bab ii kajian pustaka dan rumusan hipotesis 2.1 … ii.pdfpariwisata dapat berimbas terhadap...

25
1 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Konsep Industri Pariwisata Pariwisata merupakan salah satu industri yang mampu menyediakan pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam hal penyediaan lapangan kerja, pendapatan, tarif hidup, dan dalam mengaktifkan sektor produksi lain di dalam negara penerima wisatawan. Menurut Badrudin (2000) mendefinisikan pariwisata sebagai kegiatan melakukan perjalanan dengan tujuan mencari kepuasan, mencari sesuatu, memperbaiki kesehatan, menikmati olahraga atau istirahat, menunaikan tugas, berziarah dan lain-lain. Menurut Wahab (2003), pada dasarnya ruang lingkup kepariwisataan terdiri atas 3 unsur yakni: manusia sebagai unsur insani pelaku kegiatan pariwisata, tempat sebagai unsur fisik yang sebenarnya tercakup oleh kegiatan itu sendiri dan waktu sebagai unsur tempo yang dihabiskan dalam perjalanan itu sendiri dan selama berdiam di tempat tujuan wisata. Pariwisata berasal dari dua kata, yakni Pari dan Wisata. Pari dapat diartikan sebagai banyak, berkali-kali, berputar-putar atau lengkap. Kata wisata dapat diartikan sebagai perjalanan atau berpergian yang dalam hal ini sinonim dengan kata travel dalam Bahasa Inggris. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka kata pariwisata dapat diartikan sebagai perjalanan yang dilakukan berkali-kali atau berputar-putar dari

Upload: truongthuan

Post on 10-Aug-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 … II.pdfpariwisata dapat berimbas terhadap menurunnya angka pengangguran secara signifikan, khususnya di sekitar daerah obyek wisata

1

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Konsep Industri Pariwisata

Pariwisata merupakan salah satu industri yang mampu menyediakan

pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam hal penyediaan lapangan kerja, pendapatan,

tarif hidup, dan dalam mengaktifkan sektor produksi lain di dalam negara penerima

wisatawan. Menurut Badrudin (2000) mendefinisikan pariwisata sebagai kegiatan

melakukan perjalanan dengan tujuan mencari kepuasan, mencari sesuatu,

memperbaiki kesehatan, menikmati olahraga atau istirahat, menunaikan tugas,

berziarah dan lain-lain. Menurut Wahab (2003), pada dasarnya ruang lingkup

kepariwisataan terdiri atas 3 unsur yakni: manusia sebagai unsur insani pelaku

kegiatan pariwisata, tempat sebagai unsur fisik yang sebenarnya tercakup oleh

kegiatan itu sendiri dan waktu sebagai unsur tempo yang dihabiskan dalam perjalanan

itu sendiri dan selama berdiam di tempat tujuan wisata.

Pariwisata berasal dari dua kata, yakni Pari dan Wisata. Pari dapat diartikan

sebagai banyak, berkali-kali, berputar-putar atau lengkap. Kata wisata dapat diartikan

sebagai perjalanan atau berpergian yang dalam hal ini sinonim dengan kata travel

dalam Bahasa Inggris. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka kata pariwisata dapat

diartikan sebagai perjalanan yang dilakukan berkali-kali atau berputar-putar dari

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 … II.pdfpariwisata dapat berimbas terhadap menurunnya angka pengangguran secara signifikan, khususnya di sekitar daerah obyek wisata

2

suatu tempat ke tempat lain, yang dalam bahasa Inggris disebut dengan tour (Yoeti,

1996).

Bila ditinjau dari segi ekonomi mikro, maka yang dimaksud dengan industri

pariwisata adalah setiap unit produksi yang dapat menghasilkan produk atau jasa

tertentu. Atas dasar pengertian ini, maka hotel atau transport secara sendiri-sendiri

dapat disebut sebagai industri pariwisata (Edy dan Devi, 2014). Dalam pengertian

ekonomi makro, yang dimaksudkan dengan industri pariwisata adalah keseluruhan

unit-unit produksi seperti: pemandu, hotel, restoran, atraksi turis dan took souvenir

baik yang tempat kedudukannya di daerah, dalam negeri, atau luar negeri yang ada

kaitannya dengan perjalanan wisatawan yang bersangkutan (Wisnu et al., 2011).

Salah satu indikator yang paling utama dalam mengukur maju tidaknya industri

pariwisata di suatu daerah atau wilayah adalah dengan mempertimbangkan banyak

tidaknya jumlah wisatawan yang datang berkunjung ke wilayah tersebut, baik

wisatawan asing maupun wisatawan domestik.

Menurut Spillane (1989) dalam Badrudin (2000), terdapat beberapa jenis

pariwisata, yang antara lain meliputi:

1) Pariwisata untuk menikmati perjalanan (pleasure tourism).

Jenis pariwisata ini dilakukan oleh orang yang meninggalkan tempat

tinggalnya untuk berlibur, mencari udara segar yang baru, untuk

mengendorkan ketegangan syarafnya, untuk menikmati keindahan alam,

untuk menikmati hikayat rakyat suatu daerah, untuk menikmati hiburan,

dan sebagainya.

