau lebih yang memiliki

keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor.

2. Dalam semua hal yang berhubungan dengan penugasan, independen

dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor.

3. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya auditor wajib

menggunakan kemahiran profesionalnya dengan seksama.

B. Standar Pekerjaan Lapangan

Standar Pekerjaan Lapangan berkaitan dengan pelaksanaan pemeriksaan

akuntan dilapangan (audit field work), mulai dari perencanaan audit dan

supervise, pemahaman dan evaluasi pengendalian intern, pengumuman bukti-

bukti audit compliance test, substantive test, analitycal review, sampai selesai

audit field work.

1. Pekerjaan harus direncenakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten

harus disupervisi dengan semestinya.

2. Pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian intern harus

diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat dan

lingkup pengujian yang akan dilakukan.

3. Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi,

pengamatan pengajuan pertanyaan dan konfirmasi sebagai dasar yang

memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan.

C. Standar Pelaporan

Standar pelaporan merupakan pedoman bagi auditor inddependen dalam

menyusun laporan auditnya.

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/13772/3/BAB II BSUP.pdf · umum, terutama dalam bidang pemeriksaan terhadap laporan ... Standar Pekerjaan Lapangan

21

1. Laporan audit harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun

sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.

2. Laporan audit harus menunjukan keadaan yang didalamnya prinsip

akuntansi tidak secara konsisten diterapkan dalam penyusunan laporan

keuangan periode berjalan dalam hubungannya dengan prinsip akuntansi

yang diterapkan dalam periode sebelumnya.

3. Pengungkapan informative dalam laporan keuangan harus dipandang

memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan audit.

4. Laporan audit harus memuat sesuatu pernyataan pendapat mengenai

laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan

demikian tidak dapat diberikan, maka alasannya harus dinyatakan. Dalam

semua hal yang sama nama auditor dikaitkan dengan laporan keuangan,

laporan audit harus memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan

auditor, jika ada dan tingkat tanggung yang dipikulnya.

Standar ini meliputi pernyataan apakah laporan keuangan sesuai dengan

prinsip akuntansi yang berlaku umum, pernyataan mengenai ketidak konsistensian

penerapan prinsip akuntansi yang berlaku umum, pengungkapan informative dalam

laporan keuangan, dan pernyataan pendapat atas laporan keuangan secara

keseluruhan.

2.1.2 Persepsi

2.1.2.1 Pengertian Persepsi

Menurut Jalaludin Rakhmat (2009 : 51), persepsi adalah pengalaman tentang

objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan

informasi dan menafsirkan pesan. Sedangkan Athikson (2002 : 276) menyakatan

bahwa persepsi adalah penelitian bagaimana kita mengintegrasikan sensasi ke dalam

perpects objek, dan bagaimana kita selanjutnya menggunakan percepts itu untuk

mengenali dunia (perpects adalah hasil dari proses perceptual). Persepsi diartikan

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/13772/3/BAB II BSUP.pdf · umum, terutama dalam bidang pemeriksaan terhadap laporan ... Standar Pekerjaan Lapangan

22

sebagai tanggapan (penerimaan) langsung dari sesuatu; proses seseorang mengetahui

beberapa hal melalui penginderaannya (Veithzal Rivai dan Deddy Mulyadi, 2013:

236).

Persepsi adalah proses yang digunakan individu mengelola dan menafsirkan

kesan indera mereka dalam memberikan makna kepada lingkungan mereka. Meski

demikian apa yang telah dipersepsikan seseorang dapat berbeda dari kenyataan

obyektif. Tidak harus selalu berbeda, namun sering terdapat ketidaksepakatan.

Misalnya, dimungkinkan bahwa semua karyawan dalam perusahaan tertentu

memandang organisasi sebagai tempat yang hebat untuk bekerja, kondisi kerja yang

menyenangkan, tugas pekerjaan yang menarik, upah yang baik, manajemen yang

bijaksana dan bertanggung jawab, namun seperti sebagian besar dari kita tahu,

sangatlah tidak bisa untuk mendapatkan kesepakatan seperti itu (Stephen P. Robbins,

2015 : 103).

Berbagai pendapat di atas menunjukan bahwa pada hakekatnya persepsi

merupakan proses pengamatan melalui penginderaan terhadap objek tertentu. Objek

tersebut dapat berupa orang asing, situasi, kejadian atau peristiwa. Dalam kehidupan

sehari-hari persepsi lebih diidentifikasikan sebagai pandangan. Artinya bagaimana

pandangan seseorang terhadap objek atau kejadian pada saat tertentu. Persepsi

berperan dalam penerimaan rangsangan yang sudah teratur itu untuk memenuhi

perilaku dan membentuk sukap.

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/13772/3/BAB II BSUP.pdf · umum, terutama dalam bidang pemeriksaan terhadap laporan ... Standar Pekerjaan Lapangan

23

2.1.2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi

Persepsi seseorang diperngaruhi oleh beberapa faktor yang menyebabkan

seorang individu dapat memberikan interpretasi yang berbeda dengan orang lain pada

saat melihat sesuatu. Menurut Jalaludin Rakhmat (2009 : 55), faktor-faktor yang

mempengaruhi persepsi ialah :

1. Faktor fungsional

Berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu, motivasi, harapan, dan

keinginan, perhatian, emosi dan suasana hati, dan hal-hal lain yang termasuk

dalam faktor personal.

2. Faktor struktual

Berasal dari sifat stimuli fisik dan efek-efek saraf yang ditimbulkannya pada

sistem saraf individu.

3. Faktor kebudayaan

Kultur atau kebudayaan dimana individu tumbuh dan berkembang akan turut

pula menentukan proses persepsi seseorang.

Robbins (2015:103-104) menyatakan terdapat sejumlah faktor yang

mempengaruhi persepsi seseorang dapat berada pada pihak perilaku persepsi, dalam

objeknya atau target yang dipersepsikan, atau dalam konteks situasi dimana persepsi

itu dilakukan. Adapun faktor-foktor yang mempengaruhi persepsi dijelaskan seperti

di bawah ini:

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/13772/3/BAB II BSUP.pdf · umum, terutama dalam bidang pemeriksaan terhadap laporan ... Standar Pekerjaan Lapangan

24

1. Perilaku persepsi

Bila seorang individu memandang pada suatu target dan mencoba

menafsirkan apa yang diliahatnya, penafsiran itu sarat dipengaruhi persepsi

adalah sikap, motif, kepetingan masa lalu, dan pengharapan (ekspektasi).

2. Target

Karakteristik-karakteristik dalam target yang akan diamati dapat

mempengaruhi apa yang dipersepsikan. Gerakan, bunyi, ukuran, dan atribut-

atribut lain dari target membentuk cara kita memandangnya. Karena target

tidak dipandang dalam keadaan terpencil, seperti kecendrungan kita untuk

mengelompokan benda-benda yang berdekatan atau mirip. Selain itu, objek-

objek yang berdekatan satu sama lain akan cenderung dipersiapkan bersama-

sama bukannya secara tepisah. Sebagai akibat kedekatan fisik atau waktu,

sering kita menggabungkan secara bersama-sama objek-objek atau peristiwa-

peristiwa yang tidak berkaitan.

3. Situasi

Adalah penting konteks dalam mana kita melihat objek-objek atau peristiwa-

peristiwa. Unsur-unsur dalam lingkungan sekitar mempengaruhi persepsi kita.

