bab ii kajian pustaka dan hipotesis penelitian 2.1 ... bab 2.pdfkeadaan masyarakat sekitarnya....

23
1 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Konsep Kemiskinan Kemiskinan adalah fenomena yang seringkali di jumpai dalam kehidupan bersosial. kemiskinan seringkali dipandang sebagai gejala rendahnya tingkat kesejahteraan semata padahal kemiskinan merupakan gejala yang bersifat kompleks dan multidimensi. Berbagai program telah dilakukan untuk mengatasi persoalan tersebut, tetapi secara statistik angka kemiskinan cenderung semakin tinggi seiring dengan meningkatnya tingkat kebutuhan masyarakat (Kristanto, 2014). Kemiskinan merupakan kondisi absolut atau relatif yang menyebabkan seseorang atau kelompok masyarakat dalam suatu wilayah tidak mempunyai kemampuan untuk mencukupi kebutuhan dasarnya sesuai dengan tata nilai atau norma tertentu yang berlaku di dalam masyarakat karena sebab natural, kultural dan struktural (Nugroho, 2004:165). Ukuran kemiskinan menurut Nurkse secara sederhana dan yang umum digunakan dapat dibedakan menjadi tiga. (Kuncoro, 2003:130), yaitu: 1. Kemiskinan Absolut Seseorang termasuk golongan miskin absolut apabila hasil pendapatannya berada di bawah garis kemiskinan dan tidak cukup untuk menentukan kebutuhan dasar hidupnya. Konsep ini dimaksudkan untuk menentukan tingkat pendapatan minimum yang cukup untuk memenuhi kebutuhan fisik terhadap makanan, pakaian, dan perumahan untuk menjamin kelangsungan hidup. Kesulitan utama

Upload: dangnhi

Post on 02-Aug-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 ... Bab 2.pdfkeadaan masyarakat sekitarnya. Berdasarkan konsep ini, garis kemiskinan akan mengalami perubahan bila tingkat hidup

1

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Konsep Kemiskinan

Kemiskinan adalah fenomena yang seringkali di jumpai dalam kehidupan

bersosial. kemiskinan seringkali dipandang sebagai gejala rendahnya tingkat

kesejahteraan semata padahal kemiskinan merupakan gejala yang bersifat

kompleks dan multidimensi. Berbagai program telah dilakukan untuk mengatasi

persoalan tersebut, tetapi secara statistik angka kemiskinan cenderung semakin

tinggi seiring dengan meningkatnya tingkat kebutuhan masyarakat (Kristanto,

2014). Kemiskinan merupakan kondisi absolut atau relatif yang menyebabkan

seseorang atau kelompok masyarakat dalam suatu wilayah tidak mempunyai

kemampuan untuk mencukupi kebutuhan dasarnya sesuai dengan tata nilai atau

norma tertentu yang berlaku di dalam masyarakat karena sebab natural, kultural

dan struktural (Nugroho, 2004:165).

Ukuran kemiskinan menurut Nurkse secara sederhana dan yang umum

digunakan dapat dibedakan menjadi tiga. (Kuncoro, 2003:130), yaitu:

1. Kemiskinan Absolut

Seseorang termasuk golongan miskin absolut apabila hasil pendapatannya

berada di bawah garis kemiskinan dan tidak cukup untuk menentukan kebutuhan

dasar hidupnya. Konsep ini dimaksudkan untuk menentukan tingkat pendapatan

minimum yang cukup untuk memenuhi kebutuhan fisik terhadap makanan,

pakaian, dan perumahan untuk menjamin kelangsungan hidup. Kesulitan utama

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 ... Bab 2.pdfkeadaan masyarakat sekitarnya. Berdasarkan konsep ini, garis kemiskinan akan mengalami perubahan bila tingkat hidup

2

dalam konsep kemiskinan absolut adalah menentukan komposisi dan tingkat

kebutuhan minimum karena kedua hal tersebut tidak hanya dipengaruhi oleh adat

kebiasaan saja, tetapi juga iklim, tingkat kemajuan suatu negara, dan faktor-faktor

ekonomi lainnya. Walaupun demikian, untuk dapat hidup layak, seseorang

membutuhkan barang-barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan fisik dan

sosialnya.

2. Kemiskinan Relatif

Seseorang termasuk golongan miskin relatif apabila telah dapat memenuhi

kebutuhan dasar hidupnya, tetapi masih jauh lebih rendah dibandingkan dengan

keadaan masyarakat sekitarnya. Berdasarkan konsep ini, garis kemiskinan akan

mengalami perubahan bila tingkat hidup masyarakat berubah sehingga konsep

kemiskinan ini bersifat dinamis atau akan selalu ada. Oleh karena itu, kemiskinan

dapat dari aspek ketimpangan sosial yang berarti semakin besar ketimpangan

antara tingkat penghidupan golongan atas dan golongan bawah, maka akan

semakin besar pula jumlah penduduk yang dapat dikategorikan selalu miskin.

3. Kemiskinan Kultural

Seseorang termasuk golongan miskin kultural apabila sikap orang atau

sekelompok masyarakat tersebut tidak mau berusaha memperbaiki tingkat

kehidupannya sekalipun ada usaha dari pihak lain yang membantunya atau dengan

kata lain seseorang tersebut miskin karena sikapnya sendiri yaitu pemalas dan

tidak mau memperbaiki kondisinya.