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 … II.pdfpariwisata dapat berimbas terhadap menurunnya angka pengangguran secara signifikan, khususnya di sekitar daerah obyek wisata

3

2) Pariwisata untuk rekreasi (recreation sites)

Jenis pariwisata ini dilakukan oleh orang yang menghendaki

pemanfaatan hari-hari libur untuk istirahat, untuk memulihkan kembali

kesegaran jasmani dan rohani, yang akan menyegarkan keletihan dan

kelelahannya.

3) Pariwisata untuk kebudayaan (cultural tourism)

Jenis pariwisata ini ditandai oleh adanya rangkaian motivasi seperti

keinginan untuk belajar di pusat-pusat pengajaran dan riset, untuk

mempelajari adat istiadat, cara hidup masyarakat negara lain dan

sebagainya.

4) Pariwisata untuk olahraga (sports tourism)

Jenis pariwisata ini bertujuan untuk tujuan olahraga, baik hanya

untuk menarik penonton olahraga dan olahragawannya sendiri serta

ditujukan bagi mereka yang ingin mempraktikkannya sendiri.

5) Pariwisata untuk urusan dagang besar (business tourism)

Dalam jenis pariwisata ini, unsur yang ditekankan adalah kesempatan

yang digunakan oleh pelaku perjalanan ini yang menggunakan waktu-

waktu bebasnya untuk menikmati dirinya sebagai wisatawan yang

mengunjungi berbagai obyek wisata dan jenis pariwisata lain.

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 … II.pdfpariwisata dapat berimbas terhadap menurunnya angka pengangguran secara signifikan, khususnya di sekitar daerah obyek wisata

4

6) Pariwisata untuk konvensi (conventiontourism)

Banyak negara yang tertarik dan menggarap jenis pariwisata ini

dengan banyaknya hotel atau bangunan-bangunan yang khusus dilengkapi

untuk menunjang convention tourism (Leonardo, 2008).

2.1.2 Hubungan antara jumlah kunjungan wisatawan asing dengan angka

pengangguran

Edy dan Devi (2014), perkembangan industri pariwisata di suatu daerah dapat

mendukung terciptanya lapangan kerja yang lebih banyak, disamping dapat

mendatangkan devisa bagi negara serta meningkatkan pendapatan serta standar hidup

masyarakat. Penelitian yang dilakukan oleh Schubert di dalam jurnal yang berjudul

Tourism and unemployment: The effects of a boom in tourism demand on

unemploymentmenunjukkan hasil dimana sebuah industri pariwisata yang apabila

didukung dengan dengan konsep pemasaran yang matang dapat secara efektif

mengurangi angka pengangguran. Serupa dengan hal tersebut, menurut Sharma di

dalam penelitiannya di India, pengembangan kawasan potensial bagi industri

pariwisata dapat berimbas terhadap menurunnya angka pengangguran secara

signifikan, khususnya di sekitar daerah obyek wisata. Berdasarkan hal tersebut di atas

maka dapat dikatakan terdapat hubungan negatif antara jumlah kedatangan wisatawan

asing terhadap angka pengangguran di Provinsi Bali pada periode 1993-2013.

2.1.3 Konsep Kredit Usaha Kecil (KUK)

Sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia nomor 3/2/PBI/2001 tentang

pemberian Kredit Usaha Kecil, yang dimaksud dengan Kredit Usaha Kecil (KUK)

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 … II.pdfpariwisata dapat berimbas terhadap menurunnya angka pengangguran secara signifikan, khususnya di sekitar daerah obyek wisata

5

adalah kredit atau pembiayaan dari Bank untuk investasi dan atau modal kerja, yang

diberikan dalam Rupiah dan atau Valuta Asing kepada nasabah usaha kecil dengan

plafon kredit keseluruhan maksimum Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)

untuk membiayai usaha yang produktif. Osotimehin et al., (2012) menyatakan KUK

atau yang juga dikenal dengan Kredit Usaha Mikro, Kecil dan Menengah merupakan

kredit yang diberikan/disalurkan untuk usaha produktif dengan kategori usaha mikro,

usaha kecil dan usaha menengah yang disalurkan oleh pemerintah melalui bank-bank

umum kepada berbagai sektor usaha pada sembilan sektor ekonomi yang meliputi:

1) Pertanian,Peternakan, Kehutanan dan Perikanan

2) Pertambangan dan Penggalian

3) Industri Pengolahan

4) Listrik, Gas, Air bersih

5) Konstruksi

6) Perdagangan, Hotel, & Restoran

7) Pengangkutan dan komunikasi

8) Keuangan

9) Jasa Perusahaan

Kredit Usaha Kecil dapat digolongkan kedalam beberapa jenis, antara lain:

1) KUK-Kredit Investasi adalah kredit jangka menengah / panjang yang

diberikan kepada (calon) debitur untuk membiayai barang-barang modal

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 … II.pdfpariwisata dapat berimbas terhadap menurunnya angka pengangguran secara signifikan, khususnya di sekitar daerah obyek wisata

6

dalam rangka rehabilitasi, modernisasi, perluasan ataupun pendirian proyek

baru, dengan jangka waktu maksimal 10 tahun.

