bab ii kajian pustaka a. pengertian...

29
12 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Akhlak Kata akhlak secara etimologi, berasal dari bahasa Arab „khalaqa‟, yang asalnya dari kata „khuluqun‟ yang artinya perangai, tabiat, adat dan juga sebanding kata „khalqun‟ yang berarti kejadian, buatan atau ciptaan. 10 Dengan demikian, secara kebahasaan istilah akhlak dapat berarti perangai, adab, tabiat atau sistem perilaku yang dibuat. Menurut Ibrahim Karim Zainuddin, akhlak adalah nilai-nilai dan sifat- sifat yang tertanam dalam jiwa yang dengan sorotan dan pertimbangan, seseorang dapat menilai padanya baik atau buruk, kemudian memilih melakukan atau meninggalkannya. 11 Sedangkan menurut muslim nurdin berpendapat bahwa : Akhlak adalah sistem nilai yang mengatur pola sikap dan tindakan manusia di atas muka bumi. Sistem nilai yang dimaksud adalah ajaran Islam yang berpedoman kepada Al-Quran dan al-hadits Nabi Muhammad Shallahu alaihi wasallam sebagai sumber utama, ijtihad sebagai berfikir Islam. 12 Ibnu Athir dalam bukunya “An-Nihayah”adalah menerangkan: hakekat makna khuluq itu ialah gambaran batin manusia yang tepat (yaitu 10 Wahid ahmadi, Risalah akhlak, panduan perilaku muslim modern ( solo: 2004), hlm. 13 11 Yunahar Ilyas, Kuliah Akhlak, (Yogyakarta:LPPI, 1999), hlm.2. 12 Menpen Drajat, Etika Profesi Guru,( Bandung: Alfabeta, 2014), hlm.19.

Upload: others

Post on 20-Nov-2020

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Akhlakeprints.umm.ac.id/44512/3/jiptummpp-gdl-supomo2012-51665...Dengan demikian, secara kebahasaan istilah akhlak dapat berarti perangai, adab,

12

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Akhlak

Kata akhlak secara etimologi, berasal dari bahasa Arab „khalaqa‟,

yang asalnya dari kata „khuluqun‟ yang artinya perangai, tabiat, adat dan

juga sebanding kata „khalqun‟ yang berarti kejadian, buatan atau ciptaan.10

Dengan demikian, secara kebahasaan istilah akhlak dapat berarti perangai,

adab, tabiat atau sistem perilaku yang dibuat.

Menurut Ibrahim Karim Zainuddin, akhlak adalah nilai-nilai dan sifat-

sifat yang tertanam dalam jiwa yang dengan sorotan dan pertimbangan,

seseorang dapat menilai padanya baik atau buruk, kemudian memilih

melakukan atau meninggalkannya.11

Sedangkan menurut muslim nurdin berpendapat bahwa : Akhlak

adalah sistem nilai yang mengatur pola sikap dan tindakan manusia di atas

muka bumi. Sistem nilai yang dimaksud adalah ajaran Islam yang

berpedoman kepada Al-Quran dan al-hadits Nabi Muhammad Shallahu alaihi

wasallam sebagai sumber utama, ijtihad sebagai berfikir Islam.12

Ibnu Athir dalam bukunya “An-Nihayah”adalah menerangkan:

hakekat makna khuluq itu ialah gambaran batin manusia yang tepat (yaitu

10 Wahid ahmadi, Risalah akhlak, panduan perilaku muslim modern ( solo: 2004), hlm. 13

11 Yunahar Ilyas, Kuliah Akhlak, (Yogyakarta:LPPI, 1999), hlm.2.

12 Menpen Drajat, Etika Profesi Guru,( Bandung: Alfabeta, 2014), hlm.19.

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Akhlakeprints.umm.ac.id/44512/3/jiptummpp-gdl-supomo2012-51665...Dengan demikian, secara kebahasaan istilah akhlak dapat berarti perangai, adab,

13

jiwa dan sifat-sifatnya), sedang khuluq merupakan gambaran bentuk luarnya

(raut muka, warna kulit, tinggi rendahnya, dan lain sebagainya).13

Menurut Husain Munaf, akhlak adalah tingkah laku, tabiat, perangai

kepribadian sebagai istilah berarti sikap rohanian yang melahirkan tingkah

laku, perbuatan manusia terhadap dirinya dan orang lain.14

Yang dimaksud dengan akhlak (moral) adalah sebuah sistem yang

lengkap yang terdiri dari karakteristik-karakteristik akal atau tingkah laku

yang menjadi seseorang menjadi istimewa. Karakterisik-karakteristik ini

membentuk kerangka psikologi seseorang dan membuatnya berperilaku

sesuai dengan dirinya dan nilai yang cocok dengan dirinya dalam kondisi

yang berbeda-beda.15

Akhlak berarti suatu kemantapan (jiwa) yang menghasilkan perbuatan

atau pengalaman dengan mudah, tanpa harus direnungkan. Jika kemantapan

itu sedemikian, sehingga menghasilkan amal-amal yang baik yaitu -amal

yang terpuji menurut akal dan syariah –maka disebut akhlak yang baik. Jika

amal-amal yang tercela timbul dari keadaan (kemantapan) maka itu

dinamakan akhlak yang buruk.16

Dengan demikian akhlak merupakan sifat psikologis (ruhaniah) dan

bukan suatu tindakan atau perbuatan, meskipun al-amal al-ikhtiari merupakan

manifestasi luarnya. akhlak juga bukanlah hasil dari sebuah kebetulan, karena

13

Humaidi Tatapangarsa, pengantar kuliah akhlak, (Surabaya: PT Bina Ilmu, 1984), hlm.13. 14

Husain Munaf, Ensiklopedi Islam, (Jakarta:Gunung Agung, 1958), hlm.9. 15

Abdul Halim, Akhlak Mulia, (Jakarta: Gema Insani, 2004), cet.I, hlm. 26-27. 16

Muhammad Abdul Quasem , Etika Ghazali, (Bandung: pustaka, 1988), penerj: J. Mahyudin, hlm 81-82

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Akhlakeprints.umm.ac.id/44512/3/jiptummpp-gdl-supomo2012-51665...Dengan demikian, secara kebahasaan istilah akhlak dapat berarti perangai, adab,

14

ia berupa pembawaan yang melekat dalam jiwa (malakah). Maka, malakah

harus memiliki fondasi sebagaimana bangunan memerlukan fondasi. Adapun

fondasi-fondasi akhlak ialah naluri, keturunan, lingkungan, pembinan, dan

kebiasaan.

akhlak secara bahasa adalah mashdar dari akhlaqa- yukhliqu-

ikhlaqan, artinya sesuai dengan timbangan (wazan) tsulasi mazid af‟ala –

yuf‟ilu- if‟alan yang berarti al-sajiyah(perangai), at-thabi‟ah (kelakuan,

tabi‟at, watak dasar), al-adat (kebiasaan, kelaziman),al-muru‟ah (peradaban

yang baik) dan al-din (agama)17

.

Dengan pengertian secara bahasa tersebut, pengertian akhlak

mencangkup sifat-sifat yang baik maupun buruk, bergantung pada tata nilai

yang dipakai sebagai landasannya. Hal ini tanpa menafikan kenyataan

sosiologis di Indonesia yang mengasosiasikan kata akhlak dengan konotasi

yang baik. Sehingga jika mengatakan bahwa seseorang berakhlak, maka

maksudnya adalah orang tersebut mempunyai akhlak yang baik.

akhlak secara istilah adalah keadaan jiwa yang kuat yang melahirkan

perbuatan-prbuaatan dengan mudah dan gampang tanpa butuh pemikiran

daan angan-angan. Keadaan jiwa ini boleh jadi melaahirkan perbuatan-

perbuatan terpuji, maka itu adalah akhlak yang baik, dan boleh jadi

melahirkan perbuatan-perbuatan yang tercela, maka itulah akhlak yang buruk.