Semua ukuran kemiskinan dipertimbangkan berdasarkan pada norma pilihan

dimana norma tersebut sangat penting terutama dalam hal pengukuran didasarkan

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 ... Bab 2.pdfkeadaan masyarakat sekitarnya. Berdasarkan konsep ini, garis kemiskinan akan mengalami perubahan bila tingkat hidup

3

konsumsi (consumption based poverty line). Oleh sebab itu, garis kemiskinan

yang didasarkan pada konsumsi terdiri dari dua elemen, yaitu:

1. Pengeluaran yang diperlukan untuk memberi standar gizi minimum dan

kebutuhan mendasar lainnya.

2. Jumlah kebutuhan yang sangat bervariasi yang mencerminkan biaya

partisipasi dalam kehidupan sehari-hari

Menurut Sumitro Djojohadikusumo (1995 : 307) pola kemiskinan ada empat

yaitu, Pertama adalah persistent poverty, yaitu kemiskinan yang telah kronis atau

turun temurun. Pola kedua adalah cyclical poverty, yaitu kemiskinan yang

mengikuti pola siklus ekonomi secara keseluruhan. Pola ketiga adalah seasonal

poverty, yaitu kemiskinan musiman seperti dijumpai pada kasus nelayan dan

petani tanaman pangan. Pola keempat adalah accidental poverty yaitu kemiskinan

karena terjadinya bencana alam atau dampak dari suatu kebijakan tertentu yang

menyebabkan menurunnya tingkat kesejahteraan suatu masyarakat.

Todaro (2003 : 37) menyatakan bahwa variasi kemiskinan di Negara

berkembang disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu: (1) luasnya negara, (2)

perbedaan sejarah, sebagian dijajah oleh negara yang berlainan, (3) perbedaan

kekayaan sumber daya alam dan kualitas sumber daya manusianya, (4) relatif

pentingnya sektor publik dan swasta, (5) perbedaan struktur industri

2.1.2 Teori Lingkaran Setan Kemiskinan

Penyebab kemiskinan bermuara pada teori lingkaran setan kemiskinan.

Adanya keterbelakangan, ketidaksempurnaan pasar, dan kurangnya modal

menyebabkan rendahnya produktivitas. Rendahnya produktivitas menyebabkan

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 ... Bab 2.pdfkeadaan masyarakat sekitarnya. Berdasarkan konsep ini, garis kemiskinan akan mengalami perubahan bila tingkat hidup

4

rendahnya pendapatan yang mereka terima. Rendahnya pendapatan akan

berimplikasi pada rendahnya tabungan dan investasi. Rendahnya investasi

berakibat pada keterbelakangan. Logika berpikir ini dikemukakan oleh Ragnar

Nurkse, ekonom pembangunan ternama di tahun 1953, yang mengatakan: “A poor

country is poor because it is poor” (Negara miskin itu karena dia miskin). Jika

Negara itu berhasil secara simultan melakukan lebih banyak investasi,

mengembangkan keahlian, dan menekan pertumbuhan penduduk, maka Negara

tersebut dapat mematahkan lingkaran setan kemiskinan, dan akan menciptakan

lingkaran malaikat ke arah pembangunan ekonomi yang cepat (Samoelson,

2001:440).

2.1.3 Ukuran Kemiskinan

Menurut BPS Provinsi Bali, Untuk mengukur kemiskinan, BPS

menggunakan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar (basic needs

approach). Dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai

ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan

dan bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran. Dengan pendekatan ini,

dapat dihitung Headcount Index (P0), yaitu persentase penduduk miskin terhadap

total penduduk. Metode yang digunakan adalah menghitung Garis Kemiskinan

(GK), yang terdiri dari dua komponen yaitu Garis Kemiskinan Makanan (GKM)

dan Garis Kemiskinan Non Makanan (GKNM). Penghitungan Garis Kemiskinan

dilakukan secara terpisah untuk daerah perkotaan dan perdesaan. Garis

Kemiskinan Makanan (GKM) merupakan nilai pengeluaran kebutuhan minimum

makanan yang disetarakan dengan 2100 kkalori per kapita per hari. Paket

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 ... Bab 2.pdfkeadaan masyarakat sekitarnya. Berdasarkan konsep ini, garis kemiskinan akan mengalami perubahan bila tingkat hidup

5

komoditas kebutuhan dasar makanan diwakili oleh 52 jenis komoditas (padi -

padian, umbi - umbian, ikan, daging, telur dan susu, sayuran, kacang-kacangan,

buah-buahan, minyak, lemak,dll). Garis Kemiskinan Non Makanan (GKNM)

adalah kebutuhan minimum untuk perumahan, sandang, pendidikan, dan

kesehatan. Paket komoditas kebutuhan dasar non makanan diwakili oleh 52 jenis

komoditas di perkotaan dan 47 jenis komoditasdi perdesaan. Penduduk yang

memiliki pendapatan dibawah garis kemiskinan dikatakan dalam kondisi miskin

(BPS, 2014).

2.1.4 Pertumbuhan Ekonomi

2.1.4.1 Konsep Pertumbuhan ekonomi

Menurut Schumpeter dan Hicks (dalam Jhingan 2004:4) ada perbedaan

dalam istilah perkembangan ekonomi dan pertumbuhan ekonomi. Perkembangan

ekonomi merupakan perubahan spontan dan terputus-putus dalam keadaan

stasioner yang senantiasa mengubah dan mengganti situasi keseimbangan yang

ada sebelumnya, sedangkan pertumbuhan ekonomi adalah perubahan jangka

panjang secara perlahan dan mantap yang terjadi melalui kenaikan tabungan dan

penduduk. Hicks mengemukakan masalah negara terbelakang menyangkut

pengembangan sumber-sumber yang tidak atau belum dipergunakan, kendati

penggunanya telah cukup dikenal.

