bab ii kajian pustaka - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/939/3/t1... ·...

31
6 BAB II Kajian Pustaka 2.1 Metode Pembelajaran Praktikum 2.1.1 Pengertian Metode Bidang pendidikan sangat penting peranannya dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas. Oleh sebab itu, pendidikan hendaknya dikelola dengan baik. Hal tersebut bisa tercapai apabila siswa dapat menyelesaikan pendidikan tepat pada waktunya dengan hasil belajar yang baik. Hasil belajar siswa, ditentukan oleh berbagai faktor yang mempengaruhinya. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa yaitu, kemampuan guru (Profesionalisme guru) dalam mengelola pembelajaran dengan metode-metode yang tepat, yang memberi kemudahan bagi siswa untuk mempelajari materi pelajaran, sehingga menghasilkan pembelajaran yang lebih baik. Metode berasal dari Bahasa Yunani Methodos‟‟ yang berarti cara atau jalan yang ditempuh. Sehubungan dengan upaya ilmiah, maka metode menyangkut masalah cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. Fungsi metode berarti sebagai alat untuk mencapai tujuan. Metode mengajar adalah cara tertentu yang digunakan untuk menyampaikan pesan informasi dari satu penyampai informasi kepada penerima informasi (Mulyani Sumantri: 2001: 254). Sedangkan pakar lain mengatakan bahwa metode mengajar adalah suatu cara atau jalan yang harus dilakukan dalam mengajar (Slameto, 2003: 15). Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga (2002) menyebutkan bahwa metode adalah cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki. Menurut Nana Sudjana (2005: 76) “Metode pembelajaran ialah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran”. Sedangkan M. Sobri

Upload: trinhphuc

Post on 17-Sep-2018

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II Kajian Pustaka - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/939/3/T1... · Jika persiapan tidak baik atau kurang ... melihat apa saja yang ada di atas permukaan

6

BAB II

Kajian Pustaka

2.1 Metode Pembelajaran Praktikum

2.1.1 Pengertian Metode

Bidang pendidikan sangat penting peranannya dalam mempersiapkan sumber

daya manusia yang berkualitas. Oleh sebab itu, pendidikan hendaknya dikelola

dengan baik. Hal tersebut bisa tercapai apabila siswa dapat menyelesaikan pendidikan

tepat pada waktunya dengan hasil belajar yang baik. Hasil belajar siswa, ditentukan

oleh berbagai faktor yang mempengaruhinya. Salah satu faktor yang dapat

mempengaruhi hasil belajar siswa yaitu, kemampuan guru (Profesionalisme guru)

dalam mengelola pembelajaran dengan metode-metode yang tepat, yang memberi

kemudahan bagi siswa untuk mempelajari materi pelajaran, sehingga menghasilkan

pembelajaran yang lebih baik.

Metode berasal dari Bahasa Yunani “Methodos‟‟ yang berarti cara atau jalan

yang ditempuh. Sehubungan dengan upaya ilmiah, maka metode

menyangkut masalah cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi

sasaran ilmu yang bersangkutan. Fungsi metode berarti sebagai alat untuk mencapai

tujuan.

Metode mengajar adalah cara tertentu yang digunakan untuk menyampaikan

pesan informasi dari satu penyampai informasi kepada penerima informasi (Mulyani

Sumantri: 2001: 254). Sedangkan pakar lain mengatakan bahwa metode mengajar

adalah suatu cara atau jalan yang harus dilakukan dalam mengajar (Slameto, 2003:

15). Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga (2002) menyebutkan bahwa metode

adalah cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai

sesuai dengan yang dikehendaki. Menurut Nana Sudjana (2005: 76) “Metode

pembelajaran ialah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan

dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran”. Sedangkan M. Sobri

Page 2: BAB II Kajian Pustaka - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/939/3/T1... · Jika persiapan tidak baik atau kurang ... melihat apa saja yang ada di atas permukaan

7

Sutikno (2009: 88) menyatakan, “Metode pembelajaran adalah cara-cara menyajikan

materi pelajaran yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses pembelajaran pada

diri siswa dalam upaya untuk mencapai tujuan”.

Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk

mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan

praktis, untuk mencapai tujuan pembelajaran (Wina Senjaya, 2008). Terdapat

beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan

strategi pembelajaran, diantaranya: 1) ceramah; 2) demonstrasi; 3) diskusi; 4)

simulasi; 5) laboratorium/pratikum; 6) pengalaman lapangan; 7) brainstorming; 8)

debat, 9) simposium, dan sebagainya.

Berdasarkan pendapat dari para ahli, maka dapat disimpulkan metode

pembelajaran adalah cara-cara yang digunakan oleh guru atau pendidik dalam proses

pembelajaran untuk menyampaikan suatu materi pembelajaran atau informasi kepada

peserta didik, agar proses belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar dan dapat

mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

2.1.2 Pengertian Praktikum

Praktikum berasal dari kata “praktik”, artinya melakukan suatu kegiatan secara

nyata dan berdasarkan pada teori yang sudah dipelajari sebelumnya. Praktikum

merupakan kegiatan yang dilakukan untuk memecahkan atau membuktikan suatu

teori, yang meliputi, mengamati, mengukur sehingga diperoleh data yang kemudian

dipergunakan untuk menarik kesimpulan. Sedangkan menurut KBBI (2001)

praktikum adalah bagian dari pengajaran yang bertujuan agar siswa mendapat

kesempatan untuk menguji dan melaksanakan dikeadaan nyata, apa yang diperoleh

dari teori dan pelajaran praktik.

Hamalik dalam Arsyad (2000) mengemukakan bahwa pengajaran dalam proses

belajar mengajar dapat membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar

bahkan membawa pengaruh psikologi pada siswa. Inti proses pengajaran tidak lain

adalah kegiatan belajar anak didik dalam mencapai suatu tujuan pengajaran. Tujuan

Page 3: BAB II Kajian Pustaka - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/939/3/T1... · Jika persiapan tidak baik atau kurang ... melihat apa saja yang ada di atas permukaan

8

pengajaran akan tercapai secara maksimal jika disesuaikan dengan kegiatan belajar

mengajar yang diterapkan (Djamarah, 2002). Oleh karena itu sebagai seorang

pengajar guru harus dapat menentukan kegiatan belajar mengajar yang tepat dan

dapat menarik siswa khususnya mata pelajaran IPA. Salah satunya adalah praktikum

yang merupakan bentuk pengajaran dimana siswa secara aktif dan langsung dalam

usaha memperoleh pengetahuan dan pemahaman teori atau memberikan suatu

keterampilan berdasarkan kegiatan yang telah dilakukan, dan berdasarkan petunjuk

yang ada.

Menurut Arsyad (2000) belajar yang paling baik adalah melalui pengalaman

langsung. Dalam belajar melalui pengalaman langsung siswa tidak sekedar

mengamati secara langsung tetapi ia harus menghayati, terlibat langsung dalam

perbuatan dan bertanggung jawab terhadap hasilnya.

Praktikum merupakan bagian pengajaran yang bertujuan agar siswa

mendapatkan kesempatan untuk menguji dan melaksanakan dalam keadaan nyata

atau belajar melalui pengalaman langsung apa yang diperoleh dalam teori. Kondisi ini

menempatkan siswa dalam situasi yang menuntut siswa mengalami sendiri

pertentangan pikiran secara pribadi, sehingga mampu merangsang minat dan

keingintahuannya. Melalui pengetahuan empiris siswa akan tertolong dalam mencari

tahu secara tuntas apa yang diterima dan diamati secara langsung. Kesulitan yang

mungkin terjadi dari penjelasan guru akan teratasi dengan mudah. Metode pengajaran

ini berupa penggunaan alat dengan bantuan alat-alat untuk menjelaskan suatu konsep

tertentu (Omang, 1989).

Kegiatan praktikum merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam

pembelajaran IPA, sehingga IPA disebut dengan experimental science. Hal itu sejalan

dengan pendapat Sagala, S (2005: 220) yang menjelaskan bahwa proses belajar

mengajar dengan praktikum ini berarti siswa diberi kesempatan untuk mengalami

sendiri, mengikuti proses, mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan, dan

menarik kesimpulan sendiri tentang suatu objek, keadaan atau proses sesuatu.

Page 4: BAB II Kajian Pustaka - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/939/3/T1... · Jika persiapan tidak baik atau kurang ... melihat apa saja yang ada di atas permukaan

9

Praktikum bukanlah sekedar menggunakan alat, melainkan untuk

memperlihatkan suatu prinsip, menguji kebenaran teori yang diperoleh secara teoritis

dan untuk memperkuat pemahaman serta kepercayaan. (Wahyudi. 2004)

Menurut Utomo, (1994) Praktikum merupakan salah satu bentuk pengajaran

yang terutama cocok memenuhi fungsi pendidikan umum “latihan dan umpan balik”

dan fungsi khusus “memperbaiki motivasi siswa”. Penggunaan kegiatan belajar

mengajar ini mempunyai tujuan agar siswa mampu mencari dan menemukan sendiri

jawaban atas persoalan yang dihadapinya, sekaligus membuktikan kebenaran dari

teori sesuatu yang sedang dipelajarinya. Kerja praktik memberikan siswa suatu ide,

untuk menerapkan teori-teori yang diperoleh dari kelas dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan demikian, kerja praktik dapat membantu siswa untuk mendemonstrasikan

hal-hal dengan mata pelajaran secara menyeluruh (Percival, 1998).

