bab ii kajian pustaka dan hipotesis penelitian 2.1 ... 2.pdf · cenderung untuk menjual sahamnya....

21
11 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Agency Theory Teori Keagenan (Agency Theory) merupakan sebuah kontrak antara agen dan prinsipal, dalam teori keagenan, hubungan agensi muncul ketika satu orang atau lebih (prinsipal) mempekerjakan orang lain (agen) untuk memberikan suatu jasa dan mendelegasikan wewenang pengambilan keputusan demi kepentingan pemegang saham. Perbedaan peran di antara keduanya menyebabkan suatu ketimpangan informasi. Dari ketimpangan informasi tersebut, satu belah pihak (manajer) dapat mengambil keuntungan untuk diri mereka sendiri yang dapat merugikan pihak lainnya (stakeholder). Teori keagenan (agency theory) berusaha menjelaskan tentang penentuan kontrak yang paling efisien yang bisa membatasi konflik atau masalah keagenan (Jensen dan Meckling, 1976). Eisenhardt (1989) menyatakan bahwa teori agensi menggunakan tiga asumsi sifat manusia yaitu: 1) Manusia pada umumnya mementingkan diri sendiri (self interest). 2) Manusia mempunyai daya pikir terbatas mengenai persepsi masa mendatang (bounded rationality). 3) Manusia selalu menghindari risiko (risk averse). Menurut pernyataan tersebut, dapat diasumsikan manajer sebagai seorang manusia juga memiliki sifat egois untuk memenuhi kepentinganya sendiri dan

Upload: dangdien

Post on 25-Aug-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 ... 2.pdf · cenderung untuk menjual sahamnya. Teori sinyal menjelaskan mengapa manajer Teori sinyal menjelaskan mengapa manajer

11

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

2.1 Landasan Teori dan Konsep

2.1.1 Agency Theory

Teori Keagenan (Agency Theory) merupakan sebuah kontrak antara agen dan

prinsipal, dalam teori keagenan, hubungan agensi muncul ketika satu orang atau lebih

(prinsipal) mempekerjakan orang lain (agen) untuk memberikan suatu jasa dan

mendelegasikan wewenang pengambilan keputusan demi kepentingan pemegang

saham. Perbedaan peran di antara keduanya menyebabkan suatu ketimpangan

informasi. Dari ketimpangan informasi tersebut, satu belah pihak (manajer) dapat

mengambil keuntungan untuk diri mereka sendiri yang dapat merugikan pihak

lainnya (stakeholder). Teori keagenan (agency theory) berusaha menjelaskan tentang

penentuan kontrak yang paling efisien yang bisa membatasi konflik atau masalah

keagenan (Jensen dan Meckling, 1976). Eisenhardt (1989) menyatakan bahwa teori

agensi menggunakan tiga asumsi sifat manusia yaitu:

1) Manusia pada umumnya mementingkan diri sendiri (self interest).

2) Manusia mempunyai daya pikir terbatas mengenai persepsi masa mendatang

(bounded rationality).

3) Manusia selalu menghindari risiko (risk averse).

Menurut pernyataan tersebut, dapat diasumsikan manajer sebagai seorang

manusia juga memiliki sifat egois untuk memenuhi kepentinganya sendiri dan

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 ... 2.pdf · cenderung untuk menjual sahamnya. Teori sinyal menjelaskan mengapa manajer Teori sinyal menjelaskan mengapa manajer

12

menghiraukan kepentingan manusia lainnya. Kondisi ini akan mengakibatkan

munculnya perbedaan kepentingan antara agen dengan pemegang saham yang disebut

sebagai konflik keagenan. Konflik kepentingan semakin meningkat karena prinsipal

tidak dapat memantau kinerja agen sehari-hari untuk memastikan bahwa agen telah

bekerja sesuai keinginan prinsipal. Ketimpangan informasi yang terjadi antara agen

dan prinsipal ini dapat membuka peluang agen untuk menyajikan informasi yang

tidak sebenarnya kepada prinsipal dengan tujuan memaksimalkan kepentingan

sendiri.

Jika manajemen memiliki seluruh atau sebagian saham perusahaan maka hal

ini akan mempengaruhi manajemen dalam menjalankan perusahaan. Manajemen akan

lebih termotivasi dan berhati-hati dalam mengambil kebijakan karena mempunyai

kepentingan dan rasa memiliki dalam perusahaan. Hal ini membuat kepemilikan

manajerial akan mempengaruhi penggunaan hutang sebagai sumber modal dalam

menjalankan aktivitas operasi perusahaan.