Menurut aspek terminologi atau istilah, beberapa pakar mengemukakan

definisi akhlak sebagai berikut :

17

Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2009), hlm.1.

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Akhlakeprints.umm.ac.id/44512/3/jiptummpp-gdl-supomo2012-51665...Dengan demikian, secara kebahasaan istilah akhlak dapat berarti perangai, adab,

15

1. Ibnu Maskawih dalam buku Tahzib al Akhlaq wa Tathhir al-A‟rab, “Sifat

yang tertanam dalam jiwa yang mendorongnya untuk melakukan

perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan”18

.

2. Imam Ghazali dalam buku Ihya Ulumuddin sifat yang tertanam dalam

jiwa yang menimbulkan macam-macam perbuatan baik atau buruk tanpa

membutuhkan pemikiran dan pertimbangan.19

3. Mu‟jam al-Wasith,” Sifat yang tertanam dalam jiwa, yang degannya

lahirlah macam-macam perbuatan baik atau buruk tanpa pemikiran dan

pertimbangan.20

4. Sementara itu Prof. Dr. Ahmad Amin membuat definisi bahwa yang

disebut “akhlak” ialah “Adatul-Iradah” atau “kehendak yang dibiasakan”.

Definisi ini terdapat dalam suatu tulisannya yang berbunyi, “Sebagian

orang membuat definisi akhlak, bahwa yang disebut akhlak ialah

kehendak yang dibiasakan. Artinya, kehendak itu bila membiasakan

sesuatu, maka kebiasaan itu disebut akhlak21

.

Pembinaan akhlak siswa merupakan sesuatu yang didambakan oleh

setiap orang dalam proses pendidikan, sebab memiliki fungsi menjadikan

perlaku manusia menjadi lebih beradab serta mampu mengidentifikasi

berbagai persoalan kehidupan, baik atau buruk menurut norma yang

berlaku. Oleh karena itu, perhatian terhadap akhlak menjadi salah satu

fokus utama diselenggarakannya pendidikan di Indonesia. Melalui

pembinaan akhlak seseorang akan bisa memilah dan memilih antara

18

Wahyuddin, dkk Pendidikan Agama Islam.(Jakarta: PT Grasindo, 2009), hlm 52 19

Imam al-Ghozali, ihya’ulum al-Dien, jilid III, (Beirut: Dar al-fikr, t.t.), hlm.56. 20

Ibrahim Anis...., hlm.213. 21

Asmaran, Pengantar Studi Akhlak, ( Jakarta: PT Raja Grafindo, 2002), hlm, 2.

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Akhlakeprints.umm.ac.id/44512/3/jiptummpp-gdl-supomo2012-51665...Dengan demikian, secara kebahasaan istilah akhlak dapat berarti perangai, adab,

16

halyang di anggap baik dan buruk. Sebab, kehidupan ini tidak akan bisa

lari dari dinamika perubahan pribadi dan sosial. Oleh karena itu seiring

dengan berkembangnya zaman dan teknologi, pembinaan akhlak memiliki

posisi yang strategis dalam pengendalian perilaku manusia.

Masa remaja merupakan masa peralihan dari kanak-kanak menuju

masa dewasa. Pada masa tersebut seseorang harus bisa mempersiapkan

diri untuk menghadapi berbagai hal yang berbeda dengan keadaan

sebelumnya. Remaja merasakan bukan kanak-kanak lagi, akan tetapi

belum mampu memikul tanggung jawab layaknya orang dewasa22

. Karena

itu pada masa tersebut remaja mengalami kegoncangan pada dirinya,

terutama melepaskan nilai-nilai yang lama dan memperoleh nilai-nilai

yang baru untuk mencapai kedewasaan.Begitu pentingnya akhlak sebagai

penentu langkah awal suatu kemajuan, menjadikannya tolak ukur

keberhasilan suatu usaha. Oleh karena itu, posisi penting akhlak dalam

kehidupan perlu adanya suatu pembinaan agar akhlak tetap menempati

keluhurannya sebagai identitas dan kualitas manusia. Terutama akhlak

generasi muda bangsa Indonesia sebagai negara muslim terbesar di dunia,

yang tentunya akhlak menjadi identitas keislaman negara tersebut. Perlu

diketahui bahwa pada masa remaja, seseorang harus mampu untuk

menentukan pilihan yang tepat dalam kehidupannya. Kesalahan dalam

menentukan pilihan yang kurang tepat justru tidak hanya akan merugikan

dirinya secara individu, tetapi juga akan berdampak secara langsung

maupun tidak langsung kepada keluarga dan masyarakat sekitarnya.

22

Muhammad Thalib, Problematika Remaj dalam Beragama. (jogjakarta: 2003), hlm. 93.

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Akhlakeprints.umm.ac.id/44512/3/jiptummpp-gdl-supomo2012-51665...Dengan demikian, secara kebahasaan istilah akhlak dapat berarti perangai, adab,

17

Dalam membicarakan akhlak sangatlah luas, oleh karena itu islam sangat

menganjurkan umatnya untuk berbuat baik dan memperbaiki akhlak demi

terciptanya keharmonisan, melindungi hak dan kewajiban masing-masing

individual serta masyarakat.

Keadaan remaja yang bersifat peralihan dan tidak mantap,

mengakibatkan dirinya mudah terpengaruh oleh keadaan luar, baik atau

buruk. Pengaruh yang baik akan menguntungkan dirinya, sedangkan

pengaruh yang buruk dapat membawa mereka untuk melakukan perbuatan-

perbuatan yang melanggar nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku di

tengah masyarakat. Pelanggaran terhadap norma-norma yang ada merupakan

penyimpangan. Sedangkan penyimpangan penyimpangan yang dilakukan

oleh remaja disebut dengan istilah kenakalan.

Menurut Widodo “akhlak berarti budi pekerti, tingkah laku,

perangai.” Perkataan akhlak berasal dari perbendaharaan istilah-istilah

Islamologi. Istilah lain yang mirip dengan akhlak adalah moral. Hakikat

pengertian antara keduanya sangat berbeda. Moral berasal dari bahasa latin,

yang mengandung arti laku perbuatan lahiriah.23

Seorang yang mempunyai moral, boleh diartikan karena kehendaknya

sendiri berbuat sopan atau kebajikan karena suatu motif material, atau ajaran

filsafat moral semata. Sifatnya sangat sekuler, duniawi, sikap itu biasanya ada

selama ikatan-ikatan material itu ada, termasuk di dalamnya penilaian

manusia, ingin memperoleh kemasyhuran dan pujian dari manusia. Suatu

23

Hamid Darmadi, Dasar Konsep Pendidikan Islam: Landasan konsep Dasar dan

implememntasinya,(Bandung: Alfabeta, 2007), hlm.165.

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Akhlakeprints.umm.ac.id/44512/3/jiptummpp-gdl-supomo2012-51665...Dengan demikian, secara kebahasaan istilah akhlak dapat berarti perangai, adab,

18

sikap yang tidak punya hubungan halus dan mesra dengan yang maha kuasa

yang transenden. Dengan moral saja, ia tidak punya sesuatu yang tertanam

dalam jiwa, konsekwensinya mudah goyah dan kemudian hilang. Menurut

muslim Nurdin akhlak adalah sistem nilai yang mengatur pola sikap dan

tindakan manusia di atas muka bumi.