Situasi mempengaruhi persepsi anda. Waktu adalah dimana suatu objek atau

peristiwa itu dilihat dapat mempengaruhi perhatian, seperti juga lokasi,

cahaya, panas, atau setiap jumlah faktor situasional. Adapun gambar di bawah

ini meringkaskan faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/13772/3/BAB II BSUP.pdf · umum, terutama dalam bidang pemeriksaan terhadap laporan ... Standar Pekerjaan Lapangan

25

Sumber : Stephen p. Robbins, Perilaku Organisasi (2015: 104)

Gambar 2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi

2.1.2.3 Proses Terjadinya Persepsi

Walgito (2002 : 71) menjelaskan proses terjadinya persepsi sebagai berikut :

a. Proses kealaman atau proses fisik, yaitu proses stimulus mengenai alat indera.

b. Proses fisiolagi, stimulus yang diterima oleh alat indera diteruskan oleh saraf

sensorik ke otak.

c. Proses psikolagis, terjadi di otak atau pusat kesadaran sehingga individu

menyadari apa yang dilihat, apa yang didengar, dan apa yang dirasakan.

Faktor dalam situasi

Waktu

Keadaan/tempat kerja

Keadaan sosial

Persepsi

Faktor pada target :

Hal baru

Gerakan

Bunyi

Ukuran

Latar belakang

Kedekatan

Faktor pada pemersepsi

Sikap

Motif

Kepentingan

Pengalaman

Pengharapan

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/13772/3/BAB II BSUP.pdf · umum, terutama dalam bidang pemeriksaan terhadap laporan ... Standar Pekerjaan Lapangan

26

Menurut Miftah Thoha (2014 : 160) proses terjadinya persepsi sebagai

berikut :

Umpan Balik

Sumber : Miftah Thoha, Perilaku organisasi (2014 : 160)

Gambar 2.3 Proses Terjadinya Persepsi

Dari gambar di atas tampak bahwa persepsi itu muncul dari sebuah kumpulan

panca indera yang berintegrasi terhadap sesuatu sehingga memunculkan persepsi.

Pengamatan objek atau peristiwa memang selalu memunculkan berbagai pandangan

dari setiap individu sehingga persepsi yang ada selalu berada di antara para individu.

Objek

peristiwa

Kesamaan +

ketidaksamaan,

ketekatan

ruang,

kedekatan

waktu

Penglihatan,

pendengaran,

penyentuhan,

perasaan,

penciuman

perse

psi

Transformasi

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/13772/3/BAB II BSUP.pdf · umum, terutama dalam bidang pemeriksaan terhadap laporan ... Standar Pekerjaan Lapangan

27

2.1.3 Audit Fee

2.1.3.1 Pengertian Audit Fee

Fee adalah biaya apapun yang ditetapkan untuk kinerja setiap layanan sesuai

dengan pengaturan yang telah ditetapkan (Duska & Duska, 2003 dalam Novie

Susanti, 2013).

Dalam Jurnal JAAI Vol 12. 2 Desember 2008, Iskak mendefinisikan audit fee

sebagai berikut:

“Audit fee adalah honorarium yang dibebankan oleh akuntan publik kepada

perusahaan auduitee atas jasa audit yang dilakukan akuntan publik terhadap

laporan keuangan.penetapan biaya audit yang dilakukan oleh KAP

berdasarkan biaya perhitungan dari biaya pokok pemeriksaan yang terdiri dari

biaya langsung dan tidak langsung.

Audit fee diartikan besarnya jasa yang diterima oleh auditor akan pelaksanaan

pekerjaan audit. Imbalan jasa dihubungkan dengan banyaknya waktu yang digunakan

untuk menyelesaikan pekerjaan, nilai jasa yang diberikan bagi klien atau bagi kantor

akuntan publik yang bersangkutan. Audit fee juga bisa diartikan sebagai fungsi dari

jumlah kerja yang dilakukan oleh auditor dan harga per jam ( Al-Shammari et al.,

2008 ), sedangkan jumlah jam kerja yang dilakukan oleh auditor dipengaruhi

diantaranya oleh ukuran perusahaan, profitabilitas klien, kompleksitas klien,

pengendalian intern klien, besar kecilnya klien (perusahaan go public dan non-Big

Four), reputasi auditor, risiko audit dan risiko perusahaan, jumlah anak perusahaan

klien, jumlah cabang perusahaan, banyaknya transaksi dalam mata uang asing,

besarnya total piutang, total persediaan dan total asset.

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/13772/3/BAB II BSUP.pdf · umum, terutama dalam bidang pemeriksaan terhadap laporan ... Standar Pekerjaan Lapangan

28

Menurut Sukrisno Agoes (2014 : 56), komisi audit adalah:

“imbalan dalam bentuk uang atau barang atau bentuk lainnya yang diberikan

kepada atau diterima dari klien atau pihak lain untuk memperoleh perikatan

dari klien atau pihak lain”.

Arens et al. (2012:86) mendefinisikan audit fee sebagai berikut:

“audit related fees are for service audit that can only be provided by CPA

firm”.

Standar profesional akuntan publik seksi 240 point 1 tentang fee menyatakan, dalam

melakukan negosiasi mengenai jasa professional yang diberikan, praktisi dapat

mengusulkan jumlah imbalan jasa profesional yang dipandang sesuai.

Fee atau honor seorang auditor diatur dalam Standar Profesional Akuntan

Publik seperti yang dikutip dalam Sukrisno Agoes (2014: 46) :

Fee Profesional

A. Besaran Fee

Besaran fee anggota dapat bervariasi tergantung antara lain : risiko

penugasan, kompleksitas jasa yang diberikan, tingkat keahlian yang

diperlukan untuk melaksanakan jasa tersebut, struktur biaya KAP yang

bersangkutan dan pertimbangan profesional lainnya. Anggota KAP tidak

diperkenankan mendapatkan klien dengan cara menawarkan fee yang dapat

merusak citra profesi.

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/13772/3/BAB II BSUP.pdf · umum, terutama dalam bidang pemeriksaan terhadap laporan ... Standar Pekerjaan Lapangan

29

B. Fee Kontinjen

Fee Kontinjen adalah fee yang ditetapkan untuk pelaksanaan suatu jasa

profesional tanpa adanya fee yang akan dibebankan, kecuali ada temuan atau

hasil tertentu dimana jumlah fee tergantung pada temuan atau hasil tertentu

tersebut. Fee dianggap tidak kontinjen jika ditetapkan oleh pengadilan atau

badan pengatur atau dalam hal perpajakan, jika dasar penetapan adalah hasil

penyelesaian hukum atau temuan badan pengatur. Anggota KAP tidak

diperkenankan untuk menetapkan fee kontinjen apabila penetapan tersebut

dapat mengurangi independensi.

Kebijakan mengenai audit fee IAPI tertuang dalam Surat Keputusan Ketua

Umum tanggal 2 Juli 2008. Dalam SK KEP.024/IAPI/VII/2008 tertuang kebijakan

penetapan fee :

“Panduan ini dimaksudkan untuk membantu anggota dalam menetapkan

imbal jasa yang wajar sesuai dengan martabat profesi akuntan publik dan

dalam jumlah yang pantas untuk dapat memberikan jasa sesuai dengan

tuntunan standar profesional akuntan publik yang berlaku. Imbal jasa yang

terlalu rendah atau secara signifikan jauh lebih rendah dari yang dikenakan

oleh auditor/akuntan lain, akan menimbulkan keraguan mengenai kemampuan

dan kompetensi anggota dalam menerapkan standar teknis dan standar

profesional yang berlaku.”