Menurut Simon Kuznets dalam (dalam Jhingan, 2004:57) pertumbuhan

ekonomi adalah peningkatan kemampuan suatu negara (daerah) untuk

menyediakan barang-barang ekonomi bagi penduduknya, yang terwujud dengan

adanya kenaikan output nasional secara terus-menerus yang disertai dengan

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 ... Bab 2.pdfkeadaan masyarakat sekitarnya. Berdasarkan konsep ini, garis kemiskinan akan mengalami perubahan bila tingkat hidup

6

kemajuan teknologi serta adanya penyesuaian kelembagaan, sikap dan ideologi

yang dibutuhkannya.

Pertumbuhan ekonomi yang ideal adalah dimana titik keseimbangan antara

permintaan agregat (jumlah permintaan total terhadap barang dan jasa dalam

perekonomian selama periode tertentu) dan penawaran agregat (jumlah produksi

total barang dan jasa dalam suatu perekonomian selama periode tertentu) semakin

baik dari periode sebelumnya (Manurung, 2008 : 8).

Pertumbuhan ekonomi (dalam Sukirno 2006:9) sebagai suatu ukuran

kuantitatif yang menggambarkan perkembangan suatu perekonomian dalam suatu

tahun tertentu apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pertumbuhan

ekonomi dapat diketahui dengan membandingkan PDRB pada satu tahun tertentu

(PDRBt) dengan PDRB tahun sebelumnya (PDRB t-1).

Laju Pertumbuhan Ekonomi = PDRBt – PDRBt-1 x100%.................................(1)

PDRBt-1

Menurut Todaro (2003:93), ada tiga faktor utama dalam pertumbuhan

ekonomi, yaitu:

1. Akumulasi Modal termasuk semua investasi baru yang berwujud tanah

(lahan), peralatan fiskal, dan sumber daya manusia (human

resources).Akumulasi modal akan terjadi jika ada sebagian dari pendapatan

sekarang di tabung yang kemudian diinvestasikan kembali dengan tujuan

untuk memperbesar output di masa-masa mendatang. Investasi juga harus

disertai dengan investasi infrastruktur, yakni berupa jalan, listrik, air bersih,

fasilitas sanitasi, fasilitas komunikasi, demi menunjang aktivitas ekonomi

produktif. Investasi dalam pembinaan sumber daya manusia bermuara pada

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 ... Bab 2.pdfkeadaan masyarakat sekitarnya. Berdasarkan konsep ini, garis kemiskinan akan mengalami perubahan bila tingkat hidup

7

peningkatan kualitas modal manusia, yang pada akhirnya dapat berdampak

positif terhadap angka produksi.

2. Pertumbuhan penduduk dan angkatan kerja. Pertumbuhan penduduk dan hal-

hal yang berhubungan dengan kenaikan jumlah angka kerja (laborforce)

secara tradisional telah dianggap sebagai faktor yang positif dalam

merangsang pertumbuhan ekonomi. Artinya, semakin banyak angkatan kerja

semakin produktif tenaga kerja, sedangkan semakin banyak penduduk akan

meningkatkan potensi pasar domestiknya.

3. Kemajuan Teknologi. Kemajuan teknologi disebabkan oleh teknologi cara-

cara baru dan cara-cara lama yang diperbaiki dalam melakukanpekerjaan –

pekerjaan tradisional. Ada 3 klasifikasi kemajuan teknologi, yakni :

a. Kemajuan teknologi yang bersifat netral, terjadi jika tingkat output yang

dicapai lebih tinggi pada kuantitas dan kombinasi-kombinasi input yang

sama.

b. Kemajuan teknologi yang bersifat hemat tenaga kerja (labor saving) atau

hemat modal (capital saving), yaitu tingkat output yang lebih tinggi bisa

dicapai dengan jumlah tenaga kerja atau input modal yang sama

c. Kemajuan teknologi yang meningkatkan modal, terjadi jika penggunaan

teknologi tersebut memungkinkan kita memanfaatkan barang modal yang

ada secara lebih produktif

2.1.4.2 Teori Pertumbuhan Ekonomi

Teori-teori pertumbuhan ekonomi yang berkembang antara lain:

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 ... Bab 2.pdfkeadaan masyarakat sekitarnya. Berdasarkan konsep ini, garis kemiskinan akan mengalami perubahan bila tingkat hidup

8

1. Teori Pertumbuhan Rostow

Model pembangunan tahap pertumbuhan (stages of growth model

development) merupakan hasil pemikiran dari ahli sejarah ekonomi dari Amerika

Serikat, yaitu Walt W. Rostow. Menurut rastow, transisi dari keterbelakangan ke

perekonomian maju dapat di uraikan dalam serangkaian langkah atau tahapan

yang harus dilalui setiap Negara (Todaro dan Smith, 2009: 135).

Teori pertumbuhan ekonomi Rostow yang terdiri dari lima tahapan-

tahapan tersebut mempunyai ruang lingkup yang lebih luas. Kelima tahapan dari

teori pertumbuhan ekonomi Rostow yaitu :

1. Tahap Masyarakat Tradisional

Menurut rastow dalam suatu masyarakat tradisional tingkat produksi

perkapita dan tingkat produktifitas per pekerja masih sangat terbatas oleh

sebab itu sebagian besar sumber daya masyarakat di gunakan untuk

kegiatan sektor pertanian (Sadono, 2006:169).

