bab ii kajian pustaka, kerangka pemikiran dan...
TRANSCRIPT
15
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Pengertian Pajak
Berikut ini merupakan definisi mengenai pajak menurut para ahli adalah:
Menurut Rochmat Soemitro (2008:1) mendefinisikan bahwa:
“Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang
(yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal
(kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan
untuk membayar pengeluaran umum”.
Menurut Waluyo (2008:2) mendefinisikan bahwa:
“Pajak adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang
oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan dengan tidak
mendapat prestasi kembali, yang langsung dapat ditunjuk, dan yang
gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum
berhubung dengan tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintahan”.
Dari definisi-definisi pajak diatas, dapat disimpulkan bahwa pajak merupakan
iuran rakyat kepada negara (yang dapat dipaksakan) sesuai dengan undang-undang
tanpa mendapat jasa timbal balik yang dapat ditunjukkan secara langsung
(kontraprestasi) yang digunakan untuk membiayai pengeluaran umum sehubungan
dengan tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintahan.
BAB II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 16
2.1.2 Pengertian Sistem Informasi
Berikut ini merupakan definisi mengenai sistem informasi menurut para ahli
adalah:
Menurut Azhar Susanto (2008:52) mendefinisikan bahwa:
“Sistem informasi adalah kumpulan dari subsistem apapun baik phisik
ataupun non phisik yang saling berhubungan satu sama lain dan bekerja
sama secara harmonis untuk mencapai satu tujuan yaitu mengolah data
menjadi informasi yang berarti dan berguna”.
Menurut Laudon yang diterjemahkan oleh Azhar Susanto (2008:52)
mendefinisikan bahwa:
“Sistem informasi merupakan komponen-komponen yang saling
berhubungan dan bekerjasama untuk mengumpulkan, memproses,
menyimpan, dan mendistribusikan informasi untuk mendukung proses
pengambilan keputusan, koordinasi dan pengendalian”.
Menurut McKeown yang diterjemahkan oleh Azhar Susanto (2008:52)
mendefinisikan bahwa:
“Sistem informasi merupakan gabungan dari komputer dan user yang
mengelola perubahan data menjadi informasi serta menyimpan data dan
informasi tersebut”.
Dari definisi-definisi sistem informasi diatas, dapat disimpulkan bahwa sistem
informasi merupakan kumpulan dari sub-sub sistem baik phisik maupun non phisik
yang saling berhubungan satu sama lain dan bekerja sama secara harmonis untuk
mecapai satu tujuan yaitu mengolah data menjadi informasi yang berguna bagi pihak
user sabagai bahan pengambilan keputusan.
BAB II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 17
2.1.3 Pengertian Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak
Berikut ini merupakan definisi mengenai Sistem Informasi Direktorat Jenderal
Pajak berdasarkan SE-19/PJ/2007 adalah:
“Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak merupakan suatu sistem
informasi administrasi perpajakan di lingkungan kantor Direktorat
Jenderal Pajak modern dengan menggunakan perangkat keras dan
perangkat lunak yang dihubungkan dengan suatu jaringan kerja di kantor
pusat”.
Dari definisi Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak diatas, dapat
disimpulkan bahwa Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak merupakan suatu
sistem informasi administrasi perpajakan di lingkungan kantor Direktorat Jenderal
Pajak modern dengan menggunakan perangkat keras dan perangkat lunak yang
dihubungkan dengan suatu jaringan kerja di kantor pusat.
Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak dengan pendekatan Business
Intelligence System merupakan suatu sistem informasi berbasis kecerdasan.
Kecerdasan yang dimaksud adalah kecerdasan manusia dan teknologi yang dibangun
dalam sistem tersebut. Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak dibangun dengan
knowledge basis dalam sistem operasi bisnis suatu instansi sehingga informasi yang
dihasilkan dapat secara pasti sebagai dasar pengambilan keputusan.
BAB II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 18
2.1.4 Pengertian Business Intelligence System
Berikut ini merupakan definisi mengenai Business Intelligence System
menurut para ahli adalah:
Menurut Lonnqvist dan Pirttimaki (2006:32) mendefinisikan bahwa:
“Business Intelligence System is An organized and systematic process by
which organizations acquire, analyze, and disseminate information from
both internal and external information sources significant for their
business activities and for decision-making”.
Menurut Williams & Williams (2007) mendefinisikan bahwa:
“Business Intelligence System is a set of business information and
business analyses within the context of key business processes that lead to
decisions and actions. In particular, Business Intelligence System means
leveraging information assets within key business processes to achieve
improved business performance”.
Menurut Okkonen et al (2002) mendefinisikan bahwa:
“Business Intelligence System is the process of gathering and analyzing
internal and external business information”.
Dari definisi-definisi Business Intelligence System diatas, dapat diambil
disimpulkan bahwa Business Intelligence System merupakan sistem teknologi
informasi berbasis intelligence yang digunakan untuk membantu kegiatan business
information, seperti mengumpulkan data, menyediakan akses, serta menganalisa data
dan informasi untuk kegiatan bisnis dan untuk pengambilan keputusan.
BAB II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 19
2.1.4.1 Komponen - Komponen Sistem Informasi
Berikut ini merupakan komponen - komponen sistem informasi adalah:
2.1.4.1.1 Hardware
Hardware merupakan peralatan phisik yang dapat digunakan untuk
mengumpulkan, memasukan, memproses, menyimpan dan mengeluarkan hasil
pengolahan data dalam bentuk Informasi. Sedangkan pada komponen hardware
terdiri dari:
1. Bagian Input (Input Device)
Peralatan input merupakan alat-alat yang dapat digunakan untuk memasukan
data kedalam komputer. Ada beberapa contoh peralatan yang dapat digunakan
untuk memasukan data, seperti:
a. Keyboard
Keyboard digunakan untuk memasukan data dalam bentuk teks (ASCII)
ke komputer.
b. Mouse
Mouse marupakan alat yang dapat digunakan sebagai pointer.
c. Scanner
Scanner merupakan alat yang dapat digunakan untuk memasukkan data
dalam bentuk image (gambar).