Metode praktikum bukanlah metode yang baru dalam pembelajaran, hanya saja

pada satuan pendidikan khususnya sekolah dasar metode ini jarang dilakukan.

Metode praktikum ini unggul dari beberapa metode pembelajaran yang lain, salah

satu yang menyebabkan metode ini unggul adalah pembekalan pengalaman empiris

yang dapat menumbuhkan kepercayaan dan minat yang kuat dalam diri siswa (Berg,

1991). Kegiatan praktikum memang membutuhkan waktu yang lebih lama

dibandingkan dengan belajar secara teori. Akan tetapi masalah tersebut dapat diatasi

dengan mengatur waktu dan mengalokasikan sesuai dengan jadwal yang telah

direncanakan sehingga kegiatan praktikum dapat berjalan dengan lancar tanpa ada

masalah pada pengaturan waktunya.

2.1.3 Alasan Melaksanakan Praktikum

Menurut (Berg, 1991; Lee, 1982; Mills. 1985; Nasution, 1988; Omang, 1989)

ada beberapa alasan yang melatarbelakangi mengapa guru melakukan praktikum

yaitu :

Page 5: BAB II Kajian Pustaka - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/939/3/T1... · Jika persiapan tidak baik atau kurang ... melihat apa saja yang ada di atas permukaan

10

a. Keinginan guru untuk melakukan penguatan atau peneguhan. Praktikum dapat

digunakan untuk mengulangi dan mempertegas kebenaran teoritis yang dianjurkan

oleh guru.

b. Menunjukkan bahwa IPA adalah ilmu eksperimental sehingga kebenaran teoritis

dapat diuji melalui praktikum.

c. Dalam praktikum siswa terlibat dalam merumuskan masalah, menganalisa hasil,

menarik kesimpulan dan siswa dapat menjelaskan kembali.

d. Praktikum dapat digunakan untuk menghilangkan keraguan siswa terhadap suatu

konsep sains. Praktikum juga merupakan salah satu usaha untuk menghilangkan

verbalisme pada siswa.

e. Terbentuknya rasa ingin tahu, keterbukaan antar siswa, mempunyai sikap berani

mengambil resiko dan pantang menyerah yang ada di dalam diri siswa.

f. Penyerapan siswa terhadap materi pelajaran akan lebih tinggi jika bahasanya lebih

kongkrit.

g. Menunjang pelajaran dan mendidik siswa menjadi peneliti yang baik.

2.1.4 Keuntungan dan Kelebihan Praktikum

Menurut Breg (1991), keuntungan praktikum bagi siswa ada tiga hal yaitu

siswa lebih terlibat karena mereka sendiri yang melakukan, siswa dapat berpikir

sendiri tidak menyembunyikan diri dalam kelas yang besar, dan siswa memperoleh

keterampilan menggunakan alat. Manfaat yang juga menonjol dalam melakukan

praktikum adalah hubungan antar personal yaitu kerja sama, komunikasi, keterbukaan

dan merasa saling membutuhkan dan dibutuhkan (Kartika. 1985). Berikut ini

beberapa kelebihan praktikum menurut (Percial dan Elington, 1998) :

a. Dalam penyampaian bahan, menggunakan kegiatan dan pengalaman langsung

dan kongkrit. Kegiatan dan pengalaman demikian lebih menarik perhatian siswa

dan memungkinkan pembentukan konsep-konsep abstrak yang mempunyai

makna.

Page 6: BAB II Kajian Pustaka - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/939/3/T1... · Jika persiapan tidak baik atau kurang ... melihat apa saja yang ada di atas permukaan

11

b. Lebih realistis dan mempunyai makna, sebab siswa bekerja langsung dengan

contoh-contoh nyata, siswa langsung mengaplikasikan kemampuannya.

c. Para siswa belajar langsung menerapkan prinsip-prinsip dan langkah-langkah

pemecahan masalah.

d. Banyak memberikan kesempatan bagi keterlibatan siswa dalam situasi belajar.

Kegiatan demikian akan membangkitkan motivasi belajar sebab kegiatan belajar

akan disesuaikan dengan minat dan kebutuhan siswa.

Selain kelebihan, terdapat juga kelemahan praktikum yaitu membutuhkan

persiapan yang rumit dan cermat dari guru. Jika persiapan tidak baik atau kurang

maka peluang kegagalan akan munculnya kendala-kendala semakin besar. Berikut ini

beberapa kelemahan praktikum menurut (Percial dan Elington, 1998) :

a. Membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan belajar secara teori.

b. Bagi siswa yang berusia muda, kemampuan berpikir rasional mereka masih

terbatas.

c. Menuntut kemandirian, kepercayaan diri sendiri, kebiasaan bertindak sebagai

subjek pada lingkungan yang kurang memberikan peran kepada anak sebagai

subjek, karena umumnya mereka lebih banyak diperlakukan sebagai objek.

d. Kesukaran dalam menggunakan faktor subjektifitasnya, terlalu cepat pada suatu

kesimpulan dan membuat generalisasi yang terlalu umum dari pengalaman yang

sangat terbatas.

2.1.5 Tujuan Praktikum (Utomo dan Ruijter (1994)) :

a. Keterampilan Kognitif :

Melatih agar teori dapat dimengerti, agar segi-segi teori yang berlainan dapat

diintegrasikan, agar teori dapat diterapkan kepada problema yang nyata.

b. Keterampilan Afektif :

Belajar merencanakan kegiatan secara mandiri, belajar bekerja sama, belajar

mengkomunikasikan informasi mengenai bidangnya.

Page 7: BAB II Kajian Pustaka - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/939/3/T1... · Jika persiapan tidak baik atau kurang ... melihat apa saja yang ada di atas permukaan

12

c. Keterampilan Psikomotorik :

Belajar memasang peralatan sehingga benar-benar berjalan, belajar memakai

peralatan dan instrumen tertentu.

2.2 Alat Peraga Periskop Sederhana.

2.2.1 Pengertian Alat Peraga

Menurut Nasution (1985: 100) alat peraga adalah alat pembantu dalam

mengajar agar lebih efektif. Pendapat lain dari pengertian alat peraga atau Audio-

Visual Aids (AVA) adalah media yang pengajarannya berhubungan dengan indera

pendengaran (Suhardi, 1978: 11). Sejalan dengan itu Sumadi (1972: 4)

mengemukakan bahwa alat peraga atau AVA adalah alat untuk memberikan pelajaran

atau yang dapat diamati melalui panca indera. Alat peraga merupakan salah satu dari

media pendidikan adalah alat untuk membantu proses belajar mengajar agar proses

komunikasi dapat berhasil dengan baik dan efektif.

Berdasarkan uraian dari para ahli jelaslah bahwa alat peraga adalah segala

sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan, dapat merangsang pikiran,

perasaan, perhatian dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses

belajar pada diri siswa, sebagai alat bantu dalam mengajar agar proses belajar

mengajar dapat berjalan dengan lancar dan efektif serta dapat membantu siswa untuk

memahami suatu konsep atau materi pelajaran dan bagi guru untuk membantu,

melengkapi atau bahkan menggantikan tugas guru dalam mengajar.

2.2.2 Pengertian Periskop

Periskop merupakan alat optik untuk mengamati dari posisi tersembunyi.

Morgan Robertson (30 September 1861- 24 Maret 1915) adalah pengarang cerita

pendek dan novel terkenal Amerika Serikat, kemungkinan ia juga penemu periskop.

Periskop biasanya digunakan pada kapal selam atau kendaraan lapis baja untuk

melihat apa saja yang ada di atas permukaan laut atau di luar kendaraan lapis baja.

Page 8: BAB II Kajian Pustaka - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/939/3/T1... · Jika persiapan tidak baik atau kurang ... melihat apa saja yang ada di atas permukaan

13

Periskop generasi baru ini dikenal dengan nama Photonic Mast. Photonic mast

tidak menggunakan prisma dan lensa seperti diperiskop biasa. Komponen-

komponennya merupakan komponen elektronik canggih yang berfungsi sebagai unit

sensor elektro-optik yang bisa menyediakan tampilan visual, sarana navigasi kapal,

serta berbagai fungsi komunikasi lainnya. Sensor multifungsi ini terletak pada bagian

yang dapat berotasi (rotating head). Kelebihan lain desain baru ini adalah ukurannya

yang sangat kecil. Periscope well yang menjadi „markas‟ tidak lagi menjulur dari

dasar sampai sail, justru periscope well desain baru ini hanya terletak di bagian sail

saja sehingga ruang kendali dapat diposisikan di bagian yang lebih luas dan tidak

sempit. Faktor keselamatan pun dapat ditingkatkan karena canggihnya teknologi yang

melingkupi kapal selam masa depan ini. Prinsip kerja periskop, Periskop di kiri

menggunakan cermin, sedangkan periskop kanan menggunakan prisma adalah posisi

pengamat.