2. Tahap pra kondisi tinggal landas

Rostow mendefinisikan tahap ini sebagai suatu masa transisi pada ketika

di mana suatu masyarakat telah mempersiapkan dirinya, atau dipersiapkan

dari luar, untuk mencapai pertumbuhan yang mempunyai kekuatan untuk

terus berkembang (Sadono, 2006:170). Menurut Rostow pada tahap ini

dan sesudahnya pertumbuhan ekonomi akan berlangsung secara dinamis.

3. Tahap lepas landas

Dalam tahap lepas landas pertumbuhan merupakan peristiwa yang selalu

terjadi. Awal dari masa lepas landas adalah masa berlangsungnya

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 ... Bab 2.pdfkeadaan masyarakat sekitarnya. Berdasarkan konsep ini, garis kemiskinan akan mengalami perubahan bila tingkat hidup

9

perubahan yang sangat drastic dalam masyarakat, seperti revolusi politik,

terciptanya kemajuan yang pesat dalam inovasi atau berupa terbukanya

pasar – pasar baru. Jadi faktor penyebab di mulainya masa landas berbeda

beda dan sebagai akibat perubahan ini secara teratur akan tercipta

pembaruan – pembaruan dan peningkatan penanaman modal (Sadono,

2006: 173)

4. Tahap menuju kedewasaan

Tahap menuju kedewasaan yang diartikan oleh Rostow sebagai masa di

mana masyarakat sudah efektif menggunakan teknologi modern pada

sebagian besar faktor produksi dan kekayaan alamnya (Sadono, 2006:176).

5. Tahap konsumsi tinggi

Tahap terakhir dalam teori pertumbuhan ekonomi Rostow adalah tahap

konsumsi tinggi, yaitu masa di mana perhatian masyarakat lebih

menekankan kepada masalah-masalah konsumsi dan kesejahteraan, dan

bukan lagi kepada masalah produksi (Sadono, 2006:177).

2. Teori Harrod-Domar

Teori pertumbuhan yang dikembangkan oleh Evsey Domar dan sir Roy

F.Harrod. Pada hakikatnya teori Harrod-Domar merupakan pengembangan dari

teori makro Keynes. Keynes dianggap tidak lengkap karena tidak mengungkapkan

masalah-masalah ekonomi dalam jangka panjang. Dengan kata lain teori ini

berusaha menunjukkan syarat yang dibutuhkan agar suatu perekonomian dapat

tumbuh dan berkembang dengan mantap (steady growth). Menurut teori Harrod-

Dommar, pembentukan modal merupakan faktor penting yang menentukan

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 ... Bab 2.pdfkeadaan masyarakat sekitarnya. Berdasarkan konsep ini, garis kemiskinan akan mengalami perubahan bila tingkat hidup

10

pertumbuhan ekonomi. Pembentukan modal tersebut dapat diperoleh melalui

proses akumulasi tabungan. (Arsyad, 2010:83) Teori Harrod-Domar mempunyai

beberapa asumsi yaitu:

Teori Harrod-Domar mempunyai beberapa asumsi yaitu:

1) Perekonomian dalam keadaan pengerjaan penuh (full employment) dan

barang-barang modal dalam masyarakat digunakan secara penuh.

2) Perekonomian terdiri dari dua sektor yaitu sektor rumah tangga daan sektor

perusahaan, berarti pemerintah dan perdagangan luar negeri tidak ada.

3) Besarnya tabungan masyarakat adalah proporsional dengan besarnya

pendapatan nasional, berarti fungsi tabungan di mulai dengan titik nol.

4) Kecendrungan untuk menabung (Marginal Propensity to Save = MPS)

besarnya tetap, demikian juga rasio antara modal-output (Capital Output

Ratio=COR) dan rasio pertambahan modal-output (Incremental Capital-

Output Ratio=ICOR). (Arsyad, 2010:84)

3. Teori Pertumbuhan Neo-klasik

Teori pertumbuhan neo-klasik dikembangkan oleh Robert M. Solow (1970)

dan T.W. Swan (1956). Model Solow-Swan menggunakan unsur pertumbuhan

penduduk, akumulasi kapital, kemajuan teknologi, dan besarnya output yang

saling berinteraksi. Perbedaan utama dengan model Harrod-Domar adalah

dimasukkannya unsur kemajuan teknologi dalam modelnya. Selain itu, Solow-

Swan menggunakan model fungsi produksi yang memungkinkan adanya

substitusi antara kapital (K) dan tenaga kerja (L). Dengan demikian, syarat-syarat

adanya pertumbuhan ekonomi yang baik dalam model Solow-Swan kurang

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 ... Bab 2.pdfkeadaan masyarakat sekitarnya. Berdasarkan konsep ini, garis kemiskinan akan mengalami perubahan bila tingkat hidup

11

restriktif disebabkan kemungkinan substitusi antara tenaga kerja dan modal. Hal

ini berarti ada fleksibilitas dalam rasio modal-output dan rasio modal-tenaga kerja

(Arsyad, 2010:89).

Teori Solow-Swan melihat bahwa dalam banyak hal mekanisme pasar dapat

menciptakan keseimbangan, sehingga pemerintah tidak perlu terlalu banyak

mencampuri atau mempengaruhi pasar. Campur tangan pemerintah hanya sebatas

kebijakan fiskal dan kebijakan moneter. Tingkat pertumbuhan berasal dari tiga

sumber yaitu, akumulasi modal, bertambahnya penawaran tenaga kerja, dan

peningkatan teknologi. Teknologi ini terlihat dari peningkatan skill atau kemajuan

teknik, sehingga produktivitas capital meningkat. Dalam model tersebut, masalah

teknologi dianggap sebagai fungsi dari waktu. (Sadono Sukirno, 2006:243).