BAB II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 20
d. Kamera Digital (Digital Camera)
Kamera Digital (Digital Camera) merupakan alat yang dapat digunakan
untuk menyimpan data gambar.
e. Kamera Video (Video Camera)
Kamera Video (Video Camera) digunakan untuk menyimpan data gambar
yang dapat bergerak dan juga bersuara.
f. Optical Code Recognition (OCR)
Optical Code Recognition (OCR) digunakan untuk membaca barcode.
g. Touch Screen
Touch Screen digunakan untuk memilih sesuatu yang ada dilayar dengan
menggunakan telunjuk.
h. Floppy Disk
Floppy Disk digunakan untuk memasukan dan menyimpan data backup
dalam suatu sistem informasi akuntansi.
i. Hardisk
Hardisk digunakan untuk memasukan dan menyimpan data backup.
j. Digitizer
Digitizer merupakan alat yang digunakan untuk mengambar langsung ke
komputer.
2. Bagian Pengolahan Utama dan Memori
a. Prosesor (Processor/CPU)
Prosesor (Processor/CPU) merupakan jantungnya komputer.
BAB II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 21
b. Memori (Memory)
Memori (Memory) merupakan sebagai tempat menyimpan data.
c. Bus
Bus merupakan kabel-kabel yang tersusun dengan rapi sekali dan
digunakan sebagai penghubung antara CPU dengan primary storage.
d. Cache Memory
Cache Memory berfungsi sebagai bufer (media penyesuai) antara CPU
yang berkecepatan tinggi dan memory yang memiliki kecepatan lebih
rendah.
e. Motherboard/Mainboard
Motherboard/Mainboard berfungsi sebagai tempat penampungan
komponen-komponen pendukung suatu sistem komputer.
f. Driver Card
Driver Card berfungsi untuk memperluas kemampuan (ekspansion) suatu
sistem komputer.
3. Bagian Output (Output Device)
a. Printer
Printer merupakan peralatan-peralatan yang digunakan untuk
mengeluarkan informasi hasil pengolahan data.
b. Layar monitor
Layar monitor merupakan alat yang digunakan untuk menayangkan hasil
pengolahan data atau informasi dalam bentuk visual.
BAB II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 22
c. Head Mount Display (HMD)
Head Mount Display (HMD) merupakan alat yang digunakan untuk
menanyangkan hasil pengolahan data atau informasi dalam bentuk visual
pada monitor yang ditempelkan didepan mata.
d. LCD (Liquid Cristal Display Projector)
LCD (Liquid Cristal Display Projector) merupakan alat yang digunakan
untuk menayangkan hasil pengolahan data atau informasi dengan cara
memancarkannya atau memproyeksikan ke dinding atau bidang lainnya
yang vertikal.
e. Speaker
Speaker merupakan alat yang digunakan untuk mengeluarkan hasil
pengolahan data atau informasi dalam bentuk suara.
4. Bagian komunikasi
Peralatan komunikasi adalah peralatan-peralatan yang harus digunakan agar
komunikasi data bisa berjalan dengan baik. Ada banyak jenis peralatan
komunikasi, beberapa diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Network Card untuk LAN dan Wireless LAN
b. HUB/Switching dan accsess point wireless LAN
c. Fiber Optik dan Router dan Range Extender
d. Berbagai macam modem (Inernal, Exsternal, PCMIA) dan wireless
cardbus adapter
e. Pemancar, Penerima, Very Small Apertur Satelit (VSAT) dan Satelit
BAB II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 23
2.1.4.1.2 Software
Software adalah kumpulan dari program-program yang digunakan untuk
menjalankan aplikasi tertentu pada komputer. Software dikelompokkan menjadi dua
kelompok berdasarkan fungsinya yaitu perangkat lunak sistem (system software) dan
perangkat lunak aplikasi (aplication software).
Perangkat lunak sistem merupakan kumpulan dari perangkat lunak yang
digunakan untuk mengendalikan sistem komputer yang meliputi sistem operasi
(operating system), interprenter dan compiller (kompiler).
1. Operating system
Operating system berfungsi untuk mengendalikan hubungan antara
komponen-komponen yang terpasang dalam suatu sistem komputer misalnya
antara keyboard dengan CPU, dengan layar monitor dan lain-lain.
Jenis-Jenis Program Dalam Sistem Operasi, diantaranya:
a. Bootstrap Loader
b. Diagnostic Test
c. Operating Systems Executive
d. BIOS
e. Utility Program
f. File Maintenance
Fungsi Sistem Operasi, diantaranya:
a. Menjalankan komputer saat komputer pertama dinyalakan
b. Menjalankan program aplikasi
BAB II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 24
c. Menjalankan program utility
d. Mengelola file
e. Menjalankan mode batch (menumpuk data sebelum diolah)
f. Memberi layanan percetakan data di layar dan printer serta menyimpan
data di file
2. Interpreter dan compiller
Interpreter merupakan software yang berfungsi sebagai penterjemah bahasa
yang dimengerti oleh manusia kedalam bahasa yang dimengerti oleh
komputer (bahasa mesin) perintah per perintah.
Sedangkan kompiller berfungsi untuk menterjemahkan kedalam bahasa yang
dipahami oleh manusia kedalam bahasa yang dipahami oleh komputer secara
langsung satu file.
3. Perangkat lunak aplikasi
Perangkat lunak aplikasi atau sering juga disebut sebagai (paket aplikasi)
merupakan software jadi yang siap untuk digunakan. Software ini dibuat oleh
perusahaan perangkat lunak tertentu (sofware house) baik dari dalam maupun
dari luar negeri yang umumya berada di Amerika. Perangkat lunak aplikasi
dibuat untuk membantu masalah yang relatif umum karena itu sangatlah wajar
kalau software-software ini tidak dapat memenuhi kebutuhan spesifik setiap
pengguna komputer.
BAB II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 25
2.1.4.1.3 Brainware
Brainware merupakan sumber daya yang terlibat dalam pembuatan sistem
informasi, pengumpulan dan pengolahan data, pendistribusian dan pemanfaatan
informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi tersebut. Beberapa komponen SDM
suatu organisasi terlibat dalam beberapa aktivitas diatas secara garis besar dapat
dikelompokan kedalam pemilik dan pemakai sistem informasi.
1. Pemilik sistem informasi
Para pemilik sitem informasi merupakan sponsor terhadap dikembangkannya
sistem informasi. Mereka biasanya disamping bertanggung jawab terhadap
biaya dan waktu yang digunakan untuk pengembangan serta pemeliharaan
sistem informasi, mereka juga berperan sebagai pihak penentu dalam
menentukan diterima atau tidaknya sistem informasi.
