bab ii kajian pustaka a. penelitian terdahulueprints.umm.ac.id/51207/3/bab ii.pdfdesa dengan...

13
6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Malahika et al. (2018) pada penelitiannya tentang Penerapan Sistem Keuangan Desa (Siskeudes) Pada Organisasi Pemerintahan Desa Studi Kasus Di Desa Suwaan Kecamatan Kalawat Kabupaten Minahasa Utara dengan pengumpulan data hasil wawancara dan dokumentasi yang diperoleh dari kantor Desa Suwaan menunjukkan bahwa penerapan aplikasi siskeudes yang diterapkan sudah berjalan dengan baik namun terdapat beberapa kendala yang dihadapi, kendala yang didapat seperti aplikasi sering terjadi masalah error saat proses penginputan dan beberapa pelaporan masih menggunakan secara manual yang dapat menimbulkan hasil laporan yang dicapai belum memenuhi standar akuntansi. Juardi et al. (2018) pada penelitiannya tentang Evaluasi Penggunaan Aplikasi Siskeudes Dalam Upaya Peningkatan Kualitas Akuntabilitas Keuangan Desa (Studi Pada Desa Jenetallasa Kec. Pallangga Kab. Gowa) menunjukkan bahwa penelitian dari kualitas akuntabilitas keuangan desa Di Desa Jennetallasa setelah penerapan aplikasi SISKEUDES sangat membawa perubahan yang baik di Desa Jennetallasa, mempermudah dalam proses pelaporan pertanggungjawaban dan memberikan hasil peningkatan kualitas desa yang baik, menghasilkan pelaporan keuangan yang sesuai dengan waktu yang ditentukan, dan dalam penerapan aplikasi SISKEUDES di Desa Jennetallasa menghasilkan laporan keuangan yang akuntabel.

Upload: others

Post on 28-Dec-2019

15 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/51207/3/BAB II.pdfDesa Dengan Aplikasi Sistem Keuangan Desa (Siskeudes) yang hasilnya menunjukkan bahwa dari munculnya

6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu

Malahika et al. (2018) pada penelitiannya tentang Penerapan Sistem

Keuangan Desa (Siskeudes) Pada Organisasi Pemerintahan Desa Studi Kasus Di

Desa Suwaan Kecamatan Kalawat Kabupaten Minahasa Utara dengan

pengumpulan data hasil wawancara dan dokumentasi yang diperoleh dari kantor

Desa Suwaan menunjukkan bahwa penerapan aplikasi siskeudes yang diterapkan

sudah berjalan dengan baik namun terdapat beberapa kendala yang dihadapi,

kendala yang didapat seperti aplikasi sering terjadi masalah error saat proses

penginputan dan beberapa pelaporan masih menggunakan secara manual yang

dapat menimbulkan hasil laporan yang dicapai belum memenuhi standar

akuntansi.

Juardi et al. (2018) pada penelitiannya tentang Evaluasi Penggunaan Aplikasi

Siskeudes Dalam Upaya Peningkatan Kualitas Akuntabilitas Keuangan Desa

(Studi Pada Desa Jenetallasa Kec. Pallangga Kab. Gowa) menunjukkan bahwa

penelitian dari kualitas akuntabilitas keuangan desa Di Desa Jennetallasa setelah

penerapan aplikasi SISKEUDES sangat membawa perubahan yang baik di Desa

Jennetallasa, mempermudah dalam proses pelaporan pertanggungjawaban dan

memberikan hasil peningkatan kualitas desa yang baik, menghasilkan pelaporan

keuangan yang sesuai dengan waktu yang ditentukan, dan dalam penerapan

aplikasi SISKEUDES di Desa Jennetallasa menghasilkan laporan keuangan yang

akuntabel.

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/51207/3/BAB II.pdfDesa Dengan Aplikasi Sistem Keuangan Desa (Siskeudes) yang hasilnya menunjukkan bahwa dari munculnya

7

Solikhah et al. (2018) melakukan penelitiannya yang diterapkan dalam bentuk

pengabdian masyarakat tentang Mewujudkan Akuntabilitas Pengelolaan Dana

Desa Dengan Aplikasi Sistem Keuangan Desa (Siskeudes) yang hasilnya

menunjukkan bahwa dari munculnya aplikasi siskeudes yang terkait dengan

pengelolaan dana desa tersebut diantaranya adalah SDM di desa yang masih

terbatas dari sisi kompetensi serta lemahnya administrasi pertanggungjawaban

penggunaan dana desa. Oleh karena itu, tujuan dari pengabdian ini adalah

memberikan “Pendampingan Pengelolaan Dana Desa yang Transparan dan

Akuntabel” melalui program Peningkatan Kapasitas SDM Desa serta Pelaksanaan

Administrasi Pertanggungjawaban Dana Desa yang tertib dan efisien.