B. Pentingnya Pembinaan Akhlak

Manusia adalah makhluk sosial, artinya manusia tidak bisa hidup

seorang diri. Manusia membutuhkan bantuan dan keberadaan orang lain.

Bukan hanya dalam memenuhi kebutuhan materinya saja, namun juga

kebutuhan non materinya. Seperti kebutuhan seorang manusia pada sosok ke

dua orang tua, teman maupun sosok seorang guru.

Kebutuhan ini mendorong terjadinya interaksi antar manusia yang

kemudian menjadi titik awal lahirnya sejarah, sejak awal peradaban manusia

hingga kita saat ini. Seiring berjalannya sejarah, muncul warisan peradaban

berupa kebudayaan. Salah satu bagiannya dikenal sebagai adab dan akhlak,

yang mewarnai perjalanan sejarah manusia. Adab yaitu serangkaian

perbuatan atau norma tentang sopan santun yang didasarkan atas aturan

agama atau keyakinan suatu masyarakat. Dalam agam Islam kemudian

dikenal dengan adab. Adab berasal dari bahasa Arab, artinya terpuji atau

perbuatan yang terpuji.24

24

Muhammad Azmi, Pendidikan Akhlak Anak Usia pra Sekolah, Upaya mengefektifkan Nilai-nilai Pendidikan dalam Keluarga(Yogyakarta; Belukar, 2006), hlm. 21.

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Akhlakeprints.umm.ac.id/44512/3/jiptummpp-gdl-supomo2012-51665...Dengan demikian, secara kebahasaan istilah akhlak dapat berarti perangai, adab,

19

Dalam perkembangannya, adab memiliki pengertian yang lebih luas.

Bukan hanya serangkaian norma tentang sopan santun tapi juga tata cara

suatu perbuatan, dan tidak lagi hanya didasarkan agama. Bentuknya pun

berbeda di masing-masing daerah, tergantung dari kebudayaan dan keyakinan

masyarakatnya. Seperti adab makan, adab bertamu, adab berbicara dan lain

sebagainya.

Adab berbeda dengan akhlak. Orang seringkali menganggap sama

namun sesungguhnya dua hal yang berbeda, meskipun berkaitan. Meskipun

berbeda, adab dan akhlak memiliki hubungan yang sangat erat dan saling

terkait. Jika adab terwujud dalam perbuatan, maka akhlak terwujud dalam

kondisi jiwa yang menjadi pendorong atau motivasi bagi perbuatan tersebut.

Maka adab bisa menjadi efek dari akhlak atau kondisi jiwa, sedangkan akhlak

juga bisa menjadi sumber motivasi bagi pelaksanaan adab. akhlak tidak

sekedar the art of living yang mengajarkan bagaimana cara hidup bahagia,

atau bagaimana memperoleh kebahagiaan tetapi juga merupakan ilmu yang

dipelajari dan dipraktekkan sebelum ilmu yang lainya, bahkan ia menjadi

bukti kualitas iman seorang mukmin.

Seperti ketika seseorang kedatangan tamu yang dihormatinya,

karakter atau kondisi jiwanya yang rendah hati dan penyayang pada sesama

yang ada pada jiwanya akan mendorongnya untuk memberikan penghormatan

pada tamunya, dan dorongan itu dapat terealisasi dengan adab yang mengatur

tata cara menyambut dan menghormati tamu.

Hubungan adab dan akhlak ini menjadi seperti hubungan antara jasad

dan ruh. Ketika kedua hal ini berjalan beriringan maka potensi pelakunya

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Akhlakeprints.umm.ac.id/44512/3/jiptummpp-gdl-supomo2012-51665...Dengan demikian, secara kebahasaan istilah akhlak dapat berarti perangai, adab,

20

akan teraktualkan dan kemudian terbentuk kepribadiannya sebagai manusia

yang manusiawi. Tanpa salah satu dari keduanya, akan menjadi kecacatan

bagi pelakunya. Adab tanpa didasari oleh akhlak akan kehilangan nilainya

dan sekedar menjadi perbuatan sia-sia. Begitu juga akhlak tanpa adab akan

memandulkan potensi karakter baik dalam dirinya. Islam sebagai agama

samawi adalah sebuah madrasah yang menghantarkan pemeluknya pada

kesempurnaan sebagai manusia. Dimana semua potensi dalam dirinya

teraktualkan secara optimal. sehingga semua perbuatannya tidak tertunduk

pada hawa nafsu dan syahwatnya. melainkan pada kebijaksanaan akal yang

berlandaskan nilai kebenaran dan kebaikan. Yang dengannya manusia mampu

menjadi pewaris dan khalifah Allah di muka bumi, yang menjaga dan

melestarikan bumi.

Dalam perjalan manusia menuju kesempurnaan ini dibutuhkan

pengetahuan atau makrifat, yaitu makrifat tentang hakikat dunia, hakikat

dirinya dan lingkungannya, dan tentang hubungan yang terjalin

diantaranya25

. Makrifat ini akan menghantarkan seorang manusia pada

pengenalan tentang tuhannya, yang berarti telah mengaktualkan potensi

akalnya. Pengenalan yang tepat akan tuhannya ini dengan sendirinya akan

meniscayakan penghambaan pada Tuhannya. Selanjutnya melalui ritual-

ritual ibadah seorang manusia menuju pada peribadatan kepada Tuhan.,

yang berarti telah mengaktualkan potensi geraknya.

Namun, kedua hal ini saja belum bisa menghantarkan pelakunya pada

kesempurnaannya sebagai seorang manusia. Melainkan mesti dibarengi

25

Amril. Akhlak tasawuf. (meretas jalan menuju akhlak mulia). Refika aditama, bandung. 2015. hlm. 55.

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Akhlakeprints.umm.ac.id/44512/3/jiptummpp-gdl-supomo2012-51665...Dengan demikian, secara kebahasaan istilah akhlak dapat berarti perangai, adab,

21

dengan kesiapan jiwa dalam menerima keberadaan tuhannya, yang

menjadi landasannya dalam menghamba dan beribadah pada tuhan.

Kesiapan jiwa ini adalah akhlak dan merupakan karakter baik yang

melekat kuat dalam jiwa. Seperti kerelaan, rendah hati, mensyukuri

nikmat, taat, setia dan lain-lain. Karakter seperti inilah yang

memungkinkan jiwa untuk menerima realitas keberadaan Tuhan, dan yang

akan mendorongnya untuk tunduk dan patuh pada perintah Tuhan. Dengan

akhlak ini pula manusia telah mengaktualkan potensi jiwanya menjadi

seorang manusia yang manusiawi jauh dari sisi kebinatangan, sifat yang

berasal dari hawa nafsu dan syahwat.

Oleh karena itu pembinaan akhlak sangatlah penting bagi perjalanan

hidup manusia. Sebagaimana Rasulullah Saw bersabda: “Sesungguhnya aku

tidak diutus melainkan untuk menyempurnakan akhlak.26

Rangkaian panjang

estafet risalah kenabian berakhir pada penyempurnaan akhlak, yakni

kesempurnaan akhlak adalah perwujudan dari keimanan dan hasil dari ritual

ibadah.