4. Teori pertumbuhan dan pembangunan daerah

Teori kausasi kumulatif

Gunnar Myrdal dalam suatu tulisannya,( economic theory and

Underdeveloped regions ) mengungkapkan sebuah konsep yang kemudian di

kenal sebagai proses kausasi kumulatif. Menurut Myrdal pembangunan di daerah

yang lebih maju akan menyebabkan suatu keadaan yang akan menimbulkan

hambatan yang lebih besar pada daerah – daerah yang lebih terbelakang untuk

dapat maju dan berkembang. Suatu keadaan yang menghambat pembangunan ini

di golongkan sebagai backwash effects. Di sisi lain perkembangan di daerah –

daerah lebih maju ternyata juga dapat menimbulkan suatu keadaan yang akan

mendorong perkembangan bagi daerah – daerah yang lebih miskin. Suatu keadaan

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 ... Bab 2.pdfkeadaan masyarakat sekitarnya. Berdasarkan konsep ini, garis kemiskinan akan mengalami perubahan bila tingkat hidup

12

yang akan mendorong pembangunan ekonomi di daerah – daerah yang lebih

miskin di namakan sebagai spread effects. (Arsyad, 2010:377).

2.1.5 Dana Alokasi Umum

Menurut UU No. 33 Tahun 2004 Dana Alokasi Umum, selanjutnya

disebut DAU adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang

dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan antar daerah untuk

mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. Sumber

penerimaan daerah dalam konteks otonomi dan desentralisasi untuk saat ini masih

sangat didominasi oleh bantuan dan sumbangan dari pemerintah pusat baik dalam

bentuk Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus dan Dana Bagi Hasil

(Indraningrum, 2011). Dana Alokasi Umum adalah dana yang berasal dari APBN

yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan keuangan antar daerah untuk

membiayai kebutuhan pengeluaran daerah masing-masing dalam rangka

pelaksanaan desentralisasi (Suparmoko,2001:43).

Setiap daerah memperoleh besaran DAU yang berbeda-beda karena harus

dialokasikan atas dasar besar kecilnya celah fiskal sesuai dengan kebutuhan

daerah dan potensi daerah serta alokasi dasar. Cara-cara yang digunakan untuk

menghitung DAU menurut ketentuan yang berlaku yaitu (Ahmad Yani, 2008:12):

1. Jumlah keseluruhan DAU yang ditetapkan sekurang-kurangnya 26% dari

pendapatan dalam negeri neto yang ditetapkan dalam APBN. Pendapatan

dalam negeri neto adalah penerimaan Negara yang berasal dari pajak dan

bukan pajak setelah dikurangi dengan penerimaan Negara yang dibagi

hasilkan kepada daerah.

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 ... Bab 2.pdfkeadaan masyarakat sekitarnya. Berdasarkan konsep ini, garis kemiskinan akan mengalami perubahan bila tingkat hidup

13

2. Jumlah DAU untuk Provinsi dan daerah kabupaten/kota ditetapkan masing-

masing 10% dan 90% dari dana alokasi umum sebagaimana ditetapkan diatas.

3. DAU untuk suatu daerah kabupaten/kota tertentu ditetapkan berdasarkan

perkalian jumlah DAU untuk daerah kabupaten/kota yang ditetapkan APBN

dengan porsi daerah kabupaten/kota yang bersangkutan.

4. Porsi daerah kabupaten/kota sebagaimana dimaksud diatas merupakan

proporsi bobot daerah kabupaten/kota diseluruh Indonesia.

DAU Bertujuan untuk pemerataan kemampuan daerah termasuk jaminan

kesinambungan penyelenggaraan pemerintah daerah dalam rangka penyediaan

pelayanan dasar kepada masyarakat dan merupakan satu kesatuan dengan

penerimaan umum APBD. DAU digunakan untuk membiayai kebutuhan

pengeluaran dalam rangka pelaksanaan desentralisasi yang penggunaannya di

tetapkan oleh daerah (Wijaya,2007:33).

Adapun tahapan-tahapan dalam penghitung DAU (Yovita, 2011). yaitu:

1. Tahapan Akademis

Konsep awal penyusunan kebijakan atas implementasi formula DAU

dilakukan oleh Tim Independen dari berbagai universitas dengan tujuan untuk

memperoleh kebijakan penghitungan DAU yang sesuai dengan ketentuan UU

dan karakteristik Otonomi Daerah di Indonesia.

2. Tahapan Administratif

Dalam tahapan ini Depkeu, DJPK melakukan koordinasi dengan instansi

terkait untuk penyiapan data dasar penghitungan DAU termasuk didalamnya

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 ... Bab 2.pdfkeadaan masyarakat sekitarnya. Berdasarkan konsep ini, garis kemiskinan akan mengalami perubahan bila tingkat hidup

14

kegiatan konsolidasi dan verifikasi data untuk mendapatkan validitas dan

kemutakhiran data yang akan digunakan.

3. Tahapan Teknis

Merupakan tahap pembuatan simulasi penghitungan DAU yang akan

dikonsultasikan Pemerintah kepada DPR RI dan dilakukan berdasarkan

formula DAU sebagaimana diamanatkan UU dengan menggunakan data yang

tersedia serta memperhatikan hasil rekomendasi pihak akademis.