Tugas utama periskop adalah untuk mengintip keadaan di permukaan laut saat

kapal selam masih menyelam di bawah air. Sebuah periskop yang paling sederhana

memiliki dua cermin, yang satu terletak di ujung atas (berfungsi sebagai mata

pengintipnya), yang lainnya terletak di dasar periskop. Cahaya yang terkumpul di

cermin atas kemudian diarahkan menuju cermin di dasar periskop sehingga nahkoda

kapal dapat melihat bayangan benda yang ada di depan periskop di atas permukaan

laut. Seiring perkembangan teknologi, periskop kapal selam pun mengalami banyak

penyempurnaan, panjang periskop biasanya bisa mencapai 18 meter.

2.2.3 Pengertian periskop sederhana

Mengutip dari artikel wikipedia Indonesia, Periskop sederhana adalah alat

untuk melihat ketika dihalangi kerumunan orang. Periskop sederhana dapat dibuat

dengan menggunakan kardus atau kertas karton yang diberi cermin pararel dan saling

berhadapan dengan sudut 45 pada setiap sisinya. Sebuah periskop yang paling

sederhana memiliki dua cermin, yang satu terletak di ujung atas (berfungsi sebagai

mata pengintipnya), yang lainnya terletak di dasar periskop. Seperti yang diungkap

Page 9: BAB II Kajian Pustaka - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/939/3/T1... · Jika persiapan tidak baik atau kurang ... melihat apa saja yang ada di atas permukaan

14

pada bagian awal, bahwa periskop itu sebenarnya merupakan alat yang digunakan

pada kapal selam atau kendaraan lapis baja untuk melihat apa saja yang ada di atas

permukaan laut atau diluar kendaraan lapis baja, maka sebenarnya model periskop

sederhana ini hanya sebatas memperkenalkan prinsip dasar pada periskop, yang mana

untuk melihat benda tidak harus kelihatan seluruh bagian kepala, atau dengan kata

lain memperkenalkan cara melihat benda dengan cara sembunyi-sembunyi tidak

secara langsung terlihat siapa yang melihat dengan memanfaatkan sifat cahaya dapat

dipantulkan dan pada akhirnya cahaya mengenai mata kita.

2.2.4 Cara Membuat Periskop Sederhana.

Bahan dan alat periskop sederhana adalah sebagai berikut:

1. Bahan :

a. Kardus bekas atau kertas karton

b. Dua buah cermin

c. Solasi kertas atau selotip

d. Lem

2. Alat :

a. Gunting

b. pemes atau silet

c. Penggaris

d. pensil atau pulpen

3. Cara mengerjakan :

a. Sediakan dua macam cermin datar, kardus bekas/ kertas karton, dan alat

pendukung lainnya.

b. Bagilah kardus/ kertas karton menjadi empat bagian yang sama.

c. Buatlah dua buah persegi kecil.

d. Potonglah persegi panjang kecil membentuk sudut 45 pada dua sisi yang lain.

e. Lipatlah kardus membentuk persegi panjang dan rekatkan dengan selotip.

Page 10: BAB II Kajian Pustaka - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/939/3/T1... · Jika persiapan tidak baik atau kurang ... melihat apa saja yang ada di atas permukaan

15

f. Selipkan cermin datar pada celah bersudut dan rekatkan dengan selotip. Salah

satu cermin menghadap ke atas dan yang lainnya menghadap ke bawah.

g. Tutuplah ujung persikop dengan cermin di bagian dalam. Rekatkan sisi

penutup yang di dalamnya terdapat cermin itu dengan solasi keras.

h. Posisi lembar sisi yang akan digabung menjadi persikop seperti dibawah ini :

Gambar 2.1 : Skema Model Periskop Sederhana.

i. Tegakkan periskop, putar-putar posisi periskop agar lubang pengintai

mengarah pada suatu objek tertentu. Amati cermin bawah melalui lubang

pengintai.

j. Jika semua bagian sudah direkatkan, maka jadilah persikop sederhana itu.

Cobalah untuk melihat bagian luar kelas dengan kepala tersembunyi di balik

tembok.

Gambar 2.2 : Periskop Sederhana

Page 11: BAB II Kajian Pustaka - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/939/3/T1... · Jika persiapan tidak baik atau kurang ... melihat apa saja yang ada di atas permukaan

16

2.2.5 Penggunaan Periskop Sederhana dalam Pembelajaran

Kehadiran alat peraga dalam proses belajar mengajar mempunyai arti yang

cukup penting. Dalam kegiatan tersebut ketidak jelasan bahan-bahan yang

disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media atau alat peraga sebagai

perantara kerumitan bahan yang akan disampaikan, Daryanto (2010: 4). Selembar

kertas karton, bahkan bekas kardus sekalipun, bisa dibentuk menjadi sebuah alat

peraga pendidikan yaitu periskop sederhana. Periskop sederhana ini adalah suatu alat

bantu dalam pembelajaran yang memiliki kekuatan kreativitas yang tentu saja biasa

dimanfaatkan untuk membantu siswa dalam memahami materi tentang pemantulan

cahaya.

Penggunaan alat peraga periskop sederhana dalam pembelajaran, memegang

peranan penting sebagai alat bantu untuk menciptakan kegiatan pembelajaran yang

efektif, kreatif dan dapat mengembangkan kreativitas siswa, karena periskop

sederhana dapat dibuat dengan bahan-bahan yang sederhana serta mudah didapatkan.

Bentuk periskop ini bisa disesuaikan dengan kreativitas masing-masing siswa,

asalkan periskop dibuat dengan aturan-aturan tertentu serta dapat digunakan. Setiap

proses pembelajaran dilandasi dengan adanya beberapa unsur antara lain tujuan,

bahan, metode, media, alat, serta evaluasi. Dalam pencapaian tujuan, peranan media

pembelajaran seperti alat peraga merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran

yang dapat membantu siswa lebih mudah untuk memahami materi sehingga tidak

terjadi kesalahan miskonsepsi. Dalam proses belajar mengajar alat peraga periskop

sederhana dipergunakan dengan tujuan membantu guru agar proses belajar siswa

lebih efektif dan efisien dan dapat membantu siswa memahami materi tentang “Sifat-

sifat cahaya” terutama pada poin pemantulan cahaya. Periskop sederhana ini

digunakan dalam pembelajaran IPA di Sekolah Dasar untuk memperkuat

pembelajaran “Penerapan sifat cahaya dalam membuat suatu karya”. Alat ini dapat

digunakan untuk mengintai atau melihat benda-benda di balik tembok, sebagai

refleksi sederhana periskop yang dipakai di kapal selam.

Page 12: BAB II Kajian Pustaka - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/939/3/T1... · Jika persiapan tidak baik atau kurang ... melihat apa saja yang ada di atas permukaan

17

Berdasarkan hal tersebut, dalam pembelajaran alat peraga periskop sederhana

juga dapat memotivasi siswa untuk mengikuti kegiatan belajar-mengajar dengan

antusias, karena alat peraga yang menarik dapat menarik perhatian mereka dalam

mengikuti pembelajaran, sehingga hal ini akan berdampak pada kemampuan siswa

untuk mengembangkan kreativitas serta meningkatkan kualitas belajar siswa.

2.3 Pendidikan IPA

Pendidikan IPA merupakan disiplin ilmu yang di dalamnya terkait dengan ilmu

pendidikan dan IPA itu sendiri. Sebelum mengetahui lebih jelas mengenai pendidikan

IPA serta ruang lingkupnya, IPA memiliki dua pengertian yaitu dari segi pendidikan

dan IPA itu sendiri.

2.3.1 Pengertian Pendidikan

Pendidikan menurut Siswoyo (2007: 21) merupakan “proses sepanjang hayat

dan perwujudan pembentukan diri secara utuh dalam arti pengembangan segenap

potensi dalam rangka pemenuhan dan cara komitmen manusia sebagai makhluk

individu dan makhluk sosial, serta sebagai makhluk Tuhan”.

Sugiharto (2007: 3) menyatakan bahwa “pendidikan merupakan suatu usaha

yang dilakukan secara sadar dan sengaja untuk mengubah tingkah laku manusia baik

secara individu maupun kelompok untuk mendewasakan manusia melalui upaya

pengajaran dan latihan”.