2.1.2 Signalling Theory

Signalling theory atau teori sinyal menjelaskan mengapa perusahaan

mempunyai dorongan untuk memberikan informasi laporan keuangan pada pihak

eksternal. Dorongan perusahaan untuk memberikan informasi karena terdapat

asimetri informasi antara perusahaan dan pihak luar karena perusahaan mengetahui

lebih banyak mengenai perusahaan dan prospek yang akan datang daripada pihak luar

(investor, kreditor). Kurangnya informasi bagi pihak luar mengenai perusahaan

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 ... 2.pdf · cenderung untuk menjual sahamnya. Teori sinyal menjelaskan mengapa manajer Teori sinyal menjelaskan mengapa manajer

13

menyebabkan mereka melindungi diri mereka dengan memberikan harga yang rendah

untuk perusahaan. Perusahaan dapat meningkatkan nilai perusahaan dengan

mengurangi informasi asimetri. Salah satu cara untuk mengurangi informasi asimetri

adalah dengan memberikan sinyal pada pihak luar, salah satunya berupa informasi

keuangan yang dapat dipercaya dan akan mengurangi ketidakpastian mengenai

prospek perusahaan yang akan datang (Wolk etal, 2000).

Menurut Brigham dan Houston (2001) isyarat atau sinyal adalah suatu

tindakan yang diambil manajemen perusahaan yang memberi petunjuk bagi investor

tentang bagaimana manajemen memandang prospek perusahaan. Selanjutnya

perusahaan dengan prospek yang menguntungkan akan mencoba menghindari

penjualan saham dan mengusahakan modal baru dengan cara-cara lain seperti dengan

menggunakan utang. Perusahaan dengan prospek yang kurang menguntungkan akan

cenderung untuk menjual sahamnya. Teori sinyal menjelaskan mengapa manajer

suatu entitas mempunyai insentif secara sukarela (voluntary) melaporkan informasi-

informasi kepada pasar modal walaupun tidak ada ketentuan yang mengharuskan

(Astika, 2010).

Menurut Jogiyanto (2007) informasi yang dipublikasikan sebagai suatu

pengumuman akan memberikan sinyal bagi investor dalam pengambilan keputusan

investasi. Jika pengumuman tersebut mengandung nilai positif, maka diharapkan

pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar.

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 ... 2.pdf · cenderung untuk menjual sahamnya. Teori sinyal menjelaskan mengapa manajer Teori sinyal menjelaskan mengapa manajer

14

2.1.3 Struktur Modal

Struktur modal adalah perimbangan jumlah hutang jangka pendek yang

bersifat permanen, hutang jangka panjang, saham preferen dan saham biasa (Sartono,

2010:225). Menurut Stephen Marietta (2012), struktur modal adalah campuran

hutang, saham preferens dan ekuitas umum yang cenderung untuk meningkatkan

modal perusahaan. Esiemogie, dkk. (2014) juga menjelaskan struktur modal adalah

campuran dari berbagai jenis efek termasuk hutang, saham dan ekuitas yang

dikeluarkan oleh sebuah perusahaan untuk membiayai asetnya. Dengan kata lain

struktur modal merupakan proporsi dalam pemenuhan kebutuhan belanja perusahaan

dengan sumber pendanaan jangka panjang yang berasal dari dana internal dan dana

eksternal. Dengan demikian struktur modal hanya merupakan sebagian saja dari

struktur keuangan. Brigham (2001) menyatakan beberapa faktor yang mempengaruhi

struktur modal, yaitu: stabilitas penjualan, struktur aktiva, leverage operasi, tingkat

pertumbuhan, profitabilitas, pajak, pengendalian, sikap manajemen, sikap pemberi

pinjaman dan lembaga penilaian peringkat, kondisi pasar, kondisi internal perusahaan

dan fleksibilitas keuangan.

Menurut Hamidy (2014), stuktur modal yang optimal terjadi pada leverage

keuangan tingkat tertentu. Leverage keuangan merupakan penggunaan dana, dimana

dalam penggunaan dana tersebut perusahaan mengeluarkan beban tetap. Dalam

rangka mencapai struktur modal yang optimal para ahli merumuskan teori-teori

tentang struktur modal, salah satu teori struktur modal yaitu:

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 ... 2.pdf · cenderung untuk menjual sahamnya. Teori sinyal menjelaskan mengapa manajer Teori sinyal menjelaskan mengapa manajer

15

1) Trade off Theory

Model trade-off mengasumsikan bahwa struktur modal perusahaan merupakan

hasil trade-off dari keuntungan pajak dengan menggunakan hutang dengan biaya

yang akan timbul sebagai akibat penggunaan hutang tersebut. Esensi trade-off theory

dalam struktur modal adalah menyeimbangkan manfaat dan pengorbanan yang timbul

sebagai akibat hutang (Kusumajaya, 2011). Menurut trade-off theory yang

diungkapkan oleh Myers (2001:81) perusahaan akan berhutang sampai pada tingkat

hutang tertentu, dimana penghematan pajak (tax shields) dari tambahan hutang sama

dengan biaya kesulitan keuangan (financial distress). Biaya kesulitan keuangan

(financial distress) adalah biaya kebangkrutan (bankruptcy costs) atau

reorganization, dan biaya keagenan (agency costs) yang meningkat akibat dari

turunnya kredibilitas suatu perusahaan. Sejauh manfaat lebih besar, tambahan hutang

masih diperkenankan, apabila pengorbanan karena penggunaan hutang sudah lebih

besar maka tambahan hutang sudah tidak diperbolehkan.