4. Tahapan Politis

Merupakan tahap akhir, pembahasan penghitungan dan alokasi DAU antara

Pemerintah dengan Panja Belanja Daerah Panitia Anggaran DPR RI untuk

konsultasi dan mendapatkan persetujuan hasil penghitungan DAU.

Besaran DAU yang di alokasukan Untuk daerah di rumuskan sebagai

berikut :

DAUi = AM + (BD x DAUn)………………………………….(2)

Keterangan :

DAUi : DAU yang akan di alokasikan ke provinsi atau kabupaten /Kota.

DAUn : DAU yang akan di alokasikan ke seluruh provinsi atau kabupaten /

Kota.

AM : Alokasi Umum yang diberikan pemerintah pusat ke daerah

BD : Bobot Daerah

Dari rumus diatas dapat di ketahui bahwa penyusunan DAU di hitung dengan

melibatkan faktor penyeimbang (balancing faktor) dan perkalian bobot daerah

dengan alokasi DAU yang di distribusikan dengan formula. Besarnya bobot

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 ... Bab 2.pdfkeadaan masyarakat sekitarnya. Berdasarkan konsep ini, garis kemiskinan akan mengalami perubahan bila tingkat hidup

15

daerah di perhitungkan dari kebutuhan DAU suatu daerah terhadap total

kebutuhan DAU seluruh indonesia (Mardiasmo,2004 : 161).

2.1.6 Dana Alokasi Khusus

Dana Alokasi Khusus adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN

yang dialokasikan kepada daerah tertentu dengan tujuan untuk membantu

mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dan sesuai dengan

prioritas nasional (Ahmad Yani, 2008:165). Berdasarkan peraturan menteri

keuangan republik indonesia tahun 2013 Dana Alokasi Khusus dialokasikan untuk

membantu daerah menandai kebutuhan fisik sarana dan prasarana dasar yang

merupakan perioritas nasional di bidang pendidikan, kesehatan, infrastruktur

jalan, insfrastruktur irigasi, insfrastruktur Air minum, insfrastruktur sanitasi

prasarana pemerintah daerah, kelautan dan perikanan, pertanian, lingkungan hidup

keluarga berencana, kehutanan,sarana perdagangan, sarana dan prasaranan daerah

tertinggal, dan prasarana kawasan perbatasan.

Menurut UU yang baru (UU No. 32/2004 dan UU No. 33/2004), wilayah

yang menerima DAK harus menyediakan dana penyesuaian paling tidak 10% dari

DAK yang ditransfer ke wilayah, dan dana penyesuaian ini harus dianggarkan

dalam anggaran daerah (APBD). Meskipun demikian, wilayah dengan

pengeluaran lebih besar dari penerimaan tidak perlu menyediakan dana

penyesuaian. Tetapi perlu diketahui bahwa tidak semua daerah menerima DAK

karena DAK bertujuan untuk pemerataan dan untuk meningkatkan kondisi

infrastruktur fisik yang dinilai sebagai prioritas nasional.

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 ... Bab 2.pdfkeadaan masyarakat sekitarnya. Berdasarkan konsep ini, garis kemiskinan akan mengalami perubahan bila tingkat hidup

16

2.1.7 Hubungan Dana Alokasi Umum Terhadap Pertumbuhan Ekonomi

DAU yang merupakan general purpose grant atau block grants adalah dana

yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan dengan tujuan

pemerataan kemampuan keuangan antar daerah untuk mendanai kebutuhan daerah

dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. Teori alokasi barang publik melalui

anggaran merupakan suatu teori analisa penyediaan barang publik yang lebih

sesuai dengan kenyataan karena bertirtik tolak pada disrtibusi pendapatan awal di

antara individu – individu dalam masyarakat dan dapat di gunakan untuk

membiayai pengeluaran pemerintah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi

(Mangkoesoebroto, 2001: 86).

Berdasarkan penelitian yang di lakukan oleh Ulfi Maryati dan Endrawati

(2010) dengan hasil analisa menunjukkan Dana Alokasi Umum (DAU)

menunjukkan pengaruh signifikan positif terhadap Pertumbuhan Ekonomi

(PDRB) yang dihasilkan oleh pemerintah daerah Kabupaten Kota di Provinsi

Sumatera Barat. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi DAU yang diterima oleh

pemerintah daerah maka semakin meningkat nilai PDRB pemerintah daerah

tersebut. Hal ini disebabkan karena peran DAU sangat signifikan, karena belanja

daerah lebih di dominasi dari jumlah DAU. Setiap DAU yang diterima pemerintah

daerah akan ditunjukkan untuk belanja pemerintah daerah, salah satunya adalah

untuk belanja modal.