Berdasarkan definisi pendidikan dari para ahli dapat disimpulkan bahwa

pendidikan adalah suatu proses sadar dan terencana dari setiap individu maupun

kelompok untuk membentuk pribadi yang baik dan mengembangkan potensi yang

ada dalam upaya mewujudkan cita-cita dan tujuan yang diharapkan. Dari definisi dari

para ahli juga dikatakan bahwa pendidikan tidak hanya menitik beratkan pada

pengembangan pola pikir saja, namun juga untuk mengembangkan semua potensi

yang ada pada diri seseorang, jadi pendidikan menyangkut semua aspek pada

kepribadian seseorang untuk membuat seseorang tersebut menjadi lebih baik.

Page 13: BAB II Kajian Pustaka - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/939/3/T1... · Jika persiapan tidak baik atau kurang ... melihat apa saja yang ada di atas permukaan

18

2.3.2 Pengertian IPA

IPA sendiri berasal dari kata sains yang berarti alam. Sains menurut Suyoso

(1998: 23) merupakan “pengetahuan hasil kegiatan manusia yang bersifat aktif dan

dinamis tiada henti-hentinya serta diperoleh melalui metode tertentu yaitu teratur,

sistematis, berobjek, bermetode dan berlaku secara universal”.

Menurut Abdullah (1998: 18), IPA merupakan “pengetahuan teoritis yang

diperoleh atau disusun dengan cara yang khas atau khusus, yaitu dengan melakukan

observasi, eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori, eksperimentasi, observasi

dan demikian seterusnya kait mengkait antara cara yang satu dengan cara yang lain”.

Berdasarkan pendapat dari para ahli maka dapat disimpulkan bahwa IPA

merupakan pengetahuan dari hasil kegiatan manusia yang diperoleh dengan

menggunakan langkah-langkah ilmiah, berupa metode ilmiah dan didapatkan dari

hasil eksperimen atau observasi yang bersifat umum, sehingga akan terus di

sempurnakan. Dalam pembelajaran IPA mencakup semua materi yang terkait dengan

objek alam serta persoalannya. Ruang lingkup IPA yaitu makhluk hidup, energi dan

perubahannya, bumi dan alam semesta serta proses materi dan sifatnya. IPA terdiri

dari tiga aspek yaitu fisika, biologi dan kimia. Pada apek fisika IPA lebih

memfokuskan pada benda-benda tak hidup. Pada aspek biologi IPA mengkaji pada

persoalan yang terkait dengan makhluk hidup serta lingkungannya. Sedangkan pada

aspek kimia IPA mempelajari gejala-gejala kimia baik yang ada pada makhluk hidup

maupun benda tak hidup yang ada di alam. Dari uraian mengenai pengertian

pendidikan dan IPA, maka pendidikan IPA merupakan penerapan dalam pendidikan,

dan IPA untuk tujuan pembelajaran termasuk pembelajaran di tingkat Sekolah Dasar.

Pendidikan IPA menurut Tohari (1978: 3) merupakan “usaha untuk

menggunakan tingkah laku siswa hingga siswa memahami proses-proses IPA,

memiliki nilai-nilai dan sikap yang baik terhadap IPA serta menguasi materi IPA

berupa fakta, konsep, prinsip, hukum dan teori IPA”. Pendidikan IPA menurut

Sumaji (1998: 46) merupakan “Suatu ilmu pegetahuan sosial yang merupakan

Page 14: BAB II Kajian Pustaka - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/939/3/T1... · Jika persiapan tidak baik atau kurang ... melihat apa saja yang ada di atas permukaan

19

disiplin ilmu bukan bersifat teoritis melainkan gabungan (kombinasi) antara disiplin

ilmu yang bersifat produktif”.

Berdasarkan pendapat dari kedua ahli tentang pendidikan IPA, maka dapat

disimpulkan bahwa pendidikan IPA merupakan suatu usaha yang dilakukan secara

sadar untuk mengungkap gejala-gejala alam dengan menerapkan langkah-langkah

ilmiah serta untuk membentuk kepribadian atau tingkah laku siswa sehingga siswa

dapat memahami proses IPA dan dapat dikembangkan di dalam masyarakat.

Pendidikan IPA menjadi suatu bidang ilmu yang memiliki tujuan agar setiap

siswa terutama yang ada di Sekolah Dasar. Memiliki kepribadian yang baik, dapat

menerapkan sikap ilmiah serta dapat mengembangkan potensi yang ada di alam untuk

dijadikan sebagai sumber ilmu sehingga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-

hari. Dengan demikian pendidikan IPA bukan hanya sekedar teori akan tetapi dalam

setiap bentuk pengajarannya lebih ditekankan pada bukti dan kegunaan ilmu tersebut.

Bukan berarti teori-teori lama tidak digunakan, ilmu tersebut akan terus digunakan

sampai menemukan ilmu dan teori baru. Teori lama digunakan sebagai pembuktian

dan penyempurnaan ilmu-ilmu alam yang baru, hanya saja teori tersebut bukan untuk

dihafal namun diterapkan sebagai tujuan proses pembelajaran.

Melihat hal tersebut nampaklah pendidikan IPA harus bisa menumbuhkan sikap

ilmiah yang ada di dalam siswa, serta dapat membuat peserta didik memiliki

kepribadian yang baik, agar siswa bisa menjadi manusia yang sesuai dengan tujuan

pendidikan, untuk itu perlu adanya usaha yang dilakukan agar pendidikan IPA yang

ada sekarang ini dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan awal yang akan dicapai,

karena kita tahu bahwa pendidikan IPA tidak hanya pada teori-teori yang ada namun

juga menyangkut pada kepribadian dan sikap ilmiah dari peserta didik yang

memerlukan pembuktian secara nyata.

(http://zaifbio.wordpress.com/2010/04/29/pengertian-pendidikan-ipa-dan-

perkembangannya/).

Page 15: BAB II Kajian Pustaka - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/939/3/T1... · Jika persiapan tidak baik atau kurang ... melihat apa saja yang ada di atas permukaan

20

2.3.3 Tujuan Pengajaran IPA di Sekolah Dasar.

IPA merupakan konsep pembelajaran yang erat kaitannya dengan alam dan

mempunyai hubungan yang sangat luas dengan kehidupan manusia. Pembelajaran

IPA sangat berperan dalam proses pendidikan dan juga perkembangan teknologi,

karena IPA memiliki upaya untuk membangkitkan minat manusia serta kemampuan

dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta pemahaman tentang

alam semesta yang mempunyai banyak fakta yang belum terungkap dan masih

bersifat rahasia, sehingga hasil penemuannya dapat dikembangkan menjadi ilmu

pengetahuan alam yang baru dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan demikian, dunia pendidikan terutama pendidikan IPA di Indonesia maupun

di Negara-negara maju sangat mempengaruhi kemajuan Ilmu Pengetahuan dan

Teknologi (IPTEK).

Tujuan pengajaran IPA di sekolah bisa sangat beragam, yaitu IPA sebagai

produk, IPA sebagai proses, sains-teknologi dan masyarakat ataupun IPA untuk

pengembangan sikap dan nilai, dan pendekatan keterampilan personal dan sosial.

Secara keseluruhan berbagai kemungkinan tujuan pengajaran IPA ini bisa

diwujudkan melalui pengajaran IPA di laboratorium, karena proses pembelajaran IPA

bukan hanya menyangkut olah pikir (minds-on) tetapi juga olah tangan (hands-on)

yang berupa kerja praktik. Melalui kerja praktik ini, siswa dapat mengembangkan

keterampilan proses IPA, yaitu kompetensi psikomotoriknya, bahkan ada

kemungkinan juga dapat berkembangnya aspek afektif. Kegiatan praktik ini dapat

berupa penemuan ataupun discovery yang dilakukan guru, kelompok siswa baik di

labolatorium, bahkan bisa di dalam kelas, maupun di lapangan.

IPA sebagai produk atau IPA buku teks adalah pengajaran tubuh pengetahuan

IPA yang terdapat dalam buku pelajaran IPA. Berbagai topik bahasan IPA di sekolah

biasanya diajarkan dengan beragam konsep dan keterkaitannya, serta hubungan

antara berbagai konsep tadi dengan hukum-hukum alam, penjelasan teoritis, beragam

diagram, contoh perhitungan, eksperimen dan lain-lain.

Page 16: BAB II Kajian Pustaka - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/939/3/T1... · Jika persiapan tidak baik atau kurang ... melihat apa saja yang ada di atas permukaan

21

Tujuan pengajaran IPA ditingkat Sekolah Dasar ditunjukkan untuk

mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat

dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, dan tujuan untuk mengembangkan

rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling

mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat. John W. Santrock

mengungkapkan bahwa pengajaran IPA yang efektif haruslah bisa membantu siswa

untuk membedakan antara kesalahan yang berguna dan miskonsepsi, antara

kesalahan yang berada di jalur yang benar dengan pemahaman yang tidak lengkap,

dan ide yang benar-benar salah yang perlu diganti dengan konsep yang benar-benar

akurat. Kemudian juga, kebanyakan siswa lebih tertarik pada sains yang membahas

persoalan sehari-hari yang relevan dengan kehidupan mereka ketimbang

mendiskusikan teori-teori abstrak. Kedua pendapat tersebut semakin menguatkan

bahwa tujuan pembelajaran sains yang ditetapkan harus bisa membantu siswa dalam

memahami suatu konsep pembelajaran IPA agar tidak terjadi miskonsepsi, dan harus

relevan dengan kebutuhan anak. http://zaifbio.wordpress.com/2010/04/29/pengertian-

pendidikan-ipa-dan-perkembangannya/.