2.1.3.2 Penentuan Audit Fee

Arthur W. Holmes & David C. Burns (1979 : 209-210) dalam penelitian Tri

Novi Puji Lestari (2012) mengemukakan bahwa paling tidak ada 3 (tiga) cara untuk

menentukan besarnya honorarium atau fee atas jasa audit, yaitu :

1. Dasar tarif perhari atau perjam

Jika menggunakan cara ini, biaya audit dihitung berdasarkan waktu yang

dihabiskan untuk audit itu oleh para partner akuntan publik, para manajer,

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/13772/3/BAB II BSUP.pdf · umum, terutama dalam bidang pemeriksaan terhadap laporan ... Standar Pekerjaan Lapangan

30

para penyalin, para senior, dan para anggota staf akuntan publik dan kadang-

kadang pula karyawan tata usaha di KAP itu. Tarif perhari atau perjam yang

diterapkan untuk setiap golongan auditor yang akan terlibat dalam penugasan

itu dapat dibicarakan dengan klien dan disetujui di dalam perundingan

pendahuluan yang akan menetapkan syarat-syarat penugasan tersebut.

Beberapa faktor yang dapat menyebabkan perbedaan pembebanan tarif per

hari atau per jam itu adalah :

1. Risiko, audit yang mengandung risiko lebih besar sudah sepantasnya

meminta tarif imbalan yang lebih tinggi.

2. Kompleksitas, audit atas laporan akuntansi yang komtroversial atau yang

kompleks, atau melibatkan pertimbangan-pertimbangan audit, layak

mengajukan tarif yang lebih tinggi.

3. Perusahan-perusahaan yang meninta agar beberapa spesialis tertentu

diikutsertakan dalam audit dapat dikenakan tariff yang lebih tinggi.

4. Tarif per jam atau per hari untuk kontrak yang hanya berlangsung satu

kali saja biasanya cenderung lebih tinggi daripada tarif untuk penugasan

ulang. Dalam penugasan yang hanya berlangsung sekali, tarifnya harus

ditetapkan pada tingkat yang sedemikian rupa sehingga pasti akan dapat

menutupi semua biaya yang dikeluarkan untuk audit itu, ditambah laba.

5. Tarif per jam atau per hari yang diminta oleh para akuntan publik di

wilayah-wilayah dengan standar hidup yang lebih tinggi biasanya akan

lebih mahal.

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/13772/3/BAB II BSUP.pdf · umum, terutama dalam bidang pemeriksaan terhadap laporan ... Standar Pekerjaan Lapangan

31

2. Dasar Honorarium

Jika menggunakan cara ini, klien dan auditor menetapkan suatu jumlah

tertentu, yaitu suatu harga borongan, untuk sebuah pekerjaan. Honorarium

tetap ini dapat mencakup dan bisa juga belum mencakup biaya perjalanan dan

pengeluaran tunai lainnya oleh staf audit. Penugasan atas dasar honorarium

tetap ini sering dirundingkan dengan syarat-syarat khusus yang melindungi

auditor manakala timbul persoalan yang tidak terduga yang membutuhkan

pekerjaanyang tidak diperhitungkan pada waktu merundingkan honorarium

semula. Syarat semacam itu dapat dijadikan dasar untuk meningkatkan

honorarium semula, agar bisa menutupi biaya-biaya akibat adanya pekerjaan

ekstra tersebut. Pada kontrak audit yang berdasarkan honorarium tetep,

auditor harus membuat perhitungan yang cermat sekali tenteng tugas-tugas

yang akan dilaksnakan dan waktu yang diperlukannya.

3. Dasar Honorarium Maksimum

Dalam metode ini, auditor membebankan tarif perjam dengan ketentuan

bahwa total biaya yang dibebankan untuk seluruh audit tidak akan melebihi

suatu jumlah maksimum. Sebagai langkah pengamanan, auditor yang

mengajukan dasar tariff maksimum itu harus menambahkan suatu syarat di

dalam persetujuan yang bisa melindungi dirinya.

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/13772/3/BAB II BSUP.pdf · umum, terutama dalam bidang pemeriksaan terhadap laporan ... Standar Pekerjaan Lapangan

32

2.1.3.3 Faktor-faktor Penentu Audit Fee

Menurut Theodorus M. TuanaKotta (2011 : 230-236) penentu besarnya audit

fee dapat dilihat dari 3 (tiga) ciri, yaitu :

1) Ciri Klien (Client Attributes)

1) Ukuran Perusahaan (size)

Ukuran mengenai besarnya klien (client size) biasanya dengan

menilai asset. Hampir semua kajian menunjukan hubungan yang

signifikan. Beberapa kajian memasukan unsur “market power” yang

dimiliki klien. Market power adalah ukuran relative klien dalam

industrinya; ini juga merupakan ukuran mengenai besarnya klien. Dapat

diperkirakan adanya negative coefficient berdasarkanekspektasi bahwa

klien berukuran besar menjadi “idaman” KAP dan karenanya, dapat

menegosiasi fee yang lebih mudah (David Hay, 2010)

Total asset merupakan indikator terkait ukuran perusahaan

yang paling sering muncul sebagai faktor penentu fee audit dalam

penelitian-penelitian terdahulu. Asset yang dianggap tepat digunakan

sebagai tolak ukur untuk menilai sebuah perusahaan. perusahaan yang

memiliki total asset yang besar menunjukkan arus kas perusahaan sudah

positif dan dianggap memiliki prospek yang baik dalam jangka waktu

yang relative lama, selain itu juga mencerminkan bahwa perusahaan

relative lebih stabil dan lebih mampu menghasilkan laba dibandingkan

dengan total asset yang lebih kecil (Nugrahani, 2013).

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/13772/3/BAB II BSUP.pdf · umum, terutama dalam bidang pemeriksaan terhadap laporan ... Standar Pekerjaan Lapangan

33

Indikator lain untuk mengukuur ukuran perusahaan adalah

market power atau kekuatan pasar yang dimiliki oleh perusahaan klien.

Market power adalah kemampuan perusahaan untuk mempengaruhi harga

pasar dan atau mengalahkan pesaing. Pangsa pasar merupakan indikator

dalam menentukan tingkat kekuatan pasar suatu perusahaan. semakin

tinggi pangsa pasar suatu prusahaan maka semakin tinggi kekuatan pasar

suatu perusahaan maka semakin tinggi kekuatan pasar yang dimilikinya.

Hal ini dapat menjadi salah satu indikator besar atau kecilnya ukuran

suatu perusahaan.

2) Kompleksitas (Cmplexity)

Kompleksitas terkait dengan kerumitan transaksi yang ada di

perusahaan. kompleksitas operasi klien merupakan variabel penting

dalam menentukan besarnya fee audit sesuai dengan penelitian

sebelumnya. Kompleksitas operasi perusahaan dapat menyebabkan biaya

audit yang lebih tinggi karena pekerjaan audit yang dibutuhkan lebih

banyak sehingga waktu yang diperlukan akan semakin banyak dan secara

otomatis biaya yang lebih tinggi per jam akan dibebankan kepada klien

(Cameran, 2005). Sebuah perusahaan dikatakan komplek pada umumnya

jika perusahaan tersebut memiliki cabang lain atau disebut juga anak

perusahaan. semakin banyak anak perusahaan anak perusahaannya, maka

semakin komleks pula perusahaan tersebut.

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/13772/3/BAB II BSUP.pdf · umum, terutama dalam bidang pemeriksaan terhadap laporan ... Standar Pekerjaan Lapangan

34

Beams (2003) dalam Yohana Carla (2013) menerangkan

bahwa perusahaan yang memiliki jumlah anak perusahaan yang banyak di

dalam negeri maka transaksi yang dilakukan perusahaan tersebut akan

semakin rumit karena perlu membuat laporan konsolidasi. Perusahaan

yang memiliki anak perusahaan di luar negeri harus membuat laporan

remeasurement dan atau membuat laporan translasi, kemudian menyusun

laporan translasi, kemudian ketika memiliki anak perusahaan tersebutlah

yang menyebabkan kerumitan dalam mengaudit oleh auditor.