2) KUK-Kredit Modal Kerja adalah kredit yang diberikan untuk memenuhi

kebutuhan modal kerja yang habis dalam satu siklus usaha.

3) KUK-Kredit Modal Kerja Kontraktor adalah kredit yang diberikan untuk

memenuhi kebutuhan modal kerja khusus bagi usaha jasa kontraktor yang

habis dalam satu siklus usaha.

4) KUK-Channeling adalah Kredit Modal Kerja atau Kredit Investasi yang

diberikan melalui kerjasama dengan Lembaga pembiayaan atau Bank Umum

lainnya.

2.1.4 Konsep Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah atau yang sering disingkat UMKM

merupakan salah satu bagian penting dari perekonomian suatu negara maupun daerah,

begitu juga dengan negara Indonesia (Supriyanto, 2006). UMKM ini sangat memiliki

peranan penting dalam lajunya perekonomian masyarakat. UMKM ini juga sangat

membantu negara atau pemerintah dalam hal penciptaan lapangan kerja baru dan

lewat UMKM juga banyak tercipta unit unit kerja baru yang menggunakan tenaga-

tenaga baru yang dapat mendukung pendapatan rumah tangga (Soumya, 2013). Selain

dari itu UMKM juga memiliki fleksibilitas yang tinggi jika dibandingkan dengan

usaha yang berkapasitas lebih besar. UMKM ini perlu perhatian yang khusus dan di

dukung oleh informasi yang akurat, agar terjadi link bisnis yang terarah antara pelaku

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 … II.pdfpariwisata dapat berimbas terhadap menurunnya angka pengangguran secara signifikan, khususnya di sekitar daerah obyek wisata

7

usaha kecil dan menengah dengan elemen daya saing usaha, yaitu jaringan pasar

(Dalitso and Peter, 2000).

2.1.4.1 Pengertian UMKM

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah disingkat UMKM adalah sebuah istilah

yang mengacu ke jenis usaha kecil yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp

200.000.000 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha serta usaha yang

berdiri sendiri. Beberapa pengertian UMKM antara lain:

1) Menurut Keputusan Presiden RI no. 99 tahun 1998 yang dimaksud dengan

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah yaitukegiatan ekonomi rakyat yang

berskala kecil dengan bidang usaha yang secara mayoritas merupakan

kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi untuk mencegah dari persaingan

usaha yang tidak sehat.

2) Menurut Badan Pusat Statistik (BPS)Usaha kecil merupakan entitas usaha

yang memiliki jumlah tenaga kerja 5 s.d 19 orang, sedangkan usaha

menengah merupakan entitias usaha yang memiliki tenaga kerja 20 s.d. 99

orang.

3) Menurut UU No 20 Tahun 2008, yang dimaksud dengan:

(1)Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau

badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro

sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini. Kriteria Usaha Mikro

adalah sebagai berikut:

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 … II.pdfpariwisata dapat berimbas terhadap menurunnya angka pengangguran secara signifikan, khususnya di sekitar daerah obyek wisata

8

a) Memiliki kekayaan bersih paling banyakRp50.000.000,00 (lima puluh

juta rupiah) tidaktermasuk tanah dan bangunan tempat usaha;

b) Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyakRp300.000.000,00

(tiga ratus juta rupiah).

(2)Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang

dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan

merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki,

dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari

Usaha Menengah atau Usaha Besar. Kriteria Usaha Kecil adalah sebagai

berikut:

a) Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 (lima puluh juta

rupiah) sampai dengan paling banyakRp500.000.000,00 (lima ratus

juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha

b) memiliki hasil penjualan tahunan lebih dariRp300.000.000,00 (tiga

ratus juta rupiah) sampaidengan paling banyak Rp2.500.000.000,00

(dua milyar lima ratus juta rupiah).

(3)Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,

yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan

merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki,

dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung

dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar dengan jumlah kekayaan bersih

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 … II.pdfpariwisata dapat berimbas terhadap menurunnya angka pengangguran secara signifikan, khususnya di sekitar daerah obyek wisata

9

atau hasil penjualan tahunan. Kriteria Usaha Menengah adalah sebagai

berikut:

a) Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000,00(lima ratus juta

rupiah) sampai dengan paling banyakRp10.000.000.000,00 (sepuluh

milyar rupiah) tidaktermasuk tanah dan bangunan tempat usaha

b) Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dariRp2.500.000.000,00 (dua

milyar lima ratus juta rupiah)sampai dengan paling banyak

Rp50.000.000.000,00(lima puluh milyar rupiah).

2.1.4.1.1 Definisi dan Kriteria UMKM menurut Lembaga dan beberapa Negara

Asing

Pada prinsipnya definisi dan kriteria UMKM di negara-negara asing

didasarkan pada aspek-aspek sebagai berikut: jumlah tenaga kerja, pendapatan, dan

jumlah aset (Rachmawati dan Hotniar, 2005). Berikut adalah kriteria-kriteria UMKM

di negara-negara dan lembaga asing.

1) World Bank, membagi UMKM ke dalam 3 jenis, yaitu :

a) Medium Enterprise, dengan kriteria : Jumlah karyawan maksimal 300

orang, pendapatan setahun hingga sejumlah $ 15 juta, jumlah aset

hingga sejumlah $ 15 juta

b) Small Enterprise, dengan kriteria : Jumlah karyawan kurang dari 30

orang, pendapatan setahun tidak melebihi $ 3 juta, jumlah aset tidak

melebihi $ 3 juta.