2.4 Pembelajaran IPA dengan Metode Praktikum dengan Alat Peraga

Periskop Sederhana

Suparno, P (2007) menjelaskan bahwa metode praktikum adalah metode

mengajar yang mengajak siswa melakukan kegiatan percobaan untuk membuktikan

atau menguji teori yang telah dipelajari memang memiliki kebenaran. Dalam

mengimplementasikan kegiatan praktikum dalam pembelajaran, umumnya siswa

dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil antara 2-4 orang, tergantung pada

ketersediaan alat dan bahan. Pada jenjang pendidikan Sekolah Dasar umumnya siswa

kesulitan dalam melakukan percobaan, karena itu guru harus menyediakan LKS

sebagai panduan bagi siswa dalam melakukan praktikum.

Penggunaan metode praktikum dengan alat peraga periskop sederhana dalam

pembelajaran IPA khususnya untuk menjelaskan konsep pemantulan cahaya sangat

Page 17: BAB II Kajian Pustaka - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/939/3/T1... · Jika persiapan tidak baik atau kurang ... melihat apa saja yang ada di atas permukaan

22

baik untuk menunjang pembelajaran. Apalagi jika siswa terlibat dalam membuat

periskop sederhana, siswa akan termotivasi dalam belajar. Selain itu siswa dapat

berkreasi sendiri dengan kreativitasnya masing-masing untuk dapat membuat

periskop sederhana yang akan membantunya dalam memahami materi tentang

pemantulan cahaya, agar penggunaan metode praktikum dengan alat peraga periskop

sedehana ini dapat mencapai hasil dengan baik maka perlu dilakukan langkah-

langkah sebagai berikut (sumber : Science Education Quality Imphovement Project

(SEQIP)) :

2.4.1 Langkah Persiapan

Sebelum memulai pembelajaran ini guru harus melakukan percobaan sendiri

untuk menghasilkan bayangan dan membuat periskop sederhana. Dengan demikian

guru dapat memberikan petunjuk yang tepat kepada siswa. Persiapan yang baik perlu

dilakukan untuk memperkecil kelemahan-kelemahan atau kegagalan-kegagalan yang

dapat muncul. Persiapan untuk metode praktikum antara lain;

a. Menetapkan tujuan praktikum

b. Mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan

c. Mempertimbangkan jumlah siswa dengan jumlah alat yang tersedia dan kapasitas

tempat praktikum

2.4.2 Pelaksanaan Kegiatan Praktikum

2.4.3 Pengenalan

Sebelum melaksanakan praktikum sebaiknya siswa diberi pemahaman tentang

pemantulan cahaya. Mintalah siswa untuk mengamati gejala pemantulan cahaya

dengan menggunakan cermin datar. Berdasarkan pengetahuan ini siswa dapat diberi

beberapa pertanyaan, misalnya apa saja kegunaan cermin datar, dengan bantuan

cermin datar dapatkah siswa membelokan cahaya matahari dari halaman ke dalam

rumah?. Berikan kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan jawaban mereka.

Mungkin jawaban siswa ada yang benar, dan ada juga yang salah.

Page 18: BAB II Kajian Pustaka - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/939/3/T1... · Jika persiapan tidak baik atau kurang ... melihat apa saja yang ada di atas permukaan

23

Tugas guru adalah mencatat jawaban-jawaban tersebut di papan tulis dengan

catatan jangan dibahas dulu. Untuk memasuki kegiatan inti pembelajaran, dapat

ditegaskan kepada siswa bahwa mereka akan belajar dan bermain-main dengan

cermin, dan membuat peralatan sederhana dengan menggunakan cermin datar. Hal ini

pasti dapat membuat siswa tertarik dalam mengikuti pembelajaran.

Selama proses pelaksanaan metode praktikum berlangsung guru perlu

melakukan observasi terhadap proses praktikum yang sedang dilaksanakan baik

secara menyeluruh maupun per kelompok. Kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan

antara lain:

1) Kegiatan 1 (Membelokan Cahaya)

a. Perhatikan cahaya matahari di halaman sekolah. Bila cahaya matahari di luar

bersinar terang, ajukanlah permasalahan berikut ini. Bagaimana caranya agar

cahaya matahari tersebut dapat dibelokan sehingga masuk ke dalam ruang

kelas?

b. Berikan cermin datar kepada salah seorang siswa. Mintalah siswa tersebut ke

halaman sekolah dengan membawa cermin. Suruh ia bermain-main dengan

cermin tersebut untuk membelokan cahaya matahari masuk ke dalam kelas,

misalnya melalui lubang pintu, melalui jendela, melalui kaca dinding kelas

dan lain-lain.

c. Mintalah siswa yang lain untuk mengamati hasil kegiatan temannya tadi.

Ajaklah siswa untuk mendiskusikan kegiatan tersebut. Arahkan diskusi untuk

menarik kesimpulan.

d. Jika cuaca tidak mendukung guru bisa menggunakan cahaya lampu senter

sebagai pengganti cahaya matahari, kemudian mintalah dua orang siswa maju

di depan kelas, satu memegang cermin dan anak kedua memegang lampu

senter. Kemudian arahkan cahaya lampu senter pada cermin, putar atau

arahkan cahaya yang mengenai cermin pada benda-benda di sekitar kelas

dengan catatan tidak boleh di arahkan pada siswa lain yang ada di dalam

kelas.

Page 19: BAB II Kajian Pustaka - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/939/3/T1... · Jika persiapan tidak baik atau kurang ... melihat apa saja yang ada di atas permukaan

24

2) Kegiatan 2 (Memantulkan Cahaya)

a. Susun lampu senter, balok kayu (buku) dan karet penghapus dimeja

demonstrasi seperti gambar berikut ini :

2 buah cermin

Gambar 2.3 : Demonstrasi Kegiatan 2

b. Ajukan permasalan berikut “Bagaimana caranya agar cahaya lampu senter

dapat menerangi karet penghapus, tanpa mengangkat senter?”. Siswa yang

telah menemukan jawabannya diminta untuk maju di depan kelas menjelaskan

sekaligus mempraktikannya, siswa yang lain diminta untuk memperhatikan.

Diharapkan ada siswa yang menemukan cara dengan menggunakan dua buah

cermin yang dipasang saling berhadapan di bagian atas. Salah satu cermin

dicondongkan ke arah nyala senter sedangkan cermin kedua dicondongkan ke

arah karet penghapus, jika tidak ada yang bisa, guru bisa memberikan

pertanyaan yang dapat membuka ide siswa. Jika ibu/ bapak menggunakan dua

buah cermin ini dengan dipasang saling berhadapan di bagian atas, bisa tidak

nyala senter itu mengenai karet penghapus?. Sekarang salah satu cermin

dicondongkan ke arah nyala senter, sedangkan cermin kedua dicondongkan ke

arah karet penghapus apa yang anak-anak lihat? (ini alternatif jika tidak ada

yang dapat menjawab permasalahan di atas).

Prinsip pembelokan cahaya oleh cermin datar yang baru ditemukan itu

dapat digunakan sebagai dasar dalam perancangan peralatan sederhana yaitu

periskop sederhana, untuk menerapkan pengetahuan ini ajaklah siswa untuk

melakukan kegiatan selanjutnya.

senter Buku/balok

kayu

Karet penghapus

Page 20: BAB II Kajian Pustaka - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/939/3/T1... · Jika persiapan tidak baik atau kurang ... melihat apa saja yang ada di atas permukaan

25

3) Kegiatan 3 (Memantulkan Cahaya)

Berdasarkan pengetahuan setelah siswa melakukan percobaan sebelumnya

mintalah salah satu siswa berdiri di depan kelas membelakangi teman-temannya

dengan memegang cermin datar, mintalah dia untuk menyebutkan nama teman-

temannya yang duduk di belakangnya, misalnya namanya siapa, duduk dengan

siapa dan lain-lain. Setelah siswa terampil menggunakan cermin datar untuk

mengamati benda-benda di belakangnya serta untuk membelok-belokkan cahaya,

ajak mereka untuk membuat periskop sederhana.

4) Kegiatan 4 (Membuat Periskop Sederhana)

Setelah siswa terampil menggunakan cermin datar untuk mengamati benda-

benda di belakangnya serta untuk membelokkan cahaya, ajaklah siswa untuk

membuat “Periskop sederhana”. Jelaskanlah terlebih dahulu bagaimana cara

membuat periskop sederhana.