3) Resiko Bawaan (Inherent Risk)

Inherent Risk atau resiko bawaan adalah istilah auditing yang

menunjukan risiko salah saji (the risk of misstatements) dalam laporan

keuangan tanpa memperhatikan sistem pengendalian intern perusahaan

dan prosedur yang diterapkan auditor. Arens (2012: 281) dalam bukunya

mengatakan bahwa resiko yang mengukur penilaian auditor atas

kemungkinan adanya salah saji (kekeliruan aatau kecurangan) yang

material dalam segmen, sebelum memperhitungkan keefektifan

pengendalian. Yang biasanya digunakan adalah besarnya persediaan, atau

piutang atau kedua-duanya karena disinilah prosedur dan positif secara

keseluruhan (overall). Namun, pada penelitian tersebut besarnya

persediaan kurang signifikan dan seringkali tidak signifikan dalam kajian-

kajian individual (Hay, et al 2006 dalam David Hay 2010).

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/13772/3/BAB II BSUP.pdf · umum, terutama dalam bidang pemeriksaan terhadap laporan ... Standar Pekerjaan Lapangan

35

4) Profitabilitas (profitability)

Profitability atau tingkat keuntungan diukur dengan rate of

return dan adanya kerugian dalam periode yang lalu. Tingkat keuntungan

berbeda dengan laba. Yang membedakan laba dan tingkat keuntungan

adalah laba dasarnya merupakan selisih dari pendapatan dan biaya-biaya

yang digunakan perusahaan selama operasional dalam satu periode

akuntansi, sedangkan profitabilitas adalah perbandingan laba yang

diperoleh perusahaan dengan asset atau investasi di dalam perusahaan.

profitabilitas menurut Brigham dan Houston (2004) dalam penelitian

Yuliani (2014) adalah akhir sejumlah kebijakan dan keputusan yang

dilakukan oleh perusahaan.

Rate of return (on assets or investment) diharapkan

mempunyai hubungan negatif dengan audit fee karena perusahaan yang

tingkat keuntungannya lebih tinggi mempunyai profitabilitas lebih kecil

untuk terjerumus dalam kesulitan keuangan yang pada gilirannya akan

mengancam auditor. Besarnya kerugian dapat diperkirakan mempunyai

hubungan positif untuk alasan yang sama..

5) Industri

Jenis industri tertentu mempunyai fee lebih tinggi atau lebih

rendah dari industri lainnya. Perusahaan utilities, lembaga keuangan dan

perusahaan penambangan cenderung terkena fee rendah dibandingkan

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/13772/3/BAB II BSUP.pdf · umum, terutama dalam bidang pemeriksaan terhadap laporan ... Standar Pekerjaan Lapangan

36

industri lain. Perusahaan manufacturing biasanya dikenakan fee lebih

tinggi (David Hay, 2010).

2. Ciri Auditor (Auditor Attributes)

1) Spesialisasi Auditor (specialization)

Spesialisasi auditor dalam industri tertentu juga merupakan

ukuran kualitas audit. Hal ini menjadi kontroversial, yakni apakah auditor

yang berspesialisasi dalam industri tertentu dapat membebankan fee

premium untuk tambahan pengetahuannya. Kajian-kajian awal

menunjkan hasil yang tidak terlalu tegas, tetapi kajian terakhir

menunjukan adanya kombinasi dampak positif dan signifikan mengenai

spesialisasi. Owhoso (2002) dalam penelitian Yuliani (2014) menjelaskan

bahwa manajer dan senior audit spesialis akan lebih baik dalam

mendeteksi terjadinya kesalahan jika mereka diberikan tugas sesuai

dengan spesialilasi mereka.

2) Audit Tenure

Tenure merupakan berapa lama seseorang melaksanakan audit

di suatu klien (audit tenure). Audit tenure yang terlalu lama juga tidak

baik, karena akan ditakutkan akan memunculkan negosiasi antara klien

dengan auditor, sehingga auditor dapat bersikap tidak indepanden. Hay et

al. (2006) mengadakan kajian terpisah untuk memeriksa panjangnya

jangka waktu KAP mengenai suatu klien (length of tenure) dan

perubahan/perubahan KAP akhir-akhir ini. Kedua konstruksi ini

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/13772/3/BAB II BSUP.pdf · umum, terutama dalam bidang pemeriksaan terhadap laporan ... Standar Pekerjaan Lapangan

37

mengukur tenure. Dampak gabungan menunjukan bukti yang menarik,

bahwa auditors/KAP dengan short tenure membebankan fees yang lebih

rendah dan KAP dengan long tenure membebankan fees yang lebih tinggi

(seperti diindikasikan dengan positive coefficient pada variabel untuk

tenure). Seperti yang diungkapkan oleh Fitriany (2011) bahwa pihak yang

pro pada mandatory rotasi pada KAP berpendapat bahwa semakin

panjang tenure akan menurunkan tingkat indepandensi auditor dan

menurunkan objektifitas auditor. Sedangkan pihak yang kontra

menyatakan bahwa kualitas audit akan meningkat seiring dengan

bertambahnya tahun perikatan audit. Ini dikarenakan auditor akan

mendapatkan pengalaman lebih banyak dan menjadi familiar dengan

bisnis operasi kliennya serta isu-isu terkait.

3) Lokasi (Location)

Beberapa kajian, terutama yang dilakukan di inggris,

memasukan ukuran mengenai “city effect” karena diperkirakan

perusahaan yang di audit kota termahal (misalnya London) akan

mengeluarkan biaya yang lebih tinggi. Hasil kajian termasuk kajian yang

dibuat terakhir menunjukan hubungan positif yang sangat konsisten.

Karena itu disarankan agar lokasi juga dijadikan control variable dalam

kajian di Negara lain, seperti di Amerika Serikat dan Australia (David

Hay, 2010).

Page 26: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/13772/3/BAB II BSUP.pdf · umum, terutama dalam bidang pemeriksaan terhadap laporan ... Standar Pekerjaan Lapangan

38

3. Ciri Penugasan (Engagement Attributes)

1) Audit Problems

Masalah audit paling kasat mata adalah ketika auditor

menerbitkan laporan yang bukan Wajar Tanpa Pengecualian (unqualified

opinion). Hubungan positif dengan besarnya fee ditenggarai terjadi ketika

laporan auditnya adalah Wajar Dengan Pengecualian (qualified) atau

Wajar Tanpa pengecualian dengan modifikasi. Masalah audit dalam

penelitian dinilai dari tenaga kerja audit dan waktu audit. Seperti dalam

buku Arens (2012) dalam penelitian Yuliani (2014) mengatakan bahwa

seorang auditor harus menjalankan proses auditor diharapkan pada

masalah dimana waktu yang ketat untuk melakukan proses audit

sedangkan cakupan audit cukup luas, disini auditor dituntut mampu

mengefisiensikan pengeluaran walaupun tidak menutup kemungkinan

diputuskannya penambahan tenaga kerja.

2) Lag

Audit report lag adalah jarak waktu antara tanggal neraca dan

tanggal laporan audit. Jarak waktu ini adalah gabungan antara waktu yang

dibutuhkan klien untuk menyusun laporan keuangannya dan waktu untuk

mengauditnya (Theodorus M. TuanaKotta, 2011 : 236). Sedangkan

menurut Dyer dan McHugh (1975) dalam penelitian Yuliani (2014)

menyatakan bahwa ”auditor’s report lag is the open interval od number

of days from the year end to the date recorded as opinion signature date

Page 27: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/13772/3/BAB II BSUP.pdf · umum, terutama dalam bidang pemeriksaan terhadap laporan ... Standar Pekerjaan Lapangan

39

in the auditors date in the auditors report.” Jika jarak waktu itu semakin

panjang, ditenggarai bahwa hal ini merupakan indikasi adanya masalah.