Pentingnya pembinaan akhlak dalam kehidupan manusia, bukan

hanya dalam kehidupan personal, melainkan juga dalam kehidupan

bermasyarakat dan bernegara. Karena dengan pembinaan akhlak jiwa bersih

dari karakter-karakter hewani dan siap menapaki jalan kesempurnaan. Oleh

sebab itu Islam juga mengajarkan prinsip akhlak lewat ritual-ritual ibadah

26

Dikeluarkan oleh Imam Ahmad di kitab Al-Musnad (2 / 381), dan Hakim di kitab Al Mustadrok (2 / 613) dan di-shahih-kan olehnya sesuai dengan persyaratan Imam Muslim serta disepakati oleh Imam Dzahabi. Dan dikeluarkan juga oleh Imam Bukhari di kitab al- Adabul Mufrad, No (273), Baihaqi (10 / 192), Ibnu Abi Dunya dalam kitab Makaarimul Akhlaaq, No (13). Berkata Imam Al-Haitsami dalam kitab Majma'uz Zawaa-id (9 / 15): Diriwayatkan oleh Ahmad, dan para perawinya adalah perawi Shahih. Dan dishahihkan juga oleh Syaikh Al-Albani dalam kitab Ash-Silsilatush Shahiihah, No (45).

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Akhlakeprints.umm.ac.id/44512/3/jiptummpp-gdl-supomo2012-51665...Dengan demikian, secara kebahasaan istilah akhlak dapat berarti perangai, adab,

22

seperti zakat, puasa, shalat dan lainnya. Konsep akhlak seperti ini mutlak

diperlukan dalam sistem sosial bermasyarakat atau bernegara. Tanpanya,

kemajuan jaman tidak akan mampu menyelesaikan masalah-masalah sosial.

Seperti tampak pada negara-negara maju yang justru memiliki masalah-

masalah sosial yang jauh lebih kompleks. Seperti kesenjangan sosial,

ketimpangan ekonomi, tingginya kasus perceraian dan gaya hidup

individualism dan hedonisme.

Dengan sistem sosial yang berdasarkan konsep moral dan akhlak yang

baik, akan tercipta interaksi sosial yang sehat. Dimana seluruh anggotanya

menjadi satu kesatuan masyarakat yang saling membantu dan solid. Darinya

akan muncul generasi-generasi cerdas yang manusiawi, yang mampu menjaga

kelestarian dunia. Semoga pembinaan moral dan akhlak dalam kearifan

budaya lokal, yang bernafaskan Islam di negri ini mendapat perhatian serius

masyarakat dan pemerintah, sehingga menjadi solusi dari berbagai masalah

yang dihadapi bangsa Indonesia.

Semua orang merasa senang kepada perilaku yang baik. Siapapun

mengakui bahwa kebaikan adalah masalah universal yang disukai oleh

semua insan, bahkan oleh orang yang jahat sekalipun. Dengan keragaman

kualitas batin manusia, orang berbeda-beda kualitas perilakunya. Namun

yakinlah bahwa semua orang sama cintanya kepada perilaku baik. Semua

orang berbahagia melihat orang mengamalkan kebajikan. Ada beberapa

perkara yang menguatkan pembinaan akhlak dan meningkatkanya antara

lain:27

27

Ibid., hlm.63-66

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Akhlakeprints.umm.ac.id/44512/3/jiptummpp-gdl-supomo2012-51665...Dengan demikian, secara kebahasaan istilah akhlak dapat berarti perangai, adab,

23

1. Meluaskan Lingkungan Fikiran

Sebagaimana yang telah dinyatakan oleh Herbert Spencer akan

kepentinganya yang besar unuk meninggikan akhlak. Sungguh , fikiran

yang sempit itu sumber beberapa keburukan, dan akal yang kacau balau

tidak dapat membuahkan akhlak yang tinggi. Kita melihat takutnya

beberapa orang, disebabkan karena khurofat yang memenuhi otak

mereka, banyak dari suku bangsa yang biadaab, berkeyakinan bahwwa

keadilan itu hanya diwajibkkan terhadap kepada orang-orang suku

mereka adaapun kepada lainya tidak dikata lalim bila merampas harta

mereka atau mengalirkan darah mereka.

Lihatlah apa yang terjadi diantara pemeluk agama yang yang

bermcam-macam, bagaimana darah mengalir diantara mereka, dan

bagaimana pandagan yang sempit menjadi sebab nyalanya api fitnah,

perelisihan dan peperangan. Lihatlah juga pada penglihatan tiap-tiap

bangsa kepada perbuatan bangsa lain, dan tiap-tiap orang dari suatu

bangsa lain.

2. Berkawan dengan Orang yang Terpilih

Setelah dari yang dapat membina akhlak ialah berkawan dengan

orang yang terpilih, karena manusia itu suka mencontoh, seperti

mencontoh orang sekelilingnya dalam pakaian mereka, juga mencontoh

dalam perbuatan mereka dan berperangai dengan akhlak mereka.

Seorang ahli filsafat menyatakan: kabarilah saya siapa kawanmu. Saya

beri kabar kepadamu siapa engkau. Maka berkawan dengan orang-orang

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Akhlakeprints.umm.ac.id/44512/3/jiptummpp-gdl-supomo2012-51665...Dengan demikian, secara kebahasaan istilah akhlak dapat berarti perangai, adab,

24

yang berani dapat memberikan ruh keberanian pada jiwanya orang

penakut, dan banyak dari orang pandai fikiranya, sebab cocok memilih

kawan atau beberapa kawan yang mempengaruhi mereka dengan

pengaruh yang baik dan membangunkan kekuatan jiwa mereka yang

dahulu lemah.

3. Membaca dan Menyelidiki Perjalnan para pahlawan dan berfikir Luar

biasa

Sungguh perjalanan hidup mereka tergambar dihadapan pembaca

dan memberi semangat untuk menconttoh dan mengambil tauladan bgi

mereka. Sesuatu bangsa tidak sepi dari pahlawan, yang kalau dibca tentu

akan menimbulkan ruh yang baru yang dapat menggerakkan jiwaa untuk

mendatangkan perbuatan yang besar. Dan banyak orang yaang terdorong

mengerjakan perbuatan yang besar, karena membaca hikayatnya orang

besar atau kejadian orang besar yang diceritakan. Dan yang berhubungan

semcam ini ialah perumpamaan dan hikmah kiasan, yang banyak

mempengaruhi kepada jiwa dan lebih dekat pada fikiran.

4. Memberi dorongan kepada pembinaan akhlak supaya dirinya melakukan

perbuatan yang baik dan dijadikan tujuan yang harus dikejarnya

sehingga hasil.

Akhlak (moral), dikatakan oleh Sayid Mujtaba Lari merupakan

faktor terpenting yang mempengaruhi perkembangan masyarakat, apakah

akan menuju kemajuan atau malah tersungkur kepada lembah

kehancuran. Untuk itu, sebuah kenyataan penting jika empat belas abad

yang lalu, seorang manusia sempurna di utus dengan tujuan inti untuk

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Akhlakeprints.umm.ac.id/44512/3/jiptummpp-gdl-supomo2012-51665...Dengan demikian, secara kebahasaan istilah akhlak dapat berarti perangai, adab,

25

menyempurnakan akhlak manusia, “sesungguhnya aku di utus untuk

meneyempurnakan akhlak manusia”, begitu sabda agung kenabian

Muhammad shallahu alaihi wassalam.

Sabda Nabi tersebut mengindikasikan bahwa pembentukan akhlak

merupakan dimensi puncak terpenting dari kesempurnaan manusia.