2.4.4 Tindak Lanjut Metode Praktikum

Setelah melaksanakan praktikum, kegiatan selanjutnya adalah:

a. Meminta siswa membuat laporan praktikum.

b. Meminta siswa untuk mempresentasikan hasil laporan praktikum.

c. Meminta siswa untuk menyimpan kembali semua perlengkapan yang telah

digunakan.

Penggunaan metode praktikum IPA dengan alat peraga periskop sederhana ini

diharapkan dapat membantu siswa memahami materi tentang pemantulan cahaya,

serta untuk mengembangkan kreativitas siswa yang meliputi aspek rasa ingin tahu,

keterbukaan terhadap pengalaman, toleransi terhadap resiko dan mempunyai energi

dalam memecahkan masalah tentang materi yang disampaikan serta dapat membuat

suatu alat peraga yang dapat membantunya dalam memahami materi tersebut.

Page 21: BAB II Kajian Pustaka - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/939/3/T1... · Jika persiapan tidak baik atau kurang ... melihat apa saja yang ada di atas permukaan

26

2.5 Pengertian Kreativitas

Kreativitas merupakan suatu kemampuan yang sangat berarti dalam proses

kehidupan manusia. Kreativitas manusia melahirkan penciptaan besar yang mewarnai

sejarah kehidupan umat manusia dengan karya-karya spektakulernya.

Menurut Campbel (1986) kreativitas adalah kegiatan yang mendatangkan hasil

yang sifatnya baru, berguna dan dapat dimengerti. Baru berarti bersifat inovasi,

belum ada sebelumnya, segar, menarik dan aneh. Berguna berarti dapat memberikan

kepuasan, praktis, memudahkan, memperlancar, dan sebagainya. Kreativitas dapat

dimengerti berarti dapat dibuat dalam kesempatan lain.

Menurut (Clark Moustatis), kreativitas adalah pengalaman mengekpresikan dan

mengaktualisasikan identitas individu dalam bentuk terpadu dalam hubungan dengan

diri sendiri, dengan alam, dan dengan orang lain. Kreativitas menurut (KBBI) adalah

kemampuan untuk mencipta atau daya cipta. Sedangkan menurut (Conny R.

Semiawan) Kreativitas merupakan kemampuan untuk memberi gagasan baru yang

menerapkannya dalam pemecahan masalah.

Utami Munandar (1992) mengatakan kreatif sebagai kemampuan untuk

membuat kombinasi baru berdasarkan data informasi atau unsur-unsur yang ada.

Sejalan dengan Utami Munandar, Parnes (dalam Issenberg, 1993: 4) menyatakan

kreativitas sebagai proses berpikir dan merespon yang meliputi menghubungkan

dengan pengalaman sebelumnya, merespon stimulus (objek, simbol, ide, orang,

situasi) dan paling tidak menghasilkan kombinasi yang unik. Hughes, Ginnet, dan

Curphy (1996 dalam Akande, 1997: 91) menyatakan bahwa kreativitas didukung oleh

tiga komponen, yaitu: keahlian (expertise), berfikir imajinatif (imaginative thinking),

dan motivasi yang menantang (instrinsic motivation). Keahlian berkembang dari

kumpulan pengetahuan yang intensif sebagai sumber ide atau kreativitas; berfikir

imaginatif merupakan kemampuan untuk melihat sesuatu dengan cara berbeda atau

untuk menarik pola atau keterkaitan dari sesuatu yang nampak tidak berkaitan;

sedangkan motivasi yang menantang umumnya akan mendorong seseorang untuk

bekerja keras mencari solusi terhadap permasalahan.

Page 22: BAB II Kajian Pustaka - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/939/3/T1... · Jika persiapan tidak baik atau kurang ... melihat apa saja yang ada di atas permukaan

27

Pengertian kreativitas menunjukkan ada tiga tekanan kemampuan yaitu yang

berkaitan dengan kemampuan untuk mengkombinasikan, memecahkan atau

menjawab masalah, dan cerminan kemampuan operasional anak kreatif (Utami

Munandar: 1992).

Berdasarkan pendapat dari para ahli, maka dapat disimpulkan bahwa kreativitas

adalah upaya-upaya untuk mencari, menemukan dan menghasilkan gagasan baru,

baik dalam mencari solusi terhadap permasalahan, maupun dalam menghasilkan

karya-karya baru atau orisinil di dalam berbagai bidang kehidupan.

Menurut Campbell (1986: 27-44) terdapat lima ciri umum orang kreatif, yaitu :

Ciri-ciri pokok; 1) memiliki kelincahan mental (berpikir ke segala arah atau berpikir

divergen); orang kreatif tidak berpikir hanya tertuju pada satu arah, ia berpikir dari

segala arah, dari segala aspek, pikirannya tidak bisa diam, ia suka berpikir tentang

sesuatu yang dilihat dan dialaminya dan tidak mau hanya sekedar menerima. 2)

Fleksibilitas konseptual; jika memiliki konsep tentang sesuatu ia cenderung akan

senantiasa memperbaiki sampai ia benar-benar yakin akan konsepnya, ia tidak mau

bekerja sekedarnya, 3) orisionalitas; apa yang dipikirkan, dikonsepkan, dan

dikerjakan tidak meniru pikiran atau konsep orang lain tetapi merupakan miliknya

secara orisinil, 4) ia suka hal-hal bersifat kompleks kurang suka pada hal-hal

sederhana, 5) memiliki kecakapan dalam banyak hal. Ciri-ciri yang memungkinkan;

1) suka bekerja keras, 2) berpikir mandiri, 3) pantang menyerah.

Menurut Rhodes (Munandar, 1988) kreativitas dapat ditinjau dari “Pribadi yang

kreatif”, dan juga dari segi faktor-faktor “pendorong (press)” kreativitas dari segi

“proses kreatif”, dan juga dari segi “produk kreativitas”, yang dirumuskan dengan

istilah 4P (Pribadi, Pendorong, Proses, dan Produk).

Melalui pendekatan 4P, Mundandar mendefinisikan kreativitas sebagai berikut :

1. Pribadi

Kreativitas ditinjau dari dimensi pribadi (person) merupakan ungkapan dari

keunikan individu dalam interaksinya dengan lingkungan. Dari ungkapan pribadi

yang unik dan orisinil diharapkan timbul gagasan baru dan produk-produk yang

Page 23: BAB II Kajian Pustaka - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/939/3/T1... · Jika persiapan tidak baik atau kurang ... melihat apa saja yang ada di atas permukaan

28

inovatif. Kreativitas merupakan ungkapan unik dari keseluruhan kepribadian

sebagai hasil interaksi individu dengan lingkungannya dan yang tercermin dalam

pikiran, perasaan, sikap, atau perilakunya. Biasanya seorang individu yang

kreatif memiliki sifat yang mandiri. Ia tidak merasa terikat pada nilai-nilai dan

norma-norma umum yang berlaku dalam bidang keahliannya.

2. Pendorong

Press atau dorongan maksudnya adalah dorongan dari lingkungan dan dari

diri sendiri untuk berkreasi menghasilkan sesuatu yang baru. Kreativitas

merupakan hasil interaksi antara individu dengan lingkungannya. Potensi kreatif

yang dimiliki seseorang harus didukung oleh situasi dan lingkungan sekitar agar

dapat menciptakan sesuatu yang inovatif. Selain itu juga harus ada dorongan dari

dalam diri, sebab potensi yang tidak dipaksakan dari dalam diri tidak akan

mencapai keunggulan kreativitas.

3. Proses

Diperlukan suatu proses untuk bersibuk diri secara kreatif dalam

melaksanakan suatu kegiatan untuk menghasilkan sesuatu yang kreatif.

Kreativitas sebagai proses menunjuk pada perlunya seseorang berusaha untuk

melihat lebih jauh dan lebih mendalam, daripada menginginkan hasil (produk)

secepat-cepatnya. Kreativitas tidak hanya tergantung dari timbulnya inspirasi,

tetapi menuntut ketekunan dan keuletan, waktu dan kerja keras (Torrance dalam

Munandar, 1988).

4. Produk

Kreativitas ditinjau dari dimensi produk diartikan sebagai kemampuan untuk

menciptakan produk baru atau membentuk kombinasi baru antara unsur-unsur

yang ada atau yang sudah diketahui sebelumnya.

Utami Munandar menerangkan bahwa kreativitas adalah sebuah proses atau

kemampuan yang mencerminkan kelancaran, keluwesan (fleksibititas), dan

orisinalitas dalam berpikir, serta kemampuan untuk mengelaborasi (mengembangkan,

memperkaya, memperinci), suatu gagasan. Pada definisi ini lebih menekankan pada

Page 24: BAB II Kajian Pustaka - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/939/3/T1... · Jika persiapan tidak baik atau kurang ... melihat apa saja yang ada di atas permukaan

29

aspek proses perubahan (inovasi dan variasi). Selain pendapat yang diuraikan di atas

ada pendapat lain yang menyebutkan proses terbentuknya kreativitas sebagai berikut :

Wallas (1976) dalam Reni Akbar-Hawadi dkk, 2001 mengemukakan empat

tahap dalam proses kreatif yaitu:

1) Tahap Persiapan; adalah tahap pengumpulan informasi atau data sebagai bahan

untuk memecahkan masalah. Dalam tahap ini terjadi percobaan-percobaan atas

dasar berbagai pemikiran kemungkinan pemecahan masalah yang dialami.