2) Pecking Order Theory

Pandangan alternatif mengenai cara manajer mendanai anggaran modal

perusahaannya yang dikenal dalam literatur ekonomi keuangan sebagai Teori pecking

order. Teori pecking order menyatakan bahwa perusahaan lebih memilih membiayai

belanja perusahaan dengan dana internal yaitu yang berasal dari laba ditahan dan

depresiasi aliran kas. Teori struktur modal pecking order diringkaskan dalam 4

bagian di bawah ini:

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 ... 2.pdf · cenderung untuk menjual sahamnya. Teori sinyal menjelaskan mengapa manajer Teori sinyal menjelaskan mengapa manajer

16

a. Perusahaan menerapkan kebijakan dividen untuk kesempatan investasi.

b. Perusahaan lebih menyukai dana internal. Dana internal tersebut diperoleh

dari laba yang dihasilkan dari kegiatan perusahaan.

c. Saat pendanaan eksternal dibutuhkan, perusahaan pertama akan memilih

menerbitkan sekuritas hutang. Menerbitkan sekuritas jenis modal akan

dilakukan terakhir.

d. Dengan semakin banyaknya dana eksternal yang dibutuhkan untuk mendanai

proyek dengan nilai sekarang positif, pendapatan pecking order akan diikuti,

ini berarti lebih menyukai hutang yang berisiko artinya pada konvertibel,

modal preferen, dan modal biasa sebagai pilihan terakhir.

Menurut Kusumajaya (2011) struktur keuangan adalah cara bagaimana

perusahaan membiayai aktivanya dan dapat dilihat pada seluruh sisi kanan dari neraca

yang terdiri dari hutang jangka pendek, hutang jangka panjang, dan modal pemegang

saham. Sedangkan struktur modal perusahaan adalah pembiayaan permanen yang

terdiri dari hutang jangka panjang, saham preferen, dan modal pemegang saham. Jadi,

struktur modal suatu perusahaan hanya merupakan sebagian dari struktur

keuangannya. Pada dasarnya, keputusan pendanaan (financing) perusahaan berkaitan

dengan penentuan sumber-sumber dana yang digunakan untuk membiayai usulan-

usulan investasi yang telah diputuskan sebelumnya. Pemenuhan kebutuhan dana

tersebut dapat disediakan atau diperoleh dari sumber internal maupun eksternal

perusahaan.

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 ... 2.pdf · cenderung untuk menjual sahamnya. Teori sinyal menjelaskan mengapa manajer Teori sinyal menjelaskan mengapa manajer

17

Menurut Akinwunmi, dkk. (2014) struktur permodalan biasanya diukur oleh

rasio: rasio hutang terhadap total aset, ekuitas pada total aset, rasio hutang ekuitas dan

ekuitas pada hutang. Proksi struktur modal dalam penelitian ini diukur dengan debt to

equity ratio (DER), ini juga mengacu pada penelitian Hamidy (2014), Dewi (2013),

Moghadas (2013), Adedoyin (2014), dan Odongo Kodongo (2014). DER merupakan

rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat leverage (penggunaan hutang)

terhadap total shareholder’s equity yang dimiliki perusahaan. Rasio ini menunjukkan

komposisi atau struktur modal dari total pinjaman (hutang) terhadap total modal yang

dimiliki perusahaan, semakin tinggi DER menunjukkan komposisi total hutang

(jangka pendek dan jangka panjang) semakin besar dibandingkan dengan total modal

sendiri, sehingga berdampak semakin besar beban perusahaan terhadap pihak luar

(kreditur) (Robert, 1997) (dalam Hamidy, 2014).

2.1.4 Profitabilitas

Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan

dan mengukur tingkat efisiensi operasional dan efisiensi dalam menggunakan harta

yang dimilikinya (Ju Chen dan Yu Chen, 2011). Selanjutnya menurut Menurut

Brigham (2001), profitabilitas adalah hasil akhir dari serangkaian kebijakan dan

keputusan manajemen, dimana kebijakan dan keputusan ini menyangkut pada sumber

dan penggunaan dana dalam menjalankan operasional perusahaan yang terangkum

dalam laporan neraca dan unsur dalam neraca. Profitabilitas merupakan gambaran

dari penilaian kinerja keuangan, ukuran profitabilitas perusahaan dapat berbagai

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 ... 2.pdf · cenderung untuk menjual sahamnya. Teori sinyal menjelaskan mengapa manajer Teori sinyal menjelaskan mengapa manajer

18

macam seperti: laba operasi, laba bersih, tingkat pengembalian investasi dan tingkat

pengembalian ekuitas pemilik.