Dan mungkin, di belakang layar ada negosiasi (Antara klien dan

auditornya) mengenai bagaimana menyajikan masalah kolerasi kuat

dengan audit fees, tetapi ia hanya dimasukan dalam beberapa klien.

Semakin lama auditor menyelesaikan pekerjaan auditnya, maka

semakin lama pula audit delay. Jika audit lag semakin lama, maka

kemungkinan keterlambatan penyampaian laporan keuangan akan

semakin besar. Hal ini akan berpengaruh terhadap tingkat ketidakpastian

keputusan berdasarkan informasi yang dipublikasikan. Dalam sebagian

penelitian ukuran ini sangat terkait dengan audit fee ( David Hay, 2010).

3) Musim Sibuk (Busy season)

Dalam penelitian Hay (2010) ada beberapa bukti bahwa audit

dalam musim sibuk (perusahaan dengan tanggal neraca 31 Desember

dibelahan bumi utara, 30 juni di Australia dan Selandia Baru) akan lebih

mahal. Bukti yang mendukung hal ini sangat beraneka ragam (hasil

positif yang signifikan ada dalam 19 dari 83 kajian). Akan tetapi, variabel

ini berkorelasi positif secara signifikan dengan audit fees (p<.001) dan

ukuran ini seharusnya dimasukkan dalam lebih banyak kajian yang akan

datang ( David Hay, 2010).

Page 28: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/13772/3/BAB II BSUP.pdf · umum, terutama dalam bidang pemeriksaan terhadap laporan ... Standar Pekerjaan Lapangan

40

4) Jumlah Laporan yang Dibutuhkan (Number of reports)

Jumlah laporan yang harus dibuat merupakan control variabel

lain untuk menentukan berapa luasnya penugasan audit dalam keadaan

tertentu. Jumlah laporan berkorelasi secara positif dengan audit fees.

Penetapan in tertera pada PSA No. 36 yang berbunyi:

“Laporan auditor baku mencakup laporan keuangan pokok:

laporan posisi keuangan (neraca), laporan laba rugi

komprehensif, laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas.

Catatat atas lapran keuangan merupakan bagian tidak

terpisahkan dari laporan keuangan pokok, yang biasanya terdiri

dari dari: ikhtisar kebijakan akuntansi penting, penjelasan atas

pos-pos penting laporan keuangan, dan daftar serta bahan

penjelasan lain yang disebutkan sebagai bagian dari laporan

keuangan pokok.

2.1.4 Independensi Auditor

2.1.4.1 Pengertian Independensi Akuntan Publik

Independensi berarti sikap mental yang bebas dari pngaruh, tidak

dikendalikan oleh pihak lain, tidak tergantung pada pihak lain. Independensi juga

berarti adanya kejujuran dalam diri auditor dalam mempertimbangkan fakta dan

adanya pertimbangan yang objektif, tidak memihak dalam diri auditor dalam

merumuskan dan menyatakan pendapatnya.

Rittenberg et al. (2008) menerangkan bahwa independensi berarti objektif dan

tidak bias ketika melakukan layanan profesional, dan membutuhkan sikap independen

Page 29: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/13772/3/BAB II BSUP.pdf · umum, terutama dalam bidang pemeriksaan terhadap laporan ... Standar Pekerjaan Lapangan

41

dalam fakta dan dalam penampilan. (Rittenberg et al. 2008 dalam Novie Susanti,

2013).

Arens dkk (2012: 111) mendefinisikan independensi sebagai berikut:

“Independensi dalam audit berarti mengambil sudut pandang yang tidak bias

dalam melakukan pengujian audit, evaluasi atas hasil pengujian dan

penerbitan laporan audit”.

Mulyadi (2009: 26) mendefinisikan independensi sebagai berikut:

“Keadaan bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan oleh pihak lain, tidak

tergantung pada orang lain. Akuntan publik yang independent haruslah akuntan

publik yang tidak terpengaruhi dan dipengaruhi oleh berbagai kekuatan yang

berasal dari luar diri akuntan dalam mempertimbangkan fakta yang dijumpainya

dalam pemeriksaan.”

Sedangkan pengertian independensi menurut Sukrisno Agoes (2014:146)

menyatakan bahwa:

“Independensi mencerminkan sikap tidak memihak serta tidak dibawah

pengaruh atau tekanan pihak tertentu dalam mengambil tindakan dan

keputusan”.

Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa unsur-unsur yang

tercakup dalam independensi adalah sebagai berikut:

1. Suatu sikap mental yang terdapat pada akuntan publik yang jujur, tidak

memihak pada suatu kepentingan tertentu dengan keahlian mengenai objek

yang diperiksanya, yang memungkinkan ia bersikap jujur dan tidak memihak.

Page 30: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/13772/3/BAB II BSUP.pdf · umum, terutama dalam bidang pemeriksaan terhadap laporan ... Standar Pekerjaan Lapangan

42

2. Suatu tindakan yang bebas dari pengaruh, bujukan, pengendalian pihak lain

dalam melakukan perencanaan, pemeriksaan dan pelaporannya.

Selanjutnya menurut Sukrisno Agoes (2014: 34-35) pengertian independen

bagi akuntan publik (eksternal auditor dan internal auditor) dibagi menjadi 3 (tiga)

jenis independensi:

1. “independent in appearance (independensi dilihat dari penampilannya di

struktur organisasi perusahaan).

In appearance, akuntan publik adalah independen karena merupakan pihak di

luar perusahaan sedangkan internal auditor tidak independen karena

merupakan pegawai perusahaan.

2. Independent in fact (independensi dalam kenyataannya/dalam menjalankan

tugasnya).

In fact, akuntan publik seharusnya indepanden, sepanjang dalam menjalankan

tugasnya memberikan jasa profesionalnya, bisa menjaga integritas dan selalu

menaati kode etik, profesi akuntan publik dan standar profesional akuntan

publik. Jika tidak demikian, akuntan publik in fact tidak independen, in fact

internal auditor bisa independen jika dalam menjalankan tugasnya selalu

mematuhi kode etik internal auditor dan jasa profesional practice framework

of internal auditor, jika tidak demikian internal auditor in fact tidak

indepanden.

3. Independence in mind (independensi dalam fikiran).

In mind, misalnya seorang auditor mendapatkan temuan audit yang memiliki

indikasi pelanggaran atau korupsi atau yang memerlukan audit adjustment

yang material. Kemudian dia berfikir untuk menggunakan audit findings

tersebut untuk memeras auditee walaupun baru pikiran, belum dilaksanakan.

In mind auditor sudah kehilangan independensinya. Hal ini berlaku baik untuk

akuntan publik maupun internal auditor”.

Selain itu menurut Arens dkk dalam Amir Abadi Jusuf (2012:74) menyatakan

bahwa:

“auditor tidak hanya diharuskan untuk menjaga sikap mental independen

dalam menjalankan tanggung jawabnya, namun juga penting bagi para

pengguna laporan keuangan untuk memiliki kepercayaan terhadap

indepandensi auditor. Kedua unsur independensi ini sering kali

diidentifikasikan sebagai independen dalam fakta atau independen dalam

Page 31: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/13772/3/BAB II BSUP.pdf · umum, terutama dalam bidang pemeriksaan terhadap laporan ... Standar Pekerjaan Lapangan

43

pikiran, dan independen dalam penampilan. Independen dalam fakta muncul

ketika auditor secara nyata menjaga sikap objektif selama melakukan audit.