2) Tahap Inkubasi; adalah tahap dieraminya proses pemecahan masalah dalam alam

prasadar. Tahap ini berlangsung dalam waktu yang tidak menentu, bisa lama

(berhari-hari, berbulan-bulan, bertahun-tahun), dan bisa juga hanya sebentar

(hanya beberapa jam, menit bahkan detik). Dalam tahap ini ada kemungkinan

terjadi proses pelupaan terhadap konteksnya, dan akan teringat kembali pada

akhir tahap pengeraman dan munculnya tahap berikutnya.

3) Tahap Iluminasi; adalah tahap munculnya inspirasi atau gagasan-gagasan untuk

memecahkan masalah. Dalam tahap ini muncul bentuk-bentuk cetusan spontan,

seperti dilukiskan oleh Kohler dengan kata-kata now, I see itu yang kurang

lebihnya berarti “oh ya”.

4) Tahap Verifikasi; adalah tahap munculnya aktivitas evaluasi tarhadap gagasan

secara kritis, yang sudah mulai dicocokkan dengan keadaan nyata atau kondisi

realita.

Berdasarkan pendapat dari para ahli tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa

mereka memandang kreativitas sebagai sebuah proses yang terjadi di dalam otak

manusia dalam menemukan dan mengembangkan sebuah gagasan baru yang lebih

inovatif dan variatif (divergensi berpikir). Proses kegiatan kreatif bagi siswa

merupakan sebuah program yang memberikan kesempatan dan tempat untuk mereka

mengekspresikan pikiran, ide, perasaan, aksi, dan kemampuan dalam berbagai

penggunaan media dan aktivitas. Adapun menurut Mayesky (1990) prinsip yang

perlu di perhatikan dalam melakukan proses kreativitas untuk siswa adalah:

Page 25: BAB II Kajian Pustaka - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/939/3/T1... · Jika persiapan tidak baik atau kurang ... melihat apa saja yang ada di atas permukaan

30

1) Memperhatikan proses bukanlah hasil (product)

Tujuan utama kegiatan kreativitas bukanlah terlihat dari produk yang

dihasilkan melainkan proses ketika berkreasi tersebut. Dalam proses kretivitas

tersebut dapat terlihat menggambarkan pengalaman dan perasaan anak. Alasan

lainnya mengapa proses kreativitas lebih penting daripada produk yang

dihasilkan adalah seorang anak belum memiliki kemampuan yang cukup baik

dalam menggunakan material. Oleh karena itu, sebaiknya kegiatan kreativitas

memberikan kesempatan kepada anak untuk berekspresi berdasarkan

kemampuan anak untuk mengkonstruksi sesuatu melalui cara mereka sendiri.

2) Memperhatikan kebutuhan anak

Kegiatan kreativitas harus memperhatikan kebutuhan anak, disesuaikan

dengan usia, kemampuan, dan minat. Adapun hal-hal yang dapat dilakukan

adalah sebagai berikut:

a. Menyiapkan area yang dapat memfasilitasi pengalaman kreatif anak,

b. Menyiapkan material-material sehingga anak mendapatkan pengalaman

berkreasi,

c. Menyiapkan kegiatan yang dapat mengembangkan kreativitas anak.

2.5.1 Ciri-ciri Individu Kreatif

Semiawan (1984) membagi ciri-ciri individu yang kreatif, yaitu adanya

dorongan ingin tahu yang lebih besar, sering mengajukan pertanyaan yang baik,

memberikan banyak gagasan, bebas dalam mengemukakan pendapat, menonjol

dalam suatu bidang, memiliki pendapat sendiri dan mampu mengungkapkannya,

tidak mudah terpengaruh oleh pendapat orang lain, dapat bekerja sendiri dan senang

mencoba hal-hal yang baru.

Sedangkan Munandar (1982) melalui penelitiannya, menyebutkan ciri-ciri

kepribadian yaitu mempunyai daya imajinasi yang kuat, memiliki inisiatif dan minat

yang luas, memiliki kebebasan dalam berpikir, bersifat ingin tahu, penuh semangat,

berani mengambil resiko, memiliki keyakinan dan berani berpendapat.

Page 26: BAB II Kajian Pustaka - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/939/3/T1... · Jika persiapan tidak baik atau kurang ... melihat apa saja yang ada di atas permukaan

31

Ayan (2002) mengajukan 4 kualitas pribadi seseorang yang disebut sebagai

karakteristik kepribadian yang sangat potensial untuk upaya-upaya mencari,

menemukan dan menghasilkan gagasan baru serta karya-karya baru atau orisinil di

dalam berbagai bidang kehidupan (Kreatifitas), yang akan peneliti gunakan dalam

mengembangkan angket untuk mengukur kreativitas siswa. Karakteristik kepribadian

tersebut meliputi aspek:

1. Rasa ingin tahu

Rasa ingin tahu merupakan komponen pertama yang sangat penting bagi

usaha-usaha kreatif yang dilakukan seseorang. Hal ini disebut juga sebagai

kekuatan mempertanyakan sesuatu.

2. Keterbukaan terhadap pengalaman

Keterbukaan terhadap pengalaman dan pengetahuan atau informasi baru

juga merupakan komponen yang vital dalam kreativitas, untuk menjadi orang

yang kreatif diperlukan persediaan informasi dan pengalaman yang banyak serta

beraneka ragam dari waktu ke waktu, agar cukup informasi dan pengalaman,

seseorang harus bersikap fleksibel, terbuka, mau menerima, dan menghargai

berbagai pandangan, pemikiran, pendapat, dan hasil karya orang lain. Dalam

fleksibilitas dan keterbukaan ini, seseorang akan dapat memperkaya pengetahuan

yang telah ada di dalam struktur kognitif sehingga ia berpeluang besar untuk

dapat memunculkan gagasan-gagasan yang luar biasa.

3. Toleransi terhadap resiko

Toleransi terhadap resiko merupakan kesanggupan atau kesediaan

seseorang untuk mengambil resiko, terhadap apa saja yang hendak diusahakan

atau dihasilkan. Keterbukaan dan keingintahuan seseorang juga akan

berkembang dengan baik apabila seseorang mempunyai toleransi yang tinggi

atau kesanggupan untuk menerima resiko-resiko tertentu yang mungkin

ditimbulkan.

Page 27: BAB II Kajian Pustaka - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/939/3/T1... · Jika persiapan tidak baik atau kurang ... melihat apa saja yang ada di atas permukaan

32

4. Energi

Pada umumnya orang yang kreatif memiliki energi yang luar biasa,

khususnya energi fisik. Proses-proses kreatif berlangsung mulai dari pencarian

gagasan sampai dengan pengujian atau pelaksanaan gagasan tersebut sehingga

hasilnya dapat dinikmati oleh orang lain. Proses ini tentu membutuhkan

konsentrasi penuh, komitmen, ketekunan dan ketahanan kerja dan waktu kerja

lembur dapat berlangsung berminggu-minggu bahkan bertahun-tahun. Itulah

sebabnya mengapa orang kreatif sanggup memikirkan sesuatu dan bekerja keras

dalam waktu lama, karena mereka mempunyai stamina dan energi fisik yang luar

biasa.

2.5.2 Pentingnya Kreativitas

Pentingnya kreativitas tertera dalam Sistem Pendidikan Nasional No.20 Tahun

2003 yang intinya antara lain adalah melalui pendidikan diharapkan dapat

mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia ang bertakwa, berakhlak

mulia, cakap, kreatif, juga mandiri. Selain itu Utami Munandar (2004: v,1,7) banyak

memberikan penjelasan mengenai pentingnya kreativitas antara lain :

1) Kreativitas adalah esensial untuk pertumbuhan dan keberhasilan pribadi, dan

sangat vital untuk pembangunan Indonesia; sehubungan dengan ini peranan

orang tua, guru, dan masyarakat sangat menentukan.

2) Pengembangan sumber daya berkualitas yang mampu mengantarkan Indonesia

ke posisi terkemuka, paling tidak sejajar dengan negara-negara lain, baik dalam

pembangunan ekonomi, politik maupun sosial budaya pada hakikatnya menuntut

komitmen kita untuk dua hal yaitu : a) penemukenalan dan pengembangan bakat-

bakat unggul dalam berbagai bidang, dan b) pemupukan dan pengembangan

kreativitas yang pada dasarnya dimiliki setiap orang, tetapi perlu ditemukenali

dan dirangsang sejak dini.

Page 28: BAB II Kajian Pustaka - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/939/3/T1... · Jika persiapan tidak baik atau kurang ... melihat apa saja yang ada di atas permukaan

33

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa kreativitas

memang sangat dibutuhkan dalam dunia pendidikan agar tercipta sumber daya

manusia yang berkualitas yang memiliki kreativitas tinggi demi membangun

Indonesia.