Rasio profitabilitas memiliki beberapa macam jenis. Menurut (Husnan dan

Pudjiastuti, 2004) dalam Nikolis (2013) Penggunaan beberapa macam rasio ini

tergantung pada tingkat kepentingan yang diinginkan perusahaan. Rasio-rasio

tersebut diantaranya:

1) ROA (Return on Asset)

2) ROE (Return on Equity)

3) Profit Margin

4) EPS (Earning per Share)

Dalam penelitian ini profitabilitas diproksikan melalui Return On Assets

(ROA) sebagai ukuran profitabilitas perusahaan karena ROA merupakan rasio yang

paling baik dalam memprediksikan pertumbuhan laba. Tangkisilah dalam Nikolis

(2013) juga mengemukakan bahwa ROA merupakan ukuran profitabilitas yang lebih

baik dari rasio profitabilitas lainnya karena rasio ini dapat mengukur efesiensi

operasi. ROA sendiri merupakan perhitungan rasio yang membandingkan tingkat laba

bersih setelah pajak dengan total seluruh aktiva yang dimiliki oleh perusahaan.

Menurut Adri (2014) ROA mengukur efektivitas tingkat pengembalian yang

diperoleh total aktiva di perusahaan. ROA membandingkan besarnya laba bersih

terhadap ekuitas saham biasa.

Return On Asset (ROA) merupakan rasio antara laba bersih terhadap total

aktiva. Semakin besar ROA menunjukkan profitabilitas perusahaan semakin baik.

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 ... 2.pdf · cenderung untuk menjual sahamnya. Teori sinyal menjelaskan mengapa manajer Teori sinyal menjelaskan mengapa manajer

19

Seorang calon investor perlu melihat ROA suatu perusahaan sebagai prediksi dan

evaluasi masa depan sebelum memutuskan melakukan investasi supaya dapat

mengetahui seberapa banyak yang akan dihasilkan dari investasi yang dilakukannya.

Semakin tinggi tingkat laba yang diperoleh, maka kemampuan perusahaan untuk

membayar dividen juga akan semakin tinggi dan harga saham perusahaan akan

semakin meningkat. Peningkatan harga saham tersebut akan meningkatkan nilai

perusahaan.

2.1.5 Nilai Perusahaan

Menurut Ayuningtias (2013) nilai perusahaan merupakan persepsi investor

terhadap perusahaan terbuka, yang sering dikaitkan dengan harga saham. Menurut

Febriana (2013) nilai perusahaan merupakan suatu termin yang menggambarkan

sejauh mana suatu perusahaan dihargai oleh publik. Nilai perusahaan dalam

penelitian ini didefinisikan sebagai nilai pasar. Menurut Agustina (2012) nilai

perusahaan dibentuk melalui indikator nilai pasar saham sangat dipengaruhi oleh

peluang-peluang investasi. Adanya peluang investasi dapat memberikan sinyal positif

tentang pertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang sehingga dapat

meningkatkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan dapat dilihat dari harga sahamnya

yang terbentuk berdasarkan permintaan dan penawaran investor, sehingga apabila

harga saham meningkat maka nilai perusahaan juga akan meningkat (Fama, 1978).

Harga saham ini ditujukkan oleh harga yang terjadi pada saat saham tersebut

diperdagangkan di pasar. Menurut Agus Sartono (2010:9), harga saham terbentuk

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 ... 2.pdf · cenderung untuk menjual sahamnya. Teori sinyal menjelaskan mengapa manajer Teori sinyal menjelaskan mengapa manajer

20

dipasar modal dan ditentukan oleh beberapa faktor seperti laba per lembar saham atau

earning per share, rasio laba terhadap harga per lembar saham atau price earning

ratio, tingkat bunga bebas resiko yang diukur dari tingkat bunga deposito pemerintah

dan tingkat kepastian operasi perusahaan. Jika harga saham di pasar modal meningkat

atau tinggi, akan membuat nilai perusahaan menjadi tinggi pula ini berarti

kemakmuran pemegang saham juga meningkat.

Menurut Brigham dan Houston (2001) terdapat beberapa pendekatan analisis

rasio dalam penilaian market value, terdiri dari pendekatan price earning ratio (PER),

price book value ratio (PBV), market book ratio (MBR), deviden yield ratio, dan

deviden payout ratio (DPR). PBV digunakan untuk mengukur nilai perusahaan dalam

penelitian ini. Rasio harga saham terhadap nilai buku perusahaan atau price book

value (PBV), menunjukkan tingkat kemampuan perusahaan menciptakan nilai relatif

terhadap jumlah modal yang diinvestasikan.