Secara umum hal ini dapat kita benarkan. Sebab, lazimnya kita menilai

manusia dari akhlaknya hingga ukuran-ukuran fisikal terpental jauh dari

penilaian. Misalnya, jika ada orang yang tampan atau cantik, tetapi

berperangai buruk, maka secara otomatis kita akan mencibirkannya.

Begitu juga dengan orang yang berilmu pengetahuan, cerdas dan pintar,

akan tetapi berakhlak rendah, kurang ajar dan tidak tahu sopan santun,

maka kita akan cenderung membenci dan menghinanya. Namun

sebaliknya, ada orang yang biasa-biasa saja dari fisiknya, tidak terlalu

cerdas otaknya, tetapi berkhlak mulia, maka kita akan senang bergaul dan

berinteraksi dengannya. Jadi, sederhananya dapat disimpulkan nilai

kemanusiaan terletak pada akhlaknya.28

Karena itu, bagi penulis konsepsi

pembinaan akhlak merupakan kunci sukses tarbiyah islamiyah

(pendidikan Islam). Sebab, dimensi akidah, dimensi ibadah (syariah), dan

dimensi akhlak adalah trikonsepsi struktur ajaran Islam. Akan tetapi

akhlak menempati posisi inti sebagai puncak dari pembuktian akidah dan

pelaksanaan ibadah. Manusia paripurna tertinggi kemanusiaan dicirikan

secara khas dengan karakter akhlak al-karimah (akhlak mulia).29

28

Sunan abu Daud, maktabah as-syamila, Juz 12, hlm 292 29

Dikeluarkan oleh Imam Ahmad di kitab Al-Musnad (2 / 381), dan Hakim di kitab Al Mustadrok (2 / 613) dan di-shahih-kan olehnya sesuai dengan persyaratan Imam Muslim serta disepakati oleh Imam Dzahabi.

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Akhlakeprints.umm.ac.id/44512/3/jiptummpp-gdl-supomo2012-51665...Dengan demikian, secara kebahasaan istilah akhlak dapat berarti perangai, adab,

26

C. Metode Pembinaan Akhlak

Dalam melaksanakan fungsinya untuk membentuk peserta didik

yang berakhlakul karimah, pembinaan akhlak diajarkan oleh seorang

pendidik dengan berbagai metode. Menurut M Athiyah al-Abrasy, ada tiga

macam metode yang paling tepat untuk menanamkan akhlak kepada anak,

yaitu:

1. Pembinaan secara langsung, yaitu dengan cara mempergunakan petunjuk,

tuntunan, nasihat, menyebutkan manfaat dan bahayanya sesuatu, dimana

kepada murid dijelaskan hal-hal yang bermanfaat dan tidak, menentukan

kepada amal-amal baik mendorong mereka kepada budi pekerti yang

tinggi dan menghindari hal-hal yang tercela.

2. Pembinaan akhlak secara tidak langsung, yaitu dengan jalan sugesti

mendiktekan sajak-sajak yang mengandung hikmah kepada anak anak,

memberikan nasihat-nasihat dan berita-berita berharga, mencegah

mereka membaca sajak-sajak yang kosong termasuk menggunakan soal-

soal cinta dan pelakon-pelakonnya.

3) Mengambil manfaat dari kecenderungan dan pembawaan anak-anak

dalam rangka membina akhlak.30

Abdurrahman An-Nahlawi juga menjelaskan bahwa didalam Al-

Quran dan Hadits dapat ditemukan berbagai metode pembinaan akhlak yang

sangat menyentuh perasaan, membina jiwa, dan membangkitkan semangat.

30

M. Athiyahal-Abrasyi, Dasar-Dasar Pokok Pendidikan Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1970), hlm. 153.

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Akhlakeprints.umm.ac.id/44512/3/jiptummpp-gdl-supomo2012-51665...Dengan demikian, secara kebahasaan istilah akhlak dapat berarti perangai, adab,

27

Lebih lanjut, menurutnya, metode ini mampu menggugah puluhan ribu

muslimin untuk membuka hati manusia menerima Tuhan, yaitu metode

hiwar, metode qisah qur‟ani dan nabawi, metode amtsal, metode

perumpamaan, metodeke teladanan, metode pembiasaan, metode i‟barah dan

mau‟izah, serta metode targhib dan tarhib.31

Menurut Asma Hasan Fahmi, metode pembinaan akhlak itu dapat

dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1) Memberikan petunjuk dan pendekatan, dengan cara menerang kan mana

yang baik dan mana yang buruk, menghafal syair-syair, cerita-cerita dan

nasihat yang baik, menganjurkan untuk melakukan budi pekerti yang baik

dan akhlak mulia.

2) Menggunakan insting untuk membina anak-anak dengan cara: anak-anak

dipuji dan disanjung untuk memenuhi keinginan “insting berkuasa” dan ia

takut celaan dan cercaan; mempergunakan insting meniru; memperhatikan

insting masyarakat; mementingkan pembentukan adat kebiasaan dan

keinginan-keinginan semenjak kecil.32

Ada beberapa metode pembinaan akhlak yang dapat di lakukan sesuai

dengan perspektif islam yaitu sebagai berikut:

1. Metode keteladanan (uswatun khasanah)

Menurut Syahidin, metode keteladanan yaitu suatu metode

pendidikan dengan cara memberikan contoh yang baik kepada peserta

31

Abdurrahman –Nahlawi, Ushulut Tarbiyah Islamiyah wa Asalib hafial baiti wa al madrasati wa al mujtama ; terjemahan. Shihabuddin, (Jakarta: Gema Insani Press, 1970), hlm.204. 32

Asma Hasan Fahmi, Sejarah dan Filsafat Pendidikan Islam,terj. Ibrahim Husen, (Jakarta: Bulan Bintang, 1977), hlm. 79.

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Akhlakeprints.umm.ac.id/44512/3/jiptummpp-gdl-supomo2012-51665...Dengan demikian, secara kebahasaan istilah akhlak dapat berarti perangai, adab,

28

didik, baik di dalam ucapan maupun perbuatan. Anak-anak khususnya

pada usia dini suka meniru apa yang dilakukan oleh orang-orang di

sekitarnya. dilakukan orang tua atau guru disadari atau tidak, akan ditiru

dan diikuti oleh anak. Oleh karena itu keteladanan dalam pendidikan

khususnya pembinaan akhlak merupakan metode yang paling berpengaruh

dalam mempersiapkan dan membentuk aspek moral, spiritual, dan etos

sosial anak.

Metode keteladanan ini merupakan salah satu teknik pembinaan

yang paling efektif dan sukses. Dalam Islam, Allah telah menjadikan Nabi

Muhammad SAW sebagai suri tauladan yang baik bagi kehidupan

manusia. Hal ini telah Allah tegaskan dalam firmannya yang Artinya:

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik

bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan

(kedatangan) hari kiamat dan yang banyak mengingat Allah.” (QS. al-

Ahzab: 21)33

Metode keteladanan ini merupakan metode samawi yang diajarkan

Allah swt kepada hamba-hambanya, yaitu dengan diutusnya seorang Rasul

untuk menyanpaikan risalah samawi kepada setiap umat. Rasul yang

diutus tersebut adalah seseorang yang mempunyai sifat-sifat luhur, baik

spiritual, moral, maupun intlektual. Sehingga umat manusia

33

QS. Al-Ahzab: 33.