Welley et al. (2019) pada penelitiannya tentang Perbandingan Sebelum dan

Sesudah Menggunakan Aplikasi Siskeudes Dalam Pengelolaan Keuangan Desa

Dan Dampaknya Terhadap Pembangunan Desa dengan penelitian komparatif

yaitu dimana menggunakan teknik membandingkan penerapan aplikasi yang

dilakukan antara satu desa dengan desa yang lain. Hasil yang ditujukkan bahwa

terdapat perbedaan pengelolaan keuangan Desa sebelum dan sesudah

menggunakan aplikasi SISKEUDES. Pengelolaan keuangan dengan

menggunakan aplikasi SISKEUDES memang jauh lebih baik yang dapat

menciptakan transparansi keuangan Desa serta kecepatan dalam pelaporan

menjadi lebih cepat. Ketepatan waktu penetapan APBDes ketika menggunakan

Aplikasi SISKEUDES sangat baik.

Berdasarkan pemaparan dari beberapa penelitian terdahulu dapat disimpulkan

bahwa penerapan aplikasi yang sudah dijalankan hampir semua desa sudah

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/51207/3/BAB II.pdfDesa Dengan Aplikasi Sistem Keuangan Desa (Siskeudes) yang hasilnya menunjukkan bahwa dari munculnya

8

menerapkan dengan baik sesuai penggunaan aplikasi meskipun kriteria yang

dicapai masih belum memenuhi target yang diinginkan, untuk itu peneliti

menambahkan variabel pada tata kelola pemerintah desa yang baik atau good

village governance yang nantinya dapat memberikan cakupan kriteria yang akan

diteliti menjadi satu kesimpulan, baik dari kualitas laporan maupun kualitas SDM

di desa tersebut.

B. Landasan Teori

1. Sistem Informasi Akuntansi

a. Pengertian

Sistem Informasi Akuntansi (Romney, 2014:10) merupakan suatu

sistem yang mengumpulkan, mencatat, ,menyimpan, dan mengolah data

untuk menghasilkan informasi bagi pengambilan keputusan.

Sistem Informasi Akuntansi menurut (Mulyadi, 2016) menyebutkan

bahwa Organisasi, formulir, catatan dan laporan dikoordinasi sedemikian

rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh

manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan.

b. Komponen Sistem

Menurut (Romney & Steinbart, 2014:11) pada Sistem Informasi

Akuntansi memiliki komponen dimana subsistem yang saling bekerja

sama untuk mencapai satu tujuan yang terdiri dari enam komponen :

1) Orang yang menggunakan sistem;

2) Prosedur dan instruksi yang digunakan untuk mengolah data;

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/51207/3/BAB II.pdfDesa Dengan Aplikasi Sistem Keuangan Desa (Siskeudes) yang hasilnya menunjukkan bahwa dari munculnya

9

3) Data mengenai organisasi dan aktivitas bisnisnya;

4) Perangkat lunak yang digunakan untuk mengolah data;

5) Infrastruktur teknologi informasi, meliputi komputer, perangkat

periferal, dan perangkat jaringan komunikasi yang digunakan dalam

SIA;

6) Pengendalian internal dan pengukuran keamanan yang menyimpan

data SIA.

Romney & Steinbart, (2014:11) juga berpendapat bahwa enam

komponen tersebut memungkinkan SIA untuk memenuhi tiga fungsi

bisnis penting sebagai berikut :

1) Mengumpulkan dan menyimpan data mengenai aktivitas, sumber

daya, dan personel organisasi. Organisasi memiliki sejumlah proses

bisnis, seperti melakukan penjualan atau membeli bahan baku, yang

sering diulang.

2) Mengubah data menjadi informasi sehingga manajemen dapat

merencanakan, mengeksekusi, mengendalikan, mengevaluasi

aktivitas, sumber daya, dan personel. Pembuatan keputusan akan

dibahas secara detail dalam bab selanjutnya.

3) Memberikan pengendalian yang memadai untuk mengamankan aset

dan data organisasi.

c. Siklus Pengolahan Data

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/51207/3/BAB II.pdfDesa Dengan Aplikasi Sistem Keuangan Desa (Siskeudes) yang hasilnya menunjukkan bahwa dari munculnya

10

Siklus Pengolahan Data merupakan salah satu fungsi penting SIA

yang untuk memproses tranksaksi perusahaan secara efektif dan efisien.