2. Pemakai sistem informasi
Para pemakai sistem informasi sebagian besar merupakan orang-orang yang
hanya akan menggunakan sistem informasi yang telah dikembangkan seperti
operator dan manajer (end user). Para pemakai sistem informasi tersebut
untuk menentukan:
a. Masalah yang harus dipecahkan
b. Kesempatan yang harus diambil
c. Kebutuhan yang harus dipenuhi, dan
BAB II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 26
d. Batasan-batasan bisnis yang harus termuat dalam sistem informasi.
Mereka juga cukup memperhatikan tayangan aplikasi dikomputer baik
dalam bentuk form input maupun outputnya.
2.1.4.1.4 Prosedur
Prosedur merupakan rangkaian aktivitas atau kegiatan yang dilakukan secara
berulang-ulang dengan cara yang sama. Prosedur penting dimiliki bagi suatu
organisasi agar segala sesuatu dapat dilakukan secara seragam. Pada akhirnya
prosedur akan menjadi pedoman bagi suatu organisasi dalam menentukan aktivitas
apa saja yang harus dilakukan untuk menjalankan suatu fungsi tertentu. Dengan
adanya prosedur yang memadai maka dapat dilakukan pengendalian terhadap
aktivitas perusahaan. Pada saat suatu prosedur telah ditetapkan untuk diterapkan
maka barang siapa yang tidak melakukannya dapat dianggap sebagai pelanggaran.
Aktivitas merupakan fungsi dari sistem informasi. Melakukan aktivitas pada
dasarnya melakukan suatu kegiatan berdasarkan informasi yang masuk dan persepsi
yang dimiliki tentang informasi tersebut.
Fungsi merupakan aktivitas yang mendukung operasi bisnis perusahaan.
Pemilik sistem melihat bisnis mereka berdasarkan tujuan organisasi dan lebih spesifik
kesasaran yang harus dicapai. Sasaran merupakan target yang lebih spesifik dengan
kriteria yang jelas untuk membantu mencapai tujuan.
BAB II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 27
2.1.4.1.5 Teknologi Jaringan Telekomunikasi
Sistem telekomunikasi merupakan kumpulan hardware dan software yang
sesuai (compatible) yang disusun untuk mengkomunikasikan berbagai macam
informasi dari satu lokasi ke lokasi yang lain. Sistem telekomunikasi saat ini dapat
mengirimkan informasi baik dalam berntuk text, image, suara, maupun bentuk video.
Komponen sistem telekomunikasi:
a. Komputer (host) untuk mengolah informasi
b. Terminal yang memantau peralatan input/output untuk mengirim dan
menerima data
c. Saluran komunikasi (kabel, telepon, udara)
d. Pengolah komunikasi (communication processor: modem, controller,
multiplexer, dan front end processor) yang membantu mengirimkan dan
menerima data.
e. Software komunikasi yang mengontrol aktivitas input, output dan mengelola
fungsi lainnya dalam jarigan komunikasi.
Fungsi sistem telekomunikasi:
Fungsi dari sistem telekomunikasi adalah untuk mengirimkan dan menerima
data dari suatu lokasi ke lokasi yang lain. Sitem telekomunikasi harus melakukan
beberapa fungsi yang terpisah yang tidak kelihatan oleh orang yang
menggunakannya. Sistem telekomunikasi mengirimkan informasi, membangun
penghubung antara pengirim dan penerima, menyampaikan pesan dengan cara yang
paling efisien, melakukan pengolahan awal untuk menjamin bahwa informasi akan
BAB II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 28
sampai pada penerima yang tepat, melakukan pengecekan terhadap data yang dikirim
dan memperbaiki format yang salah, merubah format dari format yang satu ke format
yang lain.
2.1.4.1.6 Database
Database merupakan kumpulan data-data yang tersimpan didalam media
penyimpanan disuatu perusahaan (arti luas) atau didalam komputer (arti sempit).
1. Media dan sistem penyimpanan data
Data dalam sistem informasi akuntansi berbasis komputer tersimpan dalam
dua media penyimpanan, yaitu dalam media penyimpanan utama (main
storage media) dan media penyimpanan kedua/tambahan/sekunder (secondary
storage media). Media penyimpan utama umumnya bersifat volatile artinya
akan hilang saat listrik sebagai sumber energi tidak ada. Masyarakat sering
menyebut media penyimpanan utama ini sebagai memori contohnya RAM
(Random Access Memory)
Sedangkan untuk media penyimpanan data sekunder, dikenal ada dua macam
media penyimpan, yaitu:
a. Media penyimpanan untuk menyimpan data secara berurutan (sequential)
Melalui media ini record-record data akan dibaca dengan cara yang sama
dengan saat penyimpanan. Sebagai contoh adalah pita magnetik (magnetic
tape).
b. Media penyimpanan secara langsung (direct) atau acak (random) yang
memungkinkan user untuk membaca data dalam urutan yang diperlukan
BAB II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 29
tanpa harus memperhatikan bagaimana penyusunannya secara phisik dari
media penyimpanan data tersebut. Sebagai contoh adalah magnetik disk
seperti floppy disk, hardisk, Compac Disk (CD), dan teknologi paling baru
adalah Digital Video Disk (DVD). Salah satu keuntungan digunakannya
magnetik disk adalah data-data dalam magnetik disk dapat disimpan baik
secara berurutan (sequential) maupun secara langsung (direct access).
2. Sistem pengolahan
Ada dua cara pengolahan data yang bisa dilakukan dalam sistem manajemen
data saat ini, yaitu pengolahan secara batch dan pengolahan secara on-line.
a. Pengolahan secara batch
Pengolahan secara batch (mengumpulkan lebih dahulu) merupakan sistem
pengolahan data transaksi dengan cara mengumpulkan terlebih dahulu
data transaksi yang terjadi, kemudian pada waktu yang telah ditentukan
data transaksi tersebut sekaligus diproses, biasanya sambil merevisi data
file master.
b. Pengolahan secara on-line
Pengolahan secara on-line (pengolahan langsung) merupakan sistem
pengolahan data transaksi dimana setiap data yang masuk secara langsung
satu persatu diolah. Pada saat yang bersamaan biasanya juga dilakukan
proses untuk memperbaharui file master. Istilah lain yang digunakan
adalah pemrosesan transaksi. Pengolahan on-line dikembangkan untuk
memperoleh informasi yang selalu mutakhir.