2.6 Kajian Penelitian yang Relevan

Penelitian yang dilakukan oleh Hilmansyah dengan judul “Pengaruh Metode

Pembelajaran Praktikum Fisika terhadap Kreativitas Siswa di Sekolah Menengah

Umum”. Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh metode

pembelajaran praktikum fisika siswa terhadap kreativitas siswa.

Penelitian yang dilakukan oleh Ayu dengan judul “Penerapan Strategi Open

Ended Problem Bersetting Kooperatif untuk Meningkatkan Kreativitas dan

Pemahaman Pecahan bagi Siswa Kelas VII SMP PGRI 6 Malang”. Berdasarkan data

hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa dapat disimpulkan bahwa terdapat

perubahan dati tindakan I ke tindakan II yaitu 72,9 % (cukup) menjadi 85,42% (baik).

Dengan kata lain terdapat peningkatan terhadap aktivitas siswa dari tindakan I ke

tindakan II. Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah bahwa kreativitas dan

pemahaman siswa dengan penerapan strategi Open Ended Problem Berseting

Kooperatif adalah meningkat.

Penelitian yang dilakukan oleh Purwanto dengan judul “Menumbuhkan

Kreativitas Siswa melalui Pembelajaran Grafik Fungsi Eksponen dengan Pendekatan

Open-Ended Problem di Kelas XII IPA SMA Negeri 1 Tanjung Selor. (Tesis).

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa pembelajaran grafik fungsi eksponen

dengan pendekatan open-ended problem dapat menumbuhkan sikap kreatif siswa

dengan persentase rata-rata 73,35% dari 30 siswa dan masuk dalam kategori kreatif.

Berdasarkan hasil tes akhir tindakan dan pekerjaan siswa, diperoleh hasil bahwa

siswa rata-rata dapat menjawab semua soal tes yang diujikan, meskipun belum

seluruhnya benar, tetapi paling tidak siswa telah memberikan beberapa alternatif

jawaban benar dalam menyelesaikan soal tes yang diujikan. Rata-rata nilai yang

Page 29: BAB II Kajian Pustaka - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/939/3/T1... · Jika persiapan tidak baik atau kurang ... melihat apa saja yang ada di atas permukaan

34

diperoleh siswa adalah 77,50 dan respon siswa positif terhadap pembelajaran grafik

fungsi eksponen dengan pendekatan open-ended problem.

Penelitian yang dilakukan oleh Huda yang berjudul “Pembelajaran Kubus dan

Balok dengan Pendekatan RME untuk Menumbuhkan Kreativitas Siswa Kelas VIII

MTs Miftahul Ulum Probolinggo. (Tesis). Berdasarkan hasil pengamatan

menunjukkan bahwa pembelajaran yang dilakukan termasuk pada kategori sangat

baik. Dari hasil tes, skor rata-rata (dalam persen) dari keseluruhan siswa yang

memperoleh skor pada tindakan I adalah 85,29%. Hal ini menunjukkan bahwa

tumbuhnya kreativitas siswa melalui pembelajaran kubus dan balok dengan

pendekatan RME.

Penelitian yang dilakukan oleh Harini dengan judul “Pembelajaran Kooperatif

STAD (Student Teams Achievement Divisions) untuk Menumbuhkan Kreativitas

Siswa pada Sistem Persamaan Linear Dua Variabel” (Tesis). Hasil penelitian pada

tindakan I menunjukkan bahwa aktivitas guru dari pengamat 1 dan 2 termasuk

kategori baik yaitu 73,44% dan 75%. Sedangkan aktivitas siswa mencapai skor

60,15% dengan kategori cukup baik. Tes hasil belajar menunjukkan 89,47% siswa

telah memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) dan 10,53% belum

memenuhi. Tumbuhnya kreativitas siswa menunjukkan dari penilaian 1 ke 2 berturut-

turut yaitu 65,55% dan 77,55% dengan kategori kreatif. Disini aktivitas siswa belum

memenuhi kategori aktivitas yang diharapkan, karena dibawah kategori baik dengan

persentase skor rata-rata (SR) ≥ 70 %, sehingga perlu dilanjutkan pada tindakan II.

Pada tindakan II menunjukkan bahwa aktivitas guru dari pengamat 1 dan 2 termasuk

kategori sangat baik yaitu 89,1 % dan 92,19%. Sedangkan aktivitas siswa mencapai

skor 79,79% dengan kategori baik. Tes hasil belajar menunjukkan 89,5% siswa telah

memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) dan 10,5% belum memenuhi.

Sedangkan untuk tumbuhnya kreativitas siswa menunjukkan dari penilaian 2 ke 3

berturut-turut yaitu 77,55% dan 81,99%, dengan kategori meningkat dari kreatif ke

sangat kreatif.

Page 30: BAB II Kajian Pustaka - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/939/3/T1... · Jika persiapan tidak baik atau kurang ... melihat apa saja yang ada di atas permukaan

35

Berdasarkan hasil kajian yang relevan maka dapat disimpulkan bahwa

kreativitas siswa dapat dikembangkan dan ditingkatkan dengan cara menerapkan

model pembelajaran, pendekatan serta praktikum.

Penelitian yang telah diuraikan sudah meneliti kreativitas siswa-siswi SMP dan

SMA. Penelitian dengan menggunakan metode praktikum dengan alat peraga

periskop sederhana akan dilaksanakan pada tingkat Sekolah Dasar. Dengan adanya

penggunaan metode praktikum dengan alat peraga periskop sederhana dalam

pembelajaran ini diharapkan dapat mengembangkan kreativitas siswa pada tingkat

Sekolah Dasar.

2.7 Kerangka Berpikir

Pengembangan kreativitas sangat dibutuhkan oleh peserta didik manapun. Hal

ini dimaksudkan untuk memaksimalkan pengembangan otak kanan, karena belahan

otak kanan lebih banyak berfungsi untuk mengutamakan respon yang terkait dengan

persepsi holistik, imajinatif, kreatif dan bisosiatif. Hal ini berbeda dengan otak kiri

yang lebih bertugas untuk menangkap persepsi kognitif serta berpikir secara linier,

logis, teratur dan lateral. Biasanya fungsi otak kiri lebih pada bidang pengajaran yang

verbalistis dengan menekankan pada segi hafalan dan persepsi kognitif saja (Utami

Munandar). Untuk itulah guna mengefektifkan otak kanan pada siswa maka

diperlukan “experiental learning” (belajar berdasarkan pengalaman langsung).

Bagaimana kita dapat mengoptimalkan kemampuan otak kanan anak didik?. Ada

beberapa metode yang dapat dipakai antara lain dengan metode praktikum dengan

menggunakan alat peraga periskop sederhana, guna lebih mengefektifkan fungsi

divergennya (dimana anak-anak dibiasakan untuk selalu memberikan ide dan

alternatif yang tidak homogen). Hal ini akan berdampak pada anak yang kreatif, suka

berpikir beda dan penuh ide. Adapun alur kerangka pemikiran yang ditujukan untuk

mengarahkan jalannya penelitian agar tidak menyimpang dari pokok permasalahan,

maka kerangka pemikiran dilukiskan pada sebuah gambar 2.4 berikut ini :

Page 31: BAB II Kajian Pustaka - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/939/3/T1... · Jika persiapan tidak baik atau kurang ... melihat apa saja yang ada di atas permukaan

36

Gambar 2.4: Skema Kerangka Berpikir Penelitian

2.8 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kajian teori serta kerangka berfikir, maka dapat dirumuskan

hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut:

Ho : Pembelajaran dengan penggunaan metode praktikum dengan alat peraga

periskop sederhana pelajaran IPA tidak efektif terhadap kreativitas siswa

kelas V SD Kanisius Cungkup Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga Semester

II Tahun Pelajaran 2011/2012.

Ha : Pembelajaran dengan penggunaan metode praktikum dengan alat peraga

periskop sederhana pelajaran IPA lebih efektif terhadap kreativitas siswa

kelas V SD Kanisius Cungkup Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga Semester

II Tahun Pelajaran 2011/2012.

Berdasarkan hipotesis penelitian, maka peneliti menduga “Pembelajaran dengan

penggunaan metode praktikum dengan alat peraga periskop sederhana pelajaran IPA

lebih efektif terhadap kreativitas siswa kelas V SD Kanisius Cungkup Kecamatan

Sidorejo Kota Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012 ”.

Pengukuran

pertama Pembelajaran (Menggunakan

metode pratikum dengan alat

peraga periskop sederhana)

Pengukuran

kedua

Lebih Efektif Penggunaan Metode Praktikum dengan Alat

Peraga Periskop Sederhana Pelajaran IPA terhadap Kreativitas

Siswa Kelas V SD Kanisius Cungkup.

Rata-rata

nilai

Rata-rata

nilai

Pembelajaran Secara

Konvensional