Semakin tinggi PBV memberikan indikasi bahwa investor memberikan

apresiasi yang tinggi terhadap saham perusahaan (Brigham & Houston, 2001), selain

itu PBV yang tinggi mencerminkan harga saham yang tinggi dibandingkan nilai buku

perlembar saham. Menurut Fitriyana (2014) PBV yang tinggi akan membuat pasar

percaya atas prospek perusahaan ke depan, dengan demikian dapat dikatakan bahwa

PBV merupakan indikator nilai perusahaan dari sudut pandang keinginan pemegang

saham (investor). Menurut Ayuningtias (2013), PBV dapat diartikan sebagai hasil

perbandingan antara harga pasar saham dengan nilai buku saham. PBV juga dapat

berarti rasio yang menunjukkan apakah harga saham yang diperdagangkan

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 ... 2.pdf · cenderung untuk menjual sahamnya. Teori sinyal menjelaskan mengapa manajer Teori sinyal menjelaskan mengapa manajer

21

overvalued (di atas) atau undervalued (di bawah) nilai buku saham tersebut. Menurut

Kusumajaya (2010) PBV mempunyai beberapa keunggulan sebagai berikut :

1) Nilai buku mempunyai ukuran intutif yang relatif stabil yang dapat

diperbandingkan dengan harga pasar. Investor yang kurang percaya dengan

metode discounted cash flow dapat menggunakan price book value sebagai

perbandingan.

2) Nilai buku memberikan standar akuntansi yang konsisten untuk semua

perusahaan. PBV dapat diperbandingkan antara perusahaan-perusahaan yang

sama sebagai petunjuk adanya under atau overvaluation.

Perusahaan-perusahaan dengan earning negatif, yang tidak bisa dinilai dengan

menggunakan price earning ratio (PER) dapat dievaluasi menggunakan price book

value ratio (PBV).

2.1.6 Kepemilikan Manajerial

Kepemilikan manajerial adalah persentase kepemilikan saham pada

perusahaan oleh pihak manajemen atau dengan kata lain pihak manajemen juga

sekaligus sebagai pemegang saham (Adnyana, 2013). Menurut Rahayu (2010)

kepemilikan manajemen didefinisikan sebagai persentase saham yang dimiliki oleh

manajemen yang secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan perusahaan yang

meliputi komisaris dan direksi. Kepemilikan saham oleh pihak manajemen sebagai

suatu instrumen atau alat yang digunakan untuk mengurangi konflik keagenan antar

pihak principal dan agen terhadap sebuah perusahaan. Menurut Seyyed Yahya (2014)

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 ... 2.pdf · cenderung untuk menjual sahamnya. Teori sinyal menjelaskan mengapa manajer Teori sinyal menjelaskan mengapa manajer

22

studi sebelumnya memberikan bukti bahwa struktur kepemilikan adalah salah satu

faktor yang penting dan efektif dalam mengontrol perilaku oportunistik manajer

(Jensen & Meckling, 1976). Menurut Brailsford et al. (2002) dalam Ruan Wenjuan,

dkk. (2011) manyatakan ketika tingkat kepemilikan manajerial rendah, peningkatan

kepemilikan manajerial memiliki efek menyelaraskan manajemen dan kepentingan

pemegang saham.

Semakin meningkatnya kepemilikan saham oleh manajemen, maka

manajemen akan lebih giat untuk meningkatkan kinerjanya karena manajemen

mempunyai tanggung jawab untuk memenuhi keinginan pemegang saham yang tidak

lain adalah dirinya sendiri. Sehingga manajemen lebih berhati-hati dalam menentukan

keputusan karena mereka akan ikut menanggung risiko yang ditimbulkan dari

tindakannya tersebut. Untuk itu kepemilikan manajerial dipandang sebagai alat untuk

menyatukan kepentingan manajemen dengan pemilik.

2.2 Pembahasan Hasil Penelitian Sebelumnya

Penelitian ini mengacu pada beberapa penelitian terdahulu. Perbedaan

penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah pada proksi dari variabel-variabel

yang diteliti, jenis perusahaan yang digunakan dan periode penelitian. Penelitian ini

menggunakan Price to Book Value (PBV) sebagai proksi dari nilai perusahaan dan

kepemilikan manajerial sebagai variabel pemoderasi. Perusahaan yang digunakan

dalam penelitian ini adalah perusahaan property dan real estate yang terdaftar di BEI

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 ... 2.pdf · cenderung untuk menjual sahamnya. Teori sinyal menjelaskan mengapa manajer Teori sinyal menjelaskan mengapa manajer

23

secara berturut-turut periode 2011 hingga 2013. Ringkasan hasil penelitian

sebelumnya disajikan pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1 Ringkasan Hasil Penelitian Sebelumnya

Peneliti dan Judul

Penelitian

Variabel Penelitian Hasil Penelitian

Samisi (2013)

Pengaruh Struktur

Pendanaan Terhadap

Nilai Perusahaan

Dengan Kepemilikan

Manajerial Sebagai

Variabel Moderasi

Variabel independen :

Struktur pendanaan

Variabel moderasi :

Kepemilikan manajerial

Variabel Kontrol :

Ukuran perusahaan,

umur perusahaan

Variabel dependen :

nilai perusahaan

Struktur pendanaan

berpengaruh positif dan

signifikan terhadap nilai

perusahaan

Kepemilikan manajerial

berpengaruh negatif namun

tidak signifikan terhadap

nilai perusahaan

Kepemilikan manajerial

tidak mampu memoderasi

hubungan antara struktur

pendanaan dengan nilai

perusahaan,

Roselina (2014)