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 … II.pdfpariwisata dapat berimbas terhadap menurunnya angka pengangguran secara signifikan, khususnya di sekitar daerah obyek wisata

10

c) Micro Enterprise, dengan kriteria : jumlah karyawan kurang dari 10

orang, pendapatan setahun tidak melebihi $ 100 ribu, jumlah aset tidak

melebihi $ 100 ribu.

2) Singapura mendefinisikan UMKM sebagai usaha yang memiliki minimal

30%pemegang saham lokal serta aset produktif tetap (fixed productive

asset) dibawah SG $ 15 juta.

3) Malaysia mendefinisikan UMKM sebagai usaha yang memiliki jumlah

karyawan yangbekerja penuh (full time worker) kurang dari 75 orang atau

yang modal pemegangsahamnya kurang dari M $ 2,5 juta. Definisi ini

dibagi menjadi dua, yaitu :

a) Small Industry (SI), dengan kriteria jumlah karyawan 5 – 50 orang

atau jumlah modal saham sampai sejumlah M $ 500 ribu.

b) Medium Industry (MI), dengan kriteria jumlah karyawan 50 – 75

orang atau jumlah modal saham sampai sejumlah M $ 500 ribu – M $

2,5 juta.

4) Jepang membagi UMKM sebagai berikut :

a) Mining and manufacturing dengan kriteria jumah karyawan maksimal

300orang atau jumlah modal saham sampai sejumlah US$2,5 juta.

b) Wholesale dengan kriteria jumlah karyawan maksimal 100 orang atau

jumlah modal saham sampai US$ 840 ribu.

c) Retail dengan kriteria jumlah karyawan maksimal 54 orang atau

jumlah modal saham sampai US$ 820 ribu.

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 … II.pdfpariwisata dapat berimbas terhadap menurunnya angka pengangguran secara signifikan, khususnya di sekitar daerah obyek wisata

11

d) Service dengan kriteria jumlah karyawan maksimal 100 orang atau

jumlah modal saham sampai US$ 420 ribu.

5) Korea Selatan mendefinisikan UMKM sebagai usaha yang jumlahnya di

bawah 300 orang dan jumlah assetnya kurang dari US$ 60 juta.

6) European Commision, membagi UKM ke dalam 3 jenis, yaitu :

a) Medium-sized Enterprise, dengan kriteria : jumlah karyawan kurang

dari 250 orang, pendapatan setahun tidak melebihi $ 50 juta ,jumlah

aset tidak melebihi $ 50 juta.

b) Small-sized Enterprise, dengan kriteria : jumlah karyawan kurang dari

50 orang, pendapatan setahun tidak melebihi $ 10 juta, jumlah aset

tidak melebihi $ 13 juta.

c) Micro-sized Enterprise, dengan kriteria : jumlah karyawan kurang dari

10 orang, pendapatan setahun tidak melebihi $ 2 juta, jumlah aset tidak

melebihi $ 2 juta.

2.1.4.1.2 Klasifikasi UKM

Dalam perspektif perkembangannya, UMKM dapat diklasifikasikan

menjadi 4 (empat) kelompok (Tjoekam, 1999:276):

1) Livelihood Activities: Merupakan UMKM yang digunakan sebagai

kesempatan kerjauntuk mencari nafkah, yang lebih umum dikenal sebagai

sektor informal.Contoh: pedagang kaki lima.

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 … II.pdfpariwisata dapat berimbas terhadap menurunnya angka pengangguran secara signifikan, khususnya di sekitar daerah obyek wisata

12

2) Micro Enterprise: Merupakan UMKM yang memiliki sifat pengrajin tetapi

belummemiliki sifat kewirausahaan.

3) Small Dynamic Enterprise: merupakan UMKM yang telah memiliki

jiwakewirausahaan dan mampu menerima pekerjaan subkontrak dan

ekspor.

4) Fast Moving Enterprise, merupakam UMKM yang telah memiliki

jiwakewirausahaan dan akan melakukan transformasi menjadi Usaha Besar

(UB).

Selama ini terdapat beberapa permasalahan yang sering dihadapi oleh UMKM

yang antara lain meliputi:

1) Faktor Internal:

a) Kurangnya permodalan-permodalan meruapakan factor utama yang

diperlukanuntuk mengembangkan suatu unit usaha. Kurangnya

permodalan UMKM, karenapada umumnya usaha kecil dan menengah

merupakan usaha perorangan atauperusahaan yang sifatnya tertutup.

b) Keterbatasan SDM usaha kecil baik dari segi pendidikan formal

maupunpengetahuan dan keterampilannya sangat berpengaruh pada

manajemenpengelolaan usahanya, sehingga usaha tersebut sulit untuk

berkembangsecara optimal.

c) Jaringan usaha yang sangat terbatas dan kemampuan penetrasi rendah

makaproduk yang dihasilkan jumlahnya sangat terbatas dan

mempunyai kualitas yangkurang kompetitif.