BAB II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 30
3. Organisasi database
a. Organisasi data pada database tradisional
Organisasi data pada database tradisional memiliki tujuan agar sistem
informasi secara efektif memberikan informasi yang akurat, tepat waktu,
relevan dan lengkap.
b. Organisasi database modern
Sistem database modern memberikan banyak keuntungan bagi sistem
informasi akuntansi. Agar data atau informasi sampai keberbagai sasaran
dari berbagai sumber maka data-data yang masuk keperusahaan harus
dikelola dengan baik, pengolahan data atau informasi ini bisa dilihat dari
arti luas dan sempit.
Manajemen data dalam arti sempit menyatakan bahwa perusahaan
dianggap sudah mengelola data/informasi dengan baik bila sudah
menggunakan atau menerapkan DBMS (Database Management System).
Manajemen data dalam arti luas menyatakan bahwa perusahaan dianggap
sudah mengelola data/informasi dengan baik bila sudah menggunakan
atau menerapkan IRM (Information Resource Management) yang
komponennya meliputi hardware, software, brainware, prosedur,
database dan jaringan telekomunikasi.
BAB II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 31
2.1.4.2 Elemen – Elemen Pengembangan Business Intelligence System
Berikut ini merupakan elemen-elemen pengembang Business Intellligence
System adalah:
2.1.4.2.1 Data Warehouse
Data warehouse diwajibkan untuk mengekstrak informasi untuk pengambilan
keputusan. Informasi ini diringkas dan digunakan untuk mengembangkan seluruh
hirarki perusahaan dan keputusan dukungan matriks. Pemangku kepentingan dapat
menggunakan informasi ini agar dapat melihat, dan bagaimana mereka ingin
melihatnya (misalnya, oleh waktu atau lokasi geografis). Sebagai bagian dari analisis,
model mencakup inventarisasi sumber data yang mendasari yang dibutuhkan untuk
mendukung kebutuhan informasi, kualitas data, penilaian dari sumber data dan
latihan volumetrik (diperlukan untuk ukuran awal dan pertumbuhan yang diharapkan
satu gudang data).
Data warehouse merupakan tempat penyimpanan untuk ringkasan dari data
historis yang diambil dari basis-basis data yang tersebar di suatu organisasi. Data
warehouse mengumpulkan semua data perusahaan dalam satu tempat agar dapat
diperoleh pandangan yang lebih baik dari suatu proses bisnis/kerja dan meningkatkan
kinerja organisasi.
Tujuan utama dari pembuatan data warehouse adalah untuk menyatukan data
yang beragam ke dalam sebuah tempat penyimpanan dimana pengguna dapat dengan
mudah menjalankan query (pencarian data), menghasilkan laporan, dan melakukan
BAB II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 32
analisis. Salah satu keuntungan yang diperoleh dari keberadaan data warehouse
adalah dapat meningkatkan efektifitas pembuatan keputusan.
Adapun karakteristik data warehouse adalah:
1. Subject oriented atau berorientasi pada subyek.
Sebuah data warehouse dikatakan berorientasi pada subyek karena data
disusun sedemikian rupa sehingga semua elemen data yang terkait dengan
event/objek yang sama dihubungkan.
2. Time-variant, artinya bahwa perubahan data ditelusuri dan dicatat sehingga
laporan dapat dibuat dengan menunjukkan waktu perubahannya.
3. Non volatile, artinya bahwa data yang telah disimpan tidak dapat berubah.
Sekali committed, data tidak pernah ditimpa/dihapus. Data akan bersifat static,
hanya dapat dibaca dan disimpan untuk kebutuhan pelaporan.
4. Integrated, artinya data warehouse akan mencakup semua data operasional
organisasi yang disimpan secara konsisten.
Ke-empat karakteristik di atas saling terkait dan kesemuanya harus diterapkan
agar suatu data warehouse bisa efektif memiliki data untuk mendukung pengambilan
keputusan. Implementasi ke-empat karakteristik ini membutuhkan struktur data dari
data warehouse yang berbeda dengan database sistem operasional biasa.
Fungsi utama dari data warehouse adalah:
1. Pengambilan dan pengumpulan data (termasuk data dari luar organisasi yang
dibutuhkan).
BAB II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 33
2. Mempersiapkan data (transforming), seperti membersihkan dan
mengintegrasikan data.
3. Penyimpanan data (loading).
4. Penyediaan data untuk analisis (query & reporting).
Secara garis besar, kedudukan data warehouse di penerapan Business
Intelligence System dapat dilihat pada gambar 2.1. Bahwa penyusunan suatu data
warehouse yang lengkap, integratif serta terhubung dengan semua data operasional
merupakan modal pokok dikembangkannya Business Intelligence System di suatu
organisasi.
Beberapa bagian penting dalam data warehouse adalah:
1. Data mart, yang merupakan bagian dari data warehouse yang mendukung
kebutuhan dari suatu fungsi bisnis atau departemen tertentu. Data mart dapat
berdiri sendiri atau terhubung ke data warehouse yang telah ada. Ada
beberapa karakteristik dari data mart yang membedakannya dengan data
warehouse adalah:
a. Data mart hanya berfokus pada satu kebutuhan pengguna dengan satu
departemen atau fungsi bisnis.
b. Data mart tidak secara normal berisi data operasional terperinci.
c. Data mart berisi lebih sedikit data dari yang ada dalam data warehouse,
lebih mudah dimengerti dan dipahami.
2. Kubus data (cube), adalah unit pemrosesan data yang terdiri dari tabel fakta
dan dimensi dalam suatu data warehouse.
BAB II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 34
3. Aggregation, adalah hitungan awal dari data numerik. Dengan menghitung
dan menyimpan jawaban dari query yang sebelumnya telah dibuat, waktu
proses query dapat lebih cepat. Dengan adanya agregasi, data yang jumlahnya
ribuan atau bahkan ratusan ribu dalam suatu basis data multidimensi dapat
dicari dengan mudah dan tidak memakan banyak waktu. Agregasi ini
merupakan pondasi dari pembentukan kubus data, karena mengorganisir
kumpulan data kedalam struktur data basis data multidimensi sehingga
menghasilkan respon time yang cepat.
Han, Jiawei & Kember, Micheline. 2001
Gambar 2.1 Penerapan Data Warehouse
2.1.4.2.2 Data Mining
Data mining seringkali diartikan dengan menulis banyak laporan dan query.