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Akhlakeprints.umm.ac.id/44512/3/jiptummpp-gdl-supomo2012-51665...Dengan demikian, secara kebahasaan istilah akhlak dapat berarti perangai, adab,

29

meneladaninya belajar darinya, memenuhi panggilanya, menggunakan

metodenya, dalam hal kemuliaan, keutamaan dan akhlak yang terpuji. 34

Dalam metode peneladanan ini, ada dua macam cara, yaitu; sengaja

dan tidak sengaja. Keteladanan yang tidak sengaja adalah keteladanan

dalam keilmuan, kepemimpinan, sifat keikhlasan. Sedangkan keteladanan

yang disengaja adalah memberikan contoh membaca yang baik melakukan

sholat yang benar.35

2. Metode Ta’widiyah (Pembiasaan)

Sejak kecil anak harus dibiasakan untuk melakukan kegiata-

kegiatan yang baik, dilatih untuk bertingkah laku yang baik, diajari sopan

santun dan sebagainya.

Pembiasaan adalah suatu peran penting dalam membentuk pribadi

anak, banyak contoh pola kehidupan yang terjadi dalam keluarga menjadi

dasar-dasar pembentukan pola kehidupan anak, dan tujuan dari

pembiasaan itu sendiri adalah peranan kecakapan-kecakapan berbuat dan

menyampaikan sesuatu, agar cara-cara tepat dapat dikuasai.36

Maka untuk itu orang tua atau si pendidik (guru), haruslah

mengajarkan pembiasaan dengan prinsip-prinsip kebaikan, harapannya

nanti menjadi pelajaran bagi peserta didik, karena apabila peserta didik

membiasakan sesuatu yang baik, maka peserta didik akan terbiasa.

34

Abdullah Nasihih Ulwan, Pedoman Pendidikan Dalam Pendidikan Dalam Anak Islam, (Bandung: CV. As-Syifa, Jilid. I, 1998,),hlm.3. 35

Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Persepektif Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya,

1991), hlm. 143. 36

Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan, (Bandung: P.T. Ma’arif, Cet. VIII, 1989),

hlm. 82.

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Akhlakeprints.umm.ac.id/44512/3/jiptummpp-gdl-supomo2012-51665...Dengan demikian, secara kebahasaan istilah akhlak dapat berarti perangai, adab,

30

3. Metode Nasehat (Mauidhah khasanah)

Diantara metode dan cara-cara membina yang efektif didalam

upaya membentuk keimanan anak, mempersiapkannya secara moral,

pisikis dan secara social adalah pembinannya dengan memberi nasehat.37

Yang dimaksud metode nasehat adalah member peringatan untuk

menghindari suatu perbuatan yang dilarang dan memerintahkan untuk

mengerjakan perbuatan yang baik dengan berbicara lemah lembut,

sehingga menyentuh hati anak yang dinasehati. “ maka suatu hal yang

pasti jika pendidik member nasehat dengan jiwa yang ikhlas, suci, dan

dengan hati yang terbuka serta akal yang bijak, maka nasehat itu akan

lebih cepat terpengaruh tanpa bimbang. Bahkan dengan cepat tunduk

kepada kebenaran dan menerima hidayah Allah yang diturunkan”.38

Allah berfirman :

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah.39

dan

pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang

baik”.(Q.S. An-Hahl:125)

4. Metode Qishah (cerita)

Dalam upaya membentuk watak dan prilaku anak, salah satu cara

yang digunakan dengan melalui kisah atau cerita-cerita yang mendidik, ini

merupakan kisah yang memuat unsur keteladanan prilaku yang baik.

Pentingnya metode kisah atau cerita ini sebagaimana diungkapkan oleh M.

Quraisy Shihab, sebagai berikut:

37

Abdullah Nashih Ulwan, Op. Cit, hlm. 70. 38

Abdullah Nashih Ulwan, Pendidik Anak Menurut Islam (kaidah-kaidah Dasar), (Bandung:

Remaja Rosdakarya, 1992), hlm. 65-66. 39

Hikmah: ialah Perkataan yang tegas dan benar yang dapat membedakan antara yang hak

dengan yang bathil.

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Akhlakeprints.umm.ac.id/44512/3/jiptummpp-gdl-supomo2012-51665...Dengan demikian, secara kebahasaan istilah akhlak dapat berarti perangai, adab,

31

Diantara metode dan konsep yang di contohkan ayat suci Al-Quran

untuk mengarahkan manusia ke arah yang dikehendaki adalah dengan

menceritakan kisah hikmah." dan pada dasarnya setiap kisah hikmah

berpotensi sebagai penunjang materi yang disajikan baik kisah tersebut

benar-benar terjadi maupun kisah-kisah simbolik.40

5. Metode hukuman

Pelaksanaan metode pembinaan akhlak yang dilakaukan melalui

keteladanan, nasehat dan pembiasaan dalam pelaksanaanya jika terjadi

permasalahan, perlu adanya tindakan tegas atau hukuman. hukuman

sebenarnya tidak mutlak diperlukan, namun berdasarkan kenyataan yang

ada, manusia tidak sama seluruhnya dalam berbagai hal, sehingga dalam

pembinaan dan pendidikan akhlak perlu adanya hukuman dalam

penerapanya, bagi orang-orang keras dan tidak tidak cukup hanya

diberikan teladan dan nasehat.

Menurut Athiyah Al-Abrasyi, hukuman yang diterapkan kepada

peserta didik harus memenuhi tiga persyaratan sebelum melakukanya,

yaitu: sebelum berumur 10 tahun anak-anak tidak boleh dipukul; pukulan

tidak boleh lebih dari tiga kali; diberikan kesempatan kepada anak untuk

tobat dari apa yang ia lakukan dan memperbaiki keselahanya tanpa perlu

menggunakan pukulan atau merusak nama baik baiknya (menjadikan ia

malu).41

Jika melihat pada sifat manusia, secara psikologis tidak memiliki

karakter yang sama, maka penerapan hukuman bagi peserta didik pada

40

M. Quraisy Shihab, Membumikan al-Qur'an, (Bandung : Mizan, 1996), hlm. 175. 41

Al-Abrasyi, Dasar-dasar, hlm. 153.

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Akhlakeprints.umm.ac.id/44512/3/jiptummpp-gdl-supomo2012-51665...Dengan demikian, secara kebahasaan istilah akhlak dapat berarti perangai, adab,

32

tahap-tahap kewajaran perlu dilakuakan karena ada dengan pendekatan

hukuman ini tingkat kebiasaan dan kedisiplinan dapat diterapkan.

Hukuman dimaksudkan untuk memberi efek jera kepada peserta didik agar

tidak mengulangi kesalahan-kesalahanya lagi. Agama Islam memberikan

arahan dalam memberikan terhadap anak atau peserta didik dengan

memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

a. Jangan menghukum ketika marah, karena ketika marah akan lebih

bersifat emosional yang dipengaruhi sifat syaithoniyah.

b. Jangan sampai menyakiti perasaan dan harga diri anak atau orang

yang dihukum.

c. Jangan sampai merendahkan derajat dan martabat, misalnya dengan,

menghina dan memaki didepan hukum.

d. Jangan menyakiti secara fisik. Bertujuan merubah perilaku yang

kurang baik atau tidak baik menjadi perilaku terpuji.