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 … II.pdfpariwisata dapat berimbas terhadap menurunnya angka pengangguran secara signifikan, khususnya di sekitar daerah obyek wisata

13

2) Faktor Eksternal:

a) Iklim usaha belum sepenuhnya kondusif dengan kebijaksanaan

Pemerintahuntuk menumbuhkembangkan Usaha Kecil dan Menengah

(UMKM) yang terlihat darimasih terjadinya persaingan yang kurang

sehat antara pengusaha-pengusahakecil dan pengusaha besar.

b) Kurangnya informasi yang berhubungan dengan kemajuan ilmu

pengetahuan dantekhnologi menyebabkan sarana dan prasarana yang

mereka miliki juga tidakcepat berkembang dan kurang mendukung

kemajuan usaha.

c) Akses pasar akan menyebabkan produk yang dihasilkan tidak dapat

dipasarkan. Secara kompetitif baik dipasar nasional maupun

internasional.

Beberapa cara yang dapat diupayakan untuk mengembangkan UMKM

antara lain melalui hal-hal berikut:

1) Penciptaan iklim usaha yang kondusif yaitu dengan mengusahakan

keamanan berusaha dan ketentraman serta penyederhanaanprosedur

perizinan usaha, keringanan pajak dsb.

2) Perlindungan usaha jenis jenis tertentu terutama jenis usaha tradisional

yang merupakan usaha golongan ekonomilemah, harus mendapatakan

perlindungan dari pemerintah baik melaluiundang-undang maupun

peraturan pemerintah.

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 … II.pdfpariwisata dapat berimbas terhadap menurunnya angka pengangguran secara signifikan, khususnya di sekitar daerah obyek wisata

14

3) Mengembangkan Promosi untuk lebih mempercepat kemitraan antara

UMKM dengan usaha-usaha besar.

2.1.4.1.3 Hubungan antara Kredit Usaha Kecil dengan angka pengangguran

Tjoekam (1999) menjelaskan bahwa tujuan perkreditan berbeda-beda dan

tergantung pada pihak-pihak tersebut. Penyaluran Kredit oleh lembaga keuangan

yang salah satunya diperuntukkan bagi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah terutama

bertujuan untuk mengurangi angka pengangguran, karena dapat membuka peluang

berusaha, bekerja dan pemerataan pendapatan. Supriyanto (2006) di dalam

penelitiannnya menyimpulkan bahwa KUK berperan sangat dominan di dalam usaha

pemerintah di dalam mengurangi angka pengangguran di Kabupaten Sidoarjo. Selain

itu, Reich di dalam jurnalnya yang berjudul The Employment Effects of Credit Market

Disruptions:Firm-level Evidence from the 2008-2009 Financial Crisis menyimpulkan

bahwa selama masa krisis global tahun 2008-2009 terdapat keterkaitan antara

runtuhnya beberapa lembaga penyalur dana kredit internasional dengan melonjaknya

angka pengangguran di Amerika Serikat dan sebagian negara Eropa. Berdasarkan hal

tersebut di atas maka dapat dikatakan terdapat hubungan negatif antara Kredit Usaha

Kecil (KUK) pada sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran terhadap angka

pengangguran di Provinsi Bali pada periode 1993-2013.

2.1.5 Konsep Pengangguran

2.1.5.1 Pengertian Pengangguran

Tiap negara dapat memberikan definisi yang berbeda mengenai definisi

pengangguran. Nanga ( 2005 : 249 ) mendefinisikan pengangguran adalah suatu

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 … II.pdfpariwisata dapat berimbas terhadap menurunnya angka pengangguran secara signifikan, khususnya di sekitar daerah obyek wisata

15

keadaan di mana seseorang yang tergolong dalam kategori angkatan kerja tidak

memiliki pekerjaan dan secara aktif tidak sedang mencari pekerjaan. Dalam sensus

penduduk (2001) mendefinisikan pengangguran sebagai orang yang tidak bekerja

sama sekali atau bekerja kurang dari dua hari selama seminggu sebelum pencacahan

dan berusaha memperoleh pekerjaan ( BPS, 2001 : 8 ).

Menurut Sukirno (2004 : 28) pengangguran adalah jumlah tenaga kerja

dalam perekonomian yang secara aktif mencari pekerjaan tetapi belum

memperolehnya. Selanjutnya International Labor Organization ( ILO ) memberikan

definisi pengangguran yaitu :

1) Pengangguran terbuka adalah seseorang yang termasuk kelompok penduduk

usia kerja yang selama periode tertentu tidak bekerja, dan bersedia menerima

pekerjaan, serta sedang mencari pekerjaan.

2) Setengah pengangguran terpaksa adalah seseorang yang bekerja sebagai

buruh karyawan dan pekerja mandiri ( berusaha sendiri ) yang selama

periode tertentu secara terpaksa bekerja kurang dari jam kerja normal, yang

masih mencari pekerjaan lain atau masih bersedia mencari pekerjaan lain /

tambahan ( BPS, 2001: 4 ).Sedangkan menurut Survei Angkatan Kerja

Nasional ( SAKERNAS) menyatakan bahwa :

a) Setengah pengangguran terpaksa adalah orang yang bekerja kurang

dari 35 jam per minggu yang masih mencari pekerjaan atau yang

masih bersedia menerima pekerjaan lain.