Indepanden dalam penampilan merupakan interpretasi orang lain terhadap

independensi auditor tersebut”.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat di simpulkan independensi

berarti sikap mental yang tidak bisa di pengaruhi, tidak di kendalikan pihak lain, tidak

bergantung pada pihak lain, adanya kejujuran dalam diri auditor dalam

mempertimbangkan fakta dan adanya pertimbangan yang objektif tidak memihak

dalam diri auditor dalam merumuskan dan menyatakan pendapatnya dan sikap mental

audit tersebut harus meliputi independence in fact dan independence in appearance.

2.1.4.2 Dimensi Independensi

Mautz dan Sharaf dalam Theodorus M. Tuanakotta (2011:64-65) menekankan

tiga dimensi dari independensi sebagai berikut:

“1. Programming Independence

adalah kebebasan (bebas dari pengendalian atau pengaruh orang lain,

misalnya dalam bentuk pembatasan) untuk memilih teknik dan prosedur

audit, dan berapa dalamnya teknik dan prosedur audit itu diterapkan.

2. Investigative Independence

adalah kebebasan (bebas dari pengendalian atau pengaruh orang lain,

misalnya dalam bentuk pembatasan) untuk memilih area, kegiatan,

hubungan pribadi, dan kebijakan material yang akan dipaksa. Ini berarti,

tidak boleh ada sumber informasi yang legitimate (sah) yang tertutup bagi

auditor.

3. Reporting Independence

adalah kebebasan (bebas dari pengendalian atau pengaruh orang lain,

misalnya dalam bentuk pembatasan) untuk menyajukan fakta yang

terungkap dari pemeriksaaan atau pemberian rekomendasi atau opini

sebagai hasil pemeriksaan”.

Page 32: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/13772/3/BAB II BSUP.pdf · umum, terutama dalam bidang pemeriksaan terhadap laporan ... Standar Pekerjaan Lapangan

44

Bedasarkan ketiga dimensi independensi tersebut diatas, Mautz dan Sharaf

dalam penelitian Dewi Mutira (2014) mengembangkan petunjuk yang

mengindikasikan apakah ada pelanggaran atas independensi. Mautz dan Sharaf

menyarankan:

“a. Programming Independence

1. Bebas dari tekanan atau intervensi manajerial atau friksi yang

dimaksudkan untuk menghilangkan (eliminate), menetukan (specify),

atau mengubah (modify) apa pun dalam audit.

2. Bebas dari intervensi apa pun atau dari sikap tidak kooperatif yang

berkenaan dengan penerapan prosedur audit yang dipilih.

3. Bebas dari upaya pihak luar yang memaksakan pekerjaan audit itu

direiew di luar batas-batas kewajaran dalam proses audit.

b. Investigative Independence

1. Akses langsung dan bebas atas seluruh buku, catatan, pimpinan,

pegawai perusahaan, dan sumber informasi lainnya mengenai kegiatan

perusahaan, kewajibannya, dan sumber-sumbernya.

2. Kerja sama yang aktif dari pimpinan perusahaan selama

berlangsungnya kegiatan audit.

3. Bebas dari upaya pimpinan perusahaan untuk menugaskan atau

mengatur kegiatan yang harus diperiksa atau menentukan dapat

diterimanya suatu evidential metter (sesuatu yang memounyai nilai

pembuktian).

4. Bebas dari kepentingan atau hubungan pribadi yang akan

menghilangkan atau membatasi pemeriksaan atas kegiatan, catatan,

atau orang yang seharusnya masuk dalam lingkup pemeriksaan.

c. Reporting Independence

1. Bebas dari perasaan loyal kepada seseorang atau merasa berkewajiban

kepada seseorang untuk mengubah dampak dari fakta yang dilaporkan

2. Menghindari praktik untuk mengeluarkan hal-hal penting dari laporan

formal, dan memasukkannya kedalam laporan informal dalam bentuk

apa pun

3. Menghindari penggunaan bahasa yang tidak jelas (kabur, samar-

samar) baik yang disengaja maupun yang tidak didalam pernyataan

fakta, opini, dan rekomendasi, dan dalam interpretasi

4. Bebas dari upaya untuk memveto judgement auditor mengenai apa

yang seharusnya masuk dalam laporan audit, baik yang bersifat fakta

maupun opini.

Page 33: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/13772/3/BAB II BSUP.pdf · umum, terutama dalam bidang pemeriksaan terhadap laporan ... Standar Pekerjaan Lapangan

45

Petunjuk-petunjuk yang diberikan oleh Mautz dan Sharaf sangat jelas dan

masih relavan untuk auditor pada saat ini. Ini adalah petunjuk-petunjuk yang

menekankan apakah seorang auditor memang independen

2.1.5 Penelitian Terdahulu

Table 2.1

Ringkasan Penelitian Terdahulu

No Penulis Tahun Masalah Hasil Penelitian

1. David Hay 2010 The Accumulated

Weight of

Evidence in Audit

Fee Research

Penelitian ini mengemukakan

bahwa audit fee ditentukan

dari tiga ciri yaitu Client

Attributes, Auditor Attributes

dan Engagement Attributes.

Dengan mengambil data

sekunder yaitu melihat

laporan keuangan perusahaan

yang dijadikan sampel.

2. Tri Novi

Fuji Lestari

2012 Analisis Persepsi

Auditor Mengenai

Faktor-faktor

penentu Audit

Fee (berdasarkan

Client Attributes,

Auditor Attributes

dan Engagement

Attributes)

Penelitian ini mengemukakan

urut-urutan penting faktor

penentu audit fee berdasarkan

Client Attributes, Auditor

Attributes dan Engagement

Attributes. Dan ukuran

perusahaan (size) merupakan

faktor terpenting dalam

menentukan audit fee dari

sudut pandang seorang

auditor.

3. P.L. Joshi

and Hasan

Al- Bastaki

2000 Determinants of

Audit Fees:

Evidance From

the Companies

Listed in Bahrain

Penelitian ini dilakukan pada

perusahaan yang terdaftar

pada bursa efek yang ada di

Bahrain yang menyatakan

bahwa ukuran perusahaan,

resiko, profitabilitas, dan

Page 34: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/13772/3/BAB II BSUP.pdf · umum, terutama dalam bidang pemeriksaan terhadap laporan ... Standar Pekerjaan Lapangan

46

kompleksitas operasi klien

merupakan faktor-faktor yang

menentukan besarnya audit

fee.

4. Novie

Susanti

Suseno

2013 An empirical

analysis of

auditor

independence and

audit fees on

audit quality

Hasil penelitian menunjukan

bahwa independensi auditor

dan audit fee mempunyai

pengaruh yang signifikan

terhadap kualitas audit.

Dengan indikator

independensi: integritas dan

objektifitas dan indikator

audit fee: ukuran perusahaan

klien, kompleksitas dan

resiko bawaan.

5. Uchenna N.

Akpom

Young O.

Dimkpah

2012 Determinants of

auditor

independence: A

comparison of the

perceptions of

auditors and non-

auditors in Lagos,

Nigeria

Hasil penelitian menunjukkan

bahwa ketergantungan

ekonomi pada klien,

penyediaan layanan non-audit

kepada klien, dan persaingan

di pasar audit faktor utama

yang merusak persepsi

independensi dan bahwa ini

adalah konsisten di antara

kedua kelompok responden.

Di sisi lain, biaya rendah

audit, risiko hukuman

terhadap auditor, dan biaya

audit yang lebih rendah

sebagai proporsi dari total

pendapatan perusahaan

dianggap meningkatkan

independensi auditor.