6. Metode Tsawab (ganjaran)

Sebagaiamana yang telah di utarakan Armai Arief dalam bukunya,

Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, menjelaskan pengertian

tsawab itu, sebagai : “hadiah; hukum. Metode ini juga penting dalam

pembinaan ahklak, karena hadiah dan hukuman sama artinya dengan

reward and punisment dalam pendidikan Barat. Hadiah bisa menjadi

dorongan spiritual dalam bersikap baik, sedangkan hukuman dapat

menjadi remote control dari perbuatan tidak terpuji. Misalkan memanggil

dengan panggilan kesayangan, memberikan pujian, memberikan maaf atas

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Akhlakeprints.umm.ac.id/44512/3/jiptummpp-gdl-supomo2012-51665...Dengan demikian, secara kebahasaan istilah akhlak dapat berarti perangai, adab,

33

kesalahan mereka, mengeluarkan perkataan yang baik, bermain atau

bercanda, manyambutnya dengan ramah, menelponnya kalau perlu, dan

lain-lain.

Sedangkan metode aplikasi ganjaran yang berbentuk hukuman, di

antaranya, pandangan yang munis, memuji orang lain di hadapannya, tidak

mempedulikannya, memberikan ancaman yang positif, dan menjewanya

sebagi alternatif terakhir. Hadits yang di riwayatkan oleh Imam Nawawi

dari Abdullah bin Basr al-Mani, ia berkata : “aku telah diutus oleh ibuku,

dengan membawa beberapa biji anggur untuk di sampaikan kepada

Rasulullah, kemudian aku memakannya sebelum aku sampikan kepada

Beliau dan ketika aku mendatangi Rasulullah, beliau menjewr telingaku

sambil berseru: “wahai penipu”. Dari hadits diatas, dapat dikemukakan,

bahwa menjewer telinga peserta didik, boleh-boleh saja, asal tidak

menyakiti. Namun di negeri ini, terjadi hal yang dilematis, menjewer

telinga peserta didik, bisa-bisa berurusan dengan pihak berwajib, karena

Undang-Undang perlindungan anak. Dengan adanya peraturan tersebut

sehingga para guru lebih berhati-hati dalam mendidik, supaya dalam

pelaksanaanya tidak melanggar aturan yang ditetapkan pihak sekoklah.

D. Kendala Penbinaan Akhlak

Dalam keadaan yang sekarang, masyarakat Indonesia sangat jauh

dari nilai-nilai moral. Keadilan, kejujujuran, tolong-menolong, toleransasi

dan sikap ataupun perilaku yang terpuji lainnya kini telah jarang ditemukan

di masyarakat Indonesia, bahkan perilaku tersebut kini hanya menjadi

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Akhlakeprints.umm.ac.id/44512/3/jiptummpp-gdl-supomo2012-51665...Dengan demikian, secara kebahasaan istilah akhlak dapat berarti perangai, adab,

34

slogan yang tak terlaksana. Krisis moral/akhlak ini terjadi tidak hanya

terdapat pada lembaga pemerintah saja, krisis moral ini bahkan menyebar

luas dimasyarakat Indonesia dari orang tua hingga anak-anak.

Pembinaan merupakan poros dari bidang-bidang kehidupan lainnya,

pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pemebelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (UU

No 20 Tahun 2003).42

Dari pengertian di atas dapat dipahami bahwa

pendidikan mempunyai peran untuk membentuk manusia berakhlak mulia

sesuai dengan agama yang dipeluknya.

Salah satu solusi mengurangi krisis akhlak yaitu dengan pembinaan

akhlak yang melalui jalur pendidikan non formal dengan kegiatan yang

Islami yaitu itikaf. Secara harfiyah, I‟tikaf adalah tinggal di suatu tempat

untuk melakukan sesuatu yang baik. Itikaf adalah tinggal di dalam masjid

dengan niat itikaf (Maulana Muham mad zakariya Alkandahlawi). Itikaf

yang dimaksud yaitu itikaf yang dilakukan dengan membuat kelompok

kecil yang mempunyai kegiatan yang terorganisir. Makna kegiatan itikaf

ini yaitu ngaji roso, ngaji roso dinilai mempunyai level pembelajaran yang

tinggi, dimana peserta didik/santri akan ditekakan pada pengolahan rasa

(hati) peserta didik/santri sehingga santri/peserta didik dapat tumbuh

kesadaran, pahaman, sikap prihatin, serta aktualisasi diri terhadap apa yang

42

Departemen Pendidikan Nasional, Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 th, 2003, Jakarta: 2003, cet.1.

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Akhlakeprints.umm.ac.id/44512/3/jiptummpp-gdl-supomo2012-51665...Dengan demikian, secara kebahasaan istilah akhlak dapat berarti perangai, adab,

35

sudah dikaji.43

Maka dengan itikaf ini dapat memperbaiki krisis akhlak

(krisis nilai-nilai moral) khu susnya pada peserta didik yang dan bisa

bermanfaat untuk masyarakat sekitar.

Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu mengadakan interaksi

dengan orang lain. Dalam interaksi inilah akhlak dari seseorang dapat

diamati secara langsung. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi

pembentukan akhlak adalah sebagai berikut:

1. Naluri

Naluri yakni aneka corak refleksi sikap, tindakan, dan perbauatan

seseorang dimotivasi oleh kehendak yang dimotori oleh naluri seseorang.

Naluri merupakan tabiat yang dibawa manusia sejak lahir. Contoh dari

yaitu naluri makan, naluri keibuan, naluri berjuang, naluri bertuhan dan

sebagainya44

.

2. Adat atau kebiasaan

Adat kebiasaan merupakan tradisi manusia yang dilakukan secara

berulang-ulang dalam lingkungan masyarakat sehingga menjadi bagi

masyarakat itu sendiri. ada juga yang mengartikan adat sebagai

tindakan/perbuatan seseorang yang dilakukan secara berulang-ulang

dalam bentuk yang sama sehingga menjadi kebiasaan. Perbuatan manusia

yang dilakukan/dikerjakan secara berulang-ulang maka apa yang

dilakukannya itu akan menjadi mudah sebab sudah terbiasa, baik

43

http://blog.al-habib.info/wp-content/uploads/2010/08/panduan-praktis-itikaf.pdf (diakses 15 Maret 2017). 44

Mukni’ah. 2011. Meteri Pendidikan Agama Islam untuk Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Ar-Ruz Media.

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Akhlakeprints.umm.ac.id/44512/3/jiptummpp-gdl-supomo2012-51665...Dengan demikian, secara kebahasaan istilah akhlak dapat berarti perangai, adab,

36

perbauatan yang sifatnya negative ataupun positif. Tentu jika perbuatan

yang negative itu menjadi kebiasaan maka hal tersebut perlu dirubah.

Dalam merubah kebiasaan memang bukan hal yang mudah. Tetapi jika

dilandasi dengan keyakinan dan keinginan yang kuat maka kebiasaan

yang sifatnya negative akan jauh dari dirinya.

3. Wiratsah (keturunan)

Wiratsah yaitu pewarisan sifat-sifat tertentu dari orang tua kepada

anak kandungnya. Dalam pewarisan sifat-sifat orang tua ini, kadang anak

itu mewarasi sebagian besar dari salah satu keduanya (ayah ataupun ibu).

Sifat-sifat dari orang tua ini akan mempengaruhi perilaku anak baik dari

ayahnya ataupun ibunya, jika diamati dalam kehidupan sehari-hari

perilaku anak cenderung mirip dengan orang tuanya. Maka ada pepatah

yang mengatakan bahwa, buah jatuh tidak jauh dari pohonya. 45

4. Mileu

Mileu artinya suatu yang melingkupi tubuh yang hidup meliputi tanah

dan udara, sedangkan lingkungan manusia adalah apa yang

mengelilinginya atau apa yang ada disekitarnya). Mileu ada dua macam

yaitu:

1. Lingkungan alam,

lingkunngan alam merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi akhlak/perilaku seseorang. Contoh yang sederhana yaitu

orang tinggal dipesisir pantai akan memakai pakaian yang tidak tebal,

45

http: //kumpulantinta. Blogspot.co.id/2014/10/upaya-mengatasi-krisis-akhlak-dengan.html diambil pada pukul 01.19 tanggal 27 desember 2016.