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 … II.pdfpariwisata dapat berimbas terhadap menurunnya angka pengangguran secara signifikan, khususnya di sekitar daerah obyek wisata

16

b) Setengah pengangguran sukarela adalah orang yang bekerja kurang

dari 35 jam per minggu namun tidak mencari pekerjaan dan tidak

bersedia menerima pekerjaan lain ( BPS, 2000: 14 ).

2.1.5.2 Macam - Macam Pengangguran

2.1.5.2.1 Berdasarkan Jam Kerja

Berdasarkan jam kerja, pengangguran dikelompokkan menjadi 3 macam

(Edy dan Devi, 2014) :

1) Pengangguran Terselubung (Disguissed Unemployment) adalah tenaga

kerja yang tidak bekerja secara optimal karena suatu alasan tertentu.

2) Setengah Menganggur (Under Unemployment) adalah tenaga kerja yang

tidak bekerja secara optimal karena tidak ada lapangan pekerjaan,

biasanya tenaga kerja setengah menganggur ini merupakan tenaga kerja

yang bekerja kurang dari 35 jam selama seminggu.

3) Pengangguran Terbuka (Open Unemployment) adalah tenaga kerja yang

sungguh - sungguh tidak mempunyai pekerjaan. Pengganguran jenis ini

cukup banyak karena memang belum mendapat pekerjaan padahal telah

berusaha secara maksimal.

2.1.5.2.2 Berdasarkan Penyebab Terjadinya

Berdasarkan penyebab terjadinya, pengangguran dikelompokkan menjadi 7

macam :

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 … II.pdfpariwisata dapat berimbas terhadap menurunnya angka pengangguran secara signifikan, khususnya di sekitar daerah obyek wisata

17

1) Pengangguran friksional (frictional unemployment)

Pengangguran friksional adalah pengangguran yang sifatnya sementara

yang disebabkan adanya kendala waktu, informasi dan kondisi geografis

antara pelamar kerja dengan pembuka lamaran pekerna penganggur yang

mencari lapangan pekerjaan tidak mampu memenuhi persyaratan yang

ditentukan pembuka lapangan kerja. Semakin maju suatu perekonomian

suatu daerah akan meningkatkan kebutuhan akan sumber daya manusia

yang memiliki kualitas yang lebih baik dari sebelumnya. Contohnya :

Perpindahan tenaga kerja dari sektor pertanian ke sektor industri, untuk

sementaramenganggur. Berhenti dari pekerjaan yang lama, mencari

pekerjaan yang baru yang lebih baik

2) Pengangguran konjungtural (cycle unemployment)

Pengangguran konjungtoral adalah pengangguran yang diakibatkan oleh

perubahan gelombang ( naik – turunnya ) kehidupan perekonomian / siklus

ekonomi. Contohnya : Di suatu perusahaan ketika sedang maju butuh

tenaga kerja baru untuk perluasan usaha. Sebaliknya ketika usahanya

merugi terus maka akan terjadi PHK ( Pemutusan Hubungan Kerja ) atau

pemecatan.

3) Pengangguran struktural ( structural unemployment )

Pengangguran struktural adalah pengangguran yang diakibatkan oleh

perubahan struktur ekonomi dan corak ekonomi dalam jangka panjang.

Contohnya : Suatu daerah yang tadinya agraris (pertanian) menjadi daerah

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 … II.pdfpariwisata dapat berimbas terhadap menurunnya angka pengangguran secara signifikan, khususnya di sekitar daerah obyek wisata

18

industri, maka tenaga bidang pertanian akan menganggur. Pengangguran

struktural bisa diakibatkan oleh beberapa kemungkinan, seperti :

1) Akibat permintaan berkurang

2) Akibat kemajuan dan pengguanaan teknologi

3) Akibat kebijakan pemerintah

4) Pengangguran musiman ( seasonal Unemployment )

Pengangguran musiman adalah keadaan menganggur karena adanya

fluktuasi kegiaan ekonomi jangka pendek yang menyebabkan seseorang

harus nganggur. Contohnya : pada musim panen, para petani bekerja

dengan giat, sementara sebelumnya banyak menganggur.

5) Pengangguran teknologi

Pengangguran teknologi adalah pengangguran yang terjadi akibat

perubahan atau penggantian tenaga manusia menjadi tenaga mesin - mesin.

Contoh, sebelum ada penggilingan padi, orang yang berprofesi

sebagai penumbuk padi bekerja, setelah ada mesin penggilingan padi maka

mereka tidak bekerja lagi.

6) Pengangguran Politis

Pengangguran ini terjadi karena adanya peraturan pemerintah yang secara

langsungatau tidak, mengakibatkan pengangguran. Misalnya penutupan

Bank - bank bermasalahsehingga menimbulkan PHK.

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 … II.pdfpariwisata dapat berimbas terhadap menurunnya angka pengangguran secara signifikan, khususnya di sekitar daerah obyek wisata

19

7) Pengangguran Deflatoir

Pengangguran deflatoir ini disebabkan tidak cukup tersedianya lapangan

pekerjaandalam perekonomian secara keseluruhan, atau karena jumlah

tenaga kerja melebihikesempatan kerja, maka timbullah pengangguran.