Pengaruh Ownership

Retention dan

Investasi Dana dari

Proceeds

Terhadap Nilai

Perusahaan Dengan

Kepemilikan

Manajerial Sebagai

Variabel Moderasi

Variabel independen :

Ownership Retention,

investasi dana

Variabel moderasi :

Kepemilikan Manajerial

Variabel dependen :

Nilai perusahaan

Proporsi investasi dana dari

proceeds tidak berpengaruh

terhadap nilai perusahaan

terhadap nilai perusahaan

Kepemiikan manajerial

tidak memoderasi hubungan

antara baik ownership

retention dan investasi dana

dari proceeds dengan nilai

perusahaan

Adnyana (2013)

Pengaruh Kepemilikan

Manajerial Terhadap

Hubungan Antara

Variabel independen :

Kinerja Keuangan (ROA)

Variabel moderasi :

Kepemilikan Manajerial

Variabel dependen :

ROA memiliki pengaruh

negatif dan signifikan

terhadap nilai perusahaan

Kepemilikan manajerial

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 ... 2.pdf · cenderung untuk menjual sahamnya. Teori sinyal menjelaskan mengapa manajer Teori sinyal menjelaskan mengapa manajer

24

Kinerja Keuangan

Dengan Nilai

Perusahaan

Nilai perusahaan mampu mempengaruhi

hubungan antara kinerja

(ROA) dengan nilai

perusahaan

Anindyati (2011)

Pengaruh Kinerja

Keuangan Terhadap

Nilai Perusahaan

Dengan Pengungkapan

Corporate Social

Responsibility dan

Good Corporate

Governance Sebagai

Variabel Pemoderasi

Variabel independen :

Return On Assets

Variabel moderasi :

Corporate Social

Responsibility dan Good

Corporate Governance

Variabel dependen :

Nilai perusahaan

Kinerja keuangan yang

diproksikan oleh return on

assets berpengaruh terhadap

nilai perusahaan

Pengaruh pengungkapan

Good Corporate

Governance yang

diproksikan oleh

kepemilikan manajerial

sebagai variabel moderating

berpengaruh terhadap

hubungan kinerja keuangan

dengan nilai perusahaan

Rahayu (2010)

Pengaruh Kinerja

Keuangan Terhadap

Nilai Perusahaan

Dengan Pengungkapan

Corporate Social

Responsibility Dan

Good Corporate

Governance Sebagai

Variabel Pemoderasi

Variabel independen :

Return On Equity

Variabel moderasi :

Corporate Social

Responsibility dan Good

Corporate Governance

Variabel dependen :

Nilai perusahaan

ROE tidak berpengaruh

signifikan terhadap nilai

perusahaan (tobin’q)

Kepemilikan manajerial

berpengaruh signifikan

terhadap hubungan antara

ROE terhadap nilai

perusahaan (tobin’q)

Sumber : Data yang diolah, 2015

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 ... 2.pdf · cenderung untuk menjual sahamnya. Teori sinyal menjelaskan mengapa manajer Teori sinyal menjelaskan mengapa manajer

25

2.3 Hipotesis Penelitian

2.3.1 Pengaruh Struktur Modal Terhadap Nilai Perusahaan

Pada tahun 1958 Modigliani dan Miller (MM) menunjukkan bahwa nilai suatu

perusahaan tidak dipengaruhi oleh struktur modal. MM juga memberikan petunjuk

agar srtuktur modal menjadi relevan sehingga akan mempengaruhi nilai perusahaan

(Brigham dan Houston, 2001) dalam Kusumajaya (2011). Pada tahun 1963

Modigliani dan Miller (MM) memasukkan faktor pajak ke dalam analisis mereka

sehingga mendapat kesimpulan bahwa nilai perusahaan dengan hutang akan lebih

tinggi dibandingkan dengan nilai perusahan tanpa hutang. Kenaikan tersebut

dikarenakan adanya penghematan pajak (Dewi, 2013).

Trade-off theory menjelaskan bahwa jika posisi struktur modal berada di

bawah titik optimal maka setiap penambahan hutang akan meningkatkan nilai

perusahaan. Sebaliknya, jika setiap posisi struktur modal berada di atas titik optimal

maka setiap penambahan hutang akan menurunkan nilai perusahaan. Oleh karena itu,

dengan asumsi titik target struktur modal optimal belum tercapai, maka berdasarkan

trade-off theory memprediksi adanya hubungan yang positif terhadap nilai

perusahaan (Hamidy, 2014).