6. Hadi

Cahyadi

2013 Faktor-faktor

yang

Mempengaruhi

Independensi

Akuntan Publik

(Survei pada

mahasiswa

jurusan Akuntansi

Hasil penelitian menunjukan

bahwa lama hubungan audit

dengan klien, besarnya

ukuran KAP, persaingan antar

KAP, hubungan social

dengan klien, pelaksanaan

jasa non audit dan Audit fee

secara simultan berpengaruh

Page 35: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/13772/3/BAB II BSUP.pdf · umum, terutama dalam bidang pemeriksaan terhadap laporan ... Standar Pekerjaan Lapangan

47

Universitas di

Jakarta)

signifikan terhadap

Independensi Akuntan Publik.

7. Siti

Maryati,

Dicky

Arisudhana

2011 Faktor-faktor

yang

Mempengaruhi

Independensi

Auditor (Studi

empiris pada

KAP di Jakarta)

Hasil Penelitian menunjukan

bahwa kompetesi, pendidikan

auditor, dan audit fee di

kantor akuntan publik (KAP)

mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap

independensi auditor.

2.2 Kerangka Pemikiran

2.2.1 Pengaruh Persepsi Auditor mengenai Faktor-faktor penentu Audit Fee

berdasarkan Client Attribute terhadap Indepandensi Auditor

Dalam penelitian sebelumnya David Hay (2010) menyebutkan faktor penentu

audit fee yang berkenaan dengan dengan ciri klien (Client Attributes) diantaranya:

ukuran perusahaan (size), kompleksitas operasi perusahaan (complexity), resiko

inheren (Inheren Risk), profitabilitas (profitability), dan jenis industri klien tersebut

(industry). Ciri klien tersebut akan menentukan besar kecilnya suatu bayaran audit

(audit fee). Choi et al. (2009) mengatakan bahwa audit fee ditentukan oleh beberapa

faktor diantaranya deployment risk, kompleksitas audit, ukuran perusahaan klien dan

kompleksitas perusahaan klien (Choi et al. 2009 dalam Novie Susanti, 2013)

DeAngelo dalam Halim (2005) menyatakan bahwa fee audit merupakan

pendapatan yang besarnya bervariasi karena tergantung dari beberapa faktor dalam

penugasan audit seperti, ukuran perusahaan klien, kompleksitas jasa audit yang

Page 36: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/13772/3/BAB II BSUP.pdf · umum, terutama dalam bidang pemeriksaan terhadap laporan ... Standar Pekerjaan Lapangan

48

dihadapi auditor dari klien serta nama Kantor Akuntan Publik yang melakukan jasa

audit. Joshi dan Al-Bastaki (2000), melakukan penelitian di Bahrain yang hasil

penelitiannya menunjukkan bahwa ukuran perusahaan, resiko inheren, profitabilitas

dan kompleksitas operasi klien merupakan faktor-faktor yang menunjukkan besarnya

fee audit. Besar kecilnya audit fee akan berpengaruh terhadap independensi seorang

auditor. Menurut Supriyono dan Mulyadi (1988: 86) dalam Hadi Cahyadi (2013),

audit fee yang besar dapat mengakibatkan berkurangnya independensi akuntan publik

disebabkan oleh:

1. Kantor akuntan yang memeriksa merasa tergantung pada klien tersebut

sehingga segan untuk menentang kehendak klien

2. Kantor akuntan takut kehilangan klien yang dapat mendatangkan pendapatan

yang relative besar jika kantor akuntan tidak menuruti kehendak klien

3. Kantor akuntan cenderung memberikan counterpart feekepada saru atau

beberapa pejabat kunci klien yang diaudit sehingga cenderung menimbulkan

hubungan yang tidak independen

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Client Attributes

menentukan besarnya audit fee. Sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan

oleh Tri Novi Fuji Lestari (2012) tentang analisis persepsi auditor mengenai faktor

penentu audit fee hasilnya menyebutkan bahwa client attributes merupakan salah satu

faktor penting dalam menentukan audit fee. Dalam beberapa penelitian audit fee

merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi independensi auditor sesuai dengan

penelitian yang dilakukan oleh Hadi Cahyadi, Siti dan Dicky (2013) yang

menyatakan audit fee berpengaruh signifikan terhadap independensi auditor.

Page 37: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/13772/3/BAB II BSUP.pdf · umum, terutama dalam bidang pemeriksaan terhadap laporan ... Standar Pekerjaan Lapangan

49

2.2.2 Pengaruh Persepsi Auditor mengenai Faktor Penentu Audit Fee

berdasarkan Auditor Attributes terhadap Indepandensi Auditor

David Hay (2010) menyebutkan faktor penentu audit fee yang kedua yaitu ciri

yang berkenaan dengan auditor (Auditor Attributes) diantaranya: Spesialisasi auditor

(Specialization), Audit Tenure dan Lokasi (Location). Ketiga indikator ciri auditor

tersebut menentukan besar kecilnya bayaran audit. Theoderus M. TuanaKotta (2011:

234) menyebutkan apakah yang berspesialisasi dalam industri tertentu dapat

membedakan fee premium untuk tambahan pengetahuannya. Kajian-kajian awal

menunjukkan hasil yang tidak terlalu jelas, tetapi kajian terakhir menunjukkan hasil

yang tidak adanya kombinasi dampak positif dan signifikan mengenai spesialisasi

auditor. Dalam penelitian Fitriany (2011) menyatakan bahwa pihak yang pro pada

mandatory rotasi pada KAP berpendapat bahwa semakin panjang tenure akan

menurunkan tingkat independensi auditor dan menurunkan objektifitas auditor.

Lokasi audit yang sulit juga akan menghabiskan biaya yang lebih tinggi sehingga

audit fee akan lebih tinggi, perusahaan dikota termahal (misalnya London) juga akan

mengeluarkan biaya yang lebih tinggi.

Audit fee akan berpengaruh terhadap independensi seorang auditor,

berdasarkan penelitian Widodo (2004) faktor-faktor yang mempengaruhi

independensi akuntan publik yaitu: Audit fee, ikatan kepentingan keuangan dan

hubungan audit dengan klien, pemberian jasa selain jasa audit, lamanya hubungan

Page 38: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/13772/3/BAB II BSUP.pdf · umum, terutama dalam bidang pemeriksaan terhadap laporan ... Standar Pekerjaan Lapangan

50

audit dengan klien, persaingan antar KAP dan ukuran KAP (Widodo, 2004 dalam

Hadi Cahyadi, 2013).

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Auditor Attributes

menentukan besarnya audit fee. Sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan

oleh Tri Novi Fuji Lestari (2012) tentang analisis persepsi auditor mengenai faktor

penentu audit fee hasilnya menyebutkan bahwa auditor attributes merupakan salah

satu faktor penting dalam menentukan audit fee. Dalam beberapa penelitian audit fee

merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi independensi auditor sesuai dengan

penelitian yang dilakukan oleh Hadi Cahyadi, Siti dan Dicky (2013) yang

menyatakan audit fee berpengaruh signifikan terhadap independensi auditor.

2.2.3 Pengaruh Persepsi Auditor mengenai Faktor Penentu Audit Fee

berdasarkan Engagement Attributes terhadap Indepandensi Auditor

David Hay (2010) menyebutkan faktor penentu audit fee yang ketiga yaitu ciri

yang berkenaan dengan penugasan (Engagement Attributes) diantaranya yaitu:

permasalahan audit (Audit problems), Lag, musim sibuk (Busy season) dan jumlah

laporan yang dibutuhkan (Number of report). Keempat indikator ciri penugasan

tersebut akan menentukan besarnya audit fee. Dalam penelitian Yuliani (2014)

mengatakan bahwa seorang auditor harus menjalankan proses audit diharapkan pada

masalah dimana waktu yang ketat untuk melakukan proses audit sedangkan cakupan

audit luas, disini auditor dituntut mampu mengefisiensikan pengetahuan walaupun

tidak menutup kemungkinan dihapuskannya penambahan kenaga kerja.