2.1.5.1.3Dampak Pengangguran Terhadap Ekonomi Masyarakat

Tingginya tingkat pengangguran dalam sebuah perekonomian akan

mengakibatkan kelesuan ekonomi dan merosotnya tingkat kesejahteraan masyarakat

sebagai akibat penurunan pendapatan masyarakat (Therese and Wendell, 2010).

Dampak pengangguran terhadap ekonomi masyarakat meliputi hal-hal berikut ini :

1) Pendapatan Per Kapita

Orang yang menganggur berarti tidak memiliki penghasilan sehingga

hidupnya akan membebani orang lain yang bekerja. Dampaknya adalah

terjadinya penurunan pendapatan per-kapita. Dengan kata lain, bila tingkat

pengangguran tinggi maka pendapatan per kapita akan menurun dan

sebaliknya bila tingkat pengangguran rendah pendapatan per kapita akan

meningkat, dengan catatan pendapatan mereka yang masih bekerja tetap.

2) Pendapatan Negara

Orang yang bekerja mendapatkan balas jasa berupa upah/gaji, Upah/gaji

tersebut sebelum sampai di tangan penerima dipotong pajak penghasilan

terlebih dahulu. Pajak ini merupakan salah satu sumber pendapatan negara

sehingga bila tidak banyak orang yang bekerja maka pendapatan negara dari

pemasukan pajak penghasilan cenderung berkurang.

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 … II.pdfpariwisata dapat berimbas terhadap menurunnya angka pengangguran secara signifikan, khususnya di sekitar daerah obyek wisata

20

3) Beban Psikologis

Semakin lama seseorang menganggur semakin besar beban psikologis yang

ditanggungnya. Orang yang memiliki pekerjaan berarti ia memiliki status

sosial di tengah-tengah masyarakat. Seseorang yang tidak memiliki pekerjaan

dalam jangka waktu lama akan merasa rendah diri ( minder ) karena statusnya

yang tidak jelas.

4) Munculnya Biaya Sosial

Tingginya tingkat pengangguran akan menimbulkan pengeluaran berupa

biaya-biaya sosial seperti biaya pengadaan penyuluhan, biaya pelatihan, dan

biaya keamanan sebagai akibat kecenderungan meningkatnya tindak

kriminalitas.

2.1.5.4Kebijakan Pemerintah dalam Mengatasi Pengangguran

Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak

bagi kemanusiaan sesuai dengan UUD 45 pasal 27 ayat 2. Sebagai solusi

pengangguran berbagai strategi dan kebijakan dapat ditempuh, untuk itu diperlukan

kebijakan yaitu :

1) Pemerintah memberikan bantuan wawasan, pengetahuan dan kemampuan

jiwa kewirausahaan kepada Usaha Mikro Kecil dan Menengah ( UMKM )

berupa bimbingan teknis dan manajemen memberikan bantuan modal lunak

jangka panjang, perluasan pasar serta pemberian fasilitas khusus agar dapat

tumbuh secara mandiri dan andal bersaing di bidangnya.

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 … II.pdfpariwisata dapat berimbas terhadap menurunnya angka pengangguran secara signifikan, khususnya di sekitar daerah obyek wisata

21

2) Segera melakukan pembenahan, pembangunan dan pengembangan

kawasan - kawasan, khususnya daerah yang tertinggal dan terpencil sebagai

prioritas dengan membangun fasilitas transportasi dan komunikasi. Ini akan

membuka lapangan kerja bagi para penganggur di berbagai jenis maupun

tingkatan. Harapan akan berkembangnya potensi wilayah Negara Kesatuan

Republik Indonesia ( NKRI ) baik potensi sumber daya alam, sumber daya

manusia.

3) Membangun lembaga sosial yang dapat menjamin kehidupan penganggur

seperti PT Jaminan Sosial Tenaga Kerja (PT Jamsostek) sehingga setiap

penganggur di Indonesia akan terdata dengan baik dan mendapat perhatian

khusus. Secara teknis dan rinci.

4) Menyederhanakan perizinan dan peningkatan keamanan karena terlalu

banyak jenis perizinan yang menghambat investasi baik Penanamaan

Modal Asing maupun Penanaman Modal Dalam Negerisehingga

merangsang pertumbuhan iklim investasi yang kondusif untuk menciptakan

lapangan kerja.

5) Mengembangkan sektor pariwisata dan kebudayaan Indonesia ( khususnya

daerah - daerah yang belum tergali potensinya ) dengan melakukan

promosi - promosi keberbagai negara untuk menarik para wisatawan asing,

mengundang para investor untuk ikut berpartisipasi dalam pembangunan

dan pengembangan kepariwisataan dan kebudayaan yang nantinya akan

banyak menyerap tenaga kerja daerah setempat.

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 … II.pdfpariwisata dapat berimbas terhadap menurunnya angka pengangguran secara signifikan, khususnya di sekitar daerah obyek wisata

22

6) Melakukan program sinergi antar BUMN atau BUMS yang memiliki

keterkaitan usaha atau hasil produksi akan saling mengisi kebutuhan.