Adedoyin (2014) dalam penelitiannya menunjukan bahwa adanya pengaruh

bahwa leverage atau penggunaan hutang berperan penting dalam memaksimalkan

nilai perusahaan. Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat Moddigliani Miller

pada tahun 1963 bahwa dengan memasukkan pajak penghasilan perusahaan, maka

penggunaan hutang akan meningkatkan nilai perusahaan. Penelitian yang dilakukan

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 ... 2.pdf · cenderung untuk menjual sahamnya. Teori sinyal menjelaskan mengapa manajer Teori sinyal menjelaskan mengapa manajer

26

oleh Arviansyah (2013), Yunita (2013), Siahaan (2014) dan Fitriyana (2014)

menemukan bahwa struktur modal berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Penelitian

dengan hasil yang berbeda ditemukan oleh Firdausi (2014) dan Antari (2013)

menemukan bahwa struktur modal tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

Berdasarkan kajian teoritis, kajian empiris tersebut, maka hipotesis penelitian

ini adalah sebagai berikut:

H1 : Struktur modal berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

2.3.2 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan

Profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam

mencari keuntungan atau laba dalam suatu periode tertentu. (Kasmir, 2012 :114).

Menurut Agustina (2012) profitabilitas merupakan salah satu bagian finansial yang

berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Profitabilitas menunjukkan tingkat

keuntungan bersih yang mampu diraih oleh perusahaan saat menjalankan operasinya.

Menurut Fandini (2013) manfaat rasio profitabilitas tidak terbatas hanya pada pemilik

usaha atau manajemen saja, tetapi juga bagi pihak luar perusahaan, terutama pihak-

pihak yang memiliki hubungan atau kepentingan dengan perusahaan. Dengan rasio

profitabilitas yang tinggi yang dimiliki sebuah perusahaan akan menarik minat

investor untuk menanamkan modalnya diperusahaan.

Signalling theory menjelaskan bagaimana perusahaan mengeluarkan sinyal

berupa informasi yang dapat menjelaskan keadaan perusahaan tersebut lebih baik

dibandingkan dengan perusahaan lainnya. Sinyal yang dikeluarkan perusahaan

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 ... 2.pdf · cenderung untuk menjual sahamnya. Teori sinyal menjelaskan mengapa manajer Teori sinyal menjelaskan mengapa manajer

27

membantu investor dalam menilai suatu perusahaan. Salah satu informasi yang

dikeluarkan perusahaan berupa informasi keuangan yang menjelaskan kinerja

keuangan perusahaan tersebut yang diukur dengan menghitung berbagai rasio

keuangan. Dalam penelitian ini profitabilitas diproksikan melalui Return On Assets

(ROA). Return On Asset (ROA) merupakan rasio yang diperhatikan investor dalam

menganalisis laporan kinerja keuangan perusahaan. Menurut Susianti (2013) nilai

ROA yang tinggi merupakan sinyal positif bagi investor bahwa perusahaan dalam

kondisi yang menguntungkan. Hal ini menjadi daya tarik investor untuk memiliki

saham perusahaan dan akan meningkatkan harga saham sehingga nilai perusahaan

pun meningkat.

Penelitian mengenai profitabilitas terhadap nilai perusahaan dilakukan oleh Ju

Chen dan Yu Chen (2011). Penelitian tersebut menunjukkan bahwa profitabilitas

berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Su’aidah

(2010), Irma (2014) dan Wahyudi (2012) memperkuat penelitian Ju Chen dan Yu

Chen dengan menyatakan bahwa profitabilitas yang diproksikan dengan Return On

Assets berpengaruh terhadap nilai perusahaan sehingga ketika laba perusahaan naik

maka nilai perusahaan akan ikut naik. Astiari (2014) dan Wibowo (2011) menemukan

sebaliknya, bahwa ROA tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

Berdasarkan kajian teoritis, kajian empiris tersebut, maka hipotesis penelitian

ini adalah sebagai berikut:

H2 : Profitabilitas berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 ... 2.pdf · cenderung untuk menjual sahamnya. Teori sinyal menjelaskan mengapa manajer Teori sinyal menjelaskan mengapa manajer

28

2.3.3 Kepemilikan Manajerial Sebagai Pemoderasi Pengaruh Struktur Modal

Terhadap Nilai Perusahaan

Teori keagenan menjelaskan bahwa terdapat asimetri informasi antara

manajer (agen) dengan pemilik atau pemegang saham (principal). Manajemen

(agent) mempunyai informasi lebih daripada pemilik atau pemegang saham

(principal). Jensen dan Meckling (1976) menyatakan bahwa perbedaan kepentingan

antara manajer dan pemilik atau pemegang saham akan memicu adanya konflik

keagenan. Konflik keagenan dapat diminimalkan melalui sistem pengawasan yang

mampu menyamakan kepentingan antara agen dan principal, diantaranya dengan

peningkatan struktur pendanaan perusahaan melalui hutang dan peningkatan

kepemilikan saham oleh manajemen. Kepemilikan saham oleh manajemen akan

menurunkan permasalahan agensi karena semakin banyak saham yang dimiliki oleh

manajemen maka akan menyebabkan manajemen lebih berhati-hati menggunakan

hutang karena mereka ikut menanggung risiko yang ditimbulkan dari tindakannya

tersebut. Kepemilikan manajerial mempunyai dua peranan yang berbeda. Pertama

manajer bertindak sebagai pemilik perusahaan, dan kedua manajer bertindak sebagai

manajer perusahaan. Peranan seperti ini bisa mempengaruhi kinerja manajer saat

bekerja dan dapat memicu timbulnya keinginan untuk mempertahankan posisi di

dalam suatu perusahaan (Samisi, 2013).