Namun pada kenyataannya kegiatan data mining tidak melakukan pembuatan laporan
dan query sama sekali. Data mining dilakukan dengan tool khusus, yang
mengeksekusi operasi data yang telah didefinisikan berdasarkan model analisis. Data
BAB II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 35
mining adalah ekstraksi informasi atau pola yang penting atau menarik dari data yang
berada pada basis data yang besar yang selama ini tidak diketahui tetapi mempunyai
potensi informasi yang bermanfaat.
Konsep data mining muncul dikarenakan timbulnya data explosion akibat dari
penumpukan data oleh sistem pengolahan basis data terpadu di suatu organisasi.
Proses data mining menggunakan berbagai perangkat analisis data untuk menemukan
pola dan hubungan dalam data yang mungkin dapat digunakan untuk membuat
prediksi yang valid. Data mining menganalisis data untuk menemukan informasi
yang tersembunyi pada sejumlah besar data yang disimpan.
Hasil dari operasi data mining berupa tabel-tabel dan file-file yang berisi
data analisis yang dapat diakses dengan query dan reporting tools. Terdapat empat
operasi umum data mining adalah:
1. Predictive and classification modeling, yang biasa digunakan untuk
memperkirakan suatu kejadian khusus. Diasumsikan bahwa seorang analis
mempunyai pertanyaan khusus untuk ditanyakan.
2. Link analysis, yang digunakan untuk mencari hubungan antara record-record
pada basis data.
3. Database segmentation, yang digunakan untuk mengelompokkan record-
record yang berhubungan ke dalam segmen-segmen. Pengelompokkan ini
merupakan langkah pertama dari pemilihan data, sebelum operasi data mining
lainnya dilakukan.
BAB II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 36
4. Deviation detection, yang digunakan untuk mencari record-record yang
dipandang tidak normal dan memberikan alasan untuk anomali tersebut.
2.1.4.2.3 OLAP (Online Analytical Processing)
OLAP merupakan proses komputer yang memungkinkan pengguna dapat
dengan mudah dan selektif memilih dan melihat data dari sudut pandang yang
berbeda-beda. Data pada OLAP disimpan dalam basis data multidimensi. Jika pada
basis data relasional terdiri dari dua dimensi, maka pada basis data multidimensi
terdiri dari banyak dimensi yang dapat dipisahkan oleh OLAP menjadi beberapa sub
atribut.
OLAP dapat digunakan untuk data mining atau menemukan hubungan antara
suatu item yang belum ditemukan. Pada basis data OLAP tidak perlu memiliki
ukuran besar seperti data warehouse, karena tidak semua transaksi membutuhkan
analisis tren. Dengan menggunakan Open Database Connectivity (ODBC), data dapat
diimpor dari basis data relasional menjadi suatu basis data multidimensi untuk OLAP.
Berdasarkan struktur basis datanya OLAP dibedakan menjadi 3 kategori
utama adalah:
1. Multidimensional Online Analytical Processing (MOLAP)
Multidimensional Online Analytical Processing (MOLAP) adalah OLAP yang
secara langsung mengarah pada basis data multidimensi. MOLAP memproses
data yang telah disimpan dalam array multidimensional di mana semua
kombinasi data yang mungkin dicerminkan, masing-masing di dalam suatu sel
yang dapat diakses secara langsung.
BAB II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 37
2. Relational Online Analytical Processing (ROLAP)
Relational Online Analytical Processing (ROLAP) adalah suatu format
pengolahan OLAP yang melakukan analisis data secara dinamis yang
disimpan dalam basis data relasional bukan pada basis data multidimensi.
ROLAP merupakan bentuk teknologi dari OLAP yang paling berkembang.
3. Hybrid Online Analytical Processing (HOLAP)
Hybrid Online Analytical Processing (HOLAP) merupakan kombinasi antara
ROLAP dengan MOLAP. HOLAP dikembangkan untuk mengkombinasikan
antara kapasitas data pada ROLAP yang besar dengan kemampuan proses
pada MOLAP.
OLAP merupakan kunci dari BIS, yang digunakan untuk menganalisisis data
dan informasi yang pada akhirnya akan menjadi dasar basis Decision Support System
(DSS) dan Expert Infotmation System (EIS). Sedangkan yang dimaksud dengan
Decision Support Systems (DSS) merupakan sistem informasi yang menggunakan
model keputusan dan basis data untuk membantu proses pengambilan keputusan pada
level manajerial. Adapun Executive Information Systems (EIS) adalah sistem
informasi strategis bagi manajemen atas (eksekutif) yang menyediakan akses yang
cepat untuk informasi selektif faktor-faktor kunci terkait implementasi strategi
organisasi.
BAB II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 38
Secara garis besar, kedudukan OLAP dalam penerapan BIS sebagai berikut:
Han, Jiawei & Kember, Micheline. 2001
Gambar 2.2 Kedudukan OLAP Dalam BIS
2.1.4.3 Manfaat Business Intelligence System
Berikut ini merupakan manfaat penerapan Business Intelligence System
adalah:
1. Meningkatkan nilai data dan informasi organisasi
Melalui pembangunan Business Intelligence System, maka seluruh data dan
informasi dapat diintegrasikan sedemikian rupa sehingga menghasilkan dasar
pengambilan keputusan yang lengkap. Informasi-informasi yang dulunya
tidak dicakupkan sebagai salah satu faktor pengambilan keputusan (terisolasi)
dapat dengan mudah dilakukan „connect and combine‟ dengan menggunakan
Business Intelligence System. Data dan informasi yang dihasilkan pun juga
menjadi lebih mudah diakses dan lebih mudah untuk dimengerti (friendly-
users infos).
BAB II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 39
2. Memudahkan pemantauan kinerja organisasi
Dalam mengukur kinerja suatu organisasi seringkali dipergunakan ukuran
yang disebut Key Performance Indicator (KPI). KPI tidak melulu diukur
dengan satuan uang, namun dapat juga berdasarkan kecepatan pelaksanaan
suatu layanan. Business Intelligence System dapat dengan mudah
menunjukkan capaian KPI suatu organisasi dengan mudah, cepat dan tepat.
Dengan demikian akan memudahkan pihak-pihak yang terlibat dalam
pengambilan keputusan untuk menentukan langkah-langkah antisipasi yang
diperlukan.