Dengan sinergi tersebut maka kegiatan proses produksi akan menjadi lebih

efisien dan murah karena pengadaan bahan baku bisa dilakukan secara

bersama - sama. Contoh, PT Krakatau Steel dapat bersinergi dengan PT.

PAL Indonsia untuk memasok kebutuhan bahan baku berupa pelat baja.

7) Dengan memperlambat laju pertumbuhan penduduk ( meminimalisirkan

menikah pada usia dini ) yang diharapkan dapat menekan laju pertumbuhan

sisi angkatan kerja baru atau melancarkan sistem transmigrasi dengan

mengalokasikan penduduk padat ke daerah yang jarang penduduk dengan

difasilitasi sektor pertanian, perkebunan atau peternakan oleh pemerintah.

8) Menyeleksi Tenaga Kerja Indonesia ( TKI ) yang akan dikirim ke luar

negeri. Perlu seleksi secara ketat terhadap pengiriman TKI ke luar

negeri.Sebaiknya diupayakan tenaga-tenaga terampil.Hal itu dapat

dilakukan dan diprakarsai oleh Pemerintah Pusat dan Daerah.

9) Segera harus disempurnakan kurikulum dan sistem pendidikan nasional

(Sisdiknas). Sistem pendidikan dan kurikulum sangat menentukan kualitas

pendidikan yang berorientasi kompetensi.Karena sebagian besar para

penganggur adalah para lulusan perguruan tinggi yang tidak siap

menghadapi dunia kerja.

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 … II.pdfpariwisata dapat berimbas terhadap menurunnya angka pengangguran secara signifikan, khususnya di sekitar daerah obyek wisata

23

2.1.5.6 Hubungan antara nilai produksi UMKM dengan angka pengangguran

Matz (1990: 23) menyatakan apabila jumlah tenaga kerja yang digunakan oleh

perusahaan jumlahnya besar maka akan menghasilkan output yang besar pula,

sehingga akan semakin banyak kemungkinan untuk terjadi penambahan output

produksi atau tenaga kerja. Sementara itu Simanjuntak (1985: 87) menyatakan bahwa

pengusaha mempekerjakan seseorang karena itu membantu memproduksi barang/jasa

untuk dijual pada konsumen. Oleh karena itu, kenaikan permintaan pengusaha

terhadap tenaga kerja, tergantung dari kenaikan permintaan masyarakat akan barang

yang diproduksi.

J. Mensah-Ansah (2014) di dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa besar

kecilnya nilai produksi industri berpengaruh positif serta signifikan terhadap

penyerapan tenaga kerja. Sementara itu Karib (2012) di dalam penelitiannya di

Sumatera Barat menyimpulkan bahwa variabel produksi merupakan faktor yang

cukup menentukan terhadap jumlah tenaga kerja yang terserap pada sektor industri

Sumatera Barat. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Caroline et al., 2007

menyimpulkan bahwa program microfinance atau UMKM dinilai efektif dalam

membatasi pengangguran serta mengurangi angka kemiskinan di negara tersebut.

Berdasarkan hal tersebut di atas maka dapat dikatakan terdapat hubungan negatif

antara Nilai produksi UMKM terhadap angka pengangguran di Provinsi Bali pada

periode 1993-2013.

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 … II.pdfpariwisata dapat berimbas terhadap menurunnya angka pengangguran secara signifikan, khususnya di sekitar daerah obyek wisata

24

2.2 Rumusan Hipotesis

Berdasarkan penjelasan kajian serta dasar teori diatas, maka hipotesis yang

dapat diambil di dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Jumlah kedatangan wisatawan asing, Kredit Usaha Kecil (KUK) pada

sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran, dan nilai produksi UMKM

secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Angka Pengangguran di

Provinsi Bali pada periode 1993-2013

2. Jumlah kedatangan wisatawan asing, Kredit Usaha Kecil (KUK) pada

sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran, dan nilai produksi UMKM

secara parsial berpengaruh negative dan signifikan terhadap Angka

Pengangguran di Provinsi Bali pada periode 1993-2013

2.3 Model Konseptual Penelitian

Kunio and Toshiaki (2011) dalam penelitiannya menyatakan model

konseptual penelitian dinyatakan dalam bentuk skema sederhana tetapi utuh memuat

pokok-pokok unsur penelitian dan tata hubungan antara pokok-pokok unsur

penelitian, seperti pada gambar F.1

.

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 … II.pdfpariwisata dapat berimbas terhadap menurunnya angka pengangguran secara signifikan, khususnya di sekitar daerah obyek wisata

25

Gambar 2.1 Kerangka konseptual penelitian

Ket :

: berpengaruh secara parsial

: berpengaruh secara simultan

Berdasarkan pada gambar model konseptual penelitian, maka pada penelitian

ini akan dilakukan analisis untuk mengetahui pengaruh jumlah kedatangan wisatawan

asing, Kredit Usaha Kecil (KUK) pada sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran, dan

nilai produksi UMKM terhadap angka pengangguran di Provinsi Bali pada periode

1993-2013.

Angka Pengangguran

(Y)

Nilai Produksi Usaha Mikro,

Kecil dan Menengah (X3)

Kredit Usaha Kecil (KUK)

(X2)

Jumlah kunjungan

wisatawan asing (X1)