Page 39: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/13772/3/BAB II BSUP.pdf · umum, terutama dalam bidang pemeriksaan terhadap laporan ... Standar Pekerjaan Lapangan

51

Semakin lama auditor menyelesaikan pekerjaan auditnya, maka semakin lama

pula audit delay. Jika audit lag semakin lama, maka kemungkinan keterlambatan

penyampaian laporan keuangan akan semakin besar. Hal ini akan berpengaruh

terhadap tingkat ketidakpastian keputusan berdasarkan informasi yang dipublikasikan

Yuliani (2014). Dalam penelitian Hay (2010) ada beberapa bukti bahwa audit dalam

musim sibuk (perusahaan dengan tanggal neraca 31 desember dibelahan bumi utara,

30 juni di Australia dan Selandia baru) audit fee akan lebih mahal.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Engagement Attributes

menentukan besarnya audit fee. Sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan

oleh Tri Novi Fuji Lestari (2012) tentang analisis persepsi auditor mengenai faktor

penentu audit fee hasilnya menyebutkan bahwa engagement attributes merupakan

salah satu faktor penting dalam menentukan audit fee. Dalam beberapa penelitian

audit fee merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi independensi auditor

sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Hadi Cahyadi, Siti dan Dicky (2013)

yang menyatakan audit fee berpengaruh signifikan terhadap independensi auditor.

2.2.4 Pengaruh Persepsi Auditor mengenai Faktor Penentu Audit Fee

berdasarkan Auditor Attributes, Auditor Attributes dan Engagement

terhadap Indepandensi Auditor

Dalam penelitian David Hay (2010) mengemukakan bahwa audit fee

ditentukan dari tiga ciri yang sebelumnya telah dibahas yaitu: Client Attributes,

Auditor Attributes dan Engagement Attributes dengan mengambil data sekunder yaitu

Page 40: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/13772/3/BAB II BSUP.pdf · umum, terutama dalam bidang pemeriksaan terhadap laporan ... Standar Pekerjaan Lapangan

52

melihat laporan keuangan perusahaan yang dijadikan sampel. Selanjutnya Tri Novi

Fuji Lestari (2012) meneliti kembali faktor penentu audit fee berdasarkan tiga ciri

yang disebutkan Hay (2010) tetapi dilihat dari persepsi seorang auditor, dan

menghasilkan urut-urutan penting faktor penentu audit fee bedasarkan ketiga ciri

tersebut dengan mengambil data primer survei pada KAP di Bandung.

Berdasarkan penelitian tersebut penulis ingin akan melakukan penelitian

kembali mengenai faktor penentu audit fee berdasarkan ketiga ciri yang disebutkan

Hay (2010) dilihat dari persepsi seorang auditor tetapi dengan menambahkan variabel

dependen (Y) yaitu indepandensi auditor. Ketiga ciri faktor penentu audit fee yaitu

Client attributes, Auditor attributes dan Engagemant attributes akan berpengaruh

terhadap independensi auditor. Hasil penelitian Widodo (2004) faktor-faktor yang

mempengaruhi independensi akuntan publik yaitu ikatan kepentingan keuangan dan

hubungan usaha dengan klien, pemberian jasa lain selain jasa audit, lamanya

hubungan audit dengan klien, persaingan antar KAP, ukuran KAP dan audit fee.

Profesi akuntan publik mempunyai ciri yang berbeda dengan profesi lainnya

seperti dokter atau pengacara. Profesi dokter maupun pengacara dalam menjalankan

keahliannya akan menerima fee dari kliennya, dan mereka berpihak pada kliennya.

Sedangkan profesi akuntan juga memperoleh fee dari kliennya dalam menjalankan

keahliannya, tetapi akuntan harus indepanden, tidak memihak pada kliennya dan

dalam melaporkan atau mendeteksi kecurangan harus bebas dari pengaruh fee yang

diterima, karena memanfaatkan hasil pemeriksaannya terutama adalah pihak lain

selain kliennya (Mulyadi, 2009: 21) dalam penelitian Hadi Cahyadi (2013). Oleh

Page 41: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/13772/3/BAB II BSUP.pdf · umum, terutama dalam bidang pemeriksaan terhadap laporan ... Standar Pekerjaan Lapangan

53

karena itu independensi dari akuntan dalam melaksanakan keahliannya merupakan

hal yang pokok, meskipun akuntan publik tersebut dibayar oleh kliennya atas jasa

yang diberikan tersebut.

Suyatmini (2002: 15), berpendapat bahwa biaya jasa audit dan ikatan

keuangan yang besar dapat mempengaruhi independensi auditor, dengan alasan :

(1) kantor akuntan publik yang menerima audit fee yang besar merasa tergantung

pada klien, meskipun laporan keuangan klien mungkin tidak sesuai dengan prinsip

akuntansi berterima umum; (2) kantor akuntan publik yang menerima audit fee yang

besar dari seorang klien takut kehilangan klien tersebut, karena akan kehilangan

sebagian besar pendapatannya, sehingga perilaku mereka cenderung tidak

independen; (3) kepentingan keuangan yang segnifikan terhadap klien seperti

kepemilikan sejumlah saham dari perusahaan klien.

Dengan menggunakan ketiga ciri faktor-faktor penentu audit fee tersebut

tetapi dilihat dari segi persepsi seorang auditor yang akan berpengaruh terhadap

independensi auditor. Jalaluddin Rakhmat (2009: 51), persepsi adalah pengalaman

tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan

menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi adalah proses yang

digunakan individu mengelola dan menafsirkan kesan indera mereka dalam

memberikan makna kepada lingkungan mereka. Meski demikian apa yang telah

dipersepsikan seseorang dapat berbeda dari kenyataan obyektif. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui pengaruh persepsi auditor mengenai faktor-faktor

penentu audit fee berdasarkan client attributes, auditor attributes, dan engagement

Page 42: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/13772/3/BAB II BSUP.pdf · umum, terutama dalam bidang pemeriksaan terhadap laporan ... Standar Pekerjaan Lapangan

54

attributes terhadap indepandensi auditor. Berdasarkan uraian diatas, berikut

digambarkan kerangka pemikiran :

Gambar 2.4 Kerangka Pemikiran

Persepsi auditor

mengenai faktor

penentu audit fee

Engagement

Attributes(X3):

Audit problems,

lag,

busy season,

number of report

Auditor Attributes(X2):

Spesialization,

tenure,

location

Client Attributes(X1):

Size, complexity, inherent risk, profitability dan Industry

Indepandensi

Auditor (Y)

Page 43: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/13772/3/BAB II BSUP.pdf · umum, terutama dalam bidang pemeriksaan terhadap laporan ... Standar Pekerjaan Lapangan

55

2.3 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan uraian kerangka pemikiran diatas, maka hipotesis dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Terdapat pengaruh persepsi auditor mengenai faktor penentu audit fee

berdasarkan client attributes terhadap independensi auditor

2. Terdapat pengaruh persepsi auditor mengenai faktor penentu audit fee

berdasarkan auditor attributes terhadap indepandensi auditor

3. Terdapat pengaruh persepsi auditor mengenai faktor penentu audit fee

berdasarkan engagement attributes terhadap indepandensi auditor

4. Terdapat pengaruh persepsi auditor mengenai faktor penentu audit fee

berdasarkan engagement attributes, auditor attributes dan engagement

attributes terhadap indepandensi auditor