2.1.8 Hubungan Dana Alokasi Khusus Terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Dana Alokasi Khusus adalah dana yang bersumber dari Anggaran

Pendapatan Belanja Negara (APBN) yang dialokasikan kepada daerah tertentu

dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 ... Bab 2.pdfkeadaan masyarakat sekitarnya. Berdasarkan konsep ini, garis kemiskinan akan mengalami perubahan bila tingkat hidup

17

urusan daerah sesuai dengan prioritas nasional. Model pembangunan tentang

pengeluaran pemerintah, model ini dikembangkan oleh Rostow dan Musgrave

yang menghubungkan perkembangan pengeluaran pemerintah dengan tahap-tahap

Pembangunan ekonomi. Pada tahap awal perkembangan ekonomi, persentase

investasi pemerintah terhadap total investasi besar sebab pada tahap ini

pemerintah harus menyediakan prasarana seperti misalnya pendidikan, kesehatan,

prasarana transportasi dan sebagainya. Pada tahap menengah pembangunan

ekonomi, investasi pemerintah tetap di perlukan untuk meningkatkan

pertumbuhan ekonomi agar dapat tinggal landas. Oleh karena peran swasta yang

semakin besar ini banyak menimbulkan kegagalan pasar dan juga menyebabkan

pemerintah harus menyediakan barang dan jasa publik dalam jumlah yang lebih

banyak (Mangkoesoebroto, 2001: 170). ini membuktikan bahwa pengeluaran

pemerintah berupa DAK ada hubunganya dengan pertumbuhan ekonomi

Berdasarkan penelitian yang di lakukan oleh Budi santosa (2013) dengan hasil

analisa menunjukkan Dana Alokasi Khusus (DAK) menunjukkan pengaruh

signifikan positif terhadap Pertumbuhan Ekonomi yang dihasilkan oleh 33

Provinsi di indonesia.

2.1.9 Hubungan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Kemiskinan

Pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan merupakan indikator penting untuk

melihat keberhasilan pembangunan suatu negara. Setiap Negara akan berusaha

keras untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang optimal dan menurunkan angka

kemiskinan. (Arius Jonaidi, 2012). Sukirno (1999:25) menyatakan bahwa

pertumbuhan ekonomi merupakan syarat keharusan (necessary condition) bagi

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 ... Bab 2.pdfkeadaan masyarakat sekitarnya. Berdasarkan konsep ini, garis kemiskinan akan mengalami perubahan bila tingkat hidup

18

pengurangan kemiskinan. Adapun syarat kecukupannya (sufficient condition)

ialah bahwa pertumbuhan tersebut efektif dalam mengurangi kemisknan. Artinya,

pertumbuhan tersebut hendaknya menyebar disetiap golongan pendapatan,

termasuk golongan penduduk miskin (growth with equity). Berdasarkan studi

yang di lakukan oleh Sumarto (2002) dari SMERU Reasearch Institute ( di kutif

dari Kuncoro 2003: 138) Terdapat hubungan negatif yang sangat kuat antara

pertumbuhan dan kemiskinan. Artinya ketika perekonomian tumbuh, kemiskinan

berkurang namun ketika perekonomian mengalami kontraksi pertumbuhan,

kemiskinan mengalami kontraksi lagi. Berdasarkan penelitian yang di lakukan

Okta Ryan Pranata Yudha (2013) Variabel pertumbuhan ekonomi mempunyai

pengaruh negatif dan signifikan mempengaruhi kemiskinan di indonesia. Karena

kenaikan pertumbuhan ekonomi akan menurunkan tingkat kemiskinan.

2.1.10 Hubungan Dana alokasi Umum Terhadap Kemiskinan

Pengalokasian Dana Alokasi Umum pemerintah pusat ke pemerintah daerah

kabupaten/kota diperuntukan untuk pemerataan kemampuan keuangan dalam

mendanai setiap kebutuhan daerah kabupaten/kota dalam rangka pelaksanaan

desentralisasi. Berdasarkan Penelitian Sumarto dkk.(2004) DAU di berikan

kepada pemerintah dalam bentuk block grant, sehingga pemerintah daerah

mempunyai fleksibilitas tinggi dalam menggunakan dana tersebut sesuai dalam

kepentingan perioritas daerah, termasuk kepentingan dalam menanggulangi

kemiskinan. dengan kata lain daerah lebih tanggap dan pro aktif dalam

menanggulangi kemiskinan.

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 ... Bab 2.pdfkeadaan masyarakat sekitarnya. Berdasarkan konsep ini, garis kemiskinan akan mengalami perubahan bila tingkat hidup

19

Pengelolaan DAU juga perlu memperhatikan mengenai sejauh mana aspirasi

masyarakat dapat terserap dengan mekanisme pengelolaan yang tepat dan

trasnparan Kebijakan umum pengelolaan keuangan daerah, dikelola berdasarkan

pendekatan kinerja yaitu pengelolaan angaran yang mengutamakan pencapaian

out come dari alokasi biaya atau input yang telah ditetapkan dengan

memperhatikan kondisi semua komponen keuangan. Dalam pengalokasian dana

transfer dari pusat kepada pemerintah daerah yang begitu besar seharus dapat

berpengaruh terhadap penurunan jumlah kemiskinan. Berdasarkan penelitian yang

di lakukan Meilen Greri Paseki, Amran Naukoko dan Patrick Wauranyang

berjudul pengaruh dana alokasi umum dan belanja langsung terhadap

pertumbuhan ekonomi dan dampaknya terhadap kemiskinan di kota manado tahun

2004-2012 hasil analisis menunjukkan Dana alokasi umum secara langsung

memiliki pengaruh signifikan dalam menurunkan tingkat kemiskinan di Kota

Manado.

2.1.11 Hubungan Dana alokasi Khusus Terhadap Kemiskinan

DAK digunakan untuk membangun sarana dan prasarana fisik. DAK yang

khusus digunakan untuk pembangunan dan rehabilitasi sarana dan prasrana fisik

ini apabila dikelola dengan baik, dapat memperbaiki mutu pendidikan,

meningkatkan pelayanan kesehatan dan paling tidak mengurangi kerusakan

infrastruktur. Hal ini sangat penting untuk menanggulangi kemiskinan dan

membangun perekonomian nasional yang lebih berdaya saing (Handayani, 2009).