3. Meningkatkan nilai investasi TI yang sudah ada
Business Intelligence System tidak perlu/harus mengubah atau menggantikan
sistem informasi yang sudah digunakan sebelumnya. Sebaliknya, Business
Intelligence System hanya menambahkan layanan pada sistem-sistem tersebut
sehingga data dan informasi yang sudah ada dapat menghasilkan informasi
yang komprehensif dan memiliki kegunaan yang lebih baik.
4. Menciptakan pegawai yang memiliki akses informasi yang baik (well-
informed workers)
Dalam melaksanakan pekerjaannya sehari-hari, seluruh level dari suatu
organisasi (mulai dari pegawai/bawahan sampai dengan pimpinan) selalu
berkaitan dan/atau membutuhkan akses data dan informasi. Business
Intelligence System mempermudah seluruh level pegawai dalam mengakses
data dan informasi yang diperlukan sehingga membantu membuat suatu
BAB II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 40
keputusan. Jika kondisi seperti ini tercapai, maka misi dan strategi organisasi
yang sudah ditetapkan dapat dengan lebih mudah terlaksana serta terpantau
tingkat pencapaiannya.
5. Meningkatkan efisiensi biaya
Business Intelligence System dapat meningkatkan efisiensi biaya karena
mempermudah seseorang dalam melakukan pekerjaan seperti hemat waktu
dan mudah pemanfaatannya. Waktu yang dibutuhkan untuk mencari data dan
mendapatkan informasi yang dibutuhkan menjadi semakin singkat dan cara
untuk mendapatkannya pun tidak memerlukan pengetahuan (training) yang
rumit. Dengan demikian training-training yang biasanya sering dilakukan
dengan biaya yang cukup besar, dapat dihemat sedimikian rupa.
2.1.4.4 Faktor-Faktor Kunci Sukses
Berikut beberapa faktor yang menjadi kunci sukses dalam pengembangan
Business Intelligence System adalah:
1. Dukungan dan komitmen berkelanjutan dari pimpinan organisasi terhadap
proyek Business Intelligence System, karena proyek Business Intelligence
System bukan merupakan aktivitas yang bersifat one-stop shopping.
2. Perencanaan harus matang, tujuan pengembangan Business Intelligence
System yang realistis dan terdefinisi dengan jelas.
3. Memperoleh dukungan penuh dan antusiasme dari user-nya dan tidak hanya
mengandalkan tenaga outsourcing semata.
BAB II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 41
4. Tahap ETL (Extract, Transfer, Load) merupakan pekerjaan yang paling
membutuhkan tenaga dan waktu yang banyak sehingga pengembangan
Business Intelligence System harus memperhatikan tahapan ini. Kelemahan
pada tahapan ini akan mempengaruhi keberhasilan penerapan Business
Intelligence System secara keseluruhan.
5. Utamakan arsitektur informasi terlebih dahulu, baru kemudian memilih
teknologi dan alat Business Intelligence System yang akan digunakan.
Arsitektur tersebut harus benar-benar sesuai dengan kebutuhan dan kondisi
organisasi yang bersangkutan.
6. Menggunakan teknologi yang tepat guna bagi users dan mudah dalam
penggunaannya. Tidak harus menggunakan teknologi yang canggih namun
justru mempersulit penggunanya.
7. Membentuk Manajemen Proyek yang benar-benar berorientasi pada users.
8. Menentukan cakupan data yang jelas karena tidak semua data harus terhubung
dengan Business Intelligence System.
2.1.5 Pengertian Informasi
Berikut ini merupakan definisi mengenai informasi menurut para ahli adalah:
Menurut Azhar Susanto (2008:38) mendefinisikan bahwa:
“Informasi adalah hasil dari pengolahan data yang memberikan arti dan
manfaat”.
BAB II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 42
Menurut Tata Sutabri (2004:6) mendefinisikan bahwa:
“Informasi adalah data yang berguna yang diolah sehingga dapat dijadikan
dasar untuk mengambil keputusan yang tepat”.
Dari definisi-definisi informasi diatas, dapat diambil disimpulkan bahwa
informasi merupakan hasil dari pengolahan data yang dapat memberikan arti dan
manfaat sehingga dapat dijadikan dasar untuk mengambil keputusan yang tepat.
2.1.6 Pengertian Kualitas Informasi
Berikut ini merupakan definisi mengenai kualitas informasi menurut para ahli
adalah:
Menurut Mc Leod yang diterjemahkan oleh Azhar Ausanto (2008:38)
mengatakan suatu informasi yang berkualitas harus memiliki ciri-ciri:
Akurat artinya informasi harus mencerminkan keadaan yang sebenarnya.
Tepat waktu artinya informasi itu harus tersedia atau ada pada saat
informasi tersebut diperlukan, tidak besok atau tidak beberapa jam lagi.
Relevan artinya informasi yang diberikan harus sesuai dengan yang
dibutuhkan.
Lengkap artinya informasi harus diberikan secara lengkap.
Menurut Gelinas yang diterjemahkan oleh Azhar Ausanto (2008:39)
mengatakan suatu informasi yang berkualitas harus memiliki ciri-ciri:
Efektifitas artinya informasi harus sesuai dan secara lengkap mendukung
kebutuhan pemakai dalam mendukung proses bisnis dan tugas pengguna
serta disajikan dalam waktu dan format yang tepat, konsisten dengan
format sebelumnya sehingga mudah dimengerti.
BAB II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 43
Efesiensi artinya informasi dihasilkan melalui penggunaan sumber daya
yang optimal.
Confidensial artinya informasi sensitif terlindungi dari pihak yang tidak
berwenang.
Integritas artinya informasi yang dihasilkan harus merupakan hasil
pengolahan data yang terpadu dan aturan yang berlaku.
Ketersediaan artinya informasi yang diperlukan harus selalu tersedia
kapanpun saat diperlukan.
Kepatuhan artinya informasi yang dihasilkan harus patuh terhadap
undang-undang atau peraturan pemerintah serta memiliki tanggung jawab
baik terhadap pihak internal maupun eksternal organisasi perusahaan.
Kebenaran artinya informasi telah disajikan oleh sistem informasi dengan
benar dan dapat dipercaya sehingga dapat digunakan oleh manajemen
untuk mengoprasikan perusahaan.