Pada dasarnya dalam sistem manual (tidak berbasis komputer), data

dimasukkan kedalam jurnal dan buku besar yang disimpan dalam bentuk

buku. Dalam sistem komputer yang dilakukan pada data untuk

menghasilkan informasi yang penting dan relevan disitulah disebut

sebagai siklus pengolahan data. (Romney, 2014:30) siklus Pengolahan

Data terdiri empat tahap yaitu :

1) Masukkan Data (Input)

Dalam input data langkah yang dilakukan dalam pemrosesan

adalah dengan mengambil data tranksaksi dan memasukkannya

kedalam sistem. Data yang diperoleh seperti berupa kumpulan

dokumen atau tranksaksi-tranksaksi hasil dari kegiatan yang

berhubungan dengan instansi untuk dilakukan proses selanjutnya.

2) Penyimpanan Data

Data perusahaan merupakan salah satu sumber daya yang paling

penting karena data berfungsi sebagai kebutuhan informan dalam

pengambilan keputusan nantinya. Maka dari itu suatu organisasi

khususnya selaku Akuntan harus bisa mengakses data tersebut

dengan mudah agar penyimpanan data dapat disimpan dengan baik

sesuai aturan standar akuntansi pada umumnya seperti menyesuaikan

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/51207/3/BAB II.pdfDesa Dengan Aplikasi Sistem Keuangan Desa (Siskeudes) yang hasilnya menunjukkan bahwa dari munculnya

11

pembagian data yang dibagi berdasarkan file yang sesuai seperti

Buku Besar, Teknik Pengodean, Bagian Akun dll.

3) Pengolahan Data (Process)

Setelah data aktivitas bisnis dimasukkan ke dalam sistem, mereka

harus diproses untuk menjaga arus database. Empat jenis aktivitas

pengolahan data yang berbeda disebut sebagai CRUD adalah sebagai

berikut :

a) Membuat (creating) record, data baru seperti menambahkan

data data yang sudah dikumpulkan berupa dokumen atau masih

berupa data fisik terkait keuangan instansi yang akan diinput ke

database laporan keuangan.

b) Membaca (reading), mengambil atau melihat data yang sudah

ada.

c) Memperbarui (updating) data yang tersimpan sebelumnya

d) Menghapus (deleting) data, seperti membersihkan file induk

vendor untuk semua vendor dalam perusahaan yang tidak lagi

melakukan bisnis dengan perusahaan.

4) Keluaran Data (Output)

Ouput data merupakan langkah akhir dalam siklus pengolahan

data. Ketika ditampilkan pada monitor, output mengacu pada soft

copy. Ketika dicetak dalam kertas mengacu pada hard copy.

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/51207/3/BAB II.pdfDesa Dengan Aplikasi Sistem Keuangan Desa (Siskeudes) yang hasilnya menunjukkan bahwa dari munculnya

12

Informasi yang disajikan berupa laporan atau dokumen. Laporan

biasanya digunakan untuk evaluasi karyawan untuk mengendalikan

aktivitas sedangkan bagi manajer digunakan untuk membuat

keputusan. Kemudian untuk dokumen digunakan untuk pihak

eksternal selaku informan sebagai acuan informasi yang didapat

sesuai kebutuhan.

Berdasarkan pemaparan dari penjelasan tahap-tahap dalam siklus

pengolahan data sangat berkaitan untuk membantu pemrosesan awal hingga

akhir yang dijadikan sebagai sebuah laporan yang sesuai dengan kebutuhan

perusahaan sehingga siklus pengolahan data dapat digambarkan seperti ini :

Gambar 2.1

Siklus Pengolahan Data

Sumber:Data Sekunder

2. Sistem Keuangan Desa (SISKEUDES)

Pengembangan Aplikasi Sistem Keuangan Desa yang dibangun oleh Badan

Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) telah dipersiapkan sejak awal

dalam rangka mengantisipasi penerapan UU Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa.

Penyimpanan

Data

Pengolahan data Input Data Output Informasi

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/51207/3/BAB II.pdfDesa Dengan Aplikasi Sistem Keuangan Desa (Siskeudes) yang hasilnya menunjukkan bahwa dari munculnya

13

Persiapan ini selaras dengan adanya perhatian yang lebih dari Komisi XI Dewan

Perwakilan Rakyat RI maupun Komisi Pemberantasan Korupsi. Launching

aplikasi yang telah diluncurkan pada tanggal 13 Juli 2015. (BPKP, 2015)

Pengembangan Sistem Keuangan Desa ini merupakan satu bagian dari

langkah yang diambil BPKP untuk berperan dalam rangka Pengawalan Keuangan

Desa. Pemanfaatan aplikasi ini telah dilakukan piloting di Daerah Mamasa salah

satu kabupaten Mamasa yang dari segi sarana prasarana masih belum memadai.