Berdasarkan penelitian yang di lakukan oleh Budi santosa (2013) dengan hasil

analisa menunjukkan Dana Alokasi Khusus (DAK) menunjukkan pengaruh

signifikan negative terhadap tingkat kemiskinan yang dihasilkan oleh 33 Provinsi

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 ... Bab 2.pdfkeadaan masyarakat sekitarnya. Berdasarkan konsep ini, garis kemiskinan akan mengalami perubahan bila tingkat hidup

20

di indonesia dan sangat sesuai dengan tujuan pelaksanaan otonomi daerah yang

memang di tunjukkan untuk meningkatkan kesejahtraan masyarakat dan

kemakmuran masyarakat di daerah.

2.1.12 Hubungan Dana alokasi Umum, Pertumbuhan Ekonomi Terhadap

tingkat Kemiskinan

Dana Alokasi Umum adalah sejumlah dana yang dialokasikan kepada setiap

Daerah Otonom (Provinsi/Kabupaten/Kota) di Indonesia setiap tahunnya sebagai

dana pembangunan infrastruktur, dengan adanya infrastruktur yang memadai maka

akan meningkatkan Pertumbuhan ekonomi daerah. Pertumbuhan ekonomi

menunjukkan sejauh mana aktivitas perekonomian akan menghasilkan tambahan

pendapatan masyarakat pada suatu periode tertentu sehingga akan mampu

mengurangi kemiskinan (Pratomo,2015).

Berdasarkan penelitian yang di lakukan Meilen Greri Paseki, Amran

Naukoko dan Patrick Wauranyang berjudul pengaruh dana alokasi umum dan

belanja langsung terhadap pertumbuhan ekonomi dan dampaknya terhadap

kemiskinan di kota manado tahun 2004-2012 dengan hasil analisis menunjukkan

Dana Alokasi Umum berpangaruh terhadap tingkat kemiskinan melaui

pertumbuhan ekonomi. Dengan meningkatnya dana alokasi umum akan

meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan mengurangi kemiskinan di Kota

manado.

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 ... Bab 2.pdfkeadaan masyarakat sekitarnya. Berdasarkan konsep ini, garis kemiskinan akan mengalami perubahan bila tingkat hidup

21

2.1.13 Hubungan Dana alokasi Khusus, Pertumbuhan Ekonomi Terhadap

tingkat Kemiskinan

Tujuan pemberian dana transfer (DAU, DAK, dan DBH) adalah untuk

meningkatkan penyediaan barang publik di daerah, peningkatan pertumbuhan

ekonomi dalam pengentasan kemiskinan, memperkuat kondisi fiskal daerah dan

mengurangi ketimpangan antar daerah. Dalam perspektif peningkatan pemerataan

pendapatan maka peranan DAK sangat penting untuk mempercepat konvergensi

antar daerah, karena dana diberikan sesuai dengan prioritas nasional, misalnya

DAK untuk bantuan keluarga miskin (Asdar,2012).

Berdasarkan penelitian yang di lakukan ernest simeon o. odior yang berjudul

pengeluaran pemerintah terhadap pendidikan dan pengentasan kemiskinan di

nigeria menunjukkan bahwa alokasi pengeluaran pemerintah untuk sektor

pendidikan adalah penting dalam menentukan pertumbuhan ekonomi dan

pengurangan kemiskinan di nigeria. studi ini menyimpulkan bahwa jika kebijakan

pemerintah akan secara substansial mengurangi kemiskinan, maka pertumbuhan

ekonomi di masa depan harus berpihak pada masyarakat miskin. investasi dalam

pendidikan merupakan salah satu kebijakan untuk meningkatkan modal manusia

dan mengurangi kemiskinan.

2.2 Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara dari pokok permasalahan

penelitian yang akan di uji kebenarannya. Berdasarkan pokok permasalahan,

tujuan penelitian, tinjauan pustaka dan penelitian terdahulu maka hipotesis yang

diajukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 ... Bab 2.pdfkeadaan masyarakat sekitarnya. Berdasarkan konsep ini, garis kemiskinan akan mengalami perubahan bila tingkat hidup

22

1. Dana Alokasi Umum berpengaruh Positif dan signifikan terhadap

Pertumbuhan Ekonomi pada Kabupaten/Kota di Provinsi Bali tahun 2008-

2013.

2. Dana Alokasi Khusus berpengaruh Positif dan signifikan terhadap

Pertumbuhan Ekonomi pada Kabupaten/Kota di Provinsi Bali tahun 2008-

2013.

3. Dana Alokasi Umum berpengaruh Negatif dan signifikan terhadap Tingkat

Kemiskinan pada Kabupaten/Kota di Provinsi Bali tahun 2008-2013.

4. Dana Alokasi Khusus berpengaruh Negatif dan signifikan terhadap Tingkat

Kemiskinan pada Kabupaten/Kota di Provinsi Bali tahun 2008-2013.

5. Pertumbuhan Ekonomi berpengaruh Negatif dan signifikan terhadap Tingkat

kemiskinan pada Kabupaten/Kota di Provinsi Bali tahun 2008-2013.

6. Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus berpengaruh secara tidak

langsung terhadap Tingkat kemiskinan pada Kabupaten/Kota di Provinsi Bali

melalui perantara Pertumbuhan ekonomi tahun 2008-2013.

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 ... Bab 2.pdfkeadaan masyarakat sekitarnya. Berdasarkan konsep ini, garis kemiskinan akan mengalami perubahan bila tingkat hidup

23