Bagi perusahaan meningkatkan proporsi hutang dalam jumlah tertentu

terhadap modal sendiri selain untuk menunjang pendanaan perusahaan juga sebagai

upaya dari investor dalam bentuk pengawasan terhadap tanggung jawab dan kontrol

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 ... 2.pdf · cenderung untuk menjual sahamnya. Teori sinyal menjelaskan mengapa manajer Teori sinyal menjelaskan mengapa manajer

29

dari pihak manajemen dalam beroperasi sesuai dengan kepentingan perusahaan.

Manajemen yang juga sebagai pemegang saham akan selalu berupaya untuk

meningkatkan nilai perusahaan. Berdasarkan penjelasan diatas menyatakan bahwa

kepemilikan manajerial memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan sehingga

diharapkan mampu memoderasi pengaruh dari sumber modal terhadap nilai

perusahaan. Penelitian oleh Meythi dkk. (2012) mengatakan terdapat pengaruh yang

signifikan dari struktur modal terhadap nilai perusahaan dengan pertumbuhan

perusahaan sebagai moderating.

Berdasarkan kajian teoritis, kajian empiris tersebut, maka hipotesis penelitian

ini adalah sebagai berikut:

H3 : Kepemilikan manajerial memoderasi pengaruh struktur modal terhadap nilai

perusahaan.

2.3.4 Kepemilikan Manajerial Sebagai Pemoderasi Pengaruh Profitabilitas

Terhadap Nilai Perusahaan

Adanya hasil yang tidak konsisten dari hubungan antara kinerja keuangan

dalam hal ini ROA terhadap nilai perusahaan, diperkirakan terdapat variabel lain

yang mempengaruhi hubungan antara kinerja dengan nilai perusahaan dalam hal ini

adalah variabel kepemilikan manajerial. Ini didasarkan pada pemikiran bahwa

manajemen dengan kontrol kepemilikan besar memiliki insentif yang lebih rendah

untuk melakukan self-serving behavior yang tidak meningkatkan nilai perusahaan dan

bisa jadi memiliki lebih banyak kecenderungan untuk menerapkan kebijakan

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 ... 2.pdf · cenderung untuk menjual sahamnya. Teori sinyal menjelaskan mengapa manajer Teori sinyal menjelaskan mengapa manajer

30

akuntansi konservatisme untuk meningkatkan kualitas laba (Yuniasih dan

Wirakusuma, 2009).

Berdasarkan teori agency, diasumsikan bahwa terdapat kemungkinan konflik

dalam hubungan antara principal dan agen yang disebut dengan konflik keagenan.

Program kepemilikan saham bagi manajemen atau dalam bahasa Inggris sering

disebut dengan Employee Strock Option Program (ESOP) dan Management Stock

Option Program (MSOP) merupakan suatu program yang memungkinkan partisipasi

pihak manajemen untuk memiliki saham perusahaan. Pihak manajemen (manajer,

direktur atau komisaris) diberikan kesempatan untuk ikut serta memiliki saham

perusahaan dengan tujuan mensetarakannya dengan pemegang saham (Mirah, 2014).

Dengan adanya kepemilikan manajerial yang ini merupakan salah satu wujud dari

mekanisme GCG yang diyakini dapat mengurangi konflik keagenan tersebut.

Sehingga hal tersebut akan berpengaruh pada kinerja perusahaan dalam mencapai

tujuan perusahaan. Hal ini disebabkan oleh karena adanya kontrol yang mereka

miliki. Dengan adanya motivasi tersebut, maka manajer akan berusaha semaksimal

mungkin untuk memaksimalkan nilai perusahaan.

Penelitian oleh Adnyana (2013) menemukan bahwa kepemilikan manajerial

mampu mempengaruhi hubungan antara kinerja (ROA) dengan nilai perusahaan.

Sejalan dengan Adnyana, penelitian yang dilakukan oleh Anindyati (2011) dan

Rahayu (2010) menyatakan pengaruh pengungkapan Good Corporate Governance

yang diproksikan oleh kepemilikan manajerial sebagai variabel moderating

berpengaruh terhadap hubungan kinerja keuangan yang diproksikan dengan ROA dan

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 ... 2.pdf · cenderung untuk menjual sahamnya. Teori sinyal menjelaskan mengapa manajer Teori sinyal menjelaskan mengapa manajer

31

ROE pada nilai perusahaan. Penelitian dengan hasil berbeda ditemukan oleh Luvi

(2011) dan Fauzi (2010) bahwa kepemilikan manajerial sebagai variabel pemoderasi

tidak berpengaruh terhadap hubungan Return On Assets dan nilai perusahaan.

Berdasarkan kajian teoritis, kajian empiris tersebut, maka hipotesis penelitian

ini adalah sebagai berikut:

H4 : Kepemilikan manajerial memoderasi pengaruh profitabilitas terhadap nilai

perusahaan.