Dari definisi-definisi kualitas informasi diatas, dapat disimpulkan bahwa
kualitas informasi merupakan suatu kata yang dapat menggambarkan bahwa
informasi tersebut sudah memenuhi karakter seperti akurat, tepat waktu, relevan dan
lengkap yang dapat digunakan baik bagi pihak internal maupun eksternal organisasi
perusahaan sebagai bahan pengambilan keputusan.
2.1.7 Hubungan Penerapan Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak
Dengan Pendekatan Business Intelligence System Terhadap Kualitas
Informasi
Menurut Ales Popovic, Jurij Jaklic (2010) mengemukakan bahwa:
“Business Intelligence Systems maturity positively impacts information
quality”.
BAB II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 44
Menurut Aleš Popovič, Tomaž Turk, Jurij Jaklič (2010) mengemukakan
bahwa:
“A higher level of Business Intelligence System maturity will likely lead to
higher information quality”.
Menurut Jurij Jaklic, Pedro Simoes Coelho, Ales Popovic (2009)
mengemukakan bahwa:
“Business Intelligence Systems maturity has positive impact on
information content quality and information media quality”.
Menurut Adela Bara, Iuliana Botha, Vlad Diaconita, Ion Lungu, Anda
Velicanu, Manole Velicanu (2009) mengemukakan bahwa:
“Business Intelligence Systems have a powerful impact on strategic
decisions from information quality”.
2.2 Kerangka Pemikiran
Teknologi informasi sudah menjadi suatu kebutuhan dan sangat diperlukan
untuk mempermudah dan menunjang aktivitas organisasi, hal ini didukung oleh
semakin berkembangnya program aplikasi atau perangkat lunak (software). Dimana
hal ini menunjukan bahwa program aplikasi sangat penting bagi suatu instansi,
organisasi atau perusahaan. Teknologi informasi sebagai bagian dalam sistem
informasi digunakan untuk memperlancar business process suatu intansi, organisasi,
atau perusahaan dimana data diolah menjadi suatu informasi yang berkualitas yang
digunakan user dalam pengambilan keputusan. Sistem informasi merupakan dasar
BAB II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 45
dalam pelaksanaan kebijakan business process yang dijalankan organisasi untuk
dapat menghasilkan suatu informasi yang akurat, tepat waktu, relevan dan lengkap.
Pada instansi pemerintahan seperti Direktorat Jenderal Pajak dengan adanya
modernisasi administrasi perpajakan khususnya pada aspek teknologi informasi,
menjadikan teknologi informasi Direktorat Jenderal Pajak terus mengalami
perkembangan/penyempurnaan dari waktu kewaktu, tidak terkecuali Sistem
Informasi Direktorat Jenderal Pajak. Hal tersebut dilakukan guna memberikan
pelayanan terbaik bagi Wajib Pajak maupun pegawai Direktorat Jenderal Pajak itu
sendiri.
Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak merupakan suatu sistem informasi
dalam administrasi perpajakan di lingkungan kantor modern Direktorat Jenderal
Pajak dengan menggunakan perangkat keras dan perangkat lunak yang dihubungkan
dengan suatu jaringan kerja di kantor pusat. Tujuan utama dibentuknya sistem
informasi Direktorat Jenderal Pajak ini terutama adalah diharapkan dapat
menghasilkan profile Wajib Pajak yang bisa menjadi alat pendukung terciptanya data
Wajib Pajak yang akurat dengan mengerahkan partisipasi berbagai pihak dalam
melakukan monitoring terhadap data Wajib Pajak, dan menciptakan pegawai pajak
yang memiliki akses informasi yang baik.
Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak Dengan Pendekatan Business
Intelligence System sudah diterapkan di Direktorat Jenderal Pajak seperti adanya e-
Reg yaitu sistem pendaftaran Wajib Pajak (memperoleh NPWP) secara on-line, e-
BAB II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 46
Filing yaitu sistem menyampaikan Surat Pemberitahuan Pajak secara on-line dan
program aplikasi e-SPT yang merupakan sarana bagi Wajib Pajak untuk dapat
menyampaikan SPT melalui media elektronik, serta Modul Penerimaan Negara yang
berfungsi untuk memonitor dan mengawasi penerimaan pajak secara on-line. Selain
itu juga tersedia situs internet Dirjen Pajak (http://www.pajak.go.id) yang memuat
peraturan perpajakan dan informasi perpajakan yang dapat diakses oleh Wajib Pajak.
Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak Dengan Pendekatan Business
Intelligence System ditunjukkan melalui adanya aplikasi profil Wajib Pajak dan
manajemen kasus. Pembentukan profil melalui integrasi data yang terkumpul dari
berbagai sumber dari berbagai daerah mengenai Wajib Pajak dapat membentuk profil
yang lebih komprehensif dan bermakna dibanding sistem sebelumnya. Manajemen
kasus, dapat menghasilkan (a) Standarisasi proses pengerjaan atau penanganan suatu
kasus; (b) Standarisasi dokumen keluaran/produk hukum; (c) Sebagai panduan bagi
user dalam menangani suatu kasus; (d) Memberikan notifikasi bila ada kasus yang
harus dikerjakan; dan (e) Menyediakan kontrol dan pengawasan terhadap pengerjaan
suatu kasus.
Direktorat Jenderal Pajak sendiri berupaya menyusun Sistem Informasi
Direktorat Jenderal Pajak dengan sebaik mungkin untuk memberikan pelayanan
terbaik bagi Wajib Pajak maupun pegawai Direktorat Jenderal Pajak itu sendiri.
Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak Dengan Pendekatan Business Intelligence
System, berbasis kecerdasan disini masih dalam skala menengah belum menuju
BAB II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 47
kedewasaan, sehingga masih membutuhkan suatu kajian yang lebih mendalam guna
menghasilkan suatu sistem informasi yang lebih baik.
Business Intelligence System merupakan sistem informasi akuntansi berbasis
intelligence yang mengacu pada komputer berbasis-teknik yang digunakan dalam
menganalisis data bisnis. Sedangkan pada Direktorat Jenderal Pajak Sistem Informasi
Direktorat Jenderal Pajak Dengan Pendekatan Business Intelligence System, dimana
Business Intelligence System merupakan suatu sistem informasi berbasis kecerdasan.