Page 26: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Akhlakeprints.umm.ac.id/44512/3/jiptummpp-gdl-supomo2012-51665...Dengan demikian, secara kebahasaan istilah akhlak dapat berarti perangai, adab,

37

bersuara keras umumnya dan orang yang bertempat tinggal di daerah

pengunungan/gunung akan memakan pakaian yang tebal serta, mempunyai

tingkat nada suara yang umumnya pelan/rendah.

2. Lingkungan Pergaulan,

manusia selalu berinteraksi dengan manusia lainnya. Dalam.

interaksi ini berpeluang untuk mempengaruhi/terpengaruh baik pikiran,

sifat, dan akhlak. Contoh sederhanaya perilaku orang tua dalam keluarga

cenderung ditiru oleh anaknya, demikan pula di sekolah, teman sebaya,

bahkan media sosial dapat mempengaruhi pola pikir, sifat serta

perilaku/akhlak seseorang. Sebab apa yang dilihat, didengar atau dirasaka

oleh panca indra serta hati manusia akan mempengaruhi perilaku

seseorang.

E. Macam-Macam Akhlak

Mengenai macam-macam akhlak sesuai dengan ajaran agama

tentang adanya perbedaan manusia dalam segala isinya, maka dalam hal

ini menurut Moh. Ibnu Qoyyim ada dua jenis akhlak yaitu:

1. Akhlak Dharury

2. Akhlak Muhtasaby

Adapun akhlak dharury adalah akhlak yang asli, dalam arti akhlak

tersebut sudah secara otomatis merupakan pemberian dari tuhan secara

langsung, tanpa memerlukan latihan, Kebiasaan dan pendidikan. akhlak

terpelihara dari perbuatan-perbuatan maksiat dan selalu dari terjaga dari

Page 27: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Akhlakeprints.umm.ac.id/44512/3/jiptummpp-gdl-supomo2012-51665...Dengan demikian, secara kebahasaan istilah akhlak dapat berarti perangai, adab,

38

larangan Allah yaitu para Nabi dan RasulNya. Dan tertutup kemungkinan

bagi orang mukmin yang saleh. Mereka yang sejak lahir sudah berakhlak

mulia dan berbudi luhur.

Sedangkan akhlak akhlak muhtasaby adalah merupakan ahklak

atau budi pekerti yang harus diusahakn dengan jalan melatih, mendidik

dan membiasakan kebiasaan yang baik serta berfikir yang tepat. Tanpa

dilatih dididik dan dibiasakan, akhlak ini tidaka akan terwujud. Akhlak ini

yang dimiliki sebagian besar manusia.46

Jadi bagi yang menginginkan mempunyai akhlak tersebut diatas haruslah

melatih diri untuk membiasakan berakhlak baik. Karena usaha mendidik

dan membiasakan kebajikan sangat dianjurkan, bahkan diperintahkan oleh

agama walaupun mungkin tadinya kurang rasa tertarik tetapi apabila terus

menerus dibiasakan akan kebiasaan ini akan mempengaruhi sikap batinya

juga.

Dengan demikian seharusnya kebiasaan berbuat baik dibiasakan

sejak kecil, agar nantinya menjadi manusia berbudi luhur, berbakti kepada

orang tua dan yang terutana berbakti kepada perintah Allah serta menjauhi

larangNya. Apabila sejak kecil sudah dibiasakan berakhlak yang baikmaka

ketika menjadi manusia dewasa perbuatan yang muncul adalah perbuatan

kehendak dari masa kecilnya yang sudah terbiasa dilakukan. Jadi itu

akhlak yang lahirnya perbuatan yang tidak dibuat-buat melainkan lahir

secara refleks tanpa sengaja dan tidak ada unsur menyengaja. Begitupun

berbuat baik, baik kepada orang tua haruslah dilatih sejak dini, agar

46

Muhammad Zain Yusuf, Op. Cit. hlm. 48

Page 28: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Akhlakeprints.umm.ac.id/44512/3/jiptummpp-gdl-supomo2012-51665...Dengan demikian, secara kebahasaan istilah akhlak dapat berarti perangai, adab,

39

perbuatan tersebut bisa melekat dalam hati sampai kapanpun dan perilaku

berbuat durhaka terhadap orang tua dapat diminimalisir.

Adapun pembagian akhlak berdasarkan sifatnya terbagi dua macam yaitu:

3. Akhlak mahmudah (Ahklak terpuji) atau akhlak Al-karimah ( Akhlak

yang mulia)

4. Akhlak mazmumah (Akhlak tercela) atau akhak sayyiah (Akhlak yang

jelek)

Yang termasuk Akhlak al-karimah ialah ridho kepada Allah, cinta dan

beriman kepadanya, beriman kepada malaikat, kitab Allah, Rasul Allah,

hari kiamat, takdir Allah, taat beribadah, selalu menepati janji,

melaksanakan amanah, berlaku sopan dalam ucapan dan perbuatan,

qona‟ah ( rela terhadap pemberian Allah ) tawakal ( berserah diri), sabar,

syukur, tawadhu, (merendahkan diri) dan segala perbuatan yang baik

menurut pandangan atau ukuran Islam.

Adapun perbuatan yang termasuk akhlak al-mazdmumah ialah

kufur, murtad, fasik, riyaq, takabur, mengadu domba dengki/iri , kikir

dendam, khianat, memutus silaturahmi, putus asa dan segala perbuatan

tercela menurut pandangan islam.

Dalam hal ini berlaku dendam terhadap orang tuamerupakan

perbuatan syirik, karena telah menyia-nyiakan fitrah Allah untuk

membalas jasa-jasanya berlaku sopan kepada mereka dan sudah

sepantasnya manusia menghormati dan menyayangi orang tuanya.

Sedangkan pembagian Akhlak berdasarkan objeknya dibedakan

menjadi dua yaitu:

Page 29: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Akhlakeprints.umm.ac.id/44512/3/jiptummpp-gdl-supomo2012-51665...Dengan demikian, secara kebahasaan istilah akhlak dapat berarti perangai, adab,

40

1. Akhlak kepada sang kholik

Manusia sebagai hamba Allah sepantasnya mempunyai

akhlak yang baik kepada Allah. Hanya Allah-lah yang patut

disembah. Selama hidup, apa saja yang diterima dari Allah sungguh

tidak dapat dihitung. Sebagaimana telah Allah firmankan dalam Al-

Qur‟an surat An-nahl: 18, yang artinya: Dan jika kamu menghitung-

hitung nikmatAllah, niscaya kamu tidak dapat menentukan

jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar maha pengampun lagi

maha penyayang.( QS. An-nahl: 18).47

2. Akhlak kepada mahluk yang terbagi menjadi:

- Akhlak terhadap Rasululah

- Akhlak terhadap keluarga

- Akhlak terhadap sesama atau orang lain.48

47

QS. An-nahl: 18. 48

Zainuddin, Al-Isam 2 (Muamalah dan Akhlak), (Bandung: Pustaka Setia, 1999), Cet. I, hlm. 77-78.