Hasil dari piloting tersebut ternyata cukup berhasil, diindikasikan dengan

penguasaan dari para perangkat desa atas pengoperasian hingga menghasilkan

laporan APBDesa maupun dokumen lain yang dibutuhkan dalam proses

penganggaran, penatausahaan, pembukuan, dan pertanggungjawaban pengelolaan

keuangan Desa. (Akhmad Basori, 2016)

Aplikasi Siskeudes mengacu pada peraturan pengelolaan keuangan desa yang

berlaku saat itu yaitu Permendagri Nomor 113 Tahun 2014 tentang Pengelolaan

Keuangan Desa. Aplikasi ini diberlakukan sampai dengan penyusunan Laporan

APBDes Tahun Anggaran 2018. Kemudian pada bulan April 2018 Kemendgari

menggantikan peraturan pemerintah baru yaitu Permendagri Nomor 20 Tahun

2018 sehingga aplikasi Siskeudes menyesuaikan dengan regulasi tersebut. Rilis

akhir dari Aplikasi Siskeudes yaitu Rilis V1.0.R1.06. Sebagaimana versi

sebelumnya, Aplikasi Siskeudes 2.0 menggunakan database Microsoft Access

sehingga lebih portable dan mudah diterapkan oleh pengguna aplikasi yang awam

sekalipun. Secara teknis transaksi keuangan desa termasuk dalam kelompok skala

kecil, sehingga lebih tepat ditangani secara mudah dengan database Microsoft

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/51207/3/BAB II.pdfDesa Dengan Aplikasi Sistem Keuangan Desa (Siskeudes) yang hasilnya menunjukkan bahwa dari munculnya

14

Access ini. Penggunaan aplikasi dengan menggunakan database SQLServer hanya

dikhususkan untuk tujuan tertentu atau volume transaksi sudah masuk dalam

kategori skala menengah.

Fitur-fitur yang ada dalam Aplikasi Pengelolaan Keuangan Desa dibuat

sederhana dan user friendly sehingga memudahkan pengguna dalam

mengoperasikan aplikasi SISKEUDES. Dengan proses penginputan sekali sesuai

dengan tranksaksi yang ada, dapat menghasilkan output berupa penatausahaan dan

laporan-laporan yang sesuai dengan ketentuan perundang-undangan, antara lain :

a. Dokumen Penatausahaaan;

b. Bukti Penerimaan

c. Surat Permintaan Pembayaran (SPP);

d. Surat Setoran Pajak (SSP);

e. Dan dokumen-dokumen lainnya;

f. Laporan-laporan: Laporan Penganggaran (Perdes APB Desa, RAB,

APB Desa per sumber dana);

g. Laporan Penatausahaan (Buku Kas Umum, Buku Bank, Buku Pajak,

Buku Pembantu, dan Register (BPKP, 2015)

Dengan terkaitnya pengelolaan Keuangan Desa yang sesuai berdasarkan

implementasi dari Permendagri No 113 Tahun 2014 maka dalam data entri

sebagai pemrosesan data pada aplikasi siskeudes meliputi Perencanaan,

Penganggaran, Penatausahaan, serta Pelaporan.

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/51207/3/BAB II.pdfDesa Dengan Aplikasi Sistem Keuangan Desa (Siskeudes) yang hasilnya menunjukkan bahwa dari munculnya

15

1. RPJMDes

2. RKPDes

Output

Hasil

Kerja Output

Hasil

Kerja

Input

APBDes

Gambar 2.2

Struktur Sistem Keuangan Desa

Perencanaan/

Penganggaran

Pelaksanaan/

Penatausahaan

Pelaporan &

Pertanggungjaw

aban

Pengawasan

Evaluasi/

Pengendalian

Gambar 1 Flow chart struktur Siskeudes

Menyusun RPJMDesa RKPDesa

Musrenbangdes

Mulai

Proses

1. Kebijakan

Umum APBDes 2. Prioritas & Plafon Anggaran 3. Kegiatan

3. RPJMDes

4. RKPDes

Menyusun

APBDes

Proses

Penatausahaan

Output Hasil

Kerja

Proses : Pelaksanaan & Pertanggung

jawaban

Output

Hasil

Kerja

Laporan

APBDes

1. Tahunan 2. Bulanan

Input Laporan APB

Desa

1. Kwitansi

2. Formulir

3. Dokumen

Laporan APBDes

di Evaluasi

Laporan

Pertanggung

jawaban

Rancanga

n

APBDes

sudah

sesuai

Arsi

p

Input

Hasil

Kerja

Penataus

ahaan

Input

RPJMDesa

RKPDesa

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/51207/3/BAB II.pdfDesa Dengan Aplikasi Sistem Keuangan Desa (Siskeudes) yang hasilnya menunjukkan bahwa dari munculnya