Basis kecerdasan yang dimaksud adalah kecerdasan manusia dan teknologi yang
dibangun dalam sistem tersebut. Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak sudah
mengadop sistem berbasis kecerdasan tersebut, Business Intelligence System
maksudnya adalah sistem operasi bisnis suatu instansi/perusahaan yang berbasis
kecerdasan, baik kecerdasan dari pihak pengembang sistem informasi tersebut
maupun output informasi yang dihasilkan.
Business Intelligence System, meskipun kadang-kadang digunakan sebagai
sinonim untuk sistem pendukung keputusan, mewakili sebuah konsep teknologi yang
lebih luas, termasuk manajemen pengetahuan, data mining, dan lain-lain. Solusi
Business Intelligence System terdiri dari query dan pelaporan, OLAP, analisis
statistik, peramalan dan alat data mining. Secara arsitektur, Business Intelligence
System dapat dibagi menjadi dua bagian: a) data pergudangan dan b) akses ke data,
pelaporan analisis data, dan pengiriman.
BAB II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 48
Perbedaan utama antara dukungan informasi tradisional (misalnya sistem
pendukung keputusan, sistem informasi eksekutif, dan lain-lain) dan Business
Intelligence System adalah bahwa dukungan informasi tradisional lebih berorientasi
aplikasi. Sedangkan teknologi yang digunakan dalam Business Intelligence System
(misalnya dashboard, antarmuka grafis, KPI, drill-down, penyaringan, dan lain-lain)
sebelumnya telah digunakan dalam sistem informasi eksekutif; namun, data
organisasi tersebar di seluruh sumber data yang berbeda sering terhubung ke solusi
pendukung keputusan tunggal.
Implementasi Business Intelligence System pada organisasi akan memberikan
implikasi kepada pencapaian tujuan perusahaan yaitu menyediakan informasi yang
berkualitas bagi user. Ales Popovic (2010) memberikan kajian melalui hasil
penelitiannya bahwa The purpose of Business Intelligence Systems is to let managers
get continuous, current information about their business and use this information to
make better decisions and move rapidly in response to changes. This study suggests
Business Intelligence Systems maturity positively impacts information quality.
More precisely, results reveal that a higher level of Business Intelligence
System maturity has a significant positive impact on both segments of information
quality, namely information content quality and information media quality, as they
were conceptualized in our model.
Ditambahkan bahwa hasil penelitian Ales Popovic (2010) memberikan
indikasi pengaruh tersebut yaitu From our finding from conducted case studies
BAB II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 49
providing that a higher level of Business Intelligence System maturity will likely lead
to higher information quality, we then analyze variables measuring different aspects
of information quality by adopting previously researched and tested criteria provided
by Eppler (2003).
Juric Jaklic (2009) menegaskan The results indicate the relative importance of
these dimensions regarding Business Intelligence Systems maturity. According to this
study both dimensions are important, yet analytics have considerably higher
importance than data integration. This could be explained with data integration
being a prerequisite for Business Intelligence Systems.
This study finds that higher level of Business Intelligence Systems maturity
has positive impact on information content quality and information media quality, as
they were conceptualized in our model. Content quality relates to the actual
information itself; to its relevance and soundness. Media quality stresses the channel
by management of that information and whether the delivery process and
infrastructure are of adequate quality.
Ditegaskan oleh Adela Bara (2009) Business Intelligence Systems have a
powerful impact on strategic decisions from information quality to reduce the time
for making decisions and thus these systems must have the ability to allow managers
to view data in different perspective, to drill-down and roll-up to aggregate levels, to
na-vigate and on-line query data sets in order to discover new factors that affect
business process and also to anticipate and forecast changes inside and outside the
organization.
BAB II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 50
Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Wilayah Kota Bandung dengan adanya
Penerapan Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak Dengan Pendekatan Business
Intelligence System diharapkan dapat menghasilkan suatu informasi yang akurat,
tepat waktu, relevan dan lengkap. Dimana informasi yang berkualitas yang dihasilkan
dari Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak Dengan Pendekatan Business
Intelligence System ini digunakan oleh Kantor Pelayanan Pajak yang bersangkutan,
Kantor Wilayah, Kantor Pusat, Departemen Keuangan, Badan Pemeriksa Keuangan
serta Wajib Pajak. Bagi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Wilayah Kota Bandung,
informasi ini digunakan untuk Account Representative sebagai data dalam (a)
menyusun profil Wajib Pajak; (b) mengadministrasikan profil Wajib Pajak; (c)
penyelesaian permohonan Wajib Pajak; (d) monitoring Wajib Pajak; dan (d)
pengawasan kepada Wajib Pajak.
BAB II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 51
Berdasarkan uraian kerangka pemikiran di atas, maka dapat digambarkan
bagan kerangka pemikiran sebagai berikut:
Gambar 2.3
Bagan Kerangka Pemikiran
SIDJP
(X)
Business
Intelligence System
(BIS)
Kualitas Informasi
(Y)
PENERAPAN SISTEM INFORMASI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
DENGAN PENDEKATAN BUSINESS INTELLIGENCE SYSTEM
BERPENGARUH TERHADAP KUALITAS INFORMASI
Hardware
Software
Brainware
Prosedur
Teknologi Jaringan
Telekomunikasi
Database
Data Warehouse Data Mining OLAP (Online
Analytical Processing) Manfaat Business
Intelligence System
Akurat
Tepat waktu
Relevan
Lengkap
1. Business Intelligence Systems maturity
positively impacts information quality.
Ales Popovic (2010)
2. A higher level of Business Intelligence
System maturity will likely lead to
higher information quality. Ales
Popovic (2010)
3. Business Intelligence Systems maturity
has positive impact on information
content quality and information media
quality. Juric Jaklic (2009)
4. Business Intelligence Systems have a
powerful impact on strategic decisions
from information quality. Adela Bara
(2009)
5.
Aspek Teknologi
Informasi
BAB II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 52
2.3 Hipotesis
Pengertian hipotesis menurut Sugiyono (2010:93) adalah:
“Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun
dalam bentuk kalimat pertanyaan”.
Hipotesis penelitian dapat diartikan sebagai jawaban yang bersifat sementara
terhadap masalah penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul dan harus
diuji secara empiris. Berdasarkan uraian kerangka pemikiran diatas, maka yang dapat
disajikan oleh penulis adalah berhipotesis bahwa:
“PENERAPAN SISTEM INFORMASI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
DENGAN PENDEKATAN BUSINESS INTELLIGENCE SYSTEM
BERPENGARUH TERHADAP KUALITAS INFORMASI”.