16

3. Good Governance

Good Governance atau yang dikenal dengan tata kelola pemerintah yang baik

dimana pada dasarnya Pemerintah sendiri adalah penyelenggaraan urusan

pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat dalam sistem pemerintahan

Negara Kesatuan Republik Indonesia, dengan demikian desa adalah unit terkecil

dalam tatanan pemerintahan suatu Negara, mana mungkin bisa dikatakan bahwa

dalam suatu Negara sangat sejahtera jika pemerintahannya belum sejahtera,

kesejahteraan masyarakat adalah tolak ukur rill untuk melihat tingkat

kesejahteraan suatu Negara. (IDFos, 2014)

Sehingga peranan pemerintah desa dalam melaksanakan Good Governance

adalah pelaksanaan dari tugas, fungsi, kewenangan, hak, dan kewajiban yang

dimiliki pemerintah desa dalam hal perencanaan, pelaksanaan pembangunan di

desa, khususnya yang berkaitan dengan tata kelola kepemerintahan desa. Dalam

rangka membangun good governance, dalam era reformasi sekarang ini

mewujudkan pemerintahan yang baik (good governance) menjadi sesuatu hal

yang tidak dapat ditawar lagi keberadaanya dan mutlak terpenuhi.(IDFos, 2014)

Terdapat tiga prinsip dasar dalam setiap penyelenggaraan good governance,

Ketiga prinsip dasar tersebut adalah :

a. Akuntanbilitas

Nordiawan (dalam Sujarweni (2015:28)) Akuntabilitas adalah

mempertanggung jawabkan pengelolaan sumber daya serta pelaksanaan

kebijakan yang dipercayakan kepada entitas pelaporan dalam mencapai tujuan

yang telah ditetapkan secara periodik. Akuntabilitas publik adalah prinsip

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/51207/3/BAB II.pdfDesa Dengan Aplikasi Sistem Keuangan Desa (Siskeudes) yang hasilnya menunjukkan bahwa dari munculnya

17

yang menjamin bahwa tiap-tiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintahan

desa dapat dipertanggungjawabkan kepada seluruh lapisan masyarakat secara

terbuka.

Menurut (Ulum, 2016:35) Akuntanbilitas adalah pertanggungjawaban.

Mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan kepada yang

mendelegasikan kewenangan dan mereka puas terhadap kinerja pelaksanaan

kegiataannya.

b. Transparansi

Nordiawan (dalam Sujarweni (2015:28)) Transparan memberikan

informasi keuangan yang terbuka dan jujur kepada masyarakat berdasarkan

pertimbangan bahwa masyarakat memiliki hak untuk mengetahui secara

terbuka dan menyeluruh atas pertanggungjawaban pemerintah dalam

pengelolaan sumber daya yang dipercayakan kepadanya dan ketaatannya pada

peraturan perundang-undangan.

Menurut (Ulum, 2016:35) Transparan mengandung arti keterbukaan.

Transparansi pemerintah dalam menjalankan manajemen pemerintahan,

manajemen lingkungan, manajemen ekonomi, sosial, dan politik

c. Partisipatif

Menurut Sujarweni (2015) Partisipatif adalah prinsip dimana bahwa

setiap warga desa pada desa yang bersangkutan mempunyai hak untuk terlibat

dalam setiap pengambilan keputusan pada setiap kegiatan yang

diselenggarakan oleh pemerintah desa dimana mereka tinggal. Keterlibatan

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/51207/3/BAB II.pdfDesa Dengan Aplikasi Sistem Keuangan Desa (Siskeudes) yang hasilnya menunjukkan bahwa dari munculnya

18

masyarakat dalam rangka pengambilan keputusan tersebut dapat secara

langsung dan tidak langsung.

Menurut (Ulum, 2016:35) Partisipasi dapat dikategorikan dengan kalimat

“turut ambil bagian”. berpatisipasi dalam pengambilan keputusan yang

bersifat demokratis, pengakuan Hak Asasi Manusia, kebebasan dalam

mengemukakan pendapat, kebebasan pers dan mengakomodasi atau

menampung aspirasi rakyat.